BAB III DATA PERANCANGAN
A. Tabel Data Perancangan No.
Rincian Data
Sifat Data
Manfaat
Data
untuk
Perancangan
1.
Data Objek Perancangan Data tentang Ondel-
Utama
Memberi informasi mengenai segala
ondel dan Budaya
hal yang berkaitan dengan kesenian
Betawi di Jakarta
Ondel-ondel
yang
diangkat
dalam
karya buku ini. Data
hasil
observasi
Utama
Penulis
jadi
mengetahui
fenomena
yang terjadi pada perkembangan buku
Buku
sekarang ini. Data hasil wawancara
Utama
Berguna
bagi
Penulis
untuk
mengetahui informasi mengenai Ondelondel dan batik Betawi langsung dari narasumber yang terpercaya. Data psikologi anak
Utama
Menginformasikan anak
agar
tentang
Penulisbisa
psikologi
mengetahui
buku yang tepat untuk anak.
2.
Data Teknis Perancangan Data Buku dan Ilustrasi
Utama
Berguna
untuk
mengetahui
teknik
penggambaran Data Elemen dan
Utama
Berguna untuk mengetahui teori-teori
Prinsip Desain
desain
Komunikasi Visual
digunakan dalam perancangan karya
Data jenis kertas dan
Utama
pengertiannya
komunikasi
visual
yang
Berguna untuk mengetahui jenis kertas apa
yang
sering
mencetak
buku
dipakai dan
untuk media
pendukungnya Data teknik dan proses cetak
Utama
Berguna
untuk
mengetahui
teknik
cetak yang tepat untuk mencetak buku yang akan dirancang
22
Data finishing
Utama
Berguna untuk mengetahui teknik jilid dan laminasi yang tepat untuk finishing buku yang akan dirancang
Tabel 2 Data Perancangan
B. Rincian Data Perancangan 1. Data Objek Perancangan a. Jakarta Daerah
Khusus
Ibukota
Jakarta (DKI
Jakarta)
merupakan ibu negara Indonesia, dan juga merupakan satusatunya
bandaraya
di Indonesia yang bertaraf provinsi.
Jakarta terletak di bagian Barat Laut Pulau Jawa. Dahulunya, Jakarta
pernah
dikenali
dengan
nama Sunda
Kelapa (sebelum tahun 1527), Jayakarta pada tahun 1527 1619, Batavia atau Jacatra (1619-1942), dan Djakarta pada tahun 1942-1972. Jakarta
memiliki
luas
sekitar
661,52
km²
(lautan :
6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah jutaan orang 10.187.595 jiwa (2011).. Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang diduduki sekitar 28 juta jiwa, merupakan kawasan metropolitan yang terbesar di Indonesia dan kedua terbesar di dunia. Jakarta adalah Negara ekonomi, budaya, dan politik yang merupakan kota terpadat di Indonesia dan Asia Tenggara, serta merupakan kota terbesar ke-12 di Dunia. 1
1
http://id.wikipedia.org/wiki/
23
b. Budaya Betawi Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama
kuno
Jakarta
yang
diberikan
oleh
Belanda.
Kebudayaan suku Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta. Keberadaan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan sebagainya, merupakan aset wisata
yang
eksotik.
Sudah
sepatutnya
berkembang
sebagaimana kesenian tradisional dari etnis lain. Kebudayaan suku Betawi terbentuk akibat akulturasi (pencampuran)
berbagai
kebudayaan
yang
telah
ada
sebelumnya. Karena sikap keterbukaan orang Betawi dan penghargaan
tinggi
terhadap
perbedaan
juga
turut
mempercepat akulturasi tersebut. Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Secara biologis, mereka
yang
mengaku
sebagai
orang
Betawi
adalah
keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa. 2
2
http://www.infobudaya.com/wisata/betawi/9-mengenal-betawi.html
24
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni
Gambang Kromong yang berasal dari seni musik
Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang PortugisArab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Sesuai dengan latar belakang suku betawi ini, maka DKI Jakarta menjadi tempat berpadunya berbagai budaya, akan tetapi kemudian muncul budaya yang bisa disebut sebagai sesuatu yang khas seperti tarian betawi yang memiliki ciriciri Melayu dan Arab maupun Cina. Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas keliling dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara. Sementara di Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan regenerasinya pun acap mengalami kendala. c. Ondel-Ondel Ondel-ondel adalah
bentuk
pertunjukan
rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Permainan boneka khas masyarakat Betawi ini berupa boneka raksasa yang dimainkan oleh seseorang yang masuk menurut
ke
dalam irama
boneka musik
tersebut
sambil
pengiringnya.
menari-nari
Dalam
menari
biasanya ondel-ondel ini berpasangan, boneka laki-laki dan boneka
wanita,
tetapi
ada
juga ondel-ondel anak-anak.
Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang
yang
senantiasa
menjaga
anak
cucunya
atau
penduduk suatu desa.
Ondel-ondel
yang
berupa boneka besar
itu
tingginya
sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah
25
dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondelondel laki-laki biasanya sedangkan
yang
kepercayaan
dicat
dengan
perempuan
masyarakat
warna merah,
warna putih.
Menurut
Betawi, Ondel-ondel berfungsi
sebagai penolak bala atau gangguan ketentraman manusia dan
juga
sebagai
kelengkapan
ritual
sesudah
musim
memotong padi. Namun dalam perkembangannya, ondelondel sekarang digunakan untuk menambah semarak pestapesta
rakyat
atau
terhormat. Ondel-ondel selalu kadang
kala
beberapa
penyambutan
tamu-tamu
ditampilkan
berpasangan,
pasang
sehingga
merupakan
barisan Ondel-ondel. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain. Di Pasundan dikenal dengan
sebutan Badawang,
Tengah disebut Barongan
Buncis,
di Jawa
sedangkan
di Bali lebih
dikenal dengan nama Barong Landung. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islamdi Pulau Jawa. Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondelondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pestapesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya
pada
peresmian
gedung
yang
baru
selesai
dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-
26
ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta. 3 Menurut kisahnya, diduga permainan ondel-ondel berusia lebih
tua
daripada
permainan
kedok
atau
topeng.
Permainan' ondel-ondel berasal dari pengaruh Hindu yang membuatnya sebagai lambang dewa-dewa penyelamat. Pada awalnya permainan ini digunakan untuk pemujaan arwah nenek moyang atau tokoh yang dihormati. Namun sekarang ini ondel-ondellebih mengarah ke segi hiburan, seperti pada pesta panen, penyambutan tamu atau pesta khitanan. Bahkan berbagai tempat hiburan, misalnya Dunia Fantasi, menyediakan
beberapa
pasang
ondelondel,
biasanya
bersama badut, untuk menghibur pengunjungnya. Dalam pementasannya ondel-ondel
diiringi
alat
musik
berupa
kendang, kenong dan terompet. Ondel-ondel ditampilkan pada berbagai perayaan desa seperti pesta panen, penyambutan tamu serta berbagai perayaan resmi lainnya. Di daerah lain di Jawa boneka raksasa
seperti
itu
dikenal
juga
dengan
bentuk
yang
berbeda, antara lain di sekitar Gresik dan Madura. Maksud dan tujuan sebenarnya mengadakan arak-arakan Ondelondel ternyata masih bertahan hingga saat ini, dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta. d. Psikologi Anak Tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
fase
sekolah dasar menurut Dr.H.Syamsu Yusuf dalam bukunya 3
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2124/Ondel-ondel
27
yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2008), menyebutkan bahwa fase anak sekolah dimulai sejak usia 6-12 tahun, di fase ini anak-anak memasuki usia sekolah
dasar
atau
sudah
dapat
mereaksi
rangsangan
intelektual. Dr. Kartini Kartono (1990, 107) juga menjelaskan bahwa fase anak sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) memasuki masyarakat diluar keluarga 2) perkembangan
yang
pesat
dan
pembelajaran
di
lingkungan luar yang membentuk kepribadian 3) Pengamatan anak. Dalam perkembangan jiwa anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting. 4) Pikiran, ingatan, dan fantasi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia Sekolah Dasar berkembang secara berangsur-angsur dan tenang. Anak benarbenar
berada
keluarga,
dalam
sekolah
stadium
memberikan
belajar.
Disamping
pengaruh
yang
sistematis terhadap pembentukan akal-budi anak. 5) Kehidupan perasaan anak. Pada usia sekolah dasar anak cepat merasa puas. 6) Fungsi kemauan pada masa ini belum berkembang dengan 7) penuh. 8) Minat yang besar dan segar terhadap macam-macam peristiwa dan dorongan rasa ingin tahu yang besar 9) Ingatan yang sangat kuat. 10)
Semangat belajar yang tinggi
28
2. Data Teknik Perancangan a. Desain Komunikasi Visual Istilah Desain Komunikasi Visual atau DKV yang baru populer belakangan ini, sebenarnya baru dikenal di Indonesia pada awal tahun 1980-an. Dimunculkan oleh Gert Dumbar (seorang desainer grafis Belanda) pada tahun 1977, karena menurutnya desain grafis tidak hanya menguasai cetakmencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini. Menurut
Rakhmat
Supriyono
dalam
bukunya
yang
berjudul “ Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi ”, desain
grafis
Komunikasi
belakangan Visual”
lebih
(DKV)
dering
karena
disebut
“Desain
memiliki
peran
mengomunikasikan pesan atau informasi kepada pembaca dengan berbagai kekuatan visual, seperti tipografi, ilustrasi, warna,
garis,
layout,
dan
sebagainya
dengan
bantuan
teknologi. Dalam beberapa kasus, istilah DKV dianggap lebih dapat
menampung
perkembangan
desain
grafis
yang
semakin luas, tidak terbatas pada penggunaan unsur-unsur grafis (visual). Meski demikian, istilah Desain Grafis (Graphic Design) masih sering digunakan. DKV dikategorikan sebagai commercial art karena merupakan paduan antara seni rupa (visual art) dan keterampilan komunikasi untuk bisnis. Ketatnya kompetisi bisnis di bidang industri barang dan jasa, ditambah
perkembangan
teknologi
dan
komunikasi,
menjadikan DKV berkembang pesat.
29
Desain Komunikasi Visual jika ditinjau dari asal kata (etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata. Desain diambil dari
kata
“desigmo”
(Jervis,1984) diambil
dari
(Italia)
Sedangkan bahasa
dalam
Latin
yang
artinya
bahasa
gambar
Inggris
desain
yang
artinya
“designare”
merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau suatu ide. Dan dalam bidang keilmuan kata desain sering digabung dengan kata lain, seperti desain fashion, desain interior, desain arsitektur, desain grafis, dan desain komunikasi visual. Kata
komunikasi
berasal
dari
bahasa
Latin
“communicatio” yang bersumber dari kata “communis” yang memiliki
arti “Sama
Makna”, sama dalam
pemaknaan
komunikasi ini memiliki pengertian sama makna mengenai suatu
hal
yang
dikomunikasikan.
(Pengantar
Teori
&
Manajemen Komunikasi Oleh Drs. Tommy Suprapto, M.S). Kemudian komunikasi dianggap sebagai proses penciptaan suatu
kesamaan
(commoness)
atau
suatu
kesatuan
pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan). Sehingga komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan berupa lambing, suara, gambar, dan lain-lain dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media (saluran) dengan maksud tertentu. Dan kata visual Berasal dari kata Latin “videre” yang artinya “melihat” yang
kemudian
dimasukkan
ke
dalam
bahasa Inggris visual. Sehingga kata visual dapat bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata.
30
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan
bahasa
rupa
(visual
language)
yang
disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, perilaku target
mempengaruhi
audience sesuai
hingga
dengan
merubah
tujuan
yang
diinginkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual
yang
khas
diungkapkan
berdasar
secara
mengandung
solusi
ilmu
kreatif untuk
tata
dan
rupa.
Isi
pesan
komunikatif
serta
permasalahan
yang
hendak
disampaikan (baik sosial maupun komersial ataupun berupa informasi, identifikasi maupun persuasi). Desain Komunikasi Visual menurut Wikipedia berbahasa Indonesia adalah seperti pernyataan di bawah ini. “Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya
merupakan
istilah
penggambaran
untuk
proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca
atau
terlihat.
Desain
Komunikasi
Visual
erat
kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan. Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan
31
juga
kemampuan
dari
penerima
pesan
untuk
bukunya
Desain
menguraikannya.” Menurut
Rakhmat
Supriyono
dalam
Komunkasi Visual Teori dan plikasi, Tujuan utama DKV adalahmenyampaikan pesan atau informasi kepada target audience melalui berbagai media yang dinilai efektif. Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi. 1) Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Identifikasi Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual
adalah
sebagai
sarana
identifikasi.
Identitas
seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda,
produk
ataupun
lembaga,
jika
mempunyai
identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau jasa
itu
dan
mudah
dikenali,
baik
oleh
baik
oleh
produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”. Jika
desain
komunikasi
visual
digunakan
untuk
identifikasi lembaga seperti sekolah, misalnya. Maka
32
orang akan lebih mudah menentukan sekolah A atau B sebagai favorit, karena sering berprestasi dalam kancah nasional atau meraih peringkat tertinggi di daerah itu. 2) Desain Visual Sebagai Sarana Informasi dan Instruksi Sebagai komunikasi
sarana visual
informasi
bertujuan
dan
instruksi,
menunjukkan
desain
hubungan
antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti,
dan
dipresentasikan
secara
logis
dan
konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat restoran
dan
umum
seperti
lain-lain
harus
telepon bersifat
umum,
toilet,
informatif
dan
komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal. 3) Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Presentasi dan Promosi Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan,
mendapatkan
perhatian
(atensi)
dari
mata
(secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu
makna
dan
mengesankan.
Umumnya,
untuk
33
mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa. Desain Komunikasi Visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi
juga
desain
majalah
dan
surat
kabar
yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations). Tidak dapat dihindari, karya-karya desain komunikasi visual
saat
ini
sudah
merampok
sebagian
perhatian manusia. Setiap hari mata
waktu
dan
“dipaksa” untuk
melihat iklan. Ketika membuka halaman majalah, surat kabar, internet, atau menghidupkan televisi, mata segera disergap
iklan.
Saat
melintas
di
jalan
rayapun
selalu
dikepung media outdoor berupa poster, billboard, spanduk, baliho, banner, papan nama, signboard, dan bentuk-bentuk iklan lainnya. Tidak berhenti sampai di situ, iklan cetak berupa leaflet atau brosur bahkan sering dibagikan di traffic-light
saat
lampu merah, disebar di perumahan, di pusat perbelanjaan, dan di tempat-tempat publik lainnya. Semua media iklan tersebut
berusaha
keras
merebut
perhatian
konsumen
dengan menggunakan elemen-elemen visual, seperti logo, ilustrasi, tipografi, dan warna. Sebagai suatu profesi, Desain Komunikasi Visual baru berkembang
sekitar
tahun
1950-an.
Sebelum
itu,
jika
34
seseorang
hendak
menyampaikan
atau
mempromosikan
sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara
lain
typographers
adalah
visualizers
(penata
huruf),
(seniman
yang
visualisasi);
merencanakan
dan
mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan;
illustrators,
yang
memproduksi
diagram
dan sketsa dan lain-lain Tugas
utama
desainer
komunikasi
visual
adalah
menyampaikan informasi atau pesan-pesan dari pemberi order (klien) kepada sasaran pembaca yang dituju (target audiens). Untuk menyampaikan pesan-pesan dari klien, desainer perlu menggunakan elemen-elemen visual seperti huruf, garis, warna, gambar, dan bidang yang disusun semenarik mungkin. Para desainer lebih sebagai mediator antara “klien” (orang atau perusahaan yang menyampaikan informasi) dan “audiens” (segmen masyarakat yang menjadi target bisnis). Sebagai pekerja seni terapan (applied art), tidak dapat semaunya sendiri dalam mengekspresikan gagasan-gagasan kreatif sebagaimana kebebasan seorang seniman murni (pelukis). Kreativitas dalam berkarya masih dipagari oleh design brief yang ditentukan klien. Namun dalam penciptaan gagasan, dituntut kreatif, mampu memunculkan ide-ide yang spektakuler. Hal prinsip yang membedakan desainer grafis dengan
seniman
murni
adalah,
lebih
berperan
sebaai
komunikator yang merancang sajian informasi (cetak) agar menarik, dapat ditangkap pembaca dengan mudah, nyaman, dan
menyenangkan.
Sementara
seniman
bekerja
mengekspresikan perasaannya.
35
Sesuai dengan situasi dan kondisi ekonomi sekarang ini, seorang desainer komunikasi visual dituntut untuk mampu “ber-multi fungsi”. Ia tidak hanya bertugas mendesain saja, namun kadangkala ia juga dituntut untuk dapat “menjual” hasil desainnya, mengawasi jalannya produksi suatu brosur atau iklan dan lain-lain Karena itu kemampuan dasar dan kemampuan
menggunakan
alat-alat
canggih
seperti
komputer serta kemampuan untuk bersosialisasi (people skill), di samping kemampuan dan pengetahuan yang luas tentang desain itu sendiri adalah modal plus yang sangat menunjang karir seorang desainer komunikasi visual. b. Elemen dan Prinsip dalam Desain Komunikasi Visual Untuk
dapat
berkomunikasi
secara
visual,
seorang
desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan
untuk
bervisualisasi.
Seorang
desainer
komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak
dapat
mengambil
sebuah
foto
tentang
kejadian
tertentu, maka ia harus tahu fotografer mana yang mampu, bagaimana mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih hasil akhir yang baik untuk direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan menggunakan ilustrasi secara efektif, dan seterusnya.
36
Menurut Lia Anggraini.S dan Kirana Nathalia dalam bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual (Dasardasar panduan untuk pemula) menjelaskan bahwa sebelum mulai membuat hasil karya, tentunya harus mengetahui beberapa unsur dasar dalam membuat sebuah desain. 1) Garis (Line) Garis
merupakan
salahsatu
unsur
desain
yang
menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang
lain.
Bentuknya
dapat
berupa
gambar
garis
lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar
untuk
membangun
sebuah
bentuk,
dapat
dimanfaatkan wujud itu secara fleksibel sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan. Ada pula berbagai macam bentuk garis, seperti lurus, melengkung, putus-putus, zig-zag, meliuk-liuk, bahkan
tidak
beraturan.
Masing-masing
memiliki
pencitraan yang berbeda.
Gambar 1 Contoh Garis Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S Arah garis pun dapat diatur sesuai dengan citra yang ditampilkan. Contohnya, garis lurus secara horizontal akan membuat segala sesuatu terlihat lebih tenang,
37
formal namun tetap profesional. Berbeda dengan garis vertikal,
garis
itu
akan
memperlihatkan
kesan
keseimbangan, stabil dan elegan. Pada sisi lain, garis dapat pula menjadi sebuah fungsi atau pertanda, seperti pada gambar struktur bentuk dasar pada kemasan, dalam kemasan produk terkadang terdapat garis putus-putus yang menandakan bagian yang dilipat atau dipotong. Adapun garis dapat digunakan sebagai batas tepi margin atau grid pada majalah. Susunan ditetakkan
bentuk,
secara
huruf,
bahkan
tersusun
atau
cahaya
beraturan
yang dapat
membentuk sebuah garis. Penggunaan garis pada Desain Komunikasi Visual sangat berbeda dengan fungsi garis pada gambar teknik dan gambar kerja. Garis dapat digunakan
sebagai
tujuan
memperjelas
dan
mempermudah pembaca. 2) Bentuk (Shape) Bentuk
adalah
segala
sesuatu
yang
memiliki
diameter, tinggi, dan lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada
umumnya
(rectangle),lingkaran
dikenal
adalah
(circle),segitiga
bentuk
kotak
(triangle),lonjong
(elips) , dan lain-lain. Pada desain komunikasi visual, kita akan mempetajari bentuk dasar dan bentuk turunan. Sementara
pada
kategori
sifat,
bentuk
dapat
dikategorikan menjadi tiga: 3) Tekstur (Texture) Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Pada kenyataannya, tekstur sering dikategorikan
38
sebagai tekstur dari suatu permukaan benda. Misalnya permukaan karpet, baju,kulit kayu, cat dinding, cat canvas, dan lain-lain.
Gambar 2 Contoh Tekstur Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S Penggunaan tekstur pada desain, akan menambah pengalaman dan menjadi nilai lebih daripada sekadar estetik. Namun dalam desain grafis tidak semua tekstur bersifat nyata (tekstur semu). Tekstur semu merupakan sebuah tekstur yang dibuai secara visuaI dari suatu bidang.
Tekstur
banyak
digunakan
untuk
mengatur
keseimbangan pada desain, selain menggunakan tekstur sernu masih banyak rnetode yang digunakan dalam membuat tekstur pada desain. Contohnya menggunakan fotografi. atau pun mengimplementasikan tekstur sebagai elemen grafis. 4) Gelap Terang / Kontras Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya, terdapat perbedaan baik warna atau titik fokus. Apabila tidak berwarna, dapat pula berupa perbedaan antara gelap dan terang. Gelap terang atau kontras ini dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara untuk menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga menambah kesan dramatis. Dengan rnengatur
39
komposisi gelap terang suaiu desain, akan membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu desain.
Gambar 3 Contoh Kontras Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S Warna yang kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna prirner dan warna sekunder. Contoh dari warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu, dan biru dengan jingga. Tentunya akan lebih mudah terbaca apabila warna terang dipadukan dengan bidang latar yang gelap, dan sebaliknya. Namun, kontras gelap terang memiliki kemudahan baca lebih tinggi dibandingkan kontras warna. Pada desain hitam putih, komposisi gelap terang ditentukan oleh tingkat gradasi hitam, abu-abu, dan putih.
Gambar 4 Contoh Tingkat Gradasi Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S
40
5) Ukuran (Size) Dalam membuat desain, pertu rnemperhatikan besar kecilnya ukuran visuaI yang akan digunakan. Ukuran dapat diartikan sebagai perbedaan besar kecilnya suatu obyek.
Dengan
menggunakan
unsur
ini,
dapat
rnenciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain yang hendak dibuat. Pemilihan ukuran visual dalam membuat desain diperlukan agar dapat memperhatikan bagian mana yang sangat penting, penting, dan kurang penting. Dengan demikian, konsumen akan mengetahui obyek mana yang pertama akan dilihat atau pertama kali dibaca. Pemilihan ukuran ini bertujuan agar semua desain yang dibuat dapat
terbaca
Sehingga
dengan
pesan
yang
baik,
sesuai
ingin
dengan
disampaikan
hirarki. kepada
konsumen, akan lebih mudah dibaca dan dimengerti.
Gambar 5 Contoh Ukuran Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S 6) Warna (Colour) Dikutip dari Adi Kusrianto dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual, secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu memengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respons secara psikilogis. Molly E. Holzschlag, pakar
41
warna dalam tulisannya Creating Color Scheme membuat daftar
mengenai
kemampuan
masing-masing
warna
ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut: Warna
merupakan
unsur
penting
dalam
obyek
desain. Dengan warna dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan
atau
merupakan
membedakan salah
satu
sifat
elemen
secara yang
jelas. dapat
Warna menarik
perhatian, meningkatkan mood, menggambarkan citra sebuah perusahaan, dan lainnya. Namun, apabila salah dalam pemilihan warna, hal tersebut akan menghilangkan minat untuk membaca. Contohnya apabila meletakkan tulisan berwarna merah terang di atas bidang berwarna biru. Perpaduan warna tersebut tidak sesuai karena kedua warna tersebut merupakan warna primer. Dampaknya, pembaca akan kesulitan membaca informasi yang ingin disampaikan. Warna pada bidang background sangat mempengaruhi warna pada foreground. Dalam penggunaan warna kita perlu memperhatikan kesan apa yang ingin kita bangun dalam desain tersebut. Apabila ingin memberikan kesan feminim, lembut, dan cocok untuk wanita tentunya warna pink muda akan lebih baik. Sebaliknya apabila ingin menggambarkan kesan tangguh, jantan, dan bersih, warna biru mungkin lebih cocok.
42
Gambar 6 Contoh Penggunaan Warna Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S
Gambar 7 Gambar Subractive Color/CMYK Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S Berikut
merupakan
makna
warna
menurut
Surianto
Rustan dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Logo” sebagai berikut: a) Abu-abu
:
dapat
diandalkan,
keamanan,
elegan,
rendah hati, rasa hormat, stabil, kehalusan, bijaksana, masa lalu, bosan, kebusukan, renta, polusi, urban, emosi yang kuat, seimbang, netral, perkabungan, formal, bulan maret. b) Putih : rendah hati, suci, netral, tidak kreatif, masa muda,
bersih,
netral,
cahaya,
penghormatan,
kebenaran, salju, damai, innocence, simpel, aman, dingin, penyerahan, takut tanpa imajinasi, udara kematian
(tradisi
Timur),
kehidupan,
perkawinan
43
(tradisi Barat), harapan, lemah lembut, kosong, bulan Januari. c) Hitam : klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian (tradisi Barat), kecerdasan, pemberontakan, misteri, ketiadaan, hal-hal duniawi, formal, elegan, kaya,
gaya,
kecendrungan
kejahatan, sosial,
serius,
anarki,
kesatuan,
mengikuti dukacita,
profesional. d) Merah : perayaan, kekayaan, nasib baik ( China ), suci, tulus, perkawinan (India), perkabungan (Afrika Selatan), setan (tradisi modern Barat), gairah, kuat, energi, api, cinta, roman, gembira, cepat, panas, sombong,
ambisi,
pemimpin,
maskulin,
tenaga,
bahaya, menonjol, darah, perang, marah, revolusi, radikal,
sosialisme,
komunisme,
agresi,
penghormatan, martir, roh kudus. e) Biru : laut, manusia, produktif, isi dalam, langit, damai, kesatuan, harmoni, damai, tenang, percaya, sejuk, kolot, air, es, setia, bersih, teknologi, musim dingin, depresi, dingin, idealisme, udara, bijaksana, kerajaan, bangsawan, bumi, zodiak virgo, pisces, aquarius, kuat, tabah, cahaya, ramah, perkabungan (Iran), kebenaran, cinta, keagamaan, mencegah roh jahat, kebodohan dan kesialan. f) Hijau
:
kecerdasan
tinggi,
alam,
musim
semi,
kesuburan, masa muda, lingkungan hidup, kekayaan, uang (Amerika), nasib baik, giat, murah hati, pergi, rumput, agresi, dingin, cemburu, malu (Cina), sakit, rakus, narkoba, korupsi (Afrika Utara), abadi, udara, tanah, tulus, zodiak cancer, pembaruan, pertumbuhan, kesehatan, bulan Agustus, keseimbangan, harmoni, stabil, tenang, kreatif, Islam.
44
g) Kuning : sinar matahari, gembira, bahagia, tanah, optimis,
cerdas,
idealisme,
kaya
(emas),
musim
panas, harapan, udara, liberalisme, pengecut, sakit (karantina),
takut,
bahaya,
tidak
jujur,
serakah,
lemah, feminin, bergaul, persahabatan, zodiak gemini, taurus, leo, bulan april, bulan september, kematian (abad
pertengahan),
perkabungan
(Mesir),
berani
(Jepang), Tuhan (kuning emas). h) Purple : bangsawan, iri, sensual, spiritual, kreativitas, kaya,
kerajaan,
pencerahan,
upacara,
sombong,
misteri,
bijaksana,
flamboyan,
menonjol,
perkabungan, berlebihan, tidak senonoh, biseksual, kebingungan, harga diri, zodiak scorpio, bulan Mei, November, kaya, romantis, kehalusan, penebusan dosa. i) Jingga : Hinduisme, Buddhisme, kebahagiaan, energi, keseimbangan, panas, api, antusiasme, flamboyan, kesenangan,
agresi,
sombong,
menonjol,
emosi
berlebih, peringatan, bahaya, musim gugur, hasrat, zodiak
sagitarius,
bulan
september,
kerajaan
(Belanda), Protestanisme (Irlandia). j) Cokelat : tenang, berani, kedalaman, makhluk hidup, alam, kesuburan, desa, stabil, tradisi, ketidaktepatan, fasisme, tidak sopan, bosan, cemar, berat, miskin, kasar, tanah, bulan Oktober, Scorpio, membumi, selera
makan,
menyehatkan,
tabah,
simpel,
persahabatan, ketergantungan. k) Pink
:
musim
semi,
rasa
syukur/
terimakasih,
penghargaan, kagum, simpati, feminin, kesehatan, cinta,
roman,
bulan
Juni,
perkawinan,
sukacita,
innocence, kekanakan.
45
c. Prinsip Layout Menurut
Rakhmat
Supriyono
dalam
bukunya
yang
berjudul “ Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi ”, mempelajari prinsip-prinsip desain sama pentingnya dengan mempelajari
tata
bahasa
untuk
keperluan
penyusunan
kalimat. Dalam desain komunikasi visual juga terdapat beberapa rules, semacam gramatika atau kaidah-kaidah visual untuk mencapai komposisi layout yang harmonis. Akan tetapi, penerapan kaidah-kaidah desain ini tidak seketat penggunaan grammar dalam tata bahasa verbal. Penyusunan elemen-elemen desain lebih mengandalkan kreativitas dan orisinalitas ide. Menurut Ana Yuliastanti dalam bukunya Bekerja sebagai Desainer Grafis, Pada prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untuk menyampaikan pola piker dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif,efisien, dan tepat. Selain itu juga harus terpola dan terpadu secara estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Ada beberapa jurus layout yang dalam ilmu desain komunikasi
visual
sering
disebut
prinsip-prinsip
desain.
Rumus klasik ini perlu Anda pahami karena cukup efektif sebagai panduan kerja maupun sebagai konsep desain. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 1. Keseimbangan (balance) 2. Tekanan (emphasis) 3. Irama (rhythm) 4. Kesatuan (unity)
46
Pada umumnya, desain grafis yang baik selalu memenuhi prinsip-prinsip
desain
tersebut.
Desainer
yang
sudah
berpengalaman dan memiliki imajinasi tinggi sering punya ide-ide besar yang unexpected. Pada tataran ini, desainer bukan lagi fokus pada prinsip-prinsip basic design, melainkan lebih berpikir pada bagaimana merampok perhatian pembaca dengan
eye-grabber
yang
dramatis
dan
mengejutkan.
Namun bagaimana pun, desainer profesional secara otomatis bekerja atas dasar jurus-jurus desain yang sudah di luar kepala. d. Tipografi Menurut
Rakhmat
Supriyono
dalam
buku
Desain
Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi, Tipogrfi berasal dari kata Yunani “Tupos” (yang diguratkan) dan “Graphoo” (tulisan). Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gayagaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan
unsur
penting
dalam
sebuah
karya
desain
komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Santosa, 2002: 108) Menurut Frank Jefkins tipografi merupakan “Seni memilih huruf dari ratusan jumlah racangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskahuntuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik berpengaruh pada keterbacaan dan
kemenarikan,
menciptakan
gaya
dan (style)
desain dan
huruf
tertentu
karakter
atau
dapat menjadi
47
karakteristik subjek mengatakan
yang diiklankan.” Wirya (1999:32)
bahwa
beberapa
tipe
huruf
mengesankan
nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita,dan sifat-sifat atau nuansa yang lain. Menurut Wagiono Sunarto dalam buku Tipografi dalam Desain Grafis (2001), tipografi memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi visual, baik sebagai unsur utama maupun pelengkap.Tipografi juga bisa menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya ‘visualisasi’ yang efektif. Joyce Rutter Kaye mengatakan bahwa “Semua huruf telah dipilih secara hati–hati digunakan secara penuh, hal ini dapat mengkomunikasikan pesan secara efektif”. Pendapat ini dapat digunakan bahwa dalam proses pemilihan bentuk huruf
yang
akan
digunakan
telah
diseleksi
secermat
mungkin. Langkah ini dilakukan untuk mencapai ketepatan dalam
usaha
untuk
melakukan
pendekatan
komunikasi
visual. Artinya menurut Rakhmat Supriyono, cara terbaik dalam memilih huruf adalah dengan mempetimbangkan apakah jenis huruf tersebut mudah dibaca (readable),terutama dari jarak yang diperkirakan. Seunik apapn bentuk huruf, namun jika tidak mudah dibaca maka bukanlahhuruf yang baik. Menurut Rob Carter dalam Working With Computer, faktor-faktor
penting
yang
perlu
diperhatikan
dalam
penggunaan tipografi adalah:
48
1. Legability : Kemudahan membaca text dengan huruf pilihan 2. Readibility : Tingkat keterbacaan huruf 3. Visibility : Tingkat kemudahan penglihatan huruf 4. Clearity : Tingkat kejelasan huruf sehingga mudah dibaca Menurut
Lia
Anggraini
S
dalam
bukunya
Desain
Komunikasi Visual (Dasar-dasar panduan untuk pemula) seorang desainer harus memperhatikan dua hal mendasar dalam pemilihan huruf, yaitu karakter produk yang akan ditonjolkan dan karakter segmen pasarnya. Sebagai contoh produk makanan ringan anak-anak sebaiknya menggunakan jenis huruf yang tidak terlalu kaku dan mempunyai kesan menyenangkan. Tujuannya, supaya anak-anak lebih tertarik.
Gambar 8 Gambar Tipografi untuk Anak-anak Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S Pada
produk
kecantikan
menggunakan
jenis
mengesankan
cantik.
huruf
wanita, yang
Sedangkan
lebih untuk
desainer feminim
bisa dan
mengesankan
maskulin, desainer dapat memilih jenis huruf yang lebih tebal sehinga terlihat solid dan kokoh. Berikut merupakan contohcontoh jenis huruf yang menggambarkan karakteristik.
49
Gambar 9 Contoh Jenis Font Sesuai Karakteristik Sumber : Buku Desain Komunikasi Visual Lia Anggraini.S e. Ilustrasi Menurut Sigit Santoso, ilustrasi berasal dari kata Latin illustre yang artinya menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, atau musik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu. Sedangkan menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia ada 3 pengertian dari kata ilustrasi, yaitu: 1) Gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dsb; 2) Gambar,
desain,
atau
diagram
untuk
penghias
(halaman sampul dsb); 3) (Penjelasan) tambahan berupa contoh, bandingan, dsb untuk lebih memperjelas paparan (tulisan dsb). Menurut
Rakhmat
Supriyono
dalam
bukunya
yang
berjudul “Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi”, pengertian ilustrasi secara umum adalah gambar atau foto yang bertujuan menjelaskan teks dan sekaligus menciptakan daya
tarik.
pembaca
llustrasi
pada
yang
umumnya
berhasil memenuhi
menarik
perhatian
beberapa
kriteria
sebagai berikut: 1) Komunikatif, informatif, dan mudah dipahami. 2) Menggugah perasaan dan hasrat untuk membaca.
50
3) Ide baru, orisinil, bukan merupakan plagiat atau tiruan. 4) Punya daya pukau (eye-catcher) yang kuat. 5) Jika berupa foto atau gambar, harus punya kualitas memadai,
baik
dari
aspek
seni
maupun
teknik
pengerjaan. llustrasi
dapat
digunakan
untuk
memperjelas
dan
mempermudah pembaca dalam memahami pesan, serta menambah daya tarik desain, bukan sebaliknya. Penggunaan ilustrasi yang berlebihan justru dapat membingungkan dan mengurangi nilai keterbacaan. Tujuan Menangkap
ditambahkannya perhatian
ilustrasi
pembaca,
antara
lain
memperjelas
isi
untuk yang
terkandung dalam teks (body copy), menunjukkan identitas perusahaan,
menunjukkan
produk
yang
ditawarkan,
meyakinkan pembaca terhadap informasi yang disampaikan melalui teks, membuat pembaca tertarik untuk membaca judul, menonjolkan keunikan produk, menciptakan kesan yang mendaram terhadap produk atau pengiklan. Menurut
Rakhmat
Supriyono
dalam
buku
Desain
Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi, Ilustrasi yang efektif umumnya memiliki kriteria sebagai berikut. 1) Komunikatif, informative, mudah dipahami. 2) Menggugah perasaan dan hasrat 3) Ide baru, orisinil, bukan merupakan plagiat. 4) Memiliki daya pukau yang kuat. 5) Foto atau gambar memiliki kualitas baik (teknik pembuatan dan nilai seni)
51
Bentuk ilustrasi dalam desain komunikasi visual tidak selalu berupa gambar (hand-drawing), namun bisa berupa foto,
goresan
abstrak,
garis,
warna,
tekstur,
huruf,
dansembarang elemen visual yang dapat mendukung tujuan komunikasi dan estetika. f. Jenis-jenis Ilustrasi Gambar ilustrasi menurut jenisnya, dapat dibedakan berdasarkan corak dan bentuk serta penempatannya. 1) Jenis
gambar
ilustrasi
berdasarkan
corak
dan
ilustrasi
berdasarkan
corak
dan
bentuknya Jenis
gambar
bentuknya dapat dibedakan sebagai berikut. a) Corak realistis adalah suatu gambar atau lukisan yang dibuat menyerupai wujud aslinya, sesuai dengan anatomi dan proporsinya. b) Corak
dekoratif adalah
pengubahan
corak
atau
bentuk yang tidak meninggalkan ciri khas atau karakter dan bentuk aslinya c) Corak
karikaturis adalah
suatu
bentuk
yang
dilebihkan atau ditonjolkan dari sebagian bentuk tubuh objek yang digambar, namun masih terdapat karakter aslinya. d) Corak
ekspresionis adalah
bentuk
pada
gambargambar ekspresi yang masih dapat dikenali wujud aslinya walaupun tidak tampak nyata. 2) Jenis gambar ilustrasi berdasarkan penempatannya Jenis gambar ilustrasi berdasarkan penempatannya dapat dibedakan sebagai berikut :
52
a) Ilustrasi cerita Ilustrasi
cerita adalah
sebagai pengiring
ilustrasi
dalam
yang
cerita
digunakan
pendek,
cerita
bersambung, ataupun fabel yang terdapat pada buku, majalah, surat kabar, dan tabloid. b) Ilustrasi komik atau cerita bergambar Komik adalah
kumpulan
gambar
ilustrasi
yang
tersusun berurutan dan terpadu menjadi jalinan cerita bersambung. Pembuat komik dinamakan komikus atau ilustrator komik. Karya-karya komik umumnya
berupa
cerita-cerita
kepahlawanan,
pewayangan, cerita rakyat, dan humor. c) Ilustrasi rubrik Ilustrasi rubrik merupakan gambar penghias suatu ruang khusus atau kolom pada media cetak. d) Ilustrasi sampul atau cover buku Ilustrasi
sampul atau cover buku adalah
ilustrasi
yang menghiasi sampul sebuah buku, majalah, buletin, dan sejenisnya. e) Karikatur dan kartun Gambar karikatur kebanyakan ditampilkan pada media massa, seperti koran dan majalah. Ciri penggambaran karikatur dan kartun tidak jauh berbeda. Perbedaannya hanya pada pesan yang disampaikan. Gambar karikatur umumnya sarat kritikan atau sindiran tertentu dengan gaya yang lucu. Sedangkan gambar kartun biasanya untuk tujuan humor atau lelucon. f) Ilustrasi periklanan Ilustrasi periklanan adalah gambar atau foto yang menghiasi
iklan
produk-produk
tertentu.
Iklan
tersebut bisa dalam bentuk baliho, brosur, atau
53
poster. Misalnya, iklan produk obat-obatan dan makanan. 4 g. Ilustrasi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku mempunyai arti yaitu lembar kertas yang berjilid, beisi tulisan atau kosong. Pengetahuan tertentu dijadikan sebagai satu kesatuan di dalam buku. Agar pengetahuan tidak terpencar-pencar dan mudah dipelajari, maka diciptakanlah buku.
Tujuan
dari
buku
tidak
lain
hanyalah
untuk
menyatukan ilmu pengetahuan tertentu agar terkumpul dalam
satu
tempat
sehingga
mudah
ditemukan
dan
dipelajari. 5 Buku adalah media yang sangat membutuhkan ilustrasi.
Ilustrasi
pembaca
untuk
tersebut
berilustrasi
akan
sangat
tentang
memudahkan
tokoh,
cerita
atau
informasi yang ditulis dalam buku. Oleh karena itu, ilustrasi itu harus komunikatif, mudah dipahami, dan menyenangkan sehingga psikologis pembaca menjadi nyaman. Desain buku yang
tidak
disertai
kuranginformatif,
ilustrasicenderung
dan
tidak
menarik.
membosankan, Adanyailustrasi
dimaksudkan untuk memperjelas informasi atau pesan, sekalius sebagai alat untuk menyedot perhatian pembaca. Wagiono Sunarto mengatakan, menarik tidaknya sebuah buku, terutama buku anak-anak banyak dipengaruhi oleh banyak tidaknya ilustrasi. h. Tinjauan Proses Produksi Setelah proses desain selesai akan dibahas tentang proses cetak yang dikerjakan, maka aneka macam barang
4 5
http://classofimagination.blogspot.com/2012/09/gambar-ilustrasi.htm http://matakristal.com/pengertian-buku/
54
percetakan memerlukan beberapa proses produksi yang harus diewati. Banyak atau tidaknya proses tersebut sangat tergantung dari sederhana atau tidaknya barang-barang cetak yang akan dibuat. i. Contoh Bahan Kertas 1) Art Paper Jenis kertas ini mempunyai tekstur permukaan yang licin, halus, dan mengkilap di kedua sisinya, atau sering disebut dengan Coated Paper. Kertas ini tidak cocok untuk keperluan tulis menulis karena sifat permukaannya ang licin dan dilapisi (coated) dengan daya serap yang lambat sehingga tinta pulpen agak sulit mengering. Kertas ini biasa digunakan untuk mencetak brosur, majalah atau catalog. Gramaturnya mulai dari 85 gr, 100 gr, 115 gr, 120 gr dan 150 gr. 2) Art Carton Kertas jenisini krakteristiknya sama dengan art paper, hanya lebih tebal. Biasa dipakai untuk mencetak kartu nama, cover buku, brosur, paperbag , map dan lain sebagainya. Gramaturnya mulai 190 gr, 210gr, 230 gr, 260gr, 310 gr, 350 gr, 400 gr.
3) Ivory Ivory hamper sama dengan art carton, tetapi ivory hanya mempunyai satu sisi licin, sisi yang lain tanpa coating. Ivory
banyak
digunakan
untuk
paperbag,
dos-dos
kosmetik. Karkteristiknya cukup tebal. Gramaturnya 210 gr, 230 gr, 250 gr, 310 gr, 400 gr.
55
4) Dupleks Jenis kertas ini memiliki satu sisi putih dan sisi yang lain berwarna abu-abu. Sisi putih ada yang coated dan ada juga yang non coated. Kertas ini umum dipakai untuk pembuatan
dos
packaging
makanan
maupun
obat-
obatan. Gramaturnya mulai 250 gr, 270 gr, 310 gr, 350 gr, 400 gr, 450 gr, dan 500 gr. 5) HVS Adalah singkatan dari Houtvrij Schrifpapier yang berarti kertas bebas serat kayu kertas in terasuk jenis uncoated yang permukaannya tidak dilapisi sehingga bersifat kasar dengan daya serap yang kuat. Permukaannya yang tidak rata membuat hasil cetak tidak mengkilap Jenis bahan kertas yang memiliki permukaan kasar. Biasa digunakan untuk fotocopy atau printer. Biasanya untuk mencetak buku. Gramaturnya mulai dari 60 gr, 70 gr, 80 gr, 100 gr. Jenis kertas ini sering dipakai untuk cetak form, kop surat, arsip, buku dll. 6) Samson Kraft Bahan kertas yang berasal dari proses daur ulang, memiliki warna coklat. Biasa dipergunakan untuk membuat paperbag dan bungkus. Gramaturnya yang sering dipakai 70gr dan 80 gr. 7) BC Jenis kertas ini memiliki tekstur yang halus namun tidak coated. Tersedia dalam beragam warna. Bisa digunakan untuk mencetak kartu nama, sertifikat dan lain-lain. Gramaturnya yang biasa dipakai 160 gr, 220 gr, 250 gr.
56
8) Yellow Board Jenis kertas ini cukup tebal, biasa digunakan untuk rangka dalam suatu undangan hard cover. Kertas ini tidak bisa dicetak offset, biasanya dilapis dengan art paper atau dupleks. Kertas ini dibedakan berdasarkan ketebalannya, biasanya disebut YB 30 dan YB 40. 9) Fancy Paper Jenis kertas dengan beragam warna dan karakteristik. Umum digunakan untuk membuat undangan. Ada banyak jenisnya
seperti
millennium,
jasmine,
java
emboss,
Hawaii dan lain-lain. Gramaturnya juga cukup beragam mulai dari 80 gr, 100 gr, 220 gr, 300 gr. 10) Corugoated Jenis kertas bergelombang untuk dos packing seperti dos indomie, dos computer dan lain sebagainya. Sama halnya dengan yellow board, kertas ini biasanya ditempel dengan kertas lain. j. Proses Cetak Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses
pra
ditempatkan
cetak di
lalu
dipasang
posisinya
di
mesin
masing-masing
cetak
dan
berdasarkan
fungsinya. Plat cetak dipasang di bawah roll tersebut. Dan tintapun dipersiapkan pada tempatnya. Setelah semuanya terpasang, maka mesinpun dijalankan sehingga terjadilah proses cetak. Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah mesin printing/cetak. 6
6
http://anugerahdino.blogspot.com/
57
k. Jenis Finishing 1) Laminasi Doff Memberi lapisan plastic doff pada hasil cetak untuk kesan hasil cetak yang exclusive dan lebih tahan lama 2) Laminasi Glossy Memberi lapisan plastic glossypada hasil cetak untuk cetakan yang lebih mengkilap dan tahan lama 3) Staples Tengah/Booklet Finishing ini caranya melipat cetak menjadi 2 lalu di staples
ditengahnya.
Cocok
untuk
buku
dengan
80
halaman atau kurang 4) Pefect Binding/Jilid Lem Sering disebut jilid majalah/paperback/softcover. Proses sederhana menggunakan mesin lem panas untuk hasil jilid yang kuat dan tahan lama 5) Hardcover Jahit Jilid ini agak rumit karena proses yang agak panjang, mulai dari jahit katern sampai membuat hardcover. Cocok untuk buku dengan jumlah halaman 80 atau lebih karena buku akan terlihat bagus dengan ketebalan tersebut. Buku jahit relative lebih tahan lama dan awet. Harga finishing ini juga relative lebih mahal tetapi hasil jilidnya pun juga lebih baik. Cocok untuk isi buku jenis Art paper/Matte Paper
58
6) Hardcover Lem Jilid hardcover lem cocok untuk isi buku kertas HVS/Book paper yang lebih tipis dibandingkan Art paper/Matte paper. Proses kerja lebih mudah daripada hardcover jahit, tetapi tetap awet karena covernya tebal. 7) Spiral Kawat Jilid sederhana dan cepat dengan menggunakan spiral kawat. Harga tergantung dari jumlah halaman. Sering dipakai untuk finishing laporan dan proposal karena efek professional dari tampilan spiral kawat. 7 C. Objek Referensi & Inspirasi Perancangan ini menggunakan beberapa kajian refrensi, dengan melakukan studi perbandingan dengan karya-karya buku yang sejenis. Dalam hal ini kesenian tradisional Ondel-ondel sendiri di rasa masih kurang, terutama buku dalam bentuk ilustrasi. Sehingga muatan edukasi untuk audience (anak-anak) kurang maksimal, karena terhambat faktor penggunaan teks yang panjang dengan sedikit gambar. Maka dengan hal itu perancangan ini menjadi suatu peluang bagi penulis untuk membuat sebuah karya visual yang dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat Indonesia.
7
http://exploraprint.com/news/8/Jenis-Finishing-Buku
59