III. DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan Manfaat
Rincian Data 1.
Data
Utama
Penunjang
Data
Dalam
Perancangan
Objek
Perancangan Sebagai salah satu media utama Permainan Tradisional Egrang Batok
atau
ide
utama
(patokan) dalam membuat √
perancangan desain furniture tata rias set.
Sebagai salah satu media Furniture Meja Rias
√
utama
(patokan)
pada
furniture. Sebagai
media
yang
Artikel atau buku
menunjang
tentang pembahasan
dalam
furniture, multifungsi,
produk
dan minimalis
multifungsi dan minimalis.
Artikel atau buku
Sebagai
pembahasan
kayu
dan rotan
√
pemahaman
membuat
suatu
furniture
yang
media
menunjang
yang
pemahaman
dalam pemakaian material.
Artikel atau buku
Sebagai salah satu media
pembahasan tentang
yang
egrang batok
pemahaman
menunjang dalam
permainan egrang batok.
20
Dasar-dasar dalam
desain
menunjang
Sebagai salah satu media
pembuatan furniture
yang
menunjang
pemahaman
dalam
membuat suatu produk yang baik
2.
Data
Teknis
Perancangan Merupakan hasil perancangan Sketsa
√
kasar
dalam
pembuatan
desain. Merupakan sebuah contoh Gambar 2D/3D
√
perkiraan dari hasil yang sudah dikonsepkan.
Rotan
√
Merupakan
√
yang
digunakan pada tata rias set. Merupakan
Jenis Kayu
material material
yang
dipilih sesuai dengan tema produk. Merupakan
Pelapis Kayu
√
pelapis
yang
dipilih untuk melapisi kayu yang sesuai dengan tema produk. Merupakan
Warna Utama
√
menjadi
warna
warna
ID
yang pada
konsep yang dibuat. Gb.16. Tabel Data Perancangan Sumber : Ahmad Gunnaivi, 2014
21
B. Rincian Data Perancangan 1. Identifikasi Permainan Egrang Batok Permainan tradisional merupakan sebuah permainan rakyat Indonesia dimana budaya luar belum sepenuhnya melebur dengan budaya Indonesia. Permainan tradisional ini bahkan menjadi surga bagi anak Indonesia, karena permainan tradisional di Indonesia banyak yang melibatkan beberapa orang dalam memainkannya. Dengan banyak yang memainkanya, membuat permainan tradisional di Indonesia mempunyai nilai sosial yang tinggi. Selain nilai sosial yang tinggi, permainan tradisional juga bisa memicu anak untuk meningkatkan kreatifitas, keterampilan motorik, menyehatkan jasmani, emosional dan moral. Banyaknya manfaat yang terkandung pada permainan tradisional, membuat permainan tradisional menjadi warisan turun menurun dari nenek moyang. Egrang batok juga merupakan salah satu dari beragam mainan tradisional yang tersebar di Indonesia. Egrang batok adalah jenis terakhir dari permainan egrang, permainan ini berasal dari provinsi Sulawesi Selatan yang dimainkan oleh suku Bugis. Namun di suku Bugis sendiri mengenal egrang batok dengan nama majjeka, kata majjeka sendiri berasal dai kata jeka yang artinya jalan.2 Namun di Indonesia sendiri, rata-rata lebih mengenal dengan nama egrang batok. Egrang batok merupakan salah satu permainan tradisional yang pembuatannya dapat dilakukan sendiri karena bahan-bahannya masih dijumpai diberbagai tempat. Bahan-bahan yang diperlukan yaitu tempurung batok kelapa yang sudah dibelah dua dan dilubangi pada bagian tengahnya dan 2 buah tali yang lembut dan kuat dengan panjang 1,5-2 meter yang nantinya akan dimasukkan kedalam batok kelapa yang sudah dilubangi tengahnya.
2
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2014/01/sejarah-permainan-tradisional-egrang.html
22
Gb.17. Bahan egrang batok Sumber : www.aggregate.com, www.joshtraders.com
Untuk pesertanya pun tidak dibatasi usia, namun biasanya memang dimainkan oleh anak-anak dengan rentang usia 6-12 tahun dan tempat bermainnya pun dilakukan di lapangan terbuka. Untuk memainkanya cukup dengan menjepit jari kaki diantara tali seperti menggunakan sandal jepit dan talinya menjadi sebuah pegangan pada tangan.
Gb.18. Ilustrasi menjepit egrang batok dengan kaki Sumber : http://www.mainyuk.byethost14.com
Untuk memenangkan permainan ini cukup dengan menjadi yang terdepan sampai garis finish dan tidak jatuh selama sedang bermain.
23
2. Identifikasi Mebel Rotan
Gb.19. Foto mebel rotan rotanjepara.com Sumber : https://www.facebook.com/RotanJepara
Rotan merupakan material yang sudah digunakan pada zaman dulu bahkan di Eropa, material ini sudah ada yang menggunakanya sebagai furniture pada tahun 800-1200. Namun Asia menjadi benua yang terlambat dalam menerima mebel furniture dengan jenis rotan, karena kebudayaanya yang masih kuat dalam duduk bersila yang dilator belakangi oleh ajaran maupun kepercayaan tradisional dan juga kebanyakan masyarakat asia lebih menyukai menghabiskan waktu dengan bercocok tanam sehingga peran furniture menjadi minimal. Namun rotan itu sendiri kebanyakan berasal dari Asia terutama Indonesia, karena Indonesia adalah Negara dengan pengekspor terbanyak dan terbesar di dunia. Indonesia telah menyumbang 80% rotan dan yang paling besar adalah dari Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan presentase 90% dari total ekspor rotan di Indonesia. Dalam mengidentifikasi mebel rotan, terbagi menjadi 2 golongan, yaitu indoor furniture dan outdoor furniture karena rotan didesain berdasarkan keistimewaan sifat bahan rotan itu sendiri.
24
a. Klarifikasi dan Jenis Rotan Dalam klarifikasi tumbuhan, rotan termasuk suku palmae, umumnya digolongkan dalam anak suku lepidocaryoidae. Dransfield (1974) dan Menon (1979) mengemukakan bahwa di Asia Tenggara diperkirakan terdapat 516 jenis rotan yang berasal dari Sembilan marga, yaitu: 1). Calamus, 2). Daemonorops, 3). Korthalsia, 4). Plectocomia, 5). Plectocomiopsis, 6). Myrialepis 7). Calosphata, 8). Bejaudia, 9). Ceratolobus. Dan Furtado (1951) menambahkan marga Camera dan Scizophata. Dari Indonesia sendiri terdapat 8 marga rotan yang terdiri atas kurang lebih 306 dan baru 51 jenis yang dimanfaatkan. Namun yang sangat dimanfaatkan sebagai penggerak furniture di Indonesia diantaranya Calamus ornatus, Calamus ciliaris, Rotan Manau (Calamus manna Miq) dan Jernang (Daemonorops draco). b. Proses pengolahan Rotan 1). Pemotongan Rotan Rotan yang akan dijual dipasaran biasanya dipotong-potong sesuai ukuran, biasanya rotan yang bergaris tengah besar dikirim dalam bentuk batangan, sedangkan untuk yang bergaris tengah kecil dikirim dalam keadaan dibengkokan. 2). Peruntian Peruntian adalah proses penghilangan lapisan asam silikat yang ada pada kulit rotan, lapisan asam silikat ini berfungsi sebagai pelindung batang terhadap air dan gangguan lain. Ada beberapa cara dalam merunti rotan, yaitu:
25
a). Runti Gosok Rotan yang ditarik bolak-balik melalui lubang yang dibuat pada sepotong bambu yang diikat pada sebatang pohon dan dipasang dalam keadaan berdiri tegak lurus. b). Runti Pelari Batang-batang rotan yang belum dirunti ditumpuk lalu dipukulkan dengan kayu atau anyaman rotan. c). Runti Jala Menarik bolak-balik rotan melalui celah diantara tiga batang bambu atau balok kayu bulat yang diikat mendatar pada sebuah tiang. 3). Pengeringan Rotan Pengeringan Rotan ada 2 macam cara, yaitu : a). Diikat pertengahan batangnya, kemudian digantung pada sebuah paku (khusus untuk rotan jari) b). Dijemur dalam posisi tegak miring (khusus untuk rotan batang). 4). Proses Pengawetan Pengawetan rotan biasanya dengan cara pengasapan belerang. Tujuannya adalah : a). Mematikan hama-hama perusak yang ada pada dalam batang rotan b). Memperbaiki warna permukaan rotan c). Untuk meratakan pewarnaan batang sehingga tidak ada warna yang mencolok antara batang yang satu dengan yang lainnya. 5). Pelayuran Setelah proses pengawetan rotan, maka selanjutnya rotan dilayur dengan cara disiram minyak tanah atau solar, lalu dibakar dengan cara diputarputar agar tak jadi penghangusan setempat. 6). Proses Pemutihan dan Pewarnaan Ada banyak cara dalam pemutihan pada rotan, namun biasanya menggunakan cara: a). Pemutihan dengan belerang dioksida (SO2) b). Pemutihan dengan larutan perhidrol (H2O2) Untuk pewarnaan ada 2 jenis, yaitu pewarnaan alamiah atau kimiawi. Untuk pewarnaan alamiah biasanya dilakukan dengan merendam gulungan rotan di dalam air selama 2 bulan, dan perendaman ini dilakukan pada rotan 26
yang belum hilang lapisan asam batu kresiknya sehingga tidak mudah busuk dan diserang hama. Proses pewaranaan alamiah ini tidak mengurangi unsur rotan itu sendiri. Untuk pewaranaan rotan secara kimiawi dilakukan dengan cara memakai zat tekstil atau batik dan juga menggunakan perhidrol. 7). Penyediaan Bahan Baku Siap Pakai Proses ini adalah rangkaian proses dalam menyiapkan bahan mentah menjadi komponen mebel rotan. Bahan baku itu terdiri dari: a). Rotan Tulang/ Rotan Batang: 1. Rotan tulang tanpa kupas 2. Rotan tulang dikupas b). Rotan Jari: 1. Rotan jari jenis sega, sukamara, dan umulu disisik, diasapi, dan dijemur. 2. Rotan pitriet, balok ati yang sudah diproses berpenampang bulat. c). Rotan Silet: 1. Rotan silet a. Rotan silet lebar b. Rotan silet menengah c. Rotan silet sempit 2. Rotan silet ati d). Lembaran Anyaman Lembaran anyaman yang tersedia dalam bentuk lembaran dengan bentuk gulungan.
27
c. Proses Pembuatan Mebel Rotan
Gb.20. Contoh proses pembuatan rotan Sumber : http://www.rotanjepara.com
1). Tahap Pembuatan Komponen Minat yang tinggi pada mebel rotan ini membuat para pengrajin kecil maupun besar harus bisa memenuhi tingkat permintaan yang tinggi tersebut. Oleh karena itu untuk dapat memahami desain yang diminati oleh pasar membuat para pengrajin untuk menyusun proses produksi, yang umumnya meliputi beberapa tahapan, yang terdiri dari : a). Pengukuran dan pemotongan batang rotan dengan gergaji bundar dengan peralatan mendukung b). Pelurusan batang rotan dengan menggunakan mesin pelurus batang c). Pemanasan Pemanasan yang merupakan awal dari proses pelengkungan biasanya dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu : 1. Pemanasan Dengan Kompor Semprot (brander) Digunakan untuk proses penekukan/pelengkungan setempat, dan dilakukan dengan cara menyemprotkan kebagian-bagian yang akan ditekuk/dilengkungkan. 2. Pemanasan dengan menggunakan ‘gas burned pistol’ 3. Pemanasan dengan sistim uap Digunakan
untuk
proses
pelengkungan
yang
bersifat
menerus/melingkar.
28
2). Penekukan dan pelengkungan batang rotan Dalam pembuatan komponen lengkung, biasanya batang rotan yang mengandung ruas selalu dihindari karena kalau tidak dihindari maka biasanya untuk memanaskannya butuh berulang-ulang dalam waktu yang agak lama. Dalam pelekungan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a). Pelengkungan Diatas ‘Jig-table’ Batang rotan yang masih basah yang sudah dilemaskan lalu dililitkan pada mal-mal yang dapat dilepas pasang dan diganti-ganti ukuranya untuk kemudian dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan. b). Pelengkungan Diatas Batang Kayu Biasanya digunakan untuk melengkungkan komponen yang mempunyai garis tengah yang besar, yaitu dengan cara batang rotan yang sudah dilemaskan dililitkan pada batang kayu untuk selang waktu yang lama sampai dingin dan kering lalu diloloskan dari ujung batang. c). Pelengkungan Bebas Digunakan untuk melengkungkan komponen mebel yang mengandung bentuk lengkung tiga dimensi. d). Pelengkungan Dengan Mesin 3). Tahap Perakitan Dalam tahap ini diperlukan gambar berskala lalu dari situ dibuatlah mal-mal produksi guna membantu proses perakitan, sehingga perakitan menjadi lebih cepat, tepat dan teliti. 4). Tahap Pembuatan Ornamen 5). Tahap Penyelesaian dan Warna Dalam proses penyelesaian dan pewarnaan, sebuah rotan harus diperhalus secara sempurna terlebih dahulu sebelum dipolitur atau di cat. Dalam pewarnaan biasanya ada berbagai macam cara, namun paling banyak menggunakan pewarnaan dengan sistim semprot dan sistim celup.
29
d. Konstruksi Mebel Rotan. 1). Bahan Penyambung pada Mebel Rotan. Dalam menyambung rotan maka dibutuhkan beberapa jenis bahan penghubung atau penyambung, seperti misalnya : a). Paku
Gb.21. Paku Sumber : http://www.batraja.com
Sebagai alat penghubung, paku dinilai cukup efektif pada batang rotan karena dapat menembus serat secara langsung. b). Sekrup
Gb.22. Sekrup Sumber : www.woodmaster-kr.ru
30
Sambungan yang memakai sekrup kuningan dengan kepala terbungkus, banyak digunakan untuk menghubungkan sambungansambungan yang terlihat (tanpa dililit). Dengan memakai sekrup maka dapat menahan kekuatan tensi yang berlawanan. c). Pasak Kayu / Bambu
Gb.23. Pasak kayu Sumber : www.bejubel.com
Paku dan sekrup memang penyambung yang digunakan banyak orang, namun material tersebut bisa merusak serat batang dan memperlemah material. Oleh karena itu penyambung yang lebih baik namun harga menjadi lebih mahal adalah bambu. Bambu biasanya digunakan pada mebel rotan berkualitas tinggi di Eropa, kelebihannya pada metode ini adalah sambungan lebih kuat dan tahat lama.
31
d). Tenon
Gb.24. Tenon Sumber : www.123dapp.com
Karena metode lilit sudah jarang digunakan pada mebel rotan, maka penggantinya adalah menggunakan tenon. Sambungan ini pun sama kuatnya dengan bamboo dengan harga yang lebih murah karena prosesnya jauh lebih mudah dan sederhana e). Sekrup Berpasangan Pengunaan sekrup berpasangan biasanya digunakan pada mebel rotan yang bisa di sistim lepas pasang, namun harganya sangat mahal daripada material lainnya.
32
e. Konstruksi Rangka Konstruksi merupakan hal sangat penting karena berperan untuk membuat bentuk yang kokoh dan tidak goyang. Secara garis besar, konstruksi pada mebel rotan terbagi atas tiga macam yaitu : 1). Konstruksi rotan batang sejajar dengan rotan batang a). Konstruksi batang sejajar Merupakan konstruksi yang menggabungkan beberapa batang rotan dalam posisi sejajar. Biasanya digunakan untuk memperkuat hubungan konstruksi agar mebel dapat berdiri dengan kokoh. b). Konstruksi batang berpotongan Merupakan sebuah kontruksi yang menggabungkan beberapa batang rotan, dimana garis sumbu batang rotan yang satu berpotongan dengan sumbu batang rotang yang lain. Konstruksi ini terdiri dari : 1. Perpotongan tunggal Antara beberapa batang rotan yang meliputi perpotongan bersudut siku dan perpotongan bersudut lancip/tumpul. 2. Perpotongan ganda Antara beberapa batang rotan yang meliputi perpotongan dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. c). Konstruksi batang bersilang Ialah sumbu batang saling menyilang satu sama lain (baik menyilang berpotongan maupun tidak berpotongan). Pada umumnya, konstruksi ini terdiri dari : 1. Konstruksi silang lurus menumpang Berupa konstruksi antara dua batang rotan lurus, dimana batang rotan yang satu menumpang diatas batang rotan lain. 2. Konstruksi silang lurus berpotongan Berupa konstruksi antara dua batang rotan lurus, dimana pada titik persilangannya, setengah bagian dari masing-masing batang dibuang. 3. Konstruksi silang lengkung tempel Berupa konstruksi antara dua batang rotan melengkung yang ditempelkan saling bertolak belakang 4. Konstruksi silang berpotongan 33
Berupa konstruksi antara dua batang rotan melengkung, yang mempunyai dua buah titik silang, dimana titik persilangan tersebut setengah bagian dari masing masing batang dibuang. Biasanya, konstruksi batang bersilang digunakan orang untuk menunjang kerangka/kaki meja atau kursi. d). Konstruksi rotan batang dengan rotan jari. Pada konstruksi ini, rotan jari tidak berperan sebagai konstruksi utama pada berdirinya mebel. Karena rotan jari hanya berfungsi sebagai : 1. Pengikat agar mebel menjadi kaku. 2. ‘Elastic webbing’ bagi dudukan dan sandaran kursi. 3. Elemen estetis e). Konstruksi rotan batang dengan anyaman. f). Konstruksi rotan batang dengan anyaman pitriet. Konstruksi dibuat dengan struktur utama terbuat dari rotan tulang, tetapi permukaan mebel dibalut dengan anyaman pitriet. g). Konstruksi rotan batang dengan anyaman rotan silet kulit. Sama halnya dengan rotan dengan anyaman pitriet, namun bedanya pada anyamannya, yang fungsinya sebagai : 1. Penutup dudukan/ sandaran kursi dan bidang-bidang mebel lainnya. 2. Elemen estetis
34
3. Identifikasi Tanaman Mahoni Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Meliaceae
Genus
: Switenia
Spesies
: Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Tanaman mahoni merupakan salah satu jenis pohon dari 4000 jenis pohon
di Indonesia. Diantara 4000 jenis pohon tersebut, terdapat 400 jenis pohon yang memiliki potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil kayu perdagangan. Dari data penggunaan jenis kayu yang dikeluarkan oleh The Wood Explorer dengan induk organisasi Forest Products Society di Amerika telah mencatat ada 1650 jenis pohon di dunia yang dapat dimanfaatkan dalam perdagangan kayu dengan beragam penggunaanya. Dari jumlah tersebut, ada 200 jenis kayu yang telah tumbuh dan diperdagangkan di Indonesia. Dari total 1650, terdapat 1146 yang diantaranya dapat digunakan sebagai mebel. Dari 1146 jenis kayu, ada 152 jenis kayu di Indonesia yang tumbuh dan bisa digunakan untuk mebel.3 Tanaman yang memiliki nama Switenia magoni ini, berasal dari Amerika yang beriklim tropis yang sudah lama dibudayakan di Indonesia dan sudah beradaptasi pada iklim Indonesia. Tanaman mahoni ini memiliki 2 jenis yaitu mahoni berdaun kecil (Switenia magoni) dan berdaun lebar (Switenia macrophilea). Tanaman mahoni dapat tumbuh dengan baik di tempat yang terbuka dan terkena cahaya matahari secara langsung, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, yaitu dengan ketinggian 1000 m diatas permukaan laut (Sutarni, 1995).
3
Krisdianto dan Listya Mustika Dewi, Jenis Kayu Untuk Mebel, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan – Kementerian Kehutanan, bogor, 2012, hlm. iii.
35
Tanaman mahoni termasuk jenis tanaman yang hidup di iklim tropis, kayu yang mempunyai rata-rata tinggi 5-30 m ini dapat mengurangi populasi udara dengan kisaran 47%-69%, sehingga membuat pohon ini disebut pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Tanaman mahoni ini pun dapat dijumpai di pantai maupun di pinggiran jalan. Tanaman ini berakar tunggang dengan batang bulat, memiliki cabang yang banyak dan memiliki getah pada kayunya. Daunnya berupa daun majemuk, menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, tulang menyirip dengan panjang 3-15 cm. Bunga tanaman mahoni adalah bunga majemuk, tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, bewarna coklat muda. Kelopak bunganya lepas satu sama lain dengan bentuk menyerupai sendok, bewarna hijau. Mahkota bunga silindris, berwarna kuning kecoklatan. Benang sari melekat pada mahkota. Kepala sari berwarna putih/kuning kecoklatan. Tanaman mahoni ini baru akan berbunga setelah usia 7 atau 8 tahun. Buah mahoni merupaka buat kotak yang berbentuk telur berlekuk lima. Ketika buahnya masih muda, warnanya bewarna hijau dan setelah besar berubah menjadi warna coklat. Di dalam buah terdapat buju berbentuk ppih dengan ujung agak tebal dan warnanya coklat kehitaman. 4 Untuk penggunaan tata rias set yang penulis buat, penulis menggunakan jenis mahoni berdaun lebar (Switenia macrophilea). Ciri-ciri jenis mahoni ini memiliki warna merah kecoklatan dan memiliki serat terpadu dan bergelombang. Untuk sifat fisisnya memiliki berat jenis 0,56 ; sehingga memiliki kelas kuat III, penyusutan radikal 2%, penyusutan tangensial 4%, memiliki kembang susut rendah, dan kayu relative stabil. Untuk keawetan kayu ini agak tahan terhadap serangan organisme perusak, terutama pada bagian gubal. Sehingga menjadikan kayu ini berada pada kelas awet III. Untuk sifat mekanis, kayu ini memiliki keteguhan lengkung 554 kg/cm2 (basah), 81.3 kg/cm2 (kering) serta memilki kekerasan 456 kg dan memilki kekakuan 83.000 kg/cm2 (basah), 95.000 kg/cm2 (kering).5
4
bpdas-pemalijratun, “Mahoni”, http://www.bpdaspemalijratun.net/index.php?option=com_content&view=article&id=61:mahoni&catid=18:tanamanberkayu&Itemid=31, pada tanggal 19 januari 2015 pukul 9:43 PM 5 Krisdianto dan Listya Mustika Dewi, Jenis Kayu Untuk Mebel, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan – Kementerian Kehutanan, bogor, 2012, hlm. 280.
36
4. Identifikasi Finishing Melamine a. Identifikasi Finishing Dalam membuat sebuah produk, maka ada salah satu hal penting yang harus di perhatikan, karena akan menyangkut nilai jual serta kelayakan pada sebuah produk. Finishing adalah hal yang penting yang harus diperhatikan, Finishing merupakan tahapan dari sebuah proses pengerjaan sebuah produk. Dengan memilih bahan finishing yang tepat guna dan diimbangi dengan cara pengerjaan yang baik akan menghasilkan sebuah pengerjaan produk yang bermutu dan bernilai tinggi. Karena dengan dilakukannya sebuah proses finishing makan akan menghasilkan beberapa keuntungan, yaitu: 1). Memperindah 2). Membuat awet 3). Melindungi dari kerusakan 4). Meningkatkan mutu Selain itu juga, tujuan adanya finishing adalah untuk merawat dan melindungi dari goresan, hama atau jamur , kotoran, air bahkan dari sinar Ultraviolet (UV). Dalam membuat finishing yang memakai material kayu maka perlu di perhatikan jenis finishingnya, biasanya dalam finishing kayu solid (kayu jati, kamper, mahoni, meranti, merbau atau yang lainnya), maka pilihan finishingnya dapat menggunakan Melamine / Duco (Nc / Pu). b. Identifikasi Melamine Untuk produk Tata rias set yang penulis rancang, digunakan sebuah bahan finishing melamine (ML). Melamine adalah jenis reka oles berbahan baku 2 komponen. Melamine/Amino Alky/Acid Curing merupakan salah satu jenis finishing, yang umumnya dipakai pada mebel dan rotan. Proses finishing melamine memiliki 2 jenis dalam tampilannya, yaitu : 1). Melamine Clear (transparan) Melamine Sanding Sealer (MSS-123) Melamine Lack (ML-131)
37
Melamine warna transparan merupakan jenis finishing yang memiliki keindahan pola serat kayu yang hangat dengan latar belakang warna nuansa yang sesuai. Dalam memakai melamine warna transparan maka ketahanannya pada goresan, alcohol, air panas bahkan thinner akan sangat baik. Ketahananya didapat dari proses pengeringan melamine melalui ikatan reaksi kimiawi sehingga terjadi ikatan polymer yang kuat dan stabil. Jenis pewarna yang dipakai pada proses reka oles melamine warna transparan adalah jenis pewarna yang tembus pandang. Karena jenisnya yang transparan, maka bahan ini hanya dipakai untuk furniture interior. a). Teknik Pewarnaan Transparan Reka oles melamine warna transparan terbagi menjadi tiga kelompok. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan perbedaan dalam melakukan teknik reka pewarnaan. Dan digolongkan menjadi : 1. Pewarnaan cara langsung a. Kayu yang masih segar dan bewarna alami disemprot atau disuapi dengan jenis pewarna air. b. Cara yang kedua, jenis pewarnaan langsung melalui reaksi kimiawi dengan mengandalkan kekayaan kandungan tanin yang ada dalam kayu sebagai zat ekstratif atau dapat pula dengan penambah zat tanin bagi kayu yang miskin kandungan tanin. Dengan memberikan warna tersebut maka akan diperoleh warna yang beraneka, ada yang muda ada yang tua. c. Cara yang ketiga, jenis pewarnaan langsung dengan memakai pewarna larut alcohol dan solvent yang memiliki jenis warna yang cerah. d. Cara yang terakhir, jenis pewarnaan langsung dengan memakai pewarna yang dilarutkan dalam minyak atau pewarnaan cara wiping stain. Pewarnaan ini sangat baik dan hasilnya merata. Dengan berkalikali pengusapan, warna tetap sama, dan tidak semakin tua dibandingkan dengan pewarna yang larut solvent. 2. Pewarnaan lapis film atau pewarnaan tak langsung Pewarnaan tidak langsung atau dengan lapisan film disebut pewarna toning. Disebut seperti itu karena pewarnaanya yang dibuat
38
dengan mencampurkan warna yang larut solvent atau alcohol ke dalam melamine transparan yang telah dicampur hardener. Capuran ini mudah disemprotkan ke atas permukaan kayu yang telah dilapisi sanding sealer.Hasil pewarnaan tak langsung pun sangat halus dan rata. Namun, pola seratnya agak tersembunyi tertutup bayingbayang lapisan warna film, sehingga bersifat monoton dan plastis. Pelapisan reka warna tak langsung ini cocok kepada produk yang mempunyai macam-macam warna kayu, aneka serat yang tidak sama. Dengan kondisi seperti itu maka pewarnaan tidak langsung atau lapis film membuat semuanya terlihat bernuansa sama karena warna serta serat tersembunyi dalam lapisan film. 3. Pewarnaan kombinasi Pewarnaan kombinasi adalah pilihan dalam pewarnaan dengan cara yang terbaik. Karena pewarnaanya menggunakan cara langsung. Kemudian dikoreksi dengan pewarnaan lapisan film sehingga pola serat kayu tampak mempunyai kedalaman. Demikian juga warnanya mempunyai nuansa yang sama, sehingga penampilannya akan sangat indah, lebih hidup dan berkesan hangat. Pada ketiga golongan ini mempunyai cara pewarnaan yang berbeda-beda dalam pengaplikasiaanya, walaupun yang dihasilkan samasama berupa transparan bewarna namun nuansanya akan terasa sangat berlainan. 2). Melamine Colour (bewarna) a). Melamine Primer (MP-122) Melamine colour primer merupakan cat antarmedia. Colour primer ini mempunyai daya pengisi yang sangat baik sehingga dapat menutup dan menyekat dengan efektif. Untuk memakai melamine primer maka harus mempunyai persyaratan yaitu mudah diamplas, permukaan yang rata dan siap dilapis dengan top coat. Melamine colour primer merupakan primer dengan bahan 2 komponen, yang mengering selain oleh penguapan thinner tetapi juga dengan bantuan katalisator asam.
39
b). Melamine Colour (MC-132) 3). Kelebihan dan kekurangan dalam system Melamine (ML) a). Kelebihan 1. Daya tutup lebih baik disbanding system NC. 2. Lebih cepat kering. 3. Sangat mengkilap (gloss). 4. Keras dan cukup tahan gores. 5. Daya tahan terhadap air dan alcohol cukup baik. 6. Lapisan yang sudah terbentuk tidak larut oleh thinner. b). Kekurangan 1. Tidak dapat langsung dipakai, harus dicampur dengan bahan pengeras (hardener) sebelum dipakai. 2. Campuran memiliki pot life ± 24 jam selebihnya akan mengental/gel 3. Mengeluarkan formadehyde yang berbau pedas selama proses pengeringan. 4. Kurang baik dipakai untuk barang kerajinan atau barang mainan anakanak. 5. Kurang fleksibel, mudah retak bila kena benturan. 4). Tahapan Pengerjaan Finishing Kayu Dengan Melamine a). Final Sanding. Suatu benda/kayu maupun produk dianggap siap untuk difinishing jika seluruh permukaan telah diampelas sampai halus. Untuk menghasilkan permukaan yang halus, maka perlu diampelas secara bertahap. b). Wood Filter (Dempul). Wood filter berfungsi untuk menutupi pori-pori atau lubang-lubang kecil pada permukaan kayu. Cara memakainya dengan menggunakan kape atau kuas, lalu diratakan dengan kain majun dan dihaluskan dengan ampelas.
40
c). Wood Stain Wood stain berfungsi sebagai pewarnaan kayu sesuai selera. Namun tidak semua orang menyukai penambahan warna. Oleh karena itu jika tidak dibutuhkan, langkah ini bisa diabaikan. 5). Melamine Sanding Sealer atau Sanding Sealer (MSS/SS) MSS/SS berfungsi untuk memberikan pondasi yang baik pada permukaan kayu agar cat penutup tidak tenggelam dalam permukaan kayu. Bahan untuk dasar/pondasi cat yang baik dan bermutu memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : a). Cepat kering, mudah diampelas. b). Daya lekat pada substrat kayu baik dan tidak mudah retak. c). Pada/cukup berisi sehingga merupakan pondasi yang baik bagi top coat agar melekat dengan baik. 6). Top coat. Top coat adalah lapisan terakhir dari suatu finishing. Top coat yang baik memenuhi syarat berikut : a). Cukup cepat mongering sehingga tidak mudah menyerap debu. b). Mempunyai permukaan yang halus dan gloss. c). Tidak berbintik. d). Tidak mudah retak. 5. Analisis Teori Penunjang Dalam membuat suatu produk, maka diperlukan berbagai teori yang dapat menunjang jalanya proses perancangan produk. Dengan adanya teori penunjang, diharapkan sebuah produk akan menjadi lebih optimal. a. Identifikasi Bermain 1). Sejarah Bermain Menurut Driyarkara, bermain sudah ada atau seusia dengan manusia. Bahkan bermain lebih tua daripada kebudayaan menurut Huizinga. Namun seiring dengan berjalannya waktu, bermain menjadi salah satu bagian dari kebudayaan. Mainan merupakan benda/alat/sarana/prasarana/wahana yang 41
digunakan untuk bermain/bersenang-senang dalam suatu permainan. Mainan merupakan objek yang digunakan untuk bermain, namun dalam bermain belum tentu menggunakan objek/benda. 2). Definisi Bermain Bermain merupakan aktifitas jasmani yang dilakukan tanpa ada paksaan, dengan bermain tanpa ada paksaan akan memperoleh suatu rasa senang dan rasa puas. Bermain juga merupakan suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dilakukan menurut aturan yang telah diterima secara sukarela, tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya, disertai oleh perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran lain dalam kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga). Bermain adalah bermakna simbolis, aktif, menyenangkan, sukarela dan aturan yang tidak baku, (fromberg). Didalam Oxford English Dictionary ada 116 definisi tentang bermain, contohnya : a). Bermain sebagai kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan kesenangan. b). Bermain bukan hanya dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, melainkan ada sasaran yang ingin dicapai, contohnya : prestasi, uang, pengakuan/penghargaan. 3). Ciri-ciri Bermain Berikut adalah ciri-ciri bermain menurut Rubin, Fein & Vandenerg : a). Berdasarkan motivasi instrinsik. b). Perasaan dari orang yang bermain melibatkan emosi-emosi positif. c). Fleksibilitas. d). Lebih menekan pada proses dari pada hasil. e). Bebas memilih. f). Mempunyai kualitas pura-pura. 4). Teori Bermain Berdasarkan sifatnya, teori bermain dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : a). Teori Klasik
42
Teori klasik muncul sebelum abad ke 20 yang mana sebagian besar menggambarkan suatu kekuasaan dan kekuatan pada saat teori itu muncul. Menurut pandangan dari pakar Psikologi & Biologi, teori klasik meliputi : 1. Teori Rekreasi/Pelepasan (Lazarus & Schaller) Bermain merupakan kegiatan yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan, bermain merupakan kesimbangan antara kerja dengan istirahat. 2. Teori Teleologi/Pembawaan (K. Gross & Roeles) Permainan merupakan kegiatan yang mempunyai tugas biologis yang akan digunakan oleh manusia untuk mempelajari fungsi hidup, penguasaan gerak, rasa ingin tahu, persaingan sebagai persiapan hidup dimasa yang akan datang. 3. Teori Sublimasi (Ed. Clapatade) Permainan bukan hanya merupakan kegiatan untuk mempelajari fungsi hidup (gross), tetapi juga merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, lebih tinggi, atau lebih indah). 4. Teori Rekapitulasi/Evolusi/Reinkarnasi (Hall) Permainan merupakan kesimpulan dari masa lalu (seorang anak akan bermain permainan yang pernah dimainkan oleh nenek moyangnya), serta pertumbuhan jiwa manusia yang wajar haruslah melalui tahap-tahap perkembangan manusia yang wajar sampai pada pertumbuhan yang sempurna. 5. Teori Surplus Energi (H. Spencer) Surplus atau kelebihan tenaga yang dimiliki seseorang (yang belum digunakan atau tersimpan) akan disalurkan atau dikeluarkan melalui aktifitas bermain atau permainan. 6. Teori C. Buhler Permainan merupakan kegiatan untuk mempelajari fungsi hidup, bermain juga merupakan ‘Funtion Lust’ (nafsu untuk berfungsi) & ‘Aktivitat Drang’ (kemauan yang aktif) 7. Teori Rekreasi/pelepasan (Lazarus & Schaller)
43
b). Teori Modern Jika teori klasik lebih mengdepankan pada aspek organisasi, social, maka teori modern lebih menekankan pada perpaduan dan perancangan yang menjadikan pemenuhan akan suatu kebutuhan dapat terpenuhi secara menyeluruh. Selain itu juga teori modern lebih dinamis daripada teori lainnya dan meliputi banyak variable yang dipertimbangkan. Teori bermain pun juga meliputi sebagai berikut : 1. Teori Psikoanalisa (Sigmund freud) Bermain merupakan media, sarana, alat atau cara untuk mengeluarkan/melepaskan emosi-emosi dalam diri, untuk mengukur, menguasai dan mengetahui sifat suatu alat, selain itu juga menjadi media untuk belajar mengatasi pengalaman traumatik atau frustasi. 2. Teori Kognitif (Piaget & Vygotsky) Bermain merupakan bagian atau tahap perkembangan kognitif (daya tiru, daya ingat, daya tangkap, daya imajinasi), selain itu juga merupakan sarana untuk belajar berpikir mengungkapkan ide-ide atau berimajinasi. 3. Teori Belajar Sosial Manusia sebagai makluk monodualisme yaitu makluk individu dan makluk sosia, untuk itu dengan bermain akan menjadi sebuah ajang untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang lain atau makluk hidup lain. 4. Teori Kompensasi Bermain tidak hanya berfungsi sebagai pengisi waktu luang/rekreasi saja, namun sudah menjadi kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atau untuk mempertahankan hidup. b. Identifikasi Furniture 1). Definisi Furniture Kata Furniture berasal dari baha inggris yang artinya mebel. Mebel (Me.bel [n]) sendiri mempunyai arti perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan lain-lainnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : Balai Pustaka, 1988). 44
2). Klarifikasi Furniture. a). Knockdown Furniture. Merupakan
sebuah konstruksi pada produk mebel yang pada
pembuatannya menggunakan system lepasan atau bongkar pasang. Kekuatan besar pada knockdown furniture terletak pada baut atau sekrup. Penggunaan baut maupun sekrup dapat merekatkan koponen-komponen sehingga tidak perlu menggunakan lem untuk merekatkannya. b). Furniture Multifungsi Merupakan sebuah produk yang memiliki lebih dari 1 fungsi dalam penggunaanya. Furniture jenis ini sangat cocok di lingkungan atau ruangan yang sempit c). Loose Furniture
Gb.25. Contoh loose furniture Sumber : www.workstation-uk.com
Merupakan mebel yang sangat umum dan siap pakai yang langsung dapat dibeli dan tersedia di pasaran.
45
d). Indoor Furniture
Gb.26. Contoh indoor furniture Sumber : www.naturehabitat.com
Merupakan jenis furniture yang hanya dapat digunakan di dalam ruangan. Biasanya Indoor furniture tidak emiliki finishing yang tahan terhadap cuaca panas / hujan. e). Outdoor Furniture
Gb.27. Contoh outdoor furniture Sumber : www.ziqmi.com
46
Merupakan jenis furniture yang dapat digunakan diluar ruangan. Biasanya menggunakan finishing yang tahan panas dan hujan. f). Built in Furniture
Gb.28. Contoh built in furniture Sumber : i.imgur.com
Merupakan jenis furniture yang dibuat khusus untuk area tertentu sehingga ukurannya tepat dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Furniture jenis ini biasanya digunakan untuk memaksimalkan fungsi area yang ada dan dapat dibuat sesuai keinginan konsumen.
47
g). Recycled Material Furniture
Gb.29. Contoh recycled material furniture Sumber : http://img.weburbanist.com/
Merupakan jenis furniture yang menggunakan material dari barangbarang bekas / yang tidak terpakai. c. Identifikasi Produk 1). Definisi Produk Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut (Stanton (1996:222) dalam Yeli Yunita, 2008) adalah suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Menurut Tjiptono (1995:95) adalah secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas 48
“sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. 2). Tingkat Produk Menurut (Kotler (2003:408) dalam Yeni yunita, 2008) ada lima tingkatan dalam produk, yaitu : a). Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen. b). Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c). Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyer normally expect and agree to when they purchase this product) Yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk. d). Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. e). Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. 3). Klarifikasi Produk Klarifikasi produk menurut Kotler (2002;451) dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: a). Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklarifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu : 1. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. 2. Jasa, merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, 486) juga mendefinisikan 49
jasa sebagai berikut: “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. b). Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods): Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya. 2. Barang tahan lama (durable goods): Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu c). Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Barang konsumsi (consumer’s goods) Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut. 2. Barang industri (industrial’s goods) Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali. Menurut Kotler (2002, 451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis: a. Convenience goods Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan 50
hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan
dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya. b. Shopping goods Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya di bandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya. c. Specialty goods Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya. d. Unsought goods Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya. d. Pengembangan Produk. Dalam sebuah bisnis, tentunya akan ada waktunya bagi konsumen akan merasa jenuh pada suatu produk. Dengan mulai adanya sifat jenuh akan membuat daya beli pada suatu produk akan menurun, oleh sebab itu diperlukanlah sebuah pengembangan terhadap produk. Pengembangan produk pun tidak asal dalam mengembangkannya, Namun perlu adanya pengamatan yang jelas kebutuhan dan keinginan konsumen. 1). Tujuan dari pengembangan produk. Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas Untuk menambah omzet penjualan Untuk memenangkan persaingan Mendayagunakan sumber-sumber produksi Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan 51
Untuk mencegah kebosanan konsumen Untuk menyederhanakan produk, pembungkus 2). Proses dalam pengembangan sebuah produk baru a). Penciptaan gagasan Dalam mengembangkan produk baru, maka mulailah dengan berbagai gagasan produk baru. Untuk menciptakan gagasan yang baik, maka harus dilakukan dengan sistematis, karena jika tidak, maka perusahaan akan mendapatkan gagasa yang tidak sesuai dengan jenis usahanya. b). Penyaringan Setelah beberapa gagasan sudah mulai terkumpul, maka diperlukan penyempitan atau mengurangi gagasan. Tujuannya adalah mencari dan menghilangkan kemungkinan gagasan yang buruk sedini mungkin. c). Pengembangan dan pengujian konsep Gagasan yang lolos penyaringan maka harus dikembangkan menjadi konsep produk lalu dilakukan pengujian produk, biasanya pengujiannya dilakukan terhadap sekelompok konsumen sasaran yang tepat. Perlu dibedakan antara gagasan produk, konsep produk dan citra produk. Gagasan produk merupakan gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar, konsep produk diartikan dengan versi terperinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti, sedangkan citra produk merupakan gambaran khusus yang diperoleh dari produk dari produk nyata atau calon produk. d). Pengembangan strategi pemasaran Jika produk yang sudah digagas dan diuji telah menuai hasil. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengembangan strategi pemasaran. Pernyataan strategi pemasaran biasanya terdiri dari : 1. Ukuran 2. Struktur 3. Tingkah laku pasar sasaran 4. Harga produk 5. Strategi distribusi 52
6. Biaya pemasaran e). Analisis usaha pengembangan produk Apabila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Dengan langkah ini akan membuktikan apakah gagasan produk ini bisa diwujudkan kedalam produk yang mampu dikelola secara teknik dan komersial. f). Pengujian Pasar Bila suatu produk lolos dari pengujian fungsional dan konsumen, maka perusahaan akan membuat prototype produk yang nantinya digunakan dalam pengujian pasar. Tujuannya dalah untuk mengetahui bagaimana konsumen mengelola atau memakai dan membeli ulang produk tersebut dan seberapa luas pasarnya. g). Komersialisasi Ketika dalam pengujian pasar menuai hasil yang baik, maka produk pun dapat diproduksi, namun untuk memperkenalkan produk ini diperlukan sebuah komersialisasi. Tujuannya adalah memberikan informasirmasi tentang sebuah produk. e. Definisi ergonomi. Istilah “ergonomi” berasal dari Bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefiniskan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efesiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi, dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan Susana kerja dengan manusia. Ergonomi disebut juga “Human Factors”. Ergonomi adalah ”ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A., 1981).
53
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004). Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa ergonomi adalah penerapan yang efektif kepada manusia sehingga membuat aktivitas menjadi optimal dan meminimalisir segala bentuk kemungkinan yang buruk seperti cidera, pegal-pegal. 1). Ruang lingkup ergonomi. Ergonomi merupakan ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasirmasi, temuan dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut . Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika dan teknik. Namun Sutakajsaba (1979) membagi kajian ergonomi kedalam beberapa kelompok, yaitu : a). Antopometri Antropometri berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia. Antropometri ini berisi informasirmasi tentang dimensi tubuh manusia yang digunakan untuk merancang system kerja yang aman dan nyaman. b). Faal Kerja Faal kerja merupakan ilmu tentang fisiologi tubuh manusia saat bekerja. Bekerja merupakan hasil koordinasi dari kerjsama seluruh organ tubuh. Ilmu faal kerja ini menjadikan tolak ukur para pekerja yang membebankan pada fisik dan mental lewat pengukuran laju detak jantung, tekanan darah, temperature badan, konsumen oksigen yang dihirup, dan kandungan kimiawi dalam tubuh. c). Biomekanika Kerja Biomekanika kerja merupakan aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisa system kerangka otot manusia. Kajian dalam bidang biomekanika
54
kerja meliputi kekuatan tot, kecepatan dan ketelitian gerak anggota badan dan daya tahan jaringan tubuh terhadap beban. d). Penginderaan Secara biologis, manusia mempunyai indera, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Masing-masing ndera tersebut akan memberi respon terhadap kerja indera lainnya. e). Psikologi Kerja Perbedaan yang khusus pada manusia diantaranya jenis kelamin, usia, kepribadian, tingkah laku, nilai, karakteristik fisik, minat, motivasi, pendidikan dan pengalaman. 2). Hasil penelitian ergonomi. Menurut (Iftikar Z. Sutalaksana : 1979), hasil dari penelitian ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang penelitian, yaitu : a). Penyelidikan tentang tampilan (display) Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang mampu menyajikan informasirmasi tentang keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambing, dan sebaginya. b). Penyelidikan tentang kemampuan kekuatan fisik manusia (biomekanik) Penyelidikan ini mengukur kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat bekerja. Penyelidikan ini mempelajari perancangan objek serta eralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktifitasnya. c). Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja (antropometri) Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia. d). Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Penyelidikan ini meliputi penyelidikan mengenai kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja. 3). Tujuan ergonomi. Secara umum, tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain :
55
a). Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b). Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. c). Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004). 4). Prinsip ergonomi. Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu: a). Bekerja dalam posisi atau postur normal; b). Mengurangi beban berlebihan; c). Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan; d). Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh; e). Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan; f). Minimalisasi gerakan statis; g). Minimalisasikan titik beban; h). Mencakup jarak ruang; i). Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman; j). Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja; k). Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti; l). Mengurangi stres. f. Prinsip-prinsip Desain. Dalam merancang suatu produk maka perlu untuk mengetahui prinsipprinsip desain sebagai penunjang supaya produk yang dihasilkan memiliki nilai yang tinggi dan baik.
56
1). Prinsip Keseimbangan Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Mendesain dengan keseimbangan cenderung dirasakan keterkaitan bersama, kelihatan bersatu, dan perasaan harmonis. a). Simetris terkesan resmi atau formal (sama dalam ukuran, bentuk, bangun dan letak dari bagian-bagian atau obyek-obyek yang akan disusun di sebelah kiri dan kanan garis suatu sumbu khayal. b). Asimetris yaitu terkesan tidak resmi atau informasirmal tetapi tampak dinamis apabila garis, bentuk, tangan, atau massa yang tidak sama dengan ukuran, isi atau volume diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan (Kusmiati, 1999:11). c). Keseimbangan horizontal Keseimbangan yang diperoleh dengan menjaga keseimbangan antara bagian bawah dan bagian atas. 2). Prinsip Titik Fokus Prinsip titik fokus menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian. Misalnya antara merek dan ilustrasi. Keduanya merupakan dua unsur yang saling berebut perhatian. Agar tidak membingungkan konsumen maka diperlukan suatu penonjolan baik dari segi warna maupun dari segi ukuran. 3). Prinsip Hirarki visual Merupakan prinsip yang mengatur elemen-elemen mengikuti perhatian yang berhubungan secara langsung dengan titik fokus. 4). Prinsip Ritme Prinsi Ritme merupakan pola yang diciptakan dengan mengulang atau membuat variasi elemen dengan pertimbangan yang diberikan terhadap ruang yang ada diantaranya dan dengan membangun perasaan berpindah dari satu elemen ke elemen lainnya.
57
5). Prinsip Kesatuan Adalah prinsip bagaimana mengorganisasi seluruh elemen dalam suatu tampilan grafis. Untuk mencapai kesatuan desainer harus mengerti tentang garis, bentuk, warna, tekstur, kontras nilai, format, keseimbangan, titik fokus dan ritme. 6). Proporsi Proporsi ialah perbandingan antara satu bagian dari suatu obyek atau komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap keseluruhan obyek atau komposisi. Ada kemiripan pengertian dengan skala, hanya saja unsur proporsi tidak berdiri sendiri, melainkan selalu dikaitkan dengan ukuran obyek lain yang telah diketahui sebelumnya (Kusmiati, 1999:14). 7). Ilustrasi Pengertian ilustrasi menurut Maya Ananda, adalah sesuatu yang dapat menyemarakkan halaman-halaman buku atau media lainnya sebagai karya seni yang memiliki nilai estetis. Bentuk gambar ilustrasi dapat berupa : foto, karikatur, kartun, potret manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. 8). Teks Adalah sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu barang atau jasa untuk tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan untuk penyusunan teks pada iklan hendaknya sederhana jelas, singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada kalimatnya (Ananda, 1978:63). 9). Tipografi Kata tipografi berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari kata typos dan graphia. Typos artinya cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia artinya hal tentang seni tulisan (Schender, 1997:4). Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya-gaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Santosa, 58
2002:108).Tipografi lebih dari sepuluh ribu berlaku secara internasional dan sudah dibakukan. 10). Warna Warna adalah suatu hal yang penting dalam menentukan respons dari orang, warna adalah hal pertama yang dilihat oleh seseorang,setiap warna akan memberikan kesan dan identitas tertentu,walaupun hal ini tergantung dari latar belakang pengamatnya,Ilmu tentang warna disebut juga “Chromatics”(Dr.IrEko Nugroho,M.Si,2008;1).
59