BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya
membandingkan
tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Biro Kepegawaian selama kurun waktu Januari – Desember 2013. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian kinerja dengan tingkat capaian (target) dari masing – masing indikator disetiap tahunnya, sehingga dapat diperoleh gambaran tingkat keberhasilan dan hambatan dari masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut dapat digunakan sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan masing – masing indikator, sehingga informasi tersebut dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program kegiatan di masa mendatang, dengan demikian setiap kegiatan yang direncanakan dapat berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat lain dari pengukuran kinerja ini juga dapat memberikan informasi pada pihak-pihak lainnya baik internal maupun eksternal tentang pelaksanaan program kegiatan dalam rangka mewujudkan misi, tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan sesuai dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintahan (RKP) Tahun 2013 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010 – 2014. Pencapaian kinerja Biro Kepegawaian berdasarkan dokumen RKP Tahun 2013 dan Renstra Kemenkes Tahun 2010 – 2014 melaksanakan program kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian, dengan sasaran hasil program adalah: “Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan”. Untuk mencapai sasaran program telah ditetapkan 4 (empat) indikator kinerja, yang masing – masing indikator kinerja tersebut mempunyai
14
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
karakteristik masing – masing dalam pencapaiannya. Sebagai gambaran perbandingan pencapaian kinerja, target dan realisasi tahun 2012 dan tahun 2013 dapat disajikan melalui Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2012 dan 2013 atas Program Pembinaan Administrasi Kepegawaian 2012 Sasaran Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian
2013
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Capaian % (%)
80
117,37
85
85,45
100,53
50
78
60
79
131,6
3.820
4.354
5.320
5.860
109,4
1.375
1.640
1.500
1.506
100,4
2.550
1.407
3.650
2.280
62,5
1.000
658
1.100
873
79,4
Indikator 1. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) 2. Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui layanan kepegawaian (SILK) 3. Jumlah tenaga kesehatan yang di dayagunakan dan diberi insentif di DTPK & DBK 4. Jumlah residen yang didayagunakan dan diberikan insentif
B. Sumber Daya Dalam rangka mencapai kinerjanya, Biro Kepegawaian didukung oleh beberapa sumber daya, antara lain sumber daya manusia, sumber daya anggaran dan sumber daya sarana dan prasarana. 1. Sumber Daya Manusia. Keadaan pegawai di lingkungan Biro Kepegawaian pertanggal 31 Desember 2013 berjumlah 150 orang. Apabila dilihat dari trend keadaan pegawai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan dari segi jumlah, hal ini
15
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
dikarenakan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah memasuki batas usia pensiun, mutasi dan promosi. Sebagai gambaran keadaan pegawai Biro Kepegawaian berdasarkan pendidikan seperti Tabel 3.2 dan Grafik 3.1 berikut ini: Tabel 3.2 Keadaan Pegawai Biro Kepegawaian Sesuai dengan Jenjang Pendidikan Tahun 2010 – 2013 No
Strata Pendidikan
2010
2011
2012
2013
1.
Setingkat Sekolah Dasar (SD)
2
2
1
1
2.
Setingkat SLTP
2
2
2
1
3.
Setingkat SLTA
79
68
64
40
4.
Diploma I/II/III
54
61
58
42
5.
Sarjana/Diploma IV
35
53
53
48
6.
Pasca Sarjana (S2)
27
26
26
18
199
212
204
150
Jumlah Sumber: data SIMKA
Grafik 3.1 Distribusi Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2011 – 2013 68
64
61
58 42
40
53 53
48 26 26 18
16
2 1 1
2 2 1
SD
SLTP
SLTA
Diploma
S1
S2
2011
2
2
68
61
53
26
2012
1
2
64
58
53
26
2013
1
1
40
42
48
18
2011 2012 2013
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Komposisi pegawai yang menduduki Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) yang ada di Biro Kepegawaian,sebagai berikut: a) Struktural setingkat Eselon II
: 1 orang
b) Struktural setingkat Eselon III
: 4 orang
c) Struktural setingkat Eselon IV
: 12 orang
d) Jabatan Fungsional Tertentu
: 40 orang
e) Jabatan Fungsional Umum
: 93 Orang
Komposisi pegawai yang menduduki JFT terdiri dari Analis Kepegawaian (26 orang), Pranata Komputer (13 orang), dan Arsiparis (1 orang). Adapun komposisi pejabat dan staf di Biro Kepegawaian dapat dilihat dari golongan dan jabatan sebagaimana Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Jumlah Pejabat dan Staf berdasarkan Golongan dan Jabatan Biro Kepegawaian No
Golongan/Ruang
Jumlah
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
IV / c IV / b IV / a III / d III / c III / b III / a II / d II / c II / b II / a
1 2 3 19 18 28 40 16 22 0 1
Struktural Eselon II Struktural Eselon III dan JFT Struktural Eselon III, IVdan JFT Struktural Eselon III, IV dan JFT Struktural Eselon IV dan JFT Struktural Eselon IV dan JFT JFT dan JFU JFT dan JFU JFT dan JFU JFU
Jumlah
150
Sumber: data SIMKA
Adapun komposisi pegawai berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan golongan sebagaimana terlihat pada Grafik 3.2 – Grafik 3.4 berikut ini:
17
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.2 Jumlah Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Kelompok Umur 48
43 35 20 4
Jumlah
< 30 Th
31 - 40 Th
41 - 50 Th
51- 55 Th
> 55 Th
48
43
20
35
4
Dilihat dari grafik tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah pegawai Biro Kepegawaian yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 48 orang (32%), berusia 31-40 tahun berjumlah 43 orang (28,67%), berusia 41-50 tahun berjumlah 20 orang (13,33%), berusia 51-56 tahun berjumlah 35 orang (23,33%) dan sisanya berjumlah 4 orang berusia diatas 56 tahun (2,67%). Grafik 3.3 Jumlah Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan grafik sebagaimana tersebut diatas, maka dari jumlah 150 orang pegawai Biro Kepegawaian,terdiri atas 64% berjenis kelamin wanita dan 54% berjenis kelamin pria.
18
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.4 Jumlah Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Gol. IV; 6 Gol. II; 39
Gol. III; 105
Berdasarkan grafik sebagaimana tersebut diatas, maka dari jumlah 150 orang pegawai Biro Kepegawaian mayoritas adalah Golongan III sebanyak 70%, Golongan II sebanyak 26%, dan Golongan IV sebanyak 4%. 2. Sumber Daya Anggaran Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi serta mencapai kinerjanya, Biro Kepegawaian didukung oleh sumber daya anggaran sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang telah ditetapkan, dari hasil pertemuan trilateral antara Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan sesuai
Rencana
Kerja
Kementerian/Lembaga
(Renja
K/L)
sebesar
Rp. 68.892.700.000,-, dengan komposisi jenis belanja barang dan belanja modal. Untuk belanja barang sebagian besar digunakan untuk biaya pemenuhan SDM Aparatur (pengangkatan CPNS dan penempatan/penarikan tenaga PTT), pelaksanaan pendayagunaan tenaga kesehatan dalam rangka penugasan khusus dan penugasan residen, serta dukungan pelaksanaan tugas pokok, dan fungsi dalam rangka pengembangan dan penguatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dengan menggunakan sistem layanan kepegawaian melalui belanja barang dan belanja modal. Sebagai gambaran seperti disajikan pada Tabel 3.4 berikut ini:
19
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Tabel 3.4 Alokasi Anggaran dan Realisasi Biro Kepegawaian Tahun 2012 – 2013 Tahun No
1. 2. 3. 4.
Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial Jumlah
Alokasi (Rp)
2012 Realisasi (Rp)
-
-
64.635.770 52.612.686
%
81,40
Alokasi (Rp)
2013 Realisasi (Rp)
-
-
58.971.313 53.212.768
%
81,39
983.000
855.640
87,04
691.435
562.785
89,19
-
-
-
-
-
-
65.618.770 53.468.326
81.48
59.662.748 53.775.553
90.13
Alokasi anggaran yang dikelola oleh Biro Kepegawaian dibanding dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4,99% yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Rupiah murni, hal ini diikuti juga dengan peningkatan realisasi anggaran untuk tahun 2012 realisasi sebesar 81,48% dari alokasi sebesar Rp. 65.618.770.000,- realisasi meningkat di tahun 2013 menjadi 90,13% dari alokasi sebesar Rp. 59.662.748.000,-. Dalam rangka mendukung arah kebijakan pemerintah tentang efisiensi/ perubahan alokasi anggaran disetiap Kementerian/Lembaga, maka alokasi anggaran Biro Kepegawaian mengalami beberapa kali perubahan yang semula mengelola alokasi anggaran sebesar Rp. 68.892.700.000,- terus mengalami perubahan diefisiensikan sebesar 8,54% sehingga alokasi anggaran (DIPA revisi efisiensi) Biro Kepegawaian menjadi sebesar Rp. 63.012.291.000,-. Selanjutnya dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 200);
20
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Biro Kepegawaian melakukan realokasi kembali anggarannya sebesar 5,3% dari alokasi anggaran sebesar Rp. 63.012.291.000,- (revisi realokasi), dengan demikian alokasi anggaran sampai dengan akhir tahun 2013 yang dikelola oleh Biro Kepegawaian adalah sebesar Rp. 59.662.748.000,- untuk selanjutnya dialihkan/direalokasi ke DIPA Biro Umum Setjen Kementerian Kesehatan terkait pembayaran tunjangan kinerja pegawai Biro Kepegawaian sebagai pengelola pembayaran gaji/insetif/tunjangan lainnya di lingkungan Setjen Kementerian Kesehatan, sedangkan penetapan DIPA tertanggal 19 Desember 2013 dengan komposisi sumber pembiayaan seperti pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.5 Sandingan Perjalanan Revisi DIPA TA 2013 No 1.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian
AWAL
REV. 1-3
REV. 4-5
REV. 6
68.892.700.000
68.892.700.000
63.01.291.000
59.662.748.000
Keterangan : Rev. 1-3 = Revisi alokasi anggaran per output (Pagu Tetap) Rev. 4-5 = Revisi terkait kebijakan nasional efisiensi perjalanan Dinas (Pagu Berubah) Rev. 6
= Revisi terkait pemenuhan Tunjangan Kinerja (Pagu Berubah) Tabel 3.6 Alokasi Anggaran sesuai DIPA Terakhir Tahun 2013
No 1.
Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) RM
RMP
PNBP
PHLN
Jumlah
59.662.748.000
0
0
0
59.662.748.000
Keterangan : RM
21
= Rupiah Murni
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
RMP
= Rupiah Pendamping
PNBP
= Pendapatan Negara Bukan Pajak
PHLN
= Pinjaman/Hibah Luar Negeri
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Guna menunjang pelaksanaan dan penyelesaian tugas pokok dan fungsi dukungan
sarana
dan
prasarana
sangat
penting/menentukan
organisasi. Oleh karena itu, Biro Kepegawaian
kinerja
terus berupaya melakukan
peningkatan baik dari kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana pendukung guna mewujudkan efektifitas pemanfaatan dan penggunaannya, serta efisiensi dalam biaya pemeliharaannya. Berdasarkan Laporan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Biro Kepegawaian per 31 Desember 2013, tampak bahwa sumber daya sarana dan prasarana sebagaimana Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Neraca BMN Biro Kepegawaian Tahun 2013 Akun Neraca Kode 117111 115199 132111 162151 166112 137111 169122
Jumlah (Rp)
Uraian Barang konsumsi Persediaan lainnya Peralatan dan Mesin Software Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasional pemerintah Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin Akumulasi penyusutan aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi JUMLAH
97.240.000 10.779.039.880 1.304.950.000 267.218.000 (8.560.399.977) (267.218.000) 3.620.829.903
Dilihat dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa barang konsumsi senilai Rp. 97.240.000,- merupakan barang habis pakai berupa hasil cetakan leaflet terkait alur, prosedur, mekanisme dan persyaratan proses pengelolaan administrasi kepegawaian yang didistribusikan di Unit Layanan Terpadu (ULT)
22
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
di lantai 5. Untuk peralatan dan mesin senilai Rp. 10.779.039.880 merupakan nilai perolehan sarana dan prasarana kerja yang masih berfungsi/layak pakai berupa kendaraan dinas roda empat, kendaraan operasional roda empat, kendaraan operasional roda dua, dan peralatan kantor lainnya (meubelair, PC unit, server, dll), namun demikian di tahun 2013 terjadi penyusutan nilai BMN sebesar Rp 8.560.399.977,- hal tersebut sesuai dengan kebijakan penyusutan dari Kementerian Keuangan berdasarkan PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN berupa Aset Tetap pada entitas Pemerintah Pusat. Adapun
software
senilai
Rp.
1.304.950.000
berupa
pengembangan
program/aplikasi pengelolaan administrasi kepegawaian yang terdiri dari 28 jenis SILK. Sedangkan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasional pemerintah adalah sarana dan prasarana (barang inventaris kantor seperti: meja kursi, mesin tik, mesin faximil, PC unit, dll) yang kondisinya rusak berat/tidak layak pakai yang saat ini sedang dilakukan proses persetujuan penghapusan di KPKNL Jakarta II. Sebagai gambaran sarana dan prasarana sebagaimana tersebut pada Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Peralatan dan Mesin No
Nama Sarana/Prasarana
Jumlah 2011 2012 11 11
1.
Kendaraan Roda 4
2010 11
2013 11
2.
Kendaraan Roda 2
19
19
16
16
3.
Server
-
1
4
4
4.
Personal Computer (PC)
104
111
130
130
5.
Printer
94
107
123
123
6.
Note book (Laptop)
12
19
26
36
7.
Mesin Foto Copy
2
2
2
2
8.
LCD Projektor
4
8
13
12
Sumber: Laporan SAI
23
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Sedangkan daftar sarana dan prasarana penunjang pada Biro Kepegawaian sebagaimana tersebut dalam Tabel 3.9 – Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.9 Daftar Inventaris Peralatan Kantor dan Alat Pengolah Data Biro Kepegawaian Tahun 2013 No
Uraian
1.
Barang Inventaris Kantor/Meubelair - Alat Angkutan Darat Tak Bermotor/Trolly - Alat Kantor - Alat Rumah Tangga - Alat Studio - Alat Komunikasi Alat Kedokteran/Lab/Alkes - Alat Kedokteran - Unit Alat Laboratorium Alat Pengolah Data/Perangkat Jaringan - Komputer Unit - Peralatan Komputer Aset Tak Berwujud/Software - Software Pengelolaan Kepegawaian
2.
3.
4.
Jumlah
Satuan
1.232 25 276 893 1 37 35 4 31 584 313 271 25 25
Buah Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Jenis Jenis
Tabel 3.10 Daftar Inventaris Kendaraan Dinas dan Operasional Roda 4 (empat) Biro Kepegawaian Tahun 2013
24
No
No.Kendaraan
Tahun
Jenis / Merk
1.
B
1219
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
B B B B B B B B
EQ
2007
Toyota Inova-V
Kendaraan Dinas Eselon II
1448 1221 1070 1140 1015 1286 2060 8875
EQ EQ KQ KQ KQ KQ PQ DP
2007 2007 2006 2006 2006 2006 2002 1992
Operasional Tamu Pimpinan Operasional Biro Kepegawaian Operasional Bagian Umum Operasional Bagian Pengadaan Operasional Bagian Mutasi Operasional Bag. Pengembangan Operasional Bagian Pengadaan Operasional Bagian Mutasi
10.
B 1650
KQ
1996
11.
B
HQ
1997
Toyota Inova-G Toyota Rush Toyota Inova-G Toyota Inova-G Toyota Inova-G Toyota Inova-G Toyota Kijang Toyota Kijang Toyota Kijang Grand's Sedan Timor
1889
Keterangan
Operasional Biro Kepegawaian Operasional Bagian Umum
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Tabel 3.11 Daftar Inventaris Kendaraan Operasional Roda 2 (dua) Biro Kepegawaian Tahun 2013
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
No.Kendaraan B B B B B B B B B B B B B B B B B
4230 6418 6417 6419 6416 6969 6971 6970 6656 6658 6657 6659 6940 6941 6942 6943 6944
EQ SQA SQA SQA SQA SRQ SRQ SEQ SQG SQG SQG SQG SQO SQO SQO SQO SQO
Tahun 1997 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008
Jenis/Merk Honda GL Pro Yamaha Jupiter MX Yamaha Jupiter MX Yamaha Jupiter MX Yamaha Jupiter MX Honda Supra X125 Honda Supra X125 Honda Supra X125 Honda Mega Pro Honda Mega Pro Honda Mega Pro Honda Mega Pro Honda Supra X125 Honda Supra X125 Honda Supra X125 Honda Supra X125 Honda Supra X125
Keterangan Operasional Bagian Pengembangan Operasional Bagian Pengembangan Operasional Bagian Mutasi Operasional Biro Kepegawaian Operasional Bagian Pengadaan Operasional Bagian Mutasi Operasional Bagian Pengadaan Operasional Bagian Umum Operasional Biro Kepegawaian Operasional Biro Kepegawaian Operasional Biro Kepegawaian Operasional Bagian Umum Operasional Bagian Pengadaan Operasional Bagian Umum Operasional Bagian Pengembangan Operasional Bagian Mutasi Operasional Bagian Mutasi
Dalam rangka mendukung terwujudnya Grand Strategis Raih WTP Tahun 2013 maka telah dilakukan inventarisasi dan penatausahaan BMN (Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan) di lingkungan Biro Kepegawaian yang bertujuan mewujudkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan BMN secara optimal di lingkungan Kemenkes. Oleh karena itu, Biro Kepegawaian terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan BMN antara lain mengusulkan persetujuan penghapusan kepada instansi terkait (KPKNL Jakarta II), atas BMN yang secara teknis tidak dapat digunakan karena kondisinya sudah tidak layak pakai (rusak berat dan/atau tidak diketahui keberadaannya) dan tidak ekonomis apabila diperbaiki mengingat BMN tersebut telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa.
25
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Adapun daftar BMN pada Biro Kepegawaian yang dalam proses penghapusan dapat disajikan dalam Tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.12 Daftar Invetaris BMN yang Diusulkan Penghapusan No 1. 2.
3. 4.
Uraian Kendaraan Operasional - Mobil - Sepeda motor Barang Inventaris Kantor/Meubelair - Alat Kantor - Alat Rumah Tangga - Alat Komunikasi Alat Kedokteran/Lab/Alkes - Alat Kedokteran - Unit Alat Laboratorium Alat Pengolah Data/ Perangkat Jaringan - Komputer Unit - Peralatan Komputer
Jumlah
Satuan
4 1 3 844 88 754 2 10 2 8 34 33 1
Unit Unit Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah
C. Analisis dan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pelaksanaan kegiatan analisis dan evaluasi akuntabilitas kinerja terus dilakukan melalui proses monitoring dan evaluasi pengukuran kinerja terhadap pencapaian sasaran program kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing indikator kinerja secara periodik pertriwulan melalui penyampaian laporan, sinkronisasi dan integrasi data laporan triwulan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam dokumen RKP Tahun 2013 dan Renstra Kemenkes Tahun 2010 – 2014, yang diiringi dengan berbagai upaya kebijakan agar terwujud pencapaian target kinerja yang lebih optimal. 1. Strategi Kebijakan a. Kebijakan Teknis 1) Menyiapkan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan rencana kebutuhan, formasi dan pemenuhan pegawai melalui
26
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
seleksi dan rekruitmen CPNS/PNS, Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Penugasan Khusus; 2) Perencanaan,
pengembangan,
pembinaan
dan
pelaksanaan
administrasi kepegawaian; 3) Pelaksanaan koordinasi perancangan, penyusunan dan review peraturan perundang – undangan di bidang kepegawaian; 4) Penyempurnaan standar, norma, dan prosedur sesuai dengan SOP-AP dalam urusan pengelolaan administrasi kepegawaian, analisa beban kerja, pola pengembangan karier, penilaian jabatan dan analis jabatan fungsional kesehatan; 5) Pengembangan Informasi
dan
Layanan
penguatan Kepegawaian
kualitas
pengelolaan
Sistem
(SILK)
terpadudan
Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA); 6) Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan melalui bimbingan teknis, pengembangan informasi dan urusan mutasi kepegawaian; 7) Pelaksanaan dan pengawasan reward dan punishment. b.
Strategi Operasional 1) Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kepegawaian berbasis WEB yang dapat dilakukan secara online dengan menggunakan satu database pegawai dan terintegrasi dengan SILK/SIMKA/SIMPEG; 2) Meningkatkan ketersediaan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan strategis lainnya terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan melalui pemenuhan kebutuhan di pelayanan Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit serta daerah bermasalah kesehatan; 3) Menjaga konsistensi mutu dan kualitas layanan dalam proses pengelolaan administrasi kepegawaian dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) melalui sertifikasi ISO 9001:2008.
27
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya, pelaksanaan monitoring dan evaluasi tetap dan terus dilakukan terutama terkait dengan capaian indikator kinerja yang melekat di Biro Kepegawaian antara lain: 1. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT). a) Pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui Pengangkatan CPNS. Konstribusi pemenuhan SDM melalui pengangkatan CPNS memiliki peran yang sangat penting dan strategis, untuk tahun 2013 ini target pemenuhan
kebutuhan
SDM
Aparatur
melalui
pelaksanaan
pengangkatan CPNS (yang sebelumnya didahului dengan proses pelaksanaan seleksi/rekruitmen) telah tercapai melebihi target yang ditetapkan (85%) yaitu sebesar 89,39%. Namun demikian capaian kinerja tersebut belum optimal, hal ini terkait dengan berbagai kendala/hambatan
dilapangan
yang
ditemui,
seperti
standar
persyaratan institusi pendidikan harus berakreditasi minimal B, dan belum sepenuhnya menggunakan pola seleksi/rekruitmen CPNS secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi (seperti ada sebagian Kementerian/Lembaga/Pemda yang telah menggunakan system CAT/EBA dan sebagian lagi masih menggunakan ujian tulis). Permasalahan lainnya adalah belum konsistennya standar dalam penetapan hasil penilaian seleksi ujian tulis antara TKD (Test Kompetensi Dasar) dan TKB (Test Kompetensi Bidang). Adapun pengukuran capaian kinerja pada pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pemenuhan CPNS diukur dari realisasi pengangkatan CPNS sejumlah 1.577orang atau (67,71%) terhadap alokasi formasi sejumlah 2.329 formasi/orang. Namun demikian bila kondisi capaian kinerja pada pemenuhan CPNS dibandingkan dengan tahun 2012 yang lalu mengalami peningkatan realisasi pengangkatan CPNS dari formasi yang diberikan oleh Kementerian PAN dan RB sejumlah formasi 1.416 formasi dan realisasi sejumlah 1.055 orang atau (74.51 %). 28
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Gambar 3.1 Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2013 di Gelora Bung Karno Senayan
Sebagai gambaran pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan CPNS dapat dilihat pada Grafik 3.5 berikut ini: Grafik 3.5 Pemenuhan SDM Aparatur Melalui Pengangkatan CPNS Tahun 2012 – 2013
Formasi/Usul Formasi
2012 1.416
2013 4.160
Pelamar Reg. Online
49.578
87.328
Berkas Masuk
22.461
70.486
Peserta Ujian
20.280
29.722
Realisasi CPNS
1.055
1.567
Permasalahan dalam pelaksanaan pengangkatan CPNS, antara lain: 1.
Kurangnya sosialisasi dan advokasi terkait penetapan kelulusan bagi peserta Seleksi CPNS jalur formasi umum dan tenaga honorer, hal ini berakibat pada tidak terisinya formasi CPNS umum karena tidak lulus
29
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
ujian TKD maupun TKB yang dilaksanakan dan ditetapkan oleh Kemenpan dan RB (tidak lulus passing grade); 2.
Belum sepenuhnya menggunakan pola seleksi dan rekruitmen CPNS secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi (seperti ada sebagian Kementerian/Lembaga/Pemda yang telah menggunakan system CAT/EBA dan sebagian lagi menggunakan ujian tulis).
Upaya-upaya pemecahan permasalahannya, antara lain : 1.
Mengoptimalkan peran dan fungsi koordinasi dengan Kementerian PAN dan
RB,
dan
Badan
Kepegawaian
Negara,
terkait
dengan
seleksi/rekruitmen; 2.
Merumuskan pola seleksi dan rekruitmen CPNS terpadu yang lebih fleksibel
sehingga
dapat
disesuaikan
dengan
karakteristik dan
kebutuhan organisasi. b) Pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan baru dan pengangkatan kembali dalam rangka perpanjangan masa penugasan Pegawai Tidak Tetap (PTT). Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan SDM Kesehatan di pelayanan kesehatan dasar terutama Puskesmas dan jaringannya di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan serta daerah bermasalah kesehatan diisi oleh Pegawai Tidak Tetap (dokter umum, dokter gigi, dokter/dokter gigi spesialis dan Bidan). Keberadaan PTT sangat berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan tercapainya derajat kesehatan masyarakat. Kontribusi PTT tersebut mempunyai dampak yang sangat penting, sehingga Biro Kepegawaian terus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan kebijakan distribusi
dan
penempatannya
serta
meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan rekruitmen yang transparan dan mudah diakses oleh
30
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peminat PTT yang selalu meningkat setiap tahunnya sebagaimana tercermin dari realisasi pemenuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan dan perpanjangan PTT, dapat disajikan dalam Tabel 3.13 berikut ini: Tabel 3.13 Pemenuhan SDM Aparatur melalui Penempatan PTT Tahun 2013
REALISISASI No
1. 2. 3.
Jenis Tenaga PTT
Formasi/ Kebutuhan
Dokter Umum/ Spesialis Dokter Gigi/ Spesialis Bidan Total
Pengangkatan Baru
Pengangkatan Kembali
Jumlah
%
1.414
1.049
2.083
3.132
221,5
606
371
798
1169
192,9
6.913
1.500
10.130
11.630
168,2
8.933
2.920
13.011
15.931
178,3
Adapun keberadaan PTT sampai dengan akhir Desember 2013 berjumlah 46.512 orang, sebagaimana terlihat pada Grafik 3.6 berikut: Grafik 3.6 Rekap Keberadaan Tenaga PTT per 31 Desember 2013
31
dr. PTT
drg. PTT
dr/drg. Bidan PTT GRAND Spesialis TOTAL PTT 21.452 21.723
B
226
45
T
1.112
495
56
11.991
13.654
ST
1.815
628
-
8.692
11.135
Jumlah
3.153
1.168
56
42.135
46.512
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Sedangkan distribusi pengangkatan PTT Tahun 2013 per jenis tenaga PTT dan kriteria penempatan dapat disajikan melalui Grafik 3.7 berikut: Grafik 3.7 Pemenuhan SDM Aparatur Melalui Pengangkatan Tenaga PTT Tahun 2013
dr. PTT
drg. PTT
dr/drg. Bidan PTT Spesialis PTT 5.929
GRAND TOTAL
B
5
1
T
1.137
516
57
3.382
5.092
ST
1.933
652
-
2.319
4.904
Jumlah
3.075
1.169
57
11.630
15.931
5.935
Dilihat dari grafik tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah pengangkatan dokter umum PTT selama tahun 2013 sebanyak 3.075 orang, terdiri dari Daerah Biasa sebanyak 5 orang, Daerah Terpencil sebanyak 1.137 orang, dan Daerah Sangat Terpencil sebanyak 1.933 orang. Sedangkan pengangkatan dokter gigi PTT sebanyak 1.169 orang, terdiri dari Daerah Biasa sebanyak 1 orang, Daerah Terpencil sebanyak 516 orang, dan Daerah Sangat Terpencil sebanyak 652 orang. Adapun pengangkatan Bidan PTT selama tahun 2013 sebanyak 11.630 orang yang ditempatkan di daerah biasa sebanyak 5.929 orang, daerah terpencil sebanyak 3.382 orang, dan daerah sangat terpencil sebanyak 2.319 orang. Untuk lebih mendukung dan meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan juga telah ditempatkan tenaga dokter spesialis sebagai Tenaga PTT sebanyak 57 orang,
sebagaimana terlihat pada
Grafik 3. 8 berikut ini:
32
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.8 Pemenuhan SDM Aparatur melalui Pengangkatan PTT Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Tahun 2011 – 2013
B T ST Jumlah
dr. PTT
drg. PTT
5 1.137 1.933 3.075
1 516 652 1.169
dr/drg. Spesialis PTT 57 57
Bidan PTT
GRAND TOTAL
5.929 3.382 2.319 11.630
5.935 5.092 4.904 15.931
Sejalan dengan tujuan MDGs dan dalam rangka mempercepat dukungan pembangunan kesehatan secara terpadu serta guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, maka di tahun 2013 rencana pengangkatan formasi Bidan PTT mengalami penurunan sebesar 18,58% (6.913 orang Bidan) dibandingkan dengan rencana pengangkatan tahun 2012 (8.491 orang Bidan). Namun demikian tenaga Bidan yang memperpanjang masapenugasan meningkat 75%, hal ini yang berakibat pada realisasi pengangkatan baru dan pengangkatan kembali dalam rangka perpanjangan masa penugasan (Masa Bakti II) Bidan PTT dalam kurun waktu 2013 sebanyak 11.630 orang bidan. Kenaikan tersebut berkaitan dengan dukungan tenaga kesehatan dalam rangka persiapan pemberlakukan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang akan dimulai 1 Januari 2014. Adapun realisasi pengangkatan Bidan PTT tahun 2011 – 2013 dapat tergambar sebagaimana Grafik 3.9 berikut ini:
33
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.9 Penempatan Bidan PTT dari Tahun 2011 – 2013
2011
2012
2013
Formasi
9.643
8.491
6.913
Realisasi
7.881
7.647
11.630
Program pengangkatan dan perpanjangan PTT terus diberlakukan dan dikembangkan sebagai salah satu terobosan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di daerah bermasalah kesehatan dan reaksi cepat dalam penanggulangan bencana, yaitu dengan pendayagunaan dokter PTT sebagai Brigrade Siaga Bencana (BSB). Dokter PTT-BSB adalah
tim
multidisiplin
yang
merupakan
unit
reaksi
cepat
penanggulangan gawat darurat serta berfungsi untuk penanggulangan bencana di bidang kesehatan. Penempatan dokter PTT-BSB adalah di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Pendidikan/Vertikal dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi dengan ketentuan, yaitu untuk Rumah Sakit Pendidikan maksimal 20 orang dan Rumah Sakit Non Pendidikan maksimal 10 orang. Proses seleksi dan rekruitmen dilakukan di rumah sakit setempat dengan tahapan ujian tulis, wawancara dan psikotest. Untuk tahun 2013 jumlah dokter PTT-BSB sejumlah 25 orang, sebagaimana terlihat pada Grafik 3.10 berikut ini:
34
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.10 Pemenuhan SDM Aparatur Melalui Pengangkatan PTT BSB (Brigade Siaga Bencana) Tahun 2011 – 2013
Realisasi
2011
2012
2013
71
38
25
Pengukuran pemenuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan PTT Tahun 2013 dapat diukur dari jumlah realisasi pengangkatan PTT (pengangkatan
baru
dan
pengangkatan
kembali
dalam
rangka
perpanjangan masa penugasan) yang telah dilaksanakan sebesar 178,3% atau sejumlah 15.931 orang terhadap jumlah formasi/kebutuhan PTT sebanyak 8.933 orang. Jika dibandingkan dengan kebutuhan pada tahun 2012, maka kebutuhan tahun 2013 mengalami penurunan, hal ini terkait dengan hasil evaluasi tentang lamanya masa penugasan PTT kriteria Terpencil dan atau Sangat Terpencil yang semula 1 (satu) tahun menjadi 2 (dua) tahun dan evaluasi masa perpanjangan yang semula tidak dibatasi menjadi maksimal perpanjangan 1(satu) kali sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan dokter/dokter gigi/spesialis/Bidan PTT. Namun demikian seiring dengan pemberlakukan BPJS yang akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2014, dan dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, maka pelaksanaan pengangkatan PTT diperpanjang sampai dengan Desember 2013 yang sesuai jadwal semula TMT 1 Oktober, sehingga berpengaruh terhadap pencapaian target pada persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT).
35
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Secara umum bila dilihat data capaian kinerja persentase pemenuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) yang pengukuranya dilakukan melalui pelaksanaan pengangkatan CPNS (87,71%) dan melalui penempatan PTT (178,34%) pada tahun 2013 telah memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 85% dengan realisasi sebesar 123,03%. Adapun sandingan alokasi formasi dan realisasi pada indikator pertama tersebut dapat disajikan dalam Tabel 3.14 dan Grafik 3.11 berikut ini: Tabel 3.14 Pemenuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) Tahun 2011 – 2013
No
Tahun
1.
Formasi
Realisasi
Capaian (%)
CPNS
PTT
Jumlah
CPNS
PTT
Jumlah
2011
-
23,818
23,818
-
20,432
20,432
85.78
2.
2012
1,416
16,000
17,416
1,055
19,387
20,442
97.84
3.
2013
2.329
8.933
11.262
1.577
15,931
17.508
123,03
Grafik 3.11 Pemenuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) Tahun 2011 – 2013 23.818
20.432
16.000
19.387
15.931
8.933
- 1.416 CPNS
2.329
- 1.055 PTT
CPNS
Formasi/Usul Formasi
36
1.567
PTT Realisasi
2011
-
23.818
-
20.432
2012
1.416
16.000
1.055
19.387
2013
2.329
8.933
1.567
15.931
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Gambar 3.2 Pemberangkatan Penempatan PTT Tahun 2013
2. Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui layanan kepegawaian (SILK). Seiring dengan tuntutan Reformasi Birokrasi dan kemajuan teknologi serta tuntutan masyarakat dalam pemberian pelayanan bidang kepegawaian agar lebih cepat, tepat dan transparan, maka proses administrasi kepegawaian merupakan perpaduan yang sinergi yang memungkinkan diperolehnya percepatan dan kemudahan dalam penyelesaian proses pengelolaan administrasi kepegawaian. Batas toleransi waktu yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian administrasi kepegawaian sudah merupakan kebutuhan dalam pemberian pelayanan prima melalui keterpaduan dari berbagai sistem yang dikembangkan maupun yang ditingkatkan/dikuatkan kualitasnya yang terintegrasi dengan sistem informasi layanan kepegawaian atau yang disebut dengan SILK. Prinsip pengelolaan administrasi kepegawaian melalui SILK berdampak pada penggunaan satu database pegawai yang terintegrasi secara penuh dengan database kepegawaian (SIMKA untuk PNS dan SIMPEG untuk PTT) sehingga meningkatkan kecepatan waktu dalam penyelesaian produk kepegawaian yang berdampak pada tertib administrasi, tepat jadwal dan aturan yang berlaku, menghindari hubungan langsung antara petugas
37
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
dengan klien (menghindari KKN), menghindari kesalahan produk dan menjadikan proses penyelesaian produk kepegawaian menjadi lebih transparan dikarenakan terinformasinya seluruh tahapan proses dan permasalahan secara otomatis dapat dan mudah diakses melalui website Biro Kepegawaian. Sebagai gambaran bahwa database pegawai (SIMKA/SIMPEG) sebelum terintegrasi dengan SILK masih sebatas untuk mendukung proses administrasi kepegawaian secara manual/berdiri sendiri/belum terintegrasi dengan sistem yang lainnya. Namun demikian dengan telah dikembangkan dan ditingkatkannya kualitas SILK saat ini dapat terintegrasi dengan SIMKA/SIMPEG dan dapat pula terintegrasi dengan sistem lainnya terkait pengelolaan database pegawai Kementerian Kesehatan untuk keperluan pengelolaan administrasi kepegawaian, sistem penilaian kerja pegawai, pengembangan pegawai, dan keperluan lainnya. Sebagai bukti bahwa jumlah domain website pada website Biro Kepegawaian di seluruh dunia menurut lembaga WebStatsDomain, memperoleh peringkat 91,966 dari jumlah 30.000.000 domain seperti tersebut pada Gambar 3.3 berikut ini: Gambar 3.3 Peringkat Website Biro Kepegawaian
38
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Untuk menjaga konsistensi/kualitas mutu dan transparansi dalam proses administrasi kepegawaian serta memberikan layanan yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilakukan sertifikasi oleh lembaga sertfikasi nasional melalui Sistem Manajemen Mutu (SMM) yaitu Sertifikasi ISO 9001:2008 pada produk-produk administrasi kepegawaian yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Hal ini berdampak pada proses pengelolaan administrasi kepegawaian secara otomatis sudah dikerjakan oleh integrasi kedua sistem tersebut yang dapat dilakukan secara online, prosesnya pun dapat dimonitor langsung oleh masyarakat melalui website Biro Kepegawaian. Sebagai contoh proses Administrasi Kepegawaian yang dapat dilihat secara transparan di website Biro Kepegawaian adalah proses Kenaikan Pangkat seperti terlihat pada Gambar 3.4 berikut ini: Gambar 3.4 Informasi Proses Kenaikan Pangkat
Dalam kurun waktu 2013, Biro Kepegawaian terus melakukan upaya dalam meningkatkan transparansi pelayanan administrasi kepegawaian melalui penguatan kualitas dan pengembangan Sistem Informasi berbasis WEB secara online.
39
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Biro Kepegawaian adalah dengan audit internal dan ekternal pada bulan Agustus 2013 dan penerapan Sistem Manajemen Mutu melalui sertifikasi
kembali
ISO
9001:2008 pada 14 (empatbelas) produk pengelolaan administrasi kepegawaian
yang
dilakukan
pada bulan November 2013. Selain itu alur dan mekanisme penyelesaian administrasi kepegawaian terus disempurnakan sebagaimana Gambar 3.5 berikut ini: Gambar 3.5 Bagan Mekanisme Usul dan Pengelolaan Proses Administrasi Kepegawaian
Keberhasilan sistem online dan penerapan sertifikasi ISO ini terlihat dengan semakin tertib administrasi dan tertib aturan dibidang kepegawaian, sehingga dapat diselesaikan dengan lebih cepat, lebih tepat, lebih transparan dan dapat dimonitor perkembangan proses kepegawaiannya. Demikian juga untuk produk administrasi kepegawaian yang lainnya terus dikembangkan seperti proses penyelesaian pensiun dan pemindahan dapat dimonitor
40
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
dalam website Biro Kepegawaian dengan jumlah sebagaimana Tabel 3.15 berikut ini: Tabel 3.15 Produk Administrasi Kepegawaian yang di kelola melalui SILK pada Penyelesaian SK Kenaikan Pangkat, Pemindahan dan Pensiun Tahun 2008 – 2013 Kegiatan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Kenaikan Pangkat
9.231
8.756
10.335
10.305
8.735
9.659
Pensiun
1.099
407
3.836
1.485
1.491
1.588
Pindah
2.992
1.769
1.334
710
4.334
829
13.322
10.932
15.505
12.500
TOTAL
14.560 12.076
Demikian juga untuk penyelesaian SK Jabatan Fungsional setiap tahun mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu tahun 2013 SK Jabatan Fungsional yang dapat diselesaikan sebanyak 8.919 SK (124,22%) dari target yang ditetapkan sejumlah 7.180 SK, sebagaimana dapat dilihat dalam Grafik 3.12 berikut ini: Grafik 3.12 Produk Administrasi Kepegawaian yang di kelola melalui SILK pada Penyelesaian SK Kenaikan Jabatan Fungsional Tahun 2011 – 2013
41
Target
2011 7.080
2012 7.110
2013 7.180
Realisasi
8.113
8.048
8.919
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Adapun pengukuran pada indikator kinerja presentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui Sistem Layanan Kepegawaian (SILK) adalah jumlah penyempurnaan, pengembangan dan penguatan kualitas fungsi-fungsi yang ada pada SILK terkait dengan pemanfaatan database pegawai SIMKA/SIMPEG terhadap jumlah produk administrasi kepegawaian. Secara umum, hasil capaian kinerja Biro Kepegawaian tahun 2013 pada indikator kinerja Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui layanan kepegawaian (SILK) telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 60% dengan realisasi 79%, yang tercermin dari proses administrasi kepegawaian semula dikelola secara manual saat ini telah beralih melalui SILK yang secara penuh sudah menggunakan satu database pegawai dan terintegrasi dengan SIMKA dan SIMPEG yang dilakukan satu pintu secara online. Namun demikian capaian kinerja ini dirasa masih belum optimal dan terus dikembangkan, disempurnakan dan ditingkatkan kualitasnya secara komprehensif. Sebagai gambaran jumlah produk pengelolaan administrasi kepegawaian yang dapat diselesaikan dan dikelola melalui SILK sebagaimana Tabel 3.16 berikut ini:
42
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Tabel 3.16 Jumlah Penyelesaian Produk Administrasi Kepegawaian melalui SILK No
Jenis Produk
Jumlah
1
Pengangkatan CPNS umum
1,048
2
Peningkatan Status PNS kurang 2 tahun
4,018
3
Pengangkatan Dokter/Dokter Gigi/Bidan PTT
5,701
4
Kenaikan Pangkat
10,557
5
Usul Pensiun BUP (Batas Usia Pensiun)
791
6
Kenaikan Gaji Berkala
571
7
Arsip Elektronik
962
8
Ujian Dinas
446
9
Ujian Penyesuaian Ijasah
504
10
Tugas Belajar
36
11
Kenaikan Jabatan Fungsional
12
Pengangkatan Pertama Jabatan Fungsional
13
Usul Penghargaan
14
Tatakelola Surat Masuk Jumlah
6,291 946 1,543 12,897 46,311
3. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK dan DBK Dalam rangka mewujudkan salah satu Misi Kementerian Kesehatan. yaitu: ”Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan”, Biro Kepegawaian terus melakukan upaya untuk mendukung misi tersebut melalui kegiatan pengangkatan, dan penempatan serta pemenuhan tenaga kesehatan dengan cara penugasan khusus di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) di 27 Provinsi. Untuk sementara ini pemenuhan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus baru terhadap jenis tenaga kesehatan. antara lain perawat, bidan, nutrisionis, sanitarian, analisis kesehatan, fisioterapis, kesehatan gigi,
43
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
farmasi, radiografer dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini terkait bahwa indikator kinerja ini semula pada tahun 2010 - 2011 dilaksanakan oleh Badan PPSDM Kesehatan dengan target yang tercantum pada dokumen perencanaan (Renstra dan RPK) merupakan target kumulatif, dimana baik pelaksanaan dan anggarannya di tahun 2010 – 2011 melekat pada Badan PPSDM Kesehatan, sedangkan sejak tahun 2012 pelaksanaan pendayagunaan tenaga
kesehatan
(D-III)
melalui
pengangkatan/perpanjangan
dan
penempatannya dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian untuk pemberian insentif dilaksanakan oleh Biro Umum Setjen Kemenkes, hal tersebut berkaitan dengan pengelolaan gaji/insentif/tunjangan lainnya di lingkungan Sekretariat Jenderal merupakan tugas pokok dan fungsi Biro Umum sesuai Permenkes 1144/2010. Sebagai tindak lanjutnya Biro Kepegawaian terus melakukan upaya penyempurnaan dan meningkatkan koordinasi lintas program, serta melakukan Midterm Reviewterkait pencapaian target kumulatif dan target pertahunya, sehingga untuk tahun 2013 pencapaian target pada indikator kinerja tenaga kesehatan yang didayagunakan di DTPK dan DBK dapat terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan. Sesuai dengan target yang ada di dokumen RKP Tahun 2013 dan Renstra Tahun 2010 – 2014, target dan capaian kinerja untuk tahun 2013 berjumlah 1.500 orang, sedangkan target Kumulatif berjumlah 5.320 orang, dengan realisasi tahun 2013 berjumlah 1.506 orang atau sebesar 100,40%, secara kumulatif realisasi berjumlah 5.826 orang atau 109,51%. Adapun kondisi capaian kinerja secara umum dari tenaga kesehatan yang telah didayagunakan dan diberi insetif di Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), dan Daerah Bermasalah dengan Kesehatan (DBK) secara keseluruhan telah melebihi target yang ditetapkan baik pertahunnya sebesar 100% dan secara kumulatif sebesar 109%. Sebagai gambaran dapat dilihat dalam Tabel 3.17 dan Grafik 3.13 berikut ini:
44
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Tabel 3.17 Target dan Realisasi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan melalui Penugasan Khusus dari Tahun 2010 – 2013 Target Capaian per tahun No
Tahun
1.
Target Capaian secara Kumulatif
Target
Realisasi
%
Target
Realisasi
%
2010
1.200
1.323
110
1.200
1.323
110
2.
2011
1.245
1.391
111
2.445
2.714
111
3.
2012
1.375
1.640
119
3.820
4.354
114
4.
2013
1.500
1.506
100
5.320
5.826
109
Grafik 3.13 Realisasi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Melalui Penugasan Khusus Tahun 2013
Realisasi
Perawat
Gizi
Kesling
Analis Kes.
Bidan
927
203
181
105
15
Farmasi Kes. Gigi Fisioter Radiogr Pereka apis afer m dan Infokes 52 20 1 1 1
4. Jumlah residen yang didayagunakan dan diberikan insentif Indikator kinerja tersebut juga pada tahun 2010 – 2011 dilaksanakan oleh Badan PPSDM Kesehatan dengan target yang tercantum pada dokumen perencanaan (Renstra dan RPK) merupakan target kumulatif. Pencapaian indikator ini membutuhkan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Oleh karena itu pencapaian indikator ini masih belum optimal dari target sejumlah 1.100 orang terpenuhi sejumlah 873 atau 79,36%, namun demikian dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dari target 1.000
45
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
orang terpenuhi sejumlah 658 orang atau sebesar 65%. Secara kumulatif juga belum ada peningkatan pencapaian target, pada tahun 2013 dari target sejumlah 3.650 orang pemenuhannya sejumlah 2.280 orang atau 62,47%, sedangkan di tahun 2012 dari target sejumlah 2.550 orang pemenuhannya sejumlah 1.407 orang atau sebesar 55%. Tingkat pencapaian yang belum optimal ini sangat dipengaruhi antara lain ketersediaan peserta PPDS-BK (residen) yang mengikuti pendidikan spesialis belum sesuai dengan jumlah target yang telah ditetapkan, hal tersebut dikarenakan adanya ketersediaan peserta PPDS-BK (residen) yang sedang mengikuti pendidikan spesialis, spesialisasinya belum sesuai dengan kebutuhan dilapangan, dan perbedaan kebijakan di setiap Fakultas Kedokteran penyelenggara pendidikan untuk kriteria penempatan residen yang akan ditugaskan ke daerah. Permasalahan lainnya adalah rendahnya komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung penempatan residen seperti rumah sakit yang belum siap menerima penempatan residen baik dari sisi penyediaan
sarana
penunjang
kinerja
residen
(ketersediaan
alat,
farmasi/obat-obatan, dan sarana pelayanan kesehatan lainnya) maupun penyediaan anggaran/keuangan untuk pemberian insentif tambahan dalam penugasan residen ke daerah, hal ini sangat berdampak pada penempatan residen yang lebih berminat di kota-kota besar yang telah menyediakan tambahan pemberian insetip lebih dengan didukung oleh sarana dan prasarana kinerja lainnya yang sangat memadai seperti perumahan, transportasi, dan lain-lain. Berdasarkan dari uraian sebagaimana tersebut diatas, secara umum pencapaian target pada indikator kinerja Biro Kepegawaian pada tahun 2013 telah mencapai target yang telah ditetapkan. Namun demikian, berdasarkan data dilapangan dan sesuai hasil telaahan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa indikator kinerja nomor 4 (empat) yaitu Jumlah residen yang didayagunakan dan diberikan insentif akan sulit dicapai.
46
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Melihat kondisi capaian kinerja yang sulit untuk dicapai tersebut, Biro Kepegawaian terus melakukan berbagai upaya melalui meningkatkan peran dan fungsi koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor seperti koordinasi dengan Badan PPSDM Kesehatan terkait pemetaan jumlah peserta pendidikan PPDS-BK, koordinasi dengan Tim UKP-4 dan Bappenas melalui Biro Perencanaan dan Anggaran Setjen Kemenkes sesuai dengan surat dari Biro Kepegawaian Setjen Kemenkes Nomor KP.01.02.1.2.0248 Tanggal 16 Januari 2013 perihal Tindak Lanjut Rapat tentang Penyampaian Laporan Capaian Kegiatan terkait usul perubahan target capaian kinerja untuk indikator kinerja Jumlah residen yang didayagunakan dan diberi insentif dan meningkatkan
koordinasi
dengan
Pemerintah
Daerah
Gubernur/Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota terkait dukungan dan komitmen dalam pendayagunaan residen yang akan ditempatkan di daerahnya, serta meningkatkan fungsi koordinasi dengan Fakultas Kedokteran penyelenggara pendidikan terkait kesepahaman dan keselarasan bagi peserta didik (PPDS-BK) yang telah siap ditempatkan dan didayagunakan di daerah. Sebagai gambaran pencapaian target pada indikator ini dapat dilihat sesuai tabel dan Tabel 3.18 dan Grafik 3.14 berikut ini: Tabel 3.18 Realisasi Residen yang didayagunakan dari Tahun 2010 – 2013
No
47
Target Capaian secara Kumulatif
Target Capaian per tahun
Tahun Target
Realisasi
%
Target
Realisasi
%
1.
2010
700
370
52
700
370
52
2.
2011
850
379
44
1.550
749
48
3.
2012
1.000
658
65
2.550
1.407
55
4.
2013
1.100
873
79
3.650
2.280
62
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.14 Realisasi Tenaga Kesehatan yang didayagunakan di DTPK dan DBK Tahun 2011 – 2013
Target
2011 850
2012 1.000
2013 800
Realisasi
376
658
873
D. Kegiatan Pendukung Capaian Kinerja Untuk mendukung mencapai sasaran indikator yang telah ditetapkan terkait Program Pembinaan Administrasi Kepegawaian, maka ditetapkan beberapa kegiatan pokok dan pendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, terdiri dari: 1. Menyusun rencana kebutuhan, pelaksanaan seleksi, pengangkatan dan penempatan pegawai serta evaluasinya. Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi jumlah formasi CPNS/PNS yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan
pegawai
sesuai
dengan
kebutuhan
organisasi
dan
kompetensinya, kegiatannya antara lain meliputi: a) Penyusunan formasi CPNS, keluaran/output: tersusunnya formasi CPNS Kemenkes, dengan hasil/outcome: terpenuhinya kebutuhan CPNS/PNS di unit kerja Kemenkes. b) Analisis kebutuhan PTT,
keluaran/output: tersusunnya rencana
kebutuhan PTT, hasil/outcome: tersedianya data dan pemenuhan kebutuhan PTT yang mencukupi di pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) di daerah DTPK dan DBK.
48
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
c) Monitoring
penempatan/penarikan
tenaga
kesehatan
PTT,
keluaran/output: distribusinya tenaga PTT secara merata, sedangkan hasil/outcome: terpenuhinya tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan, sebagaimana Grafik 3.15 berikut ini: Grafik 3.15 Rekapitulasi Keberadaan Tenaga Kesehatan PTT (dr/drg/Bidan) Keadaan 31 Desember 2013
d) Monitoring peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS-BK) dan penerima beasiswa, dengan keluaran/output: adanya dokumen data keberadaan peserta PPDS, hasil/outcome: tersedianya tenaga PPDS di Saryankes, sebagaimana Grafik 3.16 berikut ini: Grafik 3.16 RekapitulasiPesertaPendidikan PPDS-BK Keadaan 31 Desember 2013
2. Percepatan penyelesaian proses administrasi kepegawaian Kegiatan ini bertujuan untuk memperlancar alur administrasi pelayanan kepegawaian dan meningkatkan mutu PNS Kemenkes Pusat melalui pembinaan administrasi kepegawaian kegiatannya meliputi:
49
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
a) Percepatan proses administrasi peningkatan status PNS, dengan keluaran/output: SK PNS, dan hasil/outcome: diterbitkan dan diterimanya SK peningkatan status dari CPNS menjadi PNS tepat waktu. b) Percepatan proses administrasi Jabatan Struktural, Ujian Dinas, Penyesuaian Ijazah, dan Diklat, keluaran/output: SK Pengangkatan dalam Jabatan Struktural, Sertifikat Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah, dan SK Peserta Diklat, dan hasil/outcome: diterbitkan dan diterimanya SK serta sertifikat tepat waktu dan sasaran, sebagaimana Grafik 3.17. Grafik 3.17 Penyelesaian SK Pengangkatan dalam Jabatan Struktural Tahun 2011 – 2013
Target
2011 1.201
2012 388
2013 388
Realisasi
1.201
761
314
Apabila dilihat dari grafik tersebut diatas menggambarkan bahwa capaian kegiatan SK Pengangkatan dalam Jabatan Struktural tahun 2013 dibawah target yang ditetapkan, hal ini terkait dengan diterbitkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negeri khususnya yang terkait dengan batas usia pensiun PNS. Sedangkan capaian kegiatan ujian dinas dan penyesuaian ijasah dapat disajikan dalam Grafik 3.18 berikut ini:
50
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.18 Penyelesaian SK Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah dari Tahun 2011 – 2013
Ujian Dinas
2011 324
2012 343
2013 223
Ujian Penyesuaian Ijasah
308
444
169
Adapun capaian kegiatan dari penyelesaian SK Peserta Diklat PIM I, II, III dan IV sebagaimana tersebut dalam Grafik 3.19 berikut ini: Grafik 3.19 Penyelesaian SK Diklat PIM I, II, III dan IV dari Tahun 2011 – 2013
2011
Diklat PIM I 2
Diklat PIM II 7
Diklat PIM III 188
Diklat PIM IV 149
2012
-
2
61
119
2013
3
5
79
199
c) Percepatan proses administrasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan Pejabat Negara, Pegawai dan CPNS, dengan keluaran/output: surat pemanggilan check-up dan SK TPK/DPT, sedangkan hasil/outcome:
51
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
diterbitkannya surat pemanggilan check-up dan SK TPK/DPT serta terpeliharanya kesehatan, sebagaimana Grafik 3.20 berikut ini: Grafik 3.20 Pemeriksaan Kesehatan Bagi Pejabat Negara dari Tahun 2011 – 2013
Target
2011 700
2012 500
2013 1.000
Realisasi
700
500
942
3. Percepatan proses penyelesaian pengelolaan administrasi pemberian penghargaan/kehormatan dari Presiden dan Menkes Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kesetiaan, pengabdian dan motivasi bagi PNS yang kepadanya diberikan penghargaan dan menimbulkan teladan bagi PNS yang lain, antara lain: a) Percepatan penyelesaian daftar usul penerima tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden, keluaran/output: jumlah pegawai
yang
menerima
penghargaan
Presiden,
dengan
hasil/outcome: penerima tanda penghargaan/kehormatan dapat diusulkan
dan
diselesaikan
lebih
tepat
waktu,
sebagaimana
Grafik 3.21 berikut ini:
52
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.21 Penyelesaian Tanda Kehormatan/Penghargaan dari Presiden Tahun 2011 – 2013
Target
2011 3.332
2012 4.465
2013 2.950
Realisasi
3.250
3.018
3.054
b) Percepatan
penyelesaian
tanda
penghargaan
dari
Menkes
keluaran/output: jumlah pegawai yang menerima penghargaan Menkes, sedangkan hasil/outcome: tanda penghargaan dari Menkes dapat diselesaikan lebih tepat waktu, sebagai gambaran Grafik 3.22 berikut ini: Grafik 3.22 Penyelesaian Tanda Kehormatan/Penghargaan dari Menteri Kesehatan Tahun 2011 – 2013
53
Target
2011 2.700
2012 2.491
2013 1.850
Realisasi
2.628
1.974
1.849
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
4. Pengelolaan database kepegawaian Kegiatan ini bertujuan tersedianya satu database pegawai dalam SIMKA yang akurat dan ter-update dengan baik serta peningkatan pelayanan berkas/dokumen pegawai, dengan kegiatannya sebagai berikut: a) Pemutakhiran data pegawai, keluaran/output: satu database pegawai yang update, dengan hasil/outcome: tersedianya satu database kepegawaian yang sesuai kebutuhan organisasi dan pegawai, sebagaimana Grafik 3.23 berikut ini. Grafik 3.23 Rekap Pegawai Kemenkes RI Berdasarkan Unit Utama
Dosir dan retensi dokumen pegawai, keluaran/output: tersedianya dokumen kepegawaian,
dengan hasil/outcome: tersedia dan
terpeliharanya dokumen kepegawaian dengan baik, sebagai gambaran dapat dilihat pada Grafik 3.24 berikut ini:
54
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
Grafik 3.24 Data Keadaan Pegawai Kemenkes
5. Peningkatan dukungan operasional dan dukungan administrasi kepegawaian. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu PNS Kementerian Kesehatan Pusat melalui pembinaan administrasi kepegawaian, dengan kegiatannya meliputipembinaan administrasi kepegawaian, Pengelolaan administrasi keuangan, penyusunan rencana kerja dan anggaran unit kerja, bimtek pengelola keuangan dan pengadaan barang dan jasa, evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana strategis unit kerja, perencanaan program tahun yang akan datang, pengadaan alat pengolah data, serta evaluasi program/kegiatan, dengan keluaran/output: dokumen perencanaan program kegiatan, monitoring dan evaluasi program kegiatan, sedangkan hasil/outcome: tersedianya dokumen perencanaan, monitoring dan evaluasi serta terolahnya data pegawai dengan cepat dan efisien. 6. Pengelolaan sistem karir dan renumerasi PNS Dukungan kegiatan untuk memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mengembangkan diri selama meniti karir serta meningkatkan kinerja
55
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
pegawai. Kegiatan dukungan pembinaan yang diperlukan antara lain meliputi: a)
Workshop Penerapan Sasaran Kerja Individu Keluaran/output: pelaksanaan workshop penerapan Sasaran Kerja Individu/Pegawai (SKI/SKP), sedangkan hasil/outcome: diperoleh peta kemampuan dan keahlian tiap-tiap pegawai.
b)
Penilaian Kompetensi Pegawai Keluaran/output:
dokumen
daftar
penilaian
kompetensi
pegawai/individu, sedangkan hasil/outcome: diperolehnya peta kompetensi individu dan adanya kesesuaian antara pegawai yang dinilai dengan kompetensi yang dimilikinya. c)
Menyusun Informasi Harga Jabatan (Job Class) Keluaran/output: dokumen harga jabatan (Job Class), dengan hasil/outcome: diperolehnya dokumen informasi harga Jabatan.
d)
Menyusun pedoman pola karier berbasis kompetensi dan kinerja Keluaran/output: tersedianya Pedoman, sedangkan hasil/outcome: terlaksananya sistem karier berbasis kompetensi dan kinerja.
7. Meningkatkan kemampuan SDM Biro Kepegawaian Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas SDM di lingkungan Biro Kepegawaian Setjen Kementerian Kesehatan, dengan kegiatannya melalui peningkatan kapasitas SDM pegawai, keluaran/output: jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan, pelatihan ketrampilan dan teknis dalam rangka meningkatkan pengetahuan guna pelaksanaan tugas, sedangkan hasil/outcome: meningkatnya pengetahuan/ketrampilan dan kapasitas jumlah pegawai. 8. Pengembangan dan pemantapan peraturan dan kebijakan bidang kepegawaian Kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan, mengatur dan me-review peraturan dan kebijakan mengenai kepegawaian, sekaligus menjamin kepastian hukum bagi pegawai, dengan kegiatannya antara lain: 56
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
a. Review peraturan dan penyusunan juklak/juknis kepegawaian Keluaran/output: dokumen Standar Operasional Prosedur (SPO) yang terkait dengan syarat – syarat administrasi, jalur proses yang harus dilalui, batas waktu toleransi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan mutasi kepegawaian di lingkungan Kemenkes, sedangkan hasil/outcome: diperolehnya persamaan persepsi dalam menangani dan menyelesaikan mutasi kepegawaian di lingkungan Kemenkes. b. Bimtek
penyelesaian
masalah
kepegawaian
para
pejabat
yang
menangani kepegawaian. Keluaran/output: diperolehnya persamaan persepsi dalam menyelesaikan masalah kepegawaian, sedangkan hasil/outcome: terlaksananya penyelesaian masalah kepegawaian secara lebih cepat, efektif dan tepat dalam penerapan hukum. c. Konsolidasi
penanganan
kasus-kasus
hukum.
Keluaran/output:
diperolehnya persamaan persepsi dalam menyelesaikan masalah lintas program/lintas
sektor
(pendampingan
penyelesaian
masalah
kepegawaian), hasil/outcome: terselesaikannya masalah kepegawaian. d. Sosialisasi Kepmenkes tentang kebijakan kepegawaian Keluaran/output:
terinformasinya
Kepmenkes
tentang
Kebijakan
Kepegawaian, sedangkan hasil/outcome: diperolehnya persamaan persepsi dalam memahami Kepmenkes tentang kebijakan kepegawaian. 9. Melaksanakan penegakan hukuman disiplin Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin ketaatan dan atau ketertiban pegawai (Penerapan Peraturan dan Kebijakan Kepegawaian) dengan penyelesaian masalah kepegawaian, dengan keluaran/output: jumlah pegawai yang menerima hukuman disiplin, sedangkan hasil/outcome: tercapainya penyelesaian masalah kepegawaian di lingkungan Kemenkes. 10.
Peningkatan dan pengembangan media nformasi Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan arus pertukaran informasi serta meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi, dengan jenis kegiatan antara lain:
57
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
a)
Rapat koordinasi pengelolaan kepegawaian Keluaran/output: meningkatnya pemahaman terhadap perubahan peraturan-peraturan di bidang kepegawaian bagi para pengelola kepegawaian pada UPT Kemenkes di Pusat dan di Daerah, dengan hasil/outcome: terinformasinya perubahan peraturan-peraturan di bidang kepegawaian guna menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari.
b)
Pertemuan koordinasi lintas sektor dan lintas program Keluaran/output:
terintegrasi
dan
terkoordinirnya
manajemen
kepegawaian bagi para pengelola kepegawaian pada UPT Kemenkes di Pusat dan di Daerah dalam mendukung visi dan misi kementerian. Hasil/outcome: peningkatan pemahaman pelayanan kepegawaian yang prima. c)
Sosialisasi Simweb Kepegawaian Keluaran/output: Proses pengelolaan administrasi kepegawaian di Pusat/UPT/Unit kerja berbasis IT menggunakan SILK secara online. Hasil/outcome:
Proses
pengelolaan
penyelesaian
administrasi
kepegawaian dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat sasaran dan mengurangi kekeliruan/tidak dijumpai kesalahan. d)
Pengembangan Media Informasi Keluaran/output : Tersedianya media informasi yang lengkap, mudah diakses dan up to date, sedangkan hasil/outcome: adanya kemudahan dalam memperoleh informasi kepegawaian.
e)
Peningkatan pelayanan kepegawaian Keluaran/output: terkelolanya pelayanan kepegawaian yang prima di Unit Pelayanan Terpadu (ULT) di lantai 5 pada loket 10 dan 11, dengan hasil/outcome: Meningkatnya pelayanan kepegawaian yang cepat, tepat waktu dan sasaran, efisien, bersih serta terpadu.
58
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
E. Upaya mempertahankan WTP dan Reformasi Birokrasi a)
Upaya mempertahankan WTP Dalam rangka mendukung mewujudkan Grand Strategis Raih WTP 2012 telah melakukan percepatan inventarisasi dan penatausahaan BMN (Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan) di lingkungan Biro Kepegawaian yang bertujuan mewujudkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan BMN secara optimal di lingkungan Kemenkes. Oleh karena itu, Biro Kepegawaian terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan BMN
antara
lain
mengusulkan
penilaian
kembali
BMN
dalam
penghapusan kepada instansi terkait (KPKNL Jakarta II), atas BMN yang secara teknis tidak dapat digunakan karena kondisinya sudah tidak layak pakai (rusak berat dan/atau tidak diketahui keberadaannya) dan tidak ekonomis apabila diperbaiki mengingat BMN tersebut telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa. Pengajuan usul investigasi ke Biro keuangan dan BMN terkait BMN yang telah dinyatakan hilang oleh pihak berwenang sesuai dengan surat Kepala Biro Kepegawaian Nomor TU.01.02/4/3/2886/2013 Tanggal 31 Oktober 2013 perihal permohonan pelaksanaan pemeriksaan khusus terkait kehilangan BMN pada Satker Biro Kepegawaian. Melakukan penelaahan kembali terhadap alokasi anggaran, rencana penyerapan anggaran dan penyerapannya terkait dengan kesinambungan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan terhadap program-program prioritas, serta melakukan monitoring dan evaluasi dengan penekanan terhadap pengendalian dan pengawasan secara berkala. b)
Reformasi Birokrasi Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
mendukung
Reformasi
Birokrasi
dilingkungan Kementerian Kesehatan. Biro Kepegawaian memiliki peran dan fungsi di dalam penataan SDM Aparatur, dengan jenis kegiatan antara lain: 59
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013
a. Monitoring dan evaluasi pelaksanakan Analisis Jabatan Biro Kepegawaian yang memiliki tugas penataan SDM Aparatur Kesehatan (Pokja III Reformasi Birokrasi) terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Analisis Jabatan pada jenis Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) maupun Jabatan Fungsional Umum (JFU) yang ada di Kementerian Kesehatan, terkait perlunya penyesuaian dan perbaikan uraian jabatan tertentu pada jenis jabatan tertentu (perawat, dokter, dokter gigi, bidan dll) antara tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya dengan tempat tugasnya (seperti dokter pada KKP, dokdiknis pada Poltekkes, dll) b. Monitoring dan evaluasi pelaksanakan Evaluasi Jabatan Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap Jabatan dan Tata Hubungan Kerja (Tahubja) di lingkungan Biro Kepegawaian terkait perlunya penyempurnaan dan penyesuaian struktur organisasi dan tata kerja Biro Kepegawaian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi. c. Penyiapan pemberlakukan system Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Dalam rangka mewujudkan pembinaan PNS berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja sesuai dengan Perturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS, Biro Kepegawaian terus melakukan berbagai langkah-langkah dan upaya dalam penyiapan instrument penilaian prestasi kerja pegawai, terutama dengan membangun system penilaian prestasi kerja pegawai yang berbasis WEB dan terintegrasi dengan database kepegawaian (SIMKA) serta dapat dilakukan secara online.
60
LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013