BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku, koran dan majalah sering berserakan di rumah. Tentunya hal ini dapat mengganggu penampilan interior rumah terutama rumah yang memiliki gaya modern yang dimana dituntut aspek kerapihan dan keharmonisan. Bagi para penggemar buku, koleksi buku yang komplit harus disertai dengan memiliki rak buku yang memadai. Rak buku juga harus ditata dengan baik agar buku - buku koleksi tersimpan rapi dan terawat. Karena akan disayangkan jika buku rusak atau hilang, apalagi jika buku tersebut sulit didapat atau harganya mahal.
Rak buku merupakan salah satu storage/wadah utama di rumah, di samping lemari pakaian dan kabinet dapur lainnya. Selain harus serasi dengan tampilan interior, desain rak buku juga harus terencana dengan baik dan memadai. beberapa keuntungan dari desain rak buku yang terencana dengan baik adalah sebagai berikut: 1.
Koleksi buku lebih rapi
2.
Koleksi buku lebih teratur dan mudah dicari
3.
Koleksi buku lebih awet
4.
Memperindah interior rumah
5.
Menjadi focal point pada interior
Sebelum memilih, membeli atau membuat rak buku, perlu diketahui terlebih dahulu ukuran ideal rak buku serta ketinggian buku yang akan
22
disimpan. Buku memiliki berbagai variasi ukuran yang biasanya disesuaikan dengan ukuran kertas yang digunakan. Buku bersampul tebal (hardcover) akan lebih menyita tempat dalam rak dibandingkan buku bersampul tipis (softcover/ paperback). Berikut data mengenai ukuran – ukuran buku yang biasa diletakkan pada rak buku:
Gambar 12 . Ukuran dan Jenis - Jenis Buku
Selain buku, Benda-benda lain yang mengisi rak buku juga perlu diperhatikan seperti Compact Disc (CD), alat tulis, pajangan, bingkai foto dan aksesoris lainnya.
23
Rak buku yang ergonomis memiliki tingkat ketinggian yang ideal sehingga pengguna mudah menjangkau buku yang akan diambil bahkan desain rak buku yang ideal adalah rak buku yang dapat diatur tingkat ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan penggunanya atau dinamis.
Gambar 13 . Jarak Rak Buku Ideal
Dalam sebuah produk, produk yang baik harus mampu memiliki fungsi lebih dari 1. Begitu juga dengan sebuah rak buku, yang mana menurut penulis sebuah rak buku yang baik juga harus bisa menjadi rak pajang yang baik dan indah sehingga para penggunanya memiliki beberapa opsi penggunaan fungsi terhadap rak buku yang penulis buat. Pernik - pernik furnitur yang kreatif banyak bermunculan. Mulai dari kursi, meja hingga rak buku. Tak mengherankan jika banyak orang kini mulai berburu bukan hanya untuk memenuhi fungsinya saja tapi juga digunakan sebagai salah satu elemen estetis yang dapat mempercantik sebuah ruangan disamping fungsi dari pernak – pernik tersebut. "kombinasi fungsi dan estetis pada rak buku memungkinkan interior lebih efisien" dimana rak buku yang kreatif memiliki kombinasi beberapa fungsi lain sesuai kebutuhan penggunaan. Misalnya, selain untuk rak buku, juga bisa
24
digunakan untuk meja kerja, tempat penyimpan alat tulis, telepon, faks, meja computer, tempat untuk printer, keyboard dan speaker.
Gambar 14 . Kombinasi Fungsi Rak Buku
Rak buku yang beredar di pasaran memiliki material pembentuk yang berbeda – beda, setiap bahan memiliki penggunaan area yang berbeda – beda sesuai material pembentuknya seperti: 1. Rak buku dari kayu Rak buku yang terbuat dari kayu biasanya memiliki tampilan klasik dan cukup kuat. Biasanya rak buku yang terbuat dari kayu jenis hardwood dan softwood. 2. Plywood (kayu lapis) Kayu lapis sendiri tersedia berbagai macam jenis tergantung dari harganya. Biasanya lapisan atas dan bawah kayu lapis merupakan kayu berkualitas tinggi agar tampilan kayu lapis halus, namun kadang juga dilapisi dengan pernis untuk memperindah tampilan. 3. Particleboard (papan serpihan) Particleboard merupakan kayu yang terbuat dari serpihan kayu yang direkatkan. Kelebihan dari kayu ini adalah harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan solid wood. Bahan ini merupakan pilihan yang tepat untuk membuat rak buku jika biaya merupakan
25
pertimbangan utama. Rak buku yang terbuat dari particleboard ini juga dapat dipernis sehingga tampak seperti kayu sunguhan. 4. MDF (medium-density fiberboard) MDF merupakan papan kayu yang terbuat dari serat kayu, potongan lembut kayu dan serbuk gergaji yang dikumpulkan dan dipadatkan. Papan kayu MDF dapat terlihat sangat indah setelah dipernis dan memiliki kekuatan yang bagus dan mudah dibentuk. 5. Logam Rak buku yang terbuat dari logam kebanyakan digunakan di perpustakaan umum. Rak buku ini memiliki kelebihan tahan terhadap kelembaban dan jamur.
6. Kaca Rak buku yang terbuat dari kaca biasanya lebih berat daripada bahan lainnya. Namun jika Anda berencana untuk tidak sering memindahkan rak buku, rak buku dari kaca merupakan pilihan yang bagus. Rak buku kaca dapat mempertegas gaya kontemporer ruang Anda.
26
“The majority of the woodwaste generated ends up in three different waste streams: 1) municipal solid waste (MSW); 2) construction and demolition (C&D) debris; and 3) wood and paper residues from primary timber and paper processing.Recently there has been considerable interest in increasing the use of woodwaste for higher value products”, demikian penegasan E Van den Bulk (Els. 2004: 10). Menurut Mc Keever (Usp, 2004: 29-40),Market ekonomi dan harga dari sebuah produk daur ulang kayu ditentukan oleh beberapa faktor seperti; varian produk yang akan diproduksi, ketersediaan bahan , ongkos produksi dan yang terpenting adalah pemanfaatan material kayu yang benar – benar tidak berguna menjadi bernilai melalui cara pemanfaatan alternatif. Produk baru yang baik adalah produk yang mempunyai beberapa komponen atau makna penunjang antara kategori produk, budaya dan kesenjangan yang terjadi diantara perbedaan level ekonomi”, penjelasan menurut Frank M Bass (Inf, 1994; 203-233) “New product development is be the greatest source of profitability in the next 10 years as existing markets become price competitive and saturated. In this course we study the process of design and marketing new products and how new analytic methods can reduce risk and improve innovation. The basic steps of development: 1. opportunity identification, 2. product design, 3. testing, 4. launch and life cycle management”, demikian penegasan Glen L Urban (Pre, 2006; 51). Menurut John W Mullins (1998; 224) Menjadikan prototype produk sebagai untuk menentukan kebutuhan konsumen dan peluang ekonomi melalui cara pandang konsumen yang berbeda lewat penelitian peluang utama.
27
B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN Finishing Kayu dibagi menjadi 2 yaitu: Finishing interior dan eksterior untuk furnitu. Perbedaannya terletak pada daya tahan terhadap cuaca dan kelembapan, dimana eksterior membutuhkan proteksi terhadap kelembapan sedangkan interior menekankan kerapihan serta keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding produk finishing eksterior. Tujuan Finishing Kayu, aplikasi finishing untuk berbagai macam produk interior maupun furnitur diterapkan dengan beberapa alasan sebagai berikut: 1.
Memperindah penampilan (Enhancement of appearance)
2.
Melestarikan penampilan (Preservation of the appearance)
3.
Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance)
4.
Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface)
Dalam finishing terdapat berbagai macam jenis tipe cat yang sering digunakan pada furnitur. Jenis tipe cat dibagi 2 menjadi: Finishing transparan (Clear Finish) dan Finishing non transparan (Opaque Finish) berikut kelebihan dan kekurangannya: 1. Finishing transparan (Clear Finish) a. Politur
Gambar 15 . Cat politur / clear finish (www.avianbrands.com)
28
Kelebihan: Mudah atau gampang bila sudah bosan dengan lapisan atau finishing yg lama dan dapat dipakai untuk Interior maupun Eksterior. Kekurangan: Cepat memudar dan permukaan kayu harus sering dilapisi ulang agar tetap terlihat bagus. b. NC (Nitrocellulose)
Gambar 16 . Cat NC / Nitrocellulose (www.propanraya.com)
Kelebihan: Cepat kering, tidak berbau pedas / tajam dan terbuat dari bahan yang cukup ramah lingkungan yaitu terbuat dari getah pohon dan memberikan kesan mewah dan eksklusif. Kekurangan: Harga cukup mahal dan jarang ada di toko – toko cat yang kecil.
29
c. Melamine
Gambar 17 . Cat melamine (www.cemerlangpaint.com)
Kelebihan: Permukaan kayu sangat halus, karena pori - pori dari kayu itu tertutup. Kekurangan: Tidak bisa untuk furniture eksterior, sulit dilapis ulang. Jika diaplikasikan ke furniture akan cukup berbau menyengat juga perih dimata. d. PU (Polyurethane)
Gambar 18. Cat PU / Polyurethane (www.indonetwork.co.id)
30
Kelebihan: Merupakan perbaikan dari melamik sehingga tidak berbau dan perih dimata. Sangat baik untuk aplikasi Interior dan Eksterior. Kekurangan: Harganya masih sangat mahal dan tukang kayu relatif jarang memakainya, dikarenakan dibutuhkan pengetahuan yang luas untuk setiap proses aplikasinya.
2. Finishing non transparan (Opaque Finish) a. Duco
Gambar 19. Cat duco (www.indonetwork.co.id)
Kelebihan: Pilihan warna sangat banyak dan cocok untuk furniture anak yang kaya akan warna. Kekurangan: Harga relatif mahal, proses agak lama, dan bila sudah di cat maka serat asli tidak bisa dikembalikan lagi.
31
b. Veneer
Gambar 20. Lapisan veneer (www.indonetwork.co.id)
Kelebihan: Tampilan sangat bagus dan alami dikarenakan memang serat dari kayu asli. Kekurangan: Harganya sangat mahal, tipis sehingga lem dan aplikasi harus bagus agar bisa tahan lama (lebih baik menggunakan mesin press). c. Laminate
Gambar 21. Lapisan laminate (www.indonetwork.co.id)
Kelebihan: Variasi motif dan warnanya sangat beragam dan mudah didapat. Harganya relatif terjangkau.
32
Kekurangan: Teksturnya licin sehingga tidak terkesan alami.
d. HPL (Tacon Sheet)
Gambar 22. Lapisan HPL / tacon sheet (www.indonetwork.co.id)
Kelebihan: Material ini bertekstur sehingga terlihat agak alami. Kekurangan: Warna dapat pudar dan berwarna kekuningan setelah beberapa lama.
e. PVC (Polyvinil carbonate)
Gambar 23. Lapisan PVC / polyvinyl carbonate (www.indonetwork.co.id)
33
Kelebihan: Lebih awet serta harganya paling murah diantara jenis pelapis lain. Kekurangan: Penampilannya tidak alami serta dari bahan yang kurang ramah. Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut sebagai finish system atau cycle formula. Sistematika finishing Kayu (Wood Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika. Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas : 1. Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu 2. Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu 3. Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu 4. Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen grade)
Gambar 24. Tahapan kerja proses finishing (www.tentangkayu.com)
34
C. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN Pengeringan kayu menurut UPT Pusat Perkayuan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta 2012 (Bimbingan teknis pengeringan kayu) adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan tanpa menurunkan kualitas kayu tersebut. Keuntungan utama mengeringkan kayu sebelum dijadikan produk, antara lain : a. Membebaskan kayu dari serangan jamur. b. Menstabilkan dimensi kayu, sehingga kayu tidak akan lagi mengalami perubahan bentuk, retak maupun pecah. c. Menjadikan warna kayu lebih cerah/terang. d. Rendemen produk berkualitas baik meningkat. e. Memudahkan kayu untuk dicat dan dipelitur (finishing).
Gambar 25. Dampak Dari Kayu yang Belum Kering (https://wsuzana.wordpress.com)
35
Tiga syarat utama yang harus dipenuhi dalam mengeringkan kayu, yaitu: 1. Cukup energi panas Energi panas digunakan untuk memanaskan/menguapkan air dari dalam kayu, terutama pada kayu yang kadar airnya sudah mencapai 30 %. Untuk mengeringkan kayu tersebut hingga ke kadar air di bawah 15 % memerlukan penambahan panas. 2. Cukup kelembaban Kelembaban ini disesuaikan dengan tingkat kadar air kayu. 3. Sirkulasi udara yang baik dapat menghantarkan panas secara merata mengenai seluruh permukaan kayu dari setiap tumpukan. Makin cepat peredaran udara semakin cepat kayu mengering dan semakin merata tingkat kekeringannya. Sirkulasi udara yang normal untuk pengeringan adalah 2 m/detik. Metode Pengeringan Kayu 1. Pengeringan alami (air drying) Metode pengeringan dengan cara menumpuk (stacking) kayu dan membiarkan kelembabannya menguap selama beberapa minggu. 2. Pengeringan buatan (kiln drying) Metode yang serupa dengan cara menumpuk namun dibantu pengeringannya menggunakan udara panas yang dilairkan antar rongga tumpukan kayu.
Gambar 26. Metode Pengeringan Kayu (UPT dinas kelautan dan pertanian DKI Jakarta 2012)
36
Teknik sambungan kayu (Deny Willy Junaidy, PhD; Assistant at JAIST) telah berevolusi sejak berabad - abad yang lalu berkembang sesuai kebutuhan, dan kreasi baru. Bahkan variasinya juga berkembang menjadi trend estetika. Pada dasarnya semua teknik sambungan kayu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas serta mengencangkan hubungan satu bagian kayu dengan bagian yang lainnya (Self-supporting) hingga tercapai keteguhan dan rigiditas. Pertimbangan terhadap beragam teknik sambungan kayu bermuara pada 2 hal utama yakni : 1. Perubahan fisik yang disebabkan oleh sifat-sifat alamiah kayu, seperti pergeseran, pergerakkan, penciutan, pemuaian. 2. Menahan, Mengunci antar bagian kayu baik dalam posisi sejajar / berlawanan/bersimpangan agar mampu menahan tekanan, gaya tarik, dorong, tekan (suspension and tension moment), tumbukkan, gesekan, beban kejut (sudden-impact). Beberapa metode sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sebagai berikut: a. Sambungan Sudut (Angle Joints) Jenis sambungan ini digunakan untuk menyatukan dua atau lebih potongan kayu pada bagian ujung secara sederhana.
Gambar 27 . Posisi dan bentuk sambungan sudut (www.telkomuniversity.academia.edu)
37
b. Sambungan Lapis (Lap and Halving Joints) Jenis sambungan dengan terlebih dahulu membuat celah (rebate) atau seperti sekonengan baik disalah satu sisi atau kedua potongan kayu tersebut.
Gambar 28. Posisi dan bentuk sambungan lapis (www.telkomuniversity.academia.edu)
c. Sambungan Tepi / Pinggir (Edge to edge joints) Jenis sambungan pinggir merupakan sambungan dengan bantuan lem yang biasa digunakan untuk membuat bida2ng, jenis sambungan ini akan semakin kuat jika di lapis ganda dengan alur yang berbeda.
Gambar 29. Posisi dan bentuk sambungan tepi / pinggir (www.telkomuniversity.academia.edu)
38
d. Sambungan Lidah (Tongue Joints) Jenis sambungan tengah yang merupakan sambungan
dengan
bantuan bagian tengah hingga ujung dengan memberi celah diantara kedua kayu sebagai pengunci.
Gambar 30. Posisi dan bentuk sambungan lidah (www.telkomuniversity.academia.edu)
e. Sambungan jari lurus / biskuit (Bridle joints) Sambungan ini berbentuk seperti biskuit lapis, dimana sambungan ini saling mengunci diantara celahan kayu sambungan.
Gambar 31. Posisi dan bentuk sambungan jari lurus (www.telkomuniversity.academia.edu)
f. Sambungan pasak (Dowel joints) Sambungan yang memfokuskan dengan penggunaan kuncian seperti pasak yang mempunyai kedalaman pasak kayu yang berbeda – beda.
39
Gambar 32. Posisi dan bentuk sambungan pasak (www.telkomuniversity.academia.edu)
Perekat (lem), sejak berabad - abad lalu lem telah digunakan sebagai perekat sambungan kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan - perkuatan mekanis atau sambungan kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas, kelembaban (moisture) dan kemampuan rekat yang optimal melebihi kuat serat kayu sendiri. Berikut beberapa jenis perekat yang biasa digunakan dalam membuat furnitur: 1. Lem hewan (Animal glues) Diproduksi melalui kulit hewan dan tulang yang menghasilkan katalis protein sebagi perekat berkualitas dan tidak beracun (non-toxic). Digunakan oleh para pekerja kayu tradisional, namun di beberapa tempat di negara asing, masih digunakan untuk perkerjaan vinir bermotif (hand-laid veneer). 2. Glue Gun / Hot Melt Glue Berbentuk
stik
silindris
serupa
dengan
sealant,
pengolesan
menggunakan alat ellectrical gun yang mengalirkan panas sehingga
40
melumerkan lem stik. Biasa digunakan untuk membuat mock-up atau prototype karena mengering dengan cepat dan praktis. Serta digunakan pula untuk aplikasi industri perekatan vinir terhadap alasnya (groundwork). 3. Lem PVA (Polyinyl Acetate) a. Lem putih emulsi pekat (contoh : lem Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang). b. Lem kuning (Contoh : Aibon) cair - kental dan tahan terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar serta merekatkan plastic laminate seperti HPL. 4. Lem resorcinol (Resin) Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan campuran dari dua bagian resin dan hardener. Merekat dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15 oC. Lazimnya digunakan pada produk-produk kayu lunak (softwood).
Pengencang kayu menurut Ernest Joyce (The Technique of Furniture Making) dibagi 3, yaitu:paku, sekrup dan dowel. Paku, sekrup dan dowel merupakan satu mekanisme pengencangan sambungan kayu yang sangat baik,
selain
kuat
pemasangannya
pun
relatif
mudah.
Pada
perkembangannya dua jenis pengencang sekrup dan dowel semakin dimodifikasi menjadi jauh lebih baik dari segi: kekuatan, mekanisme, mutu bahan (tahan karat), dan estetikanya sehingga penggunaannya lebih banyak digunakan untuk menyambung kayu dibanding paku.
41
1. Paku Paku umumnya berkembang pada konstruksi arsitektur dan interior. Namun pada pekerjaan kayu, paku digunakan untuk beberapa hal seperti pembuatan mock-up, juga untuk mengencangkan upholster dengan kayu. Paku merupakan pengencang yang sangat tradisional, paku yang dikendalikan atas tumpuan ketuk sangat sulit dijamin kelurusannya sehingga menjadi hal yang kurang menguntungkan dalam proses produksi furnitur. Beberapa jenis paku yang sering ditemui dalam furnitur adalah sebagai berikut : a. Paku besi, untuk menggabungkan kayu dengan plat metal tipis. b. Paku kursi, dipakai untuk memasang bantalan atau pengempuk pada kursi. c. Paku semat, dipakai untuk menyemat kain pada mebel kayu. d. Paku panel, untuk menggabungkan papan. e. Paku Chevron , sebagai penyambung sudut dari kerangka mebel. f. Paku cacing / gelombang (corrugated fastener), untuk sambungan kayu. g. Paku plat (timber connector), plat untuk menggabungkan kayu.
Gambar 33. Jenis Paku yang sering digunakan pada mebel (www.apikayu.wordpress.com)
42
2. Sekrup Sekrup merupakan pengencang sambungan kayu dengan mekanisme ulir (60 persen panjang sekrup adalah ulir) yang ‘menggigit’ kayu. Tidak banyak perkembangan dari sisi ulir, perkembangannya dapat dilihat pada ukuran, tipe kepala dan lapisan pelindung karat.
Gambar 34 . Jenis – jenis sekrup (www.tentangkayu.com)
a. Sekrup(a-d) Biasanya digunakan untuk memasang engsel, plat pembantu atau bahan material selain kayu. Bagian yang masuk kayu hanya diameter intinya saja karena kepala sekrup pada jenis ini benarbenar berfungsi penuh untuk menahan bahan lain tetap terikat pada kayu. Karena penggunaannya di luar permukaan maka finishing akhir kepala sekrup jenis ini biasanya halus dan untuk pemasangan jenis sekrup ini sebaiknya tambahkan ring tipis di antara kepala sekrup dan benda kerja. b. Sekrup (e) Bentuk kepala bersudut miring untuk kemudahan kepala sekrup memasuki kayu. Pemasangan sebaiknya kepala sekrup minimal sama rata dengan permukaan kayu atau lebih dalam. Performa paling efisien adalah apabila lubang sekrup pada kayu juga mengikuti bentuk kepala sekrup. Bentuk kepala sekrup miring
43
paling sering digunakan pada perabot kayu. Sekrup ini biasanya digunakan
untuk
konstruksi
furnitur
yang
sangat
memperhatikan tingkat kerapihan dengan juga efek estetika. c. Sekrup (f) Hampir sama fungsi dan penempatannya dengan sekrup e. Sekrup f ini memiliki kelebihan pada bentuk atas kepala 'tembereng', permukaan halus dan harus berada di atas permukaan kayu. Jenis sekrup kepala miring terbuat dari beberapa jenis logam sesuai dengan pemakaiannya. Untuk pengaplikasian, jenis sekrup ini akan sedikit menonjol sehingga kurang rapih dan estetis pada proses akhir.
D. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Suatu karya seni bukan hanya tercipta dari material - material baru, karya seni juga bisa tercipta dari barang bekas atau pun barang yang sudah tidak layak digunakan (limbah). Berbagai desa di penjuru Indonesia, sudah memulai membuat karya seni menggunakan barang bekas untuk mata pencaharian mereka. Pengrajin barang bekas bukan hanya menjual di daerah sekitar mereka saja tetapi juga diluar daerah bahkan sampai ke luar negeri.
Keuntungan yang di dapat para pengrajin cukup besar karena mereka memanfaatkan barang bekas/limbah sebagai material utama nya yang notaben nya bahan tersebut cenderung memiliki nilai beli yang murah atau gratis dibandingkan pengrajin yang menggunakan material baru yang pada dasarnya sudah ada ketetapan modal dasar material.
44
Pemanfaatan barang bekas atau limbah secara baik dan benar mampu membuat sebuah karya seni atau produk yang memiliki nilai jual tinggi walaupun dari material – material yang sudah dibuang dan tidak terpakai. Salah satunya yaitu pemanfaatan limbah peti atau keranjang buah yang penulis manfaatkan menjadi rak buku yang unik,menarik dan ergonomis.
45