BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja (LKj) Instansi Kabupaten Ponorogo tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), serta Perjanjian Kinerja Kabupaten Ponorogo dan tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai perencanaan yang sudah dibuat, hingga kemudian sampailah pada pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan yang sifatnya terukur, terdapat pengukuran antara yang diukur dengan alat pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran adalah kegiatan, program dan sasaran yang prosesnya adalah sejauhmana kegiatan, program dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai perencanaan yang telah dibuat.
A.
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Agar dapat dilakukan analisis terhadap hasil kinerja Pemerintah Kabupaten
Ponorogo, maka pada saat penyusunan Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja pada awal tahun telah ditetapkan Standart Pencapaian dangan skala ordinal sebagai berikut : Skor
Rentang Capaian
Kategori Capaian
1
Lebih dari 85 %
Sangat berhasil
2
70 % sampai dengan 85 %
Berhasil
3
55 % sampai dengan 70 %
Cukup
4
Kurang dari 55 %
Kurang
B.
ANALISA DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA Analisa dan Evaluasi capaian kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten
Ponorogo berdasarkan misi dan sasaran yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
MISI 1.
Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien.
46
Untuk mencapai misi Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 11 (sebelas) sasaran. Hasil penilaian pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tujuan – Sasaran
No. Tujuan 1
Tingkat keberhasilan
Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Sasaran : 1.
Meningkatnya Pemerataan Dan Perluasan Kesempatan Sangat berhasil Belajar Serta Kualitas Pendidikan.
2.
Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, Sangat berhasil serta derajat kesehatan masyarakat.
3.
Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
Sangat berhasil
4.
Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman.
Sangat berhasil
5.
Meningkatnya penataan kawasan RT/RW.
Sangat berhasil
6.
Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah.
Sangat berhasil
7.
Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan Sangat berhasil dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
8.
Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
9.
Meningkatnya kependudukan.
10.
Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga Sangat berhasil berencana.
11
Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat Sangat berhasil baca masyarakat.
kualitas
pelayanan
Kurang
administrasi Sangat berhasil
Pencapaian ke 11 (sebelas) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, penataan ruang, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, keluarga berencana dan keluarga sejahtera dan perpustakaan. Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.1
Meningkatnya Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Belajar serta Kualitas Pendidikan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : 47
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar serta kualitas pendidikan. Sasaran Strategis Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan.
Indikator Kinerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Penduduk yang berusia ≥ 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Angka Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/Paket C Rata–rata nilai UN SD/MI Rata–rata nilai UN SMP/MTs Rata–rata nilai UN SMA/SMK/MA Rasio pendidik yang memiliki seritifikat pendidik Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
48
Target
Realisasi
% Capaian
84,90 %
68,49 % (23.920/34.923) 92,37 % (503.073/544.628)
80,67 %
94,39 % (67.459/71.465)) 83,35 % (33.203/39.838) 66,06 % (26.615/40.291) 0,03 % (25/75.673) 0,31 % (130/41.306) 0,43 % (146/33.954)) 98,77 % (12.527/12.683) 99,71 % (11.739/11.771) 99,81 % (10.148/10.167) 111,98 % (14.028/12.527) 102,67 % (12.053/11.739)
96,81 %
99,62 %
97,50 % 82 % 78,50 % 0,02 % 0,30 % 0,70 % 99,44 % 98,60 % 98,10 % 106 % 90,49 %
99,03 % 110 % 101,01 % 84,50 %
88,54 % (11.128/12.548) 105,05 % (75.673/71.465) 103,68 % (41.306/39.838) 84,27 % (33.954/40.291)
92,72 %
101,65 % 84,15 % 150 % 103,33 % 61,43 % 99,33 % 101,13 % 101,17 % 105,64 % 113,46 %
89,41 % 95,50 % 102,64 % 99,73 %
7,45 7,60
7,69 (22,20/3) 7,07 (22,65/3)
103,22 % 93,03 %
7,70
7,13 (45,87/6)
92,60 %
50,41 %
49,33 % (6.191/12.549)
97,86 %
74,66
-
-
Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar serta kualitas pendidikan. Sasaran Strategis
Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan.
Indikator kinerja 1
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 Penduduk yang berusia ≥ 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) 3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A 4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C 6 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK 9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI 10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
Realisasi
Target
2011 84,90 % -
2012 62,86 %
99,62 %
-
81,60 %
97,50 %
-
96,86 %
96,98 % 97,00 %
94,39 % (67.459/ 71.465)
82,00 %
-
79,45 %
79,45 % 77,24 %
83,35 % (33.203/ 39.838)
78,50 %
-
63,97 %
63,97 %
77,32 %
66,06 % (26.615/ 40.291)
0,02 %
-
0,04 %
0,04 %
0,05 %
0,03 % (25/75.673)
0,30 %
-
0,53 %
0,53 %
0,36 %
0,31 % (130/ 41.306)
0,70 %
-
0,60 %
0,60 %
1,03 %
0,43 % (146/ 33.954)
99,44 %
-
99,95 %
99,95 % 99,91 %
98,60 %
-
99,88 %
99,98 % 99,95 %
98,77 % (12.527/ 12.683) 99,71 % (11.739/ 11.771)
98,10 %
-
99,95 %
99,95 % 99,98 % 99,81 %
-
(10.148/ 10.167) 105,46 % 195,46 % 110,15 % 111,98 % (14.028/ 12.527)
-
70,58 %
12 Angka 106,00 % Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 13 Angka 90,49 % Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 49
2013 2014 47,84 % 68,49 %
2015 68,49 % (23.920/ 34.923) 92,61 % 93,56 % 92,37 % (503.073/ 544.628)
76,46 % 92,85 % 102,67 %
(12.053/ 11.739)
14 Guru yang 99,03 % 83,00 % memenuhi kualifikasi S1/D-IV 15 Angka 110 % 106,98 % Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 16 Angka 101,01 % 99,94 % Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/ Paket B 17 Angka 84,50 % 81,03 % Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/ Paket C 18 Rata –rata 7,45 7,07 nilai UN SD/MI 19 Rata –rata 7,60 7,63 nilai UN SMP/MTs 20 Rata –rata 7,70 7,73 nilai UN SMA/SMK/MA 21 Rasio pendidik 50,41 % 35,37 % yang memiliki seritifikat pendidik 22 Indeks 74,66 65,28 66,16 Pembangunan Manusia (IPM)
76,46 % 57,16 % 88,54 %
(11.128/ 12.548) 106,98 % 107,09 % 105,05 %
(75.673/ 71.465) 99,94 % 99,98 % 103,68 %
(41.306/ 39.838) 81,03 % 83,41 % 84,27 %
(33.954/ 40.291)
7,07
7,77
7,78
6,59
7,79
6,95
7,69 (22,20/3) 7,07 (22,65/3) 7,13 (45,87/6)
41,42 % 49,68 % 49,33 %
(6.191/ 12.549) 67,03
67,4
-
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan.
Target Akhir RPJMD
Indikator kinerja 1 2
3
4
5
6 7
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Penduduk yang berusia ≥ 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah 50
84,90 % 99,62 %
97,50 %
82 %
78,50 %
0,02 % 0,30 %
Realisasi 68,49 % (23.920/34.923) 92,37 % (503.073/544.628)
Tingkat Kemajuan 80,67 %
92,72 %
94,39 % (67.459/71.465)
96,81 %
83,35 % (33.203/39.838)
101,65 %
66,06 % (26.615/40.291)
84,15 %
0,03 % (25/75.673) 0,31 %
150,00 % 103,33 %
8 9 10 11 12
13
14 15
16
17
18 19 20 21
22
(APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Angka Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/Paket C Rata –rata nilai UN SD/MI Rata –rata nilai UN SMP/MTs Rata –rata nilai UN SMA/SMK/MA Rasio pendidik yang memiliki seritifikat pendidik Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
0,70 % 99,44 % 98,60 % 98,10 % 106 %
90,49 %
99,03 % 110 %
101,01 %
84,50 %
(130/41.306) 0,43 % (146/33.954)) 98,77 % (12.527/12.683) 99,71 % (11.739/11.771) 99,81 % (10.148/10.167) 111,98 % (14.028/12.527) 102,67 % (12.053/11.739)
61,43 % 99,33 % 101,13 % 101,74 % 105,64 %
113,46 %
88,54 % (11.128/12.548) 105,05 % (75.673/71.465)
89,41 % 95,50 %
103,68 % (41.306/39.838)
102,64 %
84,27 % (33.954/40.291)
99,73 %
7,45
7,69 (22,20/3)
7,60
7,07 (22,65/3)
7,70
7,13 (45,87/6)
50,41 %
49,33 % (6.191/12.549)
97,86 %
-
-
74,66
103,22 % 93,03 % 92,60 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.1 pada tabel 3.1, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 93,91 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 22 (dua puluh dua) indikator kinerja sasaran, terdapat
9 (sembilan) indikator kinerja yang capaiannya melebihi target dan 12 (dua
belas) indikator kinerja yang capaiannya tidak memenuhi target. Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkah-langkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya.
51
1.1.1 Pendidikan anak usia dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini merupakan perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan anak dibagi jumlah anak usia 4 s/d 6 tahun. Target PAUD tahun 2015 sebesar 84,90 %, realisasi indikator kinerja pendidikan anak usia dini (PAUD) sebesar 68,49 %. Nilai ini diperoleh dari jumlah anak dalam jenjang TK/RA/Penitipan Anak sebanyak 23.920 anak dibanding jumlah anak usia 4 s/d 6 tahun sebanyak 34.923 anak. Tingginya kenaikan pendidikan anak usia dini (PAUD) dikarenakan : -
Terlatihnya tenaga pendidik PAUD.
-
Orang tua / wali murid semakin menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini.
-
Aksebilitas satuan pendidikan untuk TK/RA/Penitipan anak terjangkau oleh masyarakat.
1.1.2 Penduduk yang berusia ≥ 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) Penduduk yang berusia ≥ 15 tahun melek huruf merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun keatas dapat baca tulis dibagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas. Target penduduk yang berusia ≥ 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) tahun 2015 sebesar 99,62 % dengan realisasi sebesar 92,37 %. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo usia di atas 15 tahun keatas berjumlah 544.628 orang, sebanyak 503.073 orang atau sekitar 92,37 % telah melek huruf. Dengan demikian masih tersisa 7,63 % penduduk yang perlu dientaskan dari buta huruf khususnya penduduk yang usia 45 tahun kebawah yang dipandang sebagai usia masih produktif. Berbagai factor yang menyebabkan ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Penduduk penyandang tuna aksara sebagian besar adalah pada kelompok usia diatas 50 tahun. 2. Pendudun penyandang tuna aksara berdomisili secara tersebar sehingga sulit dideteksi keberadaannya. 1.1.3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka partisipasi murni SD/MI/Paket A merupakan perbandingan antara jumlah siswa usia 7-12 tahun dijenjang SD/MI/Paket A dibagi jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Target APM SD/MI/Paket A yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 97,50 % dengan realisasi sebesar 94,39 %. Ketidaktercapaian target APM SD/MI/Paket A tersebut dipengaruhi oleh : 1. Usia anak masuk SD/MI belum mencapai usia 7 tahun. Siswa baru kelas 1 (satu) yang idealnya berusia 7 (tujuh) tahun, akan tetapi sebanyak 5.346 siswa 52
kelas satu (42,30%) dari seluruh siswa kelas 1 (satu) adalah berusia kurang dari 7 tahun. 2. Persentase siswa usia kurang dari 7 tahun tersebut jika dibandingkan dengan jumlah siswa seluruhnya sebesar 7,12%. Sehingga dengan siswa SD/MI usia kurang dari 7 tahun sejumlah tersebut, akan sangat berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya APM SD/MI. 3.
Anak usia kurang dari 13 tahun yang tertampung dijenjang SMP/MTs sebanyak 5.842 siswa (14,16%) dari jumlah siswa SMP/MTs atau 7,78% dari jumlah siswa SD/MI.
1.1.4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka partisipasi murni SMP/MTs/Paket B merupakan perbandingan jumlah siswa usia 13-15 tahun dijenjang SMP/MTs/Paket B dibanding jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun. Target indikator kinerja APM SMP/MTs/Paket B pada tahun 2015 sebesar 82 % dengan realisasi 83,35 % (33.203/39.838) Berbagai faktor yang mendukung ketercapaian APM SMP/MTs antara lain : -
Anak usia 7-12 tahun seluruhnya telah tertampung dilembaga pendidikan dasar.
-
Infrastruktur pendidikan SMP/MTs dapat diakses oleh masyarakat diseluruh wilayah Kabupaten Ponorogo.
-
Daya tampung lembaga pendidikan jenjang SMP/MTs yang tersedia dapat menampung anak yang telah menyelesaikan pendidikannya dijenjang SD/MI.
-
Kesadaran masyarakat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi semakin kuat.
1.1.5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MMK/Paket C Angka partisipasi murni SMA/SMK/Paket C merupakan perbandingan jumlah siswa usia 16-18 tahun dijenjang SMA/SMK/MA/PAket C dibanding jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun. Target indikator kinerja APM SMA/SMK/Paket C pada tahun 2015 sebesar 78,50 %. dengan sebesar 66,06 % (26.615/40.291). Ketidaktercapaian target APM SMA/SMK/MA/Paket C dipengaruhi oleh :
1. Keberhasilan jenjang pendidikan dibawahnya, yaitu jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI) dan SMP/MTs. 2. Infrastruktur pendidikan Pendidikan Menengah berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat sehingga dapat diakses oleh masyarakat diseluruh wilayah kabupaten Ponorogo yang telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang dibawahnya. 3. Daya tampung lembaga pendidikan jenjang menengah
dapat menampung
anak yang telah menyelesaikan pendidikannya dijenjang SMP/MTs. 4. Kesadaran masyarakat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi semakin kuat. 53
1.1.6 Angka putus sekolah (APS) SD/MI Angka putus sekolah SD/MI merupakan perbandingan dari jumlah siswa putus sekolah pada tingkat dan jenjang SD/MI dibanding jumlah siswa pada tingkat dan jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka Putus Sekolah SD/MI tahun 2015 sebesar 0,02 % dengan realisasi Angka Putus Sekolah SD/MI sebesar 0,03 %. Faktor yang berpengaruh dengan ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Belum teridentivikasi penyebab putus sekolah tersebut terjadi. 2. Belum diketahui putus sekolah tersebut putus sekolah yang sifatnya permanen atau sementara. 3.
Belum adanya program khusus dalam penanggulangan angka putus sekolah SD/MI.
Upaya yang dilakukan adalah dengan penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD/MI, dimana pada tahun 2015 untuk BOS SD/MI diberikan kepada : -
Siswa SD penerima beasiswa miskin bagi siswa berprestasi 1.803 siswa.
-
Siswa
SD
penerima
BOS
sebanyak
65.570
siswa
dengan
dana
Rp.52.456.000.000,00. 1.1.7 Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs Angka putus sekolah SMP/MTs merupakan perbandingan dari jumlah siswa putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMP/MTs dibanding jumlah siswa pada tingkat dan jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya. TargetAngka Putus Sekolah SMP/MTs tahun 2015 sebesar 0,30% dengan realisasi sebesar 0,31 % (130/ 41.306). Faktor yang berpengaruh dengan pencapaian kinerja adalah : 1. Belum teridentivikasi penyebab putus sekolah tersebut terjadi. 2.
Belum diketahui putus sekolah tersebut putus sekolah yang sifatnya permanin atau sementara.
Upaya yang dilakukan adalah dengan penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP/MTs, dimana pada tahun 2015 untuk BOS SMP/MTs diberikan kepada : -
Siswa SMP penerima beasiswa miskin bagi siswa berprestasi 264 siswa.
-
Siswa
SMP
penerima
BOS
sebanyak
25.923
siswa
dengan
dana
Rp.52.923.000.000,00. 1.1.8 Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK Angka putus sekolah SMA/SMK merupakan perbandingan dari jumlah siswa putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMA/SMK dibanding jumlah siswa pada tingkat dan jenjang SMA/SMK pada tahun ajaran sebelumnya. Target indikator kinerja Angka Putus Sekolah SMA/SMK 0,70 % dengan realisasi sebesar 0,43 % (146/33.954).
54
tahun 2015 sebesar
Berbagai faktor yang mempengaruhi menurunnya APS SMA/SMK adalah : 1. Adanya dukungan pemerintah pusat melalui BOS dalam pembiayaan pendidikan menengah, sehingga meningkatkan keterjangkauan masyarakat dalam menempuh pendidikan menengah. 2. Dukungan pembiayaan pendidikan
pemerintah pusat bagi siswa kurang
mampu melalui Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM). 3. Dukungan pembiayaan pendidikan
pemerintah provinsi bagi siswa kurang
mampu melalui Bantuan Siswa Miskin (BSM). Upaya yang dilakukan tahun 2015 dengan pemberian bantuan khusus siswa miskin SMA/SMK dan MA sebanyak 2.400 siswa dengan dana yang diberikan melalui sekolah sejumlah Rp. 2.988.180.000,00 dengan rincian dari APBD I sejumlah Rp. 2.137.200.000,00 untuk 1.091 siswa dan dari APBD II sejumlah Rp. 850.980.000,00 untuk 1.091 siswa. 1.1.9 Angka kelulusan (AL) SD/MI Angka kelulusan SD/MI merupakan perbandingan dari jumlah lulusan pada jenjang SD/MI dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka kelulusan SD/MI
tahun 2015 sebesar 99,44 % dengan realisasi
sebesar 99,33 % (12.527/ 12.683). Ketidaktercapaian angka kelulusan bukan semata-mata hanya masalah akademik atau kesiapan masing-masing lembaga dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi ujian yang akan ditempuh, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kesiapan internal siswa dalam menghadapi ujian serta tidak terlepas dari peran serta orang tua dan keluarga dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada putra putrinya. 1.1.10 Angka kelulusan SMP/MTs Angka kelulusan SMP/MTs merupakan perbandingan dari jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka kelulusan SMP/MTs tahun 2015 sebesar 98,60 % dengan realisasi sebesar 99,71 % (11.739/ 11.771). Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target adalah kesiapan internal siswa dalam menghadapi ujian, peran serta orang tua dan keluarga dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada putra putrinya serta pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa.
55
1.1.11 Angka kelulusan SMA/SMK/MA Angka kelulusan SMA/SMK/MA merupakan perbandingan dari jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka kelulusan SMA/SMK/MA
tahun 2015 sebesar 98,10 % dengan
realisasi sebesar 99,81 % (10.148/10.167). Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target adalah : 1. Adanya dukungan dari pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam pembiayaan pendidikan yang disalurkan. 2. Semakin meningkatnya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. 3. Semakin meningkatnya kemampuan ekonomi masyarkat dalam menjangkau pendidikan yang diharapkan. 1.1.12 Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs merupakan perbandingan dari jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs dibanding jumlah lulusan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya. Target Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs tahun 2015 sebesar 106 % dengan realisasi 111,98 % (14.028/ 12.527). Tercapainya taget sasaran tersebut didukung oleh beberapa hal antara lain :
1. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. 2. Semakin meningkatnya akses dan daya tampung pendidikan menengah. 3. Adanya partisipasi pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam pembiayaan pendidikan yang disalurkan. 4. Semakin meningkatnya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. 5. Semakin meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat dalam menjangkau pendidikan yang diharapkan. 1.1.13 Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA merupakan perbandingan dari jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA dibanding jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya. Target Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2015 sebesar 90,94 % dengan realisasi sebesar 102,67 % (12.053/ 11.739) Tercapainya target indikator kinerja tersebut, disamping lulusan SMP/MTs yang meningkat serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, juga didukung dengan semakin meningkatnya akses dan daya tampung pendidikan menengah. Hal ini berkaitan dengan kegiatan pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi ruang kelas.
56
1.1.14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV merupakan perbandingan dari jumlah guru berijasah kualifikasi Si/D-IV dibanding jumlah guru. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 ditargetkan tahun 2015 sebesar 88,54 %. Jumlah guru yang ada di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sejumlah 12,548 orang. Jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 tahun 2015 sejumlah 11.128 orang atau 88,54 %. Belum dapat tercapainya target indikator kinerja tersebut, dikarenakan masih cukup tingginya tenaga guru tidak tetap yang sebagian besar mengajar pada sekolah yang belum memiliki kualifikasi S1 dan D-IV, karena sebagai pengabdian kepada lembaga tersebut setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikannya dijenjang yang setara dengan SMA. Hal ini sering terjadi pada lembaga-lembaga yang berada dibawah pembinaan pondok pesantren atau lembaga keagamaan. 1.1.15 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A merupakan perbandingan dari jumlah siswa dijenjang SD/MI/Paket A dibanding jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Angka Partisipasi KAsar (APK) SD/MI/Paket A yang ditargetkan tahun 2015 sebesar sebesar 110 %. Realisasi Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A sebesar 105,05 % (75.673/ 71.465). Belum dapat tercapainya Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI/Paket A bukan merupakan suatu masalah karena dari sisi pemerataan dan perluasan akses, anak usia 7-12 tahun secara keseluruhan sudah tertampung di lembaga pendidikan. Dengan semakin terlayaninya anak usia sekolah sesuai dengan jenjang yang ada, maka pada masing-masing jenjang pendidikan akan semakin lebih kecil pula menampung anak diluar usia yang seharusnya dan hal ini sangat berpengaruh pada APK. 1.1.16 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs/Paket B merupakan perbandingan dari jumlah siswa dijenjang SMP/MTs/Paket B dibanding jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun. Target Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2015 sebesar 101,01 % dengan realisasi sebesar 103,68 % (41.306/39.838). Berbagai faktor yang mempengaruhi tercapainya Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B adalah : 1. Semakin tinggi anak masuk jenjang SD/MI dibawah usia 7 tahun maka akan berdampak pula pada semakin tingginya anak usia dibawah 13 tahun yang telah duduk dibangku SMP/MTs. 57
2. Masih adanya anak usia diatas 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP/MTs. 1.1.17 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C merupakan perbandingan dari jumlah siswa dijenjang SMA/SMK/MA/Paket
C dibanding jumlah penduduk
kelompok usia 16-18 tahun. Target Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 sebesar 84,50 % dengan realisasi sebesar 84,27 % (33.954/40.291). Upaya
yang
dilakukan
untuk
menaikkan
Angka
Partisipasi
Kasar
(APK)
SMA/SMK/MA/Paket C dengan pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi sedang/berat ruang yang rusak sehingga dapat digunakan untuk menambah daya tampung sekolah untuk menerima lebih banyak menerima siswa. 1.1.18 Rata-rata nilai UN SD/MI Nilai Ujian Nasional (UN) SD/MI merupakan hasil akhir siswa yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan. Namun demikian nilai UN bukan merupakan ukuran mutlak keberhasilan pendidikan atau peningkatan kinerja pendidikan, melainkan masih banyak factor yang mempengaruhi penilaian ini. Target rata-rata nilai UN SD/MI tahun 2015 sebesar 7,45 dengan realisasi sebesar sebesar 7,69 (22,20/3). Faktor yang mempengaruhi rata-rata nilai UN SD/MI adalah semakin meningkatnya kesiapan masing-masing lembaga dalam meningkatkan mutu dan kualitas penyelenggaraan pendidikan yang akhirnya meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar yang berdampak pada semakin baiknya prestasi siswa. Sekalipun kenaikan nilai UN sifatnya tidak dinamis, karena sering terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Upaya yang dilakukan tahun 2015 dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembinaan lembaga mutu pendidikan (LPMP). 1.1.19 Rata-rata nilai UN SMP/MTs Nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs merupakan hasil akhir siswa yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan. Namun demikian nilai UN bukan merupakan ukuran mutlak keberhasilan pendidikan atau peningkatan kinerja pendidikan, melainkan masih banyak factor yang mempengaruhi penilaian ini. Target rata-rata nilai UN SMP/MTs/Paket B tahun 2015 sebesar 7,60 dengan realisasi sebesar 7,07 (22,65/3). Faktor yang mempengaruhi rata-rata nilai UN SD/MI adalah Prestasi siswa dari tahun ke tahun juga mengalami perubahan sekalipun dengan faktor pendukung proses pembelajaran yang sama.
58
Upaya yang dilakukan tahun 2015 adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembinaan lembaga mutu pendidikan (LPMP). 1.1.20 Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA/Paket C Nilai Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA/Paket C merupakan hasil akhir siswa yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan. Namun demikian nilai UN bukan peningkatan
merupakan ukuran
kinerja
pendidikan,
mutlak keberhasilan pendidikan atau
melainkan
masih
banyak
factor
yang
mempengaruhi penilaian ini. Target indikator kinerja rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 sebesar 7,70 dengan realisasi sebesar 7,13 (45,87/6). Faktor yang mempengaruhi rata-rata nilai UN SD/MI adalah Prestasi siswa dari tahun ke tahun juga mengalami perubahan sekalipun dengan faktor pendukung proses pembelajaran yang sama. Upaya yang dilakukan tahun 2015 adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembinaan lembaga mutu pendidikan (LPMP). 1.1.21 Rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik Target indikator kinerja rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik tahun 2015 sebesar 50,41 % dengan realisasi sebesar 49,33 % (6.191/ 12.549). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik adanya tenaga pendidik yang meninggal dunia ataupun yang mutasi ke luar daerah. Upaya yang dilaksanakan adalah pelaksanaan sertifikasi pendidik, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standart kualifikasi. 1.1.22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indek Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia, yang dalam pengukurannya mencakup kualitas bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk (kepadatan penduduk). IPM Kabupaten Ponorogo selama tahun 2010-2014 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 IPM Kabupaten Ponorogo sebesar 64,13 naik hingga 67,4 di tahun 2014, nilai yang meningkat ini telah menaikkan peringkat IPM Kabupaten
Ponorogo
dari
peringkat
Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur.
59
23
menjadi
peringkat
21
dari
38
Untuk nilai IPM Tahun 2015, sampai dengan disusunnya LKj ini, belum diterimanya data Indeks Angka Harapan Hidup dari BPS Kabupaten Ponorogo, sehingga belum dapat dilakukan pengukuran. Perkembangan IPM Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2014 sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.4 Perkembangan IPM Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Realisasi
Uraian
2010
2011
2012
2013
Indek Pembangunan 64,13 65,28 66,16 67,03 Manusia Sumber data : Analisis Pembangunan Manusia Tahun 2015.
2014 67,4
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.2
Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajad kesehatan masyarakat. Sasaran Strategis Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat.
Indikator kinerja 1
2
3
4 5
6
7 8 9
Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita TB BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan pelayanan nifas 60
Target
Realisasi
% Capaian
80 %
118,49 % (2961/2.499)
148,11 %
95 %
91,40 % (10.900/11.925)
96,21 %
95 %
80,46 % (162/276)
61,79 %
100 %
110 % (264/240) 100 % (299)
110 %
100 %
100 % (773/773)
100 %
90 %
94,34 % (10.684/11.357) 86,50 % (10.806/12.493) 89,58 % (10.683/11.925)
104,82 %
100 %
90 % 92 %
100 %
96,11 % 93,37 %
10
11 12
13
14 15
16
17
18
19 20
21
22
23
24 25
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS ) Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam Cakupan desa siaga aktif
80 %
80,20 % (1.314/1.704)
100,25 %
89 %
100,46 % (45.128/44.921) 19,58 % (28/143)
112,88 %
100 %
90,68 (12.192/13.445)
90,68 %
70 %
52,81 % (138.633/183.760) 75,44 % (275.344/ 364.984)
75,44 %
100 %
15 %
19,58 %
502,93 %
1,50 %
3,19 % (11.647/364.984)
212,67 %
100 %
100 % (6/6)
100 %
100 %
100 % (19/19)
100 %
80 %
117,50 %
100 %
94% (289/307) 100 %
78,37 %
53,55 %
68,33 %
Pasien rawat inap RS
22 %
125 %
Pasien rawat jalan RS
10 %
1910,40 %
31,58 %
27,50 % (19.407) 191,04 % (146.183) 32 %
299
299
100 %
77,13
-
-
% Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur Presentase peningkatan jumlah kunjungan
% Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain Angka kematian ≥48 jam setelah dirawat Indeks Angka Harapan Hidup
61
100 %
101,33 %
Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajad kesehatan masyarakat. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 Cakupan komplikasi cakupan dan Kebidanan kualitas yang ditangani pelayanan 2 Cakupan kesehatan, pertolongan serta derajat persalinan oleh kesehatan tenaga masyarakat. kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/keluraha n universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 7 Cakupan kunjungan bayi 8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 9 Cakupan pelayanan nifas 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin
Realisasi
Target 2011 97,44 %
2012 84,56 %
2013 91,74 %
2014 113,5 4%
95 %
98,8 %
80,76 %
87,77 %
89,36 91,40 % % (10.900/11.925)
95 %
34,43 %
45,57 %
81,66 % (251)
80,46 %
80,46 %
100 %
100 % (488)
100 % (565)
100 % (250)
100 % (254)
110 % (264/240)
100 %
100 % (368)
100 % (392)
100 % (380)
100 % (300)
100 % (299)
100 %
100 % (237)
100 % (228)
100 % (394)
100 % (389)
100 % (773/773)
90 %
90,00 95,79 % % (12.615) 91,72 77,51 % %
89,76 % (11.614) 86,93 %
90,64 94,34 % % (10.684/11.357) 86,02 86,50 % % (10.806/12.493)
92 %
99,02 %
80,84 %
87,59 %
89,00 89,58 % % (10.683/11.925)
80 %
113 %
91,95 %
91,95 %
88,80 %
89 %
75,43 %
71,33 %
69,59 %
78,43 100,46 % % (45.128/44.921)
100 %
72,98 %
76,62 %
94,09 %
100 %
80 %
90 %
62
2015 118,49 % (2961/2.499)
80,20 % (1.314/1.704)
19,58 % (28/143)
13 Cakupan 100 % 95 % penjaringan kesehatan siswa SD setingkat 14 Cakupan 70 % 76,07 peserta KB aktif 15 Cakupan 15 % 30 % pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan 1,50 % 6% pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 17 Cakupan 100 % 100 % pelayanan (6) Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) 18 Cakupan 100 % 93 % Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam 19 Cakupan desa 80 % 72 % siaga aktif 20 % Kecukupan 100 % ruang inap sesuai master plan RSUD 21 Bad 78,37 Occurpancy % Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 % peningkatan jumlah kunjungan Pasien : - Rawat inap 22 % RS - Rawat jalan 10 % RS 23 % Penurunan 31,58 % jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka 299 kematian ≥48 63
89,86 %
94,57 %
98,90 90,68 % (12.192/13.445)
57,36 %
55,69 %
33,39 %
68,08 %
52,81 75,44 % % (138.633/183.7 60) 55,65 75,44 % % (275.344/ 364.984)
6,72 %
0,51 %
6,38 %
3,19 % (11.647/ 364.984)
100 % (6)
100 % (6)
100 % (6)
100 % (6/6)
100 %
90 %
100 %
100 % (19/19)
50 % (305) 98 %
60 % (305) 98 % (10.000)
70 %
94% (289/307) 100 %
76,95 %
76,91 % 61,38 %
53,55 %
40,78 % 276,61 % 32 %
47,92 % 103,9 (27.928) 6% 252,35 % 14,89 % (129.734) 30 % 30 %
27,50 % (19.407) 191,04 % (146.183) 32 %
349
332
100 %
0,20 %
299
jam setelah dirawat 25 Indeks Angka Harapan Hidup
77,13
-
15,15
55,30
-
Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya
cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat.
Target Akhir RPJMD
Indikator kinerja 1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani
80 %
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 7 Cakupan kunjungan bayi
95 %
95 %
100 % 100 %
100 %
90 %
90 %
9 Cakupan pelayanan nifas
92 %
10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita
80 %
12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat 14 Cakupan peserta KB aktif
100 %
64
118,49 % (2961/2.49 9) 91,40 % (10.900/11 .925)
Tingkat Kemajuan 148,11 %
96,21 %
80,46 % 84,69 %
8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4
15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
Realisasi
89 %
100 %
70 %
15 %
1,50 %
110 % (264/240) 100 % (299) 100 % (773/773) 94,34 % (10.684/11 .357) 86,50 % (10.806/12 .493) 89,58 % (10.683/11 .925) 80,20 % (1.314/1.7 04) 100,46 % (45.128/44 .921) 19,58 % (28/143)
90,68 (12.192/13 .445) 52,81 % (138.633/1 83.760) 75,44 % (275.344/ 364.984) 3,19 % (11.647/36
110,00 % 100 %
100,00 %
104,82 %
96,11 %
97,37 %
100,25 %
112,88 %
19,58 %
90,68 %
107,77 %
371,00 % 212,67 %
masyarakat miskin 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS ) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam 19 Cakupan desa siaga aktif 20 % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD 21 Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan Pasien rawat inap RS Pasien rawat jalan RS 23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka kematian ≥48 jam setelah dirawat 25 Indeks Angka Harapan Hidup
100 %
100 %
80 %
4.984) 100 % (6/6)
100 % (19/19)
100 %
94 % (289/307) 100 %
78,37 %
53,55 %
100,00 %
100,00 %
117,50 % 100,00 % 68,33 %
22 % (15.513) 10 % (7.652 31,58 %
27,50 % (19.407) 191,04 % (146.183) 32 %
125 % 1910,40 %
299
299
100 %
77,13
-
-
101,33 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.7 pada tabel 3.5, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 181,07 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 25 (dua puluh lima) indikator kinerja sasaran, terdapat 11 (sebelas) indikator kinerja yang capaiannya melebihi target, 5 (lima) indikator indikator kinerja yang capaiannya sesuai dengan target dan 8 (delapan) indikator kinerja yang capaiannya tidak memenuhi target. Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkah-langkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya. 1.2.1 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani merupakan perbandingan jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Target indikator kinerja cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2015 sebesar 80 % (2.499), dengan realisasi sebesar 118,49 % (2961/2.499). 65
Dibandingkan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya terdapat fluktuasi realisasi cakupan pelayanan dimana tahun 2012 merupakan capaian terendah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu 84,56% namun tahun tahun selanjutnya mengalami kenaikan bahkan tahun 2014 dan tahun 2015 mencapai lebih dari 100 % melampaui target akhir RPJMD. Faktor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja adalah : 1. Pelaksanaan P4K yaitu Program Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan stiker, 2. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan kesehatan. 3. Mengantisipasi
keterlambatan
penanganan
dan
meningkatkan
cakupan
persalinan 90% oleh tenaga kesehatan berfokus pada daerah dengan jangkauan geografis jauh dari puskesmas sebagai Pusat Rujukan Antara yaitu PONED. Upaya dilakukan untuk mempertahankan cakupan pencegahan dan
penanganan
komplikasi maternal, dilakukan dengan: 1. Tetap meningkatkan kapasitas petugas dalam audit maternal perinatal. 2. Pengembangan surveilans kematian ibu. 3. Pemantapan pelaksanaan P4K dalam Desa Siaga. 1.2.2 Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Cakupan
Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan merupakan Jumlah ibu
bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama. Target indikator kinerja Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tahun 2015 sebesar 95 % dengan realisasi sebesar 91,40 % (10.900/11.925). Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target adalah masih adanya dukun bayi yang aktif dan masih dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai pilihan tujuan untuk mendapatkan pertolongan persalinan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan : 1. Mengadakan program kemitraan dukun dan bidan dalam penanganan ibu hamil dan melahirkan, dengan tujuan untuk menekan persalinan dukun dan menaikkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. 2. Penguatan supervisi fasilitatif bidan coordinator. 3. Penguatan Manajemen dan Jejaring Pelayanan Persalinan di Fasilitas Kesehatan. 1.2.3 Cakupan Universal Child Imunization (UCI) Cakupan Universal Child Imunization (UCI) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka peningkatan cakupan imunisasi, sebagai bagian dari tanggungjawab untuk melindungi anak-anak dari tertular penyakit yang dapat 66
dicegah imunisasi diantaranya Hepatitis B, TBC, Polio, Difteria, Pertusis, Tetanus, Campak, Pneumonia dan Meningitis yang disebabkan Hemofilus tipe b. Kriteria Universal Child Immunization (UCI) adalah 80% dari jumlah bayi pada suatu desa terimunisasi dasar lengkap yaitu terimunisasi BCG, DPTHB (1, 2, 3) , Polio (1, 2, 3, dan 4) serta Campak. Target UCI di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sebesar 95% dengan realisasi sebesar 80,46 %. Ketidaktercapaian target ini berarti masih terdapat desa target yang capaian imunisasi dasarnya belum langkap, atau dimungkinkan belum terlaporkan karena pelaksana imunisasi tidak hanya fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah saja, tetapi juga di posyandu, bidan praktek swasta, serta fasilitas pelayanan kesehatan swasta, jadi dimungkinkan masih adanya data layanan yang hilang/belum terlaporkan. Upaya yang dilakukan untuk penanganan dan juga antisipasi dengan sweeping imunisasi untuk menjaring sasaran bayi yang belum tercakup imunisasi, dan dibarengi dengan pembenahan sistem pencatatan dan pelaporan yang standart. 1.2.4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan merupakan Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama. Gambaran penemuan dan penanganan balita gizi buruk di Kabupaten Ponorogo selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah sebagaimana terlihat dalam grafik berikut.
Target Cakupan Balita Gizi Buruk tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 110 % (264/240). 67
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi balita gizi buruk antara lain : 1. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya. 2. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 3. Peningkatan partisipasi masyarakat melalui revitalisasi pelayanan posyandu 4. Pelayanan gizi bagi ibu hamil (berupa tablet besi) dan Balita (berupa makanan pendamping ASI) untuk keluarga miskin. 1.2.5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA + Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA + merupakan jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang
ditemukan dan diobati di satu wilayah kerja
selama 1 tahun dibanding dengan Jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) dalam kurun waktu yang sama. Perkembangan penemuan dan penangan kasus TBC BTA + terlihat dalam table berikut : TABEL CAPAIAN PROGRAM TB DI KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2011 S/D 2015 TAHUN
PENEMUAN SUSPEK TB
PENEMUAN BTA (+)
Target CDR (%)
CDR (%)
2011
5888
368
70
40.2
2012
4720
392
70
42.7
2013
5450
380
70
40.8
2014
4540
300
70
32.8
2015
4104
299
70
32.2
CDR (Case Detection Rate) merupakan Angka Penemuan kasus TBC BTA+, dari tabel diatas digambarkan bahwa Angka Penemuan kasus TBC BTA+ masih dibawah target, namun demikian seluruh kasus yang ditemukan telah ditangani sesuai
standart
dengan
pemeriksaan
lebih
lanjut,
pemberian
obat,
dan
pendampingan minum obat selama kurun waktu yang ditentukan. Target cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA + tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 % (299).
68
Berbagai upaya yang dilakukan untuk menangani penderita TBC BTA +, antara lain : 1. Ketersediaan dan pemberian obat adekuat. 2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita terhadap program strategi DOTS. 3. Meningkatkan dukungan dan pengawasan keluarga / kader PMO. 4. Pemberian PMT bagi penderita TBC secara gratis. 5. Pengobatan TBC secara gratis baik di sarana pelayanan tingkat dasar sampai lanjut. 6. Meningkatkan monitoring dan evaluasi penanganan TBC BTA + secara berkala. 1.2.6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD merupakan jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP di satu wilayah Kerja selama 1 (satu) tahun dibanding dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Target cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 % (773). Perkembangan penemuan dan penangan kasus DBD di Kabupaten Ponorgo tahun 2011-2015 dapat digambarkan sebagaimana grafik berikut.
Dari grafik di atas terlihat bahwa tahun 2015 terjadi lonjakan penemuan kasus DBD, lonjakan ini dimungkinkan terjadi disamping karena faktor perubahan cuaca yang berpengaruh
pada
perkembangbiakan
vektor,
juga
oleh
karena
belum
membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat yang tercermin dari perilaku buang sampah sembarangan juga kebiasaan lainnya yang mendukung pada banyaknya tempat perindukan vector DBD (nyamuk aedes aegypti).
69
Berbagai upaya yang dilakuka oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk mencegah penularan DBD, sehingga penyebarannya dapat ditekan serendah mungkin, antara lain : 1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang DBD sehingga masyarakat dapat mencegah secara dini DBD serta meningkatkan intensitas kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (Gerakan PSN). 2. Memotivasi tokok masyarakat untuk mengajak masyarakat disekitarnya melakukan gerakan 3M plus (menguras, menutup dan mengubur serta mencegah gigitan nyamuk). 3. Membudidayanya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat yang tercermin dari perilaku buang sampah sembarangan juga kebiasaan lainnya yang mendukung pada banyaknya tempat perindukan vector DBD (nyamuk aedes aegypti). 4. Melalui Fogging. 5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa / kelurahan. 1.2.7 Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan bayi merupakan perbandingan jumlah kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Gambaran cakupan kunjungan bayi di kabupaten Ponorogo tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam grafik berikut
Target cakupan kunjungan bayi pada tahun 2015 sebesar 90 % terealisasi sebesar 94,34 %.
70
Upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan target diatas antara lain : 1. Memberi pelayanan kesehatan bayi dengan kunjungan bayi yang bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar 2. Peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang 3. Imunisasi 4. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan 5. Kemitraan dengan kader untuk mengajak bayi yang belum kunjungan bayi datang ke posyandu 1.2.8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 merupakan cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali dalam periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding dengan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu yang sama. Indikator ini memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan
klien
dalam
memeriksakan
kehamilannya
minimal
empat kali ke tenaga kesehatan. Target cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2015 sebesar 90 %. Jumlah ibu hamil di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sejumlah 12.493 orang. Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal dengan standart paling sedikit 4 kali sejumlah 10.806 orang atau 86,50 %. Berbagai faktor ketidaktercapaian cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2015 antara lain
:
1. Masih ada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pertama kali pada
trimester
pertama,
sehingga
syarat
frekuensi
tidak
minimal untuk
mencapai kunjungan antenatal lengkap sesuai standar (1 kali pada
trimester
pertama, 1 kali pada trimester ke dua dan dua kali pada trimester ke tiga) tidak terpenuhi. 2. Belum optimalnya
pendataan
ibu
hamil
dan
penentuan
sasaran ibu
hamil yang digunakan. 3. Belum
optimalnya
pendekatan
PWS
sistem
pencatatan
KIA sehingga
masih
dan
pelaporan
ada pelayanan
melalui kesehatan
swasta yang belum terlaporkan (kemungkinan data under reported) 1.2.9 Cakupan pelayanan nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu : 71
-
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
-
Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 –14 hari).
-
Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari).
Target cakupan pelayanan nifas tahun 2015 sebesar 92 % dengan realisasi sebesar 89,58 % (10.683/11.925). Berbagai faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian target antara lain :
1. Belum semua bidan desa tinggal di desa 2. Koordinasi dan integrasi lintas program masih kurang optimal 3. Masih
kurangnya
pemahaman
menentukan sasaran
ibu
petugas
bersalin
dan
kesehatan nifas
serta
dalam dalam
merencanakan kunjungannya 4. Sistem
pencatatan
dan pelaporan
belum
sesuai
yang
diharapkan
(ada yang tidak tercatat atau ada keterlambatan pengiriman laporan) 5. Masih
kurangnya
tenaga
bidan akibatnya beban kerja bidan bertambah
disamping pelayanan KIA kegiatan lainnya sesuai dengan penugasan, sehingga pelayanan kunjungan nifas ke rumah menjadi tidak terealisasi, apabila pasien tidak datang ke fasyankes. 6. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data KIA. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah : 1. Advokasi ke pemerintah daerah terkait penyediaan dan distribusi tenaga sesuai kebutuhan 2. Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan 3. Meningkatkan
koordinasi
dan
integrasi
LP/LS
untuk
mendukung
kegiatan KIA 4. Memperluas jejaring untuk mendukung pelaksanaan kegiatan KIA 5. Memperkuat
manajemen
dan
ejaring
pelayanan
persalinan
di
fasilitas
kesehatan. 1.2.10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta. Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim. Target cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani tahun 2015 sebesar 80 % dengan realisasi 80,20 % (1.314/1.704), 72
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam peningkatan akses dan kualitas penanganan komplikasi neonatus antara lain : -
Penyediaan puskesmas mampu PONED yaitu puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
1.2.11 Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pelayanan anak balita merupakan jumlah balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan dalam periode waktu tertentu di suatu wilayah kerja dibandingkan dengan jumlah balita yang ada dalam periode waktu yang sama. Jumlah balita di Kabupaten Ponorogo sejumlah 44.921 anak. Jumlah balita yang mendapat pelayanan sejumlah 45.128 anak atau 100,46 %. Hal ini sudah melebihi dari yang ditargetkan tahun 2015 yaitu sebesar 89 %, terjadi kemungkinan karena adanya kunjungan dari luar wilayah. Upaya yang dilakukan dalam pelayanan anak balita antara lain : 1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan. 2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung. 3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun. 4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita 5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standart dengan pendekatan MTBS 1.2.12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin Cakupan pemberian MP-ASI merupakan salah satu cara untuk antisipasi dan mengatasi permasalahan gizi buruk dan gizi kurang pada anak umur 6-24 bulan pada keluarga miskin. Pada keluarga miskin dengan pendapatan yang rendah, berdampak pada keterbatasan penyediaan pangan di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu MP-ASI yang diberikan kepada bayi dan anak.
73
Target cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 19,8 % (28/143) yang berarti masih rendah bahkan jauh dari target.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bulan keluarga miskin adalah faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi dimana secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik. Upaya yang sudah dilakukan adalah dengan pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan. 1.2.13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat merupakan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Target cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 90,68% (12.192/13.445). Ini berarti masih ada sejumlah 1.253 anak usia SD atau 9,32 % yang tidak terjaring.
Tidak terpenuhinya target cakupan penjaringan kesehatan dikarenakan : 1. Lemahnya system pelaporan sehingga dimungkinkan ada yang tidak tercakup dalam pelaporan. 2. Terbatasnya petugas di puskesmas sehingga dimungkinkan memang ada sebagian murid yang tidak terjaring pelayanan Upaya yang bisa dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun perencanaan kegiatan di tahun mendatang adalah : 1. Pembenahan system pencatatan dan pelaporan kegiatan di puskesmas. 2. Tambahan dan distribusi tenaga sesuai dengan standart kebutuhan untuk pelayanan yang optimal. 1.2.14 Cakupan peserta KB aktif Pelayanan KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang pada saat ini sedang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi. Target cakupan peserta tahun 2015 sebesar 70 %, dengan realisasi sebesar 52,81 % (138.633/183.760) atau masih sekitar 17,19 % yang belum tercakup pelayanan atau mungkin belum terlaporkan. Beberapa aspek yang dimungkinkan menjadi faktor penyebab rendahnya pemakaian alat kontrasepsi adalah kurangnya informasi tentang alat kontrasepsi, kurangnya dukungan dari petugas kesehatan, biaya untuk membeli dan memasang kontrasepsi yang tidak terjangkau, serta alat kontrasepsi yang kurang tersedia di sarana kesehatan.
74
1.2.15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin merupakan jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Ponorogo yang tercakup dalam program jaminan kesehatan sebanyak 364.984 jiwa. Target cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin tahun 2015 sebesar 10 % dengan realisasi sebesar 75,44 % (274.344/364.984). meningkat dibanding tahun 2014 yang hanya mencapai 68,08 % (248.488). Beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya target adalah : 1. Meningkatnya upaya pelayanan promotif dan preventif di puskesmas. 2. Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan bagi masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya. 1.2.16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Pelayanan rujukan merupakan bentuk pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) yang dilakukan apabila fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak mampu memberikan pelayanan karena pertimbangan masalah kompetensi dan kewenangan. Target cakupan pelayanan rujukan bagi masyarakat miskin tahun 2015 adalah sebesar 1,5%, dengan asumsi bahwa dari seluruh kunjungan pasien dari masyarakat miskin di Puskesmas hanya 1,5% saja yang tidak mampu dilayani di puskesmas karena factor keterbatasan kompetensi puskesmas, namun demikian ternyata realisasinya di tahun 2015 sebesar 3,19%. Beberapa hal yang mungkin berpengaruh perlunya/diputuskannya pasien itu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih kompeten karena masalah ketersediaan sarana prasarana dan tenaga yang kompeten. 1.2.17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) Target Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi 100 % (6/6). Di Kabupaten Ponorogo terdapat 6 (enam) Rumah Sakit, seluruh Rumah sakit yang ada telah dilengkapi dengan Pelayanan Gawat Darurat, yaitu : RSUD Dr. Hardjono, RS Griya Waluya, RS Aisyiyah Dr. Soetomo, RS Aisyiyah Diponegoro, RS Darmayu, RS Muslimat A. Yani. 1.2.18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan desa/kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam merupakan jumlah desa/kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam disbanding jumlah sasaran. 75
Target Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 %. Beberapa factor yang mempengaruhi tercapainya target adalah : 1. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat. 2. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain. 3. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistic. 1.2.19 Cakupan desa siaga aktif Desa siaga aktif merupakan pengembangan dari desa siaga, yaitu desa/kelurahan yang : 1
Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan kesehatan setiap hari
2
Penduduknya mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat.
Perkembangan desa siaga aktif di Kabupaten Ponorogo dari tahun 2011-2015 cenderung mengalami peningkatan hingga pada tahun 2015 sebesar 94 %. Target Cakupan Desa Siaga Aktif tahun 2015 sebesar 80 % dengan realisasi sebesar 94 % (289/307). Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya target adalah : 1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. 3. Meningkatnya kesiagaan dan kesiap sediaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 4. Meningkatnya kesehatan dilingkungan masyarakat.
Kendala yang sering ditemui dalam penetapan desa siaga aktif adalah belum berjalannya surveilans berbasis masyarakat, dalam artian masih perlu terus dilakukan promosi dan sosialisasi penggerakan masyarakat dalam kegiatan surveilans berbasis masyarakat. 1.2.20 % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD Indikator kinerja prosentase kecukupan ruang rawat inap sesuai master plan RSUD merupakan jumlah kapasitas rawat inap tahun ini dibanding kapasitas rawat inap sesuai Renstra RSUD. Target indikator kinerja prosentase kecukupan ruang rawat inap sesuai master plan RSUD tahun 2015 sebesar 100%, terealisasi sebesar 100% dengan capaian sebesar 100%. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi kenaikan dimana realisasi tahun 2012 sebesar 98%, tahun 2013 sebesar 98%, tahun 2013 sebesar 100% dan tahun 2014 sebesar 100%, sehingga tahun 2015 yang merupakan target akhir RPJMD tahun 2015 sudah dapat terealisasi. 76
1.2.21 Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur BOR merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur rumah sakit dalam kurun waktu tertentu. Tingkat pemanfatan diukur dari penggunaan tempat tidur yang tersedia. Target indikator kinerja Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur tahun 2015 sebesar 78,37 %. Realisasi tahun 2015 sebesar 53,55 % dengan capian sebesar 63,33 % Ketidaktercapaian target Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur adalah penurunan pasien rawat inap di RSUD, hai ini dikarenakan semakin banyaknya rumah sakit yang menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sehingga masyarakat mempunyai pilihan rumah sakit tujuan lebih banyak. 1.2.22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap RS, pasien rawat jalan RS Target peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap RS tahun 2015 sebesar 22% dan terealisasi sebesar 27,50% (19.407 pasien) dengan capaian sebesar 125%. Sedangkan target peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat jalan RS tahun 2015 sebesar 10% dan terealisasi sebesar 191,04% (9.146.183 pasien) Dari data realisasi kunjungan pasien rawat inap RS kenaikan dan penurunan pencapaian target di tahun 2015 dibanding tahun-tahun sebelumnya dikarenakan semakin banyaknya rumah sakit yang menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sehingga masyarakat mempunyai pilihan rumah sakit tujuan lebih banyak. 1.2.23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain Prosentase Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain merupakan jumlah pasien yang dirujuk tahun lalu dikurangi rujukan tahun ini dibanding jumlah pengunjung tahun lalu. Target % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain tahun 2015 sebesar 31,58%, dengan realisasi sebesar 32% dengan capaian sebesar 101,33 %. Berbagai factor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja dikarenakan adanya sarana dan prasarana serta tenaga medis yang dimiliki oleh RS cukup memadai. 1.2.24 Angka kematian ≥48 jam setelah dirawat Untuk menilai hasil dari pelayanan kesehatan terhadap pasien dilakukan melalui beberapa standart pelayanan kepada pasien. Target angka kematian ≥48 jam setelah dirawat tahun 2015 sebesar 299 pasien, terealisasi sebesar 299 pasien dengan capaian sebesar 100 %.. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi penurunan dimana realisasi tahun 2012 sebesar 349 pasien, tahun 2013 sebesar 332 pasien dan tahun 2014 sebesar 223 pasien.
77
Faktor yang menyebabkan tercapainya angka kematian ≥48 jam setelah dirawat dikarenakan ketrampilan dan pengetahuan tentang tatalaksana penanganan pasien sudah cukup optimal. 1.2.25 Indeks Angka Harapan Hidup Sasaran meningkatnya usia harapan hidup diukur dengan indikator kinerja Angka Harapan Hidup (AHH). Angka harapan hidup menunjukkan rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Target indikator kinerja angka harapan hidup tahun 2015 sebesar 77,13. Perkembangan indeks angka harapan hidup tahun 2012-2014 adalah tahun 2012 sebesar 70,61, tahun 2013 sebesar 70,70 dan tahun 2014 sebesar 70,75. Realisasi indeks angka harapan hidup tahun 2015 sampai dengan disusunnya laporan ini, belum diterimanya data Indeks Angka Harapan Hidup dari BPS Kabupaten Ponorogo, sehingga belum dapat dilakukan pengukuran.
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.3
Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.8 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana infrastruktur daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
Indikator kinerja 1
2
3
Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Rumah tangga persanitasi
Target
Realisasi
% Capaian
51,31 %
51,31 % (470,01/916,11)
100 %
83,39 %
83,39 %
100 %
56,24 %
56,24 %
100 %
Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana infrastruktur daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
Indikator kinerja 1
2
3
Target
Panjang jalan 51,30 % Kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi 83,39 % Kabupaten dalam kondisi baik Rumah Tangga 56,24 % Persanitasi 78
2012 85,76 %
Realisasi 2013 2014 89,12 % 50,21 %
2015 51,31 %
61,36 %
16,42 %
94,14 %
83,39 %
54,90 %
53 %
54,01 %
56,24 %
Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
Indikator kinerja 1
2 3
Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Rumah Tangga Persanitasi
Target Akhir RPJMD 51,30 %
51,31 %
Tingkat Kemajuan 100 %
83,39 %
83,39 %
100 %
56,24 %
56,24 %
100 %
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.3 pada tabel 3.8, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, semuanya dapat tercapai sesuai target. 1.3.1 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Panjang seluruh jalan Kabupaten Ponorogo 916,11 sedangkan target pada tahun 2015 sebesar 470,01 (51,31%) dengan realisasi sebesar 51,31 % (470,01) dengan capaian 100 %. Panjang jalan dalam kondisi baik di arahkan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk yang semakin tinggi diperlukan prasarana berupa jalan dan jembatan yang baik. Peningkatan mobilitas penduduk ini mendorong peningkatan kepemilikan sarana mobilisasi oleh masyarakat yaitu berupa kendaraan besar maupun kecil. Semakin
tingginya
kendaraan
yang
melintasi
wilayah
kabupaten
akan
mempengaruhi kualitas dan umur jalan dan jembatan yang dimiliki oleh pemerintah. Untuk itu menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk menjaga tingkat kualitas jalan dan jembatan yang telah dimilikinya baik berupa pemeliharaan, peningkatan maupun pembangunan. Upaya yang dilakukan tahun 2015 adalah : 1. Peningkatan Jalan dan Jembatan Perdesaan dan Perkotaan di 429 Lokasi se Kabupaten Ponorogo. 2. Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan diantaranya di : -
Kecamatan Babadan dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi.
-
Kecamatan Badegan dengan 17 (tujuh belas) lokasi.
-
Kecamatan Balong dengan 45 (empat puluh lima) lokasi.
-
Kecamatan Bungkat dengan 23 (dua puluh tiga) lokasi.
-
Kecamatan Jambon dengan 25 (dua puluh lima) lokasi. 79
-
Kecamatan Jenangan dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi.
-
Kecamatan Jetis dengan 14 (empat belas) lokasi.
-
Kecamatan Kauman dengan 21 (dua puluh satu) lokasi.
-
Kecamatan Mlarak dengan 29 (dua puluh sembilan) lokasi.
-
Kecamatan Ngebel dengan 7 (tujuh) lokasi.
-
Kecamatan Ngrayun dengan 23 (dua puluh tiga) lokasi.
-
Kecamatan Ponorogo dengan 49 (empat puluh Sembilan) lokasi.
-
Kecamatan Pudak dengan 9 (Sembilan) lokasi.
-
Kecamatan Pulung dengan 49 (empat puluh sembilan) lokasi.
-
Kecamatan Sambit dengan 27 (dua puluh tujuh) lokasi.
-
Kecamatan Sampung dengan 23 (dua puluh tiga ) lokasi.
-
Kecamatan Sawoo dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi.
-
Kecamatan Siman dengan 31 (tiga puluh satu) lokasi.
-
Kecamatan Slahung dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi.
-
Kecamatan Sooko dengan 24 (dua puluh empat) lokasi.
-
Kecamatan Sukorejo dengan 51 (lima puluh satu) lokasi.
1.3.2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik merupakan perbandingan luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik disbanding luas irigasi Kabupaten. Target indikator kinerja Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 83,39 %. Realisasi Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 83,39 % dengan tingkat capaian sebesar 100 %. Untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat diperlukan adanya jaringan irigasi yang memadai. Jaringan irigasi diperlukan untuk mendistribusikan pasokan air khususnya bagi lahan pertanian. Dengan bertambahnya dan semakin baiknya jaringan irigasi yang ada maka diharapkan akan meningkatkan luas areal irigasi sehingga akan meningkatkan produksi pertanian dan akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 dengan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi di 69 titik yang menyebar di seluruh kecamatan se Kabupaten Ponorogo, dengan tujuan agar terjaga dan terpelihara jaringan irigasi sehingga dapat melancarkan pendistribusian air irigasi. 1.3.3 Rumah Tangga Persanitasi Untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, bermartabat dan layak huni dibutuhkan prasarana dasar permukiman yang memadai. Prasarana dasar tersebut diantaranya berupa sanitasi lingkungan, jalan lingkungan, air bersih, drainase dan rumah tinggal layak yang huni. Target indikator kinerja rumah tangga persanitasi tahun 2015 sebesar 56,24 %. Realisasi indikator kinerja rumah tangga persanitasi tahun 2015 sebesar 56,24 %. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 adalah : 80
1.
Pembangunan MCK Lingkungan Kel. Nologaten Kec. Ponorogo
2.
Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Sukorejo Kec. Sukorejo
3.
Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Karangan Kec. Badegan
4.
Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Siwalan Kec. Mlarak
5.
Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Bangunrejo Kec. Sukorejo
6.
Pembangunan MCK Lingkungan Kel. Pakunden Kec. Ponorogo
7.
Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Sendang Kec. Jambon
8.
Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Wagir Lor Kec. Ngebel
9.
Pembangunan pagar & urugan TPST3R Kel.Kertosari
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.4
Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman.
Indikator kinerja 1 2 3
Rumah tangga pengguna air bersih Lingkungan pemukiman kumuh Rumah layak huni
Target
Realisasi
% Capaian
95,31 %
95,31 % (297.235/311.857) 2,92 % (40/1.371,78) 88,44 % (235.747/266.570)
100 %
2,92 % 88,44 %
100 % 100 %
Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman.
Indikator kinerja 1
2
3
Rumah tangga pengguna air bersih Lingkungan pemukiman kumuh Rumah layak huni
Realisasi
Target 95,31 %
2012 94,07 %
2013 55,62 %
2014 94,19 %
2,92 %
2,72 %
2,57 %
0,02 %
88,44 %
88,27 %
82 %
81,84 %
81
2015 95,31 % (297.235/ 311.857) 2,92 % (40/ 1.371,78) 88,44 %
Tabel 3.13 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Target Akhir Indikator kinerja Strategis RPJMD 95,31 % Meningkatnya 1 Rumah tangga kualitas pengguna air bersih 2,92 % Iingkungan 2 Lingkungan pemukiman. pemukiman kumuh 88,44 % 3 Rumah layak huni
Realisasi
Tingkat Kemajuan
95,31 % (297.235/311.857) 2,92 % (40/1.371,78) 88,44 % (235.747/266.570)
100 % 100 % 100 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.4 pada tabel 3.11, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya sesuai target. 1.4.1 Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga pengguna air bersih merupakan perbandingan jumlah rumah tangga pengguna air bersih dibanding jumlah seluruh rumah tangga. Target rumah tangga pengguna air bersih tahun 2015 sebesar 95,31 % dengan realisasi sebesar 95,31 %. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 adalah : -
Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Pupus Kec. Ngebel
-
Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Munggu Kec. Bungkal Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Banaran Kec. Pulung Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Ngadirojo Kec.
-
Sooko Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Jurug Kec. Sooko Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Tumpakpelem Kec. Sawoo Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Talun Kec. Ngebel Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Bekiring Kec. Pulung Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Karangpatihan Kec. Balong Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Bulak Kec. Balong 82
-
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Wagir Kidul Kec. Pulung Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Sempu Kec. Ngebel
1.4.2 Lingkungan pemukiman kumuh Lingkungan permukiman kumuh
merupakan perbandingan luas lingkungan
permukiman kumuh dibanding luas wilayah. Target indikator kinerja lingkungan permukiman kumuh tahun 2015 sebesar 2,92 %. Realisasi indikator kinerja lingkungan permukiman kumuh tahun 2015 sebesar 2,92 % dengan capaian sebesar 100 %. Pencegahan
dan
peningkatan
kualitas
terhadap
perumahan
kumuh
dan
permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman. 1.4.3 Rumah layak huni Rumah layak huni merupakan perbandingan jumlah rumah layak huni dibanding jumlah penduduk. Target indikator kinerja rumah layak huni tahun 2015 sebesar 88,44 %. Realisasi indikator kinerja lingkungan permukiman kumuh tahun 2015 sebesar
88,44 %
dengan capaian sebesar 100 %. Penyelenggaraan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat, yang meliputi perencanaan perumahan, pembangunan perumahan, pemanfaatan perumahan dan pengendalian perumahan. Pengaturan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi Masyarakatat Berpenghasilan Rendah (MBR), meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di lingkungan hunian perkotaan maupun lingkungan hunian perdesaan, dan menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
83
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.5
Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.14 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. Sasaran Strategis Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW.
Indikator kinerja 1
2
Target
Realisasi
% Capaian
77 %
77 %
100 %
1 kec
1 kec
100 %
Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 penataan kawasan daerah sesuai 2 RT/RW.
Realisasi
Target
Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB
2012
2013
2014
2015
77 %
0%
72 %
75 %
77 %
1 kec
1 kec
1 kec
1 kec
1 kec
Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Target Akhir Indikator kinerja Strategis RPJMD 77 % Meningkatnya 1 Ruang terbuka penataan hijau persatuan (26.926.555/733.448) kawasan wilayah ber daerah HPL/HGB 1 kec sesuai 2 Rasio RT/RW. bangunan ber IMB
Realisasi
Tingkat Kemajuan
77 % (26.926.555/733.448)
100 %
1 kec
100 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.5 pada tabel 3.14, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja capaiannya sesuai dengan target yang ditetapkan.
84
1.5.1 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL Indikator kinerja Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL merupakan perbandingan luas ruang terbuka hijau dibanding wilayah ber HPL/HGB. Target indikator kinerja Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL tahun 2015 adalah 100 %. Reliasasi indikator kinerja Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL tahun 2015 adalah 100 % dengan tingkat capaian sebesar 100 %. Ruang terbuka hijau telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati Ponorogo, luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ditetapkan seluas 1.536 Ha. Dari seluruh luas RTH tersebut
belum
seluruhnya
dikelola
dan
dimanfaatkan
sesuai
dengan
peruntukannya. Oleh karena itu masih diperlukan upaya untuk meningkatkan pengelolaan
RTH disamping
juga
harus dilakukan
pengawasan
terhadap
pemanfaatan RTH oleh masyarakat. Pada Tahun 2015 diadakan Program Pengelolaan ruang terbuka hijau dengan kegiatan Penataan Ruang Terbuka Hijau di antaranya Face Off Taman Kota, Pembuatan Taman bekas TPS Selain itu juga di adakan kegiatan Pemeliharaan RTH. 1.5.2 Rasio bangunan ber IMB Target indikator kinerja rasio bangunan ber IMB tahun 2015 adalah 1 kecamatan (4,75%). Reliasasi indikator kinerja rasio bangunan ber IMB tahun 2015 adalah 1 kecamatan dengan tingkat capaian sebesar 100 % (4,75%). Secara umum kinerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Ponorogo ini tergolong sangat berhasil. Beberapa faktor yang menyebabkan tercapainya target kinerja adalah : 1. Kesadaran masyarakat melaksanakan perijinan dan melengkapi kewajiban ijin. 2. Iklim usaha dan ekonomi di Kabupaten Ponorogo yang lebih maju. 3. Sarana dan prasarana kantor yang memadai. 4. Sumber daya aparatur yang meningkat.
85
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.6
Meningkatnya mutu pelayanan transportasi.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.17 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya mutu pelayanan transportasi. Sasaran Strategis Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah.
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
66,69 % (75.757/113.597) 94,22 % (15.941/16.919)
76,93 %
1
Angkutan darat
86,69 %
2
Ketaatan kendaraan wajib uji KIR
91,22 %
103,29 %
Tabel 3.18 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah.
Indikator kinerja
Realisasi
Target
2012 1 Angkutan darat 86,69 % 96,49 % 2 Ketaatan kendaraan wajib uji KIR
91,22 %
-
2013 47 %
2014 33,33 %
94,24 % 94,58 %
2015 66,69 % (75.757/113.597) 94,22 % (15.941/16.919)
Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Target akhir Indikator kinerja Strategis RPJMD Meningkatnya 1 Angkutan darat 86,69 % mutu pelayanan 2 Ketaatan kendaraan 91,22 % transportasi wajib uji KIR daerah.
Realisasi 66,69 % (75.757/113.597) 94,22 % (15.941/16.919)
Tingkat kemajuan 76,93 % 103,29 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.6 pada tabel 3.17, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 90,11 %. 1.6.1 Angkutan darat Angkutan darat merupakan perbandingan antara jumlah angkutan darat dibanding jumlah penumpang angkutan darat. 86
Target yang ditetapkan untuk indikator kinerja angkutan darat pada tahun 2015 sebesar 86,69 %. Realisasi indikator kinerja angkutan darat tahun 2015 sebesar 66,69 % dengan tingkat capaian sebesar 76,93 %. Tidak tercapainya target akhir periode RPJMD dikarenakan ada penurunan jumlah arus angkutan penumpang umum, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain : -
Kondisi angkutan umum yang kurang memadai dan tidak sebanding dengan biaya yang harus dibayar oleh masyarakat,
-
Kemudahan yang diberikan kepada masyarakat dalam memperoleh kendaraan pribadi, sehingga masyarakat lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi daripada harus berlama-lama menunggu angkutan umum.
-
Jadwal pemberangkatan kendaraan angkutan umum yang tidak kontinyu, terutama untuk angkutan pedesaan dan angkutan bumel.
-
Tingkat kenyamanan kendaraan angkutan umum yang kurang memadai.
-
Tidak adanya halte sebagai tempat penurunan dan tempat tunggu penumpang angkutan umum, ini juga berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu-lintas.
1.6.2 Ketaatan kendaraan wajib uji KIR Indikator ini menggambarkan upaya Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menyediakan sarana transportasi yang layak. Pengukurannya dilakukan dengan uji kelayakan terhadap ketaatan kendaraan wajib uji sebagai syarat beroperasinya kendaraan tersebut. Target indikator kinerja ketaatan kendaraan yang wajib uji KIR pada tahun 2015 sebesar 91,22 %. Realisasi indikator kinerja ketaatan kendaraan wajib uji KIR tahun 2015 sebesar 94,22 % dan tingkat capaian sebesar 103,29 %. Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja adalah : -
Diadakannya sosialisasi kepada masyarakat sebelum melakukan uji kendaraan dalam kondisi baik.
-
Uji kendaraan secara berkala.
-
Himbauan kepada masyarakat untuk melaksanakan uji KIR kendaraan.
-
Operasi gabungan kelayakan kendaraan secara rutin.
-
Ketersediaan fasilitas di area pengujian.
87
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.7
Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
dan
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.20 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Sasaran Strategis Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Indikator kinerja 1 2
3
4 5
6 7
8
9
10
11
12
Penanganan sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per-satuan penduduk Penanganan hukum lingkungan Prosentase mata air diluar hutan lindung yang dilindungi Pelayanan pencegahan pencemaran air Pelayanan pemulihan pencemaran air pada sumber air % Kendaraan wajib uji yang secara administratif terdaftar di kabupaten % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti 88
Target
Realisasi
% Capaian
73,08 % 100,00 %
6,453 % 100 %
8,83 % 100 %
0,02 %
0,0421 %
210,5 %
100,00 %
100 %
100 %
58,33 %
-
-
70,00 %
100 %
142,86 %
66,67 %
-
-
91,22 %
-
-
70,00 %
100 %
142,86 %
70,00 %
90 %
128,57 %
100,00 %
100 %
100 %
100,00 %
100 % (3)
100 %
Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 penanganan persampahan, 2 pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan 3 lingkungan hidup.
Penanganan sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Tempat Pembuangan Sampah (TPS) persatuan penduduk 4 Penanganan hukum lingkungan 5 Prosentase mata air diluar hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan pencegahan pencemaran air 7 Pelayanan pemulihan pencemaran air pada sumber air 8 % Kendaraan wajib uji yang secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 10 % Kualitas udara yang
Realisasi
Target 2011 5,71 %
2012 5,645 %
2014 6,64 %
2015 6,453 %
100 %
2013 7,126 % 100 %
100,00 %
85 %
100 %
100 %
0,02 %
0,0383 %
0,0376 %
0,468 %
0,0435 %
0,0421 %
100,00%
-
100 %
100 %
50 %
100 %
58,33 %
-
-
-
-
-
70,00 %
60 %
80 %
100 %
33,33 %
100 %
66,67 %
-
-
-
-
-
91,22 %
-
-
-
-
-
70,00 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
70,00 %
-
-
100 %
100 %
90 %
73,08 %
89
memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 11 % Jumlah 100,00% TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah 100,00% pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti
100 %
-
100 %
100 %
100 %
100 %
100 % (6)
100 % (2)
100 % (8)
100 % (3)
Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Target Akhir RPJMD 73,08 % 100%
Indikator kinerja 1 2
3
4 5
6 7
8
9
Penanganan sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Tempat Pembuangan 0,02 % Sampah (TPS) per-satuan penduduk Penanganan hukum 100 % lingkungan Prosentase mata air diluar 58,33 % hutan lindung yang dilindungi Pelayanan pencegahan 70 % pencemaran air Pelayanan pemulihan 66,67 % pencemaran air pada sumber air % Kendaraan wajib uji yang 91,22 % secara administratif terdaftar di kabupaten % Usaha atau kegiatan 70 % sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis 90
Realisasi
Tingkat Kemajuan
6,453 % 100 %
8,83 % 100 %
0,0421 %
210,50 %
100 %
100 %
-
-
100 %
142,86 %
-
-
-
-
100 %
142,86 %
10
11
12
pengendalian pencemaran udara % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti
70 %
90 %
128,57 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 % (3)
100 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.7 pada tabel 3.20, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 86,14 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran, terdapat 4 (empat) indikator kinerja yang capaiannya sesuai target, 4 (empat) indikator yang capaiannya melebihi target, 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya kurang dari target dan 3 (tiga) indikator kinerja yang capaiannya 0 %. Terhadap indikator kinerja yang capaiannya 0% dikarenakan sampai dengan tahun 2015 belum ada program maupun kegiatan yang dapat memenuhi ke 3 (tiga) indikator tersebut yaitu indikator kinerja Penanganan Hukum Lingkungan, Prosentase mata air diluar hutan lindung yang dilindungi, Prosentase Kendaraan Wajib Uji yang secara Administratif
terdaftar di
Laboratorium. Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkahlangkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya. 1.7.1 Penanganan sampah Pada tahun 2015 volume sampah yang ditangani (volume sampah yang terangkut ke TPA) adalah 147,75 m3/hari, sedangkan volume produksi sampah (volume timbunan sampah total Kabupaten Ponorogo) pada tahun 2015 sebesar 2.289,660 m3/hari. Target indikator kinerja penanganan sampah tahun 2015 sebesar 73,08 % dengan realisasi sebesar 6,453 % dengan tingkat capaian sebesar 8,83 %. Berbagai faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Kurangnya sarana dan prasarana penanganan sampah. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 adalah : -
Menambah jumlah angkutan sampah. 91
-
Menambah sarana dan prasrana pengelolaan sampah.
-
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah mulai dari rumah tangga sampai tingkat komunal sosialisasi, pelatihan dan pendampingan.
-
Pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat di TPS T(tempat pembuangan sampah terpadu). Di TPST ini masyarakat dapat melakukan pemilahan sampah sehingga sampah organik/basah dapat dijadikan kompos,sedangkann sampah yang tidak dapat dimanfaatkan dapat dibuang ke TPA, dengan demikian demikian sampah yang terbuang ke TPA akan berkurang jumlahnya. Sampai saat ini di Kabupaten Ponorogo terdapat 25 unit TPS dan terdapat 2 unit TPST. Jumlah TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah yang dimiliki sejumlah 1 unit yaitu TPA Mrican yang terletak di Desa Tajug Kecamatan Siman. Sistem operasional TPA yang digunakan adalah control landfill. Keseluruhan TPS dan TPA yang terdapat di Kabupaten Ponorogo telah sesuai persyaratan teknis dan lingkungan.
1.7.2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL merupakan perbandingan dari jumlah perusahaan wajib AMDAL yang telah diawasi dibanding jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL. Target indikator kinerja cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 % dan tingkat capaian sebesar 100 %. Pada tahun 2015, berdasarkan data yang telah masuk di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo, bahwa jumlah perusahaan yang telah diawasi sebanyak 118 kegiatan usaha. Sedangkan jumlah kegiatan usaha yang wajib UKL/UPL /AMDAL/SPPL adalah 118 unit. Sehingga dapat diperoleh bahwa prosentase cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL (dan juga SPPL, serta UKL UPL) adalah sebesar 100%. 1.7.3 Tempat pembuangan sampah (TPS) per-satuan penduduk Tempat
pembuangan
sampah
(TPS)
per-satuan
penduduk
merupakan
perbandingan jumlah daya tampung TPS (m³) dibagi jumlah penduduk. Target indikator kinerja tempat pembuangan sampah (TPS) per-satuan penduduk tahun 2015 sebesar 0,02 % dan realisasi sebesar 0,0421 % dengan capaian sebesar 210,5 %. Volume daya tampung TPS 386 m3, jumlah TPS di Kabupaten Ponorogo 25 unit dan jumlah TPST 2 unit, sedangkan jumlah penduduk menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Ponorogo tahun 2015 adalah 915.864 jiwa, sehingga diperoleh prosentase TPS per satuan penduduk adalah 0,0421%.
92
Adapun rincian TPS 25 unit di Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
No.
Lokasi
Jumlah (unit container) 1
1
TPS Pasar ayam Jl. Pacar Tonatan
2
TPS Terminal lama Jl. Basuki Rahmat – Tonatan
2
3
TPS Jl. Bhayangkara Mangkujayan
2
4
TPS Jl. Pahlawan Bangunsari
1
5
TPS Jl. Anggrek Nologaten
1
6
TPS Gedung Korpri Mangkujayan
1
7
TPS Pasar Legi Banyudono
1
8
TPS Asem Buntung Jl. MT. Haryono Jingglong
1
9
TPS Sub Terminal Jl. Trunojoyo Tambakbayan
1
10
TPS. Jl. Imam Bonjol Brotonegaran
1
11
TPS. Jl. Batoro Katong, Mangunsuman
1
12
TPS Jl. Udan Liris Cokromenggalan
1
13
TPS Perum Kertosari, Kertosari
1
14
TPS RSU Keniten
1
15
TPS Perum Singosaren, Singosaren
1
16
TPS Pondok Mayak, Tonatan
1
17
TPS Perum Tajug
1
18
TPS Perum Keniten, Keniten
1
19
TPS Terminal Seloaji, Cekok
2
20
TPS Pondok Gontor II Ds. Madusari
1
21
TPS Jeruksing Ronowijayan
1
22
TPS Pasar Jetis Ds Jetis
1
23
TPS Pasar Balong Ds Balong
1
24
TPS Pasar Sumoroto Ds. Plosojenar
1
25
TPS Jl. Letjend Suprapto Ronowijayan
1
1.7.4 Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum lingkungan merupakan perbandingan jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemda dibanding jumlah kasus lingkungan yang ada. Target indikator kinerja penegakan hokum lingkungan tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja penegakan hokum lingkungan tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Pada tahun 2015, seperti pada indikator jumlah laporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti bahwa jumlah kasus pengaduan yang sudah ditindaklanjuti adalah 3. Sedangkan jumlah seluruh laporan pengaduan yang masuk adalah 3. Sehingga realisasi adalah 100%.
93
1.7.5 Pelayanan pencegahan pencemaran air Target indikator kinerja pelayanan pencegahan pencemaran air tahun 2015 sebesar 70 %. Realisasi indikator kinerja indikator pelayanan pencegahan pencemaran air tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 142,86 %. Pada Tahun 2015, jumlah usaha dan/atau kegiatan yang diawasi sebanyak 6 unit yaitu PT. Sorini Agro Asia Corporindo,Tbk ; Rumah Sakit Umum ―Aisyiyah Ponorogo‖ ; Rumah Sakit Dr. Hardjono; Rumah Sakit Darmayu; Rumah Sakit Muhammadiyah; dan Rumah Sakit Umum Muslimat.
Sedangkan jumlah usaha
dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri pasal 6) terdapat 6 unit. 1.7.6 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara Target indikator kinerja % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara tahun 2015 sebesar 70 % dan realisasi sebesar 100 % dengan capaian sebesar 142,86 %. Pada Tahun 2015, jumlah usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi mencemari udara terdapat 1 unit yaitu PT. Sorini Agro Asia Corporindo,Tbk (khusus kegiatan usaha yang memiliki cerobong sebagaimana sesuai dengan petunjuk teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008). 1.7.7 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Target indikator kinerja % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tahun 2015 sebesar 70 % dan realisasi sebesar 90 % dengan capaian sebesar 128,57 %. Pada tahun 2015, telah dilakukan pengujian kualitas udara ambient di 4 lokasi titik sampling yaitu Pasar Legi Songgolangit, Terminal Seloaji, Utara Aloon – aloon dan depan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo. Paramater pengujian kualitas udara ambient terdapat 10 parameter. Dari hasil kegiatan pengujian diketahui bahwa semua parameter uji di 4 lokasi titik sampling tersebut terdapat 1 parameter yang belum memenuhi dan melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu parameter kebisingan (noise). Standar baku mutu yang digunakan adalah mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10/2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. 94
1.7.8 Prosentase Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan Target indikator kinerja % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan tahun 2015 sebesar 100 % dan realisasi sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Pada tahu 2015 jumlah TPS yang terdapat di Kabupaten Ponorogo adalah 25 unit sedangkan jumlah TPST terdapat 2 unit. Jumlah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah yang dimiliki Kabupaten Ponorogo adalah 1 unit yaitu TPA Mrican yang terletak di Desa Tajug Kec. Siman Kabupaten Ponorogo. Sistem operasional TPA yang digunakan adalah control landfill. Keseluruhan TPS dan TPA yang terdapat di Kabupaten Ponorogo telah sesuai persyaratan teknis dan lingkungan. 1.7.9 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti Target indikator kinerja Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti tahun 2015 sebesar 100 % dan realisasi sebesar sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Pada Tahun 2015 terdapat 3 laporan masyarakat. Ketiganya terkait dengan usaha pertambangan, sehingga dalam tindak lanjutnya dibutuhkan kerjasama dengan instansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo.
1
WAKTU DITERIMANYA PENGADUAN 2
1.
20 Maret 2015
NO
2.
3.
23 Maret 2015
15 April 2015
SUMBER PENCEMAR 3
Usaha penambangan
Kegiatan penambangan
Usaha pengerukan pasir
POKOK ADUAN 4 Permohonan penutupan tambang di Desa Tanjungrejo Kecamatan Badegan. Terjadi kerusakan dan pengikisan tanah akibat penggunaan alat berat Warga resah terhadap rusaknya situs makam kuno Adanya banjir yang disertai lumpur yang menimpa perumahan warga Rusaknya saluran air yang ada di sekitar gunung Terdapat 3 lokasi kegiatan penambangan trass tanpa ijin di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kegiatan penambangan tersebut menyebabkan kerusakan ruas jalan antara Desa Kesugihan hingga Desa Jenangan serta meresahkan masyarakat Masyarakat keberatan dengan adanya usaha pengerukan pasir di Dusun Sisir Desa Kesugihan Kecamatan Pulung karena mengakibatkan jalan rusak, selain itu jalan menjadi ambles dan longsor.
95
TINDAK LANJUT 5 Telah ditindaklanjuti melalui musyawarah desa,dan sudah ada kesepakatan antara pihak pemerintah desa dengan masyarakat yang mengajukan pengaduan
Telah ditindaklanjuti melalui musyawarah desa,dan sudah ada kesepakatan antara pihak pemerintah desa dengan masyarakat yang mengajukan pengaduan Telah ditindaklanjuti melalui musyawarah desa,dan sudah ada kesepakatan antara pihak pemerintah desa dengan masyarakat yang mengajukan pengaduan
Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.8
Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.23 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
Indikator kinerja 1 2
Luas lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah Negara
Target
Realisasi
% Capaian
0,90 % NIHIL
0 NIHIL
0 NIHIL
Tabel 3.24 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan Sasaran Strategis Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
Indikator kinerja 1 2
Luas lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah Negara
Realisasi
Target 0,90 % NIHIL
2012 0,50 % (20 bidang) NIHIL
2013 0
2014 16,27 %
2015 0
NIHIL
NIHIL
NIHIL
Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
Indikator kinerja 1 Luas lahan bersertifikat 2 Penyelesaian kasus tanah Negara
Target Akhir RPJMD 0,90 % NIHIL
Realisasi 0 NIHIL
Tingkat Kemajuan 0 -
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.8 pada tabel 3.23, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran KURANG dengan rata–rata capaian sebesar 50 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya sesuai target (0 %). Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkah-langkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya. 96
1.8.1 Luas lahan bersertifikat Luas lahan bersertifikat merupakan perbandingan luas lahan bersertifikat di suatu daerah dibanding luas lahan yang seharusnya bersertifikat di suatu daerah. Target indikator kinerja luas lahan bersertifikan tahun 2015 sebesar 0,90 % belum dapat tercapai sehingga capaiannya 0 %. Tahun
2015
belum
dapat
terealisasi
dikarenakan
penyelesaian
usulan
persertifikatan tanah selama ini memang tidak bisa terselesaikan pada tahun berjalan, banyaknya masalah tanah asset dan proses pada Badan Pertanahan Nasional yang cukup lama, namun pengusulan pada tahun 2014 sejumlah 43 bidang tercapai (sertifikat jadi) pada tahun 2015 sebanyak 7 bidang. 1.8.2 Penyelesaian kasus tanah Negara Penyelesaian kasus tanah Negara merupakan perbandingan jumlah kasus yang diselesaikan dibanding jumlah kasus yang terdaftar. Target indikator kinerja penyelesaian kasus tanah negara tahun 2015 adalah NIHIL, ini berarti selama ini di Kabupaten Ponorogo tidak ada perkara/kasus tanah yang diselesaikan, dimana dapat dilihat realisasi mulai tahun 2011 s/d 2015 realisasinya adalah NIHIL. Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.9
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
1 2 3
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Kepemilikan KTP Rasio bayi berakte kelahiran Penerapan KTP nasional berbasis NIK
87,62 % 60,04 %
90,88 % 61,84 %
103,72 % 103 %
SUDAH
SUDAH
100 %
97
Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
Indikator kinerja
Target
1 Kepemilikan KTP 2 Rasio bayi berakte
87,62 % 60,04 % SUDAH
2012 78,54 % 92 %
Realisasi 2013 2014 92,07 % 90,90 % 57,59 % 77,19 %
90,88 % 61,84 %
SUDAH
SUDAH
SUDAH
2015
kelahiran 3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK
SUDAH
Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Target Akhir Indikator kinerja Strategis RPJMD Meningkatnya 1 Kepemilikan KTP 87,62 % kualitas 2 Rasio bayi berakte 60,04 % pelayanan kelahiran administrasi 3 Penerapan KTP SUDAH kependudukan. nasional berbasis NIK
90,88 % 61,84 %
Tingkat kemajuan 103,72 % 103 %
SUDAH
Sesuai target
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.9 pada tabel 3.26, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 102,24 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja realisasinya melebihi target. 1.8.1 Kepemilikan KTP Kepemilikan KTP merupakan perbandingan jumlah penduduk usia > 17 tahun yang ber KTP dibanding jumlah penduduk usia > 17 tahun atau yang telah menikah. Target indikator kinerja kepemilikan KTP tahun 2015 sebesar 87,62 %. Realisasi indikator kinerja kepemilikan KTP tahun 2015 sebesar 90,88 % dengan capaian sebesar 103,72 %. Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja adalah : 1. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya KTP. 2. Sosialisasi
kepada
masyarakat
bekerja
sama
dengan
Pemerintah
Desa/Kelurahan untuk menyampaikan akan arti pentingnya Administrasi Kependudukan. 3. Pelayanan perekaman KTP-el jemput bola bagi penduduk yang jompo dan difabel. 4. Talkshow/siaran radio dan pengadaan pamfle/brosur. 98
1.8.2 Rasio bayi berakte kelahiran Rasio bayi berakte kelahiran merupakan perbandingan jumlah bayi lahir yang mempunyai akte kelahiran dibanding jumlah keseluruhan bayi lahir. Target indikator kinerja rasio bayi berakte kelahiran tahun 2015 sebesar 60,04 % dan realisasi sebesar 61,84 dengan capaian sebesar 103 %. Faktor—faktor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja adalah : -
Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya akte kelahiran.
-
Adanya peningkatan frekwensi pelaksanaan pendekatan pelayanan untuk masyarakat (program jemput bola).
-
Adanya dukungan/motivasi yang jelas telah memotivasi masyarakat untuk memahami pentingnya dokumen pencatatan sipil.
-
Adanya
kesinambungan
pelaksanaan
program
penyuluhan
bidang
kependudukan dan pencatatan sipil. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pelayanan antara lain : Memberikan sosialisasi akan arti pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan. serta diadakan talkshow/siaran radio, pengadaan pamflet/brosur. 1.8.3 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Berdasarkan hasil pengukuran pada indikator kinerja penerapan KTP Nasional berbasis NIK tahun 2015 yang merupakan target akhir RPJMD dapat dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah menerapkan KTP nasional berbasis NIK. Sejak tahun 2006 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo telah memberlakukan NIK dan telah tersedia pula Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Online di seluruh Kecamatan se-Kabupaten Ponorogo. Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.10
Meningkatnya berencana.
cakupan
dan
kualitas
pelayanan
keluarga
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.29 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. Sasaran Strategis Meningkatnya 1 cakupan dan kualitas pelayanan 2 Keluarga Berencana.
Indikator kinerja Prevalensi peserta KB aktif Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1
99
Target 75,62 %
Realisasi 76,42 %
% Capaian 101,06 %
44,45 %
42,28 %
95,12 %
Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. Sasaran Strategis Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana.
Indikator kinerja 1 2
Prevalensi peserta KB aktif Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1
Target 75,62 %
2012 -
44,45 %
-
Realisasi 2013 2014 76,24 % 98,30 %
76,42 %
47,08 %
42,28 %
2015
42,41 %
Tabel 3.31 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana.
Indikator kinerja 1 2
Prevalensi peserta KB aktif Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1
Target Akhir RPJMD 75,62 % 44,45 %
76,42 %
Tingkat kemajuan 101,06 %
42,28 %
95,12 %
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.10 pada tabel 3.29, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 98,09 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target. 1.10.1 Prevalensi peserta KB aktif Prevalensi peserta KB aktif merupakan perbandingan jumlah peserta KB aktif dibanding jumlah pasangan usia subur. Target indikator kinerja prevalensi peserta KB aktif tahun 2015 sebesar 75,62 % dengan capaian sebesar 101,06 % dan realisasi sebesar 76,42 % (145.415) dengan capaian sebesar 101,06 %. Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun terus meningkat. Berbagai factor yng menyebabkan tercapainya target kinerja adalah : 1. Tersedianya alat kontrasepsi. 2. Kesadaran masyarakat untuk ikut KB. 3. Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
100
1.10.2 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 merupakan perbandingan jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 dibanding jumlah keluarga. Target indikator kinerja Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 tahun 2015 sebesar 44,45 %. Realisasi indikator kinerja Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 tahun 2015 sebesar 42,28 % dengan capaian sebesar 95,12 %. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian kinerja adalah : 1. Tingkat pendapatan masyarakat masih rendah. 2. Sumber daya manusia masih relatif rendah. 3. Lapangan pekerjaan masih kurang. Tujuan 1
Meningkatnya Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat.
Sasaran 1.11
Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.32 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Indikator kinerja Target Sasaran Strategis Meningkatnya 1 Koleksi buku yang 55,23 % kualitas tersedia di pe!ayanan perpustakaan daerah Perpustakaan dan 2 Pengunjung 70,00 % minat baca perpustakaan masyarakat.
Realisasi
% Capaian
69,91 % (12.485/22.927)
126,56 %
54,46 % (15.472/22.131)
77,80 %
Tabel 3.33 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Realisasi
Target
2012 2013 2014 Meningkatny 1 Koleksi buku 55,23% 9,65 % 56,62 % 56,34 a kualitas yang tersedia (32.000/2078) % pe!ayanan di Perpustakaa perpustakaan n dan minat daerah baca 2 Pengunjung 70,00 % 119.958 60 % 55,01 masyarakat. perpustakaan (127.108/211.448) %
101
2015 69,91 % (12.485/22.927)
54,46 % (15.472/22.131)
Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis
Target Akhir RPJMD 55,23 %
Indikator kinerja
Meningkatnya kualitas pe!ayanan Perpustakaan dan minat baca masyarakat.
1
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Pengunjung perpustakaan
2
70,00 %
Tingkat Kemajuan
Realisasi 69,91 % (12.485/22.927)
126,58 %
54,46 % (15.472/22.131)
77,80 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.11 pada tabel 3.32, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 102,18 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target. 1.11.1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan Target Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah tahun 2015 sebesar 55,23 % dengan realisasi sebesar 69,91 % (12.485/22.927 buku) dengan capaian sebesar 102,19 %. Koleksi buku yang ada di perpustakaan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Faktor utama yang menyebabkan tercapainya target kinerja adalah tersedianya dana untuk pengadaan buku perpustakaan dimana pengadaan buku ini menjadi prioritas utama kegiatan perpustakaan. Dengan semakin banyaknya koleksi buku yang dimiliki akan semakin meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. 1.11.2 Pengunjung perpustakaan Penunjung
perpustakaan
merupakan
perbandingan
jumlah
kunjungan
ke
perpustakaan selama 1 tahun dibanding jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani. Target indikator kinerja pengunjung perpustakaan tahun 2015 sebesar 70 % dan realisasi sebesar sebesar 54,46 % (15.472) dengan capaian sebesar 77,80 %. Berbagai factor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja adalah : 1) Layanan Perpustakaan Umum Layanan Perpustakaan umum memiliki prinsip ‗accessible for all‘ artinya mampu diakses atau dinikmati semua kalangan masyarakat. a). Sirkulasi merupakan layanan utama yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Ponorogo yang bertujuan untuk menyediakan koleksi yang up to date untuk dipinjamkan ke pemustaka. 102
b). Internet access adalah layanan internet WIFI gratis yang diberikan Kantor Perpustakaan Daerah kepada para pengunjung perpustakaan demi kepuasan pelayanan dan memudahkan para pengguna untuk mendapatkan informasi selain dari perpustakaan. c). Layanan Referensi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Ponorogo menyediakan koleksi yang ada diruangan referensi. 2) Layananan Mobil Perpustakaan Keliling a). Layanan Mobil Perpustakaan Keliling yang mempunyai sasaran ke Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Pondok Pesantren, Perpustakaan Desa, Perpustakaan Instansi dan masyarakat umum di wilayah Kabupaten Ponorogo khususnya yang berada jauh dari jangkauan dari lokasi perpustakaan daerah. b). Layanan Gerakan Cinta Buku Layanan mobil perpustakaan keliling dengan tema ―Gerakan Cinta Buku‖ dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, dengan sasaran pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum yang sedang melaksanakan olahraga pagi, atau sekedar bersantai di sekitar Jl. Suromenggolo (Jalan Baru) dan Aloon-aloon (sekitar patung Macan 7). 3) Lomba bercerita siswa Tingkat SD/MI Lomba bercerita siswa Tingkat SD/MI bertujuan untuk mengembangkan meniat baca untuk pelajar. 4) Publikasi dan sosialisasi Permasalahan : 1. Ruang baca pengunjung yang kurang luas sehingga pengunjung kurang merasa nyaman. 2. Belum menerapkan sistem Otomasi Perpustakaan untuk kegiatan sirkulasi (pc pinjaman dan pengembalian buku) karena peralatan belum mencukupi. Hal ini tidak efisien waktu, sehingga ketika banyak pengunjung yang membutuhkan layanan sirkulasi, mereka harus sabar/antri menunggu petugas layanan mencatat sirkulasi tersebut. Upaya pemecahan masalah : 1. Menata rak buku dan meja kursi baca sedemikian rupa (walau berhimpitan) dan selalu menyalakan lampu pada jam layanan/jam kerja supaya ruangan menjadi terang. 2. Melakukan kegiatan sirkulasi dengan sistem manual.
103
Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
MISI 2.
Untuk mencapai misi Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 11 (sebelas) sasaran. Hasil pengukuran pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : No.
Tujuan - Sasaran
Tujuan 2
Tingkat keberhasilan
Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi daerah.
Sasaran : 1.
Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga Sangat berhasil kerja.
2.
Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan Sangat berhasil menengah ( UKM ).
3.
Meningkatnya investasi di daerah.
4.
Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat.
Sangat berhasil
5.
Meningkatnya produksi dan produktifitas pangan.
Sangat berhasil
6.
Meningkatnya fungsi pelestarian hutan.
Kurang
7.
Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya Sangat berhasil mineral.
8.
Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di Sangat berhasil masyarakat.
9.
Meningkatnya volume perdagangan.
10.
Meningkatnya kualitas unggulan daerah.
11
Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama Sangat berhasil antar daerah bidang transmigrasi.
dan
Berhasil
kuantitas
hasil
industry Kurang
Pencapaian ke 11 (sebelas) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, ketahanan pangan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, kelautan dan perikanan, industri dan ketransmigrasian.
104
Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.1
Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.35 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. Sasaran Strategis Meningkatnya kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja.
1 2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Tingkat partisipasi angkatan kerja Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan
80,64 %
99,19 % (596.053) 72,01 % (4.828)
123 %
25,10 %
286,89 %
Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja. 2
Tingkat partisipasi angkatan kerja Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan
Target
Realisasi
2011 80,64 % 76,92 %
2012 2013 80,63 % 99,56 %
2014 2015 81,76 % 99,19 % (596.053)
25,10 % 22,03 %
25,02 % 52,25 %
64,17 % 72,01 % (4.828)
Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja.
Indikator kinerja 1 2
Target Akhir RPJMD 80,64 %
Tingkat partisipasi angkatan kerja Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan
25,10 %
105
Realisasi 99,19 % (596.053) 72,01 % (4.828)
Tingkat Kemajuan 123 % 286,89 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada tabel 3.35, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 204,95 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target. 2.1.1 Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan jumlah pencari kerja yang mengikuti pelatihan. Tingkat partisipasi angkatan kerja ini menggambarkan seberapa besar kemampuan penduduk usia kerja untuk memperoleh penghasilan atau membantu menambah penghasilan keluarga. Target yang ditetapkan untuk tahun 2015 yaitu sebesar 80,64 % dengan realisasi 99,19 % dengan capaian 123 %.
Pada tahun 2015 jumlah angkatan kerja di Kabupaten Ponorogo mencapai 600.881 orang. Sementara itu jumlah penduduk yang berada pada usi kerja (15-64 Tahun) mencapai 596.053 orang. 2.1.2 Prosentase pencari kerja yang ditempatkan Jumlah pencari kerja yang ditempatkan ditargetkan tahun 2015 sebesar 25,10 % (6.704 orang) dengan realisasi sebesar 72,01 % (4.828 orang) dengan capaian sebesar 286,89 %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya terjadi kenaikan. Kenaikan prosentase pancari kerja yang ditempatkan menunjukkan kemampuan para pencari untuk memperoleh pekerjaan secara mandiri atau menciptakan lapangan kerja secara mandiri (berwirausaha). Banyaknya pencari kerja yang ditempatkan dipengaruhi oleh : -
Kerjasama lembaga penempatan tenaga kerja swasta, pelaksanaan bursa kerja khususnya bursa kerja swasta.
-
Pengenalan dunia kerja dan persyaratan kerja pada informasi pasar kerja.
-
Sosialisasi dan sinkronisasi antara pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama perusahaan dan dunia pendidikan, lembaga pelayanan penempatan swasta serta stakeholder lain yang peduli terhadap adanya pengangguran.
Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.2
Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UKM).
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : 106
Tabel 3.38 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Indikator kinerja 1 Prosentase Koperasi aktif 2 Prosentase Usaha mikro dan kecil
Target 88,00 % 80,00 %
Realisasi 85,64 % (805) 99,09 %
% Capaian 97,32 % 123,86 %
Tabel 3.39 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Sasaran Strategis Meningkatnya kualilas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Indikator kinerja
Target
Prosentase Koperasi aktif Prosentase Usaha mikro dan kecil
88,00 %
1 2
80,00 %
Realisasi 2011 89,28 % 99,27 %
2012 95,27 % 99,26 %
2013 92,26 % 99,12 %
2014 89,85 % 99,10 %
2015 85,64 % 99,09 %
Tabel 3.40 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya kualilas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Indikator kinerja 1 2
Prosentase Koperasi aktif Prosentase Usaha mikro dan kecil
Target Akhir RPJMD 88,00 % 80,00 %
Realisasi 85,64 % (805) 99,09 %
Tingkat Kemajuan 97,32 % 123,86 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.2 pada tabel 3.38, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 110,59 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target. 2.2.1 Prosentase Koperasi aktif Prosentase koperasi aktif merupakan perbandingan jumlah koperasi aktif dibagi jumlah seluruh koperasi. Target indikator kinerja prosentase koperasi aktif tahun 2015 sebesar 88 % dengan realisasi sebesar sebesar 85,64 % dan capaian sebesar 97,32 %. Beberapa factor yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja adalah : a. Kurang adanya dukungan modal usaha yang kuat;
107
b. Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi; c. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah; d. Banyaknya koperasi yang ada di Kabupaten Ponorogo menyebabkan persaingan yang ketat dan menuntut koperasi untuk bertahan.
Perkembangan jumlah koperasi di Kabupaten Ponorogo sebagai berikut :
2.2.2 Prosentase usaha mikro dan kecil Prosentase usaha mikro dan kecil merupakan jumlah usaha mikro dan kecil dibanding jumlah seluruh UKM. Target indikator kinerja prosentase usaha mikro dan kecil tahun 2015 sebesar 80 % (70.200) dengan realisasi sebesar 99,09 % dan capaian sebesar 123,86 %. Tercapainya realisasi target indikator kinerja prosentase usaha mikro dan kecil tahun 2015 menunjukkan bahwa peran Dinas Indagkop dan UKM Kabupaten Ponorogo didalam menumbuhkan UMKM harus terus ditingkatkan lagi, agar peran serta UMKM didalam pembangunan perekonomian Kabupaten Ponorogo akan terwujud. Beberapa kendala yang membuat usaha mikro dan kecil untuk berkembang anatara lain : a. Kurangnya permodalan dan akses pembiayaan Bagi Usaha Mikro dan Kecil; b. Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar; c. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif; d. Sifat produk dengan ketahanan pendek; dan e. Terbatasnya akses pasar.
108
Perkembangan UMKM di Kabupaten Ponorogo tahun 2011-2015
Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.3
Meningkatnya investasi di daerah.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.41 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya investasi di daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya investasi di daerah.
Target
Realisasi
% Capaian
1.463.909.736.548
1.463.909.736.548
100 %
Indikator kinerja 1
Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah)
Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya investasi di daerah. Sasaran Indikator Strategis kinerja Meningkat 1 Kenaikan/ nya penurunan investasi nilai di daerah. realisasi PMDN (milyar rupiah)
Target 1.463.909 .736.548,-
2011
2012
346.719.5 45.062,-
2.172.016 .916.710,-
Realisasi 2013 2014 694.450.7 19.604,-
350.890.4 12.617,-
2015 1.463.909 .736.548,-
Tabel 3.43 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d periode akhir RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya investasi di daerah.
Indikator kinerja 1
Kenaikan/ penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah)
Target Akhir RPJMD
Tingkat Kemajuan 1.463.909.736.548,- 1.463.909.736.548,100 %
109
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.3 pada tabel 3.41, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap indikator kinerja sasaran, indikator kinerja capaiannya sesuai dengan target. 2.3.1 Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyard rupiah) Target Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyard rupiah) tahun 2015 sebesar Rp. 1.463.909.736.548,Realisasi jumlah investasi PMDN tahun 2015 sebesar Rp. 1.463.909.736.548,dengan ccapaian sebesar 100 %. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi kenaikan dan penurunan dimana realisasi tahun 2011 sebesar Rp. 346.719.545.062,- tahun 2012 sebesar Rp. 2.172.016.916.710,- tahun 2013 sebesar Rp. 694.450.719.604,- dan tahun 2014 sebesar Rp. 350.890.412.617,-. Upaya yang dilakukan untuk menaikkan investasi adalah : 1. Kemudahan persyaratan perizinan. 2. Menyusun
Perda
penanaman
modal
yang
mengatur
kebijakan,
penyelenggaraan dan pelayanan penanaman modal. 3. Promosi investasi yang berkelanjutan. 4. Pembangunan pengembangan infrastruktur yang memadai. Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.4
Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.44 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya ketersediaan pangan utama. Sasaran Strategis Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat
1 2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Ketersediaan pangan utama Regulasi Ketahanan Pangan
439.374
326.668
74,35 %
Ada
Ada
100 %
110
Tabel 3.45 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat. Sasaran Strategis Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat
Realisasi
Indikator kinerja
Target
Ketersediaan pangan utama Regulasi Ketahanan Pangan
439.374
2012 326.668
2013 326.668
Ada
Ada
Ada
1 2
2014 2015 326.666 326.668 Ada
Ada
Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat
Indikator kinerja 1 2
Ketersediaan pangan utama Regulasi Ketahanan Pangan
Target Akhir RPJMD
Realisasi
439.374
326.668
Tingkat Kemajuan 74,35 %
Ada
Ada
100 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.4 pada tabel 3.44, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 87,17 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja realisasinya dibawah target , namun demikian secara keseluruhan tingkat capaiannya sangat berhasil dengan rata-rata capaian sebesar 86,81 %. 2.4.1 Ketersediaan pangan utama. Indikator kinerja ketersediaan pangan utama merupakan perbandingan rata-rata jumlah ketersediaan utama per tahun (kg) dibagi jumlah penduduk. Target indikator kinerja ketersedian pangan utama tahun 2015 sebesar 439.374 ton. Realisasi indikator kinerja ketersediaan pangan utama tahun 2015 sebesar 326.668 ton dengan capaian sebesar 74,35 %. Dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebesar 439.374 ton belum dapat terealisasi. Upaya yang dilakukan untuk menunjang ketersediaan pangan utama antara lain : - Optimalisasi pekarangan melalui pengembangan rumah pangan lestari (KRPL) dapat meningkatkan ketersediaan pangan (protein dan mineral) ditingkat rumah tangga sehingga kecukupan pangan dapat terpenuhi. - Peningkatan cadangan pangan.
111
2.4.2 Regulasi Ketahanan Pangan Regulasi ketahanan pangan di Kabupaten Ponorogo telah dituangkan dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 2 Tahun 2015 tentang Dana Bergulir Bahan Pangan. Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.5
Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.47 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan. Sasaran Strategis Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan.
Indikator kinerja 1
2
Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Target
Realisasi
% Capaian
7,20 kw/ha
6,46
89,72 %
kw/ha
27,20 %
31,80 %
116,91 %
Tabel 3.48 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan. Sasaran Strategis Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan.
Indikator kinerja
Target
1
7,20 kw/ha
2
Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Realisasi 2011 5,08 kw/ha
2014 6,35 kw/ha
2015 6,46 kw/ha
27,20 % 33,15 % 32,63 % 32,35 % 31,70 %
31,80 %
112
2012 6,42 kw/ha
2013 6,08 kw/ha
Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan.
Indikator kinerja 1
2
Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Target
Realisasi
% Capaian
7,20 kw/ha
6,46
89,72 %
kw/ha
27,20 %
31,80 %
116,91 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.5 pada tabel 3.47, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 103,32 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja realisasinya dibawah target , namun demikian secara keseluruhan tingkat capaiannya sangat berhasil dengan rata-rata capaian sebesar 103,32 %. 2.5.1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama local lainnya per hektar Target Indikator kinerja Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar tahun 2015 sebesar 7,20 kw/ha dengan realisasi sebesar 6,46 kw/ha dengan capaian sebesar 89,72 %. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 meningkat sebesar 0,11 ton/ha. Perkembangan produktifitas dan produksi tanaman pangan tahun 2010-2015 terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.50 Perkembangan produktifitas dan produksi tanaman pangan tahun 2011-2015 Indikator Kinerja 1.1
1.2
Satuan
Target 2015
2011
2012
Realisasi 2013
2014
2015
% Capaian
Produktivitas Tanaman Pangan - Padi - Jagung - Kedelai - Kacang Tanah - Ubi Kayu
Ton/ha Ku/ha Ku/ha Ku/ha Ku/ha
7,2 5,08 56,2 51,32 17,67 15,05 16,09 15,13 187,2 233,13 Rata-rata
6,42 68,55 16,52 24,12 282,99
6,08 71,88 16,78 31,34 239,15
6,35 60,08 19,97 15,35 258,08
6,46 69,23 16,24 18,49 191,16
89,72 123,19 91,91 114,92 102,12 104,37
Produksi Tanaman Pangan - Padi - Jagung - Kedelai - Kacang Tanah - Ubi Kayu
Ton Ton Ton Ton Ton
439.200 326.668 175.344 176.059 39.845 30.953 4.022 3.499 493.459 564.594 Rata-rata
427.652 241.330 22.254 4.879 681.779
426.800 256.540 16.023 4.808 536.007
441.919 197.062 23.221 2.440 582.873
468.666 245.663 28.148 3.099 416.652
106,71 140,10 70,64 77,05 84,43 95,79
113
Upaya yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya target adalah : 1. Peningkatan kualitas penyuluh pertanian. 2. Rehabilitasi dan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) pada
33 lokasi
sepanjang 17.927,3 meter. 3. Rehabilitasi jaringan irigasi tersier 2.498 Ha yang terbagi dalam 34 lokasi. 4. Pengembangan jaringan irigasi tersier 4.162 Ha pada 40 titik lokasi. 5. Pembangunan irigasi tanah dangkal di 51 lokasi. 6. Pembangunan irigasi air permukaan di 20 lokasi. 7. Pembangunan dam parit di 43 lokasi. 8. Bantuan beberapa bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari dana APBN dan APBD Provinsi Jawa Timur juga diterima oleh beberapa kelompok tani, diantaranya adalah bantuan handtraktor sejumlah 124 unit; pompa air 72 unit; cultivator 6 unit; transplanter 5 unit; power traser 10 unit; APPO 2 unit dan Mini Combine 18 unit. 2.5.2 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Target kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tahun 2015 sebesar 27,20 % terealisasi sebesar 31,80 %. Nilai sebesar ini merupakan nilai kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tahun 2014 dikarenakan untuk nilai tahun 2015 sampai dengan disusunnya masih dalam proyeksi, sehingga untuk nilai tahun 2015 adalah nilai tahun 2014. Perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2014. Tabel 3.51 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2014 (%) Kategori A
Uraian Pertanian, kehutanan dan perikanan
2010
2011
2012
2013
2014
33,15 %
32,63 %
32,35 %
31,79 %
31,80 %
Sumber data : Analisis Perekonomian Daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2015. Bidang Pertanian mempunyai peranan penting terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menurut lapangan usaha di Kabupaten Ponorogo. Kinerja kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015 mencapai 2,63% lebih cepat jika dibanding tahun sebelumnya
yang sempat mengalami pertumbuhan
negatif (minus 0,21%). Lapangan usaha untuk sub kategori tanaman pangan menjadi penyumbang terbesar terhadap lapangan usaha kategori ini. Dari sisi laju pertumbuhan PDRB sub sektor pertanian dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berfluktuasi pada kisaran minus 0,25% sampai dengan 3,50%, namun demikian jika dilihat secara nominal nilai PDRB sektor Pertanian terus mengalami peningkatan. 114
Hal ini wajar terjadi dikarenakan produksi dan produktivitas sektor pertanian sangat tergantung dengan faktor iklim serta daya dukung lahan. Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.6
Meningkatnya fungsi pelestarian hutan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.52 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya fungsi pelestarian hutan. Sasaran Strategis Meningkatnya fungsi pelestarian hutan.
1 2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan kawasan hutan
28,82 %
1,74 % (1.085 ha) 0,072 % (34 ha)
6,04 %
0,18 %
40 %
Tabel 3.53 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya fungsi pelestarian hutan. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 fungsi pelestarian hutan. 2
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan kawasan hutan
Target 28,82 %
2011 4,28 %
Realisasi 2012 2013 7,24 % 3,85 %
0,18 %
3,52 %
2,25 %
17,58 %
2014 1,90 %
2015 1,74 %
0,14 %
0,072 %
Tabel 3.54 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya fungsi pelestarian hutan.
1 2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan kawasan hutan
28,82 %
1,74 (1.085 ha) 0,072 % (34 ha)
6,04 %
0,18 %
40 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.6 pada tabel 3.52, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran KURANG dengan rata –rata capaian sebesar 23,02%. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja realisasinya dibawah target. 2.6.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Luas lahan kritis yang ada di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 seluas 62.128,42 ha. Rehabilitasi lahan tahun 2015 seluas 1.085 ha dengan capaian sebesar 6,04%. 115
Upaya yang dilaksanakan untuk rehabilitasi hutan dan lahan kritis, diantaranya : -
Penanaman jumlah tanaman / pengkayaan tanaman.
-
Penanaman pada kawasan sumber air.
-
Penghijauan pada lahan-lahan kritis, agak kritis dan potensi kritis.
-
Pembangunan dan penanaman gully plug.
2.6.2 Kerusakan kawasan hutan Keseluruhan kawasan hutan di wilayah Kabupaten Ponorogo 46.932,25 ha. Kerusakan kawasan hutan di wilayah Kabupaten Ponorogo tahun 2015 seluas 34 ha seluas 0,072 % dengan capaian sebesar 40 %. Beberapa factor yang mengurangi tingkat kerusakan hutan adalah semakin sedikitnya kejadian kebakaran hutan. Tantangan yang dihadapi guna meminimalisir kerusakan kawasan hutan adalah : -
Pertambahan penduduk disekitar kawasan hutan yang tidak mempunyai pilihan kerjaan lain.
-
Kepemilikan lahan yang sempit sehingga memaksa mereka untuk merambah hutan demi mencukupi kebutuhan ekonomi.
Upaya yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah peningkatan penghijauan lingkungan dalam bentuk pemberian bantuan bibit tanaman sejumlah 960.000 batang. Beberapa jenis bibit tanaman dimaksud adalah Jati, Sengon, Gamelina, Sukun, Pinus, Rambutan, Kluwak, dll. Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.7
Meningkatnya pengelolaan energi dan sumber daya mineral.
Sasaran “ Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral ― untuk tahun 2015, dengan berdasarkan pada : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Surat dari Menteri Dalam Negeri nomor : 120/253/Sj tanggal 16 Januari 2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Setelah Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tentang Pemerintahan Daerah. 3. Surat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia nomor : 04.E/30/DJB/2015
tentang
Penyelenggaraan
Urusan
Pemerintahandi
Bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menyatakan bahwa untuk pengelolaan energy dan sumber daya mineral, Daerah tidak lagi berwenang menangani dan kewenangannya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Program dan kegiatan untuk pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 digunakan untuk kegiatan sosialisasi ketenagalistrikan yang dilaksanakan di kecamatan Sooko, 116
kecamatan Sambit, kecamatan Pulung, kecamatan Sawoo dan kecamatan Jambon dengan capaian sebesar 100 %. Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.8
Meningkatnya produksi dan konsumsi ikan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.55 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat. Sasaran Strategis Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan dimasyarakat.
1
2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Jumlah produksi perikanan yang terdiri dari kolam, periran umum, laut dan tambak. Pemenuhan Konsumsi ikan
86,28 %
47,84 %
55,45 %
12,00 %
12,5 %
104,17 %
Tabel 3.56 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 produksi perikanan dan konsumsi ikan dimasyarakat. 2
Realisasi
Target
2011 2012 86,28 % 62,45 % 48,8 % Jumlah produksi
2013 51 %
2014 2015 72,33 % 47,84 %
perikanan yang terdiri dari kolam, perairan umum, laut dan tambak. Pemenuhan Konsumsi ikan
12,00 %
12 %
12 %
12,20 %
12,40 %
12,5 %
Tabel 3.57 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan dimasyarakat.
Indikator kinerja 1
2
Jumlah produksi perikanan yang terdiri dari kolam, periran umum, laut dan tambak. Pemenuhan Konsumsi ikan
Target Akhir RPJMD 86,28 %
Realisasi 47,84 %
Tingkat Kemajuan 55,45 %
12,00 %
12,5 %
104,17 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : 117
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.8 pada tabel 3.55, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 159,61 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya dibawah target. 2.8.1 Jumlah produksi perikanan yang terdiri dari kolam, perairan umum, laut dan tambak. Jumlah produksi perikanan yang terdiri dari kolam, perairan umum, laut dan tambak. merupakan perbandingan jumlah produksi ikan dibanding target daerah. Target produksi ikan tahun 2015 sebesar 86,28 % dengan realisasi sebesar 47,84 % (1.669,84 ton) yang terdiri dari ikan nila sebesar 133,06 ton, Gurame 158,70 ton, patin 9 ton dan lele 1.369,08 ton, dengan capaian sebesar 55,45 %. Ketidaktercapaian target kinerja ini dikarenakan banyak Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang membatasi budidaya ikan disebabkan faktor musim. Pada bulan Juli mulai musim panas yang berkepanjangan, banyak RTP yang tidak mengisi kolamnya dikarenakan debit air yang semakin berkurang, selain itu saat cuaca ekstrem secara biologis pertumbuhan ikan lambat dan ikan mudah stress. 2.8.2 Konsumsi ikan Konsumsi ikan merupakan jumlah konsumsi ikan (kg) disbanding target daerah (kg). Target indikator kinerja konsumsi ikan tahun 2015 sebesar 12 % dengan realisasi sebesar 12,5 % dengan capaian sebesar 104,17 %. Konsumsi ikan ini sangat dipengaruhi oleh produksi perikanan dimana usaha Perikanan
di
Kabupaten Ponorogo,
masih
sangat
berpotensi
untuk bisa
dikembangkan, selain jumlah penduduk dan metode usaha perikanan yang bisa dilaksanakan mulai dari skala kecil, menengah, dan besar,
pangsa pasar pun
masih sangat terbuka. Hal ini tidak terlepas dari tingkat pemahaman penduduk akan pentingnya mengkonsumsi ikan. Tampak dari peningkatan konsumsi ikan pada masyarakat pada tahun 2015 yaitu sebesar 12, 5 kg/kapita/tahun, meningkat sebesar 0,10 kg/kapita/tahun dibanding tahun 2014. Usaha pengolahan produk ikan pada tahun 2015 juga berkembang hal ini bisa dilihat dari jumlah pengolah produk ikan di Kabupaten Ponorogo sejumlah 219 orang dengan 40 macam produk olahan. Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.9
Meningkatnya volume perdagangan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :
118
Tabel 3.58 Pencapaian Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya volume perdagangan Sasaran Strategis Meningkatnya volume perdagangan.
1
2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Ekspor bersih perdagangan
25,66 %
15,85 %
61,77 %
1.216. 110,-
1.387. 660,-
114 %
Tabel 3.59 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya volume perdagangan. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 volume perdagangan.
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Ekspor bersih perdagangan
2
Realisasi
Target 25,66 %
2011 28,81 %
2012 16,16 %
2013 16,87 %
2014 17,08 %
2015 15,85 %
-
8.046. 000,-
2.988. 648,-
-
1.387. 660,-
1.216. 110,-
Tabel 3.60 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya volume perdagangan.
Indikator kinerja 1
2
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Ekspor bersih perdagangan
Target
Realisasi
% Capaian
25,66 %
15,85 %
61,77 %
1.216. 110,-
1.387. 660,-
114,11%
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.9 pada tabel 3.58, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 87,94 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya dibawah target. 2.9.1 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB digunakan untuk mewujudkan kelancaran arus barang dan jasa, melindungi kepentingan produsen dan konsumen, meningkatnya ekspor dan pemerataan kesempatan usaha dan penyediaan lapangan kerja serta mendorong peningkatan pendapatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Target Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB tahun 2015 sebesar 25,66% dengan realisasi sebesar 15,85% dan capaian sebesar 61,77%. 119
2.9.2 Ekspor bersih perdagangan Nilai ekspor bersih perdagangan tahun 2015 sebesar US$ 1.325.655 sama dengan nilai ekspor bersih perdagangan tahun 2014. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai kinerja tersebut antara lain : -
Memberikan kemudahan kepada pengusaha dalam pengurusan izin/legalitas perusahaan dn dokumen-dokumen ekspor.
-
Fasilitasi Pemerintah Daerah kepada pengusaha di bidang promosi.
Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.10
Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.61 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industry unggulan daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah.
Indikator kinerja 1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB 2 Pertumbuhan industri
Target 9,51 %
Realisasi 6,75 %
% Capaian 70,98 %
0,60 %
0,20 %
33,33 %
Tabel 3.62 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industry unggulan daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah.
Realisasi
Indikator kinerja
Target
1
9,51 %
2011 4,54%
2012 6,74%
2013 6,83%
2014 6,87%
2015 6,75%
0,60 %
0,30%
0,09%
-10,0%
0,11%
0,20%
2
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Pertumbuhan industri
Tabel 3.63 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah.
Indikator kinerja 1
2
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Pertumbuhan industri 120
Target
Realisasi
9,51 %
6,75 %
Tingkat kemajuan 70,98 %
0,60 %
0,20 %
33,33 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.10 pada tabel 3.61, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 52,16 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, kedua indikator capaiannya dibawah target. 2.10.1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kontribusi sektor industri terhadap PDRB merupakan jumlah kontribusi PDRB dari sektor industri dibanding jumlah total PDRB. Target
indikator kinerja Kontribusi sektor industri terhadap PDRB tahun 2015
sebesar 9,51 %. Realisasi indikator kinerja Kontribusi sektor industri terhadap PDRB sebesar 6,75 % dan capaian sebesar 70,98 %, dibanding dengan target akhir RPJMD sebesar 9,51 % belum dapat teralisasi. 2.10.2 Pertumbuhan industri Target pertumbuhan industri tahun 2015 sebesar 0,60 %. Realisasi pertumbuhan industri di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sebesar 0,04 % dengan capaian sebesar 6,67 %. Pertumbuhan industri pada tahun 2015 sejumlah 24 (dua puluh empat) industri meliputi industri besar, sedang, formal dan non formal dengan total semua jenis industri 19.730 menjadi 19.770 industri. Pertumbuhan industri di Kabupaten Ponorogo rata-rata 30 – 40 industri setiap tahunnya, meliputi industri besar dan sedang, dan industri formal dan informal. Pada tahun 2013, pertumbuhan industri mengalami penurunan yang begitu drastis jika dilihat dari grafik tersebut diatas. Penurunan jumlah tersebut dikarenakan diadakan pendataan ulang dan yang termasuk dalam kategori industri yang memang benar-benar aktif yang di tampilkan dalam grafik tersebut. Sehingga mengalami penurunan.
121
Perkembangan industri di Kabupaten Ponorogo tahun 2011-2015
Tujuan 2
Meningkatnya Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah.
Sasaran 2.11
Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.64 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi. Sasaran Strategis Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi.
Indikator kinerja 1 2
Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan. Transmigran swakarsa
Target
Realisasi
% Capaian
15 KK
15 KK
100 %
0
0
0
Tabel 3.65 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 pelayanan dan transmigrasi dan 2 kerjasama antar daerah bidang transmigrasi.
Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan Transmigran swakarsa
Target 15 KK
0,00
2011
Realisasi 2012 2013
10 KK 10 KK 7 KK (1 propinsi) (2 propinsi) (2 propinsi)
0
122
0
0
2014
2015
0
15 KK (2propinsi)
0
0
Tabel 3.66 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi.
1 2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan. Transmigran swakarsa
15 KK
15 KK (2 propinsi) 0
0
Tingkat kemajuan 100 % -
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.11 pada tabel 3.64, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 50 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya 0 %. 2.11.2 Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan merupakan jumlah transmigrasi yang diberngkatkan tahun ini. Target indikator kinerja jumlah transmigrasi yang diberangkatkan tahun 2015 sebesar 15 KK. Realisasi indikator kinerja jumlah transmigrasi yang diberangkatkan tahun 2015 sebesar 15 KK dengan capaian sebesar 100 %. Tahun 2015 jumlah transmigrasi yang diberangkatkan sejumlah 15 KK tersebar di 2 propinsi yaitu : -
10 KK diberangkatkan ke UPT Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Utara.
-
5 KK diberangkatkan ke UPT Kancu Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Propinsi Sulawesi Tengah.
1.11.2 Transmigran swakarsa Untuk transmigrasi swakarsa belum bisa dilaksanakan karena selama ini pengiriman transmigran masih mengikuti kegiatan dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Propinsi Jawa Timur. Untuk menindaklanjuti program/kegiatan
dari
propinsi
tersebut,
Pemerintah
Kabupaten
Ponorogo
membiayai kegiatan transmigrasi untuk penyuluhan transmigrasi regional dan kegiatan pengArahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM.
123
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional yang berlandaskan norma·norma dengan mengedepankan supremasi hukum
MISI 3.
Untuk mencapai misi Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional yang berlandaskan norma•norma dengan mengedepankan supremasi hukum. ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 5 (lima) sasaran. Hasil pengukuran pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : No.
Tujuan - Sasaran
Tujuan 3
Meningkatnya kualitas Pemerintahan Daerah.
Tingkat keberhasilan penyelenggaraan
Sasaran : 1.
Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan.
2.
Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang Berhasil efektif dan efisien.
3.
Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat Sangat berhasil waktu.
4.
Meningkatnya pengelolaan arsip Pemerintah Kabupaten Cukup yang tertib, rapi dan handal.
5.
Meningkatnya pengembangan teknologi informasi.
dan
Sangat berhasil
pemanfaatan Berhasil
Pencapaian ke 5 (lima) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan perencanaan
pembangunan,
otonomi
daerah,
pemerintahan
umum,
administrasi
keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, statistik, kearsipan dan komunikasi dan informatika. Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai brikut : Tujuan 3
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sasaran 3.1
Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :
124
Tabel 3.67 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan. Sasaran Strategis Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan
1
2
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD Ketepatan waktu Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Tabel 3.68 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan. Sasaran Indikator kinerja Target Strategis Meningkatnya 1 Penjabaran 100 % efektifitas program RPJMD perencanaan kedalam RKPD pembangunan 2 Ketepatan waktu 100 % Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu
2011 100 %
Realisasi 2012 2013 100 % 100 %
2014 100 %
2015 100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Tabel 3.69 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan
Indikator kinerja 1
2
Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD Ketepatan waktu Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu
Target Akhir RPJMD 100 %
100 %
100 %
Tingkat Kemajuan 100
100 %
100
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.1 pada tabel 3.67, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja dapat tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 100 %. 125
3.1.1 Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD merupakan jumlah program RKPD tahun berkenaan dibanding jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan tahun berkenaan. Target indikator kinerja penjabaran program RPJMD kedalam RKPD tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar sebesar 100 %. Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD lebih dimaksimalkan dan selalu dikoordinasikan secara baik dengan pihak-pihak terkait serta didukung sarana dan prasarana yang memadai dengan dukungan anggaran yang cukup, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Kegiatan dimaksud rutin tiap tahun harus dibuat dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD Kabupaten Ponorogo. 3.1.2 Ketepatan
waktu
Pelaksanaan
Musrenbangdes/Musrenbangcam/
Musrenbangkab tepat waktu Ketepatan waktu Pelaksanaan Musrenbangdes/Musrenbangcam/Musrenbangkab tepat waktu merupakan jumlah musrenbang tepat waktu dibanding jumlah musrenbang. Target
indikator
kinerja
Ketepatan
waktu
Pelaksanaan
Musrenbangdes/
Musrenbangcam/Musrenbangkab tepat waktu tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 %. Dalam pelaksanaannya terselenggaranya Musrenbang baik Desa, Kecamatan maupun Kabupaten menghasilkan dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah mengacu pada UU No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah sudah berjalan dengan memperhatikan aspek akurasi, efisiensi dan efektifitas serta selalu didasarkan pada aspirasi masyarakat dan visi misi Kabupaten Ponorogo, sehingga dapat tercapai secara maksimal. Tujuan 3
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sasaran 3.2
Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :
126
Tabel 3.70 Pencapaian Kinerja Sasaran Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien. Sasaran Strategis Terwujudnya 1 kelembagaan dan 2 ketatalaksanaa n yang efektif dan efisien. 3
4
5
6
7 8
9
10 11
12
13 14 15 16
Indikator kinerja
Target
Temuan audit yang 1.500 ditindaklanjuti. temuan % Pengaduan 100,00 % masyarakat yang ditindaklanjuti. % Kegiatan 100,00 % pembangunan yang dilakukan monev % SKPD yang telah 100,00 % dilakukan Anjab dan ABK Keberadaan perda SOTK yang terkait PP 41 tahun 2007. % Jabatan struktural 100 % yang dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007. Sistem informasi 3 manajemen Pemda Jumlah pelayanan 64 yang diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. % Pejabat struktural 47,76 % yang telah mengikuti (418 orang) diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. % SKPD yang memiliki 11 SKPD jabatan fungsional. Jumlah kasus 11 kasus pelanggaran disiplin pegawai. Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional. % Jabatan struktural / 100 % eselonering yang terisi. Laporan keuangan Tepat waktu disusun tepat waktu. % Peningkatan PAD 7,24 % Pertumbuhan pajak 127
Realisasi
% Capaian
1.605 temuan 68,75 % (33/48)
107,20 %
100 %
100 %
-
-
-
-
100 %
100 %
2
66,67 %
64
100
47,76 % (418 orang)
100 %
11 SKPD
100 %
4 kasus
36,36 %
-
-
98,35 % (894 orang) Tepat waktu
98,35 %
6,02 %
83,15 %
68,75 %
100 %
17
18 19 20
dan retribusi daerah dengan pertimbangan: - Pajak - Retribusi Pajak % SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA % Tanah Pemda yang bersertifikat % Penyelesaian kasus hukum % Perda yang ditetapkan tepat waktu
13 % 14 % 100,00 %
13,20 % 0,75 % 100 %
101,53 % 5,36 % 100 %
0,9 %
0
0
100 %
100 % (6 kasus) 6
100 %
13
46,15 %
Tabel 3.71 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Terwujudnya 1 kelembagaan dan ketatalaksanaan 2 yang efektif dan efisien.
3
4
5
6
7
Target
Realisasi 2013 2014 2015 1.360 1.382 1.605 temuan temuan temuan
2011 2012 Temuan audit 1.500 yang temuan ditindaklanjuti. % Pengaduan 100,00 % 50 % 100 % 100 % masyarakat yang ditindaklanjuti. % Kegiatan 100,00 % 40 % 100 % 100 % pembangunan yang dilakukan monev SKPD yang 100,00 36,16 % 21,28 % 21,28 % 21,28 % telah dilakukan (10 (10 (10 % Anjab dan SKPD) SKPD) SKPD) ABK Keberadaan perda SOTK yang terkait PP 41 tahun 2007. % Jabatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % struktural yang dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007. Sistem 3 2 2 2 2 informasi manajemen 128
68,75 % (33/48)
100 %
-
-
100 %
2
8
9
10
11
12
13
14
15 16
17
18
Pemda Jumlah 64 64 pelayanan yang diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. % Pejabat 46,76 % 76,46 % struktural yang (418 (643 telah mengikuti orang) 0rang) diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. % SKPD yang 11 SKPD 7 SKPD memiliki jabatan fungsional. Jumlah kasus 11 kasus 7 kasus pelanggaran disiplin pegawai. Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional. % Jabatan 100 % 92,52 % struktural/ (841 eselonering orang) yang terisi. Laporan Tepat Tepat keuangan waktu waktu disusun tepat waktu. % Peningkatan 7,24 % PAD Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah dengan pertimbangan: 13 % - Pajak 14 % - Retribusi pajak % SKPD yang 100 % 100 % telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA % Tanah 0,9 % Pemda yang 129
64
64
66
64
72,23 % 62,14 % 51,84 % 46,76 % (593 (517 (464 (418 orang) orang) orang) orang)
7 SKPD 8 SKPD 8 SKPD 11SKPD
4 kasus 14 kasus 11 kasus 4 kasus
-
-
-
-
90,32 % 91,53 % 98,46 % 98,35 % (821 (882 (895 (894 orang) orang) orang) orang) Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
-
-
47,96 % 6,02 %
-
-
13,71 % 13,20 % -20,18 % 0,75 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
-
16,27 %
0
bersertifikat 19 % Penyelesaian kasus hukum 20 % Perda yang ditetapkan tepat waktu
100 %
-
100 % 100 % 100 % 100 % (2 kasus) (3 kasus) (4 kasus) (6kasus)
13
3
6
Tabel 3.72 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Terwujudnya 1 kelembagaan dan 2 ketatalaksanaan yang efektif dan efisien. 3
4 5
6
7 8
9
10 11
12
13
Indikator kinerja
Target
Temuan audit yang 1.500 ditindaklanjuti. temuan % Pengaduan 100,00 % masyarakat yang ditindaklanjuti. % Kegiatan 100,00 % pembangunan yang dilakukan monev % SKPD yang telah 100,00 % dilakukan Anjab dan ABK Keberadaan perda SOTK yang terkait PP 41 tahun 2007. % Jabatan struktural 100 % yang dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007. Sistem informasi 3 manajemen Pemda Jumlah pelayanan yang 64 diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. % Pejabat struktural yang 47,76 % telah mengikuti diklat (418 kepemimpinan sesuai orang) jenjangnya. % SKPD yang memiliki 11 SKPD jabatan fungsional. Jumlah kasus 11 kasus pelanggaran disiplin pegawai. Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional. % Jabatan struktural / 100 % 130
Realisasi 1.605 temuan 68,75 % (33/48)
Tingkat kemajuan 107,20 % 68,75 %
100 %
100 %
-
-
-
-
100 %
100 %
2
66,67 %
64
100 %
47,76 % (418 orang)
100 %
11 SKPD
100 %
4 kasus
36,36 %
-
-
98,35 %
98,35 %
eselonering yang terisi. 14 15 16
17
18 19 20
Laporan keuangan disusun tepat waktu. % Peningkatan PAD Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah dengan pertimbangan: - Pajak - Retribusi % SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA % Tanah Pemda yang bersertifikat % Penyelesaian kasus hukum % Perda yang ditetapkan tepat waktu.
Tepat waktu 7,24 %
(894 orang) Tepat waktu 6,02 %
83,15 %
13 % 14 % 100 %
13,20 % 0,75 % 100 %
101,54 % 5,36 % 100 %
0,9 %
0
0
100 %
100 % (6 kasus) 6
100 %
13
100 %
46,15 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.2 pada tabel 3.70, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 74,40 %. Terdapat 7 (tujuh) indikator kinerja yang sesuai target, 2 (dua) indikator kinerja yang melebihi target, 8 (delapan) indikator kinerja yang kurang dari target, 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian 0 % dan 3 (tiga) indikator kinerja yang tidak ditargetkan di tahun 2015. Namun demikian secara keseluruhan kinerja rata-rata pencapaian ke 20 (dua puluh) indikator kinerja adalah BERHASIL. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 20 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja dapat tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 100 %. 3.2.1 Temuan audit yang ditindaklanjuti Untuk menilai efektifitas pengawasan oleh aparat fungsional maka Inspektorat Kabupaten Ponorogo sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya telah melakukan tindak pengawasan / pemeriksaan di SKPD se Kabupaten Ponorogo. Target temuan audit yang ditindaklanjuti tahun 2015 sebanyak 1.500 temuan, jumlah temuan yang sudah ditindaklanjuti oleh Inspektorat Kabupaten Ponorogo tahun 2015 dan telah dinyatakan tuntas sejumlah 1.605 temuan dengan capaian sebesar 107,20 %. 3.2.2 Prosentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Jumlah pengaduan masyarakat tahun 2015 sejumlah 48 pengaduan. Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti sejumlah 33 pengaduan (68,75 %) dengan capaian sebesar 68,75 %.
131
Pengaduan masyarakat ini terjadi pada kegiatan SMS center, Masyarakat dapat mengadukan, mengkritik segala hal yang menyangkut pembangunan daerah melalui layanan ‖ SMS Center ‖. Realisasi tindak lanjut terhadap pengaduan yang masuk sejumlah 33 pengaduan dari 48 pengaduan yang masuk dikarenakan pengaduan yang melalui SMS ada yang tidak mencantumkan alamat jelas, sehingga hal tersebut tidak bisa diproses lebih lanjut. 3.2.3 Prosentase kegiatan pembangunan yang dilakukan monev Target indikator kinerja Prosentase kegiatan pembangunan yang dilakukan monev tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja Prosentase kegiatan pembangunan yang dilakukan monev tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %, pencapaian target ini sudah sesuai dengan target akhir RPJMD. Kegiatan diarahkan untuk 48 (empat puluh delapan) SKPD di Kabupaten Ponorogo dengan tersedianya Program Triwulan Realisasi Keuangan serta Laporan Pengadaan Barang dan Jasa yang di kembangkan agar tertib waktu dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. 3.2.4 Prosentase SKPD yang telah dilakukan anjab Target indikator kinerja prosentase SKPD yang telah dilakukan anjab tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja prosentase SKPD yang telah dilakukan anjab tahun 2015 sebesar 0 % dengan capaian 0 %. Tidak tercapainya indikator ini dikarenakan semua SKPD telah dilakukan anjab seluruhnya, kegiatan dilaksanakan mulai tahun 2011 s/d 2014, sehingga untuk tahun 2015 ini tidak ada kegiatan analisa jabatan (anjab), kegiatan dilakukan untuk evaluasi jabatan. 3.2.5 Keberadaan Perda SOTK yang terkait PP 41 tahun 2007 Indikator kinerja keberadaan Perda SOTK yang terkait PP 41 tahun 2007 sudah dilaksanakan dan di-Perdakan tahun 2008 sehingga untuk tahun anggaran 2015 tetap tidak disediakan anggaran sampai dengan adanya perubahan SOTK PP 41 tahun 2007. 3.2.6 Prosentase Jabatan struktural yang dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007. Jumlah jabatan struktural yang ada sejumlah 909 jabatan. Jumlah jabatan struktural yang seharusnya ada menurut PP 41 sejumlah 909 jabatan. Hal ini dapat dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam penyusunan SOTK sudah sesuai dengan PP 41 tahun 2007.
132
3.2.7 Sistem informasi manajemen Pemda Target indikator sistem informasi menejemen Pemda tahun 2015 sebesar 3 buah. Realisasi indikator sistem informasi menejemen Pemda tahun 2015 sebesar
2
buah dengan capaian sebesar 66,67 %. Sepanjang tahun 2011 – 2015 sistem informasi manajemen Pemerintah Daerah yang dapat ditunjukkan adalah SIMPEG yaitu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Daerah dan SAPK yaitu Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian. 3.2.8 Jumlah pelayanan yang diukur Indeks Kepuasan Masyarakat Jumlah pelayanan yang diukur Indeks Kepuasan Masyarakat merupakan jumlah pelayanan yang dilakukan IKM. Pada tahun 2015, dilakukan pengukuran pelayanan masyarakat SKPD yang ada di Kabupaten Ponorogo dengan nilai rata-rata 76,99 , dengan rincian pada tabel berikut :
NO. 1 2
UNIT KERJA PUSKESMAS SIMAN DINAS PENDIDIKAN
NILAI 85.03 83.79
3 4 5 6 7
PD Pertambangan Sari Gunung PUSKESMAS KAUMAN PUSKESMAS NAILAN PUSKESMAS PONOROGO UTARA KECAMATAN NGEBEL
82.68 82.04 82.02 81.87 81.82
8
DINAS SOSIAL, NAKERTRANS
81.71
9
KECAMATAN PULUNG
81.54
10 11
PUSKESMAS KUNTI KECAMATAN MLARAK
81.07 81.03
12
KECAMATAN JENANGAN
81.01
13 14 15 16
PUSKESMAS BALONG PUSKESMAS SETONO PUSKESMAS BABADAN KECAMATAN KAUMAN
80.28 79.80 79.78 79.77
17
DINAS BUDPARPORA
79.32
18 19
PUSKESMAS BADEGAN PUSKESMAS PONOROGO SELATAN PUSKESMAS SOKOO BKB
79.31
JENIS PELAYANAN Pelayanan Kesehatan Pengesahan Fotocopy ijasah, surat keterangan ralat/pengganti ijasah hilang Pelayanan batu gamping Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Ijin, rekomendasi serta legalisasi usaha Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan bidang pariwisata, budaya dan olah raga Pelayanan Kesehatan
79.17 79.17 79.14
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan konseling pelayanan KB
20 21
133
22
DINAS INDAKOP DAN UKM
78.99
23 24
PUSKESMAS SAMBIT KECAMATAN JETIS
78.89 78.86
25 26
PUSKESMAS JENANGAN KECAMATAN SAMPUNG
78.69 78.48
27
KECAMATAN SUKOREJO
78.44
28 29
PUSKESMAS RONOWIJAYAN KECAMATAN BUNGKAL
78.43 78.12
30
KECAMATAN PONOROGO
78.10
31 32
PUSKESMAS SAMPUNG KECAMATAN PUDAK
77.90 77.61
33 34 35 36
PUSKESMAS PUDAK PUSKESMAS MLARAK PUSKESMAS JETIS KECAMATAN BABADAN
77.51 77.45 77.42 77.26
37
BAPPEDA
76.95
38
Bagian Umum
76.74
39
KECAMATAN SOOKO
76.67
40
KECAMATAN BADEGAN
76.52
41 42 43
BAKESBANGPOLINMAS PUSKESMAS NGRAYUN KECAMATAN SIMAN
76.41 76.10 75.88
44
DINAS PERTANIAN
75.86
45 46 47 48 49
DPPKAD PUSKESMAS BUNGKAL PDAM PUSKESMAS PULUNG KECAMATAN BALONG
75.80 75.54 75.17 75.05 75.04
50
DINAS PU
74.46
134
Pembuatan KTD, SP dan pembuatan Badan Hukum Koperasi Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Data penelitian, rekomendasi Jamkesda ijin penggunaan Aloon-aloon, gedung Sasana Praja, GOR dan Stadion Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan ijin survey Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Ijin tebang bidang kehutanan, inseminasi buatan Pelayanan pajak, anggaran Pelayanan Kesehatan pelayanan air minum Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Ijin penumpukan bahan bangunan di tepi jalan, pelayanan pemakaian
51 52
PUSKESMAS NGEBEL DINAS PERHUBUNGAN
74.28 74.11
53 54
RSUD KECAMATAN SAMBIT
74.06 73.86
55
KECAMATAN SLAHUNG
73.70
56
KECAMATAN NGRAYUN
72.81
57 58
PUSKESMAS SLAHUNG DINAS KESEHATAN
72.70 72.38
59
72.01
60
KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KECAMATAN JAMBON
61
KECAMATAN SAWOO
70.74
62 63
KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DINAS KEPENDUDUKAN & CAPIL
66.86 62.55
71.85
64
PUSKESMAS JAMBON Jumlah Jumlah rata-rata Sumber data : Bagian Organisasi Setda
60.17 4.927,77 76,99
kekayaan daerah, kendaraan.alat berat Pelayanan Kesehatan Ijin trayek dan KIR kendaraan, bongkar muat barang dan pelayanan terminal penumpang Pelayanan Kesehatan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan Kesehatan calon jamaah haji, rekomendasi sarana pelayanan kesehatan Pelayanan perijinan Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pembuatan KTP/KK/Surat Pindah Pelayanan peminjaman buku Pelayanan pencatatan dan pendaftaran penduduk/pencatatan sipil Pelayanan Kesehatan
3.2.9 Prosentase Pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. Untuk menilai kompetensi dan kemampuan kepemimpinan maka menurut Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan PNS disebutkan
bahwa
setiap
pejabat
struktural
harus
melaksanakan
diklat
kepemimpinan untuk mencapai persyaratan kompetensi aparatur pemerintahan yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural.
135
Tabel 3.73 Pejabat struktural yang telah mengikuti Diklatpim Tahun
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah pejabat
841
821
832
895
894
Telah mengikuti Diklatpim
643
593
517
464
418
76,46 %
72,23 %
62,14 %
51,84 %
46,76 %
% Pejabat yang mengikuti Diklatpim
telah
Target tahun 2015 sebesar 46,76 % dan realisasi tahun 2015 sebesar 46,76 % dengan capaian sebesar 100 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa belum seluruhnya pejabat yang mengikuti Diklatpim, hal ini disebabkan penyelenggaraan diklatpim tidak bisa dilaksanakan setiap saat sesuai kebutuhan jumlah pejabat yang diharuskan mengikuti Diklatpim. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Ponorogo berkomitmen memberikan prioritas kepada PNS yang telah menduduki jabatan struktural untuk menjadi peserta diklatpim. 3.2.10 Prosentase SKPD yang memiliki jabatan fungsional. Target indikator kinerja kinerja prosentase SKPD yang memiliki jabatan fungsional tahun 2015 sejumlah 11 SKPD dengan realisasi sejumlah 11 SKPD dengan capaian sebesar 100 %. Pada tahun 2015, dari 11 SKPD yang memiliki jabatan fungsional diantaranya adalah : -
Dinas Pertanian
-
Dinas Pendidikan
-
Dinas Kesehatan
-
Dinas Indakop & UKM
-
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
-
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
-
Dinas Pekerjaan Umum
-
Inspektorat
-
Badan Kepegawaian Daerah ( BKD )
-
Badan Keluarga Berencana ( BKB )
-
RSUD Dr. Harjono S.
3.2.11 Jumlah kasus pelanggaran disiplin pegawai Jumlah kasus pelanggaran disiplin pegawai selama tahun 2015 ditargetkan sejumlah 11 kasus. 136
Realisasinya kasus pelanggaran disiplin pegawai sejumlah 4 kasus dengan capaian sebesar 36,36 %. Pegawai yang melakukan tindak pelanggaran disiplin telah dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya, mulai dari hukuman ringan sampai dengan hukuman berat. Proses pemeriksaan pelanggaran disiplin memerlukan proses dan waktu yang lama sehingga penjatuhan sanksi seringkali tidak bisa dilakukan pada tahun yang sama dengan proses pemeriksaan pelanggaran disiplin dilakukan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan tingkat pelnggaran disiplin, antara lain : -
Meningkatkan pengawasan melekat oleh atasan langsung.
-
Melakukan inspeksi mendadak secara periodik.
-
Melakukan tindak preventif/pencegahan apabila terjadi indikasi pelanggaran disiplin.
3.2.12 Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional Pada tahun 2015 Indikator kinerja jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional tidak ditargetkan, dikarenakan sampai dengan tahun 2015 ini Badan Kepegawian Daerah Kabupaten Ponorogo belum mendapatkan laporan dari SKPD yang pegawainya mengikuti diklat fungsional. 3.2.13 Prosentase jabatan struktural / eselonering yang terisi Untuk mengukur efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, diukur dengan melihat jumlah jabatan struktural yang adan dan jumlah jabatan structural yang telah terisi. Jumlah jabatan dapat dilihat sebagaimana table berikut : Tabel 3.74 Jabatan struktural yang terisi tahun 2011-2015
Uraian
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah jabatan struktural
909
909
909
909
909
Jumlah jabatan yang terisi
841
821
832
895
894
92,52
90,32
91,53
98,46
98,35
% Jabatan yang terisi
Pengisian pejabat struktural merupakan kebutuhan organisasi dan berdasarkan data tersebut terlihat jumlah jabatan yang ada belum seluruhnya terisi walaupun prosentase jumlah jabatan yang terisi meningkat. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa penyebab, antara lain : 1. Adanya pejabat yang pensiun.
137
2. Masih terbatasnya kualifikasi dan kompetensi terkait dengan pengisian jabatan yang kosong. 3. Pengisian jabatan yang kosong dimaksud tidak bias diisi setiap saat. 3.2.14 Laporan keuangan disusun tepat waktu Untuk menilai akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah salah satunya adalah dengan menilai opini BOP atas laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah. Untuk memperoleh kinerja yang baik, Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah telah menggunakan sistem informasi dalam menetausahakan keuangan daerah dengan menggunakan sistem / program ― SIMDA ―. Opini BPK untuk laporan keuangan yang disusun oleh Pemerintah kabupaten Ponorogo selama tahun 2011-2014 adalah : No.
Tahun
Opini BPK
1
2011
Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
2
2012
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
3
2013
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
4
2014
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Sumber data : DPPKAD 3.2.15 Prosentase peningkatan PAD Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan komponen pendapatan yang dapat menggambrkan kemampuan daerah dalam membiayai operasionalnya dan pembangunan daerah. Semakin besar PAD yang mampu dihimpun akan semakin menunjukkan kemandirian daerah dalam membiayai kebutuhannya. Target PAD yang ditetapkan dalam APBD tahun 2015 sebesar 7,24 %. Realisasi PAD tahun 2015 sebesar 6,02 % dengan capaian sebesar 83,14 %. Target dan realisasi PAD tahun 2015 sebagaimana tebel di bawah ini :
138
Tabel 3.75 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 No 1
Uraian
Realisasi
Bertambah (Berkurang)
%
Pendapatan Asli Daerah -
Pendapatan Pajak Daerah
43.604.700.000,00
50.895.226.786,00
7.290.526.786,00
116,72
-
Pendapatan Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
13.491.725.473,00
13.035.825.300,00
(455.900.173,00)
96,62
1.334.021.328,16
1.001.204.248,56
(332.817.079,60)
75,05
140.690.212.500,00
145.780.356.930,54
5.090.144.430,54
103,62
199.120.659.301,16
210.712.613.265,10
11.591.953.963,94
105,82
43.977.104.581,00
37.587.132.521,00
(6.389.972.060,00)
85,47
32.734.523.482,00
24.153.893.777,00
(8.580.629.705,00)
73,79
993.319.105.000,00
993.319.105.000,00
0,00
100,00
89.193.600.000,00
89.213.600.000,00
20.000.000,00
100,02
1.159.224.333.063,00
1.144.273.731.298,00
(14.950.601.765,00)
98,71
88.678.109.632,00
93.212.116.900,00
4.534.007.268,00
105,11
393.265.939.000,00
394.572.262.000,00
1.306.323.000,00
100,33
24.048.353.000,00
24.098.353.000,00
50.000.000,00
100,21
505.992.401.632,00
511.882.731.900,00
5.890.330.268,00
101,16
1.864.337.393.996,16
1.866.869.079.463,10
2.531.685.466,94
100,14
-
-
Lain - lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
2
Target
Pendapatan Transfer a. Dana Perimbangan -
Bagi Hasil Pajak
-
Bagi Hasil Bukan Pajak
-
Dana Alokasi Umum
-
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Dana Perimbangan
3
Lain - lain Pendapatan Yang Sah -
Bagi Hasil Pajak dari Prov dan Pemda - Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus - Bantuan Keuangan dari Prov/Pemda Lain Jumlah Lain - lain Pendapatan Yang Sah
Jumlah Pendapatan
Sumber data : DPPKAD
3.2.16 Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah Target pertumbuhan pajak tahun 2015 sebesar 13 % dengan realisasi sebesar 13,20 % dan capaian sebesar 101,53 %. Target pertumbuhan retribusi pajak tahun 2015 sebesar 14 % dengan realisasi sebesar 0,75 % dan capaian sebesar 5,36 %. Kegiatan lebih diarahkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan Retribusi Daerah. Pemerintah Kabupaten Ponorogo memprioritaskan pendapatan daerah yang berasal dari : 139
a. Pajak Daerah Prioritas terhadap jenis pendapatan daerah ini dengan alasan, bahwa perkembangan potensi pajak daerah cukup baik. Kondisi ini bisa ditunjukkan oleh perkembangan hotel, restoran, hiburan dan reklame. Penerangan Jalan juga
menunjukkan
peningkatan potensi yang ditandai dengan
adanya
peningkatan hunian baik rumah tangga atau perkantoran; b. Retribusi Daerah Hasil perhitungan potensi tiap-tiap obyek retribusi daerah menunjukkan bahwa obyek-obyek tersebut memiliki peluang untuk berkembang yang tentunya akan diikuti dengan peningkatan sarana dan prasarana yang disediakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; c. Bagi Hasil Pajak Dalam jenis pendapatan ini adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB selama ini dalam hal pengelolaannya ditangani oleh Pemerintah Kabupaten sebagai implikasi dari azas pembantuan. Dengan naiknya pendapatan dari PBB secara otomatis akan mendongkrak pendapatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dari Bagi Hasil Pajak. 3.2.17 Prosentase SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA Target indikator kinerja Prosentase SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja Prosentase SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Tercapainya target dalam menginventarisasi asset dalam SIMDA karena adanya partisipasi SKPD melalui program SIMDA di tingkat dinas, kecamatan dan kelurahan. Dimana Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah merupakan koordinator dari SKPD-SKPD yang ada. 3.2.18 Prosentase tanah Pemda yang bersertifikat Target indikator kinerja Prosentase tanah Pemda yang bersertifikat tahun 2015 sebesar 0,9 % dengan realisasi sebesar 0 %. Target 0,9 % (23 bidang) pada tahun 2015 belum ada yang tercapai bersertifikat, sehingga capaian pada tahun 2015 adalah 0%, namun pengusulan pada tahun 2014 sejumlah 43 bidang tercapai ( sertifikat jadi ) pada tahun 2015 sebanyak 7 bidang sehingga capain untuk tahun 2014 sebesar 16,27%. Tidak tercapainya target dikarenakan banyaknya masalah tanah asset dan proses pada Badan Pertanahan Nasional yang cukup lama.
140
Permasalahan : Penyelesaian usulan persertifikatan tanah selama ini memang tidak bisa terselesaikan pada tahun berjalan. Hal dikarenakan banyaknya masalah tanah asset tersebut seperti permasalahan asal tanah dan proses yang panjang pada BPN. Upaya Pemecahan Masalah : Langkah yang dilakukan agar proses sertifikasi cepat diselesaikan yaitu dengan tertib administrasi (melengkapi berkas) dan menjalani proses yang ada. 3.2.19 Prosentase penyelesaian kasus hukum Penyelesaian kasus hukum merupakan jumlah kasus hukum yang berkekuatan hukum tetap dibanding jumlah kasus hukum yang dihadapi Pemerintah Kabupaten. Target indikator kinerja penyelesaian kasus hukum tahun 2015 sejumlah 100 % (6 kasus), dengan realisasi sebesar 100 % (6 kasus) dan capaian sebesar 100 %. 3.2.20 Prosentase Perda yang ditetapkan tepat waktu Untuk mengukur efektifitas jalannya pemerintahan salah satunya diukur dengan sampai sejauh mana kelengkapan peraturan perundang-undangan sebagai kelengkapan hukum setiap aktifitas yang dilaksanakan. Kelengkapan hukum tersebut adalah keberadaan Peraturan Daerah (Perda). Peraturan Daerah (Perda) yang dihasilkan selama tahun 2011 s/d 2015 adalah sebagai berikut : No.
Tahun
Jumlah Perda yang sudah ditetapkan
1
2011
17
2
2012
3
3
2013
7
4
2014
3
5
2015
6
Tujuan 3
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sasaran 3.3
Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat waktu.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.76 Pencapaian Kinerja Sasaran Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat waktu. Sasaran Strategis Tersedianya data 1 statistik daerah yang akurat dan tepat 2 waktu.
Indikator kinerja Buku ― Kabupaten dalam angka ―. Buku ― PDRB Kabupaten‖ 141
Target Ada
Realisasi Ada
% Capaian 100 %
Ada
Ada
100 %
Tabel 3.77 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat waktu. Sasaran Indikator kinerja Strategis Tersedianya 1 Buku ―Kabupaten data statistik dalam angka ―. daerah yang 2 Buku ― PDRB akurat dan Kabupaten‖ tepat waktu.
Target Ada
2011 Ada
2012 Ada
Ada
Ada
Ada
Realisasi 2013 2014 Ada Ada Ada
2015 Ada
Ada
Ada
Tabel 3.78 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat waktu.
Target Akhir RPJMD Ada
Indikator kinerja 1 2
Buku ― Kabupaten dalam angka ―. Buku ― PDRB Kabupaten‖
Ada
Ada
Tingkat Kemajuan 100 %
Ada
100 %
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.3 pada tabel 3.76, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja dapat tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 100 %. 3.3.1 Buku “ Kabupaten dalam angka “ Pada tahun 2015 telah dilaksanakan informasi untuk mendukung informasi pembangunan yaitu buku ‖Kabupaten dalam angka‖ yang berisikan data-data Kabupaten Ponorogo. Diantaranya data-data tersebut terdapat data kependudukan, data tenaga kerja, data industri dan lain sebagainya yang tentunya dapat memberikan manfaat bagi pembangunan di Kabupaten Ponorogo. Diharapkan informasi-informasi yang dihimpun tersebut dapat memberikan manfaat bagi perencanaan untuk peningkatan pembangunan Kabupaten Ponorogo dimasa mendatang. 1.3.2 Buku ”PDRB Kabupaten” Pada tahun 2015 telah dilaksanakan informasi untuk mendukung informasi pembangunan yaitu buku ‖PDRB Kabupaten‖, dimana dlam buku tersebut memuat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo.
142
Tujuan 3
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sasaran 3.4
Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapid dan handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.79 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pengelolaan arsip Pemerintah Daerah yang tertib, rapi dan handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan. Sasaran Strategis Meningkatnya 1 pengelolaan arsip pemerintah daerah yang 2 tertib, rapi dan handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan.
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Penerapan pengelolaan Arsip secara baku Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan
100 %
100 %
100 %
10 kegiatan
3 kegiatan
30 %
Tabel 3.80 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya pengelolaan arsip Pemerintah Daerah yang tertib, rapid an handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan 2 handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan.
Penerapan pengelolaan Arsip secara baku Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan
100 %
2011 11,86
2012 35,71
Realisasi 2013 2014 53,57 71,43
10 keg
6 keg
7 keg
8 keg
Target
143
9 keg
2015 100
3 keg
Tabel 3.81 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Indikator kinerja Strategis Meningkatnya 1 Penerapan pengelolaan arsip pengelolaan Arsip pemerintah secara baku daerah yang 2 Kegiatan tertib, rapi dan Peningkatan SDM handal yang pengelola menggambarkan kearsipan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan.
Target Akhir RPJMD 100 %
10 kegiatan
100 %
Tingkat Kemajuan 100 %
3 kegiatan
30 %
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.4 pada tabel 3.79, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran CUKUP dengan rata–rata capaian sebesar 65 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, 1 (satu) indikator kinerja capaiannya 30 %. 3.4.1 Penerapan pengelolaan arsip secara baku Penerapan pengelolaan arsip secara baku merupakan jumlah SKPD yang ttelah menerapkan arsip secara baku dibanding jumlah SKPD. Target indikator kinerja penerapan pengelolaan arsip secara baku tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja penerapan pengelolaan arsip secara baku tahun 2015 sebesar 100 % (56 SKPD) dengan capaian sebesar 100 %. Kenaikan jumlah SKPD yang menerapkan sistem kearsipan secara baku dikarenakan meningkatnya pembinaan, pendampingan dan monitoring secara berkala mengenai arsip di SKPD. 1.4.2 Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan ditujukan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kearsipan bagi pegawai Kantor Arsip dan Dokumentasi sendiri, yang nantinyya akan disebarluaskan kepada para pengelola arsip diseluruh SKPD. Target indikator kinerja peningkatan SDM pengelola kearsipan tahun 2015 sebesar 10 kegiatan dengan realisasi sebesar sebesar 3 kegiatan dengan capaian sebesar 30 %. Permasalahan : Dalam pencapaian target indikator kinerja Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan selalu terbentur pada kualitas SDM yang menangani arsip di setiap SKPD, yang sering kali tidak mendapatkan perhatian yang optimal dari pimpinan, sehingga masih banyak yang merasa malas mengerjakannya. 144
Upaya Pemecahan Masalah : Langkah-langkah stretegis untuk meningkatkan kemampuan pengelola kearsipan adalah harus dibina secara terus menerus terhadap personil yang tetap, jadi tidak berganti-ganti orang sehingga selalu berkesinambungan dan penggangkatan pejabat fungsional arsiparis untuk setiap SKPD. Tujuan 3
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sasaran 3.5
Meningkatnya informasi.
pengembangan
dan
pemanfaatan
teknologi
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.82 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Sasaran Strategis Indikator kinerja Meningkatnya 1 Website milik pengembangan dan Pemerintah pemanfaatan Kabupatan teknologii informasi. 2 Pameran/ Expo
Target Ada
Realisasi Ada
% Capaian 100 %
2 kegiatan
1 kegiatan
50 %
Tabel 3.83 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Sasaran Strategis Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologii informasi.
Indikator kinerja 1 2
Target
Website milik Pemerintah Kabupatan Pameran/ Expo
Ada
2012 Ada
Realisasi 2013 2014 Ada Ada
2015 Ada
2 1 1 2 1 kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan
Tabel 3.84 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Indikator kinerja Strategis Meningkatnya 1 Website milik pengembangan Pemerintah dan pemanfaatan Kabupatan teknologii 2 Pameran/ Expo informasi.
Target Akhir RPJMD Ada
2 kegiatan
Ada
Tingkat Kemajuan 100 %
1 kegiatan
50 %
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.5 pada tabel 3.82, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 75 %. 145
Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja capaiannya dibawah target yaitu sebesar 50 %. 3.5.1 Website milik Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah menyediakan website milik Pemerintah Daerah dengan jaringan internet yang dapat diakses oleh masyarakat . Jaringan internet telah terkoneksi dengan menggunakan fiber optik dengan kapasitas 20Mbps (20MB IX, 20MB IIX) dan tersedia juga menara wifi 20 GHz. Untuk pengawasan dan pengendalian pembangunan menara telah di bentuk tim penataan, pengawasan, pembangunan menara telekomunikasi (TP3MT). 3.5.2 Pameran / Expo Pameran / Expo menunjukkan jumlah pameran / expo per tahun. Target indikator kinerja pameran / expo tahun 2015 sebesar 2 kegiatan. Realisasi indikator kinerja pameran / expo tahun 2015 sebesar 1 kegiatan dengan capaian sebesar 50 %. Tahun 2015 kegiatan pameran KIM Jawa Timur ke 8 antara lain kegiatannya meliputi: pameran KIM, sarasehan KIM, Lomba Blog, pertunjukan rakyat (pertunra) dan workshop Teknologi Informatika yang
dilaksanakan di
Kabuparten Nganjuk. Meningkatnya keberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang.
MISI 4.
Untuk mencapai misi Meningkatnya keberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 2 (dua) sasaran. Hasil pengukuran pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : No.
Tujuan - Sasaran
Tujuan 4
Tingkat keberhasilan
Meningkatnya partisipasi masyarakat daiam penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
Sasaran : 1..
Meningkatnya pembangunan.
2.
Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan
partisipasi
perempuan
dalam Berhasil Sangat berhasil
Pencapaian ke 2 (dua) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan pemberdayaan masyarakat dan desa. 146
Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai brikut : Tujuan 4
Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
Sasaran 4.1
Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.85 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. Sasaran Strategis Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Indikator kinerja 1 2
3
% Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas % Partisipasi angkatan kerja perempuan
Target
Realisasi
% Capaian
55,01 %
2,6 %
4,7 %
99,89 %
92 %
92,10 %
94,42 %
97,6 %
103,37 %
Tabel 3.86 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. Sasaran Indikator kinerja Strategis Meningkatnya 1 % Partisipasi partisipasi Perempuan di perempuan lembaga dalam pemerintah pembangunan. 2 Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas 3 % Partisipasi angkatan kerja perempuan
55,01 %
2012 44,82 %
Realisasi 2013 2014 3,43 % 3%
2,6 %
99,89 %
96,98 %
80,93 %
92 %
92 %
94,42 %
77,54 %
98,87 %
98 %
97,6 %
Target
2015
Tabel 3.87 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Indikator kinerja 1
2
3
% Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas % Partisipasi angkatan kerja perempuan 147
Target Akhir RPJMD 55,01 %
2,6 %
Tingkat Kemajuan 4,7 %
99,89 %
92 %
92,10 %
94,42 %
97,6 %
103,37 %
Realisasi
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 4.1 pada tabel 3.85, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 66,73%. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, terdapat 2 (dua) indikator kinerja realisasinya dibawah target. 4.1.1 Prosentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Prosentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah merupakan pekerja perempuan di lembaga pemerintah dibandingkan jumlah pekerja perempuan. Perempuan yang bergabung dan beraktifitas dalam organisasi maupun lembaga pemerintahan menunjukkan seberapa besar kontribusi serta partisipasi perempuan dalam menggerakkan roda pemerintahan. Semakin banyak perempuan yang bergabung dalam organisasi dan lembaga pemerintahan maka akan semakin tinggi partisipasi
perempuan
dalam
proses-proses
pengambilan
keputusan
di
pemerintahan, sehingga akan menunjukkan adanya kesetaraan dalam perlakuan antara laki-laki dan perempuan. Target indikator kinerja prosentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah tahun 2015 sebesar 55,01 % dengan realisasi sebesar sebesar 2,6 % dengan capaian sebesar 4,73 %. Permasalahan : Menurunnya realisasi partisipasi perempuan di lembaga pemerintah disebabkan : -
Masih rendahnya SDM perempuan.
-
Masih sempitnya kesempatan kerja bagi perempuan.
-
Masih lemahnya komitmen bersama.
Upaya pemecahan masalah : -
Mengadakan pembinaan melalui organisasi wanita.
-
Meningkatkan koordinasi.
4.1.2 Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas merupakan jumlah perempuan > 15 tahun yang melek huruf dibanding jumlah perempuan > 15 tahun. Target indikator kinerja Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas tahun 2015 sebesar 99,89 % dengan realisasi sebesar sebesar 92 % dengan capaian sebesar 92,10 %. Permasalahan : -
Masih rendahnya minat belajar bagi perempuan.
Upaya pemecahan masalah : -
Sosialisasi / pembinaan bekerja sama dengan dinas terkait. 148
4.1.3 Prosentase partisipasi angkatan kerja perempuan Prosentase partisipasi angkatan kerja perempuan merupakan jumlah pekerja perempuan dibanding jumlah angkatan kerja perempuan. Target indikator kinerja Prosentase partisipasi angkatan kerja perempuan tahun 2015 sebesar 94,42 %. Realisasi indikator kinerja Prosentase partisipasi angkatan kerja perempuan tahun 2015 sebesar 97,6 % dengan capaian sebesar 103,37 %. Faktor-faktor
pendukung
keberhasilan
meningkatnya
prosentase
partisipasi
angkatan kerja perempuan adalah : -
Pemahaman masyarakat terhadap gender.
-
Kebutuhan ekonomi.
Tujuan 4
Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
Sasaran 4.2
Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.88 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan. Sasaran Strategis Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
Indikator kinerja 1 2
PKK aktif Posyandu
Target
Realisasi
% Capaian
100,00 % 100,00 %
100 % (287) 100 % (1.131)
100 % 100 %
Tabel 3.89 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan.
1
PKK aktif
100,00 %
2012 100 %
Realisasi 2013 2014 100 % 100 %
2
Posyandu
100,00 %
100 %
100 %
Sasaran Strategis Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
Indikator kinerja
Target
100 %
2015
100 % (287) 100 % (1.131)
Tabel 3.90 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
Indikator kinerja 1 2
PKK aktif Posyandu
Target Akhir RPJMD 100,00 % 100,00 %
149
Realisasi 100 % (287) 100 % (1.131)
Tingkat Kemajuan 100 % 100 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 4.2 pada tabel 3.88, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (tiga) indikator kinerja sasaran, kedua indikator kinerja realisasinya sesuai target. 4.2.1 PKK aktif PKK aktif merupakan jumlah PKK aktif dibanding njumlah PKK. Target indikator kinerja PKK aktif tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja PKK aktif tahun 2015 sebesar 100 % (287) dengan capaian sebesar 100 %. Jumlh PKK aktif ini tersebar di desa / kelurahan di 21 kecamatan se Kabupaten Ponorogo. Dengan realisasi sebesar 100 % berarti semua PKK yang ada di Kabupaten Ponorogo semuanya aktif. 1.2.2 Posyandu Indikator kinerja posyandu merupakan jumlah posyandu aktif dibanding jumah posyandu. Jumlah posyandu yang ada di Kabupaten Ponorogo sejumlah 1.131 posyandu. Jumlah ini tersebar di seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Ponorogo. Target indikator kinerja posyandu tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja posyandu tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100%. Ini berarti jumlah posyandu yang ada di Kabupaten Ponorogo sejumlah 1.131 posyandu semuanya aktif.
MISI 5. Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur.
Untuk mencapai misi Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 4 (empat) sasaran. Hasil pengukuran pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 apat disimpulkan sebagai berikut :
150
No.
Tujuan - Sasaran
Tujuan 5
Tingkat keberhasilan
Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai.
Sasaran : 1..
Meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam menjaga Sangat berhasil ketentraman kehidupan bermasyarakat.
2.
Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
3.
Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya Sangat berhasil daerah.
4.
Meningkatnuya sarana dan prasarana olah raga.
Berhasil
5.
Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata Daerah.
Sangat berhasil
Sangat berhasil
Pencapaian ke 5 (lima) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, social, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga dan pariwisata. Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai brikut : Tujuan 5
Terwujudnya Tatanan Sosial Masyarakat yang Aman, Tertib dan Damai.
Sasaran 5.1
Meningkatnya partisipasi masyarakat ketentraman kehidupan bermasyarakat.
dalam
menjaga
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.91 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat. Sasaran Strategis Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat.
Indikator kinerja 1
2
3
Target
Realisasi
Jumlah kegiatan 4 kegiatan 4 kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah pembinaan 10 X 22 X terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Polisi 0,75 % 0,43 % Pamong Praja per 1000 (69 orang) penduduk
151
% Capaian 100 %
220 %
57,33 %
Tabel 3.92 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 partisipasi masyarakat dalam menjaga 2 ketentraman kehidupan bermasyarakat. 3
Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk
Target
Realisasi 2013 2014 2015 4 22 4 kegiatan kegiatan kegiatan
4 kegiatan
2012 -
10 X
-
10 X
48 X
22 X
0,75 %
0,24 % (59 orang)
0,23 % (56 orang)
0,23 % (56 orang)
0,43 % (69 orang)
Tabel 3.93 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Indikator kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya 1 Jumlah kegiatan partisipasi pembinaan politik masyarakat daerah dalam menjaga 2 Jumlah pembinaan ketentraman terhadap LSM, kehidupan Ormas dan OKP bermasyarakat. 3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk
Target Akhir Realisasi RPJMD 4 kegiatan 4 kegiatan
Tingkat Kemajuan 100 %
10 X
22 X
220 %
0,75 %
0,43 %
57,33 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 5.1 pada tabel 3.91, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (tiga) indikator kinerja sasaran, kedua indikator kinerja realisasinya sesuai target. 5.1.1 Jumlah pembinaan politik daerah Jumlah pembinaan politik daerah menunjukkan jumlah kegiatan pembinaan politik daerah. Target indikator kinerja jumlah pembinaan politik daerah tahun 2015 sebesar 4 kegiatan. Realisasi Indikator kinerja jumlah pembinaan politik daerah tahun 2015 sebesar 4 kegiatan dengan capaian sebesar 100 %. Kegiatan pembinaan politik daerah dititikberatkan pada pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Daerah atau kegiatan intern khususnya Bakesbangpolinmas di Kabupaten Ponorogo. 152
5.1.2 Jumlah pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Jumlah pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP menunjukkan jumlah kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. Target indikator kinerja pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP tahun 2015 sebesar 10 kali. Realisasi indikator kinerja pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP tahun 2015 sebesar 22 kali dengan capaian sebesar 220 %. Penurunan kegiatan pembinaan dibanding tahun 2014 dikarenakan pada tahun 2014 ada pesta Demokrasi Nasional yakni Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, sedang pada tahun 2015 adanya Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepada Daerah sehingga mempengaruhi volume frekuensi pembinaan politik daerah maupun terhadap LSM, Ormas dan OKP yang dilakukan oleh Kepala Bakesbangpollinmas Kabupaten Ponorogo. 5.1.3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk merupakan jumlah polisi pamong praja dibanding jumlah penduduk. Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja tahun 2015 sejumlah 69 orang. Target indikator kinerja jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk tahun 2015 sebesar 0,75 % (160 orang). Realisasi indikator kinerja jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk tahun 2015 sebesar 0,43 % dengan capaian sebesar 57,33 %. Tujuan 5
Terwujudnya Tatanan Sosial Masyarakat Yang Aman, Tertib dan Damai.
Sasaran 5.2
Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.94 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial. Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
1
2 3
Indikator kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Jumlah sarana social seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. Penanganan PMKS
32 buah
37 buah
115,63 %
11,65 %
19,86 % (45.985) 23,59 % (48.662)
170,47 %
PMKS yang memperoleh bantuan social
153
35,71 %
66,06 %
Tabel 3.95 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 kualitas dan jangkauan pelayanan sosial. 2 3
Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. Penanganan PMKS PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Target 32 buah
11,65 % 35,71 %
2012 32 buah
11,65 % (936) 35,71 %
Realisasi 2013 2014 33 buah 34 buah
40874
14,57 %
4,63 % (39.130)
16,25 %
2015
37 buah
19,86 % (45.985) 23,59 % (48.662)
Tabel 3.96 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
Indikator kinerja 1
2 3
Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. Penanganan PMKS PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Target Akhir RPJMD 32 buah
11,65 % 35,71 %
Realisasi 37 buah
19,86 % (45.985) 23,59 % (48.662)
Tingkat Kemajuan 115,63 %
170,47 % 66,06 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 5.2 pada tabel 3.94, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 117,39 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, 1 (satu) indikator kinerja realisasinya kurang dari target. 5.2.1 Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi Jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi menunjukkan jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah dll yang terdapat di suatu daerah. Target indikator kinerja Jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi tahun 2015 sebesar 32 buah dengan realisasi sebesar sebesar 37 buah dengan capaian sebesar 115,63 %, sudah melampaui target akhir RPJMD. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan dan pengkoordinasian Lansia, Yayasan dan Kelembagaan Sosial di Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah dilaksanakan dengan baik. 154
Kegiatan tidak hanya difokuskan pada jumlah sarananya saja namun menyangkut jumlah lansia yang ada di Kabupaten Ponorogo. Untuk jumlah sarana seperti yayasan panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi sendiri ada 32 sarana, sedangkan untuk jumlah lansia 783 orang. 5.2.2 Penanganan PMKS Indikator
ini
menunjukkan
komitmen
pemerintah
Kabupaten
Ponorogo
mengentaskan komunitas masyarakat penyandang masalah kesejahteraan social melalui program-program pemberdayaan dan bantuan modal untuk usaha ekonomi. Pengukuran kinerja atas indikator dilakukan dengan membandingkan jumlah PMKS yang tertangani dengan jumlah PMKS yang ada. Target indikator kinerja penanganan PMKS tahun 2015 sebesar 11,65 % dengan realisasi sebesar 19,86 % dengan capaian sebesar 170,47 %. Faktor yang mempengaruhi tercapaian target kinerja adalah : 1. Meningkatkan kualitas SDM PMKS dengan memberikan pelatihan ketrampilan, bantuan peralatan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 2. Melakukan pembekalan menajemen kewirausahaan dan memberikan sarana bagi PMKS. 3. Program Keluarga Harapan (PKH). 4. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan social. 5.2.3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial Indikator
ini
menunjukkan
komitmen
Pemerintah
Kabupaten
Ponorogo
menentaskan kumunitas masyarakat penyandang masalah kesejahteraan social. Pengukuran kinerja atas indikator ini dilakukan dengan membandingkan jumlah PMKS yang diberi bantuan dibanding jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan. Jumlah penyandang PMKS yang yang memperoleh bantuan untuk tahun 2015 sejumlah 48.662 orang atau 23,59 % dari jumlah penyandang PMKS sebanyak 206.248 orang (target 35,71 %). Tujuan 5 Sasaran 5.3
Terwujudnya Tatanan Sosial Masyarakat Yang Aman, Tertib dan Damai. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :
155
Tabel 3.97 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah. Sasaran Strategis Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah.
Indikator kinerja 1 2 3
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda Situs dan kawasan cagar budaya
Target
Realisasi
% Capaian
25
16
64 %
5
3
60 %
8,33 %
8,33 %
100 %
Tabel 3.98 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 pelestarian dan pengembangan budaya daerah. 2
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda. Situs dan kawasan cagar budaya
3
Target
Realisasi 2013 2014 24 25
25
2012 23
2015 16
5
3
3
3
3
8,33 %
8,33 %
8,33 %
8,33 %
8,33 %
Tabel 3.99 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah.
Target Akhir RPJMD 25
Indikator kinerja 1
2
3
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda. Situs dan kawasan cagar budaya
16
Tingkat Kemajuan 64 %
5
3
60 %
8,33 % (37)
8,33 % (37)
100 %
Realisasi
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 5.3 pada tabel 3.97, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 tergolong Berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap ke 3 (tiga) indikator dengan rata-rata capaian 88 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, 1 (satu) indikator kinerja realisasinya kurang dari target. 156
5.3.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Penyelenggaraan festival seni dan budaya merupakan jumlah penyelenggaraan fetival seni dan budaya. Untuk menopang pelestarian seni dan budaya daerah maka harus dijaga eksistensi penyelenggaraan seni dan budaya yang ada di masyarakat, diantaranya : 1. Pentas reyog bulan purnama 2. Pentas wayang kulit 3. Pentas reyog di telaga ngebel 4. Pentas pertunjukan seni teater 5. Pentas uyon-uyon Provinsi Jatim 6. Festival karya tari Jatim 7. Festival Reyog Nasional 8. Gelar seni dan budaya di jakarta 9. Gelar seni dan budaya di tuban 10. Gelar seni dan budaya di probolinggo 11. Gelar seni dan budaya di bali 12. Gelar seni dan budaya di GSB jatim 13. Gelar seni dan budaya di jogja 14. Perayaan tahun baru 15. Parade reyog 16. Festival reyog mini dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo 5.3.2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Sarana
penyelenggaraan
seni
dan
budaya
merupakan
jumlah
sarana
penyelenggaraan seni dan budaya. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya antara lain adalah : 1. Paseban aloon – aloon Ponorogo. 2. Panggung utama aloon – aloon Ponorogo. 3. Padepokan reyog Ponorogo. 5.3.3 Benda. Situs dan kawasan cagar budaya Benda, situs dan kawasan cagar budaya merupakan jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dibanding total benda, situs dan kawasan yang dimiliki daerah. Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan di Kabupaten Ponorogo ada 37 buah. Tujuan 5 Sasaran 5.4
Terwujudnya Tatanan Sosial Masyarakat Yang Aman, Tertib dan Damai. Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga.
157
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.100 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana olahraga. Sasaran Strategis Meningkatnya 1 sarana dan prasarana olah raga. 2
Indikator kinerja Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan olah raga
Target 5
Realisasi 5
% Capaian 100 %
20
20
100 %
Tabel 3.101 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana olahraga. Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Meningkatnya 1 sarana dan prasarana olah raga. 2
Target
Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan olah raga
5
2012 5
20
2
Realisasi 2013 2014 5 5
2
2015 5
2
20
Tabel 3.102 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga.
Target Akhir RPJMD 5
Indikator kinerja 1
2
Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan olah raga
20
Realisasi
Tingkat Kemajuan
5
100 %
20
100 %
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 5.4 pada tabel 3.100, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja realisasinya sesuai target. 5.4.1 Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) Jumlah gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) adalah : 1. GOR Singodimedjo. 2. GOR MAN 1 Ponorogo 3. Gedung Pramuka / Cadika 4. Gedung Padepokan Reyog 5. Gedung Padepokan Paju 158
5.4.2 Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) Jumlah lapangan olah raga yang ada di Kabupaten Ponorogo adalah : 1. Lapangan Sepak Bola Setono Kec. Jenangan. 2. Lapangan Sepak Bola Kauman. 3. Lapangan Bola Volly Kel. Mangkujayan. 4. Lapangan Bola Volly Komplek Stadion Batoro Katong. 5. Lapangan Bola Basket. 6. Lapangan Bola Basket Kel. Bangunsari. 7. Lapangan Bulu Tangkis kel. Kertosari. 8. Lapangan Bulu Tangkis Kel. Mangunsuman. 9. Stadion Batoro Katong. 10. Lapangan Tennis Bonrojo. 11. Lapangan Tenis Komplek Stadion Batoro Katong. 12. Lapangan Futsal Kel. Mangunsuman. 13. Lapangan Futsal Kel. Keniten. 14. Panjat Tebing Komplek Taman Kota. 15. Lapangan Panahan. 16. Lapangan Futsal Kel. Nologaten. 17. Tenis Meja Kel. Mangkujayan. 18. Tenis Meja Kec. Jambon. 19. Kolam Renang Tirto Menggolo. 20. Lapangan Tenis Kec. Ngebel. Tujuan 5
Terwujudnya Tatanan Sosial Masyarakat Yang Aman, Tertib dan Damai.
Sasaran 5.5
Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata.
Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.103 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata. Sasaran Strategis Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata.
Indikator kinerja 1 2
Kunjungan wisata Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata
159
Target
Realisasi
% Capaian
430.843 0,0652 %
396.991 -
85,88 % -
Tabel 3.104 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata. Sasaran Strategis Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata.
Indikator kinerja 1
Kunjungan wisata
2
Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata
Target 430.843 0,0652 %
2012 288.643 24%
Realisasi 2013 2014 2015 322.248 331.959 396.991 24% 0,0609% -
Tabel 3.105 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata.
Indikator kinerja 1 2
Kunjungan wisata Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata
Target Akhir RPJMD 430.843 0,0652 %
Realisasi 396.991 -
Tingkat Kemajuan 92,14 % -
Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 5.5 pada tabel 3.103, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata–rata capaian sebesar 85,88 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, 1 (satu) indikator kinerja pengukuran capaian kinerjanya belum bisa dilakukan dikarenakan sampai dengan saat disusunnya laporan ini, masih belum diperolehnya data nilai PDRB Kabupaten Ponorogo tahun 2015. 5.5.1 Kunjungan wisata Di Kabupaten Ponorogo memiliki berbagai obyek wisata yang dipetakan dalam beberapa jenis antara lain adalah wisata religi, wisata sejarah dan budaya, wisata air, wisata kuliner, wisata industri, wisata alam dan wisata olahraga dan ruang terbuka hijau. Realisasi kunjungan wisata tahun 2015 adalah 396.991 orang atau 92,14 % dari yang ditargetkan sejumlah 430.843 orang. Faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Kurangnya pemasaran obyek wisata yang ada. 2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk menuju lokasi wisata. 3. Kurangnya sarana pendukung fasilitas obyek wisata. 5.5.2 Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata. Kontribusi PDRB dari sektor menunjukkan jumlah kontribusi PDRB dari sektor pariwisata dibanding jumlah total PDRB.Pada tahun 2015 ditetapkan kontribusi PDRB dari sektor pariwisata sebesar 0,0652 % dari total PDRB. Sampai dengan 160
saat disusunnya laporan ini, masih belum berhasil diperoleh data nilai PDRB Kabupaten Ponorogo, sehingga pengukuran capaian kinerja indikator tersebut belum bias kami lakukan.
C.
REALISASI ANGGARAN Berdasarkan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2015, total anggaran belanja tahun 2015 adalah sebesar Rp. 2.064.166.508.678,04. Anggaran sebesar itu terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 1.350.553.656.444,20 dan belanja langsung sebesar Rp. 713.612.852.233,84. Belanja tidak langsung terdiri dari jenis belanja pegawai, belanja hibah, belanja bantuan social, belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal. Belanja langsung digunakan untuk mendanai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, sebagai penjabaran strategi dan kebijakan sebagaimana yang dimuat dalam dokumen perencanaan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD terdiri dari program dan kegiatan strategis maupun program kegiatan penunjang. Program strategis adalah program yang dilaksanakan untuk mencapai target sasaran, sehingga diharapkan secara langsung akan dapat berpengaruh terhadap pencapaian target sasaran stretegis. Sedangkan
program
penunjang
adalah
program
yang
dilaksanakan
untuk
menyelenggarakan administrasi perkantoran, sebagai upaya untuk menunjang kelancaran pencapaian target sasaran. Besaran anggaran belanja langsung program strategis adalah sebesar Rp. 626.098.763.997,09 sedangkan besaran anggaran belanja langsung program penunjang sebesar Rp. 87.514.088.236,75 . Realisasi anggaran untuk program dan kegiatan strategis adalah sebesar Rp. 541.104.682.513,00 atau dengan serapan anggaran sebesar 87,07 %. Sedangkan realisasi program pendukung adalah sebesar Rp. 80.379.807.910,38 atau dengan serapan anggaran 12,93 %. Secara keseluruhan, realisasi anggaran belanja langsung adalah sejumlah Rp. 621.484.490.423,38 Atau dengan serapan anggaran sebesar 87,09 %. Berikut adalah besarnya alokasi anggaran dan realisasi serta tingkat penyerapan anggaran tahun 2015, Pencapaian
kinerja dan anggaran tahun 2015 serta efisiensi
penggunaan sumber daya tahun 2015 secara rinci dapat disajikan dalam table berikut.
161
Tabel 3.106 Alokasi Anggaran Per Sasaran Pembangunan Tahun 2015.
No. 1.
Sasaran Strategis Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan.
Indikator Kinerja 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 Angka melek huruf 3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A 4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C 6 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK 9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI 10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 12 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 13 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 15 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 16 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 17 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/Paket C 18 Rata –rata nilai UN SD/MI 19 Rata –rata nilai UN SMP/MTs 20 Rata –rata nilai UN SMA/SMK/MA 21 Rasio pendidik yang memiliki seritifikat pendidik 162
Anggaran 42.320.051.100,00
% Anggaran 6,76
2.
Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat.
22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 1 Cakupan komplikasi 201.560.396.057,79 Kebidanan yang ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 7 Cakupan kunjungan bayi 8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 9 Cakupan pelayanan nifas 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat 14 Cakupan peserta KB aktif 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS ) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB 163
32,19
19 20
21
22
23
24 25 3.
Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
1
2 3
4.
Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman.
1 2 3
5.
Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW.
6.
Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah.
7.
Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam Cakupan desa siaga aktif % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur Presentase peningkatan jumlah kunjungan Pasien rawat inap RS Pasien rawat jalan RS % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain Angka kematian ≥48 jam setelah dirawat Indeks Angka Harapan Hidup Panjang jalan 208.669.096.821,00 Kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Rumah Tangga Persanitasi Rumah tangga 8.910.904.405,00 pengguna air bersih Lingkungan pemukiman kumuh Rumah layak huni
1 % Tersusunnya rencana detail tata ruang kecamatan. 2 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGB 3 Rasio bangunan ber IMB 1 Angkutan darat
33,33
1,42
3.696.599.000,00
0,59
7.506.440.950,00
1,20
14.508.238.585,00
2,32
2 Ketaatan kendaraan wajib uji KIR 1 Penanganan sampah 2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL 3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) persatuan penduduk 4 Penanganan hukum lingkungan 164
8
9
Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan.
5 Prosentase mata air diluar hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan pencegahan pencemaran air 7 Pelayanan pemulihan pencemaran air pada sumber air 8 % Kendaraan wajib uji yang secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 10 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti 1 Luas lahan bersertifikat
557.180.000,00
0,09
1 Kepemilikan KTP
1.918.699.500,00
0,31
2.333.458.475,00
0,37
108.938.000,00
0,02
2 Penyelesaian kasus tanah Negara 3 Penyelesaian ijin lokasi
10
Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana.
2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk 3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK 1 Prevalensi peserta KB aktif 2 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 3 Cakupan peserta KB Aktif
11
Meningkatnya kualitas pe!ayanan Perpustakaan dan minat baca
1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 2 Pengunjung perpustakaan 165
masyarakat. 12
13
14
15
16
17
18
19
20
Meningkatnya kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja.
1
Meningkatnya kualilas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
1 2
Usaha mikro dan kecil
Meningkatnya investasi di daerah. Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan.
1
1
Meningkatnya tungsi pelestarian hutan.
1
Meningkatnya pengelolaaan energi dan sumber daya mineral. Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan dimasyarakat. Meningkatnya volume perdagangan.
1
2
2 1
2
2
2
1
22
Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah. Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi.
1.285.300.000,00
0,21
2.135.571.000,00
0,34
Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah)
94.400.000,00
0,02
Ketersediaan pangan utama Regulasi Ketahanan Pangan Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan kawasan hutan
25.326.948.365,00
4,05
8.977.225.483,00
1,43
7.679.670.397,00
1,23
Pertambangan tanpa ijin Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Produksi perikanan
1.853.000.000,00
0,30
2.458.923.770,00
0,39
2
Pemenuhan Konsumsi ikan
1
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Ekspor bersih perdagangan Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Pertumbuhan industri
6.171.898.690,00
0,99
1.753.426.150,00
0,28
Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan. Transmigran swakarsa
144.000.000,00
0,02
2 21
Tingkat partisipasi angkatan kerja Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan Koperasi aktif
1
2 1 2
166
23
24
Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan
1
Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien.
1
2
2
3
4
5
6
7 8
9
10
11
12
13
Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD Ketepatan waktu Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu Temuan audit yang ditindaklanjuti. % Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. % Kegiatan pembangunan yang dilakukan monev % SKPD yang telah dilakukan Anjab dan ABK Keberadaan perda SOTK yang terkait PP 41 tahun 2007. % Jabatan struktural yang dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007. Sistem informasi manajemen Pemda Jumlah pelayanan yang diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. % Pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. % SKPD yang memiliki jabatan fungsional. Jumlah kasus pelanggaran disiplin pegawai. Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional. % Jabatan struktural / eselonering yang 167
4.701.722.752,15
0,75
39.276.701.142,15
6,27
terisi. 14 Laporan keuangan disusun tepat waktu. 15 % Peningkatan PAD 16
17
18 19 20 25
26
27
28
Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat waktu. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan. Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologii informasi. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
1 2 1
2
1
2
1
Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
Website milik Pemerintah Kabupatan Pameran/ Expo
1
% Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas % Partisipasi angkatan kerja perempuan PKK aktif
2
Posyandu
2
3
29
Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah dengan pertimbangan: - Pajak - Retribusi Pajak % SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA % Tanah Pemda yang bersertifikat % Penyelesaian kasus hukum Jumlah raperda yang disusun. Buku ― Kabupaten dalam angka ―. Buku ― PDRB Kabupaten‖ Penerapan pengelolaan Arsip secara baku Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan
168
7.950.672.500,00
1,27
267.790.000,00
0,04
1.326.940.000,00
0,21
619.799.500,00
0,10
4.550.934.500,00
0,73
30
31
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat.
1
Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
1
2
3
2 3
32
Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga.
1
2
PMKS yang memperoleh bantuan sosial Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda. Situs dan kawasan cagar budaya Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan olah raga
Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata.
1
Kunjungan wisata
2
Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata
Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah.
1
2
3
33
34
Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. Penanganan PMKS
169
1.923.324.250,00
0,31
2.831.772.073,00
0,45
3.778.200.000,00
0,60
3.561.741.768,00
0,57
5.007.167.000,00
0,80