Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 50- 62
13 Pages
PENGARUH DEBT FINANCING DAN EQUITY FINANCING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAHPERIODE 2006-2010( STUDI PADA BANK SYARIAH YANG BEROPERASI DI INDONESIA) Siti Zahara1, Islahuddin2, Said Musnadi2 1)
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas EkonomiUniversitas Syiah Kuala
Abstract: This study was aimed to determine the effect of debt financing and equity financing to Islamic Banking's financial performance period 2006-2010. The population in this study is that Islamic banks operating in Indonesia for 5 years (2006-2010). This study used purposive sampling. Having selected the target population numbered 10 Bank. The analytical method used is multiple linear regression. Results of this study indicate that simultaneous debt financing and equity financing affect the financial performance of Islamic banks operating in Indonesia. Only partial debt financing that significantly affect the financial performance of Islamic banks, while equity financing does not affect the financial performance of Islamic banks operating in Indonesia. Debt financing has a positive relationship towards the financial performance of Islamic banks in Indonesia, while the direction of equity financing has a negative relationship to the financial performance of Islamic banks in Indonesia. Keywords: Debt financing, equity financing, and financial performance of Islamic bank
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt financing dan equity financing terhadap kinerja keuangan Bank Syariah Periode 2006-2010. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Syariah yang beroperasi di Indonesia selama 5 tahun (2006-2010). Penelitian ini menggunakan purposive sampling .Setelah diseleksi populasi sasaran berjumlah 10 Bank. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan debt financing dan equity financing berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Syariah yang beroperasi di Indonesia. Secara parsial hanya debt financing yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah, sedangkan equity financing tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah yang beroperasi di Indonesia. Debt financing mempunyai arah hubungan positif terhadap kinerja keuangan bank syariah di Indonesia, sedangkan equity financing mempunyai arah hubungan negatif terhadap kinerja keuangan bank syariah di Indonesia. Kata Kunci: Debt financing, equity financing, dan kinerja keuangan bank syariah
bertujuan memperoleh laba dari kegiatannya. Di
PENDAHULUAN
Bank merupakan lembaga intermediasi
Indonesia operasional bank dapat dibedakan
yang mengumpulkan dana dari masyarakat
dalam dua bentuk yaitu bank konvensional
yang kelebihan dana (surplus dana) dan
dengan sistem bunga dan bank syariah dengan
menyalurkan
sistem bagi hasil.
kepada
masyarakat
yang
kekurangan dana (defisit dana). Perbankan
Dalam sistem perbankan konvensional,
merupakan salah satu lembaga bisnis yang
bank selain berperan sebagai perantara antara Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 50
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemilik dana dan dunia usaha, juga menjadi
berimbas krisis ekonomi. Sistem perbankan
pemisah antara keduanya karena tidak adanya
Islam tidak lagi melihat syari’at sebagai
transferability risk dan return. Perbankan
ideologi, karena ada phobia yang muncul
konvensional tidak akan menanggung kerugian
sebelumnya, bila timbul kata syariah ditakutkan
atas pinjaman yang diberikan kepada nasabah,
menggiring masyarakat kearah pemberlakuan
artinya, pihak nasabah yang meminjam uang
syari’at (negara) Islam.
kepada
bank
konvensional
tetap
harus
Dalam rangka menjalankan usaha yang
membayar pinjamannya walaupun usaha yang
sesuai dengan syariat Islam, perbankan syariah
dijalankannya mengalami kerugian.
berusaha menawarkan produk-produk yang
Sedangkan pada perbankan syariah, bank menjadi
manejer
investasi,
atau
menjelaskan bahwa skema produk perbankan
pemegang amanat (custodian) dari pemilik dana
syariah secara alami merujuk kepada dua
atas investasi di sektor riil. Dengan demikian,
kategori kegiatan ekonomi, yakni produksi dan
seluruh keberhasilan dan risiko dunia usaha
distribusi. Kategori pertama difasilitasi melalui
atau pertumbuhan ekonomi secara langsung
skema
didistribusikan
partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan
kepada
wakil,
bebas dari unsur riba. Machmud (2010:7)
pemilik
dana
dan
pengelola dana. Krisis
profit
sharing
(mudharabah)
dan
distribusi manfaat hasil-hasil produk dilakukan
multi-dimensi
melanda
melalui skema jual beli (murabahah) dan sewa
Indonesia pada tahun 1997-1998 membawa
menyewa ( ijarah). Berdasarkan sifat tersebut,
hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem
kegiatan lembaga keuangan dan bank syariah
perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-
dapat dikategorikan sebagai investment banking
bank
dan merchant/commercial banking. Artinya,
konvensional
terkena
yang
imbas
krisis
ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran
bank
mengenai
dapat
ekonomi yang berkaitan dengan investasi
menyelamatkan perekonomian dari ancaman
(sektor riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor
krisis yang berkepanjangan dan menyelamatkan
riil dapat dilakukan dengan aktivitas pendanaan
perekonomian secara global. Menurut Aliamin
berbasis bagi hasil maupun dengan margin
(2005:157)
di
keuntungan untuk produk jual beli, sedangkan
bank-bank
untuk sektor moneter, bank syariah melakukan
Indonesia
suatu
konsep
terjadinya sejak
1997,
krisis
yang
ekonomi
semua
syariah
dapat
konvensional yang menerapkan sistem ribawi
aktivitas
tabungan
menjadi goyah. Bahkan banyak dari mereka,
mekanisme bagi hasil.
melakukan
atau
deposito
aktivitas
dengan
terutama yang berasal dari bank-bank swasta
Menurut Karim (2005:97) pada dasarnya
bangkrut. Sejak itu, Perbankan syariah mulai
produk-produk yang ditawarkan bank syariah
dilirik. Apalagi berdasarkan kajian ilmiah
dapat dibagi dalam tiga kategori utama sebagai
bahwa sistem perbankan tanpa bunga tidak
berikut: Produk Penyaluran Dana (financing),
51 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Produk penghimpunan Dana (funding), Produk
ekonomi di dalam maupun luar negeri. Dengan
Jasa (service).
semakin berkembang dan kompleknya kegiatan
Produk penyaluran dana atau pembiayaan
ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku
dalam bank syariah dapat dibedakan menjadi
ekonomi, maka peran dari lembaga perbankan
debt
sangat dirasakan manfaatnya.
financing
dan
equity
financing.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Zarkasih (2008:4)
produk
debt
based
financing
Ide tentang pendirian Bank Islam berawal dari
konferensi
organisasi
Islam
yang
mendasarkan pembiayaan pada prinsip jual beli
melakukan sidangnya pada tahun 1970 di
dan prinsip sewa. Pembiayaan dengan prinsip
Karachi, Pakistan yang menyepakati pendirian
jual beli terdiri dari murabahah, salam, dan
Bank Islam di bawah kendali OKI (Organisasi
istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Konferensi Islam). Kesepakatan ini terus
terdiri dari ijarah yang dilandasi adanya
bergulir dan pada akhirnya pada sidang OKI
perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity
tahun 1975 didirikanlah Bank Islam yang
based financing dengan prinsip bagi hasil
berpusat di Jeddah yang dinamakan dengan
terdiri dari musyarakah dan mudharabah.
Islamic
Development
Bank
(Bank
Dalam operasional perbankan syariah,
Pembangunan Islam), dengan jumlah anggota
pihak bank lebih suka memberikan pembiayaan
pada awal berdirinya adalah 22 negara dari 43
dalam bentuk debt financing dibandingkan
negara anggota OKI ( Antonio (2001:19),
equity
Karim (2005:21).
financing.
Sebagaimana
yang
dikemukakan oleh Aliamin (2005: 153) di
Negara yang pada awalnya mendukung
beberapa daerah di Indonesia, perbankan
pendirian Bank Islam mulai memperhatikan
syariah tidak menawarkan produk penyaluran
perkembangan Bank Islam di negara masing-
dana jenis al-musyarakah dan al-mudharabah
masing. Begitu pula, dengan negara Indonesia
kepada nasabah. Produk yang menonjol adalah
yang mayoritas penduduknya beragama Islam
prinsip jual beli dan sewa. Hal ini disebabkan
mulai melirik kepada adanya suatu perbankan
oleh karena resiko debt financing lebih rendah
Islam. Tetapi, pada masa Pemerintahan Suharto,
dibandingkan dengan equity financing.
belum
begitu
terbuka
peluang
untuk
terbentuknya suatu perbankan Islam, karena KAJIAN KEPUSTAKAAN
adanya suatu pemahaman masyarakat jika
Sejarah Singkat Bank Syariah
berbicara masalah syariah maka mereka akan
Bank merupakan salah satu lembaga
ketakutan diberlakukannya hukum Islam di
penting dalam perekonomian di dalam suatu
negara
negara. Betapa tidak, bank merupakan lembaga
berkembangnya pemahaman dan didukung
intermediasi dalam lalu lintas keuangan dan
dengan sosialisasi serta kemajuan teknologi
pembayaran
informasi yang ada,
untuk
memperlancar
kegiatan
tersebut.
Dengan
semakin
akhirnya Pemerintahan
Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 52
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Suharto
ikut
perbankan
mendorong
Syariah.
terbentuknya
Menurut
sistem bunga, sehingga mereka beranggapan
Aliamin
bahwa bank syariah dengan bank konvensional
(2005:151) bank Syariah pertama yang berdiri
sama saja, hal yang membedakan hanyalah
di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia
istilahnya saja. Tentunya pendapat
(BMI) pada tahun 1991. Bank ini menjadi
benar, karena mereka yang berpendapat seperti
cermin bagi perbankan nasional karena luput
itu, tingkat pemahaman terhadap bank syariah
dari krisis ekonomi 1998 yang menjadi beban
termasuk operasionalnya masih sangat kurang.
berat bagi bank konvensional.
Oleh karena itu, pada bagian ini akan dibahas secara
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank
lengkap
tentang
ini tidak
perbedaan
dan
persamaan bank syariah dan bank konvensional.
Syariah
Bank konvensional dan bank syariah
Perbankan syariah merupakan salah satu
dalam beberapa hal memiliki persamaan,
perangkat dalam ekonomi syariah. Bank syariah
terutama dalam sisi teknis penerimaan uang,
adalah bank yang beroperasi dengan sistem bagi
mekanisme transfer, teknologi komputer yang
hasil. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai
digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan
lembaga
yang
syarat-syarat
dikembangkan
pembiayaan.
keuangan
operasional
dan
berlandaskan
atau
perbankan
produknya
Al-Quran
dan
Hadist
umum
untuk
mendapatkan
Nabi
Menurut machmud (2009:11) perbedaan
Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah
pokok antara sistem bank konvensional dengan
SWT dalam surat Albaqarah ayat 275 yang
sistem bank syariah secara ringkas dapat dilihat
artinya, Orang-orang yang memakan riba tidak
dari empat aspek, yaitu sebagai berikut:
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
1.
Falsafah:
Pada
bank
syariah
tidak
orang-orang yang kemasukan setan karena gila.
berdasarkan atas bunga, spekulasi, dan
Yang demikian itu karena mereka berkata
ketidakjelasan.
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal
konvensional berdasarkan atas bunga.
Allah
telah
menghalalkan
jual
beli
dan
2.
Sedangkan
pada
bank
Operasional: Pada bank syariah, dana
mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
masyarakat berupa titipan dan investasi,
peringatan dari Tuhannya, lalu ia berhenti,
baru mendapatkan hasil jika diusahakan
maka apa yang telah diperolehnya dahulu
terlebih dahulu. Sedangkan pada bank
menjadi miliknya dan urusannya terserah
konvensional, dana masyarakat berupa
kepada
simpanan yang harus dibayar bunganya
Allah
SWT.
Barang
siapa
yang
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
pada
mereka kekal di dalamnya.
penyaluran, bank syariah menyalurkan
saat
jatuh
tempo.
Pada
sisi
Kebanyakan masyarakat memahami bahwa
dananya pada sektor usaha yang halal dan
sistem bagi hasil tidak ada bedanya dengan
menguntungkan, sedangkan pada bank
53 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3.
konvensional, aspek halal tidak menjadi
adalah
pertimbangan utama.
keuntungan yang berhubungan dengan transaksi
Sosial: Pada bank syariah, aspek sosial
bisnis. Contoh dari kontrak tijarah adalah
dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang
kontrak
tertuang dalam visi dan misi perusahaan,
pembelian, sewa, dan lain-lain.
sedangkan pada bank konvensional tidak
Penghimpunan Dana Bank Syariah
tersirat secara tegas. 4.
kontrak
untuk
Produk
untuk
tujuan
investasi,
mencari
penjualan
penghimpunan
dana
dan
dalam
Organisasi: Bank syariah harus memiliki
perbankan syariah terdiri dari deposito, giro,
DPS. Sementara itu, bank konvensional
dan tabungan. Prinsip yang digunakan adalah
tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah.
Wadi’ah
dan
wadi’ah
bank
Mudharabah.
Pada
bertanggungjawab
prinsip terhadap
Merancang kontrak syariah
keutuhan dana nasabah dan dibolehkan untuk
Kontrak Tabarru’
dipinjamkan kepada pihak lain. Sedangkan
Menurut Karim (2005:64) kontrak tabarru’ adalah
kontrak
yang
memfokuskan
pada
transaksi yang tidak mencari keuntungan. Jenis
dalam prinsip mudharabah, deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank bertindak sebagai mudharib (pengelola).
kontrak ini adalah secara esensial tidak dirancang
untuk
(2004:97)
yang
merupakan sumber dana bank syariah sama
keuntungan komersial. Kontrak tabarru’ adalah
dengan bank konvensional yaitu dari pemilik
kontrak yang dilakukan untuk tujuan kebaikan.
dan dari pihak ketiga atau masyarakat seperti:
Di bawah kontrak tabarru’ kelompok penyedia
Giro wadi’ah (rekening koran), Deposito
kebajikan tidak mempunyai peraturan untuk
Mudharabah, Tabungan
suatu kondisi yang pasti dalam pemberian
Tabungan untuk maksud khusus. Terhadap
balasan apapun dari kelompok lain. Balasan
produk ini bank tidak akan memberikan bunga,
hanya akan diperoleh dari Allah SWT semata
tetapi bagi hasil yang jumlahnya tidak akan
bukan
kebajikan
diketahui pada awalnya karena tergantung hasil
dibenarkan untuk memohon dari lembaga
yang diperoleh kemudian. Untuk dana giro
rekanan
memberikan sedikit dana untuk
yang dipercayakan pada bank, pemilik dana
menutupi biaya yang diperlukan sebelum
tidak akan menerima penghasilan dari bank
kontrak tabarru’ dijalankan. Contoh dari
sebagai
kontrak tabarru’ adalah qard, rahn, hiwalah,
dikhawatirkan menuju kearah riba, namun bank
wakalah,
manusia.
kafalah,
bisnis
Harahap
pada
dari
transaksi
Menurut
Lembaga
wadi’ah,
hibah,
waqf,
shadaqah, hadiah, dan lain-lain.
dapat
pemegang
memberikan
jumlahnya
juga
Mudharabah, dan
amanah
sejenis tidak
bisa
karena
bonus
yang
ditentukan
sebelumnya. Sedangkan penabung dan deposan Kontrak Tijarah
akan mendapatkan tambahan tabungan berupa
Menurut karim (2005;68) kontrak tijarah Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 54
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bagi hasil, yang besar kecilnya ditentukan oleh
yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan
besar kecilnya laba yang diterima dari hasil
pembayaran dilakukan dimuka. Bank dapat
murabahah, mudharabah, dan musyarakah.
bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam
Berapa porsi yang dibagikan kepada penabung
suatu transaksi salam. Jika bank bertindak
atau penyimpan sudah ditentukan bank sewaktu
sebagai penjual kemudian memesan kepada
transaksi dimulai.
pihak lain untuk menyediakan barang pesanan
Pembiayaan Bank Syariah
dengan cara salam maka hal ini disebut salam
Debt Financing
paralel.
Lembaga keuangan terutama perbankan syariah
mendapatkan
keuntungan
dari
o
Pembiayaan Istishna’ Istishna’
pemberian pembiayaan kepada nasabah, baik
adalah
akad
jual
beli
al-
dalam bentuk debt financing maupun equity
mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen
financing.
yang
Debt
financing
merupakan
juga
bertindak
sebagai
penjual).
pembiayaan dengan prinsip jual beli yang
Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi
terdiri dari:
produsen (barang
o
untuk pesanan)
menyediakan sesuai
al-mashnu
spesifikasi
yang
Pembiayaan Murabahah
disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan
Menurut Karim (2005:113) murabahah
harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat
adalah suatu kontrak penjualan dan pembelian
berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau
dengan kesepakatan harga beli dari objek
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
transaksi, dan keuntungan (margin) secara mutual disetujui baik penjual dan pembeli. Kontrak ini merupakan salah satu kontrak murni
khusus,
karena
dalam
murabahah
perolehan tingkat laba telah disetujui.
o
Pembiayaan Ijarah Menurut
Karim
(2005:135)
transaksi
ijarah didasarkan pada penyerahan manfaat, dari pada pemilik barang. Prinsip Ijarah menentukan bahwa pada dasarnya sama dengan
o
Pembiayaan Salam
penjualan dan pembelian, yang membedakan
Salam adalah akad jual beli muslim fiih
hanya terletak pada objek transaksi. Dalam
(barang
pesanan)
dengan
penangguhan
transaksi pembelian dan penjualan, objek
pengiriman oleh muslim ilaihi (penjual) dan
adalah item dari barang. Sedangkan dalam
pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli
transaksi ijarah, ia bisa produk atau jasa.
sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai
dengan
syarat-syarat
tertentu.
Equity Financing
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Antonio
Berdasarkan larangan adanya bunga dalam
(2001:108) as-salam berarti pembelian barang
Islam, para penulis ekonomi Islam modern
55 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sepakat bahwa reorganisasi dalam perbankan
pembiayaan yang banyak ditawarkan oleh
harus
berlandaskan
perbankan syariah adalah murabahah hampir
syirkah/musyarakah dan mudharabah. Menurut
lebih dari 50 %. Hal ini terjadi karena bank
Siddiqi (1996:8) Syirkah adalah keikutsertaan
merasa nyaman dan bisa meminimal resiko
dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu
pembiayaan.
dengan sejumlah modal yang telah ditetapkan
murabahah, pihak nasabah akan diberikan
berdasarkan perjanjian untuk bersama-sama
denda apabila melanggar akad yang telah
menjalankan usaha dan pembagian keuntungan
disepakati. Perbankan
serta kerugian dalam bagian yang ditentukan.
meminta nasabah menyediakan agunan atas
Sedangkan mudharabah berarti bahwa satu
piutang murabahah.
dilakukan
dengan
Karena
dalam
pembiayaan
syariah juga
dapat
pihak menyediakan modal dan pihak lain
Pembiayaan salam, istishna’ dan ijarah
memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha,
juga merupakan pembiayaan dengan prinsip
berdasarkan kesepakatan bahwa keuntungan
debt financing yang juga berpengaruh terhadap
dan kerugian dari usaha tersebut akan dibagi
kinerja
menurut bagian yang ditentukan. Syirkah dan
tersebut hanya memberikan kontribusi terhadap
mudharabah inilah yang dikenal dengan istilah
laba bank syariah hanya sekitar 10 % dari
equity financing.
keseluruhan pembiayaan yang diberikan.
bank
syariah.
Tetapi
pembiayaan
Sedangkan pembiayaan mudharabah dan Kerangka Pemikiran Pendapatan bank Syariah diperoleh dari
musyarakah
belum
menjadi
pembiayaan
andalan yang ditawarkan oleh perbankan
jasa dan pembiayaan yang diberikan kepada
syariah.
nasabah, baik dengan prinsip jual beli, sewa,
mudharabah merupakan pembiayaan yang
bagi hasil maupun syirkah. Pembiayaan dapat
berisiko tinggi terutama apabila diberikan
dilakukan oleh perbankan syariah baik dengan
kepada
menggunakan prinsip debt financing maupun
ditambah lagi kesulitan untuk mengukur ‘itikad
equity financing. Pembiayaan akan dapat
baik serta kejujuran seorang nasabah. Karena
dilakukan dengan maksimal apabila jumlah
apabila terjadi kerugian dalam pembiayaan
modal yang tersedia cukup, ditambah dengan
mudharabah, maka kerugian tersebut akan
dana pihak ketiga yang diamanahkan kepada
ditanggung oleh perbankan syariah, jika tidak
bank, baik dalam bentuk giro, deposito maupun
terdapat indikasi bahwa nasabah lalai dari
tabungan.
tanggung
Semakin banyak modal dan dana pihak
Pembiayaan
nasabah
musyarakah
yang
jawabnya.
baru
Begitu
dan
dikenal
pula
dan
dengan
musyarakah, kerugian dan keuntungan akan
ketiga yang dapat disalurkan kepada nasabah,
ditanggung
dan
dibagikan
maka semakin besar pula pendapatan yang akan
presentase
modal
diperoleh dari pembiayaan tersebut. Bentuk
Sehingga pembiayaan tersebut memiliki resiko
dalam
sesuai usaha
Volume 3, No. 1, Februari 2014
dengan tersebut.
- 56
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang cukup tinggi yang dapat menurunkan
Penelitian
ini
bersifat
kinerja keuangan bank syariah, apabila terjadi
(correlational study), yaitu tipe penelitian
pembiayaan bermasalah.
dengan
karakteristik
korelasional
masalah
berupa
hubungan korelasional antara dua variabel atau
lebih,
Penelitian
Supomo ini
dkk
berusaha
(1999:26). menemukan
bagaimana pengaruh dari debt financing dan equity financing terhadap kinerja keuangan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
bank syariah yang beroperasi di Indonesia mulai tahun 2006-2010. Dalam penelitian
Hipotesis
ini,
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teoritis, dan kerangka pemikiran diatas, maka
peneliti
melakukan
tidak
bermaksud
intervensi
dan
untuk
melakukan
manipulasi data untuk mempengaruhi hasil. b. Unit Analisis
pengujian hipotesis dapat dirumuskan sebagai
Penelitian ini dilakukan pada bank syariah
berikut:
baik Bank Umum Syariah maupun Unit
1: Debt financing berpengaruh terhadapkinerja
Usaha Syariah yang beroperasi di Indonesia
keuangan bank syariah 2: Equity
financing
dari tahun 2006-2010 dan yang menyusun
berpengaruh
terhadap
kinerja keuangan bank syariah
media oleh Bank Indonesia yang memiliki
3: Debt financing dan Equity financing secara simultan
berpengaruh
laporan keuangan yang dipublikasikan di
terhadap
kinerja
keuangan bank syariah.
kelengkapan data berdasarkan variabel yang diteliti. c. Horison waktu Waktu yang digunakan dalam pengumpulan
METODE PENELITIAN
data adalah longitudinal yaitu data variabel
Pada bagian ini akan dikemukakan desain penelitian yang meliputi proses penelitian, memilih prosedur dan teknik sampling serta alat pengukuran variabel. Oleh karena itu, untuk merancang
desain
penelitian
yang
sesuai
dengan yang diharapkan maka perlu ditetapkan tujuan penelitian, unit analisis dan horison waktu.
dependent dan independent dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian. Neraca dan laporan laba rugi yang merupakan sumber data dalam penelitian ini merupakan data laporan
keuangan
bank
syariah
yang
beroperasi di Indonesia dari tahun 20062010.
a. Tujuan Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekumpulan kasus yang 57 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan
dipublikasikan di media dari bank-bank
dengan masalah penelitian, (Mardalis,1999:53).
syariah yang beroperasi di Indonesia mulai
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian
tahun 2006-2010.
ini adalah seluruh bank syariah yang telah
2.
Studi
kepustakaan,
yaitu
mengkaji
beroperasi di Indonesia dan telah menyusun
referensi dengan menggunakan buku-buku
neraca
yang
yang relevan, artikel, UU dan peraturan
dipublikasikan di media dari tahun 2006-2010.
mengenai perbankan syariah, dan bahan
Penentuan sampel dilakukan secara non random
lain yang berhubungan dengan penelitian
(non probability sampling) dengan metode
ini.
serta
laporan
laba
rugi
purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan
Metode Analisis Analisis data merupakan bagian yang amat
suatu kriteria tertentu. Menurut Supomo (1999:115)
sampel
penting dalam metode ilmiah, karena dengan
adalah sebagian dari elemen-elemen populasi.
analisis
Oleh karena itu, sampel merupakan bagian dari
bermakna dan berguna dalam memecahkan
populasi dan harus memiliki ciri-ciri yang
masalah
dimiliki
dikumpulkan
oleh
populasinya.
Suatu
sampel
tersebut
data
penelitian. perlu
dapat
Data
berarti
yang
dipecahkan
atau
telah dalam
bagi
kelompok-kelompok dan dilakukan kategorisasi
populasinya sangat tergantung pada sejauh
data sedemikian rupa sehingga data tersebut
mana
mempunyai makna untuk menjawab masalah
merupakan
representasi
karakteristik
yang
sampel
baik
sama
dengan
dan bermanfaat untuk menguji hipotesis.
karakteristik populasinya.
Persamaan regresi yang digunakan untuk meneliti pengaruh X1 dan X2 terhadap Y dengan
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data
menggunakan analisis regresi linear berganda. Y = α + β1X1+ β2X2 + e
yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Menurut Nasir (1999:211) masalah memberi arah dan mempengaruhi
metode
pengumpulan
data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1.
Data sekunder diperoleh dengan cara
Keterangan: Y
= Kinerja Keuangan Bank Syariah
X1 = Debt Financing X2 = Equity Financing β
= Koefisien regresi
α
= Konstanta
e
= Kesalahan (error)
mengumpulkan laporan keuangan terutama neraca
dan
laporan
laba
rugi
yang
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis regresi di atas Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 58
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala maka disusun model persamaan regresi sebagai
besar dari tingkat signifikan α = 0,05. Dengan
berikut:
demikian thitung < ttabel , artinya secara parsial
YRoa = 0,015 + 0,008X1 – 0,014X2
equity financing (X2 ) tidak mempunyai
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat signifikansi parameter b1 terhadap variabel dependen YRoa diperoleh nilai thitung sebesar 2,003. Sedangkan nilai ttabel sebesar 1,684
dengan
(lampiran
3)
tingkat lebih
signifikansi besar
dari
0.051 tingkat
signifikansi α = 0,05. Dengan demikian thitung > ttabel , artinya secara parsial debt financing (X1 ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah. Sedangkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Purnamasari, (2009) menyatakan pembiayaan murabahah (debt financing) tidak berpengaruh terhadap laba pada Bank Syariah. Arah hubungan antara debt financing(X1 ) dengan kinerja keuangan bank syariah adalah positif dengan koefisisen regresi b1 = 0.008, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1 milyar pemberian pembiayaan dalam bentuk debt financing maka akan terjadi kenaikan sebesar 0,008 milyar kinerja keuangan bank syariah dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman & Rochmati, (2011) bahwa pembiayaan jual beli ( debt financing ) mempunyai arah hubungan yang positif dengan laba perbankan syariah. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat signifikansi parameter b2 terhadap variabel dependen YRoa diperoleh nilai thitung sebesar -0,967. Sedangkan nilai ttabel sebesar 1,684 dengan tingkat signifikansi 0.338 lebih 59 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
pengaruh
terhadap kinerja keuangan bank
syariah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Purnamasari, (2009)
menyatakan
musyarakah
(equity
bahwa
pembiayaan
financing
)
tidak
berpengaruh terhadap laba pada Bank Syariah. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh wicaksana, (2011) yang menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah dan musyarakah ( equity financing )
berpengaruh secara
signifikan
terhadap
profitabilitas ban umum syariah. Variabel equity financing mempunyai arah hubungan negatif dengan koefisisen regresi b2 = -0.014 untuk dependen variabel YRoa, ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan satu milyar pembiayaan dalam bentuk equity financing, maka akan terjadi penurunan kinerja keuangan syariah sebesar 0.014 milyar dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Rochmati ( 2011 ), hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil ( equity financing ) berpengaruh negatif terhadap ROA. Berdasarkanstatistik uji F, diperoleh nilai Fhitung untuk dependen variabel YRoa sebesar 4,063 dengan tingkat signifikansi pada α = 0,024 pada α = 0,05. Sedangkan nilai Ftabel pada df1 = 2 dan df2 =47 adalah sebesar 3,15. Dengan demikian Fhitung > Ftabel (4,063 > 3,150) dan tingkat signifikan lebih rendah dari taraf
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala signifikan α = 0,05. Hal ini menunjukkan
rendah, artinya masih banyak faktor lain
bahwa secara bersama-sama (simultan) semua
yang mempengaruhi kinerja keuangan
variabel independen (debt financing dan equity
bank syariah selain variabel debt financing
financing)
dan equity financing.
yang dimasukkan dalam model
regresi mempunyai pengaruh yang signifikan
2.
Pengaruh debt financing terhadap kinerja
terhadap kinerja keuangan bank syariah yang
keuangan bank syariah sebesar 0.008. Arah
diukur dengan ROA (Return on Asset). Hal ini
hubungan antara debt financing (X1 )
sesuai dengan penelitian yang dikemukakan
dengan kinerja keuangan bank syariah
oleh Wicaksana, (2011 ) bahwa pembiayaan
adalah positif dengan koefisisen regresi b1
mudharabah
equity
= 0.008, hal ini berarti bahwa setiap
financing ) serta murabahah ( debt financing )
kenaikan 1 milyar pemberian pembiayaan
secara
terhadap
dalam bentuk debt financing maka akan
profitabilitas bank umum syariah. Oleh karena
terjadi kenaikan sebesar 0,008 milyar
itu, semua variabel independen secara simultan
kinerja keuangan bank syariah dengan
dapat dipakai sebagai instrumen penentu kinerja
asumsi variabel independen lainnya tetap.
keuangan bank syariah.
Pengujian secara parsial menunjukkan
dan
musyarakah
simultan
(
berpengaruh
bahwa debt financing berpengaruh secara KESIMPULAN DAN SARAN
signifikan
Kesimpulan
keuangan bank syariah yang diukur dengan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat
terhadap
penentuan
kinerja
Return on Asset. 3.
Besarnya pengaruh debt financing terhadap
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
kinerja keuangan bank syariah adalah -
1.
0.014.
Pengaruh
debt
financing
dan
equity
Variabel
equity
financing
financing terhadap kinerja keuangan bank
mempunyai arah hubungan negatif dengan
syariahsebesar 11,9%. Pengujian secara
koefisisen regresi b2 = -0.014 untuk
simultan
debt
dependen variabel kinerja keuangan bank
financing dan equity financing dapat
syariah, ini berarti bahwa setiap terjadi
digunakan sebagai salah satu instrumen
kenaikan satu milyar pembiayaan dalam
penentu
bentuk equity financing, maka akan terjadi
menunjukkan
bahwa
kinerja keuangan bank syariah
yang diukur dengan Return on Asset
penurunan
(ROA). Hasil ini didukung oleh nilai Fhitung
sebesar 0.014 milyar dengan asumsi
yang signifikan pada α = 5% untuk kinerja
variabel
keuangan yang diukur dengan Return on
Variabel equity financing secara parsial
2
Asset (ROA). Namun demikian, R yang
kinerja
independen
keuangan
lainnya
syariah
tetap.
tidak berpengaruh terhadap penentuan
diperoleh sebesar 11,9% masih tergolong Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 60
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja keuangan bank syariah yang diukur
eksternal yang belum diteliti, misalnya,
dengan Return on Asset .
menambah pembiayaan bermasalah sebagai salah satu variabel independen, karena diperkirakan semakin tinggi pembiayaan
Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini: 1. Para
bermasalah maka akan semakin rendah kinerja keuangan bank syariah, sebaliknya
pelaku
dapat
semakin rendah pembiayaan bermasalah
mengembangkan debt financing sebagai
maka akan semakin meningkat kinerja
produk pembiayaan andalan yang mampu
keuangan bank syariah.
meningkatkan
perbankan
kinerja
syariah
bank
5. Peneliti berikutnya dapat menjabarkan debt
syariah, karena debt financing merupakan
financing menurut jenis produk pembiayaan
jenis pembiayaan dimana profit margin
yang terdiri dari pembiayan
ditentukan
sehingga
ijarah, salam dan istishna’. Demikian juga
kemungkinan kecil bank syariah akan
dengan produk equity financing dijabarkan
mengalami kerugian.
menjadi dua produk pembiayaan yang terdiri
diawal
keuangan
kontrak
2. Para pelaku perbankan syariah harus lebih
dari
pembiayaan
murabahah,
mudharabah
dan
hati-hati memberikan jenis pembiayaan
musyarakah. Hal tersebut diperlukan karena
dalam bentuk equity financing karena jenis
masing-masing
pembiayaan ini mempunyai resiko yang
mempunyai
tinggi
kinerja
antara satu dengan yang lain, sehingga hasil
keuangan bank syaraiah. Equity financing
penelitian yang diperoleh akan lebih akurat
merupakan jenis pembiayaan dimana apabila
dan valid serta estimasi yang dilakukan
nasabah sukses usahanya maka perbankan
diperkirakan akan semakin efisien.
dan
dapat
menurunkan
produk
karakteristik
pembiayaan yang
berbeda
syariah akan mendapatkan laba berdasarkan nisbah yang telah disepakati, tetapi apabila
DAFTAR KEPUSTAKAAN
usaha nasabah gagal maka rugi sebagian besar akan ditanggung oleh perbankan syariah. 3. Para akademisi harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan
untuk
mengelola
dan
mengembangkan perbankan syariah di masa yang akan datang. 4. Peneliti
berikutnya
dapat
menambah
variabel lain atau memakai faktor-faktor 61 -
Volume 3, No. 1, Februari 2014
Aliamin, 2005. Merekonstruksi Akuntansi Syariah. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Antonio, M.I., 2011. Bank Syariah. Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Arthesa, Ade dan Handiman, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: Permata Puri Media. Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Agama Republik Indonesia 2005. AlQur’an dan Terjemahannya. Jakarta: PT Syaamil Cipta Media. Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Gujarati, D., 1992. Essentials of Econometrics. Singapore: McGraw-Hill International Edition. Harahap, S.S., 2004. Akuntansi Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. Http://cintasyariah.wordpress.com/2010/02/25/perke mbangan-bank-syariah-di-Indonesia. Karim, A. A., 2005. Islamic Banking. Fiqh and Financial Analisys, Third Edition. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Machmud, A., dan Rukmana, 2010. Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Madjid, M.S., 2004. Ekonomi Islam Kontemporer. Isu-isu Ekonomi Global Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Laznas BM. Mannan, M.A., 1993. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Alih Bahasa oleh M. Nastangin. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. Mardalis, 1999. Metode Penelitian Suatu pendekatan proposal. Edisi Keempat. Jakarta: Bumi Aksara. Muhammad, 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah. Strategi memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank syariah sebagai Akibat Masalah Agency. Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muhayatsyah, A., 2006. Cost of Equity and Cost of Debt in Islamic Finance. Http://UinSuka.Academia.edu/alimuhayatsya h/papers/1759486 Muslehuddin, M., 1988. Urusan Bank dan Hukum Islam. Alih Bahasa oleh Izuddin Mohamed. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka. Nasir, M., 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurdin, R., 2010. Akad-akad Fiqh pada Perbankan
Syariah di Indonesia. Sejarah Konsep dan Perkembangannya. Banda Aceh: Yayasan PeNA. Nurhayati, S., dan Wasilah 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Rosly, S.A., 2005. Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets. Islamic Economics, Banking & Finance, Investments, Takaful and Financial Planning. Kuala Lumpur: Dinamas Publishing. Santoso, S., 2000. SPSS Versi 10.0. Jakarta: PT. Gramedia. Sekaran, U., 2006. Research Method for Business. Metode penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Siddiqi, M. N., 1996. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam. Alih Bahasa oleh Fakhriyah Mumtihani. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. Syakhiruddin, 2008. Statistika Ekonomi. Banda Aceh: Syiah kuala University Press. Supomo, Bambang dan Indriantoro, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah PSAK No.101 tahun 2007 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Www.bi.go.id/NR/rdonlyres/SPS (Statistik perbankan Syariah Bank Indonesia). Www.syariahmandiri.co.id/BSM-Anrep-2011Laporan-Manajemen.
Volume 3, No. 1, Februari 2014
- 62