BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Sejarah Sepatu Sejarah menyatakan, sepatu adalah salah satu dari sekian hal pertama yang diciptakan nenek moyang kita. Kebutuhanlah yang memaksa mereka menemukan metode untuk melindungi kaki dari tajamnya batu, pasir yang membakar kaki dan tanah lapang yang bergelombang, dalam 'petualangan' mereka mencari makanan dan tempat tinggal. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa sepatu pertama kali dibuat pada zaman Es atau sekitar 5 juta tahun lalu. Sepatu itu dibuat dari kulit hewan. Sepatu primitif (kuno) dalam jumlah besar pernah ditemukan di pedalaman Missouri, Amerika Serikat (AS). Diperkirakan sepatu itu berasal dari 8000 Sebelum Masehi (SM). Sepatu lainnya juga pernah ditemukan di pegunungan Prancis dan kemungkinan berasal dari 3300 SM.
Gambar 5. Alas kaki pertama (Sumber : Dokumen.tips, 2015)
Dalam masyarakat tradisional cara utama untuk mewariskan budaya yang terdiri dari informasi dan keterampilan adalah dari generasi tua (orang tua dan kakek-nenek) kepada yang lebih muda, dengan katadari mulut ke mulut dan dengan demonstrasi praktis. Dari perubahan waktu ke waktu dan perbaikan yang telah dibuat, sementara beberapa aspek yang lebih tua dapat hilang jika tidak digunakan dan dilupakan. Bentuk penyaluran informasi adalah cara yang tepat dan lugas dalam sosial masyarakat. Ini memungkinkan masyarakat pra-modern untuk mengembangkan seni dan keterampilan yang komplek, termasuk bahasa,
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
penggunaan alat dan tradisi kesenian, dan untuk menyempurnakan dan menjelaskan kepada mereka selama beberapa generasi, terlepas dari tidak adanya catatan tertulis.2 2. Perbandingan ukuran sepatu indonesia dan import Pada dasarnya ukuran sepatu memiliki standar yang berbeda - beda, ukuran yang sering dijumpai pada sepatu lokal atau buatan Indonesia biasanya menggunakan ukuran standar eropa, meskipun Indonesia juga memiliki ukuran standar, namun jarang digunakan. Pada ukuran sepatu import biasanya menyertakan ketiga ukuran tersebut yaitu Eropa, Inggris, Amerika dan Australia.
Gambar 6. Ukuran sepatu pria (Sumber : itsmachmudi.wordpress.com, 2014)
3. Ergonomi a. Definisi ergonomi Kata ergonomi tidak terlepas dari makna dasar yaitu ergon yang berarti kerja (work) dan nomos yang berarti hukum-hukum alam (natural laws). Pengertian kerja secara sempit adalah kegiatan mendapatkan upah sedangkan pengertian kerja secara luas adalah semua gerakan manusia merupakan kerja, meski tidak mendapatkan upah. Ergo memiliki arti gerak/kerja sedangkan nomos berarti alamiah sehingga dapat dijelaskan ergonomi adalah gerakan yang efektif, efisien, nyaman, aman, tidak menimbulkan kelelahan dan kecelakaan sesuai kemampuan tubuh tetapi mendapatkan hasil kerja yang lebih optimal. Oleh karena itu dalam pendekatan ergonomi memerlukan keseimbangan antara kemampuan tubuh dan tugas kerja. Dalam meningkatkan kemampuan tubuh manusia terdapat beberapa hal disekitar lingkungan alam manusia misal peralatan, lingkungan fisik, posisi 2
Buckley, C. D. (2012, Desember 18). Investigating Cultural Evolution Using Phylogenetic Analysis:
The Origins and Descent of the Southeast Asian Tradition of Warp Ikat Weaving. Dipetik Juli, 2016, dari http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0052064
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
gerak (kerja), perlu direvisi atau dimodifikasi atau didesain ulang disesuaikan dengan kemampuan tubuh manusia. Dengan kemampuan tubuh meningkat secara optimal, maka tugas kerja yang dikerjakan juga akan meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika dilingkungan alam sekitar manusia tidak sesuai dengan kemampuan almaiah tubuh manusia, maka akan menimbulkan hasil kerja yang tidak optimal. b. Tujuan ergonomi Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonimis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. 4. Antropometri Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara defenitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: 1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil,dll) 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, tools,dll) 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian 4. Perancangan lingkungan kerja fisik
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Menurut Wignojosoebroto (2008) secara umum, anthropometri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Antropometri statis/Structural Merupakan pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya.Antropometri struktural ini diantaranya: a. Antropometri struktural berdiri dan duduk Antropometri ini diantaranya, tinggi selangkang (A), tinggi siku (B), tinggi mata (C), rentang bahu (D), tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk (G)Dimensi kepala, wajah, tangan, dan kaki. Penerapan data ini untuk merancang terali untuk keamanan, jeruji panel visual, dan penerapan panel, peralatan tempat penyimpanan sesuatu di rumah, dan sebagainya. Data ini meliputi : lebar telapak tangan (K), panjang telapak tangan (I), lebar telapak kaki (P), panjang telapak kaki (N), lebar dahi (F), lebar kepala (E), lebar dagu (H), dll. b. Antropometri kepala
Gambar 7. Antropometri kepala (Sumber : Dewa,2000)
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Beberapa bagian yang perlu diukur untuk Antropometri kepala menurut Dewa (2000), antara lain : (1) Jarak antara vertela dengan dagu (A) (2) Jarak antara mata dengan dagu (B) (3) Jarak antara hidung dengan dagu (C) (4) Jarak antara mulut dengan dagu (D) (5) Jarak antara ujung hidung dengan lekukan lubang hidung(E) (6) Jarak antara ujung hidung dengan kepala belakang (F) (7) Jarak antara dahi dengan belakang kepala (G) (8) Jarak antara vertex dengan lekukan diantara kedua alis (H) (9) Jarak antara vertex dengan daun telinga atas (I) (10) Jarak antara vertex dengan daun telinga bawah (J) (11) Jarak antara vertex dengan lubang telinga (K) (12) Lingkar kepala membujur (L) (13) Lingkar kepala melingkar (M) (14) Lebar kepala (N) (15) Jarak antara kedua mata (O) (16) Jarak anatara kedua pipi (P) (17) Jarak antara kedua lubang hidung (Q) (18) Jarak antara kedua persediaan rahang bawah (R) (19) Jarak antara kedua daun telinga (S) (20) Jarak antara cuping hidung (T) c. Antropometri tangan
Gambar 8. Antropometri Tangan (Sumber : Dewa,2000)
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Pada antropometri tangan, beberapa bagian yang perlu diukur antara lain: (1) Panjang tangan (A) (2) Panjang telapak tangan (B) (3) Lebar tangan sampai ibu jari (C) (4) Lebar tangan sampai mata karpal (D) (5) Ketebalan tangan sampai mata karpal (E) (6) Lingkar tangan sampai telunjuk (F) (7) Lingkar tangan sampai ibu jari (G) d. Antropometri kaki Kaki
menyediakan
permukaan
utama
interaksi
dengan
lingkungan selama penggerak. Dengan demikian, penting untuk mendiagnosis masalah kaki pada tahap awal untuk pencegahan cedera, manajemen risiko dan kesejahteraan umum.3
Gambar 9. Antropometri kaki (Sumber : Dewa,2000)
Pada antropometri kaki, beberapa bagian yang perlu diukur: (1) Panjang kaki (A) (2) Lebar kaki (B) (3) Jarak antara tumit dengat telapak kaki yang lebar (C) (4) Lebar tumit (D) (5) Lingkar telapak kaki (E) (6) Lingkar kaki membujur (F)
3
Abdul Razak, A. H., Zayegh, A., Begg, R. K., & Wahab, Y. (2012, Juli 23). Foot Plantar Pressure Measurement System: A Review. Dipetik Juli, 2016, dari http://www.mdpi.com/1424-8220/12/7/9884
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2. Antropometri dinamis/fungsional Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakangerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Disini berkaitan dengan gerakan-gerakan yang nyata, yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.Posisi kerja berfungsi untuk merancang ruang mekanis dan utilitas ruang latihan fisik, ruang berapi fisik dan sejenis lainnya. B. Data Berkaitan dengan Estetika Produk Rancangan 1. Perkembangan sepatu sesuai zaman Dalam perkembangannya, sepatu semakin mengandung simbol dan status. Sepatu mengalami banyak perubahan terutama dari segi ukuran, bentuk dan jenisnya. Beragam desain menarik juga dialami. Pada abad 19, fungsi mempengaruhi bentuk alas kaki, di mana sepatu dibuat mendekati bentuk kaki dan disesuaikan dengan aktivitas pemakai. Sepatu dengan platform tebal yang mengingatkan romantisme kebebasan menjadi pertimbangan sehingga terjadi reduksi pernik dan dibuat massal. Abad 20 merupakan jaman keemasan bagi alas kaki6y
Gambar 10. Sepatu datar (Sumber Buku : Mode dalam sejarah Sepatu,2010)
Pada abad IV, sepatu yang dihias dengan indah banyak ditemukan di Bizantium. Model sepatu dengan ujung panjang muncul di akhir abad IV sampai abad XV. Maklum, mode topi dan hiasan kepala saat itu juga runcing-runcing. Ada sepatu seorang pangeran yang panjang ujungnya 60 cm. Untuk mempertahankan bentuknya tentu saja mesti disumpal serat atau jerami. Sepatu demikian disebut poulainne atau crakow, mungkin indikasi tempat asalnya: Polandia. Supaya 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
praktis, ujung sepatu diikat dengan rantai ke pangkal sepatu di tulang kering. Oleh Edward IV, raja Inggris 1442-1483, ujung sepatu lalu di batasi maksimal 5 cm saja. Pada abad XVII lahir model sepatu berhak tinggi dengan pita. Tahun 1660 Louis XIV, raja Prancis yang terkenal suka kemewahan dan keindahan, mendapat hadiah sepasang sepatu berhak tinggi dengan pita sepanjang 40 cm. Tetapi haknya dibuat melengkung untuk disesuaikan dengan tubuh Louis yang pendek. Meski tak praktis dan membuat pemakainya bisa tersandung, model itu sangat disukai raja dan kerabatnya. Pada abad XVIII sepatu mencapai puncak kecentilannya. Ada yang dihiasi kain brokat, atau kulit anak kambing yang lembut, entah dibordir atau dihiasi manikmanik. Ujungnya runcing, haknya tinggi melengkung. Bahkan ada yang dihiasi gesper bertatahkan berlian. Pada abad ini, alas kaki menjadi pusat penampilan. Berbagai model mulai dari retro, model lama sampai masa kini rupanya masih dijadikan pijakan para pembuat sepatu. Dengan sentuhan kekinian dipadu kreativitas, model-model baru terus lahir dalam nuansa segar C. Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan 1. Teknologi Pembuatan Sepatu
Gambar 11. Mesin klebut moder (Semi otomatis) (Sumber internet : mesinshoelast.blogspot.co.id, 2016)
Salah satu alat utama dalam pembuatan sepatu adalah kelebut (berbentuk L terbalik), tempat lapis atas dibentuk dan ditempel ke sol. Mesin 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kelebut diciptakan tahun 1880-an ini meningkatkan jumlah produksi, dari beberapa sepatu per hari menjadi ratusan. Hingga pertengahan abad ke19 seluruh sepatu dibuat secara manual. Pengrajin sepatu masih menggunakan peralatan yang telah digunakan sejak zaman mesir kuno. Pada tahun 1846 mesin jahit praktis pertama dipatenkan oleh seorang penemu Amerika, Elias Howe (18191867) dan mekanisasi pembuatan sepatu bukan lagi hal yang mustahil.
Gambar 12. Mesin Howe (Sumber internet : penemuanterbaru.com, 2016)
Dua orang Amerika mengadaptasi penemuan Howe untuk membuat sepatu. Tahun 1858 Lyman R. Blake mematenkan mesin untuk menjahit sol ke lapis atas. Alatnya kemudian dikembangkan oleh Gordon Mckay (1821-1903). Temuan penting selanjutnya adalah mesin kelebut sepatu yang dipatenkan tahun 1883 oleh seorang Amerika bernama Jan Ernst Matzeliger (1852-1889). Mesin yang terakhir ini berbentuk kaki, tempat lapis atas dibentuk dan ditempel ke sol. Pada akhir abad mesinmesin tersebut serta mesin-mesin baru mendorong produksi sepatu secara massal di pabrik-pabrik sekaligus menurunkan biaya produksi.
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Gambar 13. Program Computer Aided Design (CAD) (Sumber internet : tenlinks.com, 2016)
Dewasa ini telah adanya aplikasi program Computer-aided design (CAD) seperti Shoemaster yang memungkinkan perancang sepatu modern bekerja dengan gambar 3D, tidak dengan gambar 2D seperti yang dilakukan dimasa lampau. Desain CAD dapat diputar untuk dilihat dari berbagai sudut, dan warna serta detail lain dapat diubah dalam hitungan detik. Saat ini produksi sepatu melalui banyak tahapan, dimulai dari perancangan. Setelah perancangan disetujui, pola dibuat untuk tiap bagian dan tiap ukuran sepatu. Bagian bagian lapis atas dipotong dan dijahit atau ditempel menjadi satu. Selanjutnya lapis atas ditaruh dimesin kelebut dan dijahit atau dilem ke sol dalam, welt, dan sol luar. Lapis atas, materi sepatu paling ringan, menahan sol tetap dibawah telapak kaki. Sisipan atau insert, yang dibentuk sesuai lengkungan kaki melindungi dan menjaga kaki tetap dingin dan kering. Sol tengah (insole) sangat penting karena menjadi pelindung kaki yang utama dan terus menerus dijadikan bahan inovasi desain sepatu. Sol luar memiliki daya cengkeram dan juga berfungsi melindungi sol tengah. Dewasa ini komputer dipakai dalam banyak tahapan diatas. Sebagai contoh, sepatu dapat didesain dikomputer dan mesin produksi seringnya dikontrol melalui computer. Beberapa sepatu pada bagian dalamnya dipasangi computer. Misalnya sepatu Raven yang dipatenkan pada tahun 1999 memiliki mikrochip bertenaga baterai yang merespon kebutuhan pemakai akan bantalan kaki dengan memompa atau mengempiskan kantung udara dalam sol.
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2. Jenis-jenis kulit sepatu a. Kulit Asli Kulit / leather bisa berasal dari kulit binatang seperti buaya, ular, atau sapi dan digunakan sebagai bahan material sepatu wanita maupun sepatu pria. Kulit Asli memiliki keunggulan dalam kenyamanan dan ketahanan. Kulit Asli memiliki poros yang tinggi sehingga tepat digunakan dimusim hujan maupun musim panas maupun musim salju. 1. Suede Jenis kulit Suede adalah jenis bahan kulit yang diproses secara terbalik, yaitu disamak dari bagian dalam kulit. Kulit Suede memiliki tekstur yang lebih lembut. Sepatu kulit yang menggunakan bahan kulit suede terkesan lebih santai dan tidak formal / casual.
Gambar 14. Suede) (Sumber internet : nengfashion.com, 2016)
2. BUK/ NUBUCK Jenis bahan kulit Buk / Nubuck terlihat sama dengan jenis kulit Suede. Perbedaanya adalah pada proses pembuatanya. Tidak seperti kulit Suede, jenis kulit Nubuck tidak dibuat dari bagian dalam kulit binatang. Melainkan dibuat dari bagian luar kulit binatang. Namun permukaannya dihaluskan menggunakan permukaan yang kasar, sehingga menghasilkan permukaan kulit yang halus seperti pada jenis kulit Suede.
Gambar 15. Buk (Sumber internet : nengfashion.com, 2016)
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3. BRUSH-OFF Bahan sepatu kulit ini memilki kualitas permukaan halus dan mengkilat. Kelebihan lain dari bahan sepatu ini mudah dibersihkan. Jenis kulit Patent Leather adalah jenis kulit yang diproses dengan dilapisi bahan protektif seperti acrylic. Sehingga menghasilkan jenis kulit yang sangat mengkilap, berwarnana terang, dan licin. Biasanya jenis kulit ini digunakan untuk sepatu formal.
Gambar 16. Brush-off (Sumber internet : nengfashion.com, 2016)
4. FULL GRAIN Jenis bahan kulit yang di proses secara utuh tanpa mengubah atau memodifikasi struktur permukaan kulit bawaanya. Sehingga motif permukaan pori-pori kulit (grain) masih terlihat alami atau natural, sehingga tekstur kulit binatang masih terlihat cukup jelas. Bahan kulit ini sering di buat untuk mebel, tas, jaket dan juga sepatu.
Gambar 17. Full grain (Sumber internet : nengfashion.com, 2016)
5.
PULL UP Jenis kulit Pull-Up adalah proses pengolahan lanjutan dari jenis kulit Finish Leather. Pada jenis kulit pull-up, kulit yang telah selesai di proses menjadi finish leather kemudian ditarik melar sehingga didapatkan kulit yang lebih tipis.
Gambar 18. Pull Up (Sumber internet : nengfashion.com, 2016)
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
b. Kulit Sintetis Kulit sintetis adalah kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan. Kulit imitasi dibuat berbagai macam jenis yang sangat mirip dengan kulit asli, mulai dari glossy, motif, warna dan bahkan bisa jauh lebih baik menggembangkan motif sesuai selera. Kulit sintetis ditemukan sejak sekitar tahun 1850, dikembangkan dengan komposisi karet atau pyroxylin zat sintetis. Sejak perang dunia kedua, bahan polimer vinil telah ditemukan dan menjadi sangat umum. Untuk
sepatu
yang
menggunakan
bahan
dasar
kulit
dalam
pembuatannya juga dapat dimiliki dengan harga yang cukup terjangkau. Menggunakan sepatu kulit sintetis sebagai solusi harga yang cukup mahal untuk sepasang sepatu yang menggunakan kulit asli sebagai bahan pembuatnya. Kulit sintetis memiliki lima macam jenis yang sering sekali digunakan sebagai bahan dasar membuat sepatu. beberapa jenis kulit sintetis tersebut adalah poly vinyl urethen atau sering disebut PU, poly vinyl chloride atau yang sering disebut PVC, thermo plastic rubber atau juga sering disebut TPR, rubber, dan juga Eva atau spons. Dari lima macam kulit sintetis tersebut, masing masing memiliki kelebihan jika akan digunakan sebagai bahan utama membuat sepatu. Untuk kulit sintetis jenis PU akan lebih ringan dibandingkan dengan jenis kulit sintetis lainnya. Namun jenis kulit sintetis PU adalah yang paling mahal dibanding jenis kulit sintetis lainnya. PVC sangatlah berat jika dibandingkan dengan PU, jenis ini sangat jarang digunakan untuk bahan membuat sepatu saat ini. TPR memiliki berat yang sama dengan PU namun memiliki tingkat kelenturan yang baik jika digunakan sebagai bahan membuat sepatu. Rubber adalah karet murni yang juga sangat baik jika digunakan untuk membuat sepatu. D. Data Berkaitan dengan Aspek Ekonomi Produk Rancangan Menurut Husain Umar yang dikutip dari buku Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen mengatakan bahwa analisis konsumen berkaitan erat dengan perilaku konsumen terhadap barang atau jasa. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen
setelah
membandingkan
antara
apa
yang
dia
terima
dan
harapannya. Adanya kepuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan terhadap sebuah produk dan akan menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. (Umar, 2005) 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Perubahan fashion adalah sebuah fenomena yang sulit dipahami, membutuhkan penjelasan budaya. Pemikir di berbagai bidang telah tercermin pada fashion apa yang dibuat, dan khususnya pada apa yang dikembangkan dalam fashion, Pergerakan tersebut mulai dari pengenalan, penerapan hingga paduan dari gaya tertentu.4 Penampilan merupakan komponen penting dari kebanyakan barang konsumsi tahan lama. Sejumlah besar sumber daya yang ditujukan untuk pengembangan desain pada pakaian, mobil, furniture, dan peralatan elektronik. Sumber daya ini tidak bermaksud digunakan untuk membuat barang-barang yang lebih fungsional melainkan tujuan mereka adalah agar produk tampil modis. Dengan "fashion," umumnya berarti proses mengaburkan bahwa identifikasi desain tertentu, produk, atau perilaku sosial sebagai suatu "keberadaan" untuk jangka waktu yang terbatas dan menggantikannya dengan keteraturan yang sempurna oleh desain baru, produk baru, dan bentuk-bentuk baru dari perilaku sosial.5
Pesendorfer, W. (1995). Design Innovation and Fashion Cycles, 771. Hemphill, C. S., & Suk, J. (2009, Maret). The Law, Culture, and Economics of Fashion, 1155.
4 5
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/z