INFLUENCE OF SEVERAL MACROECONOMICS VARIABLES TO FOREIGN DIRECT INVESTMENT AND ITS IMPLICATION TO INDONESIA TRADABLE AND NON-TRADABLE SECTORS1972-2012 PERIOD Suharto1) Ahmad Sodikin 2) Tjatjuk Siswandoko 3) 1)
Manajemen, FE Univ. Krisnadwipayana Jatiwaringin Jakarta Timur email:
[email protected] 2) Manajemen, FE Univ. Krisnadwipayana Jatiwaringin Jakarta Timur email:
[email protected] 3) Manajemen, FE Univ. Krisnadwipayana Jatiwaringin Jakarta Timur email:
[email protected]
Abstract - Foreign investment consist of foreign direct investment (FDI) and portfolio investment. The objective of FDI is to industrialize the producing sector. However, the objective of portfolio investment is the financial market. FDI is the principal source of external capital for Indonesia. From 1972 – 2012 period, the role of FDI is approximately 70 percent of total investment in Indonesia. Therefore, the government realized that FDI is an important source of capital in reaching a high economic growth. This research consists of two parts. First it deals with the influence variables such gross domestic bruto (GDP), interest rate, exchange rate, export and inflation rate to FDI. Second, it examines the implication of FDI and variables of interest rate, exchange rate and export to the Indonesia economic. The objective of this study, first is to analyze the influence of GDP, domestic interest rate, exchange rate, export rate and inflation rate to FDI. Second, is to analyze the implication of FDI and the variables such as interest rate, and export to Indonesia tradable and non-tradable sectors. The empirical research of the estimation model of FDI indicate that GDP, interest rate and exchange rate have positive effect on FDI. While, inflation rate has negative effect. The variable of export have no statistical significance. The FDI and exportt have positive implication to the Indonesia economy. FDI has more dominated in influencing non-tradable sector of Indonesia’s economy. Key words: Foreign Direct Investment, Macroeconomics Variables, Tradable and Non-tradable Sectors
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
I. PENDAHULUAN Sejarah keberadaan investasi asing langsung atau foreign direct investment ( selanjutnya digunakan singkatan FDI) di Indonesia telah dimulai sejak pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1870. Masa ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-undang Agraria yang kemudian mulailah aliran FDI masuk ke Indonesia ( Bank Indonesia,1987) . Sumbangan FDI dalam pembangunan ekonomi negara berkembang memberikan beberapa keuntungan. Menurut Griffin (2003) dan Wong ( 2003), keuntungan yang bersifat langsung adalah adanya penambahan penerimaan pajak, lebih banyak tersedianya jumlah dan jenis komoditas, manaikkan money income dan menaikkan pelayanan kesehatan serta pendidikan. Keuntungan yang bersifat tidak langsung adalah mendorong berkembangnya perusahaan baru di negara-negara berkembang serta dapat memberikan contoh tentang sistem bagaimana perusahaan dapat beroperasi secara efesien. Peranan FDI dalam perekonomian di Indonesia sejak tahun 1972-2012 mencapai 70 persen dari investasi keseluruhan. Data terakhir yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menunjukan aliran investasi asing FDI dan portfolio yang masuk ke Indonesia surplus 12,5 milyard dolar Amerika pada triwulan II tahun 2014.. Hal ini dapat menutupi defisit transaksi berjalan pada waktu yang sama (Kompas, 6 Agustus 2014). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis variabel-variabel ekonomi makro dalam mempengaruhi aliran FDI ke Indonesia serta implikasinya kepada perekonomian Indonesia yang diwakili oleh sektor tradable dan non-tradable. Beberapa penelitian empiris yang dijadikan referensi dalam tujuan penelitian ini, Scaperlanda dan Mauer (1969), Chennery dan Syrquin ( !975), Unido ( 1979), Leftwich (1983), Santiago ( 1991), Tjahyono dan Sulistyowati (1998), dan Munandar, et al ( 2008) Metode ekonometrika digunakan dalam mengestimasi model-model yang berkaitan dengan tujuan penelitian tersebut yang didasarkan kepada statistika regresi TSLS ( two stage least square). Data yang digunakan merupakan data sekunder time-series tahunan dengan periode 19722012 yang bersumber dari BKPM, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia. II. LANDASAN TEORI Menurut Raggazi ( 1973), Hymer ( 1976) , Kobrin dan Lessard (1980) dan Panglaykim (1984) FDI merupakan salah satu jenis investasi swasta asing. Jenis investasi lainnya adalah investasi portfolio (portfolio investment) atau investasi sekuritas. Kedua jenis investasi ini merupakan modal yang berpindah dari suatu negara
ke negara lain. Perbedaannya, kalau FDI sasaran investasinya pada bidang produksi, sedangkan investasi portfolio pada pasar uang. Dalam model penelitiannya, Scaperlanda dan Mauer (1969) dan Leftwich (1983) menerangkan bahwa aliran masuk FDI dari negara Amerika Serikat ke negara Kanada dan Eropa Barat pada awal tahun 1960-an dipengaruhi oleh variabelvariabel ekonomi makro seperti besarnya produk domestik bruto, tingkat tarif impor, dan nilai tukar pada negara penerima FDI. Santiago (1991) menambahkan variabel ekonomi makro lainnya yang mempengaruhi aliran masuk FDI, yaitu variabel ekspor, Selanjutnya, Tjahyono dan Sulistyowati (1998) dengan penelitian empirisnya menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga domestik juga mempengaruhi aliran masuk FDI di Indonesia. Sementara itu, Munandar, et al (2008) dalam penelitiannya tentang integrasi perekonomian ASEAN menyimpulkan bahwa FDI juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi pada masing-masing negara penerima. Dalam kaitannya dengan dampak FDI kepada perekonomian Indonesia, penelitian ini memilih sektor tradable dan non-tradable . Kedua sektor ini merupakan . pemisahan sektor yang terdapat dalam produk domestik bruto dari sisi lapangan usaha. Sektor tradable terdiri dari sektor pertanian, pertambangan dan indsutri pengolahan. Sedangkan sektor non-tradable meliputi sektor listrik, gas dan air, konstruksi, perniagaan hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, keuangan, serta jasajasa umum. Basri dan Munandar (2008), menjelasakan bahwa sektor tradable merupakan sektor produksi sedangkan sektor non-tradable merupakan sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan pada sektor tradable lebih rendah dibandingkan dengan sektor non tradable sejak tahun pada tahun 2012-2013 2.2. Model Penelitian Model penelitian ini didasarkan kepada teori investasi yang berkaitan dengan teori akselerasi fleksibel investasi, teori akumulasi modal optimal dari neo-klasik dan teori investasi Keynesian. Menurut Jorgenson (1971), teori akselerasi fleksibel investasi menjelaskan bahwa investasi adalah fungsi dari pendapatan yang sekarang, pendapatan sebelumnya serta investasi yang lampau. Teori ini dicerminkan dengan persamaan : I = ƒ ( Y, Y t-1, I t-1 )
(2.1)
I = Total Investasi Y= Pendapatan sekarang Yt-1= Pendapatan sebelumnya It-1 = Investasi sebelumnya Variabel bebas di atas berkorelasi positif dengan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
investasi. Selanjutnya teori akumulasi model neoklasik. Teori ini paling sering diaplikasikan dalam penelitian bidang investasi ( Pyndick dan Rubenfeld, 2003). Teori ini menyimpulkan bahwa besar-kecilnya invsetasi dipengaruhi oleh perkembangan tingkat laba perusahaan. Hal ini dicerminkan oleh persamaan : I=ƒ(П)
(2.2)
I = Total Investasi П = Tingkat Laba perusahaan Variabel П berkorelasi positif dengan investasi. Model investasi yang didasarkan kepada teori ekonomi makro Keynesian dapat disimpulkan, bahwa besar-kecilnya investasi dipenagruhi oleh tingkat suku bunga, dengan persamaan : I =ƒ(i)
(2.3)
I = Total investasi i = Tingkat suku bunga Variabel tingkat suku bunga berkorelasi secara negatif dengan total investasi/ 2.3. Variabel Penelitian a. Karakteristik Variabel Variabel endogen dalam persamaan simultan pada penelitian ini, terdiri dari 6 (enam) variabel yaitu : FDI, PDB, rd, Er, ST, dan SNT, variabel eksogen terdiri dari 12 (dua belas) variabel : X (ekspor) , PDBlagl, Inflasi, Agri, Pertambangan, Industri, LGA, Konstruksi, PHR, Komunikasi, KRJP, dan Jasa-jasa. b.. Definisi Operasional Variabel Skala pengukuran semua variabel yang diteliti adalah dalam bentuk ratio. Definisi operasional variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1). Investasi asing langsung Yaitu jumlah dari seluruh nilai investasi asing langsung yang direalisasikan di Indonesia yang dipublikasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, dinyatakan dalam nominal Rupiah. 2). Sektor tradable Yaitu penjumlahan nilai produksi sektor pertanian, pertambangan dan penggalian serta industry pengolahan pada neraca PDB dengan harga konstan tahun 2000 yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia, dinyatakan dalam nominal Rupiah. 3). Sektor non - tradable Yaitu penjumlahan nilai produksi sector
listrik gas dan air minum, konstruksi, perdagangan hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi serta keuangan, dan jasa-jasa umum terhadap produksi domestik bruto dengan harga konstan tahun 2000 yang dipublikasikan oleh BPS Indonesia, dinyatakan dalam nominal Rupiah. 4). Produksi domestik bruto Yaitu total produk domestik bruto dengan harga konstan tahun 2000 berdasarkan pendekatan produksi (sektor ekonomi) yang dipublikasi oleh BPS Indonesia, dinyatakan dalam nominal Rupiah. 5). Tingkat suku bunga Yaitu realisasi tingkat suku bunga di Indonesia berdasarkan tingkat suku bunga berjangka dalam rupiah untuk jangka waktu tiga bulan yang dipublikasi oleh Bank Indonesia, dinyatakan dalam presentase. 6). Nilai tukar dolar Amerika terhadap Rupiah Yaitu nilai tukar dolar Amerika terhadap mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah rata-rata yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, dinyatakan dalam Rupiah per satu dolar Amerika 7) Ekspor Yaitu jumlah seluruh nilai barang dan jasa dari Indonesia yang dijual ke Negara lain, yang merupakan gabungan dri ekspor migas dan nonmigas. Data diambil dari neraca produk domestik bruto menurut pengeluaran atau penggunaan yang dipublikasi oleh BPS Indonesia, dinyatakan dalam rupiah. 8). Tingkat Inflasi Yaitu besarnya tingkat inflasi berdasarkan indek harga konsumen yang dipublikasi oleh BPS Indonesia, dinyatakan dalam presentase. 9). Sektor pertanian sampai dengan sektor jasajasa. Yaitu besarnya masing masing sektor yang terdapat dalam total PDB sektor ekonomi berdasarkan harga konstan tahun 2000 yang dipublikasi oleh BPS Indonesia, dinyatakan dalam Rupiah. 2.4. Teknik Analisi Data a. Model Estimasi Model estimasi berbentuk persamaan eksponensial yang dikenal sebagai persamaan dengan fungsi double log Teknik analisis data
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
untuk model estimasi persamaan simultan digunakan statistik regresi metode two stages least square (TSLS) dengan prosedur memasukkan instrument variable seperti yang dijelaskan oleh Nachrowi dan Usman (2006). Metode ini sering dipergunakan oleh kalangan peneliti bidang ekonomi, mengingat keunggulannya dalam mendapatkan estimasi parameter yang akurat dalam persamaan simultan yang mempunyai kondisi over-identifed berkaitan dengan keberadaan variabel endogen dan variabel eksogen. Model estimasi pada penelitian ini disusun dalam bentuk non-linear mengacu kepada penelitian yang dilakukan chennery dan Syrquin (1975), UNIDO (1979) dan Isyandi (1996). Selanjutnya model estimasi itu ditranformasi menjadi logaritma natural, disusun sebagai berikut : (1) Model estimasi dengan persamaan simultan pengaruh PDB, tingkat suku bangsa (rd) , nilai tukar (ER) ekspor (X) dan inflasi terhadap FDI : Non-linear : FDI = αPDBβ1 rdβ2 Erβ3 Xβ4 Inflasi β5 ε ˄ Linear : In FDI = 1n α β1 1n PDB + β2 1n rd + β3 1n Er + β4 1nX + β5 1n Inflasi +ε Dengan persamaan reduced ˄ InPDB = In a + b1 1n X + b2 1nPDBlag1 + b3 1n Agri + b4 1n pertambangan + b5 1n Industri + b6 1n LGA + b7 1n Konstruksi + b8 1n PHR + b9 1n Komunikasi + b10 1n KRJP + b11 + 1n Jasa-jasa + ε ˄ In rd = In a + c1 1n X + c2 1nPDBlag1 + c3 1n Agri + c4 1n pertambangan + c5 1n Industri + c6 1n LGA + c7 1n Konstruksi + c8 1n PHR + c9 1n Komunikasi + c10 1n KRJP + c11 + 1n Jasa-jasa + ε ˄ In Er = In a + d1 1n X + d2 1nPDBlag1 + d3 1n Agri + d 4 1n pertambangan + d5 1n Industri + d6 1n LGA + d7 1n Konstruksi + d8 1n PHR + d9 1n Komunikasi + d10 1n KRJP + d11 + 1n Jasa-jasa + ε ˄
In X = In X0 (2) Model estimasi implikasi FDI, tingkat suku bunga, nilai tukar, ekspor kepada sektor tradable
δ3
Non-linear : ST = α FDIδ1 rdδ2 Erδ3 Xδ4 ε ˄ Linear : In ST= 1nα δ1 1n FDI + δ2 1n rd + 1n Er + δ4 1nX + ε Dengan persamaan reduced form dengan persamaan 1 diatas
sama
(3) Model estimasi implikasi FDI tingkat suku bunga, nilai tukar, ekspor kepada sektor nontradable
γ3
Non-linear : SNT = α FDIγ1 rdγ2 Erγ3 X γ4 ε ˄ Linear : In SNT= 1nα γ 1 1n FDI + γ2 1n rd + 1n Er + γ4 1nX + ε Dengan persamaan reduced form sama dengan persamaan 1 diatas
III. HASIL ESTIMASI Hasil perhitungan regresi untuk tiga model estimasi ditampilkan dalam bentuk persamaan di bawah ini : 3;1.Hasil Estimasi Pengaruh PDB, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Ekspor, dan Tingkat Inflasi terhadap FDI In FDI = -3.018 + 1.134 1n PDB – 1.618 1n rd + 0.112 1n Er – 0.131 1n X – \ 0.053 1n Inflasi R2 = 0.612 F hitung = 10.402 3.2.Hasil implikasi FDI, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Ekspor, kepada Sektor Tradable. In St = 9.5900 + 0.346 1n FDI – 0.255 1n rd + 0.007 1n Er – 0.071 1n X R2 = 0.791 F hitung = 32.143 3.3.Hasil implikasi FDI, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Ekspor kepada Sektor NonTradable. In SNT = 8.215 + 0.465 1n FDI – 0.112 1n rd + 0.011 1n Er – 0.086 1n X R2 = 0.760 F hitung =
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
26.846 Tingkat kecocokan modal pada semua persamaan yang diukur berdasarkan besarnya koefisien determinasi (R2) serta besarnya Fhitung dapat dikatakan pada kondisi baik, dikarenakan besarnya R2 relatif besar kemudian didukung oleh besarnya F-hitung yang signifikan (F sig. pada nilai probability mendekati 0,000). IV. Pembahasan 4.1. Pengaruh produk Domestik bruto, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Ekspor dan Tingkat Inflasi terhadap FDI. Hasil penelitian ini sesuai atau mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Scaperlanda dan Mauer (1969) dan Munandar, Kurniawan dan Hermansyah (2008) yang menyatakan bahwa variabel produk domestik bruto dapat dijadikan proxy (mewakili) luasnya pasar (market size) suatu Negara. Hasil estimasi dapat diprediksi jika produk domestik bruto Indonesia berubah naik 1 % maka akan menyebabkan FDI naik sebesar 1.134 persen, begitupun sebaliknya, dengan asumsi variabel tingkat suku buku bunga, nilai tukar, ekpor dan inflasi konstan. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa variabel nilai tukar, mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap FDI. Hasil ini menunjukkan apabila nilai tukar dolar Amerika Serikat menguat terhadap mata uang Rupiah (Rupiah terdepresiasi) akan menaikan investasi FDI di Indonesia. Pembahasan hasil penelitian ini berkaitan dengan teori perdagangan internasional pada umumnya, yaitu apabila mata uang suatu negara relative melemah terhadap dolar Amerika Serikat, maka akan menyebabkan nilai ekspor negara itu akan meningkat (Prachowny, 1972, Dornbusch dan Startz, 1998, Susilo dan Tarsidin 2008). Berdsarkan teori dan penelitian empiris yang ada, kemungkinan investor asing lebih terdorong untuk menaikkan investasinya di Indonesia dengan harapan melemahnya nilai Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan mendorong ekspor Indonesia, sehingga apabila produksi yang dihasilkan investasinya itu merupakan orientasi ekspor (export oriented) akan menaikkan keuntungan dari perusahaannya di Indonesia. Analisis yang berbeda tentu akan lain, seandainya produksi dari investasi asing langsung yang di Indonesia itu bukan orientasi ekspor, terdepresiasinya nilai mata uang Rupiah tidak memberikan dampak apa-apa secara langsung. Analisis prediksi memberikan indikasi jika mata uang dolar Amerika Serikat menguat terhadap mata uang Rupiah (Rupiah terdepresiasi) sebesar 1%, maka akan menyebabkan kenaikan investasi
asing langsung sebesar 1,112%, begitupun sebaliknya, dengan asumsi variabel produksi domestik bruto, tingkat suku bangsa, ekspor dan inflasi konstan. Hasil estimasi persamaan juga menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap investasi asing langsung. Dengan demikian, apabila tingkat inflasi turun maka akan menyebabkan naiknya investasi asing langsung di Indonesia, begitupun sebaliknya. Uraian pembahasannya adalah bahwa dengan turunnya tingkat inflasi maka daya beli masyarakat akan meningkat, sehingga menyebabkan tingkat konsumsinya naik. Fenomena ini bagi investor asing dengan produksi orientasi pasar dalam negeri (market domestic oriented) memberikan harapan akan menambah keuntungan perusahaannya di Indonesia, mengingat daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat yang naik itu. Hasil estimasi ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Scaperlanda dan Mauer (1969) serta munandar, Kurniawan dan Hermansyah (2008). Analisis prediksinya menunjukkan jika tingkat inflasi turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan investasi asing langsung sebesar 0.053%, begitupun sebaliknya dengan asumsi variabel produk domestic bruto, tingkat suku bunga, nilai tukar dan ekspor konstan. Variabel tingkat suku bunga menunjukkan tidak signifikan pada α=5%, akan tetapi signifikan mendekati α=10% dengan tanda negatif (berpengaruh negatif). Dengan asumsi tingkat signifikan mendekati α=10% dapat diterima, pembahasannya mengarah kepada apabila tingkat suku bunga turun, maka akan menyebabkanmeningkatnya investasi asing langsung. Hal ini sesuai dengan teori Keynes (1936) yang menyatakan hubungan tingkat suku bunga dengan investasi adalah bersifat negatif. Secara spesifik yang berkaitan dengan pengaruh tingkat suku bunga terhadap investasi asing langsung, hasil penelitianini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Leftwicth (1983) serta Sulistyowati dan Tjahjono(1998). Berdasarkan temuan ini, dapatlah dianalisis jika tingkat suku bunga turun 1%, maka akan menyebabkan kenaikan investasi asing langsung sebesar 1,618%, begitupun sebaliknya, dengan asumsi variabel produk domestik bruto, tingkat suku bunga, ekspor dan inflasi konstan. Variabel ekspor, hasil perhitungan statistiknya menunjukkan tidak signifikan. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Santiago (1991). 4.2.Implikasi FDI, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan Ekspor kepada Sektor Tradable.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel FDI dan ekspor berpengaruh signifikan kepada sektor tradable. Sedangkan variabel tingkat suku bunga dan nilai tukar tidak signifikan. Implikasi FDI adalah positif signifikan kepada sektor tradable dengan koefisien regresi sebesar 0.346. Hasil ini mendukung hasil penelitian terahulu khususnya dari Chenery dan Syrquin (1975), UNIDO (1979), Isyandi (1996), Fry (1998) dan Sanusi (1998) yang perekonomian suatu negara menurut sektor ekonomi. Variabel bebas lainnya yang berpengaruh signifikan terhadap variabel sektor tradable, adalah variabel ekspor. Pengaruhnya secara positif dengan besaran koefisien regresi 0.071. 4.3.Implikasi FDI, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan Ekspor Kepada Perekonomian Indonesia Menurut Sektor Non-Tradable. Hasil estimasi menunjukkan variabel investasi asing langsung mempunyai implikasi positif signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian (UNIDO) (1979). Koefisien regresinya menunjukkan untuk investasi asing langsung meningkat sebesar 0.465%, sedangkan untuk ekspor 0.086. Hasil penelitian ini mendukung atas maju pesatnya bidang pariwisata di Indonesia. Selanjutnya, investasi asing langsung juga mempunyai peranan dalam mendorong pembangunan sektor komunikasi. Bagi sektor jasa-jasa, baik sektor jasa keuangan atau real estate, perkembangan investasi asing langsung dapat dirasakan sangat besarperannya kepada perekonomian Indonesia menurut sektor non-tradable. 4.4 Analisis yang memfokuskan kepada lebih besar mana implikasi FDI kepada sekror tradable atau non-tradable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya implikasi variabel investasi asing langsung lebih dominan kepada sektor nontradable. Dapat dikatakan bahwa penyebaran investasi asing langsung lebih terpusat kepada perekonomian menurut sektor non-tradable, seperti sektor listrik, gas dan air bersih, perdagangan hotel dan restoran, transportasi, komunikasi, serta jasa-jasa lainnya. Dengan perkataan lain, investasi asing langsung lebih cenderung mendorong produksi barang atau jasa dalam negeri. Apabila mengacu kepada konsep dan tinjauan pustaka tentang pertumbuhan ekonomi menurut sektor tradable dan sektor nontradable, maka selama periode pengamatan menunjukkan bahwa investasi asing langsung cenderung menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas rendah di Indonesia, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tidak mendorong industrialisasi, tidak membuka lapangan kerja
yang luas dan tidak memperbaiki pemerataan pendapatan
kondisi
V. KESIMPULAN 5.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap FDI di Indonesia. Dengan demikian, apabila PDB meningkat dan nilai tukar rupiah menguat maka akan menyebabkan naiknya FDI di Indonesia. Selanjutnya, variabel bebas tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap FDI. Dengan demikian, jika tingkat inflasi meningkat, menyebabkan FDI turun di Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Scaperlanda dan Mauer (1969), Sulistyowati dan Tjahjono (1998) dan Munandar et al (2008). Sementara itu, ekspor tidak signifikan dalam mempengaruhi FDI di Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Santiago (1991). 5.2 Hasil penelitian tentang implikasi FDI, variabel tingkat suku bunga, nilai tukar dan ekspor kepada sektor tradable dan non-tradable menunjukkan bahwa FDI dan ekspor mempunyai implikasi yang positif dan signifikan, baik kepada sektor tradable dan non-tradable, sedangkan tingkat suku bunga dan nilai tukar tidak signifikan. Implikasi FDI lebih besar kepada sektor non-tradable dibandingkan kepada sektor tradable. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, berdasarkan teori dan penelitian empiris yang ada, sebetulnya diharapkan bahwa FDI lebih dominan implikasinya kepada sektor tradable. Mengingat pertumbuhan ekonomi akan lebih berkualitas jika bertumpu pada sektor tradable. REFERENSI Aliber, R.Z, 1971 A Theory of Direct Foreign Investment, In Charles Kindleberger The International Corporation, M.I.T. Press, hal. 17-34 Basri, Faisal dan Haris Munandar, 2009, Lanskap Ekonomi Indonesia, Kajian dan Renungan Terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia, Kencana Prenadia Group. Chenery, H.D dan Syrquin, 1975, Patterns of Development.1950-1970, Oxford University Press, London. Dornsbusch, Rudiger. Stanley Fischer and Richard Startz, 1998 Macroeconomics, IrwinMc Graw-Hill. Fry, M.J. 1988, Money, Interest, and Banking In Economics Development, The John Hopkins University Press.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
Gomes, B.C, and D.B. Yoffie, 1989 International Political Economy of Direct Foreign Investment, Edward Elgar Publishing. Griffin , Keith, 1971 The Role of Foreign Capital, Financing Development in Latin America Bastingstake Ltd, London. Grubel, H.G. 1968 Internationally Diversified Portfolios: Welfare Gains and Capital Flows, American Economic Review, December, hal. 1299-1314. Hymer, Stephen.H, 1976, The International Operations of National Firms : A Study of Direct Investment, M.I.T. Press. Isyandi, B, 1996, Dampak Pertumbuhan Terhadap Perubahan Struktur Perekonomian Jawa Barat Dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (1969-1993), Disertasi Tidak Dipublikasikan, Universitas Padjadjaran Bandung. Jorgenson,D.W, 1971, Econometrics Studies of Investment Behaviour: A Survey, Journal of Economics Literature, December, hal. 11111147. Keynes, John Maynard, 1936, The General Theory of Employment Interest And Money, MacMillan ST Martin’s Press. Kindleberger, Charles.P, 1982, Foreign Trade And The National Economy, Yale University Press Kobrin, S.J. and D.R. Lessard, 1980, Large Scale OPEC Direct Investment In Industrialized Country, Mac-Grawhill, Ltd.. Leftwich, R.B, 1983, Foreign Direct Investment In The United States, Survey of Current Business, March, hal. 29-40. Munandar, Harris dan Ferry Kurniawan dan Oki Hermansyah, 2008, Regional Economic Integration, Mobility of Production Factors And The Role of Central Bank, Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 11 No.1 hal. 5-20 Nachrowi.D. Nachrowi dan Hardius Usman, 2006, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan , Jakarta, Lembaga Penerbit FE-UI Panglaykim, J, 1984, Investasi Asing Langsung Di Indonesia, CSIS Press. Pindyck, Robert,S and Daniel Rubinfeld, 2003, Mikro Ekonomi,PT Indeks Jakarta.
Ragazzi, G, 1973, Theories of The Determinants of Direct Foreign Investment, IMF Staff Papper. Santiago, C, 1991, The Impact of Foreign Direct Investment On Export Structure and Employment Generation, Indus Publishing Company. Scaperlanda, A,E, and L.J. Mauer,1969, The Determinants of U.S. Direct Investment In the E.E.C. American Economic Review, September, hal. 558-568. Sulistyowati, Hendy dan Endy Dwi Tjahjono, 1998, Kebijakan Pengendalian Aliran Modal Masuk di Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.1 No.3.hal. 187-212. UNIDO, 1979, World Industry Since 197 : Progress and Prospects, New York. Wong, K.K, 2003, Home of FDI, The Straits Time, Wednesday, July 12 -2009. Vernon, R, 1966, International Investment and International Trade in The Product Life Cycle, Quarterly Journal of Economics, May, hal. 190-207. Biodata Penulis Suharto, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Manajemen Universitas Krisnadwipayana lulus tahun 1982. Memperoleh gelar Magister Science (MS) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, lulus tahun 1989. Memperoleh gelar S3 Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Merdeka Malang, 2012. Saat ini menjadi Dosen Tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta Ahmad Sodikin, memperoleh gelar S1 Manajemen dari FE Unsoed Purwokerto tahun 1995, memperoleh gelar Magister Sains dari Unpad Bandung tahun 2005, dan S3 Bidang Manajemen dari Unpad Bandung tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta Tjatjuk Siswandoko, memperoleh gelar S1 Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana tahun 1984. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari Program Magister Manajemen Universitas Krisnadwipayana. Saat ini menjadi Dosen Tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta
Proceedings SNEB 2014: Hal. 7