MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, serta di peternakan Mitra Tani Farm, Ciampea, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2009 sampai Desember 2009. Materi Bahan Makanan Bahan makanan yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu biskuit hijauan dan konsentrat Bahan yang digunakan dalam pembuatan biskuit yaitu rumput lapang dan limbah tanaman jagung (daun jagung dan klobot jagung). Daun jagung diperoleh dari daerah Cangrang, Bogor. Klobot jagung diperoleh dari pasar di Kabupaten Bogor dan rumput lapang diperoleh dari sekitar Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor. Konsentrat diperoleh dari Koperasi Pengumpulan Susu (KPS) Bogor Bahan yang digunakan dalam penyusunan konsentrat adalah dedak padi, pollard, bungkil kopra, tetes, onggok, vitamin mix, kapur, garam, dan urea. Kandungan protein kasar konsentrat dari KPS bogor yaitu 16,43% (Firki, 2010). Ternak Penelitian ini menggunakan dua belas ekor Domba Ekor Tipis jantan yang sedang dalam proses penggemukan dengan rataan bobot badan awal 17,76 ± 0,91 kg dan dipelihara secara intensif dalam kandang individu Ternak ini berasal dari peternakan domba di daerah Malang, Jawa Timur. Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain mesin pemotong rumput, mesin giling, mesin pencetak biskuit pakan, blender, tyler sieve, plastik terpal, ember plastik, corong, gelas ukur 250 ml, karung plastik, kemasan plastik berukuran 20 cm x 30 cm dan 10 cm x 25 cm, timbangan dengan kapasitas 2,25 kg, timbangan digital dengan kapasitas 4000 g, serta timbangan dengan kapasitas 150 kg. 15
Kandang dan Perlengkapan Kandang Kandang yang digunakan adalah kandang individu yang berbentuk panggung dengan ukuran 200 cm x 100 cm x 100 cm. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan berupa bak papan bersekat dan talang untuk tempat air minum. Prosedur Pembuatan Biskuit Pakan Penelitian pembuatan biskuit limbah tanaman jagung yang terdiri dari daun jagung dan klobot jagung serta rumput lapang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang ini yaitu sebagai berikut: 1) Semua bahan baku sumber serat (daun jagung, klobot jagung dan rumput lapang) dipotong dengan mesin chopper hingga ukuran 5 cm, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 3-5 hari hingga kadar air kurang dari 14%. 2) Setelah kering, bahan tersebut digiling kasar dengan menggunakan hammermill (diameter saringan 10 mm). 3) Pencampuran bahan dilakukan dengan diaduk secara manual hingga campuran homogen sesuai dengan perlakuan masing-masing dengan penambahan molases 5% dari berat bahan. 4) Sekitar 400 g bahan tersebut dimasukkan ke dalam 16 cetakan berbentuk silinder pada mesin biskuit pakan (Gambar 2) yang masing-masing berdiameter 7 cm dengan tebal 5 cm. 5) Pemadatan dilakukan pada suhu sekitar 90 oC selama 5 menit dengan satu kali pembalikan setelah 180 detik. Pendinginan biskuit pakan dilakukan dengan menempatkannya pada suhu kamar, kemudian biskuit pakan dimasukkan ke dalam kemasan plastik berukuran 20 cm x 35 cm. Proses pembuatan dan pengujian biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dalam bentuk diagram alur tertera dalam Gambar 1.
16
Analisis Proksimat
Hijauan (daun jagung, klobot jagung, rumput lapang)
Chopping
Drying
Grinding
Manual Mixing + molasses
Pencetakan Biskuit
Cooling Analisis Proksimat Biskuit Pakan
Uji Kecernaan Uji Sifat Fisik
Gambar 1. Diagram Alur Proses Pembuatan dan Pengujian Biskuit Rumput Lapang dan Limbah Tanaman Jagung
17
3 1
2
Keterangan: 1 Cetakan Biskuit 2 Pengatur Suhu Elemen 3 Handle
Gambar 2. Mesin Biskuit Pakan Pengujian Kecernaan Dua belas ekor domba ekor tipis jantan yang digunakan dalam penelitian, masing-masing perlakuan diperoleh tiga ekor. Semua domba ditempatkan dalam kandang individu tipe panggung sebanyak 12 petak dengan ukuran 200 cm x 100 cm x 100 cm untuk lebih memudahkan pengamatan. Penempatan ternak dalam petak kandang dilakukan secara acak sesuai dengan pakan perlakuan. Sebelum dilakukan pengkoleksian feses, ternak diberi waktu untuk beradaptasi terhadap lingkungan kandang, dan diberi pakan selama 5 minggu dengan ransum percobaan. Masingmasing ternak ditimbang untuk mendapatkan data bobot awal. Pemberian biskuit hijauan pakan sebanyak 250 g/e/h, sedangkan pemberian konsentrat sebanyak 750 g/e/h. Jumlah bahan kering pakan yang diberikan kepada ternak sebanyak 3% bobot badan domba (NRC, 1985). Pemberian biskuit dilakukan pada pagi hari pukul 0600 WIB dan pemberian konsentrat dilakukan siang hari pukul 1200 WIB, sedangkan pemberian air minum ad libitum. Gambar 3 merupakan gambar tempat pakan di peternakan Mitra Tani Farm, Ciampea, Bogor.
18
Gambar 3. Tempat Pakan Pengukuran kecernaan dilakukan dengan metode pengukuran secara langsung: 1.
Feses ditampung dengan menggunakan jaring plastik (plastik kasa) yang ditaruh dibagian bawah kandang agar feses dapat tertampung seluruhnya namun urine tidak ikut tertampung bersama feses (Gambar 4).
2.
Seluruh sisa pakan dan feses ditimbang selama 3 hari, bobot feses dicatat dan feses disimpan dalam kantong pelastik yang berbeda setiap harinya.
3.
Setelah 3 hari periode koleksi, feses dijemur di bawah sinar matahari langsung hingga kadar air feses berkisar antara 12-14%.
4.
Feses yang telah kering ditimbang kembali dan bobot feses dicatat, kemudian diambil sampel sebanyak 300 g untuk analisa proksimat dan van soest.
19
Gambar 4. Cara Penampungan Feses Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan Model matematika dari rancangan ini adalah : Yij = + i + ij Keterangan: Yij : Hasil pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j : Nilai rataan umum hasil pengamatan i : Pengaruh perlakuan ke-i ij : Pengaruh galat ke-i dan ulangan ke-j i : Perlakuan yang diberikan (1,2,3,4) j : Ulangan dari masing-masing perlakuan (1,2,3) Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA). Apabila terdapat perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan, serta dilakukan uji korelasi untuk mengetahui untuk mengetahui koefisien korelasi (r) antara dua peubah yaitu peubah bebas (x) dengan peubah tidak bebas (y) dengan persamaan y= a + bx (Steel dan Torrie, 1993).
20
Perlakuan Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dilakukan dengan 4 macam perlakuan yaitu: R1 : 100% rumput lapang R2 : 50% rumput lapang + 50% daun jagung R3 : 100% daun jagung R4 : 50% daun jagung + 50% klobot jagung Peubah yang Diukur A Uji Sifat Fisik 1 Ukuran Partikel Seluruh sampel yang akan diuji dihaluskan hingga mencapai ukuran 1 mm Ukuran partikel bahan pakan diukur dengan mengunakan metode dry-sieving. Sekitar 100 g dari masing-masing sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke sieve yang paling atas dan digetarkan dari satu sisi ke sisi lainnya selama 10 menit, kemudian ditimbang sisa bahan yang tertinggal pada tiap sieve (Giger-Reverdin , 2000). Modulus of Finess (MF) atau tingkat kehalusan adalah pengukuran kekasaran atau kehalusan agregat tertentu dihitung dengan menggunakan rumus : MF = ∑ (% bahan tiap mesh × No Perjanjian ) 100 selanjutnya bahan dikategorikan berdasarkan nilai MF dengan ketentuan sebagai berikut: a Nilai MF= 4,1≤ x ≤7,0 : kategori bahan kasar; b Nilai MF= 2,9≤ x <4,1 : kategori bahan sedang; c Nilai MF= x<2,9 : kategori bahan halus (Henderson dan Perry, 1976). Modulus of Uniformity (MU) atau ukuran keseragaman dihitung dengan rumus : MU= Coarse : Medium : Fine = ∑(%bahan sieve no7+6+5) : ∑ (%bahan sieve no4+3) : ∑ (%bahan sieve no2+1) 10
10
10
Rataan ukuran Partikel (D) dihitung dengan menggunakan rumus : D= (0,0041)x2mfx2,54x10x1000 µm (Henderson dan Perry, 1976).
21
2 Nilai Tengah Ukuran Partikel Nilai tengah ukuran partikel atau median particle size (D50) bahan pakan ditentukan
dengan memplotkan hasil yang diperoleh dari pengukuran ukuran
partikel terhadap logaritma ukuran saringan. D50 adalah nilai tengah ukuran partikel yang dibaca secara langsung sebagai kesesuaian hasil penyaringan yang sebenarnya yang dapat menahan 50% partikel (Giger-Reverdin , 2000). 3 Densitas Prosedur berikut ini digunakan untuk memperkirakan densitas dari sampel yang kering. Seluruh sampel yang akan diuji sifat fisik dihaluskan hingga mencapai ukuran 1 mm. Sebuah gelas ukur 100 ml diisi dengan sampel hingga batas 50 ml, diputar selama 15 detik dengan kecepatan putaran 84 rpm/menit (Giger-Reverdin, 2000). Berat dan volume bahan yang terdapat dalam gelas ukur dicatat LBD dan TBD ditentukan dengan rumus= berat/ volume, dengan satuan kg/m3. B. Koefisien Cerna :
Bahan Kering
Bahan Organik
Serat Kasar
Neutral Detergent Fiber (NDF)
Acid Detergent Fiber (ADF)
Protein Kasar
Kecernaan dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Keterangan : A = Jumlah zat makanan yang dikonsumsi per hari (g) B = Jumlah zat makanan dalam feses per hari (g).
22