BAB IV PENGAMATAN PERILAKU
3.1
Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang
terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili pola perilaku masyarakat merupakan faktor penting dalam perancangan. Hasil pengamatan ini dijadikan dasar dalam menentukan rancangan yang sesuai dengan perilaku pengguna dan mampu memberikan kontribusi positif kepada kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan. Ruang publik yang diamati dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama, ruang publik yang memiliki tingkat privatisasi tinggi dan biasanya berdampingan dengan fasilitas komersial atau rekreasi. Ruang publik yang dianggap termasuk tipe ini adalah Cihampelas Walk Bandung. Tipe kedua, ruang publik dengan tingkat privatisasi rendah dan biasa digunakan sebagai sarana rekreasi, olah raga, pasar kaget, serta taman yang bebas digunakan setiap waktu oleh masyarakat. Ruang publik yang dijadikan sebagai obyek pengamatan adalah taman Tegalega/monumen perjuangan Bandung. Kedua ruang publik tersebut dipilih karena ruangnya yang hidup oleh beragam aktivitas, mewadahi bermacam kelompok masyarakat, dan mampu memfasilitasi perilaku penggunanya dengan baik. Hasil pengamatan di kedua ruang publik tersebut dijadikan pedoman dalam mengenali dan menentukan milleu yang mampu menghasilkan pola perilaku tertentu untuk diterapkan di kawasan stasiun kereta api Bandung. Selain itu, pengamatan terhadap pola perilaku yang muncul di ruang publik kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perancangan.
96
Ruang publik yang muncul diharapkan sesuai dengan kondisi kawasan
dan
(kontekstual).
mampu Kehadiran
mewadahi milleu
perilaku
yang
pengguna
mampu
yang
mewadahi
ada
perilaku
pengguna kawasan dengan baik dapat membuat ruang publik menjadi lebih hidup, aman dan nyaman untuk digunakan. Kehadiran ruang publik ini diharapkan mampu menjadi generator dalam meningkatkan kualitas kawasan di sekitar stasiun kereta api Bandung. (Lihat lampiran Cihampelas Walk pada halaman 178 dan taman Tegalega pada halaman 221)
97
4.4.1 Kesimpulan dari Hasil Pengamatan Ruang Publik Cihampelas Walk dan Tegalega Ruang terbuka yang mampu mewadahi beragam kegiatan akan lebih ramai dan hidup. Tetapi, hal ini juga memungkinkan timbulnya berbagai macam konflik kegiatan dan dominasi salah satu kelompok pengguna
(gangguan
terhadap
personal
space
kelompok
lain).
Penzoningan dalam area diperlukan untuk memberikan tingkat privasi tertentu, sehingga berbagai macam kegiatan dimungkinkan terjadi dalam satu site. Ruang terbuka yang di dalamnya dapat terjadi banyak kegiatan, dapat menarik calon pengguna dari berbagai macam kelompok. Pada ruang publik yang tidak diprivatisasi, aktivitas yang terjadi lebih beragam dibandingkan aktivitas di ruang publik yang diprivatisasi. Pada ruang publik yang diprivatisasi, aktivitas pasif lebih banyak terjadi. Sedangkan aktivitas aktif banyak ditemukan di ruang publik yang tidak diprivatisasi. Kelompok pengguna remaja lebih menyukai ruangruang publik yang memungkinkan terjadinya interaksi aktif dan ramai, sedangkan kelompok pengguna dewasa dan orang tua cenderung menyukai interaksi pasif serta suasana yang relatif tenang. Area masuk site, bila didesain dengan sign (tanda) area komersial yang formal (kuat), cenderung menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi beberapa kelompok pengguna (contoh : penempatan area parkir di depan site dan penggunaan pos jaga sebelum memasuki area). Sedangkan bila area masuk didesain secara informal (tanda tidak begitu kuat), akan mampu memberikan rasa nyaman untuk masuk bagi calon pengguna dari berbagai kelompok. Penggunaan elemen vegetasi pada area masuk site dapat mengaburkan kesan formil (simbolis yang kuat). Selain itu, pembatas fisik (elemen vegetasi) site yang transparan juga memberikan keleluasaan untuk mengamati aktivitas yang berlangsung di dalam site. Kondisi ini mengesankan bahwa site bersifat publik sehingga dapat
menarik
beragam kelompok untuk masuk.
98
Aktivitas di ruang publik cenderung lebih hidup bila memiliki akses langsung dan leluasa dengan lingkungan sekitar (hubungan dengan lingkungan sekitar), bangunan dengan skala manusia yang sesuai, hubungan dengan ruang terbuka (alam) yang memadai, serta aktivitas yang diwadahi sesuai dengan konteks lingkungan tempat ruang publik tersebut berada. Orientasi
ke
keramaian
menjadi
perhatian
utama
dalam
penggunaan ruang publik oleh setiap kelompok pengguna. Tingkat keramaian yang diinginkan oleh tiap kelompok pengguna berbeda-beda tergantung tingkat usia pengguna. Elemen desain dan ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, duduk-duduk, dan mengobrol (aktivitas pasif) cenderung mendominasi pada ruang publik yang diprivatisasi. Pada area dengan tingkat privasi tinggi, elemen yang didesain untuk kegiatan spesifik (contoh : tempat duduk) cenderung digunakan oleh kelompok dewasa dan orang tua. Sedangkan elemen yang bersifat fleksibel (dapat dimanfaatkan untuk beragam fungsi, contoh : tangga menuju bangunan) dan memiliki tingkat privasi rendah, cenderung digunakan oleh kelompok pengguna remaja. Pada ruang publik yang tidak diprivatisasi, elemen desain yang tidak diperuntukkan bagi kegiatan bersantai dan berkumpul, sering dimanfaatkan untuk aktivitas tersebut oleh beragam kelompok (contoh : dinding pembatas area hijau yang cukup tinggi). Pada ruang publik yang tidak diprivatisasi, pengguna lebih bebas dalam menggunakan ruang dan elemen desain yang ada untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, elemen desain berupa pohon selain dapat dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas pasif (berteduh), juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas aktif (bermain). Ruang yang luas (parkir, taman, dan jalur pedestrian) sering dimanfaatkan sebagai tempat melakukan aktivitas aktif (bermain, berolahraga, dan bazar). Selain itu, area plaza atau jalur pedestrian yang cukup luas juga dimanfaatkan sebagai tempat berjualan barang dan makanan.
99
Elemen yang didesain agar terjadi interaksi baik aktif maupun pasif dengan
elemen
tersebut
(contoh
:
kolam),
cenderung
kurang
dimanfaatkan. Kondisi ini terjadi bila elemen tersebut didesain dengan kurang baik (tidak nyaman) dan agar bersifat tidak mengundang pengguna untuk berinteraksi di dalamnya (hanya konsumsi visual saja). Pembatasan dan pengaturan kecepatan kendaraan yang melalui ruang publik dapat meningkatkan intensitas aktivitas yang berlangsung serta memungkinkan berbaurnya pergerakan kendaraan dan manusia dalam ruang yang sama.
100
4.2
Perilaku Pengguna Kawasan Stasiun Kereta Api Bandung Dalam menentukan bentuk ruang publik berupa ruang terbuka
yang ada di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan, faktor perilaku pengguna di tempat tersebut perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari munculnya ruang-ruang yang tidak termanfaatkan secara optimal atau terbengkalai, seperti banyak ditemui di lokasi saat ini. Perilaku yang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan kawasan stasiun diwadahi dalam ruang publik. Sedangkan perilaku yang membawa dampak negatif diantisipasi oleh desain rancangan agar tidak muncul. Melalui pendekatan perilaku, ruang publik yang tercipta mampu memberikan perasaaan aman dan nyaman bagi pengguna ketika beraktivitas di dalamnya. Timbulnya perasaan aman dan nyaman dalam beraktivitas dapat menarik pengguna yang lebih banyak serta beragam agar terlibat di dalam ruang publik. Keramaian ini diharapkan mencegah munculnya ruang terbengkalai yang mengakibatkan penurunan kualitas kawasan stasiun kereta api Bandung. Bila seseorang sudah merasa aman dan nyaman ketika beraktivitas di dalam ruang publik, maka perasaan memiliki atau keterikatan terhadap ruang tersebut dapat timbul. Perasaan memiliki atau keterikatan ini menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ruang publik tempat ia beraktivitas agar tidak mengalami penurunan kualitas fisik.
101
4.2.1 Perilaku Pengguna di Pintu Masuk Stasiun Tabel 4.1 : Analisis perilaku di pintu masuk stasiun
Perilaku Pengguna
Penjelasan Para calon penumpang kereta menggunakan area tangga di pintu masuk stasiun sebagai tempat duduk sambil menunggu kereta tiba. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari (jam berangkat dan pulang kerja). Para calon penumpang menunggu kereta api datang sambil duduk dan berinteraksi di lantai bangunan stasiun. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari (jam berangkat dan pulang kerja). Pintu masuk stasiun dijadikan tempat menunggu sambil berinteraksi para calon penumpang kereta. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari (jam berangkat dan pulang kerja). Pintu masuk stasiun dimanfaatkan sebagai tempat menunggu penumpang dan berjualan makanan atau minuman oleh tukang becak serta pedagang kaki lima. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari. Calon penumpang kereta menggunakan area trotoar di depan bangunan kantor PT. KAI sebagai tempat duduk, makan, dan berinteraksi ketika menunggu kereta. Kegiatan didominasi kelompok remaja. Perilaku berlangsung pagi, siang, dan sore hari pada hari Sabtu dan Minggu.
102
Perilaku Pengguna
Penjelasan Area trotoar yang berada di depan pintu masuk stasiun dimanfaatkan sebagai tempat duduk, makan, dan beristirahat oleh para calon penumpang kereta. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari (jam berangkat dan pulang kerja).
Calon penumpang kereta memanfaatkan fasilitas publik berupa telepon umum, sebagai tempat duduk dan berinteraksi sambil menunggu kereta tiba. Kegiatan didominasi kelompok remaja. Perilaku berlangsung pagi, siang, dan sore hari pada hari Sabtu dan Minggu. Para pejalan kaki menggunakan jalan kendaraan sebagai tempat berjalan menuju stasiun dari arah terminal. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
4.2.2 Perilaku Pengguna di sekitar Penggalan Jalan Statsion Timur Tabel 4.2 : Analisis perilaku di jalan Statsion Timur
Perilaku Pengguna
Penjelasan Area trotoar dimanfaatkan sebagai tempat berjualan makanan dan minuman, tempat beristirahat, makan, menunggu kendaraan umum, dan mengamati kegiatan sekitar. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
103
Perilaku Pengguna
Penjelasan Pejalan kaki menggunakan jalan kendaraan sebagai tempat berjalan menuju tempat tujuannya. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
Area trotoar dimanfaatkan sebagai tempat menunggu angkutan umum, sehingga muncul terminal bayangan dan pedagang kaki lima di sepanjang trotoar. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
Jalan kendaraan dimanfaatkan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima, sedangkan area penghijauan yang ada di trotoar dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Jembatan penyeberangan dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi bagi warga sekitar. Kegiatan didominasi kelompok remaja dan dewasa. Perilaku berlangsung dari sore hingga malam hari.
104
4.2.3 Perilaku Pengguna di sekitar Penggalan Jalan Statsion Barat Tabel 4.3 : Analisis perilaku di jalan Statsion Barat
Perilaku Pengguna
Penjelasan Area trotoar yang memiliki penghijauan berupa pohon dimanfaatkan sebagai tempat bermaian dan bersosialisasi bagi warga sekitar. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari. Jalan kendaraan dimanfaatkan sebagai tempat berjalan bagi warga menuju tempat kerjanya. Kegiatan didominasi kelompok remaja dan dewasa. Perilaku berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari (jam berangkat dan pulang kerja). Area parkir kendaraan dimanfaatkan sebagai tempat berjalan bagi pejalan kaki. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Area parit yang berada di pinggir jalan dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat sambil mengamati kegiatan sekitar. Kegiatan dilakukan para pemulung. Perilaku berlangsung pada siang hingga sore hari.
Jalan kendaraan yang bersebelahan dengan area trotoar dimanfaatkan sebagai tempat berjualan makanan dan minuman oleh pedagang kaki lima. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
105
Perilaku Pengguna
Penjelasan Area trotoar yang memiliki penghijauan berupa pohon dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, beristirahat, dan berinteraksi di antara warga sekitar. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari. Area trotoar yang memiliki penghijauan dimanfaatkan sebagai tempat mengasuh anak, sedangkan area parkir dimanfaatkan sebagai tempat berjualan dan makan. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari. Area trotoar yang berada di depan bagunan gudang dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat pegawai pengangkut barang. Perilaku berlangsung dari siang hingga malam hari.
Area parkir yang berada di depan pemukiman penduduk dimanfaatkan sebagai tempat bermain anak. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Area trotoar yang memiliki penghijauan berupa pohon dimanfaatkan sebagai tempat berjualan oleh pedagang kaki lima. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
106
Perilaku Pengguna
Penjelasan Jalur pedestrian yang berada di pemukiman penduduk dimanfaatkan sebagai tempat bersosialisasi (mengasuh anak, bermain, dan mengobrol) bagi warga sekitar. Kegiatan didominasi wanita dan anak-anak. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari. Area trotoar yang memiliki penghijauan berupa pohon dimanfaatkan sebagai tempat peristirahatan sopir bus sambil menunggu penumpang. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Area parkir yang diapit jalur hijau dan warung makan dimanfaatkan sebagai jalur pedestrian bagi pejalan kaki. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Jalan kendaraan yang berada di depan pintu keluar alternatif stasiun dimanfaatkan sebagai tempat menunggu penumpang oleh tukang becak. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Jalan kendaraan yang bersebelahan dengan bangunan gudang dimanfaatkan sebagai jalur pedestrian oleh pejalan kaki. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
107
4.2.4 Perilaku Pengguna di sekitar Area Boulevard Stasiun Tabel 4.4 : Analisis perilaku di area boulevard stasiun
Perilaku Pengguna
Penjelasan Jalan kendaraan yang berada di area boulevard stasiun bagian Selatan dimanfaatkan sebagai tempat berjualan (warung) berbagai barang dan makanan. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
Jalan kendaraan yang berada di area boulevard stasiun bagian Selatan dimanfaatkan sebagai tempat berjualan oleh pedagang kaki lima. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Jalan kendaraan yang berada di area boulevard dimanfaatkan sebagai tempat duduk untuk beristirahat, berkumpul, berinteraksi, dan mengamati kegiatan sekitar. Kegiatan didominasi oleh kelompok remaja terutama pelajar. Perilaku berlangsung dari siang hingga sore hari. Area masuk terminal dimanfaatkan sebagai tempat berjualan, berkumpul, beristirahat, makan, dan mengamati kegiatan sekitar oleh pedagang kaki lima, para petugas, serta penumpang. Perilaku berlangsung dari pagi hingga pukul tujuh malam. Jalan kendaraan yang bersebelahan dengan area masuk terminal dimanfaatkan sebagai tempat berjalan bagi pejalan kaki. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
108
Perilaku Pengguna
Penjelasan Jalan kendaraan yang berada di area boulevard stasiun bagian Selatan dimanfaatkan sebagai tempat bermain anak. Perilaku berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Jalan kendaraan yang berada di area boulevard dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, beristirahat, berinteraksi, dan mengamati kegiatan oleh warga sekitar. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari. Area trotoar yang berada di boulevard stasiun bagian Selatan dimanfaatkan sebagai tempat bermain dan berinteraksi oleh warga sekitar. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua. Perilaku berlangsung dari siang hingga sore hari. Jalan kendaraan yang bersebelahan dengan pintu masuk terminal dimanfaatkan sebagai tempat menaikkan, menurunkan, dan menunggu penumpang angkutan kota. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari. Jalan kendaraan yang berada di area boulevard stasiun bagian Selatan dimanfaatkan sebagai area berjalan menuju stasiun atau ke tempat tujuan lain. Kegiatan didominasi beragam kelompok. Perilaku berlangsung dari pagi hingga malam hari.
109
4.2.5 Perilaku Pengguna Kawasan pada Malam Hari Perilaku pengguna pada malam hari di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan tidak berbeda jauh dengan perilaku pada pagi hingga sore hari. Perbedaan yang ada menyangkut jumlah jenis perilaku dan banyaknya pelaku. Pada malam hari, jumlah jenis perilaku yang terjadi dan pelakunya lebih sedikit dibanding pagi hingga sore hari. Tabel 4.5 : Analisis perilaku pada malam hari
Perilaku Pengguna
Penjelasan Jalur pedestrian yang memiliki penghijauan berupa pohon di penggalan jalan Statsion Barat dimanfaatkan sebagai tempat makan dan berjualan oleh pedagang kaki lima.
Jalan kendaraan dan area parkir yang bersebelahan dengan bangunan gudang di penggalan jalan Statsion Barat dimanfaatkan sebagai tempat berjualan oleh pedagang kaki lima.
Jalan kendaraan yang diapit oleh area makan (warung) dengan jalur pedestrian di penggalan jalan Statsion Barat dimanfaatkan sebagai tempat berjualan makanan oleh pedagang kaki lima.
Jalur pedestrian yang ada di depan bangunan gudang pada penggalan jalan Statsion Barat dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat oleh pekerjanya.
110
Perilaku Pengguna
Penjelasan Jalur pedestrian yang memiliki penghijauan berupa pohon dan bersebelahan dengan area makan (warung) dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul serta bersosialisasi. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua.
Area pintu masuk stasiun dimanfaatkan sebagai tempat menunggu penumpang oleh pengemudi becak.
Area pintu masuk stasiun dimanfaatkan sebagai tempat berjualan makanan dan minuman oleh pedagang kaki lima.
Jalan kendaraan yang berada di depan pintu masuk stasiun dan bersebelahan dengan terminal serta tempat berjualan (warung) dimanfaatkan sebagai tempat berinteraksi atau bermain. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan anakanak.
Jalan kendaraan yang berada di area teminal dimanfaatkan sebagai tempat berjalan menuju stasiun atau jalan Kebon Jati. Kegiatan didominasi beragam kelompok.
111
Perilaku Pengguna
Penjelasan Jalur pedestrian dimanfaatkan sebagai tempat makan dan menunggu kendaraan umum. Sedangkan bagi pedagang kaki lima, area ini dimanfaatkan sebagai tempat berjualan. Kegiatan didominasi kelompok dewasa dan orang tua.
Area jembatan penyeberangan dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, bersosialisi, dan mengamati aktivitas sekitar. Kegiatan didominasi kelompok remaja.
4.2.6 Kesimpulan Pengamatan Perilaku Pengguna Kawasan Stasiun Kereta Api Bandung
Peta 4.1 : Pembagian pola perilaku pengguna kawasan stasiun kereta api Bandung
112
Berdasarkan pengamatan perilaku pengguna diperoleh ragam perilaku yang ditemui di setiap bagian kawasan stasiun kereta api Bandung. Hasil tersebut selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan bentuk milleu dari ruang terbuka agar dapat mewadahi perilaku di lapangan, juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam memilih jenis aktivitas yang diwadahi di dalam site (zoning). Tabel 4.6 : Pembagian pola perilaku
No.
Area
Perilaku
1
Penggalan jalan Statsion Barat.
Bermain, berkumpul, berinteraksi, berjualan, berjalan, beristirahat, dan makan.
2
Area pintu masuk Stasiun bagian Selatan.
Menunggu, makan, berjualan, bermain, berinteraksi, dan berjalan.
3
Area di dalam terminal Angkutan Kota.
Bermain, berkumpul, berinteraksi, beristirahat, berjalan dan berjualan.
4
Area pintu masuk terminal.
Menaikkan dan menurunkan penumpang, menunggu penumpang, berjualan, makan, menunggu angkutan kota, beristirahat, berjalan, serta mengamati.
5
Area penggalan jalan Statsion Timur.
Makan, beristirahat, menunggu angkutan kota, menaikkan dan menurunkan penumpang, menunggu penumpang, berkumpul, berinteraksi, mengamati, dan berjualan.
113