2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
3.1.1
Tatanan Rumah Tangga Studi EHRA di Kabupaten Jembrana adalah studi yang relatif pendek
(sekitar tiga bulan) yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni
wawancara (interview) dan pengamatan
(observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam Studi EHRA adalah Kader Poskesdes dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PL KB). Sebelum turun ke lapangan, para enumerator ini diwajibkan mengikuti pelatihan. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Studi EHRA mencakup 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Melaya, Negara, Jembrana, Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. Jumlah kelurahan/desa
yang ada di 5 Kecamatan diambil untuk studi ini yaitu 51
kelurahan/desa. Studi EHRA di Kabupaten Jembrana dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2013 sampai dengan tanggal 30 Agustus 2012 (berkisar tiga bulan). Rumah tangga ditarik secara acak (random) dengan menggabungkan antara teknik random multistage (bertingkat) dan random sistematis. Jumlah sampel di tingkat desa diambil secara proporsional dengan asumsi dalam analisis dilakukan pembobotan. Yang menjadi primary sampling unit adalah Rumah Tangga. Di setiap desa diambil secara random banjar di mana di setiap Desa diambil satubanjar diambil 1 banjar rumah tangga secara random. Secara total di setiap desa terdapat 40 rumah yang secara acak diambil. Untuk menentukan rumah tangga digunakan sejumlah pilihan teknik-teknik yang akan dipilih para surveior dengan cara random sistematis (urutan rumah). Yang menjadi unit analisis dalam Studi EHRA adalah rumah tangga. Sementara, yang menjadi unit respon adalah ibu rumah tangga. Ibu dipilih dengan asumsi bahwa mereka relatif lebih memahami kondisi lingkungan berkaitan dengan isu sanitasi serta mereka relatif lebih mudah ditemui dibandingkan bapak-bapak. Ibu dalam Studi EHRA didefinisikan sebagai perempuan berusia 18-65 tahun yang telah atau pernah menikah. Untuk memilih Ibu di setiap rumah, enumerator menggunakan matriks
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 1
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana prioritas yang mengurutkan prioritas Ibu di dalam rumah. Prioritas ditentukan oleh status Ibu yang dikaitkan dengan kepala rumah tangga. Bila dalam prioritas tertinggi ada dua atau lebih Ibu, maka usia menjadi penentunya. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk diselesaikan dalam waktu sekitar 30-60 menit. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh surveior sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Provincial Facilitator PPSP Bali, Team Teknis USDP dan CF Kabupaten Jembrana. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi. Survei dilakukan oleh kader poskesdes dan tenaga penyululuh keluarga berencana yang berjumlah 102 orang, untuk setiap desa terpilih disurvei oleh 1 orang kader poskesdes dan 1 orang tenaga penyuluh keluarga berencana. Setelah melakukan survei dilakukan spot check oleh masing – masing koordinator kecamatan & supervisor. Spot check dilakukan di 25 responden yang telah disurvei mulai tanggal 20 Juli 2013 sampai dengan 25 Juli 2013. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik,
drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir,
pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare. Hasil Studi untuk pengelolaan sampah rumah tangga menunjukkan
80.2
%
responden
menjawab
kondisi
sampah
tidak
terlalu
menghawatirkan. Indikator yang dinilai meliputi : banyaknya sampah yang berserakan, banyaknya lalat di sekitar tumpukan sampah, banyaknya tikus berkeliaran, banyaknya nyamuk, banyaknya anjing atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah, bau busuk yang mengganggu, apakah sampah tidak menutup saluran drainase, dan anak – anak yang bermain di sekitarnya . Cara pengelolaan sampah yang digunakan antara lain: dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang, dikumpulkan dan dibuang ke TPS, dibakar, dibuang ke sungai/kali/laut/danau, dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, dan lainnya. Dari ketujuh cara tersebut cara yang paling banyak dilakukan adalah sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 67 % pada
klaster
1
sedangkan
cara
pengelolaan
sampah
dibuang
ke
lahan
kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak 56 % untuk klaster 2 Untuk frekuensi & pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah 38 % responden menjawab menerima
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 2
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana pelayanan angkutan sampah, hanya 38 % responden yang menjawab sampah diangkut tepat waktu. Hasil Studi untuk pembuangan air limbah domestik menunjukkan bahwa sekitar 62.6 % rumah memiliki akses pada saluran air di depan atau di sekitar rumahnya selain saluran pembuangan akhir tinja. Saluran ini digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/ bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Sedangkan untuk pembuangan akhir tinja yang mencakup tangki septik, cubluk/lobang tanah, langsung ke drainase, sungai/danau/pantai atau kebun/tanah lapang, 83.3. responden menjawab tangki septik ini dikarenakan responden yang memiliki jamban pribadi sebesar 85.6 %. Selain itu, diperhatikan pula pembuangan kotoran anak karena sering dianggap sebagai masalah sepele, terbukti hasil analisis Studi EHRA menunjukkan 48.5 % ibu rumah tangga merespon tidak tahu kemana pembuangan kotoran anak balita mereka. Hasil Studi EHRA menemukan proporsi rumah tangga yang sangat kecil atau sekitar 3.3 % rumah tangga yang melaporkan pernah mengalami banjir. Tepatnya, jumlah kasus yang ditemukan dalam EHRA adalah sebanyak 68 rumah tangga atau dari 51 Kelurahan/Desa yang ada di Kabupaten Jembrana, hanya 6 Kelurahan/Desa yang diidentifikasi sering terjadi banjir atau sebesar 3 %. Banjir yang terjadi setinggi tumit orang dewasa dan lama air banjir akan mongering kurang dari 1 jam seuai dengan hasil pengamatan EHRA, pertimbangan lain karena topografi wilayah Kabupaten Jembarana yang sebagian besar berupa bukit. Mengenai kondisi drainase lingkungan menunjukkan bahwa 98% rumah tangga di halaman atau bagian depan rumah tidak ada genagan air. Hasil analisis Studi EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Jembrana terdapat 2 (dua) sumber air bersih yang menonjol, yakni air ledeng PDAM dan air sumur gali terlindungi baik itu digunakan untuk minum, untuk memasak, untuk mencuci piring & gelas, untuk mencuci pakaian maupun untuk menggosok gigi. Penggunaan aiir ledeng PDAM mencakup sekitar 80.4 % rumah tangga. Ini terdiri dari rumah tangga yang mendapat air dari ledeng PDAM langsung di rumahnya, air hidran umum - PDAM, serta air kran umum – PDAM/PROYEK. Pengguna sumur di Kabupaten Jembrana mencakup sekitar 5.7 % dari total populasi yang diantaranya menggunakan sumur gali terlindungi dan relatif aman. Yang dimaksud dengan sumur terlindungi adalah sumur yang memiliki bertutup, memiliki cincin dan lantainya di semen. Selain itu, sekitar 3.1 % responden memanfaatkan penggunaan sumur gali tidak terlindungi, 1,4% menggunakan sumur pompa tangan, 9,7% menggunakan air hujan dan 6.25% responden menggunakan
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 3
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana mata air yang terlindungi. Sumber-sumber air bersih yang lain bagi rumah tangga di Kabupaten Jembrana dengan proporsi yang relatif kecil adalah air botol kemasan dan isi ulang. Untuk pengolahan,
90,7 % responden mengolah sumber air sebelum
diminum dan dimasak, 9,3 % responden menjawab tidak melalukan pengolahan. Sedangkan cara pengolahannya ada beberapa macam yaitu : direbus, ditambahkan kaporit, menggunakan filter keramik dan lainnya. 97.7% responden menjawab pengolahan yang dilakukan adalah dengan merebus air bersih tersebut, sedangkan 3 % responden yang menjawab dengan cara menambahkan kaporit, menggunakan filter keramik dan lainnya. Hasil analisis Studi EHRA mengenai perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene didapat 98,9% responden menjawab bahwa mereka menggunakan sabun pada hari ini atau kemarin sedangkan 1,1 % responden yang menjawab tidak. Ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban, di sumur, di sekitar penampungan, di tempat cuci piring, di dapur dan lainnya.Tempat mencuci tangan memakai sabun yang paling menonjol adalah di kamar mandi dan di tempat cuci piring. Sabun merupakan sarana untuk mencuci tangan, ketersediaan sabun di jamban cukup rendah yaitu 25,1 % berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh enumerator pada rumah tangga yang dikunjungi. Pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari – hari yaitu untuk mandi, untuk memandikan anak, untuk menceboki pantat anak, untuk mencuci tangan sendiri, untuk mencuci tangan anak, untuk mencuci peralatan, untuk mencuci pakaian, dan lainnya.Dari grafik di bawah ini dapat digambarkan penggunaan sabun dalam kehidupan sehari – hari dimana sabun paling menonjol dimanfaatkan untuk mandi, mencuci tangan dan mencuci pakaian. Dijelaskan pula kebiasaan masyarakat membuang sampah dan ada-tidaknya sampah di lingkungan rumah. Ada beberapa sarana yang dipergunakan untuk mengumpulkan sampah di dapur yaitu : kantong plastik tertutup, kantong plastik terbuka, keranjang sampah tertutup, keranjang sampah terbuka, dan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah tangga yang dikunjungi sebagian besar sampah ditempatkan dalam wadah yaitu pada keranjang sampah dan kantong plastik, hanya 11,8 % responden yang tidak menempatkan sampah dalam wadah. Untuk kebersihan halaman dari sampah, berdasarkan pengamatan di lingkungan rumah yang disurvei, 84,2 % rumah bersih dari sampah sedangkan 15,8 % halaman rumah tidak bersih dari sampah.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 4
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Jembrana untuk kejadian penyakit diare sangat mengejutkan karena 84,3 % responden menjawab tidak pernah terjangkit diare. Untuk kejadian penyakit diare yang terjadi kemarin, 1 minggu terakhir, 1 bulan terakhir, 3 bulan terakhir dan bulan terakhir 1,9 – 3,3 % responden yang menjawab. Dari 14% responden tersebut anggota keluarga yang terjangkit diare paling menonjol adalah anak – anak balita, orang dewasa laki laki dan orang dewasa perempuan. Hasil Studi EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabuapten Jembrana yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi kota terutama pada area beresiko. Selain itu, data pun dapat dimanfaatkan sebagai benchmark pencapaian pembangunan sanitasi ke depan, baik di tingkat kota sampai di tingkat desa (indikatif) dan digunakan sebagai bahan advokasi pengarustamaan pembangunan sanitasi kabupaten. Studi EHRA baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Jembrana, studi kali ini merupakan baseline bagi hasil Studi EHRA selanjutnya. Adapun rekomendasi untuk pelaksanaan Studi EHRA selanjutnya adalah diharapkan perlu pemahaman lebih terhadap Studi EHRA itu sendiri yang meliputi materi, pelaksanaan, analisa dan evaluasi sehingga dapat memberikan hasil yang benar-benar menjadikan isu sanitasi menjadi “visible” serta bermanfaat.
3.1.2
Tatanan Sekolah Kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan sekolah secara
umum baik, setiap sekolah mempunyai toilet/WC dengan dan pembersihan yang dilakukan secara berkala baik itu dilakukan oleh siswa, waker/pesuruh maupun cleaning service. Sumber air bersih di sekolah pada umumnya dari PDAM namun ada pula bersumber dari sumur gali seperti di SD yang jauh dari utilitas PDAM. Untuk fasilitas cuci tangan tidak semua sekolah memilikinya.Promosi hygiene di sekolah dilakukan pada saat mata pelajaran penjas di kelas oleh guru penjas, adapula tambahan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi diberikan melalui penyuluhan ke sekolah. Kondisi perilaku hidup bersih dan sehat serta promosi hygiene lebih rinci untuk tingkat sekolah dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.Data tabel 3.1 dan tabel 3.2 merupakan sampel sekolah di setiap kecamatan di Kabupaten Jembrana.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 5
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.4: Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan)
Lanjutan :
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 6
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Lanjutan :
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 7
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Lanjutan :
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 8
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 9
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Lanjutan :
Keterangan: L = laki-laki; P = perempuan S = selalu tersedia air; K = kadang-kadang; T = tidak ada persediaan air Y = ya; T = tidak SPT = Sumur pompa tangan; SGL = Sumur gali
Tempat pembuangan air kotor sebutkan kemana salurannya: Toilet : Septik Tank, Cubluk, sungai, kolam, dll Talang : Saluran Pembuangan Air Limbah, Drainase Lingkungan, Halaman, Sungai, dll Dari Kamar Mandi : Saluran Pembuangan Air Limbah, halaman, sungai, dll Air Hujan : Saluran Pembuangan Air Kotor, Drainase lingkungan, halaman, dll
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 10
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Tabel 3.5: Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi)
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 11
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 12
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 13
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 14
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 15
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
3.2
Pengelolaan Air Limbah Domestik
3.2.1
Kelembagaan Instansi Pemerintah Kabupaten Jembrana yang menangani dan terkait dalam pengelolaan limbah domestik adalah KLHKP
Kabupaten Jembrana. Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah melakukan pelayanan untuk pengolahan limbah cair domestik (grey water) karena tempat dan instalasi sudah ada dan dalam kondisi rusak karena unit cost sangat tinggi untuk investasi. Saat ini Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah melakukan pelayanan untuk pengolahan lumpur tinja dengan menyediakan tempat Instalasii Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Desa Peh Kecamatan Negara. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik dan peta peraturan air limbah domestik Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4. Tabel 3.6 : Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Air Limbah Domestik FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN ● Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
√
● Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
√
● Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA
√
● Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
√
● Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)
√
● Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
√
√
● Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
√
√
●Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
√
√
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 16
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana PENGELOLAAN ● Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
√
● Mengelola IPLT dan atau IPAL
√
● Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja ● Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik
√ √
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten
● Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase
Swasta
Masyarakat
√
lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan,dll)
√
● Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik
√
● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik
√
MONITORING DAN EVALUASI ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala
√
kabupaten/kota ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air
√
limbah domestik ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan
√
atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
√
Page 17
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.7 : Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Jembrana Ketersediaan Peraturan
Ada
Pelaksanaan
Tidak Ada
Efektif
Belum Efektif
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Keterangan
AIR LIMBAH DOMESTIK ● Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini
√
● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik
√ √
√
Belum ada Perda Kabupaten
√
√
Belum ada Perda Kabupaten
● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk
√
√
menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah ● Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan
√
Belum ada Perda Kabupaten
sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha ● Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan
√
air limbah domestik di tempat usaha ● Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri
√
Belum ada Perda Kabupaten Untuk tangki septik yang
√
rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik
Belum ada Perda Kabupaten
penuh, tetap dilaksanakan
● ● Retribusi penyedotan air limbah domestik ● Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan pemukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Untuk limbah tinja
√ √
Belum ada Perda Kabupaten
Page 18
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
3.2.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem pengolahan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Klungkung yaitu input dari user interface (WC sentor) ke
penampungan awal (tangki septik) dialirkan dengan truk tinja ke IPLT, djelaskan pada tabel 3.5
sedangkan cakupan Pelayanan dalam
pengelolaan limbah domestik untuk limbah tinja di Kabupaten Klungkung sejumlah 36.329 WC sentor dan 36.329 Tangki septik di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Klungkung, Kecamatan Dawan dan Kecamatan Banjarangkan sedangkan Kecamatan Nusa Penida belum terlayani dapat dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.5 serta peta 3.1 untuk cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik dan lokasi utama infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik ditunjukkan pada peta 3.2. Tabel 3.8 : Digram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Input Black Water - Tinja - Urine Grey Water - Air cucian dari dapur - Air untuk mandi - Air cucian pakaian
User Interface WC Sentor
Penanmpungan Pengolahan Awal Pengaliran Akhir Tangki septik
Truk tinja
IPLT
Pembuangan/ Daur Ulang
Kode/ Nama Aliran
Laut Pantai
- Tempat cuci piring/ makanan - Pembuangan air kamar mandi - Pembuangan air cucian
-
Pipa sewer/ got
-
Sungai Sungai
Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 19
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Tabel 3.9 : Sistem Pengelolaan Air Limbah Yang Ada Di Kabupaten Jembrana
Kelompok Fungsi
Teknologi yang Digunakan
User interface
Jamban Pribadi
Penampungan awal
Tangki septik
Pengaliran
Truk Tinja/Jasa Sedot WC
Jenis Data Sekunder KK tersambung Jumlah (Kuantitas) Jumlah aman (dikuras < 5 thn) Jumlah truk tinja milik DKP
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
55.000 WC 60 % Penduduk 3% tangki (1.168 KK)
Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2013
2 unit truk
KLHKP Kab. Jembrana
Jumlah penyedia jasa (kuantitas) Pengolahan Akhir
Pembuangan/Daur ulang
Studi EHRA Kabupaten Jembrana 2013 KLHKP Kab. Jembrana DED Optimalisasi IPLT Jembrana
Jenis Pengolahan
27 m3/hari Kolam Pengendapan (settling compartment)
Nama Laut
Pantai
KLHKP Kab. Jembrana
IPLT
Kapasitas maksimum
Jenis Pengolahan Laut
DED Optimalisasi IPLT Jembrana
Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 20
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Peta 3.1 : Pelayanan Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 21
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sumber : Hasil Analisa, BAPPEDA Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 22
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Kesadaran masyarakat sudah ada dalam pengelolaan air limbah domestik ditunjukkan dengan kepemilikan jamban pribadi masing – masing rumah. Tabel 3.10 menunjukkan jumlah jamban pribadi yang dimiliki oleh masing – masing rumah tangga. Untuk pengelolaan jamban MCK oleh banjar sebanyak 113 MCK sedangkan pengelolaan MCK oleh desa/CBO maupun sanimas belum ada. Tabel 3.10 : Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga & MCK Oleh Masyarakat
Kecamatan
Jumlah Desa Banjar
Jumlah MCK
Penduduk Miskin
Jamban Keluarga
Tahun MCK Dibangun
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Tahun Sanimas Dibangun
Banjar -
CBO -
Lainnya -
-
Jumlah Sanimas
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Banjar -
CBO -
Lainnya -
-
Desa -
Melaya
11
-
1077
-
Desa -
Negara
12
-
1985
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jembrana
10
-
1334
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mendoyo
11
-
1241
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pekutatan
8
-
268
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 23
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.11 : Kondisi Sarana MCK Jumlah Pemakai
Jumlah
Jumlah
Toilet/WC
Kamar Mandi
Lokasi MCK Kecamatan
MCK Desa
PDAM
SPT
SGL
Fasilitas Cuci Tangan
Persediaan Sabun
Ada Biaya Pemakaian MCK
Tempat Buangan Air Kotor
Kapan tangki septik dikosongkan
L -
P -
S √
K -
T -
S -
K -
T -
S -
K -
T -
L -
P -
L -
P -
Y -
T -
Y -
T -
Y -
T -
Tangki Septik -
Cubluk -
-
Melaya
11
Banjar -
Negara
12
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jembrana
10
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mendoyo
11
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√ - Pekutatan 8 Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2013
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : L = laki – laki P = Perempuan S = Selalu tersedia air T = Tidak ada persediaan air
K = kadang – kadang Y = ya T = tidak SPT = Sumur pompa tangan
SGL = Sumur gali
Tabel 3.11 menunjukkan kondisi sarana MCK umum di Kabupaten Jembrana untuk desa dan banjar dengan sumber air dari PDAM dan sumur pompa tangan. Untuk ketersediaan air baik PDAM maupun sumur pompa tangan selalu tersedia air. Jumlah toilet/WC yaitu tidak ada data valid..
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 24
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.12 : Daftar Program/Proyek Layanan Air Limbah Yang Berbasis Masyarakat
No
Nama Program/ Proyek/ Layanan
Sub Sektor
Pelaksana/ PJ
Tahun Mulai
Air Limbah Domestik : Onsite Individual
Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
TIDAK ADA
Air Limbah Domestik : Onsite Komunal Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2013 Keterangan PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Tidak ada daftar program/proyek layanan yang berbasis masyarakat di Kabupaten Jembrana untuk air limbah domestik.
3.2.4 “Pemetaan” Media Tabel 3.13 : Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten Jembrana
No
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
TIDAK ADA Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 25
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Tidak ada kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Jembrana untuk air limbah domestik.
Tabel 3.14 : Media Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten Jembrana No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media
TIDAK ADA Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2013
Tidak ada media komunikasi yang ada di Kabupaten Jembrana untuk air limbah domestik seperti ditunjukkan tabel 3.13
3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha Penyedia layanan air limbah domestik di Kabupaten Jembrana yaitu yang melayani pelayanan truk tinja, melayani sedot tinja sampai dengan pembuangan ke IPLT PEH, masih dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana . Tabel 3.15 : Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Jembrana No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
a
b
C
d
-
-
1 2
Tidak Ada Tidak Ada Sumber data: KLHKP Kabupaten Jembrana 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 26
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.2.6 Pendanaan Dan Pembiayaan Tabel 3.15 : Ringkasan Pendapatan Dan Belanja di Subsektor Pengelolaan Air Limbah Domestik No
Subsektor/SKPD
2007
2008
a
b
c
d
A
Air Limbah
-
B Restribusi Air Limbah 57.525.000 Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana
100.000.000 57.525.000
2009 e
2010 f
2011
Rata - rata
Pertumbuhan (%)
g
h
i
100.000.000
100.000.000
100.000.000
57.525.000
57.525.000
57.525.000
57.525.000
Ringkasan pendapatan dan belanja di subsektor pengelolaan air limbah domestik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir bervariasi dengan rata-rata belanja Rp. 100.000.000,- dan pertumbuhan 0 %. Retribusi air limbah dari Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2012 rata-rata pertahun Rp. 57.525.000,-
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 27
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.2.7 Isu strategis Dan Permasalahan Mendesak Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam pengelolaan air limbah domestik adalah: 1. Jumlah truk tinja belum memadai 2. Sebanyak 20 % penduduk melakukan praktek BABS 3. Meningkatnya pembuangan air limbah domestik ke saluran drainase
3.3 Pengelolaan Persampahan Pengelolaan sampah adalah salah satu upaya untuk mengatasi masalah lingkungan dari timbulan sampah. Menurut Ilmu Kesehatan Lingkungan, pengelolan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi yaitu tidak mencemari udara, air, air tanah dan tanah, tidak menimbulkan bau, tidak mengganggu estetika, tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Answar,A.1986:56). Penanganan dan pengelolaan sampah harus tetap mendapat perhatian yang serius demi kelestarian dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Jembrana Volume sampah selain dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk, juga dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan dan berubahnya pola hidup masyarakat yang serba instan, dan jenis usaha atau kegiatan lainnya. Peningkatan jumlah penduduk akan berkorelasi positif dengan meningkatnya timbulan sampah disebabkan setiap individu akan menghasilkan sampah setiap harinya. Kualitas dan kuantitas sampah yang dihasilkan akan semakin meningkat. Kota Negara yang merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan di Kabupaten Jembrana walaupun secara administratif luas wilayahnya paling kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Jembrana, namun sampah yang dihasilkan paling banyak yaitu 35 % dari total jumlah timbulan sampah di Kabupaten Jembrana. Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber – sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat umum yang dikumpulkan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk sampah yang dilengkapi dengan jejaring ke TPA. Bagi daerah – daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan prasarana serta biaya operasional yang terbatas, telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerja sama dengan pihak lain seperti desa/kelurahan atau pihak swasta. Penanganan dengan cara tersebut cukup efektif. Beberapa usaha pemilahan sampah dilakukan oleh pemulung untuk sampah yang bisa didaur ulang
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 28
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana sedangkan sampah yang mudah busuk dilakukan pengomposan. Usaha pengomposan masih menyisakan sampah yang harus dikelola dengan memerlukan lahan yang lus dan biaya yang tinggi. Penanganan sampah di TPA sampai saat ini masih dengan cara pembakaran baik dengan insenerator atau di tempat terbuka dan open dumping dengan pembusukan alami. Hal ini menimbulkan permasalahan bari bagi lingkungan yaitu pencemaran tanah, air dan udara. Saat ini Kabupten Jembrana hanya memiliki 4 (empat) buah arm roll dan 12 (Dua belas) dump truck. PemeliharaanTPA secara terus menerus perlu dilakukan sehingga memudahkan untuk mencermati kondisi TPA. Kondisi sumur pantau Sente perlu diperbaiki, demikian pula diperlukan perhatian terhadap kolam leachete.
3.3.1
Kelembagaan Instansi Pemerintah Kabupaten Jembrana yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan persampahan adalah KLHKP Kab. Jembrana melakukan pelayanan untuk pengolahan persampahan mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan hingga monitoring dan evaluasi.Rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan sedang dalam tahap pembahasan karena Perda yang lama sudah tidak sesuai. Belum ada kerja sama formal dengan swasta dalam pengelolaan persampahan. Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana berencana untuk melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan apabila ada pihak swasta yang berminat dan siap memfasilitasinya. Lingkup usaha yang dilakukan oleh pihak swasta yang ada di Kabupaten Jembrana meliputi daur ulang plastik dan jual beli sampah plastik. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan dan peta peraturan persampahan Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 3.19 dan Tabel 3.20
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 29
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.19 : Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan
Fungsi
Pemangku Kepentingan Pemerintah Kabupaten Swasta Jembrana
Masyarakat
PERENCANAAN ● Menyusun target pengelolaan sampah skala kabupaten/kota
√
-
-
● Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target
√
-
-
● Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target
√
-
-
● Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah
√
√
√
● Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS)
√
√
√
● Menyediakan sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
√
-
-
● Menyediakan sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
√
-
-
● Membangun sarana TPA
√
-
● Menyediakan sarana composting
√
-
√ (simantri)
● Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS
√
-
√
● Mengelola sampah TPS
√
-
-
● Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
√
-
√
● Mengelola TPA
√
-
-
● Melakukan pemilahan sampah
√
-
-
PENGADAAN SARANA
PENGELOLAAN
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 30
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana ● Melakukan penarikan retribusi sampah
√
-
√
● Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
√
-
-
Fungsi
Pemangku Kepentingan Pemerintah Kabupaten Swasta Jembrana
Masyarakat
PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll)
√
-
-
● Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah
√
-
-
● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten/kota
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
√
-
-
MONITORING DAN EVALUASI
Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 31
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.20 : Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Jembrana Ketersediaan Peraturan
Pelaksanaan
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
√
-
√
-
-
Desa/Kelurahan
√
-
√
-
-
Perda No. 7 Tahun 2012 Perda No. 13 Tahun 2011
√
-
-
√
-
Perda No. 7 Tahun 2012 Perda No. 13 Tahun 2011
● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
√
-
-
√
-
Perda No. 7 Tahun 2012 Perda No. 13 Tahun 2011
● Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/ fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke ke TPS
√
-
-
√
-
Perda No. 7 Tahun 2012 Perda No. 13 Tahun 2011
PERSAMPAHAN ● Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Jembrana
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
Ada
●
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Jembrana dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah ● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Jembrana dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 32
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana ● Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS dan ke TPA
√
-
-
Ketersediaan
-
Perda No. 7 Tahun 2012 Perda No. 13 Tahun 2011
Pelaksanaan
Peraturan ● Kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
-
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
Ada
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
-
-
-
-
-
Belum ada
√
-
√
-
-
Perda No. 7 Tahun 2012 Perda No. 13 Tahun 2011
● Retribusi sampah atau kebersihan
Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 33
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.3.2
Sistem Dan Cakupan Pelayanan Karakteristik sampah yang dihasilkan di Kabupaten Jembrana dibedakan atas sampah organik (dedaunan, kertas) dan sampah
anorganik (plastik, besi, dsb). Perbedaan karakteristik sampah ini akan mempengaruhi strategi dan cara pengelolaan sampah sehingga sampah– sampah yang dihasilkan benar–benar dapat menjadi sumber daya yang akan memberikan nilai tambah dan penghasilan bagi masyarakat. Volume total sampah yang dihasilkan dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juni 2012 mencapaii 81000 m3 atau ± 227.22 m3/hari. Dari keseluruhan timbunan sampah tersebut yang dapat diangkut ke TPA adalah 38227 m3 atau sebanyak 45%. Sampah ditampung di 1 (satu) lokasi TPA di Kabupaten Jembrana, yakni: 1. TPA Peh di Kecamatan Negara TPA tersebut dipersiapkan untuk menggunakan sistem Sanitary Landfill namun karena terbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia sehingga sistem pengelolaan sampah masih secara open dumping. Wilayah yang sudah terlayani sampai Juni 2012 untuk pengangkutan sampah adalah dua Kecamatan yaitu Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara yang ditampung di TPA Peh dengan luas TPA 1 ha, Manajemen persampahan yang diterapkan di Kabupaten Jembrana sebagai berikut: 1.
Timbunan sampah dan sampah terangkut
2.
Sistem Pengolahan Sampah Kota Pengolahan sampah kota di Kabupaten Jembrana menggunakan sistem Sanitary Landfill. Secara umum pengolahan sampah kota di Kabupaten Jembrana dimulai dengan meratakan sampah di TPA, kemudian menimbun sampah dengan tanah, serta menyiram sampah yang terbakar secara periodik untuk mengurangi timbulnya asap. Namun demikian, karena keterbatasan dana, penimbunan data, penimbunan dengan tanah baru dapat dilaksanakan tiap tiga bulan sekali.
3.
Kegiatan 3R (Reduce, Reuse and Recycle)
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 34
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Kegiatan 3R yang berjalan di Kabupaten Jembrana hanya kegiatan pengomposan, yang utamanya dilaksanakan di TPA Peh Kecamatan Negara sejak Tahun 2004. Kegiatan pengomposan di TPA. Ini dilaksanakan di rumah pengomposan yang menempati bangunan seluas 35 x 12 m2, dengan peralatan penunjang yang tersedia berupa unit pencacah sampah. Namun demikian, kegitan pengomposan ini belum optimal mengurangi sampah yang tertimbun di TPA karena peralatan sudah tidak beroperasi optimal karena Rata–rata setiap hari kegiatan pengomposan hanya dapat menangani sampah organik ± 15 % dari sampah yang masuk ke TPA. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan tenaga untuk memilah sampah di TPA.
Sekarang telah dirintis pengomposan oleh rumah tangga melalui kegiatan penyuluhan sistem pengomposan dan cara pemilahan sampah serta pembagian alat pengomposan skala rumah tangga. Komposter yang telah tersebar di berbagai tempat salah satunya perkantoran diharapkan dapat berfungsi maksimal sehingga selain dapat mengurangi beban pengangkutan juga dapat meningkatkan pengolahan sampah menjad kompos.
Masyarakat penerima manfaat pengolahan pelayanan persampahan adalah masyarakat di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana. Diagram sistem sanitasi pengelolaan persampahan di Kabupaten Jembrana ditunjukkan dengan Tabel 3.21, sedangkan Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Jembrana ditunjukkan dengan Tabel 3.22. Cakupan layanan persampahan dan lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan dapat dilihat pada peta 3.3 dan peta 3.4
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 35
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.21 : Digram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan User Interface
Penanmpungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Kode/ Nama Aliran
Sampah organik
Bak sampah
TPS/DEPO
Truk sampah
TPA
TPA
-
Sampah anorganik
Bak sampah
TPS/DEPO
Truk sampah
TPA
TPA
-
Input
Sumber data: KLHKP Kab. Jembrana Tabel 3.22 : Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kabupaten Jembrana Kelompok Fungsi
Teknologi yang Digunakan
Jenis Data Sekunder
User Interface
Rumah tangga
Volume sampah total
Penampungan Awal
TPST 3R Transfer DEPO
(Perkiraan) Nilai Data 500 m3/hari
KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Lokasi
Desa Negara dan Loloan
KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Jumlah
6
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
KLHKP Kab. Jembrana KLHKP Kab. Jembrana
Lokasi TPST
Sumber Data
Jumlah
2
Lokasi
-
KLHKP Kab. Jembrana KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Page 36
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Cakupan pelayanan
Kelompok Fungsi
Teknologi yang Digunakan
Jenis Data Sekunder
Pengaliran/Pengangkutan
truk sampah ke TPA
daerah cakupan layanan persampahan KLHKP
Jumlah
Volume sampah terangkut Pengolahan
TPA
Sistem Fasilitas
Kec. Negara
(Perkiraan) Nilai Data ( 26 % volume sampah total) 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Negara dan Jembrana 12 truk sampah milik KLHKP, (6 truk dengan 2 kali Ritasi/hari & 8 truk dengan 1 kali Ritasi/hari) kapasitas 6 m3/hari
160 m3/hari Open dumping
KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Sumber Data KLHKP Kab. Jembrana
KLHKP Kab. Jembrana
KLHKP Kab. Jembrana KLHKP Kab. Jembrana
-
Lokasi
Desa Peh Kecamatan Negara
Kapasitas
-
Sumber : KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 37
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Peta 3.3 : Pelayanan Cakupan Layanan Persampahan
Sumber data: KLHKP Kabupaten Jembrana 2012 Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 38
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan
Sumber data: KLHKP Kabupaten Jembrana 2012 Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 39
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.3.3
Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan di tingkat banjar mulai dari pengumpulan sampah dari rumah,
pengangkutan sampah ke TPS dan pemilahan sampah di TPA didominasi oleh laki – laki, begitu juga pengelolaan persampahan yang dikelola oleh sektor formal di tingkat kelurahan/kecamatan mulai dari pengumpulan sampah dari rumah, pemilahan sampah di TPS, pengangkutan sampah ke TPS, pengangkutan sampah ke TPA didominasi oleh laki – laki. Untuk pengelolaan persampahan yang dikelola pihak swasta hanya pemilahan sampah di TPS, lebih jelas ditunjukkan oleh tabel 3.23.Sedangkan untuk pengelolaan persampah di tingkat Kabupaten Jembrana dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Jembrana seperti ditunjukkan oleh tabel 3.24. Tabel 3.23 : Pengelolaan Persampahan Di Tingkat Kelurahan/Kecamatan
Dikelola oleh Masyarakat Jenis Kegiatan
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Kelurahan/ Kecamatan
Dikelola Pihak Swasta
Keterangan
Banjar L
P
L
P
L
P
Pengumpulan sampah dari rumah
4
-
20
2
-
-
Pemilahan sampah di TPS
-
-
18
-
-
-
Pengangkutan sampah ke TPS
4
-
40
-
-
-
Pengangkutan sampah ke TPA
-
-
40
-
-
-
Pemilahan sampah di TPA
4
8
-
-
-
-
-
-
10
98
-
-
Para penyapu jalan Sumber Data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 40
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.24 : Pengelolaan Persampahan Di Tingkat Kabupaten Jembrana Dikelola oleh Kabupaten Klungkung
Dikelola oleh Masyarakat
Jenis Kegiatan
Pengumpulan sampah dari rumah
L √
P √
Pemilahan sampah di TPS
√
√
Pengangkutan sampah di TPS
√
√
Pengangkutan sampah di TPA
√
√
Pemilahan sampah di TPA
√
√
√
√
Para penyapu jalan Sumber Data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
L
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Kabupaten
P
L
Dikelola Pihak Swasta
P
L
P
TIDAK ADA
Tabel 3.25 : Daftar Program/ Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor
Nama Program/ Proyek/ Layanan
Pelaksana/ PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat Ini
Aspek PMJK
Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
PM
JDR
MBR
1
Persampahan
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (3 R)
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Persampahan
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (3 R)
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber Data: KLHKP Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 41
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.3.4
“Pemetaan” Media Salah satu indicator PHBS antara lain : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, member bayi ASI eksklusif, menimbang balita
setiap bulan, penggunaan jamban sehat, memberantas jentik setiap minggu, makan buah dan sayur, melakukan aktifitas fisik setiap saat, tidak merokok dalam rumah, menggunakan air bersih dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Kegiatan komunikasi yang ada di kabupaten jembrana terkait dengan sanitasi dan media komunikasi yang ada dapat dilihat pada tabel 3.26 dan tabel 3.27 Tabel 3.26 : Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Jembrana No
Kegiatan
Tahun
1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2012
PKK Kabupaten Jembrana
Mendorong masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat
2
Kesehatan Ibu dan Anak
2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Jemrana
2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana
3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Dinas Pelaksana
Khalayak Sasaran
Tujuan Kegiatan
Pesan Kunci
Pembelajaran
rumah tangga
masyarakat kunci utama dari kesehatan
Persalinan yang aman dan selamat bagi ibu
Ibu
ibu sehat, anak sehat
cara hidup sehat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan persiapan bagi ibu agar melahirkan dengan aman dan selamat
cara hidup sehat dimulai dengan pencegahan/memutus mata rantai penyebaran penyakit
rumah tangga
upaya kesehatan promotif dan preventif
cara hidup sehat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan lingkungan
Page 42
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 4 Persampahan
2012
KLHKP Jembrana
Menggugah peran dan partisipasi masyarakat untuk peduli akan kebersihan
masyarakat
masyarakat peduli kebersihan
menjaga kebersihan lingkungan
Sumber : BAPPEDA Kab. Jembrana, 2013
Tabel 3.27 : Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Jembrana
No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media
1
Situs resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana
Artikel
Perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat kunci utama dari kesehatan
Positif, partisipatif
2
Radio Suara Negara FM
Talk show
Timbulnya penyakit akibat kondisi lingkungan yang tidak sehat
lingkungan sebagai media penyebaran penyakit
Positif, partisipatif
Sumber : BAPPEDA Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 43
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.3.5
Partisipasi Dunia Usaha
Tabel 3.28 : Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada di Kabupaten Jembrana No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
a
b
c
d
Tidak Ada -
1 2
-
-
Penyedia pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Jembrana sebagian besar bergerak dibidang usaha daur ulang sampah plastik. Jumlah pemulung yang beroperasi di TPA ± 20 orang dengan perkiraan jumlah barang bekas yang dikumpulkan per hari/orang yaitu 5 Kg plastik, 2 Kg kertas dan 1 Kg logam.
3.3.6
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.29 : Ringkasan Pendapatan Dan Belanja di Subsektor Pengelolaan Persampahan No
Subsektor/SKPD
2007
a
b
c
A
Persampahan (Rp.)
B
Restribusi sampah Sumber : KLHKP. Kab. Jembrana
1.800.000.000 202.871.000
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
2008
2009
2010
2011
Rata - rata
d 1.800.000.000
e 1.800.000.000
f 1.800.000.000
g 1.800.000.000
h 1.800.000.000
202.871.000
202.871.000
202.871.000
202.871.000
202.871.000
Pertumbuhan (%) i
Page 44
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.3.7 Isu strategis Dan Permasalahan Mendesak Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam pengelolaan persampahan adalah : 1. Luasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) kurang, saat ini luas TPA 1 ha sehingga system pengolahan sampah belum bisa dengan control landfill atau sanitary landfill. 2. Belum ada pemilahan sampah di sumber sampah di masyarakat 3. Kurangnya jumlah armada pegangkut sampah. 4. Jangkauan pelayanan terbatas/belum memadai
3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.4.1
Kelembagaan Instansi Pemerintah Kabupaten Jembrana yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah Dinas
Pekerjaan Umum Jembrana. Pemerintah Kabupaten Jembrana melakukan pelayanan untuk pengelolaan drainase lingkungan mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, hingga pengaturan dan pembinaan. Rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan drainase lingkungan belum ada. Perencanaa dan Pengelolaan drainase lingkungan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten bekerja sama dengan swasta dan masyarakat. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan serta peta peraturan drainase lingkungan Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 3.32 dan Tabel 3.33.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 45
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.32 : Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Pemangku Kepentingan Fungsi
Pemerintah Kabupaten Jembrana
Swasta
Masyarakat
√
PERENCANAAN ● Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten/kota
√
● Menyusun rencana program drainase lingkunganan dalam rangka pencapaian target
√
√
● Menyusun rencana anggaran program drainase lingkunganan dalam rangka pencapaian target
√
-
-
PENGADAAN SARANA ● Menyediakan/membangun sarana drainase lingkungan
√
-
-
● Membersihkan salurandrainase lingkungan
√
√
√
● Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
√
-
-
● Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
√
√
√
PENGELOLAAN
Pemangku Kepentingan Fungsi
Pemerintah Kabupaten Jembrana
Swasta
Masyarakat
√
√
-
PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Menyediakan advise planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 46
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana ● Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer
√
-
-
● Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan
√
-
-
● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten/kota
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan perdrainase lingkunganan
√
-
-
√
√
√
MONITORING DAN EVALUASI
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan perdrainase lingkunganan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan perdrainase lingkunganan Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 47
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.33 : Daftar Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Jembrana Ketersediaan Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN ● Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Klungkung
Ada
Tidak Ada
√
Pelaksanaan Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
√
Belum ada perda
● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Jembrana dalam menyediakan layanan drainase lingkungan
√
√
Belum ada perda
● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Jembrana dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan drainase lingkungan ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder
√
√
Belum ada perda
√
Belum ada perda
√
Belum ada perda
√
● Kewajiban dn sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
√
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 48
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.4.2
Sistem Dan Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan drainase di Kabupaten Jembrana ada di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Jembrana, di bawah ini.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 49
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Peta 3.5 Peta Jaringan Drainase Lingkungan Kabupaten Jembrana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 50
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Peta 3.5 Peta Wilayah Genangan Lingkungan Kabupaten Jembrana
Sumber : Bappeda Kab. Jembrana, 2013
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 51
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tabel 3.34 : Digram Siistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Input Limbah rumah tangga
Air hujan
User Interface
Penanmpungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Saluran pembuangan rumah tangga
-
Saluran drainase
Sungai
-
Talang
got
Saluran drainase
Sungai
-
Kode/ Nama Aliran
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, 2012
Tabel 3.35 : Sistem Pengelolaan Drainase Lingkungan Yang Ada Di Kabupaten Jembrana Kelompok Fungsi User interface
Pengaliran
Teknologi yang Digunakan
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
Air limbah selain tinja dari kamar mandi
29% penduduk (16.123 KK)
Air limbah selain tinja dari dapur
KK pembuang ke drainase KK pembuang ke drainase
36,3% Penduduk (20.182 KK)
Studi EHRA 2013 Studi EHRA 2013
Air limbah selain tinja dari cuci pakaian
KK pembuang ke drainase
35,3% Penduduk (19.626 KK)
Studi EHRA 2013
Limpasan air hujan
KK pembuang ke drainase
6.000 m3/hari
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2012
Saluran drainase
Panjang saluran drainase (Kuantitas)
20.776 m di 2 Kecamatan (3.4 % panjang jalan total)
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2012
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2012
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 52
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Sistem pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Jembrana seperti ditunjukkan pada tabel 3.35 untuk pengaliran limbah rumah tangga seperti limbah cair kamar mandi dan dapur dialirkan melalui saluran pembuangan rumah tangga ke saluran drainase dengan panjang saluran drainase 20.776 m.
3.4.3
Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK
Tabel 3.36 : Pengelolaan drainase lingkungan di tingkat Kelurahan/Kecamatan
Kelurahan/Desa
Jumlah Banjar
Pembersihan Drainase
Kondisi Drainase Saat ini
Rutin Lancar
Mampet
L
P
Pengelola oleh
Tidak Rutin L
P
Kelurahan
Pemerintah Kabupaten
Bangunan di atas saluran
Masyarakat (banjar) L
Swasta
P
Ada
Tidak ada
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2011
Tabel 3.37: Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No
Sub Sektor
Nama Program/ Proyek/ Layanan
Drainase Lingkungan
Pelaksana/ PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
TIDAK ADA
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2012
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 53
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana Tidak ada daftar program/proyek layanan yang berbasis masyarakat di Kabupaten Klungkung untuk pengelolaan drainase lingkungan, ditunjukkan pada tabel 3.37
3.4.4
“Pemetaan” Media
Tabel 3.38 : Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Jembarana No
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
TIDAK ADA Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembarana 2012
Tidak ada kegiatan komunikasi di Kabupaten Klungkung untuk pengelolaan drainase lingkungan, ditunjukkan pada tabel 3.35 Tabel 3.39 : Media Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Jembarana No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat TIDAK ADA
Pesan Kunci
Pendapat Media
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembarana 2012
Tidak ada media komunikasi di Kabupaten Jembrana untuk pengelolaan drainase lingkungan, ditunjukkan pada tabel 3.39
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 54
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.4.5
Partisipasi Dunia Usaha
Tabel 3.40 : Penyedia Layanan Pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Jembrana No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
Tidak Ada Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2012
Penyedia layanan pengelolaan di subsektor pengelolaan drainase lingkungan tidak ada, dapat dilihat pada tabel 3.40
3.4.6
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.40 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja di Subsektor Pengelolaan Drainase Lingkungan No
Subsektor/SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
Rata - rata
Pertumbuhan (%)
a
b
c
d 2.079.582.500
e 2.079.582.500
f 2.079.582.500
g 2.079.582.500
h 2.079.582.500
i
A
Drainase lingkungan
B
Restribusi drainase lingkungan
2.079.582.500
Tidak Ada
Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 2012
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 55
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
3.4.7
Isu strategis Dan Permasalahan Mendesak Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam pengelolaan drainase lingkunga adalah: 1. Belum ada master plan drainase 2. Saluran drainase belum terintegrasi 3. Adanya penyempitan saluran drainase karena adanya pembuangan limbah grey water/sampah ke saluran drainase
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 56
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.5.1
Pengelolaan Air Bersih
Tabel 3.44 : Sistem penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Jembrana No
Uraian
Satuan
1
Pengelola
2
Tingkat Pelayanan
%
3
Kapasitas Produksi
Lt/detik
Kapasitas Terpasang
Lt/detik
Sistem Perpipaan
Keterangan
PDAM/BPAM
Jumlah Sambungan Rumah (Total)
Unit
Jumlah Kran Air
Unit
Kehilangan Air (UFW)
%
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
m3
Jumlah pelanggan per kecamatan
Sumber data: PDAM Kabupaten Jembrana 2012
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 57
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana
Peta 3.7 Peta cakupan layanan air bersih
Sumber : BAPPEDA Kab. Jembrana, 2012
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 58
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.5.2
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Tabel 3.42 : Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Jembrana Jenis Industri Rumah Tangga
Lokasi
Jumlah industri RT
Jenis Pengolahan
Kapasitas (m3/hari)
Sumber data: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana 2012
3.5.3
Pengelolaan Limbah Medis
Tabel 3.43: Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas - Fasilitas Kesehatan
Nama Fasilitas Kesehatan
Lokasi
Jenis Pengolahan Limbah Medis
Kapasitas (m3/hari)
Puskemas Melaya I
Melaya
Incenerator & IPAL
-
Puskemas Negara
Negara
Incenerator & IPAL
-
Puskesmas Jembrana
Jembrana Mendoyo Pekutatan
Incenerator & IPAL
-
Incenerator & IPAL
-
Incenerator & IPAL
-
Puskesmas Mendoyo Puskesmas Pekutatan
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 59
2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Jembrana RSUD Negara Kabupaten Jembrana
Kec. Negara
Incenerator & IPAL
14 m3
Sumber data: Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana 2012
Pengolahan limbah medis di Kabupaten Jembrana terpusat di RSUD Negara dengan menggunakan incinerator dan IPAL dengan kapasitas 14 m3/hari seperti yang tercantum pada tabel 3.43.
Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana
Page 60