BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Conceptual Framework Penelitian ini menggunakan conceptual framework sebagai berikut:
1. Dasar 2. Tujuan 3. Tipe&Jenis 4. Prosedur
Performansi Sumber Daya
Performansi Proses NPD
1. SDM 2. Finansial 3. Peralatan & Teknologi
Performansi TelkomRisTI
Performansi Produk
1.Internal 2.External
Gambar 2.1 Conceptual Framework
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performansi TelkomRisTI yang diukur dari tiga performansi, yaitu performansi selama proses New Product Development (NPD) berlangsung, performansi sumber daya yang dimiliki TelkomRisTI dan performansi produk yang dihasilkan TelkomRisTI. Performansi selama proses NPD dilihat dari penentuan dasar dan tujuan pengembangan produk baru, tipe dan jenis produk yang akan dikembangkan, dan prosedur yang dilaksanakan selama proses NPD. Performansi sumber daya yaitu untuk menilai seberapa besar sumber daya yang dimiliki oleh TelkomRisTI untuk mendukung kegiatan NPD. Sumber daya tersebut antara lain: sumber daya manusia, sumber finansial dan ketersediaan peralatan dan teknologi.
9
Performansi produk dinilai dari fungsi produk bagi internal perusahaan dan perbandingan produk TelkomRisTI dengan produk kompetitor. 2.1.1. New Product Development Pengertian new product development: “A product development process is the sequence of steps or activities which an enterprise employs to conceive, design, and commercialize a product.” (Ulrich and Epinger, 2003)
Berdasarkan company profile, TelkomRisTI merupakan divisi pengembangan produk yang mempunyai peran dalam hal: 1. Pengembangan produk–produk baru yang bersifat: inovasi baru, pengembangan, modifikasi, peningkatan utilisasi dan optimalisasi. 2. Evaluasi dan rekayasa ulang terhadap produk yang telah diluncurkan dari sisi teknologi produk dan produksi. 3. Pengembangan
infrastruktur
jaringan
dalam
mendukung
pengembangan produk, layanan, dan bisnis perusahaan berbasis jaringan,
termasuk
pelaksanaan
penilaian
teknologi/jaringan
telekomunikasi dan pemilihan teknologi yang diperlukan. 4. Pelaksanaan network review untuk peningkatan aspek interoperabilitas, integritas, utilisasi, kualitas, keandalan, dan keamanan jaringan. 5. Perencanaan jaringan dalam bentuk master plan, strategic level network planning dan termasuk visi jaringan ke depan. 6. Jasa pengusahaan layanan RisTI solution yang mencakup usaha yang berkaitan dengan quality assurance, solusi teknologi informasi, dan layanan sejenis lainnya untuk pelanggan eksternal. 7. Riset dan inovasi bidang teknologi produk dan produksi lainnya untuk mendukung kebutuhan riset Telkom.
10
Kegiatan pengembangan produk baru di TelkomRisTI disebut sebagai Standar Proses Pengembangan Produk (StarPro). Tahapan–tahapan dalam StarPro yaitu: a) Tahap pengembangan ide Tahap ide/konsep adalah tahap pemunculan dan pengayaan ide yang akan dituangkan dalam konsep produk secara lengkap. Tahapan ini meliputi beberapa kegiatan: 1. Ide produk baru dapat berasal dari seluruh karyawan Telkom baik secara perseorangan maupun organisasi/tim. Penulisan ide produk menggunakan format yang telah disediakan StarPro online. 2. Selanjutnya ide akan diperkaya oleh tim PEPPro (Pendukung Eksekutif Pengembangan Produk) bersama dengan pemilik ide untuk menghasilkan konsep ide secara lengkap termasuk pemetaannya di dalam portfolio produk, untuk kemudian disampaikan kepada Ketua EPPro (Eksekutif Pengembangan Produk). 3. Ketua EPPro akan memutuskan kelayakan ide/konsep produk dengan mempertimbangkan portfolio produk Telkom. Ide yang tidak layak akan disimpan sebagai arsip ide dalam database produk. Sedangkan ide yang layak akan dikembangkan lebih lanjut pada tahap kajian oleh Tim Pengembang Produk yang dibentuk ketua EPPro.
11
Gambar 2.2 Tahap Pengembangan Ide (TelkomRisTI, 2007d)
b) Tahap kajian Tahap kajian meliputi kajian bisnis dan kajian teknis. Kajian bisnis lebih dititikberatkan pada analisis peluang bisnis, pesaing, keuangan dan strategi pemasaran, sedangkan kajian teknis lebih diarahkan kepada kajian kesiapan teknologi dan infrastruktur pendukung serta analisa life cycle teknologi. Tahapan ini meliputi: 1. Kajian dilakukan oleh Tim Pengembang Produk dan akan melaporkan hasil kajian kepada PEPPro. 2. Output dari tahap kajian adalah kajian bisnis dan kajian teknis secara
12
lengkap. 3. EPPro akan melakukan penilaian dan memutuskan kelayakan produk berdasarkan hasil kajian untuk selanjutnya diajukan ke Product Board. 4. Ide produk yang lolos dalam tahap kajian akan dilanjutkan ke tahap rekayasa, ide yang tidak layak akan disimpan sebagai arsip ide dalam database produk.
Gambar 2.3 Tahap Kajian (TelkomRisTI, 2007d)
13
c) Tahap Rekayasa Tahap rekayasa meliputi: desain produk secara rinci, rekayasa produk beserta proses bisnis pendukung dan market trial serta reevaluasi untuk perbaikan. Tahapan ini meliputi: 1. Rekayasa produk dilakukan oleh tim pengembang mulai dari desain rinci, prototype produk, OMAP (Operation, Maintenance, Administration dan Provisioning), market trial dan reevaluasi. 2. Keluaran tahap rekayasa adalah produk baru lengkap dengan segala pendukungnya yang dilengkapi dengan dokumen desain produk, dokumen OMAP dan dokumen hasil market trial. 3. Tim pengembangan melaporkan hasil pengembangan/kesiapan produk kepada EPPro termasuk pelaksanaan market trial. 4. Ketua EPPro akan memutuskan layak/belum layak rekayasa produk dan hasil market trial untuk diajukan ke Product Board. Produk yang layak akan dilanjutkan ke tahap peluncuran sedangkan yang belum/tidak layak akan dilakukan perbaikan atau dibekukan. 5. Apabila produk dinyatakan layak maka tugas Tim Pengembang Produk dinyatakan selesai.
14
Gambar 2.4 Tahap Rekayasa (TelkomRisTI, 2007d)
d) Tahap Peluncuran Peluncuran produk merupakan proses implementasi produk di pasar dan siap untuk komersialisasi. Tahapan ini meliputi: 1. Asisten Direktur Marketing akan membentuk tim peluncuran untuk melakukan persiapan peluncuran. Tugas pokok Tim Peluncuran adalah memastikan semua komponen produk siap untuk dipasarkan dan merencanakan acara seremonial yang diperlukan. 2. Komponen kesiapan produk termasuk penetapan tarif, penetapan nomor akun tersendiri, ID produk dan penetapan produk owner. 3. Asisten Direktur Marketing akan memutuskan layak/belum layaknya produk untuk diluncurkan. Apabila ditemukan hal–hal berkaitan dengan peluncuran produk yang belum matang maka akan dilakukan
15
pemantapan persiapan. Apabila produk sudah dinyatakan layak untuk diluncurkan, maka Asisten Direktur Marketing akan melaporkan kepada Pembina EPPro bahwa produk siap diluncurkan. Produk baru yang dikembangkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh tingkat kesulitan, dana yang dibutuhkan, waktu pengerjaan, dan teknologi yang tersedia. Namun tidak semua produk yang dikembangkan berhasil sampai tahap launching. Berdasarkan survey pada karyawan TelkomRisTI, jumlah produk yang diluncurkan tiap tahun rata‐rata sebanyak 0‐4 buah, seperti terlihat pada Gambar 2.5. Rendahnya jumlah tersebut disebabkan oleh lamanya waktu pengambilan keputusan dari pihak marketing Telkom sehingga kompetitor berpeluang merebut launching time dengan meluncurkan produk sejenis terlebih dahulu.
Gambar 2.5 Jumlah Produk Baru
Kondisi ini sangat disayangkan mengingat jumlah produk yang berhasil dikembangkan oleh TelkomRisTI selama tahun 2006 sebanyak 15 buah sedangkan yang diluncurkan hanya dua produk yaitu audio dan video conference, padahal TelkomRisTI telah mengeluarkan banyak biaya dan sumber daya manusia untuk kegiatan tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan produk‐produk yang dikembangkan TelkomRisTI selama tahun 2006.
16
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tabel 2.1 Produk‐produk yang dikembangkan TelkomRisTI (TelkomRisTI, 2007b) Nama Produk Deskripsi Tele Home Security Melalui sistem ini, pelanggan dapat melaksanakan fungsi sekuriti terhadap rumahnya dari jarak jauh melalui pemanfaatan jaringan telepon PSTN dan/ atau Flexi. Fixed Multimedia Layanan yang memungkinkan pengirim Message Service menyampaikan multimedia messaging (TELKOMMMS) dengan tidak real time (store and retrieve) dalam bentuk berbagai media (text, voice, image, dan video) ke PSTN lain ataupun telepon selular. Transfer Pulse for Flexi Merupakan layanan value added service kepada pelanggan Flexy Trendy, Classy, dan Combo untuk dapat melakukan transfer pulsa ke nomor yang diinginkan dengan memanfaatkan media SMS. Personal Ringback Tone Memungkinkan pelanggan pemanggil for Public Services dapat mendengarkan musik, audio clip, Telephone Network melodi, dan sejenisnya diluar ringback tone (PSTN) standar yang telah ada, sampai dengan saat pelanggan yang dihubungi menjawab panggilan. Notifikasi & Balanced Layanan ini memberikan kemudahan Report for Flexi kepada pelanggan Flexi untuk mengecek informasi balance melalui media SMS. Layanan ini juga memberikan notifikasi kepada pelangan Flexi Trendy melalui SMS jika balance pelanggan mencapai limit tertentu. Pelanggan dapat mengatur sendiri limit balance notification yang diinginkan. Prepaid Fixedline Dikenal dengan TELKOMPreFIX, (Berbasis Intelligent merupakan sistem pra bayar untuk Network) pelanggan TELKOMPhone yang selama ini hanya bisa berlangganan dengan cara paska bayar. Mobile Interactive Game Layanan ini memungkinkan pengguna untuk bermain game secara interaktif dengan beberapa pengguna lainnya dengan disupervisi oleh server game, melalui perangkat terminal/ponsel yang ada.
17
No 8.
Nama Produk Mobile Video Streaming
9.
Web Audio‐Video Conferencing
10.
Highspeed Public e‐ Learning
11.
Audio Conference (TELKOM Teleconference)
12.
Video Conference
13.
Short Voice Greeting
14.
SMS Broadcast Features
15.
E‐Government versi 2
Deskripsi Layanan ini memungkinkan pengguna Flexi untuk menikmati layanan video streaming kapan saja secara langsung dengan PDA ataupun smartphone selama mendapatkan sinyal dari jaringan Layanan ini memungkinkan pengguna melakukan conference dengan menggunakan browser, baik via komputer ataupun PDA / smartphone untuk hubungan point to point maupun point to multipoint melalui conference bridge. Merupakan layanan solusi (infrastruktur dan servis) yang terintegrasi kepada pelanggan korporasi dan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Adalah layanan yang memungkinkan pelanggan untuk melaksanakan suatu pertemuan melalui telepon tanpa mengubah arti dan tata cara yang biasa berlaku di dalam suatu pertemuan, kecuali kehadiran host dan peserta pertemuan lainnya pada ruangan yang sama. Layanan untuk melakukan konferensi real time dengan aman (secure) antara sekelompok pengguna berbeda lokasi melalui sarana komunikasi audio visual. Layanan yang memungkinkan pelanggan untuk mengirim pesan voice ke pelanggan tujuan secara langsung, terjadwal maupun melalui mailbox tujuan. Merupakan pengembangan aplikasi broadcast SMS pada jaringan TelkomFlexi yang sangat bermanfaat untuk membantu penyampaian informasi kepada suatu group pelanggan TelkomFlexi melalui media SMS. TELKOM E‐Gov (v 2.0) atau disebut Electronic Government versi 2.0 merupakan pengembangan lebih lanjut dari layanan solusi pemanfaatkan teknologi informasi bagi segment pemerintahan.
18
2.1.2. Innovation Untuk menjaga suatu produk agar tetap diminati konsumen adalah dengan memperhatikan siklus hidup produk (Product Life Cycle). Siklus hidup produk merupakan faktor acuan bagi perusahaan untuk berinovasi, seperti yang terlihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Product Life Cycle
Siklus hidup produk terdiri dari empat stage, yaitu: 1. Introduction Stage Sebelum memasuki introduction stage, perusahaan berada pada development stage, yaitu mengembangkan suatu produk yang kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan produk tersebut ke masyarakat. Karena masih berada pada tahap pengenalan, maka hasil penjualan masih berada pada tingkat rendah. 2. Growth Stage Pada fase ini, produk sudah mulai dikenal dan digunakan oleh konsumen sehingga penjualannya meningkat. 3. Maturity Stage Fase ini menunjukkan bahwa angka penjualan semakin meningkat tetapi seiring dengan pertambahan waktu, penjualan tersebut cenderung menurun.
19
4. Decline Stage Stage decline menunjukkan bahwa penjualan produk benar‐benar berkurang yang disebabkan oleh kebosanan konsumen pada produk tersebut atau pihak kompetitor mampu menyediakan produk yang menawarkan fasilitas yang lebih baik. Pada saat produk berada diantara fase maturity dan decline, maka perusahaan perlu untuk melakukan inovasi produk atau mengembangkan produk baru agar produk kembali pada fase growth. Ada dua hal yang dilakukan TelkomRisTI saat produknya berada pada fase antara maturity dan decline yaitu memutuskan untuk menghentikan produksi atau melakukan inovasi produk. Keputusan tersebut tergantung dari seberapa besar animo pasar terhadap sebuah produk. 2.1.3. Performance Definisi performance: “A performance analysis is generally called for when you want to improve a part of the organization (look for needs) or to fix a problem that someone has brought forth. Both are generally fixed in the same manner”. (Rossett & Sheldon, 2000)
Menurut Cooper (1984) dalam paper “How new product strategies impact on performance”, ada 3 dimensi performance yaitu: 1. impact, mendefinisikan dampak atau pentingnya program bagi penjualan dan profit yang akan diperoleh perusahaan 2. success rate of program, mengukur track record dari produk‐produk yang telah dikembangkan, berapa jumlah produk yang sukses atau gagal. 3. relative performance, menilai performansi perusahaan secara keseluruhan, sesuai dengan tujuan perusahaan, persaingan dengan kompetitor, dan perbandingan antara profit dan biaya.
20
Untuk mengetahui tingkat performansi TelkomRisTI, dilakukan penilaian secara individu oleh karyawan TelkomRisTI sehingga didapatkan hasil yang menggambarkan kinerja TelkomRisTI dalam mengembangkan produk baru. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui letak kekurangan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mengatasi kekurangan tersebut. 2.2. Analisis Situasi Bisnis Sebagai salah satu BUMN, PT Telekomunikasi Indonesia mempunyai otoritas terhadap kebijakan‐kebijakan di bidang pertelekomunikasian. Untuk itu sudah saatnya bagi PT Telekomunikasi Indonesia untuk menjadi perusahaan yang berorientasi pada profit (profit center). Sebagai langkah untuk menjadi perusahaan yang profitable, PT Telekomunikasi Indonesia melalui TelkomRisTI mengembangkan jalur bisnisnya ke arah yang lebih komersial antara lain dengan membuka jasa layanan di bidang teknologi informasi. Secara fungsional, TelkomRisTI sebagai unit bisnis pendukung dari PT Telekomunikasi Indonesia berperan dalam bidang riset untuk pengembangan perusahaan dan fokus pada peran membangun kapabilitas perusahaan dalam mempersiapkan pengembangan service dan produk unggulan serta dapat mengantisipasi tren perkembangan bisnis yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Meskipun PT Telekomunikasi Indonesia mempunyai otoritas tertinggi, namun tidak menutup kemungkinan bagi kompetitornya untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas. Oleh karena itu sebagai unit bisnis yang mendukung kinerja PT Telekomunikasi Indonesia, TelkomRisTI harus memiliki suatu unit kerja yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik. Penilaian terhadap performansi
21
kinerja selama proses pengembangan produk baru perlu dilakukan TelkomRisTI agar bisa menghasilkan produk yang dapat diterima konsumen. 2.3. Akar Masalah Produk baru yang diluncurkan ke pasar tidak semuanya dapat meraih sukses dan diterima oleh konsumen. Produk‐produk yang dinilai gagal dapat dikarenakan oleh penyebab internal dan eksternal perusahaan. Penyebab internal antara lain kinerja tim pengembangan produk baru kurang baik dan sumber daya (manusia, finansial dan teknologi) yang terbatas. Sedangkan penyebab eksternal perusahaan yaitu kompetitor mempunyai kinerja yang lebih baik dan bargaining position of buyer yang tinggi. Selama tahun 2006, TelkomRisTI telah menghasilkan produk baru sebanyak 15 buah, namun yang dipasarkan hanya dua buah, yaitu audio dan video conference dan tidak semua produk yang diluncurkan tersebut menuai sukses. Kriteria kesuksesan sebuah produk dinilai dari tingkat penjualan dan penerimaan masyarakat. Karena hanya sedikit produk yang dianggap sukses, maka perlu dibuat suatu penelitian untuk mengukur kinerja perusahaan dan mencari tahu letak kekurangan atau kesalahan yang dibuat perusahaan. Penelitian ini fokus pada penilaian performansi perusahaan yang terdiri dari performansi proses pengembangan produk baru, performansi sumber daya yang dimiliki perusahaan dan performansi produk yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan produk kompetitor.
22