BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Aspek Fungsi & Manfaat Bermain Board Game a. Pengertian Board Game Menurut Mike Scorviano (2010) dalam Sejarah Board Game dan Psikologi Permainan, board game adalah jenis permainan di mana alatalat atau bagian-bagian permainan ditempatkan, dipindahkan, atau digerakan pada permukaan yang telah ditandai atau dibagi-bagi menurut seperangkat aturan. Permainan mungkin didasarkan pada strategi murni,
kesempatan, atau campuran dari keduanya dan
biasanya memiliki tujuan yang harus dicapai. Permainan board game atau yang disebut juga permainan papan sudah banyak dimainkan dalam kebudayaan dan peradaban sepanjang sejarah. Sejumlah situs sejarah penting, artefak, dan dokumen memperlihatkan bahwa adanya permainan board game pada masa itu. Diantaranya adalah: Senet yang ditemukan pada masa pre-dinasti dan dinasti awal kerajaan Mesir Kuno (sekitar 3500-3100 SM). Senet diketahui adalah board game tertua. Mehen, salah satu bentuk permainan board game lainnya dari zaman pra dinasti Mesir. Go, board game strategi, termasuk board game strategi kuno yang berasal dari China. b. Jenis Board Game Ada berbagai jenis board game, diantaranya adalah yang merepresentasikan kehidupan nyata, variasi jenis board game antara lain dimulai dari yang memiliki tema seperti Cluedo, hingga board game yang tidak memiliki tema seperti Halma. Board game yang merepresentasikan kisah kehidupan nyata hampir semua memiliki alur
16
cerita, dan boardnya adalah tambahan yang berfungsi untuk memvisualisasikan skenario sesuai jalan cerita. c. Manfaat Board game Aturan Board game merupakan permainan yang penuh dengan aturan. Board game hanya akan dapat dimainkan dengan baik ketika semua pemain mematuhi aturan-aturan tersebut. Artinya permainan ini secara tidak langsung melatih pemain untuk mematuhi aturan secara sadar dan berlaku jujur (Nelson Gustav Wisana, 2011). Interaksi Sosial Kebanyakan judul board game dapat dimainkan oleh lebih dari 3 orang pemain. Dengan variasi yang ada, board game bisa mengajak sesama pemain untuk bekerja sama dan mengalahkan permainan itu sendiri (Ghost Story, Arkham Horror), bernegosiasi (Monopoly, Puerto Rico), bermain peran (DnD, Bang, Werewolf), bluffing (Sabouteur), atau tindakan lain yang mengharuskan pemainnya untuk berinteraksi dengan pemain lainnya. Di balik tujuan memenangkan permainan, tiap pemain secara tidak sadar juga melakukan komunikasi intens dengan pemain lain
selama permainan berlangsung, baik dengan tujuan
melakukan tipu daya, bercanda, negosiasi, maupun membahas aturan yang ada (Nelson Gustav Wisana, 2011). Edukasi Sebuah board game yang menarik umumnya dikemas ke dalam sebuah tema tertentu yang juga menarik, contohnya Monopoly yang dikemas ke dalam tema investasi dan pembelian lahan atau yang memiliki tema tentang mengelola peternakan. Banyak pula board game yang mengambil tema dan setting waktu sesuai dengan sejarah seperti Batavia dan Alhambra. Sedikit banyak board game memberikan 17
pengetahuan baru pada pemainnya, dan tidak sedikit pemain menjadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang tema yang diangkat oleh sebuah board game. Selain dari sisi tema, hampir seluruh permainan board game mengharuskan pemainnya untuk mengasah otak seperti mengatur
strategi,
memprediksi,
mempersiapkan
taktik,
dan
pengambilan keputusan. Faktor edukasi ini terdapat pada beberapa permainan digital online, namun pengalaman yang didapat menjadi berbeda ketika pemain berhadapan langsung dengan pemain lain dan melihat akibat dari setiap pengambilan keputusan yang terjadi baginya dan orang-orang di sekitarnya (Nelson Gustav Wisana, 2011). Risiko dan Simulasi Setiap perbuatan manusia pasti ada pengaruh dan akibatnya, baik langsung maupun tidak langsung. Dengan board game, setiap pengambilan keputusan ini akan disimulasikan dengan cepat. Pemain akan dapat melihat akibat yang ia timbulkan dalam sebuah kelompok sosial (sesama pemain) sebagai bentuk dari keputusan yang ia ambil selama permainan. Setiap pengkhianatan, pengingkaran janji, kesetiakawanan, keberuntungan, dan kerja sama dalam permainan, akan menghasilkan hubungan timbal balik langsung di antara pemain. Dengan kata lain, board gamemerupakan permainan yang melatih kehidupan bermasyarakat dengan memberikan latihan simulasi situasi kepada pemainnya (Nelson Gustav Wisana, 2011). Jenjang Generasi Tidak semua orang dapat menikmati permainan digital, terutama orang tua.
karena kebanyakan dari permainan digital
mengandalkan ketangkasan penggunanya dalam teknologi, seperti menggerakkan mouse atau joy pad. Karena itu, beberapa orang tua menganggap game digital terlalu rumit dan sudah bukan lagi waktunya bagi mereka untuk mainkan. Sebaliknya, board game merupakan jenis 18
permainan konvensional yang sudah dikenal sejak lama. Tidak diperlukan pemahaman khusus untuk bisa memainkannya, sehingga semua orang bisa langsusng bermain board game. Dengan begitu, para pemain dapat dengan mudah mengajak orang tua mereka untuk bermain board game, sehingga keharmonisan dalam keluarga dapat ditumbuhkan (Nelson Gustav Wisana, 2011). Sesuai beberapa poin di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa board game merupakan permainan yang erat dengan fitur sosialisasi di antara pemainnya dan dapat dimainkan oleh berbagai kalangan usia. Hal ini merupakan hal yang sangat sulit didapat melalui permainan digital offline ataupun online sekalipun (Nelson Gustav Wisana, 2011).
19
B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK ESTETIKA PRODUK RANCANGAN 1. ESTETIKA BENTUK PADA KARAKTER Tokoh Dalam Permainan Board Game Nusantara Fantasy permainan ini memiliki desain futuristik, dipilih 4 tokoh Raja kerajaan yang memiliki semangat tinggi dan tidak gentar dalam kehidupan kerajaan dalam memerangi penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Pada permainan nusanatara fantasy ini masing-masing karakter terdiri dari 4 kerajaan yang melambangkan 4 elemen Air, Api, Angin dan Bumi, Dimanasatu kerajaan memiliki 3 tingakt karakter yang masing-masing memiliki kekuatan yang. Maka dari itu karakter-karakter dengan desain futuristic ini dipilih dalam permainan Nusanatara Fantasy.
Nusantara
merupakan kepulauan yang sangat berperan penting untuk melakukan monopoli
perdagangan
sehingga
banyak
kerajaan
lain
yang
memperebutkan nusantara Maka dari itu tokoh Peta nusanatara juga dipilih sebagai landasan alur di dalam permainan Nusanatara Fantasy board game.
Gambar 3.1. 4 elemen (Avatar) (Sumber : http://wikipedia.com/)
20
Definisi Nusantara Fantasy Nusantara Fantasy diambil dari kata “kepulauan nusantara” Sedangkan kata “fantasy” yaitu imajinasi dan khayalan. Nusantara Fantasy bila digabungkan memiliki Fantasi atau imajinasi Nusantara. Maka dari itu board game yang bertemakan sejarah penjajahan ini diberi nama “Nusantara Fantasy”.
Gambar 3.2. Peta Nusantara (Sumber : http://phonegalery.blogspot.com/2010/11/peta-nusantara-darimasa-ke-masa.html)
21
Senjata Senjata yang terrdapat pada Nusantara Fantasy boargame merupakan senjata yang d desain dengan gaya futuristic, masing-masing tingkatan senjata memiliki desain yang berbeda. Senjata : Tombak ,Pedang dan panah yang memiliki bentuk futuristik.
Gambar 3.3. Tombak, Pedang dan Panah berbentuk futuristik. (Sumber : https://id.techinasia.com/game-pc-gratis-terbaik-pilihan-games-in-asia)
Kartu dan Buah congklak : Kartu memiliki fungsi sebagai pengatur alur permainan.
Gambar 3.4. Kartu permainan (Sumber : http://archive.wired.com/geekdad/2013/02/stories-board-games-andstoryboard-games/)
22
Bendera : Bendera kerajaan.
Gambar 3.5. Ref Bendera Kerajaan Game of Thrones. (Sumber : http://mizukeume.blogspot.com/2015_04_01_archive.html)
C. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN Kayu Mahoni adalah salah satu jenis kayu alternatif yang biasa digunakan oleh masyarakat atau industri-industri permebelan untuk menyiasati mahalnya harga kayu jati. Kayu mahoni ini berserat halus, jadi akan cukup baik jika digunakan untuk membuat furniture atau produk dari kayu lainnya. Selain itu, kayu mahoni juga mudah diproses seperti dipotong, diserut, dibentuk dan diamplas. Tetapi, soal tingkat kekuatan dan keawetan, secara umum, kualitas kayu mahoni ini tergolong sedang atau berada di bawah kualitas kayu jati. Kayu ini rawan terserang rayap atau serangga perusak kayu. Apalagi pada bagian gubalnya sangat rentan sekali terserang rayap dan keluar bubuk. Selain itu, kayu mahoni juga kurang tahan terhadap pengaruh cuaca dan tanah, jadi sebaiknya kayu ini tidak digunakan untuk membuat produk-produk outdoor yang penempatannya bersentuhan langsung dengan tanah dan cuaca seperti panas dan hujan. Tetapi , itu semua jika dinilai atau ditinjau secara garis besar. Ada cara yang bisa anda 23
gunakan untuk meminimalisir terjadinya itu semua, dan juga untuk memperpanjang umur pemakaian kayu mahoni atau produk-produk yang terbuat dari kayu mahoni tentunya. Cara itu adalah dengan menggunakan kayu mahoni yang benar-benar tua ketika membuat furniture
atau
aneka
produk
berbahan
kayu
lainnya,
sebab
kayu yang tua pasti kualitasnya sangat baik dan tentunya lebih kuat dan awet pula. Berikut ini adalah ciri-ciri kayu mahoni yang tua dan berkualitas baik juga tentunya:
Pertama : lihatlah warna permuakaan kayu. Pilihlah kayu yang berwarna merah (benar-benar merah). Untuk kayu yang masih muda, biasanya warnanya merah muda atau merah pucat, anda harus hindari kayu yang berwarna demikian sebab mudah terserang rayap dan keluar bubuk (pemakaiannya kurang awet dan kurang kuat).
Kedua : Perhatikan ukuran lebar kayu. Kayu mahoni yang baik adalah yang berukuran lebar, di sini sebaiknya anda pilih kayu mahoni dengan lebar minimal 35 cm atau jika memungkinkan pilihlah kayu yang ukuran lebih lebar dari itu.
Ketiga : perhatikan kepadatan serat dan pori-pori kayunya, semakin padat berarti semakin baik. Sebab, serat dan pori-pori yang padat akan membuat kayu tersebut menjadi lebih keras sehingga tidak mudah lepas jika disekrup dan dipaku, selain itu kayu yang keras lebih tahan terhadap serangan rayap. Hindari kayu yang lunak walaupun berwarna merah menyala, sebab kayu yang demikian sangat mudah lapuk.
Keempat : hindari kayu yang memiliki banyak gubal. Gubal pada kayu mahoni sangat tidak awet. Tidak seperti gubal pada kayu jati yang tergolong masih kuat, gubal pada kayu mahoni sangat mudah sekali terserang rayap atau bubuk meskipun diawetkan dengan larutan pengawet kayu hasilnya tidak akan terlalu signifikan. Jadi
24
sebaiknya anda pilih kayu yang minim akan gubal atau jika memungkinkan, pilihlah kayu yang tidak ada gubalnya. Dengan menggunakan kayu mahoni dengan kriteria seperti itu (kayu mahoni yang benar-benar tua), maka barang yang dihasikan akan lebih awet dari pada barang-barang yang menggunakan kayu mahoni pada umumnya.
Gambar 3.6. Kayu Mahoni (Sumber : http://edrichardslaw.com/2015/05/page/2/)
Kertas Art paper pada Kartu
Gambar 3.7. Kertas Art Paper (Sumber : http://www.percetakanbali.com/bahan/artpaper-artcarton/)
25
Kertas Korean cloth pada PETA
Gambar 3.8 Kertas Korean Cloth (Sumber : http://www.percetakanbali.com/bahan/Koreancloth/)
Kertas Stiker pada pion
Gambar 3.9. Kertas Korean Cloth (Sumber : http://www.percetakanbali.com/bahan/stickerpaper/)
26
D. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Teori permainan adalah suatu cara belajar yang digunakan dalam menganalisa interaksi antara sejumlah pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategi-strategi yang rasional (file://dasar-dasar-teoripermainangame.html). Teori permainan pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli Matematika pada tahun 1944. Teori itu dikemukakan oleh John von Neumann and Oskar Morgenstern yang berisi: “Permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau pun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturanperaturan menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain, dan sejumlah kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi.” ( J. Von Neumann and O. Morgenstern, Theory of Games and Economic Behavior (3d ed. 1953)). Permainan atau game adalah aktifitas yang bersifat psikis, sosial, dan intelektual. Seorang anak saat memainkan sebuah permainan dapat membantu mengembangkan kepribadiannya. Menurut Athif Abdul’id seperti yang dikutip Lukman Arifin dalam bukunya yang berjudul Bermain Lebih Baik Daripada Nonton TV (2009). Game adalah latihan dan persiapan untuk menyambut masa depan. Game membuat anak dapat memperoleh keahlian bergerak, kemampuan untuk memahami dunia sekitar, dan berinteraksi dengan orang lain. Melalui game, seorang anak dapat belajar tentang kebiasaan kebiasaan
27
mengendalikan diri, kebiasaan bergaul, dan percaya pada diri sendiri. Berbagai jenis permainan atau game dapat membuat anak merasa senang, dan dapat melatih kemampuan untuk berinteraksi. Jenis-Jenis Permainan Dalam perkembangannya permainan memiliki beberapa jenis, yang menurut H.Hetzler dalam buku Definiton of Game (2000), Jenis-jenis permainan: Permainan Fungsi Dalam permainan berlari,
ini diutamakan adalah gerakannya seperti
melompat, berguling, dan sebagainya. Bentuk permainan ini
berfungsi untuk melatih gerak dan perbuatan juga dalam permainan fungsi ini, anak banyak menggunakan energi fisiknya. Sehingga membantu perkembangan fisik. Permainan Konstruktif Dalam permainan ini yang dibutuhkan/diutamakan adalah hasilnya, permainan ini sangat penting untuk anak yang berusia 6-10 tahun, seperti membuat mobil-mobilan, rumahrumahan, dan sebagainya. Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal keinginannya, tidak ada aturan dalam permainan ini. Permainan Reseptif Sambil mendengarka cerita atau melihat buku yang bergambar, anak dibawa berfantasi dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif. Mereka membuat permainan dari apa yang mereka dengar dan mereka lihat.
28
Permainan Peran Anak itu sendiri memegang peran sebagai apa yang sedang dimainkannya, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan nyata atau media, seperti permainan pura-pura, menjadi super hero, dan lain sebagainya. Permainan Sukses Dalam permainan ini, yang diutamakan adalah prestasi, untuk kegiatan
permainan ini sangat dibutuhkan keberanian, ketangkasan,
kekuatan, dan bahkan persaingan. Menurut G.Weed dalam Kamus Edukasi seperti dikutip Lukman Arifin (2009) mendefinisikan game sebagai sebuah aktivitas terarah atau tidak, yang dilakukan oleh anak-anak untuk mendapatkan kepuasan dan hiburan serta dimanfaatkan oleh orang dewasa untuk membantu mengembangkan perilaku dan kepribadian mereka dengan berbagai macam dimensinya, baik itu intelektualitas, jasmani, maupun rohani. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa game bukan saja sarana untuk mendapatkan kesenangan dan hiburan bagi anak-anak, akan tetapi merupakan sarana efektif untuk mengembangkan perilaku dan membangun kepribadian mereka. Terdapat beberapa aspek pembentukan kepribadian menurut Athif Abdul’id seperti yang dikutip Lukman Arifin dalam bukunya yang berjudul Bermain Lebih Baik Daripada Nonton TV (2009) diantaranya: Aspek Jasmani Bermain adalah aktivitas gerak yang sangat penting dalam kehidupan anak, karena: 1. Mengembangkan otot-otot tubuh
29
2. Memperkuat daya tahan tubuh 3. Menambah energi pada anak untuk membentuk tubuh 4. Melalui bermain seorang anak dapat mewujudkan kepaduan antara fungsi-fungsi gerak tubuh dan emosi. Aspek Intelektual Game dapat mengembangkan kepandaian dan kemampuan berinovasi pada
anak-anak. Game mengembangkan daya imajinasi,
memfokuskan konsentrasi, pengambilan keputusan, simpulan, kehatihatian, bersiap menghadapi sesuatu yang datang tiba-tiba dan menemukan alternatif untuk beberapa asumsi, dapat membantu mereka mengembangkan kepandaian otak mereka. Aspek Sosial Game dapat membantu perkembangan anak dari aspek sosial.Dalam permainan bersama, seorang anak belajar mengenai: 1. Sistem peraturan 2. Percaya dengan spirit kebersamaan dan menghormatinya 3. Menyadari nilai pekerjaan bersama dan kemaslahatan umum. 4. Menjalin hubungan-hubungan yang baik dan seimbang dengan orang lain. 5. Belajar
mengenai
bagaimana
menyelesaikan
masalahmasalah yang dihadapi dalam wilayah kerja bersama. 6. Melepaskan diri dari sentralisasi pada diri sendiri.
30
Aspek Etika dan Moral Game berperan dalam membentuk sistem etika dan moral pada kepribadian anak. Melalui game, anak belajar dari orang yang lebih tua tentang standarisasi perilaku etis seperti bersikap jujur, adil, amanah, menahan diri, dan sabar. Demografis Usia
: 9 - 40 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan Pekerjaan
: Semua pekerjaan
Tingkat Ekonomi: Menengah ke atas
Geografis Wilayah
: Umum
Kepadatan
: Pusat kota, Perumahan, dan Sekolahan
Iklim
: Tropis
Psikografis Tingkat Sosial : Menengah dan Menengah Keatas
31