Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 103- 116
14 Pages
PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Pada Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh)
1)
Yusri Kasim1, Darwanis2, Syukri Abdullah2 Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this study was to examine and analyze the effect of accountability, competence, and task complexity on the performance auditor BPK RI Representative Aceh. This study uses census method. The population of this research is the representative of BPK RI auditor Aceh functional positions and totaled 60 respondents. Collecting data and information required in this research using field research. Data that used are primary data, obtained directly from the subject of research in the form of respondent perceptions by circulating a statement list enclosed in the form of questionnaires to 60 respondents. Of the total questionnaires were distributed all the way back and can be used for testing. The results of this study indicate that, simultaneously accountability, competence, and task complexity affects the performance of the auditor. Similar results in partial testing also showed that the three variables affect the performance of the auditor in the BPK RI Representative Aceh. The results found in this study is consistent with studies conducted by previous researchers. Keywords: Accountability, Competence, Task Complexity, Performance Auditor, BPK-RI
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh akuntabilitas, kompetensi, dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Aceh. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Populasi penelitian ini adalah auditor BPK RI Perwakilan Aceh yang menduduki jabatan fungsional dan berjumlah 60 responden. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian lapangan (field research). Data yang dipakai adalah data primer, yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dalam bentuk persepsi responden dengan cara mengedarkan daftar pernyataan dalam bentuk kuesioner tertutup kepada 60 responden. Dari jumlah kuesioner yang dibagikan seluruhnya kembali dan dapat digunakan untuk pengujian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, secara simultan akuntabilitas, kompetensi, dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil serupa pada pengujian parsial juga menunjukkan bahwa ketiga variabel ini berpengaruh terhadap kinerja auditor di BPK RI Perwakilan Aceh. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Kata Kunci: Akuntabilitas, Kompetensi, Kompleksitas Tugas, Kinerja Auditor, BPK-RI
oleh UU
PENDAHULUAN
Badan
Pemeriksa
Keuangan
(BPK)
Pemeriksa
No. 15/2006 tentang Badan Keuangan.
BPK
merupakan
sebagai lembaga tinggi negara menjadi bagian
lembaga yang independen, yakni bebas dari
yang tak terpisahkan dari tatanan hukum
pengaruh
kenegaraan sebagaimana yang telah ditetapkan
pengemban tugas fungsional di pemeriksaan,
103 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
pihak
yang
diaudit.
Sebagai
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala auditor pelaksana BPK ditantang untuk dapat
kerja yang dilakukan dalam mencapai hasil
memberikan hasil pemeriksaan yang mampu
kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke
mengamankan dan menyelamatkan kekayaan
arah tercapainya tujuan organisasi. Pencapaian
negara dari setiap kemungkinan penyimpangan
kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai
yang
dengan standar dan kurun waktu tertentu. Ada
dilakukan
oleh
aparat
pemerintah
termasuk aparat pengawas (auditor) intern
tiga
pemerintah, para manajemen di perusahaan-
tercapainya kinerja auditor yang baik. Pertama,
perusahaan
sakit
kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan
pemerintah, kontraktor, konsultan bahkan siapa
pekerjaan dengan bekerja berdasar pada
saja yang dapat merugikan keuangan negara.
seluruh kemampuan dan
Inilah esensi dari jabatan auditor fungsional
pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Kedua,
dari seorang auditor, yang melekat sepanjang
kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerja yang
karir pekerjaannya dan berhubungan langsung
dapat diselesaikan dengan target yang menjadi
dengan
tanggung
milik
upaya
negara,
rumah
meminimalkan
risiko
hal
yang
jawab
perlu
diperhatikan
demi
keterampilan serta
pekerjaan
auditor
serta
penyimpangan dan pemberantasan Korupsi,
kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
prasarana
penunjang
produk
ketepatan
waktu
terbaru era reformasi seperti UU No. 17/2003
pekerjaan.
tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun
Saat
Landasan-landasan
yuridis
ini
pekerjaan.
untuk
BPK
Ketiga,
menyelesaikan
terus
berupaya
2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU
meningkatkan kualitas pemeriksaan dan sudah
No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
terlibat dalam program percontohan reformasi
dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
birokrasi yang diantaranya sudah memberikan
semakin
dan
remunerasi yang layak kepada pegawai BPK.
memperluas
kewenangan
dan
sebelumnya
objek
ditekankan
BPK.
Kalau
pemeriksaan
lebih
pemeriksaan
Hal tersebut disampaikan oleh ketua BPK RI dalam
pidato
peringatan
proklamasi
kewajaran
kemerdekaan. Namun, sangat disayangkan
laporan keuangan oleh pemerintah, saat ini
bahwa masih terdapat beberapa kasus yang
BPK
menjerat auditor BPK seperti yang terjadi di
dapat
pada
fungsi
memperkuat
memeriksa
seluruh
objek
pemeriksaan dari pusat sampai kedaerah yaitu
Jawa
Pemerintah Daerah dan BUMD. Tidak hanya
pelanggaran kode etik berupa praktek suap
pada sisi pengelolaan keuangan, tapi juga
maupun menerima fasilitas dari Pemerintah
kinerja dan audit invenstigasi dalam rangka
Daerah.
lebih
mengakomodasi
laporan-laporan
masyarakat. Kinerja auditor merupakan perwujudan
Barat.
Masih
Banyak mempertanyakan
adanya
pihak kinerja
pelanggaran-
yang
masih
auditor
BPK,
timbulnya pernyataan-pernyataan di media Volume 2, No.2, Mei 2013
- 104
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala masa yang mengemukakan bahwa masih ada
tertuang dalam Rencana Strategis BPK yaitu
kemungkinan pelanggaran kode etik yang
meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan
dilakukan oleh auditor BPK. Sugianta (Kabag
manajemen. Sebagai organisasi yang bertumpu
Humas Kajati NTB) seperti yang dikutip dalam
pada
www.radaronline.co.id
merupakan aset terpenting BPK. Oleh sebab
menyatakan
bahwa
kecakapan
keahlian,
itu,
anggaran daerah, sedangkan beberapa kasus
pengembangan kemampuan serta kompetensi
yang
pegawai BPK menjadi prioritas utama untuk
oleh
Kejaksaan
terdapat
dugaan-dugaan kuat penyimpangan anggaran
dapat
daerah. Munculnya opini-opini tersebut dapat
berkualitas
memberikan
XII.2/5/2011).
keraguan
pada
masyarakat
terhadap kinerja BPK. Hal ini sendiri dapat
mencapai
jumlah
SDM
BPK tidak mampu menemukan penyimpangan
ditangani
penambahan
dan
hasil
pemeriksaan
(Keputusan
Dalam
pemeriksa
BPK
pernyataan
yang
No.3/K/I-
Standar
Umum
RI,
2007)
mengganggu kepercayaan publik terhadap
Pertama
kinerja lembaga pemerintah.
disebutkan ”Pemeriksa secara kolektif harus
Salah
satu
faktor
yang
dapat
SPKN
dan
memiliki kecakapan profesional yang memadai
mempengaruhi kinerja adalah akuntabilitas.
untuk
Tetlock dan Kim
Sehubungan
akuntabilitas
(1987) mendefinisikan
sebagai
melaksanakan dengan
tugas
pemeriksaan.”
pernyataan
semua
organisasi
psikologi yang membuat seseorang berusaha
jawab
untuk
mempertanggungjawabkan
semua
tindakan
pemeriksaan dilakukan oleh para auditor yang
dan
diambil
kepada
secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian,
yang
pemeriksa
tersebut,
dorongan
keputusan
bentuk
(BPK
memastikan
bertanggung bahwa
setiap
lingkungannnya. Akuntabilitas terkait erat
dan pengalaman
dengan instrumen untuk kegiatan kontrol
melaksanakan tugas tersebut. Auditor yang
terutama dalam hal pencapaian hasil pada
melaksanakan pemeriksaan harus memelihara
pelayanan
kompetensinya melalui pendidikan profesional
publik
dan
menyampaikannya
secara transparan kepada masyarakat. Suatu
yang dibutuhkan untuk
berkelanjutan.
informasi keuangan yang disajikan dalam
Pengalaman kerja seorang auditor akan
laporan keuangan harus diperiksa oleh auditor
mendukung keterampilan dan kecepatan dalam
yang independen. Pada era transparan dan
menyelesaikan
terbuka saat ini, menuntut auditor untuk lebih
kesalahan akan semakin berkurang. Jadi,
bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan
kompetensi
yang dilakukan, dengan mendasarkan pada
kematangan
kode etik dan standar profesi.
kematangan
tugasnya
merupakan pekerjaan psikologi
sehingga
perpaduan
tingkat
antara
(kemampuan), (kemauan),
dan
Salah satu bentuk peningkatan terhadap
pengalaman kerja yang dapat mengarahkan
mutu SDM terutama auditor yang dimiliki
perilaku diri sendiri (Ariyanto dan Jati, 2009).
105 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kompetensi para auditor menjadi hal yang
KAJIAN KEPUSTAKAAN
penting dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan
Akuntabilitas
yang dilakukan BPK. Hal itu penting karena
Akuntabilitas
merupakan
bentuk
selain mampu menghasilkan kinerja yang baik
dorongan psikologi yang membuat seseorang
dalam nmematangkan pertimbangan dalam
berusaha
penyusunan laporan hasil pemeriksaan, juga
tindakan dan keputusan yang diambil kepada
penting untuk mencapai harapan pemerintahan
lingkungannya (Tan dan Kao, 1999). Lawton
yang bersih dan transparan.
dan Rose (1994) mendifinisikan akuntabilitas
mempertanggungjawabkan
semua
Libby dan Lipe (1992) mengemukakan
sebagai sebuah proses di mana seorang atau
bahwa kompleksitas tugas dapat dijadikan
sekelompok orang yang diperlukan untuk
sebagai alat dalam meningkatkan kinerja.
membuat laporan dari pekerjaan mereka
Dalam arti kata untuk tingkat kerumitan
dengan cara yang sudah atau belum mereka
pekerjaan tertentu dapat mempengaruhi usaha
ketahui sebelumnya.
yang dicurahkan oleh auditor. Wood (1986)
Akuntabilitas dipandang penting dalam
menjelaskan kompleksitas tugas dalam dua
pelayanan kepentingan publik, tanggung jawab
aspek. Pertama, kompleksitas komponen yaitu
sangat penting dalam pelaksanaan pemeriksaan
mengacu kepada jumlah informasi yang harus
pengelolaan dan tanggung jawab pengelolaan
diproses, dan tahapan pekerjaan yang harus
keuangan
dilakukan
sebuah
tanggung jawab profesionalnya, pemeriksa
pekerjaan. Kedua, kompleksitas koordinatif
harus memahami prinsip-prinsip pelayanan
yaitu mengacu kepada jumlah koordinasi
kepentingan publik serta menjunjung tinggi
(hubungan antara satu bagian dengan bagian
integritas, objektivitas dan independensi. Hal
lain) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
ini tertuang dalam SPKN Pendahuluan Standar
sebuah pekerjaan.
Pemeriksaan paragraf 20. Konsep akuntabilitas
untuk
menyelesaikan
Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak, berbedabeda dan saling terkait satu dengan lainnya.
negara.
Dalam
melaksanakan
merupakan landasan pelayanan kepentingan publik. Tan dan Kao (1999) melihat ada tiga
Kompleksitas tugas merupakan tugas yang
indikator
tidak terstruktur, sulit untuk dipahami dan
mengukur akuntabilitas individu. Pertama,
ambigu (Abdolmohammadi dan Wright, 1987).
seberapa
Pengujian terhadap kompleksitas tugas dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi
audit
karena
secara umum adalah keadaan dalam diri
kecenderungan bahwa tugas audit adalah tugas
seseorang yang mendorong keinginan individu
kompleks.
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
juga
bersifat
penting
yang
besar
dapat
digunakan
motivasi
mereka
untuk
untuk
untuk mencapai tujuan. Dalam kaitannya Volume 2, No.2, Mei 2013
- 106
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dengan akuntabilitas seseorang, orang dengan
pekerjaan
non-rutin.
Definisi
kompetensi
akuntabilitas tinggai juga memiliki motivasi
dalam bidang auditing pun sering diukur
tinggi dalam mengerjakan sesuatu.
dengan pengalaman (Mayangsari, 2003).
Kompetensi
Kompleksitas Tugas
Lee dan Stone (1995) mendefinisikan
Libby dan Lipe (1992) menyatakan
kompetensi sebagai suatu keahlian yang cukup
bahwa kompleksitas tugas dapat dijadikan
secara
sebagai alat dalam meningkatkan kualitas hasil
eksplisit
dapat
digunakan
untuk
melakukan audit secara objektif. Stuart dan
pekerjaan.
Artinya,
tingkat
kerumitan
Lindsay (1997) mendefinisikan kompetensi
pekerjaan berpengaruh terhadap usaha yang
sebagai karakter, sifat, pengetahuan, skill dan
dicurahkan oleh auditor.
motivasi pokok seorang pemegang jabatan
Seorang auditor dihadapkan dengan
yang telah dikaitkan secara kausalitas dengan
tugas-tugas yang banyak, berbeda-beda dan
managerial
saling
performance
yang
unggul.
terkait
satu
dengan
lainnya.
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk
Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan
fungsi dari tugas itu sendiri. Kompleksitas
atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
membingungkan dan sulit (Wood, 1986).
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Wibowo, 2002).
Lebih lanjut Wood (1986) menjelaskan kompleksitas tugas dalam dua aspek. Pertama,
Kompetensi terdiri dari beberapa jenis
kompleksitas komponen yaitu mengacu kepada
karakteristik yang berbeda, yang mendorong
jumlah informasi yang harus diproses, dan
perilaku. Fondasi karakteristik ini terbukti
tahapan pekerjaan yang harus dilakukan untuk
dalam cara seseorang berperilaku di tempat
menyelesaikan
kerja. Kompetensi adalah mengenal orang
pekerjaan
seperti apa dan apa yang dapat mereka
informasi yang harus diproses dan tahap-tahap
lakukan, bukan apa yang mungkin mereka
yang harus dilakukan semakin banyak. Kedua,
lakukan. Kompetensi ditemukan pada orang-
kompleksitas
orang yang diklasifikasikan sebagai berkinerja
kepada jumlah koordinasi (hubungan antara
unggul. Yang dimaksud berkinerja unggul
satu
adalah kinerja di atas rata-rata.
dibutuhkan
Kompetensi
dianggap
bagian
pekerjaan.
semakin
koordinatif
dengan untuk
rumit
yaitu
bagian
Sebuah
mengacu
lain)
menyelesaikan
jika
yang sebuah
merupakan
pekerjaan. Sebuah pekerjaan dianggap semakin
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan
rumit ketika pekerjaan tersebut memiliki
yang berhubungan dengan pekerjaan, serta
keterkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang
kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-
lainnya atau pekerjaan yang akan dilaksanakan
107 -
juga
sebuah
Volume 2, No.2, Mei 2013
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tersebut terkait dengan pekerjaan sebelum dan
yang telah direncanakan. Karakteristik yang
sesudahnya.
membedakan kinerja auditor dengan kinerja manajer adalah pada output yang dihasilkan. Soeprihanto
Kinerja Auditor Prawirosentono
(2001:7)
lebih
lanjut
(1999:120)
menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah
menyebutkan kinerja atau performance sebagai
suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang
mengetahui
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
melaksanakan pekerjaan masing-masing secara
sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang
keseluruhan. Pelaksanaan pekerjaan secara
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan
keseluruhan bukan berarti hanya dilihat atau
organisasi. Terdapat hubungan erat antara
dinilai hasil fisiknya saja tetapi meliputi
kinerja perorangan dengan kinerja organisasi,
berbagai hal seperti kemampuan pekerja,
atau dengan kata lain, bila kinerja karyawan
disiplin, hubungan kerja, dan hal-hal khusus
baik maka kemungkinan kinerja organisasi
sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yang
juga baik.
dijabatnya.
Lowyer
dan
Porter
(dalam
As’ad,
apakah
Larkin
(1990)
karyawan
telah
menyatakan
bahwa
2000:48) menuliskan bahwa job performance
terdapat empat dimensi personalitas dalam
atau kinerja usaha adalah hasil yang dicapai
mengukur kinerja auditor, yaitu kemampuan
oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku
(ability), komitmen profesional, motivasi, dan
untuk pekerjaan yang bersangkutan, sebagai
kepuasan
suatu
mempunyai kemampuan dalam hal auditing
tingkatan
dimana
karyawan
kerja.
memenuhi/mencapai persyaratan kerja yang
maka
ditentukan.
pekerjaan.
Menurut
Dessler
(2000:268)
akan
Seorang
cakap Auditor
auditor
dalam yang
yang
menyelesaikan komit
terhadap
analisis kinerja adalah memverifikasi bahwa
profesinya akan loyal terhadap profesinya
ada kemerosotan kinerja dan menetapkan
seperti
apakah kemerosotan ini sebaiknya diperbaiki
tersebut. Motivasi yang dimiliki seorang
melalui pelatihan atau melalui sarana lain.
auditor akan mendorong keinginan auditor
yang
dipersepsikan
oleh
auditor
yang bersangkutan untuk melakukan kegiatanPengukuran Kinerja Auditor
kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Kinerja auditor dapat diukur melalui
Adapun kepuasan kerja auditor adalah tingkat
pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas
kepuasan individu auditor dengan posisinya
adalah berkaitan dengan mutu kerja yang
dalam organisasi scara relatif dibandingkan
dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah
dengan teman sekerja atau teman seprofesi
hasil yang dihasilkan dalam kurun waktu
lainnya.
tertentu dan ketepatan waktu kesesuaian waktu Volume 2, No.2, Mei 2013
- 108
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keuangan
Kerangka Pemikiran Dalam
yang
sebenarnya
dari
sebuah
tugasnya mengaudit laporan
laporan. Dalam penelitiannya, Sanusi dan
keuangan, auditor dituntut bekerja dengan
Iskandar (2007) membagi tingkat kompleksitas
akuntabilitas yang tinggi secara professional.
tugas menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
Akuntabilitas
berarti
Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa
pertanggungjawaban menuntut auditor agar
untuk kompleksitas pekerjaan yang rendah,
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
tingkat usaha yang tinggi dapat meningkatkan
bertanggungjawab. Mardisar dan Sari (2007)
kualitas hasil kerja tetapi untuk pekerjaan
dalam penelitiannya menunjukkan adanya
dengan kompleksitas pekerjaan yang lebih
pengaruh positif antara akuntabilitas terhadap
tinggi,
kinerja auditor.
meningkatkan kualitas hasil kerja.
yang
Kompetensi yang merupakan dasar bagi seorang
auditor
dam
melakukan
usaha
yang
tinggi
tidak
dapat
Berdasarkan kerangka pemikiran yang
audit.
dikembangkan, skema kerangka pemikiran
Pengetahuan, pelatihan dan keahlian yang
hubungan antara variabel bebas (independen)
cukup dapat membantu seorang auditor untuk
dengan variabel terikat (dependen) dapat
dapat melaksanakan tugas-tugasnya dalam
dilihat pada Gambar 1.
melaksanakan audit. Semakin tinggi nilai kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor maka
akan
semakin
baik
kinerja
Akuntabilitas
yang Kinerja Auditor
Kompetensi
diberikannya. Penelitian serupa dilakukan oleh Tubbs (1992), yang menunjukkan bahwa
Kompleksitas Tugas
subyek yang mempunyai pengalaman audit
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
lebih banyak akan menemukan kesalahan yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar dibandingkan auditor yang pengalaman
Hipotesis Berdasarkan fenomena dari landasan
auditnya lebih sedikit. Kompleksitas tugas yang berarti banyak
teori yang telah dikemukakan sebelumnya,
atau tidaknya informasi yang harus diproses
dapat
dinyatakan
dan banyak tidaknya tahapan-tahapan yang
penelitian ini adalah akuntabilitas, kompetensi,
dilakukan untuk memproses suatu informasi
dan kompleksitas tugas berpengaruh signifikan
memberikan tingkat kerumitan tersendiri bagi
terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa
auditor untuk dapat memberikan kinerjanya
Keuangan RI Perwakilan Aceh.
yang baik. Dalam melakukan audit, seorang
H1
:
bahwa
Akuntabilitas,
hipotesis
kompetensi,
dari
dan
auditor dituntut untuk dapat memberikan hasil
kompleksitas tugas secara bersama-sama
audit yang mampu menggambarkan keadaan
berpengaruh terhadap kinerja auditor
109 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
H2
H3
H4
pada Badan Pemeriksa Keuangan RI
kompleksitas
Perwakilan Aceh.
auditor BPK-RI perwakilan Aceh.
: Akuntabilitas berpengaruh terhadap
tugas
terhadap
kinerja
c. Tingkat Intervensi Peneliti
kinerja auditor pada Badan Pemeriksa
Penelitian ini tidak memiliki kemampuan
Keuangan RI Perwakilan Aceh.
dalam
: Kompetensi berpengaruh terhadap
mengendalikan
kinerja auditor pada Badan Pemeriksa
variabel, karena variabel tersebut tersebut
Keuangan RI Perwakilan Aceh.
sudah ada (Cooper, Boca, dan Pamela,
:
2006:141)
Kompleksitas
tugas
berpengaruh
mengintervensi, maupun
penelitian
baik manipulasi
ini
diberikan
terhadap kinerja auditor pada Badan
wewenang sepenuhnya kepada responden
Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan
untuk menjawab seluruh kuesioner tanpa
Aceh.
adanya intervensi dan manipulasi data untuk mempengaruhi hasil. d. Situasi Penelitian
METODE PENELITIAN Masing-masing
aspek
penelitian
Mengingat
dijelaskan sebagai berikut:
tujuan
penelitian
adalah
menguji hipotesis maka diperlukan data
a. Tujuan Penelitian
dari lingkungan yang sebenarnya yaitu
Penelitian ini mempunyai tujuan suatu
studi lapangan dimana lingkungannya
korelasional
bersifat alami.
untuk
mengindentifikasi
adanya hubungan antara variabel yang diteliti.
e. Unit Analisis
Penelitian ini akan menguji
hipotesis
yang
telah
Unit analisis berkaitan dengan subjek
dirumuskan
penelitian dan merujuk pada tingkat
berdasarkan teori-teori dan hasil-hasil
kesatuan data yang dikumpulkan selama
penelitian terdahulu.
tahap analisis. Dalam penelitian ini adalah
b. Jenis Penelitian Penelitian
unit analisis individu yaitu auditor. Data
ini
korelasional. merupakan
merupakan Penelitian
penelitian
penelitian
yang
korelasional
yang
adalah
tanggapan
responden yaitu auditor yang bekerja di
berusaha
untuk menentukan apakah terdapat atau
diharapkan
BPK-RI Perwakilan Aceh. f.
Horizon Waktu
tidaknya hubungan (asosiasi) antara dua
Horizon waktu yang digunakan dalam
variabel atau lebih, serta seberapa jauh
penelitian ini adalah cross-sectional yaitu
korelasi yang ada antara variabel yang
pengumpulan data dilaksanakan satu kali
diteliti (Kuncoro, 2010:12). Penelitian ini
dari responden dan mencerminkan potret
melihat
dari suatu keadaan pada suatu saat tertentu
apakah
akuntabilitas,
terdapat kompetensi
pengaruh dan
(Kuncoro, 2010). Volume 2, No.2, Mei 2013
- 110
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Metode Analisis Analisis
Populasi Penelitian
data
dengan
menggunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda (multiple
seluruh auditor pada BPK RI Perwakilan Aceh
regression). Untuk menguji pengaruh variabel-
yang menduduki jabatan fungsional yaitu
variabel
sebanyak 60 orang. Populasi dalam penelitian
dependen. Persamaan regresi yang digunakan
ini diambil sesuai dengan jabatan fungsional
yaitu:
sebanyak 60 orang
auditor yang bekerja
independen
terhadap
variabel
Y = + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + ε
sebagai auditor pemeriksa pada Kantor BPK-
Dimana:
RI Perwakilan Aceh. Dikarenakan jumlah
Y
=
Kinerja auditor
populasi yang dianggap relatif kecil maka
=
Konstanta
penelitian ini menggunakan metode sensus.
β1... β3 =
Koefisien regresi
Sensus
teknik
X1
=
Akuntabilitas
penentuan sampel bila semua anggota populasi
X2
=
Kompetensi
digunakan
X3
=
Kompleksitas tugas
ε
=
Standar error
(sampling
sebagai
jenuh)
adalah
sampel
(Sugiyono,
2007:78).
Sebelum data diolah lebih lanjut, harus Teknik Pengumpulan Data
dilakukan uji validitas dan reliabilitas, karena
Data yang digunakan dalam penelitian
kuisioner sebagai instrumen pengumpul data
ini adalah data primer, merupakan data yang
dalam penelitian ini harus diuji validitas dan
langsung diperoleh dari subjek penelitian.
reliabilitasnya.
Untuk pembahasan permasalahan ini, penulis
mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
melakukan
dikumpulkan dari penguna instrumen.
pengumpulan
data
melalui
Uji
ini
dilakukan
untuk
kuesioner yaitu dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan
dengan
format
tertentu
dan
berbagai pilihan jawaban untuk dijawab oleh responden.
HASIL PEMBAHASAN Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 Orang Auditor pada kantor BPK RI Perwakilan Aceh. Dari jumlah yang disebarkan
Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian yang dianalisis dalam
sebanyak 60 telah kembali juga sebanyak 60, artinya kuesioner kembali 100%. Analisis
penelitian ini terdiri dari variabel independen,
diskriptif
menjelaskan
yaitu Akuntabilitas (X1), Kompetensi (X2), dan
responden
dalam
Kompleksitas Tugas (X3), dan satu variabel
pernyataan
kuesioner
dependen yaitu Kinerja Auditor (Y).
mengenai
keberadaan
kecenderungan
menjawab dari
1
intensitas sampai
5
indikator-indikator
dengan reliabilitas yang dipersepsikan oleh 111 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala responden. Skala interval yang digunakan
kompleksitas tugas) dengan asumsi ketiga
dalam penelitian ini menggunakan skala likert
variabel memiliki nilai konstan / tetap.
dengan interval 5 point.
Koefisien regresi variabel X1, X2 dan X3
Dari hasil pengujian validitas data
menunjukkan
bahwa
perubahan
variabel
menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang
kinerja auditor dipengaruhi oleh perubahan
diperoleh
variabel
oleh
variabel
masing-masing
akuntabilitas,
item
dari
akuntabilitas
sebesar
26,3%
kompetensi,
kompetensi sebesar 37,3% dan kompleksitas
kompleksitas tugas dan kinerja auditor berada
tugas 21,6%. Dari ketiga variabel tersebut yang
di atas nilai kritis korelasi product moment
paling mempengaruhi kinerja auditor adalah
(koefisien korelasi > 0.254) dan memiliki
variabel kompetensi yaitu sebesar 37,3%.
tingkat signifikansi dibawah 0.05 sehingga
Dapat
kuisioner yang digunakan dinyatakan valid.
berkompeten dapat memberikan kinerja yang
Pengujian reliabilitas dilakukan secara statistik dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s
alpha
untuk
masing-masing
variabel. Hasil reliabilitas data untuk variabel
disimpulkan
bahwa
auditor
yang
baik.. Persamaan
regresi
dapat
di
intepretasikan sebagai berikut: a. Nilai konstanta berdasarkan persamaan
akuntabilitas, kompetensi, kompleksitas tugas
regresi
tersebut
sebesar
14,918
dan kinerja auditor menunjukkan bahwa
menyatakan
jika
variabel
instrument yang digunakan dalam penelitian
akuntabilitas,
ini reliable (handal). Semakin dekat koefisien
kompleksitas
keandalan dengan 1,0 maka semakin baik,
konstan/tetap, maka besarnya nilai
keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk,
kinerja auditor adalah sebesar 14,918.
bahwa
kompetensi, tugas
dan bernilai
keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima,
b. Koefisien regresi akuntabilitas sebesar
dan lebih dari 0,80 adalah baik (Sekaran,
0,263 menyatakan bahwa setiap 100%
2006:182).
peningkatan akuntabilitas maka secara
Berdasarkan
hasil
output
komputer a
melalui program SPSS dari nilai coefficients , maka
dapat
dibentuk
persamaan
regresi
relatif akan menaikkan nilai knerja auditor sebesar 26,3%. c. Koefisien regresi kompetensi sebesar
berganda sebagai berikut:
0,373 menyatakan bahwa setiap 100%
Y = 14,918 + 0,263X1 + 0,373X2 + 0,216X3
peningkatan kompetensi, maka secara
Berdasarkan persamaan regresi di atas,
relatif juga akan berpengaruh terhadap
maka dapat dijabarkan bahwa setiap perubahan
kinerja auditor sebesar 37,3% secara
satu satuan variabel kinerja auditor maka akan
signifikan.
dikuti oleh perubahan 14,918 satuan variabel lainnya
(akuntabilitas,
kompetensi,
dan
d. Yang
terakhir,
kompleksitas
koefisien
tugas
sebesar
Volume 2, No.2, Mei 2013
regresi 0,216 - 112
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menyatakan
bahwa
setiap
100%
4. Kompleksitas
Tugas
secara
parsial
peningkatan kompleksitas tugas, maka
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
secara relatif juga akan berpengaruh
Auditor
terhadap
Kompleksitas
kinerja
auditor
sebesar
21,6%.
BPK
RI
Perwakilan
mengharuskan
Aceh. auditor
untuk melewati tahapan-tahapan tertentu dalam
KESIMPULAN, SARAN
KETERBATASAN
DAN
Kesimpulan
melaksanakan
pekerjaannya,
semakin banyak tahapan pengumpulan informasi dan koordinasi dengan sesama
Setelah dilakukan pengujian dan analisis
rekan maupun instansi terkait dapat
data dalam penelitian ini, secara keseluruhan
membantu
dapat ditarik beberapa kesimpulan sesuai
pemeriksaan dengan tepat.
auditor
melakukan
dengan hipotesis yang diuji, yaitu: 1. Akuntabilitas,
kompetensi
dan
Keterbatasan
kompleksitas tugas secara bersama-sama
Sebelum peneliti memaparkan saran-
berpengaruh terhadap kinerja Auditor
saran
BPK RI Perwakilan Aceh.
selanjutnya
2. Akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja
Perwakilan
Auditor
Aceh.
BPK
Auditor
RI yang
untuk
perbaikan terlebih
bagi
dahulu
penelitian diungkapkan
keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Instrumen
yang
pengumpulan
data
digunakan adalah
dalam
kuesioner,
melaksanakan pekerjaan dengan didasari
sehingga akan menimbulkan masalah jika
oleh rasa tanggungjawab yang tinggai
jawaban
mampu memberikan hasil yang lebih baik
keadaan sesungguhnya. Keadaan seperti
sehingga dapat meningkatkan kinerja.
ini merupakan hal yang tidak dapat
3. Kompetensi secara parsial berpengaruh
dikendalikan karena di luar kemampuan
terhadap
kinerja
Perwakilan
Auditor
Aceh.
BPK
Keahlian
RI dan
responden
berbeda
dengan
peneliti. 2. Penelitian
ini
hanya
dilakukan
pada
kemahiran profesional yang dimiliki oleh
Auditor BPK RI Perwakilan Aceh, sehinga
setiap
hasilnya belum dapat digeneralisasi secara
anggota
mendukung pemeriksaan. keahlian
pemeriksa
dalam Auditor
yang
cukup
dapat
pelaksanaan yang akan
Volume 2, No.2, Mei 2013
auditor
tanpa
dilakukan penelitian yang lebih mendalam
mampu
terhadap kinerja auditor BPK secara
dengan baik sehingga dengan sendirinya
113 -
terhadap
memiliki
menyelesaikan tugas-tugas pemeriksaan
dapat meningkatkan kinerja.
keseluruhan
keseluruhan.
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saran Berdasarkan peneliti
hasil
memberikan
penelitian,
saran-saran
maka sebagai
berikut: 1.
Penelitian
ini
diharapkan
bisa
memberikan kontribusi kepada pimpinan BKP-RI Perwakilan Aceh untuk terus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kinerja auditor. Kinerja auditor merupakan hal yang sangat penting, karena dapat menentukan tepat atau tidaknya
keputusan-keputusan
yang
diambil auditor dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi penilaian pihak lain terhadap kondisi sebuah entitas yang bersangkutan. 2.
Akuntabilitas, kompleksitas
kompetensi, tugas
hanya
dan mampu
menjelaskan variasi pengaruh terhadap kinerja auditor
sebesar 52,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa masih ada variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja auditor,
oleh
karena
itu
penulis
mengharapkan partisipasi aktif peneliti berikutnya untuk meneliti aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kinerja contohnya budaya organisasi, lama masa penugasan, dan kejelasan tugas.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdolmohammadi, M. dan A. Wright, 1987. An Examination of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgments. The Accounting Review. Hal: 1-13. Alim, N., 2007. Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.
Ariyanto, D. dan Ardani Mutia Jati. 2009. Pengaruh Independensi, Kompetensi dan Sensitivitas Etika Profesi terhadap Produktivitas Kerja Auditor eksternal. (studi kasus pada Auditor BPK-RI Provinsi Bali). Ashton, A.H., 1991. Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise. The Accounting Review. Hal: 218-239. As’ad, M., 2000. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Bonner, S.E., 1990. Experience Effect in Auditing: The Role of Task Spesific Knowledge. The Accounting Review. Hal: 72-92. Christiawan, Y.J., 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Vol. 4, No. 2. Hal: 79-92. Cloyd, C. B., 1997. Performance in Reseach Task: The Joint Effect of Knowledge and Accountability. The Accounting Review. Vol.72, No.1. Hal: 111-131. Cooper, Donald R. Boca Rator and Pamela S Schindler, 2006. Business Research Methods. International Edition. Singapore: Mc-Graw-Hill.Co Deangelo, L.E., 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure Regulation. Accounting and Economics 3. Hal: 113-127. Deis, D.R. dan G.A. Giroux, 1992. Determinants of Audit Quality in The Public Sector. The Accounting Review. Hal: 462-479. Dessler, G., 2000. Manajemen Personalia. Terjemahan Agus Darma. Jakarta: Erlangga. Fanani, Z. dan B. Subroto, 2007. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 5, No. 2, Hal: 139-155. Halim, A., 2003. Auditing (Dasar-dasar audit laporan keuangan). Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Kanfer, R. dan P.L. Ackerman, 1989. Motivation and Cognitive Abilities: An Integrative/Aptitude-Treatment Interaction Approach to Skill Acquisition. Applied Psyicology. Vol.74. Hal: 657-690. Kuncoro, M., 2010. Metode Riset Untuk Bisnis. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. LAN dan BPKP, 2000. Akuntabilitas dan Good Governance (Modul Sosialisasi Sistem AKIP). Jakarta: LAN. Larkin, J. M., 1990. Does Gender Affect Auditor KAP Performance?” The woman CPA. Hal: 20-24.
Volume 2, No.2, Mei 2013
- 114
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Lee, T. dan Mary Stone, 1995. Competence and Independence: The Congenial Twins Of Auditing? Business Finance and Accounting. Vol. 22, No. 8. Hal: 1169-1177. Libby, R. dan M. Lipe, 1992. Incentive Effects and the Cognitive Processes involved in accounting judgements. Accounting Research. Vol. 30. Hal: 249-273. Lawton, A. dan A.G. Rose, 1994. Organization and Management In The Public Sector. London: Pitman Publishing. Malhotra, N. K., 2005. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Fanani, 2007. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. Mayangsari, S., 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6, No. 1. Hal: 122. Mulyadi, 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Peterson, M.F. dan Peter B. Smith, 1995. Role Conflict, Ambiguity, and Overload: A 21 Nation Study. Management Academy. Vol. 38, No. 2. Hal: 429. Prawirosentono, S., 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Radaronline, 2012. Kejati Lebih Percaya Audit BPKP Dibanding BPK NTB. (http://www.radaronline.co.id/berita/read/19 940/2012/) Republik Indonesia, Undang-Undang Negara Republik Indonesia. No. 17 Tahun 2003. Tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia, Undang-Undang Negara Republik Indonesia. No. 01 Tahun 2004. Tentang Perbendaharaan Negara. Republik Indonesia, Undang-Undang Negara Republik Indonesia. No. 15 Tahun 2004. Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Republik Indonesia, Undang-Undang Negara Republik Indonesia. No. 15 Tahun 2006. Tentang Badan Pemeriksaan Keuangan. Republik Indonesia, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. No. 01 Tahun 2007. Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Republik Indonesia, Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. No. 03/K/IXII.2/5/2011. Tentang Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 20011 Sampai Dengan Tahun Anggaran 2015.
115 -
Volume 2, No.2, Mei 2013
Republik Indonesia, Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan. No. 113/SK/VIII-VIII.3/9/2000, Tentang Petunjuk Jabatan Teknis Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan. Republik Indonesia, Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan. No. 335/K/XXIII.2/7/2011. Tentang Standar Kompetensi Teknis Pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan. Standar Kompetensi Teknis Pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan Melalui Keputusan Sekjen BPK. Sanusi dan Iskandar, 2007. Audit Judgement Performance: Assessing the effect of Performance Incentive, Effort and Task Complexity: Manajerial Auditing Journal. Vol. 22, No.1. Hal: 34-52. Sekaran, U., 2006. Risearcch Methods for Bussines. Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: PT.Salemba Empat. Schmidt, F.L. M.A. Mc. Daniel dan J.E. Hunter, 1988. Job Experience Correlates of Job Performance. Applied Psycology. Hal: 327330. Soeprihanto, J., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia II. Jakarta: Karunia, Universitas Terbuka. Stuart, R dan P. Lindsay, 1997. Beyond The Frame of Management Competenc(I)Es: Towards A Contextually Embedded Framework oManagerial Competence in Organizations. European Industrial Training. Vol 21, No.1. Hal: 26-34. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Tan, T. H. dan Alison Kao, 1999. Accountability Effect on Auditor’s Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity: Accounting Reseach. Vol. 37, No.1. Hal: 209-223. Tarigan, I., 2008. Pengaruh kompetensi dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor melalui motivasi kerja. Tesis. Bandung: Universitas Padjajaran. Tetclock, P.E. dan J.L. Kim, 1987. Accountability and Judgment Processes in a Personality Prediction Task. Personality and Social psychology. Hal: 700-709. Tubbs, R.M., 1992. The Effect of Experience on The Auditor’s Organization and Amount of Knowledge. The Accounting Review. Hal: 783-801. Wibowo, J. A., 2002. Pendidikan Berbasis Kompetensi: Belajar dari Dunia Kerja, Yogyakarta: Universitas Atmajaya. Wood, R.E., 1986. Task Complexity: Definition of
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala the Construct. Organizational Behavior and Human Decision Process. Vol. 37, No. 1. Hal: 60-82.
Volume 2, No.2, Mei 2013
- 116