BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 Tabel Data Perancangan RINCIAN DATA
SIFAT DATA Primer
A
Data Objek Perancangan 1. Dampak perilaku merokok dan asap rokok terhadap pasif (berita/ artikel) 2. Mengenal typetype perokok dan pengaruhnya pada kepribadian 3. Statistik mapping perilaku merokok yang berdampak di rumah tangga dan kebersihan merokok.
4. Definisi dan perkembangan media kreatif ambient media
5. Perkembangan media kreatif dalam periklanan
6. Strategi efektif komunikasi
Sekunder
Sebagai sumber informasi yang memberitahukan tentang situasi aktual mengenai permasalahan kesehatan dikalangan perokok baik aktif dan non-aktif.
MANFAAT DATA DALAM PERANCANGAN
Sebagai acuan objek yang dieksplorasi dalam bentuk media pada perancangan ini.
KESIAPAN DATA Sudah Belum
Memberikan wawasan tentang dampak dan kebersihan lingkungan dari perilaku merokok agar lebih mengenal baik lagi.
Memberikan wawasan mengenai pertama kali ambient dibuat dan tentang perkembangan sejarahnya. Data ini digunakan untuk melihat seberapa efektif ambient saat ini di masyarakat.
Sebagai acuan mengenai perkembangan media kreatif dalam periklanan dan sebagai bentuk informasi/ajakan yang tepat. Data ini digunakan untuk melihat seberapa efektif bagi masyarakat.
Memberikan penjelasan mengenai strategi trend media saat ini yang pas bagi target sasaran dalam perancangan.
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B
Data Teknis Perancangan 1. Membuat konsep
2. Membuat quote / the power of words
Menentukuan konsep yang akan dibuat dengan Rumusan dan Batasan masalah.
Sebagai acuan yang akan di komunikasikan sebagai tujuan dalam kampanye
Memberikan penjelasan mengenai tahap dan fase yang pas untuk target sasaran dalam perancangan kampanye sosial “Merokok yang Sopan”.
Memberikan wawasan tentang perkiraan bahan yang akan menjadi sebuah perancangan.
3. Strategi efektif kampanye
4 Jenis bahan produksi
Tabel 1. Data penunjang perancangan
3.2 Rincian Data Perancangan Data Objek Perancangan 3.2.1. Dampak perilaku merokok dan asap rokok a) Berita/Artikel 1 Pasif (Passive Smoking) Apa sih merokok pasif itu? Ketika seseorang merokok, asap yang mereka hembuskan ke udara dapat terhirup oleh orang-orang di sekitarnya, yang dikenal dengan sebutan merokok pasif atau passive smoking – juga disebut sebagai Environmental Tobacco Smoke (ETS) atau Secondhand Smoke (SHS). Orang yang merokok secara aktif memilih untuk menghirup asap ini, namun tidak demikian dengan orang lain. Orang-orang di sekitar mereka adalah perokok pasif karena walaupun mereka tidak memilih untuk merokok, mereka ikut menghirup Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
asap rokok tersebut. Passive smoking merupakan risiko serius terhadap kesehatan publik, baik orang dewasa maupun anak-anak, selain juga sumber polusi udara dalam ruangan (indoor).
i
Apa saja yang ada dalam asap rokok? Seorang perokok pasif dapat menghirup baik asap “aliran samping” (sidestream), yaitu asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar, maupun asap “aliran utama” (mainstream), yaitu asap yang telah dihirup oleh perokok lalu dihembuskan kembali ke lingkungan sekitarnya. Di dalam ruangan yang terdapat perokok, hampir empat per lima dari asap yang mengisi ruangan tersebut merupakan tipe “aliran samping” yang berbahaya. Asap rokok yang berakibat buruk bagi perokok juga sama merusaknya terhadap orang lain. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa asap tembakau mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, termasuk sedikitnya 40 agen penyebab kanker (karsinogenik), yang dapat menempel pada pakaian, rambut, kulit, dinding, dan perabotan. Beberapa senyawa kimia ini meliputi tar (agen karsinogenik), karbonmonoksida (yang dapat mengurangi oksigen dalam darah dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit hati), arsenik (dulu digunakan sebagai racun tikus), ammonia (digunakan dalam pemutih dan pembersih lantai), dan sianida (racun). Banyak dari gas beracun dalam asap rokok terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi di asap “aliran samping” daripada asap “aliran utama”. Dibandingkan asap “aliran utama”, asap “aliran samping” memiliki sekitar 2 kali konsentrasi nikotin dan tar, 3 kali jumlah benzo(a)pyrene (agen karsinogenik), 5 kali kadar karbonmonosida, dan sekitar 50 kali jumlah ammonia lebih tinggi. Dengan adanya senyawa kimia lain seperti formaldehida, vinil klorida, dan hidrogen sianida, didapatkanlah suatu campuran gas beracun yang sangat berbahaya.
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apa yang dapat terjadi? Pada penelitian tahun 2004, para peneliti mengikuti perkembangan sekelompok perokok pasif selama 20 tahun. Mereka meneliti sampel darah untuk mengukur penanda kimia dari paparan asap tembakau. Peter H. Whincup dari St. George’s Hospital Medical School, London, beserta timnya mengukur kadar kotinin (residu yang tersisa setelah tubuh memproses nikotin) dalam darah perokok pasif.ii Para peneliti mengukur kadar kotinin pada 2,105 pria yang tidak merokok. Dua puluh tahun kemudian, mereka memperhatikan pria mana yang mendapat penyakit jantung atau stroke. Hasilnya, mereka dengan kadar kotinin dalam darah yang tinggi mempunyai 57% risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung dibandingkan mereka dengan kadar kotinin rendah. Bahkan kelompok kedua terendah dalam hal paparan asap rokok memiliki 45% risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung daripada pria-pria yang terkena paparan asap rokok terendah. Merokok secara pasif juga terbukti sebagai faktor risiko berkembangnya kanker paru-paru. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak merokok namun tinggal bersama perokok, memiliki 24% peningkatan risiko terhadap kanker paru-paru jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok lainnya. Risiko lain yang dapat dialami oleh perokok pasif diantaranya adalah:
Risiko terserang asma
Risiko infeksi telinga
Pada manula (di atas 50 tahun) dapat meningkatkan risiko demensia dan menurunnya fungsi kogtinif
Pada kehamilan
Berat badan lahir rendah
Kelahiran prematur Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Risiko terhadap anak
Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome / SIDS)
Asma
Infeksi paru
Peningkatan risiko berkembangnya tuberculosis jika terpapar carrier
Alergi
Kesulitan belajar, terhambatnya perkembangan, efek perilaku yang dipengaruhi saraf (neurobehavioral)
Peningkatan kerusakan gigi
Memperparah penyakit bronchiolitis
Secara
keseluruhan
menyebabkan
peningkatan
risiko
kematian baik pada anak maupun dewasa, dengan perkiraan angka kematian 53,000 orang bukan perokok per tahun Apa yang dapat di lakukan? Berhenti merokok. Hal ini memang sulit, namun bukan mustahil untuk dilakukan. Untuk membantu usaha berhenti, carilah dukungan dari orang terdekat, dan juga dapat bergabung dengan support group. Jika tinggal / bekerja bersama perokok, dukung mereka untuk berhenti dan mintalah agar mereka tidak merokok di sekitar Anda. b) Berita/Artikel 2 Perokok pasif dalam mobil atau bar, berisiko menderita perubahan fisiologis dan gangguan pernafasan. Hal ini terungkap dari hasil penelitian ilmiah yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan dokter-dokter ahli pernafasan (CHEST 2012) yang diselenggarakan oleh American College of Chest Physicians baru-baru ini. Penelitian ini menyebutkan, dampak negatif asap rokok dalam mobil atau bar dirasakan dalam jangka waktu yang pendek yaitu selama 20 menit pertama. “Bar atau mobil adalah tempat yang paling banyak tercemar Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
asap rokok. Di tempat ini, para perokok pasif dipaksa menghirup polusi langsung dalam jumlah yang ekstrem dalam paru-paru mereka,” ujar Panagiotis Behrakis, peneliti dari University of Athens, Yunani. Guna membuktikan bahaya dari asap rokok ini, Dr. Behrakis dan rekanrekannya dari University of Athens, Hellenic Cancer Society di Yunani dan Harvard School of Public Health, meminta 15 partisipan yang sehat untuk masuk dalam ruang tertutup yang dipenuhi oleh asap – untuk mensimulasikan kondisi bar dan mobil – selama 20 menit. Para peneliti lalu mengukur intensitas pernafasan para partisipan dan gerakan alatalat pernafasan mereka saat mereka menyesuaikan diri dengan kondisi ruangan. Hasilnya, saluran nafas partisipan langsung bereaksi saat terpapar asap tebal yang memicu perubahan fisiologis terutama saat saluran nafas menolak masuknya udara yang tercemar asap rokok. Menurut para peneliti, walau kerugian yang diderita perokok pasif tidak sebesar perokok aktif, menurut Dr. Behrakis, isu perokok pasif ini harus menjadi isu kesehatan global. “Penelitian telah membuktikan dampak negatif rokok pada perokok pasif dalam jangka pendek maupun panjang, terutama pada anakanak,” ujar Darcy D. Marciniuk, Presiden ACCP. iii
1
http://www.stopsmokingtoday.com/dync/13/Passive_Smoking.html http://www.pfizerpeduli.com/info_tips/content_detail/23/ 1 http://www.hijauku.com 1
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.2. Type-type perokok dan pengaruhnya pada kepribadian Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang merokok. Bahkan
bila
menggendong
orang
merokok
di
bayi
sekalipun
sebelah
orang
ibu
yang
sedang
tersebut
tetap
tenang
menghembuskan asap rokoknya dan biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak perduli. Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMP maka sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam.
Gambar 3.1 Please stop smoking
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
TYPE-TYPE PEROKOK Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adlah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 – 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi. Menurut Silvan Tomkins (dalam Al Bachri,1991) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, ke empat tipe tersebut adalah : Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green ( Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini : 1. Pleasure relaxation, Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. 2. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. 3. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jarinya lama sebelum ia menyalakannya. Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar. 1. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya. 2. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis. Berdasarkan tempat-tempat
dimana seseorang
menghisap
rokok, maka dapat digolongkan atas : Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.
Merokok di tempat-tempat Umum / Ruang Publik:
Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka
menikmati
kebiasaannya.
Umumnya
mereka
masih
menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smoking area. Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut, tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar “racun” kepada orang lain yang tidak bersalah.
Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:
Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempattempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah yang mencekam. Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi Mengapa Remaja Merokok? 1. Budaya sungkan Celakanya, rumah dan kantor adalah dua dari sekian banyak “cerobong asap” bagi para wanita dan anak-anak sebagai perokok pasif. Suami atau anggota keluarga lain yang merokok seenaknya di dalam rumah, maupun rekan kerja yang merokok dalam ruangan selagi bekerja atau rapat, masih kerap dijumpai. Belum lagi menghadapi para perokok yang menunjukkan sikap cuek di angkutan umum. Padahal dalam Pembukaan UUD 1945 jelas-jelas tertera kalimat yang menyatakan bahwa negara wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Termasuk melindungi kesehatan rakyatnya, dalam hal ini perokok pasif. Sayangnya, menegur perokok bukanlah urusan gampang. Di satu sisi, perokok pasif masih dihinggapi budaya sungkan untuk menegur. Sementara di sisi lain, tak jarang justru si perokok yang ditegurlah Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang merasa tersinggung, bersikap cuek, memelototi, atau malah menyalahkan si perokok pasif mengapa berada di dekatnya. Mestinya, yang merokoklah yang harus tahu diri untuk segera mematikan rokoknya atau merokoklah di luar ruangan yang berudara bebas dan sirkulasi udaranya bagus. Berangkat
dari
keprihatinan
ini,
ada
baiknya
menggalakkan
kampanye “budaya malu merokok di tempat umum”. Akan lebih efektif bila kampanye ini digalakkan bersamaan dengan kampanye “jangan takut menegur mereka yang merokok di tempat umum”. Sebagai sosok yang paling banyak terkena imbasnya, sudah seharusnya perokok pasif meminimalisasi efek-efek negatif terhadap kesehatan dirinya yang bukan diakibatkan oleh dirinya sendiri. 2. Pengaruh 0rang tua Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
tua
tidak
begitu
memperhatikan
anak-anaknya
dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri - sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari pada ayah
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991). 3. Pengaruh teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya
atau
bahkan
teman-teman
remaja
tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991). 4. Faktor Kepribadian. Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999). 5. Pengaruh Iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.3. Statistik dan mapping perilaku merokok yang berdampak di lingkungan keluarga Tempat kerja merupakan lokasi publik yang paling banyak menjadi tempat merokok (64,7%). Lokasi publik lain yang juga menjadi tempat umum untuk merokok adalah kendaraan dan terminal. Dalam perjalanan (kendaraan dan terminal), kebiasaan merokok bukanlah menjadi keharusan dan bisa dihindari. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa larangan merokok di terminal dan kendaraan umum bukanlah mustahil dan ini bisa diterapkan dengan lebih baik mengingat kebanyakan dari perokok tidak akan melakukan aktifitasnya pada kondisi perjalanan. No
Tempat merokok
2,0%
Tidak
97,1%
99,0%
98,0%
Setuju
2,5%
0,5%
1,6%
Tidak
97,5%
99,5%
98,4%
Tempat
Setuju
5,4%
1,4%
3,6%
ibadah
Tidak
94,6%
98,6%
96,4%
Kendaraan
Setuju
13,5%
3,6%
9,0%
umum
Tidak
86,5%
96,4%
91,0%
Setuju
38,8%
10,2%
26,1%
Tidak
61,2%
89,8%
73,9%
Tempat
Setuju
5,6%
2,4%
4,1%
bermain anak
Tidak
94,4%
97,6%
95,9%
Setuju
10,2%
2,6%
6,8%
Tidak
89,8%
97,4%
93,2%
Setuju
24,8%
11,2%
18,7%
Tidak
75,2%
88,8%
81,3%
Setuju
50,0%
28,8%
40,5%
Tidak
50,0%
71,2%
59,5%
Sekolah
6
Tempat kerja
7
Fasilitas umum
8
Dalam rumah Lapangan/
9
Total
1,0%
2
5
Non Perokok
2,9%
Rumah Sakit
4
Perokok
Setuju
1
3
KK Rumah Tangga Sikap
tempat terbuka
Tabel 2. Statistik tempat perilaku merokok
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
100,00% 80,00%
89,50%
60,00%
89,60%
68,10%
40,00% 20,00% 0,00%
17,90% Bangun tidur
Setelah makan
Saat bekerja
Saat santai
Tabel 3. Statistik waktu perilaku merokok
Setelah makan dan saat santai adalah waktu terbaik untuk merokok.
Seorang
perokok,
setelah
makan
biasanya
akan
merasakan keinginan merokok yang lebih besar dari sebelumnya yang dipicu oleh aktifitas di otak. Keinginan untuk merokok setelah bangun tidur biasanya terjadi pada kelompok perokok-perokok berat yang jumlahnya relatif lebih kecil daripada perokok reguler lainnya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan 17,9% menyatakan bangun tidur adalah saat ideal untuk merokok.
Sikap terhadap Perokok Hampir seluruh responden menyatakan sikap tidak setuju jika ada perokok yang melakukan aktifitasnya di dekat ibu hamil atau anak-anak. KK Rumah Tangga
Total
Perokok
Non Perokok
Setuju
3,1%
1,4%
2,3%
anak2
Tidak
96,9%
98,6%
97,7%
Di sekitar
Setuju
3,3%
1,4%
2,4%
Bumil
Tidak
96,7%
98,6%
97,6%
Per
Setuju
44,2%
18,3%
32,7%
temuan
Tidak
55,8%
81,7%
67,3%
Di sekitar
Tabel 4. Sikap perokok dalam situasi tertentu
Hasil
yang berbeda terlihat dari sikap responden pada
pertemuan, forum, rapat atau sejenisnya. Terdapat perbedaan
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mencolok antara kelompok keluarga yang bebas asap rokok dengan yang tidak bebas. Keluarga bebas asap rokok, sebagian besar (81,7%) menentang merokok saat pertemuan, sementara untuk keluarga tidak bebas asap rokok 55,8% diantaranya menentang. Hampir seluruh responden setuju bahwa kebiasaan merokok adalah boros. Dan kebiasaan merokok adalah tidak sopan dan tidak menghormati. Tempat publik lain seperti kantor dan rumah makan mestinya bisa menyediakan tempat khusus merokok. YLKI pernah mensurvei pada 2010. Isi survei tersebut adalah meminta pendapat kepada masyarakat Jakarta tentang setuju atau tidaknya ruang bebas rokok. Sebanyak 90 persen dari 1.000 responden, yang terdiri atas 600 perokok dan 400 non-perokok, setuju ada ruang bebas rokok. Bahkan, dari 1.000 responden tadi, sebanyak 80 persen di antaranya tidak keberatan jika tidak merokok di rumah makan. Dari keseluruhan sikap merokok, apakah perokok membawa kotak kecil untuk menampung putung rokonya? akan sangat berarti jika perokok
membawa penyimpan putung rokok saat naik
gunung. Karena membuang sampah dan termasuk putung rokok pada tempatnya adalah salah satu cara mencintai lingkungan dan menjaga keseimbangan sosial.
Gambar 3.2 Kebakaran hutan
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.3 Apakah anda membawanya pulang? http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/083447352/LimaTempatWajibBebasRokokVersi YLKI http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/02/28/perokok-apakah-anda-sudahmembuang-puntung-rokok-pada-tempatnya-443019.html
3.2.4. Definisi dan Perkembangan Ambient Media Ambient Media mulai muncul di Inggris sekitar tahun 1999, tapi sekarang
tampaknya
menjadi
istilah
standar
dalam
industri
periklanan. Ambient Media adalah nama yang ditentukan oleh beberapa media seperti media Non-Tradisional atau Alternatif. Ambient media iklan dapat digunakan bersama dengan media lain, atau
digunakan
sebagai
media
yang
berdiri
sendiri.
Kunci
keberhasilan Ambient Media adalah memilih format media yang tersedia dan dikombinasikan dengan pesan yang efektif. Namun, ambient media iklan hanya bagian kecil untuk agencies dalam mengatasi masalah dalam suatu iklan untuk mendapatkan perhatian konsumen. Media ambient dalam skala besarnya ditentukan lingkungan dan informasi yang ada di lingkungan and pervasive environments. The concept of ambient media relates to ambient media form, ambient media content, and ambient media technology. Konsep ambient media yang berkaitan dengan bentuk media, konten media,
dan teknologi.
Prinsip-prinsip itu
adalah
manifestasi,
morphing, kecerdasan, dan pengalaman. Berikut ini adalah beberapa faktor untuk pertumbuhan media ambient:
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penurunan kekuatan media yang sudah ada
Sebuah
permintaan
yang
lebih
besar
untuk
point-of-sale
komunikasi. Kemampuannya
untuk menawarkan audience yang tepat sasaran.
Fleksibilitas media. Iklan ambient adalah sarana dalam menyampaikan pesan
langsung kepada konsumen dan dapat lebih diingat dalam pikiran target audiences. Ambient Media dapat meniciptakan perhatian massa di suatu pusat area keramaian, atau langsung berinteraksi dengan konsumen selama kegiatan.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ambient_media/
Gambar 3.4 Silk soft tissue
Ambient media pertama kali digunakan dalam periklanan pada tahun 1996 oleh agencies Concord di Inggris yang mengkhususkan dalam
kegiatan
berkembang
outdoor
berdasarkan
campaigns,
Ambient
kebutuhan
untuk
media
meningkat
sendiri suatu
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
permintaan dari klien atas 'sesuatu yang sedikit berbeda' terhadap iklan
mereka.
Adapun
beberapa
faktor
yang
mendukung
perkembangan ambient media diantaranya : isu yang berkembang. persaingan. penurunan efektivitas. ketertarik audiences terhadap (and still want) iklan 'with bite' dari para agencies. Berdasarkan faktor tersebut para klien mendorong sesuatu yang berbeda dari agencies untuk menempatkan iklan-iklan mereka di tempat yang tidak biasa, seperti lantai, pompa bensin dan pintu belakang toilet yang sebelumnya kurang dianggap sebagai lokasi untuk beriklan. dengan penggunaan lokasi-lokasi seperti itu, sehingga memunculkan ketidak cocok dengan kategori media yang ada seperti media out-door, radio cetak, atau televisi. oleh karenanya digunakanlah
istilah
baru
untuk
hal
itu
(ambient
media).
Lokasi yang tidak yang anggap tidak biasa merupakan ciri khas untuk Ambient media. Namun, 'unusual locations' kehilangan 'point of difference' karena terjadinya pengulangan dan penggunaan waktu yang lama, dan berakhir menjadi sesuatu yang berbeda. Hal ini menunjukkan dua hal. Pertama, bahwa jika 'lokasi yang tidak biasa' adalah bagian dari definisi iklan Ambient kemudian, apa yang mungkin dianggap Ambient satu hari mungkin bukan berikutnya, sebagai penonton menjadi terbiasa dengan lokasi tertentu dan titik perbedaan atau 'unusuality' memudar . Kedua, dan terkait dengan poin pertama, adalah bahwa Ambient bisa dilihat sebagai sebuah istilah bergerak dan didefinisikan oleh norma-norma iklan hari. Mendefinisikan
Ambient
atas
dasar
ini
agak
sewenang-
wenang. Apa yang mungkin biasa bagi satu orang bisa melihat lusinan kali oleh orang lain. Pertimbangkan contoh iklan transportasi (taksi, bus dicat), tiket transportasi, troli belanja, balon udara panas,
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
balon, menulis langit, billboard digital dll Apakah kita mendefinisikan ini sebagai Ambient? Sementara lokasi-lokasi berbeda mereka mungkin tidak lagi konvensional dan telah digerogoti di wilayah utama berdasarkan pengulangan mereka. Iklan tersebut telah mencapai tingkat prevalensi dan meskipun mungkin masih dianggap tidak biasa, telah kehilangan 'wow!' Faktor - deskriptor kunci yang digunakan oleh mereka yang terlibat dalam menciptakan kampanye Ambient (Croft 1998). Lokasi yang tidak biasa bukanlah satu-satunya titik perbedaan untuk Ambient. Metode eksekusi sering tidak biasa juga. Proyeksi holografik, role-play dan grafiti adalah beberapa contoh ini dan tentu sesuai dalam imperatif 'sesuatu yang berbeda'. Pembahasan sebelumnya telah menyoroti faktor-faktor lokasi, eksekusi dan masalah duniawi sebagai penting untuk iklan Ambient. Ini dianggap faktor penting dan menyediakan dasar yang kuat untuk menjelajahi definisi potensial. Akibatnya, definisi diadopsi untuk kertas ini adalah Penempatan iklan di tempat yang tidak biasa dan tak terduga (Lokasi) sering dengan metode konvensional (eksekusi) dan menjadi yang pertama atau eksekusi hanya iklan untuk melakukannya (temporal). Kebaruan, kreativitas, kebaruan dan waktu adalah tema kunci dalam iklan Ambient. Definisi ini sengaja sempit dan upaya untuk mengecualikan 'utama' iklan sebagaimana dimaksud sebelumnya. Tersirat dalam definisi ini adalah bahwa Ambien adalah istilah bergerak dan agak subjektif dan akan bergeser sesuai dengan norma-norma iklan hari. Salah satu tempat dasar Ambient adalah bahwa dunia adalah tahap periklanan. Semuanya merupakan iklan potensial menengah-sisi sapi, roket, golf-lubang cangkir dll Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan penting di luar cakupan makalah ini: Apa implikasi dari iklan di mana-mana dan apa yang dikatakannya tentang kebudayaan kontemporer? Bagaimana kita tiba pada tahap ini dan di mana mungkin itu memimpin? Iklan
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ambient telah melihat peningkatan besar dalam popularitas dalam waktu singkat. Di Inggris, pengeluaran Ambient dua kali lipat dalam dua tahun terakhir untuk $ A156 juta dan telah melampaui semua sektor lainnya. (Burbury 1999). Hal ini juga mulai lepas landas di Australia dan telah diadopsi oleh merek-merek seperti Nike, Daiwoo, travel.com, Imodium, Levi, saya tidak bisa Percaya Bukan Mentega dan orang lain dalam kampanye lokal. Dunia luas, pengiklan utama termasuk Coca-Cola, Kellog, Virgin, Nestle dan banyak perusahaan mobil juga telah berinvestasi dalam kampanye iklan Ambient. Namun meskipun ini, Ambient masih relatif belum diselidiki dan hampir tidak ada analisis. http://komunikasi.maherna.com/2011/03/defining-of-ambient-advertising/
Gambar 3.5 Ambient media
Ambient media merupakan salah satu bentuk new media dalam beriklan. Ambient media memiliki cara bertutur yang berbeda dengan iklan konvensional. Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan pengalaman yang tidak terlupakan (memorable experience) kepada konsumen. Ambient media: “It works for two simple reasons-it gets people's attention and provokes an emotional response”. (Syamsul Bahri, 2007). Pada umumnya ambient media berusaha menggugah emosi khalayak sasaran dengan cara
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengangkat ide lucu (visual pun), horor, hal-hal yang menjijikan, atau bentuk ekspresi dan emosional lainnya. Ambient media merupakan perpaduan berbagai bentuk elemen estetik; fotografi, ilustrasi, desain grafis, happening art, seni instalasi, patung, tata cahaya, dan komponen seni lainnya.
Gambar 3.6 Ambient media (2)
Ambient media berusaha melibatkan khalayak sasaran menjadi satu layar dengan media. Participant diajak untuk terlibat; dari mengarahkan
mata,
memanfaatkan
gerak
anggota
tubuh,
menghadirkan sebagian atau keseluruhan tubuh dalam iklan. Dengan demikian ambient media memanfaatkan suasana dan elemen ruang publik yang ada di sekitar media tersebut ditampilkan. http://indonesiaambientmedia.blogspot.com/2011/07/indonesia-ambient-media.html
4) Perkembangan media kreatif dalam periklanan Perkembangan media konvensional saat ini tidak relevans dengan audiens dikarenakan adanya tumpang tindih antara pesan yang satu dengan pesan yang lain, sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak dapat ditangkap dalam benak konsumen, dan
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
hanya akan menjadi sampah dalam benak masyarakat karena dinilai tidak sesuai dengan apresiasi konsumen. Maka dari itu ada muncul media baru, seperti yang diterapkan pada gambar 24 diatas, iklan tersebut tidak dapat diklasifikasikan ke dalam tatanan media konvensional, atau seing disebut dengan unconventional media. Salah satu konsep yang mengusung media ini adalah konsep Trough The Line/ TTL, yaitu penempatan semua bentuk media yang sesuai dengan perilaku konsumen untuk mencapai tujuan kampanye periklanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ambient media adalah salah satu cara menyuguhkan pesan kepada target sasaran denga cara mendekati target secara personal melalui hal-hal yang paling dekat dengannya
dan
kegiatan-kegiatan
yang
sering
dilakukannya.
ambient media ini juga dapat dianalogikan seperti pesan yang disampaikan melalui “teman dekat”, siapapun juga akan lebih mempercayai hal-hal yang disampaikan oleh teman dekatnya daripada dari orang lain yang sama sekali belum dikenal atau kurang dikenal. Sejumlah ambient
advertising berdampak luar biasa,
sebuah seni instalasi di pusat perbelanjaan atau stasiun kereta misalnya akan mampu memikat orang-orang agar bergerombol. Iklan yang dicetak di atas telur akan berdampak pada saat sarapan pagi; iklan yang dipasang pada palang pintu masuk tempat parkir pasti akan nampak oleh setiap audiens yang lewat. Ketika Nike membangun instalasi robot (menunjukkan dua pemain tenis memukul bola bergantian sepanjang lapangan) di stasiun kereta Wimbledon untuk menyongsong turnamen tenis tahun 1997, sejumlah pelancong pergi ke Wimbledon hanya untuk menonton instalasi ini.
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.5. Strategi efektif komunikasi Teknik-teknik komunikasi tradisional kini semakin merosot efektivitasnya. Maka dari itu, jalur baru untuk berkomunikasi dengan konsumen mesti terus dicari, jadi nampaknya ambient advertising akan terus berkembang pesat di masa yang akan datang. Ambient advertising menawarkan kelebihan-kelebihan berikut ini:
Bila dekat dengan lokasi pembelian, biaya kampanye ambient bisa lebih murah ketimbang promosi penjualan dan (ketimbang diskon) mampu memberi insentif di lokasi pembelian (point-of-purchase incentive) tanpa efek negatif yaitu merosotnya keuntungan.
Kampanye ambient yang diterapkan dengan baik ikut menggenjot citra merek.
Kampanye kreatif kerap mendapat liputan pers, bahkan kampanye tertentu memang sengaja didesain agar mendapatkan liputan luas.
Kampanye ambient sangat efektif untuk mengaktifkan kebutuhan.
Pada masa yang akan datang, ambient media nampaknya akan makin tumbuh. Meski menuntut tingkat kreativitas yang tinggi dalam produksinya, kampanye ini bisa memberi dampak yang sangat besar, kampanye ini pun hanya menelan biaya yang relatif kecil. Publicity spin-offs (barang-barang yang memicu publisitas) bisa menarik minat lebih; kampanye bisa dengan mudah digabungkan dengan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu agar bisa mendukung serta didukung alat-alat komunikasi lainnya.
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3 Objek Referensi & Inspirasi
Referensi Karya & Objek Inspirasi
Komentar / penjelasan.
Referensi
ini
menjadi
inspirasi
kampanye sebuah kandungan dalam rokok yang berbahaya. Kampanye ini menggunakan ambient media berupa stilasi hewan yang sangat besar untuk menyita perhatian dan menjadi point of interest dari aktifitas sosial.
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ambient ini menjadi inspirasi untuk sebuah inovasi sign yang nantinya di gantikan oleh logo yang dimaksudkan memberikan kemudahan untuk target audience agar mudah berkomunikasi dengan maksud pesan dan tujuan kampanye waktu yang banyak untuk beristirahat lebih baik di manfaatkan tidak dengan merokok dilingkungan sosial
Tabel 5. List referensi dan inspirasi
Andy Rahmat Putra Wiguna | 41909010181 | 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/