BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Fungsi Kemasan Ada empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran menurut (Kotler, 1999:228) yaitu : •
Swalayan (self service) adalah jumlah produk yang semakin bertambah di jual secara swalayan di pasaran dan toko yang memberikan potongan harga. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
•
Kemakmuran konsumen (consumer offluence) adalah meningkatkan jumlah konsumen-konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
•
Citra perusahaan dan merek (company and brand image) adalah perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
•
Peluang inovasi (inovational opportunity) adalah cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain fungsi dari sebuah kemasan menurut (Mosberg, 1989: 97) variasi produk yang dikemas memerlukan perhatian khusus sesuai dengan tujuan pengemasannya. Hal-hal khusus tersebut dapat termasuk : perlindungan
15
terhadap kelembaban, perlindungan terhadap oxigen, perlindungan terhadap aroma dan rasa, tahan terhadap kebocoran, kejernihan, tahan terhadap sinar UV, dapat terlihat, dapat ditutup ulang. Prinsip yang penting dan mendasar dari teknologi kemasan yaitu dapat melindungi, memelihara, dan memberi informasi tentang produk. prinsipnya, tujuan pengemasan adalah mewadahi dan melindungi produk melalui serangkaian distribusi dan penjualan. Tujuan utama kemasan adalah mewadahi dan melindungi, tetapi tujuan lain yang dapat bervariasi adalah pada penampilan, tekstur, grafis, bentuk, biaya dan struktur. Ketika mendesain sebuah kemasan, tidak ada desain kemasan yang begitu benar atau salah tetapi pertimbangannya adalah layak atau tidaknya (Denison, 1999). Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apaapa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik. Semua produk yang dijual di pasar swalayan harus benar-benar direncanakan kemasannya dengan baik. Karena produk dalam kategori yang sama akan diletakkan pada rak yang sama. Jika produsen ingin meluncurkan suatu produk baru, salah satu tugas yang penting adalah membuat kemasannya stands out, lain daripada yang lain dan unik. Kalau tidak terkesan berbeda dengan produk lain, maka produk baru itu akan “tenggelam”. Sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan yang dikomunikasikan oleh kemasan. Dengan demikian kemasan produk baru tersebut harus mampu “beradu” dengan kemasan produk-produk lainnya.
16
2. Ergonomi Produk Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.
3. Jenis – Jenis Kemasan Menurut Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Prof.DR. Made Astawan, (Senior:2007), kemasan dapat dibedakan sebagai berikut: a.
Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan terbagi atas kemasan primer, sekunder dan tersier.
Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.
Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk.
Kemasan tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder, dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu.
b. Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan atas kemasan aseptik dan non-aseptik.
Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini
17
biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti pada pengemasan makanan kaleng atau susu UHT (ultra high temperature).
Pengemasan non-aseptik adalah kemasan yang memungkinkan kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah. Untuk memperpanjang masa simpan, produk dapat ditambahkan gula, garam atau dikeringkan hingga kadar air tertentu.
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut : a. Kemasan Kertas
Tidak mudah robek
Tidak dapat untuk produk cair
Tidak dapat dipanaskan
Fleksibel
b. Kemasan Gelas
Berat
Mudah pecah
Mahal
Non biodegradable
Dapat dipanaskan
18
Transparan/translusid
Bentuk tetap (rigid)
Proses massal (padat/cair)
Dapat didaur ulang
c. Kemasan logam (kaleng)
Bentuk tetap
Ringan
Dapat dipanaskan
Proses massal (bahan padat atau cair)
Tidak transparan
Dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas
Non biodegradable
Tidak dapat didaur ulang
d. Kemasan plastic
Bentuk fleksibel
Transparan
Mudah pecah
Non biodegradable
Ada yang tahan panas
e. Komposit (kertas/plastik)
Lebih kuat
Tidak transparan
Proses massal
Pengisian aseptis
Khusus cairan
Non biodegradable
19
B. ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN Menurut Bob Cotton (1990) selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: 1. Stands out (menonjol) Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar. 2. Contents (Isi) Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut. 3. Distinctive (Unik) Secara keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing. 4. Suitable (Sesuai) Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk produk cair. Dari definisi estetika diatas dapat diambil pengertian bahwa estetika adalah segala sesuatu yang dapat dicerap oleh panca indera, dalam pencerapan itu manusia mempunyai kriteria tertentu dalam menilai suatu benda. Nilai
20
tumbuh akibat adanya proses apresiasi dengan bukti empirik pengalaman estetika. Nilai yang tunbuh itu biasa disebut nilai estetika. Feldman (dalam Sachari, 1994) mengartikan nilai estetika sebagai kemampuan suatu benda memberikan pengalaman keindahan. The Liang Gie (dalam Sachari, 1994) mengungkapkan bahwa nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan disebut sebagai nilai estetika. Nilai estetika dapat dijabarkan sebagai berikut :
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
Nilai yang diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk menimbulkan suatu pengalaman estetik.
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
Menurut Wirya (1999:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Daya Tarik Visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak (Wirya, 1999:28-30) a. Warna Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, gelap (tua). Fungsi dari pemilihan warna :
Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing.
21
Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap.
Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera konsumen terhadap produk makanan.
Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.
Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya.
Untuk menghiasi produk.
Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna kontras.
Untuk mendorong tindakan.
Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan.
Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya.
Untuk membangkitkan minat dalam mode.
b. Bentuk Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.
Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit
Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih
Bentuk harus seimbang agar menyenangkan
Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang
Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung
Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukai bentuk siku
Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh.
c. Merk/logo Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini di pandang 22
dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Syarat-syarat logo yang baik adalah :
Mengandung keaslian
Mudah dibaca atau di ucapkan
Mudah di ingat
Sederhana dan ringkas
Tidak mengandung konotasi yang negative
Tidak sulit digambarkan
d. Ilustrasi Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik konsumen. e. Tipografi Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen. f. Tata letak Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna, bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah :
Keseimbangan
Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang paling menarik
Perbandingan ukuran yang serasi
Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai
2. Daya Tarik Praktis Daya tarik praktis ini merupakan efektifitas efesiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Daya tarik
23
kemasan menurut Wirya (1999 : 15) antara lain :
Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk
Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan
Kemasan dengan porsi yang sesuai
Kemasan yang dapat digunakan kembali
Kemasan yang mudah dibawa
Kemasan yang mudah dalam pengisian ulang
C. ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN Struktur kemasan berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas : 1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe) 2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya. 3. Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berikut adalah jenis-jenis proses pencetakan kemasan plastik : 1. Pencetakan secara injeksi Prinsip pencetakan secara injeksi terdiri tahap pelunakan bahan plastik dalam silinder panas, dan kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan yang lebih dingin, sehingga plastik mengeras. Hasil yang telah dicetak dikeluarkan dari cetakan oleh sebuah alat, kompresi udara atau alat lainnya. Teknik ini mahal dan kurang ekonomis.
24
2. Pencetakan Secara Hembusan Teknik dasar dari pencetakan secara hembusan adalah seperi pada pembuatan gelas. Udara didorong di bawah tekanan ke plastik cair yang tertutup yang dikelilingi oleh cetakan yang dingin dengan bentuk yang diinginkan. Adanya tekanan udara menyebabkan plastik cair mengembang. Plasik akan dingin dengan mendinginnya cetakan, dan kemudian cetakan dibuka, sedangkan botolnya dikeluarkan.
a. Hembus Injeksi Urutan proses hembusan injeksi adalah :
bahan plastik yang akan dibentuk diinjeksikan pada cetakan parison
dalam keadaan masih cair kemudian dipindahkan ke cetakan berikutnya
setelah itu cetakan dibuka dan botol dikeluarkan
b. Hembus Eksruksi Pada proses hembus ekstruksi, maka bahan plastik diekstrusi terlebih dahulu, kemudian dihembus oleh udara yang bertekanan pada cetakan, didinginkan dan tahap akhir cetakan dibuka. c. Cetak hembus biaksial (Stretch Blow Moulding) Cara ini menghasilkan botol-botol dengan arah atau orientasi yang baik pada arah membujur dan melintang, sehingga sifatnya lebih baik dari hembus injeksi, yaitu tahan terhadap benturan, dan barrier yang baik terhadap gas dan uap air. d. Botol Ko-ekstrusi Cara ini merupakan pengembangan dari cetak hembus ekstrusi yang berasal dari bidang ekstrusi film. Ko ekstrusi adalah suatu proses
25
dimana dua atau lebih ekstruder digabungkan dengan satu cekatan (die) untuk menghasilkan film multilapis. Proses ini memungkinkan untuk menghasilkan bahan dengan lapisan yang terdiri dari bahan yang mahal dan diapit oleh dua lapisan bahan yang murah. e. Cetakan Botol Multiproses Cara ini disebut multiproses karena menggunakan peralatan cetak yang
sekaligus
membentuk
botol,
kemudian
mengisi
dan
menutupnya. Proses ini dilakukan dalam satu jalur, sehingga proses pengisian pangan dapat berlangsung secara aseptis. Teknik ini terutama digunakan untuk wadah susu. f. Cetak Hembus Kemasan Mulut Lebar Cara ini digunakan untuk menghasilkan wadah plastik bermulut lebar seperti kendi, jerigen, botol besar dan wadah lain yang mempunyai diameter leher lebih sempit dibandingkan diameter wadahnya.
3. Thermofing Proses thermofing adalah membentuk wadah dengan cetakan pada saat plastik panas dan dalam keadaan lunak. Proses pemanasan dilakukan dengan menggunakan radiasi infra merah, dan bahan plastik yang digunakan adalah polietilen, polipropilen dan polistiren. Dalam proses ini ada 3 macam teknik pencetakan, yaitu : a. Teknik vakum : terdiri dari proses mengapit lembar plastik yang dipasang pada sebuah rangka yang diletakkan pada kotak pencetak. Kondisi hampa udara akan menarik lembar plastik pada cetakan. b. Teknik tekanan : mirip dengan teknik vakum, tapi pembentukan wadah menggunakan tekanan dari bagian atas plastik. c. Teknik cetak berpasangan : lembaran plastik yang panas dipress di
26
antara dua lempeng, yang terdirid ari lempeng cetakan jantan dan cetakan betina. Wadah yang dihasilkan dari proses thermoforming di antaranya adalah kemasan yoghurt, mentega, coklat dan biskuit. 4. Cetakan Fase Padat Berbeda dengan teknik pencetakan yang telah diterangkan sebelumnya yang memerlukan energi panas dua kali yaitu saat pencetakan lembaran palstik dan saat membentuk wadah, maka proses cetakan fase pada hanya sekali memerlukan energi panas. Cara ini banyak digunakan untuk pencetakan plastik secara komersial. 5. Cetak Kompresi Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini masih digunakan untuk mencetak plastik termoset. Hasil cetak kompresi dapat berupa tutup botol, jerigen dan lain-lain. Caranya adalah sebagai berikut : a. resin dalam bentuk serbuk yang telah ditimbang diletakkan di dalam rongga cetakan terbuka yang telah dipanaskan b. kemudian cetakan ditutup dan ditekan dengan pres hidraulik c. serbuk resin akan meleleh dan mengisi cetakan d. setelah wadah atau tutup plastik dicetak kemudian dikeluarkan
D. ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk; karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan.
27
Dalam
aspek
ekonomi
sebuah
perancangan
kemasan
harus
memperhitungkan biaya produksi yang efektif, termasuk dalam pemilihan bahan material yang akan digunakan. Dengan begitu biaya produksi yang dikeluarkan dalam produksi sebuah kemasan produk tidak akan mengeluarkan biaya yang terlalu besar, tentu dengan permilihan bahan material yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Berikut ini adalah tabel biaya produksi dari jenis-jenis bahan material kemasan :
NO 1
2
JENIS KEMASAN Composite Can Ukuran 65x100mm Ukuran 73x165mm Ukuran 73x170mm Ukuran 73x200mm Ukuran 65x155mm Ukuran 73x100mm Ukuran 84x100mm Ukuran 84x200m Ukuran 84x250mm Ukuran 126x210mm Gusset Laminasi Kertas Kemasan Gusset ukuran + 50gr 5×13+3cm Kemasan Gusset ukuran + 100gr 7×20+4cm Kemasan Gusset ukuran + 250gr 9×25+6cm Kemasan Gusset ukuran + 500gr 13×35+6cm Kemasan Gusset ukuran + 1000gr 15×40+6cm
CONTOH
Gambar 8
HARGA Rp. 2.200,-/pcs Rp. 2.500,-/pcs Rp. 2.600,-/pcs Rp. 2.750,-/pcs Rp. 2.500,-/pcs Rp. 2.400,-/pcs Rp. 3.400,-/pcs Rp. 3.800,-/pcs Rp. 3.900,-/pcs Rp. 6.200,-/pcs Rp. 500,-/Pcs Rp. 550,-/Pcs Rp. 700,-/pcs Rp. 1.100,-/pcs
Gambar 9
Rp. 1.400,-/pcs
28
3
4
Kemasan Alumunium Foil Kemasan Aluminium Foil seal U/T 1000 gr Uk 20x30cm Kemasan Aluminium Foil seal U/T 500 gr Uk 16x25cm Kemasan Aluminium Foil seal U/T 200-250 gr Uk 14x22cm Kemasan Aluminium Foil seal U/T 75-100 gr Uk 12x20cm Kemasan Toples Toples PET Kacang / Selai 290 ml
Rp. 1.000,-/pcs Rp. 800,-/pcs Rp. 650,-/pcs Gambar 10
Rp. 600,-/pcs
Rp. 2.000,-/pcs
Gambar 11
5
Kemasan Plastik Cup Plastik Cup 120 ml Plastik Cup 180 ml Plastik Cup 220 ml
Rp. 120,-/pcs Rp. 140,-/pcs Rp. 160,-/pcs Gambar 12
Tabel 3. Biaya Produksi Kemasan
29