BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Menurut Walter Gropius (dalam Sachari, 2005) ‘desain’ mengandung pengertian sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula. Selanjutnya dikembangkan oleh Bruce Archer, yang mengemukakan bahwa desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani
manusia
melalui
berbagai
bidang
pengalaman,
keahlian
dan
pengetahuannya pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai tujuan benda buatan manusia. Pengertian desain di Indonesia telah mengalami berbagai proses transformasi sejalan dengan pertumbuhan pola pikir masyarakat, salah satunya dikemukakan oleh Widagdo bahwa desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud dan merupakan produk nilai-nilai untuk suatu kurun waktu tertentu. (Widagdo,1993 dalam Sachari, 2005). Hal ini membuktikan bahwa terjadi pergeseran tentang pengertian desain dari tahun 80-an, yaitu desain telah dikaitkan dengan nilai-nilai kontekstual yang mencakup kebudayaan. Penggunaan batik dapat disesuaikan menurut bahan, motif, dan warna. Hal ini akan sangat penting karena ketika aspek kegunaan bekerja, batik harus mampu hadir walaupun dengan kreasi yang berbeda. Batik mempunyai beberapa aspek kegunaan yang tentunya bermanfaat bagi manusia. Aspek kegunaan batik sebagai berikut: 1.
Batik sebagai Bahan Dekorasi Dalam ilmu tata ruang dekorasi lebih dikenal dengan istilah elemen estetis.
Batik yang digunakan sebagai dekorasi dalam ruangan di antaranya bisa berupa hiasan dinding atau wall hanging, sketsel atau penyekat ruangan. dan patung. 11
Penggunaan batik terus berkembang seiring dengan inovasi dan kreativitas para pengusaha dan desainer batik. Ditinjau dari segi motif, batik bisa hadir dalam nuansa klasik atau pun nuansa modern dengan warna yang menyesuaikan kebutuhan dekorasi. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bahan baku yang digunakan untuk membatik. Media batik tidak berupa kain mori dan sutra saja. Batik yang dihadirkan dalam elemen estetis dekorasi harus mempunyai karakter bahan yang lebih kuat dibanding dengan bahan yang digunakan sebagai busana. Bahan untuk batik harus menyesuaikan fungsi pakai dan kegunaannya. Hal ini harus selalu diperhatikan. 2.
Batik sebagai Bahan Perlengkapan Hidup Setelah berkembang menjadi bahan sandang nasional dan sebagai hiasan,
kini batik mulai digunakan untuk membuat perlengkapan dan aksesori seperti tas, kantong ponsel, sandal, dan kipas. Perkembangan produk ini memperkuat daya kreativitas sehingga kegunaan batik pun semakin luas. Dengan begitu batik menjadi sangat akrab dalam kehidupan kita. 3.
Batik sebagai Busana Penggunaan batik sebagai busana tradisional semakin berkurang, terutama
di kalangan generasi muda. Makna simbolik yang ada pada ragam hias batik tradisional juga makin kurang dikenal. Akan tetapi, dengan berbagai kreasi dan inovasi, kini batik telah menjadi pakaian umum. Motif dan desainnya pun semakin berkembang pesat sehingga generasi muda merasa nyaman dan senang menggunakan busana batik. Banyak desainer muda yang memulai kiprah desain bajunya dengan mengambil batik sebagai inspirasi pembuatan desain baju. Kreatifitas para desainer muda ini banyak melahirkan beragam desain baju batik yang
sangat
elegan
dan
memenuhi
tuntutan
gaya
hidup
modern.
(http://ayundabatik.com/3-aspek-kegunaan-batik)
12
B. Kelompok Data Berkaitan dengan Estetika Fungsi Produk Rancangan Unsur Rupa Elemen-elemen seni rupa dapat dikelompokan berdasarkan bentuknya. a) Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.
Gambar 8. Jenis Titik (http://wisnujadmika.wordpress.com/tag/unsur-unsur-seni-rupa/)
b) Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. c) Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
Gambar 9. Unsur Rupa (http://subhandepok.files.wordpress.com/2011/10/untitled-1.jpg)
13
Ragam Hias Batik adalah salah satu budaya bangsa Indonesia, karena sejak zaman nenek moyang dulu kita sudah bisa mengenal apa itu batik. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai macam motif batik pada keramik dan lain sebagainya. Indonesia kaya akan berbagai macam-macam batik dengan teknik dan ragam hias yang beraneka ragam. Corak atau gambar yang di tuangkan pada kain batik menggambarkan keteladan pada kehidupan, menceritakan tentang keindahan alam, juga selain figur binatang, ada pula motif atau corak batik yang menggunakan figur tanaman seperti bunga dan pepohonan. Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya memilik banyak ragam hias. Bagian besar motif hias dalam seni rupa Nusantara merupakan hasil karya bangsa kita tetapi tedapat juga yang berasal dari pengaruh asing. Hal tersebut lumrah terjadi karena kontak kebudayaan berlangsung secara alami. Contohnya adalah motif hias burung funiks, naga, awan dan batu karang yang berasal dari seni Cina banyak didapati pada karya seni rupa pesisir utara Pulau Jawa. Bunga teratai yang bermakna kelahiran berasal dari tradisi seni Hindu India dan banyak muncul pada arca atau relief candi. Beberapa motif hias bersifat universal karena diketemukan juga di negara lain, seperti meander, tumpal, dan swastika. Dengan motif hias yang beragam sesungguhnya kualitas karya seni rupa menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat pada kesesuaian teknik, bahan, warna, tema, bentuk, dan makna simboliknya. Keterampilan yang akarnya sudah berumur ribuan tahun tersebut wajib kita lestarikan agar tidak punah. a). Ragam Hias Flora
14
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni seperti batik, ukiran, dan tenunan. simbol-simbol alam seperti pepohonan yang ada pada batik menggambarkan kesuburan dan kemakmuran. simbol bunga dan daun yang berarti suatu keindahan, kecantikan dan kebahagiaan. motif yang simpel seperti daun – daunan.
Gambar 10. Ragam Hias Flora (http://www.artikelpendidikan.net/2011/06/ragam-hias-nusantara-pada-kain.html)
b). Ragam Hias Fauna Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Figur-figur binatang yang ada pada batik memiliki makna yang dalam misalnya figur burung yang menggambarkan suatu kebebasan, figur gajah yang memiliki arti kekuatan yang besar, dan lain sebagainya Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan. Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.
15
Gambar 11. Ragam Hias Fauna (http://www.lasembatikart.com/content/uploads/batik-lasem-kupu-c.jpg)
c). Ragam Hias Geometri Motif hias geometris atau sering disebut juga ilmu ukur mulanya muncul karena faktor teknik dan bahan. Pada kriya anyaman serat membujur dan melintang membentuk motif hias yang geometris, yaitu serbalurus, lengkung atau lingkar. Motif hiasnya terdiri atas tumpal (segitiga), meander (liku-liku), pilin, kunci, banji, swastika. Motif hias swastika bermakna lambang matahari atau peredaran bintang yang berkaitan dengan nasib baik. Swastika dalam bentuk bersambung disebut banji yang bermakna harapan baik. Berikut ini beberapa motif dasar ragam hias geometris nusantara:
Swastika
Swastika adalah motif hias berbentuk dasar huruf Z yang saling berlawanan.
Gambar 12. Motif Swastika (http://sen1budaya.blogspot.com/2014/09/menggambar-ragam-hias-geometris.html)
16
Pilin Pilin adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. Dalam variasinya juga berbentuk SS (pilin ganda).
Gambar 13. Motif Pilin (http://sen1budaya.blogspot.com/2014/09/menggambar-ragam-hias-geometris.html)
Meander Meander adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. Dalam perkembangannya, ragam hias ini memunculkan ragam hias swastika.
Gambar 14. Motif Meander (http://sen1budaya.blogspot.com/2014/09/menggambar-ragam-hias-geometris.html)
Tumpal Tumpal yaitu ragam hias tradisional Nusantara yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki.
17
Gambar 15. Motif Tumpal (http://sen1budaya.blogspot.com/2014/09/menggambar-ragam-hias-geometris.html)
Ceplokan Motif hias ceplokan adalah ragam hias yang terdiri atas satu motif dan disusun berulang-ulang.
Gambar 16. Motif Ceplokan (http://sen1budaya.blogspot.com/2014/09/menggambar-ragam-hias-geometris.html)
18
Gambar 17. Contoh Ragam Hias Geometris (http://sen1budaya.blogspot.com/2014/09/menggambar-ragam-hias-geometris.html)
Adapun simbol lain yang digunakan pada kain batik yaitu simbol rumah yang berarti keteduhan dan perlindungan, selain itu ada juga simbol parang yang mengandung arti peperangan. Hal inilah yang membedakan batik nusantara dengan batik mancanegara yang hanya dinikmati dari visualnya semata, sedangkan batik nusantara tidak hanya dinikmati dari segi visualnya saja tetapi dari
segi
spiritualnya
yang
banyak
mengandung
arti
kehidupan
(http://matoa.org/makna-corak-batik/).
19
Corak Batik Corak batik adalah hasil lukisan pada kain dengan menggunakan alat yang disebut dengan canting. Corak batik sangat dipengaruhi oleh letak geografis daerah pembuatan sifat dan tata penghidupan daerah bersangkutan, kepercayaan dan adat istiadat yang ada, keadaan alam sekitar, termasuk flora dan fauna, serta adanya kontak atau hubungan antar daerah pembuatan pembatikan. Pada sehelai corak batik, dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu : a. Ornament Utama Ornament utama adalah suatu corak yang menentukkan makna motif tersebut. Pemberian nama motif batik tersebut didasarkan pada perlambangan yang ada pada ornament utama. Misalnya jika corak utamanya adalah garuda, maka biasanya batik tersebut di beri nama garuda b. Isen – Isen
Gambar 18. Isen- Isen Batik (Sumber:http://1.bp.blogspot.com,2014)
Isen-isen merupakan aneka corak pengisi latar kain dan bidangbidang kosong corak batik. Pada umumnya, isen-isen berukuran
20
kecil dan kadang rumit. Dapat berupa titik-titik, garis-garis, atau pun gabungan keduanya.
Gambar 19. Isen- Isen Batik (Sumber: http://1.bp.blogspot.com, 2014)
Ornamen merupakan salah satu seni hias yang paling dekat dengan kriya apalagi jika dikaitkan dengan berbagai hasil produknya, oleh karena itu untuk membuat dan mengembangkan atau merintis suatu keahlian pada bidang kriya peranan ornamen menjadi sangat penting. Peranan ornamen sangat besar, hal ini dapat dilihat dalam penerapannya pada berbagai hal meliputi: bidang arsitektur, alat-alat upacara, alat angkutan, benda souvenir, perabot rumah tangga, pakaian dan sebagainya, untuk memenuhi berbagai aspek kehidupan baik jasmani maupun rohani. Teori Warna Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan,
atau
secara
subyektif/psikologis
merupakan
bagian
dari
pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang
21
tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Menurut Brewster Warna dikelompokkan menjadi 4 kelompok warna : a. Primer Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warnawarna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. b. Sekunder Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru. c. Tersier Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan biru. d. Netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna22
warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna, yaitu : 1. Kontras komplementer Adalah dua warna yang saling berhadapan di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru. 2. Kontras split komplemen Adalah dua warna yang berseberangan di lingkaran warna tetapi menyimpang ke kiri atau ke kanan. Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan. 3. Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama sisi. Misalnya merah, biru dan kuning. 4. Kontras tetrad komplementer Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat.
23
Gambar 20. Lingkaran Warna Brewster (Nirmana;Elemen-elemen Seni dan Desain:Sadjiman Ebdi Sanyoto,2010)
Warna juga mewakili suatu makna yang ingin diungkapkan atau dijelaskan. Berikut ini adalah warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang diambil dari buku Design in Dress oleh Marian L. David (1987:135), sebagai berikut : Warna
Persepsi Warna
Merah
Warna berani, semangat, agresif, penuh gairah dan menarik perhatian.
Pink
Kewanitaan, feminim, emosi, sensual, warna tubuh, keremajaan, naïf, kelemahan, kekurangan.
Biru
Ketenangan, kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, perasaan yang mendalam, konsentrasi, cerdas, perasa, bijaksana, bertahan, keras kepala, bangga diri, berpendirian tetap, kesetiaan, pengabdian, ketulusan, kesejukan, air, laut, awan, langit, harmoni, percaya diri, tidak bersalah, adil, berfikir dan konsisten.
24
Hijau
Alami, sehat, keinginan, keberuntungan, kebanggaan, harapan, segar, simpati, muda, kecemburuan dan gila.
Kuning
Optimis, harapan, tidak jujur, berubah-ubah, gembira, santai, pengecut, spontan, eksentrik, toleran, investigative, menonjol, tidak percaya, kekayaan, keberuntungan dan kehidupan.
Ungu
Spiritual, misteri, kebangsawanan, kaisar, sombong, kasar, keangkuhan, paduan intim dan keras, mendalam, peka, kurang teliti, penuh harapan, cinta kebenaran, sabar dan nostalgia.
Orange
Energi, semangat, segar, keseimbangan, ceria, hangat, ekonomis, jeruk, asam, kehangatan, musim gugur, meminta dan mencari perhatian.
Coklat
Tanah, bumi, kenyamanan, daya tahan, suka merebut, tidak suka member hati dan perlingungan.
Abu-abu
Intelek, futuristik, millennium, kesederhanaan, netral, modern, kokoh, tenang, seimbang dan masa depan.
Putih
Suci, bersih, tepat, tidak bersalah, perkawinan, kematian, steril, jujur, kemurnian, kesederhanaan dan damai.
Hitam
Kekuatan, jahat, canggih, kematian, misteri, ketakutan, sedih, anggun, elegan, kemakmuran, kecanggihan, elit, kemewahan dan kepuasan.
25
C. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan Jenis-jenis batik saat ini dapat ditemukan bermacam-macam. Jenis-jenis batik tersebut antara lain: a. Batik tulis Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.
Gambar 21. Batik Tulis (http://sidomi.com/batik-tulis)
b. Batik cetak Batik cetak atau disebut juga dengan batik cap, merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh lebih cepat dan mudah. 26
Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini.
Gambar 22. Batik Cap (http://galeribatiksukowati.blogspot.com/2012/02/batik-cap)
c. Batik printing Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena proses pembatikan jenis batik ini sangant mirip dengan proses penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain diprint diatas alat offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik khususnya pewarnaan
dapat
langsung
dilakukan
(http://www.pengertianahli.com/2014/01/
dengan
alat
ini.
pengertian-batik-dan-jenis-
batik.html#_)
27
Gambar 23. Batik Printing (http://www.batiktsurabaya.com)
D. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Ekonomi Produk Rancangan Aspek desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu pembentuk daya tarik terhadap suatu produk. Desain dapat membentuk atau memberikan atribut pada suatu produk, sehingga dapat menjadi ciri khas pada merek suatu produk. Ciri khas dari suatu produk tersebut pada akhirnya akan dapat membedakannya dengan produk-produk sejenis merek lain dari pesaing (Kotler dan Amstrong,2001). Masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai mempersoalkan masalah desain suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini penampilan dan fungsi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (Angipora, 2002 dalam Pradana, 2010). Menurut Stanton (2005: 104) desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Perusahaan juga makin menyadari pentingnya nilai pemasaran dari desain produk, terutama desain penampilannya. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan kualitas produk (Stanton, 2005: 28
107). Pemilihan warna yang tepat merupakan keuntungan tersendiri bagi pemasaran suatu produk. Promosi penjualan adalah sebuah kegiatan atau materi (atau keduanya) yang bertindak sebagai ajakan, memberikan nilai tambah atau insentif untuk membeli produk, kepada para pengecer, penjualan atau konsumen (Lee dan Johnson, 1999:331). Intinya, promosi penjualan secara efektif dapat memikat para konsumen. Hal ini merangsang para produsen dan pedagang eceran serta konsumen untuk membeli suatu produk dan mendorong tenaga penjual agar agresif menjual produk tersebut. Promosi Penjualan adalah juga upaya pemasaran untuk mendorong calon pembeli agar membeli lebih banyak dan lebih sering (Cummins dan Mullin, 2004:1). Pada intinya promosi penjualan adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan dalam jangka panjang. Batik yang merupakan wujud benda budaya, memiliki nilai tradisi, baik dalam proses maupun ragam hias yang diterapkannya. Kegiatan yang mentradisi dalam proses batik yang diproduksi di lingkungan keraton dan di luar tembok keraton juga berkembang, umumnya pengerjaannya dilakukan dengan sistem tradisional. Mempunyai nilai tradisi karena pengerjaannya dilakukan dengan turun temurun dengan tidak merubah sistem. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia (Tim Peneliti IKIP Malang, 1990: 53).
29