Direktorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat kepada semua pihak yang terkait dengan pembangunan perkebunan sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Dalam laporan kinerja ini disajikan informasi berupa capaian-capaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting sesuai dokumen Penetapan Kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun waktu tahun 2012. Capaian kinerja tahun 2012 menambah keyakinan kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan bahwa pelaksanaan pembangunan perkebunan tahun 2012 telah berjalan sesuai dengan jalur yang benar. Laporan kinerja Tahun 2012 ini tersusun dari kompilasi capaian-capaian dari seluruh satker yang berjumlah 184 satker yang tersebar di Seluruh Indonesia serta kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih, semoga dokumen ini bermanfaat sebagai landasan dalam pembangunan perkebunan selanjutnya. Jakarta, Januari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan,
Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 19560728 198603 1 001
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
i
Direktorat Jenderal Perkebunan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................... DAFTAR ISI ............................................................ DAFTAR TABEL .......................................................
i ii v
I.
1 1 4 4 4
PENDAHULUAN .................................................. 1.1. Latar Belakang ........................................... 1.2. Tujuan ..................................................... 1.3. Sasaran .................................................... 1.4. Ruang Lingkup ............................................
II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN .................................................... 2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2012................................................ 2.2. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2012..... 2.2.1. Startegi Umum ..................................... 2.2.2. Strategi Khusus..................................... 2.2.2.1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan .................... 2.2.2.2. Strategi Pengembangan Komoditas .......... 2.2.2.3. Strategi Peningkatan Dukungan Terhadap Sistem Ketahanan Pangan......... 2.2.2.4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan ........ 2.2.2.5. Startegi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Perkebunan ....................... 2.2.2.6. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia .......................................... 2.2.2.7. Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha ............................... 2.2.2.8. Strategi Pengembangan Dukungan Terhadap Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup .............................. 2.3. Target Menteri Pertanian ............................... L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
5 5 6 6 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 ii
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.3.1. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2010-2014 ................................. 2.3.2. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2012 2.4. Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 .................................. 2.4.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 ......................................... 2.4.2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 ................................................. 2.4.3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 .......................... III. KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL .................................... 3.1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan .......... 3.1.1. Produk Domestik Bruto (PDB) .................. 3.1.2. Kesempatan Kerja di Sektor Perkebunan ..... 3.1.3. Investasi Pembangunan Perkebunan .......... 3.1.4. Neraca Perdagangan Komodita Perkebunan . 3.1.5. Nilai Ekspor ....................................... 3.1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat 3.1.7. Pendapatan Pekebun ............................ 3.2. Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan........... 3.2.1. Luas Areal ......................................... 3.2.2. Produksi ........................................... 3.2.3. Produktivitas...................................... IV. KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2012 ..................................................... 4.1. Capaian Kinerja Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 .................................. 4.1.1. Capaian Kinerja Direktur Jenderal Perkebunan Tahun 2012 ......................................... 4.1.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 .... 4.1.1.2. Capaian Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Tahun 2011 ...................................... L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
20 21 22 22 23 24 26 26 27 28 28 29 29 29 30 30 31 33 37 39 39 40 42 43 iii
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.1.3. Capaian Kinerja Terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014........................................ 4.1.2. Capaian Kinerja sesuai Penetapan Kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 ............... 4.1.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar .. 4.1.2.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 ... 4.1.2.1.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2012 .................................... 4.1.2.2. Direktur Tanaman Semusim ................... 4.1.2.2.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 ... 4.1.2.2.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2012 ............................................. 4.1.2.3. Direktur Tanaman Tahunan ................... 4.1.2.3.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 ... 4.1.2.3.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2012 ............................................. 4.1.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha ............................................. 4.1.2.4.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana kinerja Tahunan 2012 ... 4.1.2.4.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2012 ............................................. 4.1.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan .......... 4.1.2.5.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 ... 4.1.2.5.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2012 ............................................. 4.1.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan 4.1.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) .............. 4.2. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2012 ............... 4.2.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
44 45 45 46 47 49 49 50 52 52 53 55 55 57 58 58 59 60 61 63 iv
Direktorat Jenderal Perkebunan
Kegiatan Utama Tahun 2012 ..................... 64 4.2.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar ...... 66 4.2.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim ....................... 69 4.2.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan ....................... 72 4.2.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan ........................ 75 4.2.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan......... 78 4.2.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya .................................. 80 4.2.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan ............... 83 4.2.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker Tahun 2012 ................. 85 4.3. Capaian Kinerja Atas Kegiatan yang Dipantau oleh UKP4 ................................................. 98 V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT 5.1. Permasalahan yang Dihadapi ........................... 5.1.1. Administrasi ........................................ 5.1.2. Teknis ............................................... 5.1.2.1. Perencanaan .................................... 5.1.2.2. Pengorganisasian ............................... 5.1.2.3. Pelaksanaan ..................................... 5.1.2.4. Pengawasan ..................................... 5.2. Rencana Aksi dan upaya Penyelesaian ................ 5.2.1. Administrasi ........................................ 5.2.2. Teknis ............................................... 5.2.2.1. Perencanaan .................................... 5.2.2.2. Pengorganisasian ............................... 5.2.2.3. Pelaksanaan ..................................... 5.2.2.4. Pengawasan .....................................
100 100 101 101 103 104 106 106 107 108 108 108 110 112
VI. PENUTUP.........................................................
113
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
v
Direktorat Jenderal Perkebunan
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 ...............................
27
Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2011 – 2012 .......................
31
Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun 2008 – 2012 .......................
34
Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2008 – 2012 ......................................
37
Tabel 5.
Capaian Kinerja Produksi Tahun 2012 ..............
43
Tabel 6.
Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012 ..................................
47
Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2012 ..............................................
50
Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 ..............................................
53
Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2012 ........................
56
Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 ...............................
59
Tabel 11. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya, dan Ambon Tahun 2012 .....................................
62
Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2012 per Eselon I di Lingkup Kementerian Pertanian ...................
64
Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4.
Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
vi
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama Tahun 2012 ..............................................
65
Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012 ......
68
Tabel 15. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2012 ................
71
Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran dan Fisik Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2012 ..............................................
74
Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan Tahun 2012..................
78
Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 ..............................................
97
Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Tahun 2012 ....
82
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2012 ...................
84
Tabel 21. Kinerja Satker Berdasarkan Kriteria Nilai ...........
88
Tabel 22. Capaian Serapan Anggaran Masing-Masing Satker Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 ..............................................
90
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
vii
Direktorat Jenderal Perkebunan
DAFTAR TABEL Lampiran 1. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan produksi, produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2012 ................
115
Lampiran 2. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi, produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2012 ...............................
128
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2012 ................................
140
Lampiran 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2012 ...........................................
155
Lampiran 5. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 ...........
161
Lampiran 6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 yang Dimonitor Oleh UKP4 ..........
166
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
viii
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan
penting
dalam
pembangunan
nasional.
Sesuai
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, secara
ekonomi
perkebunan
berfungsi
meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; secara ekologi berfungsi meningkatkan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung dan secara sosial budaya berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Secara karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain dari jenis komoditas, hasil produksi dan bentuk pengusahaannya. Dari aspek komoditas, perkebunan terdiri dari 127 jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim dengan areal sebaran mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Ditinjau dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan merupakan bahan baku industri, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Apabila ditinjau dari bentuk pengusahaannya, usaha perkebunan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
1
Direktorat Jenderal Perkebunan
terdiri atas perkebunan besar negara (6%), perkebunan besar swasta (22%) dan perkebunan rakyat (72%). Tujuan pembangunan perkebunan sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja; meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Pembangunan perkebunan ke depan dihadapkan kepada berbagai tantangan, seperti terjadinya berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta berbagai persoalan yang mendasar seperti adanya tekanan globalisasi
dan
liberalisasi
pasar,
pesatnya
kemajuan
teknologi dan informasi, semakin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, terjadinya perubahan iklim global, kecilnya kepemilikan dan status lahan, masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional, terbatasnya akses petani terhadap permodalan, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta kurang harmonisnya koordinasi
kerja
antar
sektor
terkait
pembangunan
perkebunan. Perubahan
paradigma
pembangunan
perkebunan
yang
dilakukan melalui pendekatan otonomi daerah oleh provinsi L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
2
Direktorat Jenderal Perkebunan
dan kabupaten dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, membawa konsekuensi perubahan kewenangan dan fasilitasi pelaksanaan pembangunan perkebunan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, yang berdampak pada jauhnya rentang kendali antara pusat, provinsi dan kabupaten, yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program dan kebijakan pembangunan perkebunan dan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan secara umum. Untuk melihat keefektifan, keefisienan dan keekonomian pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan diperlukan pengukuran capaian kinerja, baik terhadap sasaran makro, sasaran mikro maupun penetapan kinerja yang merupakan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian pada tahun 2012. Oleh karenanya, laporan ini akan menggambarkan kinerja pembangunan perkebunan tahun 2012 secara utuh, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 mengamanatkan agar setiap institusi termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan untuk melakukan pengukuran kinerja atas satker-satker di jajarannya dalam melaksanakan pembangunan perkebunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
3
Direktorat Jenderal Perkebunan
tahun
2012.
Pengukuran
kinerja
dilakukan
dengan
membandingkan target kinerja dan realisasi kinerja. 1.2.
Tujuan Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 ini disusun dengan tujuan untuk dapat memberikan informasi dan gambaran secara utuh terhadap capaian-capaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahanpermasalahan
yang
dihadapi
serta
upaya-upaya
penyelesaiannya selama kurun waktu tahun 2012. 1.3.
Sasaran Sasaran laporan kinerja ini adalah memberikan gambaran capaian kinerja pembangunan perkebunan secara utuh dan jelas pada tahun 2012 kepada seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan perkebunan.
1.4.
Ruang Lingkup Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 ini menyajikan capaian kinerja makro (PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan NTP), kinerja mikro (luas areal, produksi dan produktivitas) dan penetapan kinerja (kegiatan yang dibiayai dengan APBN).
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
4
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN 2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan pertanian periode 2010-2014, dalam menjalankan tugas pelaksanaan pembangunan
perkebunan
di
Indonesia,
Direktorat
Jenderal
Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Karena tahun 2012 merupakan bagian dari Renstra tahun 2010-2014, maka
Kebijakan
Umum
pembangunan
perkebunan
adalah:
Mensinergikan seluruh sumberdaya perkebunan dalam rangka peningkatan
daya
saing
usaha
perkebunan,
nilai
tambah,
produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun Kebijakan Teknis pembangunan perkebunan yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu: L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
5
Direktorat Jenderal Perkebunan
Meningkatkan
produksi,
produktivitas,
dan
mutu
tanaman
perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan. 2.2.
Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2012
2.2.1. Strategi Umum Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan, serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama periode 2010-2014, strategi pembangunan pertanian tahun 20102014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Sehingga untuk tahun 2012, strategi umum pembangunan perkebunan mengacu
7
(tujuh)
komponen
gema
revitalisasi
dengan
penjelasannya secara garis besar sebagai berikut: 1). Revitalisasi lahan Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
6
Direktorat Jenderal Perkebunan
mendapat perhatian secara serius dalam revitalisasi lahan adalah: ketersediaan, kesuburan atau pengelolaan, status dan kepemilikan lahan pertanian, dan ketersediaan air pertanian. 2). Revitalisasi perbenihan Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan benih dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat fundamental. Perpaduan antara lahan yang subur dengan benih/bibit yang unggul akan memproduksi/melahirkan produksi yang unggul. Secara historis peran benih unggul telah dibuktikan pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau di tahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada beras dan jagung yang dicapai
baru-baru ini juga karena
penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka perangkat perbenihan/ perbibitan harus kuat. 3). Revitalisasi infrastruktur dan sarana Jalan usaha tani sangat penting dalam meningkatkan efisiensi usahatani terutama dalam hal pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. Upaya untuk membuat jalan usahatani dan jalan tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk hal ini koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan pemerintah setempat sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah sentra produksi pertanian. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
7
Direktorat Jenderal Perkebunan
4). Revitalisasi sumberdaya manusia Manusia merupakan sumberdaya yang sangat vital karena merupakan pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian. Tanpa pelaku yang handal dan berkompeten, maka pembangunan pertanian tidak dapat berjalan secara optimal. Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan sumberdaya manusia pertanian melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan sekolah lapang. Pembinaan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan aparatur pertanian. 5). Revitalisasi pembiayaan petani Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke bawah adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan perbankan. Pada kondisi ini petani terpaksa berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu dengan bunga yang sangat mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini maka upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu diteruskan seperti penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan instansi di pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam mengakses
sumber
pembiayaan
koperasi
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
termasuk
skim 8
Direktorat Jenderal Perkebunan
pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali koperasi khusus di bidang pertanian. 6). Revitalisasi kelembagaan petani Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi teknologi dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan karakteristik seperti ini maka untuk mempermudah
melakukan
koordinasi
sangat
diperlukan
kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka dengan mudah melakukan koordinasi diantara mereka dan antara kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan menjadi kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi. 7). Revitalisasi teknologi dan industri hilir Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan industri hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat
hewan
dan
tanaman,
alsintan
dan
produk olahan,
pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah kebun
menjadi
suatu
produk
bermanfaat;
mempercepat
diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan pengkajian,
diklat,
penyuluhan,
tenaga
teknis
pertanian
lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
9
Direktorat Jenderal Perkebunan
industri pengolahan pertanian di pedesaan secara efisien guna peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan
internasional;
meningkatkan
jaminan
pemasaran
dan
stabilitas harga komoditas pertanian, dan meningkatkan dan menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir. 2.2.2. Strategi Khusus Strategi
umum
pembangunan
perkebunan
tahun
2010-2014
merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik
khusus
sub
sektor
perkebunan,
strategi
umum
dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut: 1). Peningkatan produksi, produktivitas perkebunan berkelanjutan
dan
mutu
tanaman
2). Pengembangan komoditas 3). Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan 4). Investasi usaha perkebunan 5). Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan 6). Pengembangan sumberdaya manusia 7). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha 8). Pengembangan dukungan lingkungan hidup.
terhadap
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
pengelolaan
SDA
dan
10
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2.1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Strategi ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi, produktivitas,
dan
mutu
tanaman
penerapan teknologi budidaya Practices/GAP)
berupa
perkebunan
baik
yang baik (Good penyediaan
melalui
Agricultural
benih
unggul
bermutu/bersertifikat dan sarana produksi, optimasi pemanfaatan sumberdaya lahan dan dukungan perlindungan perkebunan yang optimal. Adapun rencana aksi dari strategi tersebut meliputi: 1). Mengembangkan penerapan
IPTEK
budidaya dan
tanaman 4-ASI
perkebunan
(Intensifikasi,
melalui
Rehabilitasi,
Ekstensifikasi dan Diversifikasi), yang didukung dengan sistem penyuluhan dan pendampingan yang intensif. 2). Mengoptimalkan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan sarana
produksi,
penanganan
dukungan
gangguan
usaha
perlindungan perkebunan
perkebunan serta
dan
dukungan
manajemen dan teknis lainnya. 3) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan pada wilayah perbatasan, pemekaran, penyangga, maupun kawasan ekonomi khusus (KEK), dan optimalisasi pemanfaatan lahan.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
11
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2.2. Strategi Pengembangan Komoditas Sesuai
keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor:
511/Kpts/PD.310/9/2006 Tanggal 22 September 2006 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 3599/Kpts/PD.310/10/2009 Tanggal 19 Oktober 2009, komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman. Strategi pengembangan komoditas dilakukan melalui upaya-upaya memprioritaskan pengembangan komoditas unggulan nasional yang meliputi : karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, teh, jambu mete, cengkeh, lada, jarak pagar, tebu, tembakau, kapas, nilam, dan kemiri sunan, dan mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembangan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya. Rencana aksi untuk strategi ini adalah: 1). Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal sesuai dengan peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah dengan penerapan teknologi budidaya yang baik. 2). Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa aset lahan lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang sesuai. 3). Menumbuhkembangkan kawasan komoditas unggulan berbasis pedesaan dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir dalam satu kawasan. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
12
Direktorat Jenderal Perkebunan
4). Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan untuk mendukung penumbuhan sentra-sentra kegiatan ekonomi pada wilayah khusus antara lain wilayah perbatasan dan penyangga (bufferzone), wilayah konflik/pasca konflik, wilayah bencana alam serta wilayah pemekaran. 5). Mendorong pengembangan aneka produk (products development) perkebunan serta upaya peningkatan mutu untuk memperoleh peningkatan nilai tambah. 6). Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan perkebunan. 2.2.2.3.
Strategi
Peningkatan
Dukungan
Terhadap
Sistem
Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumahtangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (UU Nomor: 7 Tahun 1996 tentang Pangan). Sebagai tindak lanjut dari target utama Kementerian Pertanian, yaitu Peningkatan Diversifikasi Pangan yang diindikasikan dari skor PPH (93,3 pada tahun 2014), sub sektor perkebunan diamanahkan secara khusus untuk berkontribusi dalam pemenuhan skor PPH tersebut dari komponen minyak dan lemak, dan gula yang ditargetkan rata-rata 15 point per tahun sampai dengan 2014. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
13
Direktorat Jenderal Perkebunan
Rencana aksi yang akan dilakukan meliputi: (1) Meningkatkan pengembangan diversifikasi usahatani dengan komoditas bahan pangan di areal perkebunan secara intensif dan berkelanjutan. (2) Meningkatkan penyediaan protein hewani melalui integrasi cabang usahatani ternak yang sesuai pada areal perkebunan. (3) Mendorong ketersediaan dan keterjangkauan sumber pangan yang berasal dari perkebunan. 2.2.2.4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan Strategi ini dimaksudkan untuk lebih mendorong iklim investasi yang kondusif
dalam
pengembangan
agribisnis
perkebunan
dan
meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat, dan swasta. Perbankan telah menyediakan kredit program dan kredit komersial untuk investasi di bidang perkebunan. Kredit program untuk petani meliputi KKP-E, KPEN-RP, dan KUR serta kredit komersial lainnya. Selain itu Pemerintah juga memberikan bantuan melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Rencana aksi dari strategi ini adalah: 1) Memberikan
fasilitasi,
advokasi
dan
memperoleh kemudahan akses untuk
bimbingan
dalam
pelaksanaan investasi
usaha perkebunan; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
14
Direktorat Jenderal Perkebunan
2) Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk pengembangan perkebunan terutama untuk usaha kecil dan menengah; 3) Mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, mencakup pengembangan sistem pelayanan prima, jaminan kepastian dan keamanan berusaha; 4) Memberikan
fasilitasi
pengembangan
tersedianya
komoditas
dan
sumber
sumber
dana
lainnya
dari untuk
pengembangan usaha perkebunan; 5) Mendorong lembaga penjamin kredit untuk berpartisipasi dalam pembangunan perkebunan. 2.2.2.5. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Perkebunan Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional serta mampu mentransfer data sehingga menjadi informasi guna meningkatkan produktivitas. Berbagai capaian yang telah diraih yaitu Simonev, SAI, Simpeg, Website, dan e-form maupun egovernment.
Dalam
rangka
pengembangan
sistem
informasi
manajemen perkebunan ini ditempuh rencana aksi sebagai berikut: (1) Mengembangkan
sistem
informasi,
mencakup
kemampuan
menyusun, memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
15
Direktorat Jenderal Perkebunan
lengkap mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, manajemen, permodalan,
usaha
perkebunan
untuk
mendorong
dan
menumbuhkan minat pelaku usaha, petani dan masyarakat. (2) Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi terkait. 2.2.2.6. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia Strategi ini diarahkan untuk mendukung berlangsungnya proses perubahan
guna
terwujudnya
sistem
dan
usaha
agribisnis
perkebunan yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan. Berkenaan dengan hal tersebut, rencana aksi
yang
akan
dilaksanakan
mencakup
upaya-upaya
untuk
meningkatkan kapasitas SDM baik petugas, pekebun, maupun masyarakat dengan cara: (1) Petugas Meningkatkan
kualitas,
moral
dan
etos
kerja
petugas
termasuk di dalamnya petugas fungsional. Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun sistem pengawasan yang efektif. Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang profesional.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
16
Direktorat Jenderal Perkebunan
Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap prakarsa petugas yang proaktif dalam mewujudkan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelaku usaha. (2) SDM Pekebun dan Masyarakat Meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan kemandirian
pekebun
dan
masyarakat
untuk
mengoptimasikan usahanya secara berkelanjutan. Memfasilitasi dan mendorong kemampuan pekebun dan masyarakat untuk dapat mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya dalam memperkuat/ mempertangguh usaha taninya. Menumbuhkan
kebersamaan
dan
mengembangkan
kemampuan dan keterampilan pekebun dan masyarakat dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan usaha serta menjalin kemitraan. 2.2.2.7. Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha Kelembagaan petani didorong untuk tumbuh dari bawah yang dimulai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani, sampai koperasi komoditas yang berbadan hukum. Kelembagaan petani dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelembagaan petani yang bersifat sosial dan yang berfungsi ekonomi. Kelembagaan petani L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
17
Direktorat Jenderal Perkebunan
yang bersifat sosial berupa asosiasi petani, sedangkan kelembagaan petani yang berfungsi ekonomi berupa koperasi komoditas. Strategi
pengembangan
kelembagaan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Adapun strategi pengembangan kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. Untuk itu rencana aksi yang akan ditempuh adalah: (1) Mendorong
peningkatan
kemampuan
dan
kemandirian
kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya yang tersedia. (2) Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan komoditas yang tumbuh dari bawah. (3) Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan keuangan pedesaan. (4) Meningkatkan
fungsi
pendampingan
kepada
petani
dan
kelembagaan usahanya. (5) Memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan masyarakat sekitar perkebunan.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
18
Direktorat Jenderal Perkebunan
Disisi lain kalangan usaha dapat berperan dalam memperkuat asosiasi komoditas maupun dewan komoditas perkebunan. 2.2.2.8. Strategi
Pengembangan
Dukungan
Terhadap
Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup Strategi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga kelestariannya
dapat
tetap
terjaga.
Melalui
strategi
ini,
pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis ditinjau
dari
aspek
ekonomi,
sosial
dan
ekologi
secara
berkelanjutan. Rencana aksi dari strategi ini adalah: (1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah konservasi tanah dan air. (2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan. (3) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pestisida nabati, agens pengendali hayati serta teknologi pemanfaatan limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan. (4) Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi penyerapan karbon, penyedia oksigen dan peningkatan peran serta fungsi hidroorologis. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
19
Direktorat Jenderal Perkebunan
(5) Meningkatkan upaya penerapan pembukaan lahan tanpa bakar. 2.3. Target Menteri Pertanian 2.3.1. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2010-2014 Sesuai kontrak kerja Menteri Pertanian dengan Presiden RI, selama lima
tahun
ke
depan
(2010-2014),
Kementerian
Pertanian
mencanangkan 4 (empat) target utama yaitu: (1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan Saat ini tebu (gula) sudah dalam posisi swasembada untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga ke depan ditargetkan untuk mempertahankan posisi tersebut bahkan pada tahun 2014 telah mencapai swasembada gula nasional baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri; (2) Peningkatan diversifikasi pangan Diversifikasi pangan merupakan salah satu strategi mencapai ketahanan pangan. Sasarannya adalah tercapainya pola konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang yang dicerminkan oleh tercapainya skor pangan harapan (PPH) sekurang-kurangnya 93,3 pada tahun 2014. Dari sub sektor perkebunan diharapkan dapat berkontribusi terhadap skor PPH sebesar 15 point yang berasal dari minyak, lemak, dan gula.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
20
Direktorat Jenderal Perkebunan
(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekpor Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada peningkatan kualitas
dan
jumlah
olahan
produk
pertanian
untuk
mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Pada akhir 2014, ditargetkan 50% produk pertanian yang diperdagangkan harus dalam bentuk olahan. (4) Peningkatan kesejahteraan petani Prioritas utama dalam kerangka peningkatan kesejahteraan petani
adalah
upaya
peningkatan
pendapatan
petani.
Pendapatan petani/pekebun diharapkan dapat meningkat menjadi minimal US$ 1.840/KK/2 ha/tahun pada tahun 2014. 2.3.2. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2012 Target penyerapan anggaran Kementerian Pertanian dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan pertanian tahun 2012, dengan tahapan target penyerapan/realisasi keuangan berurutan sebagai berikut yaitu pada triwulan I sebesar >25%, triwulan II sebesar >50%, triwulan III sebesar >70% dan triwulan IV mendekati 100%.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
21
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.4.
Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
2.4.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor : SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor : 0142/M.PPN/06/2009 Tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah output. Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang dan tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2012 yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”. Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan
benih
bermutu,
sarana
produksi,
perlindungan
perkebunan dan penanganan gangguan usaha secara optimal.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
22
Direktorat Jenderal Perkebunan
Dari 127 komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599 Tahun 2010, prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh, cengkeh, jarak pagar, kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau, dan nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah didorong untuk memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masingmasing. 2.4.2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 Sebagai penjabaran dari program masing-masing unit eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai satu kegiatan. Dengan demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 7 (tujuh) kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan
Menteri
Pertanian
(Permentan)
Nomor:
61/Permentan/T.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu: (1) Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Semusim; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
23
Direktorat Jenderal Perkebunan
(4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha; (5) Dukungan Perlindungan Perkebunan; (6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; (7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon. 2.4.3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumber daya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara komprehensif. Atas dasar skala perioritas tersebut ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan yaitu: 1) Revitalisasi Perkebunan 2) Swasembada Gula Nasional 3)
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (BioEnergi)
4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
24
Direktorat Jenderal Perkebunan
5) Pengembangan Komoditas Ekspor 6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri 7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
25
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB III KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL Pembangunan perkebunan tahun 2012 merupakan bagian dari Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan tahun 2010 2014 yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, khususnya dari Sektor Pertanian. Lebih lanjut, target dalam Renstra 2010 - 2014 dimaksud dijabarkan menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) selama 5 tahun yang didalamnya termasuk RKT Pembangunan Perkebunan Tahun 2012. Terkait dengan hal tersebut, Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan
tahun
2012
ini
menggambarkan
capaian-capaian
indikator makro dan indikator mikro pembangunan perkebunan sampai dengan tahun 2012. 3.1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan Capaian kinerja pembangunan perkebunan pada tahun 2012 secara makro meliputi PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan nilai tukar petani (NTP) sebagai berikut :
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
26
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 1.
Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2012 CAPAIAN
NO. 1
INDIKATOR
Laju Pertumb. Per th (%)
2008
2009
2010
2011
2012*)
- harga berlaku (Rp milyar)
105.960
111.423
135.258
153.885
159.754
11,03
- harga konstan (Rp milyar)
44.784
45.608
46.751
48.964
51.763
3,70
20,61
20,47
20,84
20,87
21,21
0,62
42,91
43,37
48,75
51,82
59,93**
21,51
22,87
25,17
32,93
27,52
6,69
1.551
1.555
1.600
1.702
1.832
4,29
22,2
16,99
27,35
35,20
31,69
14,06
103,88
103,89
104,25
107,70
108,34
1,06
Pertumbuhan PDB
2
3 4 5 6 7
Keterlibatan tenaga kerja (juta orang) Investasi (Rp Triliun) Neraca Perdagangan Perkebunan (US$ milyar) Pendapatan pekebun (US$/KK) Ekspor perkebunan (US$ milyar) NTP Perkebunan Rakyat
Catatan: *) angka sementara ** s.d posisi 30 Juni 2012
3.1.1. Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun 5 (lima) tahun terakhir, nilai PDB sub sektor perkebunan atas dasar harga berlaku mengalami pertumbuhan ratarata 11,03% per tahun dari Rp 105,96 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 159,75 triliun pada tahun 2012. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011, PDB sub sektor perkebunan mengalami peningkatan sebesar 3,81%. Sementara itu, berdasarkan harga konstan tahun 2000 selama kurun waktu tahun 2008 - 2012 mengalami kenaikan rata-rata 3,70% per tahun dari Rp 44,78 triliun tahun 2008 menjadi Rp 51,76 triliun pada L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
27
Direktorat Jenderal Perkebunan
tahun 2012.
Nilai PDB tersebut mengalami peningkatan sebesar
6,15% dibandingkan tahun 2011. 3.1.2. Kesempatan Kerja di Sektor Perkebunan Laju rata-rata pertumbuhan untuk keterlibatan tenaga kerja dalam lima tahun terakhir sebesar 0,62% per tahun dari 20,61 juta KK pada tahun 2008 menjadi 21,12 juta KK pada tahun 2012. Apabila dibandingkan dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2012 yang
ditargetkan
berjumlah
20,08
juta
KK,
maka
realisasi
keterlibatan tenaga kerja di sub sektor perkebunan mencapai 105,18%. Capaian tersebut juga mengalami peningkatan 1,19% jika dibandingkan tahun 2011. 3.1.3. Investasi Pembangunan Perkebunan Perkembangan nilai investasi sektor perkebunan selama 5 tahun terakhir dari 2007-2011 mengalami peningkatan sebesar 17,97% per tahun dari nilai investasi sebesar Rp 28,21 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp 51,82 triliun pada tahun 2011. Target investasi di subsektor perkebunan tahun 2012 sebesar Rp 57,31 trilyun, nilai tersebut telah terlewati pada posisi triwulan II (30 Juni 2012) yang telah mencapai Rp59,93 trilyun.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
28
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.1.4. Neraca Perdagangan Komoditas Perkebunan Pada umumnya komoditi perkebunan merupakan komoditi untuk ekspor, neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan selama tahun 2008-2012 mengalami peningkatan sebesar 6,69% dari tahun 2008 sebesar US $21,51 milyar menjadi Rp US$ 27,52 milyar pada tahun 2012. Nilai tersebut lebih rendah sedikit jika dibandingkan dengan neraca perdagangan komoditi perkebunan tahun 2011 yang besarnya US$29,36 milyar, atau mengalami penurunan 6,26% akibat lesunya perekonomian dunia yang dipicu oleh krisis ekonomi di benua Eropa. 3.1.5. Nilai ekspor Nilai ekspor komoditas perkebunan selama kurun waktu 5 tahun (2008-2012) mengalami laju pertumbuhan rata-rata sebesar 14,06% per tahun dari nilai ekspor pada tahun 2008 sebesar US$ 22,20 milyar meningkat menjadi US$ 31,69 milyar pada tahun 2012. Namun jika dibandingkan dengan nilai ekspor komoditi perkebunan tahun 2011, mengalami penurunan sebesar 1,64%. 3.1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat Nilai tukar petani (NTP) perkebunan rakyat merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran tingkat kesejahteraan petani. Dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012) laju pertumbuhan nilai tukar petani rata-rata sebesar 1,06% per tahun dari 103,88 pada tahun 2008 menjadi 108,34 pada tahun 2012. Dalam Rencana L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
29
Direktorat Jenderal Perkebunan
Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perkebunan 2012 ditargetkan sebesar 107,13 dan terealisasi sebesar 108,34 atau capaiannya 100,59%.
Jika dibandingkan dengan tahun 2011
mengalami peningkatan sebesar 5,94%. 3.1.7. Pendapatan Pekebun Indikator lain untuk mengukur kesejahteraan petani
adalah
pendapatan pekebun, dalam rencana kinerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan 2012 ditetapkan sebesar US$1.720 per kepala keluarga, realisasi pendapatan pekebun sampai dengan akhir Desember 2012 sebesar US$1.832 (106,51%) dan jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 7,64%.
Dalam
kurun waktu 5 tahun (2008-2012) pendapatan pekebun mengalami kenaikan rata-rata 4,29% per tahun. 3.2.
Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan
Capaian indikator mikro lebih difokuskan pada luas areal, produksi dan produktivitas untuk 15 komoditas unggulan nasional yang meliputi karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, lada, cengkeh, kakao, jambu mete, tebu, tembakau, kapas, jarak pagar, nilam dan kemiri sunan/minyak.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
30
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.2.1. Luas Areal Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun 2008-2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya rata-rata 2,64% dari 19,35 juta hektar pada tahun 2008 menjadi 21,48 juta hektar pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan RKT tahun 2012 yang nilainya 21,27 juta hektar, maka capaiannya sebesar 100,96%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2011, luas areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 0,77% dari 21,31 juta hektar menjadi 21,48 juta hektar untuk tahun 2012. Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 22,11 juta ha, maka kinerja tahun 2012 sudah mencapai 97,12%. Rincian luas areal per komoditi sebagaimana Tabel2. Tabel 2.
Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2008 - 2012 Capaian luas areal (ha)
No
Komoditi
2008
2009
2010
2011
2012 *)
Laju Pertumb. Per th (%)
1
Karet
3.424.217
3.435.270
3.445.415
3.456.127
3.484073
0,43
2
Kelapa
3.783.074
3.799.125
3.739.350
3.767.704
3.787.724
0,04
3
Kelapa Sawit
7.363.847
7.873.294
8.385.394
8.992.824
9.074.621
5,39
4
Kopi
1.295.111
1.266.235
1.210.365
1.233.698
1.233.982
-1,17
5
Teh
127.712
123.506
122.898
123.938
123.769
-0,77
6
Lada
183.082
185.941
179.318
177.490
178.622
-0,60
7
Cengkeh
456.471
467.403
470.041
485.191
485.118
1,54
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
31
Direktorat Jenderal Perkebunan
Capaian luas areal (ha) No
Komoditi
2008
2009
1.425.216
1.587.136
2010
Laju Pertumb. Per th (%)
2011
2012 *)
1.650.621
1.732.408
1.733.228
5,09
8
Kakao
9
Jambu Mete
573.721
572.114
570.930
575.841
586.358
0,55
10
Tebu
436.505
441.440
454.111
450.469
451.191
0,84
11
Tembakau
196.627
204.218
216.271
228.770
249.781
6,18
12
Kapas
11.729
12.622
10.194
10.238
9.565
-1,55
13
Jarak Pagar
53.566
52.722
50.106
47.676
47.397
-2,99
14
Nilam
22.132
24.498
24.472
28.008
29.381
7,48
15
Kemiri Sunan
-
779
918
944
962
7,53
Jumlah
19.353.010 20.046.303 20.530.404 21.311.326 21.475.772
2,64
Catatan: *) angka sementara
Beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan luas areal yang cukup signifikan yaitu nilam (7,48%), kemiri sunan (7,53%), tembakau (6,18%), kelapa sawit (5,39%) dan kakao (5,09%). Namun sebaliknya beberapa komoditi mengalami penurunan luas areal seperti jarak pagar (2,99%), kapas (1,55%), kopi (1,17%), teh (0,77%) dan lada (0,60%).
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
32
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.2.2. Produksi Produksi komoditas utama perkebunan selama 5 tahun (2008– 2012) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 5,10% per tahun dari 28,48 juta ton pada tahun 2008 menjadi 34,72 juta ton pada tahun 2012. Meskipun perubahan iklim mengakibatkan intensitas serangan OPT meningkat yang selanjutnya berdampak pada penurunan produksi, beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan produksi per tahun yang cukup signifikan yaitu nilam (14,79%), tembakau (11,41%), kelapa sawit (7,71%), karet (2,95%), cengkeh (2,67%) dan lada (2,337%). Namun sebaliknya beberapa komoditi mengalami penurunan produksi yang cukup serius yaitu kemiri sunan (30,00%), jarak pagar (6,93%), jambu mete (6,44%) dan kapas (5,78%). Rincian produksi per komoditi sebagaimana Tabel 3.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
33
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 3.
Perkembangan
Produksi
Komoditas Perkebunan
Tahun 2008 - 2012 Laju Pertumb. Per th (%)
Capaian produksi (ton) No
Komoditi
2008
2009
2010
2011
2012
1
Karet
2.751.286
2.440.347
2.734.854
2.990.184
3.040.376
2,95
2
Kelapa
3.239.673
3.257.702
3.166.666
3.174.379
3.176.223
-0,48
3
Kelapa Sawit
21.958.120 23.096.541
23.521.071
7,71
4
Kopi
698.016
685.170
686.922
638.647
657.138
-1,43
5
Teh
153.971
156.901
156.604
150.776
150.180
-0,60
6
Lada
80.420
82.834
83.662
87.089
88.160
2,33
7
Cengkeh
70.535
82.032
98.386
72.207
72.976
2,67
8
Kakao
803.593
820.496
837.918
936.266
903.652
3,12
9
Jambu Mete
156.652
147.403
115.149
114.789
117.485
-6,44
10
Tebu
2.703.975
2.624.068
2.214.488
2.228.259
2.591.687
-0,41
11
Tembakau
168.037
176.186
135.678
214.524
226.704
11,41
12
Kapas
3.858
3.145
3.174
2.275
2.793
-5,78
13
Jarak Pagar
14
Nilam
15
Kemiri Sunan
17.539.788 19.324.294
Jumlah
7.197
6.851
7.081
6.576
5.317
-6,93
103.100
138.800
110.300
143.281
165.022
14,79
-
-
4.800
4.800
1.920
-30,00
28.480.101 29.946.229 32.313.802 33.860.591 34.720.703
5,10
Catatan : *) Angka Sementara
Dukungan swasembada gula nasional. mendukung khususnya
program pencapaian
prioritas
Dalam rangka
pembangunan
swasembada
dan
pertanian, swasembada
berkelanjutan, Direktorat Jenderal Perkebunan diberikan amanah untuk swasembada gula pada tahun 2014.
Upaya
Peningkatan produksi dan produktivitas tebu dalam rangka mencapai swasembada gula telah dilakukan sejak tahun 2004 melalui Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
34
Direktorat Jenderal Perkebunan
berupa kegiatan bongkar ratoon (tanaman keprasan) dengan penggantian tanaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi sederhana dan pengadaan alat dan mesin pertanian. Target produksi gula tahun 2012 sebesar 3,87 juta ton akan terpenuhi apabila penyediaan lahan minimal seluas 350.000 ha, investasi pembangunan PG baru dan revitalisasi Pabrik Gula
berjalan
sesuai
dengan
rencana.
Namun
karena
permasalahan utama tersebut belum teratasi secara tuntas, maka target dikoreksi menjadi 2,544 juta ton dengan harapan masih dapat memenuhi kebutuhan gula untuk konsumsi langsung. Sampai dengan akhir tahun 2012, capaian luas areal tebu mencapai 451.191 hektar dengan produksi 2,592 juta ton atau
101,48% dari target. Namun capaian tersebut belum
optimal terutama diakibatkan oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di beberapa sentra produksi. Permasalahan lainnya di tingkat on farm adalah sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada, keterbatasan
infrastruktur
terutama
untuk
wilayah
pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah, waktu, harga dan mutu.
Sedangkan di tingkat off farm meliputi
tingkat efisiensi PG yang dibawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi, kualitas gula yang relatif rendah dan belum berkembangnya diversifikasi produk berbasis tebu.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
35
Direktorat Jenderal Perkebunan
Pengembangan tanaman tebu di Indonesia hingga Tahun 2012 telah mencapai 451.191 hektar dengan produksi 2.591.687 ton gula, yang tersebar di 9 provinsi. Jumlah petani yang terlibat dalam usaha tebu mencakup
996.648 (kepala
keluarga dan tenaga kerja). Ekspor komoditas tebu mencapai nilai US$ 0,9 juta dengan volume 600 ton molases, sedangkan impor tebu mencapai nilai US$1.634,34 juta dengan volume 2,767 juta ton gula hablur pada Tahun 2012.
Jika
dibandingkan dengan tahun 2011, impor gula mengalami peningkatan sebesar
36,91% dari 2,021 juta ton menjadi
2,767 juta ton pada tahun 2012. Pada tahun 2013 luas areal tanaman tebu diperkirakan mencapai 454.297 ha, dengan produksi mencapai 2,816 juta ton gula hablur. Kebijakan
dalam
produktivitas
dan
mendukung mutu
peningkatan
tanaman
semusim,
produksi, khususnya
swasembada gula nasional adalah melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha serta pelayanan organisasi secara optimal.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
36
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.2.3. Produktivitas Produktivitas komoditas utama perkebunan selama 5 tahun terakhir (2008–2012) cenderung mengalami penurunan dengan laju rata-rata sebesar 3,08% per tahun akibat anomali iklim yang semakin ekstrim. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2011, produktivitas komoditi perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar 9,19%. Rincian produktivitas per komoditi sebagaimana Tabel 4. Tabel 4. No
Perkembangan 2008-2012 Komoditi
1
Karet
2
Produktivitas
Perkebunan
Capaian Produktivitas (kg/ha) 2009 2010 2011
2008
2012*
Tahun Laju Pertumb. Per th (%)
994
901
986
1.106
1.080
2,48
Kelapa
1.169
1.175
1.159
1.168
1.158
-0,23
3
Kelapa Sawit
3.424
3.487
3.595
3.450
3.571
1,11
4
Kopi
729
737
779
777
723
-0,12
5
Teh
1.447
1.571
1.553
1.552
1.473
0,57
6
Lada
702
729
756
702
785
3,06
7
Cengkeh
232
268
322
248
241
2,47
8
Kakao
889
834
854
668
813
-0,97
9
Jambu Mete
10
Tebu
493
468
371
393
359
-7,13
6.113
5.952
5.292
5.191
5.230
-3,72
11
Tembakau
863
867
760
625
998
7,51
12
Kapas
451
297
380
356
305
-6,71
13
Jarak Pagar
460
468
462
434
310
-8,54
14
Nilam
119
160
119
111
144
7,96
15
Kemiri Sunan
-
-
667
667
480
-9,35
Catatan : *) Angka Sementara
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
37
Direktorat Jenderal Perkebunan
Beberapa
komoditi
sangat
terpengaruh
oleh
adanya
perubahan iklim yang ekstrim sehingga berdampak pada penurunan
rata-rata
produktivitas
seperti
jarak
(8,54%), jambu mete (7,13%) dan kapas (6,71%). sebaliknya
beberapa
komoditi
mengalami
pagar Namun
peningkatan
produktivitas seperti nilam (7,96%), tembakau (7,51%), lada (3,06%), karet (2,48%), cengkeh (2,47%) dan kelapa sawit (1,11%).
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
38
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB IV KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2012 Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang akan disampaikan pada Laporan Kinerja ini meliputi (1). capaian terkait dengan penetapan kinerja yang ditandatangani Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa outcomes dan penetapan kinerja yang ditandatangani Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs, (2). capaian kinerja keuangan berdasarkan kegiatan utama dan berdasarkan serapan anggaran masing-masing satuan kerja (satker), (3). capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh Unit
Kerja
Presiden
Bidang
Pengawasan
dan
Pengendalian
Pembangunan (UKP4). 4.1.
Capaian Kinerja Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, penetapan kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa outcomes
yang
dimanifestasikan
dalam
produksi.
Sedangkan
penetapan kinerja yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditi. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
39
Direktorat Jenderal Perkebunan
Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Jenderal Perkebunan adalah produksi, sehingga kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 yang diukur hanyalah produksi. Capaian fisik pembangunan perkebunan tahun 2012 secara nasional sebesar 98,18% yang dilaksanakan oleh 184 satker di seluruh Indonesia yang terdiri atas 1 satker pusat, 4 satker UPT Pusat, 32 satker Provinsi dan 147 satker kabupaten/kota. 4.1.1. Capaian Kinerja Direktur Jenderal Perkebunan Tahun 2012 Sasaran
strategis
meningkatnya
dalam
produksi,
penetapan
kinerja
produktivitas
dan
tersebut mutu
adalah tanaman
perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan dengan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan sarana
produksi,
perlindungan
perkebunan
serta
dukungan
manajemen dan teknis lainnya. Adapun indikator yang digunakan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan nasional perkebunan yang meliputi tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar, karet dan kemiri sunan/minyak yang dikelompokan kedalam
fokus
kegiatan
yaitu
swasembada
gula
nasional,
pengembangan komoditas pemenuhan komsumsi dalam negeri, pengembangan komoditi ekspor dan penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bioenergi). L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
40
Direktorat Jenderal Perkebunan
Penetapan kinerja untuk Direktorat Jenderal Perkebunan berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi. Terhadap outcomes
tersebut
sampai
dengan
saat
ini
masih
menjadi
perdebatan yang dapat dilihat dari 2 aspek, pertama, mengingat tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan sehingga produksi tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun kedepan. Aspek kedua, sebagaimana diketahui bahwa biaya investasi pengembangan perkebunan yang dibiayai dengan APBN jumlahnya sangat kecil sekitar 2% per tahun. Apabila yang dihitung hanya kegiatan yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya terhadap produksi tingkat nasional sangat kecil sekali, padahal Direktorat Jenderal Perkebunan telah membina seluruh perkebunan yang ada di Indonesia, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar melalui pembinaan, pengawalan, pendampingan, kebijakan maupun surat-menyurat. Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada tahun berjalan sesuai berlakunya APBN, maka tidak dapat dihitung produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai ketentuan yang berlaku maka produksinya/outcomes adalah nol (tidak ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung produksi tahun berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi dari tanaman yang tahun tanamnya minimal empat tahun yang lalu. Berkenaan dengan kedua pendekatan dimaksud, meskipun tidak sepenuhnya benar, Direktorat Jenderal Perkebunan menyepakati L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
41
Direktorat Jenderal Perkebunan
produksi
pada
tahun
berjalan
sebagai
outcomes
dengan
menggunakan target rencana strategis pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 sebagai acuannya. Pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 dilaksanakan terhadap (a) Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan tahun 2012, (b) Capaian Kinerja tahun 2011 dan (c) Capaian terhadap Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014. 4.1.1.1 Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 34,72 juta ton dari target sebesar 37,22 juta ton atau mencapai 93,27% dibandingkan dengan target dalam Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2012. Capaian tertinggi pada komoditi nilam (155,68%) dan secara berurutan sebagai berikut tembakau (123,88%), karet (110,92%), tebu (101,87%), lada (101,16%), kelapa (95,76%), kopi (91,52%), kelapa sawit (91,49%), cengkeh (87,92%),
teh
(86,31%)
dan
jambu
mete
(77,29%).
Sebaliknya untuk komoditi yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan capaian produksi turun cukup tajam yaitu kapas (6,98%), kakao (67,34%) dan untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena tidak/belum ada jaminan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
42
Direktorat Jenderal Perkebunan
pasarnya
adalah
jarak
pagar
(22,15%)
dan
kemiri
minyak/sunan (40,00%). Tabel 5. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2012 PRODUKSI PERKEBUNAN (TON) NO
1
KOMODITAS
Karet
2011
Kelapa Sawit
3
Kelapa
RKT/PK 2012
Realisasi* 2012
Capaian Target 2011 Renstra
RKT/PK 2012
3.040.376
101,68
108,55
110,92
23.096.541 28.439.000 25.710.000 23.521.071
101,84
82,71
91,49
3.176.223
100,06
93,97
95,76
2.990.184
2
Target Renstra 2010 - 2014
REALISASI KINERJA Thd (%)
3.174.379
2.801.000 3.380.000
2.741.000 3.317.000
4
Kopi
638.647
738.000
718.000
657.138
102,90
89,04
91,52
5
Kakao
936.266
1.648.000
1.342.000
903.652
96,52
54,83
67,34
6
Jambu Mete
114.789
159.120
152.000
117.485
102,35
73,83
77,29
7
Lada
87.089
91.580
87.150
88.160
101,23
96,27
101,16
8
Cengkeh
72.246
85.510
83.000
72.976
101,01
85,34
87,92
9
Teh
150.776
182.000
174.000
150.180
99,60
82,52
86,31
6.576
35.000
24.000
5.317
80,86
15,19
22,15
10 Jarak Pagar
4.800
4.800
4.800
1.920
40,00
40,00
40,00
2.228.259
3.100.000
2.544.000
2.591.687
116,31
83,60
101,87
2.275
63.000
40.000
2.793
122,81
4,43
6,98
14 Tembakau
214.524
184.000
183.000
226.704
105,68
123,21
123,88
15 Nilam
143.281
106.000
165.022
115,17
133,08
155,68
33.860.630 41.035.010 37.225.950 34.720.703
102,54
84,61
93,27
11 Kemiri Sunan 12 Tebu 13 Kapas
Total
124.000
Catatan : * Angka sementara
4.1.1.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2011 Pada tahun 2012, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar 34,72 juta ton meningkat menjadi 102,54% dibandingkan capaian produksi tahun 2011 yang besarnya 33,86 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 2,54%. Peningkatan produksi tersebut, selain karena pembinaan L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
43
Direktorat Jenderal Perkebunan
dan pengawalan yang lebih intensif juga didukung dengan harga yang relatif menguntungkan dan iklim yang lebih kondusif.
Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditi
tebu (16,31%) dan nilam (15,17%) dan disusul secara berurutan komoditi tembakau (5,68%), kopi (2,90%), jambu mete (2,35%), kelapa sawit (1,84%), karet (1,68%), (1,23%), cengkeh (1,01%), kelapa (0,06%).
lada
Sebaliknya
terdapat beberapa komoditi yang mengalami penurunan produksi yaitu kapas, kakao, teh, jarak pagar dan kemiri minyak/sunan. 4.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Pada tahun 2012, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar 34,55 juta ton. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2012 telah mencapai 84,61%. Capaian yang telah melebihi target RENSTRA adalah komoditi nilam (133,08%), tembakau (123,21%), dan karet (108,55%). Sedangkan capaian yang telah mendekati target RENSTRA adalah komoditi lada (96,27%), kelapa (93,97%), kopi (89,04%), cengkeh (85,34%), tebu (83,60%), kelapa sawit (82,71%), dan teh (82,52%). Lebih lanjut untuk capaian yang masih jauh dari target adalah kapas (4,43%), jarak L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
44
Direktorat Jenderal Perkebunan
pagar (15,19%), kemiri sunan/minyak (40,00%), kakao (54,83%) dan jambu mete (73,83%). 4.1.2. Capaian Kinerja sesuai Penetapan Kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 Dalam laporan kinerja ini yang disajikan untuk penetapan kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan
Tahun 2012 adalah output penting dalam rangka mendukung pencapaian
kinerja
sebagaimana
ditetapkan
dalam
dokumen
penetapan kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian. Output penting yang ditetapkan adalah pengembangan areal perkebunan. Dalam laporan ini disajikan capaian kinerja berupa (1). luas areal secara nasional dan (2). luas areal yang dibiayai dengan APBN tahun 2012 dan (3) dukungan teknis yang terkait. 4.1.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Pertanian,
IKU
Kinerja Direktorat
Utama
(IKU)
Tanaman
Kementerian Rempah
dan
Penyegar adalah luas areal tanaman kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
45
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.1.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja tahun 2012, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar untuk 5 komoditi unggulan nasional mencapai 3,754 juta hektar dari target sebesar 3,963 juta hektar atau mencapai 94,74%.
Capaian tertinggi pada komoditi
cengkeh (102,32%), sebaliknya yang tidak mencapai target secara berurutan sebagai berikut teh (95,11%), kakao (94,35%), kopi (92,92%) dan lada (92,07%). Namun demikian apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar mengalami peningkatan sebesar 0,05% menjadi
100,05%.
Luas
areal
yang
mengalami
peningkatan adalah tanaman lada (100,64%), kakao (100,05%) dan kopi (100,02%). Sebaliknya komoditi yang mengalami penurunan adalah cengkeh (99,98%) dan teh (99,86%). Apabila dibandingkan dengan target Renstra 20102014, kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar baru mencapai 89,73%. Namun luas areal cengkeh telah melebihi target renstra yaitu 100,30%. Sedangkan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
46
Direktorat Jenderal Perkebunan
capaian tanaman lainnya sebagai berikut: lada (90,92%), kakao (85,80%), kopi (91,14%) dan lada (90,92%). Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 6. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2012 Luas areal (ha) No
Komoditi
2011
Target Renstra 2010 2014
RKT/PK 2012
Realisasi kinerja thd (%) Realisasi* 2012
Capaian 2011
Target Renstra
RKT/PK 2012
1
Kopi
1.233.698 1.354.000 1.328.000 1.233.982
100,02
91,14
92,92
2
Kakao
1.732.408 2.020.000 1.837.000 1.733.228
100,05
85,80
94,35
3
Lada
177.490
196.450
194.000
178.622
100,64
90,92
92,07
4
Cengkeh
485.191
483.660
474.130
485.118
99,99
100,30
102,32
5
Teh
123.938
130.390
130.130
123.769
99,86
94,92
95,11
3.752.725 4.184.500 3.963.260 3.754.719
100,05
89,73
94,74
Total
Catatan : * Angka Sementara
4.1.2.1.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2012 Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah terlaksananya pengembangan tanaman rempah dan penyegar yang meliputi kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh seluas 74.529 ha. Realisasi fisiknya mencapai 71.419 ha (97,89%). Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
47
Direktorat Jenderal Perkebunan
1) Perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi. Realisasi fisik seluas 18.110 ha (97,97%) dari target seluas 18.485 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 2) Rehabilitasi dan intensifikasi tanaman teh. Realisasi fisik seluas 950 ha (94,06%) dari target 1.010 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 3) Perluasan, peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman kakao termasuk Gernas kakao. Realisasi capaian fisik seluas 59.108 ha (96,90%) dari target seluas 61.000 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Perluasan kakao diluar Gernas kakao, realisasinya 3.519 ha (90,46%) dari target 3.890 ha. 4) Perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman lada. Capaian fisik output kegiatan ini seluas 910 ha (95,79%) dari 950 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 5) Peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh. Realisasi fisik mencapai 3.435 ha (95,82%) dari 3.585 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar seperti pada Lampiran 1. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
48
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.2. Direktur Tanaman Semusim Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Kementerian
Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Semusim adalah luas areal tanaman tebu, kapas, tembakau dan nilam. 4.1.2.2.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja tahun 2012, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman semusim untuk 4 komoditi unggulan nasional mencapai 741.103 hektar dari target sebesar
693.297
hektar
atau
mencapai
106,72%.
Capaian tertinggi pada komoditi nilam (183,63%) diikuti tembakau (121,84%),
sebaliknya yang tidak mencapai
target secara berurutan sebagai berikut kapas (47,83%), dan tebu (99,76%). Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan
capaian
kinerja
tahun
2011,
mengalami
peningkatan sebesar 3,13% menjadi 103,13%. Hampir seluruh areal tanaman semusim mengalami peningkatan secara berurutan sebagai berikut tanaman tembakau (109,18%), nilam (104,90%) dan tebu (100,16%), kecuali kapas turun menjadi 93,43%. L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
49
Direktorat Jenderal Perkebunan
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 20102014, kinerja luas areal tanaman semusim sudah melebihi target yaitu mencapai 105,06%. Sumbangan terbesar dari luas areal nilam (163,23%) dan tembakau (121,84%).
Sedangkan
untuk
tanaman
kapas
baru
mencapai 38,26% dan tebu mencapai 98,88%. Rincian Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Semusim tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 7. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2012 Luas areal (ha) No
Komoditi
2011
Target Renstra 2010 2014
RKT/PK 2012
Realisasi kinerja thd (%) Realisasi* 2012
Capaian 2011
Target Renstra
RKT/PK 2012
1
Tebu
450.469
456.297
452.297
451.191
100,16
98,88
99,76
2
Kapas
10.238
25.000
20.000
9.565
93,43
38,26
47,83
3
Tembakau
228.770
205.000
205.000
249.781
109,18
121,84 121,84
4
Nilam
28.008
18.000
16.000
29.381
104,90
163,23 183,63
739.918
103,13
105,06 106,72
Total
717.484
704.297
693.297
4.1.2.2.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2012 Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah terlaksananya pengembangan tanaman semusim yang meliputi 18.731ha.
tebu,
kapas,
Realisasi
tembakau fisiknya
dan
mencapai
nilam
seluas
18.578
ha
(96,22%). Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi: L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
50
Direktorat Jenderal Perkebunan
1) Perluasan tebu rakyat, bongkar ratoon/rawat ratoon. Capaian fisik pada seluas 7.575 ha (98,83%) dari target seluas 7.665 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 2) Penanaman tanaman kapas. Capaian fisik seluas 9.565 ha (100,00%) dari target seluas 9.565 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 3) Penanaman tanaman nilam. Realisasi fisik mencapai 182 ha (100,00%) dari 182 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur
Tanaman
Semusim
seperti
pada
Lampiran 2.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
51
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.3. Direktur Tanaman Tahunan Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Kementerian
Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Tahunan adalah luas areal tanaman karet, kelapa sawit, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan/minyak. 4.1.2.3.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja tahun 2012, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman tahunan untuk 6 komoditi unggulan nasional mencapai 16,981 juta hektar dari target sebesar 16,437 juta hektar atau mencapai 103,31%. Capaian tertinggi pada komoditi jarak pagar (314,51%) diikuti kelapa sawit (106,05%), jambu mete (101,99%) dan karet (100,52%), sebaliknya yang tidak mencapai target secara berurutan sebagai berikut kelapa (99,15%), dan kemiri sunan/minyak (24,05%).
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
52
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 8. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 Luas areal (ha) No
Komoditi
Target Renstra 2010 - 2014
2011
Realisasi kinerja thd (%)
RKT/PK 2012
Realisasi* 2012
Capaian Target RKT/PK 2011 Renstra 2012
1
Karet
3.456.127
3.487.000
3.466.000
3.484.073
100,81
2
K. Sawit
8.992.824
8.987.000
8.557.000
9.074.621
100,91 100,97 106,05
3
Kelapa
3.767.704
3.833.000
3.820.200
3.787.724
100,53
4
Jambu Mete
575.841
577.000
574.900
586.358
101,83 101,62 101,99
5
Jarak Pagar
47.676
21.220
15.070
47.397
99,41 223,36 314,51
6
Kemiri Sunan
944
10.000
4.000
962
Total
16.841.116 16.915.220 16.437.170 16.981.134
99,92 100,52
98,82
101,91
9,62
99,15
24,05
100,83 100,39 103,31
4.1.2.3.2.Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2012 Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah terlaksananya
pengembangan
tanaman
tahunan
yang
meliputi kelapa sawit, karet, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan/minyak seluas 47.720 ha. Realisasi fisiknya mencapai 46.607 ha (97,67%). Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi: 1) Peremajaan dan perluasan tanaman karet rakyat. Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 14.823 ha (97,93%) dari target seluas 15.590 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
53
Direktorat Jenderal Perkebunan
2) Peremajaan tanaman Kelapa. Realisasi fisik mencapai 19.765 ha (98,89%) dari target seluas 19.986 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 3) Peremajaan dan perluasan tanaman kelapa sawit. Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 7.005 ha (98,09%) dari target seluas 7.255 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 4) Rehabilitasi,
peremajaan
dan
perluasan
tanaman
jambu mete. Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 3.897 ha (93,33%) dari target seluas 3.902 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 5) Penanaman
Jarak
Pagar
untuk
pengutuhan
Mandiri Energi. Realisasi fisik mencapai
Desa
200 ha
(100,00%) dari target seluas 200 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 6) Penanaman Kemiri Sunan/minyak untuk mendukung penyediaan bahan bakar nabati (BBN). Realisasi fisik mencapai 31 ha (100,00%) dari target seluas 31 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur
Tanaman
Tahunan
seperti
pada
Lampiran 3.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
54
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Kementerian
Pertanian, IKU Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah (1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP, (2) Jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO dan (3) Jumlah perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya. 4.1.2.4.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja tahun 2012, capaian kinerja jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP sebanyak 172 kelompok tani atau 156,36% dari target. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO sampai akhir tahun baru mencapai 31 perusahaan atau sebesar 17,22% dari target 180 perusahaan. Untuk perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya sebanyak 132 kasus atau 330%. Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, untuk jumlah L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
55
Direktorat Jenderal Perkebunan
kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP mengalami peningkatan sebesar 72% menjadi 172,00%. Untuk
perusahaan
yang
ditangani
kasus
gangguan
usahanya mengalami peningkatan menjadi 347,37%. Apabila dibandingkan dengan target Renstra 20102014,
jumlah
kelompok
tani
yang
menerapkan
pascapanen sesuai GHP sudah melebihi target yaitu mencapai 132,31%.
Sedangkan jumlah perusahaan
kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO baru mencapai 9,28% dari target 334 perusahaan.
Untuk perusahaan yang ditangani kasus
gangguan usahanya mencapai 132 kasus atau telah melebihi target Renstra (300%).
Rincian Capaian
Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2012 Target dan capaian No.
Kegiatan
1
Penanganan panen sesuai GHP
2
Perusahaan yang mengajukan sertifikat ISPO
3
Penanganan gangguan usaha
2011
100
38
Realisasi kinerja thd (%)
Target RKT/PK Realisasi Capaian Target RKT/PK Renstra 2012 2012 2011 Renstra 2012 2010 - 2014
130
110
172
334
180
31
44
40
132
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
172,00
132,31 156,36 9,28
347,37
17,22
300,00 330,00
56
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.4.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2012 Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya
pengembangan
penanganan
pascapanen tanaman rempah dan penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan sebanyak 172 kelompok tani.
Realisasi fisiknya mencapai 172 kelompok tani
(56,21%) dari target 306 kelompok tani. Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi: 1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman semusim sesuai GHP mencapai 24 kelompok tani atau 104,33% dari target 23 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 2) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman rempah dan penyegar sesuai GHP mencapai 104 kelompok tani atau 97,20% dari target 107 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. 3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman tahunan sesuai GHP mencapai 41 kelompok tani atau 23,29% dari target 176 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi penyebaran Penetapan
sebagaimana Kinerja
Direktur
dituangkan Pascapanen
dalam dan
Pembinaan Usaha seperti pada Lampiran 4.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
57
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Pertanian,
Kinerja
Utama
(IKU)
Kementerian
IKU Direktorat Perlindungan
Perkebunan
adalah luas areal pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan. 4.1.2.5.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2012 Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan
kinerja
tahun
2012,
capaian
kinerja
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan mencapai 3.430 hektar dari target sebesar 3.300 hektar atau mencapai 103,94%.
Luas
areal pengendalian OPT terbesar pada tanaman kelapa seluas 1.300 hektar, kemudian secara berurutan karet seluas 575 hektar, kopi seluas 500 hektar, tebu seluas 400 hektar, lada seluas 225 hektar, cengkeh seluas 180 hektar, tembakau seluas 75 hektar dan jambu mete seluas 75 hektar. Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan
capaian
kinerja
tahun
2011,
mengalami
peningkatan sebesar 3,94% menjadi 103,94%.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
58
Direktorat Jenderal Perkebunan
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 20102014, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan baru mencapai 64,72% dari target 5.300 hektar pada tahun 2014. Rincian Capaian Kinerja pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 10.
Capaian Kinerja Direktorat Perkebunan Tahun 2012 Luas areal pengendalian (ha) Target Renstra 2010 - 2014
Perlindungan
Realisasi kinerja thd (%)
No.
Kegiatan
1
Pengendalian OPT
3.300
5.300
3.300
3.430
103,94
64,72
103,94
Total
3.300
5.300
3.300
3.430
103,94
64,72
103,94
2011
RKT/PK 2012
Realisasi 2012
Capaian 2011
Target Renstra
RKT/PK 2012
4.1.2.5.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2012 Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya
pengganggu
tumbuhan
pengendalian (OPT)
seluas
organisme 3.455
ha,
pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta SLPHT sebanyak 82 poktan.
Realisasi fisiknya mencapai 3.369
ha (97,50%). Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
59
Direktorat Jenderal Perkebunan
1) Pengendalian OPT tanaman perkebunan. Realisasi fisik mencapai 3.430 ha (99,28%) dari target seluas 3.455 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Pengendalian OPT tersebut meliputi tanaman kelapa seluas 1.300 hektar, kemudian secara berurutan karet seluas 575 hektar, kopi seluas 500 hektar, tebu seluas 500 hektar, lada seluas 225 hektar, cengkeh seluas 180 hektar, tembakau seluas 75 hektar dan jambu mete seluas 75 hektar. 2) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan, dengan capaian fisik sebanyak 82 poktan (100,00%). Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja Direktur Perlindungan Perkebunan
seperti pada
Lampiran 5. 4.1.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Pertanian,
IKU
Kinerja
Utama
Sekretariat
(IKU)
Kementerian
Direktorat
Jenderal
Perkebunan adalah jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas dibidang perencanaan,
keuangan,
umum
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
dan
evaluasi
serta 60
Direktorat Jenderal Perkebunan
pelaporan. Sedangkan sasaran strategis dalam penetapan kinerja
tersebut
kesekretariatan
adalah
terlaksananya
dalam rangka
pelayanan
menunjang pencapaian
kinerja program peningkatan produkdi, produktivitas dan mutu
tanaman
perkebunan
berkelanjutan.
Realisasi
fisiknya mencapai 100% dalam bentuk dokumen (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi, kepegawaian, humas, hukum, administrasi perkantoran dan (4) pengelolaan administrasi keuangan dan aset. 4.1.2.7. Balai
Besar
Perbenihan
dan
Proteksi
Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Kementerian
Pertanian, IKU BBP2TP adalah (1) jumlah benih/bibit yang disertifikasi dan (2) jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
61
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 11. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon Tahun 2012 Target dan capaian No.
1
Kegiatan
Target Renstra 2010 - 2014
Realisasi 2012
Target Renstra 2010 - 2014
RKT/PK 2012
Jumlah benih yang disertifikasi (ribu batang) BBP2TP Medan
240.384
218.761
278.089
115,69
127,12
14.950
13.561
17.732
118,61
130,76
535
465
1.226
229,16
263,66
255.869
232.787
297.047
116,09
127,60
10
8
8
80,00
100,00
BBP2TP Surabaya
6
6
6
100,00
100,00
BBP2TP Ambon
9
9
9
100,00
100,00
25
23
23
92,00
100,00
BBP2TP Surabaya BBP2TP Ambon Total 2
RKT/PK 2012
Realisasi kinerja thd (%)
Jumlah teknoilogi terapan perlindungan perkebunan (paket) BBP2TP Medan
Total
Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara nasional pada tahun 2012
mencapai 127,60% dan
masing-masing balai telah melebihi target RKT/PK tahun 2012. Sedangkan apabila dibandingkan dengan target Renstra
2010-2014,
116,09%.
secara
nasional
telah
mencapai
Untuk indikator kegiatan jumlah teknologi
terapan perlindungan perkebunan, secara nasional pada tahun 2012
mencapai 100,00% dan masing-masing balai
telah memenuhi target RKT/PK tahun 2012. Sedangkan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
62
Direktorat Jenderal Perkebunan
apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, secara nasional telah mencapai 92,00%. 4.2.
Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2012
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang pagu definitif Kementerian Negara/Lembaga tahun 2012, alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian Rp 18,609 trilyun dan Rp 1,464 trilyun (7,87%)
diantaranya
dialokasikan
untuk
Direktorat
Jenderal
Perkebunan dalam rangka mendukung pengembangan perkebunan tahun 2012 khususnya dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama. Serapan anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 mencapai 94,65% menduduki urutan tertinggi kedua di lingkup Kementerian
Pertanian
setelah
Sekretariat
Jenderal
(hanya
mempunyai satker di pusat) yang mencapai 94,97% serta melebihi serapan anggaran secara nasional Kementerian Pertanian yang hanya mencapai 92,86%. Namun demikian, jika dilihat dari penyebaran
satker pusat dan daerah,
Direktorat Jenderal
Perkebunan menduduki peringkat pertama. Capaian serapan anggaran tahun 2012 ini sangat menggembirakan karena mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 13,43% dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya mencapai 83,44%. Perbandingan capaian per eselon I dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
63
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2012 per Eselon I di Lingkup Kementerian Pertanian
Catatan : * Jika dihitung khusus APBN, capaian Ditjen Nak Keswan mencapai 90,22%
4.2.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2012 Capaian kinerja keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 yang disajikan adalah realisasi keuangan berdasarkan kegiatan utama pembangunan perkebunan dan berdasarkan serapan satuan kerja (satker). Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan pada tahun 2012 sebesar Rp 1,386 trilyun atau 94,65% dari total pagu. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
64
Direktorat Jenderal Perkebunan
sebesar 97,20%, diikuti secara berturut-turut kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 96,36%, Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 95,09%, Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman
Perkebunan
sebesar
94,82%,
Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 94,26%, Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 91,79% dan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 90,82%. Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama Tahun 2012 ANGGARAN KODE
1775
1776
1777
1778 1779 1780
PROGRAM/KEGIATAN
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN SEMUSIM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENGEMBANGAN PENANGANAN PASCA PANEN KOMODITAS PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DITJEN. BUN
PAGU
REALISASI
(Rpjuta)
(Rpjuta)
%
730.486
688.586
94,26
232.075
225.585
97,20
221.771
213.688
96,36
30.767
28.242
91,79
34.178
32.502
95.09
145.383
131.232
90,27
69.783
66.169
94,82
1.464.443
1.386.164
94,65
DUKUNGAN PENGUJIAN DAN PENGAWASAN 1781
MUTU BENIH SERTA PENERAPAN TEKHNOLOGI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN JUMLAH
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
65
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar berdasarkan SAUKementerian Keuangan sebesar Rp 688.585.785.033,(94,26%) dari pagu yang ada. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama dikarenakan adanya optimalisasi anggaran dari pengadaan dan tender serta penghematan. Kabupaten
Selain
belum
itu,
Pemerintah
sepenuhnya
Provinsi
memenuhi
dan
kewajiban
menyiapkan sertifikat kebun petani, khususnya Gernas kakao serta kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun 2012 meliputi: 1) Perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi. Terdapat tiga jenis kopi yang dikembangkan meliputi (1). kopi robusta yang dilaksanakan di 19 kabupaten 8 provinsi yaitu Sumsel, Bengkulu, Jambi, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, dan NTB (2). kopi arabika yang dilaksanakan di 12 kabupaten 5 provinsi yaitu Aceh, Jambi, Bali, NTB dan Papua dan (3). kopi spesialti yang dilaksanakan di 18 kabupaten 8 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Lampung, Jatim, Bali, NTT dan Sulsel. Capaian L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
66
Direktorat Jenderal Perkebunan
serapan keuangan untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp 129.031.242.828,- (88,80%). 2) Rehabilitasi
dan
intensifikasi
tanaman
teh
yang
dilaksanakan di 6 kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi anggaran sebesar Rp 6.425.516.500,(99,89%) . 3) Perluasan, peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman
kakao
termasuk
Gernas
kakao
yang
dilaksanakan di 124 kabupaten 14 provinsi di Indonesia yaitu Sulteng, Sultra, Sulbar, Sulsel, NTT, Papua, Kalbar, Kaltim, Gorontalo, Bali, Sulut, Maluku, Papua Barat
dan
Malut.
295.778.483.165,-
Realisasi
(94,91%).
anggaran
Disamping
Rp
Gernas
kakao, juga terdapat perluasan kakao non Gernas di 35 kabupaten 14 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung, NTT, NTB, Jatim, Jabar, Jateng, DIY, Gorontalo, Pabar dan Papua dengan realisasi keuangan Rp33.936.625.500,- (99,56%). 4) Perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman lada yang dilaksanakan di 5 kabupaten 2 provinsi yaitu Lampung dan Kep. Bangka Belitung. Anggaran yang terserap sebesar Rp 7.993961.000,- (99,89%). 5) Peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh yang dilaksanakan di 21 kabupaten 13 provinsi L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
67
Direktorat Jenderal Perkebunan
yaitu Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Serapan anggaran sebesar Rp 5.744.170.500,- (99,05%). Rincian
capaian
serapan
keuangan
output
kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar seperti pada Tabel 14. Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2012 No
Output/
Anggaran (Rp000)
Program Pagu
Realisasi
Fisik %
%
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
730.486.368
688.585.785
94,26
97,66
145.302.109
129.031.243
88,80
97,97
6.432.500
6.425.516
99,89
94,06
34.085.570
33.936.625
99,56
90,46
Penyegar 1
PengembanganTanaman Kopi
2
Pengembangan tanaman teh
3
PengembanganTanaman Kakao (non Gernas)
4
PengembanganTanaman Lada
8.002.375
7.993.961
99,89
95,79
5
PengembanganTanaman Cengkeh
5.799.375
5.744.170
99,05
95,82
2.781.658
2.702.329
97,15
100,00
47.600
47.344
99,46
100,00
6.728.950
6.726.355
99,96
94,44
972.200
903.644
92,95
100,00
10.271.362
9.529.461
92,78
100,00
Pemberdayaan dan Penguatan 6
Kelembagaan Tanaman Rempah dan Penyegar
7
8 9 10
Pengawalan, pendampingan, sinkronisasi, koordinasi, monev, keuangan, dll Penanaman tanaman rempah penyegar lainnya) Layanan perkantoran Pusat (Dirat TRP) Kebijakan, norma, standar, , pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi,
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
68
Direktorat Jenderal Perkebunan
No
Output/
Anggaran (Rp000)
Program Pagu
Realisasi
Fisik %
%
keuangan, dll (Dirat RTP) 11
Pembangunan kebun sumber bahan tanaman rempah dan penyegar
1.330.385
1.093.117
82,17
92,31
31.520
46.600
147,84
100,00
8.314.290
7.651.583
92,03
100,00
Pemurnian, penilaian dan penetapan 12
sumber benih tanaman rempah dan penyegar Dukungan kegiatan Peningkatan Produksi,
13
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
15
Gernas kakao .
311.647.749
295.778.483
94,91
96,90
16
Dukungan kegiatan Gernas kakao .
188.738.725
180.975.352
95,89
100,00
4.2.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Semusim sebesar Rp 225.585.427.901,(97,20%) dari target. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut
terutama disebabkan oleh masih
mengalami sedikit kesulitan dalam penyediaan benih kultur jaringan dan kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu dari Kemenhut. Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2012 meliputi:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
69
Direktorat Jenderal Perkebunan
1) Pengembangan tanaman tebu termasuk perluasan tebu rakyat,
bongkar
ratoon/rawat
ratoon
yang
dilaksanakan di 45 kabupaten 11 provinsi yaitu Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Sulsel, Gorontalo dan Papua. Realisasi anggaran sebesar Rp 191.094.670.108,- (96,17%). 2) Penanaman tanaman kapas yang kabupaten
7
provinsi
yaitu
dilaksanakan di 29 Jawa
Tengah,
DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Anggaran yang
terserap
sebesar
Rp
18.567.024.733,-
(100,00%). 3) Penanaman tanaman nilam yang
dilaksanakan di 16
kabupaten 11 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bali, Sultra dan Gorontalo. Anggaran yang terserap sebesar Rp3.386.391.700,- (97,16%). Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Semusim disajikan pada Tabel 15.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
70
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 15.
Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim tahun 2012 Output/ Fisik
Anggaran (Rp000) No
Program Pagu
Realisasi
%
%
232.075.353
225.585.428
97,20
98,84
196.651.048
191.094.670
97,17
96,17
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim 1
Pengembangan Tanaman Tebu
2
Penanaman Tanaman Kapas
18.667.180
18.567.025
99,46
100,00
3
Penanaman Tanaman Nilam
3.485.555
3.386.392
97,16
100,00
4
Pemberdayaan Pekebun Tanaman
40.700
28.225
69,35
100,00
372.250
189.695
50,96
50,00
1.317.700
1.195.875
90,75
85,71
40.000 100,001
100,00
Semusim 5
Penanaman tanaman semusim lainnya
6
integrasi Tanaman Semusim Ternak
7
Peningkatan kegiatan perlombaan & penghargaan perkebunan dll
8
Layanan Perkantoran Pusat
9
Kebijakan, norma, standar, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi,
40.000 1.126.050
1.101.033
97,78
100,00
4.625.650
4.504.064
97,37
100,00
32.125
32.125
100,00
100,00
5.717.095
5.446.323
95,26
100,00
keuangan, dll
10
Pemurnian, penilaian dan penetapan sumber benih
11
Dukungan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman semusim
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
71
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman
Tahunan
adalah
sebesar
Rp 213.698.420.418,- (96,36%) dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target
serapan anggaran tersebut
terutama disebabkan oleh terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit mendapatkan benih bermutu. Sertifikasi lahan petani belum ada, tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap tanam.
Persyaratan bank dan syarat-
syarat sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra dalam pelaksanaan Program Revitalisasi. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2012 meliputi: 1) Peremajaan dan perluasan tanaman karet rakyat yang dilaksanakan di 64 kabupaten 17 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur dan Papua. Realisasi
anggaran sebesar Rp 83.828.921.990,- (97,82%). L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
72
Direktorat Jenderal Perkebunan
2) Peremajaan
tanaman
kelapa
dilaksanakan
di
49
kabupaten 21 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat,
Riau,
Kepulauan
Riau,
Jambi,
Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah,
Sulawesi
Selatan,
Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, Maluku, Malut, Papuadan Papua Barat. Serapan anggaran sebesar Rp 45.008.015.300,(98,89%). 3) Peremajaan dan perluasan tanaman kelapa sawit dilaksanakan di 7 kabupaten 7 provinsi yaitu Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Kalbar. Anggaran yang terserap sebesar Rp 368.723.765.250,(98,24%). 4) Rehabilitasi,
peremajaan
dan
perluasan
tanaman
jambu mete dilaksanakan di 21 kabupaten 11 provinsi yaitu DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sultra dan Malut.
Anggaran
yang
terserap
sebesar
Rp
10.285.126.700,- (98,87%). 5) Penanaman Jarak Pagar untuk pengutuhan Desa Mandiri Energi dilaksanakan di 4 kabupaten 4 provinsi yaitu Kepri, Jatim, NTB dan NTT. Realisasi serapan anggaran sebesar Rp 737.505.000,-(99,11%).
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
73
Direktorat Jenderal Perkebunan
6) Pengembangan
tanaman
kemiri
dilaksanakan di 7 kabupaten Barat.
Realisasi
sunan/minyak
1 provinsi yaitu Jawa
serapan
anggaran
sebesar
Rp168.392.000,-(97,88%). Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan seperti pada Tabel 16. Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2012 Anggaran (Rp 000) No
Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan 1
Pengembangan tanaman karet rakyat
2
Pengembangan tanaman karet di daerah perbatasan, wilayah pasca
Output/ Fisik %
Pagu
Realisasi
%
221.770.415
213.698.420
96,36
97,53
82.690.006
82.178.527
99,38
95,17
3.003.000
1.650.395
54,96
92,27
45.514.602
45.008.015
98,89
99,20
39.419.140
38.723.765
98,24
97,24
konflik, tertinggal dan bencana alam 3
Pengembangan Tanaman Kelapa
4
Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit
5
Pengembangan tanaman jambu mete
10.402.369
10.285.127
98,87
100,00
6
Pengembangan tanaman jarak pagar
744.150
737.505
99,11
100,00
7
Pengembangan kemiri sunan
172.040
168.392
97,88
100,00
8
Pemberdayaan dan penguatan
6.620.103
6.351.572
95,94
100,00
11.553.003
8.891.992
76,97
100,00
1.394.700
1.207.409
86,57
100,00
kelembagaan tanaman tahunan 9
Revitalisasi perkebunan (kelapa sawit, karet)
10
Pengembangan sistem pertanian
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
74
Direktorat Jenderal Perkebunan
Anggaran (Rp 000) No
Program Pagu
Realisasi
%
Output/ Fisik %
berbasis tanaman tahunan 11
Layanan perkantoran pusat
12
Kebijakan, norma, standar, , pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi,
901.850
850.288
94,28
100,00
2.880.720
2.797.050
97,10
100,00
2.554.530
2.375.626
93,00
98,67
13.920.202
12.472.757
89,60
100,00
keuangan, dll
13
Pembangunan kebun sumber bahan tanaman tahunan
14
Dukungan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
4.2.1.4. Dukungan
Pengembangan
Penanganan
Pascapanen
Komoditas Perkebunan Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Penanganan Pascapanen
Komoditas
Perkebunan
adalah
sebesar
Rp28.241.520.208,- (91,79%) dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya
target
serapan anggaran tersebut
terutama disebabkan oleh
perijinan dan tata ruang di
Provinsi maupun Kabupaten belum berjalan dengan baik, tidak adanya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan, banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas, unit Fermentasi Biji Kakao belum beroperasi secara optimal, dan kewajiban perusahaan perkebunan yang L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
75
Direktorat Jenderal Perkebunan
memiliki IUP atau IUP-B seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk masyarakat belum dilaksanakan. Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan pada tahun 2012 meliputi: 1) Penanganan
pascapanen
tanaman
semusim
dilaksanakan di 18 kabupaten 8 provinsi yaitu Sumut, Jambi, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali dan. Sultra.
Anggaran
yang
terserap
sebesar
Rp1.550.227.000,- (100,00%). 2) Penanganan
pascapanen
tanaman
rempah
dan
penyegar dilaksanakan di 51 kabupaten 26 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, Babel, Bengkulu, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar,
Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulteng,
Sultra, Gorontalo, Maluku, Barat.
Realisasi
Malut, Papua dan Papua
serapan
anggaran
sebesar
Rp5.403.744.000,- (100,00%). 3) Penanganan
pascapanen
tanaman
tahunan
dilaksanakan di 41 kabupaten 17 provinsi yaitu Aceh, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTB, NTT, Sulut,
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
76
Direktorat Jenderal Perkebunan
Maluku dan Malut. Realisasi serapan anggaran sebesar Rp176.550.000,- (99,46%). 4) Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan di 29 provinsi, kecuali Banten, DKI, DIY dan NTB, dengan serapan
anggaran
sebesar
Rp5.774.546.790,-
(86,59%). 5) Fasilitasi Pencegahan Gangguan Usaha Perkebunan dan Konflik dilaksanakan di 22 Sumut,
Sumbar,
Riau,
provinsi yaitu Aceh,
Jambi,
Sumsel,
Babel,
Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulsel, Sulteng dan
Sultra,
dengan
serapan
anggaran
sebesar
Rp3.593.618.920,- (87,35%). Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Pengembangan
Penanganan
Pascapanen
Komoditas
Perkebunan seperti pada tabel 17 berikut :
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
77
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan tahun 2012 Anggaran (Rp000) No
Program Pagu Pengembangan Penanganan Pascapanen komoditas perkebunan
1
Realisasi
%
Output/ Fisik %
30.767.041 28.241.520
91,79
95,61
14.182.695 13.978.123
98,56
91,43
Peningkatan penanganan pascapanen tanaman semusim dan rempah penyegar
2
Peningkatan penanganan pascapanen tanaman tahunan
3
Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan
4
Layanan perkantoran pusat
5
Kebijakan, norma, standar, , pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi,
177.500
176.550
99,46
23,29
6.669.057
5.774.547
86,59
100,00
428.500
426.496
99,53
100,00
5.195.039
4.292.186
82,62
100,00
4.114.250
3.593.618
87,35
100,00
keuangan, dll
6
Penanganan gangguan usaha perkebunan dan konflik
4.2.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan adalah sebesar Rp 32.501.509.782,- (95,09%) dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak tepat, sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun; Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada lagi; Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
78
Direktorat Jenderal Perkebunan
Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi dengan baik; dan Brigade proteksi tanaman kurang berfungsi. Output kegiatan penting untuk Dukungan Perlindungan Perkebunan pada tahun 2012 meliputi: 1) Pengendalian OPT tanaman perkebunan yang meliputi OPT tanaman kelapa, karet, jambu mete, lada, kopi, cengkeh, tembakau dan tebu dilaksanakan di 47 kabupaten 21 provinsi yaitu Aceh, Riau, Sumsel, Babel, Bengkulu, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulsel, Sulteng, Sultra
dan Malut. Realisasi anggaran yang terserap
sebesar Rp 12.629.294.925,- (96,58%). 2) Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun dilaksanakan di 61 kabupaten 9 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan
Kaltim.
Anggaran
yang
terserap
sebesar
Rp 3.905.494.675,- (87,09%). 3) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan dilaksanakan di 41 kabupaten 19 provinsi yaitu Aceh, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar,
Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sultra,
Gorontalo dan Malut. Anggaran yang terserap sebesar Rp 5.285.137.630,- (96,12%). L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
79
Direktorat Jenderal Perkebunan
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Dukungan Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 18. Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2012 Anggaran (Rp) No
Program Pagu Dukungan Perlindungan Perkebunan
1
Pengendalian OPT tanaman perkebunan
2
Pemberdayaan perangkat
3
Mitigas dan adaptasi perubahan iklim
4
Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun
5
Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan
6
Layanan kantor pusat (Dirat Perlindungan)
7
Output/ Fisik %
Realisasi
%
34.178.359
32.501.509
95,09
99,07
13.077.015
12.629.295
96,58
99,28
4.277.102
4.059.327
94,91
97,73
119.800
119.800
100,00
100,00
4.484.235
3.905.495
87,09
97,22
5.498.515
5.285.138
96,12
100,00
804.191
789.115
98,13
100,00
4.671.120
4.527.927
96,93
100,00
1.246.381
1.185.413
95,11
100,00
Kebijakan, norma, standar, , pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, dll
8
Dukungan kegiatan perlindungan perkebunan
4.2.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan adalah sebesar Rp 131.232.280.176,- (90,27%) dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut karena optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan Pembinaan, L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
80
Direktorat Jenderal Perkebunan
pengawalan dan pembangunan perkebunan dan kegiatan sertifikasi,
pengujian,
pengawasan
mutu
benih
dan
penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan yang tidak terlaksana sepenuhnya;
terbatasnya panitia
pengadaan barang/jasa dan beban tugas yang overload; terjadinya
reorganisasi
dalam
tubuh
dinas
yang
membidangi perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak
pada
kelambanan
Tindaklanjut
Laporan
Hasil
dalam
Audit
penanganan
(LHA);
penentuan
kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan daerah dan koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan kurang optimal; Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah Daerah) tanpa dukungan administrasi sesuai ketentuan
yang
berlaku
dan
tidak
optimal
pemanfaatannya; dan Tim SPI belum optimal dalam melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
kegiatan-kegiatan pembangunan perkebunan. Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan seperti pada Tabel 19 berikut:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
81
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan tahun 2012 Anggaran (Rp000) No
Program Pagu Dukungan
Manajemen
Realisasi
%
Output/ Fisik %
dan
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
145.382.813
131.232.280.
90,27
99,98
44.405.679
39.442.825
88,82
100,00
3.345.500
3.069.884
91,76
100,00
27.725.152
23.022.006
83,04
100,00
50.000
35.530
71,06
50,00
505.470
502.445
99,40
100,00
281.975
271.355
96,23
100,00
47.409.279
44.888.277
94,68
100,00
4.806.701
4.192.047
87,21
100,00
14.723.269
13.894.007
94,37
100,00
2.129.788
1.913.903
89,86
100,00
Perkebunan 1
Layanan perkantoran
2
Pengadaan sarana & prasarana perkantoran
3
Norma,
standar,
kebijakan,
pedoman, perencanaan, evaluasi, keuangan, ortala, kepegawaian dll 4
Peningkatan kapabilitas pegawai
5
Pembinaan,
pengawalan,
pendampingan
dan
monev
pembangunan perkebunan 6
Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih & penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan
7
Perencanaan, keuangan,
pengelolaan
data,
informasi
dan
monev, umum 8
Administrasi
kegiatan
dana
dekonsentrasi (DK) 9
Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan (TP)
10
Dukungan
kegiatan
dan teknis lainnya
manajemen
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
82
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Proteksi
Mutu
Benih
Tanaman
Serta
Penerapan
Perkebunan
Teknologi
sebesar
Rp
66.169.903.638,- (94,82%) dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut antara lain adanya optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan pengadaan Sarana,
Prasarana
Perkantoran
dan
Laboratorium;
Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi dengan baik; dan Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan perkebunan. Rincian capaian serapan keuangan untuk output Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 20 berikut :
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
83
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2012 Anggaran (Rp 000) No
Program Pagu
Realisasi
%
Output / Fisik %
Dukungan Pengujian dan pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi
69.782.993 66.169.903
94,82
98,57
45.932.850 44.614.442
97,13
100,00
Tanaman Perkebunan 1
Layanan Perkantoran
2
Pengadaan sarana, prasarana perkantoran
3
4.146.807
4.081.047
98,41
98,21
5.559.937
5.004.048
90,00
100,00
Administrasi kegiatan, Standar, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan dll
4
Peningkatan kapabilitas pegawai
2.883.368
2.625.489
91,06
79,29
5
Opersional Laboratorium
1.803.612
1.395.817
77,39
100,00
6
Pembangunan kebun contoh, demplot,
3.054.217
2.743.287
89,82
83,52
2.892.610
2.340.511
80,91
100,00
1.893.570
1.883.895
99,49
100,00
uji, koleksi dll 7
Pengawasan peredaran benih
8
Rakitan teknologi spesifikasi proteksi tanaman perkebunan
9
Pemanfaatan agensia hayati
921.798
820.945
89,06
100,00
10
Sertifikasi dan pebgujian mutu benih
694.224
660.421
95,13
100,00
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
84
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker Tahun 2012 Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sebanyak 497 yang tersebar di 33 provinsi. Dengan keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a)
Kinerja satker dua tahun terakhir (2010 dan
2011); (b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur dinas secara berurutan: apabila Dinas Perkebunan beridiri sendiri akan memperoleh prioritas utama, Dinas Gabungan namun masih tersurat kata "Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran yang dikelola minimal Rp 900 juta. Bila anggaran yang dikelola dibawah Rp 900 juta, maka dana tersebut dialokasikan dan dikelola
oleh
Provinsi sebagai
Tugas
Pembantuan (TP) Provinsi; dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap sasaran produksi dan luas areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014. Berdasarkan kriteria tersebut, pada tahun 2012 pembangunan perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
85
Direktorat Jenderal Perkebunan
Direktorat Jenderal Perkebunan yang berjumlah 184 satker yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas Kabupaten/kota (147 satker). Penilaian kinerja berpedoman pada Pedoman Penilaian Kinerja Pembangunan Perkebunan tahun 2012. Pedoman tersebut mengatur kriteria penilaian tingkat keberhasilan satker dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2012. Penilaian ini dilaksanakan dengan menjumlah bobot tertimbang dari semua parameter. Rincian bobot masingmasing parameter sebagai berikut ; a. Capaian keuangan triwulan I, triwulan II dan triwulan III bobotnya 15%; b. Capaian serapan keuangan sampai dengan triwulan IV bobotnya 35%; c. Capaian kinerja pelaksanaan kegiatan fisik (menggunakan pembobotan untuk menilai capaian kinerja fisik) bobotnya 35%; d. Pelaporan tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku (ketepatan waktu dan keteraturan penyampaian) bobotnya 10%; e. Tindak lanjut penyelesaian LHA/LHP (administrasi dan kerugian negara) bobotnya 5%. Adapun kriteria nilainya sebagai berikut:
00 - 59
:
Kurang/Tidak Berhasil
60 - 79
:
Cukup Berhasil
80 - 95
:
Berhasil
> 95
:
Sangat Berhasil.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
86
Direktorat Jenderal Perkebunan
Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam kategori sangat berhasil berjumlah 67 satker (36,41%), berhasil berjumlah 104 satker (56,52%), cukup berjumlah 10 satker (5,44%) dan tidak berhasil berjumlah 3 satker (1,63%).
No.
1 2 3 4
Satker
Ditjen Perkebunan Balai/UPT Pusat Provinsi Kabupaten/kota Total
Penilaian Kinerja tahun 2012 Sangat Cukup Tidak Berhasil Berhasil Berhasil berhasil 0 1 7 59
1 3 22 78
0 0 2 8
0 0 1 2
67
104
10
3
Apabila dilihat dari penyebaran satker,
provinsi yang
memperoleh kategori sangat berhasil berjumlah 7 yaitu Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Provinsi
Aceh,
Dinas
Perkebunan
Provinsi
Sulawesi Tengah, Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua dan Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu. Sebaliknya untuk satker yang kinerjanya termasuk tidak berhasil (nilainya < 60) dan cukup berhasil (nilainya antara 60 - 79) dapat dilihat pada Tabel 21 dibawah ini.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
87
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No.
Satker
Nilai Tertimbang
Sebutan
A
Provinsi dengan Kriteria Cukup Berhasil
1
Di na s Perkebuna n Provi ns i Ka l i ma nta n Ti mur
60
Cukup Berha s i l
2
Di na s Kehuta na n da n Perkebuna n Provi ns i Pa pua Ba ra t
75
Cukup Berha s i l
B
Provinsi dengan Kriteria Tidak Berhasil
3
Di na s Perta ni a n, Kehuta na n da n Peterna ka n Provi ns i Kepri
54
Ti da k Berha s i l
C
Kabupaten dengan Kriteria Cukup Berhasil
4
Di na s Perkebuna n Ka bupa ten Oga n Komeri ng Il i r
75
Cukup Berha s i l
5
Di na s Kehuta na n da n Perkebuna n Ka bupa ten Nunuka n
73
Cukup Berha s i l
6
60
Cukup Berha s i l
75
Cukup Berha s i l
8
Di na s Perkebuna n Ka bupa ten Bera u Di na s Perta ni a n, Perkebuna n, Peterna ka n da n Kes eha ta n Hewa n Ka bupa ten Tojo Una -una Di na s Kehuta na n da n Perkebuna n Ka bupa ten Bone
77
Cukup Berha s i l
9
Di na s Kehuta na n da n Perkebuna n Ka bupa ten Pi nra ng
77
Cukup Berha s i l
10
Di na s Kehuta na n da n Perkebuna n Ka bupa ten Sorong Sel a ta n
75
Cukup Berha s i l
11
Di na s Perkebuna n Ka bupa ten Ra ja Ampa t
72
Cukup Berha s i l
D
Kabupaten dengan Kriteria Tidak Berhasil
12
Di na s Perkebuna n Ka bupa ten Kuta i Ti mur Di na s Perta ni a n, Perkebuna n, Peterna ka n, Kehuta na n da n Ta na ma n Pa nga n Ka bupa ten Kep. Ana mba s
30
Ti da k Berha s i l
15
Ti da k Berha s i l
7
13
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa satu-satunya satker provinsi yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepri dan yang masuk katagori cukup berhasil adalah Dinas Perkebunan Provinsi
Kalimantan
Timur
dan
Dinas
Kehutanan
dan
Perkebunan Provinsi Papua Barat. Sedangkan 2 satker kabupaten/kota yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas
Perkebunan
Kabupaten
Kutai
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Timur,
Provinsi 88
Direktorat Jenderal Perkebunan
Kalimantan
Timur
dan
Dinas
Pertanian,
Perkebunan,
Peternakan, Kehutanan dan Tanaman Pangan Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup
Direktorat
Jenderal
Perkebunan
sebagaimana
disajikan pada Tabel 22.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
89
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 22. Capaian Serapan Anggaran Masing-masing Satker Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 Kinerja Satker No
1
Satker
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3 3.1 3.2 4 4.1 4.2 5 5.1 5.2
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisik (%)
(000,-)
(%)
19.261.840
16.453.627,78
85,42
100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sukabumi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Cianjur Dinas Perkebunan Kab. Garut
4.236.791
4.219.396
99,59
100,00
4.368.615
4.234.880
96,94
95,00
3.764.651
3.764.651
100,00
100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tasikmalaya Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ciamis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kuningan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bandung Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Kab. Magelang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Batang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Cilacap Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Wonogiri Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Tegal Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I. Yogyakarta Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kulon Progo Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gunung Kidul Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
1.499.070
1.495.270
99,75
100,00
1.398.800
1.398.800
100,00
100,00
902.603
804.359
89,12
89,79
927.280
922.455
99,48
100,00
90.462.834
89.758.158,91
99,22
100,00
1.168.949
1.121.179,50
95,91
100,00
1.192.114
1.186.904,60
99,56
100,00
1.969.750
1.962.766,66
99,65
100,00
1.197.152
1.168.430
97,60
100,00
1.209.894
1.205.339
99,62
100,00
10.941.660
10.793.527,61
98,65
100,00
1.491.846
1.479.779,99
96,19
100,00
1.962.550
1.956.804,48
99,71
100,00
61.918.760
58.915.596,88
95,15
98,24
3.802.063
3.802.063
100,00
100,00
1.514.290
1.514.290
100,00
95,92
9.287.191
8.775.571,43
94,49
100,00
3.552.270
3.481.000,84
97,99
100,0
3.377.491
3.326.897,42
98,50
100,00
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 1.1
PAGU (000,-)
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madiun Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bener Meriah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh Utara
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
90
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
5.3
Realisasi Fisik (%)
2.650.981
2.650.981
100,00
100,00
2.113.320
2.111.228
99,90
100,00
4.800.394
4.800.294
100,00
100,00
11.616.394
11.081.726
95,40
97,95
2.333.700
2.252.255
96,51
90,26
1.276.373
1.223.363
95,85
88,33
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Tapanuli Selatan Dinas Perkebunan Kab. Simalungun
1.038.613
1.038.200
99,96
97,77
3.646.272
3.614.296,50
99,12
88,87
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mandailing Natal Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Agam Dinas Perkebunan Kab. Pasaman
1.210.337
1.191.825
98,47
89,76
7.154.453
6.362.342,40
88,93
100,00
1.153.106
1.019.605,80
88,42
100,00
1.885.036
1.833.494,60
97,27
100,00
971.549
989.012,70
101,80
100,00
7.4
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Tanah Datar Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat
1.137.896
1.097.944,30
96,49
100,00
7.5
Dinas Perkebunan Kab. Dharmas Raya
1.646.002
1.605.965
97,57
100,00
10.321.820
9.219.625,90
89,32
100,00
1.288.134
1.287.808
99,97
100,00
8.2
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Meranti Dinas Perkebunan Kab. Indragiri Hilir
1.535.118
1.510.517
98,40
83,11
8.3
Dinas Perkebunan Kab. Kuantan Sengingi
4.063.300
4.017.170
98,86
98,03
8.4
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Rokan Hulu Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
9.066.212
9.015.888
99,44
98,44
10.412.228
10.008.229,25
96,12
100,00
9.1
Dinas Perkebunan Kab. Batanghari
2.656.315
2.631.160
99,05
100,00
9.2
Dinas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bungo Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sarolangun
1.319.913
1.192.106,50
90,32
90,32
2.232.690
2.190.339,48
98,10
80,68
2.428.240
2.304.063,30
94,89
95,00
5.4 5.5 6 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 7 7.1 7.2 7.3
8
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Nagan Raya Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Langkat Dinas Perkebunan Kab. Batubara
(%)
Dinas Perkebunan Provinsi Riau 8.1
9
9.3 9.4
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
91
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
9.5 9.6 10
Realisasi Fisik (%)
2.212.890
2.191.810
99,05
100,00
2.180.440
2.098.084,50
96,22
96,25
20.776.516
20.074.623,46
96,62
85,40
1.095.100
1.083.005
98,90
84,75
2.066.618
2.016.957
97,60
100,00
10.2
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ogan Komering Ulu Dinas Perkebunan Kab. Musi Banyuasin
10.3
Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim
2.475.921
2.386.532,80
96,39
100,00
10.4
Dinas Perkebunan Kab. Musi Rawas
2.746.748
2.740.463,18
99,77
99,85
10.5
Dinas Perkebunan Kab. Ogan Komering Ilir Dinas Perkebunan Provinsi Lampung
2.206.468
2.073.575
93,98
75,18
19.591.218
19.394.827,33
99,00
99,00
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Tulang Bawang Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lampung Utara Dinas Perkebunan Kab. Lampung Barat
1.614.400
1.605.956,40
99,48
99,48
1.568.197
1.523.947
97,18
97,10
1.303.610
1.291.413
99,06
99,06
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanggamus Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Lampung Timur Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Pesawaran Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sambas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sanggau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sintang Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas Hulu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkayang Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Singkawang Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah
1.166.300
1.166.300
100,00
100,00
920.012
920.012
100,00
100,00
951.948
951.948
100,00
100,00
2.793.535
2.793.535
100,00
100,00
9.854.106
9.382.029,65
95,21
102,10
2.145.145
2.128.272,20
99,21
94,61
6.297.664
6.251.232,32
99,26
99,31
2.004.177
1.985.780,80
99,08
98,19
1.968.227
1.916.807
97,39
96,75
5.574.890
5.459.659
97,93
100,00
2.526.950
2.451.781,44
97,03
100,00
5.235.500
5.122.740,90
97,85
96,04
10.1
11 11.1 11.2 11.3 11.4 11.5 11.6 11.7 12 12.1 12.2 12.3 12.4 13.4 14.5 13
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Merangin Dinas Perkebunan Kab. Tebo
(%)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
92
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
13.1 13.2 13.3 13.4 13.5 14 14.1 14.2 14.3 15 15.1 15.2 15.3 16 16.1 16.2
16.3 16.4 17 17.1
17.2 17.3 17.4
(%)
Realisasi Fisik (%)
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Gunung Mas Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Barat Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Pulang Pisau Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Timur Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan
1.198.000
1.194.065
99,67
89,88
1.554.220
1.518.119,70
97,68
98,58
1.346.420
1.288.112,65
95,67
96,13
993.050
986.800
99,37
100,00
1.062.850
1.047.537
98,56
99,70
6.014.493
5.366.287,89
89,22
100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Hulu Sungai Tengah Dinas Perkebunan Kab. Tabalong
1.072.025
1.028.054,95
95,90
100,00
1.059.085
1.052.078,20
99,34
100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Balangan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Dinas Perkebunan Kab. Kutai Timur
1.013.294
959.983,50
94,74
100,00
8.977.451
5.874.287,43
65,43
85,75
412.653
307.084
74,42
59,53
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Nunukan Dinas Perkebunan Kab. Berau
1.068.966
967.790
90,54
67,82
1.606.956
1.345.234,01
83,71
66,97
11.734.748
11.515.219
98,13
100,00
958.200
958.200
100,00
99,76
1.264.100
1.184.376,70
93,69
100,00
1.246.731
1.246.150
99,95
100,00
3.267.855
3.267.855
98,47
100,00
34.334.876
33.900.491,23
98,73
99,65
14.049.820
13.849.432,78
98,57
98,44
6.519.669
6.383.816,64
97,92
97,92
8.510.000
8,364.336,10
98,29
100,00
19.758.545
19.423.993
98,31
100,00
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Minahasa Tenggara Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bolang Mongondow Utara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bolang Mongondow Dinas Perkebunan Kab. Minahasa Selatan Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Toja UnaUna Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Poso Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Donggala Dinas Perkebunan Kab. Toli-Toli
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
93
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
17.5
Dinas Perkebunan Kab. Buol
17.6
(%)
Realisasi Fisik (%)
3.290.669
3.281.155,66
99,71
99,71
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Parigi Moutong Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sigi Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan Kota Palu Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Enrekang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bone Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pinrang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Wajo Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Luwu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bulukumba Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Luwu Utara Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara Dinas Pertanian Kab. Muna
26.612.339
26.417.395
99.27
99.32
4.327.290
4.247.763
98,16
97,47
1.619.469
1.609.274,63
99,37
100,00
47.549.891
45.632.036,70
95,97
98,78
5.386.207
5.112.171,63
94,91
93,33
6.833.960
5.350.616,70
78,29
90,00
6.809.487
5.342.847,10
78,46
97,96
6.110.320
5.790.390,45
94,76
100,00
10.254.097
9.857.381,41
96,13
99.49
3.603.460
2.939.185,23
81,57
93,52
10.686.957
9.701.087,37
90,78
95,63
10.156.862
9.614.216
94,66
98,50
49.093.089
47.685.706,35
97,13
99,03
10.761.845
10.620.436,42
98,69
98,87
14.503.281
13.497.811,65
93,07
97,15
15.013.222
12.074.417,50
80,43
90,65
19.4
Dinas pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Hortikultura Kab. Bombana Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Kolaka Utara Dinas Pertanian Kab. Konawe
13.561.827
13.195.503
97,30
85,15
19.5
Dinas Perkebunan Kab. Kolaka
14.873.860
14.553.948,40
97,85
99,15
19.6
Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Konawe Selatan Dinas Pertanian Provinsi Maluku
14.724.780
13.795.598,40
93,69
99,15
5.602.407
5.479.596
97,81
100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Maluku Tenggara Barat Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Pulau Buru Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Seram Bagian Barat
1.027.243
1.024.843
99,77
100,00
919.780
872.940
94,91
100,00
919.780
917.032
99,70
100,00
17.7 17.8 18 18.1 18.2 18.3 18.4 18.5 18.6 18.7 18.8 19 19.1 19.2 19.3
20 20.1 20.2 20.3
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
94
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
20.4
Realisasi Fisik (%)
4.697.950
4.696.480
99,97
100,00
7.646.947
7.306.363
95,55
99,66
900.080
897.023
99,66
100,00
1.147.480
1.122.282,15
97,80
90,64
1.581.960
1.534.160
96,98
92,13
7.452.369
7.154.037,75
96,00
96,20
1.164.970
1.164.436
99.95
100,00
1.070.444
1.070.425
100,00
100,00
1.293.593
1.293.589,20
100,00
100,00
15.597.572
15.415.902,33
98,84
100,00
1.082.100
1.082.100
100,00
100,00
2.842.954
2.811.509,60
98.89
100,00
1.769.085
1.769.085
100,00
100,00
999.060
993.060
99,40
100,00
1.978.084
1.953.734
98.77
100,00
1.385.014
1.385.014
100,00
100,00
969.470
964.970
99,54
100,00
1.865.339
1.791.150,67
96,02
100,00
9.394.230
8.906.382,50
94,81
99,18
1.877.574
1.868.554
99,52
100,00
5.426.565
5.399.765
99,51
96,65
3.417.934
3.417.934
100,00
85,19
24.4
Dinas Perkebunan Kab. Sumba Barat Daya Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Flores Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ende Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Biak Numfor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Merauke Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Nabire Dinas Perkebunan Kab. Jayapura
2.025.600
2.023.975,10
99,92
96,88
24.5
Dinas Perkebunan Kab. Sarmi
3.221.934
3.221.600
99,99
82,97
21 21.1 21.2 21.3 22 22.1 22.2 22.3 23 23.1 23.2 23.3 23.4 23.5 23.6 23.7 23.8 24 24.1 24.2 24.3
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Seram Bagian Timur Dinas Perkebunan Provinsi Bali
(%)
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gianyar Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tabanan Dinas Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lombok Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa Dinas Perkebunan Kab. Dompu Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Belu Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Sikka Dinas Perkebunan Kab. Alor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Manggarai Dinas Perkebunan Kab. Sumba Timur
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
95
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
24.6
(%)
Realisasi Fisik (%)
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Keerom Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu
1.739.004
1.731.683,44
99,58
96,31
6.940.775
6.799.924,55
97,97
100,00
Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kab. Seluma Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Muko-Muko Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bengkulu Tengah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkulu Utara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kepahiang Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara
1.475.500
1.470.500
99,66
100,00
3.029.900
3.015.320
99,52
100,00
1.740.820
1.738.320
99,86
100,00
5.523.370
5.474.130
99,11
100,00
1.624.875
1.508.395
92,83
100,00
8.878.586
8.854.604
99,73
99,88
26.1
Dinas Pertanian Kab. Halmahera Utara
2.391.550
2.384.213
99,69
100,00
26.2
Dinas Pertanian Kab. Halmahera Barat
2.190.530
2.183.823
99,69
100,00
26.3
Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Tengah Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Selatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kepulauan Sula Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bangka Selatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bangka Barat Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab Bangka Tengah Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo Dinas Pertanian ,Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Gorontalo Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Pahuwato Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Natuna Dinas Pertanian Kab. Bintan
1.110.700
1.110.700
100,00
100,00
2.990.950
2.950.076
98,63
99,40
1.939.084
1.818.318
93,77
99,20
3.150.070
3.128.247,10
99,31
100,00
3.171.711
2.953.379,30
93,12
90,00
5.027.885
4.991.978
99,29
100,00
1.369.743
1.360.938
99,36
90,00
1.858.995
1.792.916,95
96,45
97,03
10.414.087
10.290.699
98,82
92,20
1.112.302
1.086.632
97,69
94,48
3.866.010
3.567.940,08
92,29
96,23
1.658.535
1.118.895
67,46
75,00
1.585.920
1.582.610
99,79
100,00
1.754.168
1.748.126
99,66
100,00
25 25.1 25.2 25.3 25.4 25.5 26
26.4 26.5 27 28
28.1 28.2 28.3 29 29.1 29.2 30 30.1 30.2
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
96
Direktorat Jenderal Perkebunan Kinerja Satker No
Satker
PAGU (000,-)
Realisasi Keuangan (000,-)
30.3
(%)
Realisasi Fisik (%)
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Tanaman Pangan Kab. Kepulauan Anambas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kab. Manokwari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sorong Selatan Dinas Perkebunan Kab. Raja Ampat
1.585.920
214.840
13,55
15,00
4.074.524
3.965.174
97,32
75,00
3.697.340
3.653.140
98,80
79,04
4.595.800
4.462.749
97,10
77,41
2.305.520
2.286.726
99,18
78,75
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Teluk Wondama Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Majene Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mamuju Dinas Perkebunan Kab. Mamuju Utara
2.307.140
2.307.140
100,00
80,00
68.272.695
64.637.593,35
94,68
96,23
4.628.778
4.188.768,81
90,49
95,00
20.909.663
20.345.005
97,30
97,07
16.868.928
16.374.379,93
97,07
98,91
14.732.364
14.170.011,80
96,18
100,00
32.5
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Polewali Mandar Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kab. Mamasa UPT Pusat
2.970.628
2.917.641,90
98,22
100,00
33.1
Balai Besar (BBP2TP) Surabaya
18.199.307
16.683.095,59
91,67
91.67
33.2
Balai Besar (BBP2TP) Medan
26.950.245
25.709.040,39
95,39
100,00
33.3
Balai (BPTP) Pontianak
8.912.262
7.915.438,79
88,82
100,00
33.4
Balai Besar (BBP2TP) Ambon
15.721.179
15.285.667,47
97,23
100,00
31 31.1 31.2 31.3 31.4 32 32.1 32.2 32.3 32.4
33
-
Penambahan pembayaran gaji pegawai Balai Besar Ambon Pusat
34 34.1
Dirat Tanaman Rempah dan Penyegar
34.2
576.661,41
156.065.896
138.893.775,01
89,00
89,00
Dirat Tanaman Semusim
5.751.700
5.605.097,64
97,45
97,45
34.3
Dirat Tanaman Tahunan
6.111.635
5.906.601,34
96,65
96,65
34.4
Dirat Penangan Pascapanen
5.567.229
4.662.371,62
83,75
83,75
34.5
Dirat Perlindungan Perkebunan
5.475.311
5.317.042,75
97,11
97,11
75.476.331
65.534.714,92
86,83
100,00
34.6
Sekretariat Ditjen Perkebunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
97
Direktorat Jenderal Perkebunan
Satker
yang
serapan
dipertimbangkan
anggarannya
untuk
dibawah
dikenakan
80%
akan
punishment
pada
pengalokasian anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2014. 4.3.
Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4 Kegiatan
pembangunan
dipantau oleh UKP4
perkebunan
Tahun
2012
yang
meliputi 5 kegiatan terdiri dari (1)
Terlaksananya
areal
Tergunakannya
50%
giling benih
tebu unggul
450.000 tebu
ha,
(2)
bermutu,
(3)
Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 ha, (4) Tersedianya 350.000 batang benih sawit unggul bermutu
dan
(5)
Terbangunnya
tangki
timbun
untuk
perusahaan perkebunan. Capaian pelaksanaan kegiatan tersebut semuanya 100% atau melebihi dengan penilaian capaian kinerja oleh UKP4 masingmasing sebagai berikut:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
98
Direktorat Jenderal Perkebunan
No
Capaian kinerja (%)
Kegiatan
Warna
Kategori
1
Terlaksananya areal giling tebu 450.000 ha
100,26
Biru
Sangat berhasil
2
Tergunakannya 50% bemih unggul tebu bermutu Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 ha
101,20
Biru
Sangat berhasil
107,08
Biru
Sangat berhasil
104,02
Biru
Sangat berhasil
3
4 5
Tersedianya 350.000 batang benih sawit unggul bermutu Terbangunnya tangki timbun untuk perusahaan perkebunan
Adapun
rinciannya
untuk
100,00 Hijau
masing-masing
Berhasil
kegiatan
sebagaimana disajikan pada Lampiran 6.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
99
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB V KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT 5.1.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2012 secara umum adalah tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan. 5.1.1. Administrasi o
Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;
o
Usulan revisi DIPA atau POK belum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan terdapat pula usulan revisi yang disampaikan lebih dari satu kali dari bidang yang berbeda dalam satu Satker;
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
100
Direktorat Jenderal Perkebunan
o
Terdapat
beberapa Satker di daerah yang melakukan
revisi sendiri dan tidak mematuhi mekanisme usulan revisi sesuai dengan ketentuan; o
Lambatnya penetapan CP/CL oleh Bupati;
o
Terbatasnya panitia pengadaan barang/jasa dan beban tugas yang overload;
o
Sanggahan banding;
o
Penggunaan uang yang tidak mengikuti ROPAK;
o
Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten;
o
Terjadinya
reorganisasi
dalam
tubuh
dinas
yang
membidangi perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak
pada
kelambanan
dalam
penanganan
Tindaklanjut Laporan Hasil Audit (LHA); 5.1.2. Teknis 5.1.2.1. Perencanaan o
Terlambatnya usulan proposal kegiatan dari daerah (provinsi dan kabupaten/kota);
o
Penentuan memperhatikan
kegiatan usulan
belum daerah
sepenuhnya dan
koordinasi
dengan daerah dalam penentuan kegiatan kurang optimal;
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
101
Direktorat Jenderal Perkebunan
o
Penyusunan RUK kurang cermat sehingga dalam implikasinya kegiatan tidak mengacu pada ruk
o
Unit cost yang terlalu kecil;
o
Sertifikasi lahan petani belum ada;
o
Pengetahuan dan pemahaman implementasi MP3EI belum optimal di lapangan;
o
Petugas
kurang
memahami
dalam
menangani
TLHA/P, o
Kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu dari Kemenhut (sampai saat ini baru tersedia 37.000 Ha di Merauke;
o
Masih terbatasnya investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja;
o
Masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan, baik yang bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan;
o
Tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap tanam;
o
Revitalisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum berjalan sesuai dengan rencana;
o
Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK provinsi yang belum selesai;
o
Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra;
o
Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan; L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
102
Direktorat Jenderal Perkebunan
o
Terjadinya anomali iklim.
5.1.2.2. Pengorganisasian o
Terlambatnya proses pengadaan benih dan distribusi pupuk;
o
SDM
Petugas
kurang
profesional,
penempatan
petugas yang tidak tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun; o
Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK, dan pelaksana kegiatan;
o
Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada lagi;
o
Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah;
o
Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan (petugas dan petani);
o
Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;
o
Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit mendapatkan benih bermutu;
o
Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;
o
Perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten belum berjalan dengan baik;
o
Belum adanya lembaga Penjaminan Kredit Petani;
o
Tidak adanya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
103
Direktorat Jenderal Perkebunan
o
Pemerintah
Provinsi
sepenuhnya
memenuhi
dan
Kabupaten
kewajiban
belum
menyiapkan
sertifikat kebun petani, khususnya Gernas kakao; o
Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten;
o
Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah Daerah) ketentuan
tanpa
dukungan
yang
administrasi
berlaku
dan
tidak
sesuai optimal
pemanfaatannya; o
Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan gangguan usaha.
5.1.2.3. Pelaksanaan o
Pemanfaatan pengolahan limbah dan hasil samping pada kegiatan integrasi sawit-ternak sapi tidak dipergunakan sebagaimana mestinya;
o
Implementasi
Teknologi
belum
sepenuhnya
diterapkan dan belum tersosialisasi dengan baik; o
Banyaknya
permasalahan
dan
luasnya
wilayah
gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas; o
Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani belum memadai;
o
Brigade proteksi tanaman kurang berfungsi;
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
104
Direktorat Jenderal Perkebunan
o
Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten/kota;
o
Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan usaha tani;
o
Unit Fermentasi Biji Kakao belum beroperasi secara optimal;
o
Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Perkebunan yang tercatat dan ditatausahakan di Daerah sebagian besar merupakan aset eks. Proyek-Proyek Direktorat Jenderal Perkebunan yang perolehannya mulai dari tahun 1980. Kondisi aset tersebut sebagian besar telah rusak berat
o
Belum seluruhnya lokasi merealisasikan benih kuljar untuk tebu dan merivisi menjadi KBD konvensional;
o
Penyediaan bibit kuljar oleh P3GI terbatas dan masih
belum memenuhi pesanan petani, sehingga
terjadi carry over; o
Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan
modal
untuk
menampung
hasil
produksi anggotanya.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
105
Direktorat Jenderal Perkebunan
5.1.2.4. Pengawasan o
Monev dan pelaporan terlambat;
o
Pimpinan
Unit
memfasilitasi
Kerja
kurang
penanganan
komitmen
dalam
Laporan
Hasil
Audit/Pemeriksaan; o
Tim
SPI
belum
optimal
dalam
melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatankegiatan pembangunan perkebunan; o
Kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk masyarakat belum dilaksanakan;
o
Penerapan
ISPO
belum
sepenuhnya
terlaksana
(paling lambat tanggal 31 Desember 2014 seluruh perusahaan perkebunan sudah harus menerapkan ISPO). 5.2.
Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi:
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
106
Direktorat Jenderal Perkebunan
5.2.1. Administrasi Penetapan CP/CL secara bertahap terhadap yang telah memenuhi syarat administrasi dan teknis; Percepatan proses pengadaan barang/jasa; Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelola keuangan (KPA, PPK, Bendahara, dll); Percepatan kesiapan petani dan pihak ke-3 dalam menyiapkan benih; Penerapan reward dan punishment; Pemesanan benih agar dilaksanakan sedini mungkin dan sesuai rencana operasional kegiatan; Melakukan percepatan transfer dana bansos ke rekening kelompok; Proses usul penghapusan BMN yang tidak ditemukan dan kondisi rusak berat; Proses usul Hibah BMN Dekonsentrasi kepada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Proses usul Hibah BMN Tugas Pembantuan kepada Pemerintah Daerah dimana SKPD BMN tersebut tercatat. Pencapaian pelaksanaan anggaran tahun 2012 sebagai pertanggungjawaban moral dan pemanfaatan anggaran kepada pemerintah maupun masyarakat; Menyiapkan dan menyampaikan laporan keuangan (SAK dan SIMAK-BMN) semester II TA 2012 Kepada UAPPA/B L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
107
Direktorat Jenderal Perkebunan
Wilayah dan UAPPA/B E-1 Pusat Direktorat Jenderal Perkebunan tepat waktu. Melakukan rekonsiliasi SAK dan SIMAK-BMN baik internal maupun antara satker dengan KPPN dan KPKNL. 5.2.2. Teknis 5.2.2.1. Perencanaan
Membagikan
database
berisi
rekapitulasi
hasil
temuan administrasi dan kerugian negara untuk masing-masing provinsi agar segera ditindak lanjuti;
Mempercepat proses revisi;
Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;
Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergisitas anggaran, dll
5.2.2.2. Pengorganisasian
Telah
dilaksanakan
Sekretariat
dan
pembagian
Direktorat
jawab capaian Evaluasi
kinerja
disampaikan
sebagai
antara
penanggung
fisik kegiatan dan keuangan
sesuai wilayah binaan
tugas
(5-6 provinsi);
satker
kepada
setiap
per
triwulan
satker.
yang
Penilaian
capaian kinerja yang meliputi realisasi keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
108
Direktorat Jenderal Perkebunan
mempercepat perkebunan
pelaksanaan dan
mencapai
pembangunan
target
sebagaimana
ditetapkan Menteri Pertanian;
Surat
tentang
capaian
kinerja
satker
kepada
Gubernur selaku wakil pemerintah pusat sekaligus penanggung jawab kegiatan di tingkat provinsi dan Bupati/Walikota
selaku
penanggung
jawab
pelaksanaan kegiatan;
Penilaian kinerja satker yang akan disampaikan pada awal tahun 2013. Penilaian kinerja satker meliputi 5 (lima) unsur yang terdiri atas capaian fisik, capaian keuangan, ketepatan dan keteraturan pelaporan serta penyelesaian LHP/A;
Mengkoordinasikan intensif
baik
pelaksanaan di
internal
kegiatan dinas
secara maupun
dilapangan/petani;
Melakukan
koordinasi
dengan
BMG
untuk
mendapatkan informasi perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan jadwal kegiatan lapangan;
Menugaskan
Tim
mengidentifikasi
ke
lapangan
masalah
dalam
keterlambatan
rangka dan
mencari upaya penyelesaiannya;
Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk
Program
Revitalisasi
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Perkebunan
dapat 109
Direktorat Jenderal Perkebunan
dimasukan dalam Program PRONA dan Sertifikasi Massal;
Penyediaan dana penjaminan untuk kredit KPEN-RP melalui dana pemerintah, khususnya untuk komoditi Karet dan Kakao, diusulkan kepada Kemenkeu
Perlu diupayakan
sharing APBD I maupun APBD II
untuk mengalokasikan pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
Mempersiapkan kelembagaan petani yang kuat dan profesional;
Meminimalkan campur tangan dari pihak lain, seperti Bupati, DPRD, dll
5.2.2.3. Pelaksanaan
Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan penyerapan keuangan;
Diupayakan
unitcost
disesuaikan
dengan
perkembangan harga yang berlaku di daerah;
Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang terkonsentrasi dengan orientasi bisnis;
Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk
Program
Revitalisasi
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Perkebunan
dapat
110
Direktorat Jenderal Perkebunan
dimasukan dalam Program PRONA dan Sertifikasi Massal;
Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit, (didahulukan
dengan cover letter
jikaSertifikasi lahan petani belum ada);
Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program Revitalisasi Perkebunan;
Mengoptimalisasi dan pemberdayaan tim kerja;
Pencairan dana dimulai secepatnya dan dipilih kegiatan yang tidak tergantung pada musim;
Mempercepat penyelesaian piutang negara pada petani
eks
Proyek
UPP
tersebut
dengan
(a)
Penghapusan non pokok (bunga dan denda) Pinjaman petani dan (b) Pengendalian piutang negara pada petani.
Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha di Propinsi dan Kabupaten;
Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder terkait.
Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan
dalam
rangka
untuk
mencegah
terjadinya gangguan usaha perkebunan.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
111
Direktorat Jenderal Perkebunan
5.2.2.4. Pengawasan
Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan;
Mengintensifkan
pengawalan,
pedampingan
dan
pembinaan petugas pusat ke satker daerah,
Melaksanakan
pengawalan,
pendampingan
dan
monitoring pelaksanaan kegiatan secara intensif;
Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masingmasing Satker dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pembangunan perkebunan;
Melakukan koordinasi dengan BPKP setempat dalam mempercepat penyelesaian temuan administrasi dan kerugian negara, khususnya temuan lama;
Membuat
surat
Provinsi/Kab./Kota
teguran untuk
kepada
Kadisbun
mempercepat
penyelesaian tindak lanjut hasil audit (TLHA);
Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon maupun media lainnya.
Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang diusahakan.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
112
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB VI
PENUTUP Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 ini merupakan
pertanggungjawaban
pembangunan
perkebunan
yang
pelaksanaan menggambarkan
kegiatan kinerja
pembangunan perkebunan tahun 2012 secara utuh, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat. Laporan ini memberikan
informasi
terhadap
capaian-capaian
kinerja
pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator mikro,
maupun
realisasi
capaian
outcomes/outputs
penting
Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta upaya-upaya
penyelesaiannya selama kurun
waktu tahun 2012. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target kinerja dan realisasi kinerja. Pembandingan realisasi kinerja dilakukan terhadap target sebagaimana tertuang dalam RENSTRA tahun 2010 2014, RKT/PK tahun 2012 dan terhadap kinerja tahun 2011 serta perkembangan selama lima tahun terakhir.
Secara umum kinerja
pembangunan perkebunan tahun 2012, untuk sasaran makro capaiannya melebihi target yang ditetapkan dalam RKT Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012. Untuk sasaran mikro, meskipun L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
113
Direktorat Jenderal Perkebunan
terjadi perubahan iklim, capaian luas areal perkebunan meningkat 0,85% dibandingkan tahun 2011 dan produksi meningkat 2,51% dibandingkan tahun 2011. Realisasi serapan anggaran pada tahun 2012 sebesar 94,65% dengan realisasi fisik sebesar 98,18%. Dalam
rangka
menghadapi
berbagai
kendala
dalam
upaya
pencapaian sasaran program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan, diperlukan komitmen yang kuat. Sinergisitas program dan kegiatan berbagai unit kerja eselon I dan instansi terkait akan mampu meningkatkan keefektifan, keefisienan dan keekonomian pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan. Selain itu, dukungan sinergisitas gerakan seluruh pelaku usaha perkebunan
diharapkan mampu mendorong capaian
sasaran pembangunan perkebunan sebagaimana telah ditetapkan, baik dalam Renstra Tahun 2010 - 2014, Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2012 maupun Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
114
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 1. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012 TARGET NO
a
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/ KABUPATEN
Meningkatkan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Yang Berkelanjutan Melalui Upaya Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar, Dukungan Penyediaan Benih Unggul Bermutu 1. Gerakan Peningkatan produksi dan mutu kakao Nasional 1.1 Peremajaan tanaman kakao 1 Sulteng Parigi Moutong Poso Toli-Toli Tojo Una-Una 2 Sulsel Bulukumba Soppeng Luwu Utara Luwu 3 Sultra Kolaka Konawe Selatan Bombana Konawe
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
61.000
Ha
1200
REALISASI FISIK Volume
58.86
%
Ha
96,49
Ha
983 Ha
82,00
400
Ha
319 Ha
79,82
100 400 300 1.000 200 300 200 300 1.400 300
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
300
100 264 300 1.000 200 300 200 300 1.397 297
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 66,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,00
Ha
300 Ha
100,00
200 Ha 400 Ha
200 Ha 400 Ha
100,00 100,00
115
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
4 5
1.2 Rehabilitasi tanaman kakao
1
Kolaka Utara NTT Ende Sulbar Mamuju Polewali Mandar Mamuju Utara Mamasa Majene
200 100 100 1.200 400
Sulsel Bone
200 81 81 1.196 400
%
Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 81,00 81,00 100,00 00,00
200 Ha
196 Ha
98,00
300 Ha
300 Ha
100,00
100 Ha 200 Ha
100 Ha 200 Ha
100,00 100,00
6.900 Ha
6.768 Ha
98,00
905
Ha
90,48
400 Ha
400
Ha
100,00
1.000 Ha
1.000
Ha
100,00
800 Ha
800
Ha
100,00
Luwu Utara
1.000 Ha
980
Ha
98,00
Pinrang
1.000 Ha
983
Ha
98,33
700 Ha
700
Ha
100,00
Luwu
1.000 Ha
1.000
Ha
100,00
Sulbar
7.300 Ha
7.156
Ha
98,00
Mamuju
2.700 Ha
2.700
Ha
100,00
Polewali
1.800 Ha
1.656
Ha
92,00
Soppeng Wajo
Enrekang
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Ha Ha Ha Ha Ha
FISIK Volume
1.000 Ha
Bulukumba
2
VOLUME
REALISASI
116
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
Mandar Mamuju Utara Majene 3
2.400 Ha
2.400
Ha
100,00
400 Ha
400
Ha
100,00
11.120 Ha
10.811
Ha
97,00
3.000 Ha
2.982
Ha
99,39
920 Ha
859
Ha
93,33
400 Ha
400
Ha
100,00
Donggala
1.200 Ha
1.000
Ha
83,33
Toli-Toli
3.000 Ha
2.970
Ha
99,00
500 Ha
500
Ha
100,00
2.100 Ha
2.100
Ha
100,00
12.400 Ha
11.493
Ha
93,00
Kolaka Konawe Selatan Bombana
2.200 Ha
2.178
Ha
99,00
2.200 Ha
2.134
Ha
97,00
2.100 Ha
2.079
Ha
99,00
Muna
1.600 Ha
1.581
Ha
98,82
Konawe
2.000 Ha
1.980
Ha
99,00
Kolaka Utara
2.300 Ha
1.541
Ha
67,00
NTT
300 Ha
230
Ha
77,00
Sikka
200 Ha
170
Ha
85,00
Sulteng Parigi Moutong Poso Buol
Sigi Tojo Una-Una 4
5
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Sultra
117
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
Ende
6
7
8
1.3. Intensifikasi tanaman kakao
1
2
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
100 Ha
REALISASI FISIK Volume 60
Ha
% 60,00
Papua
100 Ha
100
Ha
100,00
Keerom
100 Ha
100
Ha
100,00
Kalbar
650 Ha
650
Ha
100,00
Sanggau Kota Singkawang Bengkayang
250 Ha
250
Ha
100,00
150 Ha
150
Ha
100,00
250 Ha
250
Ha
100,00
Kaltim
100 Ha
100
Ha
100,00
Berau
100 Ha
100
Ha
100,00
Gorontalo
300 Ha
292
Ha
97,21
Pohuwato
300 Ha
292
Ha
97,21
Sulsel Bone
900 Ha
900
Ha
100,00
100 Ha
100
Ha
100,00
Bulukumba
200 Ha
200
Ha
100,00
Soppeng
200 Ha
200
Ha
100,00
Wajo
100 Ha
100
Ha
100,00
Luwu Utara
100 Ha
100
Ha
100,00
Enrekang
100 Ha
100
Ha
100,00
Luwu
100 Ha
100
Ha
100,00
9.330 Ha
9.330
Ha
100,00
Sulbar
118
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
3
4
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
Mamuju Polewali Mandar Mamuju Utara Mamasa
2.700 Ha
2.700
Ha
100,00
2.400 Ha
2.400
Ha
100,00
1.200 Ha
1.200
Ha
100,00
1.900 Ha
1.900
Ha
100,00
Majene
1.130 Ha
1.130
Ha
100,00
Sulteng Parigi Moutong Poso
900 Ha
883
Ha
99,00
100 Ha
100
Ha
100,00
100 Ha
100
Ha
100,00
Buol
100 Ha
100
Ha
100,00
Donggala
100 Ha
83
Ha
83,33
Toli-Toli
200 Ha
200
Ha
100,00
Sigi
100 Ha
100
Ha
100,00
Tojo Una-Una
200 Ha
200
Ha
100,00
1.200 Ha
1.198
Ha
100,00
Kolaka Konawe Selatan Bombana
200 Ha
198
Ha
99,00
200 Ha
200
Ha
100,00
300 Ha
300
Ha
100,00
Muna
100 Ha
100
Ha
100,00
Konawe
200 Ha
200
Ha
100,00
Kolaka Utara
200 Ha
200
Ha
100,00
Sultra
119
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
5
6
7
8
9
Sulut Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Utara Bali
FISIK Volume
%
800 Ha
800
Ha
100,00
400 Ha
400
Ha
100,00
400 Ha
400
Ha
100,00
300 Ha
272
Ha
91,00
Jembrana
100 Ha
100
Ha
100,00
Tabanan
100 Ha
72
Ha
72,00
Gianyar
100 Ha
100
Ha
100,00
NTT
300 Ha
276
Ha
92,00
Sikka
200 Ha
176
Ha
88,00
Ende
100 Ha
100
Ha
100,00
Maluku Seram Bagian Barat Pulau Buru
300 Ha
300
Ha
100,00
150 Ha
150
Ha
100,00
150 Ha
150
Ha
100,00
Papua Barat
250 Ha
250
Ha
100,00
Manokwari
250 Ha
250
Ha
100,00
400 Ha
400
Ha
100,00
200 Ha
200
Ha
100,00
200 Ha
200
Ha
100,00
500 Ha
500
Ha
100,00
10 Papua Jayapura Keerom 11 Kaltim
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
REALISASI
120
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
Berau
200 Ha
200
Ha
100,00
Nunukan
300 Ha
300
Ha
100,00
12 Gorontalo Gorontalo
500 Ha
500
Ha
100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
Pohuwato
200
Ha
200
Ha
100,00
1.250
Ha
1.250
Ha
100,00
400
Ha
400
Ha
100,00
400
Ha
400
Ha
100,00
150
Ha
150
Ha
100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
6.225
Ha
5.637
Ha
90,32
450
Ha
372
Ha
83,00
Aceh Timur
75
Ha
75
Ha
100,00
Nagan Raya
75
Ha
75
Ha
100,00
Aceh Utara
75
Ha
75
Ha
100,00
Pidie
75
Ha
49
Ha
65,00
Pidie Jaya Aceh Barat Daya
75
Ha
49
Ha
65,00
75
Ha
49
Ha
65,00
13 Malut Halmahera Utara Halmahera Barat Kepulauan Sula Halmahera Selatan 2. Pengembangan Komoditas Ekspor 2.1. Pengembangan kakao 2.1.1. Perluasan tanaman kakao
1
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Aceh
121
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
2
3
Sumut Tapanuli Selatan Sumbar Pasaman Barat Pasaman
5
6
7
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
100
Ha
FISIK Volume
%
100
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
250
Ha
208
Ha
83,00
50
Ha
50
Ha
100,00
50
Ha
50
Ha
100,00
50
Ha
50
Ha
100,00
Tanah Datar
100
Ha
58
Ha
58,00
Bengkulu Bengkulu Utara Kepahyang
200
Ha
170
Ha
85,00
100
Ha
100
Ha
100,00
100
Ha
70
Ha
70,00
Agam
4
VOLUME
REALISASI
Lampung Lampung Timur Tanggamus
300
Ha
300
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Pesawaran
100
Ha
100
Ha
100,00
NTT Sumba Barat Daya Manggarai
200
Ha
132
Ha
66,00
100
Ha
65
Ha
65,00
100
Ha
67
Ha
67,00
200
Ha
200
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
NTB Lombok Timur
122
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
8
9
Lombok Utara Jatim
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
100
Ha
100
Ha
100,00
540
Ha
540
Ha
100,00
Pacitan
100
Ha
100
Ha
100,00
Madiun
440
Ha
440
Ha
100,00
Jabar
150
Ha
150
Ha
100,00
Sukabumi
50
Ha
50
Ha
100,00
Ciamis
100
Ha
100
Ha
100,00
Jateng
250
Ha
250
Ha
100,00
Wonogiri
100
Ha
100
Ha
100,00
50
Ha
50
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
200
Ha
200
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Kulon Progo
100
Ha
100
Ha
100,00
11 Gorontalo Gorontalo Utara 12 Papua Barat Sorong Selatan 13 Papua Sarmi
95
Ha
95
Ha
100,00
Batang Tegal 10 DIY Gunung Kidul
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
95
Ha
95
Ha
100,00
450
Ha
360
Ha
80,00
450
Ha
360
Ha
80,00
380
Ha
201
Ha
53,00
180
Ha
100
Ha
55,44
123
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
Nabire 2. 1.2. Perluasan Kakao Pasca Bencana
1
2
2.2. Pengembangan kopi 2.2.1. Perluasan Kopi Pasca Bencana
1
2
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
200
Ha
101
Ha
50,40
50
Ha
50
Ha
100,00
Sleman
50
Ha
50
Ha
100,00
Sumbar Kep. Mentawai
75
Ha
75
Ha
100,00
75
Ha
75
Ha
100,00
Diy
Jateng Boyolali
300
Ha
300
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Magelang
100
Ha
100
Ha
100,00
Klaten
100
Ha
100
Ha
100,00
DIY
75
Ha
75
Ha
100,00
Sleman
75
Ha
75
Ha
100,00
Jabar
910
Ha
850
Ha
94,00
Purwakarta
100
Ha
100
Ha
100,00
Sukabumi
200
Ha
200
Ha
100,00
Cianjur
300
Ha
240
Ha
80,00
Garut
150
Ha
150
Ha
100,00
Tasikmalaya
160
Ha
160
Ha
100,00
2.3. Pengembangan teh 2.3.1. Rehabilitasi T e h Rakyat
1
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
124
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
2.4. Pengembangan Lada 2.4.1. Rehabilitasi Tanaman Lada
2.4.2. Perluasan Tanaman Lada
1
1
Lampung
400
Ha
400
Ha
100,00
Way Kanan Lampung Utara Lampung Barat
150
Ha
150
Ha
100,00
150
Ha
150
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Kep. Babel
550
Ha
510
Ha
93,00
Babar
100
Ha
60
Ha
60,00
Bangsel
450
Ha
450
Ha
100,00
3.585
Ha
3.435
Ha
95,25
3. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri 3.1. Pengembangan Cengkeh 3.1.1. Rehabilitasi Cengkeh
1
2
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Sumbar Solok
100
Ha
100
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Jabar
460
Ha
370
Ha
80,00
Cianjur
150
Ha
120
Ha
80,00
Kuningan
160
Ha
160
Ha
100,00
Garut
150
Ha
90
Ha
60,00
125
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
3
4
5
6
7
8
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
Jateng
400
Ha
Semarang
200
Batang
200
Jatim
REALISASI FISIK Volume
%
400
Ha
100,00
Ha
200
Ha
100,00
Ha
200
Ha
100,00
750
Ha
750
Ha
100,00
Pacitan
350
Ha
350
Ha
100,00
Trenggalek
400
Ha
400
Ha
100,00
Sulut Minahasa Selatan Minahasa
500
Ha
500
Ha
100,00
200
Ha
200
Ha
100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
Sulteng
150
Ha
90
Ha
60,00
Toli-Toli
150
Ha
90
Ha
60,00
Malut Kepulauan Sula Pulau Morotai
200
Ha
200
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Aceh
300
Ha
300
Ha
100,00
Kota Sabang
300
Ha
300
Ha
100,00
126
Direktorat Jenderal Perkebunan TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
3.1.2. Perluasan Tanaman Cengkeh Pasca Bencana
1
2 3 4
TOTAL
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Jateng Boyolali Magelang Klaten DIY Sleman Sumbar Kep. Mentawai Sulut Minahasa Tenggara Kota Tomohon
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
350
Ha
350
Ha
100,00
100 150 100 150 150 100 100 125
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100 150 100 150 150 100 100 125
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
25
Ha
25
Ha
100,00
70.810 Ha
67.931 Ha
94,02
127
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 2. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2012 TARGET NO
I
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim 1. Swasembada Gula Nasional 1.1. Perluasan (Ekstensifikasi) Tanaman Tebu Rakyat 1
FISIK
VOLUME
Volume
%
7.721,66
Ha
7.575
Ha
97,37
6.965
Ha
6.875
Ha
98,00
400
Ha
310
Ha
78,00
40
Ha
40
Ha
100,00
90
Ha
0
Ha
0,00
-
Ha
0
Ha
0,00
Subang
75
Ha
75
Ha
100,00
Majalengka
60
Ha
60
Ha
100,00
Indramayu
135
Ha
135
Ha
100,00
2.950
Ha
2.950
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
90
Ha
100,00
Jabar Sumedang Cirebon Kuningan
2
REALISASI
Jateng Banjarnegara Banyumas
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
90
Ha
128
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
VOLUME
REALISASI FISIK Volume
%
Batang
120
Ha
120
Ha
100,00
Blora
300
Ha
300
Ha
100,00
Boyolali
50
Ha
50
Ha
100,00
Cilacap
50
Ha
50
Ha
100,00
Jepara
100
Ha
100
Ha
100,00
Karanganyar
100
Ha
100
Ha
100,00
50
Ha
50
Ha
100,00
Kebumen Kendal
50
Ha
50
Ha
100,00
Magelang
150
Ha
150
Ha
100,00
Pati
200
Ha
200
Ha
100,00
Pemalang
100
Ha
100
Ha
100,00
Purbalingga
350
Ha
350
Ha
100,00
Purworejo
100
Ha
100
Ha
100,00
Rembang
400
Ha
400
Ha
100,00
Semarang
100
Ha
100
Ha
100,00
Tegal
100
Ha
100
Ha
100,00
Temanggung
50
Ha
50
Ha
100,00
Kudus
50
Ha
50
Ha
100,00
-
Ha
0
Ha
0,00
50
Ha
50
Ha
100,00
Sukoharjo Sragen
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
129
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
Brebes
Volume
%
Ha
25
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Demak
10
Ha
10
Ha
100,00
Wonogiri
20
Ha
20
Ha
100,00
Klaten
25
Ha
25
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
10
Ha
10
Ha
100,00
Pekalongan Kota Semarang
4
FISIK
VOLUME
25
Grobogan
3
REALISASI
DIY
190
Ha
190
Ha
100,00
Gunungkidul
123
Ha
123
Ha
100,00 100,00
Kulonprogo Bantul
7 30
Ha Ha
7 30
Ha Ha
100,00
Sleman
30
Ha
30
Ha
1.755
Ha
1.755
Ha
100,00 100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
Lamongan
300
Ha
300
Ha
100,00
Bojonegoro
300
Ha
300
Ha
100,00
Bangkalan
200
Ha
200
Ha
100,00
Sampang
355
Ha
355
Ha
100,00
Malang
300
Ha
300
Ha
100,00
Jatim Tuban
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
130
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
5
6
8
9
10
11
FISIK
VOLUME
Volume
%
Sumut Deli Serdang
200
Ha
199,6
Ha
100,00
-
Ha
0
Ha
0,00
Langkat
200
Ha
199,6
Ha
100,00
Sumsel Ogan Ilir
150
Ha
150
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
50
Ha
50
Ha
100,00
Lampung
500
Ha
500
Ha
100,00
Way Kanan
500
Ha
500
Ha
100,00
Sulsel
400
Ha
400
Ha
100,00
Bone
125
Ha
125
Ha
100,00
Takalar
100
Ha
100
Ha
100,00
Wajo
100
Ha
100
Ha
100,00
Gowa
75
Ha
75
Ha
100,00
Gorontalo
100
Ha
100
Ha
100,00
Gorontalo
100
Ha
100
Ha
100,00
Aceh
120
Ha
120
Ha
100,00
Bener Meriah
120
Ha
120
Ha
100,00
Papua
200
Ha
200
Ha
100,00
Merauke
200
Ha
200
Ha
100,00
OKU Timur 7
REALISASI
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
131
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
Volume
%
Ha
700,37
Ha
94,86
78,29
Ha
52
Ha
77,00
18,29 -
Ha
0
Ha
-00,00
Ha
0
Ha
Kab. Majalengka
12
Ha
6
Ha
-00,00 50,00
Kab. Subang
12
Ha
12
Ha
100,00
Kab. Sumedang
12
Ha
10
Ha
83,33
Jabar Kab. Cirebon Kab. Kuningan
Kab. Indramayu 2
FISIK
VOLUME
756,66
1.2. Pembangunan Kebun Bibit Datar Tebu/Kultur Jaringan 1
REALISASI
20
Ha
20
Ha
100,00
340
Ha
340
Ha
100,00
50
Ha
50
Ha
100,00
Jepara
10
Ha
10
Ha
100,00
Banjarnegara
15
Ha
15
Ha
100,00
Banyumas
15
Ha
15
Ha
100,00
Kudus
10
Ha
10
Ha
100,00
5
Ha
5
Ha
100,00
Karanganyar
10
Ha
10
Ha
100,00
Kendal
10
Ha
10
Ha
100,00
Magelang
20
Ha
20
Ha
100,00
Pati
20
Ha
20
Ha
100,00
Pekalongan
10
Ha
10
Ha
100,00
Jateng Purbalingga
Boyolali
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
132
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
FISIK
VOLUME
Volume
%
Batang
20
Ha
20
Ha
100,00
Pemalang
10
Ha
10
Ha
100,00
Sukoharjo
10
Ha
10
Ha
100,00
Kebumen
10
Ha
10
Ha
100,00
5
Ha
5
Ha
100,00
Blora
16
Ha
16
Ha
100,00
Grobogan
10
Ha
10
Ha
100,00
Rembang
30
Ha
30
Ha
100,00
2
Ha
2
Ha
100,00
Sragen
10
Ha
10
Ha
100,00
Klaten
2
Ha
2
Ha
100,00
Wonogiri
10
Ha
10
Ha
100,00
Brebes
10
Ha
10
Ha
100,00
Purworejo
10
Ha
10
Ha
100,00
Semarang
10
Ha
10
Ha
100,00
DIY
40
40
Ha
100,00
Temanggung
Tegal
3
REALISASI
Kulonprogo Gunung Kidul
0
Ha
0,00 100,00
15
Ha Ha
15
Ha
Bantul
13
Ha
13
Ha
100,00
Sleman
12
Ha
12
Ha
100,00
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
0
Ha
133
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
4
%
Ha
170
Ha
87,00
25
Ha
25
Ha
100,00
Bojonegoro
25
Ha
25
Ha
100,00
Bangkalan
30
Ha
30
Ha
100,00
Malang
25
Ha
25
Ha
100,00
Jombang
10
Ha
10
Ha
100,00
Nganjuk
10
Ha
10
Ha
100,00
Tuban
25
Ha
0
Ha
0,00
40
Ha
40
Ha
100,00
10 58,37
Ha
5
Ha
100,00
Ha
58,37
Ha
100,00
23,37 35
Ha
23,37
Ha
100,00
Ha
35
Ha
100,00
20
Ha
20
Ha
100,00
10
Ha
10
Ha
100,00
10
Ha
10
Ha
100,00
Papua
20
Ha
20
Ha
100,00
Merauke
20
Ha
20
Ha
100,00
Sumsel Ogan Ilir OKU Timur Sulsel Wajo Pinrang
7
Volume
200
Sidoarjo
6
FISIK
VOLUME
Jatim Lamongan
Sampang
5
REALISASI
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
134
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
REALISASI FISIK
VOLUME
Volume
%
2. Pengembangan Komoditi Ekspor 182
Ha
182
Ha
100,00
8
Ha
8
Ha
100,00
Jabar
1
Ha
1
Ha
100,00
Garut
1
Ha
1
Ha
100,00
Jateng
2
Ha
2
Ha
100,00
Purbalingga
1
Ha
1
Ha
100,00
Boyolali
1
Ha
1
Ha
100,00
DIY
2
Ha
2
Ha
100,00
Kulon Progo
1
Ha
1
Ha
100,00
Pembekalan/Pelatihan
1
Ha
1
Ha
100,00
Jatim
1
Ha
1
Ha
100,00
Nganjuk
1
Ha
1
Ha
100,00
Sultra
1
Ha
1
Ha
100,00
Kendari
1
Ha
1
Ha
100,00
Gorontalo
1
Ha
1
Ha
100,00
Gorontalo Utara
1
Ha
1
Ha
100,00
174
Ha
174
Ha
100,00
Jabar
39
Ha
39
Ha
100,00
Sumedang
10
Ha
10
Ha
100,00
2.1. Pengembangan Tanaman Nilam 2.1 .1. Pembangunan Kebun Penangkar Benih Nilam 1
2
3
4
5
6
2.1.2. Penanaman Nilam 1
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
135
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
2
3
4
5
6
7
8
REALISASI FISIK
VOLUME
Volume
%
Kuningan
19
Ha
19
Ha
100,00
garut
10
Ha
10
Ha
100,00
Jateng
25
Ha
25
Ha
100,00
Boyolali
10
Ha
10
Ha
100,00
Purbalingga
15
Ha
15
Ha
100,00
DIY
20
Ha
20
Ha
100,00
Kulon Progo
10
Ha
10
Ha
100,00
Gunung Kidul
10
Ha
10
Ha
100,00
Jatim
10
Ha
10
Ha
100,00
Nganjuk
10
Ha
10
Ha
100,00
Sumut
10
Ha
10
Ha
100,00
Langkat
10
Ha
10
Ha
100,00
Sumbar
20
Ha
20
Ha
100,00
Sijunjung
10
Ha
10
Ha
100,00
Pasaman Barat
10
Ha
10
Ha
100,00
Jambi
10
Ha
10
Ha
100,00
Sarolangun
10
Ha
10
Ha
100,00
Lampung
10
Ha
10
Ha
100,00
Lampung Utara
10
Ha
10
Ha
100,00
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
136
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
9
10
%
Ha
20
Ha
100,00
Badung
10
Ha
10
Ha
100,00
Karangasem
10
Ha
10
Ha
100,00
Gorontalo
10
Ha
10
Ha
100,00
10
Ha
10
Ha
100,00
10.827
Ha
10.821
Ha
87,50
9.565
Ha
9.565
Ha
100,00
3.1.1. Penanaman Tanaman Kapas
3
Volume
20
3.1. Pengembangan Tanaman Kapas
2
FISIK
VOLUME
Bali
Gorontalo Utara 3. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
1
REALISASI
Jateng Blora
500
Ha
500
Ha
100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
Wonogiri
200
Ha
200
Ha
100,00
Grobogan
200
Ha
200
Ha
100,00
DIY
400
Ha
400
Ha
100,00
Gunung Kidul
400
Ha
400
Ha
100,00
Jatim Lamongan
400
Ha
400
Ha
100,00
150
Ha
150
Ha
100,00
Pacitan
50
Ha
50
Ha
100,00
Banyuwangi
50
Ha
50
Ha
100,00
Probolinggo
50
Ha
50
Ha
100,00
Mojokerto
50
Ha
50
Ha
100,00
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
137
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
Situbondo 4
6
7
FISIK
VOLUME
Volume
%
50
Ha
50
Ha
100,00
Bali
500
Ha
500
Ha
100,00
Buleleng
200
Ha
200
Ha
100,00
Karang asem
300
Ha
300
Ha
100,00
-
Ha
-
Ha
100,00
Jembrana 5
REALISASI
NTB Lombok Barat
950
Ha
950
Ha
100,00
150
Ha
150
Ha
100,00
Lombok Tengah
150
Ha
150
Ha
100,00
Lombok Timur
200
Ha
200
Ha
100,00
Sumbawa
200
Ha
200
Ha
100,00
Lombok Utara
250
Ha
250
Ha
100,00
1.750
Ha
1.750
Ha
100,00
Sumba Tengah
250
Ha
250
Ha
100,00
Sumba Barat
500
Ha
500
Ha
100,00
Sumba Barat Daya
1.000
Ha
1.000
Ha
100,00
Sulsel Bone
5.065
Ha
5.065
Ha
750
Ha
750
Ha
100,00 100,00
Bantaeng
200
Ha
200
Ha
100,00
Gowa
715
Ha
715
Ha
100,00
NTT
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
138
Direktorat Jenderal Perkebunan
TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
REALISASI FISIK
VOLUME
Volume
%
Jeneponto
800
Ha
800
Ha
100,00
Takalar
200
Ha
200
Ha
100,00
1.500
Ha
1.500
Ha
100,00
Soppeng
450
Ha
450
Ha
100,00
Wajo
450
Ha
450
Ha
100,00
Bulukumba
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
139
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2012 NO
1
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman tahunan, dengan dukungan penyediaan benih unggul bermutu 1. Pengembangan Komoditas Ekspor 1.1. Pengembangan karet 1.1.1.
Peremajaan Tanaman Karet
1
2
3
4
Aceh Aceh Timur Aceh Utara Aceh Barat Sumut Langkat Mandailing Natal Batubara Simalungun Sumbar Pasaman Dharmas Raya Riau Rohul Meranti
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
51.749 15.590
Ha Ha
48.656 14.823
%
Ha
94,77
Ha
97,93
12.325
Ha
11.810
Ha
95,81
750
Ha
750
Ha
100,00
250 250 250 800 150 200 150 300 500 250 250 1.860 860 100
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
250 250 250 800 150 200 150 300 500 250 250 1.860 860 100
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
140
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
5 6
7
8
9
10
Kuansing Kepri Bintan Jambi Sarolangun Batanghari Tebo Merangin Sumsel Musi Banyuasin Banyuasin OKU OKI Muara Enim Musi Rawas Kota Prabumulih Bengkulu Bengkulu Utara Muko-Muko Bengkulu Tengah Lampung Way Kanan Tulang Bawang Barat Kep. Babel
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
500 200 200 1.600 400 400 400 400 1.865 300 115 150 350 400 400 150 850 250 300 300 600 300
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
500 200 200 1.585 400 400 385 400 1865 300 115 150 350 400 400 150 850 250 300 300 600 300
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 99,20 100,00 100,00 96,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
141
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
11
12
13
14
Bangka Tengah Jabar Sukabumi Cianjur Garut Jateng Cilacap Kalteng Kotawaringin Barat Barito Utara Kotawaringin Timur Pulang Pisau Kapuas Gunung Mas Kalsel Balangan Hulu Sungai Tengah Prov (Kota Baru) Tabalong Prov (Banjar) Kaltim Kutai Timur
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME 300 1000 200 200 200 200 200 1150 200 150 200 200 200 200 800 150 200 150 150 150 250 250
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
300 900 200 200 200 150 150 1100 200 150 200 200 200 150 650 150 200 150 150 -
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 95,65 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 75,00 81,25 100,00 100,00 100,00 100,00 -
142
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
1.1.2.
Perluasan Tanaman Karet Rakyat Non Revitalisasi di Wilayah Perbatasan, Pasca Konflik dan Bencana Alam 1 2
3
4 1.1.3.
Aceh Nagan Raya Kepri Natuna Anambas Kalbar Sambas Sanggau Kapuas Hulu Sintang Kota Singkawang Bengkayang Papua Merauke
Perluasan Tanaman Karet di KTM 1
Sumsel Prov (Lahat)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
3.150 300 300 400 200 200 2.200 400 400 400 400 200 400 250 250
Ha
2.898
Ha
92,00
Ha Ha Ha Ha Ha
300 300 200 200 -
Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 50,00 100,00 -
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2.148 348 400 400 400 200 400 250 250
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
95,00 87,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100
Ha
100
Ha
100,00
100 100
Ha Ha
100 100
Ha Ha
100,00 100,00
143
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
1.1.4.
Pembangunan Kebun Entres Tanaman Karet 1 2 3
4 5 6 7
Aceh Aceh Utara Riau Prov (Indragiri Hulu) Bengkulu Prov (Bengkulu Selatan) Lampung Prov (Mesuji) Kalbar Sanggau Kalteng Kapuas Kaltim Kutai Timur
1.2. Pengembangan Kelapa 1.2.1. Peremajaan Tanaman Kelapa 1
Aceh Prov (Aceh Besar) Prov (Bireun)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
14
Ha
14
Ha
99,74
2 2 2 2 2
Ha Ha Ha Ha Ha
2 2 2 2 2
Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2 2 2 2 2 2 2 2
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
2 2 2 2 2 2 2 2 2
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 98,18 98,18
19.986
Ha
19.765
Ha
89,01
16.075 400 200
Ha
15.925
Ha Ha
400 200
Ha Ha Ha
100,00 100,00
Ha
200
Ha
100,00
2
200
99,07
144
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
2 3
4
5 6
7
8 9
Sumut Batubara Sumbar Prov (Padang Pariaman) Riau Kep. Meranti Indragiri Hilir Kepri Prov (Kota Batam) Jambi Tanjung Jabung Barat Lampung Prov (Lampung Selatan) Lampung Barat Prov (Pringsewu) Tanggamus Banten Prov (Pandeglang) Jabar Sukabumi Cianjur Prov (Cirebon) Prov (Kota Banjar)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME 200 200 250 250 750 200 550 200 200 400 400 800 200 300 100 200 250 250 1.600 200 200 150 150
%
Ha Ha Ha
200 200 250
Ha Ha
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
250 750 200 550 200 200 400
Ha Ha Ha
Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Ha Ha
400 800
Ha Ha
100,00 100,00
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
200 300 100 200 250 250 1.450 200 200 150
Ha
Ha Ha Ha
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,63 100,00 100,00 100,00
145
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
10
11
12
13
Garut Tasikmalaya Ciamis Prov (Indramayu) DIY Gunung Kidul Kulon Progo Prov (Bantul) Prov (Sleman) Jatim Prov (Blitar) Prov (Tulungagung) Prov (Kediri) Bali Prov (Karangasem) Prov (Klungkung) Tabanan Gianyar NTT Belu Prov (Sumba Barat) Sumba Barat Daya Sumba Timur Alor Prov (Nagekeo)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME 300 200 300 100 500 100 100 150 150 600 200 200 200 900 200 300 200 200 1800 200 200 200 200 200 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
300 200 300 100 500 100 100 150 150 600 200 200 200 900 200 300 200 200 1800 200 200 200 200 200 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
146
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
14
15 16
17
18
19
Prov (Lembata) Prov (Rote Ndao) Prov (Timur Tengah Utara) NTB Prov (Lombok Barat) Sumbawa Sulsel Wajo Sulteng Parigi Moutong Donggala Sigi Sulut Minahasa Selatan Prov (Minahasa) Prov (Minahasa Utara) Prov (Kep. Talaud) Minahasa Tenggara Sultra Bombana Prov (Buton) Prov (Buton Utara) Maluku Prov (Maluku
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME 200 200
%
Ha Ha
200 200
Ha Ha
100,00 100,00
800 200 200 200 200 700 200 200 300 1325 500 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
200 800 200 200 200 200 700 200 200 300 1325 500 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
200
Ha
200
Ha
100,00
100 325 400 100 100 200 900 300
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100 325 400 100 100 200 900 300
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
200
147
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
Tenggara)
20
21
22
Seram Bagian Timur Maluku Tenggara Barat Malut Halmahera Utara Halmahera Barat Halmahera Selatan Halmahera Tengah Papua Jayapura Sarmi Biak Numfor Nabire Prov (Waropen) Papua Barat Raja Ampat
300
Ha
300
Ha
100,00
300
Ha
300
Ha
100,00
1.300 300 300 400 300 1.700 200 300 400 300 500 500 500
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1.300 300 300 400 300 1.700 200 300 400 300 500 500 500
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3.850
Ha
3.785
Ha
98,34
1700 250
Ha Ha
1700 250
Ha Ha
100,00 100,00
Prov (Kebumen)
250
Ha
250
Ha
100,00
Prov (Purworejo) Batang Magelang
250 250 250
Ha Ha Ha
250 250 250
Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
1.2.2. Perluasan Tanaman Kelapa 1
Jateng Cilacap
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
148
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
2
3
4
Tegal Prov (Klaten) Sumbar Prov (Pesisir Selatan) Agam Gorontalo Gorontalo Pohuwato Gorontalo Utara Papua Barat Manokwari Teluk Wondama
1.2.3. Pembangunan Kebun Induk Kelapa 1 2 3 4
Jateng Prov (Pati) Kaltim Berau NTB Sumbawa Jatim Prov (Tulungagung)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
250 200 400
Ha Ha Ha
250 200 335
Ha Ha Ha
100,00 100,00 84,00
200
Ha
200
Ha
100,00
200 750 250 250 250 1.000 500 500
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
135 750 250 250 250 1.000 500 500
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
68,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
35
Ha
35
Ha
98,80
6 6 4 4 20 20 5 5
Ha Ha
6 6 4 4 20 20 5 5
Ha Ha
100,00 100,00 91,21 91,21 100,00 100,00 98,66 98,66
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
149
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
1.3. Pengembangan kelapa sawit 1.3.1. Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 1 2
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
7.255 800
Ha Ha
7.005 800
Ha Ha
98,09 100,00
Aceh Nagan Raya kalbar
300 300 500
Ha Ha Ha
300 300 500
Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
Sanggau
250
Ha
250
Ha
100,00
Bengkayang
250
Ha
250
Ha
100,00
Ha
140
Ha
100,00
1.3.2. Pengembangan model-model peningkatan produksi kelapa sawit (Demplot Model Peremajaan Kelapa Sawit)
TARGET
140 1
Riau
20
Ha
20
Ha
100,00
2 3
Jambi Sumatera Selatan
20 20
Ha Ha
20 20
Ha Ha
100,00 100,00
4
Bengkulu
20
Ha
20
Ha
100,00
5
Kalimantan Barat Sanggau
20 20
Ha Ha
20 20
Ha Ha
100,00 100,00
6
Sumatera Barat
20
Pasaman Barat
20
Ha Ha
20 20
Ha Ha
100,00 100,00
20
Ha
20
Ha
100,00
7
Sumatera Utara
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
150
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
1.3.3. Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat (Benih Unggul)
1
2 3 4 5
6 7 8 9
Sumut Langkat Simalungun Sumatera Barat Riau Rokan Hulu Jambi Bengkulu Prov (Bengkulu Selatan) Bengkulu Utara Seluma Muko-muko Sumatera Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Timur Sulawesi Barat
1.4. Pengembangan Jambu Mete 1.4.1. Peremajaan Tanaman Jambu Mete
1
Sultra Bombana Prov (Buton)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
6.315 500 200 300 230 1.000 400 1.000 1.485
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
6.065 500 200 300 230 1.000 400 1.000 1.485
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
96.02 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,89
485 500 250 250 1.000 250 250 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
485 500 250 250 1.000 250 200
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
99,67 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3.902
Ha
3.897
Ha
93.33
1.900 450 150 150
Ha Ha Ha
1.900 450 150 150
Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00
Ha
Ha
151
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
2 3
Muna NTB Prov (Bima) NTT Belu Sikka Flores Timur Prov (Suburaijua) Prov (Timur Tengah Selatan) Prov (Nagekeo) Prov (Lembata) Prov (Kupang)
1.4.2. Rehabilitasi Tanaman Jambu Mete 1 2
NTB Dompu DIY Gunung Kidul
1.4.3. Perluasan Tanaman Jambu Mete
TARGET VOLUME 150 250 250 1.200 150 150 150 150
Ha Ha Ha
2
Sulsel Prov (Pangkep) Jatim Prov (Sampang)
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
%
Ha Ha Ha
Ha
150 250 250 1.200 150 150 150 150
Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
150
Ha
150
Ha
100,00
150 150 150
Ha
Ha
Ha Ha
150 150 150
Ha Ha
100,00 100,00 100,00
465
Ha
465
Ha
100,00
265 265 200 200
Ha Ha
265 265 200 200
Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00
1.500
Ha
100,00
100 100 250 250
Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00
1.500 1
REALISASI FISIK Volume
100 100 250 250
Ha Ha Ha Ha
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Ha Ha Ha Ha
Ha Ha
152
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
3
4 5 6
TARGET
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
%
Malut
250
Ha
250
Ha
100,00
Kep. Sula
250
Ha
Ha
Sultra Muna NTT Alor Bali Prov (Karangasem)
250 250 250 250 400 400
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
250 250 250 250 250 400 400
Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
200
Ha
200
Ha
100,00
200
Ha
200
Ha
100,00
50 50 50
Ha Ha Ha
50 50 50
Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
50
Ha
50 50 50 50 31
25
2.
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio Energi) 2.1. Pengembangan Jarak Pagar 2.1.1. Pengutuhan 1 Jatim Tanaman Jarak Prov (Magetan) Pagar DME 2 NTB Prov (Lombok Tengah) 3 NTT Sikka 4 Kepri Bintan 2.2. Pengembangan kemiri sunan 2.2.1. Perluasan Tanaman Kemiri Sunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Ha Ha Ha Ha
Ha
Ha Ha Ha Ha Ha
50 50 50 50 50 31
Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Ha
25
Ha
100,00
153
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO
SASARAN STRATEGIS
PROVINSI/ KABUPATEN
INDIKATOR KINERJA
1
2.2.2.
REALISASI FISIK Volume
VOLUME
Jabar Prov (Sumedang) Prov (Subang) Prov (Majalengka) Prov (Indramayu) Garut
25 5 5 5 5 5
Ha Ha
Jabar Prov (Purwakarta) Prov (Karawang)
6 6 2 2 2
Ha Ha Ha
Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan 1
TARGET
Garut
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Ha Ha Ha Ha
Ha Ha
%
25 5 5 5 5 5
Ha Ha
100,00 100,00
Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
6 6 2 2 2
Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
Ha Ha
100,00 100,00
100,00
154
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 4. Dukungan Penanganan Pasca Panen Dan Pembinaan Usaha Tahun 2012 No.
1
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
Terlaksananya pembinaan dan pengawalan pascapanen tanaman perkebunan 1. Penanganan pascapanen 1.1. Pascapanen tanaman semusim
PROVINSI/KABUPATEN
1 2 3 4
5. 6.
7. 8.
Sumut Langkat Jambi Kerinci Lampung Lampung Utara Jabar Sumedang Kuningan Garut Jateng Jepara Jatim Malang Nganjuk Sultra Kolut Bali Karangasem
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
24 Paket 2 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 3 Paket 3 Paket 6 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 6 Paket 6 Paket 4 Paket 2 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
REALISASI FISIK VOLUME
24 2 2 1 1 3 3 6 2 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket paket paket Paket Paket Paket Paket
%
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
155
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA 1.2. Pascapanen tanaman rempah dan penyegar
PROVINSI/KABUPATEN
1
2
3 4 5 6 7
8 9 10
11 12
Aceh Aceh Tenggara Aceh Tengah Sumut Nias Simalungun Hubang Hasundutan Samosir Sumsel Pagar Alam Sumbar Padang Pariaman Riau Inhil Kep. Babel Babar Bengkulu Kepahiang Rejang Lebong Banten Pandeglang Jabar Ciamis Jateng Magelang Wonogiri DIY Kulonprogo Jatim Ngawi Blitar
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME 109 3 1 2 6 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 5 3 2 6 6 12 2 2
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
REALISASI FISIK VOLUME 109 Paket 3 Paket 1 Paket 2 Paket 6 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 3 Paket 1 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 5 Paket 3 Paket 2 Paket 6 Paket 6 Paket 12 Paket 2 Paket 2 Paket
% 100,00 100,00 100,00 100,00 99,00 70,09 98,00 100,00 100,00 99,00 99,00 94,00 94,00 98,00 98,00 99,00 99,00 97,00 98,00 95,00 94,00 94,00 97,00 97,00 97,00 97,00 97,00 99,00 99,00 95,00 98,00 97,00
156
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
13 14
15
16
17 18
19
20
Malang Kediri Ponorogo Jember Bondowoso Kalbar Kota Singkawang Bali Bangli Tabanan Buleleng NTB Lombok Timur Lombok Tengah NTT Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur Ngada Flotim Alor Sulut Minsel Sulsel Tana Toraja Enrekang Sulteng Sigi Donggala T. Una Parimo Sultra
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME 2 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 12 2 2 2 2 2 2 10 10 2 1 1 4 1 1 1 1 2
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
REALISASI FISIK VOLUME 2 Paket 2 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 3 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 12 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 10 Paket 10 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 4 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket
% 95,00 95,00 94,00 94,00 95,00 98,00 98,00 94,00 93,00 95,00 93,00 95,00 95,00 95,00 95,00 94,00 92,00 96,00 95,00 96,00 94,00 95,00 95,00 95,00 93,00 97,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 90,00
157
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
21 22 23 24 25 26
Kolaka Gorontalo Gorontalo Malut Ternate Maluku Seram BagianTimur Papua Nabire Papua Barat Fak-Fak Kaltim Kukar Kutai Timur
1.3. Pascapanen tanaman tahunan 1
2
3
Aceh Aceh Tamiang Aceh Utara Aceh Jaya Riau Kuansing Rohul Sumsel Muba Muara Enim
Mura Oku Ogan Ilir
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
REALISASI FISIK VOLUME 2 Paket 22 Paket 22 Paket 2 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket
2 22 22 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
41
Paket
41
3 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
% 90,00 95.00 95.00 98,00 98,00 98,00 98,00 97,00 97,00 93,00 93,00 97,00 96,00 98,00 99,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
158
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN 4
5 6
7
8
9 10
Jambi Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Bengkulu Bengkulu Utara Jabar Sukabumi Cianjur Banten Lebak Pandeglang Jateng Purworejo Wonogiri Jatim Pasuruan Kalbar Ketapang Kayong Utara
11
Kalsel Balangan Tabalong Tanah Laut
12
Kalteng Gunung Mas
13
Sulut Minahasa Utara Minahasa Selatan Minahasa
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME 2 Paket 1 Paket
REALISASI FISIK VOLUME 2 Paket 1 Paket
% 100,00 100,00
1 Paket
1
Paket
100,00
1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 80,00 80,00 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1 1 3 1 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket
1 1 3 1 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
159
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN 14
15
16
17
NTT Timur Tengah Selatan Belu Flores Timur Ende Kupang Sumba Timur NTB Bima Sumbawa Maluku Maluku Tenggara Maluku Tenggara Barat Malut Halmahera Barat Halmahera Utara
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME 6 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1
Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket Paket
2 Paket 1 Paket 1 Paket
REALISASI FISIK VOLUME 6 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 2 1 1
Paket Paket Paket
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 97,50 100,00 95,00
160
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 5. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2012
No.
1
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
Meningkatnya produksi,produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui dukungan perlindungan perkebunan 1. Pengendalian OPT 1.1. Pengendalian OPT Tanaman Kelapa
VOLUME
REALISASI FISIK VOLUME
%
1.300
Ha
1.300
Ha
100,00
1.1.1. Pengendalian hama Sexava SP
1.1.2. Pengendalian Hama Brontispa sp
1
Malut Halmahera Selatan
400 400
Ha Ha
400 400
Ha Ha
100,00 100,00
1
Kalteng Kotawaringin Timur Sulteng Banggai Donggala NTB Lombok Barat Sulut Bolaang Mong. Minahasa
75 75 150 75 75 75 75 100 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
75 75 150 75 75 75 75 100 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jateng Jepara Pekalongan
150 100 50
Ha Ha Ha
150 100 50
Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00
2
3 4
1.1.3. Pengendalian Hama Oryctes SP
1
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
161
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN 2
3
4
DIY Gunungkidul Sleman Jatim Tulungagung Kediri NTT Ngada
2. Pengendalian OPT Tanaman Karet 2.1. Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) 1 2 3
4 5
Riau Pelalawan Lampung Tulang Bawang Sumsel OKI Muara Enim Kalbar Sambas Kalsel HST
3. Pengendalian OPT Tanaman Jambu Mete 3.1. Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) 1
Bali Karangasem
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
VOLUME
REALISASI FISIK VOLUME 100 Ha 50 Ha 50 Ha 150 Ha 75 Ha 75 Ha 100 Ha 100 Ha
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100 50 50 150 75 75 100 100
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
575
Ha
575
Ha
100,00
100 100 100 100 175 100 75 100 100 100 100
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100 100 100 100 175 100 75 100 100 100 100
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
75
Ha
75
Ha
100,00
75 75
Ha Ha
75 75
Ha Ha
100,00 100,00
162
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
4. Pengendalian OPT Tanaman Lada 4.1. Pengendalian Hama OPT Lada
PROVINSI/KABUPATEN
1 2 3 4 5
5. Pengendalian OPT Tanaman Kopi 5.1. Pengendalian Hama PBKo
1
2
3 4
5
Kalbar Bengkayang Kaltim Kutai Kertanegara Lampung Lampung Utara Kep. Babel Belitung Sultra Konawe
Aceh Aceh Tengah Bener Meriah Bengkulu Rejang Lebong Kepahiang Lampung Lampung Utara Jabar Sumedang Garut Sumsel Lahat
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
REALISASI FISIK VOLUME
VOLUME
%
225
Ha
225
Ha
100,00
50 50 50 50 50 50 50 50 25 25
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
50 50 50 50 50 50 50 50 25 25
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
500
Ha
500
Ha
100,00
100 50 50 100 50 50 50 50 100 50 50 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100 50 50 100 50 50 50 50 100 50 50 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
163
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN 6 7
Sulsel Gowa NTB Lombok Timur
2 3
7. OPT Tanaman Tebu 7.1. Pengendalian Hama Uret (Lepidiota stigma)
1 2 3
% 100,00 100,00 100,00 100,00
50 50 50 50
Ha Ha Ha Ha
180
Ha
180
Ha
100,00
80 40 40 50 50 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
80 40 40 50 50 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
525
Ha
510
Ha
80,00
Jateng Purworejo DIY Sleman Jatim Bondowoso
150 150 200 200 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
150 150 200 200 50 50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jabar Cirebon
100 100
Ha Ha
100 100
Ha Ha
100,00 100,00
6. Pengendalian OPT Tanaman Cengkeh 6.1. Pengendalian hama pada tanaman cengkeh 1
VOLUME
REALISASI FISIK VOLUME 50 Ha 50 Ha 50 Ha 50 Ha
Jateng Karanganyar Kendal Sulut Minahasa Bali Buleleng
7.2. Pengendalian Hama Tikus 1
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
164
Direktorat Jenderal Perkebunan No.
SASARAN STRATEGIS
TARGET INDIKATOR KINERJA
PROVINSI/KABUPATEN
REALISASI FISIK VOLUME
VOLUME
%
7.3. Pengendalian Penggerek Batang 1
Jabar Cirebon
25 25
Ha Ha
10 10
Ha Ha
40,00 40,00
1
Jateng Wonosobo NTB Lombok Tengah
25 25 25 25
Ha Ha Ha Ha
25 25 25 25
Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00
Jatim Jember
25 25
Ha Ha
25 25
Ha Ha
100,00 100,00
75
Ha
75
Ha
100,00
25 25 25 25 25 25
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
25 25 25 25 25 25
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
7.4. Pengendalian Penyakit Lanas
2
7. 5. Pengendalian Hama Spodoptera litura
8. Pengendalian OPT Tanaman Tembakau 8.1. Pengendalian OPT Tembakau 1 2 3
Jateng Wonosobo NTB Lombok Tengah Jatim Jember
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
165
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 Yang Dimonitor Oleh UKP4 RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
TARGET B03: 4.500 Ha (1,00%)
B04: 104,99%
TARGET B06: 135.000 Ha (30.00%)
B06: 105,34%
TARGET B09: 366.000 Ha (81,33%)
B09: 100,20%
TARGET B12: 450.000 Ha (100%)
B12: 100,26%
TARGET B04: 5%
B04: 100,29%
TARGET B06: 20%
B06:100,1%
posisi 30 April 2012 areal giling tebu dari pabrik gula seluas 4.724,9 ha (104,99%). Posisi 30 Juni 2012 Areal giling tebu dari pabrik gula seluas 142.213,1 ha (105,34%). Posisi tanggal 30 September 2012 areal giling tebu dari pabrik gula seluas 366.745,2 ha (100,20%). Posisi akhir Desember 2012 areal giling tebu dari pabrik gula seluas 451.191,1 ha (100,26%) dari target seluas 450.000 ha. Posisi 30 April 2012 Sertifikat benih terealisasi 467,35 ha dari target 466 ha(100,29%). Sertifikat benih unggul tebu terealisasi 1.866,31 ha dari target 1.864 ha (100,1%).
TARGET B09: 40%
B09: 100,1%
N5P26: Peningkatan produksi pangan N5P26A7: Penyaluran bantuan dan subsidi benih tanaman pangan
Kementerian Pertanian
BPN, Pemda terkait, perusahaan perkebunan (negara dan swasta)
Kemenperind, Pemda terkait, Kemenristek
Areal Giling Tebu (Kebun tebu giling/KTG)
Benih unggul tebu yang digunakan
TARGET: Terlaksananya areal giling tebu 450.000 ha
TARGET: Tergunakannya 50% bemih unggul tebu bermutu
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Sertifikat benih unggul tebu sampai 30 September 2012 seluas 3.732,38 ha dari target seluas 3.729 Ha (100,1%).
166
Direktorat Jenderal Perkebunan RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
1
2
3
4
5
Perbankan, Kemenkeu, BPN, Kemenhut, Pemda, Perusahaan Mitra
Calon lahan dan calon petani peserta program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit
Benih unggul sawit yang digunakan
TARGET: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 ha
TARGET: Tersedianya 350.000 batang benih sawit unggul bermutu
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 6
% CAPAIAN 7
TARGET B12: 50%
B12: 101,2%
TARGET B04: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 2.000 Ha TARGET B06: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 5.000 Ha
B04: 140%
TARGET B09: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 12.500 Ha
B09: 112,54%
TARGET B12: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 Ha
B12: 107,08%
TARGET B04: Terselesaikannya Pedoman Umum (Pedum)
B04: 100%
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
B06: 137,36%
KETERANGAN 8 Posisi akhir Desember 2012 sertifikat benih unggul tebu seluas 4.715,90 Ha (101,2%) dari target seluas 4.661 ha. Posisi April 2012 realisasi CP/CL revitbun komoditi kelapa sawit seluas 2.800 Ha (140%) untuk 1.107 KK. Realisasi CP/CL revitbun secara kumulatif untuk komoditi kelapa sawit seluas 6.868 ha dari target seluas 5.000 Ha (137,36%) CP/CL revitbun secara untuk komoditi kelapa sawit sampai 30 September 2012 seluas 14.068 ha dari target seluas 12.500 Ha (112,54%) Posisi akhir Desember 2012 capaian CP/CL revitbun untuk komoditi kelapa sawit seluas 21.416 ha (107,08%) dari target seluas 20.000 Ha Terselesainya Pedoman Umum/Teknis dn Revisi Pedoman Teknis Kelapa Sawit
167
Direktorat Jenderal Perkebunan
RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Penambahan SPBU non subsidi bergerak dan tangki timbun
Kementerian Pertanian
PT. Pertamina, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM
Terbangunnya tangki timbun untuk perusahaan perkebunan
Laporan hasil Koordinasi KementanAsosiasi terkait pengadaan tangki timbun oleh badan usaha perkebunan
TARGET B06: Terlaksananya Pemilihan / penetapan CP/CL
B06: 100,1%
TARGET B09: Pencairan dana bansos untuk penyediaan benih sawit unggul bermutu 150.000 batang (47,85%)
B09: 120,84%
TARGET B12: Pencairan dana bansos untuk penyediaan benih sawit unggul bermutu 350.000 batang (100%)
B12: 104,12%
TARGET B06 : Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan
B06 : 100 %
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
Realisasi penetapan CP/CL seluas 2.450 Ha (350.350 batang) dari target 2.448 Ha (350.000 batang) benih sawit unggul (100,1%) Posisi 30 September 2012 pencairan dana bansos untuk penyediaan benih sawit unggul sesua SP2D sebesar Rp. 7.611.660.000,(181.260 batang) dari target 150.000 batang (120,84%) Posisi akhir Desember 2012 capaian pencairan dana bansos untuk benih sawit unggul sebesar Rp. 12.849.580.000,(364.472 batang) dari target 350.000 batang (104,12%) Telah disosialisasikan melalui surat ke Asosiasi Perkebunan Nomor : 734/RC.120/E/2012 tanggal 29 Juni 2012.
168
Direktorat Jenderal Perkebunan RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
1
2
3
4
5
RENCANA AKSI
PENANGGUNG
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN
6 TARGET B07 : Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan.
7 B07 : 100 %
TARGET B08 : Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan.
B08 : 100 %
TARGET B09 : 1. Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan, 2. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B09
B09 : 100 %
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
% CAPAIAN
KETERANGAN 8 Telah disosialisasikan kepada Asosiasi Perkebunan dan Perusahaan Perkebunan tanggal 30 Juli 2012, sesuai surat Dirjen Perkebunan Nomor : 976/TU.220/E/7/2012 tanggal 25 Juli 2012, Notulen Sosialisasi terlampir. Telah dilakukan sosialisasi kepada Asosiasi Perkebunan dan Perusahaan Perkebunan tanggal 6, 8, 10, 27, 29 Agustus 2012, sesuai surat undangan Dirjen PMD Kemendagri No. 413.32/5223/PMD tgl. 1 Agustus 2012, 1. Sosialisasi telah dilakukan 2. Posisi 21 September 2012 Perusahaan Perkebunan yang melaporkan pengadaan tangki timbun sebanyak 27 perusahaan.
KETERANGAN
169
Direktorat Jenderal Perkebunan JAWAB 1
2
3
4
5
6
7
TARGET B10: 1. Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan, 2. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B10
B10 : 100 %
TARGET B11 : 1. Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan, 2. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B11
B11 : 100 %
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
8 Sampai dengan tanggal 25 Oktober 2012 terdapat 43 perusahaan baik BUMN maupun Swasta yang telah melaporkan keberadaan tangki timbun yang dimiliki/dikelola. Sosialisasi lanjutan telah dilaksa-nakan di Provinsi Kalteng pada tanggal 22 Oktober 2012 dengan Notulen terlampir. -Sampai dengan tanggal 28 November 2012, terdapat 73 perusahaan baik BUMN maupun Swasta yang telah melaporkan keberadaan tangki timbun yang dimiliki/dikelola. - Sesuai dengan surat Direktur Pembinaan Usaha Hilir, Ditjen Migas Nomor: 15838/15/DMO/2012 tanggal 29 Oktober 2012 telah diselenggarakan sosialisasi lanjutan tentang Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Provinsi Jambi (1 November 2012), Papua Barat (5 November 2012), Bengkulu (8 November 2012), Bangka Belitung (13 November 2012), dan Sulawesi Tenggara
170
Direktorat Jenderal Perkebunan RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
TARGET B12 : 1. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B12.
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
B12 : 100 %
(27 November 2012). -Materi sosialisasi yang disampaikan antara lain: Kebijakan Pemerintah Dalam Pengendalian BBM Bersubsidi (Ditjen Migas), Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi bagi Kendaraan Pertambangan dan Perkebunan (BPH Migas ), Implementasi Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 terhadap Pertambangan (Ditjen Minerba), Koordinasi SKPD (Ditjen PMD), Implementasi Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 terhadap Perkebunan (Ditjen Perkebunan), Persiapan dan Implementasi Kebijakan Pembatasan/Pengendali an BBM Bersubsidi sesuai Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 ( PT. Pertamina (Persero)) Sampai dengan Akhir Desember 2012, terdapat 73 perusahaan baik BUMN maupun Swasta yang telah melaporkan keberadaan tangki timbun yang dimiliki/dikelola.
171