MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan selama 13 minggu mulai dari bulan Mei-Agustus 2010. Materi Ternak Penelitian menggunakan 200 ekor ayam petelur betina strain ISA-Brown berumur 18 minggu dengan rataan bobot badan 1,27 kg per ekor. Ayam dibagi kedalam 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 10 ekor ayam. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang mengamati produksi ayam petelur umur 18-24 minggu, pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap produksi ayam petelur umur 25-30 minggu. Kandang dan Perlengkapan
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang baterai berukuran 45x45x45 cm yang terbuat dari kawat, sebanyak 100 petak, masingmasing petak terdiri atas 2 ekor ayam petelur yang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Alat-alat yang digunakan antara lain, plastik ransum, thermometer ruang, timbangan digital, ember, dan lampu penerangan. Ransum
Ransum penelitian disusun berdasarkan rekomendasi Lesson dan Summer (2005). Bahan pakan yang digunakan adalah bungkil biji jarak pagar yang difermentasi dengan R. oligosporus, jagung kuning, corn gluten meal (CGM), dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak, CaCO3, DCP, garam, premix, DLmethionin, enzim fitase dan selulase. Ransum dibuat setiap tiga minggu sekali dalam bentuk mash menggunakan mesin dan diberikan secara ad libitum. Komposisi dan kandungan zat makanan ransum yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5.
13
Tabel 5. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Penelitian Komposisi Bahan Pakan*
R0
R1
R2
R3
R4
------------------------------ (%) ---------------------------------Bungkil Biji Jarak Fermentasi
-
7,50
7,50
7,50
7,50
Jagung Kuning
53,00
52,00
52,00
52,00
52,00
CGM
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
Dedak Halus
4,00
-
-
-
-
Bungkil Kedelai
19,00
15,80
15,80
15,80
15,80
Tepung Ikan
6,00
6,00
6,00
6,00
6,00
CPO
4,20
5,00
5,00
5,00
5,00
CaCO3
8,50
8,50
8,50
8,50
8,50
DCP
0,50
0,57
0,57
0,57
0,57
Garam
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
Premix
0,50
0,30
0,30
0,30
0,30
DL-Methionin
0,10
0,13
0,13
0,13
0,13
Jumlah
100
100
100
100
100
Enzim Selulase (g/ton)
-
-
200
-
200
Enzim Fitase (g/ton)
-
-
-
200
200
2904,59
2904,59
2904,59
2904,59
19,09
19,09
19,09
19,09
Kandungan Zat Makanan Hasil Perhitungan as fed: Energi Metabolis 2902,40 (kkal/kg) Protein Kasar (%) 19,20 Lemak Kasar (%)
6,21
6,94
6,94
6,94
6,94
Serat Kasar (%)
1,89
3,85
3,85
3,85
3,85
Kalsium (%)
3,85
3,93
3,93
3,93
3,93
Fosfor Tersedia (%)
0,48
0,47
0,47
0,47
0,47
Lysin (%)
0,99
0,94
0,94
0,94
0,94
Methionin (%)
0,41
0,43
0,43
0,43
0,43
Keterangan : *) Hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan zat makanan ransum Leeson dan Summers (2005). R0 : Ransum tanpa BBJP, R1 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi, R2 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton, R3 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g fitase/ton, R4 : Ransum mengandung 7,5% bungkil BBJP + 200 selulase/ton + 200 g fitase/ton.
14
Prosedur Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar Pengolahan bungkil biji jarak dilakukan melalui proses fermentasi dengan menggunakan jamur tempe R. oligosporus. Sebelum fermentasi, air ditambahkan ke dalam bungkil biji jarak sampai kadar air bungkil mencapai 60%, aduk sampai rata. Bungkil biji jarak yang telah mengandung air 60% dimasukan ke dalam autoclave 121 oC selama 30 menit. Bungkil dikeluarkan dari autoclave, lalu didinginkan dalam suhu ruang dengan cara dianginkan, setelah dingin bungkil biji jarak dicampur jamur tempe sebanyak 7 g jamur per kg bungkil biji jarak sampai merata. Bungkil diinkubasi, disebar merata diatas wadah dengan alas plastik yang telah dilubangi dengan jarum, ditutup dengan keramik, setelah 24 jam inkubasi kemudian keramik dibuka, dan bungkil dibiarkan lagi selama 48 jam sampai jamur tumbuh merata dan bungkil siap dipanen. Bungkil hasil fermentasi tersebut kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 oC selama kurang lebih 24 jam (sampai kering), bungkil tersebut siap digiling dan dicampur bahan pakan lain untuk ayam petelur. Pemeliharaan Persiapan kandang dimulai dengan pemasangan kandang berupa kandang baterei yang terbuat dari kawat dengan ukuran 45 x 45 x 45 cm sebanyak 100 buah dan disusun menjadi 2 tingkat. Tiap kandang berisi 2 ekor ayam. Sebelum digunakan kandang dan peralatan (tempat pakan dan air minum) dibersihkan, lalu dilakukan pengapuran pada kandang dan pensucihamaan dengan menggunakan disinfektan. Ayam petelur betina berjumlah 200 ekor dibagi dalam 5 kelompok dengan 4 ulangan, masing-masing kelompok terdiri atas 10 ekor ayam. Terlebih dahulu dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot badan awal dan dilakukan pengacakan. Selama penelitian pakan dan air minum diberikan ad libitum, air minum diganti setiap hari. Suhu kandang diukur sebanyak tiga kali yaitu, pagi, siang dan sore. Setiap minggu feses ayam dibersihkan dan diganti dengan sekam yang baru. Telur yang diproduksi setiap harinya ditimbang mengunakan timbangan digital, pakan yang diberikan ditimbang pada awal minggu dan penghitungan pakan yang dikonsumsi dilakukan diakhir minggu dengan cara menghitung selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tersisa.
15
Pengukuran Konsumsi Ransum (g/ekor/hari) Konsumsi ransum diperoleh dengan menghitung selisih jumlah pakan yang diberikan dengan pakan yang tersisa, diukur dengan rumus: Jumlah ransum yang diberikan – sisa ransum Konsumsi ransum = Lama periode Pengukuran Produksi Telur Hen Day (%) Produksi telur harian adalah produksi telur dalam suatu kelompok ayam petelur yang didasarkan atas persentase produksi telur dengan jumlah ayam petelur yang hidup selama pencatatan. Jumlah telur pada hari itu (butir) Hen day (%) =
x 100% Jumlah ayam yang hidup
Pengukuran Produksi Massa Telur (g/ekor) Produksi massa telur diperoleh dari pembagian antara produksi telur dengan jumlah ayam yang hidup. Pengukuran Berat Telur (g/butir) Berat telur diperoleh dari pembagian antara jumlah berat telur (gram) yang diproduksi dengan jumlah telur (butir) yang dihasilkan. Pengukuran Konversi Ransum Konversi ransum adalah angka yang menunjukkan kemampuan ayam untuk mengubah sejumlah pakan menjadi setiap kg produksi telur dalam satuan waktu tertentu. Konversi pakan menunjukkan gambaran tentang efisiensi penggunaan pakan ditinjau dari efisiensi teknis. Rumus konversi pakan adalah: Konsumsi pakan (kg) Konversi ransum=
Produksi telur (kg) Pengukuran Angka Mortalitas (%) Mortalitas ayam diperoleh dengan membandingkan antara jumlah ayam yang mati dengan jumlah ayam awal pemeliharaan.
16
Rancangan Percobaan dan Analisis Data Perlakuan Ransum perlakuan yang diberikan adalah : R0 : Ransum kontrol, tanpa bungkil biji jarak pagar (BBJP) R1 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi R2 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton R3 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g fitase/ton R3 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton + 200 g fitase/ton. Peubah yang Diamati Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi ransum, produksi telur harian (hen day production), produksi massa telur (egg mass), berat telur, konversi ransum, dan mortalitas. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 10 ekor ayam. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + ε ij Keterangan : Yij
: Respon percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ
: Rataan umum
τi
: Efek perlakuan ke-i
ε ij
: Error perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance/ANOVA) dan jika berbeda nyata diuji lanjut dengan uji jarak Duncan (Steel and Torrie, 1995).
17