BAB III DATA PERANCANGAN
3.1
Pencarian Masalah Masalah yang ingin di angkat oleh penulis adalah masalah yang banyak di alami, banyak korban, dan minim pemecahan masalah, penulis melakukan berapa riset pada awalnya penulis mengambil tema Seks bebas, namun setelah di lakukan beberapa riset hal tersebut terlalu luas dan penulis tidak dapat banyak bermain unsure grafis karena lembaga sensor di Indonesia tidak mengizinkan konten berbau pornografi dalam media publikasi dan penyampaian, maka dari itu penulis melakukan beberapa riset lagi dan dapat di simpulkan bahwa pacaran adalah hal yang biasa namun tidak sedikit yang mengalamu kegalauan dalam pacarannya, pengaruh buruk dari pacaran dapat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan hal tersebut dapat berupa penyakit mental, penyakit mental dapar berpengaruh lebih buruk daripada pengaruh fisik, karena itu penulis melakukan riset ke beberapa instansi tentang psikologi orang yang sedang galau, orang yang sedang galau sangat mudah untuk di pengaruhi dan sangat tergantung dengan satu orang di mana orang tersebut pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya, mempunyai seorang pasangan tidak semudah kalau sudah tidak sayang lebih baik meninggalkannya, hal tersebut dapat lebih buruk karena jika pasangan sudah menjadi bagian dalam hidup dan ada di kehidupan sehari-hari, dan ketika orang tersebut telah hilang maka salah satu dari pasangan tersebut akan merasa sangat kehilangan, cerita tersebut di dapatkan dari salah satu cerita narasumber dimana sebagai korban Kekerasan Dalam Pacaran yang namanya tidak ingin di publikasikan ini.
3.2
Riset Kekerasan Dalam Pacaran Kekerasan Dalam Pacaran atau di sebut dating Violence adalah salah satu perbuatan yang tidak menyenangkan pasangan, Kekerasan Dalam Pacaran dapat berupa kekerasan fisik, mental, materi dan seksual, di
14
Indonesia sendiri ke empat poin tersebut banyak terjadi dan kebanyakan mereka tidak mengetahui bahwa mereka sedang ada di dalam fase tersebut tidak mengetahui dan membiarkan saja terjadi, hal tersebut akan lebih buruk apabila salah satu pasangan tersebut sedang di landa jatuh cinta yang besar atau berlebihan, dari hal tersebutlah orang tersebut tidak sadar atau tidak bisa berfikir secara logis dan menyebabkannya menjadi korban Kekerasan Dalam Pacaran, menurut LBH Apik tingkat Kekerasan Dalam Pacaran dari tahun 2009-2012 mengalami penurunan, namun di tahun 2013 angkat tersebut melonjak tajam mencapai 991 korban, dan kebanyakan dari korban Kekerasan Dalam Pacaran adalah korban yang menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki sifat yang tertutup karena tidak ingin orang lain mengetahui tentang masalahnya. Kekerasan Dalam Pacaran
sangat
berpengaruh terhadap mental karena perasaan yang sangat sensitif dalam sebuah pasangan adalah hati, walaupun di sakiti secara fisik, materi dan lainnya semua hal terseut sangat berpengaruh ke mental, karena itu penulis ingin membantu menyelesaikan masalah Kekerasan Dalam Pacaran tersebut secara praktis, yaitu semua orang dapat melihat secara personal, semua orang merasa terhibur dan semua orang mendapatkan pemecahan masalah yang di hadapinya, permainan psikologis sangat berperan dalam pembuatan alur dalam mencari penyelesaian Kekerasan Dalam Pacaran tersebut. 3.3
Rincian Data Perancangan 3.3.1. Komunikasi Visual Komunikasi ini menggunakan mata sebagai alat penglihatan. Komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan. Metodologi dalam desain komunikasi visual merupakan sebuah proses kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual :
15
a. Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi, yakni kegiatan menterjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual. b. Visualiser, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah visual atau mewujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam sebuah proyek desain. c. Visual Effect membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan manusia. d. Visual Information adalah informasi melalui penglihatan, misalnya lambaian tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dan lain-lain. e. Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar visual.3 Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sebab, merupakan representasikan social budaya masyarakat, dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan sisa bentuk, warna, dan gerak masa lalu yang kini dikagumi sebagai benda asing yang terlepas dari diri manusia yang mengamatinya. Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan dan kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual kepada target sasaran.4 3.3.2
Peranan Komunikasi Visual Pekerjaan seseorang komunikasi visual adalah menggunakan kata (huruf) dan gambar serta elemen – elemen visual lain yang berkomunikasi.Seni mereka merupakan ekspresi verbal visual.Seorang desain komunikasi visual menjembatani antara klien dengan sebuah pesan yang dikirim ke target sasaran secara visual.Seorang desain.
3
Adi Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Hal 10 Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. Cetakan 2. 2008. hal 2324 4
16
komunikasi visual atas nama klien memberikan informasi, membujuk, meningkatkan atau menjual5 3.4
Hasil Riset 3.4.1
Hasil Riset Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK Jakarta Rifka Annisa, Women‟s Crisis Center – Yogyakarta “Selain kekerasan terhadap istri, kekerasan di masa pacaran tampil menonjol dibandingkan bentuk atau fenomena kekerasan lain. Selain yang telah digolongkan dalam kekerasan di masa pacaran, ada pula kasus pemerkosaan yang di lakukan oleh pacar, atau orang-orang yagn telah di kenal sang korban, kita juga menemukan kategori „kehamilan tidak dikehendaki‟ yang di antaranya banyak terjadi dalam masa pacaran, sebagian lain kekerasan (tidak selalu fisik) yang di lakukan pasangan. Dapat di simpulkan bahwa oerempuan rentan terhadap tindak kekerasan yang di lakukan justru oleh orang-orang dekat, orang-orang yang di percaya, dan di yakini masyarakat melindungi, mencintai serta mengayominya .”
Kasus Kekerasan Yang Di tangani Rifka Annisa 1994-2001 Jenis Kasus Kekerasan Terhadap Isti Kekerasan Dalam Pacaran Perkosaan Pelecehan Seksual Kehamilan tidak di kehendaki Kekerasan dalam keluarga (bentuk lain) Kekerasan Terhadap Anak
Jumlah 1037 385 113 76 32 36 4
% 62 23 7 4 2 2 0
Tabel 2: Tabel Grafik kekerasan Sumber : LBH APIK
“menurut catatan pendampingan LBH APIK – Jakarta, terungkap bahwa kekerasan terhadap perempuan lebih banyak di lakukan oleh orang-orang
5
Arif, Rustam. Teori Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Djambatan, 1999
17
yang dekat dengan korban. Hanya sedikit persentase pelaku yang merupakan orang asing atau tidak dikenal korban”. Kekerasan Fisik Dan Psikologi Dalam Hubungan Pacaran Kekerasan fisik dan psikologi dalam hubungan pacaran cukup sering terjadi, namun korban biasanya menutup-nutupi faktanya dan selalu berbohong jika publik mengetahui bahwa telah terjadi kekerasan dalam pacaran yang terlihat dari luka pada si korban, korban biasa menceritakan hal tersebut terhadap orang yang benarbenar dekat dengannya, anggota keluarga maupun teman dekat, dan hal tersebut membuat psikologis korban menjadi tertutup dan tingat sosial dari si korban semakin menurun, korban cenderung lebih merasa lebih diam, sulit berkomunikasi, malu dan minder. Kekerasan Seksual Dalam Hubungan Pacaran Kekerasan seksual merupakan kekerasan yang sangat berdampak traumatik, dan dapat merubah hidup individunya, hal tersebut dapat membuat korban sulit untuk keluar dari hidupnya dan memudahkan pelaku untuk melakukan hal tersebut lagi dan lagi, kerentanan korban juga dapat berdampak mudahnya korban untuk terjerat dalam bentuk-bentuk kekerasan yang lain Kendala Dalam Intervensi Salah satu hal yang menyulitkan perempuan keluar dari hubungan yang di warnai kekerasan adalah telah tertanamnya kuatnya nilai-nilai yang merendahkan dan diskriminatif terhadap perempuan, akibatnya korban perempuan sering merasa mengembangkan kepercayaan dan konsep diri yang sangat rendah. Korban perempuan sering merasa kekerasan yang terjadi adalah wajar karena dia merasa bukan wanita baik-baik, karena ia kotor karena dia berdosa dan lainnya. Kesulitan Penanganan
18
Kesulitan dalam menanggunalngi kekerasan dalam pacaran ada dua faktor yaitu internal dan external, faktor internal adalah korban tertutup dengan kasusnya tersebut, korban cenderung merasa bahwa hal tersebut adalah hal yang jarang terjadi pada pasangannya, hal yang menurutnya bisa di toleransi, selain itu, korban cenderung malu apabila banyak orang mengetahui bahwa dalam hubungannya terjadi kekerasan karena hal tersebut dapat membuat korban sendiri merasa minder jika ada obrolan mengenai kekerasan dan pacaran, faktor external yaitu hukum dan lingkungan, kadang korban merasa lingkungannya yang banyak terjadi kekerasan, baik itu memang di sengaja maupun tidak di sengaja membuat korban mewajarkan hal tersebut, walaupun korban sebetulnya mengetahui bahwa hal tersebut tidak baik bagi hubungannya, selain itu lemahnya faktor hukum juga membuat korban kekerasan dalam pacaran merasa tidak mendapatkan dukungan yang kuat, walaupun ada beberapa korban yang mengalami kekerasan dalam pacaran yang di usut sampai tuntas oleh hukum namun hal tersebut hanya sebagian kecil dari banyaknya korban kekerasan dalam pacaran yang jumlahnya semakin tinggi setiap tahunnya. Jenis Kekerasan Dalam Pacaran (catahu LBH APIK 2013) Kekerasan Seksual
48 kasus
Pemanfaatan Ekonomi
1 kasus
Ingkar janji
1 kasus
Fisik
3 kasus
Psikis
6 kasus
Profil Mitra Pelaku (catahu LBH APIK 2013) Usia Usia Korban 0-18 Tahun 19-50 Tahun 50 Tahun keatas
Jumlah 293 24 9
Persentase 90% 7% 3%
19
Pendidikan Pendidikan Korban SD SLTP SMU Universitas Tidak sekolah Tanpa keterangan
Jumlah 10 24 129 151 6 6
Persentase 3% 7% 40% 46% 2% 2%
Jumlah 166 13 84 31 4 4 6 8 1 9
Persentase 50.9% 4.0% 25.8% 9.5% 1.2% 1.2% 1.8% 2.5% 0.3% 2.8%
Jumlah 10 7 45 79 33 38 27 25 30 32
Persentase 3 2 14 24 10 12 8 8 9 10
Jumlah 4
Persentase 1%
Pekerjaan Pekerjaan Korban Ibu Rumah Tangga PNS Karyawan Wirasuasta Pelajar PRT Akademisi Guru Notaris Mahasiswa Wilayah Wilayah Korban Jakarta Utara Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Bekasi Depok Tangerang Bogor Luar jabodetabek Pelaku Usia Pelaku <18 Tahun
20
19-50 Tahun >50 Tahun Tanpa Keterangan
212 46 64
65% 14% 20%
Relasi Dengan Pelaku Hubungan/relasi Suami Pacar Majikan Teman Atasan Mantan Suami Saudara Petugas Dosen Guru Guru (agama) Pejabat RT Satpol PP Satpam Tidak Diketahui
Jumlah 239 37 4 3 11 4 8 3 1 2 1 1 1 1 10
Persentase 73.31% 11.35% 1.22% 0.92% 3.37% 1.22% 2.45% 0.92% 0.04% 0.64% 0.04% 0.04% 0.04% 0.04% 3.08%
Tabel 3: Gafik profil pelaku Sumber : LBH APIL
Hasil riset yang di lakukan penulis menghasilkan pemecaran dalam beberapa kata kunci yaitu, menghibur, humor, memiliki penyelesaian masalah, dari hasil tersebut hanya tinggal memilih media untuk penyampaiannya dan media audio visual lah yang di gunakan penulis dalam sosialisasi ini, film sketsa dengan durasi yang singkat membuat pesan yang di sampaikan cepat dan tidak ber tele-tele, video akan di publikasikan dalam sebuah channel Youtube bernama Doctornjoh TV. Film yang di buat bergenre humor dengan durasi 3-6 menit. 3.4.2 Hasil Riset KOMNAS HAM Jumlah kekerasan terhadap perempuan dari tahun 2001-2013 (catahu komnas perempuan 2013)
21
2001
3169 Kasus
2002
5169 Kasus
2003
7787 Kasus
2004
14020 Kasus
2005
20391 Kasus
2006
22512 Kasus
2007
25522 Kasus
2008
54425 Kasus
2009
143586 Kasus
2010
105103 Kasus
2011
113586 Kasus
2012
216156 Kasus
2013
279760 Kasus Tabel 5: Tabel kekerasan Sumber : KOMNAS HAM
Jumlah jenis pengaduan ke Komnas Perempuan sepanjang tahun 2013 (catahu komnas perempuan 2013)
Kekerasan Terhadap Istri
762 orang
Kekerasan Dalam Pacaran
157 orang
Kekerasan Terhadap Anak Perempuan
60 orang
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
56 orang
Kekerasan Mantan Suami
74 orang
Kekerasan Mantan Pacar
17 orang
Kekerasan terhadap Pekerja Rumah Tangga
4 orang
3.5
Pengertian film Film (pengucapan bahasa Indonesia: [Filêm]) adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk 'gambar bergerak'). Film,
22
secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Film mempunyai banyak jenis genre, seperti Horor, Action, Drama, Thriller, Komedi, Animasi, Fantasi, Romansa.
3.6
Doctornjoh TV Doctornjoh Tv adalah sebuat saluran youtube yang berisikan audio visual yang mengangkat tema Kekerasan Dalam Pacaran, film sketsa yang di produksi oleh penulis akan di publikasikan lewat saluran youtube ini, kemudian akan di publikasikan lagi lewat doctornjoh.com, doctornjoh tv memproduksi film dengan genre humor, dengan alur cerita yang awalnya galau, kemudian di buat lebih galau dan akhirnya di berikan pemecahan masalahnya, namun film bergenre humor ini tidak akan membuat korban Kekerasan Dalam Pacaran merasa trauma karena tujuan dari film ini adalah menghibur dan menghilangkan rasa galau dari penonton, pemecahan masalah diberikan di akhir film lewat quote dari doctornjoh yang diharapkan dapat memotivasi penonton.
23