Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
15 Pages
ISSN 2302-0164 pp. 127- 141
PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA MANAJER BANK-BANK YANG BEROPERASIONAL DI BANDA ACEH) Yuliana¹, Nadirsyah², Usman Bakar2 1)
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This research is an empirical research which aimed to obtain evidences about The Influence of Total Quality Management Application on Performance Managerial with Organization Culture. Performance Measurement System and Reward System as Moderating Variable. This research concentrated on a main problem whether The Influence of Total Quality Management on Performance Managerial with Organization Culture. Performance Measurement System and Reward System as Moderating Variable. The population in this research were 21 banks in Banda Aceh and each represented by five person of middle manager as respondents and data collection is done directly by using a questionnaire containing 39 statements. While the tools of analysis used was multiple linear regression.The result show a direct effect Total Quality Management application on managerial performance. It’s also show an effect of interaction between Total Quality Management and reward system on managerial performance. The result of interaction between Total Quality Management application and organizational culture and also performance measurement system haven’t effect on managerial performance. Keywords: Total Quality Management, Organization Culture, Performance Measurement System, Reward System and Managerial Performance Abstrak: Penelitian ini bersifat empiris dimana penelitian ini bertujuan memperoleh bukti mengenai Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial dengan Budaya Organisasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating. Penelitian ini bertumpu pada masalah pokok apakah penerapan Total Quality Management berpengaruh pada kinerja manajerial dengan budaya organisasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai variabel moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah 21 bank yang beroperasional di Banda Aceh yang masing-masing diwakili oleh 5 orang manajer tingkat menengah sebagai responden. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada manajer dengan 39 pertanyaan. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja manajerial dan menunjukkan adanya pengaruh interaksi antara Total Quality Management dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Tidak ditemukan pengaruh interaksi Total Quality Management dengan budaya organisasi dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial. Kata kunci: Total Quality Management, Budaya Organisasi, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial
127 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
untuk
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi tidak hanya perusahaan
manufaktur,
perusahaan
jasa
peningkatan
kualitas
tetapi
perlu dan
juga
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan. Kinerja manajerial yang baik meningkatkan
perolehan
keuntungan
melakukan
perusahaan
melakukan
kepercayaan investor ke perusahaan.
perbaikan yang terus menerus, khususnya
dan
akan
menambah
Keuntungan perusahaan tidak serta
perbankan yang merupakan salah satu
merta
sektor usaha yang mendukung berkembang
pegawai sebagai ujung tombak perusahaan
dan
suatu
harus memiliki pengetahuan yang cukup
negara. Perbankan di Indonesia saat ini,
tentang produk dan jasa layanan yang
khususnya di Aceh mulai mengalami
ditawarkan.
gejolak akibat ulah oknum karyawan bank
perusahaan dianggap baik apabila tujuan
maupun oknum lain di luar bank. Pihak
perusahaan dapat terlampaui berdasarkan
yang dirugikan di antaranya perusahaan di
sasaran, standar dan kriteria yang telah
mana yang bersangkutan bekerja dan/ atau
ditetapkan sebelumnya, serta melakukan
konsumen.
penyebab
perbaikan secara terus menerus. Total
saat
ini
Quality Management (TQM) merupakan
terutama akibat kesalahan manusia; tidak
salah satu pendekatan yang paling populer
kompetennya
si
dalam rangka perbaikan terus menerus.
kurangnya
Karakteristik TQM yaitu: fokus pada
berhasilnya
terjadinya
Faktor-faktor kasus
pegawai
perekonomian
perbankan
pegawai,
yang
niat
merasa
jahat
meningkat
begitu
Kinerja
pelayanan
konsumen
yang
masalah
secara
jadi
dikarenakan
kurang
peran
manajerial
penghasilan, kehilangan karyawan kunci bisa
saja,
dan
suatu
pemecahan
sistematis
dengan
penghargaan dan penipuan oleh oknum
menggunakan tim yang ada di garda depan
luar bank yang menjadikan bank sebagai
(Garrison&Norren,2000:15). Bagi suatu
media transaksi kejahatan.
perusahaan jasa, terutama bank kualitas
Kinerja
sebagai
layanan merupakan tuntutan agar dapat
efektivitas
bertahan hidup dalam persaingan. Kualitas
operasional suatu perusahaan, bagian dari
layanan yang tinggi sesuai dengan harapan
perusahaan dan karyawannya berdasarkan
pelanggannya tidak akan terwujud tanpa
sasaran, standar, dan kriteria yang telah
adanya kualitas dalam diri manajemen itu
ditetapkan sebelumnya. Kinerja merujuk
sendiri. Seperti halnya produk dan jasa
kepada
yang dihasilkan, kualitas manajemen juga
penentuan
dapat
secara
tingkat
diartikan periodik
keberhasilan
dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan
diharapkan
memiliki
komitmen
Volume 2, No.1, November 2012
- 128
untuk
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala selalu
memperbaiki
serta
produktivitas dan tendensi para karyawan
kesadaran betapa pentingnya arti kepuasan
untuk tetap bersama perusahaan atau
konsumen yang secara langsung dapat
mencari pekerjaan lainnya. Semakin besar
memperbaiki kinerja perusahaan. Kualitas
perhatian perusahaan terhadap kebutuhan
manajemen
dengan
karyawannya maka perusahaan tersebut
mendukung
akan mendapat timbal balik yang sesuai
strategi perusahaan, dan bila budaya
yaitu maksimalisasi dalam produktivitas
organisasi dapat menjawab atau mengatasi
kerja, sehingga berpengaruh positif pada
tantangan lingkungan dengan cepat dan
kinerja manajerial perusahaan tersebut.
budaya
dapat
kualitas
diwujudkan
organisasi
yang
tepat dan pada akhirnya budaya organisasi
Tujuan dari penelitian ini adalah
juga akan berpengaruh terhadap kinerja
untuk
manajerial.
mengenai
Selain penerapan TQM dan budaya organisasi,
perusahaan
juga
perlu
mendapatkan pengaruh
sistem penghargaan sebagai mekanisme
moderating.
dan mempengaruhi
penghargaan
TQM
sebagai
variabel
Penelitian yang berhubungan dengan
perilaku karyawan dalam berbagai cara
TQM
yang
Kurnianingsih
kesejahteraan
penerapan
organisasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem
memaksimalkan
empiris
terhadap kinerja manajerial dengan budaya
menerapkan sistem pengukuran kinerja dan
untuk memotivasi
bukti
dengan
kinerja
(2000),
yang
tentang
kinerja pada industri jasa perbankan sulit
kinerja dan sistem penghargaan terhadap
dilakukan karena karakteristik jasa pada
keefektifan penerapan teknik TQM pada
umumnya tidak nampak dan unik yang
perusahaan
sekaligus membedakannya dengan industri
berhasil
manufaktur. sistem
pengukuran
kinerja
pada bank dapat diukur misalnya dari
penghargaan
memperkuat
harga yang bersaing, kualitas layanan yang
moderating terhadap hubungan antara
prima, layanan yang efisien dan tepat
TQM dengan kinerja manajerial. Beberapa
waktu,
karyawan,
penelitian yang berhubungan dengan TQM
berkurangnya keluhan nasabah dan survei
dan kinerja manajerial Suprantiningrum
kepuasan
(2002), Laily (2003) dan Ansyari (2006)
produktivitas
nasabah.
Sedangkan
sistem
meneliti
perusahaan dan karyawan. Pengukuran
pengukuran kinerja
pengaruh
dilakukan
manufaktur.
membuktikan
Kurnianingsih bahwa
sistem
dan
sistem
yang
oleh
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
kontribusi
karyawan mereka
Penghargaan
yang
perusahaan
sangat
129 -
sebagai
pada
ganti
perusahaan.
diberikan
oleh
mempengaruhi
Volume 2, No. 1, November 2012
bahwa
hubungan
penghargaan merupakan apa yang diterima para
menunjukkan
pengukuran
TQM
Pembahasan hasil penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab berikutnya
akan
membahas
mengenai
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis.
manajerial
Sub bab ketiga membahas mengenai
melaksanakan dan menghasilkan suatu
metode penelitian yang digunakan untuk
kinerja
menguji hipotesis. Sub bab keempat
manajerial
ini
membahas mengenai hasil analisis. Sub
kompleks,
berbeda
bab
karyawan yang umumnya bersifat konkrit.
terakhir
implikasi
mengenai
dan
kesimpulan,
keterbatasan
dalam
penelitian ini.
diharapkan
manajerial.
mampu
Umumnya
bersifat
kinerja
abstrak
dengan
dan
kinerja
Manajer menghasilkan kinerja dengan mengarahkan bakat dan kemampuannya serta beberapa orang lain yang berada di
KAJIAN KEPUSTAKAAN
dalam daerah wewenangnya. Terdapat
Pengaruh Penerapan Total Quality Management dengan kinerja manajerial Total Quality management (TQM)
delapan aspek kinerja manajerial yang
adalah suatu alat yang digunakan oleh manajemen
suatu
perusahaan
yang
melibatkan
seluruh
personel
dalam
harus diperhatikan oleh manajer (Mahoney, 2002:7), yaitu: planning, investigating, coordinating,
terus-menerus
atas
produk,
pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan
produk
perusahaan,
dan
manajemen perusahaan melalui metode ilmiah yang inovatif (Tjiptono,2003:4). Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam (Nasution,2005: 22): yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan
ilmiah,
komitmen
jangka
panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan,
kebebasan
yang
terkendali,
kesatuan tujuan; dan adanya keterlibatan
Pengujian secara empiris mengenai
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota sebuah organisasi dalam Seseorang
kegiatan-kegiatan yang
pengukuran
kinerja
karyawan
pada
perusahaan manufaktur, memberikan bukti empiris bahwa frekuensi pelaporan ukuran kinerja manufakturing pada karyawan terkait benar dengan implementasi Just in Time, kerjasama tim dan TQM (Banker et. al
,1993).
TQM
sangat
mempunyai
hubungan dengan kinerja manajerial yang mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Pada
industri
perbankan
kualitas ditentukan oleh nasabah. Semua usaha manajemen dalam TQM diarahkan pada satu tujuan utama yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Ha1 :
dan pemberdayaan karyawan.
supervising,
staffing, negotiating dan presenting.
perusahaan dalam melakukan perbaikan secara
evaluating,
Penerapan Management
Total
Quality berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
manajerial.
memegang
posisi
Interaksi TQM dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Manajerial Volume 2, No.1, November 2012
- 130
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Budaya bagian
organisasi
yang
tidak
merupakan
terpisahkan
setiap masalah secara detail, orientasi
dari
terhadap hasil yang akan dicapai, orientasi
lingkungan internal organisasi, karena
kepada semua kepentingan karyawan,
keragaman budaya yang ada dalam suatu
agresif
organisasi sama banyaknya dengan jumlah
mempertahankan dan menjaga stabilitas
individu yang ada di dalam organisasi.
bekerja. (Robbins,2003:525)
dalam
bekerja;
dan
Definisi budaya organisasi di antaranya
Parncharoen, Girardi, dan Entrekin
menurut (Moeljono, 2003:17), menyatakan
(2005) telah membandingkan dampak
bahwa budaya korporat atau budaya
nilai-nilai
manajemen atau juga dikenal dengan
implementasi TQM di Australia dengan di
budaya
Thailand.
kerja
merupakan
nilai-nilai
budaya
pada
Hasil
keberhasilan
penelitian
tersebut
dominan yang disebarluaskan di dalam
menyimpulkan bahwa: desain organisasi
organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja
mempunyai
karyawan.
Selanjutnya
(Robbins,
terhadap keberhasilan TQM; perbedaan
2003:525)
mendefinisikan
budaya
signifikan antara model desain organisasi
pengaruh yang signifikan
organisasi sebagai suatu sistem makna
di
bersama yang dianut anggota-anggotanya
keberhasilan TQM lebih karena perbedaan
yang membedakan organisasi tersebut
budaya, menunjukkan fakta bahwa budaya
dengan organisasi yang lain. Budaya
mempengaruhi orang-orang berpikir dan
organisasi
berperilaku.
adalah
pertimbangan
penggunaan nilai-nilai, simbol-simbol dan beberapa
faktor
dalam
Australia
dan
Ha1 : Interaksi
budaya
Thailand
penerapan
Quality
pada
Total
Management
berkomunikasi kepada karyawan di dalam
berpengaruh terhadap kinerja
mencapai tujuan organisasi (Moorhad dan
manajerial.
Griffin,
1999
2004:189).
dalam
Dengan
Tampubolon
demikian
budaya
diperlukan dalam mendorong karyawan
Interaksi TQM dan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Kinerja Manajerial Pengukuran kinerja merupakan
maupun
suatu
organisasi menjadi suatu nilai yang sangat
kelompoknya
dalam
proses
mengkuantifikasi
secara
serta
akurat dan valid tingkat efisiensi dan
pemecahan masalah yang dihadapinya di
efektivitas suatu kegiatan yang telah
dalam
terealisasi dan membandingkannya dengan
melaksanakan
aktivitasnya,
pencapaian
hasil
akhir
yang
tingkat
diharapkan organisasi.
prestasi
yang
direncanakan.
organisasi
Sedangkan sistem pengukuran kinerja
inovatif
menurut Rahman (2007) adalah frekuensi
memperhitungkan resiko, perhatian pada
pengukuran kinerja pada manajer dalam
Karakteristik adalah
131 -
sebagai
budaya berikut:
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas
dalam
aktivitas
operasional
perusahaan.
dan reputasi perusahaan. Hasil penelitian Ansyari (2006) menyebutkan sistem penilaian kinerja pada
Semakin banyak organisasi yang
bank dilakukan berdasarkan pengamatan
menyajikan ukuran kinerja keuangan dan
mengenai ketrampilan dan pengetahuan
non
subunit-subunit
yang diperlihatkan dalam pekerjaan sehari-
mereka dalam suatu laporan tunggal yang
hari. Ini mencakup pengetahuan produk
disebut balanced scorecard. Balanced
bank, keterampilan teknis operasional di
scorecard menyeimbangkan bauran ukuran
bidang masing-masing, pengetahuan bisnis
keuangan
perbankan, pengetahuan manajemen dan
keuangan
dan
memperluas
untuk
non
keuangan
perhatian
agar
manajemen
ke
kinerja jangka pendek dan jangka panjang.
lain-lain. Ha3 :
Interaksi penerapan TQM dan
Organisasi yang berbeda menekankan
sistem
ukuran yang berbeda dalam balanced
berpengaruh
scorecard mereka, akan tetapi ukuran
manajerial.
tersebut
selalu
perusahaan.
diambil
Misalnya
dari
bagi
pengukuran
kinerja
terhadap
kinerja
strategi
perbankan
penjualan produk adalah menyediakan
Interaksi Penerapan TQM dan Sistem Penghargaan dengan Kinerja Manajerial Sistem penghargaan yang biasanya
pelayanan yang prima, sehingga dalam
disebut reward dapat menarik perhatian
penelitian ini penulis mengindikasikan
karyawan dan memberi informasi atau
perbankan menggunakan salah satu ukuran
mengingatkan mereka akan pentingnya
dalam
sesuatu yang diberi reward dibandingkan
strategi yang diambil dalam meningkatkan
balanced
scorecard-nya,
yaitu
perspektif pelanggan. Dalam balanced
dengan
perspektif
scorecard,
para
pelanggan manajer
yang
lain,
reward
juga
meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran
kinerja,
sehingga
membantu
mengidentifikasi pelanggan dan segmen
karyawan
pasar di mana unit bisnis tersebut akan
mengalokasikan waktu dan usaha mereka.
bersaing. Menurut Kaplan & Norton
Reward adalah semua bentuk return baik
(1996: 59) perspektif ini terdiri dari
finansial maupun non finansial yang
beberapa ukuran yaitu: 1) Kelompok inti
diterima
yang terdiri dari pangsa pasar, akuisisi
disumbangkan ke perusahaan. Reward
pelanggan, retensi pelanggan dan tingkat
dapat berupa finansial yaitu berbentuk gaji,
kepuasan
Kelompok
upah, bonus, komisi, asuransi karyawan,
penunjang yang terdiri dari: atribut-atribut
bantuan sosial karyawan, tunjangan libur
pelanggan;
2)
bagaimana
karyawan karena jasa
mereka
yang
produk, hubungan dengan pelanggan; citra Volume 2, No.1, November 2012
- 132
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan cuti tetap dibayar dan sebagainya.
ditetapkan.
Hasil temuan Sim dan Killough
Indikatornya
investigasi,
Perencanaan,
koordinasi,
evaluasi,
(1998) menyatakan bahwa kinerja yang
pengawasan, pengaturan staf, negosiasi
tinggi dapat dicapai jika praktik TQM,
dan representasi.
digunakan
bersama
dengan
program
Variabel
independen
(X)
dalam
kinerja yang digunakan sebagai dasar
penelitian ini terdiri dari Total Quality
pemberian insentif.
Management (X1) yaitu suatu alat yang
Ha4 :
Interaksi penerapan TQM dan sistem penghargaan berpengaruh
digunakan
oleh
manajemen
perusahaan
yang
melibatkan
seluruh
dalam
perusahaan
dalam
personel
terhadap kinerja manajerial.
suatu
melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
berhubungan dengan produk perusahaan,
manajer tingkat menengah pada bank-bank
dan
yang telah ikut dalam kepersertaan kliring
metode ilmiah yang inovatif. Indikatornya
pada Kantor Bank Indonesia Banda Aceh
fokus pada pelanggan, obsesi terhadap
yang berjumlah 21 buah bank yang
kualitas, kerjasama tim, perbaikan sistem
diwakili oleh lima orang manajer tingkat
secara berkesinambungan, pendidikan dan
menengah. Dengan mempertimbangkan
pelatihan,
bahwa
menengah
pemberdayaan
karyawan;
keputusan
organisasi
yaitu
manajer
merupakan
tingkat
pelaksana
manajemen
puncak
yang
mampu
berinteraksi
dengan
karyawan
manajemen
perusahaan
serta
(X2)
melalui
keterlibatan
dan budaya
suatu
persepsi
bersama yang diterima dan dimiliki oleh
dan
anggota-anggota organisasi termasuk di
manajemen puncak, dan biasanya terlibat
dalamnya adalah karakteristik organisasi
langsung
yang
dengan
kebijakan
yang
dapat
diamati
yang
berfungsi
dilaksanakan oleh manajemen puncak.
mengontrol interaksi anggota organisasi
Data
dan
primer
diperoleh
dengan
cara
mengulangi
kesulitan-kesulitan
menyebarkan kuesioner langsung kepada
adaptasi eksternal dan integrasi internal.
manajer dengan 39 pernyataan.
Indikatornya inovatif memperhitungkan dalam
resiko, perhatian kepada setiap masalah
penelitian ini adalah kinerja manajerial,
secara detail, orientasi kepada hasil yang
yaitu penentuan secara periodik efektivitas
akan dicapai, orientasi kepada semua
operasional
kepentingan
Variabel
dependen
suatu
(Y)
organisasi,
bagian
karyawan, serta
agresif
menjaga
dalam
organisasi, dan karyawannya berdasarkan
bekerja
dan
sasaran standar dan kriteria yang telah
mempertahankan stabilitas kerja; sistem pengukuran kinerja (X3) yaitu pemberian
133 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala informasi oleh manajerial pada masingmasing unit
mereka
a
= Intercept
pimpin mengenai kualitas dan kuantitas
b
= Slope
dalam
organisasi yang
penghargaan
aktivitas
Indikatornya pelanggan, kepuasan
sebuah
pangsa akuisisi
perusahaan.
pasar,
retensi dan
Teknik
sistem
menggunakan
pelanggan
pelanggan;
dan
HASIL PEMBAHASAN
pengujian teknik
validitas
korelasi
product
penghargaan (X4) yaitu semua bentuk
moment dari Pearson dengan tingkat
return baik finansial maupun non finansial
signifikan 5% untuk mengetahui keeratan
yang diterima karyawan karena jasa yang
pengaruh
disumbangkan ke perusahaan. Indikatornya
variabel
pemberian
mengkorelasikan
kompensasi
kepada
para
variabel
dependen
dengan
independen antara
dengan skor
item
manajer yang terdiri atas gaji pokok dan
pernyataan terhadap skor total. Apabila
tunjangan baik finansial maupun non
nilai total pearson correlation > 0,5 atau
finansial; dan insentif yang jumlahnya
probabilitas kurang dari 0,5 maka item
ditentukan berdasarkan kinerja.
tersebut valid (Arikunto, 2002). Dari hasil
Secara sistematis model analisis
uji validitas didapatkan hasil bahwa nilai
linear berganda diformulasikan sebagai
total
berikut:
variabel X1(0,047), X2(0,338), X3(0,345)
Y = a + b 1 X1 + b 2 X2 + b 3 X 3 + b 4 X4 + b 5
dan X4(0,913).
X1X2 + b6X1X3 + b7X1X4 +e
(1)
Pearson correlation
Pengujian
>0,5 yaitu
reliabilitas
dalam
penelitian ini menggunakan Cronbach
Dimana: Y
= Kinerja Manajerial
X1
= Total Quality Management
X2
= Budaya organisasi sebagai variabel moderating
X3
= Sistem pengukuran kinerja variabel moderating
X4
= Sistem penghargaan sebagai variabel moderating
X1X2 = Interaksi TQM dengan budaya organisasi X1X3 = Interaksi TQM dengan sistem Pengukuran kinerja X1X4 = Interaksi TQM dengan sistem
alpha masing-masing instrument, bila Cronbach alpha-nya memiliki nilai lebih besar dari 0,6 dikatakan reliable. Sekaran
(2006:257)
menyatakan
bahwa pada umumnya reliabilitas yang nilai r-nya kurang dari 0,6 dikatakan kurang reliable, antara 0,6 sampai 0,8 adalah cukup reliable, dan diatas 0,8 suatu instrument dikatakan baik. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai X1 sebesar 0,964; X2 sebesar 0,984; X3 sebesar 0,974; X4 sebesar 0,985 dan Y sebesar 0,943. Dengan
demikian,
semua
instrumen
Volume 2, No.1, November 2012
- 134
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penelitian ini reliabel karena memiliki nilai α ≥ 0,6.
uji
multikolinieritas
pada
penelitian ini terlihat pada co-linearity
Uji normalitas data yang digunakan dalam
Hasil
penelitian
ini
adalah
Uji
statistics pada tingkat tolerance tidak lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 5.
Kolmogrov-Smirnov. Kriteria pengujian
Penelitian ini menggunakan metode
satu sampel menggunakan pengujian satu
grafik plot, untuk mendeteksi ada atau
sisi yaitu dengan tingkat signifikansi
tidaknya heteroskedastisitas. Metode grafik
tertentu yaitu: 1) nilai signifikan atau
plot dilakukan dengan cara mendiagnosa
probabilitas < 0,05 maka distribusi data
diagram
adalah
Nilai
(Studenzized) dibandingkan dengan hasil
signifikan atau probabilitas > 0,05 maka
prediksi. titik-titik sebar membentuk pola
distribusi data adalah normal. Hasil One
tertentu dan teratur bergelombang, melebar
Sample Kolmogorov Smirnov Test nilai
kemudian
signifikan atau probabilitas adalah 0,29 >
mengidentifikasikan
0,05 maka distribusi data adalah normal.
heteroskedastisitas.
tidak
normal;
dan
2)
residual
plot.
Residual
menyempit,
plot
maka
telah
terjadi
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji, apakah ditemukan atau tidak
Analisis dan Pengujian Hipotesis
korelasi antara variabel independen. Jika
Pengujian hipotesis dilakukan untuk
terjadi korelasi antar variabel independen
menguji
serta
maka akan ditemukan adanya masalah
hipotesis
berdasarkan
multikolinieritas. Suatu model regresi yang
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan
baik harus tidak menimbulkan masalah
sesuai
multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji
dirumuskan sebelumnya. Berdasarkan hasil
multikolinieritas
data
kuesioner yang telah di olah dari 105
variabel bebas yaitu dengan: 1) melihat
responden pada pihak perbankan yang ada
angka
yang
di Kota Banda Aceh, maka diperoleh
ditunjukkan oleh nilai variance inflation
informasi yang memadai tentang pengaruh
factor (VIF). Jika angka VIF lebih besar
Total Quality Management (X1), budaya
dari 5, maka variabel bebas yang ada
organisasi (X2), sistem pengukuran kinerja
memiliki masalah multikolinieritas; dan 2)
(X3), dan sistem penghargaan (X4) terhadap
melihat
kinerja manajerial (Y). Untuk mengetahui
penilaian
terhadap
co-linearity
nilai
setiap
statistic
tolerance
multikolinieritas
pada yang
output tidak
dengan
pengaruh
menganalisa
rumusan
struktur
hipotesis
masing-masing
model.
yang
telah
variabel
menunjukkan nilai yang lebih besar dari
independent terhadap variabel dependent
0,1 akan memberikan kenyataan bahwa
dapat
tidak terjadi masalah multikolinieritas.
ANNOVA dan Model Summary, angka
dilihat
pada
hasil
coefficients,
perolehan seperti Tabel 1 berikut di bawah 135 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ini:
Koefisien regresi
Variabel bebas
Tabel 1.
Hasil Pengujian Hipotesis
R
R²
thitung
Sig
Konstanta
3.315
Total Quality Management (X1)
-0.092
2.185
0.03 1
0.075
2.420
0.01 7
-0.027
-.404
.687
0.071
2.426
0.01 7
R2 = 0,462
0.210
.310
.757
R2 adjusted = 0,440
0.199
6.877
0.00
0.268
4.061
0.00
Variabel
Unstandardized Coefficients
Sign
B
Constanta
3.315
0
X1
-0.092
0,031
X2
0.075
0,017
X3
0.071
0,017
X4
0.199
0
X1X2
-0.027
0,687
X1X3
0.21
0,757
X1X4
0.268
0
Budaya organisasi (X2) Interaksi (X1X2) Sistem pengukuran kinerja (X3) Interaksi (X1X3) Sistem Penghargaan (X4)
F hitung = 21,452
Interaksi (X1X4)
F tabel = 2,46 ttabel 2.123
=
0,68
0,462
R = 0,680
Sumber : Data diolah tahun 2012
Hasil
analisis
regresi
Sumber : Data diolah tahun 2012
linear
sederhana dalam menguji pengaruh Total
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
Quality Management (TQM) terhadap
secara parsial faktor-faktor yang ada dalam
kinerja manajerial yang ditunjukkan dalam
variabel bebas seluruhnya signifikan diuji
tabel 4.12 menggambarkan bahwa nilai R²
melalui perbandingan antara nilai thitung
sebesar 0,462 yang berarti variabilitas kinerja manajerial (Y) dapat dijelaskan oleh Total Quality Management (X1) sekitar
46,2%
dan
sisanya
53,8%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Tabel 2.
Hasil Pengujian Hipotesis
dengan ttabel, dimana ttabel diketahui sebesar 2,123. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
thitung
pada Total Quality
Management (X1), budaya organisasi (X2), sistem pengukuran kinerja (X3), dan sistem penghargaan (X4), jauh lebih besar dari nilai ttabel
sebesar 2,123 maka semua
Volume 2, No.1, November 2012
- 136
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala variabel tersebut merupakan faktor yang
manajerial artinya Ha diterima Ho
paling
ditolak.
kuat
mempengaruhi
manajerial. thitung
kinerja
pada interaksi Total
2.
Variabel budaya organisasi dengan
Quality Management (X1), dengan budaya
pengaruh yang positif, maka dampak
organisasi (X2), dan interaksi Total Quality
dari perubahan 1% budaya orgnisasi
Management
adalah
(X1),
dengan
sistem
meningkatnya
kinerja
pengukuran kinerja (X3),tidak mempunyai
manejerial
pengaruh yang signifikan karena ttabel lebih
bila budaya organisasi ditingkatkan
besar dari thitung, sedangkan interaksi Total
100% saja maka akan meningkatkan
Quality Management (X1), dengan sistem
kinerja manajerial sebesar 7,5% .
penghargaan (X4), thitung jauh lebih besar
Pengujian
dari nilai ttabel
hipotesis pertama yakni adanya
sebesar 2,123 sehingga
mempunyai pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil output melalui
sebesar 7,5%, artinya
secara
parsial
atas
pengaruh
penerapan
budaya
organisasi
terhadap
kinerja
program SPSS dari nilai coefficients diatas,
manajerial artinya Ha diterima Ho
maka persama regresi berganda diperoleh
ditolak.
sebagai berikut:
3.
Variabel sistem pengukuran kinerja
Y= 3,315-0,092X1 + 0,075X2 + 0,071X3 +
dengan pengaruh yang positif, maka
0,199X4 - 0,027X1X2 + 0,21X1X3 +
dampak dari perubahan 1% sistem
0,268X1X4 + e
pengukuran
Dari
(2)
persamaan
di
atas
dapat
kinerja
meningkatnya
adalah
kinerja
manejerial
diketahui hasil-hasil penelitian sebagai
sebesar 7,1%, artinya bila sistem
berikut:
pengukuran
1.
kinerja
ditingkatkan
Variabel total quality management
100% saja maka akan meningkatkan
dengan pengaruh yang negatif, maka
kinerja manajerial sebesar 7,1% .
dampak dari perubahan 1% total
Pengujian
quality
hipotesis pertama yakni adanya
management
menurunnya
kinerja
adalah manejerial
pengaruh
secara
parsial
penerapan
atas
pengukuran
sebesar 9,2%, artinya bila total
kinerja terhadap kinerja manajerial
quality
artinya Ha diterima Ho ditolak.
management
diturunkan
100% saja maka akan menurunkan
4.
Variabel sistem penghargaan dengan
kinerja manajerial sebesar 9,2% .
pengaruh yang positif, maka dampak
Pengujian
dari
secara
parsial
atas
perubahan
1%
sistem
hipotesis pertama yakni adanya
penghargaan adalah meningkatnya
pengaruh penerapan total qulity
kinerja manejerial
mangement
artinya bila sistem penghargaan
137 -
terhadap
kinerja
Volume 2, No. 1, November 2012
sebesar 19,9%,
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ditingkatkan 100% saja maka akan
manajerial karena dalam pendekatan total
meningkatkan
kinerja manajerial
quality management, kualitas ditentukan
sebesar 19,9% . Pengujian secara
oleh pelanggan, oleh karena itu hanya
parsial atas hipotesis pertama yakni
dengan
adanya
perusahaan
pengaruh
penghargaan
5.
terhadap
dapat
menyadari
maka dan
menghargai makna kualitas. Semua usaha manajemen
ditolak.
management diarahkan pada satu tujuan
Pengujian
secara
parsial
kedua
atas
yakni
interaksi
total
quality
penerapan
utama,
dalam
yaitu
total
terciptanya
quality
kepuasan
pelanggan. Kunci
untuk menetapkan
fokus
management dan budaya organisasi
kepada pelanggan adalah menempatkan
tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dalam kontak dengan pelanggan
manajerial artinya Ha ditolak dan
dan memberi wewenang kepada karyawan
Ho diterima.
itu untuk bertindak bilamana perlu demi
Pengujian
secara
atas
memuaskan pelanggan. Oleh karena itu,
yakni
interaksi
untuk membangun suatu kinerja manajerial
total
quality
yang efektif maka diperlukan peningkatan
management dan sistem pengukuran
kesadaran dan pemahaman atas fungsi-
kinerja tidak berpengaruh terhadap
fungsi
kinerja manajerial artinya Ha ditolak
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
dan Ho diterima.
fungsi
hipotesis
parsial
ketiga
penerapan
7.
kinerja
pelanggan
manajerial artinya Ha diterima Ho
hipotesis
6.
penerapan
memahami
Pengujian
secara
parsial
atas
manajerial
serta
manajerial
manajerial
yang
peningkatan
tersebut. baik
Kinerja
meningkatkan
hipotesis keempat yakni interaksi
perolehan keuntungan perusahaan dan
penerapan
quality
akan menambah kepercayaan investor ke
sistem
perusahaan.
total
management
dan
penghargaaan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial
artinya
Ha
diterima Ho ditolak.
Hasil uji hipotesis yang kedua yaitu interaksi
penerapan
Total
Quality
Management dan budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Secara
simultan
Hal ini sangat bertentangan dengan teori secara
yang ada yang mengemukakan bahwa
keseluruhan total quality management,
dalam pelaksanaan sistem manajemen
budaya organisasi, sistem pengukuran
kualitas
kinerja dan sistem penghargaan sangat
diperlukan sebuah perubahan besar dalam
mempunyai
budaya dan sistem nilai suatu organisasi
hubungan
atau
dengan
kinerja
dalam
lingkungan
Volume 2, No.1, November 2012
global
- 138
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (Nasution, 2001:33). Perubahan budaya
perusahaan penelitian. Retno (2000) objek
organisasi diperlukan untuk menciptakan
penelitiannya
komitmen yang tinggi terhadap kualitas
manufaktur,
sehingga mampu menghasilkan kinerja
adalah
yang lebih tinggi.
Karakteristik
Ketidaksesuaian
ini
disebabkan
adalah
perusahaan
sedangkan
perusahaan
jasa
keluaran
dihasilkan
penelitian
pun
perbankan.
(output)
sehingga
diperlukan
sistem
kemungkinan
belum memungkinkan untuk melakukan
pengukuran kinerja yang berbeda. Hasil uji hipotesis keempat yaitu
yang telah diungkapkan sebelumnya pada
interaksi
latar
management
belakang
yang
berbeda
karena kondisi sebagian perbankan yang
perubahan budaya secara kuat. Seperti
ini
penerapan
bahwa
terutama
bank
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
belum
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
melakukan perubahan budaya organisasi.
yang dilakukan Khim & Larry (1998),
Adaptasi perubahan budaya yang baru
Retno (2000) dan Ansyari (2006), mereka
membutuhkan waktu yang tidak singkat.
menemukan
bank
pemerintah/daerah
masih
Hasil uji hipotesis ketiga yaitu interaksi
penerapan
adanya
antara interaktif
penghargaan
pengaruh
positif
pemanufakturan
total
Quality
quality management dan reward system
pengukuran
terhadap kinerja. Dukungan hipotesis ini
kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
selaras dengan yang dikemukakan oleh
manajerial. Hasil penelitian ini mendukung
Mulyadi & Johnny (1998), reward dapat
penelitian Khim & Larry (1998) yang tidak
menarik
menemukan bukti bahwa organisasi yang
memberikan informasi kepada mereka
mempraktikkan total quality management
akan pentingnya sesuatu yang diberikan
dan sistem pengukuran kinerja secara
reward dibandingkan dengan yang lain.
Management
dan
Total
sistem
quality
permasalahan
beberapa
dan
total
sistem
perhatian
karyawan
dan
interaktif dapat mencapai kinerja finansial,
Berdasarkan uraian dan analisa data
pelanggan dan kualitas yang baik. Namun
yang telah dikemukakan interaksi antara
penemuan ini berlawanan dengan hasil
penerapan total quality mangement dengan
temuan Retno (2000), yang menyimpulkan
budaya
adanya pengaruh interaksi pemanufakturan
berpengaruh negatif yang tidak signifikan
total quality management dengan sistem
terhadap kinerja manajerial dan interaksi
pengukuran
penerapan
kinerja
terhadap
kinerja
manajerial. Perbedaan
dengan hasil
uji
organisasi
total sistem
secara
quality
parsial
management
pengukuran
kinerja
hipotesis
berpengaruh positif yang tidak signifikan
penelitian ini dengan hasil temuan Retno
terhadap kinerja manajerial. Maka dapat
(2000)
terjadi karena perbedaan objek
dikatakan
139 -
Volume 2, No. 1, November 2012
bahwa
variabel
budaya
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala organisasi dan sistem pengukuran kinerja
pendekatan
bukan variabel moderating.
internal validity, seperti yang telah
survei
terletak
pada
dikemukakan sebelumnya. Penggunaan IMPLIKASI
DAN
KETERBATASAN
PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan beberapa kontribusi bagi
perbankan
dalam
hal
Indonesia Banda Aceh pada khususnya, diharapkan sebagai sumbangan pikiran pentingnya
penerapan
TQM
terhadap kinerja manajerial yang pada akhirnya akan mampu menghasilkan kualitas manajerial yang lebih baik. Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan
keterbatasan
-
keterbatasan yang kemungkinan dapat menimbulkan gangguan terhadap hasil penelitian. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang
berdasarkan
pada
manajerial
pengukuran self-rating
kinerja cenderung
menimbulkan leniency bias.
ini
perbankan di wilayah kliring Bank
akan
instrument
persepsi
jawaban responden. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya. Penelitian ini hanya menggunakan metode survei kuisioner, peneliti tidak melakukan wawancara, atau terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrument secara tertulis. Kelemahan
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ansyari, 2006. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Bank Di Banda Aceh). Banda Aceh: Unsyiah. Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Banker, R.G. Potter and R. Schroeder .1993. Exporting Manufacturing Performance Measures to Worker : An Empirical Study. Journal of Management Accounting Research. Hal : 33-35 Bank Indonesia, 2011. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Aceh Triwulan II2011. Banda Aceh: Bank Indonesia. Frucot, V. & Shearon, W.T., 1995. Budgetary Partisipation, Locus of Control, Mexican Managerial Performance and Job Satisfaction. The Accounting Review. Hal : 80-89. Garrison, R.H and Noreen E.W., 2000. Managerial Accounting. Jakarta: Salemba Empat. Khim L.S and Larry N. Killough, 1998. The Performance Effects of Complementarities Between Manufacturing Practice and Management Accounting System. Journal Of Management Accounting Research. Kurnianingsih, R., 2000. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Makalah pada SNA III di Jakarta tanggal 5 September 2000. Kaplan, R.S. & Norton, D.P. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.
Volume 2, No.1, November 2012
- 140
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mahoney, T.A. et al., 1963. Development of Managerial Performance: A Research Approach. Cincinnati: South Western Publ. Co. Moeljono, D., 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Nasution. M.N., 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Parncharoen, C. et al., 2005. The Impact of Cultural Values on The Succesfull Implementation of Total Quality Management: A Comparison between The Australian and Thai Models. http://blake.montclair.edu.pp.597-605. Robbins, S.P. dan Coulter, M., 1999. Manajemen. Jakarta: Pernhallindo. Sekaran, U., 2006. Research methods for
141 -
Volume 2, No. 1, November 2012
business, Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sim, K.L. and L.N. Killough. 1998. The Performance Effects of Complementarities Between Manufacturing Practice and Management Accounting System. Journal of Management Accounting Research. Vol. 10. Hal :325-346. Tjiptono, F. & Diana, A., 2003. Total Quality Management. Edisi Keempat. Yogyakarta: Andi Offset. Tampubolon, M.P., 2004. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Ghalia Indonesia.