MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Pebruari 2011. Penelitian dilakukan di dua peternakan domba yaitu CV. Mitra Tani Farm yang berlokasi di Jalan Baru No. 39 RT 4 RW 5 Tegal Waru Ciampea Bogor dan Tawakkal Farm yang berlokasi di Jalan Raya Sukabumi No 32. Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Materi Ternak domba yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas domba Garut, domba Ekor Gemuk dan domba Ekor Tipis. Domba yang digunakan adalah domba yang telah dewasa tubuh (berumur 1-2 tahun) atau minimal sepasang gigi seri telah berganti dengan gigi seri tetap (I0 telah berganti dengan I1). Adapun rincian jumlah ternak yang digunakan dapat dilihat selengkapnya pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Ternak Domba yang Digunakan pada Penelitian Jenis Domba
Jantan (♂)
Betina (♀)
Garut
32 ekor
33 ekor
Ekor Gemuk
10 ekor
22 ekor
Ekor Tipis
33 ekor
33 ekor
Total
75 ekor
88 ekor
Domba Garut jantan dan betina, domba Ekor Gemuk jantan dan betina serta domba Ekor Tipis betina yang diukur berasal dari CV. Mitra Tani Farm sedangkan domba Ekor Tipis jantan yang diukur berasal dari Tawakkal Farm. Gambar 8, 9 dan 10 menyajikan jantan dan betina domba Garut, domba Ekor Gemuk dan domba Ekor Tipis yang digunakan dalam penelitian. Peralatan yang digunakan adalah sepatu boot, warepack, alat tulis, kamera digital, lembar data, kalkulator dan komputer. Peralatan pengukuran terdiri atas tongkat ukur, kaliper dan pita ukur. Pewarna (cat) digunakan untuk memberi tanda pada domba yang telah diukur. Gambar 11 menyajikan peralatan pengukuran yang digunakan dalam penelitian.
15
(♂)
(♀)
Gambar 8 . Domba Garut pada Penelitian ( ♂ = Jantan; ♀ = Betina )
(♂)
(♀)
Gambar 9. Domba Ekor Gemuk pada Penelitian ( ♂ = Jantan; ♀ = Betina )
(♂)
(♀)
Gambar 10 . Domba Ekor Tipis pada Penelitian ( ♂ = Jantan; ♀ = Betina )
16
a
b
c
Gambar 11 . Peralatan Pengukuran Variabel-Variabel Tubuh Domba (a = Tongkat Ukur; b= Kaliper; c = Pita Ukur) Prosedur Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara melakukan pengukuran langsung terhadap variabel-variabel ukuran tubuh domba yang diamati. Seluruh data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan jenis ternak (kelompok) dan jenis kelamin. Pemasokan data ke dalam software statistik komputer dilakukan berdasarkan klasifikasi tersebut. Pengolahan data dilakukan kemudian. Pengolahan data dibantu dengan perangkat lunak statistik Minitab 15.1.20.0. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar; yang kemudian disajikan dalam bentuk tulisan hasil dan pembahasan. Pengukuran Data yang dikumpulkan, diperoleh dengan cara mengukur domba pada bagian-bagian linear tubuh menurut metode yang dibakukan pada ternak sapi yaitu Wagyu Cattle Registry Association, Jepang pada tahun 1979; seperti yang disarankan Amano et al. (1981). Variabel yang diamati sebanyak sepuluh variabel yang terdiri atas tinggi pundak (X1), tinggi pinggul (X2), panjang badan (X3), lebar dada (X4), dalam dada (X5), lebar pinggul (X6), lebar kelangkang (X7), panjang kelangkang (X8), lingkar dada (X9) dan lingkar kanon (X10). Gambar 12 menyajikan bagianbagian tubuh domba yang diukur pada penelitian. Metode pengukuran dari masingmasing variabel tersebut disajikan berikut ini. 1. Tinggi pundak (X1) adalah jarak tertinggi pundak sampai permukaan tanah; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 2. Tinggi pinggul (X2) adalah jarak tertinggi pinggul sampai permukaan tanah; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 17
3. Panjang badan (X3) adalah jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus sampai os ischium; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 4. Lebar dada (X4) adalah jarak antara penonjolan sendi bahu (os scapula) kanan dan kiri; pengukuran menggunakan kaliper (cm). 5. Dalam dada (X5) adalah jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang dada; pengukuran menggunakan tongkat ukur (cm). 6. Lebar pinggul (X6) adalah jarak antara sendi pinggul kanan dan kiri; pengukuran menggunakan kaliper (cm). 7. Lebar kelangkang (X7) adalah jarak antara sisi luar sudut pangkal paha kanan dan kiri; pengukuran menggunakan kaliper (cm). 8. Panjang kelangkang (X8) adalah jarak antara muka pangkal paha sampai ke benjolan tulang tapis; pengukuran menggunakan pita ukur (cm). 9. Lingkar dada (X9) diukur melingkar rongga dada di belakang sendi bahu; pengukuran menggunakan pita ukur (cm). 10. Lingkar kanon (X10) diukur melingkar di tengah-tengah tulang pipa kaki depan sebelah kiri; pengukuran menggunakan pita ukur (cm).
Gambar 12. Pengukuran Bagian-Bagian Tubuh Domba 18
Analisis Data Statistik Deskriptif Data yang diperoleh dianalisis deskriptif yang meliputi rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman. Rumus rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman menggunakan rumus yang disarankan Walpole (1993). Rumus rataan sebagai berikut: ∑Ni=1 Xi X1 + X2 + X3 + ⋯ + X4 X= = N N Keterangan: X
= rata-rata
Xi
= ukuran ke-i dari peubah ke x
N
= jumlah sampel yang diambil dari populasi domba Rumus
perhitungan
simpangan S=
baku
sebagai
berikut:
∑ni=1 (X i− X)2 n−1
Keterangan: s
= simpangan baku
X
= rata-rata
Xi
= ukuran ke-i dari peubah x
n
= jumlah sampel yang diambil dari populasi domba Rumus perhitungan koefisien keragaman sebagai berikut: s KK = x 100 % X
Keterangan: KK
= koefisien keragaman
s
= simpangan baku
X
= rata-rata
Statistik T2-Hotelling Data setelah dianalisis deskriptif, kemudian diolah dengan menggunakan statistik T2-Hotelling (Gaspersz, 1992) sebagai berikut: T2 =
n1 n2 n 1+ n 2
′
X1 − X2 SG−1 X1 − X2 19
selanjutnya besaran: F=
n1 +n2 − p − 1 2 T n1 + n2 − 2 p
Akan berdistribusi dengan derajat bebas V2 = n1 + n2 – p – 1
V1 = p Keterangan: T2
= hasil uji statistik T2-Hotelling
F
= nilai hitung untuk T2-Hotelling
n1
= ukuran contoh dari kelompok 1
n2
= ukuran contoh dari kelompok 2
P
= banyaknya peubah yang digunakan
SG−1
= invers dari matriks kovarian (SG)
X1
= vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1
X2
= vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2
Hipotesis dalam pengujian tersebut adalah sebagai berikut: H0 : U1 = U2: berarti bahwa vektor nilai rataan dari kelompok pertama sama dengan kelompok kedua H1 : U1
≠
U2: berarti bahwa kedua vektor nilai rataan berbeda dari keseluruhan kelompok domba
Uji diskriminan Fisher akan dilakukan setelah uji statistik T 2-Hotelling. Uji tersebut dilakukan untuk memperoleh persamaan diskriminan Fisher yang mencakup variabel-variabel pembeda diantara dua kelompok jenis domba yang diamati. Analisis Fungsi Diskriminan Fisher Gaspersz (1992) merumuskan fungsi diskriminan linier Fisher sebagai berikut: ′
Y = a′ X = X1 − X2 SG−1 X = a1 x1 + a2 x2 + a3 x3 + … . + an xn Keterangan: a
= vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan
X
= vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan
X1
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
X2
= vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok kedua 20
SG−1 = invers dari matriks kovarian (SG) an
= vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan ke-n
xn
= vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan ke-n Pengujian selang kepercayaan serempak digunakan untuk menerangkan
kontribusi variabel-variabel yang diukur sebagai variabel pembeda dalam fungsi diskriminan yang dibentuk. Bila selang kepercayaan yang mengandung nilai nol maka kedua rataan kelompok untuk variabel tersebut dianggap tidak berbeda pada taraf 95%, sehingga dapat dikeluarkan dari fungsi diskriminan. Pengujian selang kepercayaan menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut: c' X1 - X2 ± c' SG c
n1 + n2 2 T p,n1+n2-2 n1 n2
Keterangan: c
= vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi
c′
= invers dari vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi
SG = matriks peragam gabungan X1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2 T2 = nilai T2-Hotteling dari tabel Hotteling dengan taraf nyata α n1 = ukuran contoh pada kelompok 1 n2 = ukuran contoh pada kelompok 2 Keeratan hubungan antara variabel pembeda dan fungsi diskriminan yang dibentuk pada setiap dua kelompok domba yang diamati dilakukan berdasarkan analisis korelasi menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut: R Y,Xi = di / Sii D2 Keterangan: R,Y,Xi = korelasi antara fungsi diskriminan dengan variabel Xi dalam model di
= selisih antara rataan variabel Xi diantara kedua kelompok domba
Sii
= ragam dari variabel Xi diperoleh dengan matriks S G
D2
= nilai statistik jarak genetik Mahalanobis yang diperoleh melalui perhitungan
21
Hasil perhitungan korelasi yang paling lemah adalah hasil perhitungan yang mengandung nilai nol sehingga diputuskan variabel paling lemah dikeluarkan dari model fungsi diskriminan. Model fungsi diskriminan menjadi berubah karena ditemukan variabel yang hilang. Analisis Wald-Anderson Menurut Gaspersz (1992), penggolongan berdasarkan kriteria statistik WaldAnderson sebagai berikut: W = X′ SG−1 X1 − X2 − 1/2 X1 + X2 ′ SG−1 X1 − X2 Keterangan: W
= nilai uji statistik Wald-Anderson
X′
= vektor variabel acak individu
SG−1 = invers matriks gabungan X1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2 Kriteria penggolongan berdasarkan statistik W adalah: 1.
Pengalokasian 𝑥 ke dalam kelompok 1 jika W > 0
2.
Pengalokasian 𝑥 ke dalam kelompok 2 jika W≤ 0 Apabila hasil perhitungan W>0 maka individu pertama dari kelompok satu
yang memiliki karakteristik variabel yang menghasilkan W>0 digolongkan ke dalam kelompok satu. Penggolongan Wald-Anderson menyatakan penggolongan individu yang telah dikoreksi antara dua kelompok yang diamati. Analisis Jarak Minimum D2-Mahalanobis Jarak ketidakserupaan morfometrik antara dua kelompok jenis domba dihitung berdasarkan Gaspersz (1992), sebagai berikut: ,
D2 Mahalanobis = X1 − X2 SG−1 X1 − X2 Keterangan : X1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1 X2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2 SG-1 = invers matriks gabungan
22