Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 72- 79
8 Pages
PENGARUH PERSISTENSI LABA DAN LABA BERSIH TERHADAP KOEFISIEN KOEFISIEN RESPON LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1)
Intan Rizkia Chudri1, Muhammad Arfan2, Darwanis2 Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This research is aimed to investigate the effects of earnings persistence, and net income on earnings response coefficient at the Indonesian Stock Exchange. The population examined in this research is food and beverages companies registered in the Indonesia Stock Exchange for three-years periods (2009-2011). This research used a cencus method. After selected, there were 33 companies as target population. Meanwhile, the analytical method that is applied in this research is multiple regression analysis. In short, the findings of this research indicated that both simultaneously and partially, the earning persistence, and earning after tax influence the earnings response coefficient of food and beverages companies listed in the Indonesian Stock Exchange.
Keywords: Earnings persistence, net income, and earnings response coefficient
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persistensi laba, dan laba bersih terhadap koefisien respon laba pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 periode (2009-2011). Penelitian ini menggunakan metode sensus. Setelah diseleksi populasi sasaran berjumlah 33 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial persistensi laba, dan laba bersih berpengaruh terhadap koefisien respon laba pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Persistensi laba, laba bersih, dan koefisien respon nilai buku ekuitas
keuangan
PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah media bagi
untuk
tujuan
umum
adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan,
manajemen perusahaan dalam menyediakan
kinerja,
informasi
yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
berkepentingan dalam perusahaan dan sebagai
pengguna laporan dalam rangka membuat
media
keputusan-keputusan
ekonomi
masyarakat umum (Utaminingtyas dan Alhalik,
menunjukkan
pertanggungjawaban
2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(stewardship) manajemen atas penggunaan
(PSAK) No.1 menjelaskan tujuan laporan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
untuk
para
pengguna
pertanggungjawaban
terhadap
dan
arus
kas
perusahaan
Volume 2, No.2, Mei 2013
yang
serta
- 72
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mereka (IAI, 2009:1.2).
yang terkandung dalam laba saat ini karena
Pentingnya informasi laba secara tegas
perhitungan laba dapat diprediksi dimasa yang
telah disebutkan dalam Statement of Financial
akan
datang
Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang
komponen akrual dan aliran kas yang berfungsi
menyatakan bahwa selain untuk menilai kinerja
untuk menentukan laba.
manajemen, laba juga membantu mengestimasi
jika
dihitung
menggunakan
Informasi laba merupakan data yang
kemampuan laba yang representatif, serta untuk
sangat
menaksir risiko dalam investasi atau kredit
mengambil kebijakan atau yang lebih luas lagi
(FASB,1985). Prediksi investor terhadap laba
untuk
perusahaan
earnings,
diperlukan dalam perusahaan. Namun informasi
sedangkan selisih antara actual earning dan
ini harus merupakan data yang akurat dan benar,
expected earning yang diumumkan perusahaan
karena akuratnya data membuat keputusan yang
merupakan
efektif. Oleh karena itu, informasi mesti
disebut
expected
abnormal
return
(Hartono,
2008:549).
penting
bagi
mengambil
perusahaan
langkah-langkah
untuk
yang
dilakukan berkelanjutan dengan cepat seiring
Penelitian mengenai koefisien respon
dengan aktivitas perusahaan.
laba berkembang cepat dan menarik untuk diamati karena koefisien respon laba berguna
KAJIAN KEPUSTAKAAN
dalam analisis fundamental oleh investor dalam
Koefisien Respon Laba Koefisien respon laba adalah koefisien
model penilaian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba suatu perusahaan. Respon
yang
laba tersebut ternyata spesifik untuk setiap
sekuritas
perusahaan. Kespesifikan ini dipengaruhi oleh
earnings
beberapa faktor. Dengan mengetahui faktor-
menerbitkan sekuritas. Koefisien ini merupakan
faktor yang mempengaruhi koefisien respon
pengaruh unexpected earnings terhadap CAR
laba,
(cumulative abnormal return), yang ditujukan
dapat diketahui kemungkinan besar
mengukur
respon
terhadap
abnormal
unexpected
accounting
perusahaan-perusahaan
slope
coefficient
return
dalam
yang
kecilnya respon harga saham atas informasi
melalui
regresi
laba perusahaan tersebut.
abnormal return saham dengan unexpected
Persistensi laba menurut Bernstein (1993)
earnings (Cho dan Jung, 1991). Hal ini
adalah komponen akrual dari current earnings
menunjukkan bahwa koefisien respon laba
cenderung kurang terulang lagi atau kurang
adalah
persisten untuk menentukan laba masa depan
diumumkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya
karena mendasarkan pada akrual, deferred
koefisien respon laba tergantung dari good
(tangguhan),
news atau bad news yang terkandung dalam
alokasi
dan
penilaian
yang
mempunyai distorsi yang subjektif. Sedangkan
reaksi
CAR
terhadap
laba
yang
laba.
laba
Koefisien respon laba digunakan untuk
ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas
mengindikasikan atau menjelaskan perbedaan
menurut
73 -
Penman
(2001)
persistensi
Volume 2, No.2, Mei 2013
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala reaksi pasar terhadap informasi laba yang
investor belum mampu membedakan informasi
diumumkan oleh perusahaan. Koefisien respon
yang ada dalam komponen akrual dalam
laba merupakan koefisien yang diperoleh dari
akuntansi dalam menentukan persistensi laba.
regresi antara pengukuran harga saham dan laba akuntansi. Pengukuran harga saham yang digunakan adalah CAR, sedangkan pengukuran laba akuntansi adalah unexpected earnings.
Laba Bersih Menurut Horngren dan Horison (2002: 44) pengertian laba bersih sebagai berikut:
Regresi model tersebut akan menghasilkan
Laba bersih merupakan suatu ukuran
koefisien respon laba masing-masing sampel
kekayaan yang dihasilkan oleh entitas selama
yang akan digunakan berikutnya (Cho dan
periode akuntansi. Dengan menelusuri laba
Jung, 1991).
bersih terhadap keadaan ekonomi dan rata-rata industri
serta
mempelajari
perubahan
komponen pendapatan dan beban terhadap
Persistensi Laba Definisi persistensi laba menurut Penman
laba bersih maka investor dan pengambil
(2001) adalah revisi dalam laba akuntansi yang
keputusan
diharapkan dimasa mendatang (expected future
keberhasilan operasi entitas dalam periode
earnings) yang diimplikasikan oleh perubahan
tertentu.
laba
tahun
berjalan
(current
earnings).
Sedangkan menurut Lipe (1990)
dengan
lainnya
Soemarso
bisa
(2003:230),
mengevaluasi
mendefinisikan
laba sebagai berikut:
menggunakan koefisien regresi antara laba
Laba adalah selisih pendapatan atas
akuntansi periode sekarang dengan periode
beban sehubungan dengan kegiatan usaha.
yang akan datang dapat meningkatkan proksi
Apabila
persistensi
semakin
pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau
persisten, jika koefisien variasinya semakin
rugi merupakan hasil perhitungan secara
kecil terhadap keutungan yang dihasilkan.
periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum
Persistensi
akan
merupakan laba rugi sebenarnya. Laba atau
meningkatkan laba akuntansi yang berupa laba
rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui
yang dihasilkan oleh informasi yang relevan
apabila
dan keuntungan perusahaan dapat ditahan
kegiatan dan likuidasikan.
laba.
laba
Laba
pada
dianggap
perusahaan
beban
lebih
perusahaan
besar
telah
dari
pada
menghentikan
(sebagai laba ditahan) sehingga peningkatan
Menurut Ahmed dan Belkaoui (2006:23),
persistensi laba akan meningkat bagi para
laba merupakan suatu pos dasar bagian penting
investor (Mummaiza dan Natigor, 2008).
dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai
Penelitian Djamaluddin, et. al (2008) juga
kegunaan dalam berbagai kontek. Berdasarkan
menyatakan bahwa persistensi laba mampu
beberapa definisi laba tersebut dapat dikatakan
mencerminkan informasi laba sekarang untuk
bahwa laba bersih merupakan penghasilan
memprediksikan
bersih yang diperoleh perusahaan setelah
laba
mendatang.
Namun
Volume 2, No.2, Mei 2013
- 74
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala adanya pengurangan terhadap biaya-biaya yang
perusahaan adalah nilai buku ekuitas dan
dikeluarkan perusahaan baik biaya langsung
hubungan antara laba bersih dengan koefisien
berkenaan dalam menghasilkan barang dan jasa,
nilai buku ekuitas memainkan peran yang
ataupun biaya yang tidak dapat secara langsung
sangat signifikan berpengaruh positif.
dibebankan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
Kerangka Pemikiran Koefisien respon laba merupakan faktor yang relevan dalam penilaian harga saham (Feltham dan Oshlon, 1995). Model kapitalasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
laba sederhana dinilai kurang memadai untuk perusahaan-perusahaan
yang
mengalami
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang
kerugian, model kapitalisasi sederhana akan meghasilkan hubungan laba harga negatif
telah
dipaparkan
sebelumnya,
(Hayn, 1995). Penelitian Burgtahler dan Dichev
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1997) menyatakan tingkat laba yang tinggi
1. Persistensi Laba, dan Laba Bersih secara
ditemukan pada perusahaan berukuran lebih
bersama-sama
besar bila dibandingkan dengan perusahaan
koefisien respon laba pada perusahaan food
yang
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
berukuran
kecil.
Perusahaan
yang
sedang
dijalankan
saat
ini
yang
terhadap
Indonesia .
menguntungkan mampu menyelesaikan operasi yang
berpengaruh
hipotesis
2.
Persistensi
laba
berpengaruh
terhadap
diindikasikan dengan laba yang mencerminkan
koefisien respon laba pada perusahaan food
hasil penggunaan sumber daya perusahaan.
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian yang dilakukan Naimah dan Utama
(2007)
juga
menyatakan
bahwa
3. Laba Bersih berpengaruh terhadap koefisien
koefisien respon laba lebih rendah pada
respon laba pada perusahaan
perusahaan
beverages yang terdaftar di Bursa Efek
dibandingkan
yang
memiliki
dengan
laba
perusahaan
negatif
food and
Indonesia.
yang
memiliki laba positif, banyaknya perusahaan yang rugi akan memberikan kontribusi pada
METODE PENELITIAN
peningkatan relevansi dari nilai buku ekuitas.
Masing-masing
Penelitian yang dilakukan oleh Spica dan
dijelaskan sebagai berikut:
Sulistyowati (2007) yang menyatakan pada saat
aspek
penelitian
Tujuan Studi
perusahaan mengalami kesulitan keuangan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
(merugi) yang dapat digunakan untuk menilai
menguji hipotesis yang telah dirumuskan
75 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berdasarkan terdahulu.
teori-teori Hipotesis
dan
yang
penelitian dirumuskan
Populasi adalah keseluruhan objek yang
menjelaskan pengaruh antara variabel.
diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik
Study Setting
yang terbatas maupun tidak terbatas (Sumarni
Penelitian ini merupakan studi yang
Populasi Penelitian
dan
Wahyuni,
2005:68).
dalam
Populasi
penelitian
ini
yang
dilakukan untuk menentukan pengaruh
digunakan
adalah
antar variabel pada perusahaan food and
perusahaan food and beverages yang terdaftar
beverages di Bursa Efek Indonesia yang
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009,
disebut eksperimen lapangan.
2010, sampai tahun 2011 dengan kriteria
Jenis Investigasi
populasi sasaran sebagai berikut:
Jenis investigasi dari penelitian ini
1. Perusahaan food and beverages yang
bersifat studi kausalitas, dimana peneliti
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
ingin menjelaskan pengaruh antara variabel
sejak tahun
yang diteliti, yaitu variabel koefisien respon
2011 tidak pernah di delist.
2009, 2010, sampai tahun
laba sebagai variabel dependen dan variabel
2. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian
corporate social responsibility disclosure,
3. Perusahaan yang memiliki data lengkap
profitabilitas, dan default risk sebagai
untuk keperluan penelitian
variabel independen. Intervensi Peneliti
Sumber Teknik Pengumpulan Data
Peneliti memiliki intervensi minimal
Data yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap variabel yang diteliti, oleh karena
adalah data sekunder, yaitu data yang telah ada
itu
dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh
peneliti
berusaha
memperlihatkan
pengaruh dari objek penelitian.
peneliti (Sekaran, 2006:77). Oleh karena itu,
Horizon Waktu
teknik pengambilan datanya menggunakan
Penelitian ini merupakan panel data
teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu
studies, yaitu unit yang sama diteliti dalam
teknik
beberapa waktu (Gujarati, 2003:636)
mengumpulkan catatan-catatan yang menjadi
Unit Analisis
pengambilan
data
dengan
cara
bahan penelitian.
Unit analisis dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini data yang digunakan
adalah perusahaan food and beverages yang
adalah panel data (pooling of time series and
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berupa
cross-sectional
data laporan keuangan perusahaan periode
merupakan gabungan dari time series dan cross-
2009-2011.
section, dimana unit yang sama diteliti dalam
observation).
Panel
data
beberapa waktu (Gujarati, 2003:636). Panel data mempunyai tempat yang sama dengan dimensi waktu. Dalam penelitian ini, panel data Volume 2, No.2, Mei 2013
- 76
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang dimaksud adalah balanced panel data
berganda. Berdasarkan uji hipotesis yang telah
yaitu setiap unit cross sectional memiliki
dilakukan
jumlah observasi time series yang sama. Data
progam SPSS (Statitical Product and Service
yang
berupa
Solution) 20.0 for Windows Evolution Version,
laporan keuangan tahunan perusahaan food and
hasil regresi pengaruh masing-masing variabel
beverages yang terdaftar di Bursa Efek
independen terhadap variabel dependen.
Indonesia tahun 2009-2011.
Y = 0,399 + 0,064X1 + 0,085X2 + ε … (2)
digunakan
dalam
penelitian
dengan
menggunakan
bantuan
Berdasarkan persamaan regresi tersebut
Metode Analisis cara yang
dapat diketahui bahwa konstanta (α) sebesar
digunakan untuk menganalisis hasil penelitian.
0,399. Artinya jika persistensi laba (X1), dan
Metode
dalam
laba bersih (X2), dianggap nol, maka koefisien
penelitian ini adalah regresi linier berganda
respon laba adalah sebesar 39,9%. Nilai R
yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis
Square diperoleh sebesar 0,141% atau sebesar
pengaruh
responsibility
14,1%. Dengan demikian, dapat dikatakan
disclosure, profitabilitas, dan default risk
bahwa 14,1% variasi koefisien respon laba
terhadap koefisien respon laba pada perusahaan
dapat
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
independen
Indonesia.
program
persistensi laba, dan laba bersih, sedangkan
statistical package for social science (SPSS).
85,9% sisanya dijelaskan oleh variabel lain
Model regresi linier berganda dalam penelitian
yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
Metode analisis merupakan
analisis
yang
corporate
Data
digunakan
social
diolah
dengan
dijelaskan
oleh
dalam
ketiga
penelitian
variabel ini
yaitu:
ini adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + ε
…………. (1)
Keterangan:
KESIMPULAN, SARAN
KETERBATASAN
DAN
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
Y
= Earnings response coefficient
X1
= Persistensi laba
yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat
X2
= Laba Bersih
disimpulkan bahwa:
β1,β2
= Koefisien regresi
1. Profitabilitas,
α
= Konstanta
bersama-sama
ε
= Error term
koefisien respon laba pada perusahaan food
dan
laba
bersih
berpengaruh
secara terhadap
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek HASIL PEMBAHASAN Pengujian pengaruh persistensi laba, dan
Indonesia tahun 2009-2011. 2. Persistensi
laba
terhadap
secara bersama-sama maupun secara parsial
perusahaan food and beverages yang
77 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
respon
laba
positif
laba bersih terhadap koefisien respon laba baik
menggunakan metode analisis regresi linear
koefisien
berpengaruh
pada
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Saran
2009-2011.
- Saran Akademis
3. Laba bersih berpengaruh positif terhadap
1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada
koefisien respon laba pada perusahaan food
perusahaan food and beverages, untuk
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
penelitian selanjutnya diharapkan dapat
Indonesia tahun 2009-2011.
memperluas subjek penelitian, tidak hanya pada perusahaan beverages
Keterbatasan
karena
food
and
memungkinkan
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa
ditemukannya hasil dan kesimpulan
masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini,
yang berbeda jika dilakukan pada
antara lain:
subjek yang berbeda.
1.
Penelitian
ini
hanya
meneliti
pada
2.
perusahaan food and beverages yang
untuk menambah beberapa faktor baru
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
lainnya
memiliki kriteria-kriteria tertentu yang
mempengaruhi koefisien respon laba,
ditetapkan oleh peneliti, sehingga hasilnya
seperti
tidak
laba, kesempatan bertumbuh, ukuran
dapat
digeneralisasikan
untuk
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
3.
yang
diduga
profitabilitas,
dapat
prediktabilitas
perusahaan, dan kualitas auditor.
Efek Indonesia. 2.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya
Penelitian
selanjutnya
agar
Periode penelitian hanya tiga tahun dari
menggunakan
rentang
data
periode
2011,
laporan keuangan lebih dari tiga tahun
menyebabkan temuan penelitian ini belum
dan juga event windows yang lebih
dapat melihat kecendrungan dalam jangka
panjang dan melihat bentuk pasar
panjang.
modal efisien, sehingga hasilnya dapat
2009,
Pemilihan
3.
2010,
variabel
dan
independen
yang
waktu
menggambarkan kondisi yang lebih
diduga berpengaruh terhadap koefisien
baik.
respon laba perusahaan hanya melihat dua variabel independen saja, yaitu persistensi laba, dan laba bersih. Kedua variabel independen koefisien
tersebut
memiliki
determinasi
yang
hasil rendah,
-
Saran Praktis -
Bagi
para
melakukan saham,
investor
yang
investasi dalam terlebih
dahulu
bentuk harus
sehingga memungkinkan adanya faktor-
mengetahui
faktor lain yang diduga memiliki pengaruh
menyeluruh, baik dalam mengukur
lebih besar terhadap koefisien respon laba.
kriteria-kriteria keuangan perusahaan maupun
informasi
ingin
dalam
mengantisipasi
membaca
faktor-faktor
Volume 2, No.2, Mei 2013
secara
dan diluar - 78
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kendali perusahaan, seperti risiko gagal bayar di dalam perusahaan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Arfan, M., 2006. Pengaruh Arus Kas Bebas, Set Kesempatan Investasi, dan Financial Laba: Studi pada Emiten Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Disertasi. Bandung: Program pascasarjana Universitas Padjajaran. Arfan, M. dan Ira Antasari, 2008. Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Perusahaan Manufaktur di Bursa EfekIndonesia Jakarta. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi,Vol.1, No.1. Hal: 50 – 64. Beth, K. dan Gerard Ruggie, 2005. Corporate Social Responsibility : A for Multinationals. Journal of Accounting Research. Vol. 23. Hal:102146. Burgstahler dan I. Dichev, 1997. Earning, Adaptation, and Equity Value. The Accounting Review.Vol. 72. Hal : 187-215. Cho, J. Y. dan K. Jung, 1991. Earnings Response Coefficient: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature. Vol. 10. Hal: 85-116. Darwin, A., 2006. Sustainbility Reporting / Laporan Keberlanjutan. Makalah Disajikan pada Kuliah perdana di Banda Aceh: Banda Aceh: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah. Dhaliwal, D.S., K.J. Lee, dan N.L.Farger. 1991. The Assosiation between Unexpected Earnings and Abnormal Security Returns in The Presence of Financial Leverge. Contemporary Accounting Research. Vol. 8, No. 1. Hal: 24. Diantimala, Y., 2008. Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan, dan Default Risk terhadap Koefisien Respon Laba. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol.1, No.1. Hal: 102-122. Djarwanto, 1990. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan. Jakarta: Erlangga. FASB, 1985. Account Standards Original Pronouncement. As Of Juni. New York: McGraw Hill Gujarati, D.N., 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw. Hill Company. Hackstom, D. dan J. Milne, 1996. Some Determinants of Social and Enviromental
79 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
Disclosure in New Zealand Companies. Accounting Auditing and Accounting Journal. Vol 9, No.1. Hal:77-108. Hartono, J., 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat. Indonesia Stock Exchange. 2009.IDX Statistic 20092011. Jakarta: IDX. Indriantoro, N. dan B.Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta: BPFE. Riyanto, B., 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sayekti, Y., 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal EKUBANK. Vol.4, No.7. Hal: 26-51. Scott, W. R., 2006. Financial Accounting Theory. Ontario: Pearson Prentice Hall. Sekaran, U., 2006. Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis. Alih Bahasa: Kwan MenYon. Jakarta: Salemba Empat. Sudarmadji, M. dan Lana Sularto, 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceedings PESAT. Vol. 2. Hal: 21-32. Sudarsi, S., 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Devident Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Binsis dan Ekonomi. Vol. 9, No.1. Hal: 76-88. Suharli, M., 2007. Pengaruh Profitability dan Invesment Opportunity Set terhadap kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.9, No.1. Hal: 9-18. Suharto, E., 2007. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri :MemperkuatTanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: Refika Aditama. Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonosia. Utaminingtyas, T. dan Alhalik, 2010. Tehe Relation between Corporate Social Responsibility and Earnings Response Cofficient: Evidence from Indonesian Stock Exchage. Oxford Business and Economic Conference Program. ISBN 978-9742114-1-9.