BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN a. Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi 1. Pengertian Kampanye Dikutip dari Rogers dan story (1987) dalam jurnal Kampanye Perubahan Sosial yang ditulis oleh Siti Muyasaroh mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptalan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpilkan bahwa ciri-ciri kampanye adalah: 1.
Adanya efek atau dampak tertentu sebagai tujuan.
2. Adanya jumlah khalayak yang besar. 3. Dalam kurun waktu tertentu. 4. Menggunakan serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Kampanye adalah bentuk
tindakan komunikasi
yang
bertujuan mengubah pola pikir, perilaku termasuk di dalamnya adalah membangun kesadaran itu sendiri. Masing-masing organisasi penyelenggara kampanye, baik pemerintah, perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun lembaga lainnya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ragam dan tujuan yang berbeda beda dari setiap kampanye perubahan sosial tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari aspek pengetahuan (kognitif), sikap (attitude) dan prilaku (behavioural), atau oleh Ostergaard (2002) dikenal dengan 3A, yaitu awareness, attitude dan action. Ketiga hal tersebut adalah hal yang saling terkait
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
satu sama lain untuk mewujudkan kondisi perubahan yang diinginkan secara bertahap2. 2. Strategi Komunikasi Persuasif Untuk Kegiatan Kampanye i.
Komunikasi Persuasif Landasan Kegiatan Kampanye Dikutip dari jurnal Kampanye Perubahan Sosial yang
ditulis oleh Siti Muyasaroh bahwa kegiatan dan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mengubah pandangan, pendapat, pola pikir dan perubahan perilaku sebenarnya mengandung apa yang sering disebut sebagai komunikasi persuasif. Istilah ini bersumber dari kata latin (persuasio) yang berarti membujuk, mengajak atau merayu (Onong Uchana Effendy, 1992:21). Istilah persuasif lebih ditekankan pada aspek psikologi dan bukan koersi. Hal ini penting untuk diketahui, mengingat sebagian kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk mengajak individu atau masyarakat berprilaku tertentu karena adanya faktor paksaan. Dampak yang dimunculkan antara persuasif dan koersi jelas berbeda. Kegiatan koersi akan memunculkan perubahan sikap, pendapat dan perilaku yang didasari karena ancaman, perasaan takut yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan benci, tidak senang, dan sikap-sikap negatif lainya. Sementara kegiatan persuatif diharapkan akan melahirkan perubahan sikap, pendapat dan perilaku yang didasari atas kesadaran, kerelaan dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan perasaaan suka cita dan gembira. Dikutip dari Hogan (1996) dalam jurnal Kampanye Perubahan Sosial yang ditulis oleh Siti Muyasaroh, terdapat sembilan prinsip umum persuasi yang selalu dapat diterapkan dalam praktik kampanye, baik dalam tataran macrolevel maupun microlevel. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: Siti Muyasaroh: Kampanye Perubahan Sosial (Kesadaran Masyarakaat, Aspek Perubahan Kognitif dan Perilaku). (Pasuruan: Universitas Yudharta Pasuruan, 2013), 17. 2
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Prinsip Timbal Bailk Jika manusia menerima sesuatu yang dipandang
berharga, maka seketika ia akan menanggapi dan memberikan sesuatu.
Prinsip Kontras Orang akan cenderung memilih yang terbaik dari
pilihan yang hampir sama. Orang cenderung mengingat hal terakhir yang mereka lihat atau diberitahukan bahwa hal tersebut jauh lebih baik daripada hal sebelumnya. Karenanya dalam sebuah brosur atau sejenisnya, hal yang terbaik dicantumkan pada posisi akhir dan dengan ukuran yang besar, atau dengan kata lain,menjadikan hal yang terakhir lebih mudah diingat dan lebih menarik bagi kelompok sasaran kegiatan.
Prinsip Karena Teman Orang mempunyai kecenderungan untuk melakukan
sesuatu terhadap apa yang diminta temannya. Maka dalam hal ini, ketika seorang komunikator kegiatan kampanye perubahan sosial mampu memposisikan dirinya sebagai teman bagi kelompok sasaran, maka terdapat kemungkinan meraka lebih diterima oleh kelompok atau individu sasaran.
Prinsip Harapan Orang akan cenderung melakukan sesuatu yang
menjadi harapan orangyang ia percaya dan dihormati. Sebuah
kampanye
kesehatan
tentang
pentingnya
penggunaan garam beryodium untuk menurunkan jumlah penderita penyakit gondok akan dapat mempenagruhi khalayak jika menggunakan seorang dokter sebagai komunikator. Karena khalayak percaya bahwa yang mengetahui masalah kesehatan adalah seorang dokter.
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Prinsip Asosiasi Manusia mempunyai kecenderungan untuk menyukai
produk, jasa atau gagasan yang didukung oleh orang lain yang disukai atau dihormati.
Prinsip Konsistensi Seseorang yang mempunyai pendirian tertulis atau
lisan
dalam
sebuah
persoalan
akan
mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk membela pendirian itu tanpa
peduli
bukti-bukti
berlawanan
yang
menghadangnya. Orang akan melakukan sesuatu jika sesuai dengan pendiriannya. Jika yang ditawarkan merupakan sesuatu yang berlawanan, maka komunikator harus dapat memunculkan nilai-nilai lebih yang akan yang akan ia peroleh dengan melakukan tindakan tesebut dan jangan langsung mengatakan bahwa pendirian yang meraka miliki harus dirubah.
Prinsip Kelangkaan Semakin langka sesuatu yang diinginkan, akan
semakin besar nilainya. Orang akan melakukan sesuatu jika merasa bahwa kesempatan yang sama tidak akan ia dapatkan pada waktu dan tempat yang lain.
Prinsip Kompromi Kebanyakan orang cenderung menyetujui usul,
produk, jasa yang akan dipandang bisa diterima oleh mayoritas
orang
lain
atau
mayoritas
anggota
kelompoknya.
Prinsip Kekuasaan Semakin berkuasa seseorang dipandang oleh orang
lain, semakin besar kemungkinan permintaannya akan dipertimbangkan dan diterima. Kekuasaan ini bukan semata
kekuasaan
politik,
tetapi
kekuasaan
yang
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dipengaruhi oleh ruang dan waktu, dimama seseorang bertindak3. ii.
Perencanaan Komunikasi Persuasif Perencanaan menjadi bagian dari proses komunikasi secara umum yang akan berdampak pada keberhasilan proses komunikasi itu sendiri. Teknik ganjaran adalah salah satu teknik
komunikasi
persuasif
yang
diterapkan
dalam
kampanye perubahan perubahan sosial. Teknik ganjaran (pay off technique) digunakan pada kampanye perubaan sosial tentang Keluarga Berencana menggambarkan keluarga bahagia dengan keluarga kecil, yang terdiri ibu, bapak dan dua orang anak. Teknik ini dipandang lebih baik karena dinilai mempunyai kekuatan untuk menunbuhkan kegairahan emosional. Teknik ganjaran (pay off technique) adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengimingimingi hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan (Onong Uchana Effendy,1992:23). Faktor siapa mengacu pada dua sifat penting yang harus dimiliki, yaitu keahlian dan kepercayaan. Hasil peneltian yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hovland
dan
peneliti
lainnya
di
Universitas
Yale,
menemukan dua jenis kredibilitas sumber pesan yang terdiri atas
keahlian
(expertness)
(Morissan,1010:255).
Keahlian
dan
sifat
menyangkut
(character) apa
yang
diketahui terhadap apa yang mereka katakan, sedangkan sifat (character) berhungan dengan penilaian terhadap kejujuran dan ketutulusan. Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian terbukti mampu mempengaruhi Siti Muyasaroh: Kampanye Perubahan Sosial (Kesadaran Masyarakaat, Aspek Perubahan Kognitif dan Perilaku). (Pasuruan: Universitas Yudharta Pasuruan, 2013), 20. 3
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
individu sasaran mendorong perubahan pendapat dan perilakunya. Namun hal ini ternyata selamanya, artinya perubahan tersebut tidak berlangsung lama, dan hampir tidak ada perbedaan antara penyampai pesan dengan kredibilitas tinggi dengan mereka yang mempunyai kredibilitas rendah. Hal ini berhubungan dengan efek penidur, yaitu faktor kelalaian atau kelupaan terhadap suatu ide atau gagasan4.
b. Data Berkaitan Dengan Estetika Estetis berkaitan dengan kelayakan, kepada siapa iklan itu ditujukan siapa target marketnya, siapa target audiennya, kapan iklan terebut
harus
ditayangkan.
Estetika
juga
berkaitan
dengan
keindahan. Selain nilai etis Iklan juga harus mengandung daya tarik seni, estetika. Agar iklan itu cocok dan tidak membosankan selain itu iklan dengan estetika yang baik, juga akan mengundang daya tarik khalayak (desire) untuk memperhatikan iklan tersebut dan kemudian melakukan action membeli dan menggunakan produk tersebut. Oleh karenanya untuk dapat mendapat daya tarik masyarakat terhadap karya viedeo kampanye ini maka hal mendasar yang berkaitan dengan nilai estetika seperti unsur rupa atau prinsip penataan rupa perlulah diperhatikan. Unusr rupa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Garis Dikutip dari buku Dasar-Dasar Desain yang ditulis oleh Bambang Irawan dan Priscilla Tamara terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai garis, diantaranya adalah: -
Hubungan antara dua titik secara lurus.
Siti Muyasaroh: Kampanye Perubahan Sosial (Kesadaran Masyarakaat, Aspek Perubahan Kognitif dan Perilaku). (Pasuruan: Universitas Yudharta Pasuruan, 2013), 22. 4
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Kumpulan titik-titik yang berderet lurus.
2. Arah Di dalam suatu perancangan atau desain, arah berperan untuk memberikan kesan gerak dan irama. Tujuan utama dari arah gerak ini adalah agar gerakan maupun irama yang terjadi tetap membentuk suatu kesatuan dan tidak keluar dari bidang gambar. 3. Bidang Beberapa garis berbeda arah dan saling berpotongan akan membentuk bidang atau pola(pattern). Bidang bersifat dua dimensi karena tidak memiliki kedalaman namun bidang memiliki ukuran atau luasan. 4. Ukuran Perbedaan jarak antar garis dan antar bidang membentuk sebuah ukuran. 5. Tekstur Tekstur adalah keadaan fisik permukaan bahan yang penghayatannya dirasakan dengan indra peraba. 6. Warna Prinsip penataan rupa diantaranya adalah: 1. Ulang Semua unsur rupa memungkinkan pengulangan. Tolak ukurnya adalah selisih antara dua bentuk yang letaknya di dalam ruang. 2. Mirip Pada prinsipnya semua unsur rupa yang paduan satu sama lainnya saling mirip dan dengan interval sedang akan menimbulkan laras. 3. Kontras Di dalam desain, kontras sama pentingnya dengan keutuhan
(kesatuan).
Kontras
merangsang
minat,
menghidupkan desain dan membubuhi komposisi. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Keutuhan Keutuhan atau kesatuan merupakan tujuan akhir yang harus dicapai dalam penciptaan suatu komposisi dan desain, agar hasil karya tersebut dapat dikatakan baik dan menarik untuk dilihat. Keutuhan adalah kohesi dan konsistensi, yang merupakan inti pokok dari komposisi. 5. Gerak Dalam suatu perancangan, gerak adalah suatu susunan unsur-unsur rupa yang teratur pada suatu komposisi dan mempunyai arah yang menuju pada suatu tujuan tertentu. 6. Keseimbangan Keseimbangan adalah sama berat dari kekuatan yang bertentangan. Konsep dari keseimbangan ini sering digambarkan berupa batang timbangan5.
c. Data Berkaitan Dengan Aspek Teknis Produk Rancangan 1. Jenis Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar Secara umum terdapat 2 jenis kamera, diantaranya adalah: -
Analog (AV) Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm dan Hi – 8.
-
Digital (DV) Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV dan digital 8. Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan
dengan lima cara: Bambang Irawan dan Pricilla Tamara: Dasar-Dasar Desain. (Jakarta: Griya Kreasi, 2013), 10. 5
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
i.
Bird Eye View Teknik pengambilan gambar
yang dilakukan dengan
ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
Gambar 1 Bird Eye View Sumber: kelasfotografi.com (2016)
ii.
High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan
objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis.
Gambar 2 High Angel Sumber: kelasfotografi.com (2016)
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
iii.
Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga
mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung, berwibawa, kuat dan dominan.
Gambar 3 Low Angel Sumber: kelasfotografi.com (2016)
iv.
Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
Gambar 4 Eye Level Sumber: kelasfotografi.com (2016)
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
v.
Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar
dengan alas atau dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Gambar 5 Frog Eye Angel Sumber: kelasfotografi.com (2016)
Ukuran
gambar
biasanya
dikaitkan
dengan
tujuan
pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain adalah: 1. Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. 2. Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. 3. Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru. 4.
Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan Medium Shot, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
5. Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut atau pinggang keatas).
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. 7. Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. 8. Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. 9. Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat tiga objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. 10. Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian
dapat
diketahui
posisi
objek
tersebut
terhadap
lingkungannya6. 2. Teknik Editing Video Ada dua macam teknik editing video dinatarnya adalah: -
Linear Editing Proses pasca
produksi yang masih menggunakan banyak
peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU (editing control unit). -
Non Linear Editing Proses pasca produksi yang telah menggunakan seperangkat alat digital sebagai alat perekam, pemotong sekaligus untuk menggabungkan audio video hingga hasil akhir. Dan terdapat juga dua sistem kerja dalam editing video diantaranya adalah:
-
Off Line Editing Pengerjaan editing secara sekunder atau editing yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang masih kasar (Rough cut). Menyusun gambar yang dipakai dan membuang yang salah. Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan workpoint atau hasil
Dyon Tino, “Teknik Pengambilan Gambar Menggunakan Kamera Video.” Academia.edu, 17 Juni 2016. 6
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
duplikat dari bahan – bahan siaran yang asli dan khusus digunakan untuk editing. -
On Line Editing Kegiatan pasca produksi yang melalui tahapan editing (pemotongan + penyambungan) kemudian dilanjutkan tahap mixing atau langsung melalui proses pasca produksi. Sistem ini dilakukan dengan cara langsung mencari edit point pada pita original atau assamble, oleh karena itu pemakaian editing dan mixing akan lama prosesnya dan bertumpu pada seluruh peralatan profesional broadcast7.
d. Data
Berkaitan
Dengan
Aspek
Ekonomi
Produk
Rancangan Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau
jasa.
Evaluasi
dan
pemilihan
yang
digunakan
akan
menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan keputusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995). 1. Pengertian proses pengambilan keputusan membeli Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang
7
Wicaksono, “Teknik Editing.” Google.com, 17 Juni 2016.
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan
konsumen
adalah
proses
pengintegrasian
yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003). Sementara Schiffman-Kanuk (2007) mengatakan bahwa keputusan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan kata lain ketersediaan pilihan yang lebih dari satu merupakan suatu keharusan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses pengambilan keputusan membeli yang dipakai dalam penelitian ini merujuk pada teori
yang dikemukakan
oleh
Engel
(1995)
yakni
proses
pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan8.
Universitas Sumatera Utara, “Proses Keputusan Membeli.” repository.usu.ac.id, 26 Desember 2014. 8
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/