47
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Kredit Berbagai cara dilakukan oleh para usahawan dan pebisnis guna mengembangkan industri atau usahanya. Salah satu caranya adalah dengan mengajukan permohonan kredit kepada bank atau lembaga keuangan agar berbagai variasi kebutuhan para debitur tersebut dapat terpenuhi. Dalam hal ini jenis jenis kredit yang terdapat pada Pt Bank ABC adalah sebagai berikut : 1.
Kredit yang disalurkan berdasarkan bentuknya / kegunaannya Berdasarkan bentuknya kredit pada bank dibedakan menjadi cash loan yaitu pijaman uang tunai yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya atau disebut juga dengan kredit lansung (direct) dan non cash loan yaitu fasilitas kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas tunai fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uanng, dalam artian pihak bank menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah kepada pihak lain / pihak ketiga atau kredit tidak lansung (indirect)
2. Kredit dilihat dari jangka waktunya Dilihat dari jangka waktunya kreditnya jangka panjang, menengah dan pendek. Untuk jangka pendek diberikan janka waktu maksimal 12 bulan (1 tahun), untuk jangka menengah diberikan dalam waktu 1 sampai 3 tahun, sedangkan untuk jangka panjang di berikan diatas 3 tahun.
48
Masih banyak cara lain untuk mengelompokkan jenis kredit diantaranya dikelompokkan berdasarkan usaha / bisnis (pertania, perkebunan, usaha kecil, kontruksi dan lan-lain.), penggunaan (modal kerja, investasi, konsumsi), persyaratan (komersial), ketersedian agunan (secured / unsecured) dan masih banyak lagi pengelopokan lainnya seperti pada bab II diatas. 4.2 Mekanisme Pemberian Kredit 4.2.1
Persyaratan pemberian kredit Adapun persyaratan pemberian kredit pada bank ABC adalah sebagai
berikut: a. Sebelum realisasi Sebelum dana kredit di berikan oleh kreditur (bank) kepada pemohon kredit (debitur), maka diharuskan kepada debitur untuk memenuhi beberapa ketentuan yang ditetapkan oleh kreditur. Misalnya pemohon kredit (debitur) harus menyerahkan bukti jaminan kepada kreditur (bank) serta memberikan informasi informasi yang terkait dengan aset perusahaan dan data data personal calon debitur. b. Sesudah realisasi 1. Hal hal yang harus dilakukan oleh debitur setelah permohonan kredit disetujui oleh kreditur maka seorang debitur harus melaksanakan kewajiban kewajiban yang telah ditetapkan oleh kreditur selama masa perkreditan berlaku. Misalnya dengan memberikan laporan keuangan rutin per 3 bulan serta memberikan
49
laporan seluruh kegiatan usahanya sesuai dengan kenytaan yang sebenarnya. 2. Hal hal yag tidak boleh dilakukan oleh debitur Selama masa perkreditan berlaku debitur dilarang mengubah status kepenilikan saham yang berlaku saat mengajukan permohonan kredit tampa mendapat persetujuan pihak kreditur atau bank tekait. 3. Syarat sayarat pematalan perjanjian kredit Pembatalan dapat dilakukan oleh pihak bank jika debitur melanggar ketentuan-ketentuan perkreditan yang telah di tetapkan. Bank
sebagai
kreditur
tentu
saja
terlebih
dahulu
sudah
mencantumkan hal hal yang dapat menyebabkan pembatalan perjanjian kredit tersebut. 4.2.2
Persyaratan kredit modal kerja a. Latar belakang debitur Hal yang harus diperhatikan oleh account officer didalam melakuakn analisa kredit adalah mengetahui latar belakang debitur. Hal ini perlu dilakukan agar pada saat pemberian kredit tidak terjadi hal-hal yai ng tidak diinginkan atau dapat mengurangresiko perkreditan. Cara yang dilakukan seorang account officer untuk mengetahui latar belakang debitur adalah dengan melakukan analisa riwayat peminjam yang membahas latar belakang usaha bisnis dari peminjam, bagai mana realisasi usaha minimal 12 bulan , hal ini dapat dilihat dari tingkat produksi dan penjualan dalam kuantum dan nilai dimana informasi ini dapat menggabarkan keberhasilan
50
suatu perusahaan terhadap pengembangan atau proses ekspansi usahanya sehingga perusahaan tersebut masih layak serta masih berjalan. b. Legalitas usaha Pihak kreditur perlu menget hui keabsahaan status hukum usaha dari perusahaan calon debitur, hal ini perlu di teliti secara baik sehingga pihak kreditur dapat mengetahuin seberapa besar resiko kredit yang akan diberikan kepada calon debitur. 1. Status badan hukum Status badan hukum perusahaan perlu diketahui karena erat kaitannya dengan tanggungj jawab yang diberikan perusahaan. Untuk perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas harus memeiliki persyaratan sebagai berikut :
Mendapatkan pengasahan oleh mentri kehakiman dan Ham mempunyai kekayaan sendiri.
Telah mendapatkan persetujuan dari departemen hukum dan ham atas akta pendirianu bukti
Didaftarkan dari kepanitraan pengadilan negri setempat.
Diumumkan dalam perubahan berita negara
Perijinan
2. Legalitas Kegiatan Usaha a
Perijinan Legalitas usaha debitur perlu diteliti oleh seorang account
officer, hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran izin yang
51
ada dan masa belaku ijin tersebut. Penelitian atau analisa tersebut mencakup :
Penelitiana apakah calon debitur tersebut telah memiliki izin usaha dari instansi berwenang.
Penelitian apakan usaha calon debitur sesuai dengan kegiatan usaha yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan
Penelitiaan apakah ijin usaha nasabah masih berlaku
Kredit yang diberikan kepada perusahaan yang perijinannya tidak memadai akan menimbulkan resiko yang sangat besar terhadap bank, kemungkinan besar perusahaan tersebut akan ditutup dan tidak mapu mengembalikan kredit yang telah diberikan oleh bank atau pengembalian kredit tidak berjalan lancar atau bisa disebut kredit bermaslah. b
Identitas diri Pemohon
kredit
harus
menyerahkan
identitas
serta
keterangan atau bukti dirinya seperti kartu tanda penduduk dari para pengurus , fotocopy tanda pembayaran pajak perseroan terakhir (surat fiskal), pbb dan surat ijin usah yang telah di legalisir (SIUP, SITU, TDP, NPWP, dll) agar mempermudah prosedur pemberian kredit oleh kreditur. c
Laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba minimalnya 2 tahun terakhir.
52
Debitur diwajiban melampirkan laporan keuangan minimal 2 tahun terakhir kepada pihak bank untuk dinilai serta dibandingkan agar dpat dilihat kondisi keuangan dari calon debitur apakah rasio keuangan perusahaan debitur tersebut sangat baik/baik/kurang baik, sehingga pihak kreditur dapat memperoleh gambaran tentang seberapa besar pendapatan dan oengeluaran keuangan perusahaan dalam kurun waktu perpriode. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan apakah perusahaan tersebut untung atau rugi dan seberapa besar tingkat kemampuan pengembalian kredit oleh pihak debitur terhadap kredit yang telah diberikan oleh bank. d
Aguanan untuk kredit Bukti agunan perlu diserahkan kepada pihak kreditur dan
nilali agunannya pun harus memenuhi nilai kredit yang akan di berikan, agar kredit yang berikan dapat diterima pada waktu tertentu, sehingga jika kredit ini bermasalah maka sumber pembayaran terakhir yang diharapkan oleh bank adalah penjualan dari agunan itu. 4.2.3
Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Banyak persaingan pada bidang financial / pembiayaan dari berbagai lembaga keuangan, maka tak luput dari perhatiaan PT Bank ABC berusaha mengembangkan produk dan jasa yang ditawaarkan kepada nasabah khususnya mengenai penyedian dana/pinjaman/kredit yang
53
mempunyai fungsi dan tujuan yang sesuai dengan kebutuhan debitur. Oleh karena itu bank harus memperhatikan dan dan memberikan layanan yang baik kepada nasaba (debitur) dengan cara menetapkan kebijaksanaan dan memberikan peelayanan yang tepart agar dapat memberikan kepuasan terhadap nasabah. Sesuai dengan UU no 7 tahun 1992 tentang perbankan bahwa prosedur pemberian kredit harus dilaksanakan dengan prinsip ke hati-hatian dalam arti direksi wajib menilai, memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar aktivitas senantiasa baik. Adapun presedur pemberian kredit pada Bank XXX adalah sebagai berikut: a. Pengajuan Permohonan Kredit Modal Kerja Dalam proses awal pengajuan kredit modal kerja dapat di mulai dari peminjam, Account Officer Bank ABC atau pun pihak ketiga (bak-bank lain). Dengan berkembangnya bisnis perkreditan dalam usaha perbankan maka pihak Bank ABC berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja personil departemen kredit tersebut diman mereka harus lebih giat dan aktif untuk memasarkan produk perkreditan dari Bank ABC dan tidak melupakan proses pelaksanaan yang harus dilaksanakan dengan prinsip –prinsip kehati-hatian, oleh karena itu seorang account officer harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar calon debitur, sehingga dapat meng identifikasi jenis usaha, tujuan usaha, dan proses pengembangan usaha dari calon debitur.
54
Proses selanjutnya nasabah atau calon debitur yang telah mengajukan kredit kepada account officer, di wajibkan untuk memenuhi ketentuan syarat-syarat kredit, diantaranya: Mengisi
formuli
Surat
Permohonan
Kredit
beserta
lampiranp-lampirannya, ini berfungsi agar pihak Bank ABCD dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kredit yang diminta misalanya: jumlah kredit, tujuan penggunaan kredit, sumber dana pelunasan kredit, susunan pengurus, hubungan perusahaan debitur dengan pihak lain, fasilitas yang diterima dari pihak lain, dan beberapa keterangan lainnya yang dapat mendukung realisasi permohonan kredit yang telah dilanjutkan kepada Bank ABC. Selain itu calon debitur harus melampirkan bukti nyata identitas diri yang terdiri dari:
Semua akta yang pernah dikeluarkan mengenai perubahan.
Surat kuasa untuk mengajukan permohonan kredit dan menjamin
barang-barang
sesuai
dengan
yang
tercantumdalam akta pendirian perusahaan.
Surat kuasa menjamin barang dari pemilik
Laporan neraca dan rugi laba dua tahun terakhir
Neraca pembukuan
Cash flow projection yang meliputi rencana penarikan dan pelunasan kredit
55
Surat fiskal
Foto copi izin usaha
Pas foto para pengurus
Daftar jaminan
Riwayat hidup dari para pengurus dan komisaris
Referensi
Pernyataan permohonan bahwa keterangan yang di buata benar, asli dan lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Setelah permohonan kredit diserahakan oleh debitur, maka
accoun officer akan memeriksa dan melengkapi dokumen dan melakukan analisis. Dari hasil analisis tersebut pihak bank mengharapkan informasi yang diberikan account officer benarbenar up to date dan memenuhi syarat-syarat pemberian modal kerja, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan pemutusan kredit. b. Analisa Kredit Modal Kerja Setelah permohonan kredit di setujui maka Loan Prosesing Departemen akan melakukan analisis kredit guna mengamati cermat peluang dan ancaman yang akan berpengaruh terhadap usaha perusahaan debitur dan bagaimana kelancaran pembayaran serta mengenalisis perkiraan real nya. Tahap analisis kredit itu meliputi:
56
Melakukan verifikasi dokumen untuk memastikan kebenaran data yang disampaikan calon debitur, verifikasi ini terdiri dari: 1. Verifikasi Identitas 2. Verifikasi penghasilan 3. Verifikasi dan taksasi agunan 4. Bentuk laporan penilaian agunan
Melakukan pemeriksaan kondisi perkreditan calon debitur (khusus untuk permohonan kredit diatas 50 juta, wajib dimintakan informasi bank indonesia)
Melakukan kunjungan (OTS, On The Spot) ke lokasi calon debitur
Melakukan input/ koreksi data berdasarkan hasil verifikasi dan melakukan rescoring
Kesimpulan atas 5’c
Melakukan pemutusan kredit sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
Menyampaikan hasil keputusan kredit secara tertulis berupa Surat Penawaran Pemberian Kredit SPPK. Setiap pemberiaan modal kerja oleh Bank ABC dilaksanakan
berdasarkan hasil analisis kredit yang berpedoman kepada prinsip 5’C. Maksud dari analisi kredit yang dilaksanakan ini adalah menjelaskan secara benar-benar informasi tentang identitas diri dan data-data yang selengkap-lengkapnya dari calon debitur serta tujuan permohonan
57
kredit yang diajuakan oleh debitur. Seluruh informasi yang didapat ini diharapkan dapat membantu meringankan beban resiko perkreditan yang akan ditanggung oleh Bank ABC selaku kreditur. c. Negosiasi Serta Penetapan Struktur Dan Syarat Kredit Untuk mencapai suatu tujuan pasti akan terdapat berbagai perbedaan-perbedaan dari berbagai pihak baik debitur maupun kreditur, perbedaan-perbedaan tersebut harus diarahakan menkjadi sama agar mendapatkan titik temu untuk mencapai satu persetujuan yang di harapkan, proses inilah yang dinamakan negosiasi. Pada dasarnya arti dari negosiasi dalam proses perkreditan adalah
proses
diskusi
berkesinambungan
guna
antara
debitur
memperoleh
dengan persamaan
kreditur presepsi
yang dan
persetujuan terhadap struktur dan syarat kredit. Oleh karena itu, setelah pihak bank melakukan anailsa kredit terhadap selurh aspek terkait dalam perkreditan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilaksanakan negosiasi guna mendapt satu putusan, baik mengenai persetujuan pemberian kredit ataupun penolakan pemberian kredit (khusus untuk modal kerja) . Negosiasi dapat dilakuakan oleh para pnjabat Bank ABC sesuai dengan kepentingannya, dan sebaiknya sebelum berhadapan dengana debitur para penjabat kredit Bank ABC berdiskusi diantara penjabat Bank
ABC
agar
dapat
menetapkan
suatu
pengrealisasiaan kredit kepada nasabah (debitur).
prinsip
dalam
58
Proses negosiasi ini adalah mengenai penyesuaian kebutuhan debitur, kesanggupan debitur dalam pelunasan kredit kedalam struktur kredit sesuai dengan ketentuan dari Bank ABC terkait serta menjelaskan segala resiko yang akan di peroleh yang akan di peroleh nasabah atau hasil analisa kedalam suatu syarat yang ditetapkan oleh Bank ABC guna mengantisipasi segala resiko kredit yang mungkin terjadi. Hindari segala janji dan komitmen sebelum seluruh syaratsyarat kredit terpenuhi dan belum adanaya putusan tentang kredit oleh penjabat bank mandiri terkait. Kepentingan atas Bank ABC tetap di utamakan oleh para penjabat kredit Bank ABC dalam proses negosiasi, tapi disisi lain penjabat bank pun berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabah (debitur) dengan satu syarat para debitur harus menjalankan seluruh syarat-syarat dan ketentuan kredit yang telah ditetapkan serta disepakati bersama dan adanaya keputusan dari penjabat yang berminat. d. Proses Putusan Kredit Setelah dilakukan negosiasi maka akan
dicapai suatu
persamaan prsepsi, tujuan dan kesepakatan diantara kedua belah pihak (debitur dan kreditur) tentang struktur dan syarat-syarat kredit yang akan direalisasikan pada proses pemberian kredit. Maka proses selanjutnya adalah putusan dari penjabat Bank ABC kepada debitur tentang pengikatan kredit yang diberikan.
59
Dalam menunutkan putusan kredit pihak kreditur harus berpedoman kepada kebijaksanaanpkebijaksanaa yang di tetapkana oleh komitr kebijakan kredit (Credit Policy Committe) yang berisikan untuk semua pemberiaan kredit kepada nasabah harus mendapatkana ppersetujuan sekurang-kurangnya tiga orang penjabt kredit sesuai tingkat wewenang persetujuan kredit. Dan untuk para penjabat pemutusan kredit harus benar-benar mengerti dan mengusai hal-hal yang berkaitan dengan pemberiaan kredit, diantaranya: o Sifat usaha yang dibiayai oleh kredit yang di berikan o Jenis-jenis resiko usaha o Karakter nasabah yang menerima kredit o Sumber pelunasan yang harus di jabarkan dalam cash flow yang mendukung / sumber lain. o Kencukupan atas jaminan. Pada Bank ABC pemberian putusan kredit dimlakukan dengan cara : 1. Memberikan informasi keputusan kredit lewat telepone kepada nasabah atau calon debitur 2. Mengirimkan Surat Pemberitahuan Pengikatan Kredit (SPPK) yang dibuat oleh penjabat bank terkait kepada debitur. Bagi seorang account officer, prinsip ke hati-hatian dalam melakuakn analisa kredit sangatlah penting, karena itu
60
account officer harus tetap teliti dan waspada terhadap kreditkredit yang memiliki tingkat resiko tinggi, misalnya:
Pada perusahaan baru yang belum diketahui jelas tentang operasional perusahaan baik itu dari sisi manajemen maupun dari produksi perusahaan.
Keputusan untuk peminjam kredit yang tidak menyertai laporan keuangan pada periode tertentu.
Keputusan
terhadap
kredit-kredit
bermasalah
misalnya perusahaan kolektibilitas, tidak adanya penyerahan laporan neraca dari perusahaan terkait tersebut. Kepastian hukum sebagai jaminan kredit yang terealisasikan harus menjadi dasar bagi pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) kepada debitur, oleh karena itu perjanjian kredit harus dibuat secara teliti dan di sepakti serta di tandatangani ini merupakan sebagai bukti kepastian hukum atas kredit tersebut.
e. Realisasi Dan Dokumentasi Kredit Realisasi kredit adalah perintah dari pihak bank untuk dikeluarkannya dana bagi debitur setelah syarat dan ketentuan realisasi kredit di penuhi oleh debitur.
61
Proses realisasi kredit adalah proses yang paling riskan terhadap resiko kredit yang akan di berikan, karena dari hasil proses realisasi ini akan diberitahukan persetujuan atau penolakan atas permohonan kredit dari debitur, jika permohonan tersebut disetujui maka ini memungkinkan adanya titik awal resiko kredit bagi bank. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian mulai dijalani oleh pihak bank agar dapat mengurangi resiko kredit yang akan ditanggung oleh pihak bank. Pengeluaran dana dari Bank ABC ini dapat terealisasikan jika seluruh persyaratan realisasi kredit telah terpenuhi oleh debitur, diantaranya: 1. Debitur terlebih dahulu memenuhi persyartan ketentuan dan Perjanjian Kredit (PK) serta SUK 2. Telah dilaksanakan credit compliance review oleh loan disburcement departemen sesuai dengan standar operasional perkreditan 3. Telah di buka 2 rekening atas nama debitur, yaitu :
Rekening Pinjaman
Rekening
Tabungan
untuk
menampung
pembayaran angsuran kredit. Pemeriksaan syarat-syarat realisasi kredit ini harus diikuti sertakan dengan dokumen-dokumen lainnya dari debitur sebagai buku autentik bagi pihak bank atas kredit yanga telaha diberikan
62
kepada debitur,lalu dokumen-dokumen tersebut diperiksa, diteliti secara cermat oleh loan administrasi yang akhir nya dapat di yakini kebenarannya, lengkap dan memenuhi syarat serta ketentuan hukum yang berlaku. Dokumentasi
kredit
adalah
proses
pengumpulan,
penganalisaan, terhadap dokumen-dokumen yang di persyaratkan serta memelihara keamanan dokumen tersebut. Penyusunan dokumentasi ini hendaknya dilakukan dengan cara:
Dokumen harus disusun rapi sehingga memudahkan penggunaannya.
Dokumen harus lengkap, jelas dan mudah di mengerti sehingga memudahkan bagi pihak yang memerlukan informasi tersebut.
Dokumentasi harus disusun secara sistematis berdasarkan kronologis, kejadiaan menggunakan indek arsip.
f. Monitoring Dan Pembinaan Salah satu fungsi manajemen adalah monitoring dalam arti luasnya adalah menjaga, memelihara dan mengamankan kekayaan bank, kekayaan bank dalam pengertian ini berbentuk kredit (piutang), yang lazim oleh dunia perbankan disebut risk asset sebab kekayaan tersebut berada pada pihak ketiga yakni nasabah. Tujuan dari monitoring ini adalah untuk pencapaian dari sasaran kredit yang diharapkan oleh pihak bank.
63
Monitoring tersebut dapat berupa:
Sistem / prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar credit operation dapat dilaksanakan semaksimal mungkin.
Penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank harus di kelola dengan baikagar tidak timbul resiko yang diakibatkan oleh penyimpangan-penyimpangan, baik oleh nasabah maupun oleh internal bank.
Administrasi dan dokumentasi kredit harus terlaksana sesuai dengan
ketentuan-ketentuan
yang
ditetapkan
sehingga
ketelitian, kelengkapan, keaslian dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen yang terlibat dalam perkreditan.
Efektifitas dan efisiensi meningkat dalam setiap tahap pemberian
kredit
sehingga
perencanaan
kredit
dapat
dilaksanakan dengan baik.
Pembinaan portofolio, baik secara individual maupun secara keseluruhan dapat dilakukan sehingga bank mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat. Dengan adanya pelaksanaan monitoring, pihak bank dapat
lebih mudah untuk mengetahui adanya penyimpangan yang menjadi penyebab timbulnya resiko dan kredit yang merugi.
64
Kegiatan pembinaan adalah kegiatan untuk membimbing, mengarahkan dan mengembangkan dari kegiatan nasabah / debitur yaitu ditujukan pada:
Meningkatkan kelancaran usaha nasabah, usaha yang lancar dapat mencapai sasaran yang optimal dan maksimal sesuai dengan tujuan yaitu mencapai profit yang optimum.
Mengamankan kepentingan bank, dimana harus dijelaskan bahwa upaya kepentingan bank betul terjamin yaitu mengenai pelunasan kembali utang pokok, bunga kredit dan kewajiban debitur lainnya, serta memastikan pengcoveran atas jaminan yang diberikan oleh debitur harus memenuhi nilai kredit yang diberikan bank. Kualitas kredit yang baik ini dihasilkan karena proses
pembinaan
yang
berkesinambungan,
sehingga
dapat
menciptakan hubungan yang baik antara debitur dengan pihak kreditur dan sangat membantu untuk proses penganalisaan selanjutnya. g. Review Kredit Riview kredit adalah analisis ulang terhadap analisa 5,c, struktur kredit dan syarat-syarat kredit yang telah ditetapkan kreditur untuk proses pemberian kredit.peranan review kredit ini sangat penting dalam pelaksanaan kredit guna menjaga kesinambungan dalam proses
65
pembinaan selama perkreditan berjalan agar tercapai tujuan dan hasil optial dari perkreditan tersebut. Sebagai informasi dari hasil monitoring dan pembinaan adalah merupakan bahan / data penting dalam melakukan revie kredit, proses review kredit ini dilakukan dalam terhadap keadaan lingkungan sekitar usaha, pasar sasaran, kriteria-kriteria resiko yang mungkin terjadi sesuai dengan ketetapanstruktur kredit. Untuk loyalitas nasabah (debitur) yang baik terhadap kredit yang telah di berikan oleh pihak bank dapat menciptakan hubungan baik sehingga pihak kreditur memungkinkan untuk memberikan satu kompensasi
kepada
pihak
debitur
untuk
perpanjangan
atau
penambahan plafon kredit dan pemberian fasilitas baru. Sedangkan untuk nasabah (debitur) yang kreditnya bermasalah maka pihak bank akan melakukan suatu pembinaan dengan memberikan suatu bimbingan
mengenai
upaya-upaya
perbaikan
yang
berupa
penyelamatan dengan tujuan meminimalkan kemungkinan kerugian bagi bank dan memperbaiki kualitas usaha nasabah. Jenis usaha yang dapat
di
golongkan
dalam
usaha
ini
adalah
resecheduling,
reconditioning, restructuring, eksekusi barang jaminan, semua ini dilakuakan untuk mengurangi sehgala nbentuk permasalahan dalam kredit yang bermasalah.
66
4.3 Analisa Laporan Keuangan Cv Xxx Sebagai Dasar Pemberian Modal Kerja Pada Pt Bank Abc Laporan
keuangan
merupakan
hasil
ringkasan
dari
pengklasifikasiaan pada pos-pos yang bersangkutan atas setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Laporan keuangn ini oleh pihakpihak berkepentingan akan dipelajari, dianalisa dan di inteprestasikan untuk mendapatkan suatu kesimpulan atau putusan yang diharapkan. Bagi Bank ABC selaku kreditur, laporan keuangan suatu perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja mutlak diperlukan sebagai alat untuk menganalisa situasi manajemen keuangan perusahaan tersebut agar agar dapat menilai kemampuan perusahaan debitur untuk membayar tagihan hutang baik bunga maupun angsuran kreditnya secara teratur dan tepat waktunya sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada perjanjian kredit yang telah disepakati. Pembahasan ini lebih banyak ditekankan pada suatu aspek yaitu aspek keuangan. Pandangan aspek keuangan ini ditujukan pada laporan keuangan, terutama laporan rui/laba dan nersaca perusahaan. Sebenarnya banyak segi yang dianalisa oleh kreditur dalam menyetujui suatu kredit seperti yang telah di uraikan di bab diatas, tapi sesuai dengan judulnya yang membahas mengenai laporan keuangan berikut penulis akan menyajikan laporan keuangan dari salah satu perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit modal kerja(KMK) kepada Bank ABC
67
4.3.1
Kasus Permohonan Kredit Sebagai gambaran tentang proses analisa laporan keuangan yang dipergunakan sebagai dasar pemberian kredit modal kerja (KMK) pada Cv XXX maka penulis akan merealisasikan suatu anlisa laporan keuangan atas permohonan kredit, dalam hal ini kredit modal kerja Penulis tidak bisa mencantumkan nama dari perusahaan pemohon karena merupakan data rahasia yang dimiliki oleh Bank ABC, untuk itu penulis menggunakan nama Cv XXX sebagai calon kreditur. Cv XXX adalah suatu perusahaan yang bergerk di bidang pengadaan barang dan jasa perlengkapan, alat kesehatan / farmasi , teknik / mekanikal, serta penghasil industri tekstil dan asesorisnya. Perusahaan ini mengajukan permohonan kredit modal kerja sebagai tambahan modal kerja untuk pengadaan barang dan jasa yang sudah ada. Pola ushaha Cv XXX adalah bekerja berdasarkan kontrak yang diterima dari klien yang di peroleh melalui tender atau penunjukan langsung. Selain itu debitur juga aktif mencari barang-barang yang di butuhkan kemudian menawarkan barang-barang tersebut kepada klien, jika disetujui dan anggaran untuk barang tersebut tersebut tersedia selanjutnya dilakukan tender. Bila tender dimenangkan oleh calon debitur, selanjutnya dikeluarkan surat penunjukan pemenang diterima. Pembiayaan biasanya dilakuakan dengan sistim post financing(turn key projek), dimana pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan selesai, tampa pemberian uang muka.
68
Diagram pola usaha : Tender
→
Penunjukan pemenang
→ SPK
→
pelaksanaan
→
Pembayaran Dalam prakteknya pelaksanaan telah dimulai setelah calon debitur menerima Surat Penunjukan Pemenang. Pengertian aktiva tetap berwujud Adalah aktiva – ativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam – macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin – mesin dapat alat – alat, kendaraan, mebel dan lain – lain. Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan. 2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis 3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis Tanah Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak
69
digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti : Harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, Iuran (pajak – pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian, pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah Bangunan Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :Harga beli, biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian Mesin dan alat – alat Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat – alat adalah 1. Harga beli 2. Pajak – pajak yang menjadi beban pembeli 3. Biaya angkut 4. Asuransi selama dalam perjalanan 5. Biaya pemasangan 6. Biaya – biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin Alat – Alat Kerja Alat – alat kerja yang dimiliki bias berupa alat – alat untuk mesin atau alat – alat tangan
70
Pattern dan dies atau Cetakan – Cetakan Cetakan – cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam umur ekonomisnya Perabotan dan Alat – Alat Kantor Pembelian atau pembuatan alat – alat harus dipisahkan – pisahkan untuk fungsi – fungsi produksi, penjulaan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada maisng – masing fungsi tersebut. Kendaraan Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda Dalam mengajukan permohonan kredit Cv XXX melampirkan laporan keuangan dalam 2 priode terakhir, yaitu laporan keuangan 2007 dan 2008, sebagai mana di lampirkan di bawah ini :
71
Tabel IV.1 Cv XXX NERACA Priode 31 desember 2007 s/d 31 desember 2009 (Dalam Ribuan Rupiah) Uraian AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Bank Surat Berharga Piutang Pitang Dadang Lainnya Persediaan Harta Lancar Beban Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva tidak Lancar Aktiva Tetap Berih Investasi Total Aktiva Tidak Lancar Total Aktiva Kewajiban Dan Modal (PASIVA) Hutang Jangka pendek Hutang Usaha (Dagang) Hutang Dagang Lainnya Hutang pajak Hutang Lancar Lainnya Total Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang Hutang Jangka Panjang Lainnya Total Hutang Modal Modal Saham Kelebihan & Cadangan Laba Ditahan Total Modal Total Modal dan Kewajiban (PASIVA)
31 des 2007
31 des 2008
31 des 2009
1,650,133 200,000 596,392 0 272,517 357,668 365,760 3,442,470
1,010,351 200,000 836,247 2,867 418,124 543,560 585,373 3,596,522
1,853,047 200,000 900,000 0 229,300 587,044 555,892 4,325,283
763,634 0 763,634 4,206,104
701,881 0 701,881 4,298,403
1,814,184 0 1,814,184 6,139,467
447,810 132,445 58,736 0 0 638,991 0 0 638,991
0 116,469 51,651 0 0 168,120 0 0 168,120
0 118,250 49,870 0 0 168,120 0 0 168,120
100,000 1,472,266 1,967,847 3,540,113 4,179,104
100,000 100,000 590,170 1,842,011 3,440,133 4,030,283 4,130,303 5,972,294 4,298,423 6,140,414 Sumber PT Bank ABC
72
Tabel IV.2 Cv XXX LAPORAN RUGI/LABA Priode 31 desember 2007 s/d 31 desember 2009 (Dalam Ribuan Rupiah)
Uraian Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan,Umum dan Adm Pendapatan Operasional Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan Activa Tidak Berwujud Pendapatan Bersih Lainnya Pendapatan Sebelum Bunga Dan Pajak Biaya Bunga Pendapatan Sebelum Pajak Biya Pajak Pendapatan Bersih
4.3.2
31 desember 2007 10,453,093 7,442,034 3,011,059 1,268,571 1,742,488 0 0 50,659 1,691,829 55,978 1,635,851 163,585 1,472,266
31 desember 2008 8,362,475 6,544,373 1,818,102 1,087,230 730,872 0 0 52,736
31 desember 2009 18,682,126 14,606,803 4,075,323 1,279,200 2,796,123 61,752 0 0
678,136 22,391 655,745 65,575 590,170 Sumber PT Bank ABC
Analisa rasio Berdasarkan penjelasan pada Bab II , bahwa analisa rasio digunakan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas, Likuiditas, Solfabilitas dan Aktivutas. Sesuai dengan data-data dari laporana keuangan yang ada maka Bank ABC melakukan analisa sebagai berikut
1. Rasio Likuiditas Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, maka bank melakukan analisa terhadap likuiditas
2,734,371 333,865 2,400,506 558,495 1,842,011
73
perusahaan tersebut diantaranya terdapat terdapat rasio-rasio sebagai berikut:
a. Current Ratio Current Ratio 2007 Curren ratio :
aktivalancar x 100% kewajibanlancar
Curren ratio :
3,415,470 x 100% 638991
Curren ratio : 535% Current Ratio 2008 Curren ratio :
3.596.522 x 100% 168.120
Curren ratio : 2139% Current Ratio 2009 Curren ratio :
4.326.230 x 100% 168.120
Curren ratio : 2573 % Dari perhitungan diatas terlihat bahwa Current Ratio adalah 535% padataahun 2007 yang berarti setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 5,35 rupiah harta lancar. Dan terus mengalami peningkatan ditahun 2008 menjadi 21,39 rupiah serta ditahun2009 meningkat lagi menjadi 25,73 rupiah harta lancar yang menjamin setiap 1 rupiah hutang lancar.
74
Curren Ratio Cv XXX berada dalam posisi likuid yang sangat tinggi karena semua hutang lancarnya dapat dijamin lebih dari 1 rupiah harta lancar. Walau begitu perusahaan dengan curren ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan segera membayar hutang lan car perusahaan yang sudah jatuh tempo. Hal ini tergantung kepada porsi atau seberapa besar persentase aktiva lancar yng bnar-benar likuid, yaitu kas dan bank. Karena persedian yang terlalu besar akan menimbulkan biaya tambahan bagi perusahaan seperti biaya angkut dan fluktuasi harga, sedangkan piutang dagang yang terlalu besar juga akan mengakibatkan resiko juga lebih tinggi, seperti tidak tertagihnya pembayaran. Tapi di Cv XXX hal ini tidak perlu dikawatirkan karna jumlah Cash dan Bank yang dimiliki sangat jauh dibandingkan dengan persedian maupun piutangnya. b. Quick Ratio/Acid Test Ratio Quick Ratio/Acid Test Ratio tahun 2007 Quik ratio :
activalancar − persedian x100% hu tan glancar
Quik ratio :
3.415.470 − 272.517 x100% 638.991
Quik ratio : 498 % Quick Ratio/Acid Test Ratio tahun 2008 Quik ratio :
3.596.522 − 418.124 x100% 168.120
Quik ratio : 1890 %
75
Quick Ratio/Acid Test Ratio tahun 2009 Quik ratio :
4.326.230 − 229.300 x100% 168.120
Quik ratio : 2437 %
Perhitungan Quick Ratio /Acid Test Ratio berbeda dengan Current Ratio, di dalam Quick Ratio persedian dikeluarkan dari perhitungan karena persedian membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas. Dari perhitungan diatas terlihat bahwa quick rationya 498 % yang berarti setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 4,98 rupiah harta lancar minus persedian.kondisi ini di nilai cukup baik, dan terus meningkat di tahun 2008 serta 2009 yaitu masing – masing sebesar 24,37 rupiah dan 18,90 rupiah yang enjamin setiap 1 rupiah hutang lancar. Apabila perbedaan antara current ratio dan Quick Ratio terlalu jauh, menadakan bahwa adanya investasi yang sangat besar dalam persedian, namun di Cv XXX perbedaan antara Current Ratio dan Quick Ratio nya tidak terlal tinggi di buktikan dengan tidak adanya investasi yang dilakukan. c. Cash Ratio Cash Ratio 2007 Cash ratio :
cas + bank x100% kewajibanlancar
Cash ratio :
1.650.133 x100% 638.991
76
Cash ratio : 258 % Cash Ratio 2008 Cash ratio :
1.010.351 x100% 168.120
Cash ratio : 600 % Cash Ratio 2009 Cash ratio :
1.853.049 x100% 168.120
Cash ratio : 1102 %
Dari perhitungan diatas menunjukan setiap 1 rupiah hutang lancar di jamin oleh 2,58 rupiah aktiva lancar pada tahun 2007, 6 rupiah pada tahun 2008 dan 11,02 rupiah pada tahun 2009. Hal ini dinilai sangat baik karna dana kas yang dimiliki perusahaan sangat mampu untuk membayar bunga hutang lancar yang berkisar antara 1 sampai 2% perbulan dan terus mengalami peningkatan di tahun-tahun berikutnya. d. Net Working Capital Net Working Capital 2007 Net Working Capital = Aktiva Lancar – Hutang Lancar Net Working Capital = 3.415.470 – 638.991 = 2.776.479 Net Working Capital 2008 Net Working Capital = 3.596.522 – 168.120 = 3.428.402 Net Working Capital 2009 Net Working Capital = 4.326.230 – 168.120 = 4.158.110
77
Dari per hitungan Net Working Capital Cv XXX memiliki modal kerja yang positif dan terus meningkat untuk menjalankan operasional sehari-hari, yaitu sebesar 2.776.479 ditahun 2007, 3.428.402 di tahun 2008, dan meningkat lagi menjadi 4.158.110 di tahun 200. 2. Rasio Profitabilitas Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari kegiatannya. Rasio-rasionya dari profitabilitas atau rentabilitas adalah : a. Net Profit Margin Net Profit Margin Tahun 2007 Net Profit Margin =
LabaSetelahPajak x100% Penjualan
Net Profit Margin =
1.472.266 x100% 10.453.093
Net Profit Margin = 14,08% Net Profit Margin Tahun 2008 Net Profit Margin =
590.170 x100% 8.362.476
Net Profit Margin = 7,06 % Net Profit Margin Tahun 2009 Net Profit Margin =
1.842.011 x100% 18.682.126
Net Profit Margin = 9,86 % Rasio ini menunjukan berapa persen jumlah laba yang dihasilkan perusahaan terhadap penjualan dalam suatu priode. Untuk melihat
78
kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba guna pengembangan usaha. Rasio 14,08 % menandakan kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba adalah 14,08 % dari penjualan selama suatu priode. Pada tahun 2008 mengalami penurunan setengahnya, menjadi 7,06 %. Hal ini disebabkan oleh penurunan penjualan yang terjadi ditahun 2008 ini. Namun di tahun berikutnya perusahaan mampu menaikan kembali kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersihnya ini menjadi 9,86 %. Situasi ini menunjukan adanaya tingkat kemampuan perusahaan yang mencerminkan bahwa perusahaan tersebut dapat mengelola biaya operasional dengan baik dan efisien serta meningkatkan penjualannya. b. Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) Tahun 2007 Return on asset (ROA) =
labasebelumpajak + bunga x100% totalaktiva
Return on asset (ROA) =
1.691.829 x 100% 4.179.104
Return on asset (ROA) = 40,48 % Return On Assets (ROA) Tahun 2008 Return on asset (ROA) =
678.139 x 100% 4.298.403
Return on asset (ROA) = 15,77 % Return On Assets (ROA) Tahun 2009 Return on asset (ROA) =
2.734.371 x 100% 6.140.414
Return on asset (ROA) = 44,53 %
79
Rasio ini menggambarkan produktifitas dari seluruh penggunaan dana perusahaan baik yang berasal dari pinjaman maupun modal sendiri. Rasio ini menujukan berapa persen setiap dana yang ditanamkan dalam aktiva yang menghsilkan keuntungan. Pada tahun 2007 ROA Cv XXX berada dalam posisi yang sangat baik yaitu sebesar 40,48 % teapi ditahun 2008 ROA perusahaan mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 15,77 %. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya penurunan pendapatan yang dialami perusahaan ditahun 2008. Namun di tahun 2009 ROA perusahaan kembali meningkat dengan sangat pesat sebesar 44,53% seiring dengan meningkatnya kembali pendapatan perusahaan. Semakin rendah nilai ROA maka semakin lemah kinerja dari perusahaan tersebut. c. Return On Equity (ROE) Return On Assets (ROA) Tahun 2007 Return On Equity (ROE) =
labasetelahpajak x 100% mod alsendiri
Return On Equity (ROE) =
1.472.260 x 100% 3.540.133
Return On Equity (ROE) = 41,59 % Return On Equity (ROE) Tahun 2008 Return On Equity (ROE) =
590.170 x 100% 4.130.283
Return On Equity (ROE) = 14,29 % Return On Equity (ROE) Tahun 2009 Return On Equity (ROE) =
1.842.011 x 100% 5.972.294
80
Return On Equity (ROE) = 30,84 % Rasio ini menghitung persentase pendapatan yang di peroleh pemilik dari dana yang ia tanamkan dalam perusahaan. Dari perhitungan ROE diketahui pada tahun 2007 nila ROE nya adalah 41,59 % yang artinya setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,4159 bagi pemilik modal. Hal ini sangat bagus walau pun ditahun 2008 mengalalmi penurunan yang sangat drastis menjadi 14,29% namun meningkat lagi menjadi 30,84 % di tahun 2009 setelah penjualan nya kembali naik. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Cv XXX masih sangat menguntungkan bagi pemilik walaupun kadang fluktuatif. 3. Ratio Solvabilitas /Leverge Ratio Analisa leverage adalah analisa mengenai struktur keuangan untuk mengetahui sejauh mana debitur menggunakan dana yang dipinjamnya untuk pembelanjaan kegiatan-kegiatannya. Rsio-rasio ini antara lain: a. Debt Equity Ratio (DER) Debt Equity Ratio (DER) Tahun 2007 DER =
totalhu tan g x 100% total mod al
DER =
638.991 x 100% 3.540.113
DER = 18% Debt Equity Ratio (DER) Tahun 2008 DER =
168.120 x 100% 4.130.283
81
DER = 4 % Debt Equity Ratio (DER) Tahun 2007 DER =
168.120 x 100% 5.972.294
DER = 2,8% Dari perhitungan diatas terlihat bahwa DER Cv XXX pada tahun 2007 menunjukan angka 18% yang berarti peranan modal luar terhadap kegiatan pembelanjaan perusahaan hanya sebesar 18%. Dan di tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan yaitu pada tahun 2008 menjadi 4% dan ditahun 2009 turun lagi menjadi 2,8 % Rasio ini dibilang cukup baik karena kegiatan perusahaan sebagian besar dipenuhi oleh modal sendiri. Rasio yang melebihi 50 % menandakan bahwa lebih dari setengah kegiatan pembelanjaan perusahaan sangat tergantung kepada modal luar dalam hal ini akan dapat menganggu kontinuitas dan kestabilan perusahaan. b. Total Debt To Total Assets Ratio Total Debt To Total Assets Ratio Tahun 2007 Debt ratio =
totalhu tan g x100% totalaktiva
Debt ratio =
638.991 x100% 4.179.104
Debt ratio = 15,29 % Total Debt To Total Assets Ratio 2008 Debt ratio =
168.120 x100% 4.298.403
82
Debt ratio = 3,91 % Total Debt To Total Assets Ratio 2009 Debt ratio =
168.120 x100% 6.140.414
Debt ratio = 2,73 % Rasio ini menunjukan besarnya resiko yang akan di hadapi oleh kreditur. Dari perhitungan dia atas di ketahui bahwa total debt to total assets rationya menunjukan angka 15,29 % yang artinya kreditur telah memberikan pinjaman sebesar 15,29 % dari total aset yang dimiliki Cv XXX. Ditahun 2008 mengalami penurunan menjadi 3,91% dan ditahun 2009 makin turun menjadi 2,73 %. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan keajiban yang harus dibayarkan perusahaan. Standar untuk ratio ini adalah di bawah 33,33 %. Dengan demikian Cv XXX memiliki rasio yang sangat baik karena hutangnya belum, bahkan masih jauh dari 1/3 total aset yang dimilikinya, sehingga masih memungkinkan untuk menambah atau mendapatkan pinjaman dari kreditur. c. Total Assets to Total Debt Total Assets to Total Debt Tahun 2007 Total Assets to Total Debt =
TotalAktiva x100% TotalHu tan
Total Assets to Total Debt =
4.179.104 x100% 638.991
Total Assets to Total Debt = 654,02 %
83
Total Assets to Total Debt Tahun 2008 Total Assets to Total Debt =
4.298.403 x100% 168.120
Total Assets to Total Debt = 2.556,67 % Total Assets to Total Debt Tahun 2009 Total Assets to Total Debt =
6.140.414 x100% 168.120
Total Assets to Total Debt = 3.652,4 % Rasio ini menunjukan berapa bagian dari aktiva yang dibayar oleh kreditur atau kemapuan perusahaan untuk membayar hutang.Dari perhitungan diatas Cv XXX mampu membayar seluruh hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya apabila perusahaan di likuidasi. Setiap 1 Rupiah hutang Cv XXX dapat dijamin dengan Rp 6 aktivanya. Dan terus mengalami peningkatan ditahun2008 yaitu sebesar
Rp 25,56 dan
meningkat lagi menjadi Rp 36,52 ditahun 2009 Hal ini salah satunya di pengaruhi oleh jumlah kewajiban hutang perusahaan yang terus mengecil dari tahun ketahun. Dengan rasio yang makin meningkat seperti ini tentu akan memberikan ketenangan bagi kreditur karena dana pinjamanya akan dapat dikembalikan oleh Cv XXX. 4. Activity Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengatur dana perusahaan secara efisien. a. Collection Peride Collection Peride Tahun 2007
84
Collection Periode =
Collection Periode =
Piu tan gdagang (usaha ) x 360 Hari PenjualanBerdih
569.392 x 360 Hari 10.453.093
Collection Periode = 19 hari Collection Peride Tahun 2008 Collection Periode =
839.114 x 360 Hari 8.362.475
Collection Periode = 36 hari Collection Peride Tahun 2009 Collection Periode =
900.945 x 360 Hari 18.682.126
Collection Periode = 17 hari Penilaian rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa lama kemampuan
manejerial
perusahaan
dalam
mengelola
manajemen
perusahaan terutama masalah financialnya. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa jumlah Collection Periode tahun 2007 menunjukan angaka 19 hari dan mengalami penurunan samapai 36 hari pada tahun 2008. hal ini disebabkan oleh bertambahnya piutang dagang serta menurunya jumlah penjualan bersih yang dimiliki oleh Cv XXX. Namun di tahun berikutnya, tahun 2009 Cv XXX kembali meningkatkan angka penjualannya dan menekan piutang dagangnya sehingga Collection Periodenya menjadi lebih cepat yaitu menjadi 17 hari. Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa makin tinggi / lama nilai Collection Periode maka makin buruk berarti kemampuan manejerial perusahaan.
85
b. Inventory Turn Over Inventory Turn Over Tahun 2007 Inventory Turn Over =
Persedian x 360 H arg aPokokPenjualan
Inventory Turn Over =
272.517 x 360 7.442.034
Inventory Turn Over = 13 Hari Inventory Turn Over Tahun 2008 Inventory Turn Over =
418.124 x 360 6.544.373
Inventory Turn Over = 23 Hari Inventory Turn Over Tahunn 2009 Inventory Turn Over =
229.300 x 360 14.606.803
Inventory Turn Over = 5 Hari Rasio ini menunjukan berapa kali persedian berputar dalam suatu periode. Dari perhitungan inventory turn over Cv XXX tahun 2007 dapat diketahui bahwa persedian berputar selama 13 hari. Tapi di tahun 2008 perputaran persedian perusahaan melambat menjadi 23 hari ini dikarenakan karena adanya kenaikan jumlah persedian yang terjadi di Cv XXX. Ditahun 2009 perputaran persedian perusahaan meningkat sangat cepat yaitu menjadi 5 hari saja. Hal ini tentu tidak lepas dari pengaruh besarnya peningkatan harga pokok penjualan yang dapat diperoleh oleh Cv XXX. Hal ini sangat baik karena persedian tidak terlalu lama berada di
86
gudang, dan dana perusahaan tidak lama tertanam dalam perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. 4.3.3
Kesimpulan Atas Permohonan Kredit Modal Kerja Berdasarkan perhitungan Analisa Rasio, Maka dapat disimpulkan bahwa :
87
TABEL 4.3 Hasil Perhitungan Analisa Rasio Cv “XXX”
Desember
Desember
Desember
Keterangan
Rasio 2007
2008
2009
2007-2009
Likuiditas Ratio Net Working Capital
2,776,479
3,428,402
4,158,110
Meningkat
Current Ratio
535%
2139%
2573%
Sangat Likuid
Quick Acid Ratio
498%
1890%
2434%
Sangat Likuid
Cash Ratio
258%
600%
1102%
Sangat Likuid
Net Profit Margin
14.08%
7.06%
9.86%
Fluktuatif
Return On Assets
40.48%
15.77%
44.53%
Fluktuatif
Return On Equity
41.59%
14.29%
30.84%
Fluktuatif
4,179,104
4,298,403
6,140,414
Profitabilitas Ratio
Solvabilitas Ratio Total Assets
Meningkat Cendrung Turun
Debt Equty Ratio (DER)
18%
4%
2.80%
(semakin Baik) Cendrung Turun
Debt Ratio
15.29%
3.91%
2.73%
(semakin Baik) Semakin Meningkat
Total Assets to Total Debt
654.02%
2556.67%
3652.40%
(semakin Baik)
Activity Ratio Collectoin Periode
19 Hari
36 Hari
17 Hari
Semakin Cepat
Inventory Turn Over
13 Hari
23 Hari
5 hari
Semakin Cepat
88
Analisa Likuiditas Kemampuan Likuiditas perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya cukup baik, dimana Current Rasionya mencapai 2.573 % bahkan bila perusahaan membutuhkan dana dalam waktu singkat untuk membayar kewajiban jangka pendek yang bersumber dari aktiva lancar yang paling likuid yaitu kas,surat berharga dan piutang (Quick Ratio), Rasionya masih terbilang sangat baik yaitu 2.434 %
Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba cukup baik dan
wajar dimana Net Profit Margin Tahun 2009 sebesar 9,8%. Meski sedikit fluaktuatif namun terus berada di posisi positif dan cendrung meningkat.
Solvabilitas Kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya
terbilang sangat baik dimana DER tiap tahunya cenderung menurun dan ditahun akhinya hanya sebesar 2,80%
Activitas Activitas perusahaan 3 tahun terakhir cukup fluktuatif namun
masih cukup wajar dan ditahunterakhir cenderung meningkat ditandai
89
dengan peningkatan penjualan bersih serta priode penagihan piutang yang semakin cepat.