Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ISSN 2302-0164 pp. 41 - 51
PENGARUH PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN, KUALITAS PELAPORAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI PEMODERASI (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Kota Pemerintah Kota Sabang) Diana Fitri1, Hasan Basri2, Syukriy Abdullah3 Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2.3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Diterima : 10/03/2016 Reviewer : 15/06/2016 Dipublish : 10/05/2017 1)
Abstract: Aim of this study is to examine the effect of budgeting, administration, quality of reporting, and information technology on the performance of financial management at regional level. Furthermore, this study also examines the role of information technology in enhancing the relationship between budgeting, administration, and quality of reporting with the performance of regional financial management. This research was carried out on all working unit in the city or Satuan Kerja Perangkat Kota (abbreviated as SKPK in bahasa) local government of Sabang. In total, there were 34 SKPK consisted of 102 respondents. The data obtained through questionnaires were analyzed using Moderate Regression Analysis (MRA). Results indicate that the budgeting, administration, reporting quality, and information technology simultaneously affected the performance of local financial management. Then, budgeting, administration, and information technology partially had negative effects on the performance of financial management. Meanwhile, the reporting quality had a positive effect on the performance. Moreover, information technology was able to strengthen the link between budgeting and administration with the performance of local financial management. However, it was not able to strengthen the relationship between the quality of reporting with the performance of local financial management. Keywords: Budgeting, administration, reporting, technology, financial management performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penganggaran, penatausahaan, kualitas pelaporan, dan teknologi informasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan pada tingkat daerah. Selain itu, studi ini juga menjelaskan peranan teknologi informasi dalam memperkuat hubungan antara penganggaran, penatausahaan, dan kualitas pelaporan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Penelitian ini dilakukan pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Kota (disingkat sebagai SKPK) pemerintah kota Sabang. Total, ada 34 SKPK yang terdiri dari 102 responden. Sumber data yang diperoleh dengan penyebaran kuesioner dianalisis menggunakan Moderate Analysis Regression (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penganggaran, penatausahaan, kualitas pelaporan, dan teknologi informasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Kemudian, penganggaran, penatausahaan, dan teknologi informasi berpengaruh negatif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Sementara itu, kualitas pelaporan memiliki efek postif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Selain daripada itu, teknologi informasi mampu memperkuat hubungan antara penganggaran dan penatausahaan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Namun, teknologi informasi belum mampu memperkuat hubungan antara kualitas pelaporan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Kata kunci: Penganggaran, penatausahaan, pelaporan, teknologi, dan kinerja pengelolaan keuangan daerah.
PENDAHULUAN Salah satu aspek penting dalam sistem
daerah. Oleh karenanya, pemerintah daerah
pemerintahan daerah yang harus diatur secara
diharapkan memiliki kemampuan manajemen
hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan
dalam mengelola keuangan daerahnya untuk mendorong p
- 41
Volume 6, No. 2, Mei 2017
enyelenggaraan
pengelolaan
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keuangan daerah yang optimal dalam upaya
laporan keuangan karena belum memenuhi
meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan
kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan
daerah. Kinerja pengelolaan keuangan daerah
daerah.Keempat,
dalam hal ini terkait dengan seberapa besar
insfrastruktur jaringan teknologi informasi yang
kemampuan SKPK dalam mengelola keuangan
belum memadai.
daerahnya.
Apabila
pengelolaan
sarana
dan
prasarana
keuangan
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan
daerah tidak dilakukan secara tertib, taat pada
kurangnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
keuangan daerah yang akan berdampak pada
efisien, efektif, transparan dan bertanggung
kinerja pengelolaan keuangan daerah. Untuk
jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan
mengatasi permasalahan tersebut maka menjadi
kepatuhan maka akan berdampak positif pada
tugas SKPK dalam melaksanakan pengelolaan
kinerja pengelolaan keuangan daerah tersebut.
keuangan daerah secara tertib, taat pada
Keberhasilan kinerja pengelolaan keuang
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
an daerah pada Pemerintah Kota Sabang yang
efisien, efektif, transparan dan bertanggung
ditandai dengan perolehan opini Wajar Tanpa
jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan
Pengecualian
kepatuhan.
atas
Laporan
Keuangan
Dengan demikian, tujuan dari
Pemerintah Daerah (LKPD) sejak tahun 2011-
artikel ini adalah membahas faktor-faktor yang
2015.
Hal tersebut tidak menjadi salah satu
mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan
tolok ukur atas keberhasilan kinerja pengelolaan
daerah.Artikel ini diawali dengan mereviu
keuangan daerah, karena dalam Laporan Hasil
beberapa
Pemeriksaan (LHP) pada tahun-tahun tersebut
dilanjutkan
dengan
masih terdapat temuan dan rekomendasi dari tim
penelitian
yang
audit BPK RI terutama dalam hal pengelolaan
mendiskusikan hasil penelitian dan terakhir
keuangan daerah, dimana pengelolaan keuangan
menarik beberapa kesimpulan serta memberikan
daerah belum diselenggarakan secara optimal.
saran.
\literatur
sebelumnya.
Kemudian
menjelaskan digunakan.Setelah
metode itu,
Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yang menjadi fenomena terkait dengan kinerja
TINJAUAN PUSTAKA
pengelolaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah
Kota
Sabang.Pertama,
proses
penganggaran yang masih dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan partisipasi.Kedua, kurangnya pemahaman SDM terhadap
pemahaman
Standar
Akuntansi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan daerah dalam Pasal 4 ayat (2) pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.
Pemerintahan (SAP).Ketiga, rendahnya kualitas Volume 6, No. 2, Mei 2017
- 42
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengelolaan keuangan daerah menurut Devas, et
berhasil atau gagalnya proses kinerja anggaran
al. (1989:279) berarti mengurus dan mengatur
yang telah disusun (Rahayu, et al., 2014). Dalam
keuangan daerah itu sendiri dengan prinsip-
penelitian mereka, Yunita dan Sabaruddinsah
prinsip pengelolaan keuangan daerah, yaitu 1)
(2011), Rahayu, et al. (2014), dan Kimunguyi, et
tanggung jawab (accountability), 2) mampu
al.
memenuhi kewajiban keuangan, 3) kejujuran
penyusunan
(honesty), 4) berhasil guna (efectivity) dan
terhadap kinerja. Sebaliknya Sudaryanti (2013)
berdaya guna (efficiency), dan 5) pengendalian.
menemukan
Dalam penelitiannya Sari, et al. (2013) daerah
sangat
ditentukan
oleh
membuktikan anggaran bahwa
bahwa
proses
berpengaruh
positif
penganggaran
tidak
berpengaruh terhadap kinerja.
berpendapat keberhasilan dalam pengelolaan keuangan
(2015)
Kemudian factor kedua yang mempengaru hi kinerja pengelolaan keuangan daerah adalah
kompetensi SDM dan pemahaman terhadap
penatausahaan.Menurut
pengelolaan keuangan sehingga pengelolaan
penatausahaan
keuangan
segenap tindakan pengurusan administrasi dan
daerah
dapat
terlaksana
dengan
Kusmayadi
merupakan
(2009)
pencatatan
atas
baik.Dengan demikian, kompetensi SDM dan
pengurusan kebendaharawan yang mengakibatka
pemahaman terhadap pengelolaan keuangan
n bertambah dan berkurangnya kekayaan daerah
daerah merupakan faktor penting yang harus
yang
diperhatikan, agar kinerja pengelolaan keuangan
pelaksanaan APBD untuk satu tahun
daerah tersebut dapat ditingkatkan.
Perubahan mendasar dalam penatausahaan
termasuk
dalam
anggaran.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, faktor
keuangan
daerah
pertama yang mempengaruhi kinerja pengelolaan
akuntansi
dari
keuangan daerah adalah penganggaran. Keberhasi
akrual.Berdasarkan
lan
sangat
daerah perlu menerapkan standar akuntansi yang
perencanaan.
telah ditetapkan.Hasil penelitian Sari, et al. (2013)
Semakin baik proses perencanaan maka akan
menunjukkan bahwa penatausahaan berpengaruh
memberikan dampak semakin baik pula terhadap
positif terhadap kinerja pengelolaan keuangan
implementasinya di lapangan. Oleh karena itu,
daerah.
tahap penganggaran menjadi sangat penting
penelitiannya membuktikan bahwa pentausahaan
karena anggaran yang tidak efektif dan tidak
tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hal tersebut
berorientasi
mengindikasikan
pengelolaan
ditentukan
oleh
keuangan proses
pada
daerah
awal
kinerja
akan
dapat
adalah
kegiatan-kegiatan
basis hal
perubahan
kas
menjadi
tersebut,
basis
pemerintah
Sedangkan Ratih, (2012)
bahwa
sistem
dalam
pemahaman
menggagalkan perencanaan yang telah disusun
penatausahaan oleh aparatur pengelola keuangan
(Rahayu, et al., 2007).
tidak berdampak pada kinerja mereka dalam
Untuk mendukung
kebijakan tersebut perlu partisipasi bawahan dalam penganggaran yang akan menentukan - 43
Volume 6, No. 2, Mei 2017
mengelola keuangan daerahnya. Selanjutnya
faktor
ketiga
yang
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan
membantu mempercepat proses pengelolaan
daerah adalah kualitas pelaporan.Rendahnya
keuangan
daerah
serta
kualitas pelaporan dapat disebabkan oleh tingkat
kesalahan
dalam
melakukan
pemahaman aparatur pengelola keuangan daerah
penjurnalan
hingga
terhadap SAP (Yuliani, et al., 2010).Selain itu,
keuangan,
yang
tidak maksimalnya fungsi akuntansi pada entitas
peningkatan kinerja (Salehi dan Torabi, 2012).
akuntasi juga menjadi penyebab terlambatnya
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan
penyampaian
Pirade, et al. (2013), Jumaili (2005), Sunarta
laporan
SPJ
kepada
entitas
pelaporan, sehingga pelaporan pada entitas pelaporan menjadi tidak tepat waktu (Ugun, 2014).Sehingga
laporan
keuangan
yang
seharusnya disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan entitas menjadi tidak tepat waktu (Trisaputra,
dapat
menjadi akan
menghindari posting
suatu
dan
laporan
berdampak
pada
(2005) dan Dumitru, et al. (2010) yang membukti kan
bahwa
implementasi
sistem informasi
berpengaruh positif terhadap kinerja. Sebaliknya Sahusilawane (2015) dalam penelitiannya menemukan
penggunaan
teknik
informasi
berpengaruh negatif terhadap kinerja.
2013).Menurut hasil penelitian Hidayat (2015) dan Ugun (2014) bahwa kualitas pelaporan
METODE PENELITIAN
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja. Terakhir, factor keempat yang mempengaru
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pende
hi kinerja pengelolaan keuangan daerah adalah
katan kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
teknologi informasi. Undang-Undang Nomor 33
factor- faktor yang mempengaruhi kinerja pengelo
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
laan keuangan daerah.Unit analisis penelitian ini
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
adalah SKPK pada Pemerintah Kota Sabang.
mengamanatkan adanya dukungan sistem informa
Dengan populasi seluruh SKPK yang berjumlah
si keuangan daerah untuk menunjang perumusan
34 SKPK dan responden sebanyak 102 orang
kebijakan dan pengendalian fiskal nasional serta
yang terdiri dari Kasubbag. Penyusunan Program
meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi
34 orang, PPK 34 orang, dan Bendahara
dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pengelo
Pengeluaran
laan keuangan daerah. Terbatasnya sarana dan
dilakukan dengan menyebar kuesioner secara
prasarana infrastruktur jaringan teknologi informa
langsung
si akan sangat berpengaruh terhadap proses
selanjutnya
pengelolaan keuangan daerah. Oleh karena itu,
responden tersebut diolah dengan menggunakan
dibutuhkan teknologi informasi yang didukung
program SPSS.
dengan sarana dan prasarana yang memadai.
dalam penelitian ini adalah data primer dan data
Sehingga, penggunaan teknologi informasi akan
sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen,
34
orang. Pengumpulan
kepada hasil
seluruh
responden,
pernyataan
dari
data
yang
jawaban
Sumber data yang digunakan
Volume 6, No. 2, Mei 2017
- 44
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala regulasi pemerintah, artikel maupun jurnal.
Dimana Y adalah kinerja pengelolaan
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
keuangan daerah, α adalah konstanta, β1, β2, β3,
dependen adalah kinerja pengelolaan keuangan
β4, β5, β6, β7 adalah koefisien regresi untuk
daerah,
penganggaran (X1), penatausahaan (X2), kualitas
sedangkan
yang
menjadi
variabel
independen adalah penganggaran, penatausahaan,
pelaporan
kualitas pelaporan, dan teknologi informasi yang
variabel moderasi hubungan antara X1 terhadap Y
juga diperlakukan sebagai variabel moderating
(X1X4), variabel moderasi hubungan antara X2
yaitu variabel yang akan memperkuat atau
terhadap Y (X2X4), variabel moderasi hubungan
memperlemah
antara X3 terhadap Y (X3X4), dan ε adalah
hubungan
antara
variabel
independen dengan variabel dependen.
(X3),
teknologi
informasi
(X4),
kesalahan estimasi.
Penelitian ini menggunakan model regresi interaksi atau Moderate Regression Analysis
HASIL DAN PEMBAHASAN
(MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi yaitu perkalian dua atau lebih variabel independen.Persamaan regresi
Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi interaksi atau moderate regression analysis (MRA).
Uji
interaksi dilakukan untuk melihat pengaruh moderasi terhadap hubungan antara variabel
yang digunakan yaitu: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X1X4 + β6X2X4 + β7X3X4 + ε
independen dengan variabel dependen.Hasil regresi uji interaksi dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1 Hasil Pengujian Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta (Constant) 10.013 5.969 Penganggaran -20.464 7.953 -14.278 Penatausahaan -.014 1.771 -.010 1 Kualitas_Pelaporan 19.433 7.764 14.295 Teknologi_Informasi -2.103 1.669 -1.349 Moderat_1 5.092 1.999 25.683 Moderat_2 -.045 .472 -.186 Moderat_3 -4.623 1.989 -24.171 a. Dependent Variable: Kinerja_PKD
t
Sig.
1.677 -2.573 -.008 2.503 -1.260 2.547 -.096 -2.324
.105 .016 .994 .019 .219 .017 .924 .028
Berdasarkan hasil pengujian interaksi
Dari persamaan di atas dapat dilihat
pada Tabel 1, diperoleh persamaan regresi
bahwa nilai konstanta adalah sebesar 10,013.
sebagai berikut:
Nilai konstanta 10,013 menjelaskan bahwa jika
Y = 10,013- 20,464X1- 0,014X2 + 19,433X3 2,103X4 +5,092X1X4 - 0,045X2X4 - 4,623X3X4
variabel penganggaran, penatausahaan, kualitas
- 45
Volume 6, No. 2, Mei 2017
pelaporan,
teknologi
informasi,
interaksi
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penganggaran dengan teknologi informasi, interaksi
penatausahaan
dengan
pada SKPK Pemerintah Kota Sabang.
teknologi
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
informasi, dan interaksi kualitas pelaporan
penelitian yang dilakukan oleh Sudaryanti (2013)
dengan teknologi informasi dianggap konstan,
yang membuktikan bahwa penganggaran tidak
maka besarnya nilai yang diperoleh dari
berpengaruh secara positif terhadap kinerja.
variabel kinerja pengelolaan keuangan daerah
Beberapa factor yang menyebabkan penganggarn
adalah sebesar 10,013.
berpengaruh negatif terhadap kinerja pengelolaan
Pengaruh Penganggaran, Penatausahaan, Kualitas Pelaporan, dan Teknologi Informasi secara Simultan terhadap Kinerja Pengelola an Keuangan Daerah (Ha1).
keuangan daerah pada SKPK Pemerintah Kota
Berdasarkan hasil pengujian regresi secara
Sabang dalam penelitian ini adalah kurangnya partisipasi
bawahan
penyusunan anggaran.
yang
terlibat
dalam
Selain itu, usulan dan
simultan, didapat nilai koefisien regresi dari
rencana kerja anggaran dilakukan/diselesaikan
variable independen penganggaran, penatausahan,
tidak tepat waktu serta pelaksanaan anggaran
kualitas pelaporan, dan teknologi informasi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak
masing-masing bernilai -20,464, -0,014, 19,433,
mencapai target.
dan -2, 103. Hipotesis alternatif diterima jika
langsung terhadap kinerja pengelolaan keuangan
sekurang-kurangnya ada salah satu β1, β2,
daerah.
Hal ini akan berdampak
β3, β4 ≠ 0. Nilai koefisien regresi menunjukka n bahwa β1, β2, β3, β4 ≠ 0, hasil pengujian ini membuktikan bahwa secara bersama-sama
Pengaruh Positif Penatausahaan terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha3).
penganggaran, penatausahaan, kualitas pelaporan, dan teknologi informasi berpengaruh terhadap
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa koefisien
kinerja pengelolaan keuangan daerah.
regresi untuk pengaruh penatusahaan terhadap
Pengaruh Positif Penganggaran terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha2).
kinerja pengelolaan keuangan daerah adalah
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk pengaruh penganggaran terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah adalah sebesar
-20,464. Maka
hasil
penelitian
ini
menerima H0 (hipotesis nol) dan menolak Ha (hipotesis alternatif). Hasil penelitian menunjukka n bahwa penganggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah
sebesar 0,014. Maka hasil penelitian ini menerima H0 (hipotesis nol) dan menolak Ha (hipotesis alter natif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penatausahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ratih (2012) yang menemukan bahwa pentausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja
Volume 6, No. 2, Mei 2017
- 46
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengelolaan keuangan daerah penatausahaan keuangan menjadikan salah satu faktor lemahnya
terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha5).
penatausahaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang, sehingga masih terjadi kesalahan-kesalahan dalam pencatatan dan penginput-an data dalam proses penatausahaan. Pengaruh Positif Kualitas Pelaporan terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha4). Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa koefisien regresi
untuk
pengaruh
kualitas
pelaporan
terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah adalah sebesar -2,103.Maka hasil penelitian ini menerima Ho (hipotesis nol) dan menolak Ha (hipotesis alternatif).Hasil penelitian membuktika n bahwa teknologi informasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang.
adalah sebesar 19,433.Maka hasil penelitian ini
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
menolak Ho (hipotesis nol) dan menerima Ha
hasil penelitian yang dilakukan Pirade, et al.
(hipotesis alternatif).
Hasil penelitian menunjuk
(2013), Jumaili (2005), Sunarta (2005) dan
kan bahwa kualitas pelaporan berpengaruh positif
Dumitru, et al. (2010) yang membuktikan bahwa
terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah
implementasi teknologi informasi berpengaruh
pada SKPK Pemerintah Kota Sabang.
positif terhadap kinerja. Namun hasil penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
ini sejalan dengan penelitian Sahusilawane (2015)
penelitian Hidayat (2015) bahwa pengelolaan
yang
keuangan daerah yang termasuk didalamnya
informasi berpengaruh negative terhadap kinerja.
kualitas pelaporan memiliki pengaruh positif
Hasil penelitian ini menunjukan, penggunaan
terhadap kinerja. Hasil penelitian Ugun (2014)
teknologi informasi pada SKPK Pemerintah Kota
juga membuktikan hal yang sama, bahwa kualitas
Sabang
pelaporan berpengaruh terhadap kinerja. Hasil
terutama terhadap sarana dan prasarana teknologi
penelitian ini membuktikan bahwa kualitas
informasi.Letak induk server database aplikasi
pelaporan pada SKPK Pemerintah Kota Sabang
teknologi informasi dengan beberapa SKPK
telah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif
cukup jauh serta perangkat jaringan teknologi
laporan keuangan daerah.Hal ini terlihat dari
informasi pada beberapa SKPK juga belum
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
memadai
dapat membantu dalam pengambilan keputusan
jaringan server database induk menjadi tidak
serta dapat memperkirakan aktivitas keuangan
terjangkau.Sehingga
pada periode berikutnya.
informasi tidak terintergrasi dengan baik dan
Pengaruh - 47
Positif
Teknologi
Volume 6, No. 2, Mei 2017
Informasi
menemukan
masih
yang
penggunaan
terdapat
beberapa
menyebabkan
penggunaan
teknologi
kendala,
penangkapan
teknologi
pelaksanaan pengolahan data juga tidak dapat
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dilakukan secara online pada beberapa SKPK.
regresi ini menunjukkan arah negatif, sedangkan
Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Hubungan antara Penganggaran dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha6).
koefisien regresi penatausahaan terhadap kinerja
Nilai koefisien regresi interaksi untuk
hipotesis dapat dilihat bahwa β6 > β2 atau -0,045
pengaruh teknologi informasi terhadap hubungan
> -0,014.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
antara penganggaran dengan kinerja pengelolaan
moderat
keuangan daerah adalah sebesar 5,092.Koefisien
penatausahaan
regresi ini menunjukkan arah positif, sedangkan
keuangan daerah.
pengelolaan keuangan daerah juga bernilai negatif yaitu
sebesar
-0,014.Pada
memperkuat dengan
hasil
pengujian
hubungan kinerja
antara
pengelolaan
koefisien regresi penganggaran terhadap kinerja
Penelitian ini menemukan bahwa interaksi
pengelolaan keuangan daerah bernilai negatif
antara penatausahaan dan teknologi informasi
yaitu sebesar -20,464.Pada hasil pengujian
mampu
hipotesis dapat dilihat bahwa β5 > β1 atau 5,092 >
keuangan daerah.
-20,464.Sehingga
bahwa
penatausahaan keuangan daerah yang didukung
teknologi informasi memperkuat hubungan antara
oleh teknologi informasi mampu meningkatkan
penganggaran
kinerja pengelolaan keuangan daerah, dimana
dapat
dengan
disimpulkan
kinerja
pengelolaan
keuangan daerah.
meningkatkan
pengelolaan
Hal ini berarti proses
penggunaan teknologi informasi mempercepat
Penelitian ini menemukan bahwa interaksi
dan
mampu
mengatasi
antara penganggaran dan teknologi informasi
pencatatan/peng-input-an
mampu
penatausahaan.
meningkatkan
keuangan daerah.
kinerja
kinerja
pengelolaan
Hal ini berarti proses
kesalahan-kesalahan data
dalam
proses
informasi mampu yang meningkatkan kinerja
Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Hubungan antara Kualitas Pelaporan dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha8).
pengelolaan keuangan daerah, dimana penggunan
Nilai koefisien regresi interaksi untuk
teknologi informasi mempercepat proses pengi-
pengaruh teknologi informasi terhadap hubungan
inputan dan pengolahan data usulan rencana
antara
kegiatan anggaran.
pengelolaan keuangan daerah adalah sebesar -
Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Hubungan antara Penatausahaan dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPK Pemerintah Kota Sabang (Ha7).
4,623.Koefisien regresi ini menunjukkan arah
Nilai koefisien regresi interaksi untuk
daerah bernilai positif yaitu sebesar 19,433.Pada
pengaruh teknologi informasi terhadap hubungan
hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa β7 <
antara penatausahaan dengan kinerja pengelolaan
β3 atau -4,623 < 19,433.
keuangan daerah adalah sebesar -0,045.Koefisien
disimpulkan bahwa moderat_3 tidak memperkuat
pengangggaran yang didukung oleh teknologi
kualitas
pelaporan
dengan
kinerja
negatif, sedangkan koefisien regresi kualitas pelaporan terhadap kinerja pengelolaan keuangan
Sehingga dapat
Volume 6, No. 2, Mei 2017
- 48
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala hubungan antara kualitas pelaporan dengan
daerah.Sedangkan kualitas pelaporan secara
kinerja pengelolaan keuangan daerah.
parsial berpengaruh positif terhadap kinerja
Penelitian ini menemukan bahwa interaksi
pengelolaan
keuangan
daerahpada
SKPK
antara kualitas pelaporan dan teknologi informasi
Pemerintah Kota Sabang.Hasil uji interaksi
tidak mampu meningkatkan kinerja pengelolaan
memperlihatkan bahwa teknologi informasi
keuangan daerah.Meskipun kualitas pelaporan
mampu
telah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif,
penganggaran
namun karena penggunaan teknologi informasi
kinerja
tidak dapat terintegrasi dengan baik pada seluruh
Sedangkan,
SKPK, mengakibat terlambatnya penyampaian
informasi tidak mampu memperkuat hubungan
laporan
antara
entitas
akuntansi
kepada
entitas
memperkuat dan
hubungan
antara
penatausahaan
dengan
pengelolaan hasil
kualitas
uji
keuangan interaksi
pelaporan
daerah. teknologi
dengan
kinerja
pelaporan.Hal ini berarti kualitas pelaporan
pengelolaan keuangan daerah pada SKPK
keuangan daerah yang didukung oleh teknologi
Pemerintah Kota Sabang.
informasi tidak mampu meningkatkan kinerja
Saran
pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan hasil penelitian pada SKPK Pemerintah Kota Sabang, diharapkan para
KESIMPULAN DAN SARAN
kepala SKPK dapat melakukan pembenahan terhadap kualitas SDM serta perbaikan terhadap
Kesimpulan
sarana dan prasarana teknologi informasi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat
disimpulkan
bahwa
penganggaran,
penatausahaan, kualitas pelaporan, teknologi informasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah pada
Sehingga dengan adanya ketersediaan SDM yang berkualitas serta dukungan sarana dan prasarana teknologi informasi yang memadai akan
meningkatkan
kinerja
pengelolaan
keuangan daerah.
SKPK Pemerintah Kota Sabang.Hal ini berarti penganggaran,
penatausahaan,
kualitas
DAFTAR PUSTAKA
pelaporan, dan teknologi informasi mempunyai andil yang besar dalam mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah
Kota
Sabang.
Kemudian,
Devas, N., B. A. Binder, Booth, K. Davey, & R. Kelley. (1989) Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. (Masri Maris, Penerjemah). UI-Press, Jakarta.
penganggaran, penatausahaan, dan teknologi informasi secara parsial berpengaruh negatif terhadap - 49
kinerja
pengelolaan
Volume 6, No. 2, Mei 2017
keuangan
Dumitru, V. F., E. M. Glavan, M. Dumitru, & N. Glavan. (2010). The impact of information technologies on the performance of the financial-accounting
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala department of the company.Annals Economic Science Series.16(62): 381388.
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. 2(1): 1-10.
Hidayat, R. (2015). Pengaruh pengelolaan keuangan daerah dan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah (studi empiris pada skpd di kabupaten padang pariaman). Artikel online melalui ejournal.unp.ac.id/students/index.php/ak. /1247.Diakses pada 27 Desember 2015.
Rahayu, S., U. Ludigdo dan D. Affandy. (2007). Studi fenomenologis proses penyusunan anggaran daerah (bukti empiris dari satu satuan kerja perangkat daerah di provinsi Jambi). Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.Juli: 122.
Jumaili, S. (2005). Kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam evaluasi kinerja individual. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. September: 722-735. Kimunguyi, S. F. Memba dan A. Njeru. (2015). Effect of budgetary process on financial performance of ngos in health sector in kenya. Internationl Journal of Business and Social Science. 6(12): 163-172. Kusmayadi, D. (2009). Pengaruh pengawasan intern dan penatausahaan keuangan daerah terhadap good government governance (Survei pada Pemerintahan Kota Tasikmalaya).Jurnal Ichsan Gorontalo. 4(2): 2281-2289. Pirade, D., A. K. Saleh dan M. Y. Amar. (2013). The influence of the use of regional financial management informati on system on officials performance in regional government of tana toraja regency. Artikel Online. Diakses pada pasca.unhas.ac.id tanggal 27 Desember 2015: 1-16. Rahayu, N. L. S., N. L. G. E. Sulindawati dan N. K. Sinarwati. (2014). Pengaruh parsitsipasi penyusunan anggaran, kualitas sumber daya manusia (sdm), dan penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintah daerah.e-
Ratih, A. E. (2012). Pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah terhadap kinerja SKPD pada pemerintahan provinsi Kepulauan Riau. Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan. Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Sahusilawane, W. (2015). The impact of effectiveness to use and trust of local financial and information system (sikd) to individual performance in southeast moluccas. Procedia – Socialand Behavioral Sciences.211(2015): 960965. Salehi, M. dan E. Torabi. (2012). The role of information technology in financial reporting quality Iranian scenario. Scientific Journals of Croatia. 6(1): 115127. Sari E., Saiful dan N. Aprilia. (2013). Pengaruh pemahaman system akuntansi pemerintah an dan penatausahaan keuangan daerah Volume 6, No. 2, Mei 2017
- 50
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.Jurnal Fairnes.s 3(3): 19-29. Sudaryanti, D. (2013). Pengaruh penganggaran terhadap kinerja pemda melalui sistem informasi keuangan daerah (Studi Kasus: Pemda Kabupaten Kudus).Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 12(1): 11-24. Sunarta, I N. (2005). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual.Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang. Trisaputra, A. (2013). Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangandaerah terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.Jurnal Akuntansi. 1(3): 1-20. Ugun, A. (2014). Pengaruh sistem informasi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Tesis. Bandung: Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Komputer Indonesia. Yuliani, S., Nadirsyah dan U. Bakar. (2010). Pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. 3(2): 206-220.
Yunita, E. N. dan Sabaruddinsah. (2011). Pengaruh partisipasi anggaran dan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial (studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bogor. Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi. 2(1): 1-14. - 51
Volume 6, No. 2, Mei 2017