BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1
Sejarah Singkat Perusahaan PT Sapta Lautan Rejeki Adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Furniture, khususnya pembuatan meja kerja untuk perkantoran. Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No. 01 / 11 Agustus 2012 , dan disahkan oleh Yafizar,SH tanggal 12 Desember 2012. PT Sapta Lautan Rejeki berada dikawasan Joglo Raya, Jakarta Barat, Indonesia atau tepatnya di jalan Joglo Raya No.60, Berikut adalah peta lokasi PT Sapta Lautan Rejeki di kawasan jakarta barat.
Gambar 4.1 Peta Lokasi Perusahaan
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
Sesuai
Akta
pendiriannya
maksud
dari
perusahaan
ini
adalah
menyelenggarakan usaha furniture, baik dalam maupun luat negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau meninjang kegiatan usaha di manufature tersebut. Adapun tujuan dari perusahaan peseroan adalah untuk: •
Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelola perseroan secara efektif dan efisien.
•
Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
•
Meningkatkan Sumber Daya Manusia.
Adapun maksud dari perusahaan adalah:
4.2
•
Menjadikan perusahaan menjadi perusahaan yang bonafite.
•
Menyelenggarakan usaha di bidang manufacture.
Kegiatan Umum Perusahaan Produk-produk utama yang dihasilkan ada 2 jenis yaitu, meja kerja standar
atau costum
yang sesuai desain pembeli, dan masih ada beberapa produk
furniture yang lain. Untuk proses produksinya adalah sebagai berikut: a)
Proses Komponen
b)
Proses Assembling
c)
Proses Finishing
d)
Proses Packaging.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
Secara umum alur produksi PT Sapta Lautan Rejeki adalah sebagai berikut : a)
Proses Komponen (potong, belah, serut, bor, dll) Ukuran kayu dipotong dan dibelah sesuai dengan ukuran produk yang dikerjakan, dari proses tersebut diperoleh batangan/kayu dengan ukuran sesuai pesanan. Kayu hasil potong tersebut kemudian dibawa ke mesin serut (planner) untuk mendapatkan ukuran jadi dengan permukaan yang halus tanpa garis gergaji. Selesai diserut komponen di pindahkan ke mesin bor untuk di lubangi untuk membuat kontruksi.
b)
Proses Assembling Secara umum proses perakitan dilakukan sebelum Finishing agar pada saat komponen sudah halus tidak akan lagi cacat karena goresan. Perakitan menjadi salah satu kunci kualitas produk terutama pada kekuatan dan daya tahan produk. Proses ini memerlukan kesabaran agar penggunaan lem sangat tepat dan tidak terlalu berlebihan. Selain itu pula kualitas sambungan (rapat/terbuka) hanya akan bisa diperbaiki di proses ini.
c)
Proses Finishing Proses dasar pembuatan Furniture selanjutnya adalah Finishing atau pengecatan. Finishing merupakan proses pelapis akhir permukaan kayu yang bertujuan untuk memperindah permukaan kayu sekaligus memberukan perlindungan furniture dari serangan serangga ataupun kelembaban udara. Disini adalah
proses yang dituntut untuk
menyamakan beberapa warna kayu, dalam proses ini dibutuhkan tenaga profesional dan mahir agar hasil akhir yang maksimal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
d)
Proses Packaging Terlepas dari proses Finishing, produk dipindahkan kebagian packing. Didalam area ini beberapa aksesoris (kunci, handle, rel dll) dan perlengakapan lain, dipasang kembali. Jenis-jenis packing yang digunakan juga tergantung pada tujuan akhir dan jenis meja, standar atau costume.
4.3 Contoh Gambar Produk Berikut adalah beberapa contoh gambaran produk yang dihasilkan PT. Sapta Lautan antara lain: 1.
Meja kerja standar : Meja kerja standar umumnya digunakan pada meja staff dan untuk meja meeting sambung, dimana ukuran dan kontruksinya standar.
Gambar 4.2 Contoh produk 1
2.
Meja Kerja Custome Pada dasarnya meja memiliki kesamaan hanya berbeda dari segi bentuk dan ukuran, meja custom desainnya sedikit memiliki kerumitan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
sesuai permintaan umumnya digunakan pada meja direksi, customer service, dll
Gambar 4.3 Contoh Produk 2
Dalam kesempatan ini proses produksi yang akan penulis bahas adalah proses Finishing. Dimana penulis telah melakukan pengamatan serta melihat proses secara langsung terhadap keadaan yang sebenarnya. Secara garis besar proses Finishing sendiri telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dimana pada bagian Finishing atau pengecatan menggunakan sistem semprot dengan airgun, Proses yang penting agar hasil akhir memiliki daya tarik pada hasil akhir produk yang akan dijual. Selanjutnya urutan-urutan kerja mulai dari pemotongan kayu, perakitan, pengecatan/pewarnaan dan yang lainnya :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38 PEKERJAAN FURNITURE KAYU
PERSIAPAN
PABRIKASI
PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN
FINISHING AKHIR
PEMELIHARAAN
PABRIKASI
PERAKITAN GAMBAR PELAKSANAAN
PEMOTONGAN
FINISHING
PROSES PENGERINGA N
PENYETELAN
PENGEPAKAN
BARANG JADI PELINDUNG GESEKAN
PENGIRIMAN
PENEMPATAN
PENGURAIAN
FINISHING AKHIR
PENYETELAN
PERBAIKAN
FINISHING AKHIR
Gambar 4.4 urutan kerja
Urutan kerja dimana pada bagian proses pabrikasi mengalami body defect yang terjadi pada departemen pengecatan atau finishing.
Gambar 4.5 Kondisi Lapangan
Kondisi Lapangan pada saat pengerjaan furniture.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
4.4 Pengumpulan Data Sebelum membuat laporan ini penulis melakukan riset dari pengumpulang data yang diperlukan untuk mengetahui pemecahan masalah, Dimana untuk permasalahan yang akan diangkat yaitu mengenai kecacatan produksi berupa kusam yang terjadi pada proses Finishing atau pengecatan. Dan untuk data-data kecacatan produk diperoleh berdasarkan pengamatan pengukuran langsung proses Finishing. Tabel 4.1 Produksi periode Februari-Juni 2016
Jenis Produk
Bulan Februari
Maret
April
Mei
Juni
Total
Kerut
363
305
455
273
444
1,840
Bintik
101
123
45
36
187
492
Kusam
83
54
88
37
38
300
Penyabunan
34
49
40
7
33
163
Mengelupas
53
41
67
40
38
239
Total NG (Not Good)
634
572
695
393
740
3,034
6,314
5,127
6,744
4,127
7,156
29,468
Jumlah
Produksi
Dari jumlah total cacat prduk yang terjadi di periode Februari-Juni 2016. Kita dapat melihat masing-masing kontribusi cacat selama 5 bulan tersebut. Dan berikut hassil perhitungan penulis terhadap 4 jenis produk cacat. Perhitungan :
•
Data perhitungan NG Kerut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
•
Data perhitungan NG bintik :
•
Data perhitungaan NG kusam :
•
Data perhitungan NG Penyabunan :
•
Data perhitungan NG Mengelupas :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas kita dapat mengetahui jenis 5 besar produk cacat / NG (Not Good) terbesar yang terjadi pada proses Painting / Pengecatan tersebut. Dan dengan diagram pareto kita dapat menggambarkan grafik beserta presentase kecacatannya dengan urutan dari jumlah jenis cacat terbanyak yaitu NG Kerut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
Table besar NG Periode Februari-Juni 2016 Tabel 4.2 Besar NG periode Februari-Juni 2016
No
Jenis NG
NG
%NG
%Cont.
%Kum
1 2 3 4 5
Kerut Bintik Kusam Penyabunan Mengelupas
1,840 492 300 163 239
6.24% 1.67% 1.02% 0.55% 0.81%
60.65% 16.22% 9.89% 5.37% 7.88%
60.65% 76.86% 86.75% 92.12% 100.00%
Gambar 4.6 Grafik NG Periode Februari-Juni 2016
Dari data-data terlihat NG Kerut memiliki kontribusi yang cukup besar dalam presentase NG. Maka berdasarkan keputusan yang telah disepakati bahwa tema QCC nya adalah menurunkan NG kerut dan ditargetkan untuk dapat menurun kan NG kerut tersebut turun 1% Alasan penetapan target adalah sebagai berikut : Spesific (Jelas)
: Menurunkan NG kerut
Measurable (Terukur)
: NG Kusam dari 6.24 % menjadi 1 %
Archievable (Dapat Dicapai : Benchmark external NG kerut Reasonable (Beralasan) Time Phased
: NG kerut merupakan NG tertinggi
: Pertimbangan waktu pencapaian Oktober 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
Setelah data sudah diperoleh dan di ketahui tema QCC nya adalah menurunkan NG kerut pada proses Painting. Maka data NG Painting yang diambil adalah data bulan Februari s/d Juni 2016 4.5 Pengolahan Data Setelah mengetahui jenis-jenis kecacatan produk (NG) yang terjadi pada proses Painting furniture, selanjutnya pengolahan data produk cacat dengan menggunakan peta kendali (p). peta kendali (p) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan. Perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua pengamatan (yang diperhatikan banyaknya produk cacat). Perhitungan Untuk Grafik Total Cacat. Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut : Tabel 4.3 Jumlah Total Cacat
Bulan
Jumlah diperiksa
Jumlah cacat total
Proporsi (p)
Februari
6,314
634
0.100
Maret
5,127
572
0.112
April
6,744
695
0.103
Mei
4,127
393
0.095
Juni
7,156
740
0.103
Total
29,468
3,034
0.514
Rata-rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL)=
Batas Kendali Atas UCLi=p+3
Batas Kendali Bawah LCLi= p-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
=
=0,103
=0,158
= 0,047
43
Berikut data hasil perhitungan batas kendali (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL). Dimana data cacat ini diambil dari hasil pengambilan data bulan Februari-Juni 2016. Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali ata (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut :
Gambar 4.7 Grafik Total Cacat Februari-Juni 2016
Berdasarkan peta kendali diatas, terlihat data berada didalam batas kendali (in stastical control). Selanjutnya adalah menentukan batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB) untuk jenis NG kerut. 1) Perhitungan Untuk Grafik NG Kerut Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44 Tabel 4.4 Jumlah Total NG Kerut Februari-Juni 2016
Bulan
Jumlah diperiksa
Jumlah Kerut
Proporsi
Februari
6,314
363
0.057
Maret
5,127
305
0.059
April
6,744
455
0.067
Mei
4,127
273
0.066
Juni
7,156
444
0.062
Total
29,468
1,840
0.313
Berikut hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), dan batas kendali bawah (LCL). Dimana NG Kerut merupakan data cacat tertinggi yang mempunyai kontribusi tertinggi dati total cacat periode bulan Februari-Juni 2016. Rata-rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL)=
=
=0,063
Batas Kendali Atas UCLi=p+3
Batas Kendali Bawah LCLi= p-3
=0,098
= 0,027
Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas akhir bawah (LCL), Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik peta kendali Total Jumlah Kerut
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
2) Perhitungan Untuk Grafik NG Bintik Untuk mnentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali Bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut : Tabel 4.5 Jumlah Total NG Bintik Februari-Juni 2016
Bulan
Jumlah diperiksa
Jumlah Bintik
Proporsi
Februari
6,314
101
0.016
Maret
5,127
123
0.024
April
6,744
45
0.007
Mei
4,127
36
0.009
Juni
7,156
187
0.026
Total
29,468
492
0.082
Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), dan batas kendali bawah (LCL). Rata-rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL)=
Batas Kendali Atas UCLi=p+3
Batas KEndali Bawah LCLi= p-3
=
=0,016
=0,026
= 0,007
Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) , maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
Gambar 4.9 Grafik peta kendali Total Jumlah Bintik
Dari data table dan gambar tersebut tampak bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in statistical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi. 3) Perhitungan Untuk Grafik NG Kusam Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlulkan nilai rata-rata bagian sebagai berikut: Tabel 4.6 Jumlah Total NG Kusam Februari-Juni 2016
Bulan
Jumlah diperiksa
Jumlah Kusam
Proporsi
Februari
6,314
83
0.013
Maret
5,127
54
0.011
April
6,744
88
0.013
Mei
4,127
37
0.009
Juni
7,156
38
0.005
Total
29,468
300
0.051
Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), dan batas kendali bawah (LCL): Rata-rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL)=
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
=
=0,010
47
Batas Kendali Atas UCLi=p+3
=0,016
= 0,004
Batas KEndali Bawah LCLi= p-3
Berdasrkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:
Gambar 4.10 Grafik peta kendali Total Jumlah Kusam
Dari data table dan gambar tersebut terlihat bahwa semua data telah berada daam batas kendali (in statistical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi. 4) Perhitungan Untuk Grafik NG Penyabunan Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut: Tabel 4.7 Jumlah Total NG Penyabunan Februari-Juni 2016
Bulan
Jumlah diperiksa
Jumlah Penyabunan
Proporsi
Februari
6,314
34
0.005
Maret
5,127
49
0.010
April
6,744
40
0.006
Mei
4,127
7
0.002
Juni
7,156
33
0.005
Total
29,468
163
0.027
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
Berikut adalah data hasil perhitungan batas kendalii atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL): Rata-rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL)=
=
=0,005
Batas Kendali Atas UCLi=p+3
Batas KEndali Bawah LCLi= p-3
=0,009
= 0,002
Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali diatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL), maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:
Gambar 4.11 Grafik peta kendali Total Jumlah Penyabunan
Dari data table dan gambar diatas dapat dilihat bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in statistical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
5) Perhitungan Untuk Grafik NG Mengelupas Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut: Tabel 4.8 Jumlah Total NG Mengelupas Februari-Juni 2016
Bulan
Jumlah diperiksa
Jumlah Mengelupas
Proporsi
Februari
6,314
53
0.008
Maret
5,127
41
0.008
April
6,744
67
0.010
Mei
4,127
40
0.010
Juni
7,156
38
0.005
Total
29,468
239
0.041
Berikut adalah data hasil perhitungan batas kendalii atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL): Rata-rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL)=
Batas Kendali Atas UCLi=p+3
Batas KEndali Bawah LCLi= p-3
=
=0,008
=0,013
= 0,003
Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali diatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL), maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
Gambar 4.12 Grafik peta kendali Total Jumlah Mengelupas
Dari data table dan gambar tersebut tampak bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in statistical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z