BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
Dalam pembahasan berikut ini penulis akan mendeskripsikan mengenai Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara dan observasi secara langsung yang sumbernya diperoleh dari pegawai dan kepala seksi bidang pelayanan, pegawai dan kepala seksi PDI, pegawai seksi WASKON I, dan Helpdesk di KPP Pratama Surakarta. Berikut ini merupakan hasil pengamatan berdasarkan sistem informasi dan hal-hal yang berkaitan dengan Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui eSPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta : A. Sistem Informasi Manajemen e-SPT Pada dunia perpajakan, salah satu bentuk penerapan sistem informasi adalah pengembangan layanan pelaporan SPT secara online (e-SPT). Pada eSPT terdapat banyak aplikasi teknologi baik dalam bentuk perangkat keras (hardware) seperti computer, juga perangkat lunak (software) seperti jaringan internet
dan
piranti-piranti
yang
mampu
meningkatkan
aktivitas
perpajakandan wajib pajak sebagai pengguna. Saat ini Dirjen Pajak perkembangannya sangat pesat dan lebih mengutamakan efisiensi dan efektivitas pelayanan yang lebih modern dan maju, sehingga sistem informasi sangat cocok untuk membantu mengembangkan sistem perpajakan di era saat ini sesuai dengan perkembangan jaman. Di dalam sistem informasi manajemen tersebut terdapat beberapa komponen yang saling terkait yaitu terdiri antara terbagi menjadi dua yaitu komponen Sistem informasi manajemen secara fungsional dan sistem informasi manajemen secara fisik : 1) Komponen Sistem Informasi Manajemen Secara Fungsional Komponen sistem informasi adalah seluruh komponen yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data, pengolahan,
56
57
pengiriman,
penyimpanan,
dan
penyajian
informasi
yang
dibutuhkan untuk manajemen, meliputi : a) Sistem Administrasi dan Operasional Sistem ini melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin seperti bagian personalia, administrasi dan sebagainya dimana telah ditentukan prosedur-prosedurnya dan sistem ini harus diteliti terus menerus agar perubahan-perubahan dapat segera
diketahui.
Pada
bagian
sistem
administrasi
operasional ini dilakukan pada bagian pusat data dan informasi di KPP Pratama Surakarta. Pada bagian sistem administrasi operasional ini dilakukan pada bagian pusat data dan informasi di KPP Pratama Surakarta tetapi administrasi opersional yang memegang seluruh kendali dari e-SPT sendiri berada di kantor pusat yaitu di Jakarta. Sehingga apabila terjadi gangguan layanan bisa diatasi melalui kantor pusat. b) Sistem Pelaporan Manajemen Sistem ini berfungsi untuk membuat dan menyampaikan laporan-laporan yang bersifat periodik kepada pengambil keputusan. Dalam e-SPT sendiri pelaporan digunakan untuk mengetahui apakah wajib pajak sudah melakukan kewajibannya sebagai warga negara yang baik untuk melaporkan pajaknya dan membayar, dalam e-SPT juga dapat diketahui penghitungan yang pasti dan bisa mengetahui apakah laporan pajaknya lebih bayar, kurang bayar, atau nihil. Dalam e-SPT sendiri pelaporan dilakukan setiap 3 bulan setelah berakhirnya masa tahun pajak lalu setelah itu dilakukan pelaporan pajak oleh wajib pajaknya sendiri atau melalui perusahaan.
58
c) Sistem Database Sistem Database Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi oleh beberapa unit organisasi, dimana database mempunyai kecenderungan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi, sehingga interaksi antar unit akan bertambah besar yang menyebabkan informasi yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah. Database eSPT sendiri berada di kantor pusat jakarta sehingga seluruh data wajib pajak sudah tersimpan. d) Sistem Pencarian Sistem
Pencarian
Berfungsi
memberikan
data
atau
informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan permintaan dan dalam bentuk yang tidak terstruktur. Didalam e-SPT sendiri sistem pencarian ini merupakan data laporan pajak tahun sebelumnya yang bisa digunakan sebagai acuan pelaporan pajak berikutnya sehingga data yang tersimpan juga masih terdapat dalam sistem yang sama. e) Manajemen Data Berfungsi sebagai media penghubung antara komponen-komponen sistem informasi dengan database dan antara masing-masing komponen sistem informasi. Manajemen data e-SPT sendiri berada dalam suatu situs kepegawaian pajak dan tidak dapat diakses oleh orang lain dan hanya petugas yang bisa membuka atau merevisinya dan dapat mengetahui kepastian pajak lapornya apakah kurang bayar, lebih bayar, atau nihil. 2) Komponen Sistem Informasi Manajemen Secara Fisik Komponen Sistem Informasi Manajemen secara fisik adalah keseluruhan perangkat dan peralatan fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi manajemen.
59
a) Perangkat keras :
Komputer atau Laptop
Processor : pentium IV (Produksi 2007-an)
RAM : 2 Gb RAM
Harddisk :20 Gb
Flashdisk / hardisk eksternal
Perangkat input, keyboard dan mouse
b) Perangkat lunak
Perangkat lunak yang umum untuk pengoperasian dan manajemen data, microsoft windows (XP, Vista 7, 8) 32 Bit;
Program aplikasi, microsoft office access tahun 2007 ke atas.
Antivirus terupdate.
c) Data Base
File-file tempat penyimpanan data dan informasi situs Direktorat Jendral Pajak Pusat sebagai pusat data dan informasi penyimpanan utama data wajib pajak keseluruhan.
Media penyimpanan seperti pita komputer, paket piringan.
B. SELF ASSESSMENT SYSTEM Pemungutan pajak merupakan suatu bentuk kewajiban warga negara selaku Wajib Pajak serta peran aktif untuk membiayai berbagai keperluan negara yaitu berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan Negara. Dalam hal ini sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem self assessment, dalam sistem ini wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Sistem Self Assessment adalah suatu sistem yang memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
60
menghitung, memperhitungkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Selain itu Wajib Pajak diwajibkan pula melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terutang dan telah dibayar. Pemungutan pajak itu sendiri dilaksanakan Direktorat Jendral Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama sebagai instansi yang mengelola berbagai bentuk tindakan perpajakan. Didalam e-SPT sendiri terdapat sistem infomasi manajemen yang berupa sistem pengolahan data elektronik yang merupakan serangkaian kegiatan
yang
dimaksudkan
untuk
penyediaan
informasi
dengan
menggunakan komputer yang mencakup pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan, dan pengawasan hasil olahan tersebut. ”Elektronik SPT atau disebut e-SPT adalah aplikasi (software) yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak sebagai alternatif dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dimana data-datanya telah direkam atau diolah sendiri oleh Wajib Pajak dengan bantuan aplikasi e-SPT menjadi data elektronik yang dapat langsung dimuat (upload) sistem dan database yang ada di KPP. Dasar pengoperasiannya, Wajib Pajak terlebih dahulu melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada komputer Wajib Pajak sendiri. Aplikasi e-SPT pada komputer Wajib Pajak digunakan untuk merekam data-data Surat Pemberitahuan (SPT) secara manual atau mengolahnya dari database Wajib Pajak. Setelah seluruh data terekam, melalui aplikasi e-SPT dapat dicetak formulir induk Surat Pemberitahuan (SPT) yang terisi secara otomatis dari data-data yang direkam dan data-data yang telah terekam tersebut juga dapat dipindahkan ke dalam media penyimpaan seperti disket atau compact disc (CD) untuk selanjutnya diserahkan ke KPP sebagai pelaporan dengan terlebih dahulu menandatangani formulir induk hasil cetakan aplikasi e-SPT. Di TPT, formulir induk yang telah ditandatangani dan media penyimpanan datanya dapat diterima oleh petugas dimana selanjutya rekaman data dalam media penyimpanan tersebut dimuat (upload) ke database KPP. Setelah upload data berhasil maka pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak dianggap sah dan disini berarti data Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak yang ada pada database KPP merupakan data yang direkam oleh Wajib Pajak”. ( Wawancara Kasi Pelayanan, 25 Maret 2016). Langkah-langkah dalam proses pengolahan data: pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan, dan pengawasan. Dalam hal ini di Kantor
61
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta pengolahan data secara elektronik dilkukan oleh bagian PDI atau Pusat Data dan Informasi dibagian ini semua data-data penggunaan sistem e-SPT dapat diketahui jumlah wajib pajak yang menggunakannya dan didalam sistem ini terdapat komponen-komponen yang saling terkait dalam setiap proses alur kegiatannya yang terhubung. Terbukti dari data penerimaan SPT elektronik per tanggal 2 Mei 2016 sejumlah 26,719 dari jumlah keseluruhan SPT yang diterima
yaitu 42,625 SPT. Berarti
antusiasme pengguna media elektronik SPT begitu banyak pemakai dan sangat diminati. Sehingga tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat dari yg hanya 65% menjadi naik 6% menjadi 71% yang artinya wajib pajak sangat menerima adanya modernisasi pelaporan perpajakan yang salah satunya melalui media e-SPT ini.
62
C. Tata Cara Penggunaan e-SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Keputusan Dirjen Pajak KEP-383/PJ./2002 tentang tata cara dalam penggunaan aplikasi e-SPT oleh setiap wajib pajak sebagai berikut : 1. WP melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer. Aplikasi dapat diperoleh dari Account Representative (AR) masing-masing atau dari installer e-SPT melalui situs pajak.go.id 2. WP menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data antara lain identitas WP, bukti potong, faktur pajak, dan data perpajakan lain. 3. WP yang telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan masing-masing dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki ke dalam aplikasi e-SPT dengan berpedoman kepada format data sesuai dengan aplikasi e-SPT. 4. WP mencetak bukti pemotongan/pemungutan dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong atau dipungut. 5. WP mencetak formulir Induk SPT menggunakan aplikasi e-SPT 6. WP menandatangani formulir hasil cetakan aplikasi e-SPT 7. WP membentuk data e-SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media komputer (CD/flash disk). 8. WP melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa Formulir induk SPT hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file CSV e-SPT tang tersimpan di dalam media komputer.
63
Gambar 4.1 Alur Tata Cara Penggunaan e-SPT
Menginstall Aplikasi e-SPT
Mengolah Data Wajib Pajak
Mencetak Form Induk SPT
Penyimpanan Data Ke CD
Menandatangani Formulir Induk Hasil Cetakan Aplikasi e-SPT
Mengisi Form SPT
Mengirim e-SPT Ke KPP
WP
TPT
Rekaman Data Dalam Media Penyimpanan Tersebut Dimuat (Upload) Ke Database KPP SEKSI PELAYANAN
File CSV Dan Hasil Cetak Induk SPT
Sumber data diolah
64
D. Fasilitas e-SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Masa PPh sebagai berikut : 1. Fasilitas Perekaman Data secara Terintegrasi Data perpajakan yang akan direkam yaitu : a. Register Aplikasi yaitu nomor register pada saat Wajib Pajak meng-install pertama kali software aplikasi SPT Masa PPh elektronik. b. Data Identitas Wajib Pajak, yaitu data identitas atas : 1) Wajib Pajak Pemotong/Pemungut. Unsur yang direkam yaitu: NPWP, Nama, Alamat, Kode Pos, Nama KPP, Pejabat Penandatangan, Kota, Format Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor awal Bukti Potong/Pungut, Kode Kurs Mata Uang Yang Digunakan. 2) Wajib Pajak Dipotong/Dipungut. Unsur yang direkam yaitu: NPWP, Nama, Alamat. Pengguna aplikasi atau user. Unsur yang direkam yaitu: User ID, Nama User, Password. Bukti Potong/Pungut PPh. Beberapa Bukti Potong/Pungut PPh yang dapat direkam yaitu : a) PPh Pasal 21. b) PPh Pasal 21 (Final). c) PPh Atas Impor (Oleh Bendaharawan DJBC). d) PPh Pasal 22 (untuk Industri/ Eksportir Tertentu). e) PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 23 (Final). f) PPh Pasal 26. g) PPh Hadiah Undian. h) PPh Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto, Jasa Giro (Final). i) PPh
Penjualan
Saham
dan/atau
Obligasi
Diperdagangkan di Bursa Efek. j) PPh Atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan.
yang
65
k) PPh Jasa Konstruksi (Final). l) PPh
Bunga
Dan
Diskonto
Obligasi
Yang
Diperdagangkan Dan/Atau Dilaporkan Perdagangannya Di Bursa Efek. m) PPh Bunga Dan Diskonto Obligasi Yang Tidak Diperdagangkan
Dan
Tidak
Dilaporkan
Perdagangannya Di Bursa Efek. n) PPh Atas Imbalan Kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final). o) PPh
Kepada
Perusahaan
Pelayaran
dan/atau
Penerbangan Luar Negeri (Final). p) PPh Atas Imbalan yang dibayarkan Kepada Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri. c. Surat Setoran Pajak. Unsur yang direkam yaitu: 1) Jenis SPT Masa. 2) Masa Pajak. 3) Tahun Pajak. 4) Tanggal Setor. 5) Nomor Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP) 6) Kode Jenis Pajak. 7) Kode Jenis Setoran. 8) Jumlah Pembayaran.
2. Fasilitas Melihat Hasil Perekaman Hasil perekaman data dapat dilihat langsung oleh pengguna aplikasi (Wajib Pajak) dalam bentuk formulir perpajakan. Formulir yang dapat dilihat dari hasil perekaman yaitu : a.
Daftar Bukti Potong/Pungut PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
66
b.
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 22.
c.
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26.
d.
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2).
e.
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 15.
f.
Surat
Pemberitahuan,
dapat
dilihat
setelah
melakukan proses posting, yang tujuannya untuk memindahkan transaksi di Bukti Potong/Pungut ke lembar SPT. 3. Fasilitas Mencetak Hasil Perekaman Hasil Perekaman Data dapat dicetak langsung dalam bentuk formulir perpajakan. Formulir yang dapat dicetak yaitu: a.
Bukti Potong/Pungut.
b.
SPT.
4. Fasilitas Pengiriman Data Hasil Perekaman Dengan menggunakan program aplikasi ini, data hasil perekaman dimungkinkan untuk dikirim secara online ke basis data Direktorat Jenderal Pajak melalui jaringan internet. Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT Tahunan PPh sebagai berikut : a. Fasilitas perekaman data secara terintegrasi Data perpajakan yang akan direkam yaitu : 1)
Register Aplikasi yaitu nomor register pada saat Wajib Pajak meng-install pertama kali software aplikasi SPT Tahunan PPh elektronik.
2)
Data Identitas Wajib Pajak, yaitu data identitas atas : (i)
Wajib Pajak Pemotong/Pemungut. Unsur yang direkam yaitu: NPWP, Nama, Alamat, Kode Pos, Nama KPP, Pejabat Penandatangan, Kota, Format Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor awal Bukti
67
Potong/ Pungut, Kode Kurs Mata Uang Yang Digunakan. (ii)
Wajib Pajak Dipotong/Dipungut. Unsur yang direkam yaitu: NPWP, Nama, Alamat.
(iii)
Pengguna aplikasi atau user. Unsur yang direkam yaitu: User ID, Nama User, Password.
(iv)
Bukti
Potong/Pungut
PPh.
Beberapa
Bukti
Potong/Pungut PPh yang dapat direkam yaitu : (a) PPh Pasal 21. (b) PPh Pasal 22. (c) PPh Pasal 23. (d) PPh Pasal 25. (v)
Surat Setoran Pajak. Unsur yang direkam yaitu : (a) Jenis SPT Tahunan. (b) Masa Pajak. (c) Tahun Pajak. (d) Tanggal Setor. (e) Nomor Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP). (f) Kode Jenis Pajak. (g) Kode Jenis Setoran. (h) Jumlah Pembayaran.
b. Fasilitas Melihat Hasil Perekaman Hasil Perekaman Data dapat dilihat langsung oleh pengguna aplikasi (Wajib Pajak) dalam bentuk formulir perpajakan. Formulir yang dapat dilihat dari hasil perekaman yaitu: 1)
Daftar Bukti Potong/Pungut PPh Pasal 21.
2)
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 22.
3)
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 23.
4)
Daftar Bukti Potong PPh Pasal 25.
68
5)
Surat
Pemberitahuan. Dapat
dilihat
setelah
melakukan proses posting, yang tujuannya untuk memindahkan transaksi di Bukti Potong/Pungut ke lembar SPT. c. Fasilitas Mencetak Hasil Perekaman Hasil Perekaman Data dapat dicetak langsung dalam bentuk formulir perpajakan. Formulir yang dapat dicetak yaitu: 1)
Bukti Potong/Pungut.
2)
SPT.
d. Fasilitas Pengiriman Data Hasil Perekaman Dengan menggunakan program aplikasi ini, data hasil perekaman dimungkinkan untuk dikirim secara on-line ke basis data Direktorat Jenderal Pajak melalui jaringan internet. Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi e-SPT sebagai berikut : 1) Perekaman data SPT beserta lampirannya Sistem
e-SPT
menyediakan
fasilitas
perekaman data SPT dan lampirannya dan melakukan perhitungan-perhitungan secara otomatis pada saat perekaman serta sinkronisasi data lampiran dan SPT Induk. 2) Perekaman data SPT Pembetulan beserta lampirannya Sistem e-SPT menyediakan fasilitas untuk melakukan perekaman SPT Pembetulan. 3) User Profiles Sistem e-SPT memiliki kemampuan untuk mengatur profil masing-masing pengguna sesuai tanggung jawabnya. 4) Memelihara data Wajib Pajak Lawan transaksi
69
Sistem e-SPT memiliki fasilitas untuk merekam dan memelihara data wajib pajak lawan transaksinya. 5) Impor data lampiran Sistem
e-SPT
memiliki
kemampuan
untuk
mengimpor data faktur pajak dengan format tertentu, yang dihasilkan oleh sistem yang digunakan Wajib Pajak atau data faktur pajak hasil ekspor dari terminal sistem e-SPT lainnya. 6) Generate data digital SPT Untuk menghasilkan data digital SPT yang akan diberikan ke KPP dalam bentuk CD atau flashdisk atau dikirimkan secara online.
70
E. Tata Cara Pelaporan e-SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Tata Cara e-SPT Orang Pribadi yaitu sebagai berikut : 1. Pastikan aplikasi e-SPT OP sukses terisntall pada komputer anda. 2. Jalankan aplikasi e-SPT OP, default aplikasi berada pada : C:/Program files atau program files(x86)/DJP/sSPT Tahunan PPh Orang Pribadi/OrangPribadi.eSPT 3. Tampilan Aplikasi sebagai berikut : Gambar 4.2 Tampilan Menu Login
4. Untuk memulai, silahkan klik Menu > Koneksi Database Gambar 4.3 Tampilan menu Koneksi database
5. Open Folder Database > Pilih Database “data.accdb” > Open Gambar 4.4 menu database
71
6. Masukan
Username
dan
Password
(Default
Administrator, Password 123), Klik Login Gambar 4.5 Menu Username dan Password
7. Lengkapi data Profil Wajib Pajak, klik Simpan Gambar 4.6 Menu Data Pofil Wajib Pajak
Username
:
72
8. Lakukan Setting PTKP dari Menu Utility > Setting > PTKP, ubah nilai PTKP dengan PTKP tahun 2015, kemudian simpan. Gambar 4.7 Menu Utility
73
9. Data berhasil disimpan. Gambar 4.8 penyimpanan data berhasil
10. Kemudian buat SPT baru dari menu Surta Pemberitahuan (SPT) > Buat SPT Baru Gambar 4.9 Pembuatan SPT baru
74
11. Pilih jenis SPT OP (1770 atau 1770 S ), Isi Tahun Pajak, klik OK > Ok Gambar 4.10 Menu pengisian tahun pajak
12. Dalam hal anda memilih jenis SPT OP 1770, maka langkah selanjutnya adalah mengisi lampiran-lampiran SPT.
13. Masuk menu Surat Pemberitahuan (SPT) > 1770 > Lampiran I > Lengkapi yang perlu diisikan pada Tab Bagian B, Bagian C, Bagian D Gambar 4.11 Menu SPT
75
14. Setelah simpan kemudian masuk ke Menu Lampiran II, Yaitu isian Daftar Potong oleh Pihak Lain. Gambar 4.12 Menu Lampiran II
76
15. Lanjut ke Lampiran II, yaitu mengisi : a. Bagian A : Penghasilan yang dikenakan Pajak Final dan b. Bagian B dan C : Penghasilan yang Tidak termasuk Objek Pajak dan Penghasilan Isteri / Suami yang Dikenakan Pajak Secara terpisah, kemudian Simpan.
77
16. Lanjut ke Lampiran IV, yaitu mengisi : a. Bagian A : Harta Pada Akhir Tahun b. Bagian B : Kewajiban / Utang Pada Akhir Tahun dan c. Bagian C : Daftar Susunan Anggota keluarga, kemudian Simpan. (Isikan masing-masing bagian dengan detil dan sebenarnya) 17. Setelah semua lampiran SPT selesai diisi, maka lanjutkan mengisi Menu Induk Gambar 4.13 Menu Induk
18. Bagian-bagian yang harus dilengkapi dalam tahap ini adalah : a. Identitas : melengkapi data identitas wajaib pajak, b. Bagian A : menampilkan Penghasilan Neto (mengakumulasi dari Lampiran I sebelumnya ) c. Bagian B : menampilkan jumlah Penghasilan Kena Pajka d. Bagian C : Menampilkan jumlah?nilai PPh terutang e. Bagian D : Menampilkan jumlah kredit Pajak f. Bagain E : menampilkan jumlah PPH yang kurang Bayar atau Lebih Bayar Jika terjadi Kurang Bayar, maka setelah dilakukan pembayaran senilai Kurnag Bayar tersebut, harus dilakukan proses rekam Surat Setoran Pajak (SSP), dilakukan dari Menu : Lapor SPT > Rekam
78
Surat Setoran Pajak (SSP) > Klik tombol Tambah > Lakukan rekam data SSP > klik Simpan > OK Data Berhasil Disimpan. g. Bagian F : menampilkan angsuran PPH Pasal 25 Tahun Berikutnya h. Bagian G : menampilkan Check List Lampiran-lampiran yang anda sertakan dalam SPT Tahunan i. Kuasa : menampilkan perintah mengisi data penandatangan SPT Tahunan 19. Setelah seluruh SPT terisi dengan lengkap dan benar, maka proses selanjutnya adalah Menu Lapor SPT ke KPP, tampilannya adalah sebagai berikut : Gambar 4.14 Menu Lapor SPT ke KPP
20. Kemudian akan tampil jendela untuk membuat file CSv dari SPT Tahunan, tampilannya adalah sebagai berikut : Gambar 4.15 Menu membuat file CSV
79
80
21. Setelah file CSV berhasil dibuat, langkah selanjutnya adalah mencetak (Print) halaman Induk SPT, dari menu Lapor SPT > Menu Cetakan, tampilannya adalah sebagai berikut : Gambar 4.16 Menu cetakan file CSV
81
22. Langkah terakhir dari proses pembuatan SPT Tahunan OP ini adalah melaporkan File CSV dan hasil cetak Induk SPT tersebut ke KPP terdaftar.
82
F. Tata Cara Penyampaian e-SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Modul Sosialisasi e-SPT oleh DJP, penyampaian e-SPT oleh wajib pajak ke KPP tempat wajib pajak terdaftar dapat dilakukan : 1. Secara Langsung Formulir Setelah mengisi menghitung pajak sendiri dan mengisi formulir SPT (hardcopy) maka anda datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan tersebut. Biasanya di KPP akan ada nomor antrian karena banyaknya wajib pajak yang melaporkan SPTnya secara bersamaan. Lama antrian tergantung banyaknya WP yang antri. 2. Melalui POS Jika tidak memungkinkan melaporkan secara langsung ke KPP, maka Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT melalui jasa pos dan harus menyimpan bukti pengiriman surat dari pihak pos sebagai bukti penyampaian SPT. 3. Via Online Jika ingin melaporkan SPT Tahunan PPH WP Orang Pribadi secara cepat tanpa perlu pergi ke Kantor Pelayanan Pajak, Dirjen Pajak menyediakan layanan secara online melalui aplikasi e-Filing. Untuk dapat melakukan e-Filing, melalui tiga tahapan utama. Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Sedangkan tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT. Ketiga tahapan tersebut meliputi : b. Mengajukan permohonan e-FIN ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat yang merupakan nomor identitas WP bagi pengguna eFiling. Karena hanya sekali digunakan, Anda hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan mendapatkan e-FIN tersebut. c. Mendaftarkan diri sebagai WP e-Filing di situs DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.
83
d. Menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi secara eFiling melalui situs DJP melalui empat langkah prosedural saja, yaitu: (1) mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di situs DJP; (2) meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui email atau SMS; (3) mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi; dan (4) notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan diberikan kepada WP melalui email. “Saat ini di KPP Pratama Surakarta pelaporan secara online melalui efilling sangat diminati karena tidak perlu repot-repot datang ke KPP hanya tinggal mengirimakannya melalui aplikasi e-filling makan pelaporan pajak wajib pajak sudah terekam dan aman”. ( Wawancara Kasi Pelayanan, 25 Maret 2016). G. Prosedur Penyampaian e-SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Prosedur penyampaian berdasarkan PER-6/PJ/2009 mengenai Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik adalah sebagai berikut: 1.
Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer
yang
digunakan
untuk
keperluan
administrasi
perpajakannya. 2.
Wajib pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam datadata perpajakan yang akan dilaporkan, yaitu antara lain : a) Data identitas wajib pajak pemotong/pemungut dan identitas wajib pajak yang dipotong/dipungut seperti NPWP, nama, alamat, kode pos, nama KPP, pejabat penandatangan, kota, format, Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor Awal Bukti Potong/Pungut, kode kurs mata uang yang digunakan. b) Bukti pemotongan/pemungutan pajak. c) Faktur Pajak. d) Data perpajakan yang terkandung dalam SPT.
84
e) Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti masa pajak, tahun pajak, tanggal setor, nomor bukti transaksi, dan jumlah pembayaran pajak. f) Wajib pajak
yang telah memiliki
sistem administrasi
keuangan/perpajakan sendiri, dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki wajib pajak ke dalam aplikasi eSPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi e-SPT. g) Wajib pajak mencetak bukti pemotongan/pemungutan dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikan kepada pihak yang dipotong/dipungut. h) Wajib pajak mencetak formulir induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan atau SPT Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT. i) Wajib pajak menandatangani formulir induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan/atau SPT Tahunan PPh serta hasil cetakan aplikasi e-SPT. j) Wajib pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media elektronik. k) Wajib pajak menyampaikan e-SPT ke KPP tempat wajib pajak terdaftar dengan cara : 1) Secara
langsung/melalui
pos/perusahaan
jasa
ekspedisi/kurir dengan bukti Pengiriman Surat dengan membawa/mengirimkan formulir Induk SPT dalam bentuk hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan dalam bentuk elektronik serta dokumen lain yang wajib dilampirkan; 2) Melalui e-filling sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
85
(a) Atas penyampaian e-SPT secara langsung diberikan tanda penerimaan SPT, sedangkan penyampaian e-SPT melalui pos atau jasa ekspedisi/kurir,
bukti
pengiriman
surat
dianggap sebagai tanda terima SPT. (b) Atas
penyampaian
melalui
e-filling
diberikan bukti penerimaan elektronik. H. PERIODE PELAPORAN PAJAK ORANG PRIBADI MELALUI eSPT Pelaporan Pajak untuk orang pribadi adalah 31 Maret 2016. Namun khusus untuk Anda yang mau lapor pajak online, maka boleh melaporkan pajak secara online hingga 30 April 2016. Pengumuman perpanjangan pelaporan pajak online ini baru saja dikeluarkan (30 Maret 2016) oleh kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak setelah melihat kondisi di lapangan yang masih ada beberapa kekurangan. Peraturan
Perpanjangan
Lapor
Pajak
Online.
Berdasarkan
pengumuman Direktorat Jenderal Pajak Nomor Peng-03/PJ.09/2016 tentang Pelaporan Pajak Elektronik Sampai Dengan 30 April 2016 Tidak Dikenakan Sanksi. Berikut isi pengumuman tersebut. Sehubungan dengan kendala di sistem pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi secara Elektronik (e-Filing dan e-SPT), Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menyampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ditjen Pajak memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Wajib Pajak atas antusiasme melaporkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi secara elektronik 2. Ditjen Pajak menyampaikan permohonan maaf terkait kendala teknis di sistem pelaporan tersebut yang mengakibatkan proses pelaporan SPT Tahunan secara elektronik terhambat 3. Untuk mengakomodasi permasalahan tersebut, Direktur Jenderal Pajak telah mengeluarkan Keputusan Direjen Pajak Nomor KEP-
86
49/PJ/2016 tentang pengecualian Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda atas Keterlambatan Penyampaian SPT bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Elektronik 4. Melalui Keputusan Direjen Pajak tersebut, Wajib Pajak orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun pajak 2015 secara elektronik setelah 31 Maret 2016 dan tidak melewati 30 April 2016 dikecualikan dari pengenaan sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan penyampaian SPT 5. Diharapkan dengan adanya keputusan tersebut, Wajib Pajak dapat lebih leluasa melaporkan pajak secara elektronik sampaia dengan 30 April 2016 tanpa dikenakan sanksi administratif. I.
Batas Waktu Kewajiban Perpajakan Tahunan Tabel 4.1 Batas Waktu Kewajiban Perpajakan Tahunan No. Jenis SPT
J.
1.
PPh Orang Pribadi
2.
PPh – Badan
Batas Waktu Batas Waktu Pelaporan Pembayaran Tahunan akhir bulan ketiga setelah Sebelum SPT Tahunan berakhirnya tahun atau bagian PPh disampaikan tahun Pajak akhir bulan keempat setelah Sebelum SPT Tahunan berakhirnya tahun atau bagian PPh disampaikan tahun Pajak
Tata Cara Pembetulan e-SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Modul Sosialisasi e-SPT oleh DJP, cara pembetulan e-SPT adalah: 1. Pembetulan atas SPT yang telah disampaikan dalam bentuk elektronik (e-SPT), wajib disampaikan dalam bentuk elektronik (eSPT). 2. Pembetulan atas SPT yang disampaikan dalam bentuk kertas (hardcopy), dapat disampaikan dalam bentuk elektronik (e-SPT) atau dalam bentuk kertas (hardcopy).
87
K. Kelebihan Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. 1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk file CSV yang dimasukkan dalam media CD/flash disk 2. Data perpajakan terorganisasi dengan baik. 3. Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis. 4. Penghitungan
dilakukan
secara
cepat
dan
tepat
karena
menggunakan sistem komputer. 5. Kemudahan dalam penghitungan dan pembuatan Laporan Pajak. 6. Data yang disampaikan wajib pajak selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer. 7. Menghindari pemborosan penggunaan kertas serta berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak. 8. Tidak harus memakai kalkulator untuk penghitungan. L. Hambatan Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. 1. Mengeluh ketika mengisi karena beberapa kali gagal login atau sukses login tapi ketika menuju langkah selanjutnya terjadi error. KHS sudah memberikan pengertian terkait ketidaknyamanan ini karena ada kendala server yang tak mampu menangani lonjakan trafik. Upaya yang dilakukan : Bagi yang taat pajak harap bersabar atas kendala ini terlebih dengan adanya jaminan tidak dikenakan sanksi atas keterlambatan pelaporan SPT 2015 ini, serta diperpanjangnya pelaporan SPT hingga 30 April
88
2. Pengisian e-SPT apabila salah harus mengulangi dari awal pembuatan SPT Baru. Upaya yang dilakukan : Wajib pajak harus lebih teliti lagi dalam pengisian formulir e-SPT dan harus lebih berhati-hati saat pengisian dan apabila mengalami kesulitan langsung datang saja ke KPP Pratama Surakarta ke bagian Helpdesk. 3. Adanya gangguan server beberapa waktu yang lalu dan mengkibatkannnya keterlambatan dalam penyampaian pajak. Upaya yang dilakukan : Pihak KPP Pratama Surakarta sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena sistem server berada pada kantor pusat Ditjen pajak dan dengan adanya gangguan ini maka pelaporan pajak diperpanjang hingga 1 bulan yaitu hingga 30 April sesuai dengan surat Direktorat Jenderal Pajak Nomor Peng-03/PJ.09/2016 yang menyatakan bahwa tidak dikenakan sanksi dan diperpanjang hingga 30 April 2016. 4. Perangkat keras pendukungnya harus menggunakan Komputer atau Laptop yang memiliki perangkat processor : pentium IV (Produksi 2007-an), RAM : 2 Gb RAM, Harddisk :20 Gb, Flashdisk / hardisk eksternal, Perangkat input, keyboard dan mouse. 5. Ketika wajib pajak ingin melaporkan secara langsung kadang kala antrian pajak sangat panjang dan pegawai pajak yang bekerja hanya beberapa saja dan menambah antrian pajak semakin panjang dan lama saat bulan pelaporan pajaknya.. 6. Apabila melakukan pengisian dan ternyata melakukan kesalahan maka harus memulai pengisian ulang formulir laporan pajaknya.
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa di KPP Pratama Surakarta ini sudah menerapkan Sistem Informasi Manajemen pada
89
sistem e-SPT yaitu berupa sistem administrasi manajemen, sistem pelaporan, pembuatan, penyampaian, sistem penyimpanan pada pengolahan e-SPT. e-SPT yang dilaporkan melalui e-SPT direkam dan tersimpan di Kantor Pusat Jakarta dan KPP Pratama hanya menyimpan arsip bukti potong saja dan berisi nominal kosongan dan disimpan sebagai arsip. Seluruh kegiatan pelaporan, pembuatan, penyampaian, penyimpanan dilakukan oleh wajib pajak sendiri sehingga kesalahan yang biasanya terjadi yang dilakukan oleh pegawai pajak dapat dihindari dan berkurang serta dengan begitu wajib pajak telah turut serta melaporkan, menyampaikan laporan pajaknya sehingga perpajakan di Indonesia dapat diharapkan akan mampu menjawab dan menyikapi masalah mengenai meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar diseluruh Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas. Setelah seluruh proses pelaporan yang dilakukan oleh wajib pajak maka proses selanjutnya diselesaikan oleh petugas pajak di bagian TPT sehingga pelaporan pajak dianggap sudah sah dan benar apabila dinyatakan nihil, lalu seluruh data akan disimpan dan diolah oleh bagian PDI di KPP Pratama Surakarta yang menggunakan sistem pengolahan data.
90
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan tentang Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem Self Assessment Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta menggunakan sistem offline yang terintregasi dengan sistem informasi manajemen yang didalamnya terdapat sistem pengolahan data elektronik dan menitik beratkan pada wajib pajak untuk melaporkan pajaknya sendiri. 2. Elektronik SPT atau disebut e-SPT adalah aplikasi (software) yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak sebagai alternatif dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dimana data-datanya telah direkam atau diolah sendiri oleh Wajib Pajak dengan bantuan aplikasi e-SPT menjadi data elektronik yang dapat langsung dimuat (upload) sistem dan database yang ada di KPP Pratama Pusat. 3. Komponen Sistem Informasi Manajemen Secara Fisik Komponen Sistem Informasi Manajemen secara fisik adalah keseluruhan perangkat dan peralatan fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi manajemen. d) Perangkat keras :
Komputer atau Laptop
Processor : pentium IV (Produksi 2007-an)
RAM : 2 Gb RAM
Harddisk :20 Gb
Flashdisk / hardisk eksternal
Perangkat input, keyboard dan mouse
e) Perangkat lunak
91
Perangkat lunak yang umum untuk pengoperasian dan manajemen data, microsoft windows (XP, Vista 7, 8) 32 Bit;
Program aplikasi, microsoft office access tahun 2007 ke atas.
f)
Antivirus terupdate.
DataBase
File-file tempat penyimpanan data dan informasi situs Direktorat Jendral Pajak Pusat sebagai pusat data dan informasi penyimpanan utama data wajib pajak keseluruhan.
Media penyimpanan seperti pita komputer, paket piringan.
4. Dalam e-SPT terdapat fasilitas perekaman data secara terintergrasi dengan
menggunakan
program
aplikasi
ini,
melakukan
perhitungan-perhitungan secara otomatis pada saat perekaman serta sinkronisasi data lampiran dan SPT Induk, data hasil perekaman dimungkinkan untuk dikirim secara on-line ke basis data Direktorat Jenderal Pajak melalui jaringan internet. 5. Seluruh data wajib pajak terekam, melalui aplikasi e-SPT dapat dicetak formulir induk Surat Pemberitahuan (SPT) yang terisi secara otomatis dari data-data yang direkam dan data-data yang telah terekam tersebut juga dapat dipindahkan ke dalam media penyimpaan seperti disket atau compact disc (CD) untuk selanjutnya diserahkan ke KPP sebagai pelaporan dengan terlebih dahulu menandatangani formulir induk hasil cetakan aplikasi eSPT. 6. Penyampaian e-SPT dapat melalui POS, e-filling, secara langsung datang ke KPP untuk menyerahkan laporan pajaknya.
92
7. Periode penyampaian e-SPT Tahunan PPh untuk wajib pajak orang pribadi pada akhir bulan ketiga setelah berakhirnya tahun atau bagian tahun Pajak. 8. Dasar pengoperasiannya, Wajib Pajak terlebih dahulu melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada laman www.pajak.go.id pada komputer Wajib Pajak sendiri. Aplikasi e-SPT pada komputer Wajib
Pajak
digunakan
untuk
merekam
data-data
Surat
Pemberitahuan (SPT) secara manual atau mengolahnya dari database Wajib Pajak. Setelah seluruh data terekam, melalui aplikasi e-SPT dapat dicetak formulir induk Surat Pemberitahuan (SPT) yang terisi secara otomatis dari data-data yang direkam dan data-data yang telah terekam tersebut juga disebut juga file CSV yang dapat dipindahkan ke dalam media penyimpaan seperti disket atau compact disc (CD) untuk selanjutnya diserahkan ke KPP sebagai pelaporan dengan terlebih dahulu menandatangani formulir induk hasil cetakan aplikasi e-SPT. Di TPT, formulir induk yang telah ditanda tangani dan media penyimpanan datanya dapat diterima oleh petugas dimana selanjutya rekaman data dalam media penyimpanan tersebut dimuat (upload) ke database KPP. Setelah upload data berhasil maka pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak dianggap sah dan disini berarti data Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak yang ada pada database KPP merupakan data yang direkam oleh Wajib Pajak. 9. Kendala Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yaitu a. Mengeluh ketika mengisi karena beberapa kali gagal login atau sukses login tapi ketika menuju langkah selanjutnya terjadi error. b. Pengisian e-SPT apabila salah harus mengulangi dari awal pembuatan SPT Baru.
93
c. Adanya gangguan server beberapa waktu yang lalu dan mengkibatkannnya keterlambatan dalam penyampaian pajak. 10. Dengan adanya Sistem Self Assessment Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta menjadi lebih ringan pekerjaanya tanpa harus meneliti SPT satu persatu dan hasilnya juga lebih cepat dan memudahkan wajib pajak. Selain itu penyajian dokumen yang dibutuhkan juga lengkap dan tidak memboroskan uang negara hanya untuk kertas-kertas formulir yang begitu banyak. Waktu pelaporannya juga lebih lama, serta keamanannannya lebih terjamin.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sebagai berikut: 1. Kantor
Pelayanan
Pajak
Pratama
Surakarta
sebaiknya
terus
menghimbau Wajib Pajak untuk menggunakan e-SPT karena e-SPT merupakan sistem paling efisien untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Dengan sistem e-SPT ini otomatis Wajib Pajak akan menghemat waktu dan biaya. 2. Sebaiknya agar lebih meningkatkan sosialisasi secara meluas mengenai penerapan e-SPT kepada wajib pajak. 3. Sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta menambah jumlah pegawai disaat musim pelaporan pajak, dan lebih cepat tanggap dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. 4. Sebaiknnya Direktorat jendral Pajak perlu dilakukan penyempurnaan dan pembaharuan aplikasi secara terus-menerus terhadap sistem e-SPT agar menghilangkan kendala dalam penerapan e-SPT.
94
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya. Gunawan Setiyaji, Hidayat Amin, 2005. Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan Indonesia. Jurnal Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul. Jakarta. John HutagaoL. 2007. Perpajakan:Isu-isu Kontemporer . Graha Ilmu. Yogyakarta. M. Scott, George. 1999. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT. Raja. Grafindo Persada. Mardiasmo, 2004 Perpajakan, Andi Offset Yogyakarta Mohammad Zain. Patria,Jakarta.
2003.
Manajemen
Perpajakan.
PT.Salemba
Emban
Prof. Dr. Mardiasmo. 2008. Perpajakan. Yogyakarta: Andi. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. 2007 Dasar-dasar Hukum Pajak dan pajak Pendapatan. Bandung : Eresco. Siagian, Sondang P., Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara, 2009 Tata, Sutabri. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. www.pajak.go.id diakses tanggal 23 April 2016
95
LAMPIRAN