BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Akuntabilitas
sebagai
suatu
perwujudan
kewajiban
untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai
tujuan
dan
sasaran
yang
telah
ditetapkan
melalui
media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan
atau
kegagalan
misi
instansi
yang
bersangkutan. Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan Organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi Pemerintah. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo selaku pengemban amanah masyarakat, melaksanakan kewajiban akuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LKj IP) yang dibuat sesuai dengan
ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target / indikator kinerja kegiatan yang telah di tetapkan dalam dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo Tahun 20112015. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi organisasi. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah , maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut :
6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Tabel 1. Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah No
SKALA CAPAIAN KINERJA
KATEGORI
1.
Lebih dari 100%
Sangat Baik
2.
75 % - 100%
Baik
3.
55 % - 74%
Cukup
4.
Kurang dari 55 %
Kurang
Pada tahun 2014, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 dan Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo, setidaknya terdapat 5 sasaran strategis yang harus diwujudkan pada tahun ini, yaitu :
Sasaran 1. Terwujudnya masyarakat Sukoharjo yang sadar lingkungan dengan ditunjukkannya sikap dan perilaku yang senantiasa melindungi, membina dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 1 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 2. Indikator Kinerja Untuk Sasaran 1 Sasaran Strategis
(1) Terwujudnya masyarakat Sukoharjo yang sadar lingkungan dengan ditunjukkannya sikap 7
a.
b.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
% Capaian tahun sebelumnya
(2) Pengadaan Mesin Pencacah Sampah Organik
(3) 9 unit
(4) 9 unit
(5) 100
(6) 100
% Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2015) (7) 57,14
Pengadaan Gerobak Sampah
14 unit
14 unit
100
100
61,54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
dan perilaku yang senantiasa melindungi, membina dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup
Terpilah c.
Pengadaan Tong Sampah Outdoor Pengadaan Komposter Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga (Indoor) Terbentuknya kader pengelola sampah dari unsur masyarakat Pelaksanaan program Adipura Tahun 2014 Pemilihan calon sekolah Adiwiyata Terlaksananya kegiatan-kegiatan Saka Kalpataru
d. e.
f.
g. h. i.
215 unit
215 unit
100
100
92,62
300 unit
300 unit
100
100
92,00
1954 buah
1954 buah
100
100
228,4
30 orang
30 orang
100
0
100
1 tahun
1 tahun
100
100
80
10 sekolah 1 tahun
12 sekolah 1 tahun
120
0
60
100
0
50
Masalah lingkungan hidup senantiasa menjadi fokus pembicaraan yang hangat di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia. Terlebih lagi dalam dasa warsa sekarang ini, dimana lingkungan hidup banyak menghadapi permasalahan besar akibat ulah manusia dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu daerah yang sedang berkembang di Provinsi Jawa Tengah menjadi tujuan para investor dalam mengembangkan usahanya. Hal ini membawa akibat pola konsumsi masyarakatnya juga semakin meningkat,
Yang
pada gilirannya akan
mempengaruhi
bahkan
cenderung
menambah beban lingkungan hidup, dan akhirnya akan berakibat menjadi pencemaran lingkungan. Salah satu permasalahan pencemaran lingkungan yang ada di Kabupaten Sukoharjo adalah mengenai pengelolaan persampahan. Sampah
yang
dibuang
harus
dipilah,
sehingga
tiap
bagian
dapat
dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri 8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daurulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Kebanyakan masyarakat belum melakukan pemilahan sampah. Walaupun ada
sebagian
dari
mereka
melakukan
pemilahan
sampah,
tetapi
belum
dikembangkan infrastruktur yang memadai seperti fasilitas TPS terpilah dan moda pengangkutan terpilah sehingga tidak terjadi konsistensi dan kestabilan sampah secara terpilah. Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut , Badan Lingkungan Hidup telah melaksanakan beberapa kegiatan yang diharapkan dapat merubah perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat , diawali dengan kesadaran masyarakat membuang, memilah dan mengelola sampah rumah tangga.
a. Indikator Kinerja : Pengadaan Mesin Pencacah Sampah Mesin pencacah sampah organik digunakan untuk menghancurkan berbagai jenis sampah organik berukuran kecil dengan hasil cacahan berukuran sekitar < 3 cm. Sampah organik yang sudah dicacah langsung difermentasi menjadi kompos atau dihaluskan lebih lanjut dengan menggunakan mesin penghancur sampah sebelum melalui proses fermentasi. Pengadaan mesin pencacah sampah ini mulai diadakan tahun 2013 dengan anggaran dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan dana pendamping/sharing dari APBD Kabupaten Sukoharjo sekitar 10%. Adapun kapasitas mesin pencacah sampah organik ini adalah sebesar 500 kg / jam. Distribusi / penerima manfaat dari mesin pencacah sampah ini sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK – LH digunakan untuk mendukung Program Adipura , calon sekolah Adiwiyata, program Kampung Iklim dan Bank Sampah.
Gambar 1. Gambar 2. Mesin Pencacah Sampah Organik Mesin Pencacah Sampah Organik 9 Bank Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 pada Sampah Kel. Ngadirejo pada SMP N 1 Grogol Kec. Kartasura Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan mesin pencacah sampah organik mencapai 100% atau bermakna sangat baik karena sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, capaian kinerjanya juga mencapai 100% atau sangat baik tetapi jumlah mesin pencacah yang diadakan mengalami peningkatan sekitar 28%.
Perbandingan jumlah mesin pencacah
(Unit)
sampah organik untuk setiap tahunnya disajikan pada grafik 1 dibawah ini.
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 1. Jumlah Mesin Pencacah Sampah / Tahun (Unit)
Untuk realisasi kinerja akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 57.14% atau termasuk kategori cukup , masih agak jauh dari target mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD. Hal ini disebabkan pengadaan mesin pencacah sampah organik ini baru dimulai pada tahun 2013 atau tahun ke-3 dari Renstra SKPD. Strategi yang dilakukan adalah pada tahun 2015 merencanakan pengadaan mesin pencacah sampah yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) sebanyak 6 (enam) unit.
10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
b. Indikator Kinerja : Pengadaan Gerobak Sampah Terpilah Gerobak sampah terpilah digunakan mengangkut sampah dari rumah tangga menuju TPS. Diharapkan dengan adanya gerobak sampah ini dapat memudahkan penerima manfaat untuk mengelola sampah domestik yang dihasilkan. Pengadaan gerobak sampah terpilah ini sudah mulai diadakan tahun 2013 dengan anggaran dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan dana pendamping / sharing dari anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo sekitar 10%. Adapun perkiraan jumlah sampah yang dapat diangkut kurang lebih 0.20 ton / unit. Distribusi / penerima manfaat dari gerobak sampah terpilah ini sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK – LH digunakan untuk mendukung Program Adipura , calon sekolah Adiwiyata, Program Kampung Iklim dan Bank Sampah. Berdasarkan capaian
hasil
indikator
evaluasi kinerja
terhadap
,
diperoleh
gambaran
bahwa
capaian
kinerja
pengadaan
gerobak
sampah
terpilah
mencapai 100% atau sesuai dengantarget yang telah ditetapkan. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, capaian kinerjanya juga mencapai 100%, tetapi jumlah gerobak Gambar 3. Gerobak sampah terpilah di Bank Sampah di Kampung Kenteng, Kel. Ngadirejo, Kec. Kartasura
sampah
yang
diadakan
mengalami
peningkatan 6 kali.
Perbandingan jumlah gerobak sampah terpilah untuk setiap tahunnya disajikan pada grafik 2 dibawah ini
11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
14
14 12
(Unit)
10 8
6 4 2
2 0
0 2012
2013
2014 (Tahun)
Grafik 2. Jumlah Gerobak Sampah Terpilah / Tahun (Unit)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 61.54% atau termasuk dalam kategori cukup , masih agak jauh dari target mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD. Hal ini disebabkan pengadaan gerobak sampah terilah ini baru dimulai pada tahun 2013 atau tahun ke-3 dari Renstra SKPD. Strategi yang dilakukan adalah pada tahun 2015 merencanakan pengadaan gerobak sampah terpilah yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) sebanyak 8 (delapan) unit.
c. Indikator Kinerja : Pengadaan Tong Sampah Outdoor / Komposit Tong sampah outdoor / komposit digunakan untuk memilah sampah organic dan anorganik. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dengan adanya pemilahan sampah adalah : a. Berkontribusi secara langsung dalam memecahkan masalah penanganan sampah. Jika dilihat dari jumlah sampah yang dihasilkan dari rumah mungkin dinilai sedikit, tetapi bila dilakukan setiap orang dan setiap hari maka akan sangat membantu pemilahan sampah lebh cepat sehingga tidak menumpuk di TPS ataupun TPA b. Kualitas lingkungan dan estetika meningkat 12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
c. Tambahan penghasilan, semakin cepat sampah dimanfaatkan dan atau diolah maka akan semakin meningkat pendapatan yang diperoleh.
Pengadaan komposit ini sudah yang
dibiayai
tong
sampah
outdoor
/
mulai diadakan tahun 2011
murni
dari
APBD
Kabupaten
Sukoharjo sedangkan mulai tahun 2013 dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan dana pendamping / sharing dari anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo sekitar 10%. Gambar 4. Tempat Sampah Outdoor / Komposit di Kecamatan Baki
Adapun perkiraan jumlah sampah yang dapat ditampung baik organik dan anorganik kurang lebih 30 kg / unit. Distribusi / penerima manfaat dari tong sampah outoor / komposit sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK – LH digunakan untuk mendukung Program Adipura , calon sekolah Adiwiyata, Program Kampung Iklim dan Bank Sampah. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan tong sampah outdoor / komposit mencapai 100% atau bermakna sangat baik karena sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bila dibandingkan dengan tahun
2013, tidak mengalami penurunan
ataupun peningkatan karena capaian kinerjanya juga 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas atau jumlah tong sampah outdoor yang diadakan mengalami peningkatan , seperti yang disajikan pada grafik 3 dibawah ini.
13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
250
(unit)
200
215
166
154
150 100 50
0 2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 3. Jumlah Tong Sampah Outdoor ( Komposit ) / Tahun (Unit)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 92,62% atau termasuk dalam kategori baik. Untuk mencapai target yang sudah ditentukan dalam Renstra SKPD, pada tahun 2015 akan melaksanakan pengadaan tong sampah outdoor/komposit sebanyak 220 unit yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dengan dana pendamping dari APBD Kabupaten Sukoharjo.
d. Indikator Kinerja : Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga (Indoor) Tempat sampah rumah tangga (indoor) mempunyai fungsi yang sama dengan tong sampah outdoor / komposit untuk memilah sampah organik dan anorganik dari sampah yang dihasilkan dari rumah tangga. Dengan adanya tempat sampah rumah tangga / indoor ini diharapkan pemilahan sampah sudah dimulai dari rumah tangga sehingga dapat mengurangi timbulan sampah yang ada di TPS atapun TPA Pengadaan tempat sampah rumah tangga / indoor ini sudah mulai diadakan tahun 2011 yang dibiayai murni dari APBD Kabupaten Sukoharjo dan mulai tahun 2012 sampai 2013 dibiayai dengan anggaran dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan dana pendamping / sharing dari anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo sekitar 10%. Untuk
tahun 2014 pengadaan didanai murni dari APBD Kabupaten Sukoharjo
karena pada tahun 2014 dalam juknis Pemanfaatan DAK-LH tidak memperkenankan 14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
untuk pengadaan tempat sampah indoor. Adapun perkiraan jumlah sampah yang dapat ditampung baik organik dan anorganik kurang lebih 8 kg / unit.
Gambar 5. Tempat Sampah Rumah Tangga / Indoor
Distribusi tempat sampah rumah tangga / indoor di beberapa perumahan (Joho Baru, Korpri, Bangunsari, Mojo dan Madyorejo). Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan tempat sampah rumah tangga / indoor mencapai 100% atau sangat baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan karena capaian kinerjanya juga mencapai 100% atau sangat baik. Secara kuantitas / jumlah pengadaan tempat sampah rumah tangga / indoor mengalami peningkatan setiap tahun yang dapat dilihat pada grafik 4 dibawah ini . Pada pengadaan tahun 2014 peningkatan jumlah tempat sampah indoor sangat signifikan disebabkan harga satuan barang yang lebih rendah, hal ini berdampak pada penerima manfaat tempat sampah indoor juga lebih banyak.
977 1000
(Unit)
800
600 400 200
40
75
0 2012
2013
2014
(Tahun)
15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Grafik 4. Jumlah Tempat Sampah Rumah Tangga (Indoor) / Tahun (Unit) Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 228,4% atau termasuk dalam kategori sangat baik. Keberhasilan pencapaian target Renstra SKPD ini didukung adanya pembiayaan kegiatan dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan dana pendampingan dari APBD Kabupaten Sukoharjo.
e. Indikator Kinerja : Pengadaan Tong Komposter Fungsi tong komposter sangat multiguna yaitu selain menampung sampah rumah tangga juga memproduksi kompos sebagai pupuk alami. Dengan adanya tong komposter ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat yaitu : a. Perbaikan manajemen lingkungan terutama daerah yang padat penduduknya. b. Dapat mengurangi timbulan sampah rumah tangga yang akan dibuang ke TPS ataupun TPA. c. Kualitas udara akan meningkat karena lebih sedikit bahan organic basah yang ditumpuk di suatu lokasi/tempat. Pengadaan tong komposter ini sudah
mulai diadakan tahun 2013 dan
dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan dana pendamping / sharing dari anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo sekitar 10%. Jumlah tempat sampah rumah tangga / indoor yang diadakan juga mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga penerima manfaatnya juga lebih banyak.
Adapun perkiraan jumlah sampah yang dapat ditampung baik organik kurang lebih 37 kg / unit.
Distribusi / penerima manfaat dari tong
komposter sesuai dengan juknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) tahun 2014 adalah untuk mendukung program
Adipura,
calon
sekolah
Adiwiyata,
Kampung Iklim dan program Bank Sampah. Gambar 6. Tong Komposter 16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan tong komposter mencapai 100% atau sabgat baik, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, capaian kinerjanya juga mencapai 100%, tetapi secara kuantitas jumlah komposter yang diadakan mengalami peningkatan yang signifikan. Adapun perbandingan jumlah tong komposter yang diadakan dapat dilihat pada grafik 5 dibawah ini. 300 300 250
(Unit)
200
150 85
100 50
0
0 2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 5. Jumlah Tong Komposter / Tahun (Unit)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 92% atau termasuk dalam kategori baik, walaupun pengadaan tong komposter ini baru dimulai tahun 2013 atau memasuki tahun ke-3 dari Rensta SKPD. Keberhasilan ini didukung dengan adanya anggaran dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dengan dana pendamping dari APBD kabupaten Sukoharjo sekitar 10%. Untuk mencapai target yang sudah ditentukan dalam Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan pengadaan tong komposter sebanyak 115 unit .
f. Indikator Kinerja : Bimbingan Teknis (Bintek) Pengeloaan Persampahan Sampah dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat dan kerugian, bermanfaat jika dimanfaatkan dengan baik dan merugikan jika dibiarkan tanpa ada pengelolaan yang baik. Dampak negatif dari pengelolaan pengolahan sampah yang tidak tepat akan menyebabkan beberapa kerugian. Seiring peningkatan populasi 17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
penduduk dan pertumbuhan ekonomi, saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Timbulan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi , dimana kemudian berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota, kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain-lain). Untuk meningkatkan peran serta masyarakat agar dapat mengelola sampah rumah
tangganya
maka
Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Sukohajo
melaksanakan kegiatan bimbingan teknis persampahan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari dengan peserta kader lingkungan dari kelurahan yang termasuk dalam titik pantau Adipura. Adapun materi acaranya adalah sosialisasi mengenai pengelolaan
persampahan dan praktek pembuatan kerajianan (daur ulang) dari
barang bekas yang disampaikan oleh Sanggar Nisrina, selain itu juga ada kunjungan study banding untuk mengetahui cara mengelola dan memanfaatkan sampah dari rumah tangga ke Bank Sampah Gemah Ripah di Kabupaten Bantul , Yogyakarta. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kader lingkungan yang ikut bimbingan teknis dapat lebih meningkat pengetahuan dan kemampuannya untuk mengelola sampah yang berasal dari limbah rumah tangga di lingkungannya dan dapat menjadi pioneer bagi warga masyarakat yang lain untuk ikut berperan serta dalam mengelola dan memanfaatkan sampah rumah tangga. Trend pengelolaan sampah rumah tangga yang terjadi pada saat ini adalah dengan adanya pembentukan bank sampah. Adapun manfaat yang diperoleh dengan adanya bank sampah ini diantaranya adalah membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis / dapat menambah pendapatan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan persampahan mencapai 100% atau sabgat baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 7,5% atau temasuk dalam kategori kurang baik . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun 2014 18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
atau tahun ke 4 pelaksanaan Renstra SKPD selain itu ada kegiatan lain yang lebih prioritas untuk dilaksanakan karena keterbatasan anggaran yang ada.
g. Indikator Kinerja : Pelaksanaan Program Adipura Program Adipura merupakan salah satu program strategis Kementerian Lingkungan Hidup yang mempunyai maksud dan tujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih dan teduh dengan menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance) dan Tata Kelola Lingkungan yang baik (Good Environment Governance). Adipura sebenarnya digunakan sebagai alat untuk mendorong motivasi aparat pemerintah dan masyarakat untuk meperbaiki dan meningkatkan kondisi kebersihan lingkungan di Indonesia.Beberapa tujuan di balik penghargaan Adipura antara lain, untuk menurunkan tingkat polusi dari limbah domestik, merealisasikan kesehatan lingkungan, dan merealisasikan budaya bersih lingkungan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pelaksanaan program Adipura mencapai 100% atau sangat baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan bila dibandingkan dengan 2013 capaian kinerjanya juga mencapai 100% atau sangat baik . Sedangkan bila dilihat perkembangan nilai Adipura yang diperoleh Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari standar minimal yang dipersyaratkan untuk mendapatkan penghargaan Adipura, dimana pada penilaian tahun 2013/2014 Nilai Adipura Kabupaten Sukoharjo sebesar 71,27 sedangan nilai standar untuk mendapatlan Adipura adalah 75. Kekurangan / hambatan yang ditemui untuk meningkatkan nilai Adipura diantaranya adalah : a. Pemilahan sampah dan pengolahan sampah di hampir semua lokasi belum berjalan optimal. b. Peran serta masyarat dan stakeholder masih kurang c. TPA belum memenuhi standar d. Hutan kota kurang luas dan kurang tanaman e. Kurang peneduh / Ruang Terbuka Hijau di hampir semua ruas jalan f.
Saluran terbuka sangat kotor
g. Taman kota kotor, belum ada sarana / fasilitas untuk umum 19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
h. Pasar kota belum berfungsi
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 80% atau termasuk dalam kategori baik. Untuk mencapai target
pelaksanaan Program Adipura maka pada tahun 2015
direncanakan untuk tetap melaksanakan kegiatan program Adipura dengan target meningkatkan perolehan nilai Adipura . Adapun untuk meningkatkan nilai Adipura beberapa strategi yang akan dilaksanakan adalah : a. Menambah sarana dan prasarana persampahan di titik pantau Adipura b. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait c. Meningkatkan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat / sekolah (titik pantau) dalam penilaian Adipura.
h. Indikator Kinerja : Pemilihan / Seleksi Calon Sekolah Adiwiyata Program Adiwiyata adalah
salah satu program Kementerian Lingkungan
Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapakan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif. Tujuan Program Adiwiyata adalah : menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja seleksi calon sekolah Adiwiyata mencapai 120% atau bermakna sangat baik karena melebihi dengan target yang telah ditetapkan. Karena dari target awal 10 sekolah ternyata dapat diseleksi 12 sekolah. Kegiatan ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun 2014. Untuk program Adiwiyata baru dilaksanakan pada tahun ini dengan menyiapkan sekolah yang akan ditunjuk mengikuti program Adiwiyata, sebagai 20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
langkah pertama dengan menyiapkan sarana persampahan yang menjadi salah satu kriteria penilaian Adiwiyata. Untuk tahun 2014 ini sekolah yang dinilai untuk mengikuti penilaian Adiwiyata adalah SD Gentan 1 Baki; SD Gatak 1; SD Sukoharjo 1; SD Tarakanita; SMP N 1 Sukoharjo; SMP N 2 Sukoharjo; SMP N 1 Grogol; SMP N 3 Sukoharjo; SMA N 3 Sukoharjo; SMK N 1 Sukoharjo; SMK N 2 Sukoharjo; SMA N 1 Sukoharjo. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 80% , capaian kinerja ini dianggap baik mengingat program ini baru dilaksanakan pada tahun 2014. Untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Renstra SKPD , maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan seleksi calon sekolah Adiwiyata dengan target 15 sekolah.
i. Indikator Kinerja : Pelaksanaan Kegiatan Saka Kalpataru Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup. Penghargaan Kalpataru ini bertujuan sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas peran warga atau kelompok masyarakat dalam melestarikan fungsi lingkungan. Saka Kalpataru adalah satuan karya pramuka untuk menanamkan kepedulian dan
rasa tanggungjawab
melestarikan
lingkungan
dalam mengelola,menjaga, mempertahankan
dan
untuk
dan
keberlanjutan
generasi
sekarang
mendatang.Pelantikan Saka Kalpataru dlaksanakan pada tanggal 13 Desember 2013. Adapun kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan Saka Kalpataru adalah 1. Mengikuti Perkemahan Bakti Kalpataru di Semarang 2. Kegiatan cabut paku pada pohon-pohon di jalan protocol Kabupaten Sukoharjo 3. Mendukung dan mengikuti perkemahan saka Bakti Husada di Gentan Kecamatan Bulu, dengan penanaman pohon dan pemberian bantuan tempat sampah outdoor/komposit. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pelaksanaan kegiatan Saka Kalpataru mencapai 100% atau bermakna sangat baik karena sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 50%, atau termasuk kurang. Hal ini disebabkan program ini baru dilaksanakan pada tahun 2014. Untuk mencapai target yang Renstra SKPD, pada tahun 2015 tetap direncakan untuk melaksanakan kegiatan Saka Kalpataru.
j. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya keuangan Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran 1 adalah sebesar Rp. 765.955.500,- dari total pagu sebesar Rp. 780.152.000,- atau 98,20% . Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp. 14.196.500,- atau 1,80% dari total pagu.
k. Analisis Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran 1 Keberhasilan pencapaian sasaran 1 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya program dan kegiatan sebagai berikut ; 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan kegiatan -
Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
-
Bimbingan Teknis Persampahan
2. Program Pengendalian Pencamaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan -
Koordinasi Penilaian Kota Sehat / Adipura
-
Peningkatan
Peran
Serta
Masyarakat
Lingkungan Hidup
22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
dalam
Pengendalian
Sasaran 2.
Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui pengendalian pencemaran dan kerusakan sumber daya alam terutama tanah, air dan udara
Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 2 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :
Tabel 3. Indikator Kinerja Untuk Sasaran 2 Sasaran Strategis
(1) Tercapainya kelestarian lingkungan hidup melalui pengendalian pencemran dan kerusakan sumber daya alam terutama tanah, air dan udara
a.
b. c. d. e. f.
g.
h.
i.
j. 23
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
% Capaian tahun sebelumnya
(2) Pembinaan dan pengawasan kualitas udara dar sumber tidak bergerak Analisa kualitas air sungai Analisa limbah cair perusahaan Analisa kualitas udara ambient Pengadaan peralatan laboratorium Penyusunan draf dokumen mutu laboratorium lingkungan Peningkatan kesadaran pelaku industry dalam melaksanakan kebijakan / peraturan bid. LH Tindak lanjut aduan masalah lingkungan dari masyarakat Pengawasan pengelolaan B3 dan Limbah B3
(3) 20 perushn
(4) 24 perushn
(5) 120
(6) 100
% Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2015) (7) 83,75
20 sampel 25 sampel 10 sampel 1 unit / paket
20 sampel 25 sampel 10 sampel 1 unit / paket
100
100
70
100
100
59
100
0
50
100
0
60
1 dokumen
1 dokumen
100
0
100
30 perushn
32 perushn
106,6
133,33
101
10 aduan
10 aduan
100
100
100
30 perushn
43 perushn
143
130
103
30 peserta
30 peserta
100
0
50
Sosialisasi tentang B3 dan limbah B3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
l.
m. n.
o.
p. q.
r. s. t.
Pengawasan kualitas air limbah perusahaan (sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan) Pengadaan IPAL Biogas Pembinaan program peringat kinerja perusahaan (proper) Pengawasan penggunaan Bahan Perusak Ozon ( BPO) Sosialisasi tentang BPO Pengawasan kualitas emisi udara akibat aktivitas industry (sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan) Uji emisi udara dari sumber tidak bergerak Pembinaan dan pengawasan kualitas udara Sosialisasi tentang pencegahan pencemaran udara
30 perushn
31 perushn
103,33
100
95
12 unit
12 unit
100
100
70
7 perushn
11 perushn
157
175
25
30 perushn
35 perushn
116,67
100
36,67
30 peserta 10 perushn
30 peserta 14 perushn
100
100
50
140
100
68
10 sampel
10 sampel
100
100
36
30 perushn
31 perushn
103,33
100
51
30 peserta
30 peserta
100
0
100
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energy ada atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Air sebagai sumberdaya kini semakin disadari sebagai salah satu unsure penentu didalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan lingkungan.
Penggunaan air
oleh manusia akan menghasilkan limbah , apabila dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran air
sehingga dapat membahayakan
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya baik langsung maupun tidak langsung. Pencemaran air pada umumnya disebabkan oleh tingkah laku manusia 24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
seperti membuang zat-zat detergen, asam belerang dan zat-zat kimia sebagai sisa pembuangan pabrik kimia / industri. Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan dan secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Tanah subur adalah tanah yang cukup mengandung nutrisi bagi tanaman maupun mikroorganisme dan dari segi fisiki, kimia dan biologi memenuhi untuk pertumbuhan. Namun tanah yang subur dapat rusak karena adanya erosi dan adanya pencemaran tanah yang disebabkan adanya penggunaan pupuk secara berlebihan , pemberian pestisidan dan pembuangan sampah yang tidak dapat diuraikan seperti plastic, kaleng, botol dan lain-lain. Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah yang berkembang pesat dengan jumlah industry / perusahaan yang cukup banyak akan menyebabkan peningkatan beban pencemaran baik air ataupun udara yang juga semakin meningkat. Badan Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Sukoharjo yang
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan pembangunan di bidang lingkungan hidup berusaha melaksanakan program dan kegiatan yang diharapkan dapat memberikan salah satu solusi untuk menangani permasalahan pencemaran lingkungan yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo dengan cara melaksanakan pembinaan, pemantauan dan pengawasan secara rutin ke perusahaan yang berpotensi menimbulkan pencemaran selain itu juga melakukan analisa limbah yang dihasilkan apakah sudah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan ke arah yang baik. Adapun capaian indikator kinerja untuk mendukung sasaran tersebut diatas adalah sebagai berikut.
a. Indikator Kinerja : Pembinaan dan Pengawasan Kualitas Udara Dari Sumber Tidak Bergerak (Program Langit Biru)
Program Langit Biru adalah salah satu program strategis dari Kementerian Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak maupun tidak bergerak. Tujuan adanya Program Langit Biru adalah : 25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
a. Terciptanya mekanisme kerja dalam mengendalikan pencemaran udara yang berdaya guna dan berhasil guna b. Terkendalinya pencemaran udara c. Terciptanya kualitas udara ambient yang diperlukan untuk kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya. d. Terwujudnya perilaku manusia yang sadar akan lingkungan
Misi dari program Langit Biru adalah a. Mengembangan
kebijakan
nasional
dalam
pengendalian
pencamaran
lingkungan b. Meningkatkan kapasitas daerah dalam pengendalian pencemaran udara melalui institusi di daerah dan pemanfaatan teknologi. c. Meningkatkan mekanisme pengawasan dan pengendalian, pencegahan dan pemulihan kualitas udara d. Meingkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan udara yang bersih dari pencemaran.
Kabupaten
Sukoharjo
dengan
jumlah
perusahaan
yang
cukup
banyak
mengakibatkan potensi pencemaran udara yang ditimbulkan juga akan lebih tinggi. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin agar para pelaku usaha tetap mengelola lingkungannya dengan baik. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kualitas udara dari sumber tidak bergerak mencapai 120% atau sangat baik karena dari target 20 perusahaan yang telah ditetapkan dapat teralisasi 24 perusahaan. Bila dibandingkan capaian indicator kinerja pada tahun 2013
mencapai 100%, tetapi
secara kuantitas ada peningkatan jumlah perusahaan yang diawasi
Adapun
perbandingan pengawasan jumlah perusahaan dalam program Langit Biru setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 6 dibawah ini .
26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
24
(Perusahaan)
24
23
23 22
21
20
20
19 18
2012
2013
2014
(Tahun) Grafik 6. Jumlah perusahaan dalam Program Langit Biru / Tahun (Perusahaan)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 83,75% atau termasuk dalam kategori baik , mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke 4 pelaksanaan Renstra SKPD. Untuk mencapai target akhir Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan program Langit Biru ini dengan target 30 perusahaan.
b. Indikator Kinerja : Analisa / Uji kualitas air sungai Pencemaran
air
adalah
suatu
perubahan
keadaan
disuatu
tempat
penampungan air salah satunya adalah sungai. Sungai adalah bagian penting dalam siklus khidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia seperti air minum , dan / atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya mendukung komunis penyusun biotik. Dalam rangka mendukung pemantauan kualitas air sungai yang ada di Kabupaten Sukoharjo, telah dilakukan analisa kualitas air sungai pada 5 (lima) sungai yang ada di Kabupaten Sukoharjo yaitu : Sungai Samin; Sungai Palur; Sungai Premulung; Sungai Tanggul dan Sungai Langsur. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pelaksanaan uji kualitas air sungai dapat terlaksana 100% termasuk dalam kategori sangat baik dan seusai dengan rencana 27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa kualitas air sungai yang diuji sebagian besar parameter memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemran Air untuk kelas II dan III. Namun beberapa parameter masih ada yang melebihi antaa lain BOD, COD, TSS dan Nitrit. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik. Adapun perbandingan jumlah sampel yang diuji untuk setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 7 dibawah ini .
(Sampel)
20 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
20
10
2012
2013
2014
(Tahun) Grafik 7. Jumlah Sampel Uji Kualitas Air Sungai / Tahun (Sampel)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 70% atau termasuk dalam kategori cukup, padahal tahun 2014 merupakan tahun ke 4 pelaksanaan akhir Renstra SKPD. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran yang tersedia, sedangkan solusi untuk mencapai target akhir Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan pengujian kualitas air sungai sebanyak 20 sampel.
c. Indikator Kinerja : Analisa/Uji Kualitas Air Limbah Perusahaan Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh manusia. Pengolahan air limbah bertujuan untuk memurnikan air limbah 28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
yaitu air yang sudah tercemar dengan zat-zat sisa dari produksi sebuah perusahaan / pabrik. Air limbah yang sudah diproses melalui sistem pengolahan air limbah akan dapat diuraikan oleh mikroorganisme di alam. Jadi pengolahan air limbah ini selaras dengan proses pemurnian air secara alami. Hal ini menjadi kewajiban setiap pabrik dan perusahaan saat ini. Pengolahan air limbah sangat diperlukan untuk membantu mencegah pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
melaksanakan
pengujian air limbah perusahaan, selain untuk memantau air limbah perusahaan juga untuk melaksanakan salah satu pelayanan dari Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup (SPM-LH) yaitu Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian
indikator
kinerja
gambaran
bahwa
pelaksanaan
analisa / uji
,
diperoleh
capaian
kinerja
limbah
cair
perusahaan dapat terlaksana 100% seusai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 mencapai Gambar 7. IPAL PT. WARNA ASLI JAYA
100%. Adapun mulai
juga tahun
2013, selain diujikan ke UNS yang sudah terakreditasi juga melakukan uji sampel air limbah secara mandiri di Laboratorium Lingkungan
Badan
Kabupaten
Lingkungan
Sukoharjo.
Hidup Adapun
perbandingan jumlah sampel yang diuji untuk setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 8 dibawah ini .
Gambar 8. Mengukur pH di Laboratorium BLH Kab. Sukoharjo 29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
25
25
(Jumlah Sampel)
20
20 15
14
10 5 0 2012
2013
2014
(Tahun) Grafik 8. Jumlah Sampel Uji Kualitas Air Limbah Perusahaan / Tahun (Sampel)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 59% , capain ini termasuk dalam kategori cukup, padahal tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra . Sedangkan solusi untuk mencapai target akhir Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan pengujian limbah cair perusahaan sebanyak 10 sampel, selain itu juga akan melakukan pengujian secara mandiri dengan memanfaatkan laboratorium lingkungan yang ada sebanyak 15 sampel.
d. Indikator Kinerja : Analisa/Uji Udara Ambient Udara ambient adalah udara di sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambient ini akan terdiri dari gas nitrogen (78%); oksigen (20%) ; argon (0.93%) dan karbondioksida (0,03%). Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan industry, kegiatan transportasi dan pembakaran sampah. Pengendalian pencemaran udara bertujuan untuk menurunkan jumlah dan kadar pencemaran terhadap udara. Usaha pengendalian pencemaran dapat dilakukan secara yuridis formal dengan penegakan peraturan-peraturan mengenai lingkungan yang ada. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pelaksanaan analisa / uji udara ambient perusahaan dapat terlaksana 100% atau sangat baik dan seusai dengan rencana 30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Indikator kinerja ini tidak bisa dibandingkan
dengan hasil tahun sebelumnya karena tahun 2014 merupakan tahun pertama untuk pengujian kualitas udara ambient. Pengukuran kualitas udara ambient di Kabupaten Sukoharjo dilakukan pada 8 titik pemantauan dengan kualifikasi : 1. Pusat Pemerintahan di sekitar Kantor Bupati Sukoharjo. 2. Pusat keramaian di sekitar pasar 3. Pusat industry di sekitar Sritex Dari hasil uji kualitas udara ambient, diperoleh hasil bahwa hampir seluruh parameter yang diukur masih dibawah ambang batas baku mutu Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Kualitas Udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi dalam rangka pengelolaan kualitas udara , akan diupayakan adanya penanaman vegetasi untuk menyerap polutan. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 50% , capaian ini dianggap masih kurang baik, mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra . Hal ini disebabkan pelakanaan uji kualitas udara ambient baru dilaksanakan pada tahun 2014. Sedangkan solusi untuk mencapai target akhir Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan pengujian kualitas udara ambien sebanyak 10 sampel.
e. Indikator Kinerja : Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Laboratorium Lingkungan Pengadaan sarana dan prasarana alat pemantauan dan pengawasan kualitas lingkungan hidup bertujuan untuk melengkapi atau mengadakan peralatan laboratorium . Pengadaan peralatan dan perlengkapan laboratorium ini berfungsi untuk melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan dan memperkuat pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal bidang lingkungan hidup (SPM-LH). Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah untuk mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah kabupaten /kota. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor dapat terlaksana 100% atau sangat baik seusai dengan rencana yang sudah 31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2013 tidak ada pengadaan untuk peralatan dan perlengkapan laboratorium lingkungan. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 60%
atau termasuk dalam kategori
cukup. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran yang tersedia untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan laboratorium lingkungan yang biasanya harganya ukup mahal, selain itu juga adanya pembatasan pada juknis Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) pada tahun 2013 dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan peralatan dan perlengkapan laboratorium lingkungan yang sudah diadakan. Sedangkan solusi untuk mencapai target akhir Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk mengadakan peralatan dan perlengkapan laboratorium lingkungan.
f. Indikator Kinerja : Penyusunan Draf Dokumen Mutu Laboratorium Lingkungan Penyusunan draf Dokumen Mutu Laboratorium Lingkungan merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan agar laboratorium lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo terakreditasi yang diajukan ke Komite Akreditasi Nasional (KAN). Untuk tahun 2014 penyusunan draf Dokumen mutu laboratorium lingkungan dapat terlaksana 100% atau sangat baik sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Draf dokumen mutu laboratorium lingkungan sudah diajukan ke KAN dan sudah mendapatkan masukan untuk melengkapi kekurangan yang harus ada di dokumen mutu laboratorium ; sarana dan prasarana laboratorium serta reagent belum lengkap; dan menambah Sumber Daya Manusia / Tenaga Laboratorium. Untuk mendapatkan akreditasi maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melengkapi
draf
melaksanakan
dokumen
kegiatan
sesuai
asistensi
dengan untuk
standar
pendaftaran
menyempurnakan
draf
ke
KAN;
dokumen;
melengkapi sarana prasaran leboratorium lingkungan dan reagent serta kalibrasi peralatan laboratorium yang sudah ada.
32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
g.
Indikator
Kinerja
:
pengawasan
kesadaran
pelaku
usaha
dalam
melaksanakan kebijakan / peraturan per-UU-an. Masalah pengawasan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan kelestarian lingkungan. Berbagai komponen dilibatkan diantaranya adalah pemerintah, wakil rakyat, perusahaan/industry,
masyarakat
dan
organsasi
non
pemerintah.
Kegiatan
pengawasan ini menjadi kegiatan rutin yang harus dilakukan mengingat keberadaan perusahaan / indutri
yang cukup banyak di Kabupaten Sukoharjo dengan
konsekuensi dampak yang diakibatkan / limbah yang dihasilkan juga semakin banyak sehingga tingkat pencemaran lingkungan juga semakin tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor dapat terlaksana 106,67% atau sangat baik seusai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 capaian kinerjanya lebih tinggi yaitu 133,33% dengan jumlah perusahaan yang diawasai sebanyak 40 perusahaan sedangkan pada tahun 2014 jumlah perusahaan yang diawasi 32 perusahaan. Adapun perbandingan jumlah perusahaan yang diawasi untuk setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 9 dibawah ini.
Perusahaan
40 40 35 30 25 20 15 10 5 0
34 30
11
2011
2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 9. Jumlah perusahaan yang diawasi/tahun (perusahaan)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 101% atau termasuk dalam sangat baik. 33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Keberhasilan ini didukung dengan adanya anggaran kegiatan yang juga sudah tersedia mulai dari tahun 2011 dan komitmen kinerja dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk melaksanakan pengawasan ke perusahaan untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
h. Indikator Kinerja : Tindak lanjut penanganan aduan masalah lingkungan dari masyarakat Indikator kinerja ini merupakan salah satu jenis pelayanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup (SPM-LH). Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu Noor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah sudah dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mulai tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2013. Untuk tahun 2014 ini, sebelum ada peraturan / juknis terbaru tetap dilaksanakan dengan mengacu/berpedoman pada juknis yang lama. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja tindak lanjut penanganan aduan masalah lingkungan dari masyarakat dapat terlaksana 100% atau sangat baik seusai dengan jumlah aduan yang diterima. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik.
Gambar 9. Aduan dengan Sumber Pencemar Pabrik Abadi Plastik
Gambar 10. Aduan dengan Sumber Pencemar Peternakan Ayam Petelur Sdr Wiji Lestari, Kecamatan Baki
Adapun perbandingan jumlah aduan yang diterima untuk setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 10 dibawah ini . 34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
10
10
10
9
8 5
6 4 2 0 2011
2012
2013
2014
Grafik 10. Jumlah aduan yang ditindaklanjuti untuk setiap tahunnya
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 100% atau termasuk dalam sangat baik. Keberhasilan ini didukung dengan adanya anggaran kegiatan yang juga sudah tersedia mulai dari tahun 2011 dan komitmen kinerja dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk menindaklanjuti setiap permasalahan lingkungan hidup yang dikeluhkan oleh masyarakat , sebagai salah satu bagian tugas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk selalu berperan dalam menciptakan kuaitas lingkungan hidup yang lebih baik.
i. Indikator Kinerja : Pengawasan Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya adan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusakkan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Tujuan pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Bahwa setiap kegiatan / usaha yang berhubungan 35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
dengan B3 baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3 harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3 harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali pada fungsi semula. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengawasan pengelolaan limbah B3 dapat terlaksana 143,33 atau sangat baik dan
melebihi target yang telah ditentukan
sebeumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 mencapai lebih dari 130% atau termasuk dalam kategori sangat baik dan secara kuantitas setiap tahunnya jumlah perusahaan yang diawasi dan dipantau mengalami penigatan.
Adapun perbandingan jumlah perusahaan yang dipantau/diawasi
pengelolaan limbah B3- nya untuk setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 11
(Perusahaan)
dibawah ini . 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
43 39 34 23
2011
2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 11. Jumlah perusahaan yang dipantau pengelolaan limbah B3 /tahun
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 102,95% , capaian ini sangat baik karena sudah mencapai target dari Renstra yang akan berakhir pada tahun 2015. Keberhasilan ini didukung dengan adanya anggaran untuk kegiatan ini sudah dimulai pada tahun 2011 dan adanya komitmen dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.
36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
j. Indikator Kinerja : Sosialisasi Tentang B3 dan Limbah B3 Dalam rangka menyebarluaskan informasi mengenai pengelolaan limbah B3 maka pada tahun 2014 mengadakan sosialisasi tentang B3 dann Limbah B3 dan dapat terlaksana 100% atau sangat baik sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Peserta sosialisasi dari para pelaku usaha / industry yang menghasilkan limbah B3. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 50% , capaian ini kurang baik mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan dari Renstra SKPD. Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun 2014 dan untuk meningkatkan realisasi kinerja untuk mencapai target Renstra SKPD, maka pada tahun 2015, direncanakan untuk melaksanakan sosialisasi B3 dan limbah B3 dengan target peserta sebanyak 30 orang.
k. Indikator Kinerja : Pengawasan Kualitas Air Limbah Perusahaan Indikator kinerja ini merupakan salah satu jenis pelayanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup (SPM-LH). Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu Noor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah sudah dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mulai tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2013. Untuk tahun 2014 ini, sebelum ada peraturan / juknis terbaru tetap dilaksanakan dengan mengacu/berpedoman pada juknis yang lama. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengawasan kualitas air limbah perusahaan dapat terlaksana 103,33% atau sangat baik, melebihi target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah perusahaan yang diawasi mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 jumlah perusaha yang diawasi sebanyak 25 perusahaan dan untuk tahun 2014 meningkat menjadi 31 perusahaan. Adapun perbandingan jumlah perusahaan yang dipantau/diawasi kualitas air limbahnya untuk setiap tahun dapat dilihat pada grafik 12 dibawah ini . 37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
39 40 31
(Perusahaan)
35 30
25
25 20
15 10 5 0 2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 12. Pengawasan Air Limbah Perusahaan / Tahun
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 95% , capaian ini termasuk dalam kategori baik. Keberhasilan ini didukung dengan adanya anggaran untuk kegiatan ini sudah dimulai pada tahun 2012 dan adanya komitmen dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.
l. Indikator Kinerja : Pengadaan IPAL Biogas dari Kotoran Ternak/ Limbah Cair Tahu Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian material organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia, tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah digester/biodigester. Di saat harga gas LPG yang semakin meningkat dan jumlahnya terbatas, diharapkan adanya IPAL Biogas ini kontribusi yang nyata pada masyarakat. Pemanfaatan biogas baik dari limbah produksi tahu maupun kotoran sapi memberikan manfaat ganda bagi warga. Dengan mengonversi limbah produksi tahu menjadi biogas, masyarakat tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan, namun juga menerima manfaat ekonomi. Dengan adanya IPAL Biogas ini, lingkungan sekitar akan lebih bersih, tidak berbau dan sehat. Selain itu ,anggaran yang biasanya digunakan untuk membeli gas LPG untuk memasak dapat dialihkan atau digunakan untuk keperluan lain. 38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sementara itu, pemanfaatan biogas kotoran sapi selain memberikan manfaat secara ekonomi, peternak juga mendapat produk samping berupa kompos dan pupuk organik cair yang dapat dipakai untuk menyuburkan tanaman. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan IPAL Biogas dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah IPAL Biogas yang diadakan mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 jumlah pengadaan IPAL Biogas sebanyak 11 unit dan pada tahun 2014 sebanyak 12 unit.
Gambar 11 IPAL Biogas Dari Limbah Ternak dan Pemanfaatannya Untuk Menghidupkan Kompor Gas
Adapun perbandingan jumlah pengadaan IPAL
untuk setiap tahun dapat
dilihat pada grafik 13 dibawah ini . 12 12
11 10
10
(Unit)
8
6 4
2
2 0 2011
2012
2013
(Tahun) 39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
2014
Grafik 13. Jumlah Pengadaan IPAL setiap tahun (unit)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 70% , capaian ini termasuk dalam kategori cukup, mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra . Hal ini disebabkan anggaran yang dibutuhkan untuk pembuatan IPAL Biogas cukup banyak , selain itu
masih mengandalkan anggaran dari Dana Alokasi Khusus
Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) . Solusi untuk meningkatan mencapai target akhir Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan pengadaan IPAL sebanyak 5 (lima) unit.
m. Indikator Kinerja : Pembinaan Program Peringkat Kinerja Perusahaan Program Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong penataan perusakan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument informasi. Dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan untuk : 1. Mendorong perusahaan untuk menaati peraturan perundang-undangan melalui insentif dan disinsentif reputasi 2. Mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja lingkungannya untuk menerapkan produksi bersih. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo melakukan pembinaan pada perusahaan yang akan dinilai untuk program Proper. Selain itu juga melakukan pendampingan Tim dari provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan penilaian Proper. Sampai saat ini hasil dari penilaian Provinsi adalah sebagai berikut : 1. PT. Sritex, mendapatkan nilai biru 2. PT. Konimex , mendapatkan nilai biru 3. PT. Danliris, mendapatkan nilai biru 4. PT. Tyfountex, mendapatkan nilai merah
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pembinaan program peringkat kinerja perusahaan dapat terlaksana 157% atau sangat baik, melebihi target yang sudah ditentukan 40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 175% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 perusahaan yang dibina 14 perusahaan dan pada tahun 2014 sebanyak 11 perusahaan Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 25% atau termasuk dalam kategori kurang , mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2013 , selain itu target yang akan dicapai di Renstra SKPD juga sangat tinggi, sehingga agak kesulitan untuk mencapai 100%.
Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun
Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan tetap melaksanakan kegiatan ini.
n. Indikator Kinerja : Pengawasan Penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) Bahan Perusak Ozon (BPO) dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari masih saja ditemukan padahal penggunaan BPO menjadi pemicu utama menipisnya lapisan ozon , disamping penggundulan hutan (deforestasi) dan gas buang kendaraan bermotor dan pabrik. BPO adalah senyawa-senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfer sehingga menjadikan lapisan ozon semakin tipis bahkan rusak. Menipisnya lapisan ozon mengakibatkan pemanasan global yang memicu pencairan es di kutub, peningkatan tinggi permukaan air laut, tidak menentunya cuaca dan iklim dan meningkatnya bencana alam. Penggunaan BPO biasanya digunakan untuk peralatan rumah tangga seperti lemari es, AC ataupun untuk bahan pemadam kebakaran, bahan pelarut dan pembersih, pestisida dan bahan fumigasi. . Adapun berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengawasan penggunaan BPO dapat terlaksana 116,67% atau sangat baik, melebihi target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas mengalami peningkatan dimana pada tahun 2013 perusahaan yang diawasi 20 perusahaan dan pada tahun 2014 sebanyak 35 perusahaan 41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 36,66% atau termasuk dalam kategori kurang , mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2013 , selain itu target yang akan dicapai di Renstra SKPD juga sangat tinggi, sehingga agak kesulitan untuk mencapai 100%.
Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakhir tahun
Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan pengawasan penggunaan BPO dengan target 30 perusahaan.
o. Indikator Kinerja : Sosialisasi tentang Bahan Perusak Ozon (BPO) Untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi mengenai bahan perusak ozon maka pada tahun 2014, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo melaksanakan sosialisasi tentang BPO dengan peserta sebanyak 30 orang dan dapat dilaksanakan 100% atau sangat baik. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 50% atau termasuk dalam kategori kurang , mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2014 atau tahun ke 4 pelaksanaan Renstra SKPD. Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakhir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan sosialisasi tentang Bahan Perusak Ozon (BPO) dengan target 30 peserta dari para pelaku usaha / industry yang menghasilkan BPO.
p. Indikator Kinerja : Pengawasan Kualitas Udara Akibat Aktivitas Industri Indikator kinerja ini merupakan salah satu jenis pelayanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup (SPM-LH). Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu Noor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah sudah dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mulai tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2013. Untuk tahun 2014 ini, sebelum ada peraturan / juknis terbaru tetap dilaksanakan dengan mengacu/berpedoman pada juknis yang lama. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengawasan kualitas air limbah perusahaan dapat 42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
terlaksana 140% atau sangat baik, melebihi target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah perusahaan yang diawasi mengalami penurunan, dimana pada tahun 2013 jumlah perusaha yang diawasi sebanyak 20 perusahaan dan untuk tahun 2014 meningkat menjadi 14 perusahaan. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 68% , capaian ini termasuk dalam kategori cukup. mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2013.
Untuk
meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk tetap melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas udara akibat aktivitas industri dengan target 20 perusahaan.
q. Indikator Kinerja : Uji Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri Indikator kinerja ini merupakan salah satu jenis pelayanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup (SPM-LH). Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu Noor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah sudah dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mulai tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2013. Untuk tahun 2014 ini, sebelum ada peraturan / juknis terbaru tetap dilaksanakan dengan mengacu/berpedoman pada juknis yang lama. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja uji emisi udara akibat aktivitas industri dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah sampel yang diuji mengalami peningkatan, dimana
pada tahun 2013 jumlah sampel yang diuji
sebanyak 8 sampel dan untuk tahun 2014 meningkat menjadi 10 sampel. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 36% , capaian ini termasuk dalam kategori kurang baik mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2013 dan 43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
biaya yang digunakan untuk melakukan analisa cukup mahal. Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakhir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan melakukan uji emisi udara akibat aktivitas industri sebanyak 5 (lima) sampel..
Gambar 12 CEROBONG PT. DANLIRIS DAN PT. TYFOUNTEX
r. Indikator Kinerja : Pembinaan dan Pengawasan Kualitas Udara Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pembinaan dan pengawasan kualitas udara dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah perusahaan yang dibina mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 jumlah perusahaan yang dibina 20 perusahaan dan pada tahun 2014 sebanyak 31 perusahaan. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 51% , capaian ini termasuk dalam kategori kurang baik mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD . Hal ini disebabkan kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2013 karena terdapat kegiatan lain yang lebih diprioritaskan untuk dilaksanakan.
Untuk
meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan kualitas udara dengan target 30 perusahaan. 44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
s. Indikator Kinerja : Sosialisasi tentang Pencegahan Pencemaran Udara Dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang pencegahan pencemaran udara, tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup menyelenggarakan sosialisasi tentang pencegahan pencemaran udara dan dapat dilaksanakan 100% atau sangat baik. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 100% , capaian ini termasuk dalam kategori sangat baik mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD .
t. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya keuangan Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran 2 adalah sebesar Rp. 1.124.505.000,- dari total pagu sebesar Rp. 1.142.000.000,- atau 98,50% . Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp. 17.495.000,- atau 1,50% dari total pagu.
u. Analisis Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran 2 Keberhasilan pencapaian sasaran 2 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya program dan kegiatan sebagai berikut ; 1. Program Pengendalian Pencamaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan -
Koordinasi Penilaian Langit Biru
-
Pemantauan Kualitas Lingkungan
-
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
-
Pengelolaan B3 dan Limbah B3
-
Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih
-
Pembinaan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan
-
Pengendalian dan Pengawasan Bahan Perusak Ozon (BPO)
2. Program Peningatan Pengendalian Polusi dengan kegiatan
45
-
Pengujian Emisi / Polusi Udara Akibat Aktivitas Industri
-
Penyuluhan dan Pengendalian Polusi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sasaran
3.
Tercapainya penegakan hukum untuk menghindari kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan
Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 3 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :
Tabel 4. Indikator Kinerja Untuk Sasaran 3 Sasaran Strategis
(1) Tercapainya penegakan hokum untuk menghindari kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan
a.
b.
c. d. e.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
% Capaian tahun sebelumnya
(2) Pemeriksaan dan pengarahan dokumen lingkungan hidup (UKL-UPL dan SPPL) Penyusunan Peraturan Bupati bidang lingkungan hidup Sosialisasi izin lingkungan Pemeriksaan Dokumen AMDAL Perpanjangan lisensi Komisi Penilai AMDAL
(3) 80 dokumen
(4) 140 dokumen
(5) 175
(6) 0
% Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2015) (7) 466
3 perbup
3 perbup
100
100
100
30 peserta 2 AMDAL 1 dokumen
30 peserta 3 AMDAL
100
0
100
150
150
83,33
1 dokumen
100
0
100
a. Indikator Kinerja : Pemeriksaan dan Pengarahan Dokumen Lingkungan Hidup Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran
bahwa capaian kinerja pemeriksaan dan pengarahan dokumen
lingkungan hidup dapat terlaksana 175% atau sangat baik, melebihi dari target yang sudah ditentukan sebelumnya, dan tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2013 46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
karena belum ada anggaran yang tersedia untuk kegiatan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup.
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 466% , capaian ini termasuk dalam kategori sangat baik , walaupun kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun 2014 tetapi sudah dapat memenuhi bahkan melebihi target yang tercantum dalam Renstra SKPD . Hal ini disebabkan target yang tercantum dalam Renstra SKPD tidak terlalu tinggi, selain itu kegiatan ini didukung dengan adanya anggaran dan komitmen dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan kesadaran pelaku
usaha dalam melaksanakan
peraturan
perundang-undangan
bidang
lingkungan hidup.
b. Indikator Kinerja : Penyusunan Peraturan Bupati tentang Lingkungan Hidup Peraturan Bupati dibuat sebagai penjabaran dan / atau pelaksanaan dari suatu
Peraturan Daerah . Pada tahun 2014 ini , Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Sukoharjo menyusun peraturan bupati sebagai bentuk penjabaran dan / atau pelaksanaan dari Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah No. 6 Tahun 2013) sebanyak 3 (tiga) buah peraturan bupati dan dapat dilaksanakan 100%. Adapun Peraturan Bupati yang telah disusun adalah sebagai berikut : 1. Perbup Sukoharjo No. 43 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Kewenangan Penerbitan Izin Lingkungan Bagi Usaha Dan / Atau Kegiatan Yang Wajib Menyusun Upaya Pengelolan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) 2. Perbup Sukoharjo No. 47 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Sebagian Kewenangan Pengenaan Sanksi Administrasi Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo 3. Perbup Sukoharjo No. 63 Tahun 2014 tentang Jenis Usaha Dan / Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. 47
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Bila dibandingkan tahun 2013 untuk penyusunan peraturan daerah tentang lingkungan hidup juga terealisasi 100% atau sangat baik. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 100% , capaian ini termasuk dalam kategori sangat baik dan sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra SKPD
. Hal ini disebabkan kegiatan ini
didukung dengan adanya anggaran dan komitmen dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup.
c. Indikator Kinerja : Sosialisasi Izin Lingkungan Untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi mengenai izin lingkungan maka pada tahun
2014, Badan
Lingkungan
Hidup Kabupaten
Sukoharjo
melaksanakan sosialisasi tentang Izin Lingkungan dengan peserta sebanyak 30 orang dan dapat dilaksanakan 100% atau sangat baik. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 100% atau termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini disebabkan oleh dukungan anggaran dan komitmen dari Badan Lingkungan Hidup dalam rangka penegakan hukum lingkungan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar kita.
d. Indikator Kinerja : Pemeriksaan Dokumen AMDAL AMDAL merupakan suatu teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pemeriksaan dokumen AMDAL , dapat terlaksana 150% atau sangat baik, melebihi dari target yang sudah ditentukan sebelumnya, bila dibandingkan dengan tahun 2013 , capaian kinerjanya juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas mengalami kenaikan dimana pada tahun 2013 pemeriksaan dokumen AMDAL sebanyak 2 (dua) dokumen dan pada tahun 2014 sebanyak 3 (tiga) dokumen. Adapun ketiga AMDAL tersebut adalah dari 1. STIKES 2. Delta Merlin 3. Pasar Ir. Sukarno 48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 100% , capaian ini termasuk dalam kategori sangat baik ,memenuhi target yang tercantum dalam Renstra SKPD . Hal ini disebabkan target yang tercantum dalam Renstra SKPD tidak terlalu tinggi, selain itu
kegiatan ini didukung dengan adanya anggaran dan komitmen dari Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup.
e. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya keuangan Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran 3 adalah sebesar Rp. 156.911.000,- dari total pagu sebesar Rp. 175.000.000,- atau 89,70% . Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp. 15.089.000,- atau 10,30% dari total pagu.
f. Analisis Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran 3 Keberhasilan pencapaian sasaran 3 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya program dan kegiatan sebagai berikut ; 1. Program Pengendalian Pencamaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan -
Pengkajian Dampak Lingungan
-
Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
-
49
Koordinasi Penyusunan AMDAL
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sasaran 4.
Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana yang dapat menjamin kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang
Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 4 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :
Tabel 5. Indikator Kinerja Untuk Sasaran 4 Sasaran Strategis
(1) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana yang dapat menjamin kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang
a. b. c. d. e.
f. g. h. i.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
% Capaian tahun sebelumnya
(2) Pengadaan sumur resapan Pembelian tutup biopori dan paralon Pengadaan tanaman penghijauan Pembentukan kampung iklim Penyusunan Dokumen Menuju Indonesia Hijau (MIH) Pengadaan tanaman turus jalan Uji kualitas tanah untuk produksi biomassa Pemeliharaan Taman Kehati Pengadaan tanaman untuk Taman Kehati
(3) 31 unit
(4) 31 unit
(5) 100
(6) 100
% Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2015) (7) 500
245 buah 2525 batang
245 buah
100
0
50
2525 batangg
100
100
25
1 lokasi
1 lokasi
100
100
66,67
5 buku
5 buku
100
100
66,67
448 batang
448 batang
100
0
100
3 kec
3 kec
100
100
83,33
1 tahun
1 tahun
100
100
66,67
1 paket
1 paket
100
0
100
a. Indikator Kinerja : Pengadaan sumur resapan 50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah. Lokasi pembuatan sumur resapan, di daerah yang tergenang pada saat musim penghujan atau di daerah yang air hujannya langsung mengalir ke selokan dan hilang tidak tersimpan di dalam tanah. Keberadaan sumur resapan memang tidak serta merta mengatasi masalah krisis air tanah. Tetapi paling tidak, pembuatannya dapat lebih cepat mengalirkan air permukaan ke dalam tanah. Jadi, selain menambah pasokan air di dalam tanah, sumur ini juga bisa mengurangi banjir / genangan air. Selain itu, pembuatan sumur resapan di sekolah-sekolah selain memberikan manfaat konservasi juga menjadi sarana edukasi bagi para siswa. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo yang bertanggungjawab dalam pembangunan di bidang lingkungan hidup, berupaya untuk turut berperan serta dalam usaha konservasi tanah dan air mengingat dengan perkembangan pembangunan yang semakin pesat kemampuan tanah untuk menyerap/ menyimpan air hujan juga semakin berkurang karena semakin banyak bangunan yang didirikan di tempat resapan air.
Sejak tahun 2011, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Sukoharjo sudah mengadakan pembuatan sumur resapan yang tersebar di sekolahsekolah,instansi pemerintah maupun masyarakat umum. Untuk tahun 2014 ini, menargetkan pembuatan sumur sebanyak 31 unit dan dapat terealisasi 100% atau termasuk dalam kategori sangat baik, Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, pembuatan sumur resapan ini juga dapat tercapai 100% hanya saja secara kuantitas mengalami penurunan, dimana pada tahun 2013 jumlah sumur resapan yang dibuat sebanyak 99 unit dan untuk tahun 2014 sebanyak 31 unit.
51
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Gambar 13 Sumur Resapan di Kec.Kartasura
Gambar 14 Sumur Resapan di Kec.Baki
Adapun perbandingan jumlah sumur resapan untuk setiap tahunnya dapat dilihat pada grafik 14 dibawah ini. 99 100
(Unit)
80 60 31
40
20
6
14
0
2011
2012
2013
2014
(Tahun)
Grafik 14. Jumlah Pengadaan Sumur Resapan Setiap Tahunnya (Unit)
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 500% , capaian ini termasuk dalam kategori sangat baik ,melebihi target yang tercantum dalam Renstra SKPD . Hal ini disebabkan target yang tercantum dalam Renstra SKPD tidak terlalu tinggi, selain itu kegiatan ini didukung dengan adanya anggaran selain dari APBD kabupaten juga dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) dan komitmen dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk berperan serta dalam meningkatkan usaha konservasi tanah dan air di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
b. Indikator Kinerja : Pembelian Tutup Biopori dan Paralon Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, dengan kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. 52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan. Karena berdiameter kecil, lubang ini mampu mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat dipertahankan.
Untuk tahun 2014 ini, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo menargetkan pembelian tutup biopori dan paralon sebanyak 245 buah dan dapat terealisasi 100% atau termasuk dalam kategori sangat baik . Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 50% , capaian ini termasuk dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan tahun 2014 merupakan tahun pertama pelaksanaan kegiatan ini, solusi untuk memenuhi target dalam Renstra SKPD, pada tahun 2015 merencanakan pengadaan tutup biopori dan paralon sebanyak 5.496 buah yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK-LH) .
c. Indikator Kinerja : Pengadaan Tanaman Penghijauan Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis Iingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pengadaan tanaman penghijauan
dapat
terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya, dan bila dibandingkan pada tahun 2013 realisasi capaian kinerjanya juga 100% atau termasuk dalam kategori sangat baik. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 25% , capaian ini termasuk dalam kategori kurang baik , walaupun kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2011. Hal ini disebabkan target yang tercantum dalam Renstra SKPD
cukup tinggi
sedangkan anggaran yang tersedia sangat terbatas. Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerjanya maka pada tahun 2015 Badan Lingkungan Hidup kabupaten 53
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sukoharjo merencanakan untuk melaksanakan pengadaan tanaman penghijauan sebanyak 8.600 batang.
d. Indikator Kinerja : Pembentukan Kampung Iklim Program Kampung Iklim ( Proklim ) adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca serta memberikan penghargaan terhadap upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo sudah melaksanakan pembentukan Kampung Iklim sejak tahun 2013.
Berdasarkan hasil evaluasi
terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pembentukan 1 (satu) Kampung Iklim pada tahun 2014 dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun pembentukan Kampung Iklim di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartassura dan bila dibandingkan pada tahun 2013 realisasi capaian kinerjanya juga 100% atau termasuk dalam kategori sangat baik, adapun kampung iklim yang terbentuk pada tahun 2013 di Desa Makamhaji Kecamatan Kartasura. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 66,67% , capaian ini termasuk dalam kategori cukup . Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerjanya maka pada tahun 2015 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo untuk membentuk 1 (satu) kampung iklim.
e. Indikator Kinerja : Penyusunan Dokumen Menuju Indonesia Hijau (MIH) Program pengawasan
Menuju dalam
Indonesia
pelaksanaan
Hijau
adalah
konservasi
program
kawasan
pembinaan berfungi
dan
lindung,
pengendalian kerusakan lingkungan dan penanganan perubahan iklim yang dilaksanakan melalui penilaian kinerja pemerintah daerah. 54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Program Menuju Indonesia Hijau dilaksanakan melalui tahapan penyusunan profil pengelolaan tutupan vegetasi , pemantauan perubahan tutupan vegetasi dan penilaian kinerja pemerintah daerah. Badan Lingungan Hidup Kabupaten Sukoharjo sudah melaksanakan penyusuan dokumen Menuju Indonesia Hijau (MIH) sejak tahun 2013 dan berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja penyusunan Dokumen Menuju Indonesia Hijau (MIH) sebanyak 5 buku pada tahun 2014 dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 66,67% , capaian ini termasuk dalam kategori cukup . Untuk mencapai realisasi capaian kinerja sesuai target Renstra SKPD maka pada tahun 2015 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo akan penyusunan dokumen Menuju Indonesia Hijau (MIH).
f. Indikator Kinerja : Pengadaan Tanaman Turus Jalan Penanaman turus jalan adalah penanaman tanaman penghijauan di kanan dan kiri jalan. Pada tahun 2014 ini, Badan Lingkugan Hidup melaksanakan menargetkan penanaman turus jalan di sepanjang Jalan Sudirman, Sukukoharjo sebanyak 448 batang tanaman penghijauan jenis Angsana (Pterocarpus indicus) dan dapat terlaksana 100% atau termasuk dalam kategori sangat baik. Angsana adalah sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku fabaceae. Kayunya keras, kemerah-merahan dan cukup berat, dalam perdaganagan dikelompokkan sebagai narra atau rosewood. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 100% , capaian ini termasuk dalam kategori sangat baik .
g. Indikator Kinerja : Uji Kualitas Tanah Untuk Produksi Biomassa Indikator kinerja ini merupakan salah satu jenis pelayanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup (SPM-LH). Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu Noor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah sudah dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mulai tahun 2009 dan berakhir pada 55
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
tahun 2013. Untuk tahun 2014 ini, sebelum ada peraturan / juknis terbaru tetap dilaksanakan dengan mengacu/berpedoman pada juknis yang lama. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja uji kualitas tanah untuk produksi biomassa dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengn target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai
100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas wilayah yang diukur
biomassanya mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 sebanyak 5 (lima) kecamatan dan pada tahun 2014 sebanyak 3 (tiga) kecamatan, menyesuaikan anggaran yang tersedia. Hasil dari uji kualitas tanah untuk produksi biomassa ini sudah mendapatkan Surat Keputusan Bupati Sukoharjo. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 83,33% , capaian ini termasuk dalam kategori baik. mengingat tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan Renstra SKPD . Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan melaksanakan uji kualitas tanah untuk produksi biomassa pada 2 kecamatan.
Gambar 15. Pengambilan Sampel Biomassa
h. Indikator Kinerja : Pemeliharaan Taman Kehati Taman Kehati adalah tempat atau lahan konservasi ek situ berbagai jenis tumbuhan local di suatu daerah . Konservasi ek situ adalah konservasi yang dilakukan di luar habitat alami dari berbagai jenis tumbuhan dan satwa. Adapun manfaat dari Taman Kehati adalah : 56
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
a. menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan lokal dari ancaman kepunahan. b. mengoleksi contoh hidup jenis-jenis tumbuhan lokal c. sarana pendidikan, penelitian dan praktek pengenalan jenis-jenis tumbuhan lokal d. menyediakan sumber benih jenis-jenis tumbuhan lokal e. sarana rekreasi alam (ekowisata) f. ruang terbuka hijau kawasan perkotaan Taman Kehati yang dikembangkan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo terletak di Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari dengan luas sekitar 3.000 m2. Tahun 2014 merupakan tahun ke-4 pengembangan Taman Kehati. Adapun fasilitas yang sudah terbangun di Taman Kehati selain jenis tanama lokal ataupun langka seperti kalpataru, gayam, joho, dadap merah, mojo, duwet dll., juga sudah dibangun sarana dan prasarana seperti plasa, gazebo, pagar, saluran drainase. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja pemeliharaan Taman Kehati
dapat terlaksana
100% atau sangat baik, sesuai dengn target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik. Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 67,66% , capaian ini termasuk dalam kategori cukup. Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan melaksanakan pemeliharaan Taman Kehati selama 1 (satu) tahun.
Gambar 16. Taman Kehati di Kelurahan Jombor, Bendosari 57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
e. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya keuangan Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran 4 adalah sebesar Rp. 468.348.000,- dari total pagu sebesar Rp. 478.200.000,- atau 97,90% . Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp. 9.852.000,- atau 2,10% dari total pagu. f. Analisis Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran 4 Keberhasilan pencapaian sasaran 4 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya program dan kegiatan sebagai berikut ; 1. Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam dengan kegiatan -
Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air
-
Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
-
Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA
2. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan kegiatan -
58
Pemeliharaan RTH
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Sasaran 5.Tercapainya
peran aktif semua lapisan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 5 dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :
Tabel 6. Indikator Kinerja Untuk Sasaran 5 Sasaran Strategis
(1) Tercapainya peran aktif semua lapisan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
a.
b. c.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
% Capaian tahun sebelumnya
(2) Sosialisasi / seminar promosi dan publikasi berbagai produk dan jasa di bidan gpengelolaan LH Lomba bertema lingkungan hidup Penyusunan Buku Laporan Status dan Basis Data Lingkungan Hidup (SLHD)
(3) 1 kali
(4) 1 kali
(5) 100
(6) 100
% Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2015) (7) 33,33
2 lomba
2 lomba
100
100
84,62
30 set
30 set
100
100
47,83
a. Indikator Kinerja : Sosialisasi / Seminar Promosi dan Publikasi Berbagai Produk dan Jasa di Bidang Pengelolaan LH Dalam rangka menyebarluaskan berbagai informasi mengenai pengelolaan lingkungan
hidup,
Badan
Lingkungan
Hidup
menyelenggarakan
seminar
pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup dalam rangka hari Lingkungan Hidup Sedunia, dengan tema “ Kebijakan Tata Ruang dan Izin Lingkungan dalam 59
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan” pada tanggal 18 juni 2014 dan sudah terlaksana 100% atau sangat baik sesuai dengan target yang direncanakan. Sedangkan pada tahun 2013 kegaitan promosi dan publikasi dilaksanakan dengan mengikuti pameran bertema lingkungan hidup dan dapat dilaksanakan 100% atau sangat baik.
Untuk akumulasi realisasi sampai dengan tahun 2014 bila dibandingkan dengan akhir Renstra SKPD tahun 2015 sebesar 33,33% termasuk dalam kategori kurang baik, hal ini disebabkan kegiatan ini baru dilaksanakan mulai tahun 2013 atau tahun ke-3 pelaksanaan Renstra SKPD karena adanya keterbatasan anggaran yang tersedia disamping adanya kegiatan yang lebih prioritas dan mendesak untuk dilaksanakan.
b. Indiaktor Kinerja : Lomba Bertema Lingkungan Hidup Dalam rangka menyambut Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada tanggal 5 Juni, Badan Lingkungan Hidup menyeenggarakan lomba-lomba yang bertema lingkungan hidup untuk mendorong partisipasi / peran serta masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup, agar tercipta lingkungan yang bersih, sehat, indah dan berbudaya. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja penyelenggaraan lomba bertema lingungan hidup dengan jenis lomba Lingkungan Bersih dan Sehat dan seleksi calon sekolah Adiwiyata
dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang
sudah ditentukan sebelumnya. Adapun yang menjadi juara I lomba LBS adalah Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura; Juara II dari Desa Bakalan Kecamatan Polokarto dan juara III dari Desa Jatingarang Kecamatan Weru dan calon sekolah Adiwiyata adalah SMP N 1 Sukoharjo; SD Tarakanita dan SMP N 1 Grogol. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah lomba yang diselenggarakan mengalami penurunan, dimana pada tahun 2013 menyeleggarakan 3 (tiga) lomba sedangkan pada tahun 2014 hanya 2 (dua) lomba. Pada tahun 2013 lomba yang diselenggarakan adalah mewarnai tingkat TK dan SD serta LBS. 60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 84,62% , capaian ini termasuk dalam kategori baik. Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan melaksanakan lomba bertema lingkungan.
c. Indikator Kinerja : Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) kabupaten Sukoharjo untuk memberikan pemahaman akan kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Sukoharjo dan bagaimana semua pemangku kepentingan berupaya untuk melindungi dan mengelolanya. Dalam beberapa aspek terjadi peningkatan kesadaran dalam upaya mengelola dan melestarikan lingkungan hidup, namun disisi lain terdapat penurunan atau berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Dengan disusunnya buku SLHD ini akan memudahkan dalam mengambil keputusan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup menuju peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian indikator kinerja , diperoleh gambaran bahwa capaian penyusunan Buku SLHD dapat terlaksana 100% atau sangat baik, sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Bila dibandingkan capaian indikator kinerja pada tahun 2013 juga mencapai 100% atau sangat baik, tetapi secara kuantitas jumlah buku SLHD yang dicetak mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 buku yang dicetak 25 set, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 30 set Untuk realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra tahun 2015 sebesar 47,83% , capaian ini termasuk dalam kategori kurang baik. Untuk meningkatkan realisasi capaian kinerja diakahir tahun Renstra SKPD maka pada tahun 2015 direncanakan melaksanakan penyusunan buku SLHD dengan jumlah 30 set.
d. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya keuangan 61
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran 3 adalah sebesar Rp. 66.027.000,- dari total pagu sebesar Rp. 74.000.000,- atau 89,20% . Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp. 7.973.000,- atau 10,80% dari total pagu.
e. Analisis Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran 5 Keberhasilan pencapaian sasaran 5 sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakannya program dan kegiatan sebagai berikut ; 1. Program Pengendalian Pencamaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan -
Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan
2. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan -
Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan
-
62
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
B. REALISASI ANGGARAN Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo, pada tahun 2014 didukung dengan anggaran sebesar Rp. 3.448.654.000,- dengan sumber dana dari APBD sebesar Rp. 2.069.674.000,- dan dari Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAKLH) sebesar Rp. 1.378.980.000,-. Secara ringkas komposisi pengunaan anggaran sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai
: Rp.
355.656.000,-
2. Belanja Barang dan Jasa : Rp. 2.872.512.000,3. Belanja Modal
: Rp.
240.486.000,-
Penggunaan anggaran tersebut apabila dirinci dalam mendukung pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : Sasaran
Program / Kegiatan
(1) Terwujudnya masyarakat Sukoharjo yang sadar lingkungan dengan ditunjukkannya sikap dan perilaku yang senantiasa melindungi,membina dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup
(2) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Penyediaan Prasanan dan Sarana Pengelolaan Persampahan Bimbingan Teknis Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Koordinasi Penilaian Kota Sehat /Adipura Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian LH
Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup 63
Anggaran (Rp) (3)
Realisasi (Rp) (4)
609.152.000
602.782.500
98,95
34.000.000
33.792.000
99,39
114.000.000
106.381.000
93,32
23.000.000
23.000.000
100
Program Pengendalian Pencemaran dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
% Realisasi (5)
melalui pengendalian pencemaran dan kerusakan sumber daya alam terutama tanah,air dan udara
Perusakan LH Koordinasi Penilaian Langit Biru Pemantuan Kualitas Lingkungan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih Pembinaan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Pengendalian dan Pengawasan Bahan Perusak Ozon (BPO) Program Peningkatan Pengendalian Polusi Pengujian Emisi / Polusi Udara Akibat Aktivitas Industri Penyuluhan dan Pengendalian Polusi
Tercapaianya penegakan hukum untuk menghindari kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan
Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana yang dapat menjamin kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang
Tercapaianya peran aktif semua lapisan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan 64
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Pengkajian Dampak Lingkungan Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Koordinasi Penyusunan AMDAL Program Perindungan Konsevasi Sumber Daya Alam Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Pemeliharaan RTH Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Pengembangan Produksi
12.000.000
11.998.000
99,98
150.000.000
135.847.000
90,56
25.000.000
24.366.000
97,46
25.000.000
24.940.000
99,76
830.000.000
827.511.000
99,70
15.000.000
15.000.000
100
25.000.000
25.000.000
100
45.000.000
44.983.000
99,96
15.000.000
14.860.000
99,07
75.000.000
67.955.000
90,61
50.000.000
41.100.000
82,20
50.000.000
47.856.000
95,71
175.000.000
167.288.000
95,59
170.000.000
168.495.000
99,11
45.000.000
44.945.000
99,88
88.420.000
87.620.000
99,10
22.000.000
16.152.000
73,42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo
hidup
Ramah Lingkungan Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan LH Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
27.000.000
25.350.000
93,89
25.000.000
24.525.000
98,10
Dilihat dari sisi penyerapan anggaran Tahun 2014 apabila dibandingkan Tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 1,96 %, dimana pada tahun 2014 penyerapan anggaran sebesar 96,67% dan pada tahun 2013 sebesar 94,71%.
65
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo