BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2013
NOMOR TANGGAL
: LAKIP -1000/PW17/1/2013 : 31 DESEMBER 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Kata Pengantar
Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Perwakilan
mempertanggungjawabkan
BPKP pelaksanaan
Provinsi program
Kalimantan dan
kegiatan
Timur yang
dilakukannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas kepada stakeholders. Hal tersebut juga sejalan dengan penerapan manajemen berbasis kinerja. LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 dengan Penetapan Kinerja Tahun 2013. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja telah memuaskan, dengan tercapainya 6 (enam) dari 8 (delapan) sasaran strategis dan tercapainya 31 (tiga puluh satu) dari 36 (tiga puluh enam) Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian IKU tersebut jika dikaitkan dengan program BPKP, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Sebanyak 19 dari 23 IKU pada Program Pengawasan Intern mencapai predikat memuaskan; 2) Sebanyak 12 dari 13 IKU pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya serta Program Sarana dan Prasarana Aparatur Negara mencapai predikat memuaskan. Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 menginformasikan kondisi kinerja melalui
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
perbandingan pencapaian IKU tahun 2013 dengan tahun 2012 serta target IKU di akhir periode Renstra tahun 2014. Kami mengharapkan kiranya LAKIP Tahun 2013 ini dapat menjadi media transparansi atas pelaksanaan kegiatan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, dan dapat menunjukkan arah yang sesuai dengan harapanharapan yang diinginkan pemberi mandat dan stakeholders . Semoga
LAKIP
Tahun
2013
ini
selain
sebagai
media
pertanggungjawaban atas amanah yang diemban oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, juga dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja serta memberikan umpan balik bagi upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
Samarinda, 31 Desember 2013 Kepala Perwakilan,
Bambang Wahyudi B NIP 19560322 197911 1 001
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Daftar Isi Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................................ DAFTAR BAGAN .............................................................................................. RINGKASAN EKSEKUTIF ...............................................................................
i iii iv vi vii vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi .................................... B. Aspek Strategis Organisasi ............................................................... C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi .................................... D. Struktur Organisasi .......................................................................... E. Sistematika Penyajian ........................................................................
1 2 4 5 6 7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA............................. A. Rencana Strategis 2011 – 2014 ......................................................... 1. Pernyataan Visi ............................................................................ 2. Pernyataan Misi ........................................................................... 3. Tujuan Strategis............................................................................. 4. Sasaran Strategis .......................................................................... 5. Indikator Kinerja Utama ............................................................. 6. Program dan Kegiatan ................................................................ B. Perjanjian Kinerja 2013 .....................................................................
9 9 9 10 12 13 14 17 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................. A.Capaian Kinerja .................................................................................. B. Analisis Capaian Kinerja.................................................................... Sasaran Strategis 1 ............................................................................. Sasaran Strategis 2 ............................................................................. Sasaran Strategis 3 ............................................................................. Sasaran Strategis 4 ............................................................................. Sasaran Strategis 5 ............................................................................. Sasaran Strategis 6 ............................................................................. Sasaran Strategis 7 ............................................................................. Sasaran Strategis 8 .............................................................................
22 22 30 30 42 45 51 60 66 69 81
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
83 iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Daftar Lampiran Lampiran 1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lampiran 2 Perbandingan Realisasi IKU S.D Tahun 2013 Dengan Target Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lampiran 3 Capaian Kinerja Kegiatan PKPT dan PKAU Tahun 2013 Perwakilian BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lampiran 4 Capaian Kinerja Kegiatan Non PKPT Tahun 2013 Perwakilian BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lampiran 5 Perbandingan Realisasi Output 2013 Dengan Realisasi Output 2012 dan Target Output 2014 Lampiran 6 Dukungan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama a. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP c. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders d. Persentase Masukan yang Dimanfaatkan Presiden e. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Daftar Tabel Tabel RE.1. Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 4.1
Capaian Sasaran Strategis Perbandingan Komposi Pegawai Tahun 2012 Dan 2013 Pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Penetapan Kinerja Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Capaian Per Sasaran Strategis Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Capaian Penugasan Non PKPT Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Capaian Sasaran Strategis 1 Capaian Sasaran Strategis 2 Capaian Sasaran Strategis 3 Capaian Sasaran Strategis 4 Capaian Sasaran Strategis 5 Perkembangan Opini BPK atas LKPD di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Tahun 2010 – 2012 Capaian Sasaran Strategis 6 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 Capaian Sasaran Strategis 7 Capaian Sasaran Strategis 8 Pencapaian IKU Dominan Per Sasaran
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
v
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Daftar Bagan Bagan 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Bagan 1.2 Alur pikir penyajian LAKIP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Ringkasan Eksekutif
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu dari 33 perwakilan yang dimiliki BPKP, yang memiliki tugas untuk memberikan dukungan atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern. Dalam menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 dengan visi sebagaimana visi BPKP yaitu menjadi “Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas”. Renstra tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun
perencanaan
tahunan
perwakilan
yang
dituangkan
dalam
Perencanaan Kinerja tahunan dan Usulan PKPT. Setelah mendapatkan persetujuan dari BPKP Pusat, perencanaan kinerja tersebut kemudian ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (Tapkin) dan PKPT. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timur
Tahun
2013
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2013 dalam rangka pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas PKPT Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Penyusunan LAKIP mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil
penilaian
atas
pelaksanaan
kinerja
selama
tahun
2013
menunjukkan bahwa rata-rata capaian sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 adalah 99,78% yang dapat dilihat pada Tabel RE.1. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
vii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis No.
Sasaran Strategis
Capaian Sasaran
1.
Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
106,52
2. 3.
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
90,96 100,00
4.
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
101,07
5.
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
80,00
6.
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional danKompeten pada 80% Pemda
116,67
7.
Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
103,03
8.
Rata-rata Capaian Sasaran
100,00 99,78
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 36 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2013. Adapun rincian capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Capaian Indikator Input Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana dibandingkan targetnya. Realisasi penggunaan dana dalam tahun 2013 secara keseluruhan mencapai
Rp13.792.493.000,00
atau
97,88%
dari
target
sebesar
Rp14.091.834.000,00. Jumlah realisasi dana tersebut, digunakan untuk membiayai kegiatan PKPT sebesar Rp12.139.864.000,00 dan untuk kegiatan non PKPT sebesar Rp1.652.629.000,00
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
viii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Selain menggunakan dana dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, kegiatan perwakilan juga didanai dari Mitra Kerja sejumlah Rp4.349.405.799,00 2. Capaian Kinerja Indikator Output Capaian kinerja indikator output dalam tahun 2013 secara keseluruhan mencapai 113,59% dari target tahun 2013. Output yang dihasilkan adalah dalam bentuk : -
Laporan Hasil Pengawasan sebanyak 28 jenis laporan dengan jumlah seluruhnya sebanyak 375 laporan.
-
Laporan Kegiatan Dukungan berupa laporan ketata-usahaan kantor dengan jumlah sebanyak 60 laporan.
-
Pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 25 unit alat pengolah data.
-
Pembangunan fisik sebanyak satu jenis fisik bangunan dengan volume 125 m2.
Di samping output PKPT tersebut di atas,
Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur juga menghasilkan output dari kegiatan non PKPT sebanyak 27 jenis laporan dengan jumlah seluruhnya 572 laporan. 3. Capaian Indikator Kinerja Utama (outcome) Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2013 dapat dijelaskan dalam dua indikator outcome, yaitu lower outcome, dan middle outcome. Indikator lower outcome diukur dengan “telah dimanfaatkannya output oleh pihak yang berkepentingan”. Indikator lower outcome ini tidak ditargetkan dalam tahun 2013, namun dapat dijelaskan dalam LAKIP ini bahwa semua output atau 100,00% hasil pengawasan tahun 2013 telah dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan, yaitu: - Laporan-laporan yang dikirim ke BPKP Pusat telah dimanfaatkan oleh BPKP Pusat dalam rangka pengambilan keputusan oleh BPKP Pusat
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
ix
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
- Laporan-laporan yang dikirim ke Instansi Pemerintah Vertikal dan Daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah imanfaatkan dalam pengambilan keputusan intansi vertikal dan instansi daerah yang bersangkutan - Fisik bangunan hasil pengadaan tahun 2013 telah dimanfaatkan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Indikator lower outcome tersebut tidak ditargetkan dalam tahun 2013. Indikator outcome yang ditargetkan dalam tahun 2013 adalah Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu indikator yang diteapkan dalam Tapkin BPKP Tahun 2013. Capaian IKU tahun 2013 selanjutnya digunakan untuk menilai Capaian Sasaran Strategis tahun 2013. Capaian masing-masing IKU tahun 2013 dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis sebagaimana digambarkan dalam Tabel RE.1 adalah sebagai berikut : 1) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD” tahun 2103 sebesar 106,52% tercermin dalam capaian 7 (tujuh) IKU sbb : a. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan tercapai 100,00% b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP tercapai 111,11% c. Persentase
jumlah
laporan
keuangan
proyek
PHLN
yang
memperoleh opini dukungan wajar tercapai 121,95% d. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke pusat tercapai 100,00% e. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat tercapai 100,00%
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
x
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
f. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders tercapai 112,57% g. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi tercapai 100,00%. 2) Capaian sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%” tahun 2013 sebesar 90,96 tercermin dari capaian 2 (dua) IKU sbb: a. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti tercapai 81,93% b. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat tercapai 100,00%. 3) Capaian
sasaran
strategis
“Terselenggaranya
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BMD” tahun 2013 sebesar 100% tercermin dari capaian 3 (tiga) IKU sbb: a. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) tercapai 100,00% b. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosiallisasi/asistensi GCG/KPI tercapai 100,00% c. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja 100,00%. 4) Capaian sasaran strategis “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,
BUMN/BUMD
dalam
Upaya
Pencegahan
dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” tahun 2013 sebesar 101,07% tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU sbb: a. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi tercapai 100,00% b. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
berisiko
fraud
yang
mendapatkan Sosialisasi/ DA/Asistensi/Evaluasi FCP tercapai 50,00% Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
c. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK tercapai 0,00% d. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga tercapai 104,17% e. Persentase
pelaksanaan
audit
investigasi/PKKN/PKA
tercapai
103,30% f. Persentase TL
hasil audit investigasi non TPK oleh instansi
berwenang tercapai 250,00% g. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat tercapai 100,00%. 5) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda” tahun 2013 sebesar 80,00% tercermin dari capaian 3 (tiga) IKU sbb: a. Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 tercapai 40,00% b. Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No.60 tahun 2008 tercapai 100,00% c. Jumlah pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern tercapai 100,00%. 6) Capaian sasaran stategis “Meningkatanya kapasitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah
yang
Profesional dan Kompeten
pada 80%
K/L/Pemda” tahun 2013 sebesar 116,67% tercermin dari capaian IKU : a. Persentase pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA tercapai 116,67%. 7) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kulaitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” tahaun 2013 sebesar 106,03% tercermin dari capaian 11 (sebelas) IKU sbb: a) Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisasi tercapai 108,99%
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
b. Persentase keseuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP tercapai 100,00% c. Persentase
kepuasan
pegawai
perwakilan
terhadap
layanan
kepegawaian tercapai 105,77% d. Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA tercapai 100,00% e. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran ayng diajukan sesuai prosedur tercapai 105,92% f. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa tercapai 114,81% g. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana prasarana tercapai 90,85% h. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat tercapai 100,00% i. Jumlah
masukan
topik
penelitian
yang
disampaikan
ke
Puslitbangwas tercapai 100,00% j. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP tercapai 100,00% k. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat tercapai 110,00%. 8) Capaian sasaran strategis “Terselenggaranya satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan” tahaun 2013 sebesar 100% tercermin dari capaian IKU : a. Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif tercapai 100,00%.
4. Capaian Indikator Benefit/Impact Benefit/Impact adalah suatu kondisi yang terjadi setelah sekian tahun dilakukan kinerja pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi tersebut terbentuk karena adanya multiplier effect hasil Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xiii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama periode 2010-2013. Capaian benefit/impact yang akan disampaikan di bawah ini bukan semata-mata hasil kinerja pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur saja, melainkan sebagai hasil dari kolaborasi berbagai kinerja instansi pemerintah di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang memperoleh Quality Assurance dan Consultancy dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang pada akhirnya menimbulkan multiplier effect hasil pengawasan dan membentuk sebuah kondisi atau benefit/impact. Benefit/Impact ini tidak ditargetkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2013, namun dalam LAKIP tahun 2013 ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berusaha menginformasikan beberapa indikator benefit/impact yang diperoleh dari sumber data eksternal, a.l sebagai berikut : 1) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2013 terhadap lima belas LKPD tahun 2012 di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Timur telah terbebas dari opini Disclaimer. Semua pemda memperoleh opini minimal WDP, bahkan tiga diantaranya memperoleh opini WTP dan dua belas LKPD lainnya memperoleh opini WDP. menunjukkan
pengawasan
yang
dilakukan
telah
Hal ini membawa
benefit/impact adanya peningkatan opini sejak karena pada tahun 2010 hingga 2012 menjadi lebih baik, karena pada tahun 2010 beberapa pemda memperoleh opini Disclaimer dan belum ada yang memperoleh opini WTP. 2) Semakin membaiknya Dukungan Laporan Keuangan Instansi Vertikal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terhadap Laporan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xiv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Keuangan
Kementerian/Lembaga
Pemerintah
Non
Kementerian
(LPNK) Kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mendukung penyusunan Laporan Keuangan Instansi Vertikal adalah berupa bimbingan teknis maupun asistensi penatausahaan keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan di tingkat satuan kerja yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah memberikan andil pada peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/LPNK yang pada tahun 2010 sebanyak 53 Laporan Keuangan mendapatkan opini WTP meningkat menjadi 69 Laporan Keuangan dengan opini WTP pada tahun 2012. 3) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Kondisi Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kondisi yang semakin baik. Jika pada tahun 2010 hanya 10 Laporan Keuangan BUMD yang mendapatkan opini WTP dari 30 BUMD, maka pada tahun 2012 naik menjadi 16 Laporan Keuangan BUMD yang mendapatkan opini WTP.
4) Semakin membaiknya kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Kinerja entitas BUMD di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kondisi yang stabil, yaitu 12 BUMD memiliki kinerja sehat sejak tahun 2010 hingga tahun 2012. 5) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara adalah sebanyak 15 BLUD yang berbentuk RSUD. Sedangkan yang masih dalam proses menjadi BLUD adalah sebanyak 5 buah. Secara umum kondisi Laporan Keuangan RSUD di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mengalami peningkatan, dari sejumlah 3 Laporan Keuangan RSUD yang mendapatkan opini WTP pada tahun 2010 naik menjadi 9 RSUD yang mendapatkan opini WTP di tahun 2012. 6) Semakin membaiknya peran APIP Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Peningkatan kualitas APIP Daerah dapat dilihat antara lain dari meningkatnya maturitas tata kelola APIP. Meskipun belum ada APIP yang mencapai level Infrastructure secara utuh tetapi ada perbaikan di beberapa elemen terutama pengembangan sumber daya manusia. Hal ini tidak terlepas dari peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang senantiasa melakukan pembinaan terhadap APIP melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun bimbingan teknis lainnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xvi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Bab I Pendahuluan Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan konsep tata kepemerintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu Rencana Stratejik dalam jangka menengah (5 tahun), Rencana Kinerja tahunan atau Penetapan Kinerja yang merupakan kontrak kinerja, serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja tiap tahunnya. Maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Dari laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu simpulan pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta dapat digunakan sebagai titik tolak dan bahan analisis dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di tahun-tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
A.
Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND).
BPKP
adalah
LPND
yang
berkedudukan
dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP. Perwakilan BPKP merupakan unit organisasi BPKP yang melaksanakan tugas di daerah. Berdasarkan keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai tugas pokok:
Melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan perundangundangan yang berlaku
Untuk melaksanakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan; 2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara serta pengurusan barang milik/kekayaan negara;
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan daerah atas permintaan daerah; 4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah; 5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat dan Daerah; 6. Melaksanakan
pengawasan
terhadap Badan
Usaha Milik
Negara,
Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara, Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 8. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada penyidik dan Instansi pemerintah lainnya; 9. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; 10. Melaksanakan administrasi Perwakilan BPKP. Dengan telah berubahnya paradigma sistem pertanggungjawaban/ akuntabilitas keuangan negara di Indonesia seiring reformasi di bidang Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
keuangan negara, perubahan sangat mendasar terjadi tidak hanya dalam hal penerapan
penganggaran
namun
juga
dalam
sistem
pencatatan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan atas akuntabilitas keuangan negara. Lebih lanjut dalam reformasi di bidang keuangan negara tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dalam PP ini dinyatakan bahwa BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, bertugas untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah, serta pengembangan alat kendali Presiden dan Wakil Presiden. Wewenang BPKP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu
yang
meliputi
kegiatan
lintas
sektoral,
kegiatan
kebendaharaan umum, penugasan lain dari Presiden dan melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Selain itu, BPKP juga memiliki tugas untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana ditegaskan dalam Inpres Nomor. 4 Tahun 2011. B.
Aspek Strategis Organisasi Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diembannya,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011 – 2014 yang memuat visi, misi, program dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2011 – 2014 berikut target output dan outcome yang akan dicapai. Renstra Perwakilan tersebut telah selaras dengan Renstra BPKP dan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas maupun PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Renstra tersebut diharapkan telah mencakup strategi penguatan BPKP ke depan yang meliputi: Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
1. Product Differences Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro dan nasional. Tugas BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden dalam menjalankan amanah rakyat. 2. Market Differences Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik shareholders maupun stakeholders yang menjadi pengguna layanan BPKP baik dari eksekutif, legislatif, yudikatif maupun badan usaha milik negara/daerah. 3. Methodology Differences BPKP
senantiasa
mengembangkan
metodologi
pengawasan
yang
kontemporer, spesifik dan membawa manfaat, baik untuk kegiatan yang bersifat assurance maupun consulting. C.
Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan kegiatan pengawasan sebagai berikut: 1. Pre-emptive Kegiatan pre-emptive bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten. 2. Preventive Kelompok kegiatan preventive mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan sistem peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko dan pencegahan KKN berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
3. Repressive Kelompok
kegiatan
repressive
berupa
audit
investigatif
untuk
menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum. D.
Struktur Organisasi Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur memiliki Struktur Organisasi yang mengacu pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tersaji pada Bagan 1.1. Bagan 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Dalam melaksanakan kegiatan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur pada awal tahun 2013 didukung dengan SDM sebanyak 141 orang. Sedangkan komposisi pegawai per 31 Desember 2013 mengalami perubahan menjadi 128 orang sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Tabel 1.1 Perbandingan Komposisi Pegawai Tahun 2012 dan 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No 1 2 3 4 5 6 7
E.
Uraian Pejabat Struktural Auditor Analis Kepegawaian Arsiparis Pranata Komputer Fungsional Umum Calon Auditor Jumlah
2013
2012
10 74 2 3 1 12 26 128
10 86 2 3 1 14 25 141
Sistematika Penyajian Pada dasarnya LAKIP ini bertujuan mengkomunikasikan kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2013. Capaian kinerja (performance result) dalam tahun 2013 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Alur pikir penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat diilustrasikan dalam Bagan 1.2.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Bagan 1.2 Alur Pikir Penyajian LAKIP
Referensi Bab
PENDAHULUAN
Bab I
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
RencanaStrategis 2011-2014
PerjanjianKinerja/Penetapan Kinerja 2013
Bab II
AKUNTABILITAS KINERJA
Bab III
PENUTUP
Bab IV
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi berpedoman pada rencana stratejik BPKP
yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 4 (empat) tahun, yaitu untuk tahun 2011–2014 dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Renstra Tahun 2011 – 2014 dan telah selaras dengan Renstra BPKP Pusat periode 2011 – 2014 yang mengalami perubahan yang signifikan diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya PPNomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dalam tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai suatu instansi yang merupakan perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan Rencana Stratejik yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Rencana Stratejik tersebut dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2013, dimodifikasi dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2013, dan Penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 2013. A.
Rencana Strategis 2011 - 2014
1. Pernyataan Visi Dengan memperhatikan posisi dan mandat yang diterima Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwakilan BPKP Pusat, serta
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
melihat latar belakang dan mencermati isu-isu stratejik yang muncul, visi yang akan diuraikan ini adalah visi dari BPKP, sebagai berikut:
Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas Pernyataan visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan meningkatkan kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara. 2. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah dan segera memberikan masukan. 3. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders. BPKP akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam menjalankan perannya. 4. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga profesionalisme, kompetensi, dan integritas. 2. Pernyataan Misi Untuk mendukung visi tersebut di atas yang berorientasi pada perwujudan tujuan akhir dari keberadaan BPKP, maka visi tersebut dirumuskan menjadi beberapa misi sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas KKN Misi ini menjelaskan bahwa peran BPKP sebagai pengawas intern pemerintah sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 mempunyai tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan Presiden. Tugas tersebut bertujuan mendorong meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kinerja program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang mencegah KKN. Hal tesebut erat kaitannya dengan fungsi utama auditor internal di bidang good governance, pengelolaan risiko, dan penerapan sistem pengendalian dalam rangka mengamankan aset dan mencegah kecurangan yang mungkin terjadi. 2. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan penyelenggaraan SPIP, adalah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi SPIP, pendidikan dan pelatihan SPIP, serta bimbingan dan konsultasi SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar SPIP dapat segera diterapkan pada instansi pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah. 3. Mengembangkan
kapasitas
pengawasan
intern
pemerintah
yang
profesional dan kompeten Pengembangan kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun eksternal dilaksanakan melalui pembinaan kompetensi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA), penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta sinergi dengan APIP lainnya. 4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi auditor/pemerintah Sistem dukungan untuk pengambilan keputusan yang terintegrasi dan andal harus dikuasai BPKP. Pengelolaan data dan informasi dilaksanakan sedemikian
rupa
sehingga
pengambilan
keputusan
oleh
auditor/
pemerintah dilaksanakan dengan cepat dan optimal.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
BPKP telah memiliki nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat mengilhami seluruh staf BPKP dalam memaknai visi dan misi BPKP. Kata kunci yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut adalah PIONIR yang terdiri atas:
Profesional: profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi, proses internal, kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun ketentuan perundang-undangan.
Integritas: kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan konsekuen.
Orientasi pada pengguna: mengutamakan dan memperhatikan kebutuhan pengguna.
Nurani dan Akal Sehat: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi, minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk bertindak proporsional.
Independen: independen dalam sikap dan penampilan.
Responsibel: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan.
3. Tujuan Strategis Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; 2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik; 3) Terciptanya
iklim
yang
mencegah
kecurangan
dan
memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah; 4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; 5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; 6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD; 2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%; 3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD;
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%; 5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda; 6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda; 7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%. 8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan. 5. Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan kegiatan yang mendukung program tersebut. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan program, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output). Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
No.
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Indikator Kinerja Utama Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1.1.1
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1 1.1.1.2 1.1.2 1.1.2.1
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
1.1.3
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
1.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
1.1.4
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
1.1.4.1
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam
1.1.4.2
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian
1.1.4.3
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
1.1.5
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
1.1.5.1 1.1.5.2 1.1.6
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.6.1 1.1.6.2 1.1.6.3 1.1.7 1.1.7.1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Keuangan Daerah Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
1.1.7.2
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
1.2.1
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
1.2.1.1 1.2.1.2
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam
1.2.2
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
1.2.2.1
Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian
1.2.2.2
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam
1.2.2.3
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD 2.1.1
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
2.1.1.1 2.1.2
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No. 2.1.2.1
Indikator Kinerja Utama Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
2.1.3
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
3.1.1
Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMdalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80% Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
3.1.1.1
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
3.1.2
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
3.1.2.1
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.1.3
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
3.1.3.1
Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
3.1.4.1
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim
3.1.5
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.5.1
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
3.1.5.2
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi lainnya
3.1.6
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
3.1.7
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
3.1.7.1
Laporan hasil peer review atas laporan penugasan investigasi
berisiko
fraud
yang
mendapatkan
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; 4.1.1 4.1.1.1 4.1.2
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
4.1.2.1 4.1.3
Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan sosialisasi SPIP bidang Polsoskam Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
4.1.3.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda 5.1.1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
5.1.1.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 5.2.1
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
5.2.2
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No. 5.2.3 5.2.4
Indikator Kinerja Utama Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
5.2.5
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
5.2.6
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
5.2.7
Persentase pemanfaatan aset
5.2.8
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
5.2.8.1
Jumlah Sarana Prasarana
5.2.9
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
5.2.10
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
5.2.11
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
5.2.11.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.11.2
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.12
Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah. Sasaran strategis 6.1: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan 6.1.1
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6.1.1.1
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Keterangan: Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putih merupakan kode IKU Output.
6. Program dan Kegiatan Implementasi penjabaran Rencana Stratejik dalam rangka mencapai visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dituangkan dalam dokumen perencanaan berupa Penetapan Kinerja Tahun 2013. Penetapan Kinerja ini merupakan sebuah bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang di dalamnya memuat rumusan indikator kinerja utama (outcome) beserta targetnya. Indikator kinerja outcome diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan. Program dan kegiatan diukur dengan indikator kinerja output. Program Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 sebagai penjabaran dari tujuan stratejik adalah sebagai berikut: 1. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP. 2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara.
Program pertama dilaksanakan melalui 315 kegiatan, program kedua dilaksanakan melalui 60 kegiatan, program ketiga dilaksanakan melalui 2 kegiatan. Dengan Penetapan Kinerja, diharapkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat lebih terarah dan terdapat tolok ukur bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi dan misi BPKP. Penetapan Kinerja tahun 2013 juga merupakan komitmen seluruh unsur Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. B.
Perjanjian Kinerja 2013 Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana
Stratejik tahun 2013 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan target untuk masing-masing kegiatan yang harus dicapai sebagai pelaksanaan dari program.Target ini dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Performance Plan) tahun 2013 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1.1.1
Persentase IPP yang mendapat penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1
Persen
100
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
Lap
3
1.1.1.2
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
Lap
11
1.1.2
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen
90
1.1.2.1
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
1.1.3
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
1.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
pendampingan
Lap
9
Persen
82
Lap
9 18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen
100
Lap
33
Lap
10
Lap
7
Persen
100
1.1.5.1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
Lap
11
1.1.5.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
Lap
10
1.1.6
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
Persen
86,67
Lap
1
1.1.6.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
Lap
1
1.1.7
Persentase BUMD yang penyelenggaraan akuntansi
Persen
100
1.1.7.1
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Lap
18
1.1.4 1.1.4.1 1.1.4.2 1.1.4.3 1.1.5
1.1.6.1
mendapat
pendampingan
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5% 1.2.1
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen
80
1.2.1.1
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Bidang Perekonomian
Lap
1
1.2.1.2
Lap
1
Persen
100
1.2.2.1
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian
1.2.2.2
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam
1.2.2.3
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Lap Lap Lap
1 9 44
1.2.2
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD 2.1.1
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen
100
2.1.1.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
Lap
16
2.1.2
Persentase BUMN/D/BLU/D sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Persen
100
yang
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dilakukan
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
2.1.2.1
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
2.1.3
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Lap Persen Lap
6 100 16
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMdalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Kelompok 2 Program Anti Korupsi. Masyarakat 3.1.1.1
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
3.1.2
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.1.2.1 3.1.3
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
3.1.3.1
Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.4.1 3.1.5 3.1.5.1
3.1.6 3.1.7
yang
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Lap Instansi
6 2
Lap Instansi
4 1
Lap Persen
1 84
Lap
4
Persen Lap
85 50
Persen
40
Persen
100
3.1.7.1
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian Lap 4 negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi lainnya Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
4.1.1
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen
50
4.1.1.1
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
Lap
16
4.1.2
Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda
3
4.1.3
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pemda 10 Pengendalian Intern Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
5.1.1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan Persen 40 JFA 5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Kegiatan 9 Daerah Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 5.2.1
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
5.2.5
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai Prosedur
skala likert 1-10
7,1
5.2.6
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Persentase pemanfaatan aset
Jumlah berita Persen
54
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Jumlah Sarana Prasarana
skala likert 1-10 Unit
7,1
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Persen
100
Topik Penelitian Instansi APIP
1
5.2.2 5.2.3 5.2.4
5.2.7 5.2.8 5.2.8.1 5.2.9 5.2.10 5.2.11
Persen
90
Persen
100
skala likert 1-10 Persen
7,1 100
100
15
14
5.2.11.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan
2
5.2.11.2
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan
2
5.2.12
Tingkat persepsi bersertifikat
skala likert 1-10
7
kepuasan
Pemda
atas
auditor
Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah. Sasaran strategis 6.1: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan 6.1.1
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6.1.1.1
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Persen
100
Laporan
60
Keterangan: Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putih merupakan IKU Output.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Bab III Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana dinyatakan dalam keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengawasan
keuangan
dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini tercermin dari dapat dicapainya 8 (delapan) sasaran strategis, yang kemudian dilaksanakan dalam 3 (tiga) program pada tahun 2013. Ikhtisar pencapaian sasaran strategis dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan perbandingan capaian indikator kinerja outcome tahun2013 dan target Renstra tahun 2014 tersaji dalam Lampiran 2. A. Capaian Kinerja Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja outcome dari sasaran strategis. Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebutdirumuskan berdasarkan perumusan dari BPKP Pusat. Indikator
kinerja
input adalah
sesuatu yang
dibutuhkan
agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator input yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah yaitu besarnya dana yang digunakan untuk membiayai suatu kegiatandan penggunaan SDM dengan satuan hari pengawasan (HP). Indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang dilaksanakan, seperti jumlah laporan hasil pelaksanaan asistensi/bimbingan teknis penyusunan Renstra, LAKIP, Neraca, Laporan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Laporan Hasil Evaluasi dan Audit yang diterbitkan, dan sebagainya. Indikator outcome adalah indikator yang mengambarkan berfungsinya suatu output, antara lain persentase atau perbandingan antara jumlah IPP/IPD yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dengan jumlah keseluruhan IPP/IPD yang didampingi di Provinsi Kalimantan Timur, persentase jumlah IPD/BUMD yang mendapat opini laporan keuangan minimal WDP, laporan pengawasan IPP/IPD/BUMD tentang peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, tata kelola pemerintahan/korporasi yang baik, dan sebagainya. Indikator kinerja outcome yang diukur sebanyak 36 indikator seluruhnya merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari IKU tersebut 12 merupakan IKU dominan yaitu IKU yang secara langsung menentukan ketercapaian sasaran strategis. Sedangkan 24 IKU merupakan IKU selain IKU dominan yang juga
membentuk
sasaran
strategis
walaupun
tidak
secara
langsung
menentukan ketercapaian sasaran strategis. Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 secara keseluruhan adalah sebesar 99,78% dari 36 Indikator Kinerja Utama (IKU). Nilai capaian tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator outcome yang ditetapkan. Capaian per sasaran strategis pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Capaian Per Sasaran Strategis Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
Capaian (%)
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1.1.1
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
Persen
100,00
100,00
100,00
1.1.1.1
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
Lap
3
3
100,00
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
Capaian (%)
1.1.1.2
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
Lap
12
12
100,00
1.1.2
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen
90,00
100,00
111,11
1.1.2.1
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
Lap
13
14
107,69
Persen
82,00
100,00
121,95
1.1.3
1.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Lap
9
9
100,00
1.1.4
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian
Persen
100,00
100,00
100,00
Lap
33
33
100,00
Lap
10
10
100,00
1.1.4.3
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
Lap
7
7
100,00
1.1.5
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen
100,00
100,00
100,00
1.1.5.1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
Lap
11
11
100,00
1.1.5.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
Lap
10
11
110,00
1.1.6
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
Persen
86,67
97,56
112,57
Lap
1
8
800,00
1.1.6.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
Lap
1
1
100,00
1.1.7
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen
100,00
100,00
100,00
1.1.7.1
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Lap
18
18
100,00
1.1.4.1 1.1.4.2
1.1.6.1
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No. 1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.2 1.2.2.1 1.2.2.2 1.2.2.3
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Perekonomian
Persen
80,00
65,54
Capaian (%) 81,93
Lap
1
1
100,00
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Lap
1
1
100,00
Persen
100,00
100,00
100,00
Lap
1
2
200,00
Lap
8
62
775,00
Lap
44
44
100,00
Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD 2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan 100,00 100,00 100,00 Persen pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 2.1.1.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
Lap
12
13
108,33
2.1.2
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Persen
100,00
100,00
100,00
2.1.2.1
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Lap
6
6
100,00
2.1.3
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Persen
100,00
100,00
100,00
Lap
16
16
100,00
2.1.3.1
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 3.1.1
3.1.1.1
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarak at Laporan hasil sosialisasi masalah Lap korupsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
2
2
100,00
6
6
100,00
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
Capaian (%)
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BL UD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
Instansi
2
1
50,00
Lap
4
3
75,00
3.1.3
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BL UD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi
1
0
0,00
3.1.3.1
Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Lap Persen
1 84,00
0 87,50
0,00 104,17
3.1.4.1
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Lap
4
4
100,00
Persen
85,00
87,80
103,30
Lap
51
50
98,04
Persen
40,00
100,00
250,00
Persen
100,00
100,00
100,00
No. 3.1.2
3.1.2.1
3.1.5 3.1.5.1
3.1.6
3.1.7
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
3.1.7.1
Laporan hasil audit investigasi, Lap 3 1 33,33 perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi lainnya Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda 4.1.1 Persentase Pemda yang Persen 50,00 20,00 40,00 menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 4.1.1.1
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
Lap
16
16
100,00
4.1.2
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda
3
3
100,00
4.1.3
Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Pemda
10
10
100,00
Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten;
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Capaian (%) Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
5.1.1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen
40,00
46,67
116,67
5.1.1.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan
9
9
100,00
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 5.2.1
5.2.2
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
5.2.3
Persepsi kepuasan perwakilan terhadap kepegawaian
5.2.4
Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Persentase pemanfaatan aset
5.2.5
5.2.6 5.2.7 5.2.8
Persepsi kepuasan perwakilan terhadap sarpras
5.2.8.2
Jumlah Sarana Prasarana
pegawai layanan
pegawai layanan
5.2.8.3
Gedung/Bangunan
5.2.9
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.10
5.2.11 5.2.11.1 5.2.11.2
Persen
90,00
98,10
108,99
Persen
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,1
7,51
105,77
Persen
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,1
7,52
105,92
Jumlah berita Persen
54
62
114,81
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,1
6,45
90,85
Unit
15
25
M2
125
125
166,67 100,00
Persen
100,00
100,00
100,00
Topik Penelitian
1
1
100,00
Instansi APIP
14
14
100,00
Kegiatan
2
2
100,00
Laporan
2
2
100,00
5.2.12
Tingkat persepsi kepuasan Pemda skala 7,0 7,7 110,00 atas auditor bersertifikat likert 1-10 Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Capaian (%) Sasaran strategis 6.1: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
No.
6.1.1 6.1.1.1
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Realisasi
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Persen
100,00
100,00
100,00
Laporan
60
60
100,00
Keterangan: Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putih merupakan IKU Output (capaian PKP2T).
Capaian sasaran tersebut di atas, selain didukung oleh pelaksanaan penugasan PKP2T juga didukung dengan penugasan non PKP2T sebagaimana terdapat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Capaian Penugasan Non PKP2T Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No. 1.1.1
Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
Lap
9
1.1.1.2
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
Lap
62
1.1.2 1.1.2.1 1.1.3
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Lap 143 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
1.1.3.1 1.1.4 1.1.4.1 1.1.4.2
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 8 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Lap 8 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Lap 11 Perekonomian Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Lap 3 Daerah Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Lap 7 Bidang Keuangan Daerah Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Lap 1 Bidang Polsoskam Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.4.3 1.1.5 1.1.5.1 1.1.5.2 1.1.6 1.1.6.1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
Lap
1
1.1.6.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
Lap
42
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No. 1.1.6.3
Indikator Kinerja Utama Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Bidang Keuangan Daerah
1.1.7 1.1.7.1 1.2.1
1.2.2 1.2.2.1
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Lap 87 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Lap 1 Perekonomian Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Lap 3 Polsoskam Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian Lap 7
1.2.2.2
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam
1.2.2.3 2.1.1 2.1.1.1
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Lap 40 bidang Keuangan Daerah Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Lap 29 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap 4 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
1.2.1.1 1.2.1.2
2.1.2 2.1.2.1 2.1.3 2.1.3.1 3.1.1 3.1.1.1 3.1.2
Satuan
Realisasi
Lap
7
Lap Lap
11 4
3.1.2.1 3.1.3
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap 0 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
3.1.3.1
Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4 3.1.4.1
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Lap Klaim Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.5 3.1.5.1 3.1.7 3.1.7.1
3.1.7.2 4.1.1
Lap
0 8
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian Lap 32 negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian Lap 0 negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi lainnya Laporan hasil peer review atas laporan penugasan Lap 2 investigasi Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
4.1.1.1
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam
Lap
2
4.1.1.2
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
Lap
40
5.1.1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 No. 5.1.1.1 5.2.11
Indikator Kinerja Utama Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Satuan Kegiatan Instansi APIP
Realisasi 0
5.2.11.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan
0
Laporan
0
5.2.11.2
B. Analisis Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU selain IKU dominan yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan mengaitkan kemungkinan tercapainya sasaran Renstra Tahun 2014. Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
sebagai alat untuk mewujudkan tujuan
strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meningkatnya
kualitas
laporan
keuangan
pemerintah
pusat,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sehingga dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP. Sasaran
strategis
“Meningkatnya
Kualitas,
95%
Laporan
Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas Laporan
Keuangan
Kementerian/Lembaga,
dan
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya selain IKU dominan, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Capaian Sasaran Strategis 1
1
2
3
4
5=4/3
6
Capaian s.d. 2013– Target 2014 7
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan 2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
93,02
Persen
90,00
100,00
111,11
95,00
105,26
Persen
82,00
82,00
100,00
82,00
121,95
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen
86,67
97,56
112,57
93,33
89,55
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
97,62
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Secara keseluruhan dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 105,56%. Secara keseluruhan dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 106,52%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pendampingan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pendukung dalam rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPP sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% sesuai dengan target 100,00%. Dibandingkan dengan tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 6,67%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 93,02% masih di bawah target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp238.689.000,00 atau 187,24% dari anggarannya sebesar Rp124.475.000,00 dan menyerap SDM sebanyak 1.191 OH atau 433,09% dari rencananya sebanyak 275 OH, serta menghasilkan output berupa 86 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 15 Laporan, dan Non PKP2T sebanyak 71 Laporan. 2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Selain Instansi Pemerintah Pusat (IPP), BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya
Memperoleh
Opini
Minimal
WDP”
dari
BPK
RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh BPKP. Dalam tahun 2013, 100% atau seluruh laporan keuangan IPD (sebanyak 15 IPD) di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memperoleh opini minimal WDP. Capaian indikator IKU dibandingkan dengan target Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
adalah 111,11% yaitu terealisasi 100% dari target 90%. Dari lima belas pemerintah daerah diantaranya sebanyak tiga pemda memperoleh opini WTP yaitu, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan dua belas pemerintah daerah lainnya memperoleh opini WDP. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berjalan dengan baik. Capaian tahun 2013 mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 capaian kinerja IKU ini adalah 69,23% naik menjadi 100,00% pada tahun 2013. Capaian kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100% telah melebihi target Renstra tahun 2014 sebesar 95%. Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada SKPD dan satker di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara aktif melalui kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah.
Pada tahun 2013 telah
dilakukan penandatanganan MoU dengan dua daerah otonomi baru, yaitu Provinsi
Kalimantan
Utara
dan
Kabupaten
Mahakam
Ulu
serta
perpanjangan MoU dengan dua pemerintah daerah, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang. Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2013 adalah sebagai berikut: a. Penguatan SPIP pada pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan pemetaan penerapan SPIP. Hasilnya sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
b. No Uraian / Dokumen SPIP 1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 2. Diagnostic Assessment (DA) SPIP 3. Monitoring perbaikan SPIP 4. Monitoring lanjutan SPIP Perkada/keputusan kepala daerah tentang 5. petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP 6. Grand design SPIP 7. Rencana Tindak Pengendalian (RTP)
Jumlah Pemda 15 11 8 3 7 2 2
c. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada lima belas pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD. d. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2012 dengan Inspektorat Provinsi/ Kota/Kabupaten pada tujuh pemerintah daerah yaitu pada Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Langkah strategis yang diperlukan dalam upaya mempertahankan capaian tersebut pada tahun 2014 yaitu dengan mengoptimalkan penyelenggaraan SPIP secara komprehensif. Selain itu perlu dilakukan pendampingan ke pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terutama dalam pengembangan kompetensi SDM pengelola keuangan dan aset pemerintah daerah, serta penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (berbasis akrual). Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp329.012.000,00 atau 115,89% dari anggaran sebesar Rp283.909.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.990 OH atau 263.44% dari rencana sebanyak 1.135 OH, serta menghasilkan output berupa 156 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 142 Laporan, dan Non PKP2T sebanyak 14 Laporan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar” merupakan IKU dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari ketepatan waktu penyampaian laporan audit dukungan atas keuangan proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Realisasi IKU ini tahun 2013 sebesar 100,00%, melebihi dari target 82,00%. Dengan demikian capaian IKU tahun 2013 sebesar 121,95% dari target. Capaian lebih besar 21,95% dari target karena keberhasilan pembinaan proyek PHLN dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit) laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun 2013 yang terdiri atas: a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No. 7504-ID. b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No.7505-ID. c) Program SMK-SBI ADB Indonesia Vocational Educational Strengthening Project (INVEST) yang dananya bersumber dari Loan ADB No. 2416INO. d) Dam Operational Improvement and Safety Project(DOISP) yang dananya bersumber dari Loan IBRD Nomor 7669-ID. Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki,
antara lain kelebihan
pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang dimanfaatkan. Hasil audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar Rp189.933.580,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp18.144.500,00 telah ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2013. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% sama dengan capaian tahun 2012. Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00 telah melampau target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 82,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp137.136.000,00 atau 180,74% dari anggaran sebesar Rp75.875.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 824 OH atau 163,17% dari rencana sebanyak 505 OH, serta menghasilkan output berupa 17 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 9 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 8 Laporan. 4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan
dengan
APIP
lainnya,
sehingga
pengawasan
atas
program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai
aspek
dapat
dilakukan
oleh
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Kalimantan Timur. IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat, dengan target kinerja 100,00%. Dalam tahun 2013, persentase laporan yang telah dikirim adalah sebesar 100,00%. BPKP Pusat menargetkan 32 laporan hasil pengawasan lintas sektor pada tahun 2013 dan seluruh laporan yang ditargetkan tersebut telah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
dikirim dengan tepat waktu. Jika dibandingkan dengan targetnya, maka capaian IKU ini sebesar 100,00%. Capaian tersebut sekaligus juga telah memenuhi target Renstra tahun 2014. Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa penyempurnaan pelaksanaan pengawasan yang interaktif dengan auditan (dengan
media
Kerangka
Acuan
Pengawasan)
sehingga
setiap
permasalahan yang dijumpai selama penugasan selalu dikomunikasikan. Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat pengendalian kebijakan. Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2013 melakukan pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking). Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan 2013 diuraikan sebagai berikut.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
1) Audit operasional atas dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan Kementerian Sosial. 2) Audit kinerja atas program RASKIN. 3) Audit operasional atas penyelenggaraan ibadah haji. 4) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan. 5) Audit Kinerja atas Program Peningkatan Kesehatan berupa Bantuan Operasional Kesehatan. 6) Pengawasan atas program di bidang pendidikan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 7) Reviu usulan harga pokok pupuk bersubsidi Tahun 2014. Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program terkait. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp399.620.000,00 atau 53,81% dari anggaran sebesar Rp742.657.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.486 OH atau 81,29% dari rencana sebanyak 3.058 OH, serta menghasilkan output berupa 72 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 50 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 22 Laporan. 5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat (2) butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat atas penugasan-penugasan berdasarkan permintaan Presiden, dengan target kinerja untuk tahun 2013 adalah 100,00%. Jumlah laporan pengawasan atas permintaan Presiden yang diterbitkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 11 dan seluruhnya telah disampaikan ke BPKP Pusat. Capaian IKU tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai target sebesar 100,00%. Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan pengawasan atas perintah presiden dalam bentuk monitoring Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional pada beberapa kementerian/ lembaga, yang merupakan pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan dan
pengendalian
Pengendalian
dengan
Unit
Pembangunan
Kerja
(UKP4).
Presiden
Kegiatan
Pengawasan
monitoring
dan
tersebut
dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan,
Kota
Balikpapan,
Kabupaten
Kutai
Kartanegara,
Kota
Samarinda, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan. Hasil monitoring telah disampaikan kepada UKP4 sebagai bahan laporan kepada Presiden. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 telah mencapai target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp266.270.000,00 atau 108,16% dari anggaran sebesar Rp245.161.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.410 OH atau 171,12% dari rencana sebanyak 824 OH, serta menghasilkan output berupa 30 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 22 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 8 Laporan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 86,67%.
IKU
ini
diukur
dengan
menghitung
persentase
laporan
pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai Rencana Penerbitan Laporan (RPL) dalam KM4). Dari laporan pengawasan atas permintaan stakeholder dalam periode tahun 2013 sebanyak 45 buah, hanya satu laporan yang terbit melampaui RPLnya. Dengan demikian sebanyak 44 laporan telah terbit tepat waktu, sehingga dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders. Realisasi IKU sebesar 97,56% dibandingkan dengan targetnya sebesar 86,67%, maka capaian IKU adalah sebesar 112,57%. Hasil pengawasan atas permintaan stakeholder kepada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yuang menonjol dalam tahun 2013 antara lain : -
Audit hibah BMN pada Kemenakertrans,
-
Proses seleksi CPNS Tahun 2013,
-
Audit pemenuhan kewajiban pajak bahan bakar
-
Verifikasi pelaksanaan sisa pekerjaan di Universitas Borneo
-
Probity Audit terhadap Proses lelang Pembangunan Jembatan Mahkota II Kota Samarinda yang menghubungkan Samarinda kota dengan Samarinda Seberang
-
Probity Audit terhadap Proses lelang Peningkatan Jalan Padat Karya (Sempaja) dan rehabilitasi/pemeliharaan jalan Lambung Mangkurat
-
QA Probity Audit Inspektorat Kaltim terhadap kegiatan pembangunan konstruksi sisi udara Bandara Samarinda Baru, pembangunan jembatan Pulau Balang bentang pendek (400 M) yang menghubungkan Kota
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan pembangunan education centre; Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 83,58% masih di bawah target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 93,33%. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp138.899.000,00 atau 248,63% dari anggaran sebesar Rp55.865.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 884 OH atau 971,43% dari rencana sebanyak 91 OH, serta menghasilkan output berupa 59 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 9 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 50 Laporan. 7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat (2), Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai,Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
berperan
aktif
dalam
pendampingan
penyusunan
Laporan
Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur dengan
menghitung
jumlah
BUMD
(PDAM)
yang
mendapatkan
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD (PDAM) di wilayah kerja perwakilan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Sampai dengan akhir tahun 2013 Perwakilan BPKP telah menandatangani MOU dengan 13 PDAM, sebagai upaya peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan daerah di BUMD. Selain PDAM, terdapat 4 BUMD (Perusda) yang berdiri di wilayah kerja perwakilan, dan seluruhnya mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi. Laporan Keuangan PDAM yang mendapatkan opini WTP sebanyak empat PDAM yaitu Kabupaten Nunukan, Kota Samarinda, Kota Balikpapan dan Kabupaten Paser. Sedangkan sembilan PDAM lainnya mendapatkan opini WDP. Selain itu, tujuh PDAM telah menggunakan aplikasi billing system, yaitu PDAM Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, Tarakan dan Kabupaten Kutai Timur, Berau, serta Paser. Realisasi IKU sebesar 100,00%, sesuai dengan target 100,00% dan sama dengan capaian pada tahun 2012. Secara kumulatif s.d. tahun 2013 realisasi IKU tersebut sebesar 97,62% masih di bawah target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp233.645.000,00 atau 101,07% dari anggaran sebesar Rp231.182.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.190 OH atau 622,16% dari rencana sebanyak 352 OH, serta menghasilkan output berupa 105 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 18 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 87 Laporan.
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%” memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, dengan capaian sebesar 90,96%. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.4, rata-rata capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2013 sebesar 81,93%. Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis 2
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian s.d. 2013– Target 2014
1
2
3
4
5=4/3
6
7
1. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti 2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen
80,00
65,54
81,93
87,50
74,91
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Ditindaklanjuti Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan “Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target 80,00%. Pengawasan atas penerimaan negaraantara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan. Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/ saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD. Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan audit atas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
berupa verifikasi dan validasi piutang PNPB atas uang pengganti Tipikor dan pemeriksaan PNBP Kantor Pelayanan Pelabuhan Tanah Grogot. Selain itu juga dilakukan kegiatan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) meliputi: Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Dari hasil pengawasan tersebut dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah menghasilkan potensi pendapatan asli daerah untuk pajak hotel dan restoran sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar sebesar Rp93.736.588.826,00 dengan rincian sebagai berikut: Pokok Pajak
Rp17.845.605.624,00
Sanksi Administrasi
Rp75.890.983.202,00
Jumlah
Rp93.736.588.826,00
Realisasi IKU ini tahun 2013 adalah sebesar 65,54%, dari target 80,00%, sehingga capaian IKU sebesar 81,93%. Dibandingkan tahun 2012, realisasi IKU ini mengalami peningkatan sebesar 1,29% dari semula 64,25%. Rendahnya capaian indikator ini disebabkan kurangnya komitmen dari objek pemeriksaan untuk menindaklanjuti rekomendasi. Realisasi IKU ini masih jauh dari target akhir Renstra pada tahun 2014 sebesar 87,50%%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp74.803.000,00 atau 477,06% dari anggaran sebesar Rp15.680.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 128 OH atau 90,78% dari rencana sebanyak 141 OH, serta menghasilkan output berupa 6 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 2 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 4 Laporan. 2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat (2) butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur membentuk IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Jumlah laporan hasil pengawasan BUN adalah sebanyak 64 laporan dan seluruhnya (100%) yaitu 64 laporan telah disampikan ke BPKP Pusat. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100,00%, maka capaian IKU tahun 2013 sebesar 100,00%. Hasil pengawasan atas permintaan BUN yang menonjol adalah Monitoring Kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Transfer
lainnya
meliputi
Bidang
Pendidikan,
Kesehatan
Dasar,
Infrastruktur Air Minum, Kelautan dan Perikanan, DPID, dan DPPID pada tiga pemerintah daerah. Hasil Monitoring DAK dan Dana Transfer Lainnya pada tahun 2013 yang menjadi temuan penghematan keuangan negara adalah sebesar sebesar Rp229.360.313,71. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp377.581.000,00 atau 68,01% dari anggaran sebesar Rp555.146.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 736 OH atau 25,25% dari rencana sebanyak 2.915 OH, serta menghasilkan output berupa 130 laporan terdiri dari PKP2T
sebanyak 108 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 22 Laporan.
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Sasaran Strategis “Terselenggaranya
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD”diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5 Capaian Sasaran Strategis 3 Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian s.d. 2013–Target 2014
1
2
3
4
5=4/3
6
7
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Dari tabel tersebut nampak bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 100,00%. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian sasaran 100,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
tahun
2010–2014, yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan
implementasi
SPM
dilakukan
dengan
menuangkan
indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat (2) butir a dan pasal 50 ayat Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
(1) butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini diukur dengan menghitungjumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dalam tahun 2013, Persentase IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 100,00% dari target sebanyak 100,00%, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2013 sebesar 100,00%. Dalam periode 2010 s.d 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan audit kinerja atas pelayanan publik kepada lima IPD, antara lain Pemerintah Kota Samarinda, Kota Tarakan, Kota Balikpapan, Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan. Sampai dengan tahun 2013, tiga belas dari lima belas IPD di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaannya. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebanyak 100,00% telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp369.963.000,00 atau 123,87% dari anggaran sebesar Rp298.677.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.789 OH atau 175,56% dari rencana sebanyak 1.019 OH, serta menghasilkan output berupa 53 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 13 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 40 Laporan. 2. Persentase GCG/KPI
BUMN/D/BLU/D
yang
Dilakukan
Sosialisasi/Asistensi
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/ BUMD/BLU/BLUD. Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/ BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKP2T. Dalam
tahun
2013,
BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 6 BUMD atau sebesar 100,00% dari 6 BUMD target PKP2T. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 100,00%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 100,00%. Selain itu terdapat realisasi assessment penerapan GCG pada PT PLN Tarakan. Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp106.270.000,00 atau 120,31% dari anggaran sebesar Rp88.329.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 895 OH atau 639,29% dari rencana sebanyak 140 OH, serta menghasilkan output berupa 35 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 6 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 29 Laporan. Untuk mencapai skor yang baik dalam implementasi GCG telah dilaksanakan kegiatan pengawasan strategis terhadap Pembangunan Proyek Kaltim-5, PT Pupuk Kalimantan Timur. Proyek Kaltim-5 merupakan pembangunan pabrik amonia dan urea dengan
nilai
keseluruhan
proyek
sejumlah
US$446,340,877
dan
Rp1.661.404.829.954,00. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pendampingan sejak tahap pelelangan sampai dengan tahap pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan dengan progress sebesar Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
80,73.% (s.d 20 Oktober 2013). Proyek Kaltim-5 ini direncanakan akan selesai pada bulan Juni 2014. Proyek tersebut sangat strategis karena diharapkan dapat menghasilkan 2.500 ton amoniak dan 3.500 ton urea per hari. Dengan kapasitas produksi tersebut maka PT Pupuk Kalimantan Timur akan menjadi produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara dan nomor dua di dunia setelah Qatar. 3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan
untuk
mengukur
manfaat pengawasan
intern
yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKP2T. Dalam tahun 2013, BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 13 BUMD (PDAM) dari 13 BUMD yang menjadi target PKP2T. Realisasi IKU sebesar 100,00%, sehingga capaian kinerja IKU ini sebesar 100,00% dari target 100,00%. Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp284.505.000,00 atau 100,79% dari anggaran sebesar Rp282.289.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 574 OH atau 103,80% dari rencana sebanyak 553 OH, serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 17 terdiri dari PKP2T sebanyak 16 sebanyak Laporan dan Non PKP2T satu Laporan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”. Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu: 1. Pencegahan tindak pidana korupsi; 2. Penegakan hukum atas tindak pidana korupsi; 3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan; 4. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; 5. Pendidikan dan budaya antikorupsi; 6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi. Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi di wilayah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung
dengan
kesadaran
dan
keterlibatan
Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yaitu indikator persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga. Bersama enam IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis 4 Indikator Kinerja Utama 1
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian s.d. 2013– Target 2014
2
3
4
5=4/3
6
7
Kelompok Masy
2
2
100,00
10
60,00
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU /BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evalu asi FCP 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 4. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 5. Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
Instansi
2
1
50,00
9
66,67
Instansi
1
0
0
4
50,00
Persen
84,00
87,50
104,17
84,00
100,86
Persen
85,00
87,80
103,30
85,00
112,86
6. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 7. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Persen
40,00
100,00
250,00
50,00
200,00
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 103,73%. Secara keseluruhan, dengan lima IKU lainnya, rata-rata Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
capaian sasaran 101,07%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurdalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman
dan
edukasi,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timurberharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan. Realisasi IKU ini tahun 2013 adalah sebanyak 2 Kelompok Masyarakat, dari target 2 Kelompok Masyarakat. Capaian ini dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK) kepada mahasiswa baru dan penerima bantuan sosial. Jika dibandingkan dengan target IKU, maka capaian IKU sebesar 100,00%. Secara kumulatif capaian IKU ini s.d. tahun 2013 sebanyak 6 kelompok masyarakat masih di bawah target periode Renstra tahun 2014 sebesar 10 kelompok masyarakat. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp39.101.000,00 atau 20,99% dari anggaran sebesar Rp186.312.000,00 dan dengan SDM sebanyak 108 OH atau 95,58% dari rencana sebanyak 113 OH, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
serta menghasilkan output berupa 10 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 6 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 4 Laporan. Selain melakukan Sosialisasi Program Anti Korupsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, dalam tahun 2013 juga melakukan kegiatan Kordinasi Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Korupsi yang merupakan kerja sama BPKP dengan KPK meliputi: 1) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Pertanahan Kota Samarinda Tahun 2012 2) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Imigrasi Kelas I Samarinda Tahun 2012 3) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan APBD Kota Samarinda Tahun 2012 4) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 5) Pengamatan atas perubahan APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 6) Pengamatan pada Dinas Pendapatan Provinsi Kalimantan Timur 7) Pengamatan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kota Samarinda 2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas
dan
kinerja
organisasi
secara
keseluruhan,
sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsipprinsip Good Governance. FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,
menangkal,
dan
memudahkan
pengungkapan
kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan
Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin. Indikator kinerja utama “IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP” ini merupakan suatu upaya perbaikan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menargetkan sebanyak 2 instansi/BUMN/BUMD dapat mengimplementasi FCP pada tahun 2013. Realisasinya pada tahun 2013 hanya 1 instansi yaitu RSUD Tarakan. Capaian IKU tersebut dapat diukur sebesar 50,00% dari target. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebanyak 6 instansi masih di bawah target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 9 instansi. Kegiatan
untuk
capaian
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp55.176.000,00 atau sebesar 74,21% dari anggaran sebesar Rp74.348.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 135 OH atau 60,00% dari rencana sebanyak 225 OH, serta menghasilkan output berupa 3 laporan PKP2T. 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD peraturan yang berpotensi TPK Upaya
peningkatan
kualitas
yang
penyelenggaraan
dilakukan
kajian
pengawasan
intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan
untuk
mengukur
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Dalam tahun 2013 tidak terdapat realisasi IKU ini dari target IKU tahun 2013 sebanyak 1 kajian, maka capaian IKU adalah sebesar 0,00%. Pada tahun 2013 tidak terdapat realisasi kegiatan kajian peraturan yang berpotensi TPK disebabkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
55
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
lebih memprioritaskan kegiatan PKKN/PKA untuk memenuhi permintaan dari instansi penyidik. Secara kumulatif s.d tahun 2013 realisasi IKU sebanyak 2 kajian, masih di bawah target renstra tahun 2014 sebanyak 4 kajian. IKU ini dianggarkan sebesar Rp11.095.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 63 OH, namun tidak terealisasi pada tahun 2013. 4. Persentase pelaksanaan penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan, klaim dan penyesuaian harga Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi
terhadap
pencapaian
sasaran
strategis.
Persentase
terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas. Pada
tahun
2013,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timurmenargetkan 84,00% permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas. Dari 8 permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga, yang diterbitkan surat tugas adalah sebanyak 7 permintaan. Satu permintaan tidak diterbitkan surat tugas karena lebih memprioritaskan kegiatan PKKN/PKA untuk memenuhi permintaan dari instansi penyidik. Sehingga realisasi untuk indikator ini adalah 87,50%. Jika dibandingkan dengan targetnya capaian IKU sebesar 104,17%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Capaian IKU lebih tinggi dari target karena kinerja auditor yang profesional dan dukungan serta kerjasama dari pihak-pihak terkait lainnya. Realisasi kumulatif IKU tahun 2013 sebesar 84,72%, telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 84,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp144.272.000,00 atau sebesar 176,86% dari anggaran sebesar Rp81.573.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 364 OH atau 183,84% dari rencana sebanyak 198 OH, serta menghasilkan output berupa 12 laporan terdiri dari PKP2T 4 sebanyak Laporan dan Non PKP2T sebanyak 8 Laporan. 5. Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur antara lain berupa pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara maupun pemberi keterangan ahli. Dengan demikian, indikator “Persentase pelaksanaan audit investigasi/Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/Pemberi Keterangan Ahli” merupakan salah satu IKU yang tepat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/ PKKN/PKA yang diterbitkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dibagi dengan permintaan
audit investigasi/PKKN/ PKA dari instansi
penegak hukum. Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melaksanakan upaya represif meliputi kegiatan sebagai berikut:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
57
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
a. Audit Investigatif sebanyak 2 laporan/kasus dengan nilai kerugian negara sebesar Rp11.453.211.990,00 b. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebanyak 26 laporan/kasus senilai Rp34.267.675.340,52 c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) sebanyak 40 kali oleh auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 87,80%, dengan target sebesar 85,00%, sehingga capaian IKU sebesar 103,30%. Capaian IKU ini lebih tinggi dibandingkan dengan targetnya karena banyaknya permintaan dari penyidik atas Audit Investigatif dan PKKN yang telah dipenuhi dan ditindaklanjuti. Capaian IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 95,93% telah melampaui target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 85,00%. Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar Rp492.307.000,00 atau 94,11% dari anggaran sebesar Rp523.107.000,00dengan menggunakan SDM sebanyak 2.033 OH atau 127,54% dari rencana sebanyak 1.594 OH, serta menghasilkan output berupa 83 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 51 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 32 Laporan. 6. Persentase tindak lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara. Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi
non
tindak
pidana
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
korupsi
pada
suatu
instansi 58
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan. Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas temuan investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% dari target sebesar 40,00%, maka capaian IKU pada tahun 2013 adalah sebesar 250,00%. Capaian IKU ini lebih besar dari target karena penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil audit investigatif non TPK sangat tinggi. Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 50,00%. Kegiatan untuk IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat pada kegiatan rutin Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 7. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Realisasi IKU
dihitung
berdasarkan
persentase
jumlah
penugasan
investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan BPKP. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00%, sesuai dengan target 100,00%, maka capaian IKU nya sebesar 100,00%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Realisasi IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tetapi menyerap dana sebesar Rp18.085.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 18 OH, serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 2 laporan Non PKP2T.
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masingmasing
menteri/pimpinan
lembaga,
gubernur,
dan
bupati/walikota.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur bertanggung jawab melakukan pembinaan kepada unit kerja kementerian/lembaga/pememerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Tabel 3.7 Capaian Sasaran Strategis 5 Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian s.d. 2013–Target 2014
1
2
3
4
5=4/3
6
7
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen
50,00
20,00
40,00
60,00
33,33
2. Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda
3
3
100,00
9
33,33
3. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Pemda
10
10
100,00
13
76,92
Dari tabel tersebut terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 memiliki capaian 40,00%. Secara keseluruhan, dengan dua IKU lainnya, ratarata capaian sasaran 80,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian Pemda. Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2013 terhadap lima belas LKPD tahun 2012 di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, tiga laporan keuangan memperoleh opini WTP. Dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
61
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
demikian capaian tahun ini adalah 20,00%. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 50,00%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 40,00%. Namun
demikian
terdapat kenaikan
jumlah
LKPD yang
memperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP) dari sebelas LKPD pada tahun 2011 menjadi 12 LKPD pada tahun 2012. Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2010 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Perkembangan Opini BPK atas LKPD di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Tahun 2010 – 2012 No.
Pemerintah Daerah
Opini BPK Per Tahun Buku 2010
2011
2012
1
Provinsi Kalimantan Timur
WDP
WDP
WTP
2
Kota Balikpapan
WDP
WDP
WDP
3
Kota Samarinda
TMP
TMP
WDP
4
Kota Bontang
WDP
WDP
WDP
5
Kabupaten Kutai Timur
TW
TW
WDP
6
Kabupaten Kutai Kartanegara
TMP
TMP
WTP
7
Kabupaten Kutai Barat
TW
WDP
WDP
8
Kabupaten Paser
TW
WDP
WDP
9
Kabupaten Penajam Paser Utara
TW
WDP
WDP
10
Kabupaten Berau
WDP
WDP
WDP
11
Kota Tarakan
WDP
WDP
WTP
12
Kabupaten Nunukan
TW
WDP
WDP
13
Kabupaten Bulungan
TW
WDP
WDP
14
Kabupaten Tana Tidung
TMP
TMP
WDP
15
Kabupaten Malinau
TW
WDP
WDP
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK [Semester II tahun 2013] Keterangan :WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; .TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kondisi ini mencerminkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur perlu berupaya lebih keras untuk mendorong Pemda agar menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008 guna mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00%. Rencana tindak yang Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
62
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
akan
dilakukan
adalah
mempertegas
komitmen
Pemda
melalui
penandatanganan Kesepakatan Tindak Lanjut menuju WTP antara Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar
Rp182.983.000,00
atau
140,56%
dari
anggaran
sebesar
Rp130.182.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 715 OH atau 157,49% dari rencana sebanyak 454 OH, serta menghasilkan output berupa 56 Laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 16 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 40 Laporan. 2. Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain penyelenggaraan
SPIP,
yaitu
dokumen
yang
berisi
tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah
sebagai
acuan
dan
alat
untuk
memantau
perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012.
Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam
rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 3, sesuai target tahun 2013 sebesar 3 Pemda. Namun jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 9 Pemda, capaian kumulatif s.d. tahun 2013 adalah 3 Pemda atau 33,33%. Rendahnya capaian IKU ini karena peraturan Kepala BPKP yang mengatur tentang desain penyelenggaraan SPIP baru diterbitkan pada
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
tahun 2012. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur perlu bekerja lebih keras untuk dapat mencapai target Renstra. Upaya akan dilakukan pada tahun 2014 adalah berupa pendampingan penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda. Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat
dengan
kegiatan
untuk
IKU
“Persentase
Pemda
yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”. 3. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Perwakilan
BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timur
selaku
pembina
penyelenggaraan SPIP pada wilayah kerjanya, berkewajiban memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011. Sampai dengan tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan monitoring terhadap 10 Pemda yang telah memperbaiki Sistem Pengendalian Internnya, sesuai dengan target 10 Pemda. Capaian IKU nya sebesar 100,00%. Capaian tahun 2013 dibandingkan dengan capaian tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 6 Pemda. Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 10 Pemda masih di bawah target pada akhir periode Renstra, tahun 2014, sebanyak 13 Pemda atau 76,92%. Belum tercapainya seluruh IKU terkait penyelenggaran SPIP tersebut disebabkan: a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun
baru pada
tahap pengembangan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
infrastruktur
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP); b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh Pemda. Upaya strategis yang direncanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai target pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Menuntaskan
penguatan
penyelenggaraan
SPIP
dan
dengan
pengembangan terus
infrastruktur
meningkatkan
pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Subkegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain: 1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP dan melakukan penilaian tingkat maturitas SPIP pada K/L/Pemda; 2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat,serta workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP. b. Berkoordinasi
lebih
intensif
dengan
Pemerintah
Daerah
untuk
percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi, termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat
dengan
kegiatan
untuk
IKU
“Persentase
Pemda
yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai. Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
(APIP) non-BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9 Capaian Sasaran Strategis 6 Indikator Kinerja Utama 1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian 2013–Target 2014
2
3
4
5=4/3
6
7=4/6
Persen
40,00
46,67
116,67
50%
93,33
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pencapaian IKU dominan sebesar 116,67%. Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi. Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan nomor 220 tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
BPKP Provinsi Kalimantan Timurselaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah provinsi/kabupaten/kota se-Kalimantan Timur. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sampai dengan tahun berjalandibandingkan jumlah seluruh Pemda. Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor.Realisasi IKU pada tahun 2013 adalah 46,67%, di atas target 40,00%. Sampai dengan tahun 2013, persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak 7 Pemda dari total 15 Pemda. Terdapat penambahan 2 Pemda jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012. Kenaikan capaian IKU tersebut disebabkan adanya peningkatan kesadaran APIP daerah untuk menerapkan JFA. Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 46,67% jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini di bawah target sebesar 50,00%. Rencana tindak untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis ini pada tahun 2014 adalah intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upayaupaya dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, antara lain melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP. Tabel 3.10 menyajikan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Tabel 3.10 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 - 2013 No.
Kegiatan
1. 2. 3.
Pendidikan dan Latihan SPIP Pembinaan JFA Pengadaan Barang dan Jasa Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Auditor Kegiatan Peningkatan lainnya Jumlah
4. 5
Jumlah Pemda Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
14 2 1
8 12 4
2 9 1
-
1
1
-
5
13
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar sebesar Rp13.157.000,00 atau 21,96% dari anggaran sebesar Rp59.925.000,00,dengan menggunakan SDM, sebanyak 87 OH atau 75,65% dari rencana sebanyak 115 OH, serta menghasilkan output berupa 9 Laporan PKP2T.
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama delapan IKU lainnya, realisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
69
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.11. Tabel 3.11 Capaian Sasaran Strategis7 Indikator Kinerja Utama
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Persentase Pemanfaatan aset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
10. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas 11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP 12. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian s.d. 2013–Target 2014
2
3
4
5=4/3
6
7
Persen
90,00
98,10
108,99
95,00
102,11
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,10
7,51
105,77
7,20
104,31
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,10
7,52
105,92
7,2
104,44
Jumlah berita
54
62
114,81
204
68,14
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,10
6,45
90,85
7,2
89,58
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Topik Penelitian
1
1
100,00
3
33,33
Instansi APIP
14
14
100,00
15
93,33
skala likert 1-10
7
7,7
110,00
7,2
106,94
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Dari tabel tersebut terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 104,50%. Secara keseluruhan, dengan 12 IKU, rata-rata capaian sasaran 102,91%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013 sebesar 108,99%. Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 98,10% melebihi dari target 90,00%. Capaian IKU tersebut adalah 108,99%, lebih besar 8,99% dari target karena kinerja profesional dari auditor dalam pelaksanaan tugas.Realisasi IKU tahun 2013 telah melampaui dari target akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 95,00%. Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa penyusunan rencana dan evaluasi, diantaranya: a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurdalam rangka menyamakan persepsi antara bagian tata usaha dan bidang teknis. b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurmengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Hasil penerapan SAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam tahun 2012 didokumentasikan dalam bentuk SOP Rencana Kinerja, Rencana Kinerja Tahun 2012, Rencana Kerja Tahun 2013, Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2012, Rencana Kegiatan Tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013, LAKIP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta Revisi Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100,00% dan jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100,00%, maka capaian kinerja adalah 100,00%. Keberhasilan
kinerja
IKU
didukung
oleh
terlaksananya
kegiatan
pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah, didukung dengan penerapan sistem informasi yang memadai antara lain SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, dan SPPD. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% sudah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan
prinsip-prinsip
tata
kepemerintahan
yang
baik
(good
governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM dan proses kerja internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut. Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan organisasi” pada tahun 2013 adalah sebesar 7,10 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan kepegawaian, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; (b) Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai. Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,51 dari skala Likert 110, diatas target 7,10 dari skala Likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 105,77%, atau lebih tinggi 5,77% dari target. Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2013 telah melebihi target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala likert 1-10.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
73
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA Ketersediaan
dana
yang
memadai
diperlukan
untuk
membiayai
pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).
Pagu
dana
dalam
DIPA
dapat
dilakukan
pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan yang pada saat penelaahan
belum
dilengkapi
dengan
data
dukung
yang
memadai/lengkap. Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA. Target IKU sebesar 100,00%, sedangkan realisasi sebesar 100,00%, maka capaian IKU adalah sebesar 100,00%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 tersebut telah mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub kegiatan penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 5. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur Penyediaan
dana
yang
memadai
bagi
terlaksananya
tugas-tugas
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur secara keseluruhan dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
74
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2013 sebesar 7,52 dari skala likert 1-10 telah melewati target sebesar 7,10 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 105,92%, atau lebih tinggi 5,92% dari target. Dalam hal pengelolaan keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga mendapatkan pengakuan dari Kementerian Keuangan dengan mendapatkan penghargaan Penyerapan Anggaran Terbaik dan peringkat ketiga terbaik Pengelola UAPPA-Wilayah seProvinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2013. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 belum mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10. Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
75
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja. Kinerja IKU ini diukur dengan cara menghitung jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa. Target Indikator Kinerja Utama “Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa” pada tahun 2013 sebesar 62 publikasi, lebih tinggi dari target 54 publikasi. Capaian IKU tersebut sebesar 114,81% atau lebih tinggi 14,81% dari target karena banyak kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang diliput oleh media massa. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 baru mencapai 68,14% dari target akhir periode Renstra 2014 sebesar 204 publikasi. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 7. Persentase pemanfaatan asset IKU “Persentase pemanfaatan asset” merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. Indeks Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha dan perlengkapan bagi seluruh pegawai. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
76
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Dalam tahun 2013, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah 100,00% dari target yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan masih seluruh aset yang diadakan pada tahun 2013telah dimanfaatkan. IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan,
meliputi
sub-subkegiatan
pencatatan
dan
updating
akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% dari target 100,00%, sehingga capaian IKU ini diukur sebesar 100,00%. Capaian IKU ini sesuai target akhir periode renstra 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp295.920.000,00 atau 98,97% dari anggaran sebesar Rp299.000.000,00 dengan menggunakan SDM 30 OH atau 32,61% dari rencana sebanyak 92 OH. 8. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungannya. IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,10 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras. Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013, realisasi
IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras
sebesar 6,45 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 90,85% atau lebih rendah 9,15% dari target karena kurangnya kelayakan sarana dan prasarana kerja. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
77
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapai target sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 9. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan timur. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP. IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/ diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit. Dalam tahun 2013, tidak terdapat temuan inspektorat yang harus ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2013 sebesar 100,00%, maka capaian IKU sebesar 100,00%. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% telah sesuai dengan target jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
10. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas IKU
“Jumlah
masukan
topik
penelitian
yang
disampaikan
ke
Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebanyak satu topik penelitian. Pada tahun 2013 target ini telah tercapai 100,00%. Namun jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 maka capaian kumulatif s.d. tahun 2013 masih di bawah target yaitu baru tercapai 1 dari 3 yang direncanakan. Rendahnya tingkat capaian ini menuntut Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk lebih menggali permasalahan yang ditemui pada saat pelaksanaan penugasan yang dapat diusulkan sebagai topik penelitan ke Puslitbangwas BPKP. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebanyak 14 kegiatan. IKU ini diukur dari jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan/atau di-assessment tata kelola APIP. Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM). Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 14 Pemda atau mencapai 100,00% dari target sebesar 14 Pemda. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 masih di bawah target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 15 Pemda. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
79
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar 49.226.000,00 atau 90,04% dari anggaran sebesar Rp54.673.000,00. dengan menggunakan SDM sebanyak 53 OH atau 72,60% dari rencana sebanyak 73 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan PKP2T. 12. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat IKU ini menjadi salah satu alat ukur bagi BPKP selaku instansi pembina JFA untuk mengetahui keberhasilan pembinaan yang telah dilakukan terhadap auditor Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 7,00 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Capaian IKU didapatkan dengan mengukur tingkat kepuasan dari SKPD di lingkungan Pemda terhadap kualitas auditor Inspektorat dalam menjalankan tugasnya. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,70 dari skala likert 1-10 atau mencapai 108,54% dari target sebesar 7,00 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi. Pengukuran tingkat kepuasan ini baru mulai dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dilakukan pembandingan dengan periode sebelumnya. Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 7,20 maka capaian tahun 2013 telah melebihi target. Hal ini menuntut kerja keras
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur agar dapat menjaga kinerja pembinaan terhadap APIP di tahun 2014. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya satu keputusan bagi pimpinan
sistem
dukungan
pengambilan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP. Sasaran strategis ini memiliki satu IKU, di mana satu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012, dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.12. Tabel 3.12 Capaian Sasaran Strategis 8 Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target 2013
Kinerja 2013
Capaian 2013
Target 2014
Capaian s.d. 2013–Target 2014
1
2
3
4
5=4/3
6
7=4/6
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.10, terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis pada tahun 2013 tercapai 100,00%. IKU dominan yang digunakan untuk mengukur capaian Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
81
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
sasaran adalah “Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif”. Dengan tersedianya sistem dukungan pengambilan keputusan internal, diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa “Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah” dapat terwujud. Capaian IKU adalah sebagai berikut: Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/implementasi sistem informasi yang dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/ menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. IKU ini diukur dari jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP terdiri dari SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, dan SIMPEG. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% mencapai target sebesar 100,00%. Kesepuluh sistem informasi yang diwajibkan tersebut, seluruhnya telah dimplementasikan dengan baik di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Realisasi IKU tahun 2013 telah mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp9.545.873.000,00 atau 99,01% dari anggaran sebesar Rp9.641.359.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 4.953 OH atau 106,13% dari rencana sebanyak 4.667 OH, serta menghasilkan output berupa 60 Laporan PKAU.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
82
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Bab IV Penutup Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
ini
adalah
sebagai
wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2013. Pada awal tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan Rencana Kinerja (Renja)/Penetapan kinerja yang merupakan penjabaran dari Rencana Stratejik. Penetapan Kinerja (Tapkin)yang berisi target-target kinerja pada hakikatnya merupakan kontrak kinerja yang harus dicapai. Kontrak kinerja tersebut pada akhir tahun harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Peraturan
Pemerintah
Nomor
60
Tahun
2008
tentang
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah memberikan mandat pada Perwakilan BPKP untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah. Secara umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini dapat tercermin dari pelaksanaan kegiatan tiga program yang harus diwujudkan selama tahun 2013. Perbaikan sistem AKIP yang telah dilakukan terhadap lima komponen sistem AKIP adalah: 1. Perencanaan Kinerja Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra dengan menambahkan indikator outcome di samping indikator output yang telah ada sebelumnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
2. Pengukuran Kinerja Perbaikan dalam pengukuran kinerja difokuskan terutama pada perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan memanfaatkan aplikasi SIM Monev RKT. 3. Pelaporan Kinerja Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan menyusun laporan bulanan RKT tepat pada waktunya sebagai dasar untuk menyusun LAKIP tahunan. Sebelum menyusun laporan bulanan RKT dilakukan rekonsiliasi data realisasi keuangan antara Subbag Keuangan dan Subbag Prolap sehingga data realisasi keuangan dalam laporan bulanan RKT sama dengan data realisasi keuangan dalam LARA. 4. Evaluasi Kinerja Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi. 5. Capaian Kinerja Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut hasil audit/evaluasi Inspektorat tahun sebelumnya agar tidak berulang kembali di tahun 2014. Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU, telah dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2013, sebanyak 6 dari 8 sasaran strategis telah mencapai target, dan 10 dari 12 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut: Tabel 4.1 Pencapaian IKU Dominan Per Sasaran Jumlah Jumlah Jumlah IKU Sasaran Seluruh IKU Dominan IKU Dominan Tercapai Sasaran 1 7 2 2 Sasaran 2 2 1 0 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Capaian Sasaran (%) 106,52 90,96 84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Sasaran
Jumlah Seluruh IKU
Jumlah IKU Dominan
Sasaran 3 Sasaran 4 Sasaran 5 Sasaran 6 Sasaran 7 Sasaran 8 Jumlah
3 7 3 1 12 1 36
2 2 1 1 2 1 12
Jumlah IKU Dominan Tercapai 2 2 0 1 2 1 10
Capaian Sasaran (%) 100,00 101,07 80,00 116,67 103,03 100,00 99,78
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Tindak lanjut atas hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah masih perlu ditingkatkan. 2. Pelaksanaan FCP di lingkungan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah agar lebih ditingkatkan. 3. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah 100% disebabkan: a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun
baru
pada
tahap
pengembangan
infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP); b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain: 1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan termasuk pemantauan tindak lanjut secara berkesinambungan. 2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 diupayakan dengan cara: a. Menuntaskan penyelenggaraan
penguatan SPIP
dan
dengan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
pengembangan terus
meningkatkan
infrastruktur pembinaan
85
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
penyelenggaraan
SPIP. Kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain: 1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara
fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP. 2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. 3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan unit kerja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. 3. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian IKU. LAKIP Tahun 2013 ini merupakan wujud kesungguhan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam menerapkan Good Governance untuk menciptakan Clean Government, dan meningkatkan kualitas pelayanan, terutama dalam memberikan jasa assurance dan consulting. LAKIP ini juga merupakan wujud introspeksi diri terhadap amanah yang diemban. Dengan diterapkannya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan Perwakilan dalam mengemban amanah PP Nomor 60 tahun 2008. Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat menjadi media evaluasi, sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan. ---o0o--Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
86