BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Pengumpulan Data Tabel 4.1 Input Data Umum INPUT DATA UMUM Depresiasi Mesin (Tahun) MARR N Sisa Inflasi PPN PPh Kenaikan Upah/Th Kenaikan Biaya/Th Jam kerja shift 1 (Menit/Hari) Jam kerja shift 2 (Menit/Hari) Jam kerja shift 3 (Menit/Hari) Jumlah hari kerja / minggu (hari) Produksi/Th (unit) Kenaikan Penjualan / Th Maintenance (per Tahun) Rp Asuransi (per Tahun) Rp Electrik (per kWh) Rp Upah (per Bulan) Rp
5 18% 15% 5% 10% 10% 5% 5% 440 395 400 5 410,344 5% 20,000,000 10,000,000 796 1,800,000
Sumber : PT Gemala Kempa Daya
Gambar 4.1 Lay Out Proses Manual Welding
20
#1
#3 #2
Gambar 4.2 Lay Out Proses Welding Robot Tabel 4.2 Data Kapasitas Produksi Jumlah Process Produksi
Unit / Jam MP
Robot
Manual Welding
3
0
53
Welding Robot
1
1
38
Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.3 Data Consumable per Unit No.
Material
Size/spec
Usage/Unit
Satuan
Cost /Unit
Harga/Satuan
1
Welding Wire
Ø1.2
0.379
Kg
Rp
20,240 Rp
7,669.31
2
Gas
Co2
0.002
Kg
Rp
4,167
Rp
6.38
3
Ant i Spat t er
0.000697
Ltr
Rp
2,520,000 Rp
1,756.97
4
Cont act Tip
Ø1.2
0.005
pce
Rp
8,700
Rp
43.50
5
Nozzle
TGN01661
0.002
pce
Rp
29,327 Rp
58.65
Rp
9,535
Total Consumable Cost / Unit
Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.4 Data Jam Kerja Produksi Efektif
NO
Waktu Kerja
Menit/Hari
Jam/Hari
Jam/Tahun Jam/Tahun (standard) (all day)
1
Shift 1
440
7.33
1936
2640
2
Shift 2
395
6.58
1738
2370
3
Shift 3
400
6.67
1760
2400
TOTAL
1235
21
5434
7410
Sumber : PT Gemala Kempa Daya
21
Tabel 4.5 Data Biaya Bahan Baku / Unit Item
Cost / Unit
21,548
1 Material Cost 2 Purchased Part Cost
1,780
3 Manufacturing Cost
6,641 29,969
4 Sub Total = (1)+(2)+(3) = (4) x 7.5%
5 Administration Charge
2,248
6 Profit = (3) x 7.5 %
498 9,632
7 Tooling Cost 8 Sub Total = (5)+(6)+(7)
12,378
TOTAL
42,347
Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.6 Data Spec Welding Robot
YA-1RAR series
Model Name
500KR2 Pow er source
3-Phase
Voltage
200VAC ± 20V
Frekwensi
50/60Hz
Rated input
6kVA (4.8kW)
Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.7 Data Spec Welding Machine
Model Name
Thyrister controlled CO2/MAG welding 500KR2
Applicable thickness
1.2 - 25mm
Output current
60 - 500A
Rated duty cycle Rated input
60% 31.9kVA (28.1kW)
Sumber : PT Gemala Kempa Daya
22
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Perhitungan Loading per Tahun Tabel 4.8 Perhitungan Loading (Total Jam Kerja per Tahun) untuk 1 Manual Welding Line + 1 Welding Robot Line Process Produksi Manual Welding Welding Robot
Kapasitas Unit / Jam 53 38
Total Unit / Jam
Unit / Tahun
91
410,344
Total Jam / Tahun 4,510
Perhitungan :
Kapasitas produksi manual welding: 53 Unit / Jam
Kapasitas produksi robot welding : 38 Unit / Jam
Total kapasitas produksi = kapasitas produksi manual welding + kapasitas produksi welding robot = 53 unit / jam + 38 unit / jam = 91 unit / jam
Total loading per tahun = loading unit per tahun / total kapasitas produksi = 410,344 (unit / tahun) / 91 (unit / jam) = 4,510 jam / tahun
Tabel 4.9 Perhitungan Loading (Total Jam Kerja per Tahun) untuk 2 Welding Robot Line Process Produksi Welding Robot 1 Welding Robot 2
Kapasitas Unit / Jam 38 38
Total Unit / Jam
Unit / Tahun
76
Perhitungan :
Kapasitas produksi welding robot : 38 Unit / Jam
Total kapasitas produksi = kapasitas produksi manual welding x 2 = 38 unit / jam x 2 = 76 unit / jam
Total loading per tahun = loading unit per tahun / total kapasitas produksi = 410,344 (unit / tahun) / 76 (unit / jam) = 5,400 jam / tahun
410,344
Total Jam / Tahun 5,400
23
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Loading per Tahun Dengan adanya grafik diatas maka dapat diketahui bahwa waktu produksi untuk kedua alternatif produksi tersebut dikerjakan dalam waktu tiga shift setiap harinya.
Sedangkan untuk perbandingan loading dan kapasitas
produksi per jam dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Loading Vs Capacity per Jam Melihat grafik diatas, diketahui bahwa kapasitas produksi saat ini masih jauh diatas loading per jam sehingga membuat stok barang menjadi melebihi
24
kapasitas. Dengan penambahan robot welding, kapasitas produksi menjadi berkurang dari 91 unit/jam menjadi 76 unit/jam, akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena masih diatas loading produksi yaitu 75.5 unit/jam. Mengingat tujuan dari perbaikan ini adalah mengurangi biaya langsung (MP) dan penerapan teknologi maka penurunan kapasitas produksi tersebut tidak menjadi masalah.
Namun, apabila tahun mendatang terjadi peningkatan
produksi maka akan dilakukan analisa dan perbaikan kembali untuk peningkatan kapasitas produksi.
4.2.2 Perhitungan Biaya Bahan Baku Tabel 4.10 Perhitungan Biaya Bahan Baku Item
Cost / Unit
Qty
Biaya Bahan Baku
1
Material Cost
Rp
2
Purchased Part Cost
Rp
1,780
410,344 Rp
730,412,320
3
Manufacturing Cost
Rp
6,641
410,344 Rp
2,724,995,826
4
Sub Total = (1)+(2)+(3)
Rp
29,969
Rp
12,297,573,412
5
Administration Charge
Rp
2,248
410,344 Rp
922,318,006
6
Profit = (3) x 7.5 %
Rp
498
410,344 Rp
204,374,687
7
Tooling Cost
Rp
9,632
410,344 Rp
3,952,592,237
8
Sub Total = (5)+(6)+(7)
Rp
12,378
Rp
5,079,284,930
TOTAL
21,548
410,344 Rp
8,842,165,266
Rp 42,347
Rp 17,376,858,342
Contoh perhitungan : •
Material cost/tahun
= cost per unit x quantity produksi = Rp. 21,548 x 410,344 = Rp. 8,842,165,266
•
Total biaya bahan baku/tahun = material cost + purchased part cost + manufacturing cost + administrator charge + profit + tooling cost = Rp. 8,842,165,266 + Rp. 730,412,320 + Rp. 2,724,995,826 + Rp. 922,318,006 + Rp. 204,374,687 + Rp. 3,952,592,237 = Rp. 17,376,858,342
25
4.2.3 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tabel 4.11 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk 1 Manual Welding Line + 1 Robot Welding Line Line Manual Welding
Jabatan Operator Welding #1 Operator Welding #2 Operator Finishing Operator Setting Total
Welding Robot
Jumlah 3 3 3 3
Upah / Bulan Rp 1,800,000 Rp 1,800,000 Rp 1,800,000 Rp 1,800,000
Rp Rp Rp Rp Rp
Upah / Tahun 64,800,000 64,800,000 64,800,000 64,800,000 259,200,000
Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Kerja Langsung untuk 2 Robot Welding Line Line Welding Robot 1 Welding Robot 2
Jabatan Operator Setting Operator Setting Total
Jumlah 3 3
Upah / Jam Upah / Tahun Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Rp 129,600,000
Contoh perhitungan : Biaya tenaga kerja langsung untuk operator welding #1 (manual welding) : Diketahui upah / bulan = Rp. 1,800,000 dan jumlah = 3 operator
Upah per tahun = (upah / bulan) x jumlah oprator x 12 = Rp. 1,800,000 x 3 x 12 = Rp. 64,800,000
Total upah per tahun untuk 1 robot welding + manual welding = upah operator welding #1 + upah operator welding # + upah operatorwelding #3 + upah operator setting = Rp. 64,800,000 + Rp. 64,800,000 + Rp. 64,800,000 + Rp. 64,800,000 = Rp. 259,200,000
4.2.4 Perhitungan Biaya Consumable Tabel 4.13 Perhitungan Biaya Consumable No.
Material
Size/spec
Kebutuhan/Unit
Satuan
Harga/Satuan
Biaya/Unit
Unit/Tahun
Cost / Tahun
1
Welding Wire
Ø1.2
0.379
Kg
Rp
20,240 Rp
7,669
410,344
Rp
2
Gas
Co2
0.002
Kg
Rp
4,167 Rp
6
410,344
Rp
2,616,189
3
Anti Spatter
0.000034
Ltr
Rp
2,520,000 Rp
85
410,344
Rp
35,014,737
4
Contact Tip
Ø1.2
0.005
pce
Rp
8,700 Rp
44
410,344
Rp
17,849,964
5
Nozzle
TGN01661
0.002
pce
Rp
29,327 Rp
59
410,344
Rp
24,068,089
Rp
3,226,604,911
Total Consumable Cost / Tahun
Contoh perhitungan : •
Welding wire cost/tahun
= biaya/unit x unit/tahun
3,147,055,932
26
= Rp. 7,669 x 410,344 = Rp. 3,147,055,932
4.2.5 Perhitungan Biaya Listrik Tabel 4.14 Perhitungan Biaya Listrik Line Mesin 1 Manual Welding + 1 Welding Machine Welding Robot + Welding Machine Welding Robot Welding Robot Welding Robot + Welding Machine
Jumlah 2 1 2
kW Jam / Tahun kWh Biaya / Tahun Total 28.1 4,510 126,731 Rp 201,755,752 Rp 319,865,436 32.9 4,510 148,379 Rp 118,109,684 32.9 4,510 148,379 Rp 236,219,368 Rp 236,219,368
Contoh perhitungan : Diketahui biaya listrik per kWh •
: Rp. 796
Welding machine electricity cost
: jumlah mesin x kW x jam/tahun x Rp/kWh : 2 unit x 28,1 kW/unit x 4,510 jam/tahun x Rp. 796/kWh : Rp. 201,755,752 /tahun
•
Total cost
: Welding machine electricity cost + Welding robot electricity cost : Rp. 201,755,752 /tahun + Rp. 118,109,684 /tahun : Rp. 319,865,436 /tahun
4.2.6 Perhitungan Investasi dan Depresiasi Tabel 4.15 Perhitungan Investasi dan Depresiasi Jenis Aktiva
Line
1 Manual Welding Line + Welding Robot 1 Welding Robot Line 2 Welding Robot Line
Welding Robot
Contoh perhitungan
Jumlah Umur (Unit) (Th)
Harga
Total Harga
N Sisa (15%)
Depresiasi
1
5
Rp 600,000,000 Rp 600,000,000 Rp
90,000,000 Rp 102,000,000
2
5
Rp 600,000,000 Rp 1,200,000,000 Rp 180,000,000 Rp 204,000,000
:
a. Depresiasi 2 Welding Robot Dari data diketahui jumlah = 2 unit, umur = 5 tahun dan harga Rp. 600,000,000 / unit •
Total harga
: jumlah x harga : 2 unit x Rp. 600,000,000/unit : Rp. 1,200,000,000
•
Nilai sisa
: 15 % x harga x jumlah
27
: 15% x Rp. 600,000,000 x 2 : Rp. 180,000,000 •
Depresiasi
: : : Rp. 204,000,000
4.2.7 Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Tabel 4.16 Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk 1 Manual Welding & 1 Welding Robot NO 1
Bahan Langsung
BIAYA/TAHUN Rp 17,376,858,342
2
Tenaga Kerja Langsung
Rp
259,200,000
3
Overhead Pabrik Fixed Cost Maintenance Depresiasi Asuransi Total Fixed Cost Variable Cost Consumable Listrik Total Variable Cost
Rp Rp Rp Rp
20,000,000 102,000,000 10,000,000 132,000,000
Rp Rp Rp
3,226,604,911 319,865,436 3,546,470,347
Total Biaya Produksi
Rp
21,314,528,688
Rp Rp
2,131,452,869 23,445,981,557
Rp
410,344 51,943
Rp
57,137
4
URAIAN
Harga Jual = Total Biaya Produksi + Profit Profit = Total Biaya Produksi * 10 % Harga Jual Harga Pokok Penjualan = Total Biaya Produksi / (Jumlah Prod/th) Jumlah Produksi per Tahun Harga Pokok Penjualan per Unit Harga Jual per Unit = Harga Jual / (Jumlah Prod/th) Harga Jual per Unit
28
Tabel 4.17 Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk 2 Welding Robot NO 1
URAIAN Bahan Baku
BIAYA/TAHUN Rp 17,376,858,342
2
Tenaga Kerja Langsung
Rp
129,600,000
3
Overhead Pabrik Fixed Cost Maintenance Depresiasi Asuransi Total Fixed Cost Variable Cost Consumable Listrik Total Variable Cost
Rp Rp Rp Rp
40,000,000 204,000,000 20,000,000 264,000,000
Rp Rp Rp
3,226,604,911 236,219,368 3,462,824,279
Total Biaya Produksi
Rp
21,233,282,620
Rp Rp
2,123,328,262 23,356,610,882
Rp
410,344 51,745
Rp
56,920
4
Harga Jual = Total Biaya Produksi + Profit Profit = Total Biaya Produksi * 10 % Harga Jual Harga Pokok Penjualan = Total Biaya Produksi / (Jumlah Prod/th) Jumlah Produksi per Tahun Harga Pokok Penjualan per Unit Harga Jual per Unit = Harga Jual / (Jumlah Prod/th) Harga Jual per Unit
Contoh perhitungan HPP untuk 1 Manual Welding & 1 Welding Robot : Diketahui : Jumlah Produksi
= 410,344 unit / tahun
Bahan Baku
= Rp. 17,376,858,342
Tenaga Kerja Langsung
= Rp. 259,200,000
Overhead Pabrik •
:
Fixed Cost : Maintenance
= Rp. 20,000,000
Depresiasi
= Rp. 102,000,000
Asuransi
= Rp. 10,000,000
Total Fixed Cost = Maintenance + Depresiasi + Asuransi = Rp. 20,000,000 + Rp. 102,000,000 + Rp. 10,000,000 = Rp. 132,000,000
29
•
Variable Cost
:
Consumable
= Rp. 3,226,604,911
Listrik
= Rp. 319,865,436
Total VC
= Consumable + Listrik = Rp. 3,226,604,911 + 319,865,436 = Rp. 3,546,470,347
Total Biaya Produksi = Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Fixed Cost + Variable Cost = Rp. 17,376,858,342 + Rp. 259,200,000 + Rp. 132,000,000 + Rp. 3,546,470,347 = Rp. 21,339,528,688 Profit
= Harga Pokok Produksi x 10% = Rp. 21,314,528,688 x 10% = Rp. 2,131,452,869
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Profit = Rp. 2,131,452,869 + Rp. 2,131,452,869 = Rp. 23,445,981,557
Harga Jual per Unit
= Harga Jual / (jumlah produksi / tahun) = Rp. 23,445,981,557 / 410,344 = Rp. 57,137
4.2.8 Perhitungan Break Even Point Tabel 4.18 Perhitungan Break Even Point Uraian Penjualan Fixed Cost Maintenance Depresiasi Asuransi Total Fixed Cost Variable Cost Consumable Listrik Total Variable Cost Break Even Point (BEP-Rp) Break Even Point (BEP-unit)
Contoh perhitungan break even point :
Per Tahun Rp 23,445,981,557 Rp Rp Rp Rp
40,000,000 204,000,000 20,000,000 264,000,000
Rp Rp Rp Rp
3,226,604,911 236,219,368 3,462,824,279 309,747,806 5,442
30
Penjualan diambil dari nilai penjualan pada tabel harga pokok penjualan. Penjualan = Rp. 23,445,981,557 Fixed Cost diambil dari tabel HPP : Maintenance
= Rp. 40,000,000
Depresiasi
= Rp. 204,000,000
Asuransi
= Rp. 20,000,000
Total Fixed Cost
= Maintenance + Depresiasi + Asuransi = Rp. 40,000,000 + Rp. 204,000,000 + Rp. 20,000,000 = Rp. 264,000,000
Variable Cost diambil dari tabel HPP Consumable
= Rp. 3,226,604,911
Listrik
= Rp. 236,219,368
Total Variable Cost
= Consumable + Listrik = Rp. 3,226,604,911 + Rp. 236,219,368 = Rp. 3,462,824,279
BEP (Rp) Tahun ke-n =
= = Rp. 309,747,806 Harga jual per unit diambil dari tabel HPP senilai Rp. 62,043, maka : BEP (unit) Tahun ke-n
=
= = 5,442
4.2.9 Perhitungan Payback Period
31
Tabel 4.19 Perhitungan Payback Period Tahun Ke0 1 2 3 4 5
Pengeluaran Rp Rp Rp Rp Rp Rp
600,000,000 -
Margin Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pemasukan Depresiasi
81,246,068 81,246,068 81,246,068 81,246,068 81,246,068
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000
Tabel 4.20 Perhitungan Payback Period (Lanjutan) Net Cash Flow Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(600,000,000) 285,246,068 285,246,068 285,246,068 285,246,068 285,246,068
Kumulatif Net Cash Flow Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(600,000,000) (314,753,932) (29,507,864) 255,738,204 540,984,272 826,230,340
Contoh perhitungan payback period untuk tahun ke-0 : Pengeluaran Pengeluaran diambil dari nilai investasi yang dilakukan, yaitu sebesar Rp. 600,000,000 Pemasukan •
Margin Margin merupakan perbedaan biaya produksi saat ini dan biaya produksi setelah penambahan welding robot. Margin untuk tahun ke-0 adalah bernilai Rp. 0
•
Depresiasi Depresiasi untuk tahun ke-0 adalah bernilai Rp. 0
Net Cash Flow Net Cash Flow
= Total Pemasukan – Total Pengeluaran = Rp. 0 - Rp. 600,000,000 = Rp. (600,000,000)
Kumulatif Net Cash Flow KNCF Tahun ke-0
= = Rp. (600,000,000)
Contoh perhitungan payback period untuk tahun ke-2 :
32
Pengeluaran Pengeluaran diambil dari nilai nilai angsuran pokok, Rp.
0 (tidak ada
pinjaman) Pemasukan •
Margin Margin merupakan perbedaan biaya produksi saat ini dan biaya produksi setelah penambahan welding robot. Margin untuk tahun ke-2 = Rp. 21,314,528,688 – Rp. 21,233282,620 = Rp. 81,246,068
•
Depresiasi Depresiasi untuk setiap tahun sama dan diambil dari depresiasi dari tabel investasi dan depresiasi, yaitu sebesar Rp. 204,000,000
Net Cash Flow Net Cash Flow
= Total Pemasukan – Total Pengeluaran = Rp. 285,246,068 - Rp. 0 = Rp. 285,246,068
Kumulatif Net Cash Flow KNCF Tahun ke-2
= = Rp. (29,507,864)
Pay Back Period = if (
if
(
, if
(
, if
(
, if
(
, “tidak ada payback”)))))
Pay Back Period
= 2,1 tahun
4.2.10 Perhitungan Internal Rate of Return
Diketahui
:
PWR
= Rp. 1,426,230,340
PWE
= Rp. 600,000,000
Perhitungan IRR
:
33
PWR - PWE = 0 Rp. 1,426,230,340 (P/F, i%, 5) - Rp. 600,000,000 = 0 (P/F, i%, 5) = Rp. 600,000,000 / Rp. 1,426,230,340 (P/F, i%, 5) = 0,421 Dari persamaan diketahui bahwa kita harus mencari nilai i (IRR) sehingga (P/F, i%, 5) = 0,421. Nilai i akan bisa kita dapatkan dengan melakukan pendekatan beberapa nilai i melalui tabel bunga. Bila dimasukkan i = 12 % akan diperoleh : (P/F, 12%, 5) = 0,5674 Bila dimasukkan i = 20 % akan diperoleh : (P/F, 20%, 5) = 0,4019 Dari data diatas kita bisa melakukan interpolasi linier sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
%
4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisa Investasi Perusahaan Investasi yang dilakukan perusahaan adalah penambahan mesin welding robot dengan jumlah satu set.
Investasi yang harus dikeuarkan sejumlah Rp.
600,000,000. Biaya tersebut untuk pembelian weling robot, welding machine dan welding jig. Nilai depresiasi atau nilai penyusutan sebuah mesin welding robot yang telah dihitung atas investasi yang dilakukan sesuai dengan umur yang telah dipakai adalah sebesar Rp. 102,000,000 / tahun. Dengan penambahan mesin welding robot maka perusahaan akan memiliki dua set mesin welding robot dengan total depresiasi
34
adalah sebesar Rp. 204,000,000. Seluruh biaya investasi ditanamkan dari modal perusahaan.
4.3.2 Analisis Harga Pokok Penjualan (HPP) Tabel 4.19 menunjukkan bahwa harga pokok penjualan BCSB pada 1 manual welding line + 1 welding robot line adalah sebesar Rp. 21,314,528,688. Jika dibandingkan, 2 welding robot line memerlukan biaya yang lebih murah untuk memproduksi BCSB. Hal ini disebabkan karena total biaya manufaktur untuk 1 manual welding line + 1 welding robot line lebih besar jika dibadingkan dengan total biaya manufaktur untuk 2 welding robot line. Selain itu, biaya tenaga kerja langsung pada 1 manual welding line + 1 welding robot line, lebih besar jika dibandingkan dengan 2 welding robot line. Jika menggunakan 2 welding robot line maka harga jual per unit dari Rp. 57,137 akan berkurang menjadi Rp. 56,920.
4.3.3 Analisa Break Even Point (BEP) Dengan penambahan robot welding, maka pada tahun pertama jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai break even point adalah sebesar 5,442 unit. Jumlah ini merupakan produk yang harus dijual persahaan agar dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi. Biaya-biaya tersebut berupa biaya tetap (maintenance, depresiasi dan asuransi) dan biaya tidak tetap (consumable dan listrik).
4.3.4 Analisa Payback Period Pemasukan yang dihitung adalah jumlah dari laba bersih yang didapatkan setiap tahunnya dan nilai depresiasi yang tetap setiap tahunnya. Nilai laba bersih yang didapat adalah sedah merupakan hasil pengurangan pajak sehingga merupakan keuntungan bersih yang akan didapat oleh perusahaan.
Sedangkan pengeluaran
perusahaan dihitung dari investasi yang dikeluarkan pada tahun awal sebagai biaya penambahan 1 welding robot. Aliran kas yaitu selisih antara pemasukan dan pengeluaran dari tahun ke tahun bertambah besar. Hal ini disebabkan karena laba bersih yang diterima oleh persahaan dari tahun ke tahun bertambahn besar sehingga keuntungan yang diterima oleh perusahaan lebih besar.
35
Setelah dihitung maka hasil dari perhitungan pay back period adalah 2,1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengembalikan biaya investasi yang telah ditanam untuk pembelian 1 unit welding robot pada perusahaan dibutuhkan waktu 2,1 tahun.
4.3.5 Analisa Internal Rate of Return Setelah dihitung dengan menggunakan rumus maka nilai IRR yang didapat adalah 19,09 %. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase MARR yaitu sebesar 18 %. Maka dari itu kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa jika nilai IRR lebih besar jika dibandingkan dengan nilai MARR maka proyek investasi ini layak untuk dilaksanakan.