BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1.
Buku Interaktif Buku interaktif adalah buku yang digunakan sebagai sarana pembelajaran
pada target audience tertentu yang isinya dapat mempengaruhi dan memiliki efek “two way flow” akan informasi yang ingin disampaikan dari pembuat buku kepada pembaca (The New Oxford Dictionary of English, 2003). Kebanyakan target utama dari buku interaktif ialah anak-anak dengan tujuan untuk membuat buku menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Sehingga buku interaktif menjadi salah satu buku yang paling banyak terjual. Hal yang diutamakan dari buku ini tidak hanya sekedar kata-kata namun juga terdapat media yang bervariasi seperti pop-up dan media lain yang menyenangkan, dimana anak-anak tidak hanya merasa senang namun juga belajar sesuatu tanpa menyadarinya. Ada berbagai jenis buku interaktif yaitu : 1.
Colouring books : salah satu aktivitas favorit anak-anak dan bersamaan dengan membaca cerita, kegiatan mewarnai membuat buku menjadi lebih menarik dan anak-anak tidak akan mudah merasa bosan.
2.
Pop-up books : menggunakan teknik dengan salah satu halaman yang dilipat pada arah yang berbeda dan ketika dibuka dapat menimbulkan efek 3D sehingga karakter tampak hidup. Beberapa teknik yang digunakan seperti melipat, menarik, dan lain- lain. Hal tersebut membuat anak menjadi tidak bosan dan mau terus belajar.
3.
Hidden objects : menemukan objek yang telah disamarkan pada bagian halaman dan membawa cerita melalui itu.
4.
Touch and feel books : biasa digunakan untuk anak usia pre-school dengan tujuan untuk mengembangkan minat mereka dalam belajar mengenal tekstur yang berbeda, misalnya bulu halus pada gambar 11
burung. Membuat anak-anak menyentuhnya merupakan salah satu cara terbaik untuk mereka belajar. 5.
Lift the flap : ada halaman pada bagian buku yang dapat diangkat dan ada sesuatu yang tersembunyi di bawahnya. Pembaca dapat membuka menutup halaman tersebut sesuai dengan keinginan.
6.
Pull the tab : ada penutup yang ketika ditarik akan muncul sesuatu.
7.
Play a sound books : sebuah buku cerita yang di dalamnya terdapat tombol-tombol yang jika ditekan akan mengeluarkan suara berkaitan dengan tema cerita.
Keuntungan yang diperoleh dari buku interaktif untuk anak ialah membantu anak dengan sebuah cerita yang menyenangkan sementara mereka juga dapat berinteraksi dengan karakter yang membuat mereka memiliki pengalaman yang lebih nyata dan menyenangkan. Melalui buku interaktif mereka belajar dengan lebih baik dan membuat proses belajar menjadi lebih menarik.
2.
Pengetahuan Tipografi Tipografi berasal dari kata (Yun ; Tupos = bentuk/yang diguratkan ; Grapho =
Tulisan). Jadi dalam pengertian sederhana bahwa Tipografi adalah seni menyusun huruf cetak. Perangkat komputer dengan berbagai program DTP yang berkaitan dengan Tipografi akan semakin dekat dengan kehidupan manusia, terutama akan kebutuhan informasi. Alvin Toffler penulis buku futuristik mengatakan bahwa siapa yang menguasai informasi itulah yang menguasai dunia. Karena terbukti bahwa sebagian besar pemilik modal dibidang media di dunia adalah yang menguasai dunia, baik ekonomi, budaya maupun politik. Informasi yang baik tentu harus dikemas dengan baik, sehingga konsumen akan lebih mempunyai perhatian, sehingga akan memilih serta bersikap setia pada suatu produk. Dengan demikian Tipografi menjadi penting untuk dipelajari. Berkaitan dengan perencanaan suatu barang cetak, tipografi memegang peranan penting karena informasi yang disampaikan melalui huruf yang
12
dilengkapi unsur-unsur tipografi lainnya dalam media-media cetak agar menjadi sebuah pesan yang disusun dengan baik sebagaimana definisi dibawah ini : Stanley Marrison sebagai dikutip dalam buku Tata Letak & Tipografi Dalam Desain Grafis (2007 : 104) “Typography may be defined as the craft of rightly disposing printing material in accordingwith specific pupose; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid the maximum the reader’s comprehension of the text. Typography is efficienic end, for enjoinment of patternia rarely reader’schip aim.” “Tipografi
dapat
didefinisikan
sebagai
keterampilan
mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu; seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang/spasi, dan menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks. Tipografi merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati polapola, jarang sekali menjadi tujuan utama.” Dari gambaran definisi tipografi diatas, bahwa tujuan utama tipografi Untuk memudahkan pembaca berkomunikasi dengan penulisnya melalui penentuan jenis pengolahan susunan hurufnya yang baik dan benar serta menarik.
2.1. Unsur-Unsur Tipografi 2.1.1. Huruf Huruf merupakan unsur abjad yang melambangkan bunyi yang juga disebut dengan aksara, dimana masing-masing huruf merupakan bagian individual dalam alfabed. Bentuk dasar huruf tidak adapat diubah, sedangkan variasi bentuknya sangat banyak jumlahnya. Jenis huruf baru selalu dirancang sebagai hasil teknik produksi yang lebih progresif atau sebagai adaptasi daripada mode dan gaya.
13
Namun huruf-huruf alphabet yang kita anut melalui sistem latin memiliki berbagai bentuk, meliputi : 1.
Nama Huruf Dan Jenisnya Nama suatu bentuk huruf yang sering disebut jenis huruf (typeface) adalah
nama yang dibuat oleh perancangnya berupa abjad lengkap dengan tanda baca serta angka. Kelengkapan seperti ini juga disebut “font”. Jika itu hanya terdiri dari satu ukuran, maka kelompok itu disebut keluarga huruf yang lengkap dengan variasi seperti bentuk normal, medium dan italic. Nama-nama huruf seperti Time, Time New Roman, Bodoni, Helvetika, Arial dan sebagainya. 2.
Ukuran Huruf Huruf lebih sering diukur dengan point daripada dengan ukuran satuan
metrik seperti milimeter. Dalam hal ini baik pica maupun cicero sama-sama terbagi dalam point yaitu dalam perduabelasan. Karena pada masa sekarang pencetakan tidak lagi menggunakan cicero sebagaimana satuan ukuran dalam cetak letterpress, karena huruf timah sebagai bahan dasarnya sudah tidak digunakan lagi. Satuan ukuran yang digunakan sekarang berdasarkan pada satuan Point dan Pica, karena lebih banyak menggunakan cetak offset. 3.
Variasi Huruf Sebagaimana diuraikan diatas, bahwa penggunaan jenis huruf dapat dibuat
berbagai bentuk variasi seperti miring/kursif/italic, tebal/bold, kurus/light, meninggi/rapat/condensed, tebal rapat/bold condensed, melebar/expanded dan sebagainya. Sebagai contoh huruf Helvetica : Normal, Helvetica Italic, Helvetika Condensed, Helvetika Bold, Helvetica Bold Condensed, Helvetica Light dan sebagainya. Dengan demikian, jumlah variasi masing-masing huruf satu sama lain tidak sama, sehingga hanya ada beberapa saja jumlahnya, sementara ada variasinya sampai puluhan.
14
4.
Bentuk Susunan Huruf-huruf yang tersusun membentuk kata, kalimat, paragraf yang
membentuk kumpulan teks dalam satu blok, dengan kata lain disebut batang tubuh atau blok teks. Dalam contoh di beberapa media cetak dapat diperhatikan berbagai macam bentuk susunan seperti rata kiri, rata kanan, rata kanan kiri dan simetris. Dalam tipografi dikenal dengan istilah justified, unjustified (flush left/flush right, quad left/quad right), memusat (centring). 5.
Keterbacaan Menurut DP. Tampubolon dikutip dari Tesis Yuliana P (2003;14), keterbacaan
(readability) ialah ”sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu, dilihat dari kesukarannya”. Artinya bacaan terlalu sukar akan menyebabkan pembaca harus mengulang beberapa kali agar mengerti apa yang dia baca. Untuk itu, tujuan utama tipografi adalah untuk memudahkan pembaca berkomunikasi dengan penulisnya melalui pengolahan susun huruf. Adapun kesulitan atau kekuranglancaran dalam memahami teks akibat kurang benar atau kurang baiknya susunan bahasa. Ini semua merupakan urusan editor/penyunting bahasa. 6.
Spasi Susunan baris teks memerlukan spasi atau jarak antar baris agar mudah
dibaca. Pemberian spasi atau ruang, baik antar huruf, kata, maupun baris dalam penyusunan huruf dilakukan oleh mesin secara otomatis. Diantaranya ada pula yang diatur/diprogram lebih dahulu sehingga mesin dapat mengikuti perintah operator. Jarak antar baris yang terlalu rapat atau terlalu renggang sehingga teks sulit dibaca. Dengan demikian ada jarak yang tepat sebagai pedoman secara umum untuk kemudahan dalam membaca deretan huruf teks. 7.
Anatomi Huruf Huruf-huruf dalam sistem latin terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai
tinggi x-Height, leher/kepala yang biasa disebut ascender dan kaki yang menggantung disebut descender. Akan tetapi tidak ada satu hurufpun yang
15
mempunyai ketiga bagian secara lengkap, kecuali huruf “f” yang italic/miring. Itupun tidak semua jenis huruf, bahkan ada huruf yang hanya dibuat huruf besar (capitalnya) saja. Huruf latin tidak seperti huruf daerah di indonesia, misalnya huruf Jawa, Sunda, Bali, atau huruf Devanagri di india yang menggantung pada barisnya, tetapi huruf latin yang kita pergunakan sekarang berdiri atau bertumpu di batas garis yang disebut dengan garis alas atau baseline.
2.1.2. Bentuk Huruf Diantara sekian banyak bentuk atau jenis huruf, dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar huruf antara lain : 1.
Huruf kait/Serif (Roman, Bodoni, Garamond, Egyptian),
2.
Huruf tanpa kait/Sans Serif (Arial, Univers, Futura),
3.
Huruf Fantasi (Sripft Types). Ketiga kelompok besar huruf ini dalam pemakaiannya sangat mempengaruhi
tingkat keterbacaan (Legibility dan Readability) terutama kelompok Serif dan Sans Serif yang disajikan terhadap buku bacaan, surat kabar, majalah dengan konsumsi menggunakan huruf yang banyak atau teks yang panjang-panjang.
2.1.3. Ukuran Dalam penggunaan huruf setting timah, setting foto dan setting cahaya, ukuran huruf diatur point/punt/mm/inch. Ukuran point/punt yang paling umum adalah diantara 6 sampai dengan 72 (6, 12, 18, 24, 36, 48, 60, 72) pada huruf setting fotografi untuk judul dapat diatur dalam proses yang sama dan hurufhuruf secara individual dalam besar kecilnya diatur secara proporsional.
2.1.4. Berat Dan Lebar Huruf Pengertian berat dalam huruf terletak pada perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Berat huruf dinilai sebagai bentuk tipis (light), normal (regular), dan tebal (bold). Nilai berat huruf bold dapat
16
memberikan dampak visual, karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata pembaca. Karena itu huruf bold banyak digunakan untuk headline naskah, iklan, poster maupun media terapan lainnya. Pengertian lebar disini adalah perbandingan antara tinggi huruf tercetak dengan lebar huruf itu sendiri. Lebar huruf itu sendiri ditinjau dari perbandingan proporsi dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu condensed, reguler dan extended. Huruf-huruf condensed dan extended biasanya dapat diterapkan untuk teks yang pendek seperti headline dan sub headline.
2.1.5. Kemiringan Huruf Kemiringan huruf yang dimaksud adalah huruf yang tercetak miring dengan kata lain disebut italic. Huruf italic ini dimaksudkan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata dan umumnya digunakan terhadap teks yang tidak terlalu panjang, misalnya untuk teks bahasa asing, keterangan gambar (caption) highlight untuk naskah (copy blurb) kadang kala untuk headline dan sub headline. Umumnya kemiringan huruf italic ini berkisar antara 12 derajat kemiringan yang condong
kesatu
arah dan
besar
kecilnya kemiringan
tersebut
akan
mempengaruhi keterbacaan.
2.1.6. Kata Kata adalah kombinasi susunan dari huruf-huruf tunggal, dalam arti huruf yang ditempatkan bersama untuk mengisi kata yang diucapkan yang dapat menimbulkan bunyi dan mengandung arti. Ejaan yang benar adalah sebuah kata atau unsur bahasa yang ditulis dalam bentuk huruf tercetak. Susunan kata dalam kalimat dipengaruhi oleh jarak antar huruf dan jarak antar kata. Kata dalam susunan huruf timah diatur menurut spasinya. Sedangkan kata dalam susunan huruf foto atau komputer dapat diatur sesuai dengan ketentuan dalam kerning dan tracking.
17
2.1.7. Baris Baris terdiri dari kata yang diatur satu persatu dibelakang yang lain. Diantara kata-kata ada jarak antara kata. Sebuah baris harus memiliki koherensi optis atau uraian kalimat yang berkaitan satu sama lain dalam suatu paragraf.
2.1.8. Kolom Sebuah kolom terdiri dari sejumlah baris dengan lebar tertentu. Dalam praktek, lebar kolom pada kebanyakan majalah atau brosur atara 5 – 7 kata dan sekitar 6 – 10 huruf per kata. Pada surat kabar (koran) dengan jumlah kata perbaris lebih sedikit, sedangkan buku lebih banyak.
2.1.9. Garis-Garis Yang dimaksud dengan garis-garis adalah unsur cetak yang dianggap penting dan karena kekuatan rupanya atau fungsinya maka garis-garis ini harus dipakai dengan hati-hati. Garis dapat membagi sebuah teks, mengelompokkan dan dapat juga menghubungkan kelompok-kelompok teks. Diantara bentuk garis dalam tipografi terdiri dari berbagai ukuran yaitu : garis tipis, garis 1 point, garis 2 point, garis 3 point, garis 4 point, garis 6 point, garis 8 point dan 12 point.
2.1.10. Ornamen Ornamen dalam tipografi modern jarang digunakan. Umumnya ornamen hanya digunakan untuk bahan cetakan undangan, piagam, ijazah dan pekerjaan dekoratif lainnya.
3.6.11. Bidang Cetak Bidang cetak ini dapat dilakukan berbagai warna yang dicetak sebagai dasar. Bidang-bidang tersebut bisa diberi raster atau nada-nada yang mengandung unsur negatif. Bidang-bidang tersebut hendaknya tidak terlampau luas atau
18
terlalu berat dalam warna dan harus sepadan dengan unsur-unsur lain seperti teks dalam cetakan.
3.6.12. Mencampur Berbagai Jenis Huruf Dalam menyusun huruf harus tahu dan harus mengenal karakteristik masing-masing jenis huruf. Pedoman pokok dalam mencampur jenis huruf, yaitu jangan mencampur lebih dari dua jenis huruf, karena akan mempengaruhi keterbacaan.
B. Kelompok Data Berkaitan Dengan Estetika Fungsi Produk Rancangan 1.
Elemen Dasar Desain Desain merupakan salah satu cabang seni yang bentuk karyanya dinikmati
dengan indera penglihatan dan rabaan. Oleh karena itulah, seni rupa dalam bahasa Inggris disebut visual art. Artinya karya seni yang dapat dilihat, memiliki wujud yang nyata (kasat mata). Sebagai salah satu cabang seni, karya seni rupa memiliki beberapa elemen yang membentuknya, bagaimanapun sederhananya karya tersebut. Elemen-elemen pembentuk tersebut dalam dunia desain disebut dengan elemen desain. Dalam sebuah buku karangan Atisah Sipahelut yang berjudul Seni Rupa dan Desain menjelaskan unnsur-unsur tersebut meliputi :
Garis Garis merupakan deretan titik yang menyambung dengan kerapatan
tertentu, atau dpat pula berupa dua buah titik yang dihubungkan. Garis memiliki sifat memanjang dan memiliki arah tertentu. Walaupun memiliki unsur ketebalan, namun sifat yang paling menonjol adalah dimensi panjangnya. Dari bentuknya, garis dibedakan atas garis lurus, garis lengkung, dan garis patah (zig zag). Garis juga memiliki karakter tertentu tergantung pada media, teknik, dan tempat membuatnya.
Bidang / Bentuk Bidang merupakan unsur rupa yang memiliki dimensi panjang dan lebar,
sedangkan bentuk memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Atau dengan kata
19
lain bidang bersifat pipih, sedangkan bentuk memiliki isi atau volume. Dari bentuknya bidang maupun bentuk terdiri dari beberapa macam, yakni; -
bidang geometris,
-
bidang biomorfis (organis),
-
bidang bersudut,
-
bidang tak beraturan.
Bidang dapat terbentuk karena kedua ujung garis yang bertemu, atau dapat pula terjadi karena sapuan warna.
Tekstur Tekstur merupakan sifat permukaan sebuah benda. Sifat permukaan dapat
berkesan halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori dan sebagainya. Kesankesan tersebut dapat dirasakan melalui penglihatan dan rabaan. Oleh karena itu terdapat dua jenis tekstur, yaitu tekstur nyata, yaitu sifat permukaan yang menunjukkan kesan sebenarnya antara penglihatan mata dan rabaan, dan tekstur semu (maya), yaitu kesan permukaan benda yang antara penglihatan dan rabaan dapat berbeda kesannya.
Warna Secara teori warna dapat dipelajari melalui dua pendekatan, yaitu teori
warna berdasarkan cahaya (dipelopori Isac Newton), dan teori warna berdasarkan pigmen warna (Goethe) Teori warna berdasarkan cahaya dapat dilihat melalui tujuh spectrum warna dalam ilmu Fisika seperti halnya warna pelangi. Untuk kepentingan pembelajaran seni rupa, artikel ini membahas teori warna berdasarkan pigmen, yakni butiran halus pada warna. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna pigmen diantaranya : -
Warna Primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru,
-
Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan hijau,
20
-
Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna sekunder,
-
Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain,
-
Warna
komplementer,
yakni
warna
kontras
yang
letaknya
berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
Gelap Terang Dalam karya seni rupa dua dimensi gelap terang dapat berfungsi untuk
beberapa hal, antara lain: menggambarkan benda menjadi berkesan tiga dimensi, menyatakan kesan ruang atau kedalaman, dan memberi perbedaan (kontras). Gelap terang dalam karya seni rupa dapat terjadi karena intensitas (daya pancar) warna, dapat pula terjadi karena percampuran warna hitam dan putih.
Ruang (kedalaman) Ruang dalam karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh pengamat
seperti halnya ruangan dalam rumah, ruang kelas, dan sebaginya. Dalam karya dua dimensi ruang dapat mengacu pada luas bidang gambar. Unsur ruang atau kedalaman pada karya dua dimensi bersifat semu (maya) karena diperoleh melalui kesan penggambaran yang pipih, datar, menjorok, cembung, jauh dekat dan sebagainya. Oleh karena itu dalam karya dua dimensi kesan ruang atau kedalaman dapat ditempuh melelui beberapa cara, diantaranya : -
Melalui penggambaran gempal,
-
Penggunaan perspektif,
-
Peralihan warna, gelap terang, dan tekstur,
-
Pergantian ukuran,
-
Penggambaran bidang bertindih,
-
Pergantian tampak bidang,
-
Pelengkungan atau pembelokan bidang, dan
21
-
2.
Penambahan bayang-bayang.
Prinsip Dasar Desain Sebuah desain harus memenuhi beberapa prinsip desain agar menghasilkan
sebuah desain yang menarik. Dalam buku Nirmana Dwimatra (Drs. Arfial Arsad Hakin, 1984) dijelaskan bahwa prinsip-prinsip desain diantaranya:
Keseimbangan Terdapat dua pendekatan dasar untuk menyeimbangkan. Pertama
merupakan keseimbangan simetris yang merupakan susunan dari elemen agar merata kekiri dan kekanan dari pusat. Kedua merupakan keseimbangan asimetris yang merupakan pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama disetiap sisi halamannya. Simetris bisa menjadi kekuatan dan stabilitas publikasi, presentasi, dan situs website. Asimetris dapat menyiratkan kontras, berbagai gerakan, mengejutkan, dan lain-lain.
Irama atau ritme Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu
pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur.
Penekanan atau Fokus Fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk
menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi bagian utama.
Kesatuan Kesatuanan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada
keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang melandasinya. Dengan adanya kesatuan ini, elemenelemen yang ada saling mendukung sehingga diperlukan fokus yang dituju.
22
3.
Layout Menurut Amborse dan Haris dalam bukunya yang berjudul “Layout”, layout
adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Dalam buku “Layout, Dasar dan Penerapannya” oleh Surianto Rustan, pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya, dan terdapat elemen layout yang terbagi menjadi tiga yaitu, elemen teks, elemen visual dan invisible element. Proses layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi seperti test, garis, bidang, gambar, dan sebagainya. Hal-hal yang harus jelas pada layout adalah: -
Huruf dan ukurannya
-
Bentuk, ukuran, dan komposisi
-
Warna
-
Ukuran kertas cetak (bila dicetak)
Kriteria sebuah layout dapat dikatakan baik, yakni mencapai tujuan, ditata dengan baik, dan menarik pengguna. Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahami oleh pengguna dengan cara-cara tertentu. Dalam layout terdapat beberapa unsur penting, diantaranya: huruf/tipografi, kata, baris, kolom, garis, ornamen, gambar, foto, dan warna. Sebuah layout yang menarik bisa jadi merupakan layout yang cantik, mengejutkan menghibur, aneh, bisa jadi malah sederhana dan lugas. Untuk pemilihan image yang akan ditampilkan dalam sebuah layout dapat melakukan pendekatan melalui target audience yang akan melihat layout tersebut.
23
Prinsip-prinsip dalam sebuah layout diantaranya : a.
Balance
(seimbang),
merupakan
keseimbangan
yang
membantu
menentukan ukuran dan perauran setiap bagian dalam layout. b.
Rhytm (irama), merupakan bentuk yang dihasilkan dengan melakukan pengulangan elemen secara bervariasi.
c.
Emphasis (tidak berat), dalam upaya menarik perhatian pambaca, setiap pesan pada layout harus memiliki daya tarik yang tinggi, agar khalayak yang melihatnya tidak cepat berpaling.
d.
Unity (kesatuan), keseluruhan elemen pada sebuah layout harus saling memiliki kesatuan satu sama lainnya. Frank F. Jefkin (1997) menyebutkan bahwa prinsip-prinsip desain diantaranya adalah: -
The Law of Variety : sebuah layout harus dibuat bervariasi untuk menghindai kesan monoton.
-
The Law of Balance : dalam sebuah layut mata pembaca sebaiknya bergerak secara wajar, jadi sebaiknya dimulai dengan urutan yang ada.
-
The Law of Harmony : bagian dari layot sebaiknya dirancang secara harmonis dan tidak meninggalkan kesan monoton.
-
The Law of Scale : paduan warna terang dan gelap akan menghasilkan sesuatu yang kontras, hal ini dapat dipakai untuk memberikan tekanan pada bagian-bagian tertentu pada layout.
Jenis Layout Sebuah buku Pengantar Desain Komunikasi Visual (Kusniarto Adi 2007:143) menjelaskan bahwa dalam dunia desain, dikenal beberapa jenis layout dan diantaranya adalah: 1.
Mondrian Mengacu pada konsep pelukis belanda bernama Piet Mondrian, yaitu:
penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk kotak/landscape/ portrait. Dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian
24
dan memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual. 2.
Grid Suatu tata letak layout yang menggunakan grid atau skala dalam setiap
penataannya. Sehingga seolah-olah bagian dalam layout tersebut terkesan teratur dan berada di dalam skala. 3.
Picture windows Tata letak layout yang menampilkan gambar secara close up. Dalam
layout ini, gambar mendominasi seluruh layout. 4.
Silhouette Dalam layout siluet biasanya gambar umumnya lebih besar dalam
layout. Kecuali jika gambar tersebut diletakkan tanpa background dan tulisan biasanya mengikuti garis dari bentuk yang tidak beraturan. Space putih pada layout digunakan sebagai penekanan dramatik. 5.
Specimen type Karakteristik dari gaya ini adalah headline yang besar dengan atau tanpa
sentuhan art. Headline mendominasi dan digunakan sebagai penarik perhatian utama. Oleh karena itu, jenis tulisan yang dipilih sangat penting. 6.
Color field Gaya ini sering menggunakan dua halaman, dengan satu halaman
didominasi oleh foto yang besar. Gaya ini selalu berwarna, bergantung pada besar area warna untuk memberikan kesan yang diinginkan. 7. Band Layout band menggunakan elemen di ketiga sisinya, sedangkan satu sisi diisi
dengan
tulisan.
Keuntungan
dari
penataan
ini
adalah
kesederhanaannya. Ketika meletakkan elemen, pastikan meletakkan beberapa jarak diantaranya. Setiap komponen dalam layout ini harus memiliki hubungan yang kuat satu sama lain.
25
8.
Axial Layout axial sangat mirip dengan band layout, hanya saja memiliki lebih
dari satu elemen yang muncul dalam tumpukan vertikal. Layout axial seperti batang pohon dengan berbagai macam cabang mengelilinginya.
4.
Warna Warna-warni tercipta karena adanya cahaya. Tanpa adanya cahaya, manusia
tidak akan dapat membedakan warna. Seperti halnya jika kita memasuki sebuah ruangan yang gelap dan tertutup tanpa adanya cahaya, maka mata kita tidak akan dapat membedakan warna-warni yang ada di dinding tersebut. Pada tahun 1666 pengetahuan tentang warna didefinisikan oleh Sir Isaac Newton. Dimana ketika itu Newton secara tidak sengaja melihat spectrum warna yang dihasilkan oleh cahaya yang terpancar melalui sebuah gelas prisma. Hal tersebut ditulis oleh Prisma Haris Nuryawan dalam bukunya Kombinasi Warna Komplementer. 2009:101 Perasaan nyaman dan tidak nyaman akan timbul saat kita dihadapkan pada beberapa karya desain baik poster, lukisan, flyer, ataupun karya desain dan media promosi lainnya. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan warna yang terdapat dalam desain tersebut tidak tepat. Penerapan warna pada sebuah desain akan menimbulkan kesan dan perasaan tertentu. Dalam dunia desain grafis, warna menjadi hal yang sangat penting dan juga sangat berpengaruh terhadap sebuah karya desain. Oleh karena itu, seorang desainer juga harus mengerti tentang kaitan-kaitan warna dalam desain grafis sebagai berikut :
Color Wheel (Roda Warna) Teori dasar warna yang digambarkan dalam bentuk lingkaran (roda) atau
yang biasa disebut dengan Color Wheel (roda warna) ini terdiri dari tiga warna dasar, yaitu merah, biru, dan kuning yang biasa disebut sebagai warna primer. Kemudian pencampuran dari dua warna dasar ini melahirkan warna baru berupa warna sekunder. Selanjutnya warna primer yang dicampur dengan warna sekunder akan menghasilkan warna tersier. Warna-warna tersebut digambarkan
26
dalam sebuah lingkaran warna yang lebih dikenal dengan sebutan Color Whell. Adapun beberapa aturan dasar yang terkait dengan Color Wheel : -
Monochromatic Color, merupakan perpaduan dari beberapa warna yang bersumber dari satu warna dengan nilai dan intensitas yang berbeda.
-
Warna Analog, merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat.
-
Warna
Pelengkap,
digunakan
saat
dimana
beberapa
desain
membutuhkan sebuah nilai kontras yang cukup untuk menarik perhatian lebih dari pembaca visual. Misal : biru dan orange, merah dan hijau. -
Warna Triad, teori roda warna menjelaskan bagaimana warna-warna dasar mampu melahirkan berbagai warna baru disekitarnya. Terdapat sangat banyak sekali kombinasi warna selain dari warna-warna dasar untuk dapat membuat sebuah desai tampak unik dan berbeda.
Ruang pada Warna Selain dapat mempengaruhi ruang dan bentuk, warna juga dapat
mempengaruhi kesan yang disampaikan pada warna. Atau dapat juga disebut sebagai respon naluriah pada mata dalam menyikapi suatu kesan pada sebuah visual.
Kontras Warna Kontras warna dapat dipengaruhi oleh warna-warna yang ada disekitarnya.
Teorinya sangat sederhana : Kontras = Gelap vs Terang.
Psikologi Warna Warna dapat memberikan kesan serta mewakili karakter dan perasaan-
perasaan tertentu. Oleh sebab itu psikologi warna memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia desain. Dimana dapat membantu seorang desainer untuk memilih dan menyesuaikan warna dalam desainnya sesuai dengan target yang dituju, komunikasi visual yang efektif, dan dapat membangun kesatuan rasa kepada pembaca visual. Berikut ini adalah warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang diambil dari buku Design in Dress oleh Marian L. David (1987:135), sebagai berikut :
27
Warna
Persepsi Warna
Merah
Warna berani, semangat, agresif, penuh gairah dan menarik perhatian.
Pink
Kewanitaan, feminim, emosi, sensual, warna tubuh, keremajaan, naïf, kelemahan, kekurangan.
Biru
Ketenangan, kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, perasaan yang mendalam, konsentrasi, cerdas, perasa, bijaksana, bertahan, keras kepala, bangga diri, berpendirian tetap, kesetiaan, pengabdian, ketulusan, kesejukan, air, laut, awan, langit, harmoni, percaya diri, tidak bersalah, adil, berfikir dan konsisten.
Hijau
Alami, sehat, keinginan, keberuntungan, kebanggaan, harapan, segar, simpati, muda, kecemburuan dan gila.
Kuning
Optimis, harapan, tidak jujur, berubah-ubah, gembira, santai, pengecut, spontan, eksentrik, toleran, investigative, menonjol, tidak percaya, kekayaan, keberuntungan dan kehidupan.
Ungu
Spiritual, misteri, kebangsawanan, kaisar, sombong, kasar, keangkuhan, paduan intim dan keras, mendalam, peka, kurang teliti, penuh harapan, cinta kebenaran, sabar dan nostalgia.
Orange
Energi, semangat, segar, keseimbangan, ceria, hangat, ekonomis, jeruk, asam, kehangatan, musim gugur, meminta dan mencari perhatian.
Coklat
Tanah, bumi, kenyamanan, daya tahan, suka merebut, tidak suka member hati dan perlingungan.
28
Abu-abu
Intelek, futuristik, millennium, kesederhanaan, netral, modern, kokoh, tenang, seimbang dan masa depan.
Putih
Suci, bersih, tepat, tidak bersalah, perkawinan, kematian, steril, jujur, kemurnian, kesederhanaan dan damai.
Hitam
Kekuatan, jahat, canggih, kematian, misteri, ketakutan, sedih, anggun, elegan, kemakmuran, kecanggihan, elit, kemewahan dan kepuasan.
Bidang Warna Garis Outline pada sebuah bidang berfungsi sebagai pembatas warna agar
tidak terlihat menyebar keselilingnya. Semakin tipis garis outline yang diberikan, maka semakin tersebar warna ke area luar bidang. Begitu pula sebaliknya.
Skema Warna Skema warna adalah beberapa warna yang dikombinasikan sedemikian rupa
sehingga mampu menciptakan nuansa tertentu. Istilah skema warna ini biasanya digunakan dalam dunia desain interior. Skema Warna dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : -
Skema Warna Komplementer Skema warna komplementer atau kontras adalah suatu skema warna
yang merupakan perpaduan antara dua warna yang terletak bersebrangan satu sama lain pada lingkaran warna.Skema warna komplementer atau kontras yang umum adalah perpaduan antara satu warna primer dengan satu warna sekunder yang terletak bersebrangan. -
Skema Warna Split Komplementer Skema warna split komplementer adalah satu jenis skema warna yang
didasari oleh skema warna komplementer yang sudah baku namun memiliki variasi yang berbeda. Split Komplementer adalah suatu skema warna yang menggunakan kombinasi dari satu warna yang dipadukan dengan dua warna 29
lain yang letaknya berdekatan atau bersebelahan atau mengapit warna yang letaknya tepat bersebrangan dengan warna tersebut. Jadi pada skema warna split komplementer terdapat tiga warna yang dipadukan.
C. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Teknis Produk Rancangan Pop-up, merupakan salah satu bidang kreatif dari paper engineering yang di Indonesia kini semakin digemari dan sedang berkembang. Banyak buku pop-up yang beredar di pasaran. Hanya saja, masih didominasi oleh karya impor. Karya pop-up anak negeri sejauh ini lebih mendominasi pada kegiatan di kalangan komunitas (workshop) atau adanya kepentingan tertentu, misalnya karya pop-up untuk buku tahunan sekolah, atau untuk pesanan tertentu. Pop-up adalah sebuah kartu atau buku yang ketika dibuka bisa menampilkan bentuk 3 dimensi atau timbul. Kalimat tersebut merupakan penjelasan sederhana yang sering disampaikan pada beberapa orang yang masih asing dengan kata pop-up. Namun sejatinya mereka pasti sudah pernah melihat karya pop-up, tanpa mengetahui sebutannya. Penjelasan tersebut akhirnya membuat kita berpatokan bahwa dalam membuat karya pop-up harus menghasilkan bentuk timbul atau 3D. Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, pop-up diawali dengan kontruksi yang masih sederhana, sekitar awal abad ke-13. Pada masa itu teknik ini disebut movable book (buku bergerak), dengan melibatkan peran mekanis pada kertas yang disusun sedemikian rupa sehingga gambar/objek/beberapa bagian pada kertas tampak bergerak, memiliki bentuk atau dimensi. Movable book pertama kali diterapkan di Eropa dan mulai diproduksi secara massal seiring berkembangnya movable type oleh Johannes Gutenberg. Movable book pertama kali muncul dengan teknik volvelles (atau yang kini dikenal sebagai teknik rotary), yakni melibatkan peranan poros pada susunan mekanis kertas. Teori tentang volvelles ini dicetuskan oleh Matthew Paris (1200-1259) dan Ramon Llull (12351316) (www.popuplady.com).
30
Secara teknis, movable book pada volvelles dapat dinikmati dengan cara memutar bagian kertas yang berporos tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1500-an movable book dimanfaatkan untuk bidang medis dalam menggambarkan anatomi tubuh manusia. Andreas Vesalius (1514-1564), adalah seorang profesor anatomi dari Brussels yang menerapkan movable book pada bukunya yang berjudul, De humani corporis fabrica librorum pada 1543. Para medis menyebut naskah ini dengan istilah lift the flap. Lift the flap dikemas dengan menyusun/menumpuk beberapa kertas, lalu mengunci salah satu sisi susunan kertas dan menyisakan sebagian besar bagian kertas agar dapat dibuka dan ditutup kembali. Pada masa itu, lift the flap merupakan teknologi yang diciptakan dari material kertas yang mampu menjadi sarana para medis untuk menjelaskan bagaimana susunan anatomi tubuh manusia, sebelum adanya teknologi yang lebih canggih seperti saat ini. Andreas Vesalius memanfaatkan teknologi kertas ini untuk menjelaskan hasil pengamatannya mengenai anatomi tubuh manusia dengan melakukan pembedahan-pembedahan selama 4 (empat) tahun. Terdapat perguruan tinggi di bidang kesehatan yang masih menyimpan naskah ini. Bahkan beberapa diantaranya pernah mengadakan pameran koleksi lift the flap book tentang anatomi yang usianya telah mencapai ratusan tahun itu. Pameran ini mendapat respon yang sangat baik dari berbagai kalangan. Teknologi buku semacam ini memiliki peranan yang sangat penting yang disertai pula dengan berkembangnya teknik cetak, sehingga buku dapat diproduksi secara massal. Perpaduan keduanya menjadikan ilmu pengetahuan (salah satunya tentang anatomi) menjadi semakin luas dan mudah untuk dipelajari. Sampai sekarang pun lift the flap masih sering kita jumpai di pasaran, dengan istilah yang sama dengan awal kemunculannya di bidang medis. Istilah inilah yang akhirnya semakin akrab dikenal dengan mekanis kertas yang menyerupai teknis membuka dan menutup jendela. Pada tahun 1765, penerbit Robert Sayer memproduksi lift the flap book sebagai media hiburan baik untuk anak-anak maupun dewasa.
31
Lift the flap menjadi semakin berkembang dengan kekuatan ciri khas teknis yang dari dulu hingga kini masih dipertahankan. Mekanis yang sederhana dan ramah kiranya menjadikan lift the flap lebih dekat dengan target pasar anakanak anak. Manfaatnya besar, secara tidak langsun langsungg kegiatan melihat, membuka dan menutup gambar pada lift the flap dapat melatih perkembangan motorik pada anak-anak.
Gambar 5. Teknik dasar lift the flap (www.google.com)
Movable book mengalami masa keemasan pada 1800 1800-an. an. Di mana pada masa ini muncullah beberapa nama yang mengembangkan movable book dengan berbagai mekanis yang lebih rumit dan dengan target pasar yang lebih luas, terutama anak-anak. anak. Salah satunya adalah Lothar Meggendor Meggendorfer (1847-1925) dari Jerman. Karya yang dihasilkan saat itu lebih pada karya yang menghasilkan gerak dan bentuk yang lebih berdimensi (tekstur nyata) pada saat bagian halaman kertas dibuka. Baru pada tahun 1930 1930-an, an, Amerika Serikat menggunakan istilah pop-up untuk produksi movable booknya. Akhirnya istilah pop-up-lah yang populer hingga saat ini. Pop-up dikenal pada saat teknisnya telah dieksekusi dengan lebih rumit. Dari kelima teknik dasar pop-up, di antaranya v-folding,, internal stand, rotary, mouth, dan parallel slide,, terdapat 2 teknik yang tidak menampilkan bentuk timbul seperti pop-up yang banyak kita temui. Kedua teknik ini yakni rotary dan parallel slide slide.. Dari dasar inilah, kita perlu memahami bahwa pop-up
32
tidak selalu tampil dengan bentuk yang timbu timbul,l, melainkan tampil dengan gerakan yang menimbulkan kesan seperti timbul/berdimensi. Pop-up yang diaplikasikan pada buku, baik buku cerita, buku tahunan dan lain-lain, lain, sebagian besar menggunakan teknik dengan eksekusi karya yang menampilkan bentuk timbul. Berdasarkan pengamatan, sejauh ini teknik dasar rotary, parallel slide slide, dan teknik lift the flap kurang begitu diminati untuk melengkapi karya pop-up.. Sebenarnya akan lebih menarik apabila kita menggabungkan teknik teknik-teknik teknik tersebut ke dalam satu karya. Hal ini dilakukan juga oleh Maggie Bateson dan Louise Comfort, dalam buku pop pop-up My Fairy Magic School. Mereka menggabungkan 4 dari 5 teknik dasar pop-up, dan terdapat teknik lift the flap yang membuat karyanya lebih bercerita.
Gambar 6. My Fairy Magic School (My Fairy Magic School, Macmillan Childrens Boks 2010)
Penggabungan berbagai teknik sebenarnya dapat membantu untuk membuat buku pop pop-up memiliki bentuk yang variatif, atraktif, sekaligus interaktif. Penggabungan berbagai teknik ini bisa juga digunakan untuk keindahan kemasan buku, yang berkaitan dengan ketebalannya ketika buku tersebut ditutup. Movable book biasanya memiliki ketebalan yang yan kurang seimbang dari berbagai sisi, tidak seperti buku buku-buku buku pada umumnya. Hal ini dapat disiasati dengan cara menambahkan pop-up atau variasi lipatan kertas ke dalam halaman pop pop-up itu sendiri. Penempatannya adalah pada sisi dimana angka ketebalan pop--up itu rendah.
33
D. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Ekonomi Produk Rancangan Kelebihan buku interaktif seperti pop-up adalah kelemahannya juga karena memiliki mekanik yang dapat membuat buku pop-up bergerak, muncul hingga secara lebih berdimensi, waktu pengerjaannya cenderung lebih lama karena menuntut ketelitian yang lebih ekstra sehingga mekanik dapat bekerja dengan baik dalam waktu yang lama dan juga untuk menjaga durabilitynya. Seperti ada yang dimiliki oleh buku robert sabuda, ia memiliki 1000 - 1500 pekerja yang dapat menghasilkan 10.000 hingga 15.000 buah buku pop-up dalam tiap minggunya. Hal ini menyebabkan buku pop-up menjadi lebih mahal dari pada buku cerita ilustrasi pada umumnya. Selain dari itu penggunaan material buku yang lebih berkualitas juga membuat buku seperti ini lebih mahal. Kerumitan pada komponen rakitan kertas, hingga peran kehati-hatian dan ketelatenan craftmanship yang dibutuhkan pada saat finishing, menjadi faktor utama tingginya harga produksi dan harga jual dari pop-up book jika dibandingkan dengan buku lain.
34