BAB III DATA PERANCANGAN A.
Data Perancangan. Table III. Data Perancangan.
RINCIAN DATA
SIFAT DATA
Primer
MANFAAT DATA DALAM
KESIAPAN
PERANCANGAN
DATA
Sekunder
Sudah
A Data Objek Perancangan Mengetahui dan memahi Sampul Buku
fungsi dasar dari cover buku
Mengetahui dan memahami Ilustrasi
bentuk visual tulisan ke
dalam bentuk gambar Menguatkan dan Warna
mempertegas inti pesan
visual Menguatkan dan Tipografi
mempertegas identitas visual
dan karakter ilustrasi ragam hias papua Memudahkan dan Tata Letak
memperindah dalam
penyusunan komposisi tampilan Berfungsi sebagai alat Pin
promosi berjalan
20
Belum
21
Berfungsi sebagai bentuk
Sticker
promosi kepada masyarakat
Berfungsi sebagai alat
T-shirt
promosi berjalan
Membangun identitas atau
Logo
memberikan identitas buku
kepada masyarakat
B Data Teknis Perancangan
Perangkat Lunak
Pendukung
Sebagai Alat Penunjang
Proses Desain Mengetahui dan memahami
Teknik Cetak
teknik cetak yang baik
Mengetahui dan memahami Teknik Jilid
teknik jilid Cover dan Isi Buku
Mengetahui dan memahami Teknik Potong
Teknik Potong Menggunakan Mesin
Dalam bab ini juga dibahas tentang teori-teori dasar yang melatarbelakangi konsep yang akan dibuat untuk mendapatkan data yang valid sehingga dapat menghasilkan buku Ilustrasi ragam hias yang diinginkan dan juga studi eksisting. Pada proses penciptaan sebuah produk cetak hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah Branding Strategy. Produk yang baik adalah yang mampu menarik perhatian pembeli dalam persaingan pasar (media cetak). Pada dasarnya sebuah media yang baru harus mampu untuk mengetahui cara dan strategi yang jitu agar tetap menjadi media cetak pilihan.
22
Perencanaan produk tersebut harus mempunyai nilai jual, baik dilihat dari segi segmentasi pasar serta target market yang dituju. Harus mampu untuk merangsang calon konsumen untuk membeli dan memilikinya. Philip Kotler, (1983:30), menyebutkan bahwa: Yang disebut dengan produk ialah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan atau dikonsumsikan, dalam hal ini istilah produk mencakupi benda fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan ide. Dari pemaparan diatas, maka tujuan dan manfaat dari perancangan buku yang dibuat haruslah semaksimal mungkin. Perancangan buku ilustrasi ragam hias papua ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang ragam hias budaya pada orang biak yang mulai hilang akibat transforamasi budaya luar yang begitu pesat di seluruh papua. Tujuan ini diharapkan memberi manfaat bagi elemen masyarakat papua baik dari segi penyajian, bentuk buku, isi buku dan materi yang terkandung di dalamnya, respon psikologi yang akan disampaikan kepada orang-orang sekitar setelah melihat atau membaca buku ini bahkan dalam tingkatan yang lebih rumit diharapkan mampu memberikan dorongan kepada setiap generasi yang ada di papua untuk dapat berkarya, menghasilkan buku ilustrasi ragam hias, menurut wilayah budaya masingmasing dengan kemasan yang lebih baik dari buku ini sehingga terjadi sinergisitas yang mendalam antara pengetahuan lokal/seni lokal dan pengetahuan terapan/ seni terapan.
B.
Rincian Data Perancangan. 1. Tinjauan Buku. Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari
suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud dari pada bentuk. Ilustrasi pada sebuah buku bertujuan untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau
23
informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Fungsi khusus ilustrasi antara lain: a) Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita b) Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah c) Memberikan bayangan langkah kerja d) Mengkomunikasikan cerita. e) Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia. f)
Memberikan ilustrasi-ilustrasi tertentu untuk mengurangi rasa bosan.
Lalu kalau dihubungkan dengan bentuk perancangan buku, maka terdapat anatomi buku yang berhubungan dengan struktur dan organisasi buku. Dengan kata lain, anatomi buku berarti bagian-bagian dari buku. Dengan demikian, anatomi buku berarti mengenal bagian-bagian dari buku. Menurut Dr. K. Satya Murthy dalam bukunya “How to write a book”, bagian dari buku adalah judul, kata pengantar, prakata, daftar isi, bab, appendix, glossary, bibliography dan index. Putra (2007:45) menyatakan bahwa buku yang lengkap terdiri atas empat bagian, yaitu sampul (cover), pendahulu (preliminaries), isi (text matter) dan penyudah (postliminaries).
a. Cover (Sampul Buku). Sampul sangat penting untuk menarik minat pembeli. John Cremer dalam Putra (2007:46) menyebutkan “You sell a book by its cover.” Orang kadang timbul minat membeli buku dengan melihat halaman sampulnya. Kalau kita amati buku-buku yang beredar di took-toko buku sekarang, maka tampilan sampulnya sangat bervariasi dan menarik. Semuanya bertujuan untuk menarik daya minat pembeli agar membeli buku tersebut.
24
Selanjutnya kalau kita perhatikan cover (sampul) buku, maka umumnya cover buku terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu: sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang.
Sampul Depan Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi. Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku. Judul berarti nama yang diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul umum, judul bab dan sub-bab. Judul umum tampak pada halaman sampul. Judul bab umumnya dapat dilihat di dalam buku.
Punggung Buku Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Penulis tidak perlu membuatnya karena penerbitlah yang akan membuatnya.
Sampul Belakang Sampul belakang buku berisi synopsis, logo dan nama penerbit dan barcode. Bagian yang cukup penting dari sampul belakang adalah synopsis. Sinopsis berasal dari bahasa Yunani sin + oftalmos. Sin secara harfiah berarti bersama-sama, sekilas, selayang pandang dan oftalmos berarti mata atau penglihatan. Jadi synopsis berarti sekali (sekilas) melihat (membaca) buku teks, orang langsung tahu isi secara keseluruhan.
25
Gambar 3.1 Part of Books. Sumber: http://www.msebooks.com/a-guide-to-the-parts-of-a-book-forcollectors-of-signed-first-editions.html
b. Preliminaries. Preliminaries berisi halaman judul, halaman copyright, halaman persembahan, kata pengantar, prakata (jika ada), dan daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar istilah (jika ada). Berikut ini penjelasan singkat tentang bagian-bagian dari preliminaries.
Halaman judul
Halaman judul memuat judul, nama penulis dan logo penerbit.
Halaman copyright
Halaman persembahan/dedikasi
Kata Pengantar
Kata pengantar biasanya disusun oleh penulis sendiri. Didalam kata pengantar, penulis menyajikan tujuan penulisan buku, pokok pikiran buku, dan method yang digunakan. Kata pengantar merupakan kunci bagi pembaca untuk memahami ruang lingkup dan ciri karya penulis.
Prakata (jika ada)
26
Kebanyakan buku memiliki prakata. Tujuan prakata adalah untuk memperkenalkan buku dan pengarang oleh orang lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan buku tersebut
Daftar Isi Semua buku memiliki daftar isi. Tujuan daftar isi adalah menunjukkan sekilas apa yang ada di dalam buku. Di dalam daftar isi, pengarang menyajikan semua bab, sub-bab.
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Singkatan (jika ada)
c. Text Matter. Bagian isi (text matter) berisi
Pendahuluan (Introduction)
Judul bab, subbab, dan subsubbab Bab menurut leksikografik didefinisikan sebagai pembagian utama buku.
Tujuan Pembelajaran, khusus buku teks untuk sekolah dan perguruan tinggi.
Penomoran bab, subbab, dan subsubbab.
d. Postliminaries. Bagian penyudah berisi daftar isi, daftar istilah dan index.
Daftar pustaka Daftar isi merupakan daftar buku yang dirujuk oleh penulis.
Daftar Istilah (glosarium)
Index
27
2. Tinjauan Ragam Hias. Kehidupan manusia, dari zaman ke zaman, tak terpisahkan dari keindahan. Eksistensi manusia di dunia selalu diliputi dan digairahkan oleh keindahan alam di sekitarnya. Manusia tidak hanya menjadi penerima pasif keindahan alam. Dia sendiri pun menciptakan keindahan bagi kehidupannya. Manusia akan merasakan hidup lebih bermakna kalau dihiasi dengan karya-karya seni ciptaan manusia. Tanpa keindahan, hidup terasa absurd, hampa, tidak berarti apa-apa. Lukisan-lukisan di dinding gua, hasil kreasi manusia purba memperlihatkan bahwa sejak zaman dahulu kala, keindahan mempunyai tempat khusus dalam kehidupan manusia. Apabila
dikaji
lebih
dalam
maka
alasan
keindahan
diatas
menempatkan manusia pada hasrat yang kuat untuk melakukan aktifitas berkarya sehingga melahirkan karya ragam hias yang sesuai dengan naluri atau instingnya sebagai manusia. Keadaan untuk menciptakan ragam hias atau ornamen semakin kuat karena didukung oleh Faktor kepercayaan yang telah dianut secara turun-temurun sehingga manusia turut
mendukung
berkembangnya
ragam
hias
karena
adanya
perlambangan dibalik gambar. Ragam hias pun kian hari memiliki makna karena disepakati oleh masyarakat penggunanya sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Ragam Hias telah ada sejak Jaman prasejarah, ragam hias dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora, fauna dan manusia. Penerapan ragam hias dilakukan teknik stilasi/ pengayaan (pengurangan ,penyederhanaan bentuk atau hanya menyisakan garis luar gambar) atau deformasi/penambahan (penambahan dan perubahan bentuk). Sebutan lain untuk keberagaman ragam hias di Indonesia adalah ragam hias nusantara. Variasi serta pola yang ada pada ragam hias
28
nusantara menjadi petunjuk untuk unit kebudayaan tertentu sekaligus merupakan pembeda dengan kebudayaan yang lain dalam berkarya. Ragam hias nusantara tersebut dapat kita temui pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini memiliki bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang beragam dan khas untuk setiap daerah.bahkan tak jarang terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias. Lebih jauh lagi stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia) adalah ragam hias yang merupakan adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat. Hal tersebut lumrah terjadi karena kontak kebudayaan berlangsung secara alami. Contohnya adalah motif hias burung funiks, naga, awan dan batu karang yang berasal dari seni Cina banyak didapati pada karya seni rupa pesisir utara Pulau Jawa. Bunga teratai yang bermakna kelahiran berasal dari tradisi seni Hindu India dan banyak muncul pada arca atau relief candi. Beberapa motif hias bersifat universal karena diketemukan juga di negara lain, seperti meander, tumpal, dan swastika. Dengan motif hias yang beragam sesungguhnya kualitas karya seni rupa menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat pada kesesuaian teknik, bahan, warna, tema, bentuk, dan makna simboliknya. Keterampilan yang akarnya sudah berumur ribuan tahun tersebut sudah sepatutnya kita lestarikan. a. Pengelompokan Ragam Hias.
Ragam Hias Flora Ragam hias ini banyak menampilkan corak
atau gaya yang
diadopsi dari tumbuh-tumbuhan (flora) seperti daun, bunga, pohon, tekstur pohon, buah bahkan tumbuhan merambat lainnya. Dalam pengayaannya ragam hias flora tidak selalu dituangkan dengan bentuk yang sama.
29
Ragam Hias Fauna Apa yang digambarkan pada ragam hias fauna adalah satwa atau
binatang
yang
erat
dengan
alam
kehidupan
(daratan,udara,air) bahkan tak jarang binatang yang menjadi ilustrasi ragam hias adalah satwa yang terkesan fiktif hanya berupa imajinasi si pembuat seperti ular naga atau makara, ikan berbelai atau hewan dengan kaki yang banyak. Makna simbolik dari ragam hias fauna selalu berhubungan dengan alam sekitarnya seperti ular (darat) yang mewakili dunia kegelapan, kupu hitam (udara) yang menggambarkan kabar buruk dan masih banyak lagi.
Ragam Hias Figur Manusia Pengambaran ragam hias figur manusia atau figuratif bisa di temui dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi. Tak jarang ragam hias figuratif hanya menampilkan bagian- bagian tertentu dari anatomi tubuh manusia seperti tangan, kaki, kemaluan, kepala. Ragam hias ini ditampilkan dalam bentuk yang sederhana sampai bentuk yang rumit. Seperti gambar siluet, berbentuk 3 dimensi patung atau totem bahkan relief-relief pada candi. Bentuk-bentuk figur manusia atau patung lebih bertujuan sebagai media penyembahan antara orang yang telah meninggal dengan manusia, penolak roh jahat, pelindung. Hampir setiap motif ragam hias figuratif bersifat magis selain juga sebagai makna simbolik akan suatu keagungan kebudayaan setempat.
Ragam Hias Dekoratif Unsur-unsur pokok dalam penciptaan ragam hias dekoratif adalah
pokok
garapan
dari
penciptaan
bentuk
tidak
30
menitikberatkan pada sasaran tertentu atas unsur alam. Desainer cenderung membuat pola asimetris, baik dalam komposisi maupun subjek yang tidak begitu terikat pada pedoman konvensional. Hanya saja pola ragam hias seperti ini dalam
penciptaannya
selalu
mempertimbangkan
faktor
perbandingan, komposisi serta keseimbangan bentuk secara keseluruhan agar menghasilkan bentuk yang maksimal dan dinyatakan baik. Karena ragam hias ini lebih bersifat artifisial dan dapat dikatakan ragam hias baru maka tak jarang ragam hias ini hanya berfungsi sebagai media estetika atau pelengkap pada berbagai jenis benda yang ada. Kecenderungan ini lebih tampak pada kegiatan produk pada masa kini. Seperti pada media/ benda cetak, benda kerajinan, ruang-ruang estetika pada arsitektur maupun
benda
desain
interior
lainnya.
Ruang
lingkupnya pun sangat luas mulai dari aspek realis sampai pada yang abstrak.
Ragam Hias Geometris Ragam Hias Geometris adalah bentuk ragam hias yang cenderung menggunakan unsur geometris dalam penerapannya pada benda seni sebagai bentuk dasar. Dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu yang di lakukan antropologi dan arkeologi dapat di pastikan bahwa motif ini merupakan motif yang tertua usianya. Benda-benda pakai pada masa lampau dalam
kehidupan
masyarakat
menggunakan
ragam
hias
geometris dengan kreasi yang tinggi dan rumit dapat kita jumpai pada museum-museum kebudayaan yang ada di indonesia. Seperti bentuk-bentuk geometris yang terdapat pada bagian tubuh manusia, mata, hidung, pusar bahkan tengkorak manusia pada patung korwar.
31
b. Bentuk Corak Dasar Ragam Hias Nusantara. Bentuk dasar dari setiap ragam hias dimaksud sebagai penanda visual yang memiliki makna simbolis dalam suatu kebudayaan pada periode waktu tertentu. Ragam hias Nusantara merupakan perpaduan antara ragam hias lokal dan ragam hias pengaruh budaya luar, dengan bentuk dan corak yang spiral melengkung, di goreskan pada bentuk dasar benda-benda
tradisional
dengan
bentuk
geometris,
pengulangan,
berhadap-hadapan pada dua sisi yang berbeda dan selalu dalam variasi yang teratur. Beberapa bentuk corak dasar ragam hias tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Corak Pilih/ Pilin Berganda Memiliki bentuk seperti huruf ”S” bersambung, mirip spiral yang mengalami pengulangan bentuk. Ukiran pilin/ spiral ini banyak ditemukan sebagai ukiran hias pada Perisai Orang Asmat, atau ukiran hias rumah Toraja.
Corak Segitiga/ Tumpal Banyak ditemui pada bangunan Hindu di Asia Tenggara termasuk pola dasar ukiran kayu pada rumah adat minangkabau yang disisipi dengan hiasan tumbuh-tumbuhan.
Corak Kunci/ Kait Corak kunci/ kait banyak di padupadankan dengan bentuk jajaran genjang. Ragam hias kunc/kait dapat ditemui sebagai hiasan dinding di rumah ada Batak, Toraja dan Dayak.
32
Corak Meander Bentuk ini merupakan bentuk huruf ”T” tegak lurus dan dengan posisi ”T” terbalik secara bergantian serta diulang. Motif meader ini banyak ditemui pada haluan perahu di Papua. Namun sumber lain menyebutkan bahwa corak ini merupakan pengaruh motif Cina. Corak ini juga ditemukan dalam seni Yunani kuno.
Corak Swastika Motif swastika di Indonesia pada awalnya digunakan sebagai pengayan pada bidang Candi, karena merupakan simbol peredaran bintang dan matahari.
Corak Kembang Manggis Bentuk ini termasuk dalam kelompok ragam hias”organis” yang diadaptasi dari motif tanaman dan digayakan dengan ragam rupa.
Corak Jalinan Corak Jalinan merupakan kumpulan garis-garis tebal yang bersambung dan bersilangan terus-menurus sampai membentuk jalinan satu dan lainnya.
Corak Sekon/ Sekong Adalah bentuk geometris dengan pola garis patah-patah menyerupai bentuk gigi belalang, dijalin membentuk kait dan belah ketupat. Motif ini banyak ditemui pada rumah adat toraja.
33
Corak Kawung (Aren) Corak Kawung atau daun enau termasuk dalam ragam hias geometris karena terdiri dari dua bentuk dasar lonjong-bulat dengan garis bujur sangkar yang letaknya bersinggungan. Singgungan garis-garis ini mengambarkan arah mata-angin serupa dengan Nawasanga atau arah mata angin yang melambangkan bentuk dewa-dewa dalam kebudayaan Bali.
Corak Jamprang Merupakan bentu lingkaran-lingkaran yang tersusun dan saling bersinggungan namun tidak saling memotong.
Corak Manusia Bentuk manusia selalu dianggap memiliki kekuatan magis, penghormatan terhadap leluhur, penolak kejahatan, pelindung yang memiliki kesaktian. Biasanya digambarkan dengan posisi hadap depan atau hadap samping. Corak ini juga terkadang di gambarkan secara terpisah hanya bagian-bagian tertentu dari bentuk utuh manusia, seperti tangan, kaki, pusar, mata, kepala, mulut, rusuk, tengkorak dan lainnya.
Corak Kerbau Corak kerbau dapat mewakili suatu bentuk kekuatan dianggap sebagai hewan yang sakral. Bentuk penggambarannya bisa secara utuh atau hanya bagian tanduk dan kepala.
Corak Gajah Ragam hias gajah digunakan sebagai bentuk peralatan jenazah.
34
Corak Kuda Corak kuda bagi sebagian masyarakat traditional di pulau sumatera adalah perlambangan dari kendaraan untuk orang mati. Corak kuda mudah untuk dikenali meski telah mengalami stilasi bentuk dari bentuk asli kuda.
Corak Singa Corak
Singa
bersayap
dalam
kebudayaan
Orang
Bali
ditempatkan pada bubungan atap rumah maupun berfungsi untuk menutup lubang jendela pada masyarakat Buleleng.
Corak Burung Corak Burung selalu disimbolkan
sebagai bagian dari ”dunia
diatas bumi” bagi masyarakat bali, kesatria, titisan dewa, kecantikan dan keindahan wanita dan mewakili simbol-simbol tertentu yang sakral dan magis seperti: Corak Burung Enggang, Corak Garuda, Corak Ayam Jantan, Corak Burung Merak, Corak Burung Nuri.
Corak Ular Corak Ular diibaratkan sebagai simbol dari ”dunia bawah bumi” dalam masyarakat bali.
Corak Buaya Corak Buaya dikaitkan dengan kesaktian, simbol dari kekuatan yang sakti.
35
Corak Kadal/ Biawak Orang Batak melambangkan corak ini sebagai penjelmaan dari roh leluhur, jiwa nenek-moyang serta semangat hidup.
Corak Makara Corak ini merupakan stilasi bentuk ikan yang berbentuk belali gajah pada bagian kepala. Corak ini merupakan hasil dari imajinasi atau khayalan.
Corak Kura-kura Kura-Kura atau Penyu merupakan perlambangan untuk ”Bumi”.
c. Teknik Menggambar Ragam Hias. Dalam menggambar ragam hias memiliki aturan sebagai berikut :
Perhatikan pola bentuk ragam hias yang akan di gambar
Persiapkan alat dan media gambar
Tentukan ukuran pola gambar yang akan di buat
Buatlah sketsa ragam hias yang telah di tentukan
Berilah warna pada gambar ragam hias
3. Tinjauan Ilustrasi. Ilustrasi sebagai hasil visualisasi dari suatu bentuk tulisan dengan menerapkan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lain lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Dengan bantuan visual, tulisan tersebut diharapkan lebih mudah dicerna. Selain itu tujuan ilustrasi juga adalah untuk memperjelas tulisan atau teks
36
seperti pada artikel koran atau media-media lainnya representatif. Ilustrasi
adalah
lukisan
atau
gambar
yang
memiliki
fungsi
memperjelas atau memperindah sesuatu, tampil secara visual dalam bentuk individu, baik itu warna ataupun hitam putih, selalu membangkitkan rasa keingintahuan, menyentuh perasaan manusia, mengundang opini dan perdebatan dan terkadang memunculkan aksi atau tindakan. (Robert Ross, Illustration Today).
a. Sejarah Ilustrasi. Ilustrasi berawal dari adanya lukisan-lukisan gua jaman prasejarah seperti Gua Altamira dan Lascaux. Setelah itu ilustrasi berkembang menjadi ilustrasi yang dibentuk menggunakan teknik cukil. Teknik ini muncul dan populer di Jepang dan China pada abad ke-8. Pada abad ke15 ditemukan mesin cetak Guttenberg yang membuat ilustrasi diproduksi secara massal. Kemudian ilustrasi semakin baik mutunya ketika ditemukan teknik cukil kayu dan ukir kayu pada abad ke-16 sampai abad ke-17. Masa keemasan ilustrasi Amerika Serikat berlangsung pada abad ke-18 atau tepatnya sekitar tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini terjadi seiring dengan populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi
yang
memungkinkan
adanya
eksperimen
teknik
oleh
senimannya. Pada saat inilah banyak ilustrator yang menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak muncul adalah aspirasi bangsa Amerika saat itu. Di Eropa, seniman pada masa keemasan dipengaruhi oleh kelompok Pre-Raphaelite dan gerakan-gerakan yang berorientasi kepada desain seperti Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, dan Les Nabis. Contohnya Walter Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen. Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan
37
banyak
software
pembantu
seperti
Adobe
Illustrator,
Photoshop,
CorelDraw, dan CAD. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi. Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua yang terdapat di Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan dan di pulau Papua. Jejak ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan tumpukan jari tangan berwarna merah terakota. Selain lukisan gua, wayang beber dalam hiburan tradisional Jawa dan Bali dilihat sebagai ilustrasi yang merepresentasikan alur cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya yang menganut agama Hindu di Pulau Sumatera bagian Selatan.
b. Fungsi Ilustrasi. Fungsi Ilustrasi secara umum adalah:
Memberi wajah atau rupa pada karakter dalam cerita
Menampilkan contoh dari hal yang sedang digambarkan atau dijelaskan pada buku teks
Memvisualisasikan
langkah-langkah
pada
instruksi-instruksi
dalam pedoman teknis atau manual
Menyampaikan pesan atau pengertian dari tema dalam sebuah narasi
Menghubungkan citra atau image pada ekspresi manusia, individualitas dan kreatifitas
Menginspirasi khalayak untuk lebih merasakan emosi dari aspek linguistik dalam sebuah tulisan atau narasi.
38
Fungsi Ilustrasi secara khusus adalah:
Visual Decoration Ilustrasi yang fungsi utamanya adalah untuk menghias suatu media
sehingga
tampil
lebih
indah.
Contohnya
vignette,
illumination ornaments dan surface tiles.
Gambar 3.2 surface tiles. Sumber: https://www.pinterest.com/pin/352617845801860002/
Visual Interpretation Ilustrasi yang berfungsi untuk menggambarkan isi suatu teks atau artikel. Misalnya , children book illustration, graphic novel. Conceptual art infographic serta informasi benda layanan.
39
.
Gambar 3.3 Conceptual art infographic. Sumber: https://www.pinterest.com/pin/352617845801860002/
Visual Essay Ilustrasi yang dapat menceritakan sendiri apa yang menjadi bagian-bagian di dalamnya. Pada umumnya bentuk ilustrasi ini terdapat pada tulisan atau artikel dan cenderung tidak memiliki hubungan
langsung
dengan
teksnya.
Ilustrasi
ini
tidak
memerlukan teks untuk memaparkan isi gambarnya. Jadi pada visual Essay, ilustrasi adalah teks itu sendiri. Selain itu, dalam visual essai, tulisan dan gambar bisa memiliki kesimpulan masing-masing yang terpisah namun tetap satu tema.
40
Gambar 3.4 Visual Essay. Sumber: http://payload118.cargocollective.com/1/8/286483/4675004/mango% 20man_balnova_1800.jpg
c. Jenis Ilustrasi.
Ilustrasi Informatif Ilustrasi yang menggambarkan atau menjelaskan fakta, keadaan, karakter yang mendukung isi teks atau artikel. Ilustrasi ini biasanya terdapat di dalam graphic novel dan buku cerita anak.
Ilustrasi Sugestif Ilustrasi yang membantu membangun mood atau suasana yang mendukung pemahaman dan mengartikan isi suatu artikel atau teks.
41
d. Klasifikasi Ilustrasi.
Berdasarkan Teknik yang Digunakan -
Manual Drawing : Ilustrasi dengan teknik gambaran tangan.
-
Kolase : Membuat Ilustrasi dengan metode menumpuk beberapa image baik dengan menggunakan lem maupun secara digital.
3D : Teknik ilustrasi dengan program-program 3D.
Berdasarkan Materi Gambar -
Fashion : memiliki ide-ide utamanya dalam bentuk fashion dan juga trend
-
Nature : visualisasi dari pemandangan alam sekitar ataupun hewan dan makhluk hidup lainnya.
-
Food : visualisasi dari makanan.
-
People : visualisasi dari orang dan juga image tokoh ternama.
-
Lettering : ilustrasi ini memuat kata-kata atau kalimat yang digambarkan untuk mengekspresikan maksud dari ilustrasi tersebut.
Berdasarkan Tujuan Pembuatannya -
Educational : tujuannya adalah untuk ilmu pengetahuan. Bisa berupa
penyederhanaan
objek,
gambar
teknik,
atau
pemetaan. -
Conceptual : ilustrasi untuk menyampaikan gagasan kepada lingkup kehidupan dengan suatu konsep.
-
Storyboard : dibuat untuk menjelaskan storyboard pada indutri kreatif.
-
Animation : ilustrasi untuk gambar bergerak
42
Berdasarkan Gaya Visualnya -
Pop : ilustrasi dengan memakai gaya pop.
Gambar 3.5 Pop-art Style. Sumber: http://blog.lulus.com/art/illustrator-jessica-singh/
-
Graphic : ilustrasi ini menggunakan bentuk-bentuk dan warna blok.
Gambar 3.6 Graphic-art. Sumber: http://www.designjuices.co.uk/2014/01/graphic-designillustration-from-ben-boothman/
43
-
Line : disini garis merupakan elemen utama dari sebuah ilustrasi.
Gambar 3.7 Line-art. Sumber: http://abduzeedo.com/awesome-illustrations-lines
-
Realistik : dibuat sesuai dengan objek aslinya dan hampir menyerupai hasil dari kamera.
44
Gambar 3.8 Realistik. Sumber: http://digital-art-gallery.com/picture/big/17995
-
Cartoon : ilustrasi dengan gaya karikatur atau kartun.
Gambar 3.9 Cartoon-art. Sumber: http://digital-art-gallery.com/picture/big/17995
45
-
Children : dalam ilustrasi ini, objek anak akan menjadi elemen utamanya.
Gambar 3.10 Children-art. Sumber: http://www.wallcoo.net/cartoon/lovely_children_vector/wallpapers/16 00x1200/illustration_art_of_children_b10-psd-022.html
e. Komponen-Komponen Ilustrasi.
Layout. Dalam ilustrasi layout yang baik hendaknya memiliki kualitas kekuatan visual (vocal point) untuk menarik perhatian, harus ada alur untuk menuntun mata menyusuri seluruh komposisi yang harmonis tampa menghilangkan inti dari maknanya. (Surianto Ruslan, 2009) dalam Layout Dasar dan Penerapannya, membagi elemen layout dalam tiga bagian utama yaitu: elemen teks, elemen visual dan invinsible elemen. Elemen pada layout ini yang kemudian menjadi prinsip dasar dalam desain grafis seperti Sequence/ Urutan. Emphasis/ Penekanan, Balance/ Keseimbangan dan Unity/ Kesatuan.
46
1. Sequence/ Urutan: Sequence biasanya dikaitkan dengan alur membaca tulisan latin dan penggunaan bahasa. Pola membaca dari kiri ke kanan, atas ke bawah merupakan materi wajib dalam sebuah publikasi, kecenderungan mendesain alur membaca tersebut merupakan materi-materi publikasi. Selain itu arah baca
dalam
sebuah
publikasi
dipengaruhi
emphasis/
pembedaan pada objek tertentu seperti warna,ukuran, style sangat berpengaruh dalam gerak mata ketika membaca. Kecenderungan ini dapat kita jumpai pada bentuk atau pola sequence yang membentuk huruf “Z”, “C”, “L”, “I”, “T” dan masih banyak lagi.
Gambar 3.11 Sequence/ Urutan. Sumber: http://www.laurenceking.com/us/category/graphicdesign/illustration-2/fifty-years-of-illustration-1/
47
2. Emphasis/ Penekanan: Bagian dari Emphasis adalah Kontras. Kontras merupakan kondisi dimana suatu elemen memiliki dua karakteristik yang berlawanan yang dapat dihasilkan dari value (gelap-terang), warna dan bentuk. Perasaan monoton sangat dihindari dari sebuah ilustrasi, disinilah sebuah kontras dibutuhkan, untuk memisahkan antara elemen utama dan elemen pendukung. Berbagai macam teknik menciptakan kontras dapat kita amati seperti ukuran, posisi, warna, bentuk atau konsep yang berlawanan. Selain bentuk yang kontras emphasis juga dapat dibangun melalui penciptaan elemen-elemen layout yang mengandung pesan yang unik, emosional atau controversial, sehingga memberikan efek yang kuat serta menarik bagi pembaca.
Gambar 3.12 Emphasis/ Penekanan. Sumber: http://www.amazon.com/Burn-Your-Portfolio-designschool/dp/0321918681/ref=sr_1_5?s=books&ie=UTF8&qid=1438 638850&sr=1-5&keywords=design+books
48
3. Balance/ Keseimbangan: Keseimbangan adalah pengaturan bentuk, garis, ukuran, tipografi, dan warna untuk menghasilkan sesuatu yang enak dilihat dalam satu harmonisasi. Dengan mempertimbangkan harmonisasi antara latar belakang dan gambar depan. Ada dua macam balance/ keseimbangan dalam dunia desain grafis yang umum kita ketahui yaitu simetris dan asimetris. Simetris dapat dibuktikan secara matematis, sebagian orang berpendapat bahwa pola simetris cenderung statis/ kaku, tidak dinamis sedangkan asimetris lebih bersifat optis (terlihat
seimbang)
sebagian
orang
berpendapat
pola
asimetris terkesan movement/ bergerak,dinamis dan tidak statis/ kaku namun terlepas dari pendapat diatas keduanya memiliki peran yang penting dalam penataan layout tergantung pada konsep awal desain. Kesan formal dalam pola keseimbangan simetris sangat cocok
untuk
desain-desain
yang
membawa
pesan
konvensional, berpengalaman, terpecaya, kokoh, sedangkan pola keseimbangan asimetris cocok untuk desain-desain yang modern, berteknologi tinggi, bersahabat dan muda.
49
Gambar 3.13 Balance/ Keseimbangan. Sumber: http://www.amazon.com/Behind-Illustrations-IndexBook/dp/8415308140/ref=sr_1_1?s=books&ie=UTF8&qid=14386 39446&sr=1-1&keywords=behind+illustrations
4. Unity: Unity tidak selalu berkaitan dengan kesatuan elemen yang nampak secara fisik, namun juga kesatuan antara fisik dan non-fisik seperti bentuk komunikasi/ pesan yang di bawa dalam konsep desain. Yang mana didalamnya terdapat proporsi yang menyeluruh. Proporsi adalah suatu prinsip berkaitan dengan perbandingan ukuran dan bentuk antara image yang satu dengan yang lain, untuk menghasilkan harmoni antara satu dengan yang lain.
50
Gambar 3.14 Unity. Sumber: http://www.amazon.com/Illustration-Portfolio-LaurenceKing/dp/185669710X/ref=sr_1_1?s=books&ie=UTF8&qid=143863 9965&sr=1-1&keywords=Illustration+By+Andrew+Hall
Elemen Dalam Layout. 1. Elemen Teks Yang termasuk dalam elemen teks adalah: -
Judul (Head, Heading, Headline). Sebuah kata atau beberapa kata singkat yang menonjol dibanding tulisan lainnya.
-
Deck (Gambaran singkat mengenai topic yang dibahas). Ciri-ciri deck: a. Ukuran lebih kecil dari judul tetapi tidak melebihi ukuran body teks. b. Jenis huruf yang digunakan berbeda dengan judul. c. Warna deck dibedakan dengan judul atau body teks.
-
Byline (Credit Line, Writer‟s Credit). Berisi nama penulis kadang disertai dengan titel jabatan serta keterangan lainnya. Letak byline sebelum body teks.
-
Bodytext (Bodycopy, Copy, Copytext). Isi/ Naskah/ Artikel yang mendukung atau mengundang pembaca untuk menginformasikan pembaca.
-
Subjudul (Subhed, Crosshead). Berfungsi sebagai segmen judul dari sub artikel yang terbagi-bagi kedalam bagian yang lebih detail
-
Pullquotes (Liftouts). Satu atau lebih kalimat berisikan informasi penting yang ingin ditekankan.
-
Caption. Keterangan singkat yang menyertai elemen visual.
51
2. Elemen Visual Elemen visual bukan termasuk dalam elemen teks namun dapat terlihat jelas dalam layout, seperti: -
Foto Foto sebagai elemen visual memiliki peran penting karena dapat menjelaskan isi pesan pada tulisan yang dibuat. Foto memiliki kemampuan serta kekuatan visual untuk membangun kesan „dapat dipercaya‟.
-
Artworks Artworks merupakan karya seni berupa ilustrasi, sketsa, kartun dan image lainnya yang dibuat secara manual maupun olah computer dan merupakan karya seni yang bukan merupakan proses fotografi.
-
Infographics Fakta dan data statistik dari suatu survey dan penelitian tertentu yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), table, diagram, bagan, peta.
-
Garis Garis merupakan elemen desain yang secara sederhana maupun rumit dalam penciptaannya dapat memberikan kesan estetis pada suatu karya desain.
-
Kotak Kotak biasanya berisi artikel yang besifat tambahan dari artikel utama. Kotak bila posisi letaknya dipinggir halaman disebut dengan sidebar.
52
-
Inzet Elemen visual berukuran kecil yang diletakan di dalam elemen visual yang lebih besar.
-
Poin Sutau daftar/ list yang mempunyai beberapa baris berurutan kebawah, biasanya di depan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin.
Invisible Element. Merupakan fondasi atau kerangka dasar yang memiliki fungsi sebagai acuan menempatkan semua elemen layout. Sesuai namanya pada saat cetak tidak akan terlihat dalam penataan layout. Invisible element akan bermanfaat sebagai salah satu bentuk unity/ kesatuan dari seluruh elemen layout. Bagian dari invisible element adalah: -
Margin Margin menentukan jarak antara tepi kertas dengan area yang akan ditempati oleh elemen layout dan dengan posisi yang tidak terlalu jauh dengan tepi halaman
-
Grid Grid adalah alat bantu yang digunakan untuk melayout. Grid mempermudah kita dalam meletakan elemen layout serta mempertahankan konsistensi maupun kesatuan dari seluruh layout terlebih untuk desain layout yang terdiri dari beberapa halaman.
Tipografi. Beberapa ilustrasi menggunakan tipografi sebagai salah satu elemen di dalamnya. Tipografi adalah pengaturan komposisi antara huruf-huruf yang membentuk suatu kata atau kalimat
53
untuk menimbulkan efek atau kesan tertentu.
Jenis tipografi dalam ilustrasi: - Huruf-huruf berasal dari font yang ada - Huruf-huruf digambar dengan tangan oleh ilustratornya, bisa berupa tulisan tangan. Dikenal dengan istilah lettering.
Gambar 3.15 Lettering. Sumber: http://1.bp.blogspot.com/UKyO7je7c24/UDsXE9K_s8I/AAAAAAAAKtM/AHbh3IvXBHo/s16 00/Screen+shot+2012-08-26+at+11.35.16+PM.png
Fungsi tipografi dalam ilustrasi: - Menjelaskan gambar - Elemen dekorasi yang menampilkan ekspresi dari sang illustrator.
54
Teknik. Seiring dengan munculnya teknik digital dengan programprogram pendukung yang semakin marak, misalnya adobe photoshop, adobe illustrator, Corel Draw. Sehingga gaya ilustrasi dan pengaplikasiannya semakin tidak terbatas. Teknik ilustrasi terbagi menjadi 3 kelompok besar: - Manual : Teknik ilustrasi dengan unsur gambaran tangan sebagai elemen utamanya. - Digital : Teknik pembuatan ilustrasi menggunakan program komputer berupa data digital. - Penggabungan manual dan digital.
f.
Desain. Aspek desain dalam ilustrasi meliputi: - Fisik: berkaitan dengan bentuk ilustrasi secara visual, disebut juga dengan gaya visual
- Psikologis: berkaitan dengan impresi, dan kekuatan ilustrasi tersebut untuk diingat. Misalnya, pemilihan gaya visual yang digunakan harus tepat untuk sebuah maksud, ditujukan untuk anak-anak agar menimbulkan impresi dan diingat oleh yang melihatnya. . g. Warna. Warna merupakan metode bagi seorang seniman untuk memperindah karyanya. Warna juga merupakan media untuk mengekspresikan emosi. Pada dasarnya warna merupakan salah satu sarana untuk komunikasi. Warna bersifat nonverbal dan universal. Dengan melihat warna kita dapat langsung menangkap kesan dan makna tertentu. Namun makna dari warna juga tetap tidak terlepas dari latar belakang kebudayaan
55
suatu masyarakat dan sistem kepercayaannya. Warna pokok terdiri dari warna primer dan warna sekunder. Yang termasuk ke dalam warna primer adalah merah, kuning dan biru. Sedangkan yang termasuk warna sekunder adalah ungu, jingga dan hijau.
Gambar 3.16 Color wheel.
Sumber: http://theaudacityofcolor.com/2010/06/17/color-101primary-secondary-and-tertiary-colors/
Karakteristik warna. Beberapa kesan akan muncul dari sebuah warna tergantung dari komposisi dan penempatannya, misalnya dinamis, agresif, mewah, tradisional, menggugah, maskulin, feminin, modern dan lain-lain. Karakter yang akan muncul adalah: - Kuning: warna yang hangat dan terang, biasanya akan menciptakan kesan ceria
56
- Biru: warna yang memberikan ketenangan dan kesejukan. Biru
juga
sering
diidentikkan
dengan
perasaan
yang
melankolis. - Merah: warna yang menimbulkan semangat, antusiasme dan menstimulasi energi - Hijau: warna yang menggambarkan alam. Hijau memberi kesan tenang damai dan sejuk. - Jingga: menimbulkan kesan ceria dan riang. - Ungu:
warna
yang
melambangkan
kekayaan
dan
kebanggaan. - Abu-abu: warna yang terkesan sopan dan bersahaja. Dilambangkan untuk kearifan dan kebijaksanaan, - Hitam: warna ini melambangkan kegelapan, kejahatan dan misteri. Namun hitam juga melambangkan kesan yang tegas dan juga elegan.
4. Tinjauan Fotografi Desain. a. Seni Fotografi. Istilah fotografi berasal dari dua kata foto dan grafi1 yang dalam bahasa Yunani, foto berarti cahaya dan grafi berarti menulis atau melukis, sehingga fotografi dapat diartikan sebagai melukis dengan cahaya. Dalam fotografi, kehadiran cahaya adalah mutlak perlu,karena mulai dari pemotretan
hingga
pencetakan
film
menjadi
foto,
kedua-duanya
membutuhkan cahaya.
b. Komposisi Fotografi.
Pengertian Komposisi Fotografi. Komposisi merupakan panduan teknis pada fotografer untuk menghasilkan foto yang baik.Penerapan komposisi ini dapat dilakukan dengan kamera manual yang tingkat kesulitannya relatif lebih tinggi, semi otomatik yang tingkat kesulitannya
57
sedang atau full-otomatic camera seperti pocket camera yang sangat mudah penggunaannya. Komposisi berupa titik, gris dan bidang imajiner, yang terpusat pada titik kuat pada sebuah foto.
Unsur-unsur Komposisi. Komposisi merupakan salah satu unsur penentu tingginya nilai estetik karya fotografi. Penentuan komposisi dilakukan pada saat membidik obyek foto. Untuk itu diperlukan penataan terhadap unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan suatu gambar dalam sebuah bidang gambar, sehingga obyek fotografi dapat tampil sebagai point of interest (pusat perhatian). Lebih dulu mata pengamat karya foto akan dipandu untuk memperhatikan bagian yang menjadi pusat perhatian utama (main point of interest), baru
kemudian
memperhatikan
pusat
perhatian
kedua
(secondary point of interest), dan pusat perhatian ketiga (third point of interest), sehingga sebagian pesan yang akan kita sampaikan melalui foto dapat diterima dengan baik. Penataan semacam ini dinamakan hukum 3 titik perhatian (third rules law). Awalnya tentukan dulu satu dominasi yang akan menjadi pusat perhatian utama, karena suatu gambar sebaiknya menceritakan tidak lebih dari sebuah cerita agar tidak kehilangan fokus. Dalam penentuan pusat perhatian perlu diperhatikan unsur-unsur pendukungnya agar mempermudah untuk menentukan apa yang akan ditonjolkan. Unsur-unsur pendukung komposisi sebagai berikut: 1. Wujud (shape), yaitu tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, polygon (garis lurus majemuk/terbuka/tertutup), dan garis lengkung (terbuka, tertutup, lingkaran). Tekniknya dapat berupa kontras pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, penonjolan detail-detail benda, mengikutkan subyek menjadi garis luar atau outline dari sebuah tone warna
58
tertentu. Ujud benda dapat diambil dari berbagai posisi kamera, seperti dari bawah subyek. Manipulasi ujud dengan menggunakan berbagai macam lensa, mulai dari lensa sudut lebar hingga lensa fokus panjang atau long-focus. 2. Bentuk (form), yaitu tatanan yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok, prisma, dan bola. Dalam fotografi ditunjukkan dengan gradasi cahaya dan bayangan, dan kekuatan warna. Untuk menghasilkan foto yang baik sebaiknya mengambil cahaya samping dengan sudut-sudut tertentu, dan menghindari pencahayaan frontal. 3. Pola (pattern), yaitu tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman. 4. Tekstur (texture) yaitu tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kekontrasan yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan. 5. Kontras (contrast) atau disebut juga nada, yaitu kesan gelap atau terang yang menentukan suasana (atmosphere/mood), emosi,
dan
penafsiran
sebuah
citra.
Kontras
warna
disebabkan oleh warna-warna primer, yaitu merah, biru, dan kuning, atau akibat dari penempatan warna primer terhadap warna komplemennya, seperti hijau, jingga, dan ungu. Meskipun penggunaan warna tergantung pada pengalaman pribadi, namun ada aturan umum bahwa warna yang berat akan menyeimbangkan warnawarna lemah. Warna-warna berat atau keras berkesan penting dan bila digunakan sedikit kontras warna akan ada aksentuasi yang tidak mengganggu keseluruhan warna.
59
6. Warna (colour) yaitu unsur warna yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik. Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter warna akan memberikan hasil warna yang kontras. Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama dan satu warna utama, sedang subyek dan warna lainnya merupakan pendukung. Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang. Unsur-unsur pendukung komposisi ini sangat dipengaruhi oleh sumber cahaya yang berupa cahaya seadanya, seperti cahaya matahari, lampu jalan atau cahaya dari lampu studio. Perbedaan sumber cahaya dan sudut pencahayaan akan meberikan hasil yang berbeda.
Jenis Komposisi. Dari satu obyek yang sama dapat dihasilkan berbagai macam komposisi. Hasil pemotretan sebuah obyek dengan sudut pengambilan dari sisi kiri akan berbeda dibandingkan dari sisi kanan, berbeda pula bila diambil dari sisi atas, dan bawah. Perbedaan sudut pengambilan gambar akan membedakan hasil gambar. Cara pemotretan demikian dapat memberikan beberapa alternatif karya untuk dapat dipilih yang terbaik bagi suatu keperluan pemotretan. Ada beberapa macam jenis komposisi yang dapat dipergunakan dalam memotret obyek, antara lain komposisi simetris, asimetris (tidak simetris), sentral, diagonal, vertikal, dan horizontal. Komposisi ini berguna untuk memberikan panduan dasar pada fotografer ketika di lapangan. Ketika di lapangan pun, akan berubah sesuai dengan kondisi yang dilihat
60
pada
bingkai
kamera.
Kadang,
dalam
beberapa
situasi,
fotografer yang mahir menggunakan kombinasi antara unsure komposisi dan jenis komposisi bersamaan, ini akan memberikan sudut pandang yang berbeda dibanding hanya menggunakan 1 teknik komposisi saja. Beberapa contoh dapat dilihat sebagai berikut : 1. Komposisi
simetris,
sekaligus
menggunakan
komposisi
bentuk.
Gambar 3.17 Simetris. Sumber: http://mashable.com/2013/11/05/photos-symmetry/
2. Komposisi asimetris (tidak simetris), sekaligus menggunakan komposisi kontras dan warna.
61
Gambar 3.18 Asimetris. Sumber: http://www.picturesocial.com/group/art-ofphotography/forum/topics/balance-in-photographiccomposition?xg_source=activity
3. Komposisi sentral, sekaligus menggunakan kompisisi warna.
62
Gambar 3.19 Central Focus dan Penggunaan Warna. Sumber: http://taylorunit1.blogspot.com/2013/09/colour.html
4. Komposisi diagonal.
Gambar 3.20 Diagonal Composition. Sumber: https://agnesleleani.files.wordpress.com/2012/01/garis.jpg
5. Komposisi vertical, sekaligus menggunakan komposisi pola.
63
Gambar 3.21 Vertical Composition. Sumber: http://petapixel.com/assets/uploads/2013/04/verticalhorizon2.jpg
6. Komposisi horizontal, sekaligus menggunakan komposisi wujud.
Gambar 3.22 Horizontal Composition. Sumber: http://galleryhip.com/tumblr-vertical-photography.html
64
Jika diamati, komposisi ini biasanya berupa titik imajiner, lalu semacam garis imajiner yang menghubungkan antar titik, membentuk bidang foto dan volumenya di gambar. Bidang ini membagi foto dalam komposisi tertentu, dinamakan komposisi.
C.
Objek Referensi dan Inspirasi
1.
Creative Image Manual Ilustrasi
Gambar 3.23 “I can‟t watching me” Veri Apriyatno. Sumber: http://www.saatchiart.com/art/Drawing-I-Can-t-WatchingMe/303750/1888251/view
Seni kontemporer karya Veri Apriyatno akan selalu menarik untuk dibahas. Detail gambar sangat jelas terlihat pada setiap karyanya, sehingga mampu membangkitkan emosi tersendiri bagi penulis. Teknik arsir, komposisi, sampai pada penggunaan tone warna begitu memukau. Jelas bahwa karya seperti ini membutuhkan kesabaran
65
dan keuletan bahkan kemampuan mendefenisikan setiap goresangoresan pada gambar sehingga terlihat realis. Digital Ilustrasi
Gambar 3.24 “Payback” Jonathan Bartlett. Sumber: http://www.bartlettstudio.com/
Yang menarik dari karya Jonathan Bartlett adalah gaya ilustrasi digital dan pewarnaan digital dalam setiap karyanya. Bentuk ilustrasi tidak tampak realis namun tetap memberikan informasi visual yang baik, selain itu penggunaan warna-warna pada karya JB cenderung menggunakan warna-warna harmoni, turunan atau gradasi warna dari warna primer, sehingga value dan saturation warna begitu nyaman di pandang serta mampu membangun emosi penulis untuk menikmati dan mengamati setiap karyanya.
66
2.
Creative Books “Fundamental Art” Case Book. Buku ini menarik karena memiliki kemasan pelindung luar (case) dari cover buku itu sendiri, yang terdiri dari kertas duplex. sehingga untuk membaca buku ini kita harus melepas kemasan luar. Selain berfungsi sebagai pelindung, kemasan luar juga memiliki fungsi estetis warna turunan biru harmoni menimbulkan kesan santai dan lebih tenang. Pada sisi depan hanya disematkan font blok “ART FUNDAMENTALS” di tempatkan pada tengah halaman dengan posisi lebih keatas, sedangkan pada sisi belakang kemasan (tepatnya di pojok kanan bawah halaman) terdapat ulasan umum tentang “Art Fundamental”. Begitu juga dengan bagian punggung buku terdapat tulisan “ART Fundamentals Color, Light, Composition, Anatomy, Perspective and Depth”, bagian bawah dari spin terdapat logo penerbit “3D Total Publishing”. Sedangkan untuk warna font pada keseluruhan case terdiri dari dua warna. Warna turunan biru sedikit gelap dan terkesan harmoni untuk Judul cover dan punggung buku,sedangkan ulasan umum buku pada bagian belakang cover (pojok kanan bawah) menggunakan warna putih untuk type font.
Gambar 3.25 Cover Case.
Sumber: Foto Pribadi
67
Cover Book
Gambar 3.26 Cover Book. Sumber: Foto Pribadi
Secara Umum Buku ini memiliki panjang 29,7cm dan lebar 21cm, terdiri dari 272 Halaman. Cover Buku menggunakan Art Carton 310gsm dan Isi menggunakan Art Paper 150gsm. Tampilan depan maupun belakang menggunakan Laminase Spot UVI, Spot UVI lebih terasa pada seluruh image yang berada pada bagian depan dan belakang
cover
buku/
sampul
buku
serta
Kalimat
“ART
Fundamentals” pada bagian depan sampul serta punggung buku. Sampul buku juga terdapat tambahan lipatan dengan panjang 10cm pada sisi depan dan belakang sampul. Sisi depan berisi testimonial sedangkan posisi belakang berisi promosi buku-buku desain yang dikeluarkan penerbit (3D Total Publishing).
68
Gambar 3.27 Lipatan Cover Book. Sumber: Foto Pribadi
Content Book Content buku yang dimaksud dalam objek referensi dan inspirasi adalah tampilan keseluruhan yang terlihat pada halaman buku berupa gambar dan teks serta line maupun tampilan layout yang merupakan acuan pada buku ini. Buku “Art Fundamental (Color, Light, Composition, Anatomy, Perspective and Depth)” merupakan buku terbitan 3D total publishing yang proses printing dan cetak dilakukan di China oleh Everbest Printing. Terdiri dari 6 Chapter/ Bab yang mana merupakan gabungan dari karya-karya artist ilustrasi 2D dan 3D ternama (Blizzard, Cgsociety, Disneyland, Atomhawk Design, MPC (Motion Pictures and Film), 3D Total Publishing) seperti Gilles Beloeil, Andrei Riabovitchev, Roberto F. Castro, Matt Smith, serta referensi gallery dan artwork artist dari gallery-galery ternama dalam bidang ilustrasi baik digital maupun manual lainnya. Buku ini menampilkan layout yang menarik, penempatan teks dan gambar yang nyaman dan tidak tumpah tindih sehingga menjadi pembeda
dengan
buku
sejenis.
Mudah
dipahami
sehingga
membangun mood untuk berlama-lama membaca dan mengamati setiap bagian-bagian dari halaman. Hal ini lebih terasa pada 2 chapter/ bab terakhir yang penuh dengan referensi dan cara kerjanya yang detail dari setiap artis-artis yang terlibat dalam pengarapan buku ini. Tentu buku ini menjadi inspirasi bagi penulis selain terkesan tidak pasaran namun juga menjadikan buku ini unik dan sarat akan kreatifitas baik dari sisi anatomy buku, layout maupun isi atau materi dari buku ini sendiri.
69
Gambar 3.28 Content Book. Sumber: Foto Pribadi