BAB III Akuntabilitas Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam Tahun Anggaran 2013, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah menetapkan 51 (lima puluh satu) sasaran yang akan dicapai. Ke-51 sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 345 (tiga ratus empat puluh lima) indikator kinerja. Realisasi sampai akhir Tahun 2013 menunjukkan sebanyak 43 (empat puluh tiga) sasaran yang telah dicapai dengan hasil memuaskan, sebanyak 2 (dua) sasaran yang dicapai dengan hasil sangat baik, 3 (tiga) sasaran dengan hasil baik sedangkan 3 (tiga) sasaran dengan hasil cukup.
MISI 1
: MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL LAINNYA YANG BERDAYA SAING Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 8
(delapan) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 6 (enam) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran, disebabkan oleh : 1.
Pada indikator Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah karena pelaksanaan survey harga pangan pokok secara berkala baru dilakukan pada 6 pasar utama sedangkan seharusnya dilakukan pada 10 pasar utama sehingga belum memberikan informasi yang maksimal mengenai keadaan harga yang terjangkau daya beli masyarakat di sejumlah daerah.
2.
Pada indikator Ketersediaan cadangan pangan karena Kabupaten Banjarnegara belum memiliki cadangan pangan pemerintah sehingga perhitungannya masih menggunakan cadangan pangan yang ada di masyarakat atau lumbung-lumbung pangan masyarakat yang masih aktif. Sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan adanya pengisian lumbung pangan dengan gabah untuk 12 lumbung pangan namun karena gagal lelang menyebabkan ke 12 lumbung tersebut tidak terisi.
3.
Pada indikator Stabilisasi harga dan pasokan pangan karena survey harga pangan pokok yang dilaksanakan di 6 pasar utama pada waktu Hari Keagamaan Besar
87 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Nasional (HKBN) baru 4 pasar utama yang disurvey harga pokoknya dan belum semua bahan pangan pokok dapat disurvey. 4.
Pada indikator Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan karena belum semua sampel makanan baik pangan olahan dan pangan segar dapat diuji di laboratorium. Pada tahun 2013 baru 12 sampel makanan yang diindikasikan mengandung bahan makanan yang berbahaya diujikan di laboratorium.
5.
Pada indikator Penanganan Kerawanan Pangan karena peta rawan pangan baru memotret sampai tingkat kecamatan dan 1 desa di kecamatan tersebut sehingga belum sampai ke desa-desa yang berada dalam peta rawan pangan.
6.
Pada indikator Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan & Hortikultura dan Nilai Tukar Petani Peternakan karena pengaruh teknis maupun non teknis. Pengaruh teknis disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian sedangkan pengaruh non teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga sarana produksi, harga produk dan harga produk olahan. Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk pertanian.
7.
Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi, kambing dan domba disebabkan beberapa hal, yaitu :
Harga ternak hidup yang berfluktuasi menyebabkan peternak tidak memiliki kepastian harga.
Kondisi ini menyebabkan minat peternak untuk beternak
menurun.
Pada saat
harga ternak hidup dirasa tinggi peternak banyak yang menjual
ternaknya, namun harga ternak hidup yang cenderung terus naik menyebabkan peternak tidak mampu lagi membeli ternak kembali untuk dipelihara.
Keterbatasan kemampuan memelihara ternak oleh peternak sehingga skala usaha peternakan cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan.
Khusus untuk ternak sapi penurunan populasi juga diakibatkan perubahan metode penghitungan yang digunakan pada saat melaksanakan sensus pada tahun 2012.
8.
Pada indikator persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan karena ditargetkan 70,56% namun baru terealisasi 70,15% sehingga baru tercapai 99,42%.
9.
Pada indikator produksi perikanan budidaya karena adanya serangan beberapa penyakit pada ikan terutama ikan gurameh dan nila yang menyerang beberapa 88
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
kolam milik pembudidaya ikan, cuaca ekstrim yang terjadi pada beberapa bulan di tahun 2013 menyebabkan kondisi ikan kurang berkembang, dan beberapa kolam di Balai Benih Ikan mengalami kerusakan dan belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya, serta kualitas air untuk kolam yang berasal dari irigasi kurang menjamin produksi optimal. 10. Pada indikator Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan karena ditargetkan 20,73% namun baru terealisasi 14,83% sehingga baru tercapai 91,06%. 11. Pada indikator Jumlah Badan Perkreditan Rakyat/Lembaga Keuangan Mikro karena adanya proses pengajuan perubahan regulasi dan kebijakan penambahan/ pembukaan BPR dari yang berwenang. 12. Pada indikator Jumlah bank karena Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak memiliki akses pengendalian, pendirian lembaga perbankan dan pembukaan cabang perbankan baru dan yang ada hanya pelayanan terhadap pendaftaran izin operasional lembaga keuangan/perbankan. 13. Pada indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis karena pada tahun 2013 telah terbit Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 09 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa jumlah tanaman untuk merehabilitasi lahan per hektar adalah 700 batang, sedangkan sebelumnya adalah
400 batang/Ha, sehingga meskipun
jumlah
tanaman lebih banyak tetapi lahan yang direhabilitasi lebih sempit. 14. Pada indikator Kerusakan hutan menunjukan penambahan areal setiap tahunnya dan pada tahun 2013 terdapat penambahan 0,01% yang terjadi di kawasan hutan negara di Desa Penawaren Kecamatan Sigaluh seluas 188 Ha akibat penebangan tidak menggunakan prosedur yang benar (SOP). 15. Pada indikator Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ditargetkan 0,66% namun baru terealisasi 0,62% sehingga baru tercapai 93,94%. Produksi beberapa komoditas kehutanan baik kayu
maupun
bukan kayu mengalami penurunan
sehingga tidak memberikan hasil maksimal.
MISI 2
: MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 5 (lima)
sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 3 (tiga) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. 89 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Untuk indikator Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur menurun dari 69,23 % menjadi 64 ,61 % disebabkan masalah disiplin banyak diselesaikan di SKPD yang bersangkutan, sehingga tidak sampai ke SKPD yang berwenang (BKD), artinya telah terjadi peningkatan pemahaman aturan penanganan disiplin PNS di Kabupaten Banjarnegara; 2) Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten, PDRB Per Kapita, Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) masih sangat sementara dari Tim bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik; 3) Indikator Indeks Ketimpangan Wiliamson (Indeks Ketimpangan Regional) belum ada realisasinya disebabkan untuk menghitung indeks ketimpangan Wiliamson harus sudah ada data PDRB per kecamatan dan sampai saat ini data PDRB belum terkumpul semua; 4) Untuk indikator tesedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA hanya tercapai 50% dari yang ditargetkan. Hal ini disebabkan dari target yang ditetapkan di RPJMD merupakan akumulasi jumlah dokumen dari tahun sebelumnya yaitu 2 dokumen, sedangkan capaian 1 dokumen untuk tahun ini; 5) Target penyelesaian TLHP Inspektorat Provinsi Jawa Tengah telah terlampaui pada tahun 2011 dan 2012, akan tetapi pada tahun ini tidak tercapai. Hal ini disebabkan adanya Laporan Hasil Pemeriksaan dari Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang baru disampaikan pada akhir tahun 2013, sehingga belum semua rekomendasi terselesaikan; 6) Untuk Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) dari 55 SKPD yang melaporkan, baru 53 telah melporkan tepat waktu sehingga belum mencapai target; 7) Untuk Pembinaan Pelayanan Publik dari 15 SKPD yang ditargetkan hanya 8 SKPD yang terealisasi, hal ini disebabkan SKPD yang dibina hanya SKPD yang akan mengikuti Lomba Pelayanan Publik yaitu SMK Negeri 2 Bawang, Puskesmas Mandiraja I, Puskesmas Wanadadi I, KPMD, RSUD Banjarnegara, KP2T, KPAD dan Dinhubkominfo; 8) Untuk Rasio bayi berakte kelahiran tidak terealisasi sesuai target karena adanya kebijakan baru yang memungkinkan bayi yang berumur 1 tahun ke atas pembuatan aktenya tidak melalui proses sidang, hal ini menyebabkan masyarakat
menunda
pembuatan akte untuk bayi yang baru lahir; 90 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
9) Pada indikator Pameran Expo mengalami penurunan capaian dari target yang ditentukan karena event/kegiatan yang ada hanya 18 undangan yang dapat dilaksanakan. MISI 3
: MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 1 (satu) sasaran yang telah dapat tercapai dengan hasil baik, dan 3 (tiga) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Pada indikator “Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk” mengalami penurunan dari 0,58 menjadi 0,57 disebabkan ada anggota Satpol PP yang mutasi ke SKPD lain; 2) Pada indikator kinerja jumlah demonstrasi terealisasi 50% (menggunakan rumus terbalik) yaitu dari 3 kali yang ditargetkan menjadi 9 kali, hal ini dikarenakan di tahun 2013 dilaksanakan pilkades secara serentak dan terdapat kelompok masyarakat dari beberapa
desa yang tidak puas dengan hasil pilkades sehingga memicu adanya
demontrasi; 3) Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan sulitnya merekrut anggota linmas baru karena masyarakat kurang berminat menjadi anggota linmas disebabkan tidak adanya kesejahteraan yang pasti bagi anggota linmas; 4) Rasio Pos kamling per jumlah desa/kelurahan tidak dapat tercapai sesuai target dikarenakan banyaknya pos kamling yang sudah rusak dan belum di perbaiki karena tidak adanya stimulus dari pemerintah untuk membangun pos kamling sehingga mengurangi jumlah pos kamling disetiap desa; 5) Pada indikator pembinaan politik daerah target tidak dapat terealisai sesuai rencana yaitu hanya terealisasi 40 % dikarenakan target yang ada di RPJMD merupakan angka kumulatif dari target tahun sebelumnya; 6) Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi hanya tercapai 13 ormas/parpol dari 15 ormas/parpol, hal ini dikarenakan salah satu partai politik tidak dapat mempertanggungjawabkan laporan bantuan tahun 2012 sehingga di tahun 2013 tidak dapat mengajukan/mencairkan bantuan. 91 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
MISI 4
: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 8 (delapan) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil memuaskan, sedangkan 1 (satu) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya dengan hasil cukup. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1)
Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten karena peningkatan jalan tidak fokus pada peningkatan jalan kabupaten, anggaran juga untuk menangani jalan-jalan desa bahkan dukuh. Ada kegiatan peningkatan jalan yang belum selesai sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga putus kontrak. Dan ada pula kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pada tahun anggaran 2013 karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
2)
Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman disebabkan karena ada 10 (sepuluh) kegiatan pemeliharaan jalan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
3)
Pada indikator Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan air (minimal 1,5 m), disebabkan karena tidak semua jalan kabupaten memiliki trotoar dan drainase.
4)
Indikator “Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”, tidak dapat tercapai karena pembangunan Sumber Air Bersih tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, dikarenakan waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
5)
Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas disebabkan karena pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang berubah-ubah, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber pencemaran (kandang, tempat pembuangan sampah, dll),
masih banyak terdapat
rumah yang tidak memiliki sanitasi dasar, kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat 92 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
banyak yang masih belum memenuhi syarat, dan perilaku masyarakat masih belum higienis dan saniter, sehingga berpotensi terjadi penularan penyakit. 6)
Pada indikator “Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air”, menurun karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000 batang, pupuk organik 9.750 kg dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena tidak ada rekanan yang mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang memenuhi spesifikasi teknis tidak ada.
7)
Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari, indikator tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/ kota dengan tren tetap disebabkan karena pembangunan SAB tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
MISI 5
: MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 7 (tujuh) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 5 (lima) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Indikator angka melek huruf menurun disebabkan oleh tidak adanya fasilitasi tindak lanjut bagi penduduk buta aksara; 2) Angka melek huruf menurun juga disebabkan karena rendahnya motivasi masyarakat untuk gemar membaca; 3) Angka partisipasi sekolah tidak dapat terealisasi sesuai target disebabkan belum meratanya akses pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan menengah. Pendirian SMA/SMK/MA masih berpusat pada beberapa kecamatan saja; 93 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
4) Indikator kinerja Angka Rata-rata UN SMK menurun disebabkan karena : a. Tingkat kesulitan setiap mata pelajaran yang diujikan dalam paket soal meningkat; b. Belum maksimalnya peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan Ujian Nasional; c. Belum maksimalnya SDM Pendidik baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
MISI 6
: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL
Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 4 (empat) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil memuaskan, akan tetapi ada beberapa indikator yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh: 1) Pada indikator sarana penyelenggaraan seni dan budaya di tahun 2013 mengalami penurunan dari 3 buah menjadi 2 buah, hal ini dikarenakan berkurangnya tempat untuk penyelenggaraan seni dan budaya yang semula terdiri dari alun-alun, pendopo dan panggung terbuka serulingmas menjadi 2 buah yaitu alun-alun dan panggung terbuka serulingmas; 2) Pemeliharaan museum Kalilasa yang telah direncakan tidak dapat dilaksanakan karena ijin dari Badan Pengelola Cagar Budaya selaku pemilik museum belum keluar;
A. PENGUKURAN KINERJA. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan
realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing
indikator sasaran tersebut dapat diilustrasikan dalam Lampiran II Dilihat dari hasil pengukuran kinerja sebagaimana dalam lampiran II secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada Tahun 2013. Namun demikian harus diakui masih terdapat sebagian target sasaran yang realisasinya belum dapat dicapai dengan sempurna. Adapun rata-rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 sebesar 109,28% dengan hasil baik, sebagai berikut : 94 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
RATA-RATA NO
SASARAN
CAPAIAN (%)
MISI : I 1
Meningkatnya ketahanan pangan
90,98
2
Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian yang
160,97
berkualitas 3
Meningkatnya kesejahteraan Petani
82,29
4
Meningkatnya produksi peternakan
98,41
5
Meningkatnya produksi perikanan
92,69
6
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Perkebunan yang
168,54
Berkualitas 7
Meningkatnya kunjungan wisatawan
109,34
8
Meningkatnya kinerja perdagangan
145,51
9
Meningkatnya
kapasitas
Koperasi,
UMKM
dan
95,04
kelembagaan ekonomi pedesaan 10
Meningkatnya jumlah investasi
150,66
11
Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas
94,54
dan produktivitas tenaga kerja 12
Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan
117,55
menengah 13
Meningkatnya produksi pertambangan dan Energi
114,81
14
Meningkatnya produksi hasil kehutanan
63,74
MISI : II 1
Meningkatnya kualitas SDM aparatur
119,03
2
Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan,
82,86
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD 95 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
NO 3
SASARAN Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan
RATA-RATA 108,04
Pembangunan Daerah 4
Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan
173,37
daerah 5
Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah
111,97
serta Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah 6
Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah
100
7
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan
104,19
Catatan Sipil 8
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi
96,28
MISI : III 1
Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
90,08
2
Menurunya jumlah korban bencana
68,4
3
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Demokrasi
63,34
4
Meningkatnya pemahaman kebangsaan dan norma agama
100
dalam kehidupan bermasyarakat MISI : IV 1
Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim
102,99
usaha investasi 2
Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang
137,47
layak huni 3
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan
98,34
prasarana perhubungan 4
Meningkatnya Sarana dan Prasarana komunikasi
5
Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur
115,06 100
Perdesaan 6
Meningkatnya penanganan daerah rawan bencana
100
96 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
NO 7
SASARAN
RATA-RATA
Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah
100
pengembangan ekonomi unggulan daerah 8
Terkendalinya pencemaran Lingkungan Hidup
94,34
9
Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi
58,33
MISI : V 1
Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan Partisipasi
92,96
masyarakat 2
Tersedianya
akses
infrastrukur
menuju
pusat-pusat
98,60
pendidikan 3
Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan
102,49
4
Meningkatnya mutu pendidikan
101,94
5
Meningkatnya minat baca masyarakat
103,85
6
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi
108,37
seluruh masyarakat 7
Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial
66,11
8
Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa
9
Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak
171,18
10
Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera
94,15
11
Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja
86,65
12
Meningkatnya tertib hukum
100
100
MISI : VI 1
Meningkatnya peran aktif pemuda dalam pembangunan
100
2
Meningkatnya pencapaian prestasi olahraga
308,17
3
Meningkatnya pelestarian seni dan budaya tradisional
129,52
4
Meningkatnya kualitas dan kuantitas bangunan bersejarah
100
97 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
NO
SASARAN
RATA-RATA
dan cagar budaya Rata-rata Capaian
109,28
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan, sebagai berikut: MISI 1
: MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL LAINNYA YANG BERDAYA SAING Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut : Meningkatnya Ketahanan Pangan
Sasaran 1 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1.
Regulasi ketahanan pangan
Ada
Ada
100
2.
Ketersediaan pangan utama
116,23
119,43
102,75
3.
Pencapaian skor Pola Pangan
86 %
86,3 %
100,35
dan
70 %
90,5 %
129,29
informasi
70 %
65 %
92,86
cadangan
40 %
25,3 %
63,25
Stabilisasi harga dan pasokan
70 %
65 %
92,86
Harapan (PPH) 4.
Ketersediaan
energi
protein per kapita 5.
Ketersediaan pasokan,
harga
dan
akses
pangan di daerah 6.
Ketersediaan pangan
7.
98 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
60 %
45 %
75
40 %
25 %
62,5
pangan 8.
Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
9.
Penanganan
Kerawanan
Pangan Rata-rata Capaian
90,98
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 90,98%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui
11 (sebelas)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Regulasi ketahanan pangan ” dan ” Ketersediaan pangan
utama”,
dicapai
melalui
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
(Pertanian/Perkebunan), dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya Rakor Dewan Ketahanan Pangan (DKP)
1 kali
Indikator kinerja sasaran “Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH)” dan “Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan”, dicapai melalui 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan
Ketahanan
Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
dan
Program
Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan 6 (enam) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya survey pola pangan masyarakat Banjarnegara
1 kali
- Terselenggaranya pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan bahan 7 pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan - Terselenggaranya pelatihan olahan pangan, lomba cipta menu dan
kecamatan
dengan 4 sekolah 1 kali
bantuan bibit tanaman untuk penganekaragaman pangan - Terselenggaranya peringatan hari pangan sedunia
1 kali
- Terselenggaranya sosialisasi dan bantuan kepada kelompok wanita
20 KWT
tani - Terselenggaranya pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil
60 orang 99
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
pertanian Indikator kinerja sasaran “Ketersediaan
energi dan protein per kapita” dan
“Ketersediaan cadangan pangan”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : - Tersedianya Buku Data Base produksi pangan
1 buku
- Sosialisasi dan pemberian bantuan gabah sebanyak 36.000 kg
12 lumbung pangan/ LPMD Indikator kinerja sasaran “Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses
pangan“ dan “Stabilisasi harga dan pasokan pangan”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya survey harga dan pasokan pangan
6 pasar utama
Indikator kinerja sasaran “Penanganan Kerawanan Pangan”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya sosialisasi dan bantuan berupa bibit
100 KK miskin
tanaman buah, sayuran, ternak dan ikan - Sosialisasi program desa Mandiri Pangan dan bantuan berupa
3 desa
tanaman buah-buahan dan hewan ternak - Sosialisasi program pengembangan pertanian pada lahan
3 desa
kering dan bantuan berupa tanaman buah-buahan dan hewan ternak - Adanya sosialisasi kegiatan padat karya pangan dan bantuan
200 OK
berupa perbaikan jalan jaringan irigasi/ jalan usaha tani Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Regulasi ketahanan pangan
2009
2010
2011
2012
2013
2
2
1
1
1
dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen 2. Ketersediaan pangan utama 3. Pencapaian
skor
Pola
-
110,20%
112,07%
115,68%
119,43%
70,4%
82,3%
82,7%
83,2%
86,3 %
Pangan Harapan (PPH) 100 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
4. Ketersediaan
energi dan
-
-
-
72,5%
90,5 %
-
-
-
60,3%
65 %
-
-
-
20,1%
25,3 %
dan
-
-
-
60,1%
65 %
8. Pengawasan dan pembinaan
-
-
-
45%
45 %
-
-
-
20%
25 %
protein per kapita 5. Ketersediaan
informasi
pasokan, harga dan akses pangan di daerah 6. Ketersediaan
cadangan
pangan 7. Stabilisasi
harga
pasokan pangan
keamanan pangan 9. Penanganan
Kerawanan
Pangan Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada indikator Regulasi ketahanan pangan cenderung stabil, karena pada pada tahun 2013 hanya ada 1 regulasi yang dibuat berupa Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 30 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Banjarnegara tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara. 2) Ketersediaan pangan utama mengalami peningkatan karena adanya koordinasi yang baik dengan lintas sektoral dan komitmen yang tinggi dalam mensukseskan visi, misi tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan. 3) Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) meningkat karena adanya peningkatan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan bahan pangan dan pengakekaragaman konsumsi pangan serta masyarakat mulai mengenal jenis-jenis olahan pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif pengganti beras. 4) Ketersediaan energi dan protein per kapita mengalami peningkatan karena adanya koordinasi yang baik dengan instansi terkait dalam melakukan pembinaan kepada lumbung pangan masyarakat desa dan mengaktifkan kembali lumbung pangan yang sudah ada. 5) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah mengalami 101 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
peningkatan, namun realisasi tidak mencapai target karena pelaksanaan survey harga pangan pokok secara berkala baru dilakukan pada 6 pasar utama sedangkan seharusnya dilakukan pada 10 pasar utama sehingga belum memberikan informasi yang maksimal mengenai keadaan harga yang terjangkau daya beli masyarakat di sejumlah daerah. 6) Ketersediaan cadangan pangan mengalami peningkatan, namun tidak dapat mencapai target karena Kabupaten Banjarnegara belum memiliki cadangan pangan pemerintah sehingga perhitungannya masih menggunakan cadangan pangan yang ada di masyarakat atau lumbung-lumbung pangan masyarakat yang masih aktif. Sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan adanya pengisian lumbung pangan dengan gabah untuk 12 lumbung pangan namun karena gagal lelang menyebabkan ke 12 lumbung tersebut tidak terisi. 7) Stabilisasi harga dan pasokan pangan mengalami peningkatan, namun realisasi tidak mencapai target karena survey harga pangan pokok yang dilaksanakan di 6 pasar utama pada waktu Hari Keagamaan Besar
Nasional (HKBN)
baru 4 pasar utama yang
disurvey harga pokoknya dan belum semua bahan pangan pokok dapat disurvey. 8) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan realisasinya stabil, namun realisasi tidak dapat mencapai target karena belum semua sampel makanan baik pangan olahan dan pangan segar dapat diuji di laboratorium. Pada tahun 2013 baru 12 sampel makanan yang diindikasikan mengandung bahan makanan yang berbahaya diujikan di laboratorium. 9) Penanganan Kerawanan Pangan mengalami peningkatan, namun tidak dapat mencapai target karena peta rawan pangan baru memotret sampai tingkat kecamatan dan 1 desa di kecamatan tersebut sehingga belum sampai ke desa-desa yang berada dalam peta rawan pangan. Pada tahun 2013 terdapat 7 kecamatan yang termasuk daerah rawan pangan yaitu Kecamatan Susukan, Pagedongan, Pandanarum, Punggelan, Pagentan, Kalibening dan Madukara.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Meningkatkan kemampuan dalam membangun ketersediaan pangan dalam jumlah, mutu dan keragaman yang cukup di seluruh rumah tangga. 2) Meningkatkan
kemampuan
dalam membangun sistem distribusi pangan untuk
menunjang penyebaran dan tingkat harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. 3) Pengawasan yang ketat dan monitoring di pasar-pasar (sidak pasar) terhadap 102 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
penggunaan bahan makanan tambahan berbahaya. 4) Menindak pelaku yang telah sengaja menjual makanan yang mengandung bahan yang berbahaya. 5) Meningkatkan kewaspadaan pangan masyarakat agar dapat mengenali dan mengantisipasi secara dini masalah kerawanan pangan.
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian yang Berkualitas
Sasaran 2 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
- Produktivitas padi
61,50 kw/ha
59,44 kw/ha
96,65
- Produktivitas Jagung
45,85 kw/ha
49,01 kw/ha
106,89
- Produktivitas Kedelai
10,53 kw/ha
11,52 kw/ha
109,40
28,73 kg/pohon 15,83 kg/pohon
88,99 kg/pohon 14,26 kg/pohon 49,74 kg/pohon
121,02
- Kentang
41,10 kg/pohon 172,90 kw/ha
142,81 kw/ha
82,59
Kontribusi sektor
34,88 %
35,73 %
102,44
1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
2. Produktivitas Tanaman Hortikultura
- Durian - Salak - Pisang
3.
309,75 90,08
pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB
103 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 4.
Realisasi
%
32,37 %
93,09 %
287,58
17,66 %
53,57 % (1.295 klpk dari 2.417 klpk)
303,34
Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian
5.
Target
Cakupan bina kelompok petani
Rata-rata Capaian
160,97
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
160,97 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 7 (tujuh) program, yaitu Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan, Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian/ Perkebunan
Lapangan,
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 15 (lima belas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar”, dicapai melalui 3 (tiga) program
yaitu
Program Peningkatan
Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. Kegiatan DAK Bidang Pertanian, yang outputnya berupa : - Lumbung pangan Kecamatan Susukan, Rakit
2 paket
- Dam Parit / Bendungan
1 paket
- Pompa
3 paket
- Paralon
1.500 meter
- Jalan Usaha Tani Kecamatan Bawang, Purwanegara,
5 paket
Punggelan,
Wanadadi,
Rakit,
Pejawaran,
Pagentan,
Madukara, Pagedongan, Banjarnegara, Purwareja Klampok - Sepeda motor
12 unit 104
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Papan Informasi Penyuluhan
5 unit
- Laptop/notebook untuk sarana penyuluhan
20 unit
- Printer untuk saran penyuuhan
21
- Kamera
19 unit
- LCD Proyektor untuk sarana penyuluhan
21 unit
- Wireless untuk sarana penyuluhan
21 unit
- Soundsystem
1 paket
- Pembangunan BPP Karangkobar
1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Purwanegara
1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Purwareja Klampok
1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Wanadadi
1 RAB
- Rehab/penyempurnaan BPP Pembangunan Pagar 4 BPP
1 RAB
- Sarana Pemodelan Penyuluhan
1 RAB
2. Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa: - Pompa
7 unit
- Spinner kapasitas 10 kg
2 unit
- Mixer kapasitas 5 kg
1 unit
- Sealer with gas
1 unit
- Pedal sealer
6 unit
- Mesin penggiling beras/jagung
4 unit
- Power thresser
7 unit
- Power sprayer
4 unit
- Konstruksi mendukung mokaf
1 unit
- Mesin perajang
1 unit
- Mesin pengepres
1 unit
- Mesin penepung
1 unit
- Starter mokaf
10 liter
- Handtraktor
43 unit
3. Kegiatan Penyediaaan Sarana Produksi Obat-obatan Pertanian, yang outputnya berupa : - Abamecin 20 %
168 liter
- Metil tiofanat 70 %
56 kg
- Dimehipo 500g
177 liter 105
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Brodifakum 0,005 %
315 kg
- BPMC 500 g
300 liter
- Metalaksil 25%
314 kg
- Metil euganol
4,5 liter
4. Kegiatan Pengembangan Komoditas Aneka Kacang dan Umbi, yang outputnya berupa : - Pengadaan pupuk organik granul
55.000 kg
- Pengadaan pupuk organik cair
1.370 liter
5. Kegiatan Pengembangan Komoditas Unggulan Serealia, yang outputnya berupa : - Pengadaan pupuk organik cair
2.740 liter
- Pengadaan pestisida organik cair
1.600 liter
6. Kegiatan Peningkatan Sistem Insentif dan Disinsentif bagi petani/kelompok tani, yang outputnya berupa : -
Hadiah lomba berburu OPT
2 paket
Indikator kinerja sasaran ” Produktivitas Tanaman Hortikultura”, dicapai melalui 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman dan Peningkatan Produksi, yang outputnya berupa : - Honor tenaga harian UPTD untuk okulasi aklimatisasi
2.650 ok
penanganan stek kentang - Tabung gas
36 tabung
- Bibit tanaman Planlet kentang
300 botol
Calon induk pisang rajalawe
100 btg
Anakan pisang rajalawe
100 btg
- Bibit Tanaman Introduksi Jambu
100 btg
Jeruk
100 btg
Durian
100 btg
Mangga
100 btg
Buah tin
60 btg
Anggrek
60 botol 106
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Belanja bahan kimia (pupuk pestisida)
6 jenis
- Belanja bahan perlengkapan (polibag, pupuk kandang,
25 jenis
sekam dan lainnya) - Pengujian, sertifikasi dan pelabelan
4 paket
- Pompa air/jetpump
1 unit
- Tangga
1 unit
- Paranet
2 rol
- Rangka paranet
2 unit
- Rangka sungkup
2 unit
- Penyempurnaan jaringan irigasi kebun masaran
1 RAB
- Pembangunan bak media semai
1 RAB
2. Kegiatan Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa: - Pupuk organik granul
110.000 kg
- Sekolah lapang salak
140 ok
3. Kegiatan Prima Tani, yang outputnya berupa: - Bahan pelatihan
1 paket
- Pelatihan
20 ok
- APPO
1 unit
- Timbangan
1 unit
- Pengadaan ternak kambing jantan
4 ekor
- Pengadaan ternak kambing betina
30 ekor
- Bibit kelengkeng
50 btg
- Bibit manggis
50 btg
- Peralatan pengolahan
8 jenis
4. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa: - Benih kentang
10.425 kg
- Pupuk organik granul
183.125 kg
- Benih jagung
1.000 kg
- Pendidikan dan magang petugas di Balitjestro
10 org
- Pelatihan
120 ok
5. Kegiatan Kegiatan Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura Buah-buahan, 107 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
yang outputnya berupa: -
Bibit durian
4.950 btg
-
Bibit pisang
4.000 btg
-
Pupuk organik
205.000 kg
6. Kegiatan Rintisan Komoditas Unggulan, yang outputnya berupa: -
Bibit jeruk
3.000 btg
-
Bibit jambu citra
2.000 btg
-
Pupuk organik granul
250.000 kg
-
Bibit jeruk
3.000 btg
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB”, outputnya berupa : - Terpenuhinya Kontribusi sektor
35,73 %
pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB Indikator kinerja sasaran “ Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian”, outputnya berupa : - Terpenuhinya Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap
93,09 %
PDRB sektor pertanian Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok petani”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan,
Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Peternakan,
Program
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, dengan 10 (sepuluh) kegiatan : 1.
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Produk
Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa : - Kegiatan sekolah lapang pengedalian hama terpadu (SLPHT) : Kelompok Bakti Tani
Desa Pakelen
Kelompok Madukara
Sidadadi
Penawangan
Madukara
Kamulyan
Sigeblog
Banjarmangu
Rincian 20 petani, 20 laki-laki 20 petani, 4 wanit +16 lakilaki 20 petani, 5 wanita+15 laki-
108 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
laki Mukti Sarining
Kendaga
Banjarmangu
Tani
20 petani, 4 wanita+16 lakilaki
Argo Sari Mulyo
Sokaraja
Pagentan
Sumber Widodo
Metawana
Pagentan
Tani Makmur
Slatri
Karangkobar
Bakti Tani
Pakelen
Madukara
20 petani, 6 wanita+14 lakilaki 20 petani, 20 laki-laki 20 petani, 4 wanita+16 lakilaki 20 petani, 20 laki-laki
2. Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, yang outputnya berupa : - Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan bagi kelompok wanita tani
150 orang wanita dari 59 kelompok wanita tani 3. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa : - Pelatihan pengembangan jeruk
30 orang
- Kursus singkat 10 orang 4. Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa : - Penyuluhan pertanian di pedesaan
250 peserta (40 wanita dan 210 laki-laki) 5. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang outputnya berupa : - Pelatihan dan pembentukan kader vaksinator Avian
@ 20 orang (Kecamatan. Influenza (Flu Burung) Karangkobar, Pejawaran, Wanayasa, Bawang dan Purwanegara) 6. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa : - Pelatihan teknis budidaya ternak
50 orang
7. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan kepada Masyaraka, yang outputnya berupa: - Pertemuan dalam rangka pembinaan kelembagaan dengan
35 orang (5 perempuan dan Sarjana Membangun Desa (SMD) 30 laki-laki) 8. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa : 109 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Pelatihan peningkatan kapsitas kelompok ternak yang akan
100 orang
menerima bantuan ternak 9. Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, yang outputnya berupa: -
Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu (SLPPT)
8 kali (520 orang) (65 orang wanita dan 455 orang laki-laki) - Pembinaan teknis kepada calon kelompok penerima 24 orang kegiatan (13 wanita dan 11 laki-laki) 10. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa: - Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar
40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia kecil
40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar dan kecil
27 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Produktivitas
padi
2009
2010
2011
2012
2013
59,39
55,69
61,14
59,79
59,44
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
40,43
41,88
44,16
43,28
49,01
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
9,05
7,84
9,58
11,41
11,52
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
67,09
21,63
52,40
56,82
88,99
atau
bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
- Produktivitas padi
- Produktivitas Jagung
- Produktivitas Kedelai 2. Produktivitas
Tanaman
Hortikultura - Durian - Salak
kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon 16,44
15,36
17,73
24,17
14,26
110 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon 45,85
- Pisang
34,51
43,12
39,44
49,74
kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon
- Kentang 3. Kontribusi sektor pertanian/
138,05
149,36
136,65
147,64
142,81
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
kw/ha
37,03%
35,95%
35,87%
35,44%
35,73 %
87,44%
87,18%
87,28%
87,43%
93,09 %
-
-
-
60,77%
53,57%
(1.283
(1.295
klpk dari
klpk dari
2.111
2.417
klpk)
klpk)
peternakan/perikanan terhadap PDRB 4. Kontribusi sektor pertanian (tabama)
terhadap
PDRB
sektor pertanian 5. Cakupan
bina
kelompok
petani
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Untuk indikator cakupan bina kelompok petani baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, namun capaiannya telah melampaui target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada Produktivitas padi cenderung turun dikarenakan meningkatnya luas tanam padi pada beberapa lokasi belum diikuti dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan penerapan System Rice Intensification (SRI) seperti yang dianjurkan. Sehingga walaupun luas tanam/ luas panen produksinya meningkat tetapi peningkatannya belum seperti yang diharapkan. 2) Pada Produktivitas jagung, kedelai, durian, pisang mengalami peningkatan karena adanya pendampingan dan pembinaan yang dilakukan secara intensif oleh petugas, peningkatan kapasitas pelaku utama (petani, maupun peternak) melalui pelatihan, magang dan lainnya serta fasilitasi sarana produksi bagi pelaku utama maupun pelaku usaha sektor pertanian dan peternakan serta aplikasi dan penerapan teknologi tepat 111 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
guna untuk peningkatan produksi maupun produktivitas pertanian. 3)
Penurunan produktivitas salak disebabkan karena sebagian usia pohon salak di beberapa kebun milik petani di Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Madukara dan Banjarmangu sudah tua menjadi kurang produktif lagi meskipun dari data yang ada luas panen komoditas salak meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2012 dan produksi per rumpun tanaman salak kurang optimal.
4) Pada produktivitas kentang mengalami penurunan disebabkan karena penurunan kualitas lahan untuk usaha budidaya kentang menyebabkan produksi kurang optimal, meskipun luas panen untuk komoditas ini meningkat. Hal ini menyebabkan realisasi produktivitas kentang tidak mencapai target yaitu hanya 82,59 %. 5) Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB secara umum mengalami penurunan sedangkan Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian secara umum mengalami peningkatan dan pada tahun 2013 kedua indikator tersebut mengalami peningkatan bahkan realisasinya telah melampaui target. 6) Cakupan bina kelompok petani megalami penurunan karena kelompok yang dibina maupun total kelompok petani bertambah dari tahun sebelumya sehingga perbandingan antara keduanya menjadi lebih sedikit daripada tahun 2012. Namun realisasi melebihi target karena kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian target tersebut selalu diikuti dengan peningkatan kapasitas baik pelatihan teknis, manajemen maupun pembinaan penerapan teknologi juga adanya pembinaan secara intensif kepada pelaku utama. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan dan pembinaan. 2) Menerapkan teknologi ramah lingkungan pada lahan pertanian melalui kegiatan Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu dan System Rice Intensification (SRI) dengan harapan produksi padi organik akan meningkat. 3) Pelatihan pembuatan pupuk organik serta bantuan sarana produksi yang dibutuhkan bagi pelaku utama. 4) Adanya sekolah lapang yang dilakukan bagi petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan.
112 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Meningkatnya kesejahteraan Petani
Sasaran 3 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
148,47
102,04
68,73
193,94
127,92
65,96
103,23
115,81
112,19
1. Peningkatan Nilai Tukar Petani: - NTP Petani Tanaman Pangan & Hortikultura -
NTP Peternakan
- NTP Perikanan Rata-rata Capaian
82,29
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 82,29%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 6 (enam) program, yaitu: Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Pengembangan Budidaya Perikanan, Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
dan
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Peningkatan Nilai Tukar Petani”, dicapai melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Tepat
Guna,
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Penyakit
Ternak,
Pengembangan Budidaya Perikanan, Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dan Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa : - Terpenuhinya Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan dan
102,04
hortikultura 113 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Terpenuhinya NTP peternakan
127,92
- Terpenuhinya NTP perikanan
115,81
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
104,18
102,04
- NTP Peternakan
-
-
-
129,48
127,92
- NTP Perikanan
-
-
-
116,33
115,81
1. Peningkatan Nilai Tukar Petani: - NTP Petani Tanaman. Pangan & Hortikultura
Indikator kinerja Peningkatan nilai tukar petani baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya belum dilakukan pendataan tersendiri dan masih melekat pada NTP sektor pertanian. Secara umum realisasi pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. NTP Petani Tanaman Pangan & Hortikultura dan peternakan target capaian indikator kinerja belum tercapai, sedangkan untuk NTP perikanan capaian indikator kinerja telah melampaui target tetapi apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan yaitu dari realisasi tahun 2012 sebesar 116,33 dan di tahun 2013 menjadi 115,81 Capaian kinerja yang kurang memuaskan tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Banyak hal yang mempengaruhi indikator tersebut baik pengaruh teknis maupun non teknis. Pengaruh teknis disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian sedangkan pengaruh non teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga sarana produksi, harga produk dan harga produk olahan. 2) Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk pertanian.
114 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengembangkan komoditas yang memiliki nilai tambah. 2) Mengembangkan kegiatan penanganan pasca panen komoditas pertanian agar lebih berdaya saing.
Meningkatnya Produksi Peternakan
Sasaran 4 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
35.357 ekor
32.899 ekor
93,05
2.954 ekor
3.276 ekor
110,90
192.532 ekor
185.998 ekor
96,61
111.104 ekor
102.305 ekor
92,08
70,56 %
70,15 %
99,42
1. Peningkatan populasi ternak :
- Sapi - Sapi Perah - Kambing - Domba 2. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan - Perbandingan Jumlah Kelahiran dengan Pemakaian Semen Rata-rata Capaian
98,41
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 98,41%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil 115 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Peternakan
dan
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi peternakan
yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Peningkatan populasi ternak”, dicapai melalui program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi peternakan, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang outputnya berupa : Plang puskeswan
1 paket
obat-obatan untuk pelayanan kesehatan ternak Spuit disposable 10 cc
200 bh
- Antibiotik LA,
20 botol
- Vitamin/multivitamin
217 botol
- Vitamin B plex
420 botol
- Obat cacing sapi
3000 bolus
- Obat cacing kambing/domba
7000 kaplet
- Antihistamin
20 botol
- Analgetik antipiretik
20 botol
- Anti parasit
30 botol
- Anti larva
20 tabung
- Anti bloat
20 botol
- Obat cacing cair
2 ltr
- Jarum stanless ukuran 1,5/1,3
10 lusin
- Jarum stanless ukuran 0,9
25 lusin
- Spuit disposable 3cc
10 box
- Spuit disposable 1cc
2 box
- Spuit mika 15 cc
25 box
- Brucellosis test kit (uji brucella)
5 pack
- Jas dokter
2 buah
Obat-obatan penanganan gangguan reproduksi (kemajiran) sapi -
Antibiotik LA,
10 botol
-
Plastik sheet
500 lembar 116
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Hormon reproduksi
100 ampul
-
Sabun cair
3 buah
-
Needle 18 G single use
15 box
Obat-obatan untuk bufferstock -
Obat cacing kambing/domba
1.500 kaplet
-
Vitamin b komplek
100 botol
-
Vitamin b12
100 botol
-
Antibiotik
90 botol
Bahan pelatihan Pencegahan AI -
Makan dan minum
1 paket 1.004 dus
Belanja modal pengadaan alat laboratorium Peternakan -
Cool box
5 unit
-
Trocart
4 unit
-
Genset
1 unit
-
Mesin penyemprot desinfektan
1 unit
2.
Kegiatan Peningkatan Keamanan Produk Pangan Asal Ternak, yang outputnya berupa : -
Pemeriksaan sampel Pangan Asal Hewan
-
Belanja Bahan Perlengkapan yaitu :
250 paket
Masker
15 box
Sarung tangan
15 box
Pisau pemeriksa daging
25 buah
- Cetak kartu tanda sehat hewan kurban
200 buah
- Cetak tanda keterangan Pangan Asal Hewan aman
125 buah
konsumsi
3.
- Pengawasan anteortem
7 lokasi
- Pengawasan postmortem
20 kecamatan
- Belanja alat lab peternakan meat moisturize tester meter
1 unit
- Milk anallyzer
1 unit
Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa : -
Pengadaan ternak sapi betina
61 ekor
-
Pengadaan kerbau jantan
3 ekor
- Pengadaan kerbau betina
9 ekor 117
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
4.
Pengadaan obat-obatan ternak
1 paket
Antibiotik LA
7 botol
Vitamin/pemacu pertumbuhan
12 botol
Obat cacing
7 botol,
Obat cacing hati
12 botol
Anti larva
2 tabung
Sosialisasi / Pelatihan
Kegiatan
70 org
Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan Kepada
Masyarakat, yang outputnya berupa :
5.
- Belanja Makan minum pertemuan
425 dus
- Bantuan transport
57 OK
- Perjalanan dinas dalam daerah
1 paket
- Perjalanan dinas luar daerah
1 paket
Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa : - Belanja obat- obatan ternak Antibiotik LA
12 botol
Vitamin
29 botol
Obat cacing ternak besar
8 pot
Obat cacing hati
15 botol
Anti larva
7 tabung
Obat cacing ternak kecil
16 strip
Obat mata
200 tube
Anti parasit
7 botol
- Belanja bahan / perlengkapan eartag Eartag ternak besar
100 buah
Eartag ternak kecil
200 buah
- Belanja makan minum sosialisasi/pelatihan
110 dus
- Pengadaan ternak sapi jantan
-
- Pengadaan ternak sapi perah
5 ekor
- Pengadaan ternak kambing jantan
-
- Pengadaan ternak kambing betina
-
- Belanja makan dan minum sosialisasi
110 org
- Bantuan transport pelatihan
100 ok 118
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
6.
Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa : - Belanja obat- obatan ternak Antibiotik LA
12 botol
Aitamin
29 botol
Obat cacing ternak besar
8 pot
Obat cacing ternak kecil Obat cacing hati
15 botol
Anti larva
7 tabung
Anti parasit kulit Obat mata
5 botol 200 tube
- Belanja bahan / perlengkapan eartag Eartag ternak besar
100 buah
Eartag ternak kecil
200 buah
- Belanja bahan pelatihan
12 jenis
- Bantuan transport sosialisasi/pelatihan
200 ok
- Belanja makan minum
242 dus
- Pengadaan ternak sapi jantan
-
- Pengadaan ternak sapi betina
2 ekor
- Pengadaan ternak sapi perah
4 ekor
- Pengadaan ternak kambing jantan
3 ekor
- Pengadaan ternak kambing betina
13 ekor
- Pengadaan ternak domba jantan
-
- Pengadaan ternak domba betina
-
- Pengadaan sapi induk
-
- Pengadaan alat pencukur bulu domba
-
- Pengadaan chopper
-
Indikator kinerja sasaran “Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan”, dicapai melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator ini merupakan tupoksi Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan dengan melakukan pendampingan dan pembinaan kepada
119 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
petugas inseminator maupun penyuluhan mengenai penerapan program inseminasi buatan kepada peternak, outputnya berupa : - Pembangunan pos Inseminasi Buatan
3 unit
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
41.638
41.842
34.320
37.067
32.899
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
21
42
2.867
3.022
3.276
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
191.194
185.998
ekor
ekor
111.909
102.305
1. Peningkatan populasi ternak :
- Sapi
- Sapi Perah
182.612 184.847 187.647 - Kambing
ekor
ekor
ekor
107.159 108.318 110.876 - Domba 2. Persentase
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
-
59,21%
59,72%
74,93%
70,15%
Keberhasilan
Inseminasi Buatan - Perbandingan Jumlah Kelahiran dengan Pemakaian Semen Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1. Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi perah hal ini disebakan karena peternak sudah mulai tertarik untuk memelihara ternak sapi perah dan adanya fasilitasi pendampingan dan pembinaan secara intensif untuk pengembangan ternak sapi perah. 2. Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi, kambing dan domba mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan realisasi tidak mencapai target disebabkan beberapa hal, yaitu : - Harga ternak hidup yang berfluktuasi menyebabkan peternak tidak memiliki kepastian harga. Kondisi ini menyebabkan minat peternak untuk beternak menurun.
120 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Pada saat harga ternak hidup dirasa tinggi peternak banyak yang menjual ternaknya, namun harga ternak hidup yang cenderung terus naik menyebabkan peternak tidak mampu lagi membeli ternak kembali untuk dipelihara. - Keterbatasan kemampuan memelihara ternak oleh peternak sehingga skala usaha peternakan cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan. - Khusus untuk ternak sapi penurunan populasi juga diakibatkan perubahan metode penghitungan yang digunakan pada saat melaksanakan sensus pada tahun 2012. 3. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun namun untuk tahun 2013 mengalami penurunan bahkan realisasinya tidak mencapai 100% karena baru terealisasi 99,42%.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1. Meningkatkan upaya pencegahan penyakit yang menyerang ternak. 2. Penyediaan vaksin untuk ternak unggas dan pembentukan kader vaksinator tingkat desa. 3. Meningkatkan pelayanan inseminasi buatan pada ternak oleh petugas inseminator.
Meningkatnya Produksi Perikanan
Sasaran 5 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Produksi perikanan budidaya
10.967,94 ton
9.987,18 ton
91,06
2. Konsumsi ikan
12,88 kg/Kpt/th 20,73 %
13,81 kg/Kpt/th 14,83 % (35 klpk dr 236 klpk) 1.320,10 ton
107,22
3. Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan
4. Produksi perikanan tangkap
1.308,00 ton
71,54
100,93
121 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Rata-rata Capaian
% 92,69
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 92,69%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 11 (sebelas) program, yaitu: Program Pengembangan Budidaya Perikanan,
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan, Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 17 (tujuh belas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Produksi perikanan budidaya” dan “Produksi perikanan tangkap”, dicapai melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan, Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. DAK Bidang Perikanan, yang outputnya berupa : - Pembanguan JIUP
5 paket
- Alat pengolahan produk ikan (abon)
3 unit
- Induk/ calon induk ikan nila
20 paket
- Induk/ calon induk ikan gurami
200 paket
- Peralatan budidaya
5 paket
- Spiner
4 unit
- Cool box
10 unit
- Pembangunan kolam percontohan
1 unit
- Sepeda motor
2 unit
- Peralatan pemasaran bergerak
1 unit 122
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Genset
1 unit
- Alat produksi perikanan/ aksesoris indoor
1 paket
- Pemotong rumput
2 unit
- Pengadaan komputer
5 unit
- Mebelair
1 paket
- Konstruksi jalan BBI
1 paket
- Konstruksi jaringan irigasi di BBI
5 paket
- Konstruksi BBI
6 paket
- Penerangan jalan BBI
1 paket
2. Kegiatan Pengembangan kawasan minapolitan, yang outputnya berupa : - Temu usaha budidaya perikanan
40 orang
- Temu usaha pengolahan hasil perikanan
80 orang
- Temu usaha mina padi
200 unit
- Benih ikan nila hitam
300.000 ekor
- Pakan ikan (ukuran 781)
1.800 Kg
- Pakan ikan (ukuran 781-1)
1.200 Kg
- Pakan ikan (ukuran 781-2)
1.200 Kg
3. Kegiatan Pengembangan Bibit Ikan Unggul, yang outputnya berupa : - Pengadaan calon induk nila betina - Belanja pakan ikan dan hormon Cacing sutra
2.500 ekor 80 orang 4.000 kaleng
Artemia
24 kaleng
- Sewa tanah BBI
1 tahun
4. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, yang outputnya berupa : - Pengadaan calon induk gurami jantan
218 ekor
- Pengadaan calon induk gurami betina
872 ekor
- Pengadaan calon induk nila jantan
678 ekor
- Pengadaan calon induk nila betina
2.034 ekor
- Pengadaan calon induk lele jantan
220 ekor
- Pengadaan calon induk lele betina
415 ekor
5. Kegiatan Restocking Peraian Umum, yang outputnya berupa : - Pengadaan benih ikan nila
200.000 ekor
- Pengadaan benih ikan grass carp
160.000 ekor 123
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Pengadaan ikan nilem
200.000 ekor
6. Kegiatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan, yang outputnya berupa : - Pembangunan pasar ikan
1 unit
- Penggorengan mekanik abon ikan
2 unit
- Box sarana pemasaran bergerak
10 unit
Indikator kinerja sasaran “Konsumsi ikan”,
dicapai melalui Program
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan 2 (dua) kegiatan : 1. Kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah, yang outputnya berupa : - Menyelenggarakan banjarnegara agro ekspo
1 kali
- Mengikuti kontes ternak
1 kali
- Menyelenggarakan lomba asah trampil gapoktan
1 kali
- Menyelelenggarakan lomba gogoh ikan
1 kali
- Menyelenggarakan lomba stand terbaik
1 kali
- Menyelenggarakan lomba merangkai buah dan sayur
1 kali
- Mengikuti lomba tingkat nasional kelompok pembudidaya
1 kali
ikan - Menyelenggarakan parade budaya
1 kali
- Konsumsi produk ternak dan ikan
2.000 paket
- Sosialisasi Pangan Asal Hewan
250 paket
2. Kegiatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan, yang outputnya berupa : - Pembangunan pasar ikan
1 unit
- Penggorengan mekanik abon ikan
2 unit
- Box sarana pemasaran bergerak
10 unit
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan”, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Peternakan,
Program
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, dengan 10 (sepuluh) kegiatan : 124 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
1.
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Produk
Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa : - Kegiatan sekolah lapang pengedalian hama terpadu (SLPHT) : Kelompok Bakti Tani
Desa Pakelen
Kelompok Madukara
Sidadadi
Penawangan
Madukara
Kamulyan
Sigeblog
Banjarmangu
Kendaga
Banjarmangu
Argo Sari Mulyo
Sokaraja
Pagentan
Sumber Widodo
Metawana
Pagentan
Tani Makmur
Slatri
Karangkobar
Bakti Tani
Pakelen
Madukara
Mukti Sarining Tani
Rincian 20 petani, 20 laki-laki 20 petani, 4 wanita + 16 lakilaki 20 petani, 5 wanita + 15 lakilaki 20 petani, 4 wanita + 16 lakilaki 20 petani, 6 wanita + 14 lakilaki 20 petani, 20 laki-laki 20 petani, 4 wanita + 16 lakilaki 20 petani, 20 laki-laki
2. Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, yang outputnya berupa : - Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan bagi kelompok wanita tani sebanyak 150 orang wanita dari 59 kelompok wanita tani 3. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa : - Pelatihan pengembangan jeruk sebanyak 30 orang - Kursus singkat sebanyak 10 orang 4. Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa : - Penyuluhan pertanian di pedesaan dengan 250 peserta (40 wanita dan 210 laki-laki) 5. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang outputnya berupa : - Pelatihan dan pembentukan kader vaksinator Avian Influenza (Flu Burung) @ 20 orang (Kecamatan Karangkobar, Pejawaran, Wanayasa, Bawang dan Purwanegara) 6. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa :
125 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Pelatihan teknis budidaya ternak
50 orang
7. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan kepada Masyaraka, yang outputnya berupa: - Pertemuan dalam rangka pembinaan kelembagaan dengan Sarjana Membangun Desa (SMD) sejumlah 35 orang (5 perempuan dan 30 laki-laki) 8. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa : - Pelatihan peningkatan kapsitas kelompok ternak yang
100
orang
akan menerima bantuan ternak 9. Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, yang outputnya berupa: - Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu (SLPPT) sebanyak 8 kali untuk 520 orang (65 orang wanita dan 455 orang laki-laki) - Pembinaan teknis kepada calon kelompok penerima kegiatan 24 orang (13 wanita dan 11 laki-laki). 10. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa: - Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar
40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia kecil
40 orang
- Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar dan kecil
27 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Produksi
2009
2010
2011
2012
2013
5.393,25
5.390,17
6.729,11
9.987,18
ton
ton
ton
ton
ton
-
11,93
10,74
11,58
13,81
perikanan 3.956,7
budidaya 2. Konsumsi ikan
(Kg/kap/th) (Kg/kap/th) (Kg/kap/th) 3. Cakupan
bina
-
-
-
kg/Kpt/th
9,65%
14,83 %
kelompok
(25 klpk
(35 klpk
pembudidaya ikan
dari 259
dr 236
klpk)
klpk)
126 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 4. Produksi tangkap
perikanan
2009
2010
2011
2012
2013
706,66
1.131,7
1.007,6
1.290,77
1.320,10
ton
ton
ton
ton
ton
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1. Pada produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan namun pada produksi perikanan budidaya realisasi tidak mencapai target hal ini dikarenakan adanya serangan beberapa penyakit pada ikan terutama ikan gurameh dan nila yang menyerang beberapa kolam milik pembudidaya ikan, cuaca ekstrim yang terjadi pada beberapa bulan di tahun 2013 menyebabkan kondisi ikan kurang berkembang, dan beberapa kolam di Balai Benih Ikan mengalami kerusakan dan belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya, serta kualitas air untuk kolam yang berasal dari irigasi kurang menjamin produksi optimal. 2. Konsumsi ikan cenderung naik karena selama ini dilakukan kegiatan promosi konsumsi ikan bagi masyarakat Kabupaten Banjarnegara dan adanya pengembangan kegiatan pengolahan produk pangan asal ikan. 3. Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan mengalami peningkatan karena kelompok pembudidaya ikan mengalami penurunan, namun kelompok yang dibina mengalami kenaikan sejumlah 10 kelompok. Realisasi tidak mencapai target karena baru tercapai 71,54%. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan, bantuan saprodi seperti benih, bibit ikan unggul untuk meningkatkan produksi dan produktivitas lahan. 2) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit yang menyerang ikan. 3) Melakukan pendampingan dan pembinaan berupa pelatihan penguatan kelembagaan, pelatihan pengolahan produk baik pertanian, perikanan maupun peternakan. 4) Melakukan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan peningkatan kapasitas baik pelatihan teknis, manajemen maupun pembinaan penerapan teknologi.
127 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran 6 :
Meningkatnya
Produksi
dan
Produktivitas
Perkebunan
yang
Berkualitas
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
4,46 %
1,60 %
35,87
- Kopi Robusta
0,4 ton/ha
0,47 ton/ha
117,5
- Kopi Arabika
0,25 ton/ha
0,30 ton/ha
120
- Kelapa Dalam
0,72 ton/ha
0,70 ton/ha
97,22
- Kelapa Deres
8,2 ton/ha
8,29 ton/ha
101,1
- Teh
1,1 ton/ha
1,20 ton/ha
109,09
- Karet
0,16 ton/ha
1,11 ton/ha
687,5
- Tebu
75 ton/ha
60 ton/ha
80
1. Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB 2. Produktivitas perkebunan:
Rata-rata Capaian
168,54
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 168,54%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua)
program, yaitu: Program Peningkatan
Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB ” outputnya berupa : - Terpenuhinya Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB
1,60 %
Indikator kinerja sasaran ”Produktivitas perkebunan”, dicapai melalui Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan
Ketahanan
Pangan, dengan 6 (enam) kegiatan : 128 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan, yang outputnya berupa :
Terselenggaranya penyuluhan petani
Terselenggaranya
Forum
Musyawarah
30 orang Produksi
dan
40 orang
Pemasaran Teh (FMPPT)
Terdistribusinya bantuan bibit teh
4000 batang
Pengadaan pupuk organik
6000 kg
2. Kegiatan Penigkatan Kawasan Industri Berbasis Komoditas Perkebunan, yang outputnya berupa : - Distribusi bibit tanaman karet
9000 batang
- Distribusi pupuk organik
3000 kg
- Distribusi
saprodi
tanaman
(insektisida,
fungisida,
1 paket
trichoderma) - Terselenggaranya penyuluhan budidaya tanaman karet
80 orang
3. Kegiatan Pengembangan Perbenihan/pembibitan, yang outputnya berupa: - Pembuatan bibit tanaman perkebunan
13.466 batang
Bibit pala
3000 batang
Bibit pucung
2000 batang
Bibit karet
5000 batang
Bibit cengkeh
3466 batang
4. Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, yang outputnya berupa : - Tersalurnya penjemur kopi
1 unit
- Bantuan sarana/ mesin pengolah kopi
5 unit
- Bantuan sarana pengolah gula kelapa
120 paket
- Bantuan bibit kopi
25.500 batang
- Peneyelenggaraan pelatihan pasca panen kepada petani
210 orang
5. Kegiatan Penyediaan sarana produksi pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa : - Tersalurnya benih kopi arabika
80.000 butir
- Tersalurnya pupuk organik
16.000 kg
- Tersalurnya kambing
39 ekor
- Pelatihan petani
100 rang 129
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
6. Kegiatan Pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa: - Penyuluhan budidaya tanaman
150 orang
- Tersalurnya bibit karet
26.250 batang
- Tersalurnya pupuk organik
13.125 kg
- Tersalurnya fungisida 16 kg dan insektisida 10 liter
1 paket
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Kontribusi
sektor
perkebunan
2009
2010
2011
2012
2013
1,74%
1,68%
1,69%
1,71%
1,60 %
-
0,36
0,35
0,47
0,47
ton/ha
ton/ha
ton/ha
ton/ha
0,23
0,33
0,26
0,30
ton/ha
ton/ha
ton/ha
ton/ha
0,77
0,76
0,69
0,70
ton/ha
ton/ha
ton/ha
ton/ha
8,43
8,09
7,17
8,29
ton/ha
ton/ha
ton/ha
ton/ha
1,16
1
1,12
1,20
ton/ha
ton/ha
ton/ha
ton/ha
-
-
1,35
1,11
ton/ha
ton/ha
60
60
ton/ha
ton/ha
terhadap PDRB 2. Produktivitas perkebunan: - Kopi Robusta
- Kopi Arabika
- Kelapa Dalam
- Kelapa Deres
- Teh
- Karet
- Tebu
-
-
-
-
-
-
-
-
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB mengalami penurunan di tahun 2013 dan realisasinya tidak mencapai target karena baru tercapai 35,87%. Realisasi pada tahun
130 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2013 masih merupakan angka sementara sehingga masih ada kemungkinan terealisasi sesuai target apabila angka-angka yang sebenarnya dapat diukur. 2) Produktivitas kopi robusta menunjukan peningkatan dan stabil pada dua tahun terakhir, hal ini merupakan dampak dari pemeliharaan tanaman yang sudah baik dan pembinaan dari dinas dalam penanganan hama penyakit tanaman dengan metode sekolah lapang. 3) Produktivitas kopi arabika realisasinya cenderung naik dibandingkan dua tahun sebelumnya yang menunjukan penurunan pada tahun 2012, hal ini disebabkan adanya peningkatan populasi tanaman baru yang sudah produktif. 4) Produktivitas tanaman kelapa baik kelapa dalam maupun kelapa deres mengalami peningkatan, hal ini merupakan dampak dari rehabilitasi tanaman tua/ rusak dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Namun, untuk kelapa dalam realisasinya tidak mencapai target karena cuaca/ iklim yang kurang mendukung yaitu terlalu banyak hujan pada waktu penanaman, meskipun cuaca tersebut mendukung bagi pertumbuhan tanaman yang lain. 5) Produktivitas teh mengalami peningkatan karena adanya intensifikasi dan optimasi tanaman teh. 6) Banyak masyarakat yang menanam tanaman karet karena memiliki prospek ekonomi tinggi dan nilai konservasi yang baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, namun menunjukan penurunan di tahun 2013 meskipun realisasinya melampaui target. Hal ini disebabkan penanaman tanaman baru dalam jumlah besar dan belum berproduksi sehingga rata-rata produktivitas menurun. 7) Pada tahun 2012 baru dilaksanakan pengembangan tanaman tebu dan Produktivitas tebu menunjukan realisasi stabil, bahkan realisasi di tahun 2013 tidak mencapai target. Hal ini disebabkan adanya iklim yang kurang mendukung, waktu penanaman terlambat sehingga panen terlalu awal pada saat usia/ umur tebu belum memenuhi kondisi maksimal. Banyak tebu yang dipanen di awal (6-7 bulan) menyesuaikan masa giling pabrik, sedangkan panen optimal umur 1 tahun, sehingga produksinya belum maksimal. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Menerapkan dan mengaplikasikan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. 2) Melaksanakan intensifikasi, diversifikasi dan eksteksifikasi tanaman perkebunan.
131 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3) Secara intensif melakukan bimbingan dan pendampingan kepada petani sebagai pelaku utama. 4) Sumber data melakukan survey lebih awal sehingga dapat diperoleh data yang lengkap dan valid.
Sasaran 7 :
Meningkatnya Kunjungan Wisatawan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Kunjungan wisata 2. Pendapatan sektor pariwisata
Target
Realisasi
100 % 96,17 % (500.000) (480.827) 100 % 122,5 % (2.856.000.000) (3.499.470.650)
Rata-rata Capaian
% 96,17 122,5 109,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 109,34%. Indikator kinerja jumlah kunjungan wisata hanya terealisasi 480.827 pengunjung atau 96,17% dari target dan pendapatan sektor pariwisata terealisasi melebihi target yaitu Rp 3.499.470.650 atau 122,5%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program pengembangan destinasi pariwisata, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui
1 (satu) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Kunjungan wisata” dan ” Pendapatan sektor pariwisata”, dicapai melalui Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Atraksi wisata mingguan (show biz mingguan)
56 kali showbiz
- Pekan lebaran
2 lokasi (Dieng dan
132 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
serulingmas) Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
473.812
458.161
461.291
473.702
480.827
pengunjung
pengunjung
pengunjung
pengunjung
pengunjung
Rp
Rp
Rp
Rp
Kinerja 1. Kunjungan wisata 2. Pendapatan
2.345.526.780 2.514.621.803
sektor
Rp
2.669.394.383 3.516.846.400
3.499.470.650
pariwisata Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada
indikator
kunjungan
wisata
mengalami
peningkatan
terlebih
dengan
diselenggarakannya Festival Serayu Banjarnegara pada Tahun 2013 yang banyak menyerap kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing. Namun realisasi kunjungan wisata tidak mencapai target yang disebabkan ketatnya persaingan obyek wisata baru yang muncul di Kabupaten Banjarnegara terutama yang dikelola oleh pihak swasta sehingga menyebabkan konsentrasi wisata menjadi terpecah juga adanya penutupan jalur wisata ke Dieng lewat Wonosobo selama beberapa waktu karena terjadinya longsor pada salah satu ruas jalan serta gempa di Dieng yang mengakibatkan keluarnya gas CO2 dari Kawah Timbang. 2) Adanya penutupan jalur wisata karena longsor dan gempa di Dieng menyebabkan kunjungan wisata mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, secara tidak langsung berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata di tahun 2013, meskipun dalam realisasinya pendapatan sektor pariwisata melampaui target yaitu 122,5% karena pada saat Festival Serayu Banjarnegara Tahun 2013 banyak diselenggarakan eventevent yang mampu menyedot perhatian publik baik dari sektor usaha pariwisata, jasa, retribusi maupun perdagangan. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
133 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
1) Menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang lebih representatif di Objek Wisata. 2) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang secara khusus menangani urusan Kebudayaan dan Kepariwisataan. 3) Berpartisipasi dalam pameran nasional dengan harapan dapat membuka pasar wisata baru di luar daerah. 4) Lebih menggiatkan kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata dengan melibatkan peran/ partisipasi aktif pelaku usaha pariwisata dalam mendukung promosi dan pemasaran pariwisata terpadu.
Sasaran 8 :
Meningkatnya Kinerja Perdagangan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Kontribusi
sektor
Perdagangan
Target
Realisasi
%
13,62 %
12,66 % (Rp 1.039.164,89 )
92,95
Rp 26.284.000.000
Rp 60.638.617.080
230,71
10.101 klpk
11.400 klpk
112,86
terhadap PDRB 2.
Ekspor Bersih Perdagangan
3.
Cakupan
bina
kelompok
pedagang/usaha informal
Rata-rata Capaian
145,51
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
145,51%. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
134 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB”, yang outputnya berupa : - Terpenuhinya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
12,66% ( Rp 1.039.164,89)
Indikator kinerja sasaran “Ekspor Bersih Perdagangan” dan Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal”, dicapai melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terpenuhinya eksport bersih perdagangan - Terbinanya kelompok pedagang pasar
Rp. 60.638.617.080 Kabupaten yang
11.400
meliputi kios, los dan emprakan Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Kontribusi
2009
2010
2011
2012
2013
8,73%
11,34%
9,40%
13,25%
12,66 %
sektor Perdagangan terhadap PDRB 2. Ekspor
2.398.979.580
2.528.061.210 24.775.000.000 50.783.439.150 60.638.617.080
Bersih Perdagangan 3. Cakupan bina
11.677
11.677
10.342
10.342
11.400
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok pedagang/ usaha informal Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB menunjukan penurunan, realisasi tahun 2013 masih merupakan angka sementara sehingga masih bisa berubah jika 135 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
dilakukan perhitungan data sebenarnya. Realisasinya tidak mencapai target karena baru tercapai 92,95%. Hal ini menunjukan peranan PDRB pada sektor perdagangan belum memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Kabupaten Banjarnegara. 2)
Ekspor Bersih Perdagangan mengalami peningkatan dan melampaui target karena permintaan barang dari luar negeri yang meningkat serta kebijakan yang mendorong ekspor dari pemerintah pusat.
3) Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal meningkat karena adanya kerjasama yang intens baik dalam intern dinas maupun ekstern dinas terkait, pembinaan yang berkesinambungan terhadap kelompok-kelompok pedagang/ usaha informal dalam mengembangkan usahanya serta pemberian bantuan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Lebih giat untuk menggerakkan sektor-sektor pendukung perdagangan dalam rangka mendukung kontribusinya terhadap PDRB.
Meningkatnya Kapasitas Koperasi, UMKM dan Kelembagaan
Sasaran 9 :
Ekonomi Pedesaan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Persentase koperasi aktif
80,72 %
81,68 %
101,19
2. Usaha Mikro dan Kecil
23.798 buah/unit
23.874 buah/unit
100,32
3. Jumlah BPR/LKM
255 buah/unit
201 buah/unit
78,82
136 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
4. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi
3 buah
3 buah
100
5. Jumlah bank
39 buah
37 buah
94,87
Rata-rata Capaian
95,04
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 95,04%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui
3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
Kualitas Kelembagaan Koperasi, Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha
Bagi UMKM, dan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Persentase koperasi aktif”, dicapai melalui Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Data potensi koperasi tidak aktif
60 koperasi
- Aktivasi koperasi tidak aktif
80 koperasi
Indikator kinerja sasaran “Usaha Mikro dan Kecil”, dicapai melalui Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terpenuhinya jumlah usaha mikro dan kecil
23.874 unit
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah BPR/LKM ”, ” Jenis dan jumlah perusahaan asuransi” dan “Jumlah bank “, dicapai melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Monitoring dan pengawasan kinerja Perusda
5 Perusda
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013 137
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Persentase koperasi aktif
78,8%
79,2%
79,7%
80,44%
81,68 %
2. Usaha Mikro dan Kecil
23.227
23.247
23.329
23.621
23.874
188
209
227
241
201
3
3
3
3
3
30
32
33
36
37
3. Jumlah BPR/LKM 4. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi 5. Jumlah bank
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Persentase koperasi aktif mengalami peningkatan karena secara aktif dilakukan identifikasi terhadap koperasi aktif dan mengaktifkan koperasi yang masih memiliki kemungkinan untuk dikembangkan kembali karena pada awalnya pembentukan koperasi hanya untuk mengejar fasilitasi dari pemerintah sehingga setelah fasilitasi selesai koperasi tidak memiliki program kerja yang jelas dan tidak beroperasi. 2) Usaha Mikro dan Kecil mengalami peningkatan karena tercukupinya sarana dibidang UMKM, tersedianya kompetensi tenaga Pembina dibidang UMKM dan adanya koordinasi yang sinergis baik dengan pemerintah pusat maupun provinsi
untuk
mendukung pencapaian kinerja melalui program kegiatan. 3) Jumlah BPR/LKM mengalami penurunan bahkan realisasi tidak mencapai target karena adanya proses pengajuan perubahan regulasi dan kebijakan penambahan/ pembukaan BPR dari yang berwenang. 4) Jenis dan jumlah perusahaan asuransi menunjukan realisasi stabil dari tahun ke tahun. 5) Jumlah bank mengalami peningkatan namun realisasi pada tahun 2013 tidak mencapai target karena Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak memiliki akses pengendalian, pendirian lembaga perbankan dan pembukaan cabang perbankan baru dan yang ada hanya pelayanan terhadap pendaftaran izin operasional lembaga keuangan/ perbankan. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
138 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
1) Kemudahan dalam pemberian regulasi dan kebijakan penambahan/ pembukaan BPR. 2) Pembinaan dan pengawasan keberadaan lembaga keuangan dalam pemberian kredit sehingga kredit benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat terutama di pedesaan dalam mengembangkan usahanya, untuk ke depannya tidak terdapat kredit macet yang akhirnya membuat lembaga keuangan tidak beroperasi. 3) Adanya upaya untuk memperkuat struktur permodalan baik dengan perbankan, dana bergulir, kredit program, peralatan maupun bansos.
Sasaran 10 :
Meningkatnya Jumlah Investasi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1.
Jumlah investor berskala nasional
754 buah
641 buah
85,01
2.
Jumlah nilai investasi berskala 311.662.110.000 752.040.554.000 241,30
nasional 3.
Daya serap tenaga kerja
3.226
3.292
102,05
4.
Kenaikan/penurunan
21.170.000.000
101.350.000.000
478,74
66,66 %
100%
150,02
66,60 %
100%
150,15
- HO
3 hari
3 hari
100
- IMB
3 hari
3 hari
100
Nilai
Realisasi PMDN (milyar rupiah) 5.
Penerbitan
Izin
Usaha
Jasa
Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap 6.
Terlayaninya masyarakat pengurusan
izin
dalam
pemanfaaatan
ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta rincinya 7.
Lama proses perijinan
139 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja - SIUP 8.
Penggunaan Alun-alun
9.
Jumlah Perda yang mendukung
Target
Realisasi
%
1-3 hari
1-3 hari
100
3 hari
3 hari
100
4 perda
2 perda
50
iklim usaha Rata-rata Capaian
150,66
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 150,66%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Jumlah investor berskala nasional ”, “ Jumlah nilai investasi berskala nasional ”, “ Daya serap tenaga kerja ” dan “ Kenaikan/ penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)” dicapai melalui Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya rapat koordinasi/ temu usaha antara
2
Kali
pengusaha dengan pemerintah - Tercapainya nilai investasi - Terserapnya tenaga kerja - Tercatatnya nilai penurunan/ kenaikan realisasi PMDN
Rp 752.040.554.000 3.292 orang Realisasi PMDN: Rp101.350.000.000 Kenaikan PMDN : Rp 80.180.000.000
Indikator kinerja sasaran “ Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap” dicapai melalui Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Diterbitkannya SIUJK
55 izin
Indikator kinerja sasaran “Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaaatan ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta
140 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
rinciannya ”, dicapai melalui Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang outputnya berupa: - Diterbitkannya izin prinsip baru
61 izin prinsip baru
- Diterbitkannya izin prinsip perpanjangan
61 izin prinsip perpanjangan
Indikator kinerja sasaran “ Lama proses perijinan (IMB,
HO, SIUP)” dan
”Penggunaan alun-alun”, dicapai melalui Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya pelayanan perizinan terpadu
1 th
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha ”, dicapai melalui Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Ditetapkannya Perda pendukung investasi
2 Perda
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Jumlah
investor
berskala
2011
2012
2013
685 buah/unit
627 buah/unit
641 buah/unit
Rp
Rp
Rp
nasional 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional
200.157.100.000 650.687.694.985
3. Daya serap tenaga kerja
2.927
4. Kenaikan/penurunan
Nilai
5.518
752.040.554.000 3.292
1.690.000.000 450.530.594.985 101.350.000.000
Realisasi PMDN (milyar rupiah) 5. Penerbitan
Izin
Usaha
Jasa
Konstruksi (IUJK) dalam 10
100%
100%
100%
100%
100%
hari kerja setelah persyaratan lengkap 6. Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaaatan
100%
ruang sesuai dengan peraturan daerah
tentang
RTRW
Kabupaten beserta rincinya 7. Lama proses perijinan 141 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
HO
3 hari
3 hari
3 hari
-
IMB
3 hari
3 hari
3 hari
-
SIUP
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
2 Perda
2 Perda
2 Perda
8. Penggunaan Alun-alun 9. Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Jumlah investor berskala nasional mengalami peningkatan di tahun 2013 karena adanya berbagai promosi baik lewat pameran dan leaflet. Namun realisasi tidak mencapai target karena masih kurangnya data investasi dan kurangnya informasi kepada para pengusaha sehingga pengusaha minim peluang mengikuti promosi hasil usahanya. 2) Jumlah nilai investasi berskala nasional mengalami peningkatan karena banyak pengusaha yang mempunyai modal menengah ke atas berinvestasi di Banjarnegara, adanya kenaikan nilai investasi yang ditanamkan dan iklim yang kondusif untuk berinvestasi. 3) Iklim yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan kegiatan investasi banyak membuka peluang usaha baru sehingga banyak menyerap tenaga kerja. 4) Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) mengalami peningkatan karena adanya peranan pemerintah yang mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para pengusaha sehingga memberikan kesempatan dan kemudahan untuk menanamkan modalnya dalam jumlah besar dan adanya kepastian hukum bagi para pengusaha. 5) Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaaatan ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta rinciannya stabil bahkan melebihi target karena adanya koordinasi yang baik dengan instansi terkait. 6) Lama proses perijinan baik HO, IMB dan SIUP terealisasi sesuai target dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) izin pelayanan serta peraturan perundangundangan yang mengaturnya. 7) Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha realisasinya stabil, namun tidak mencapai target. Hal ini bukan berarti tidak memperhatikan bidang investasi dari segi aturan, namun karena Perda–perda yang ada telah cukup mampu menjadi dasar aturan bagi 142 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
para investor. Aturan yang mendukung investasi tidak hanya berbentuk Perda tetapi juga berbentuk penetapan Peraturan Bupati dan aturan yang lebih tinggi (Undangundang). Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Meningkatkan kerjasama dengan semua instansi terkait untuk membangun data base yang akurat dan aktual sehingga tersedia informasi yang dapat diakses dengan mudah, cepat dan murah baik secara online melalui fasilitas teknologi internet maupun secara offline dengan datang ke KP2T. 2) Melaksanakan sosialisasi ke masyarakat dan badan usaha tentang perizinan dan penanaman modal. 3) Meningkatkan promosi potensi daerah baik dengan mengikuti pameran investasi daerah maupun melalui website/ blog/ internet. 4) Mencari langsung ke para pengusaha untuk memperoleh produk yang dikelola untuk dipromosikan.
Sasaran 11 :
Meningkatnya Kesempatan dan Lapangan Kerja Serta Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Rasio penduduk yang bekerja
0,97 %
0,96 %
98,97
2. Angka partisipasi angkatan kerja
75,93 %
79,47 %
104,66
3. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
14,92 %
0
100
4. Tingkat partisipasi angkatan kerja
75,93 %
79,47 %
104,66
5. Tingkat pengangguran terbuka
2,56 %
3,75 %
53,52
143 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
6. Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja
100 %
100 %
100
7. Penyelesaian
100 %
100 %
100
perselisihan
buruh
dan
pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Rata-rata Capaian
94,54
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 94,54%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui
2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dan Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 7 (tujuh) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran ”Rasio penduduk yang bekerja”, ”Angka partisipasi angkatan kerja”, ”Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun”, “Tingkat partisipasi angkatan kerja” dan
“Tingkat pengangguran terbuka”, dicapai melalui Program
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja”, dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
65 orang
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja dan kejuruan
80 orang
- Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja berbasis
100 orang
masyarakat Indikator kinerja sasaran “Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja” dan ”Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah”, dicapai melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pembinaan/penyuluhan, Sosialisasi berbagai
120 orang
peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan - Terlaksananya pembinaan/penyuluhan keselamatan dan 100 orang/perusahaan kesehatan kerja (K3) di perusahaan
144 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan pelaporan
130 perusahaan
perusahaan sesuai undang-undang No. 07 Tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan - Terlaksananya survei kebutuhan Hidup Layak (KHL) di
12 bulan
pasar guna menyiapkan bahan usulan UPangan Asal Hewan
KHL 2013 =
Minimum Kabupaten (UMK) untuk peningkatan
983.536,61 dari UMK
kesejahteraan pekerja/buruh
2014 Rp.920.000,-
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1.
Rasio penduduk yang bekerja
0,95%
0,97%
0,94%
0,94%
0,96 %
2.
Angka partisipasi angkatan kerja
67,24%
69,99%
66,5%
66,50% 79,47%
3.
Angka
pengusaha-
2,05%
8,13%
5,10%
1,45%
4.
Tingkat partisipasi angkatan kerja
67,24%
69,99%
71,25%
73,78% 79,47%
5.
Tingkat pengangguran terbuka
5,09%
3,09%
5,57%
5,57%
3,75 %
6.
Keselamatan dan perlindungan
-
100%
100%
20,35%
100%
-
100%
100%
100%
100%
sengketa
0%
pekerja per tahun
tenaga kerja 7.
Penyelesaian perselisihan buruh dan
pengusaha
terhadap
kebijakan pemerintah daerah
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Rasio penduduk yang bekerja mengalami peningkatan di tahun 2013 hal ini menunjukan bahwa lebih banyak penduduk yang bekerja sebesar 0,02% dibandingkan tahun 2012. Namun realisasi tidak mencapai target karena dari penduduk usia kerja yang ditargetkan belum seluruhnya diterima bekerja. Rendahnya minat pencari kerja untuk bekerja di luar Banjarnegara menyebabkan mereka masih menganggur padahal lapangan pekerjaan yang tersedia di luar jauh lebih banyak dibandingkan di Banjarnegara. 145 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2) Angka partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan pada dua tahun terakhir, namun mengalami peningkatan di tahun 2013 disebabkan penduduk usia angkatan kerja yang masih aktif bekerja dengan berbagai alasan terkait dengan kebutuhan ekonomi lebih memilih untuk bekerja, terutama dari ibu-ibu rumah tangga yang semula memilih tidak bekerja karena bekerja di sektor domestik/ rumah tangga. Dengan adanya lapangan pekerjaan baru lebih membuka kesempatan bagi mereka untuk bekerja di tempat tersebut. 3) Di tahun 2013 tidak terjadi sengketa pengusaha-pekerja sehingga realisasi melampaui target bahkan realisasi menunjukan peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena Banjarnegara memiliki iklim yang kondusif sehingga tidak membuka peluang bagi berkembangnya konflik ataupun munculnya konflik antara pengusah-pekerja
dan
menyelesaikan setiap
Pemerintah
Kabupaten
telah
mengupayakan
untuk
permasalahan secara kekeluargaan melalui lembaga Tripartit
sehingga tidak sampai masuk ke ranah hukum. 4) Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena lebih banyak penduduk angkatan kerja/ yang aktif bekerja dibandingkan dengan penduduk usia 15-64 th secara keseluruhan. Makin tinggi kesadaran dan tingkat partisipasi mereka dalam mensukseskan program pembangunan, juga adanya tuntutan kebutuhan ekonomi yang semakin beragam. 5) Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran, terbukti di tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan sebanyak 1,82% dibandingkan tahun 2012. Namun realisasi di tahun 2013 tidak mencapai target hal ini disebabkan masih terdapat lulusan SMA pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, terbatasnya lapangan kerja dan peluang kerja bagi para pencari kerja serta rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja dalam menjawab tuntutan kompetensi tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi. 6) Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya karena makin tinggi tingkat ketaatan perusahaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan kesadaran pengusaha/ perusahaan akan keselamatan dan perlindungan kerja yang menjadi hak karyawan/buruh serta perencanaan dan tatalaksana kerja yang baik dalam kegiatan sosialisasi tentang K3.
146 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Melakukan perencanaan dan tata laksana kerja yang baik dalam penyediaan peralatan dan perlengkapan untuk pelatihan. 2) Terobosan program dan kegiatan berupa job fair sebagai salah satu upaya penanganan tenaga kerja yang cukup tinggi . 3) Melakukan kerjasama lintas sektoral dalam penyerapan tenaga kerja baik dalam bentuk AKL, AKAD dan AKAN. 4) Memberikan kesempatan kerja melalui padat karya produktif wirausaha baru dan teknologi tepat guna.
Sasaran 12 :
Meningkatnya Kinerja Usaha Pelaku Industri Kecil dan Menengah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
12,76 %
12,30 %
96,39
2. Kontribusi industri rumah tangga terhadap
2,64 %
4,3 %
162,88
19.829
21.965
110,77
9.445 buah
9.460 buah
100,16
PDRB sektor Industri 3. Pertumbuhan Industri 4. Cakupan bina kelompok pengrajin Rata-rata Capaian
117,55
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 117,55%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
147 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua)
program, yaitu: Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi Industri dan Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB” dan ”Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri”, yang outputnya berupa : - Terpenuhinya kontribusi sektor industri terhadap PDRB
12,30% (Rp 1.009.792,11)
- Terpenuhinya Kontribusi industri rumah tangga terhadap
4,3%
PDRB sektor Industri Indikator kinerja sasaran “Pertumbuhan Industri”, dicapai melalui Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Tercapainya pertumbuhan industri
21.965
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok pengrajin”, dicapai melalui Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: - Kelompok pengrajin yang dibina
9.460
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Kontribusi sektor Industri terhadap
24,39
4,33
3,64
11,30
12,30
24,39
4,33
3,64
11,30
4,3
3. Pertumbuhan Industri
17.073 19.093
20.820
4. Cakupan bina kelompok pengrajin
7.756
PDRB 2. Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
8.041
8.362
21.085 8.446
21.965 9.460
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB cenderung turun dan meningkat pada 148 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
tahun 2013, namun realisasi tidak mencapai target karena hanya terealisasi 96,39%. Hal ini menunjukan industri pengolahan di Kabupaten Banjarnegara belum berkembang. 2) Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri mengalami penurunan. Pada tahun 2012
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB
sektor Industri masih melekat pada Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB, namun di tahun 2013 telah dilakukan penghitungan tersendiri sehingga realisasi menurun karena industri rumah tangga merupakan bagian kecil dari industri secara keseluruhan. 3) Pertumbuhan Industri mengalami peningkatan dan terus berkembang terutama pada industri kecil dan menengah karena adanya kerjasama, koordinasi dan komunikasi yang baik antar instansi terkait dalam bidang industri, perdagangan, koperasi dan UMKM, adanya kesadaran dan partisipasi para pelaku UMKM maupun masyarakat usaha lainnya dalam membangun perekonomian
Kabupaten Banjarnegara
dan
berkembangnya sektor industri, perdagangan, koperasi dan UMKM yang semakin kondusif. 4) Pengembangan
dan
pembinaan
yang
berkesinambungan
terhadap
UMKM
menyebabkan cakupan bina kelompok pengrajin semakin banyak/ bertambah.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Lebih giat untuk menggerakkan sektor-sektor industri dalam rangka mendukung kontribusinya terhadap PDRB.
Sasaran 13 :
Meningkatnya Produksi Pertambangan dan Energi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
149 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan
76,00 %
98,51% (158,6 ha dari 161 ha)
129,62
0,52 %
0,52 %
100
2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
Rata-rata Capaian
114,81
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 114,81%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan”, dicapai melalui Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan
98,51% (158,6 Ha dari 161 Ha)
Indikator kinerja sasaran “ Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB ”, yang outputnya berupa : - Terpenuhinya Kontribusi sektor pertambangan terhadap
0,47%
PDRB Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
0,19%
62%
81,4%
98,51%
0,50%
0,50%
0,49%
0,49%
0,47%
1. Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan 2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
150 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan semakin meningkat hal ini disebabkan secara intensif dilakukan pengendalian dan pengawasan terhadap usaha pertambangan di Kabupaten Banjarnegara juga makin tinggi kesadaran masyarakat dalam melakukan penambangan dengan tertib karena akibat yang ditimbulkan dari penambangan liar sangat merusak ekosistem dan kawasan di sekitarnya. 2) Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB realisasinya menurun dan tidak mencapai target karena baru tercapai 90,38%. Realisasi pada tahun 2013 masih merupakan angka sementara sehingga masih ada kemungkinan terealisasi sesuai target apabila angka-angka yang sebenarnya dapat diukur.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Sumber data melakukan survey lebih awal sehingga dapat diperoleh data yang lengkap dan valid.
Meningkatnya Produksi Hasil Kehutanan
Sasaran 14 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Rehabilitasi hutan dan lahan
4,39 %
4,27 % (4.399,27 ha dari 103.027,35 ha) 1,16 % (200 ha dari 17.263,60 ha) 0,62 %
97,27
kritis 2. Kerusakan kawasan hutan
0,00 %
3. Kontribusi
0,66 %
sektor
kehutanan
0
93,94
terhadap PDRB Rata-rata Capaian
63,74
151 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 63,74%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Rehabilitasi hutan dan lahan kritis” dan ”Kerusakan kawasan hutan” dicapai melalui Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pembuatan hutan rakyat
75Ha
- Terlaksananya pembuatan turus jalan
4 km
- Terlaksananya pembuatan hutan rakyat
350 Ha
- Terlaksananya pembuatan turus jalan
4 km
- Penghijauan kanan kiri sungai
2 km
- Pengadaan sarpras penyuluhan
- Pembuatan bibit tanaman kehutanan yang layak salur Bibit albasia
1 paket (2 unit laptop dan 4 unit sepeda motor) 110.000 batang 180.000 batang
Bibit aren
2000 batang
Indikator kinerja sasaran “ Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ” outputnya berupa : - Terpenuhinya kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
0,62 %
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
1. Rehabilitasi hutan dan 0,06% 3,82% lahan kritis
2011
2012
5,59% 6,15% (5.755 ha (6.336 ha dari dari 103.027,35 ha) 103.027,35 ha)
2013 4,27 % (4.399,27 ha dari 103.027,35 ha)
152 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 2. Kerusakan
kawasan
2010
0,0%
0,0%
2011
2012
2013
0,34% 1,15% 1,16 % (59 ha (197,85 ha dari (200 ha dari 17.263,60 ha) dari 17.263,60 ha) 17.263,60 ha) sektor 0,66% 0,64% 0,65% 0,64% 0,62 %
hutan 3. Kontribusi kehutanan
2009
terhadap
PDRB Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) menurun. Capaian kinerja yang menurun tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis menurun bahkan realisasinya tidak mencapai target karena pada tahun 2013 telah terbit Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 09 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa jumlah tanaman untuk merehabilitasi lahan per hektar adalah 700 batang, sedangkan sebelumnya adalah 400 batang/ Ha, sehingga meskipun jumlah tanaman lebih banyak tetapi lahan yang direhabilitasi lebih sempit. 2) Kerusakan hutan menunjukan penambahan areal setiap tahunnya dan pada tahun 2013 terdapat penambahan 0,01% yang terjadi di kawasan hutan negara di Desa Penawaren Kecamatan Sigaluh seluas 188 Ha akibat penebangan tidak menggunakan prosedur yang benar (SOP). 3) Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB realisasinya cenderung turun bahkan tidak mencapai target karena produksi beberapa komoditas kehutanan baik kayu maupun bukan kayu mengalami penurunan sehingga memberikan hasil tidak maksimal. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Melaksanakan rehabilitasi konservasi lahan dengan penanaman vegetasi. 2) Penambahan bibit kehutanan yang berkualitas dan layak salur. 3) Pembinaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk melaksanakan pengawasan dan fungsi menggerakan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan hutan. 4) Menindak dengan tegas setiap pelaku penebangan tidak menggunakan prosedur yang benar (SOP)
153 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
MISI 2
: MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK
TATA
KELOLA
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur
Sasaran 1 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Rasio PNS Lulusan S1
43,00 %
53,47 %
124,35
2. Rasio PNS Lulusan S2/S3
1,84 %
2,75 %
149,46
3. Rasio pejabat struktural yang mengikuti
66,26 %
68,63%
103,58
69,23 %
64,61%
93,33
8,96 %
11,15 %
124,44
diklatpim 4. Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur 5. Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan bintek Rata-rata Capaian
119,03
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
119,03%. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur dan Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 5(lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
154 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “Rasio PNS Lulusan S1”, dicapai melalui Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan
S1 = 2 orang
dinas Indikator kinerja sasaran “ Rasio PNS Lulusan S2/S3”, dicapai melalui Program Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan
S 2 = 2 orang
dinas Indikator kinerja sasaran “ Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim”, dicapai melalui Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya Pejabat Struktural yang mengikuti Diklatpim Tk IV
80 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur”, dicapai melalui Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselesaikannya kasus PNS/PTT 12 Bulan
67 SKPD
Indikator kinerja sasaran “ Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan bintek”, dicapai melalui Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terwujudnya peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah
183 orang
dengan mengadakan diklat teknis, kursus dan bimtek Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Rasio PNS Lulusan S1
27,20%
33,51%
36,87%
51,54% 53,47 %
2. Rasio PNS Lulusan S2/S3
1,50%
1,56%
1,68%
2,61%
2,75 %
155 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
3. Rasio pejabat struktural yang
-
-
-
65,58%
68,63%
-
-
-
69,23%
64,61%
-
-
-
9,66%
11,15 %
mengikuti diklatpim 4. Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur 5. Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan bintek Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat. Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1.) Untuk indikator Rasio PNS Lulusan S1 meningkat disebabkan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang mengamanatkan standar kompetensi pendidikan bagi guru minimal DIV / S1 memacu para guru untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang S1 melalui ijin belajar maupun tugas belajar. 2.) Untuk indikator Rasio PNS Lulusan S2/S3 meningkat disebabkan banyaknya tawaran tugas belajar S2 dari Kementerian maupun lembaga lain yang dimanfaatkan para PNS dan adanya upaya PNS untuk meningkatkan kompetensi pendidikan melalui ijin belajar. 3.) Untuk indikator Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim meningkat disebabkan adanya perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2002 tentang pengangkatan PNS dalam jabatan struktural yang mensyaratkan seorang PNS mengikuti Diklatpim sebelum menduduki jabatan struktural sehingga mendorong Pemerintah Daerah berusaha memberangkatkan PNS yang memenuhi syarat untuk mengikuti Diklatpim. 4.) Untuk indikator Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur menurun dari 69,23 % menjadi 64 ,61 % disebabkan dari SKPD penanganan yang bermasalah banyak terselesaikan di SKPD itu sendiri dan tidak sampai menjadi penjatuhan hukuman disiplin dan berarti telah terjadi peningkatan pemahaman aturan penanganan disiplin PNS di Kabupaten Banjarnegara. 5.) Untuk indikator Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan bintek meningkat hal ini disebabkan banyaknya tuntutan peningkatan kompetensi teknis bagi para pelaksana tugas. Diklat teknis juga disyaratkan bagi calon peserta Diklatpim harus
156 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
sudah mengikuti Diklat Teknis minimal 2 jenis, sehingga mendorong Pemerintah Daerah berusaha untuk mengikutsertakan PNS dalam membiayai Diklat Teknis sesuai kebutuhan instansi.
Tertata dan Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pengendalian dan
Sasaran 2 :
Evaluasi Pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran SKPD
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
5,42 %
5,40 %
99,63
2. Laju inflasi kabupaten
7,17 %
8,35 %
116,46
3. PDRB Per Kapita
Rp 8.898.060 Rp 10.137.000
4. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks
113,92
0,50 %
-
0
1 dok
1 dok
100
2 dok
1 dok
50
100 %
100 %
100
Ketimpangan Regional) 5. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA 6. Tersedianya
Dokumen
Perencanaan
:
RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA 7. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Rata-rata Capaian
82,86
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 82,86 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
157 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) pembangunan daerah dan Program
program, yaitu: Program perencanaan
perencanaan pembangunan ekonomi, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten, PDRB Per Kapita, Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) ”, dicapai melalui 1 (satu) kegiatan yang dilaksanakan bersama dengan Badan Pusat Statistik. Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA ”, dicapai melalui Program Perencanaan pembangunan daerah, dengan 1 (satu) kegiatan yaitu penyusunan RKPD yang outputnya berupa : - Dokumen RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
”, dicapai melalui Program perencanaan Pembangunan
daerah, dengan 2 (dua) kegiatan yaitu penyusunan RKPD yang outputnya berupa : - Dokumen RKPD
1 dokumen
- Evaluasi RKPD
1 dokumen
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Laju
Pertumbuhan
2009
2010
2011
2012
2013
5,11%
4,89%
4,92%
5,39
5,40 %
4,37%
7,13%
4,73%
4,55%
8,35 %
Ekonomi 2. Laju inflasi kabupaten 3. PDRB
Per
Kapita 6.533.983 7.214.067 7.959.680 8.760.617 10.137.000
(Rp. 000) 4. Indeks ketimpangan
0,54
0,51
0,53
0,53
0
ada
ada
ada
100%
100 %
Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) 5. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yang telah ditetapkan
158 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
100%
100%
100%
99,96%
100 %
dengan PERDA 6. Tersediannya Dokumen Perencanaan:
RKPD
yang telah ditetapkan dengan PERKADA 7. Penjabaran
Program
RPJMD
kedalam
RKPD Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan , antara lain : 1. Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten, PDRB Per Kapita, Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) masih sangat sementara dari Tim bekerjasama dengan BPS; 2. Indikator Indeks ketimpangan wiliamson (Indeks ketimpangan regional) belum ada realisasinya disebabkan untuk menghitung indeks ketimpangan wiliamson harus sudah ada data PDRB per kecamatan dan sampai saat ini data PDRB belum terkumpul semua. 3. Penetapan dokumen RKPD 2014 tidak dapat ditetapkan pada bulan Mei dikarenakan amanat Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang mewajibkan Dokumen RKPD Kabupaten ditetapkan menunggu RKPD Provinsi dimana RKPD Provinsi ditetapkan setelah RKP Nasional ditetapkan. 4. Untuk indikator tesedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA hanya tercapai 50% dari yang ditargetkan. Hal ini disebabkan dari target yang ditetapkan di RPJMD yaitu 2 dokumen merupakan akumulasi jumlah dokumen dari tahun sebelumnya yaitu 2 dokumen sedangkan capaian 1 dokumen untuk tahun ini.
Sasaran 3 :
Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah
159 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (Lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Persentase
penyelesaian
TLHP
Reguler
Inspektorat
Kab
Pelaksanaan
Tindak
Target
Realisasi
%
89 %
94,47 %
106,15
97 %
89,63 %
92,40
84 %
86,06 %
102,45
70 %
97,44 %
139,20
10 % (SKPD)
10 % (SKPD)
100
Banjarnegara 2. Persentase Lanjut
Hasil
Pemeriksaan
Inspektorat Propinsi 3. Persentase
Pelaksanaan
Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP 4. Persentase
Pelaksanaan
Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK 5. Persentase Jumlah SKPD yang berSPIP Rata-rata Capaian
108,04
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
108,04 % . Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (Satu) program, yaitu: Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (Satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Persentase penyelesaian TLHP Reguler Inspektorat Kabupaten Banjarnegara, Persentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Provinsi, Persentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP, Persentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK ”, dicapai melalui 160 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, dengan kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan dan kegiatan evaluasi berkala temuan hasil pengawasan, yang outputnya berupa : - Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
4 x pemantauan
- Terlaksananya kegiatan evaluasi bekala hasil pemeriksaan
4 x kegiatan
Indikator kinerja sasaran “ Persentase Jumlah SKPD yang ber-SPIP ”, dicapai melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, dengan Kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang outputnya berupa : - Jumlah Laporan Rencana Tindak Pengendalian pada 7 SKPD yaitu Inspektorat, KP2T, KPAD, Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Bawang, Kelurahan Semarang dan Kelurahan Kutabanjarnegara. Kegiatan ini baru dimulai tahun 2013, sehingga belum ada pembanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
Adm : 81,89% Keu : 82,14%
Adm : 92,91% Keu : 82,14%
Adm : 94,68 % Keu : 97,51 %
Adm : 95,39% Keu : 96,07 %
Adm : 100% Keu : 100%
Adm : 100% Keu : 100%
Adm : 100% Keu : 100%
Adm : 99,69 % Keu : 100 %
Adm : 89,10 % Keu : 90,82 %
Adm : 68,54% Keu: 24,63% Adm : 85,20% Keu:
Adm : 82,02% Keu: 37,41% Adm : 93,25% Keu:
Adm : 74,77% Keu: 44,03% Adm : 90,41% Keu:
Adm : 82,78 % Keu 44,64 % Adm : 98,10 % Keu
Adm : 88,89% Keu 61,79 % Adm : 99,03% Keu
1. Persentase penyelesaian Adm : TLHP Reguler 79,12% Keu : Inspektorat Kab 78,93% Banjarnegara 2. Persentase Tindak
Pelaksanaan
Lanjut
Hasil
Pemeriksaan Inspektorat Propinsi 3. Persentase Pelaksanaan Tindak
Lanjut
Hasil
Pemeriksaan BPKP 4. Persentase Pelaksanaan Tindak
Lanjut
Hasil
161 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja Pemeriksaan BPK 5. Persentase Jumlah SKPD
2009
2010
2011
2012
2013
65,16%
66,51%
72,17%
77,24 %
80,19 %
0%
0%
0%
0%
100% (7 SKPD)
yang ber-SPIP Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) meningkat. Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh : 1.
Target Persentase penyelesaian TLHP Reguler telah dicapai mulai tahun 2012, dan pada tahun ini target tersebut kembali dicapai. Hal ini karena koordinasi tindaklanjut dengan SKPD yang memiliki tanggungan temuan pemeriksaan Reguler Kabupaten Banjarnegara terus dilakukan secara berkesinambungan.
2.
Target penyelesaian TLHP Inspektorat Provinsi Jawa Tengah telah terlampaui pada tahun 2011 dan 2012, akan tetapi pada tahun ini tidak tercapai. Hal ini disebabkan adanya Laporan Hasil Pemeriksaan dari Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang baru disampaikan pada akhir tahun 2013, sehingga belum semua rekomendasi terselesaikan.
3.
Persentase Penyelesaian TLHP BPKP berhasil dicapai tahun ini, hal ini disebabkan adanya komitmen dari obyek pemeriksa bersama dengan inspektorat secara aktif melaksanakan koordinasi tindak lanjut dengan BPKP.
4.
Persentase penyelesaian TLHP BPK RI telah tercapai disebabkan karena komitmen dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terkait temuan BPK RI dalam rangka menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), selain itu BPK RI secara rutin mengadakan pembahasan TLHP dan melakukan pemantauan kerugian daerah pada tiap semeseter.
Sasaran 4 :
Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
162 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Ada 3 SKPD
466,67
2. Persentase ketepatan waktu SKPD dalam
100 % 55 SKPD
Ada 14 SKPD 96,4 % 53 SKPD
15 unit
8 unit
53,33
Ada
Ada
100
5. Jumlah bidang lahan bersertifikat
3200 bidang
7588 bidang
237,13
6. Penyelesaian kasus tanah Negara
100 %
100 %
100
82,71 % ( 10 Desa)
88,35 % (11 Desa)
106,82
12 SIM
12 SIM
100
35 tiitik/client
105 titik
300
penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan
96,4
TAPKIN) 3. Pembinaan pelayanan publik 4. Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca
7. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik 8. Sistim Informasi Manajemen Pemda
9. Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda
/cient
Rata-rata Capaian
173,37
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
173,37 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Penyelesaian konflik –konflik pertanahan, Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan program administrasi perkantoran yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 9 (sembilan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
163 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “ Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat ”, dicapai melalui Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya survey indeks kepuasan layanan masyarakat sebanyak 14 SKPD Indikator kinerja sasaran “ Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) ”, dicapai melalui Program Peningkatan pengembangan sitem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Tersusunya LAKIP dan TAPKIN SKPD
55 dokumen
Indikator kinerja sasaran ” Pembinaan pelayanan publik” dicapai melalui Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Unit Pelayanan Publik yang dibina sebanyak 8 SKPD Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca”, dicapai melalui Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
Terjaminnya keamanan aset Pemda.
Terselesaikannya hak kepemilikan atas tanah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Sampai dengan tahun 2013 aset berupa tanah yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara adalah 532 bidang tanah. Dari 532 bidang tanah tersebut yang sudah bersertifikat atas nama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara adalah 373 bidang tanah atau 70,11%.
Tercapainya target penerimaan dari lelang tanah eks bengkok.
Tersedianya tanah untuk pembangunan jalan 6.260 m², TPA Winong seluas 10.393 m².
Tersedianya tanah untuk Pusat informasi Pariwisata Dieng 129 m² dan untuk pemukiman (Metawana) 2.187 m².
Meningkatnya manajemen aset barang daerah. Indikator kinerja sasaran “ Jumlah bidang lahan bersertifikat ”, dicapai melalui
Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan tanah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Terlaksananya jumlah bidang lahan yang bersertifikat 7588 bidang 164
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “ Penyelesaian kasus tanah Negara ”, dicapai melalui Program Penyelesaian konflik–konflik pertanahan, dengan 1 (satu)
kegiatan yang
outputnya berupa : -
Jumlah konflik kasus tanah Negara di Kabupaten Banjarnegara yang dapat di fasilitasi 3 kasus Indikator kinerja sasaran “ Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan
desa yang baik”, dicapai melalui Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Jumlah 11 desa yang menerima bantuan keuangann rehab kantor / balai desa tahun 2013 . Indikator kinerja sasaran “ Sistim Informasi Manajemen Pemda ”, dicapai
melalui Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Tersedianya SIM Online yaitu SIMPEG, SIAK, SIM Penggajian, SIMPATU, Simkeu, SimBarang, SIG Kemiskinan, Simrenbangda, Simdalbangda, LPSE, SMS Gateway, SIM RSUD. Indikator kinerja sasaran “ Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda ”, dicapai melalui Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Terpeliharanya jaringan internet se Kabupaten Banjarnegara dan terbayarnya bandwidth jaringan internet selama 1 (satu) tahun Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
1. Indeks Kepuasan Layanan 3 SKPD
2010
2011
2012
2013
3 SKPD
3 SKPD
3 SKPD
14 SKPD
81,5%
90%
96,04%
96,4 %
Masyarakat 2. Persentase waktu
ketepatan
SKPD
penyampaian kinerja
(LAKIP
-
(44 SKPD)
(49 SKPD) ( 53 SKPD) (53 SKPD)
dalam laporan dan
TAPKIN)
165 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
0
8 unit
Ada/ 1
Ada/ 1
Ada/ 1
Ada/ 1
Ada/1
dok
dok
dok
dok
dokumen
lahan
-
-
-
106971
7588
6. Penyelesaian kasus tanah
-
-
-
3. Pembinaan pelayanan public 4. Tersedianya laporan asset yg
mendukung
laporan
Neraca 5. Jumlah
bidang
bersertifikat
Negara 7. Cakupan sarana prasarana
-
-
98,4%
100 % 5 kasus
3 kasus
97,13%
88,35 %
perkantoran pemerintahan
11 Desa
desa yang baik 8. Sistim
Informasi
-
-
12 SIM
12 SIM
12 SIM
Manajemen Pemda 9. Jumlah terhubung Pemda
clien
yang
35
49
52
95
105
dengan
web
client/
client/
client/
client/
client/
titik
titik
titik
titik
titik
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat. Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1.
Pada indikator Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat tercapai 466,67 %, hal ini dikarenakan tahun 2013 ada 14 SKPD yang melaksanakan IKM dan menyampaikan laporan tepat waktu ( pada bulan Desember 2013).
2.
Untuk Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) dari 55 SKPD yang melaporkan, baru 53 yang telah melporkan tepat waktu sehingga belum mencapai target .
3.
Untuk Pembinaan Pelayanan Publik target ada 15 SKPD namun hanya 8 SKPD yang dibina karena SKPD tersebut yang mengikuti Lomba Pelayanan Publik yaitu SMK Neger 2 Bawang, Puskesmas Mandiraja I, Puskesmas Wanadadi I, KPMD, RSUD Banjarnegara, KP2T, KPAD dan Dinhubkominfo. 166
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
4.
Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca tercapai karena Koordinasi yang dilakukan antar SKPD pengguna barang daerah.
5. Jumlah bidang lahan bersertifikat melebihi target yang ditentukan karena ada program nasional sertifikat masal sampai 5000 sertifikat dan selebihnya melalui prosedur pengurusan biasa karena kesadaran masyarakat untuk mempunyai kepemilikan Sertifikat Hak Tanah. 6.
Penyelesaian kasus tanah Negara yang ada di Kabupaten Banjarnegara ada 3 yang ditangani antara lain kasus tanah PERHUTANI, kasus tanah yang digunakan Rumah Dinas Kodim 0704 Banjarnegara, dan masalah tanah sido mukti (tanah bengkok).
7.
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik tercapai 11 desa dari 10 desa yang ditargetkan karena salah satu dari desa tersebut mendapatkan penghargaan dari pemerintah Kabupaten karena telah memfasilitasi pembebasan lahan guna pembangunan jalan kabupaten.
8.
Sistim Informasi Manajemen Pemda dan Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda dapat terpenuhi dan melibihi target yang ditentukan karena tersedianya dana yang cukup untuk akses jaringan Banjarnegara online dan SIM berbasis online di semua SKPD termasuk Kecamatan dan Kelurahan serta didukung sarana dan prasarana yang cukup memadai.
Sasaran 5 :
Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah serta Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
1. Meningkatnya jumlah PAD
65.985.000.000 98.975.318.350
2. Rasio PAD terhadap pendapatan daerah 3. Tersusunnya
pengelolaan
Realisasi
keuangan
% 149,99
5,68 %
7,73 %
136,10
ya
Ya/6 bulan
100
daerah yang tepat waktu
167 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 4. Opini Laporan Keuangan
Target WDP
5. Jumlah dan macam pajak dan retribusi
Realisasi WDP
% 100
35
30
85,71
10 %
10 %
100
daerah 6. Jenis, kelas dan jumlah restoran Rata-rata Capaian
111,97
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 111,97%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, Program pengembangan pemasaran pariwisata,
dan Program Penataan Perundang-undangan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 18 (delapan belas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Meningkatnya jumlah PAD, Rasio PAD terhadap pendapatan daerah, Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah ”, dicapai melalui Program Peningkatan dan Pengembangan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program Penataan Perundang-undangan , dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa : - Tercapainya PAD 149,99% dari target yang ditetapkan. - Tersedianya sarana prasarana untuk pengelolaan PBB. - Tersedianya benda berharga sebagai alat bukti pembayaran yang sah. - Meningkatnya pendapatan dari PBB dan BPHTB. - Tersedianya Peraturan Bupati tentang pajak daerah. Indikator kinerja sasaran “ Tersusunnya pengelolaan keuangan daerah yang tepat waktu, Opini Laporan Keuangan”, dicapai melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan 12 (dua belas) kegiatan yang outputnya berupa :
Enam dokumen laporan kinerja SKPD yaitu :
Nota Keuangan dan Pengantar
168 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Nota Persetujuan DPR
Buku Perangkaan
Perda APBD
Perbup APBD
Penjabaran APBD
Tersusunnya Laporan Semesteran.
Tersusunnya 1 dokumen standar satuan harga
Peraturan
Daerah
tentang
pertanggungjawaban
APBD
(dokumen
pertanggungjawaban APBD).
Tersedianya data gaji pegawai 1 kabupaten selama 1 tahun.
Tersedianya data kasda secara cepat dan akurat selama 1 tahun.
Tersedianya pedoman penyusunan APBD.
Tersusunnya 12 dokumen APBD dan Perubahan APBD.
Terkoordinasinya 195 SKPD/unit kerja penyedia data penyusunan laporan pertanggungjawaban APBD. 195 SKPD/unit kerja tertib administrasi keuangan daerah melalui program
aplikasi Simda.
Terselesaikannya 5 kasus TPTGR.
195 SKPD/unit kerja memahami administrasi pelaporan pelaksanaan APBD. Indikator kinerja sasaran “ Jenis, kelas dan jumlah restoran ”, dicapai melalui
Program pengembangan pemasaran pariwisata, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terpenuhinya Jenis, kelas dan jumlah restoran 3 kelas restoran emas, perunggu, perak Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Meningkatnya jumlah PAD 2. Rasio PAD terhadap pendapatan
2009
2010
2011
2012
2013
60.636
62.486
71.106
94.247
98.975
8,22
7,35
6,59
7,90
7,73
daerah
169 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 3. Tersusunnya
2009
2010
2011
2012
2013
ya
ya
ya
ya
ya
WDP
WDP
WDP
WDP
34
34
36
30
30
3 jenis/
3 jenis/
3
3 jenis/
29
29
jenis/37
30
pengelolaan
keuangan daerah yang tepat waktu 4. Opini Laporan Keuangan 5. Jumlah dan macam pajak dan
WDP
retribusi daerah 6. Jenis, kelas dan jumlah restoran
restoran restoran restroran restoran Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: - Indikator Meningkatnya jumlah PAD
mengalami peningkatan selama 5 tahun
berturut – turut hal ini disebabkan karena koordinasi yang baik dan kerja keras semua jajaran SKPD pengelola pendapatan se Kabupaten Banjarnegara sehingga melebihi target. - Rasio PAD terhadap pendapatan daerah mengalami kenaikan dan penurunan selama lima tahun namun untuk tahun 2013 dapat melebihi target yang ditentukan karena hal ini tergantung dengan kenaikan PAD sebagai faktor pembagi dalam perhitungan rasio. - Jumlah dan macam pajak terjadi perubahan karena adanya perubahan Peraturan Daerah yaitu : a. Peraturan daerah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah b. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi daerah - Dari indikator jenis, kelas dan jumlah restoran terdapat kenaikan karena semakin disadarinya bahwa pariwisata di banjarnegara semakin menarik dan berpotensi sehingga menjadi sektor jasa pariwisata dipandang mampu memberikan pendapatan secara langsung bagi masyarakat
Sasaran 6 :
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kearsipan Daerah
170 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Pengelolaan arsip secara baku
5,36%
5,36 %
100 %
2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan
1 keg
1 keg
100 %
Rata-rata Capaian
100%
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah dan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Pengelolaan arsip secara baku ”, dicapai melalui Program Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Tersedianya sarana pengolahan dan penyimpanan arsip untuk 40 desa, dengan rincian : a. 800 buah boks arsip; b. 760 buah fishies; c. 520 lembar kertas payung; d. 800 eksemplar kartu kendali masuk / keluar; e. 760 map gantung; f.
-
760 set sekat I,II,III.
Peningkatan kualitas pengelolaan arsip secara baku di 40 desa Indikator kinerja sasaran “ Peningkatan SDM pengelola kearsipan”, dicapai
melalui Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
171 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Meningkatnya pengetahuan kearsipan
50 Orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1.
Pengelolaan arsip secara baku
5,36
1,79
3,57
3,57
5,36
2.
Peningkatan
1 keg
1 keg
-
-
1 keg
SDM
pengelola
kearsipan
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin Meningkat Capaian kinerja yang Meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh Petugas arsip yang ada sudah banyak yang berpendidikan S1 atau Fungsional kearsipan dan meningkatnya tingkat profesional dari SDM yang ada. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil
Sasaran 7 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
96,06 %
96, 32 %
100,27
70 %
82,78 %
118,26
3. Rasio bayi berakte kelahiran
100 %
85,60 %
85,60
4. Rasio pasangan berakte nikah
100 %
100 %
100
64,64 %
83,66 %
129,42
Sudah
Sudah
100
1. Kepemilikan KTP (%) 2. Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau e-KTP untuk yang pertama kali
5. Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk 6. Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
172 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 8. Cakupan
pelayanan
penerbitan
akte
Target
Realisasi
%
Sudah
Sudah
100
100 %
100 %
100
kelahiran Rata-rata Capaian
104,19
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 104,19 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu)
program, yaitu: Program Penataan
Administrasi Kependudukan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 9 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Kepemilikan KTP (%) ” dan “ Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau e-KTP untuk yang pertama kali”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan 1 (satu) kegiatan Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan yang outputnya berupa : -
Pelaksanan Penuntasan Perekaman
KTP Elektronik dan
Masyarakat 1 Kabupaten Pemberian KTP Elektronik pada masyarakat Kabupaten mendapat KTP Banjarnegara Elektronik Indikator kinerja sasaran “ Rasio bayi berakte kelahiran ”, dicapai melalui
Program Penataan Administrasi Kependudukan”, dengan 1 (satu)
kegiatan yang
outputnya berupa : -
Jumlah bayi yang dicatatkan kelahiranya
21.517 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio pasangan berakte nikah”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan “, dengan 1 (satu)
kegiatan yang
outputnya berupa : -
Jumlah pasangan yang mencatatkan perkawinanya
31 orang
Indikator kinerja sasaran “ Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk ”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan”, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Jumlah orang yang telah memiliki akta kelahiran
31.077 orang 173
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “ Ketersediaan database kependudukan skala provinsi ”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan “, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Sudah tersedia Database Kependudukan
1
dokumen
database
kependudukan Indikator kinerja sasaran “ Penerapan KTP Nasional berbasis NIK ”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan , dengan 1(satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Pelaksanan Pemberian KTP Elektronik pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara sudah dilakukan Indikator kinerja sasaran “ Cakupan pelayanan penerbitan akte kelahiran ”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan”, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Jumlah orang yang telah mencatatkan kelahiranya
31.077 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
87,87%
94,77%
93,38%
96,32 %
0%
0%
75,27%
82,78 %
76,27%
83,70%
99,98%
85,6%
100%
100%
100%
100%
belum
belum
belum
sudah
sudah
1
1
1
1
1
database
database
database
database
database
kependu
kependu
kependu
kependu
kependu
dukan
dukan
dukan
dukan
dukan
1. Kepemilikan KTP (%) 2. Cakupan
penerbitan
KTP
0%
berbasis NIK atau e-KTP untuk yang pertama kali 3. Rasio bayi berakte kelahiran 4.Rasio pasangan berakte nikah 5.Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk 6.Ketersediaan
database
kependudukan skala provinsi
174 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
Nasional
belum
belum
belum
sudah
sudah
8.Cakupan pelayanan penerbitan
100%
100%
100%
100%
100%
7.Penerapan
KTP
berbasis NIK
akte kelahiran Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat . Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada indikator kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk meningkat dikarenakan adanya kebijakan Pemerintah dalam menetapkan keringanan biaya bagi warga miskin yang mengurus Akta Kelahiran. 2) Indikator persentase kepemilikan KTP tercapai lebih dari 100% dikarenakan adanya Pelaksanaan KTP Elektronik di Kabupaten Banjarnegara. 3) Mulai bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap arti pentingnya akta-akta pencatatan sipil. 4) Mulai bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap administrasi kependudukan berupa kepemilikan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. 5) Terbangunnya Jaringan Database Kependudukan yang memudahkan masyarakat untuk membuat KTP dan KK di Kecamatan disamping itu data penduduk yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bisa semakin valid. 6) Untuk Rasio bayi berakte kelahiran kurang memenuhi target karena adanya kebijakan baru yang memungkinkan untuk bayi yang berumur 1 tahun ke atas pembuatan aktenya tidak melalui proses sidang hal ini menyebabkan masyarakat menunda pembuatan akte untuk bayi yang baru lahir. Kendala yang sering dihadapi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banjarnegara adalah : 1) Banyaknya warga masyarakat yang merantau di luar kota akan tetapi masih berstatus sebagai warga Banjarnegara sehingga mempengaruhi jumlah kepemilikan dokumen penduduk dan Pencatatan Sipil yang pada saatnya harus memperbaharui dokumennya karena masa berlaku yang telah habis sering tidak tepat waktu. 2) Kebijakan dari Pemerintah Pusat khususnya tentang Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang selalu berubah-ubah. 175 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3) Kurangnya koordinasi dengan Desa dan Kecamatan khususnya atensi tentang pelaporan Data Kependudukan. 4) Keadaan geografis di Kabupaten Banjarnegara yang berbukit-bukit sehingga menyulitkan masyarakat untuk memenuhi hak dan kewajibannya akan Dokumen Kependudukan seperti memiliki KTP,KK maupun Akta Pencatatan Sipil. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Aktif mensosialisasikan tentang pentingnya kepemilikan dokumen Kependudukan kepada seluruh masyarakat Bajarnegara. 2) Aktif melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat baik melalui pendekatan Pelayanan di Kecamatan maupun desa. 3) Selalu berusaha berkoordinasi dengan desa dan Kecamatan khususnya tentang pelaporan data kependudukan. 4) Pemberian kemudahan dalam pelaksanaan pelayanan Akta Kelahiran baru usia 0 – 60 hari gratis.
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi
Sasaran 8 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah surat kabar nasional/lokal
7 Surat kabar
100
2. Jumlah penyiaran radio/TV lokal
14 buah
7 Surat kabar 14 buah
3. Web site milik pemerintah daerah
11 buah
11 buah
100
4. Pameran/expo
46 kali
18 kali
39,13
10 kali/th
11 kali/ th
110
5. Pelaksanaan
desiminasi
100
pendistribusian
informasi nasional melalui: a. Media massa seperti majalah , radio
176 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Setiap hari
Setiap hari
100
10 kali
11 Kali
110
4 kali
4 kali
100
15 %
15 %
100
(3KIM)
(3 KIM)
40 %
40 %
100
66,60 %
Peta analog
100
dan televisi b. Media baru seperti website c. Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya d. Media tradisional seperti pertunjukan rakyat 6. Cakupan pemberdayaan
pengembangan kelompok
dan informasi
masyarakat di tingkat kecamatan 7. Tersedianya
Sistem
Informasi
Jasa
Konstruksi setiap tahun 8. Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten beserta
66,60 %
rencana rincian melalui peta analog dan peta
Peta digital
digital
66,60% Rata-rata Capaian
96,28
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 96,28%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Jumlah surat kabar nasional/lokal ”, dicapai melalui Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Tersedianya surat kabar sebanyak 6 surat kabar (Kompas, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Wawasan Kedaulatan Rakyat, Satelit Pos) untuk keperluan guntingan pers (kliping berita yang berkaitan dengan Kabupaten Banjarnegara)
177 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah penyiaran radio/TV lokal ”, dicapai melalui Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terpancarnya siaran radio sebanyak 4 kali dan TV sebanyak 9 kali. Indikator kinerja sasaran “Website milik Pemerintah Daerah” dengan program “ Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa” dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya : Terbangunnya website milik Pemkab Banjarnegara sebagai domain utama dengan alamat www. Banjarnegarakab. go. id dan juga terdapat 9 subdomain (Bappeda, BKD, DPKAD, Dindukcapil, Dinsosnakertrans, RSUD, KP2T, LPSE ). Indikator
kinerja
sasaran
“Pameran/expo”,
dicapai
melalui
Program
Pengembangan industri kecil dan menengah , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Meningkatnya ketrampilan pengrajin dan meningkatkan nilai jual produk UMKM. Indikator kinerja sasaran “Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi
nasional melalui, Media massa seperti majalah, radio dan televisi, Media baru seperti website, Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya dan Media tradisional seperti pertunjukan rakyat”, dicapai melalui Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media dan Program pengelolaan keragaman budaya dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : 1)
Pendistribusian informasi melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Banjarnegara FM Kabupaten Banjarnegara kegiatan Coffe Morning setiap bulan, ada 11 kali siaran langsung dari Pendopo Dipayuda.
2) Dari indikator Media baru seperti website terbangunnya Website Pemkab Banjarnegara sebagai domain utama dengan alamat www. banjarnegarakab.go.id dan juga
terdapat
9
subdomain
(Bappeda,
BKD,
DPPKAD,
Dindukcapil,
Dinsosnakertrans, RSUD, KP2T, LPSE) dapat diakses setiap hari. 3) Dari Indikator Media interpersonal seperti sarasehan ceramah/diskusi dan lokakarya, pendistribusian informasi melalui media inter personal seperti kegiatan coffee morning. 4) Dari indikator Media tradisional seperti pertunjukan rakyat, terselenggaranya ivent kesenian tradisional sebanyak 4 kali antara lain : HUT Jateng di Semarang, pertunjukkan di PRPP Semarang, pertunjukkan di Taman Budaya Jawa Tengah di Solo, pertunjukkan wayang kulit di RRI Purwokerto. 178 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok
informasi masyarakat di tingkat kecamatan ”, dicapai melalui Program
Kerjasama Informasi dengan Mass Media , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Terbinanya 3 KIM di Kabupaten Banjarnegara antara lain : 1. KIM Margomulyo Desa Banjarmangu Kecamatan. Banjarmangu 2. KIM D Bantar Bambu Craft Desa Kutayasa Kecamatan. Mandiraja 3. KIM Setia Karya Desa Gunung Jati Kecamatan. Pagedongan Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap
tahun”, dicapai melalui Program Pemberdayaan jasa usaha, dengan 1 (satu) kegiatan Pemberdayaan Jasa Usaha Konstruksi yang outputnya berupa : -
Raperda Izin Usaha Jasa Konstruksi sebanyak 1 (satu) dokumen Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang
(RTR) wilayah Kabupaten beserta rencana rincian melalui peta analog dan peta digital ”, dicapai melalui Program Perencanaan Tata Ruang, Program Perencanaan Pengembangan kota-kota menengah dan Besar, Program Perencanaan Prasarana wilayah dan Sumber Daya Alam dan Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan 11 (sebelas) kegiatan yang outputnya berupa : Tersedianya Peta Analog dan Peta Digital. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Jumlah
surat
kabar
2009
2010
2011
2012
2013
4 surat
4 surat
4 surat
4 surat kabar
kabar
kabar
kabar
7 Surat kabar
14 LPP
14 LPP
nasional/lokal 2.
Jumlah
14 LPP
14 LPP
14 LPP
penyiaran radio/TV lokal 3.
Web site milik pemerintah
1 domain
1 domain,
1 domain,
2 subdomain 9subdomain
1 domain,
1 domain,
9 subdomain 11subdomain
daerah 179 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 4.
5.
2009
2010
2011
2012
2013
6
7
10
47
18
kegiatan
Kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
-
-
-
-
11 kali/ th
Setiap
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
seperti
hari
1 domain, 2
1 domain, 9
1 domain, 9
1 domain 11
website
1domain
subdomain
subdomain
subdomain
subdomain
-
-
-
11
11 Kali
Pameran/expo
Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi nasional melalui: a. Media massa seperti majalah, radio
dan
televisi b. Media
baru
c. Media interpersonal seperti sarasehan ceramah diskusi
/
4
dan
loka karya d. Media
-
-
-
-
-
4
5
kali
4 kali
tradisional seperti pertunjukan rakyat 6.
Cakupan pengembangan
4
15 % (3 KIM)
dan pemberdayaan 180 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
14,29 %
40 %
-
-
-
Peta analog
Peta analog
informasi
50%
66,60 %
mengenai
Peta digital
Peta digital
20%
66,60%
kelompok informasi masyarakat di tingkat kecamatan 7.
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun
8.
Tersedianya
rencana ruang
tata (RTR)
wilayah Kabupaten beserta rencana rincian melalui peta
analog
dan
peta
digital Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain karena: Dari beberapa indikator rata – rata masih dapat mempertahankan capaianya namun demikian ada indikator yang melampaui target capainnya antara lain 1)
Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi nasional melalui Media radio dan Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya dalam hal ini terselenggaranya coffe morning yang rutin dilakukan oleh jajaran SKPD
di
181 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Kabupaten Banjarnegara yang disiarkan secara langsung oleh RSPD (Radio Siaran Pemerintah Daerah) untuk sosialisasi program – program yang terkini sehingga dengan mudah dapat di akses oleh masyarakat luas secara langsung dan dilaksanakan 11 kali dalam tahun 2013. 2)
Pada indikator Pameran Expo mengalami penurunan capaian dari target yang ditentukan karena event/kegitan yang ada hanya 18 undangan yang dapat dilaksanakan. Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, kendala tersebut adalah mengenai indikator tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten melalui kegiatan yang outputnya peta analog dan peta digital karena masih terbatasnya SDM, hardware dan software yang belum tersedia.
MISI 3
: MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 :
Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
0,80 per
0,57 per
71
10.000
10.000
3 kali
3 kali
100
100 %
100 %
100
10.000 penduduk 2. Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam) 3. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (keter tiban, ketentraman, keindahan)
182 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
6 kali
9 kali
50
5. Cakupan petugas Linmas (%)
86,76 %
94,14 %
108,51
6. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000
86,76 %
94,14 %
108,51
2,42 %
2,24 %
92,56
di Kab. (%) 4. Jumlah demonstrasi
Penduduk 7. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan Rata-rata Capaian
90,08
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 90,08%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan dan Kenyamanan Lingkungan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui
3
kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk, Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam), Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten (%) dan Jumlah demonstrasi ”, dicapai melalui Program Peningkatan dan Kenyamanan Lingkungan , dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : -
Operasi pengemdalian kenyamanan lingkungan
66 kali
-
Patroli petugas satpol PP dalam 24 jam
3 kali
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan petugas Linmas (%), Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk,
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan”, dicapai
melalui Program Peningkatan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Kegiatan Rakor penyusunan data satlinmas dan pos siskamling
6 kali
-
Jumlah kecamatan yang mengiriumkan data satuan linmas
20 Kecamatan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
183 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
1. Rasio jumlah Polisi Pamong -
2010
2011
2012
2013
-
0,60
0,58
0,57
-
-
-
3 kali
3 kali
-
-
-
100%
100%
4. Jumlah demonstrasi
-
-
4
1
9
5. Cakupan petugas Linmas
-
99,62
85,52
95,36
94,14
6. Jumlah Linmas per Jumlah -
99,62
85,52
95,36
94,14
2,37
2,34
2,34
2,24
Praja per 10.000 penduduk 2. Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam) 3. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kab. (%)
(%)
10.000 Penduduk 7. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Indikator kinerja Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk mengalami penurunan dari 0,58 menjadi 0,57 disebabkan ada anggota Satpol PP yang mutasi ke SKPD lain; 2) Pada indikator kinerja jumlah demontrasi target tidak dapat tercapai (hanya 50%) yaitu dari 3 kali yang ditargetkan menjadi 9 kali, hal ini dikarenakan di tahun 2013 dilaksanakan pilkades secara serentak dan terdapat kelompok masyarakat dari beberapa desa yang tidak puas dengan hasil pilkades sehingga memicu adanya demontrasi; 3) Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan sulitnya merekrut anggota linmas baru karena masyarakat kurang berminat menjadi anggota linmas disebabkan tidak adanya kesejahteraan yang pasti bagi anggota linmas; 4) Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan tidak dapat tercapai sesuai target dikarenakan banyaknya pos kamling yang sudah rusak dan belum di perbaiki karena
184 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
tidak adanya stimulus dari pemerintah untuk membangun pos kamling sehingga mengurangi jumlah pos kamling disetiap desa. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengajukan penambahan personil Satpol PP sesuai rasio kebutuhan satpol PP per penduduk Kabupaten Banjarnegara; 2) Mengaktifkan kembali pembinaan peran dan fungsi linmas di seetiap kecamatan; 3) Mengadakan pendataan jumlah satlinmas di masinng-masing desa dan memberikan pelatihan bagi satuan linmas yang sudah melaksanakan fungsi linmas tetapi belum tercatat; 4) Mengupayakan penambahan pos kamling disetiap desa
secara bertahap melalui
kegiatan lomba desa.
Sasaran 2 :
Menurunnya Jumlah Korban Bencana
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Persentase Bencana yang tertangani
Target
Realisasi
%
100 %
75%
75
100 %
100 %
100
41 %
41 %
100
0.003739
0,0002
5,35
13 %
8,66%
66,6
dengan baik 2. Persentase korban bencana skala Kabupaten yang menerima Bantuan sosial selama masa tanggap darurat 3. Persentase korban bencana skala Kabupaten yang dievakuasi dengan menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap 4. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 5. Cakupan pelayanan bencana kebakaran
185 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
6. Tingkat waktu tanggap (response time
20 %
12,69%
63,45
rate)
daerah
layanan
Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK) (%) Rata-rata Capaian
68,4
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 68,4%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Tanggap Darurat, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Persentase Bencana yang tertangani dengan baik, Persentase korban bencana skala Kabupaten yang menerima Bantuan sosial selama masa tanggap darurat, Persentase korban bencana skala Kabupaten yang dievakuasi dengan menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap, Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten, Cakupan pelayanan bencana kebakaran, Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (%)”, dicapai melalui Program Tanggap Darurat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Tercukupinya posko bencana sebanyak 1 posko Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Persentase Bencana yang
2009
2011
2010
-
-
-
2012 100 %
2013 75%
-
-
-
100 %
100 %
-
-
-
27%
41 %
tertangani dengan baik 2. Persentase korban bencana skala Kabupaten yang menerima Bantuan sosial selama masa tanggap darurat 3. Persentase korban bencana skala Kabupaten yang
186 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja dievakuasi dengan
2009
2011
2010
2012
2013
menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap 4.Cakupan pelayanan bencana -
-
-
0,003739% 0,0002%
-
-
13%
8,66%
-
-
20%
12,69%
kebakaran kabupaten 5. Cakupan pelayanan bencana kebakaran 6. Tingkat
waktu tanggap -
(response time rate) daerah layanan
Wilayah
Manajemen
Kebakaran
(WMK) (%)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin menurun Capaian kinerja yang menurun tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Peralatan yang digunakan untuk penanganan bencana gas beracun belum ada sehingga saat terjadi bencana gas beracun tidak dapat ditangani secara langsung; 2) Mobil pemadam kebakaran yang ada sudah tidak layak sehingga saat ada kebakaran tidak dapat sampai ke lokasi tepat waktu; 3) Mobil pemadam kebakaran tidak dapat menjangkau semua wilayah kebakaran karena jalan yang sempit; Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengadakan pendataan wilayah yang rawan bencana; 2) Melaksanakan koordinasi dengan dinas terkait dan BPBD kabupaten terdekat; 3) Mengusulkan pengadaan mobil bencana kebakaran.
Sasaran 3 :
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Demokrasi
187 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
10 kali
4 kali
40
10 parpol
9 parpol
86,67
5 ormas
4 ormas
1. Kegiatan pembinaan politik daerah 2. Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi
Rata-rata Capaian
63,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 63,34%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui
1 (satu)
program, yaitu: Program Pendidikan
Politik Masyarakat, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Kegiatan pembinaan politik daerah ”, dicapai melalui Program Pendidikan Politik Masyarakat, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : -
Kegiatan pendidikan politik bagi pelajar sebanyak
375 orang
-
Kegiatan pendidikan politik bagi caleg perempuan sebanyak
186 orang
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi ”, dicapai melalui Program Wawasan Kebangsaan dan Kemitraan Wawasan Kebangsaan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Verifikasi persyaratan administrasi bantuan parpol selama
6 bulan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
1. Kegiatan pembinaan politik -
2010 1 kali
2011 1 kali
2012 3 kali
2013 4 kali
daerah
188 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2. Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi
10 parpol 10 parpol 15 parpol
9 parpol
/ormas
4 ormas
/ormas
/ormas
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Pada indikator pembinaan politik daerah target tidak dapat terealisai sesuai rencana yaitu hanya terealisasin 40 % dikarenakan target yang ada di RPJMD merupakan angka kumulatif dari target tahun sebelumnya;
2)
Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi hanya tercapai 13 ormas/parpol dari 15 ormas/parpol, hal ini dikarenakan salah satu partai politik tidak dapat mempertanggungjawabkan laporan bantuan tahun 2012 sehingga di tahun 2013 tidak dapat mengajukan/mencairkan bantuan. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Memperbaiki perencanaan yang mengarah pada pencapaian kinerja yang tertuang pada RPJMD maupun Renstra SKPD; 2) Mengadakan pembinaan terhadap LSM, ormas dan parpol yang ada
Sasaran 4 :
Meningkatnya Pemahaman Kebangsaan dan Norma Agama dalam Kehidupan Bermasyarakat
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Kegiatan
pembinaan
terhadap
LSM,
Target
Realisasi
%
12 kali
12 kali
100%
Ormas dan OKP Rata-rata Capaian
100%
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. 189 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu)
program, yaitu Program
Wawasan
Kebangsaan dan Kemitraan Wawasan Kebangsaan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 5 (lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP”, dicapai melalui Program Wawasan Kebangsaan dan
Kemitraan
Wawasan
Kebangsaan, dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa : - Memfasilitasi kegiatan FKUB 4 kali kegitan untuk 4 lokasi - Menyelenggarakan kemah bakti pemuda dengan peserta sebanyak 145 orang - Menyelenggarakan sosialisasi penanaman jiwa nasionalisme dengan peserta 200 orang - Menyelenggarakan sosialisasi peraturan keormasan dengan peserta 100 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
2009
2010
2011
2012
2013
-
2 kali
1 kali
4kali
12 kali
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat. Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Ketersediaan anggara yang mendukung ketercapian kinerja; 2) Adanya perbaikan perencanaan yang mengarah pada capaian kinerja yang tertuang dalam RPJMD maupun Renstra.
MISI 4
: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 :
Meningkatnya Sarana Infra Struktur Yang Menunjang Iklim Usaha Infestasi
190 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi
59,75 %
52,90%
88,53
100%
100 %
100
48,70%
52,90%
108,62
48,70%
52,90%
108,62
2,21%
1,83%
82,80
100 %
100 %
100
60 %
61,10 %
101,8
8. Rasio Jaringan irigasi
10,36 %
12,59 %
121,5
9. Jaringan Irigasi Kabupaten dalam kondisi
12,283%
14,110%
115
(29.632 km)
(31.123 km)
baik (>40 km/Jam) 2. Tersedia
jalan
pusat-pusat
yang
kegiatan
menghubungkan dalam
wilayah
kabupaten 3. Tersedianya
jalan
yang
menjamin
pengguna jalan berkendaraan dengan selamat 4. Tersedianya
jalan
yang
menjamin
kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman 5. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran
pembuangan
air
(minimal 1,5 m) 6. Tersedianya Bangunan
pedoman Negara
harga
standar
(HSBGN)
di
Kabupaten 7. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada
baik
Rata-rata Capaian
102,99
191 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 102,99%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Peningkatan jalan dan jembatan, Program Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan, Program Pembangunan saluran/drainase/gorong-gorong, Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 175 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/Jam)” dan “Tersedia jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten”, dicapai melalui Program Peningatan jalan dan jembatan, dengan 110 kegiatan yang outputnya berupa : - Peningkatan jalan dan jembatan
469,978 km
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendaraan dengan selamat “ dan “Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman ”, dicapai melalui Program Rehabilitasi /Pemeliharaan jalan dan jembatan, dengan 53 kegiatan yang outputnya berupa : -
Pemeliharaan jalan Kabupaten Banjarnegara
35,91 km
Indikator kinerja sasaran “ Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) ”, dicapai melalui Program Pembangunan saluran /drainase / gorong-gorong, dengan 11 kegiatan yang outputnya berupa : -
Pembangunan saluran/drainase/gorong
7.344,10 m
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya pedoman harga standar Bangunan Negara (HSBGN) di Kabupaten ”, dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan pada DPPKAD Kabupaten Banjarnegara, yang outputnya berupa: -
Standarisasi Biaya Kegiatan, Honorarium, Pemeliharaan dan
1 dokumen
Harga Pengadaan Barang/Jasa Kebutuhan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2013 Indikator kinerja sasaran ”Jaringan Irigasi Kabupaten dalam kondisi baik”, dicapai melalui Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : -
Tercukupinya kebutuhan air bagi petani
24.691 Ha
192 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Panjang jalan kabupaten
36%
45%
45%
43%
52,90%
-
-
-
97,13 %
100%
Tersedianya jalan yang
(74,785
(56,45
(57,238
48,71%
52,90%
menjamin pengguna jalan
km)
km)
km)
(41,408
(35,91
km)
km)
dalam kondisi baik (>40 km/Jam) 2. Tersedia
jalan
yang
menghubungkan
pusat-
pusat
dalam
kegiatan
wilayah kabupaten 3.
berkendaraan
dengan
selamat 4.
Tersedianya jalan yang menjamin dapat
kendaraan
berjalan
(74,785
(56,45
(57,238
48,71%
52,90%
km)
km)
km)
(41,408
(35,91
km)
km)
2,68%
1,83%
dengan
selamat dan nyaman 5.
Panjang
jalan
memiliki
trotoar
drainase
yang
-
-
-
pedoman 100%
100%
100%
/
dan
saluran
pembuangan air (minimal 1,5 m) 6.
Tersedianya
100%
100%
harga standar Bangunan Negara
(HSBGN)
di
Kabupaten 7.
Tersedianya untuk
air
irigasi
pertanian
rakyat
-
-
30%
47,45 %
61,10%
pada sistem irigasi yang sudah ada
193 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
8.
Rasio Jaringan irigasi
-
-
-
22,04 %
12,59%
9.
Jaringan
195.534
143.096
229.944
296.299
311.230
m
m
m
m
m
Irigasi
Kabupaten dalam kondisi
2013
baik Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat Capaian kinerja yang meningkat menurun stabil tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten karena peningkatan jalan tidak fokus pada peningkatan jalan kabupaten, anggaran juga untuk menangani jalan-jalan desa bahkan dukuh. Ada kegiatan peningkatan jalan yang belum selesai sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga putus kontrak. Dan ada pula kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pada tahun anggaran 2013 karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
2)
Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman disebabkan karena ada 10 (sepuluh) kegiatan pemeliharaan jalan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
3)
Pada indikator Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan air (minimal 1,5 m), disebabkan karena tidak semua jalan kabupaten memiliki trotoar dan drainase.
4)
Tercapainya indikator Tersediannya pedoman Harga Standar Bangunan Negara (HSBGN) di Kabupaten, dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan pada DPPKAD Kabupaten Banjarnegara berupa pengadaan dokumen Standarisasi Biaya Kegiatan, Honorarium, Pemeliharaan dan Harga Pengadaan Barang/Jasa Kebutuhan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2013.
5)
Pada indikator Jaringan irigasi Kabupaten dalam kondisi baik, tercapai karena tersedianya pasokan air untuk pertanian yang cukup guna meningkatkan hasil pertanian yang memadai.
194 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1)
Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten dilakukan dengan meluncurkan pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2014;
2)
Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman, diupayakan dengan melanjutkan kegiatan tersebut pada tahun anggaran 2014;
Sasaran 2 :
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1.
Rasio rumah layak huni
48 %
76,71
159,81
2.
Cakupan layanan rumah layak huni
22 %
76,71%
348,68
3.
Berkurangnya luasan permukiman kumuh
22 %
10 %
45,45
62,00
52,09
84,01
46,00 %
45%
97,82
60 %
75,92 %
126,5
70 %
70 %
100
di kawasan perkotaan 4.
Rumah tangga pengguna air bersih
5.
Rasio rumah tinggal bersanitasi
6.
Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
7.
Rumah tangga pengguna listrik (%)
195 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Rata-rata Capaian
% 137,47
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 137,47 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih, Program Pembinaan dan Pengembangan Air Tanah, Program Pembinaan & Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 36 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Rasio rumah layak huni, Cakupan layanan rumah layak huni dan Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan”, dicapai melalui Program Pengembangan Perumahan yang diperoleh dari SKPD lain yaitu Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (KPMD) dan merupakan data tahun 2012 karena selama ini DPU belum pernah mengadakan pendataan perumahan/permukiman. Indikator kinerja sasaran “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”, dicapai melalui Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih, dengan 34 kegiatan yang outputnya berupa : - Pembangunan SAB
34 Kegiatan
- Pengelolaan Sanitasi
1 kelurahan dan 3 desa
- Pengelolaan Pamsimas
13 Desa
- Pengelolaan P2KP
13 desa/kelurahan
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari ”, dicapai dari data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara yang masuk dalam Program Pembinaan dan Pengembangan Air Tanah. Indikator kinerja sasaran “ Rumah tangga pengguna listrik (%) ”, dicapai melalui Program Pembinaan & Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Terpenuhinya kebutuhan listrik bagi masyarakat
70 %
196 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1.
Rasio rumah layak huni
-
45,5%
46,5%
76,71%
76,71%
2.
Cakupan layanan rumah layak
-
-
-
76,71%
76,71%
-
-
-
10%
10%
42,05%
45,40%
41,50%
42,97%
52,09%
45,72%
45%
huni 3.
Berkurangnya
luasan
permukiman kumuh di kawasan perkotaan 4.
Rumah tangga pengguna air bersih
5.
Rasio rumah bersanitasi
-
-
43,84%
6.
Tersedianya air baku untuk
-
-
-
-
59,01
64,7
memenuhi
kebutuhan
74,25 % 75,92%
pokok
minimal sehari-hari 7.
Rumah tangga pengguna listrik
69,12 %
70%
(%)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Indikator Rasio rumah layak huni, dicapai melalui Program Pengembangan Perumahan yang diperoleh dari SKPD lain yaitu Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (KPMD) dan merupakan data tahun 2012 karena selama ini DPU belum pernah mengadakan pendataan perumahan/permukiman;
2)
Indikator “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”, tidak dapat tercapai karena pembangunan Sumber Air Bersih tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi; 197
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3)
Indikator “ Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal seharihari ”, meningkat dengan terlaksananya Program Pembinaan dan Pengembangan Air Tanah dari data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara;
4)
Indikator Rumah tangga pengguna listrik, meningkat karena tenaga yang membidangi mempunyai keterampilan dan pengetahuan dalam bidang ketenagalistrikan.
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1)
Indikator “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi ”, kegiatan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi diupayakan dengan meluncurkan kegiatan tersebut pada tahun anggaran 2014.
Sasaran 3 :
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
0, 53 %
0,45%
84,91
2. Jumlah
terangkut
882.554
946.560
107
3. Jumlah orang/barang melalui terminal per
882.554
946.560
107
882.554
839.351
95
5. Rasio Ijin Trayek
0,00041%
0,00041%
100
6. Jumlah uji KIR angkutan umum
1.188 buah
1.094 buah
92,08
7 buah
7 buah
100
orang/barang
yang
angkutan umum
tahun 4. Jumlah arus penumpang angkutan umum
7.
Jumlah terminal bus
198 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 8.
Angkutan darat
9.
Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
10. Lama pengujian kelayakan angkutan
Target
Realisasi
%
0,044
0.044
100
97,11%
94,3%
97,11
47 menit
47 menit
100
44.000
44.000
100
54,64
53
96,99
umum (KIR) 11. Biaya
pengujian
kelayakan
angkutan
umum 12. Pemasangan Rambu-rambu (%) Rata-rata Capaian
98,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 98,34%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 program, yaitu: Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun ”, dicapai melalui Program Peningkatan Pelayanan Angkutan , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
946.560 orang
Indikator kinerja sasaran “Jumlah arus penumpang angkutan umum”, dicapai melalui Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Jumlah arus penumpang angkutan umum
839.351 orang
Indikator kinerja sasaran “ Rasio Ijin Trayek ”, “ Jumlah uji KIR angkutan umum”, “ Kepemilikan KIR angkutan umum (%) ”, “ Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) ”, dan “ Biaya pengujian kelayakan angkutan umum ”,
dicapai
melalui Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : 199 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Rasio ijin trayek
0,00041 %
- Jumlah uji KIR angkutan umum
1.0894 angkutan
- Kepemilikan KIR angkutan umum
97 %
(Jumlah tersebut didapat dari membandingkan jumlah uji KIR angkutan umum dengan 2 kali jumlah angkutan, dikalikan 100%. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dikarenakan meningkatnya
kesadaran
dari
pemilik
kendaraan
untuk
melaksanakan uji kendaraan.) -
Lama Pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
47 menit
(Dasar SOP Tahun 2012 yang telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinhubkominfo Kabupaten Banjarnegara Nomor 050/1565 Tahun 2012 tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banjarnegara) -
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
Rp 44.000,-
(Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 13 Tahun 2000 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, tarif buku uji Rp 7.500,- dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 6 tahun 2011 tentang Retribusi daerah, Tarif buku uji menjadi Rp 8.000,-) Indikator kinerja sasaran “Jumlah terminal bus”, dicapai melalui Program Peningkatan Pelayanan Angkutan , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Jumlah terminal bus Indikator kinerja sasaran “ Angkutan darat
7 Unit ”, dicapai melalui Program
Peningkatan Pelayanan Angkutan , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Jumlah Angkutan darat
0,044 %
Indikator kinerja sasaran “Pemasangan Rambu-rambu (%)”, dicapai melalui Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa danya penambahan rambu-rambu lalu lintas. Namun dalam realisasinya kegiatan ini tidak dapat terselesaiakan dengan baik disebabkan karena adanya kenaikan BBM sehingga gagal lelang dan akan diluncurkan kembali di tahun berikutnya. 200 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Rasio panjang jalan per jumlah
0,81 %
0,73%
0,65%
0,45%
0,45%
yang 995.364 947.965 789.970
928.000
946.560
melalui 995.364 947.965 789.970
928.000
946.560
penumpang 995.364 947.965 928.122
856.481
839.351
kendaraan 2. Jumlah
orang/barang
terangkut angkutan umum 3. Jumlah
orang/barang
terminal per tahun 4. Jumlah
arus
angkutan umum 5. Rasio Ijin Trayek
0,00041 0,00041 0,00041 0,000418 0,00041
6. Jumlah uji KIR angkutan umum
1.008
1.032
1.085
1.086
1.082
7. Jumlah terminal bus
7 buah
7 buah
7 buah
7 buah
7 buah
8. Angkutan darat
0,038
0,040
0,048
0,041
0,044
97,7%
97%
9. Kepemilikan
KIR
angkutan
81,42
93,48 % 96,19%
pengujian
kelayakan
15
15
47
47
47
menit
menit
menit
menit
menit
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
44.000,-
44.000,-
50,16 %
53%
umum (%) 10. Lama
angkutan umum (KIR) 11. Biaya
pengujian
kelayakan
angkutan umum 12. Pemasangan
43.500,- 43.500,- 43.500,Rambu-rambu
-
-
-
(%)
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Pada indikator Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, tercapai karena tersedianya dana kegiatan.
2)
Pada indikator Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum, indikator
201 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Jumlah orang/barang melalui
terminal per tahun, dan indikator jumlah arus
penumpang angkutan umum tercapai karena tersedianya dana anggaran, antusiasme para juru mudik untuk mengikuti pemilihan juru mudik teladan tingkat kabupaten setiap tahunnya, dan kesiapan pegawai dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang di lingkungan terminal terutama saat hari idul fitri, natal dan tahun baru. 3)
Pada indikator Rasio ijin trayek, indikator Jumlah uji kir angkutan umum, indikator Kepemilikan KIR angkutan umum, Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR), dan indikator Biaya pengujian kelayakan angkutan umum disebabkan oleh tersedianya dana anggaran kegiatan, kedisiplinan pegawai uji kir dalam manjalankan pengujian sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), dan kesadaran masyarakat dalam disiplin melakukan uji KIR.
4)
Pada indikator Pemasangan Rambu-rambu tercapai karena tersedianya dana anggaran kegiatan.
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan Pada indikator kinerja sasaran “ Pemasangan Rambu-rambu ”, yang dalam realisasinya tidak dapat terselesaiakan karena gagal lelang akan diupayakan dengan diluncurkan kembali di tahun berikutnya
Sasaran 4 :
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Komunikasi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah Jaringan Komunikasi
7,23 %
7%
96,82
0,009
0,012
133,3
2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Rata-rata Capaian
115,06 202
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 115,06 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Jumlah Jaringan Komunikasi ”, dicapai melalui Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : -
Tersedianya jaringan komunikasi adalah 7% dihitung dengan membandingkan jumlah jaringan telepon genggam dengan stationer Indikator kinerja sasaran “Rasio wartel/warnet terhadap penduduk ”, dicapai
melalui Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : -
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk adalah 0,0009 dihitung dengan membandingkan jumlah wartel/warnet dengan jumlah penduduk. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Jumlah Jaringan Komunikasi
-
7,11
7,13
7,13
7
2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
-
0,0112
0,095
0,094
0,12
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Pada indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk disebabkan oleh : - adanya bantuan dari pusat dalam mengembangkan sumber daya komunikasi yaitu untuk 4 desa. - Keinginan pegawai dan masyarakat untuk mengembangkan potensi diri di bidang komunikasi. - Keterbukaan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh pemda. - Tersedianya dana anggaran kegiatan.
203 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran 5 :
Meningkatnya Daya Dukung dan Kualitas Infrastruktur Perdesaaan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Tersedianya
jalan
yang
memudahkan
Target
Realisasi
%
100 %
100 %
100
masyarakat per individu melakukan perjalanan Rata-rata Capaian
100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 37 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan perjalanan ”, dicapai melalui Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan 37(tiga puluh tujuh)
kegiatan yang outputnya
berupa : Pelebaran jalan desa, peningkatan jalan desa, pengaspalan jalan, pemeliharaan jalan, pengerasan jalan, rabat beton serta pembangunan bangunan pelengkap berupa talud dan drainase. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
204 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2012
Tersedianya jalan yang memudahkan
-
-
-
93,39 %
100%
masyarakat per individu melakukan perjalanan
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat. Capaian kinerja yang meningkat tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: Pada indikator Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan perjalanan, berhasil karena pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh yang berkesinambungan sehingga bisa membuka akses jalan desa pada daerah terpencil.
Sasaran 6 :
Meningkatnya Penanganan Daerah Rawan Bencana
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah titik rawan bencana yang telah
80 lokasi
80 lokasi
100
dipantau
dalam
rangka
mengantisipasi
bencana Rata-rata Capaian
100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui
1
program, yaitu: Program Mitigasi Bencana
Geologi , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau dalam rangka mengantisipasi bencana”, dicapai melalui Program Mitigasi Bencana Geologi, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : 205 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Tersosialisasinya pemantauan daerah rawan bencana
80 Lokasi
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah titik rawan bencana yang telah
-
-
-
80
80
dipantau dalam rangka mengantisipasi bencana
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang stabil. Capaian kinerja yang stabil tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Kegiatan penyusunan Peta Resiko Bencana untuk 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pandanarum, Kecamatan Pejawaran, Kecamatan Kalibening, dan Kecamatan Wanayasa telah terealisasi.
Sasaran 7 :
Terwujudnya
Tata Ruang
yang
Sinergis
dan Berwawasan
Lingkungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Penyelesaian izin lokasi
100%
100%
100
2. Ketaatan terhadap RTRW
100%
50%
50
66,6 %
66,6 %
100
3. Terlakasananya
penjaringan
aspirasi
masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali 206 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja setiap
disusunnya
RTR
dan
program
awal
terhadap
Target
Realisasi
%
66,6 %
100 %
150,01
12,5 Ha
12,5 Ha
100
pemanfaatn ruang 4. Terlaksananya
tindakan
pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja 5. Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20%
dari
luas
wilayah
kota/kawasan
perkotaan Rata-rata Capaian
100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Penataan Tata Ruang, Program Perencanaan Tata Ruang , dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Penyelesaian izin lokasi ”, dicapai melalui kegiatan rutin tugas pelayanan perizinan dalam anggarannya diikutikan pada kegiatan lain, karena tidak ada anggaran yang dikhususkan untuk persentase penyelesaian izin lokasi. Indikator kinerja sasaran “ ketaatan terhadap RTRW ”, dicapai melalui Program Penataan Tata Ruang, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Berkerjasama dengan DPU dalam pelaksanaan pembangunan berpedoman pada perda RTRW Kabupaten Banjarnegara. Indikator kinerja sasaran “Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatn ruang”, dicapai melalui Program Perencanaan Tata Ruang , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang 207 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang dapat terlaksana melebihi target bahkan sampai 200%. Indikator kinerja sasaran “Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja ”, dicapai dari data yang diperoleh dari KP2T Kabupaten Banjarnegara dengan penjelasan bahwa pada tahun 2013 tidak ada pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan pelanggaran tata ruang, sehingga dapat diasumsikan bahwa Pemerintah (KP2T) dalam mengeluarkan izin sesuai dengan ketentuan yang ada. Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan”, dicapai melalui Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : -
Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
12,5 Ha
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1.
Ketaatan terhadap RTRW
0
0
0
50%
50%
2.
Penyelesaian izin lokasi
-
-
100%
100%
100%
3.
Terlakasananya
0
0
0
66,6 %
66,6 %
0
0
0
33,30
150,01
penjaringan
aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat
inklusif
dalam
proses
penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal
2
(dua)
kali
setiap
disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang 4.
Terlaksananya
tindakan
awal
terhadap pengaduan masyarakat
%
208 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
Tersedianya luasan (RTH) publik
6,43
8
8
12,5
12,5 Ha
sebesar 20% dari luas wilayah
Ha
Lokasi
Lokasi
Ha
tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja 5.
kota/kawasan perkotaan
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada Indikator Indikator “ Ketaatan terhadap RTRW ”, dicapai karena berkerjasama dengan DPU dalam pelaksanaan pembangunan berpedoman pada perda RTRW Kabupaten Banjarnegara; 2) Pada Indikator Penyelesaian izin lokasi tercapai karena semua izin yang masuk dapat tertangani; 3) Pada indikator Terlakasananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatn ruang, tercapai karena penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang dapat terlaksana melebihi target bahkan sampai 200%; 4) Pada indikator kinerja “ Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja ”, dicapai dari data yang diperoleh dari KP2T Kabupaten. Banjarnegara dengan penjelasan bahwa pada tahun 2013 tidak ada pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan pelanggaran tata ruang, sehingga dapat diasumsikan bahwa Pemerintah (KP2T) dalam mengeluarkan izin sesuai dengan ketentuan yang ada; 5) Pada Indikator Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan tercapai namun realitanya ada pengurangan luas RTH untuk pertokoan.
209 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Salah satu upaya meningkatkan lagi capaian secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Indikator Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan sudah tercapai namun masih ada pengurangan luas RTH untuk pertokoan, untuk mengatasi kendala tersebut diupayakan dengan menambah luasan RTH dengan mengusulkan 2 tempat
Sasaran 8 :
Terkendalinya Pencemaran Lingkungan Hidup
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 18 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1.
Persentase penanganan sampah
70%
80%
114
2.
Tempat pembuangan sampah (TPS) per
0,06
2,93
488
22 %
22%
100
70%
87%
124,29
21
0
0
100 %
88,64 %
88,64
100 %
100 %
100
satuan penduduk 3.
Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU)
4.
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas.
5.
Cakupan
penghijauan
wilayah
rawan
longsor dan Sumber Mata Air 6.
Pencemaran status mutu air
7.
Cakupan
pengawasan
(19,5 Ha)
terhadap
pelaksanaan amdal 8.
Penegakan hukum lingkungan
35
1
0,02
9.
Jumlah usaha dan / atau kegiatan yang
100
97,31
97,31
mentaati persyaratan administrasi dan 210 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
100
100
100
100
100
100
90
1
0,01
64%
20,37%
35,12
36%
10%
27,77
limbah skala
20%
10%
50
16. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah
20%
10%
50
65%
80%
123
30%
30%
100
teknis pencegahan pencemaran air. 10. Jumlah usaha dan / atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi
dan
teknis
pencegahan
pencemaran udara 11. Jumlah luasan lahan dan / atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya 12. Jumlah
pengaduan
masyarakat
akibat
adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan
lingkungan
hidup
yang
ditindaklanjuti 13. Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter / Orang/hari 14. Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai 15. Tersedianya sistem air komunitas / kawasan/kota
di perkotaan 17. Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan 18. Jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun
211 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Rata-rata Capaian
94,34
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
94,34 %. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui
9 (sembilan) program, yaitu: Program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, Program Peningkatan K-3, program Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih, Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 57 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Persentase penanganan sampah dan Indikator Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk”, dicapai melalui Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, dengan 4 kegiatan yang outputnya berupa : -
Penyediaan sarana prasarana pengelolaan persampahan
1 paket
-
Peningkatan O & P sarana prasarana persampahan
1 paket
-
Peningkatan kebersihan keindahan dan ketertiban
1 paket
-
Pembangunan sarana prasarana persampahan
1 paket
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana dan utilitas umum (PSU)”, dicapai melalui Program Peningkatan K-3, dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa : -
Peningkatan kebersihan, keindahan dan ketertiban.
1 paket
Indikator kinerja sasaran “ Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 3 kegiatan yang outputnya berupa : -
Terlaksananya monitoring 15 desa pamsimas
15 desa (@ 3 kali) 212
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Terlaksananya pertemuan petugas sanitasi puskesmas
2 paket
-
Terlaksananya bintek puskesmas
35 puskesmas
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air ”, tidak dilaksanakan karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000 batang, pupuk organik 9.750 kg dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena tidak ada rekanan yang mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang memenuhi spesifikasi teknis tidak ada. Indikator kinerja sasaran “ Pencemaran status mutu air, dan indikator Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal”, dicapai melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup , dengan 6 kegiatan yang outputnya berupa : -
Sosialisasi penilaian kota sehat/adipura
3x
-
Tersedianya reagen dan sosialisasi tentang kelestarian
6 paket
lingkungan hidup -
Terselesaikannya kasus pencemaran lingkungan
1 kasus
-
Terwujudnya kesadaran pengusaha untuk menyusun UKL-
15 pengusaha
UPL -
Terpenuhinya sarana dan prasarana pemantauan kualitas air
3 paket
sesuai standar laboratorium -
Tersosialisasinya pengelolaan lingkungan hidup
3 materi
Indikator kinerja sasaran “Penegakan hukum lingkungan”, dicapai melalui Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur , dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa : - Tersosialisasinya peraturan perundang-undangan kepada para
45 orang
pengusaha dan SKPD terkait. - Meningkatnya kesadaran masyarakat tantang undang-undang lingkungan hidup.
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air, Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara, Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, Jumlah 213 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti”, dicapai melalui Program Peningkatan kualitas dan akses informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : - Laporan SLHD, kumpulan data SLHD, laporan MIH, laporan
1 dokumen
periodik volume sampah
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/Orang/hari, Tersedianya sistem air limbah
setempat
yang
memadai,
Tersedianya
sistem
air
limbah
skala
komunitas/kawasan/kota”, dicapai melalui Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih, dengan 34 kegiatan yang outputnya berupa : -
Pembangunan SAB
34 paket kegiatan
-
Pengelolaan sanitasi
1 kelurahan, 3 desa
-
Pengelolaan Pamsimas
13 desa
-
Pengelolaan P2KP
13 desa/kelurahan
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan , dan Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan”, dicapai melalui Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, dengan 4 kegiatan yang outputnya
berupa :
-
Penyediaan sarana prasarana pengelolaan persampahan
1 paket
-
Peningkatan O & P sarana prasarana persampahan
1 paket
-
Peningkatan kebersihan keindahan dan ketertiban
1 paket
-
Pembangunan sarana prasarana persampahan
1 paket
Indikator kinerja sasaran “ Jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun”, dicapai melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : -
Pemeliharaan saluran perkotaan
543,4 m
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: 214 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
1.
Persentase penanganan sampah
48,67%
48,75%
80%
2.
Tempat pembuangan sampah (1: 1.122) (1: 1.122) (1: 1.129)
0,0456
2,93
(TPS) per satuan penduduk 3.
Cakupan
Lingkungan
(1:1129) yang
-
-
-
11,51 %
22
-
57,3 %
64 %
68 %
87%
-
-
-
18,0
0
sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU) 4.
Persentase
penduduk
yang
memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas. 5.
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber
(13 Ha)
Mata Air 6.
Pencemaran status mutu air
-
-
99,3 %
100 %
84,64%
7.
Cakupan pengawasan terhadap
-
-
99,3 %
100 %
100%
pelaksanaan amdal 8.
Penegakan hukum lingkungan
0
0
0
0
1
9.
Jumlah
-
-
-
50
97,31
-
-
-
50
100
-
-
-
0
100
usaha
dan
/
atau
kegiatan
yang
mentaati
persyaratan
administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air. 10. Jumlah
usaha
dan
/
atau
kegiatan sumber tidak bergerak yang
memenuhi
administrasi
persyaratan
dan
teknis
pencegahan pencemaran udara 11. Jumlah atautanah
luasan untuk
lahan
dan/
produksi
215 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
2
1
-
20,37%
20,37%
-
-
-
10%
10%
(2 unit)
(3 unit)
(4 unit)
48,25%
10%
(3 unit)
(3 unit)
biomassa yang telah ditetapkan dan
diinformasikan
status
kerusakannya 12. Jumlah pengaduan masyarakat akibat
adanya
dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup
yang
ditindaklanjuti 13. Tersedianya akses air minum yang
aman
melalui
20,37 % 20,37%
Sistem
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan
pokok
minimal 60 liter / Orang/hari 14. Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai 15. Tersedianya sistem air limbah skala komunitas / kawasan/kota 16. Tersedianya
fasilitas
pengurangan
sampah
-
-
-
2,6%
10%
-
-
-
48,75%
80%
(5000 m)
(447 m)
90,22%
30%
(230 m)
(543,4
di
perkotaan 17. Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan 18. Jaringan kawasan
drainase dan
skala
skala (1000 m) kota
sehingga tidak terjadi genangan
m)
(lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun
216 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Tercapainya indikator Persentase penanganan sampah dan indikator Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk, karena kesadaran masyarakat yang sudah mulai meningkat dengan membuang sampah pada tempatnya, serta penambahan pembangunan TPS terpadu.
2)
Pada indikator Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU) disebabkan oleh kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan RTH dan menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.
3)
Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas disebabkan karena pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang berubah-ubah, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber pencemaran (kandang, tempat pembuangan sampah, dll.),
masih banyak terdapat
rumah yang tidak memiliki sanitasi dasar, kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat banyak yang masih belum memenuhi syarat, dan perilaku masyarakat masih belum hygienis dan saniter, sehingga berpotensi terjadi penularan penyakit. 4)
Pada indikator “ Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air ”, manurun karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000 batang, pupuk organik 9.750 kg dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena tidak ada rekanan yang mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang memenuhi spesifikasi teknis tidak ada.
5)
Keberhasilan indikator Pencemaran status mutu air, Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, disebabkan oleh :
6)
-
berjalannya kegiatan yang semakin terkoordinasi dengan baik;
-
adanya rencana kegiatan yang sudah pasti;
-
disiplin kerja yang semakin meningkat;
-
sarana dan prasarana yang tersedia semakin lengkap.
Tercapainya indikator kinerja “ Penegakan hukum lingkungan”, karena sosialisasi peraturan perundang-undangan kepada para pengusaha dan SKPD terkait, serta meningkatnya kesadaran masyarakat tantang undang-undang lingkungan hidup.
7)
Keberhasilan indikator “ Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air, Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan 217
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
pencemaran udara, Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti”, disebabkan oleh :
8)
-
berjalannya kegiatan yang semakin terkoordinasi dengan baik;
-
adanya rencana kegiatan yang sudah pasti;
-
disiplin kerja yang semakin meningkat;
-
sarana dan prasarana yang tersedia semakin lengkap.
Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari, indikator Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota dengan tren tetap disebabkan karenapembangunan SAB tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan HPS terlalu rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi.
9)
Pada indikator Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan, dan indikator Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan disebabkan karena kesadaran masyarakat yang sudah mulai meningkat dengan membuang sampah pada tempatnya, serta penambahan pembangunan TPS terpadu.
10) Pada indikator jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam ) dan tidak lebih dari 2 kali setahun, disebabkan karenatersedianya anggaran untuk pemeliharaan saluran perkotaan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas diupayakan dengan mengadakan sosialisasi tentang kesehatan lingkungan dan aspeknya kepada kelompok sasaran; 2) Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan 218 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/ orang/ hari, indikator Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah sekala komunitas/ kawasan/ kota, diupayakan dengan meluncurkan kegiatan tersebut pada tahun anggaran 2014.
Sasaran 9 :
Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Peningkatan pemanfaatan potensi panas
Target
Realisasi
%
60 MW
35 MW
58,33
60 MW
35 MW
58,33
bumi 2.
Pemanfaatan potensi gas rawa Rata-rata Capaian
58,33
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 58,33%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 program, yaitu: Program Pengembangan Potensi Panas Bumi dan Program Pengembangan Bidang Migas, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi”, dicapai melalui Program Pembinaan Bidang Panas Bumi , dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa : -
Terinventarisirnya potensi panas bumi di wilayah Kabupaten
35 MW
Banjarnegara Indikator kinerja sasaran “ Pemanfaatan potensi gas rawa”, dicapai melalui Program Pengembangan Bidang Migas , dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa :
219 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Peningkatan pemanfaatan potensi gas rawa
35 MW
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
2009
Peningkatan pemanfaatan potensi
2010
2011
2012
2013
60 MW
60 MW
35 MW
35 MW
25 KK
35 KK
45 KK
35 MW
panas bumi 2.
Pemanfaatan potensi gas rawa
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Pada indikator Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi menurun karena kerusakan alat Power Plan pada PT Geo Dipa.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1)
Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara maksimal dan meningkatkan SDM yang ada dalam pengolahan data;
2)
Memperbaiki peralatan yang rusak.
MISI 5
: MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 :
Meningkatnya
Perluasan
Akses
Pendidikan
dan
Partisipasi
Masyarakat
220 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 14 (empat belas)
indikator
kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Angka melek huruf 2. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun 3. Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A 4. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B 5. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 9. Pendidikan dasar: a. Angka partisipasi sekolah: - Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun - Angka partisipasi sekolah usia 1315 tahun b. Rasio ketersediaan sekolah / penduduk usia sekolah c. Rasio guru/murid SD/MI d. Rasio guru/murid SMP/MTs e. Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan dasar 10. Pendidikan menengah a. Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah c. Rasio guru terhadap murid d. Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan menengah 11. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): - APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Target 99,98 % 0,98 %
Realisasi 99,48 0,97
% 99,50 98,98
98,38 % 86,50 %
98,11 90,87
99,73 105,05
54,01 %
62,29
115,33
98,01 %
84,57
86,29
84,43 %
56,89
67,38
46,68 %
34,82
74,59
98,03 per 1000
96,78
98,72
86,23 per 1000
77,43
89,79
67,56 per 1000
67,18
99,44
0,06 0,05 0,98 %
0,07 0,06 1,06
116,67 120 108,16
46,20 per 1000 10,64 per 10.000
42,44
91,86
12,45
117,01
0,05 0,92 %
0,06 1,06
120 115,22
69,20 %
70,41
101,75
221 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
0,21 % 0,61 % 0,71 %
0,24 1,23 1,49
85,71 -1,64 -9,86
99,95 % 98,12 % 99,95 %
99,89 99,76 99,97
99,94 101,67 100,02
91,97 %
94,94
103,23
- Angka Melanjutkan (AM) dari 71,06 % SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Rata-rata Capaian
74,84
105,32
12. Angka Putus Sekolah: - Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI - Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs - Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA 13. Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan (AL) SD/MI - Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs - Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 14. Angka Melanjutkan - Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
92,96
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 92,96%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non Formal, program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 32 (tiga puluh dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara), Angka melek huruf, Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 – 24”, dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Pendidikan Menengah, Non Formal dengan 6 kegiatan yang outputnya berupa : - Pengadaan Buku Teks Ujian Nasional SMP Kelas Tiga (3) sebanyak 44 paket buku
Pengadaan Buku Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SD/SDLB sejumlah 14.000 buku
Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa SMP/SMPLB sejumlah 7 paket
Pengadaan buku penunjang pelajaran/referensi SMA/SMK sejumlah 2 paket 222
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Pengadaan Buku Mulok Bahasa Jawa SMP/MTs sejumlah 4 paket
Fasilitasi Hari Aksara Internasional (HAI) Dinas Pendidikan melalui pameran Hari Aksara Internasional Indikator kinerja sasaran “Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A, Angka
Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun” , dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dengan 6 kegiatan yang outputnya berupa :
Pengadaan mebeler sekolah sebanyak 200 paket;
Penambahan ruang kelas sekolah sebanyak 3 ruang kelas (RKB);
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah sebanyak 1 ruang kelas;
DAK bidang pendiikan dasar untuk membangun 47 ruang kelas dan rehabilitasi 479 ruang kelas;
Pengadaan buku perpustakaan SD/MI sebanyak 11 paket;
Pengadaan buku mulok bahasa jawa SD/MI sebanyak 400 buku. Indikator kinerja sasaran “Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B, Angka
Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B,
Angka partisipasi sekolah usia 13-15
tahun” , dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan program Pendidikan Menengah dengan 6 kegiatan yang outputnya berupa :
Penambahan ruang kelas sekolah sebanyak 6 ruang kelas;
Pengadaan alat praktik dan peraga siswa sebanyak 30 paket (alat lab IPA SMP);
Pengadaan mebelair sekolah sebanyak 3 paket;
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah sebanyak 43 ruang;
DAK bidang pendikan menengah untuk membangun 101 RKB, 10 rehab, 2 ruang kelas lain, 15 alat matematika, 37 alat IPS, 14 alat kesenian, 14 alat olahraga, 31 alat lab IPA, 5 buku perpustakaan, 19 alat lab bahasa, dan 21 meja kursi; Indikator kinerja sasaran “Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C, ,
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C, Angka partisipasi sekolah 1618 tahun”, dicapai melalui program Pendidikan Menengah dengan 7 (tujuh) kegiatan yang outputnya berupa :
Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah sejumlah 6 ruang;
Pengadaan alat laboratorium computer dan alat perbengkelan sebanyak 5 paket;
Terlaksananya kegiatan multimedia SMA SBI dan SMK;
Pengadaan alat laboratorium komputer SMK/SMA sebanyak 2 paket; 223
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Pembangunan pagar pengaman pendidikan menengah untuk 1 sekolah;
Pengadaan alat laboratorium IPA SMA/SMK RSBI sbanyak 2 paket. Indikator kinerja sasaran “Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI, Angka Putus
Sekolah (APS) SMP/MTs, Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA, Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs, Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA”, dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa :
Pendampingan BOS dalam rangka mewujudkan Sekolah Murah SD/MI untuk 103.192 siswa;
Pendampingan BOS dalam rangka mewujudkan Sekolah Murah SMP/MTs untuk 40.010 siswa;
Pendampingan BOS dan BKKM Indikator kinerja sasaran “Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia
sekolah Pendidikan Menengah”’ dicapai melalui program Pendidikan Menengah dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Terlaksananya pembangunan sekolah baru SMK sebanyak 1 unit Indikator kinerja sasaran “Angka kelulusan (AL) SD/MI, Angka kelulusan (AL)
SMP/MTs, Angka kelulusan (AL) SMA/MA/SMK, Rata-rata UN SD/MI, Rata-rata UN SMP/MTs, Rata-rata UN SMA/MA”, dicapai melalui program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa :
Bintek bedah SKL-UN dengan 500 peserta
Penyelenggaraan Ujian Nasional, Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dan Ujian Nasional pendidikan Kesetaraan (UNPK)
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
1. Angka melek huruf
-
2010 99,96
2. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun
-
0,97
2011 99,96
2012 99,30
2013 99,48
0,97
0,97
0,97
224 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
3. Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A 4. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B 5. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 9. Pendidikan dasar: a. Angka partisipasi sekolah: - Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun - Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun b. Rasio ketersediaan sekolah / penduduk usia sekolah c. Rasio guru/murid SD/MI d. Rasio guru / murid SMP/MTs e. Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan dasar 10. Pendidikan menengah a. Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah c. Rasio guru terhadap murid d. Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan menengah 11. Pendidikan Anak Usia Dini
-
2010 103,95
2011 97,31
2012 93,80
2013 98,11
-
95,81
80,83
82,01
90,87
-
51,06
52,47
54,52
62,29
-
98,05
96,93
80,77
84,57
-
95,81
78,76
56,54
56,89
-
45,91
45,14
34,41
34,82
-
99,60
96,95
90,45
96,78
-
91,54
80,57
74,17
77,43
-
67,56
63,36
62,81
67,18
-
0,05 0,06
0,05 0,05
0,07 0,07
0,07 0,06
-
0,95
0,92
0,95
1,06
-
47,13
44,66
38,25
42,44
-
9,75
10,24
10,40
12,45
-
0,05
0,05
0,06
0,06
-
0,93
0,95
0,94
1,06
225 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja (PAUD): - APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 12. Angka Putus Sekolah: - Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI - Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs - Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA 13. Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan (AL) SD/MI - Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs - Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 14. Angka Melanjutkan - Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs - Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
2009 -
2010 69,05
2011 60,68
2012 70,29
2013 70,41
-
0,27
0,29
0,32
0,24
-
0,76
0,99
0,43
1,23
-
0,86
1,19
0,81
1,49
-
97,65
99,85
99,11
99,89
-
99,19
96,44
98,66
99,76
-
97,27
99,93
99,25
99,97
-
89,87
87,98
92,77
94,94
-
67,19
69,06
69,06
74,84
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Indikator angka melek huruf menurun disebabkan oleh tidak adanya fasilitasi tindak lanjut bagi penduduk buta aksara; 2) Angka melek huruf menurun juga disebabkan karena rendahnya motivasi masyarakat untuk gemar membaca; 3) Angka Putus Sekolah untuk SMP/MTs dan SMA/SMK mengalami kenaikan karena pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak masih relatif rendah mengakibatkan angka drop out cukup tinggi dan terpaksa masuk ke dunia kerja informal untuk menambah pendapatan orang tua; 4) Angka partisipasi sekolah tidak dapat terealisasi sesuai target disebabkan belum meratanya akses pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan menengah. Pendirian SMA/SMK/MA masih berpusat pada beberapa kecamatan saja; 226 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
5) Tingkat perekonomian masyarakat yang masih kurang.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Alokasi anggaran fasilitasi tindak lanjut pasca buta aksara; 2) Kerjasama dengan perguruan tinggi sebagai usaha pemberantasan buta aksara; 3) Memastikan bahwa anak-anak yang sementara duduk di bangku sekolah tetap bisa bersekolah, Menarik anak-anak yang putus sekolah untuk kembali duduk di bangku sekolah, Memaksa” anak-anak yang terpaksa bekerja - karena alasan ekonomi keluarga untuk berhenti bekerja dan kembali ke bangku sekolah, Melahirkan kesadaran kolektif di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan, terutama pendidikan lanjutan; 4) Melakukan pemetaan jumlah penyandang buta aksara secara tepat dan akurat, Memperluas
informasi
dan
sosialisasi
tentang
pentingnya
melek
huruf,
Memberdayakan sekolah non-formal melalui kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), Mengembangkan program pendidikan membaca secara inovatif melalui kegiatan di luar sekolah dan Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, LSM dan lembaga-lembaga internasional; 5) Pendirian SMP satu atap dalam rangka pemerataan akses pendidikan; 6) Optimalisasi penyelenggaraan pendidikan paket A, B dan C. 7) Pengalokasian anggaran beasiswa bagi siswa berprestasi atau siswa dari keluarga kurang mampu, walaupun belum menjangkau keseluruhan siswa; 8) Optimalisasi penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, baik melalui sosialisasi kepada masyarakat maupun koordinasi dengan lembaga/dinas terkait.
Sasaran 2 :
Tersedianya Akses Infrastrukur Menuju Pusat-Pusat Pendidikan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (duabelas) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Fasilitas Pendidikan: Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
Target
Realisasi
%
81,50 %
94,03
115,37 227
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik 2. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil 3. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. 4. Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik 5. Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. 6. Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. 7. Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran 8. Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan 9. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang
Target
Realisasi
%
88,70 %
96,86
109,20
93,17 %
96,14
103,19
100 %
100 %
100
83,82 %
91,22
108,83
68,75 %
58,52
85,12
90,26 %
84,48
93,60
88,59 %
96,05
108,42
85,18 %
98,13
115,20
50 %
74,94
149,88
74,36 %
29,33
39,44 228
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja Target sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. 10. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks 67,28 % yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. 11. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga 100 % IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta. 12. Setiap SD/MI memiliki minimal 100 54,30 % (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi. Rata-rata Capaian
Realisasi
%
19,94
29,64
100
100
66,52
122,50
98,60
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 98,60%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu: Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Menengah dan Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 12 (duabelas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik, Sekolah
pendidikan
SMP/MTs
kondisi
bangunan
baik,
Sekolah
pendidikan
SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik” dicapai melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan program Pendidikan Menengah dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa :
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah sejumlah 109 ruang kelas SD, 43 ruang kelas SMP, 6 ruang SMA/SMK;
DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk rehab 479 ruang kelas SD; 229
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
DAK Bidang Pendidikan menengah untuk rehab 10 ruang kelas;
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Fasilitas Pendidikan: Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik 2. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil 3. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. 4. Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan
2009
2010
2011
2012
2013
-
66,50
66,71
70,66
94,03
-
79,70
80,75
83,82
96,86
-
90,17
91,56
90,20
96,14
-
-
-
100
100 %
-
-
-
83,82
91,22
-
-
-
68,75
58,52
230 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Indikator Kinerja eksperimen peserta didik Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Setiap SMP / MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
2010
2011
2012
2013
-
-
-
90,26
84,48
-
-
-
88,59
96,05
-
-
-
85,18
98,13
-
-
-
36,77
74,94
-
-
-
74,36
29,33
-
-
-
67,28
19,94
2009
231 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 2009 Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. 11. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta. 12. Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi.
2010
2011
2012
2013
-
-
100
100
-
-
54,30
66,52
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada indikator kinerja fasilitas pendidikan Sekolah pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik, meningkat dikarenakan adanya bantuan DAK untuk rehab maupun pembangunan ruang kelas baru;
Meningkatnya Kualitas Tenaga Kependidikan
Sasaran 3 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 13 (tigabelas) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
59,63 %
77,40
129,80
1. Kualifikasi Guru
Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
232 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 2. Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik. 3. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga puluh lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus) 4. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masingmasing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris 5. Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 6. Disetiap SMP / MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 7. Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 8. Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 9. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya 10. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
93,60 %
95,34
101,86
97,28 %
98,52
101,27
97,10 %
94,69
97,52
51,25 %
73,32
143,06
50 %
72,95
145,9
50 %
30,97
61,94
68,67 %
71,44
104,03
80,59 %
75,97
94,27
98,79 %
99,48
100,70
50 %
24,61
49,22
50 %
58,95
117,9
50 %
66,13
132,26
233 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 11. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas 50 % dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester. 12. Setiap guru menyampaikan laporan hasil 82,62 % evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik 13. Kepala Sekolah atau madrasah 82,62 % menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama Rata-rata Capaian
16,81
33,62
93,57
113,25
93,57
113,25
102,49
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 102,49%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/DIV, Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV”, dicapai melalui program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan 3 kegiatan yang outputnya berupa:
1)
Pengembangan
Profesi
Guru : pengembangan profesi bagi pendidik, kepala
Diknas (SD dan SMP); 2)
sekolah dan pengawas sejumlah 11 orang
Peningkatan Kualifikasi ke S1 : peningkatan kualifikasi pendidikan S1 bagi Pendidik Formal;
3)
Peningkatan
Kualifikasi
102 orang guru pada pendidikan formal ke : peningkatan kualifikasi pendidikan S1 bagi 32
234 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
S1/D4 Pendidik PAUD.
orang guru PAUD
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut : Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
26,71
49,63
67,00
77,40
-
89,10
90,55
92,71
95,34
-
95,78
96,64
97,06
98,52
-
89,89
95,60
95,88
94,69
-
-
-
51,25
73,32
-
-
-
44,60
72,95
-
-
-
18,61
30,97
-
-
-
68,67
71,44
1. Kualifikasi Guru Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga puluh lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus) Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
2.
3.
4.
5.
235 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
telah memiliki sertifikat pendidik 6. Disetiap SMP / MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 7. Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 8. Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pem-belajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 9. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya 10. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 11. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester. 12. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik 13. Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil
-
-
-
80,59
75,97
-
-
-
98,79
99,48
-
-
-
11,77
24,61
-
-
-
35,27
58,95
-
-
-
38,09
66,13
-
-
-
39,46
16,81
-
-
-
82,62
93,57
-
-
-
82,62
93,57
236 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan naik seperti terlihat pada tabel di atas. Beberapa capaian indikator kinerja sasaran yang memuaskan tersebut antara lain disebabkan oleh : 1. Adanya fasilitasi bantuan berupa study lanjut bagi pendidik pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupun non formal. 2. Pengembangan kapasitas pendidik melalui workshop, lokakarya, dsb.
Meningkatnya Mutu Pendidikan
Sasaran 4 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Angka Rata-rata UN
2.
Angka rata-rata UN SD/MI
7,65
7,07
92,42
Angka rata-rata UN SMP/MTs
7,20
6,55
90,97
Angka rata-rata UN SMA/MA
8,48
7,67
90,45
Angka rata-rata UN SMK
8,18
7,57
92,54
66,06 %
77,53%
117,36
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam per minggu; Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu; Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu;
237 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu; 3. Satuan pendidikan menerapkan KTSP 76,37 % sesuai ketentuan yang berlaku. 4. setiap satuan pendidikan menerapkan 81,46 % prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Rata-rata Capaian
92,57%
121,21
88,49%
108,63
101,94
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 hampir sebagian besar tercapai, dengan rata-rata persentase capaian sebesar 101,94%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada formulir PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 program, yaitu program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran “Angka kelulusan (AL) SD/MI, Angka kelulusan (AL) SMP/MTs, Angka kelulusan (AL) SMA/MA/SMK, Rata-rata UN SD/MI, Ratarata UN SMP/MTs, Rata-rata UN SMA/MA”, dicapai melalui program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa : 1)
Bintek bedah SKL-UN;
2)
Penyelenggaraan Ujian
Akhir
Nasional
: 500 peseta bintek
Ujian
Sekolah
(UASBN)
Nasional, : Persentase kelancaran penyelenggaraan Berstandar
dan
UN, UASBN dan UNPK
Ujian
Nasional Pendidikan Kesetaraan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut : Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
UN
-
7,21
7,33
6,92
7,07
UN
-
6,66
6,66
5,40
6,55
UN
-
7,87
8,34
7,31
7,67
1. Angka Rata-rata UN
Angka rata-rata SD/MI Angka rata-rata SMP/MTs Angka rata-rata SMA/MA
238 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Angka rata-rata UN SMK
2009
2010
2011
2012
2013
-
7,42
8,07
7,94
7,57
2.
Satuan pendidikan me 66,06 77,53% nyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam per minggu; Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu; Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu; Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu; 3. Satuan pendidikan menerapkan 76,371 92,57% KTSP sesuai ketentuan yang berlaku. 4. setiap satuan pendidikan 81,46 88,49% menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik turun) seperti terlihat pada tabel di atas. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut diatas antara lain disebabkan oleh : 1) Indicator kinerja Angka Rata-rata UN SMK menurun disebabkan karena : a. Tingkat kesulitan setiap mata pelajaran yang diujikan dalam paket soal meningkat; b. Belum maksimalnya peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan Ujian Nasional; c. Belum maksimalnya SDM Pendidik baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 2) Indikator kinerja satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka kelas I-IX meningkat disebabkan karena : a. Adanya penambahan jam untuk mata pelajaran tertentu; b. Adanya ketentuan batas minimal tatap muka yang harus dilaksanakan guna pemenuhan persyaratan penerimaan tunjangan sertifikasi guru. 3) Indikator kinerja satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku meningkat karena : 239 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
a. Sebagian besar sekolah yang ada di Kabupaten Banjarnegara sudah melaksanakan ketentuan KTSP; b. Sudah terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung untuk melaksanakan KTSP. 4) Indikator kinerja setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) meningkat karena sudah dilaksanakan pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) sehingga sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Banjarnegara sudah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Beberapa kendalam tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarengara dengan : 1) Mengadakan workshop bedah SKL dan kisi-kisi try out Ujian Nasional; 2) Sosialisasi tentang ujian nasional kepada masyarakat; 3) Pemerataan tenaga pendidik.
Sasaran 5 :
Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga)
indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah perpustakaan
1 unit
1 unit
100
2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
4,60 %
3,27 %
71,01
(46.000)
(30.663)
37,40 %
52,57 %
3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
140,55
daerah Rata-rata Capaian
103,85
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 103,85 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir PK.
240 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga)
program, yaitu: Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pengembangan Minat Baca dan Pembinaan Pepustakaan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 11 (sebelas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Jumlah perpustakaan”, dicapai melalui Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa : Penyelenggaraan layanan perpustakaan terhadap masyarakat, dengan rincian sebagai berikut : - Terlayaninya pengunjung perpustakaan sejumlah 30.663 orang, terdiri dari pengunjung laki-laki sejumlah 12.163 orang dan pengunjung perempuan sejumlah 18.500 orang. - Terselenggaranya layanan sirkulasi dengan rincian jumlah peminjam sebanyak 8.404 orang terdiri dari peminjam laki-laki sejumlah 2.568 orang dan peminjam perempuan sejumlah 5.836 orang, sedangkan buku yang dipinjam dalam sejumlah 15.805 eksemplar. - Terlayaninya registrasi 1.671 anggota, terdiri dari anggota laki-laki sejumlah 498 orang dan anggota perempuan sejumlah 1.173 orang. - Terlayaninya pengguna layanan internet (warnet dan free hospot) sejumlah 3.453 orang, terdiri dari pengguna laki-laki sejumlah 1.860 orang dan
pengguna
perempuan sejumlah 1.593 orang; - Terlayaninya pengguna layanan perpustakaan dan warnet serta layanan wisata buku yang dilaksanakan setiap hari minggu pukul 08.00 s/d 14.00 WIB ; - Terlayaninya pengguna layanan perpustakaan dan warnet pada layanan tambahan yang dilaksanakan setiap hari Senin s/d Sabtu, dengan pembagian waktu sebagai berikut :
Hari Senin s/d Kamis
: pukul 14.30 s/d 20.30 WIB
Hari Jum’at
: pukul 13.00 s/d 17.00 WIB
Hari Sabtu
: pukul 13.30 s/d 19.30 WIB
- Terlayaninya pengguna layanan pemutaran film pendidikan dan
story telling
sejumlah 1.769 anak TK/PAUD dengan rincian sejumlah 790 anak laki-laki dan 979 anak perempuan.
241 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun”, dicapai melalui Program Pengembangan Minat Baca dan Pembinaan Pepustakaan , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : Meningkatnya pelayanan perpustakaan dengan terlayaninya pengunjung perpustakaan sejumlah 30.663 orang, dengan rincian sebagai berikut : - Pengunjung SD/MI/Pra SD
:
Lk = 3.071; Pr = 3.445; Jml = 6.515;
- Pengunjung SLTP
:
Lk = 1.546; Pr = 3.465; Jml = 5.011;
- Pengunjung SLTA
:
Lk = 1.312; Pr = 5.557; Jml = 7.808;
- Pengunjung Mahasiswa
:
Lk = 1.312; Pr = 1.848; Jml = 3.160;
- Pengunjung Karyawan/PNS
:
Lk = 1.581; Pr = 1.575; Jml = 3.156;
- Pengunjung Umum
:
Lk = 2.402; Pr = 2.610; Jml = 5.012;
Indikator kinerja sasaran “ Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah”, dicapai melalui Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : Meningkatnya pengetahuan masyarakat melalui penyediaan koleksi bahan pustaka sesuai kebutuhan masyarakat sebanyak 17.318 judul, 36.749 eksemplar, dengan rincian sebagai berikut : -
Karya Umum
: Lk =
178; Pr = 178; Jml = 356 eksemplar;
-
Filsafat dan Psikologi
: Lk =
168; Pr = 335; Jml = 503 eksemplar;
-
Agama
: Lk =
418; Pr = 707; Jml = 1.125 eksemplar;
-
Sosial
: Lk =
488; Pr = 700; Jml = 1.188 eksemplar;
-
Bahasa
: Lk =
106; Pr = 149; Jml = 255 eksemplar;
-
Ilmu Murni
: Lk =
130; Pr = 250; Jml = 380 eksemplar;
-
Ilmu Terpan & Teknologi
: Lk =
521; Pr = 657; Jml = 1.178 eksemplar;
-
Olahraga & Kesenian
: Lk =
108; Pr = 193; Jml =
-
Sastra
: Lk =
929; Pr = 3.980; Jml = 4.909 eksemplar;
-
Sejarah & Geografi
: Lk =
168; Pr = 190; Jml = 358 eksemplar;
-
Fiksi
: Lk = 1.322; Pr = 3.121; Jml = 4.443 eksemplar;
-
Majalah
: Lk =
60; Pr =
29; Jml =
301 eksemplar;
89 eksemplar.
Dari data tersebut maka rata- rata jumlah buku yang dipinjam masyarakat perhari sejumlah 50 eksemplar. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: 242 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 1. Jumlah
2009
2010
2011
2012
2013
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
I unit
44.982
45.058
32.821
28.819
3,27 %
perpustakaan 2. Jumlah pengunjung perpustakaan
per
(30.663)
tahun 3. Koleksi buku yang tersedia
di
perpustakaan daerah
30,94%
32,99%
34,20%
33,42%
52,57 %
(10.194
(11.481
(11.124
(11.442
(17.318
judul,
judul,
judul,
judul,
judul,
32.950
34.799
32.525
34.235
36.749
eksemplar) eksemplar) eksemplar) eksemplar) eksemplar) Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin naik. Capaian kinerja yang semakin naik tersebut di atas antara lain disebabkan oleh : 1) Indikator kinerja Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2012 terdapat kunjungan sejumlah 28.819 orang sedangkan pada tahun 2013 kunjungan mencapai 30.663 orang atau meningkat sejumlah 1.844 orang (6,40%). Namun, peningkatan jumlah pengunjung tersebut belum mampu untuk mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013 yaitu sejumlah 4,60 % atau 46.000 pengunjung. Tidak tercapainya Target Kinerja tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti : a. Faktor cuaca ekstrim pada tahun 2013 sehingga masyarakat yang akan mengunjungi perpustakaan membatalkan niatnya; b. Pesatnya perkembangan teknologi juga mempengaruhi tidak tercapainya indikator kinerja. Kemudahan mengakses informasi melalui media mainstream, menjamurnya warnet, semakin banyaknya orang mengggunakan personal modem/netbook/ komputer tablet untuk mengakses internet secara pribadi sangat berpengaruh terhadap minat baca sehingga kunjungan perpustakaan menurun; c. Faktor tata letak ruang perpustakaan juga mempengaruhi capaian indikator ini, dimana semula ruang perpustakaan menempati gedung atas (depan), akan tetapi sejak tahun 2011 ruang perpustakaan pindah menempati gedung baru (Pembangunan Gedung selesai pada Tahun Anggaran 2010) yang terletak
243 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
dibelakang sehingga akses masuk tidak semudah seperti pada saat perpustakaan berada di depan. d.
Faktor- faktor lain yang mempersempit akses terhadap perpustakaan.
2) Indikator kinerja Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah cenderung meningkat, disebabkan oleh : a.
Inventarisasi judul buku yang dibutuhkan masyarakat yang memanfaatkan keberadaan perpustakaan, sumber pendataan berasal dari Buku Pengunjung, Internet, Katalog terbitan baru dari penerbit-penerbit dan sumber lainnya;
b.
Tersedianya Anggaran untuk membiayai pengadaan bahan pustaka bersumber dari APBD Kab. Banjarnegara;
c.
Terpilihnya rekanan yang kompeten dalam hal pengadaan bahan pustaka;
d.
Masih terbatasnya judul buku baru yang terbit pada tahun 2013. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, diantaranya dengan : 1) Melaksanakan pengadaan buku pengunjung elektronik untuk mengantisipasi penurunan jumlah pengunjung karena tidak mengisi buku pengunjung. Sehingga mempermudah untuk mendata jumlah pengunjung lebih efektif, selain itu dengan teknologi layar sentuh pada buku pengunjung tersebut diharapkan mampu meminimalisir penurunan jumlah pengunjung akibat pengunjung yang tidak mengisi buku pengunjung. 2) Melakukan upaya peningkatan kualitas layanan perpustakaan, diantaranya melalui peningkatan kualitas program otomasi kearsipan dengan migrasi software berbasis Ms. Acces menjadi aplikasi berbasis web/ php, meningkatkan kualitas kartu anggota dari kartu anggota berbahan baku kertas manila menjadi kartu anggota berkualitas berbahan PVC Card dan meningkatkan disiplin aparatur; 3) Meningkatkan sosialisasi, promosi pustaka, optimalisasi sarana pengaduan dan masukan masyarakat, meningkatkan hubungan kerjasama dengan penerbit, lembaga masyarakat, dan sebagainya.
Sasaran 6 :
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Seluruh Masyarakat
244 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 58 (lima puluh delapan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut : Indikator Kinerja 1.
Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran
Target
Realisasi
%
10 per 1.000
16,5 per
35
Hidup 2.
1.000
Angka
Kematian
Ibu
per
100.000
103/1.000
116,64/1.000
87
Kelahiran Hidup 3.
Persentase balita gizi buruk (BB/TB)
1%
0,06 %
194
4.
Persentase Posyandu Purnama
38 %
28 %
74
5.
Persentase Posyandu Mandiri
3%
14 %
467
6.
Rasio posyandu per satuan balita
20/1.000
21/1.000
99
7.
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
1/1.000
3/1.000
130
satuan penduduk 8.
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
3/1.000
3/1.000
100
9.
Rasio dokter per satuan penduduk
6/1.000
1/11.251
18
117/100.000
1/908
85
100 %
100 %
100
dengan komplikasi
100 %
90 %
90
13. Cakupan pertolongan persalinan oleh
90 %
98 %
109
10. Rasio
tenaga paramedis
per
satuan
penduduk 11. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 12. Cakupan Neonatus yang ditangani
tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kelurahan
Universal
95 %
98,2 %
103
15. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
100 %
100 %
100
kompetensi kebidanan 14. Cakupan
Desa/
Child Immunization (UCI)
perawatan 245 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
16. Kesembuhan penderita TBC BTA Positif
95
86 %
101
17. Cakupan penemuan dan penanganan
0,30 per
0,13 per
196
100.000
100.000
100 %
100 %
100
<1/1.000
0,35/1.000
165
6 / 100.000
11 kasus
157
100 %
100 %
100
70%
44 %
62,9
d. Penderita DBD yang ditangani
100 %
100 %
100
e. Penemuan penderita diare
100 %
100 %
100
100 %
100 %
100
100 %
100 %
100
100%
100 %
100
24. Cakupan kunjungan bayi
100 %
98,3 %
98,3
25. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
95 %
86,5 %
91
26. Cakupan pelayanan nifas
90 %
94 %
104
27. Cakupan pelayanan anak balita
100 %
62,18 %
62,18
penderita penyakit DBD 18. Penderita malaria yang diobati 19. Jumlah penderita malaria baru (API) 20. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun
7 kasus
b. Penemuan penderita pneumonia balita c. Penemuan pasien baru TB BTA (+)
21. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 22. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten 23. Cakupan
pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat miskin
246 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
dengan
100 %
100 %
100
29. Cakupan pemberian makanan pendam-
100 %
100 %
100
175 %
175 %
100
31. Persentase cakupan rawat jalan
29%
84,3 %
289, 66
32. Persentase cakupan rawat inap
3%
5%
166, 67
90 %
92,7 %
103
34. Cakupan Peserta KB Aktif
85 %
78,5 %
92,35
35. Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami
100 %
100 %
100
36. Cakupan Desa Siaga Aktif
80 %
100 %
125
37. Persentase kualitas air minum yang
100
68,37 %
68,37
75%
39,49 %
55
75%
61,51 %
82,01
85%
66 %
77,65
85%
30,45 %
35,82
100 %
53 %
53
28. Persentase
cakupan
balita
pneumonia yang ditangani
ping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin 30. Cakupan puskesmas
33. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
KLB
yang
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
memenuhi syarat 38. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 39. Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS) 40. Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 41. Persentase
cakupan
rumah
yang
memenuhi syarat kesehatan 42. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
247 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
43. Balita yang datang dan ditimbang
70%
71,31 %
101, 86
44. Balita yang naik berat badannya
70%
72,54
103, 57
45. Balita bawah garis merah
<15 %
1,13 %
192, 46
46. Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat
100%
98,2 %
98,2
100%
98,98 %
98,98
100 %
98,20 %
98,20
mendapat 90 tablet
97 %
85,32 %
87,96
50. Persentase bayi yang mendapat ASI
65%
61,5 %
94,62
90 %
84,89 %
94,32
69,55
69,36*
99,73
75 %
72,32%
96,42%
4 sd 6 hari
3,93
98,25%
2 sd 3 hari
1,88
94%
60 – 70
67
100%
75 %
62,5 %
83,3 %
(12 Jenis)
(10 jenis)
100 %
100 %
kapsul vitamin A 1 kali per tahun 47. Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun 48. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A 49. Cakupan ibu hamil Fe
eksklusif
51. Persentase desa dengan garam beryodium baik 52. Angka usia harapan hidup 53. BOR
(Bed
Occupancy
Rate)
/
Pemanfaatan tempat tidur (TT) rawat inap 54. LOS (Average Length of Stay/Av LOS) / Rata-rata hari perawatan pasien 55. TOI ( Turn Over Interval) / Rata-rata TT tidak digunakan 56. BTO (Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT 57. Kelengkapan jenis pelayanan spesialis
58. Cakupan perempuan dan anak korban
kali/tahun
100 %
248 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja kekerasan
yang
mendapat
Target
Realisasi
%
layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit Rata-rata capaian
108,37
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 108,37% Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 18 (delapan belas) program, yaitu: Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur , Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya, program Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah, program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, Program pengembangan SDM dan data base,
Program
Pengembangan Lingkungan Sehat, program Perbaikan Gizi Masyarakat,
program
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/ Epidemik, Program Penyemprotan/fogging sarang nyamuk dan program Peningkatan survellance Epidemiologi , Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 93 (Sembilan puluh tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup”, dicapai melalui 4 (empat) Program, yaitu Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, dengan 8 (delapan) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terbentuknya Kelas Bumil
20 Kelas Ibu Hamil
-
Terlaksananya KIE Bahaya Rokok
100 Bumil dan suami 249
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi
10 lokasi
-
Pertemuan Dukun Bayi, Bumil, Kader
35 Puskemas
-
Jumlah Kematian ibu/bayi yang dilakukan AMP
20 Kasus
-
Masyarakat yang mengikuti AMP Sosial
300 orang
-
Peningkatan SDM Bidan di Desa
35 bidan pengelola anak dan 35 BDD
-
Terpeliharanya
kesehatan
Bumil
kurang
mampu 21 ibu hamil
(Puskesmas Bawang 1) Indikator kinerja sasaran “ Persentase balita gizi buruk (BB/TB)”, dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu Program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan, dengan 2 (dua) kegiatan, yang outputnya berupa : -
Terlaksananya pemberian tambahan makanan dan vitamin 100% bagi balita rawan gizi
-
Terlaksananya
refreshing
kader
dan
perbaikan
gizi 100%
masyarakat 13 desa di puskesmas karangkobar Indikator kinerja sasaran “Persentase Posyandu Purnama”, ”Persentase Posyandu Mandiri” dan “Rasio posyandu per satuan balita” dicapai melalui program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terlaksananya kegiatan pembinaan PHBS Tatanan Rumah 373 orang Tangga (Posyandu) Indikator kinerja sasaran “Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
penduduk”, ”Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk”, “Rasio dokter per satuan penduduk dan “Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk” dicapai melalui program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya, dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terlaksana rehab puskesmas (Wanadadi 2)
0 Unit
-
Terlaksana rehab pustu (Pustu Masaran, Pustu Pucungbedug, 3 Unit Gumiwang)
-
Terlaksana pembuat desain gambar puskesmas (8 puskesmas)
0 Unit
-
Pembangunan puskesmas (Mandiraja 2 dan Madukara 1)
0 unit 250
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani”, “Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani” dan “Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan” dicapai melalui program 2 (dua) Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan 7 (tujuh) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi
10 lokasi
-
Pertemuan Dukun Bayi, Bumil, Kader
35 Puskemas
-
Jumlah Kematian ibu/bayi yang dilakukan AMP Medis
20 Kasus
-
Masyarakat yang mengikuti AMP Sosial
300 orang
-
Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi
10 lokasi
-
Peningkatan SDM Bidan di Desa
35 BDD
-
Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas
20 Kelas Ibu Hamil
Indikator
kinerja
sasaran
“Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal
Child
Immunization (UCI)”, dicapai melalui program Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terlaksananya kegiatan pelayanan Vaksinasi bagi Balita dan 35 puskesmas Anak Sekolah dan wanita usia subur Indikator kinerja sasaran “Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan”,
dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat, dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya pemberian tambahan makanan dan vitamin
100%
bagi balita rawan gizi - Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat 100% 13 desa di puskesmas karangkobar Indikator kinerja sasaran “Kesembuhan penderita TBC BTA positif (CR/Cure Rate)” dan ” Penemuan pasien baru TB BTA (+)” dicapai melalui program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa: - Terselenggaranya sistem pelaporan dan rujukan yang baik
100%
- Tersedianya Petugas yang terampil
39 orang
- Peningkatan Angka Kesembuhan
100%
- Pengobatan yang Adekuat
100%
251 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “Penderita malaria yang diobati” dan “Jumlah penderita malaria baru (API)”, dicapai melalui program Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/ Epidemik, dengan 6 (enam) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya Penyemprotan rumah
2.000 rmh
- Terperiksanya sediaan darah malaria
2.000 slide
- Terlaksananya MFS /PE
100%
- Terlaksananya Pertemuan JMD
120 orang
- Terkonfirmasinya vektor malaria
100%
- Terbelinya Alat Spraycan (Alat semprot IRS)
2 unit
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD” dan “Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit”, ” Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun”, “Penemuan penderita pneumonia balita”,
“Penemuan pasien baru TB BTA (+)”, “Penderita DBD yang ditangani”,
“Penemuan penderita diare” dicapai melalui program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program Penyemprotan/fogging sarang nyamuk dan program Peningkatan survellance Epidemiologi dan penanggulangan wabah, dengan 6 (enam) kegiatan yang outputnya berupa: - Terselenggaranya pertemuan monev program
2 kali
- Terlacaknya penemuan Kasus baru
100%
- Terlaksananya Kegiatan Penyemprotan/fogging Sarang
48 Fokus
Nyamuk - Terlaksananya pembelian Swing Fog
2 unit
- Terlaksananya Pelatihan Kader Jumantik
36 Orang
- Terlaksananya kegiatan Surveilans epidemiologi dengan cepat
35 Puskesmas
dan tepat Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin”, dicapai melalui program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya pelayanan rujukan masyarakat miskin
100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin”, dicapai melalui program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa:
252 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Tersedianya jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta
100%
Jamkesda Pratama Indikator kinerja sasaran “Cakupan Kunjungan bayi”, dicapai melalui program Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan satu kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi
10 lokasi
Indikator kinerja sasaran “Cakupan kunjungan ibu hamil K4”, dicapai melalui program Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu)
kegiatan yang
outputnya berupa : - Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas
20 Kelas Ibu Hamil
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan nifas”, dicapai melalui program Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa: - Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas
20 Kelas Ibu Hamil
- Pertemuan Dukun Bayi, Bumil, Kader
35 Puskemas
- Peningkatan SDM Bidan di Desa
35 BDD
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pelayanan anak balita”, dicapai melalui program Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya Pembinaan dan Superfisi
10 lokasi
Indikator kinerja sasaran “ Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani”, dicapai melalui program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa: - Terselenggaranya sistem pelaporan dan rujukan yang baik
100%
- Tersedianya Petugas yang terampil
39 orang
Indikator kinerja sasaran “Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pemberian tambahan makanan dan vitamin bagi 100% balita rawan gizi - Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat 100% 13 desa di puskesmas karangkobar
253 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “Cakupan puskesmas”, “Cakupan kunjungan rawat jalan”, “Cakupan kunjungan rawat inap”, dan “Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten” dicapai melalui Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program pengembangan SDM dan data base dengan kegiatan sistem pengendalian mutu kesehatan dengan 3 ( tiga) kegiatan, yang outputnya berupa: - Penyelenggaran/peningkatan gugus kendali mutu
100%
- Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana prasarana 100% puskesmas dan jaringannya. - Kemitraan Pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan
100%
- Penyelenggaran/peningkatan gugus kendali mutu
100%
- Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana prasarana 100% puskesmas dan jaringannya. Indikator kinerja sasaran “Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat”, dicapai melalui program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya lomba tenaga kesehatan
100%
- Terlaksananya lomba dokter kecil
100%
Indikator kinerja sasaran “Cakupan peserta KB Aktif”, dicapai melalui program Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: - Terbentuknya Kelas Bumil di 10 puskesmas
20 Kelas Ibu Hamil
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)”, dicapai melalui program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan 2 (dua)
kegiatan yang
outputnya berupa: - Terselenggaranya sistem pelaporan dan rujukan yang baik
100%
- Tersedianya Petugas yang terampil
39 orang
Indikator kinerja sasaran “Cakupan Desa Siaga Aktif ”, dicapai melalui program Promosi Keehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 2
(dua)
kegiatan yang
outputnya berupa: - Terlaksananya
kegiatan
pembinaan
PHBS
Institusi 80 orang
Pendidikan (Poskestren)
254 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Terlaksananya kegiatan pembinaan PHBS Tatanan Rumah 373 orang Tangga (Posyandu) Indikator kinerja sasaran “Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya monitoring 15 desa pamsimas
15 desa @ 3 kali
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas
2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas
35 Puskesmas
- Pemeriksaan sampel air (Puskesmas Batur 1)
3 kali
Indikator kinerja sasaran “Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat” dan “Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS)”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya monitoring 15 desa pamsimas
15 desa @ 3 kali
- Terlaksananya pelatihan CLTS
1 kali
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas
2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas
35 Puskesmas
- Terlaksananya stimulan jamban sehat
440 rumah
Indikator kinerja sasaran “Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa : - Penyemprotan vektor lalat di TPA Winong 62 kali
62 kali
- Terlaksananya penyemprotan vektor lalat di Pasar Kota 24 kali Banjarnegara, Pasar Karangkobar, Pasar Klampok - Terlaksananya rakor dan evaluasi pengelola pasar
2 kali
- Terlaksananya pengadaan bahan kimia
1 paket
- Terlaksananya pengadaan alat penyemprot ( Mist Blower )
1 unit
- Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas
2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas
35 Puskesmas
- Terlaksananya Pemeriksaaan Kes Lingk Rumah Sakit
3 Rumah Sakit
- Workshop Pengelolaan Limbah B3
1 kali
255 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator kinerja sasaran “Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas
2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas
35 Puskesmas
Indikator kinerja sasaran “Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan”, dicapai melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat, program Upaya Kesehatan Masyarakat, dan program standarisasi kesehatan dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya pertemuan Petugas Sanitasi Puskesmas
2 kali
- Terlaksananya bintek puskesmas
35 Puskesmas
- Pertemuan pengusaha depot air minum
1 kali
Indikator kinerja sasaran “Balita yang datang dan ditimbang (D/S)”, “Balita yang naik berat badannya (N/D)” dan “ Balita Bawah Garis Merah (BGM)”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat, dan Program Upaya Kesehatan dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya penyusunan peta informasi bagi petugas gizi 100% puskesmas 35 Puskesmas - Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat 100% 13 desa di puskesmas karangkobar Indikator kinerja sasaran “Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali”, “Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun”, “Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A” dan “Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : - Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi 100% Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya - Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat 100% 13 desa di puskesmas karangkobar Indikator kinerja sasaran “ Persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Upaya Kesehatan, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : 256 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Penyusunan raperda PPASI Eksklusif
100%
- Terlaksananya refreshing kader dan perbaikan gizi masyarakat 100% 13 desa di puskesmas karangkobar Indikator kinerja sasaran “Persentase desa dengan garam beryodium baik”, dicapai melalui program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya penanggulangan masalah gizi utama dan zat 100% gizi mikro lainnya Indikator kinerja sasaran “Angka usia harapan hidup” belum dapat menyajikan realisasi tahun 2013. Indikator kinerja sasaran BOR, LOS, TOI, BTO dan Kelengkapan jenis pelayanan spesialis, dicapai melalui Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : -
Kinerja pelayanan rumah sakit yang ideal
- Kelancaran penyediaan sarana dan prasarana untuk pendukung pelayanan pasien Indikator kinerja sasaran “Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit”, dicapai melalui Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Penguatan PPT 20 Kecamatan
600 orang
- Pendampingan korban KBGA/sosialisasi
20 Kecamatan
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
1. Angka kematian bayi per 19,9
2010
2011
2012
2013
15,48
15,78
18,16
16,5
61,18
74,29
140,6
116,64
0,03%
0,06 %
1.000 Kelahiran Hidup 2. Angka Kematian Ibu per 125,2 100.000 Kelahiran Hidup 3. Persentase balita gizi buruk
-
0,41%
0,07%
(BB/TB)
257 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
4. Persentase Posyandu Purnama
-
-
-
27,5%
28 %
5. Persentase
Posyandu
-
11,8%
11,8%
12,9%
14%
6. Rasio posyandu per satuan
-
-
-
20 per 780
21/1.000
Mandiri
balita
(1598 posy) 0,0025
7. Rasio puskesmas, poliklinik,
-
-
-
pustu per satuan penduduk 8. Rasio
Rumah
Sakit
per
dokter
per
3/1.000
991,1 pddk -
-
-
satuan penduduk 9. Rasio
0,1
0,003 per
3/1.000
941,5 pddk per
satuan
-
-
-
penduduk 10. Rasio tenaga paramedis per
-
-
-
0,06/1.000
1/11.251
(57 dr)
(84 dr)
1/1.394
1/908
satuan penduduk 11. Cakupan
komplikasi 88,50% 100%
100%
100%
100 %
100%
100%
53,06%
90 %
87%
87,9%
94,92%
98 %
kebidanan yang ditangani 12. Cakupan Neonatus dengan 88% komplikasi yang ditangani 13. Cakupan
pertolongan
persalinan kesehatan
oleh yang
-
tenaga memiliki
kompetensi kebidanan 14. Cakupan Desa/ kelurahan 88,13% Universal
81%
92,8%
97,1%
98,2 %
1,95%
100%
100%
100%
100 %
-
-
-
83,5%
86 %
Child
Immunization (UCI) 15. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 16. Kesembuhan
penderita
TBC BTA Positif
258 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 17. Cakupan
penemuan
penanganan
dan
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
0,13 per
0,13 per
100.000
100.000
100%
100 %
(592
(407 kasus)
penderita
penyakit DBD 18. Penderita
malaria
yang
-
-
-
diobati
kasus) 19. Jumlah penderita malaria
-
0,83
0,87
0,61/1.000
0,35/1.000
-
66,6%
100%
2 per
11 kasus
(4
(6
100.000
kasus)
kasus)
-
-
baru (API) 20. Cakupan
penemuan
penanganan
dan
penderita
penyakit a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun b. Penemuan penderita
-
39,9%
pneumonia balita
100 % (4.893 kasus)
c. Penemuan pasien baru
-
-
-
TB BTA (+)
41,2%
44 %
(435
(382 kasus)
kasus) d. Penderita
DBD
yang
-
-
-
100%
ditangani
100 % (134 kasus)
-
-
-
59,3%
e. Penemuan penderita diare
100 % (20.976 kasus)
21. Cakupan
pelayanan
-
2,85%
3,8%
100%
100 %
-
-
-
39,5%
100 %
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 22. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
(15 sarkes)
diberikan sarana kesehatan 259 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
13,9%
55,7%
41,8%
100 %
-
98%
97,3 %
100, 5%
98,3 %
90%
87,6%
88,42%
86,5 %
(RS) di Kabupaten 23. Cakupan
pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin 24. Cakupan kunjungan bayi 25. Cakupan
kunjungan
Ibu 86,60%
hamil K4 26. Cakupan pelayanan nifas
-
82,1%
90,14%
89,89%
94 %
27. Cakupan
-
87,9%
77 %
59,7%
62,18 %
-
-
-
100%
100 %
-
100%
6,4%
53,9%
100 %
30. Cakupan puskesmas
-
-
-
175%
175 %
31. Persentase cakupan rawat
-
-
100,3%
16,4%
84,3 %
-
-
5,2%
1,54%
5%
-
70%
97,1%
93%
92,7 %
34. Cakupan Peserta KB Aktif
-
70%
79,4%
78,2%
78,5 %
35. Cakupan Desa/ Kelurahan
-
-
-
100%
100 %
pelayanan
anak
balita 28. Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 29. Cakupan
pemberian
makanan pendam ping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
jalan 32. Persentase cakupan rawat inap 33. Cakupan
Penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat
mengalami
KLB
yang
dilakukan
penyelidikan 260
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
70%
16,9%
29,5
100 %
(47desa)
(82 desa)
(287 desa)
epidemiologi < 24 jam 36. Cakupan Desa Siaga Aktif
37. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 38. Persentase penduduk yang
-
85,4%
88,4%
65,4%
68,37 %
-
59,5%
58,1%
58,8
39,49 %
-
59,5%
58,1%
51,12
61,51 %
-
67%
66,8%
67,5%
66 %
-
31,48%
33,25%
36,12%
30,45 %
-
57,4%
57,1%
52,94
53 %
-
70,21%
71,20%
70,3%
71,31 %
berat 68,46% 70,65%
72,72%
71,8
72,54
1,69%
1,53%
1,4%
1,13 %
46. Cakupan bayi (6-11 bulan) 98,52% 99,12%
97,9%
98,55%
98,2 %
97,93%
97,7%
98,98 %
menggunakan jamban sehat 39. Persentase penduduk tidak Buang
air
Besar
Sembarangan (BABS) 40. Persentase cakupan TTU yang
memenuhi
syarat
kesehatan 41. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 42. Persentase cakupan tempat pengolahan (TPM)
makanan
yang
memenuhi
syarat kesehatan 43. Balita yang datang dan ditimbang 44. Balita
yang
naik
badannya 45. Balita bawah garis merah
69,69%
mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun 47. Cakupan
anak
balita 96,62%
99,1%
mendapat kapsul vitamin A
261 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
96,11%
98,1%
98,20 %
85,43%
86,8%
85,32 %
2 kali per tahun 48. Cakupan
ibu
nifas 91,46% 95,11%
mendapat kapsul Vit A 49. Cakupan
ibu
hamil 84,06% 86,63%
mendapat 90 tablet Fe 50. Persentase
bayi
yang
-
52,36%
56,33%
61,1%
61,5 %
-
74,52%
79,94%
82%
84,89 %
68,88
69,04
69,20
69,20
69,36
-
63,9
69,6
71.04
72,32%
-
3,4
3,6
3,6
3,93
-
1,7
1,6
2,4
1,88
-
77,4
69,9
69,85
67
-
-
50 % (8
62,5 (10
62,5 %
jenis)
jenis)
(10 jenis)
-
100%
100 %
mendapat ASI eksklusif 51. Persentase
desa
dengan
garam beryodium baik 52. Angka usia harapan hidup 53. BOR
(Bed
Occupancy
Rate)/pemanfaatan tempat tidur rawat inap 54. LOS (Average Length of Stay/Av LOS) / Rata-rata hari perawatan pasien 55. TOI (Turn Over Interval) / Rata-rata
TT
tidak
digunakan
56. BTO (Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT 57. Kelengkapan
jenis
pelayanan spesialis 58. Cakupan perempuan dan anak
korban
yang
mendapat
kesehatan kesehatan puskesmas
oleh
-
-
kekerasan layanan tenaga
terlatih
di
mampu 262
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik-turun). Indikator kinerja pada sasaran 6 targetnya mengikuti target Renstra Kementerian Kesehatan, karena pada waktu menyusun RPJMD belum ada analisis dari Kementerian Kesehatan sehingga apabila dibandingkan dengan RPJMD terdapat target yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Capaian kinerja yang fluktuatif (naik-turun) tersebut di atas antara lain disebabkan oleh : 1. Indikator kinerja Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup, pada tahun 2013 mengalami kenaikan namun secara target belum memenuhi, disebabkan oleh : a) Keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi risiko. b) Keterlambatan ditingkat masyarakat. c) Keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan. d) Keterbatasan kompetensi, belum semua petugas patuh SPO. e) Faktor lain dari kondisi ibu terutama penyakit kronis. f)
Keterlambatan pengambilan keputusan.
g) Tingginya kasus kelahiran preterm 346 kasus, BBLR (1.040 kasus) asfiksia (227 kasus) berkaitan dengan kualitas kesehatan dan keberlangsungan hidup bayi. 2. Indikator kinerja Persentase balita gizi buruk (BB/TB) menurun namun pada indikator kinerja Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan dapat tercapai 100%. Menurunnya indikator tersebut disebabkan oleh : a) Status kesakitan bayi dan balita b) Ketersediaan pangan rumah tangga masih kurang c) Asupan makan balita kurang seimbang d) Kemiskinan dan pola asuh yang kurang mendukung 3. Indikator kinerja Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI), meningkat disebabkan oleh : a) Kegiatan sweeping imunisasi sebagai salah satu solusi sudah berjalan cukup optimal oleh puskesmas sehingga dapat meningkatkan target pencapaian. 263 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
b) Kegiatan lintas program dan lintas sektor di Puskesmas sudah mulai berjalan lebih baik dibanding tahun sebelumnya c) Sebagian besar Puskesmas dalam penghitungan UCI pada akhir tahun telah menerapkan/menggunakan data riil, bukan menggunakan data estimasi awal tahun. d) Dukungan dana BOK Puskesmas sangat membantu tercapainya peningkatan UCI desa. 4. Indikator Penderita malaria yang diobati, Indikator Jumlah penderita malaria baru (API), Indikator Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dan Indikator Penderita DBD yang ditangani, mengalami peningkatan pada Tahun 2013 namun secara penanganan dapat diatasi 100 %. Meningkatnya kasus diantaranya disebabkan karena : a) Alat fogging yang baik hanya 3 dari 6 alat yang ada. b) Implementasi pelatihan kader jumantik tidak ada dana. c) Penyemprotan dilakukan pada wilayah yang terdapat Kasus dan memenuhi syarat untuk dilakukan fogging. d) JMD mudah di rotasi ke instansi lain. 5. Indikator kinerja Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit : AFP rate per 100.000 penduduk, penemuan diare, penemuan TB BTA + seluruhnya tertangani 100 % akan tetapi kasus yang ada semakin meningkat, disebabkan oleh : a) Penderita diare tidak terjangkau sarana kesehatan, penderita mampu menangani diare seiring meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. b) Penemuan TB BTA + yaitu kesulitan mendapatakan kontak racing, rendahnya minat konseling penderita, kurangnya deteksi dini atau active detection oleh masyarakat, kesulitan mengeluarkan dahak sehingga mempengaruhi dalam penentuan kategori pasien positif atau negatif serta belum maksimalnya pencatatan dan pelaporan. 6. Indikator kinerja Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dan Indikator Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, tercapai 100% namun masih terdapat kendala yaitu kesulitan dalam memperoleh data masyarakat miskin dan hampir miskin, letak geografis masyarakat dan sistem pelayanan atau birokrasi, sehingga masyarakat miskin kesulitan dalam menjangkau sarana kesehatan.
264 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
7. Indikator kinerja Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten, menurun disebabkan oleh sarana kesehatan ada yang belum memenuhi standar kegawatdaruratan yakni keterbatasan pada sarana, prasarana, peralatan dan perlengkapan, selain itu keterbatasan pada skill atau pelatihan yang harus dipenuhi oleh tenaga medis, yaitu GELS : General Emergency Life Support, ATLS : Advance Trauma Life Support, ACLS : Advance Cardiac Life Support. 8. Indikator kinerja Cakupan kunjungan bayi dan indikator Balita yang datang dan ditimbang meningkat, disebabkan oleh partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu Kabupaten Banjarnegara meningkat disebabkan suksesnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan petugas kepada masyarakat tentang pentingnya penimbangan balita secara teratur tiap bulan, adanya pemberian makanan tambahan di posyandu juga membuat kunjungan meningkat. 9. Indikator kinerja Cakupan kunjungan Ibu hamil K4, menurun disebabkan oleh masih adanya akses (tanpa melalui kunjungan K1 sehingga tidak akan mencapai K4), KTD 941 kasus (5%), Kejadian abortus sebanyak 509 (2,7%), Preterm 292 kasus (1,5%), sehingga pada kasus tersebut tidak mencapai K4, Kualitas pelayanan ANC belum maksimal, P4K belum terlaksana dengan baik, belum semua puskesmas melaksanakan kelas ANC hal tersebut juga turut mempengaruhi belum tercapainya K4 sesuai target yang telah ditentukan. 10. Indikator kinerja cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2013 meningkat namun belum bisa memenuhi target yang ditentukan, ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya belum semua wilayah puskesmas SDIDTK, belum terintegrasi kegiatan dengan PAUD, TK dan baru 5 Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu balita. 11. Indikator kinerja Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Cakupan Kunjungan Rawat Inap mengalami peningkatan, hal ini berarti tingkat derajat kesehatan masyarakat menurun, tingkat kesakitan atau morbiditas pada masyarakat meningkat. Selain itu, juga disebabkan karena meningkatnya akses dan pemanfaatan oleh masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan melalui berbagai inovasi pelayanan kesehatan. 12. Indikator kinerja Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, menurun disebabkan karena : 265 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
a) Drop out siswa pada saat penjaringan dilakukan, siswa tidak berangkat sekolah. b) Keterbatasan kemampuan Tim penjaringan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, baik tenaga guru UKS di sekolah, tenaga paramedis atau dokter. c) Keterbatasan sarana dan prasarana yakni untuk alat timbangan, pengukur tinggi badan (mikrotoa), dan kartu snellen belum merata disetiap sekolah. d) Keterbatasan finansial yaitu belum berjalannya dana sehat siswa di sekolah untuk menunjang pelaksanaan penjaringan kesehatan siswa. 13. Indikator kinerja Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2013 meningkat namun belum mampu memenuhi target yang telah ditentukan, disebabkan oleh Kualifikasi dan standarisasi pelayanan KB belum terlaksana secara rutin, kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh petugas di lapangan, dan masih beragamnya pemahaman definisi operasional. Selain itu terdapat pula kejadian efek samping atau komplikasi KB sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. 14. Indikator kinerja Cakupan desa siaga aktif terdapat kecenderungan meningkat dari tahun sebelumnya, cakupan desa siaga pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 dari jumlah total desa dan kelurahan di Kabupaten Banjarnegara yaitu 278 desa dan kelurahan ada 82 desa/kelurahan siaga aktif atau sebesar 29,5%, pada tahun 2013 jumlah desa dan kelurahan siaga aktif menjadi 278 desa/kelurahan atau sebesar 100 %. Hal ini merupakan suatu perkembangan yang positif, dipengaruhi oleh tingkat sosialisasi tentang desa dan kelurahan siaga aktif yang sudah semakin baik yaitu sosialisasi baik melalui media massa, maupun advokasi dan kerjasama dengan stakeholder guna meningkatkan fungsi dan peran desa dan kelurahan siaga aktif bagi masyarakat. 15. Indikator kinerja persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat dan Indikator Persentase penduduk tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) mengalami peningkatan, namun pada Indikator Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat, Indikator Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan, Indikator Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan, Indikator Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan mengalami penurunan dan secara keseluruhan belum bisa mencapai target yang ditentukan. Hal ini disebabkan oleh :
266 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
a) Pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang berubah ubah, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber pencemaran (kandang, tempat pembuangan sampah dll). b) Masih banyak terdapat rumah yang tidak memiliki sarana sanitasi dasar. c) Kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat banyak yang masih belum memenuhi syarat. d) Perilaku sebagian masyarakat masih belum hygienis dan saniter, sehingga berpotensi terjadi penularan penyakit. e) Masih banyak masyarakat yang belum mempunyai jamban sehingga masih buang ke kolam atau sungai bahkan masih ditemukan masyarakat yang membuang di kebun. f) Masih banyak penduduk yang sudah mempunyai jamban tapi pembuangan akhirnya masih ke sungai atau ke kolam. g) Penataan Ruang Tempat pengolahan makanan yang belum memenuhi syarat kesehatan. h) Perilaku penjamah makanan yang belum hygienis, sehingga berpotensi untuk terjadi penularan penyakit lewat makanan. i) Banyak TUPM yang belum dilengkapi dengan Sarana Cuci Tangan yang memenuhi syarat kesehatan. j) Penjamah makanan masih banyak yang belum mempunyai Surat keterangan sehat sebagai bukti layak untuk menjamah makanan. k) Masih banyak TTU yang belum memiliki Sarana Sanitasi Dasar seperti KM/WC, Tempat Cuci Tangan dan Tempat Pembuangan Sampah. 16. Indikator kinerja balita yang naik berat badannya, meningkat disebabkan meningkatnya pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi balita, dilaksanakannya penyuluhan gizi masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat keluarga. 17. Indikator kinerja Balita dibawah garis merah, menurun. Namun hal ini menunjukan perkembangan yang baik dengan adanya penurunan kasus. Adapun upaya yang dilakukan antara lain optimalisasi pemantauan status gizi bayi menggunakan KMS, pemberian stimulan bagi balita kurang gizi, penyuluhan gizi seimbang dan rujukan kasus. 18. Indikator kinerja Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun, menurun. Sedangkan Indikator Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin 267 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
A 2 kali per tahun, meningkat. Namun secara keseluruhan capaiannya belum memenuhi target yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa bayi yang tidak datang ke posyandu. 19. Indikator kinerja Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, menurun disebabkan karena masih terdapat Ibu hamil yang tidak ANC; Ibu hamil selain mendapatkan tablet zat besi di puskesmas juga mengkonsumsi zat besi dari luar (dokter spesialis, tenaga kesehatan/bidan) sehingga cakupannya tidak tercatat atau terlaporkan dan masih ada desa yang belum ada bidan desanya sehingga distribusi Fe Bumil tidak maksimal. 20. Indikator kinerja Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mengalami kenaikan, namun belum belum bisa memenuhi target yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena : a) Pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan belum optimal di tiap pelayanan kesehatan b) Masih ada tenaga kesehatan yang menyediakan susu formula. c) Masih kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu menyusui dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang sudah memberi halusan pisang atau nasi kepada bayi, dan adanya dominasi dari kakek dan nenek untuk memberikan makanan tersebut sebelum usia 6 bulan d) Kurangnya fasilitas yang mendukung ibu pekerja dalam memantapkan menyusui 21. Indikator kinerja Persentase desa dengan garam beryodium baik mengalami peningkatan dari tahun 2013 namun capaiannya belum memenuhi target yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena : a) Belum optimalnya Tim Pengawas dan Pengendalian peredaran garam yang tidak memenuhi syarat. b) Minimnya fasilitas untuk mengetes garam di pasar/masyarakat c) Masih kurangnya kesadaran distributor/pedagang terhadap garam yang memenuhi syarat menjadikan ketersediaan garam yodium terbatas sehingga masyarakat hanya membeli garam yang ada dan di konsumsi di daerah tersebut. 22. Indikator kinerja Angka usia harapan hidup, meningkat dikarenakan kesadaran hidup akan perilaku hidup sehat dan tingkat perekonomian masyarakat yang meningkat. 23. Indikator kinerja BOR, LOS, TOI dan BTO walaupun angka capaiannya dari tahun 2012 meningkat namun masih dalam batas ideal yang ditetapkan. Hal ini
268 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada peningkatan jumlah pasien rawat inap. RSU Hj. Anna Lasmanah Soemitro Kolopaking merupakan rumah sakit tipe C dan melayani kesehatan masyarakat miskin yang dirujuk dari puskesmas se-Kabupaten Banjarnegara. Peningkatan jumlah pasien tersebut apabila tidak diikuti dengan penambahan kapasitas tempat tidur akan mempengaruhi peningkatan BOR, LOS, TOI dan BTO. 24. Indikator kinerja Kelengkapan jenis pelayanan spesialis hanya tercapai 62,5%. Dari target yang ditetapkan yaitu 12 jenis spesialis akan tetapi baru tercapai 10 jenis spesialis. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 tidak ada dokter spesialis yang mendaftar sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Banjarnegara. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mensinkronisasi antara SPM Kementerian Kesehatan dengan target yang ada di RPJMD, harus dilaksanakan perubahan RPJMD. 2. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup, diantaranya dengan : a) Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan melalui pendidikan & pelatihan (PONED, LSS, Manajamen Asfiksia dan BBLR, pendidikan Bidan minimal D III, Asuhan Persalinan Normal). b) Peningkatan kualitas pemeriksaan ibu hamil (Ante Natal Care) di Puskesmas dan Bidan Praktek Swasta. c) Program
Perencanaan
Persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi
(P4K),
Pengembangan Kemitraan Bidan dan dukun bayi. d) Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat masyarakat (sosial) dan institusi (Medis). e) Advokasi dan komitmen bersama Lintas sektor dan Lintas Program dalam percepatan penurunan AKI dan AKB. f)
Memperkuat sistem rujukan dari Puskesmas dan Jaringannya ke Rumah sakit sebagai pelaksana PONEK.
g) Membangun Kemitraan antara Bidan dan dukun bayi. h) Terbentuknya kelas Bumil. 269 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi Persentase balita gizi buruk (BB/TB), diantaranya dengan : a) Mengoptimalkan Pemantauan gizi bayi dan balita dengan KMS b) Upaya penurunan gizi buruk tetap dilakukan dengan cara rujukan kasus c) Pemberian PMT pada penderita gizi buruk d) Penyuluhan kepada masyarakat dalam penemuan dan penanganan gizi buruk e) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam tatalaksana gizi buruk. 4. Dalam rangka upaya penemuan kasus AFP masih perlu diintensifkan melalui sosialisasi ke masyarakat, optimalisasi surveilance AFP, Pemberdayaan masyarakat untuk active detection AFP. 5. Untuk meningkatkan cakupan penemuan penderita baru BTA yang perlu dilakukan antara lain : a) Melibatkan Rumah Sakit dalam strategi DOTS yaitu mengutamakan diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara SPS atau yang lazim dengan pemeriksaan BTA TB b) Meningkatkan mutu laboratorium Puskesmas baik secara kualitas maupun kuantitas untuk lebih mendekatkan pelayanan diagnosis/pemeriksaan penyakit yang memelukan pemeriksaan Laboratorium kepada masyarakat. c) Meningkatkan sosialisasi baik Internal maupun Eksternal Puskesmas agar program TB dengan strategi DOTS bukan hanya milik pemegang TB Puskesmas saja. 6. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin dengan sinkronisasi pencatatan dan pelaporan, sosialisasi media massa, monitoring dan evaluasi. 7. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 dengan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan pada trimester pertama dan menjalin kemitraan bidan dengan dukun bayi, kader kesehatan dan tokoh masyarakat P4K secara menyeluruh dengan melibatkan keluarga dan lingkungan ibu hamil, serta sweeping sasaran dapat meningkatkan cakupan K4. 8. Upaya untuk meningkatkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat yaitu optimalisasi kerjasama oleh Tim UKS baik di Tingkat Kecamatan maupun
270 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Kabupaten guna mundukung kelancaran dan ketepatan fungsi penjaringan anak sekolah. 9. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan cakupan peserta KB aktif yaitu dengan memberikan pendidikan masyarakat melalui media massa, pertemuan lintas program dan lintas sektoral, dan safari KB di wilayah. 10. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat, Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat, Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS), Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan, Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan, Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan yaitu : a) Sosialisasi tentang kesehatan lingkungan dan aspeknya kepada kelompok sasaran. b) Stimulan jamban di beberapa desa guna memacu penggunaan jamban sehat di masyarakat. 11. Pada Indikator kinerja Balita yang datang dan ditimbang (D/S), Indikator kinerja Balita yang naik berat badannya (N/D) dan Indikator Balita diatas garis merah (BGM), walaupun mengalami peningkatan tetapi belum dapat memenuhi target sehingga harus ada upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja, diantaranya yaitu : a) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemantauan dan penanggulangan masalah gizi b) Penyuluhan Gizi masyarakat c) Meningkatkan kompetensi petugas gizi dan kader, terutama pemahaman terhadap definisi operasional indikator dan komitmen d) Optimalisasi fasilitas, sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan posyandu di masyarakat 12. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka menurunkan Penderita malaria yang diobati, Jumlah penderita malaria baru (API), Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dan Penderita DBD yang ditangani yaitu dengan : a) Pengajuan pengadaan alat fogging. b) Peningkatan kompetensi petugas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
271 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
c) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan, penemuan dan penanganan kasus. 13. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A, yaitu dengan melakukan penyuluhan gizi masyarakat, sweeping ibu nifas, serta optimalisasi peran dan kapasitas tenaga kesehatan dan kader. 14. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun dan Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun, yaitu melalui optimalisasi sweeping bayi dengan melibatkan masyarakat dan kader kesehatan. 15. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, yaitu dengan melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan dengan lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan pemberian tablet Fe, pemberian tablet Fe merupakan salah satu komponen standar pelayanan antenatal. Melalui optimalisasi peran keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe secara rutin, dan perlu kewaspadaan terhadap kejadian kecamatanacingan pada ibu hamil. 16. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu dengan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di masyarakat, diantaranya : a) Mengoptimalkan Pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan di tiap pelayanan kesehatan. b) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada tenaga kesehatan untuk mendukung pelaksanaan IMD. c) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif. d) Meningkatkan kerjasama dan peran serta lintas sektor dalam penyediaan fasilitas menyusui dalam bentuk pojok ASI. 17. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Persentase desa dengan garam beryodium baik yaitu : a) Meningkatkan peran Tim Pengawas dan Pengendalian peredaran garam. b) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat khususnya tentang ciri-ciri garam beryodium melalui survei garam beryodium (iodinatest). 18. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Angka usia harapan hidup, diantaranya : 272 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
a) Melaksanakan upaya kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh meliputi seluruh aspek kesehatan, yaitu melalui kegiatan promotif dan preventif, peningkatan kualitas kesehatan lingkungan, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan akses kesehatan keluarga, ketersediaan obat sesuai kebutuhan dan pola penyakit, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat b) Peningkatan kualitas pemerataan sumber daya kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan 19. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengidealkan nilai BOR, LOS, TOI dan BTO yaitu dengan menambah kapasitas tempat tidur dan membangun gedung baru untuk rawat inap. Dengan mengajukan anggaran pembangunan gedung rawat inap kepada APBD, APBProv maupun APBN. 20. Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Kelengkapan jenis pelayanan spesialis diantaranya dengan melakukan kemitraan dengan rumah sakit lain terkait pengadaan dokter spesialis seperti spesialis anestesi, bedah orthopaedi, jantung-paru, kesehatan jiwa, orthodonti dan rehabilitasi medis.
Sasaran 7 :
Berkurangnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh)
indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Persentase
penduduk
di
atas
garis
Target
Realisasi
%
84,52 %
81,13*
95,99
4 buah
4 buah
100
41%
1,93 %
4,71
40,95 %
1,43 %
3,49
kemiskinan 2. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 3. Persentase PMKS skala Kabupaten yang memperoleh
Bantuan
sosial
untuk
pemenuhan kebutuhan dasar 4. Persentase PMKS skala Kabupaten yang
273 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
50 %
100 %
200
30,70 %
16,66 %
54,27
21,00 %
0,9 %
4,29
menerima program pemberdayaan sosial melalui
Kelompok
Usaha
Bersama
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya 5. Persentase Panti Sosial skala kabupaten yang
menyediakan
sarpras
pelayanan
kesejahteraan sosial 6. Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat
menyediakan
(WKBSM)
sarpras
yang
pelayanan
kesejahteraan social 7. Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial Rata-rata capaian
66,11
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 66,11 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 4 (empat) program, yaitu : Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya; Program Pembinaan Anak Terlantar; Program pembinaan para penyandang cacat dan eks trauma; dan Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 8 (Sembilan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran “Persentase PMKS skala Kabupaten yang memperoleh Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar”, “Persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya”, dicapai melalui program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : 274 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan berusaha bagi
80 KK miskin
Keluarga Rawan Sosial Ekonomi (KRSE) -
Terwujudnya keluarga rawan sosial ekonomi yang telah
18 orang (16 KUBE)
dapat mengembangkan usahanya dan dapat memenuhi kebutuhan sehari harinya Indikator kinerja sasaran “Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi”, “Persentase Panti Sosial skala kabupaten yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial”, “Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial” dicapai melalui Program Pembinaan para penyandang cacat dan eks trauma dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : -
Terpenuhinya Penyandang cacat dan eks trauma yang
20 orang
mendapatkan pendidikan dan pelatihan -
Terpenuhinya PMKS khususnya penyandang cacat yang
20 orang
mendapatkan pelayanan pembinaan dan bantuan Indikator kinerja sasaran “Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial” dicapai melalui Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS dengan outputnya berupa : -
Terlaksananya Pembentukan pusat informasi penyandang
1 paket
cacat dan trauma center -
Terlaksananya penyuluhan sosial konseling dan kampanye
50 tokoh masyarakat
sosial bagi PMKS
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut : Indikator Kinerja 1.
Persentase penduduk di atas garis
2009
2010
2011
2012
2013
78,64
80,83
80,83*)
80,83*)
81,13*
-
4 buah
4 buah
4 buah
4 buah
kemiskinan 2.
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
275 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 3.
Persentase Kabupaten
PMKS yang
skala
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
0,66%
1,93 %
-
3,05%
4,32%
0,47%
1,43 %
-
-
-
100%
100 %
-
-
-
20%
16,66%
-
-
-
0,49%
0,9 %
memperoleh
Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 4.
Persentase
PMKS
Kabupaten
yang
skala menerima
program
pemberdayaan
sosial
melalui
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya 5.
Persentase Panti Sosial skala kabupaten
yang
menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan sosial
6.
Persentase wahana kesejahteraan sosial
berbasis
(WKBSM)
yang
masyarakat menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan social 7.
Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh : 1) Indikator kinerja penduduk diatas garis kemiskinan meningkat disebabkan oleh tingkat perekonomian masyarakat yang semakin meningkat yaitu pendapatan perkapita tahun 2011 Rp. 7.032.572,00 menjadi Rp. 7.534.996,00 pada tahun 2013.
276 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2) Indikator kinerja “Persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya”, “Persentase PMKS skala kabupaten yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar”, “Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial”, “Persentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial”, menurun. Hal ini disebabkan karena target yang ada pada RPJMD mengacu pada SPM Kementerian/pusat sehingga dengan kemampuan anggaran dan sumber daya manusia yang ada pada Kabupaten Banjarnegara, tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan penjelasan sebagai berikut : (a) Indikator kinerja Persentase (%) PMKS skala Kabupaten yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya tidak tercapai karena untuk mencapai target 40,95%, membutuhkan anggaran
Rp. 80.778.789.000,- sedangkan anggaran yang
dialokasikan di Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan ini sebesar Rp. 1.450.000.000,- (APBN 150.000.000,- dan APBD Kabupaten
Rp 1.000.000.000,-, APBD Propinsi Rp. Rp 300.000.000,-) sehingga hanya
mencapai 1,43%. (b) Indikator kinerja Persentase (%) PMKS skala kabupaten yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar tidak tercapai karena untuk mencapai target 41% anggaran yang dibutuhkan Rp. 5.666.828.000,- sementara anggaran yang dialokasikan di Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan ini sebesar Rp272.000.000,- sehingga hanya mencapai 1,93%. (c) Indikator kinerja Persentase (%) penyandang cacat pisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial tidak tercapai karena untuk mencapai target 21% anggaran yang dibutuhkan Rp. 2.856.168.000,sementara anggaran yang dialokasikan di Kabupaten Banjarnegara sebesar Rp. 181.200.000,- sehingga hanya mencapai 0,9%. (d) Indikator
kinerja Persentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial belum tercapai karena untuk mencapai target 30,70% anggaran yang dibutuhkan Rp1.226.000.000,- sementara anggaran yang dialokasikan di 277 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Kabupaten Banjarnegara terkait penanganan ini sebesar Rp 80.000.000,sehingga hanya mencapai 16,66 %. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengusulkan anggaran dan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial secara rutin agar mendapat alokasi program penanganan untuk PMKS. 2) Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur yang menangani masalah PMKS. 3) Perlu adanya peninjauan kembali mengenai target SPM pada Kementerian Sosial, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kondisi pada tiap-tiap daerah. Sasaran 8 :
Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Desa
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima)
indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Cakupan
penyediaan
informasi
Data
Target
Realisasi
%
100 %
100 %
100
Mikro Keluarga di setiap Desa 2.
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
66 %
66 %
100
3.
PKK aktif
100 %
100 %
100
4.
Posyandu aktif
89 %
89%
100
5.
Swadaya Masyarakat terhadap Program
20%
20%
100
pemberdayaan masyarakat Rata-rata capaian
100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu : Program Keluarga Berencana, Program Peningaktan peran perempuan di pedesaan, Program Pengembangan
278 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Model Operasional BKB – Posyandu - PADU, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran “Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di setiap Desa”, dicapai melalui Program Keluarga Berencana, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pendataan keluarga pada 278 desa/kel atau 281.288 KK Indikator kinerja sasaran ”Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK dan PKK aktif” dicapai melalui Program Peningkatan peranan perempuan di pedesaan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya kegiatan PKK 278 desa/kel Indikator kinerja sasaran “Posyandu aktif”, dicapai melalui Program Pengembangan Model Operasional BKB – Posyandu - PADU dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya lomba posyandu tingkat kabupaten dan provinsi Indikator kinerja sasaran “ Swadaya Masyarakat terhadap
program
pemberdayaan masyarakat”, dicapai melalui Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Jumlah progam yang mendukung swadaya masyarakat yang
1 progam
dilaksanakan oleh KPMD Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
2009
2010
2011
2012
2013
-
100
100
100
100
Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di setiap
(271.664 (275.512 (277.894 (281.288
Desa 2.
Rata-rata
jumlah
kelompok
KK)
KK)
KK)
KK)
-
57 %
65,84 %
54,65 %
66 %
binaan PKK 3.
PKK aktif
-
100 %
100 %
100 %
100 %
4.
Posyandu aktif
-
81,97 %
82 %
85,80 %
89%
5.
Swadaya Masyarakat terhadap
-
20 %
33 %
33 %
20%
279 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja Program
2009
2010
2011
2012
2013
pemberdayaan
masyarakat
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang meningkat, namun ada indikator yang menurun yaitu Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat. Indikator ini menunjukkan jumlah program yang mendukung swadaya masyarakat terhadap jumlah program keseluruhan yang ada. Capaian kinerja pada indikator tersebut walaupun mengalami penurunan di tahun 2013 namun sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Tahun 2013 ada 1 (satu) program dengan 10 kegiatan yang dilaksanakan dengan bantuan swadaya masyarakat. Bentuk swadaya masyarakat yang ada yaitu berupa tenaga, makan minum, tanah dan material bangunan. Semakin tahun kemampuan swadaya masyarakat semakin berkurang karena sudah semakin banyak program dan kegiatan swadaya masyarakat yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumya.
Sasaran 9 :
Meningkatnya Kualitas Kehidupan Perempuan dan Anak
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (dua belas) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Persentase partisipasi perempuan di
Target
Realisasi
%
66,02 %
47,10
71,34
16,00 %
16 %
100
lembaga pemerintah 2.
Persentase perempuan di lembaga legislative
3.
Rasio KDRT
0,0075 %
0,0025 %
166,67
4.
Partisipasi angkatan kerja perempuan
23,00 %
94,80 %
412,17
5.
Penyelesaian pengaduan perlindungan
100 %
95,92 %
95,92
perempuan dan anak dari tindakan
280 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
85 %
100 %
117,6
60 %
83,3 %
138,83
60 %
96 %
160
45 %
100 %
222,2
45 %
100 %
222,2
45 %
100 %
222,2
80 %
100%
125
kekerasan 6.
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
yang
mendapatkan
penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu 7.
Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang
diberikan
rehabilitasi
sosial
perempuan
dan
oleh
petugas
terlatih anak
bagi korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu 8.
Cakupan
bimbingan
rohani
yang
diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu 9.
Cakupan
penegakan
hukum
dan
tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum 10. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum 11. Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan 12. Cakupan pelayanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan
281 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Rata-rata Capaian
% 171,18
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 171,18%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu : Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran “Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah”, “Partisipasi angkatan kerja perempuan”, Persentase perempuan di lembaga legislative”, dicapai melalui Program Pengembangan Kabupaten Layak Anak, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Sosialisasi PPA dan KKBGA
834 orang
-
Tersusunnya draf RAD PUG
1
Indikator kinerja sasaran “ Rasio
dok
KDRT”, “Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”, “Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu”’ “Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu”, “Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu”, “Cakupan penegakan hukum dan tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum”, “Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum”, “Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan”, “Cakupan pelayanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan”, dicapai melalui program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, program Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan
282 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
dibidang politik dan jabatan public dan program Pengembangan kabupaten layak anak dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa : - Forum anak
300 anak
- Fasilitasi LDK
10 Kecamatan (@4 anak)
- Fasilitasi ARG
10 SKPD
- Pembentukan Gugus tugas Tk. Kecamatan
10 Gugus Tugas
- Pembentukan Gugus tugas Tk. Desa
10 Gugus Tugas
- Pembentukan Pokja PUHA Kab
1 Pokja
- Evaluasi PUG
1 dok
-
Terlatihnya perempuan rentan
100 orang
-
Terbentuknya desa prima mandiri
10 desa prima
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Persentase
partisipasi
perempuan
di
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
45,66
46,70
47,10
(4.968/
(4.666/
(4.525/
1.088)
9.992)
9.607)
16%
16%
16%
16%
(8/50)
(8/50)
(8/50)
(8/50)
-
-
0,000 12%
0,0025 %
lembaga
pemerintah 2.
Persentase
perempuan
di
-
lembaga legislative 3.
Rasio KDRT
-
(33/277.894) (17/945.154) 4.
Partisipasi
angkatan
kerja
-
-
-
perempuan
5.
Penyelesaian
pengaduan
-
-
-
perlindungan perempuan dan
38,75%
94,80%
(176.126/
(204.067/
454.525)
215.253)
100,00 %
95,92 %
(62 orang)
(46 orang)
100%
100 %
anak dari tindakan kekerasan 6.
Cakupan
perempuan
dan
-
-
100%
anak korban kekerasan yang men dapatkan penanganan pengaduan terlatih
di
oleh
petugas
dalam
unit 283
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
84%
66,66%
83,3 %
-
-
33%
50%
96 %
-
68%
33%
83,3 %
100 %
-
-
35%
50%
100 %
-
-
50%
100%
100 %
-
-
50%
95,08%
100%
pelayanan terpadu 7.
Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas
rehabilitasi
sosial
terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu 8.
Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan
rohani
terlatih
bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu 9.
Cakupan penegakan hukum dan
tingkat
sampai
penyidikan
dengan
putusan
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan
yang
mendapat
pelayanan bantuan hukum 10. Cakupan
perempuan
dan
anak korban kekerasan yang mendapatkan
layanan
bantuan hukum 11. Cakupan
layanan
pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan 12. Cakupan reintegrasi
pelayanan sosial
bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
284 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik turun). Indikator kinerja sasaran “Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah” dan “Meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan”, meningkat karena masyarakat sudah memahami pengarusutamaan gender sehingga perempuan mempunyai kesempatan atau keinginan untuk meningkatkan taraf hidup/ekonomi dengan bekerja. Dengan bertambahnya investor perusahaan bulu mata di Kabupaten Banjarnegara
meningkatkan
jumlah
perempuan
yang
bekerja
di
sektor
industri/perusahaan maupun yang ada pada kelompok-kelompok usaha perumahan di bidang kerajinan bulu mata. Indikator kinerja sasaran “Rasio KDRT” dan “Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”, menurun disebabkan oleh : 1) Relawan pendamping dan penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak belum seluruhnya dilatih. 2) Penanganan korban masih sangat tergantung dengan ketersediaan anggaran dan belum semua unit layanan menyediakan anggaran sesuai dengan SPM Layanan Terpadu. 3) Belum adanya dukungan anggaran dari kementerian ataupun provinsi terkait dengan capaian SPM Layanan Terpadu. Begitu juga untuk capaian indikator kinerja utama Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan hanya mengandalkan dukungan anggaran dari APBD Kabupaten. Indikator kinerja sasaran “Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu” dan “Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu”, meningkat dari tahun 2012 tapi belum bisa mencapai target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan petugas rehabilitasi dan petugas bimbingan rohani belum seluruhnya dilatih. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, yaitu dengan cara : 1) Meningkatkan sumber daya aparatur Relawan pendamping dan penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak, petugas rehabilitasi dan petugas bimbingan rohani.
285 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2) Meningkatkan koordinasi SKPD dan lembaga yang terkait dalam penanganan korban kekerasan gender dan anak. 3) Percepatan Strategi PUG dan PUHA. 4) Meningkatkan jalinan jejaring lintas sektoral. 5) APBD Kabupaten menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi target yang harus dipenuhi baik dari SPM maupun IKU.
Sasaran 10 :
Meningkatnya Kualitas Keluarga Menuju Keluarga Sejahtera
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (dua belas) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1.
Rata-rata jumlah anak per keluarga
2,15 %
2,35 %
93,02
2.
Rasio akseptor KB
77,00 %
78,64 %
102,12
3.
Jumlah peserta KB aktif
151.500
154.245
101,81
4.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya
3,52 %
3,34 %
105,11
77 %
78,64 %
102,12
7,00 %
8,34 %
80,86
77 %
64,46 %
83,71
75,00 %
85,37 %
113,82
Ratio Penyuluh KB / Petugas Lapangan
90,00 %
5,35 %
41,57
KB 1 PKB/PLKB Desa (PKBD) setiap
(1:4)
(1:6)
dibawah usia 20 tahun 5.
Cakupan sasaran pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB Aktif
6.
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmetneed)
7.
Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
8.
Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri 9.
286 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
100 %
100 %
100
66,60 %
66,60 %
100
52,75 %
49,74 %
105,71
desa / kelurahan 2 PKBD 10. Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PKBD) setiap Desa / kelurahan 1 PKBD 11. Cakupan
penyediaan
alat
dan
obat
kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 12. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Rata-rata Capaian
94,15
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 94,15%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu : Program Keluaraga Berencana, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran : Rata-rata jumlah anak per keluarga; Cakupan PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun; Cakupan sasaran PUS yang menjadi peserta KB Aktif; Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmeet need); Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I; dicapai melalui program Keluarga Berencana dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terlayaninya peserta KB Baru dari keluarga miskin di 20 Kecamatan atau 11.500 akseptor Indikator kinerja sasaran : Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri; Rasio akseptor KB; Jumlah peserta KB aktif; Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber KB, dicapai melalui program Keluarga Berencana dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Sosialisasi KB melalui pemutaran film
20 kali
-
Sosialisasi KB melalui radio spot,aneka berita dan liputan berita
40 kali siar 287
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
Banner
44 buah
-
Leflet
1.500 buah
-
Baliho
1 buah
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat”, dicapai melalui program Keluarga Berencana, dengan kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB yang outputnya berupa : -
Tersedianya BKB Kit
57 unit
-
Tersedianya mebelair BP KB
6 paket
-
Tersedianya Komputer
6 unit
-
Terbangunnya Gedung Balai Penyuluhan KB
6 unit
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Rata-rata
jumlah
anak
2009
2010
2011
2012
2013
-
2,2
2,17
2,27
2,35
81,01
82,01
76,51
78,64
157.614 149.575 152.090
154.245
per
keluarga 2.
Rasio akseptor KB
-
3.
Jumlah peserta KB aktif
-
4.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang
-
-
-
2,81
3,34
-
-
-
76,51
78,64
-
10,82
10,94
10,51
8,34
-
-
-
67,07
64,46
istrinya dibawah usia 20 tahun 5.
Cakupan sasaran pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB Aktif
6.
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)
7.
Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
8.
Cakupan
PUS
anggota
Usia
(14.133) (12.535)
peserta
KB
-
-
-
85,35
85,37
-
1:4
1:4
19,78
5,35
Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri 9.
Ratio Penyuluh KB / Petugas
288 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja Lapangan
2009
2010
2011
KB 1 PKB/PLKB
2012
2013
(1:5)
(1:6)
Desa (PKBD) setiap desa / kelurahan 2 PKBD 10. Ratio Petugas Pembantu Pembina
-
-
-
100
100
-
-
-
62,48
66,60
-
-
-
51,58
49,74
KB Desa (PKBD) setiap Desa / kelurahan 1 PKBD 11. Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 12. Keluarga
Pra
Sejahtera
dan
Keluarga Sejahtera I Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif ) tersebut di atas antara lain disebabkan oleh : Indikator “Rata-rata jumlah anak per keluarga”, “Cakupan PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun”, “Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPKS) yang ber-KB mandiri” dan “Ratio Penyuluh KB / Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PKBD) setiap desa / kelurahan 2 PKBD” capaiannya menurun disebabkan karena keterbatasan tenaga PLKB yang semakin berkurang. Hal ini terjadi karena banyaknya tenaga PLKB yang memasuki masa pensiun, sedangkan rekruitmen tenaga PLKB tidak sebanding dengan kebutuhan sehingga mempengaruhi kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya keluarga berencana. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan cara : 1) Mengoptimalkan
peran
PKBD
disetiap
desa/kelurahan
dalam
pelaksanaan
program/kegiatan KB. 2) Mengoptimalkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendukung program/kegiatan KB. 3) Meningkatkan upaya KIE, pendewasaan usia perkawinan.
289 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran 11 :
Meningkatnya Profesionalisme Angkatan Kerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Rasio lulusan S1/S2/S3
2.
Rasio ketergantungan
3.
Pencari kerja yang terdaftar yang
Target
Realisasi
%
124,57 (per 10.000 penduduk) 37,20 %
108,46 (per 10.000 penduduk) 99,15 %
87,07
-66,53
53,00 %
43,29%
81,51
42%
45,13 %
107,45
29 %
17,57 %
60,59
29,0 %
55,63 %
191,83
50 %
51,28 %
102,56
40 %
44,44 %
111,1
41 %
42,76 %
104,29
ditempatkan 4.
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
5.
Besaran pemeriksaan perusahaan
6.
Besaran pengujian peralatan di perusahaan
7.
Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
8.
Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat
9.
Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan Rata-rata Capaian
Indikator kinerja sasaran
86,65
yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah
tercapai dengan rata-rata capaian 86,65 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu : Program Peningkatan Kesempatan kerja; Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
290 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
dan Program Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran “Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan”, dicapai melalui Program Peningkatan Kesempatan kerja, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja
sejumlah 156 orang
- Terlaksananya penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja sejumlah 500 orang melalui pameran bursa kerja (job fair) Indikator kinerja sasaran “ Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek”, “Besaran pemeriksaan perusahaan” dan “Besaran pengujian peralatan di perusahaan”, dicapai melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga ketenagakerjaan , dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya pembinaan/penyuluhan, Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan - Terlaksananya pembinaan/penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan - Terlaksananya pembinaan/penyuluhan pelaporan perusahaan sesuai undang-undang No. 07 Tahun 1981 tentang wajib lapor
Sebanyak 120 orang Sebanyak 100 orang/perusahaan Sebanyak 130 perusahaan
ketenagakerjaan - Terlaksananya survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di pasar guna menyiapkan bahan usulan UPangan Asal Hewan Minimum
12 bulan = 94% dari KHL
Kabupaten (UMK) untuk peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh Indikator kinerja sasaran “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi”, “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat” dan “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan” dicapai melalui Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa: -
Terlaksananya Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
65 orang
-
Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja dan kejuruan
80 orang
-
Terlaksananya Pelatihan ketrampilan kerja berbasis masyarakat
100 orang
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: 291 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator Kinerja 1.
2.
Rasio lulusan S1/S2/S3
Rasio ketergantungan
2009
2010
2011
2012
2013
109,79
200,15
198,86
132,72
108,46
(18.668
(12.459
(10.182
orang)
orang)
orang)
52,38%
52,38%
99,15%
37,81%
39,75%
(265.301 (322.695 (451.871
3.
Pencari kerja yang terdaftar
orang)
orang)
orang)
35,22%
65,17%
48,72%
25,68%
43,29%
-
40,37%
40,03%
40%
45,13 %
pemeriksaan
-
35,57%
40,76%
18,46%
17,57 %
Besaran pengujian peralatan di
-
-
-
44,14%
55,63 %
-
-
-
40%
51,28 %
-
-
-
33 %
44,44 %
-
-
14,08%
37,38%
42,76%
yang ditempatkan 4.
Besaran
pekerja/buruh
menjadi
peserta
yang
program
Jamsostek 5.
Besaran perusahaan
6.
perusahaan 7.
Besaran Tenaga kerja mendapat
pelatihan
yang
berbasis
kompetensi 8.
Besaran Tenaga kerja mendapat
pelatihan
yang
berbasis
masyarakat 9.
Besaran Tenaga kerja mendapat
yang
pelatihan
kewirausahaan.
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin fluktuatif . Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Indikator kinerja “Rasio lulusan S1/S2/S3” menurun. Tahun 2012 jumlah lulusan S1/S2/S3 sejumlah 12.459 orang menjadi 10.182 orang pada tahun 2013. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Banjarnegara merupakan kabupaten vokasi sehingga
292 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
lulusan sekolah kejuruan sudah terserap di dunia kerja. Hal ini mempengaruhi jumlah angka melanjutkan ke perguruan tinggi. 2) Indikator “Rasio ketergantungan” meningkat, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk usia kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun dibandingkan usia 15-64 tahun yaitu tahun 2012 sejumlah 322.695 orang menjadi 451.871 orang pada tahun 2013. 3) Indikator kinerja “Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan”, meningkat disebabkan karena pada tahun 2013 terdapat penerimaan CPNS.
Sehingga
menambah angka penempatan pencari kerja. 4) Indikator “Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek” meningkat, disebabkan oleh meningkatnya kesadaran pengusaha terhadap pentingnya program jamsostek bagi karyawan perusahaan. 5) Indikator kinerja “Besaran pemeriksaan perusahaan” menurun, disebabkan oleh jumlah perusahaan yang melaksanakan wajib lapor bertambah namun petugas pemeriksa jumlahnya masih tetap. Kabupaten Banjarnegara hanya mempunyai 2 orang Pengawas. Sedangkan berdasarkan aturan, seorang pengawas diperbolehkan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan dalam satu tahun maksimal 60 perusahaan. Sehingga hanya dapat memeriksa 120 perusahaan dari perusahaan yang terdaftar di yaitu sebanyak 683 perusahaan. 6) Indikator kinerja “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan”, “Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi”, Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat” meningkat, disebabkan oleh banyaknya pencari kerja yang membutuhkan pelatihan dan meningkatnya alokasi anggaran. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Penyebarluasaan informasi bursa tenaga kerja dan pembinaan pada lembaga penempatan dan pihak pengguna tenaga kerja dan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan job fair. 2) Memberikan sosialisasi kepada perusahaan tentang berbagai peraturan perundangundangan tentang ketenagakerjaan seperti mengikutsertakan pekerja untuk mengikuti program jamsostek.
293 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3) Mengusulkan penambahan anggaran dan pegawai pengawas untuk menunjang kegiatan pemeriksaan perusahaan.
Sasaran 12 :
Meningkatnya Tertib Hukum
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua)
indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Persentase
penyelesaian
penanganan
Target
Realisasi
%
94 %
94 %
100
100 %
100 %
100
kasus 2.
Penegakan Perda Rata-rata Capaian
100 %
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu : Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 9 (sembilan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Indikator kinerja sasaran “Persentase penyelesaian penanganan kasus” dan “Penegakan Perda ”, dicapai melalui Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal , dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa : - Jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran
:
25 kasus
- Jumlah pengusaha yang tidak berijin
:
104 kasus
- Jumlah reklame yang tidak berizin
: 1.733 kasus
- Jumlah reklame yang habis masa izinnya
:
- Jumlah reklame yang salah pemasangan
: 1.452 kasus
- Jumlah penjual cukai rokok yang ditata
:
29 kasus
- Jumlah penjual/pengecer miras
:
47 kasus
309 kasus
294 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
- Jumlah pengguna miras yang dibina
:
20 kasus
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.
Persentase
penyelesaian
2009
2010
2011
2012
2013
-
90%
92%
92%
94%
-
100%
100%
100%
100%
(2.579
(3.719
kasus)
kasus)
penanganan kasus 2.
Penegakan Perda
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin meningkat. Capaian kinerja pada indikator “Penegakan Perda” angkanya meningkat namun dari sisi capaian kinerja menurun, karena jumlah kasus pelanggaran Perda di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2013 jumlahnya lebih banyak dari tahun 2012. Menurunnya kinerja tersebut disebabkan karena : 1.
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Perda Perizinan, Perda Reklame, Peraturan tentang Cukai Rokok Tembakau dan Perda Khamar dan minuman Beralkohol karena kurangnya sosialisasi.
2.
Kewenangan Satpol PP hanya sampai pada tahap Represif Non Yustisia, yaitu berupa : a. Pembinaan : -
Penyuluhan
-
Sosialisasi
b. Pengawasan : -
Surat Pernyataan :
kesediaan untuk menataati peraturan yang berlaku
(jangka waktu 15 hari). -
Surat Teguran : 1) Surat Teguran I (7 Hari). 2) Surat Teguran II (3 hari). 3) Surat Teguran III (1 hari).
c. Penertiban.
295 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3.
Pada Satpol PP Kabupaten Banjarnegara belum memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Disisi lain, walaupun kasus pelanggaran perda meningkat, namun capaian kinerja
pada indikator “Persentase penyelesaian penanganan kasus” dapat tercapai 100%. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Merevisi Perda yang sudah tidak relevan dan penetapan juklak / Peraturan Bupati dari Peraturan Daerah yang ditegakan. 2) Sosialisasi Peraturan Daerah khususnya yang berkaitan dengan perizinan, reklame dan khamar atau minuman beralkohol; 3) Penambahan panggung-panggung reklame sebagai tempat pemasangan reklame. 4) Kerjasama dengan aparat dan masyarakat dengan maraknya khamar/minuman beralkohol khususnya jenis tuak /ciu. 5) Diperlukan kerjasama untuk pembinaan dan pengawasan dengan tokoh-tokoh keagamaan, dinas sosial dan aparat kepolisian terkait kerawanan sosial dan keamanan yang mungkin timbul sebagai akibat dari maraknya pengguna miras khususnya
anak-anak punk.
6) Perlu sosialisasi Peraturan Perundangan dan Peraturan lain dibawahnya tentang Cukai Rokok dan Hasil Tembakau secara terus menerus sehingga penjual / pengecer tidak lagi menjual rokok tanpa cukai 7) Adanya diklat PPNS bagi Anggota Satpol PP sebagai aparat penegak Perda, sehingga pelanggar-pelanggar perda nantinya bisa diproses lebih lanjut / tipiring untuk menimbulkan efek jera. 8) Mengusulkan penambahan jumlah anggota Satpol PP untuk menangani banyaknya kasus pelanggaran perda baik karena penambahan cakupan operasi dan munculnya kegiatan baru karena tuntutan aturan dan tuntutan peningkatan pelayanan masyarakat. Penambahan anggota sesuai rasio jumlah satpol per 10.000 penduduk. Anggota Satpol PP saat ini 57 personil dengan penduduk Banjarnegara 981.362 penduduk. maka seharusnya minimal ada 98 personil Satpol PP. Dengan demikian terdapat kekurangan 41 personil. MISI 6
: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL 296
LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut : Meningkatnya Peran Aktif Pemuda dalam Pembangunan
Sasaran 1 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua)
indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja 1 .Jumlah organisasi pemuda 2. Jumlah kegiatan kepemudaan
Target
Realisasi
%
24 buah
24 buah
100
7 kali
7 kali
100
Rata-rata Capaian
100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga)
program, yaitu: Program Peningkatan
peran serta kepemudaan, program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program Manajemen pelayanan Pendidikan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “Jumlah organisasi pemuda” dan “Jumlah kegiatan kepemudaan”, dicapai melalui Program Peningkatan peran serta kepemudaan, program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program Manajemen pelayanan Pendidikan, dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa : - Penyelenggaraan dan pengiriman kegiatan Sumpah Pemuda - Pengiriman peserta kegiatan Sumpah Pemuda sejumlah 10 orang - Terlaksananya kegiatan tata upacara dan baris berbaris pelajar - Terlaksananya seleksi dan pengiriman paskibraka
297 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1 .Jumlah organisasi pemuda
-
24
24
24
24
2. Jumlah kegiatan kepemudaan
-
7
7
7
7
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang STABIL
Sasaran 2 :
Meningkatnya Pencapaian Prestasi Olahraga
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 ( indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah organisasi olahraga
27 buah
27 buah
100
2. Jumlah kegiatan olahraga
5 buah
9 buah
180
4 buah
4 buah
100
46 buah
118 buah
256,52
5. Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0016
0,0178
1.112,5
6. Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0003
0,0003
100
3. Gelanggang/balai remaja (selain swasta) 4. Lapangan olahraga
milik
Rata-rata Capaian
308,17
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian
308,17%. Adapun pencapaian indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
298 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga)
program, yaitu: Program Peningkatan
peran serta kepemudaan, program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program Manajemen pelayanan Pendidikan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Jumlah organisasi olahraga, “Jumlah kegiatan olahraga”, “Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta)”, “Lapangan olahraga, Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk”, “ Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk ”, dicapai melalui Program Peningkatan peran serta kepemudaan, program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, program Manajemen pelayanan Pendidikan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terlaksananya kegiatan POPDA tingkat kabupaten - Penyelenggaraan kompetisi olahraga Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah organisasi olahraga
-
27
27
27
27
Jumlah kegiatan olahraga
-
5
5
9
9
-
4
4
4
4
Lapangan olahraga
-
46
46
118
118
Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk
-
0,0016
0,0016
0,0178
0,0178
Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
-
0,0003
0,0003
0,0003
0,0003
Gelanggang/balai milik swasta)
remaja
(selain
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang stabil Capaian kinerja yang stabil tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Adanya pembinaan secara berkala bagi atlet/ siswa berprestasi
2)
Penghargaan bagi atlet/ siswa berprestasi
3)
Pada indikator Lapangan olahraga dan Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk di persentase capaian mengalami kenaikan yang sangat dramatis yaitu
299 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
1.112,5% tetapi apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2012 maka pada tahun 2013 tidak terdapat kenaikan capaian kinerja, hal ini dikarenakan pada target RPJMD dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 stagnan yaitu 0,0016 untuk indikator “Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk” dan 0,0003 untuk indikator “Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk” sehingga untuk tahun-tahun mendatang seharusnya dinas terkait dalam memasang target disesuaikan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya agar terukur capaian kinerjanya pern tahunnya.
Meningkatnya Pelestarian Seni dan Budaya Tradisional
Sasaran 3 :
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
70 Kali
79 kali
112,86
2. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk
0,070
0,1230
175,71
3. Gedung kesenian per 10.000 penduduk
0,0001
0,0001
100
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Rata-rata Capaian
129,52
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 129,52%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua)
program, yaitu: Program Pengelolaan
Ragam Budaya dan Program Pengembangan Nilai Budaya, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Penyelenggaraan festival seni dan budaya ”, dicapai melalui Program Pengelolaan Ragam Budaya, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : -
Terselenggaranya kegiatan Festival Serayu 2013 sebanyak 1 kegiatan Indikator kinerja sasaran “ Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk” dan
indikator “Gedung kesenian per 10.000 penduduk ”, dicapai melalui Program 300 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Pengelolaan Ragam Budaya dan Program Pengembangan Nilai Budaya, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : -
Pemberian bantuan alat kesenian untuk 20 grup kesenian
-
Terlaksananya pembangunan gedung kesenian sebanyak 1 unit Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)
indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya
54 kali
66 kali
66 kali
66 kali
79 kali
2. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk
-
0,069
0,069
0,123
0,123
3. Gedung kesenian per 10.000 penduduk
-
0
0
0
0.0001
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1)
Pada penyelenggaraan festival seni dan budaya mengalami peningkatan dikarenakan pada tahun 2013 di Kabupaten Banjarnegara diselenggarakan festival serayu yang berisi rangkaian gelar seni dan budaya seperti parade budaya, parak iwak, pameran lukisan, pentas musik, gelar budaya, pentas keroncong, senra tari, gelar film indie, pentas ketoprak dan lomba dolanan anak;
2)
Indikator gedung kesenian per 10.000 penduduk mengalami peningkatan dikarenakan di tahun 2013 di Kabupaten Banjarnegara telah berhasil dibangun gedung kesenian sebanyak 1 unit. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1)
Lebih mengintensifkan pemeliharaan dan pelestarian benda cagar budaya;
2)
Mengadakan penyelenggaraan festival budaya daerah
3)
Mengadakan pembinaan yang intensif terhadap grup kesenian yang ada di Kabupaten Banjarnegara
301 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Bangunan Bersejarah dan
Sasaran 4 :
Cagar Budaya
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
2 buah
2 buah
100
2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
2,44%
2,44%
100
Rata-rata Capaian
100
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengelolaan Keragaman Budaya, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui
3 (tiga)
kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran “ Sarana penyelenggaraan seni dan budaya ”, dicapai melalui Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan 1 (satu)
kegiatan yang
outputnya berupa : - Tersusunnya data kebudayaan
Indikator kinerja sasaran “ Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan ”, dicapai melalui Program Program Pengelolaan Keragaman Budaya, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : -
Rehabilitasi benda cagar budaya yang ada di Kabupaten. Banjarnegara sebanyak 2 cagar budaya yaitu makam Ki Ageng Selamanik dan Museum Kailasa.
302 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 1. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
2009
2010
2011
2012
2013
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
2 buah
-
-
-
2,47
2,44
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang semakin menurun Capaian kinerja yang menurun tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada indikator sarana penyelenggaraan seni dan budaya di tahun 2013 mengalami penurunan dari 3 buah menjadi 2 buah, hal ini dikarenakan berkurangnya tempat untuk penyelenggaraan seni dan budaya yang semula terdiri dari alun-alun, pendopo dan panggung terbuka serulingmas menjadi 2 buah yaitu alun-alun dan panggung terbuka serulingmas; 2) Pemeliharaan
museum Kalilasa yang telah direncakan tidak dapat dilaksanakan
karena ijin dari BPCB selaku pemilik museum belum keluar; Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Membangun
gedung
kesenian
sehingga
bisa
digunakan
sebagai
sarana
penyelenggaraan seni dan budaya Banjarnegara;
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN Pencapaian
Kinerja
Akuntabilitas
Keuangan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2013 mendapat anggaran sebesar Rp 1.234.963.970.000,- dan setelah mengalami revisi-revisi termasuk mendapatkan tambahan melalui APBD Perubahan mengalami kenaikan menjadi Rp 1.405.366.623.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 13,80%. Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp 1.175.474.028.855,- atau sebesar 83,64 %, dengan rincian sebagai berikut:
303 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Tabel III.1 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN ANGGARAN 2013
BERTAMBAH /
JUMLAH (Rp) NO.
URAIAN
(BERKURANG)
ANGGARAN SETELAH
REALISASI
(Rp)
(%)
4
5
6
PERUBAHAN 1 1
2 PENDAPATAN
1.1
PENDAPATAN ASLI
3 1.241.180.983.000
1.279.702.465.966
38.521.482.966
103,10
88.557.495.000
98.975.318.350
10.417.823.350
111,76
12.411.000.000
14.159.374.562
1.748.374.562
114,09
25.523.097.000
26.005.524.208
482.427.208
101,89
4.850.248.000
4.839.654.543
(10.593.457)
99,78
45.773.150.000
53.970.765.037
8.197.615.037
117,91
876.070.787.000
879.697.277.639
3.626.490.639
100,41
43.161.591.000
46.788.081.639
3.626.490.639
108,40
DAERAH 1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2 1.2.1
DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
1.2.2
Dana Alokasi Umum
763.426.566.000
763.426.566.000
0
100
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
69.482.630.000
69.482.630.000
0
100
276.552.701.000
301.029.869.977
24.477.168.977
108,85
33.177.827.000
45.919.891.242
12.742.064.242
138,41
186.275.270.000
187.940.193.360
1.664.923.360
100,89
57.099.604.000
67.169.785.375
10.070.181.375
117,64
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
304 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Lainnya 1.3.7 2
BEC - TF BELANJA
2.1
BELANJA TIDAK
-
-
-
-
1.405.366.623.000
1.175.474.028.855
(229.892.594.145)
83,64
940.060.516.000
781.887.100.388
(158.173.415.612)
83,17
838.411.135.000
691.175.989.654
(147.235.145.346)
82,44
LANGSUNG 2.1.1
Belanja Pegawai
2.1.4
Belanja Hibah
47.162.129.000
42.984.831.000
(4.177.298.000)
91,14
2.1.5
Belanja Bantuan Sosial
12.205.703.000
10.301.440.000
(1.904.263.000)
84,40
2.1.6
Belanja Bagi Hasil
1.708.176.000
1.415.716.234
(292.459.766)
82,88
37.073.373.000
35.972.074.200
(1.101.298.800)
97,03
Belanja Tidak Terduga
3.500.000.000
37.049.300
(3.462.950.700)
1,06
BELANJA LANGSUNG
465.306.107.000
393.586.928.467
(71.719.178.533)
84,59
37.736.812.100
34.568.503.875
(3.168.308.225)
91,60
212.593.074.350
183.100.414.305
(29.492.660.045)
86,13
214.976.220.550
175.918.010.287
(39.058.210.263)
81,83
(164.185.640.000)
104.228.437.111
268.414.077.111
(63,48)
172.977.105.000
173.834.364.426
857.259.426
100,50
172.977.105.000
172.977.104.753
(247)
100
0
840.259.673
840.259.673
0
17.000.000
17.000.000
8.791.465.000
8.147.000.000
(644.645.000)
92,67
8.327.000.000
8.147.000.000
(180.000.000)
97,84
kepada Provinsi/Kabupaten/Ko ta dan Pemerintah Desa 2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Ko ta Pemerintahan Desa Dan Partai Politik
2.1.8 2.2 2.2.1
Belanja Pegawai
2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
2.2.3
Belanja Modal SURPLUS / (DEFISIT)
3
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
3.1.5
Penerimaan kembali investasi dana bergulir
3.1.7
Penerimaan Kembali Dana investasi Daerah
3.2
3.2.2
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal
305 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja (Investasi) Pemerintah Daerah 3.2.3
Pembayaran Pokok
464.465.000
0
(464.465.000)
0
PEMBIAYAAN NETTO
164.185.640.000
165.687.364.426
1.501.724.426
100,91
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN
0
269.915.801.537
269.915.801.537
Utang
306 LAKIP, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013