BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
A. Data Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar dan Efektif di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan 2015 Th 2014 Ket
Th 2015
Terdaftar
Efektif
Terdaftar
Efektif
WP OP
60.383
59.659
64.841
64.118
WP Badan
6.148
5.956
6.352
6.437
Bedaharawan
253
248
265
259
Jumlah
66.789
65.863
71.458
70.884
Sumber : Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Gayamsari Wajib Pajak terdaftar adalah seluruh Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Wajib Pajak terdaftar terdiri dari Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Non Efektif. Wajib Pajak Efektif yaitu Wajib Pajak
yang setiap
tahun
pajak
selalu
melaksanakan
kewajiban
perpajakannya seperti menghitung pajak terutang, membayar dan melaporkan SPT. Sedangkan untuk Wajib Pajak Non Efektif adalah Wajib Pajak yang selama dua tahun berturut-turut tidak pernah melaksanakan kewajiban perpajakannya karena alasan berikut: 1. Wajib Pajak yang meninggal dunia/bubar dimana: a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi dari ahli warisnya (keterangan/akte kematian belum dilampirkan). b. Wajib Pajak Badan telah bubar tetapi belum ada akte pembubarannya dari instansi yang berwenang atau belum ada penyelesaian likuidasi (bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman).
32
33
2. Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya, walaupun sudah dilakukan pencarian oleh petugas verifikasi atau petugas yang ditunjuk. 3. Wajib Pajak yang berdasarkan hasil pengamatan tidak melakukan kegiatan usaha lagi. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 jumlah keseluruhan untuk Wajib Pajak terdaftar yaitu sebesar 66.789 dimana terdiri dari 60.383 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, 6.148 untuk Badan, dan 253 untuk Bendaharawan, sedangkan untuk Wajib Pajak Efektif total keseluruhan Wajib Pajak sebesar 65.836 dimana 59.659 untuk jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi, 5.956 untuk Wajib Pajak Badan, dan 248 untuk Wajib Pajak Bendaharawan. Jika dilihat tahun 2015 jumlah keseluruhan untuk Wajib Pajak terdaftar dari tahun 2014 menjadi 71.458 dimana 64.841 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, 6.352 untuk Wajib Pajak Badan, dan 265 untuk Wajib Pajak Bendaharawan, sedangkan untuk Wajib Pajak Efektif total keseluruhan Wajib Pajak sebesar 70.884 dimana 64.188 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, 6.437 untuk Wajib Pajak Badan, dan 259 untuk Wajib Pajak Bendaharawan. Bila dilihat dari tahun 2014 ke tahun 2015 jumlah Wajib Pajak mengalami kenaikan yang cukup banyak hal ini terjadi disebabkan karena banyak masyarakat yang sudah mengerti akan pentingnya pajak selain itu bisa terjadi karena sekarang ini banyak orang-orang yang mendirikan usaha baik dalam wiraswasta maupun dalam bentuk perusahaan, ataupun bendaharawan dimana apabila perusahaan-perusahaan atau bendaharawan tersebut mempunyai NPWP secara otomatis akan menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar baik Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, maupun Wajib Pajak Bendaharawan.
34
B. Jumlah Keadaan Penerimaan Pajak dan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan 2015 Table 4.2 Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan Tahun 2015 Tahun
Target
Realisasi
Prosentase
2014
470.618.000.000
417.350.838.041
88,68%
2015
637.007.000.000
557.917.926.075
86,96%
Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Semarang Gayamsari Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa untuk tahun yang 2014 penerimaan pajak di KPP Pratama Semarang Gayamasari ditargetkan mencapai RP. 470.618.000.000, dalam realisasinya dari jumlah tersebut cukup banyak mencapai Rp. 417.350.838.041 atau 88,68% dari jumlah yang ditargetkan. Hal ini mungkin bisa disebabkan banyaknya Wajib Pajak yang membayar dan sadar akan membayar pajak. Mengingat realisasi penerimaan pajak tahun 2014 cukup efektif dari target yang diharapkan maka untuk tahun 2015 pemerintah memutuskan untuk meningkatkan target penerimaan pajak menjadi Rp. 637.007.000.000 agar tingkat penerimaan pajak diharapkan dapat tercapai dengan baik. Strategi peningkatan target yang dilakukan pada tahun 2015 sebesar RP. 637.007.000.000, tetapi realisasinya menjadi RP. 557.917.926.075 atau 86,96%, ternyata banyak Wajib Pajak yang menunggak karena pada realisasinya penerimaan pajak sangatlah banyak dan mencapai total Rp. 557.917.926.075 atau sekitar 86,96% dari yang ditargetkan. Tetapi jika bandingkan realisasi penerimaan pajak pada tahun 2014 dan tahun 2015 naik sekitar 25%, walaupun naikknya tidak signifikan tetapi hasil ini merupakan hasil yang cukup baik mengingat penerimaan tahun 2015 dibandingkan tahun 2014.
35
Table 4.3 Jumlah Perkembangan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan Tahun 2015
2014
Tunggakan Awal 82.568.329.336
3.285.175.029
Tunggakan Akhir 28.757.217.126 57.096.287.239
2015
57.096.287.239
7.436.275.196
25.639.329.245 38.893.233.190
Tahun
TOTAL
Penambahan
Pengurangan
10.721.450.225 54.396.546.371
Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Semarang Gayamsari Dari tabel 4.3 diatas dapat dapat dijelaskan bahwa untuk tunggakan awal tahun 2014 sebesar Rp. 82.568.329.336 dengan penambahan tunggakan sebesar Rp. 3.285.175.029 dan adanya pengurangan tunggakan akibat adanya penagihan maupun dari kesadaran Wajib Pajak itu sendiri sebesar Rp. 28.757.217.126, dengan begitu maka tunggakan akhir tahun 2014 sekaligus menjadi tunggakan awal tahun 2015 menjadi Rp. 57.096.287.239. Dalam tahun 2015 terjadi penambahan tunggakan pajak sebesar Rp. 7.436.275.196 dimana mengalami kenaikan dari tahun 2014 dan pelunasan akan tunggakan sebesar Rp. 25.639.329.245, sehingga tunggakan akhir untuk tahun 2015 sebesar Rp. 378.893.233.190. Tunggakan pajak terjadi karena adanya Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya, tidak sadar dalam hal membayar kewajiban perpajakannya atau belum bisa membayar pajak terutangnya karena jumlahnya yang cukup besar.
36
C. Pelaksanaan Kegiatan Penagihan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari 1. Analisis Kegiatan Penerbitan Surat Paksa di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 Salah satu tindakan Penagihan Pajak adalah dengan menerbitkan Surat Paksa yang bersifat eksekutorial, langsung bisa dilaksanakan tanpa proses pengadilan, yang berkekuatan hukum tetap. Surat Paksa diterbitkan apabila 21 hari setelah Surat Teguran disampaikan kepada Penanggung Pajak tidak ditanggapi. Surat Paksa disampaikan langsung oleh Jurusita Pajak yang telah disumpah tanpa melalui pos, dan harus dibaca didepan Penanggung Pajak. Surat Paksa diterbitkan dengan tujuan agar Penanggung Pajak mau membayar utang pajaknya sehingga tunggakan pajak dapat berkurang. Dalam penyampaian Surat Paksa terdapat berbagai macam kendala sehingga tunggakan pajak tidak bisa mudah cair begitu saja. Surat Paksa yang disampaikan kepada Penanggung Pajak tidak semuanya direspon dengan baik, bahkan banyak Penanggung Pajak yang berlaku tidak kooperatif terhadap Jurusita. Karena hal-hal itulah tidak semuanya Surat Paksa yang diterbitkan mencairkan tunggakan pajak. Berikut ini data penerbitan dan pencairan tunggakan Surat Paksa selama tahun 2014 dan 2015: Tabel 4.4 Jumlah Surat Paksa Yang Diterbitkan atas Tungakan Pajak Pada Tahun 2014 dan Tahun 2015 Tahun
Surat Paksa Terbit
Surat Paksa Bayar
Lembar
Nominal
Lembar
Nominal
2014
1.748
37.702.748.726
1.575
30.858.788.753
2015
1.400
42.831.708.975
1.037
33.774.643.506
Sumber: Seksi Penagihan KPP Pratama Semarang Gayamasari Dari tabel diatas, Surat Paksa yang dierbitkan oleh jurusita pajak tidak semuanya berhasil mencairkan tunggkan pajak. Selain itu , tidak semua Surat Paksa yang diterbitkan tidak sampai ke penganggung pajak, dan
37
Surat Paksa yang sudah diterima tidak merespon dengan baik. Itu karena masih banyak Surat Paksa yang belum dilunasi sehingga membutuhkan penagihan lebih lanjut. a. Analisis Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Tahun 2014 dan Tahun 2015 Efektivitas penagihan tunggakan pajak dengan surat paksa diukur dengan peresentase sesuai dengan formula rasio efektivitas yaitu dengan menghitung jumlah penagihan yang dibayar dibagi dengan jumlah penagihan yang diterbitkan dikali seratus persen. Perhitungan dilakukan dengan rumus analisis sebagai berikut: Efektivitas Tahun 2014 ( Nominal) Rasio
=
Jmh Nominal Surat Paksa Bayar Tahun 2014 x 100% Jmh Nominal Surat Paksa Terbit Tahun 2014
30.858.788.738 = 37.070.742.726 x 100% = 81,84% (Secara Nominal) Efektivitas Tahun 2014 (Lembar) Rasio
=
Surat Paksa Bayar Tahun 2014 x 100% Surat Paksa Terbit Tahun 2014
=
1575 x 100% 1748
= 90,10% (Per Lembar) Efektivitas Tahun 2015 ( Nominal) Rasio
=
Jmh Nominal Surat Paksa Bayar Tahun 2015 x 100% Jmh Nominal Surat Paksa Terbit Tahun 2015
33.774.643.506 = 47.831.708.975 x 100% = 78,85% (Secara Nominal) Efektivitas Tahun 2015 ( Lembar) Rasio
=
Surat Paksa Bayar Tahun 2015 x 100% Surat Paksa Terbit Tahun 2015
38
=
1575 x 100% 1748
= 74,07% (Per Lembar) Tabel 4. 5 Prosentase Efektivitas Prosentase
Kriteria
0% - 40%
Tidak Efektif
40% - 60%
Kurang Efektif
60% - 80%
Cukup Efektif
80% - 100%
Efektif
www.responsitory.unhas.ac.id Dari analisis dan tabel prosentase efektivitas diatas, dapat disimpulkan pada tahun 2014 penerbitan Surat Paksa sebesar 1.748 lembar dan terbanyar 1.575 lembar dengan prosentase 90,10% (efektif),
dan
nominal
penerbitan
dengan
Surat
Paksa
Rp.
37.070.742.726 yang terbayar Rp. 30.858.788.738 dengan prosentase 81,84% (efektif). Sedangkan tahun 2015 Surat Paksa terbit 1.400 lembar hanya 1.037 lembar yang terbayar dengan prosentase 74,07% (cukup
efektif),
dan
nominal
penerbitan
Surat
Paksa
Rp.
47.831.708.975 hanya terbayar Rp. 33.774.643.306 dengan prosentase 78,85% (cukup efektif). Dengan demikian penerimaan pajak dengan Surat Paksa di KPP Pratama Semarang Gayamsari dari tahun 2014 dan tahun 2015 dari prosentase perlembar maupun nominal mengalami penurunan, akan tetapi prosentasenya masih cukup efektif, meskipun penerimaan tunggakan pajak tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan 2%.
39
D. Kendala-kendala yang dihadapi di KPP Pratama Semarang Gayamsari dalam melaksanakan penagihan dengan Surat Paksa Seksi penagihan mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukaan proses penagihana pajak, proses pencairan tunggakan pajak dimana sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak, yang salah satunya dengan menggunakan Surat Paksa. Pelaksanaan penagihan dengan Surat Paksa yang dilaksanankan oleh seksi penagihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Gayamsari mempunyai beberapa kendala yang dapat menghambat jalannya proses pelaksanaan kegiatan penagihan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi tersebut sebagai berikut: 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh KPP Pratama Semarang Gayamsari di Seksi Penagihan, dimana hanya terdapat dua juru sita sementara ditemui adanya Penanggung Pajak yang cukup banyak sehingga tidak dapat mencukupi untuk melakukan pelaksanaan Surat paksa dalam waktu yang ditentukan. 2. Banyaknya alamat Wajib Pajak yang tidak ditemukan disebabkan karena adanya Wajib Pajak yang pindah tanpa memberikan pemberitahuan kepada KPP Pratama Semarang Gayamsari. 3. Adanya kesulitan pencarian terhadap Wajib Pajak dikarenakan Wajib Pajak tersebut pindah alamat atau tempat usaha tanpa memberikan keterangan terhadap pihak KPP Pratama Semarang Gayamsari sehingga juru sita kesulitan mencari objek sita. Selain itu biasanya dalam menyampaikan Surat Paksa maupun Surat Teguran
sering
tidak
sampai
kepada
Wajib
Pajak
bersangkutan karena ketidakjelasan alamat yang dituju.
yang
40
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari judul “Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Upaya Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Gayamsari” sebagai berikut: 1. Penerimaan pajak tahun 2015 mengalami kenaikan 25% dari tahun 2014, yaitu dimana tahun 2014 penerimaan pajaknya mencapai Rp. 417.350.838.041
dan
pada
tahun
2015
naik
menjadi
Rp.
557.917.926.075. 2. Pelaksanaan kegiatan Penagihan dengan Surat Paksa jika dinilai dari perbandingan jumlah per lembar maupun secara nominal yang terbayar maupun terbit tergolong cukup efektif dari tahun 2014 dan tahun 2015 karena tahun 2014 tingkat rasio per lembar dengan prosentase 90,10% sedangkan tahun 2015 cukup efektif dengan prosentase 74,07%, dan jika dinilai dari segi nominal tingkat penagihan dengan surat paksa yang dilakukan pada tahun 2014 efektif dengan prosentase 81.84% dan tahun 2015 mengalami penurunan hanya 2% dengan prosentase 78, 85%. 3. Kurang efektifnya pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa akibat minimnya Sumber Daya Manusia dalam Juru Sita Pajak yang tidak sebanding dengan banyaknya Wajib Pajak yang mempunyai tunggakan pajak.
41
B. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan sedikit saran yang berkaitan dengan pembahasan dalam laporan ini, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan sosialisasi terhadap Wajib Pajak tentang perpajakan dan kedisiplinan dalam membayar pajak agar masyarakat mengerti dan paham akan pentingnya membayar pajak. 2. Adanya sanksi yang lebih tegas bagi para Penanggung Pajak yang tidak mau melunasi utang pajaknya atau menghindar dari kewajiban perpajakannya. 3. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, sehingga apabila ada kegiatan maupun permasalahan pajak dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat.