BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja menggambarkan capaian kinerja sasaran atas Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah daerah kabupaten Semarang. Perjanjian Kinerja tersebut merupakan prasyarat untuk melakukan
pengukuran kinerja dan merupakan target kinerja yang harus dicapai sebagai wujud
komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja yang merupakan perbandingan antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result) untuk mengetahui celah kinerja (performance gap). Atas celah tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui penyebab keberhasilan dan kegagalannya. Jika berhasil akan menjadi dasar dalam penetapan target tahun berikutnya, dan jika gagal akan menjadi bahan perbaikan untuk peningkatan kinerja di masa datang (performance improvement). Untuk lebih menggambarkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut : Skala
Kategori
Lebih dari 100% 75 s/d 100%
Cukup Berhasil/cukup baik
55 s/d 75%
Kurang Berhasil/kurang baik
Kurang dari 55 A.
Sangat Berhasil/sangat baik
Tidak Berhasil/tidak baik
CAPAIAN KINERJA IKU Perjanjian kinerja tahun 2014 Pemerintah daerah Kabupaten Semarang yang disusun pada awal tahun 2014 memasukkan perjanjian kinerja pencapaian IKU Pemerintah Kabupaten Semarang. Oleh karena itu laporan kinerja tahun 2014 menyajikan capaian kinerja yang mendukung pencapaian IKU Pemerintah Daerah Kab.Semarang tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tujuan 1 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 1. Sasaran 1 : Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin No
Indikator Kinerja Utama
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Prosentase pelayanan Jamkesmas Prosentase Pelayanan Jamkesda Prosentase Pelayanan Puskesmas kepada Maskin Rata – Rata Capaian Kinerja IKU
Sat
Target 2014
Realisasi 2013
2014
Capaian (%)
1
%
18.91
45.72
39.22
207.40
%
9.97
21.86
30.75
308.42
%
28,94
46,56
43.28
149,5 221,7
Rata Rata Capaian Kinerja Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin pada tahun 2014 sebesar 221,7 % atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian Indikator Kinerja yang telah memenuhi target. Faktor-faktor pendukung tercapainya sasaran Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 30
miskin pada tahun 2014 antara lain : 1.
Dana untuk memenuhi kebutuhan obat baik esensial maupun generic tersedia dengan cukup. Sumber anggaran untuk memenuhi kebutuhan obat pada tahun 2014 sebagian besar berasal dari dana alokasi khusus bidang kesehatan sub bidang pelayanan kefarmasian, BPJS dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
2.
Pengawasan obat pada sarana distribusi obat terlaksana seratus persen karena ada komunikasi yang baik antara dinas kesehatan dengan pemilik sarana apotek maupun apoteker penanggung jawab apotek.
Prosentase pelayanan jamkesmas dan jamkesda terlaksana di atas target kinerja disebabkan karena : 1.
Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional yang diperluas dengan Jamkesda Integrasi ke BPJS. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan Jaminan Sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Semarang terdiri dari quota Jaminan Kesehatan Masyarakat sebesar 270.834 orang yang secara otomatis menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional ditambah dengan Jamkesda integrasi yaitu peserta Jaminan Kesehatan Daerah yang didaftarkan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Semarang sebesar 13.003 orang. Jamkesda integrasi terdaftar sebagai Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Semarang.
2.
Adanya kerjasama yang baik dengan Rumah Sakit di Kabupaten Semarang maupun luar Kabupaten Semarang.
3.
Terjangkaunyajarak
fasilitas
kesehatan.
Dinas
Kesehatan
telah
merealisasikan
pembangunan 5 unit PKD (Pos Kesehatan Desa), 2 Rumah Dinas tenaga medis, 1 Rumah Dinas tenaga paramedis dan 5 unit ambulance Puskesmas serta alat kesehatan di 26 Puskesmas. Gambaran jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel III.1.a Fasilitas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2010-2014 2010 2011 2012 1612 1625 1.626 25 27 27 152 152 155
FASILITAS Posyandu Polindes PKD Puskesmas a. Induk : Perawatan Non perawatan b. Pembantu c. Keliling d. BP/klinik Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C Rumah Sakit Umum Swasta Tipe C Tipe D Apotek
Sumber Data Dinas Kesehatan Tahun 2014
2013 1.636 21 157
2014 1645 21 157
12 14 68 45 67
12 14 68 45 69
12 14 68 38 68
12 14 68 34 70
12 14 68 41 23
2
2
2
2
2
1 57
2 64
1 1 73
1 1 77
1 1 79
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 31
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin tidak dapat dibandingkan dengan rata-rata capaian tahun sebelumnya karena perbedaan pengelompokkan indikator kinerja. Terjadi penurunan kunjungan Jamkesmas (peserta BPJS PBI) dari tahun 2013 sebesar 12.513 yaitu dari 123.830 menjadi 111.317 kunjungan. Demikian pula pelayanan kesehatan pasien miskin melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) pada tahun 2014 telah melayani sebanyak 11.517 pasien, angka ini meningkat sebesar 3.209 apabila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana tahun 2013 melayani sebanyak 8.308 pasien. Sampai dengan tahun 2014, capaian kinerja Indikator Kinerja Prosentase Pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda telah mencapai 39.22% dan 30.75 %. Capaian tersebut telah melampaui target pada akhir periode RPJMD sebesar 17,05% dan 4,78%. Jumlah pasien miskin yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jamkesmas di Puskesmas mencapai 111.317 kunjungan atau 39.22% dari 283.829 jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Semarang dan jumlah masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan melalui Jamkesda sebesar 11.517 kunjungan atau 30.75% dari jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Semarang. Meskipun kategori rata-rata capaian indikator kinerja Pemerintah Daerah sangat baik, namun, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut karena adanya regulasi baru terkait dengan perijinan klinik yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014. Di dalam Permenkes tersebut mengatur bahwa semua fasilitas kesehatan yang masih berstatus Balai Pengobatan /Rumah Bersalin harus berubah menjadi klinik. Pada tahun 2014 dari 69 (enam puluh Sembilan) fasilitas kesehatan tingkat pertama milik swasta ( Balai Pengobatan/Rumah bersalin) yang telah mengajukan ijin klinik baru sejumlah 23 klinik. Jika dibandingkan dengan target
kinerja SPM Bidang Kesehatan, maka capaian
indikator kinerja Prosentase Pelayanan Puskesmas Kepada Masyarakat Miskin Kabupaten Semarang sebesar 43,28 % atau 122.834 kunjungan pasien dengan menggunakan jamkesmas dan jamkesda tersebut jauh melebihi standar SPM Bidang Kesehatan Kabupaten yang pada tahun 2014 ditarget hanya 39,21 % dengan 111.317 pasien masyarakat miskin dari 283.837 orang kategori miskin yang dilayani di puskesmas. 2. Sasaran 2 : Meningkatnya akses kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas No
Indikator Kinerja Utama
1 2
Rasio posyandu (per satuan balita) Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Rasio dokter persatuan penduduk Rasio tenaga medis persatuan penduduk Cakupan pelayanan puskesmas Prosentase Desa/Kelurahan Universal
3 4 5 6 7
Sat
Target 2014
% %
22 0.38
%
Realisasi 2014
Capaian (%)
29.09 0.37
22.93 0.30
104.23 78.95
0.004
0.004
0.004
100
% %
0.3 0.3
0.31 0.31
0.39 0.39
130 130
% %
18.91 100
45.72 100
39.22 100
207.4 100
2013
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 32
No
Indikator Kinerja Utama Child Immunization Prosentase jumlah indicator kinerja SPM Pelayanan Kesehatan yang memenuhi target RPJMD Rata – Rata Capaian Kinerja
8
Sat
%
Target 2014
100
Realisasi 2013
2014
Capaian (%)
87,5
87.5
77,22
117,26
Rata Rata Capaian Kinerja Meningkatnya akses kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas pada tahun 2014 sebesar 117,26 % atau SANGAT BAIK.
Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 7 (tujuh) Indikator
Kinerja yang telah memenuhi target. Pada tahun 2014 di Kabupaten Semarang terdapat 4 unit Rumah sakit, yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, dan 2 rumah sakit swasta yaitu RS Bina kasih dan RS Ken Saras. Rasio rumah sakit di Kabupaten Semarang sebesar 0,004 per 1000 penduduk. Jumlah puskesmas tahun 2014 di Kabupaten Semarang sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 12 puskesmas dan non perawatan sebanyak 14 puskesmas. Puskesmas pembantu sebanyak 68 unit, Pos Kesehatan Desa (PKD) sebanyak 157 unit, polindes sebanyak 27 unit. Jumlah klinik sebanyak 23 unit menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 59 unit (termasuk Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin). Hal ini disebabkan karena pada Tahun 2014 Kementrian Kesehatan RI mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klinik dimana semua fasilitas kesehatan yang masih berstatus Balai Pengobatan/Rumah Bersalin harus berubah menjadi klinik. Total jumlah puskesmas, pustu, PKD, polindes, dan klinik sebanyak 295 unit, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk 2014 sebanyak 989.399 jiwa diperoleh angka rasio sebesar 0,30 per 1000 penduduk atau 3 per 10.000 penduduk. Rasio tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dimana rasio puskesmas, poliklinik dan pustu persatuan penduduk adalah 1 fasilitas kesehatan per 10.000 penduduk. Cakupan puskesmas sebesar 136,84% dan cakupan pustu sebesar 28,94%. Cakupan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Semarang menunjukkan trend kenaikan dari tahun 2013 sebesar 34,29% menjadi 102,58% di tahun 2014,dan persentase cakupan rawat jalan di Kabupaten Semarang di tahun 2014 sudah di atas target nasional sebesar 15%. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya yang bebas biaya dan mudah diakses sehingga tingkat kunjungan di puskesmas cenderung mengalami peningkatan. Faktor-faktor pendukung tercapainya sasaran Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin pada tahun 2014 antara lain : 1. Dana untuk memenuhi kebutuhan obat baik esensial maupun generic tersedia dengan cukup. Sumber anggaran untuk memenuhi kebutuhan obat pada tahun 2014 sebagian besar berasal dari dana alokasi khusus bidang kesehatan sub bidang pelayanan kefarmasian, BPJS dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 33
2. Pengawasan obat pada sarana distribusi obat terlaksana seratus persen karena ada komunikasi yang baik antara dinas kesehatan dengan pemilik sarana apotek maupun apoteker penanggung jawab apotek. Kematian Bayi telah melampaui target RPJMN, sedangkan AKI masih dibawah target RPJMN. Persentase neonatus resiko tinggi dengan komplikasi yang ditangani telah melampaui target RPJMD Provinsi, sedangkan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan Cakupan kunjungan bayi masih di bawah target RPJMD Provinsi. Berikut
merupakan
capaian
SPM
Pelayanan
Kesehatan
Kabupaten
Semarang
apabila
dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2014 : Tabel III.1.b Capaian SPM Pelayanan Kesehatan Tahun 2014 dengan Target RPJMD Tahun 2014
No 1
2
Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Cakupan kunjungan bayi. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI). Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Penderita DBD yang Ditangani Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. Jamkesmas Jamkesda
Target RPJMD Tahun 2014 90
94.32
93.72
90 100
84.33 100
98.60 100
100
100
100
60
25.52
17.87
100
100
100
18,91 9,97
45,72 18,72
39,22 30,75
2013
2014
Sedangkan untuk capaian Prosentase jumlah indicator kinerja SPM Pelayanan Kesehatan yang memenuhi target RPJMD pada tahun 2014 adalah 87,5 atau 7 indikator dari 8 Indikator yang tercantum dalam RPJMD telah melampaui target dan yang belum mampu mencapai target adalah indicator Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit untuk Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif baru tercapai 188 pasien baru TB BTA positif yang ditemukan dan diobati dari 1052 perkiraan pasien baru TB BTA positif hal ini disebabkan Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati sebanyak 188 kasus, dengan cakupan CDR (case detection rate) sebesar 17,87% (188 orang jumlah BTA positif / 1.052 orang jumlah penduduk perkiraan BTA positif). Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 15,11%. Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) tahun 2014 sebesar 97,38% (jumlah pasien TB yang sembuh 186, dibagi jumlah pasien yang diobati 191 pasien), angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 dimana angka kesembuhan sebesar 87,6%. Peningkatan persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) bisa tercapai berkat kesadaran masyarakat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 34
yang secara konsisten menjalani proses pengobatan sesuai standar pengobatan penyakit TBC dengan pendampingan dari pengawas minum obat (PMO). 3. Sasaran 3 : Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat No 1 2 3 4 5
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target
Rata rata Angka Harapan Hidup pertahun Rata Rata Angka Kematian Bayi Rata Rata Angka Kematian Ibu Rata Rata Angka Kematian Balita Cakupan Desa Siaga Aktif Rata –Rata capaian kinerja
/kh
72.4
2013 72,6
Realisasi 2014 72,92
/kh /kh /kh %
8.06 107 10 100
11,95 120,22 13,44 100
10,25 144,31 10,90 100
% 100,58 127 134,9 109 100 114,3
Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang dalam mewujudkan sasaran pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat pada tahun 2014 adalah sebesar 114,3 % atau Sangat Baik Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 5 indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2014 sebesar 10,25 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini menurun dibandingkan kondisi di tahun 2013 dimana AKB sebesar 11,95 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian bayi usia 0-1 tahun di tahun 2014 sebanyak 142 kasus. Jumlah ini menurun dibandingkan jumlah kematian bayi di tahun sebelumnya, dimana di tahun 2013 jumlah bayi meninggal sebanyak 169 kasus.Dari 142 kasus kematian bayi di tahun 2014, penyebab terbesar adalah BBLR 40,14% dan asfiksia 21,83%, sedangkan sisanya disebabkan penyakit infeksi, aspirasi (tersedak), kelainan kongenital (kelainan bawaan), illeus, diare,
pneumonia, dan lain-lain. Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak pada usia 0-7 hari yaitu sebesar 73,94% (105 bayi), usia 29 hari-1 tahun sebesar 20,42% (29 bayi) dan usia 8-28 hari sebesar 5,63% (8 bayi).
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyebab Kematian Bayi
BBLR Asfiksia Infeksi Aspirasi Kelainan congenital Illeus Diare DBD Pneumonia Lain-lain Jumlah Prosentase kematian bayi berdasar usia
Tabel III.1.c Data Kematian Bayi Tahun 2014 Jumlah bayi meninggal berdasarkan usia kematian 0-7 hari 8-28 hari 29 hari-1 tahun 55 2 0 29 2 0 4 0 0 6 1 4 5 2 0 0 0 3 0 0 5 0 0 0 0 0 1 6 1 16 105 8 29 73,94 5,63 20,42
Jumlah
% Penyebab
57 31 4 11 7 3 5 0 1 23 142 100
40,14 21,38 2,82 7,75 4,93 2,11 3,52 0 0,70 16,20 100
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2014
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 35
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 sebesar 144,31 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 dimana AKI di tahun 2013 sebesar 120,22 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu hamil/bersalin/nifas pada tahun 2014 sebanyak 20 orang dan di tahun 2013 sebanyak 17 orang.Dari 20 kematian ibu, penyebab kematian terbesar adalah kasus perdarahan sebanyak 8 kasus, hipertensi dalam kehamilan 5 kasus,
emboli air ketuban 2 kasus, encepalitis 1 kasus, cardiomyopatipost partum1 kasus, Sepsis 1 kasus, penyakit jantung 1 kasus dan infeksi an aerob 1 kasus. Dalam rangka peningkatan kesehatan ibu, beberapa upaya telah dilakukan di tahun 2014, antara lain: a. Peningkatan kualitas SDM dengan mengikutsertakan bidan pada Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, dan Pelatihan
Clinical Instructur.Serta peningkatan kompetensi bidan dengan kasus kematian ibu melalui magang di Rumah Sakit Umum Daerah. b. Peningkatan Manajemen dengan melaksanakan jejaring ibu bayi selamat dan Maternal
Mortality Meeting (M3) di tingkat kecamatan dan tingkat desa.Jejaring ibu bayi selamat adalah suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan semua elemen terkait untuk menyelamatkan ibu hamil, bersalin, dan nifas, beserta bayinya dengan membentuk kemitraan. Strategi yang diterapkan dalam kegiatan jejaring ibu bayi selamat antara lain mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada secara komprehensif, efektif, dan efisien, mengoptimalkan peran seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program, dan membangun kemitraan dengan membentuk jejaringkomunikasidan informasi yang efektifefisien. Dalam jejaring ibu bayi selamat kegiatan yang dilaksanakan antara lain deteksi dini ibu hamil resiko tinggi, perencanaan persalinan utamanya yang beresiko, penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, menyusun dan memberlakukan protap rujukan, menentukan jejaring rujukan dengan rumah sakit, danmemanfaatkan teknologi informasi untuk pelaksanaan program. Angka Kematian Balita (AKABA) umur 0-5 tahun di tahun 2014 sebesar 10,99 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun jika dibandingkan tahun 2013 dimana AKABA di tahun 2013 sebesar 13,44 per 1.000 kelahiran hidup.Jumlah balita0-5 tahun yang meninggal di tahun 2014 sebanyak 151 balita, menurun dibandingkan tahun 2013 dimana jumlah balita meninggal sebanyak 190 balita. Sedangkan kematian balita berumur 1-5 tahun yang meninggal pada tahun 2014 sebanyak 9 balita, menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 20 balita. Penyebab kematian 9 balita usia 1-5 tahun antara lain: diare 1 balita, gizi buruk 1 balita, gizi buruk dengan
down syndrome 1 balita, leukemia 1 balita, kejang demam 1 balita, kecelakaan 1 balita, kelainan jantung bawaan 2 kasus dan kanker lidah 1 balita. 4. Sasaran 4 : Meningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih
No 1 2
Indikator Kinerja Utama Prosentase rumah tangga yang menggunakan air bersih Persentase penduduk berakses air minum
Realisasi
Sat
Target 2014
2013
2014
Capaian (%)
%
90,01
89,75
82,90
92,10
%
83,12
79,29
82,9
99,74
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 36
No 3 4 5
Indikator Kinerja Utama Cakupan Lingkungan Sehat dan aman yang didukung dengan Prasarana, Sarana dan Utilitas umum Persentase rumah tinggal bersanitasi Persentase luas permukiman yang tertata Rata – Rata Capaian Kinerja
Realisasi
Sat
Target 2014
2013
2014
Capaian (%)
%
73,25
73,25
75,58
103,18
% %
76.23 49,5
47,60 48,64
76,88 50,40
100,85 97,94 98,77
Rata – rata capaian kinerja pada sasaran Meningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih pada tahun 2014 adalah sebesar 98,77 % atau Cukup Baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh
capaian 5 indikator kinerja yang telah dapat
memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, peningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih. Prosentase rumah tangga bersanitasi mencapai 76,88% mengalami kenaikan sebesar 29,28% dari tahun 2013 bahkan melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 76,23%. Prosentase penanganan sampah juga mengalami kenaikan dari 79,55% pada tahun 2013, tahun 2014 mencapai 80,96%. Terkait Cakupan sarana air bersih mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 88,58%, menjadi 81,79% di tahun 2014. Angka ini belum memenuhi target 92% dan menurun capaiannya apabila dibandingkan cakupan tahun 2013. Hal ini disebabkan karena: a.
Sebaran sarana air bersih di Kabupaten Semarang belum merata;
b.
Masih banyak daerah-daerah karena letak geografis yang sulit meningkatkan cakupan air bersihnya (Kecamatan Suruh, Bancak, Bringin dan Susukan);
c.
Banyak bangunan sarana air bersih yang sudah tua dan berlumut sehingga menyebabkan kualitas air menurun (air menjadi berbau). Cakupan pengawasan sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU), industri, Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat Penyimpanan dan Pengelolaan Pestisida (TP3) mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 80,45%, menjadi 88,30% di tahun 2014. Angka tersebut sudah memenuhi target yang diharapkan. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut : a.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih, nyaman dan layak huni.
b.
Komunikasi, kerjasama dan koordinasi antara beberapa pihak yang terkait (pemerintah, pelaksana dan warga masyarakat) terhadap program yang dilaksanakan
5. Sasaran 5 : Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, anak balita serta anak sekolah dasar Realisasi
No
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
1
Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan Persentase pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin Rata – Rata Capaian Kinerja
%
100
100
100
100
%
100
0
0
0
2
2013
2014
Capaian (%)
%
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
50
| 37
Rata Rata Capaian Kinerja Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, anak balita serta anak sekolah dasar pada tahun 2014 sebesar 50 % atau Kurang Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2(dua) Indikator Kinerja yang satu telah memenuhi target sedangkan lainnya belum. Faktor-faktor pendukung tercapainya sasaran Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, anak balita serta anak sekolah dasar pada tahun 2014 antara lain: Penurunan Angka Kematian Balita disebabkan karena meningkatnya pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar dengan menggunakan algoritma MTBS yang berdampak terdeteksinya penyakit infeksi dan penyakit menular secara dini. Meskipun kategori capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah sangat baik, namun masih terdapat 1 indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Persentase pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal yang kemudian dijabarkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 (Sembilan puluh) hari. Makanan pendamping ASI yang dimaksud dalam indikator SPM ini adalah Makanan Pendamping ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12-24 bulan. Di Kabupaten Semarang belum ada pengadaan Makanan Pendamping ASI pabrikan sehingga untuk indikator Persentase pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin capaiannya adalah 0 % Makanan pendamping ASI yang diberikan di wilayah Kabupaten Semarang berbentuk Makanan Pendamping ASI lokal. 5. Sasaran 6 : Terwujudnya norma keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera
No 1 2 3 4
Indikator Kinerja Utama
Sat
Rasio Akseptor Keluarga % Berencana Rata rata jumlah anak per Per klrg keluarga Prosentase Keluarga Sejahtera % Kat. I Prosentase Keluarga Pra % Sejahtera Rata Rata Capaian
Realisasi
Target 2014
2013
2014
Capaian (%)
107
83,42
80,09
74,85
3,1
3,34
3,37
108,71
22
24,88
18,63
84,68
20
22,76
25,63
78,03 86,6
Rata-rata capaian kinerja IKU yang menggambarkan sasaran strategis Pemerintah Daerah terkait urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebesar 86,6 % atau dalam kategori Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian rata-rata target terhadap sasaran dalam tujuan 1 meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat pada sasaran 1.6 yaitu terwujudnya norma keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera dimana hanya 1 indikator yang dapat memenuhi target. Capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2014 sejumlah 186.112. Peserta KB aktif
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 38
sejumlah 154.788 peserta, sedangkan jumlah peserta KB baru mengalami penurunan yang sebelumnya tahun 2013 berjumlah 24.075 pada tahun 2014 menjadi 23.513 akseptor. Total
Fertility Rate (TFR) tahun 2013 sebanyak 1,95 pada tahun 2014 menjadi 1,95. Pada tahun 2014 telah ditetapkan sasaran peserta KB baru sebesar 29.360 akseptor, sedangkan realisasinya jauh dari target yaitu hanya mencapai 23.513 akseptor atau 80,09%. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya capaian akseptor baru diantaranya: a.
Terbatasnya frekuensi pelayanan KB di KKB, dalam hal ini Puskesmas sebagai pemberi pelayanan KB membatasi jumlah pelayanan MKJP dalam 1 minggu hanya memberi pelayanan KB sebanyak 1 hari saja. Selain itu puskesmas juga membatasi untuk pelayanan MKJP maksimal 5 orang dalam 1 hari.
b.
Diterapkannya SOP standard pelayanan KB yang bermutu, sehingga pelayanan KB berorientasi kepada kualitas pelayanan dan bukan pada kuantitas pelayanan.
c.
Tidak dianjurkannya pelayanan KB yang bersifat massal (safari KB). Sedangkan terkait Kondisi kependudukan saat ini, jumlah keluarga di Kabupaten
Semarang tahun 2014 sebanyak 286.016 KK terdiri dari pra KS berjumlah 73.465 KK sedangkan di tahun 2013 keluarga pra sejahtera sebesar 64.201 atau terjadi peningkatan sebesar 9.264 KK atau sebesar 14,42%. Keluarga Sejahtera I berjumlah 53.114 KK,Keluarga Sejahtera II 69.526 KK. Keluarga Sejahtera III 83.716 KK, Keluarga Sejahtera III plus 6.195 KK. Berdasarkan hasil pendataan tersebut terlihat bahwa 25,63% dari jumlah KK yang ada masih memerlukan penanganan tersendiri,sesuai dengan kewenangan menangani masalah kemiskinan. Terjadinya peningkatan jumlah keluarga Pra sejahtera pada tahun 2014 dimungkinkan disebabkan oleh beberapa hal antara lain variabel pada sebagaian luas lantai rumah masih tanah, pasangan usia subur yang mempunyai 2 (dua) anak lebih tidak menggunakan alat kontrasepsi dan luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. Sesuai dengan konsep pendataan keluarga (21 variabel penentu tahapan keluarga) apabila salah satu saja variabel dalam pentahapan keluarga sejahtera tidak terpenuhi maka akan jatuh pada tahapan yang lebih rendah Tabel III.1.d Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun 2013-2014 No 1 2 3 4 5
Uraian Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
Pra Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III plus Jumlah
2013 KK % 64.201 22,76 70.204 24,89 57.380 20,34 82.662 29,30 7.649 2,71 282.096 100,00
2014 KK % 73.465 25,69 53.114 18,57 69.526 24,30 83.716 19,27 6.195 2,17 286.016 100,00
Sumber:Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan tahun 2014 Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran pemerintah daerah terkait urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut : 1.
Komitmen dari seluruh jajaran mulai dari pengambil kebijakan sampai lini lapangan dalam penggerakan program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera semakin meningkat.
2.
Peran serta Institusi Masyarakat Pedesaan
khusunya, Pembantu Pembina KB Desa
(PPKBD), Sub PPKBD, Kelompok KB Desa, PIK Remaja, Kelompok Tri Bina plus maupun LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 39
unsur masyarakat lainnya. 3.
Dukungan sarana dan prasarana operasional. Disamping keberhasilan tersebut, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Rasio Akseptor KB yang capaian kinerjanya sebesar 74,85% dari target sebesar 107%. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut karena masih banyaknya pasangan usia subur yang tidak ber KB karena alasan ingin anak segera dan ingin anak lagi tetapi ditunda. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja IKU pada tahun 2013 maka capaian kinerja
IKU pada tahun 2014 mengalami penurunan karena ada beberapa IKU yang tidak tercapai. Apabila dibandingkan dengan target kinerja akhir tahun periode RPJMD, maka beberapa capaian kinerja IKU telah melampaui/telah dapat memenuhi, yaitu prosentase keluarga sejahtera I (satu). Namun, dengan memperhatikan kecenderungan kenaikan capaian kinerja IKU 2014 maka target kinerja akhir tahun periode RPJMD IKU 2015 diperkirakan dapat tercapai sedangkan apabila dibandingkan dengan pencapaian SPM Pelayanan Kesehatan pada indicator peserta KB aktif
sebesar 70 % pada Tahun 2015 maka capaian Pemerintah Kabupaten
semarang tahun 2014 telah melampaui target dengan capaian kinerja sebesar 83,17 % atau 154.788 Peserta Aktif dari 186.112 Pasangan usia subur. 6. Sasaran 7: Terwujudnya sarana dan prasarana kesehatan di wilayah selatan No 1
Indikator Kinerja Utama prosentase tahapan pendirian Rumah Sakit Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat %
Target 2014 80
Realisasi tujuan
2014
0
Capaian (%)
0
0 0
Rata-rata capaian kinerja IKU yang menggambarkan sasaran strategis Pemerintah Daerah terkait Terwujudnya sarana dan prasarana kesehatan di wilayah selatan sebesar 0 % atau tidak berhasil Ketidakberhasilan capaian kinerja tersebut faktor – faktor sebagai berikut : a. Belum adanya studi kelayakan untuk pembangunan rumah sakit di Tengaran. b. Belum adanya dokumen perencanaan yang memuat :
1) Rencana anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan termasuk kelengkapan sarana prasarana rumah sakit yang memuat : besarnya anggaran yang dibutuhkan dan sumber anggaran yang akan digunakan;
2) Tatacara rekruitmen SDM Rumah Sakit; 3) Rencana penganggaran baik gaji pegawai maupun belanja operasionalnya. Dengan latar belakang permasalahan yang dikemukan diatas pada tahun 2014, pemerintah kabupaten semarang menupayakan untuk memenuhi pelayanan kesehatan di wilayah selatan, dengan mengembangkan sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas tengaran sebagai puskesmas plus atau diharapkan setara dengan Rumah sakit type D dengan kelengkapan fasilitas yang memadai antara lain : a. Ketersediaan ruang pelayanan dan Ruang rawat inap yang lebih lengkap dengan gedung menjadi 2 lantai. b. Ketersediaan alat alat medis penunjang pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 40
c.
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan penambahan jumlah dokter spesialis yang bertugas di puskesmas tersebut.
Sehingga walaupun secara penganggaran atau pencapaian target RPJMD,progress indicator kinerja utama dimaksud tidak tercapai tetapi pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah selatan diharapkan dapat dipenuhi dengan kinerja diatas. TUJUAN 2 Mewujudkan masyarakat cerdas,Kreatif,berbudaya,berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan Ketaqwaan 1. Sasaran 1 : Meningkatnya akses pelayanan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing pada semua jenjang pendidikan No
Indikator Kinerja Utama
1 2
Angka Partisipasi PAUD Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA 4 Angka Putus Sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA 5 Angka Melanjutkan dari SD/Mi ke SMP/MTs Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK Angka Melek Huruf usia > 15 th Rata-rata R Capaian Kinerja IKU
Sat
Target 2014
Realisasi 2014 47.18
Capaian (%)
%
39.36
2013 44.90
% % %
95.11 81.78 39.90
95.09 81.75 40.05
95.15 81.80 40.10
100.04 100.02 100.50
% % %
104.95 96.00 51.00
105.02 95.95 57.32
105.00 96.00 58.64
100.05 100.00 114.98
% % % %
0.11 0.45 0.75 91.50
0.10 0.51 0.85 92.53
0.10 0.41 0.75 91.66
110.00 109.76 100.00 100.17
%
60.80
74.88
75.11
123.54
%
99.97
99.88
99.97
100.00 106.77
119.87
ata rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah dimana pengumpulan data kinerjanya menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang adalah sebesar 106,77% atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 23 IKU yang memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014 pelayanan pendidikan di Kabupaten Semarang secara umum telah melampaui dari target yang ditentukan. Tercapainya APK APM yang lebih dari 100% menunjukkan bahwa kesadaran untuk berpendidikan di masyarakat tinggi. Tercapainya APK PAUD 47,18% dapat diartikan bahwa sejumlah 47,18% dari jumlah penduduk usia 0-6 tahun telah terlayani di lembaga Pendidikan Anak usia Dini (PAUD. APM SD sejumlah 95,15% menunjukkan bahwa sejumlah 95,15% penduduk berusia 7-12 tahun telah terlayani di Sekolah Dasar, APM SMP sebesar 81,80% menunjukkan bahwa sejumlah 81,80% dari penduduk usia 13-15 telah terlayani di jenjang SMP, sedangkan APM SMA/SMK sejumlah 40,10 % menunjukkan bahwa sejumlah 40,10% LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 41
penduduk usia 16-18 telah terlayani di jenjang pendidikan menengah. Angka Kelulusan dari jenjang SD sampai SMA/SMK telah mencapai di atas 90%, dapat diartikan bahwa di atas 90% peserta didik lulus sekolah di semua jenjang pendidikan. angka putus sekolah tahun 2014 dicapai lebih tinggi dari yang ditargetkan. Pada jenjang SD/MI tercapai sebesar 0,10 atau 106,92% dibandingkan dengan target sebesar 0,11 dan jenjang SMP/MTs sebesar 0,41 atau 111,08% dari target 0,45 karena adanya program pemberian beasiswa untuk siswa miskin/tidak mampu serta program pemberian BOS dan BOSDA untuk semua siswa. Demikian pula pada jenjang SMA/MA/SMK angka putus sekolah menunjukkan tercapainya target tahun 2014 sebesar 0,75 atau 100% dari target 0,75 karena mulai tahun 2014 pemberian Dana Operasional Sekolah (BOS) sudah dilaksanakan penuh dan adanya program bea siswa kurang mampu baik dari APBD kabupaten, bantuan Provinsi dan APBN. Angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs sejumlah 91,66 menunjukkan bahwa sejumlah 91,66% lulusan SD/MI menerukan sekolah ke jenjang SMP/MTs. Angka melanjutkan SMP/MTS ke SMA/SMK sejumlah 75.10 menunjukkan bahwa sejumlah 75,10% lulusan SMA/MTs melanjutkan ke jenjang SMA/SMK. Angka melek hurus sebesar 99,97 mencerminkan bahwa sejumlah 99, 97% penduduk usia di atas 15 tahun bisa membaca dan menulis. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Mewujudkan masyarakat cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan tehnologi dan ketagwaan, adalah sebagai berikut : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan kebudayaan semakin meningkat b. Adanya Dana Alokasi khusus Bidang Pendidikan untuk SD, SMP, SMA/SMK pada tahun 2014 untuk rehabilitasi ruang kelas, pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan mutu pendidikan sejumlah Rp. 27.526.350.000 sangat mendukung proses pembangunan pendidikan di Kabupaten Semarang c.
Adanya dana bantuan keuangan bidang pendidikan sejumlah Rp. 14.236.215.000 untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini, program Wajib Belajar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan pendidikan
d. Adanya Program Bantuan Operasional Sekolah untuk siswa SD, SMP, SMA dan SMK sangat membantu operasional kegiatan belajar mengajar di sekolah. e. Adanya program bea siswa kurang mampu baik dari APBD kabupaten, bantuan Propinsi dan APBN. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan pendidikan di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Dari 33 indikator sebanyak 5 indikator mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan : a.
Menurunnya APK SD sebesar 0,02 ini dikarenakan jumlah siswa SD/MI di Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2014 mengalami penurunan sebanyak 518 siswa atau 0,53%
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 42
b.
Untuk jenjang SMA/SMK ada penurunan angka kelulusan sebesar 0,01 dari tahun sebelumnya karena adanya kebijakan nasional bahwa prosentase soal yang dikatagorikan sulit naik 10%
c.
Angka ketersediaan sekolah SMP/MTs mengalami penurunan sebesar 0,02 karena tiadk adanya penambahan sekolah baru, sedangkan jumlah penduduk usia 13-15 tahun mengalami peningkatan
d.
Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs mengalami
penurunan sebesar 9,87
dikarenakan jumlah siswa baru Tk 1 berkurang sebanyak 168 siswa, sedangkan jumlah lulusan SD/MI hanya mengalami penurunan sebanyak 34 siswa Apabila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tingkat Propinsi dan nasional, masih ada beberapa indikator yang masih dibawah capaian tingkat Propinsi dan nasional sebagai berikut : Tabel III.2.a Capaian Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dibandingkan dengan Realisasi Provinsi dan Nasional
A A.
s1 s2 u m b e r3 d a t a4 : D i5 n a6 s 7
Urusan Dan Indikator
Sat
Capaian 2014
Capaian Prop. Jateng tahun 2013
Capaian Nasional tahun 2013
Pendidikan Angka Partisipasi PAUD Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Angka Putus Sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan dari SD/Mi ke SMP/MTs Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK Angka Melek Huruf usia > 15 th
%
47.18
70.55
68.10
% % %
95.15 81.80 40.10
98.60
86,03 65,10
% % %
105.00 96.00 58.64
100.50 70.00
77,58 81.26
% % % %
0.10 0.41 0.75 91.66
0.12 0.22 0.07
0.47 1.57
%
75.11
%
99.97
P sumber dinas pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014
99.50 93.17 99.86
95.97
apabila dibandingkan dengan capaian tingkat Propinsi maupun nasional beberapa indikator lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dai Kabupaten Semarang sudah cukup baik. APK disemua jenjang pendidikan lebih rendah dibandingkan capaian Propinsi dan Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih perlu ditingkatkan. Angka Partisipasi PAUD selama 4 (empat tahun ) terakhir mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini berarti bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini mengalami peningkatan. Rata-rata capaian kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam Angka Pertisipasi PAUD sejumlah 119,87% atau sangat baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 43
oleh
capaian APK PAUD yang telah dapat memenuhi target. Capaian
kinerja tersebut
mencerminkan bahwa pada tahun 2014 sejumlah 47,18% penduduk usia 0-6 tahun telah terlayani di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini. 2. Sasaran 2 : Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal No 1 2 3 4
5
Indikator Kinerja Utama Prosentase Ruang kelas sekolah dasar yang sesuai standar ketentuan Prosentase Ruang kelas Sekolah menengah yang sesuai standar ketentuan Prosentase Ruang kelas sekolah menengah atas dan Kejuruan yang sesuai standar ketentuan Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Prosentase Angka Kelulusan - SD/MI - SMP/MTs - SMA/SMK/MA Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat
Realisasi
Target 2014
Capaian (%)
%
82.23
2013 95.57
2014 91.18
%
89.75
86.6
97.41
108.53
%
99.04
99.97
99.96
100.93
% % %
0.78 0.31 0.15
0.74 0.30 0.15
0.75 0.28 0.15
96.15 90.32 100.00
% % %
99.97 99.60 99.04
100.00 99.91 99.97
100 99.99 99.96
100.03 100.39 100.93 100.9
110.88
Rata – rata capaian kinerja dalam Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal adalah sebesar 100.9 % atau SANGAT BAIK. Hal ditunjukkan oleh
tersebut
capaian 5 (lima) indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target.
Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, capaian ruang kelas sesuai standar mencerminkan bahwa kondisi ruang kelas di semua jenjang pendidikan lebih dari 90% telah memenuhi standar. Sedangkan untuk angka kelulusan Pendidikan Khusus mencapai 100% atau kategori sangat baik. Dilihat dari capaian tahun lalu tidak mengalami penurunan, dilihat dari target RPJMD juga telah memenuhi. Capaian ini sama dengan capaian angka kelulusan Pendidikan Khusus tingkat Propinsi. Hal ini didukung oleh adanya bantuan secara langung dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel III.2.b Tingkat Kelulusan pada Pendidikan Dasar,Pertama Dan Menengah No. I. 1 2 II. 1 2 III. 1 2
Jenjang /Indikator Kinerja SD/MI/SDLB Tingkat Kelulusan Nilai US SMP/MTs/SMPLB Tingkat Kelulusan Nilai UN SMA/MA/SMK/SMALB Tingkat Kelulusan Nilai UN
2012/2013
2013/2014
+/(-)
100 7,64
100 7,48
0,00 (0,16)
99.91 7.35
99,99 6,69
0.08 (0,66)
99,97 7.65
99,96 6,51
100 (1,14)
Sumber: Dinas Pendidikan & KebudayaanKab Semarang, Tahun 2014
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 44
Dari data tersebut di atas, nilai ujian nasional menunjukkan adanya penurunan pada semua jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI,SMP/MTs,SMA/SMK/MA mengalami penurunan karena adanya kebijakan nasional bahwa prosentase soal yang dikategorikan sulit naik 10% dan pernurunan paling besar pada satuan pendidikan SMP Terbuka dan MA sehingga nilai ujian nasional mengalami penurunan.Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya koordinasi lebih intensif dalam peningkatan mutu dengan Kementrian Agama,peran serta antara siswa, guru, orang tua,sekolah serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal, adalah sebagai berikut : a.
Adanya program Bantuan Operasional Sekolah dari Pemerintah Pusat dan Propinsi yang bertujuan meringankan masyarakat terhadap beban pembiayaan pendidikan sehingga memperluas akses pendidikan dasar.
b.
Adanya beasiswa untuk siswa kurang mampu dari Pemerintah Daerah, Propinsi maupun pusat sehingga mampu menekan angka putus sekolah terutama bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Tabel III.2.c Capaian Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dibandingkan dengan Realisasi Provinsi dan Nasional
Urusan Dan Indikator A.
Pendidikan
1
Angka Kelulusan SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Ruang kelas SD/MI sesuai standar Ruang kelas SMP/MTs sesuai standar Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar
2 3 3. S4 a
Capaian 2014
Sat
% % % % % %
100.00 99.99 99.96 91.18 97.41 97.98
Capaian Prop. Jateng tahun 2013
Capaian Nasional tahun 2013
99.98 99.77 99.86 94.78 96.79 90.00
99.50
saran 3 : Tersedianya tenaga pendidikan dan tenaga kependididkan yang memenuhi kompetensi yang memiliki
intellengence
quotient
(daya
tangkap),emotional
quotient
(kecerdasan
emosional),spiritual quotient (kecerdasan spiritual) No 1
2
3
Indikator Kinerja Utama Guru yang berpendidikan S1/D-IV TK/RA, SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Prosentase Guru bersertifikat pendidik - SD/MI - SMP/MTs - SMA/SMK/MA Jumlah tenaga pendidik yang mengikuti diklat Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat
Target 2014
Realisasi 2013
2014
Capaian (%)
% % %
52.00 90.00 97.00
65.14 88.82 97.43
73.76 90.37 97.66
141.85 100.41 100.68
% % % org
72.00 74.00 78.00 6.901
47.74 58.95 38.46 4.210
60.83 60.49 38.51 5.229
84.49 81.74 49.37 75,78 72,8
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 45
Rata – rata capaian kinerja dalam Tersedianya tenaga pendidikan dan tenaga kependididkan yang memenuhi kompetensi yang memiliki intellengence quotient ( daya
tangkap),emotional quotient (kecerdasan emosional),spiritual quotient (kecerdasan spiritual) adalah sebesar 72,8 % atau Kurang . Hal tersebut dilihat dari capaian 3 (dua) indikator kinerja yang tidak dapat memenuhi target. Capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Jumlah guru berkualifikasi pendidik S1/DIV memenuhi target RPJMD. Guru TK/RA, SD/MI berkualifikasi S1/D4 sebanyak 73,76% dapat di artikan bahwa 73,76% dari 8.688 guru TK/RA, SD/MI atau sejumlah 6.408 guru telah berkualifikasi S1/D4, untuk SM/MTS sebesar 90,37% dari 2.689 guru atau sejumlah 2.430 guru telah berkualifikasi S1/D4 dan untuk jenjang SMA/MA/SMK sejumlah 97,66% dari 2.006 guru atau sejumlah 1.959 guru telah berpendidikan S1/D4 Apabila dibandingkan dengan capaian guru berkualifikasi pendidik S1/D4 Kabupaten Semarang lebih tinggi daripada capaian
propinsi dan nasional. Tercapainya indikator ini
didukung dengan adanya bantuan keuangan untuk guru yang belum memenuhi kualifikasi S1/DIV. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, indikator-indikator sasaran ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya tetapi apabila dibandingkan dengan target akhir tahun RPJMD indikator untuk kualifikasi pendidik S1/D4 telah terlampaui. Sedangkan capaian angka sertifikasi pendidik untuk jenjang SD sejumlah 3.267 dari 5.371 guru atau 60, 83% telah bersertifikat pendidik, untuk jenjang SMP sejumlah 1.225 dari 2.025 guru atau 60.49% telah bersertifikat pendidik, dan untuk jenjang SMA/SMK sejumlah 737 dari 1.914 guru atau 38.51% telah bersertifikat pendidik dilihat dari capaian tersebut,total 9310 orang Jumlah tenaga pendidik yang telah mengikuti diklat peningkatan kompetensi guru pada tahun 2014 adalah 5.229 atau hanya 56,1 % namun capaian ini meningkat sebesar 1.019 guru atau 24,2 % apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Sedangkan untuk pencapaian SPM Pendidikan yang menargetkan setidaknya terdapat 35 % dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat kependidikan telah melampui target. Disamping keberhasilan tersebut, namun masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Prosentase Guru bersertifikat pendidik SMA/SMK/MA yang capaian kinerjanya sebesar 43,37% dari target sebesar 78,00%. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut sebagaimana seperti yang ditargetkan RPJMD karena proses sertifikasi tenaga pendidik yang sebelumnya dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan uji kompetensi awal (UKA) secara online, sehingga jumlah guru yang lulus sertifikasi tidak bisa sesuai dengan target namun hal ini lebih disebabkan karena kurangnya sosialisasi terkait penerapan sistem penilaian baru kepada pada peserta sertifikasi. Dan proses sertifikasi setiap tahun metodenya semakin sulit sehingga menuntut peningkatan kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia yang mampu beradaptasi mengikuti perkembangan dan tuntutan dunia pendidikan secara aktif
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 46
4.
Sasaran 4 : Tersedianya sekolah sekolah kejuruan yang sinergi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industry No
Indikator Kinerja Utama
Sat
1
Prosentase kurikulum pendidikan kejuruan yang berbasis industri Prosentase ketersediaan laboratorium industri pada persekolahan Rata – Rata Capaian Kinerja
%
2
Realisasi
Target 2014
2013
2014
Capaian (%)
100
100
100
100
100
95,1
95,1
95,1
%
97,5
Rata – rata capaian kinerja dalam adalah sebesar 97,5 % atau baik Hal tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 (dua) indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, dari 41 Sekolah Menengah Kejuruan telah menerapkan kurikulum pendidikan berbasis industri namun hanya 39
sekolah menengah
Kejuruan yang memiliki laboratorium industri, namun apabila dibandingkan dengan tahun 2013, capaian ini meningkat 3 sekolah atau 8,3 % dan 13,8 % untuk capaian SMK yang sudah menerapkan kurikulum berbasis industri. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran tersedianya sekolah sekolah kejuruan yang sinergi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan respon Sekolah Menengah Kejuruan sehingga mempunyai prospektif sebagai pendidikan yang mampu diberdayakan dan berkelanjutan. 2. Terwujudnya pembangunan sistem manajemen mutu dan peningkatan standar kualifikasi lulusan; 3. Peningkatan kerjasama dengan pihak industri untuk bisa terlibat dalam evaluasi kualitas pendidikan; 4. Meningkatnya fasilitasi dalam pemberian pelatihan dan penngkatan kuaitas serta kompetensi tenaga pendidik 5.
Sasaran 5 : Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing No
Indikator Kinerja Utama
Sat
1
Prosentase Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi Rata – Rata Capaian Kinerja
%
Realisasi
Target 2014
2013
2014
Capaian (%)
70
63
70
100 100
Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang dalam Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing pada tahun 2014 adalah sebesar 100 % atau baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian satu indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, dari 46 orang pendaftar pelatihan dengan basis masyarakat hanya 32 orang atau 70 % yang dapat diterima mengikuti pelatihan kerja, capaian ini meningkat dibandingkan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 47
dengan realisasi jumlah pendaftar yang diterima mengikuti pelatihan pada tahun 2013 yang sebesar 63 % namun dari segi jumlah peserta berkurang karena hanya mampu mengakomodir 32 orang, jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2013 dengan kuota 100 orang,berikut merupakan daftar capaian dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten semarang
dalam memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya ketenagakerjaan melalui
pelatihan : Tabel III.2.d Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan Tahun
Tenaga kerja yang dilatih 324 368 100 32
2011 2012 2013 2014
Pendaftar pelatihan tenaga kerja 540 600 160 46
Sumber dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi tahun 2014
Selama Tahun 2014 telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sesuai dengan pasar kerja nasional dan luar negeri sebagaimana tabel berikut: Tabel III.2.e Jenis Dan Jumlah Peserta Pelatihan Yang Dilaksanakan Dinas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pelatihan Ketrampilan
Menjahithigh speed Mekanik sepeda motor Mekanik mobil Las listrik/karbit Bordir Sablon Potong rambut Pembuatan rambut palsu/Wig Aneka kerajinan (pembuatan boneka) Tata rias pengantin Pembuatan jamur Aneka makanan Kecil Service HP
Satuan Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
2013 60 100 0 40 20 40 0 20 0 0 0 0 0
2014 72 0 0 0 20 0 0 40 0 0 20 0 20
Sumber dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi tahun 2014
Dengan melihat tabel diatas bahwa jumlah pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan pada Tahun 2014 ada beberapa pelatihan yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 contohnya pelatihan ketrampilan menjahit high speed, pelatihan pembuatan rambut palsu/wig, pelatihan pembuatan jamur dan Service HP. Hal ini yang banyak diminati oleh masyarakat Kabupaten Semarang Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing adalah sebagai berikut a. Peningkatan sarana prasarana pelatihan kerja yang memadai. b. Pemenuhan instruktur kerja yang berkompeten dibidangnya. c.
Peningkatan kualitas materi pelatihan melalui kerjasama aktif dengan perusahaan perusahaan serta sektor usaha yang membutuhkan tenaga kerja
Namun, dengan memperhatikan kecenderungan kenaikan capaian kinerja IKU Prosentase LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 48
Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi maka target kinerja akhir tahun periode RPJMD dan SPM tingkat nasional Bidang ketenagakerjaan sebesar 75 % diperkirakan indikator kinerja Prosentase Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi dapat tercapai karena pada akhir tahun 2014 capaian kinerja tersebut sudah mencapai 70 %. 6.
Sasaran 6 : Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja. No 1 2 3
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
Jumlah industri Rumah Tangga Jumlah Industri Kecil Menengah Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Rata – Rata Capaian Kinerja
10.368 1.505 102.534
Realisasi Capaian (%) 2013 2014 10.368 10.368 101 1.505 1.531 100 102.534 102.864 100.3 100
Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja pada tahun 2014 adalah sebesar 100% atau baik Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh
capaian 3 (tiga)
indikator
kinerja
kinerja
yang
telah
dapat
memenuhi
target.
Keberhasilan
tersebut
mencerminkan bahwa pada tahun 2014, sebagai upaya menumbuhkan sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat, jumlah industri kecil Menengah di kabupaten semarang bertambah 26 unit dibandingkan dengan ketersediaanya pada tahun 2013 sedangkan industri kecil menengah tidak mengalami penambahan unit usahanya. Pertumbuhan industri diukur dari penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dan pada tahun 2014 ini hanya diterbitkan sebanyak38 buah TDI baru. Pertumbuhan industri di Kabupaten Semarang hanya mencapai 2,30% dari target 6,77% yang telah ditetapkan. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang mencapai 2,60%, pertumbuhan industri Tahun 2014 menurun sebesar 11,56%. Kurangnya pencapaian target pertumbuhan industritahun 2014 ini disebabkan adanya salah satu persyaratan TDIyang harus melampirkan IMB, HO, dan UKL/UPL, sehingga banyak pengusaha Industri Kecil yang tidak mampu mengurus TDI. Padahal sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Perindustrian No.41/M-IND/PER/6/2008 Tahun 2008, hal ini tidak dipersyaratkan. Pada Tahun 2014 ini hanya diterbitkan sebanyak38 buah TDI baru. Tabel III.2.f Industri Kecil di Kabupaten Semarang No 1 2 3 4 5 6 7 8
Industri Industri Industri Industri Industri Industri Industri Industri
Jenis Produksi Makanan /Minuman Kayu Logam KainTenun Gerabah dll pengolahan kulit Furniture percetakan
unit 554 119 98 3 14 8 201 56
Sumber Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan tahun 2014
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 49
Terkait penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kabupaten Semarang meningkat 0,32 % pada tahun 2014 dibandingkan dengan penyerapan tahun 2013 yang terdata sebanyak 102.534 orang tenaga kerja. Tabel III.2.g Penyerapan Tenaga Kerja pada sektor Industri di Kabupaten Semarang No 1 2 3
Jenis industri Industri Kecil Industri Besar Industri Industri Rumah Tangga
orang 12.049 72.290 18.525
Sumber Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan tahun 2014
Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya orientasi dalam berinovasi masyarakat untuk menciptakan peluang usaha 2. Fasilitasi dari pemerintah daerah dalam mengembangkan kreatifitas usaha melalui pembinaan dan pameran produk industi local 3. Pemberian modal usaha bagi industri rumah tangga serta pelaksanaan fasilitasi terhadap pemasaran produk serta kerjasama usaha. 7.
Sasaran 7 : Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan dalam pendidikan budi pekerti, budaya dan agama
Realisasi
No
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
1
Cakupan ketersediaan sarana dan prasarana pertunjukan kesenian Cakupan pembinaan organisasi kesenian Jumlah Organisasi Kepemudaaan Jumlah Organisasi Olahraga Jumlah pencapaian prestasi olahraga tingkat provinsi Jumlah pencapaian prestasi Olah raga tingkat nasional Rata – Rata Capaian Kinerja
ged
1
2013 1
2014 1
grup kel kel Kejua raan Kejua raan
1132 17 140 12
1639 27 198 12
1132 21 154 12
100 124 19 100
6
6
6
100
2 3 4 5 6
Capaian (%) 100
90,5
Rata-rata capaian sasaran Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan dalam pendidikan budi pekerti, budaya dan agama Tahun 2014 adalah sebesar 90,5% atau Cukup Baik. Capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh 6 capaian IKU. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan, adalah sebagai berikut : a. Target kinerja yang dicapai adalah target peran serta OKP/KWP yang mengikuti kegiatan event Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Capaian tahun 2014 terjadi peningkatan dari target 17 tercapai 21, hal tersebut karena adanya event di tingkat Provinsi yang banyak LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 50
melibatkan OKP/KWP, jika dibandingkan tahun 2013 terjadi penurunan karena kapasitas kegiatan tahun 2013 lebih banyak dari tahun 2014. b. Prestasi Olah Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dibanding tahun 2013. Kejuaran yang diikuti antara lain Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olah Raga Pelajar Nasional (POPNAS), Kejuaraan Daerah (Kejurda) maupun Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan kejuaraan Internasional. Jumlah total medali yang diperoleh : Tahun 2013 berjumlah 175 medali, terdiri dari 48 medali emas, 55 medali perak dan 72 medali perunggu. Dibandingkan tahun 2012 yang memperoleh 163 medali, sedangkan Tahun 2014 perolehan medali sebanyak 2014 mengalami kenaikan sebesar 116% c.
Jumlah klub olahraga pada Tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 850 klub olahraga dibandingkan Tahun 2013, yakni dari 323 meskipun untuk sementara target tahun 2014 belum terpenuhi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan olah raga terutama olah raga berprestasi, sehingga memperlambat terbentuknya klub-klub berbagai cabang olah raga yang berpengaruh pada kurang terpenuhinya target, akantetapipeningkatanjumlah club sudah sangat pesat karena terstrukturdimasing-masing cabangolah raga mencoba untuk bersosialisasi sampai ke level bawah.
Disamping keberhasilan tersebut, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, seperti :
a. Jumlah organisasi Pemuda tahun 2013 menurut data berjumlah 46 organisasi terdiridari 27 Organisasi Kelompok Kepemudaan (OKP) dan 19 Kelompok Wirausaha Pemuda (KWP). Jumlah Organisasi tahun 2014 sebanyak 21 organisasi mengalami penurunan sebanyak 6 organisasi, jika dibandingkan tahun 2013, hal tersebut disebabkankarena OKP belum menyesuaikan Undang-undang nomor 40 tentang Kepemudaan, kurang aktif pindah diluar Kabupaten
Semarang
sehingga
organisasi
kelompok
Kepemudaan
(OKP)
kurang
berkembang. Tabel III.2.h Jumlah Organisasi Kepemudaan Kabupaten Semarang Tahun 2013 – 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
ORGANISASI GP ANSOR DPD PEMUDA MUHAMMADIYAH DPD NASYIATUL AISYIAH PC IPNU PC IPPNU PEMUDA PANCA MARGA PEMUDA PANCASILA DPD AMPI DPC GM FKPPI DPC PEMUDA KA’BAH Gerakan Muda Pembangunan Indonesia AMPG BM PKPI BM Penegak Keadilan BM PAN Satuan Pelajar & Mahasiswa Pemuda Pancasila Fatayat Pemuda Persatuan Pemuda Katholik
TAHUN 2013 2014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 51
NO 20 21 22 23 24 25 26 27
ORGANISASI
TAHUN 2013 2014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 21
Taruna Merah Putih Banteng Muda Indoensia Badan Koordinasi Remaja Masjid Ikatan Pelajar Muhammadiyah Garda bangsa Gema MKGR GM Kosgoro MAPANCAS JUMLAH
Sumber data :Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Tahun 2014
Tabel III.2.i Daftar Kelompok Pemuda Produktif (KUPP) Kabupaten Semarang Tahun 2014 No 1
Nama KUPP “Syarina Production“
Jenis Usaha Kerajinan Enceng Gondok
2
“Bangkit“
Budidaya Jamur Kuping
3 4
“Melati Muda Tani“ “Tri Karya“
Budidaya Ikan Pembibitan Ikan Lele
5
Jasda Komputer
6
“Taruna Karya Mandiri“ “Ungaran Barat”
7
“Mekar Jaya”
Konveksi/Garmen
8
“Arisda”
9
“Nyi Ageng Pandanaran” “Alam Cipta Karya “ “Wirausaha Cinta Karya” “Mina Sejahtera “Khanza”
Tanaman Hias bunga potong Batik
10 11 12 13
Otomotif Perbengkelan
Kerajinan Pengolahan Sabun Susu Herbal Perikanan Air Tawar Bengkel AC dan Power Steering
Alamat Ds. Kebondowo Kec. Banyubiru Dsn. Sedono Genting Kec.Jambu Kel. Kupang Kec.Ambarawa RT.5/RW.2 Dsn Samban Kec. Bawen Jln. Moh yamin RT.4/RW 1 Kec, Ungaran Barat Karang Taruna Kec. Ungaran Barat Pendem RT4/RW3 Kec.Bandungan Kel.Bandungan Ds. Gemawang Kec.Jambu Ds. Kuwarasan Kec.Jambu Ds. Wates Kec. Getasan Ds. Mlilir Kec. Bandungan Jl. Diponegoro no.52 Ungaran
Sumber data :Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Tahun 2014
Dengan adanya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatan kemampuan wirausaha mandiri dikalangan generasi muda dalam kegiatan perekenomian masyarakat, dan generasi dalam pengembangan produk-produk olahan dan karya pemuda. Jumlah organisasi olah raga di Kabupaten Semarang tahun 2014 sebanyak 27organisasi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013, target untuk tahun 2014 adalah 140 organisasi. Hal ini karena organisasi yang masih aktif sebanyak 27 cabang olah raga yang tergabung dalam KONI. Pada tahun 2014 telah diberikan stimulan bantuan hibah pada masyarakat dibidang keolahragaanmelalui KONI Kabupaten Semarang.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 52
Tabel III.2.j Organisasi Olah Raga Kabupaten Semarang Tahun 2013 – 2014 Uraian Tahun 2013 2014 Anggar 1 1 Angkat Besi 1 1 Atletik 7 1 Gerak Jalan 6 1 Balap Sepeda BaseBall/Softball 1 1 Bola Basket 9 1 Billyard 6 1 Bola Volley 20 1 Bulu Tangkis 7 1 Catur 6 1 Tenis Lapangan 4 1 Menembak 2 1 Sepak bola 25 1 Tenis meja 4 1 Karate 34 1 Taekwondo 60 1 Judo 1 1 Balap Motor 1 Tinju 1 Drumband 1 Pencak Silat 1 Sepak Takraw 1 Renang 1 Sepatu Roda 1 1 Dansa 1 1 Wushu 1 1 Senam 1 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sumber data :Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Tahun 2014
TUJUAN 3 Meningkatnya kegiatan Usaha Daerah Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Local 1. Sasaran 1 : Terwujudnya sentra/klaster usaha skala umkm dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing No
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
1 2
Jumlah UMKM yang aktif Jumlah sentra /klaster skala UMKM Rata – Rata Capaian Kinerja
unit %
26.561 8.302
Realisasi 2013 26.757 7.756
2014 63.146 7.278
Capaian (%) 237.7 114,1 175,9
Rata – rata capaian kinerja Terwujudnya sentra/klaster usaha skala umkm dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing pada tahun 2014 adalah sebesar 95,78% atau cukup baik. Faktor–
faktor
yang
mendukung
keberhasilan
capaian
kinerja
sasaran
Terwujudnya
sentra/klaster usaha skala umkm dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing adalah sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 53
a.
Pada tahun 2014, Industri kecil menengah diwilayah kabupaten Semarang sebanyak 1.531 unit,capaian ini meningkat apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang sebesar 1.505 unit, akan tetapi Industri Rumah Tangga jumlahnya tidak mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2013 yang sebanyak 10.368 unit Sedangkan untuk tenaga kerja sektor industri pada tahun 2014 meningkat menjadi 102.864 orang atau bertambah 0,32 % dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2013 yang sebanyak 102.534 orang.
b.
Jumlah UKM pada tahun 2014
terdata sebanyak 63.146 unit atau meningkat signifikan
sebesar 135,99 % atau 36.389 unit dibandingkan keberadaan UKM pada tahun 2013 yang hanya sebanyak 26,757 unit. UKM yang aktif mengikuti even pameran, promosi
pada
tahun 2014 sebanyak 100 UKM atau sama dibandingkan dengan tahun 2013. Disamping factor-faktor pendukung keberhasilan masih terdapat pula kendala seperti : a. Keterbatasan SDM dan sarana prasarana. b. Karena sifatnya non formal, maka tidak ada kewajiban untuk melapor perkembangan usahnay kepada SKPD terkait (pemerintah), sehingga ada kendala kesulitan mendapatkan data bagi usaha baru atau yang sudah berhenti. 2. Sasaran 2 : Terwujudnya kawasan industry yang menyerap tenaga kerja lokal No 1 2
Indikator Kinerja Utama Jumlah Kawasan Industri Prosentase Penyerapan Tenaga Kerja Lokal Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat lok %
Target 2014
Realisasi 2013
2014
3 50
3 69
3 69,1
Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang
Capaian (%) 100 100 100
dalam Terwujudnya
kawasan industry yang menyerap tenaga kerja local pada tahun 2014 adalah sebesar 100 % atau baik. capain tersebut ditunjukkan oleh pencapaian 1 (satu) indikator kinerja yang tidak dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Ketersediaan kawasan industri dikabupaten semarang yang lokasi di Kecamatan Pringapus, Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Bawen mampu menyerap secara maksimal target pemenuhan tenaga kerja lokal pada tahun 2014 mencapai 64.595 tenaga kerja. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya kawasan industry yang menyerap tenaga kerja local adalah Meningkatnya jumlah ketersediaan sumber daya tenaga kerja local yang berkualitas dan berkompeten. 3.
Sasaran 3 : Meningkatnya akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran No 1 2
Indikator Kinerja Utama Prosentase peningkatan produksi Petani Jumlah ketersediaan GAPOKTAN yang aktif Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat % kel
Target 2014 0,45 234
Realisasi 2013 2014 0.55 0.69 234 234
Capaian (%) 142 100 142
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 54
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah adalah sebesar 142% atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Produksi padi meningkat sebesar 14.160 Ton atau 0.69 % dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 204.658 Ton dan melampaui target indikator kinerja daerah yang hanya sebesar 0,56 % pada tahun 2015 sedangkan peningkatan indeks produksi padi /holtikultura pada tahun 2014 meningkat menjadi 56.82 ton/pertahun atau sebesar 218.818 Ton untuk produksi padi dan 169.565 ton untuk produksi holtikultura, capaian ini meningkat sebesar 7,96 % dibandingkan dengan tahun 2013. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran meningkatnya akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran adalah, sebagai berikut : a. Pemberian bantuan pinjaman modal Aneka Usaha Pertanian secara bergulir untuk penguatan modal usaha. b. Penyediaan sarana produksi, pupuk, obat dan bibit sebagai usaha dalam meningkatkan produksi pertanian c.
Upaya peningkatan Pengetahuan Sikap dan Kemampuan (PSK) petani dan petugas diadakan pelatihan, kaji terap teknologi
d. dilaksanakannya promosi produk unggulan pada tingkat Nasional, Regional dan Lokal serta pengembangan fungsi STA Jetis. Tabel III.3.a Klasifikasi Kemampuan Kelompok Tani No 1 2 3 4
Uraian (Kelompok) Kelas Pemula Kelas Lanjut Kelas Madya Kelas Utama
2010
2011
2012
2013
2014
123 230 56 4
123 230 56 4
666 416 64 9
123 230 56 4
720 696 155 20
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Klasifikasi kemampuan kelompok tani ini dari tahun ketahun mengalami peningkatan oleh karenakan petani sadar bahwa berkelompok itu banyak pengetahun diantaranya ilmu tentang Petanian
dan
perkebunan
dan
tata
cara
pemupukan
yang
benar
dan
berimbang.
Permasalahannya masih kurangnya pengetahuan ditingkat petani upaya yang dilakukan melaksanakan kursus petani utamanya ketua kelompok setelah selesai mengikuti kursus agar menyampaikan ilmu yang didapat kepada anggotanya. Sampai dengan tahun 2014, Capaian kinerja Indikator Kinerja Prosentase peningkatan produksi Petani dan Jumlah ketersediaan GAPOKTAN yang aktif telah mencapai 142 % dan 100 %.
No 1 2 2 3 4 5
Uraian (ton) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
Tabel III.3.b Produksi Pertanian dan Perkebunan 2010 2011 2012 196.030 193.253 205.242 65.333 50.043 60.123 1.472 431 157 1.309 1.934 2.919 33.264 42.744 58.373 14.860 29.803 29.803
2013 202.676 61.161 134 3.394 49.511 24.547
2014 218.818 714.86 199 3.126 34.812 19.904
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 55
Terkait pencapaian hasil produksi pertanian dan perkebunan masih terkendala beberapa permasalahan antara lain : a. Masih minimnya pengetahuan petani tentang pertanian. b. Petani masih mengharapkan bantuan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah c.
Dari dinas sudah berupaya untuk membentu dan mengupayakan tentang pembrantasan hama dan penyakit pada tanaman.
d. Petani masih menggantungkan bantuan dari pemerintah. Tabel III.3.b Luas Lahan Pertanian Dan Perkebunan No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian (Ha) Sawah Teknis Sawah Setengah teknis Sawah Sederhana Sawah Tadah Hujan Tanah pekarangan Tanah Tegalan Kebun
2010 5.981.17 3.427,89
2011 5.981.17 3.427,89
2012 4.256,83 5.063,43
2013 3.635,72 5.504,20
2014 3.635,72 5.504,20
8.750,49 5.966,87 17.115,59 23.978,29 5.120,61
8.750,49 5.966,87 17.115,59 23.978,29 5.120,61
6.607,68 7.317,33 18.657,80 23.325,75 4.439,50
7.191,81 6.834,53 19.573,25 24.604,23 4.580,02
7.191,81 7.624,44 27.462,57 27.462,57 13.619
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Berdasarkan data pada tabel diatas penurunan Jumlah luas lahan pertanian perkebunan disebabkan
lahan banyak alih fungsi diantaranya untuk pembuatan jalan tol, jalan lingkar
Ambarawa, perumahan dan pendirian industri/pabrik sehingga pengaruh pada prosentase peningkatan hasil produksi pertanian dan perkebunan pada setiap tahunnya.
No 1 2 2 3 4 5
Tabel III.3.c Tingkat Produktivitas Pertanian Dan Perkebunan Uraian (Ku/Ha) 2010 2011 2012 2013 Padi 53.56 54.22 56.61 53.18 Jagung 50.32 37.94 48.07 43.44 Kedelai 12.92 13.22 12.36 13.54 Kacang Tanah 10.70 10.61 11.39 13.45 Ubi Kayu 174.33 272.78 277.97 253.25 Ubi Jalar 222.46 309.8 296.7 253.06
2014 56.82 52.61 13.72 13.59 191.06 167.82
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Produksi pertanian mengalami kenaikan produksi utamanya diantaranya Padi, Jagung , Kedelai
tanaman palawija
dan Kacang tanah sedangkan Ubi kayu dan ubi jalar
mengalami penurunan dikarenakan banyak petani beralih ketanaman yang lain dan yang menguntungkan. Petani masih mengharapkan bantuan pupuk non subsidi untuk meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan. Pada Tahun Anggaran 2014 sumber pangan utama di Kabupaten Semarang seperti produksi padi pada Bulan Desember 2014 telah tercapai 218.818 ton, jagung 71.486 ton, Kedelai 199 ton , kacang tanah 3.126 ton, ubi kayu 34.812 ton serta ubi jalar 19.904 ton. Dalam rangka mendukung pelaksanaan peningkatan produksi, produktivitas pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Upaya-upaya
yang telah dilakukan memberikan bantuan kepada
kelompok tani atau masyarakat berupa hibah untuk mendukung kegiatan tersebut diatas, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 56
adapun penerima bantuan pada tahun 2014 sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tabel III.3.d Daftar Penerima Bantuan Hibah Pertanian Tahun 2014 Jenis Bantuan Jumlah Bantuan Jumlah Penerima Alat Pengolah Keripik Singkong 7 Paket 7 Kelompok Tani Benih Jagung Komposit 1975 Kg 8 kelompok Tani Benih Kedelai Rhizobium 2760 Kg/ 65 paket 5 Kelompok Tani Vacuum Sealer 1 unit 1 Kelompok Tani Timbangan 1 unit 1 Kelompok Tani B.Koro Pedang 1500 Kg 2 Kelompok Tani Pupuk Kandang 10000 Kg 2 Kelompok Tani B. Nilam 100.000 Btg 2 Kelompok Tani P. Bokhasi 25 .000 Kg 2 Kelompok Tani Pupuk Cair 150 Liter 2 Kelompok Tani Pupuk Hayati 75 Liter 2 Kelompok Tani Jalan Usaha Tani ( JALUT) 34 Unit 34 kelompok Tani Irigasi Permukaan 8 Unit 8 kelompok Tani Bangunan JITUT 14 Unit 14 kelompok Tani Bibit Jeruk Purut 144 batang 6 Kelompok tani Alat Sablon Plasti 5 Unit 5 Kelompok Tani Bangunan Embung 5 Unit 5 Kelompok Tani Renovasi Embung 4 Unit 4 Kelompok Tani Pompa Air Kecil 21 Unit 21 Kelompok tani R. Burung Hantu 56 Unit 56 Kelompok Tani Bangunan JITUT 9 Unit 9 Kelompok Tani
Sumber Dinas Pertanian perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Di bidang perkebunan pada tahun 2014 beberapa komoditas mengalami kenaikan produksi, seperti tanaman Kelapa tercapai 4.248,86 ton, Kelapa Deres 5.378,52 ton, Kopi 1.478,66 ton, cengkeh 220,35 ton, tebu 1.506,10 ton, Aren 900,52 ton, , kakao 10,52 ton, kapok 55,71 ton , Panili 1,35 ton, Karet 0,70 ton dan tembakau 842,34 ton. Sementara itu tanaman kelapa dan cengkeh sebagian besar produktivitasnya rendah dikarenakan tanaman sudah tua/tanaman rusak, sehingga upaya yang diperlukan adalah dengan melakukan peremajaan kelapa 1.200 batang dan cengkeh 6.000 batang. Selain itu dalam bidang perkebunan UPTD Mulyorejo telah melakukan upaya pembuatan bibit antara lain pelaksanaan pengelolaan kebun buah kelengkeng seluas 1 ha (100 batang) . Dalam
rangka
mendukung
pelaksanaan
peningkatan
produksi,
produktivitas
Perkebunan dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Upaya-upaya
yang telah dilakukan memberikan
bantuan berupa alat – alat pertanian, bibit dan pembangunan jaringan irigasi/pembangunan jalan usaha tani adapun yang menerima bantuan hibah pada tahun 2014 sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel III.3.d Daftar Penerima Bantuan Hibah Pertanian Tahun 2014 Jumlah Jenis Bantuan Jumlah Penerima Bantuan Jalan Usaha Tani (JALUT) 48 Unit 48 kelompok tani Jaringan Tingkat Usaha Tani (JATUT) 12 Unit 12 Kelompok Tani Hand Sprayer 7 Unit 7 Kelompok Tani Timbangan Digital 7 Unit 7 Kelompok Tani Bibit Tembakau 168.000 Batang 7 Kelompok Tani Pupuk majemuk 2.100 Kg 7 Kelompok Tani Pupuk NPK 2.800 Kg 7 Kelompok Tani LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 57
8 9 10 11 12 13 14
Pestisida sistimik Pupuk Organik Pulper kopi Huller Kopi Bibit Karet Bibit cengkih Alat penyuling minyak atsiri
70 Liter 77.200 Kg 2 Unit 1 Unit 3000 batang 15.900 batang 1 Unit
7 Kelompok 21 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 5 Kelompok
Tani Tani Tani Tani Tani
1 kelompok tani
Sumber Dinas Pertanian perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
TABEL III.3.e PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Penggunaan lahan Sawah teknis Sawah setengah teknis Sawah Sederhana Sawah tadah Hujan Tanah Pekarangan Tanah Tegalan Kebun Empang Hutan Rakyat Hutan Negara Lain-lain
Luas (ha) 3.635,72 5.504,20 7.191,81 7.624,44 19.704,00 27.462.57 13.619 26,00 12.176,75 6.070,45 2.163,49
Sumber Dinas Pertanian perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
4. Sasaran 4 : Terwujudnya diversifikasi usaha pertanian, menuju agrobisnis, agroindustri dan agro wisata dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sector pertanian No 1
2 3
Indikator Kinerja Utama Prosentase peningkatan produksi padi palawija dan holtikultura Padi Palawija Holtikultura Kontribusi PDRB Pertanian Jumlah agrobisnis, agrowisata & agro industri
Sat
ton ton ton Rp lokasi
Target 2014 2013
2014
Capaian (%)
205.658 57.225 57.500
202.679 61.161 9.000
218.818 71.814 57.500
107 125 100
2.205.223,5 4
2.205.223.5 4
2.425.375,5 4
109 100
Rata-rata Capaian Kinerja
Realisasi
106.5
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah dalam mewujudkan diversifikasi usaha pertanian, menuju agrobisnis, agroindustri dan agro wisata dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sector pertanian adalah sebesar 106,5 %
atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut
ditunjukkan oleh capaian 3 IKU yang
telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja
tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Produksi padi meningkat sebesar 14.160 Ton atau 0.69 %
dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 204.658 Ton dan melampaui
target indikator kinerja daerah yang hanya sebesar 0,56 % pada tahun 2015 sedangkan peningkatan indeks produksi padi/holtikultura pada tahun 2014 meningkat menjadi 56.82 ton/pertahun atau sebesar 218.818 Ton untuk produksi padi dan 169.565 ton untuk produksi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 58
holtikultura, capaian ini meningkat sebesar 7,96 % dibandingkan dengan tahun 2013. Sebagai upaya peningkatan diversifikasi usaha pertanian yang berkualitas dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah, peningkatan jumlah produksi padi pada Tahun 2014 sebesar 14.160 ton atau 6,9 %, produksi palawija sebesar 14.589 atau 25,9 %, produksi holtikultura sebesar 16.426 dan 10,7%. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya diversifikasi usaha pertanian ,menuju agrobisnis, agroindustri dan agro wisata dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sector pertanian adalah sebagai berikut: 1.
Memberikan bantuan alat-alat pertanian guna menunjang peningkatan produksi dan ketrampilan tenaga kerja sektor pertanian dan perkebunan.
2.
Monitoring, pemantauan dan pengendalian secara kontinyu tentang pengelolaan serangan OPT dengan mengalokasikan dana pada setiap tahun anggaran serta penyediaan sarana pendukung.
3.
Pengembangan Kebun Bibit Unggul Pertanian di Pakopen, Kesongo dan Mulyorejo sebagai fasilitas pengembangan pembenihan untuk mendukung pembangunan pertanian.
5. Sasaran 5 : Diterapkannya teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenis dan kualitas produk industry local No 1 2
Indikator Kinerja Utama Jumlah Teknologi Tepat Guna Berwawasan Lingkungan Jumlah Pengembangan Produk Industri Local Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat bh
Target 2014 2
%
52,5
Realisasi 2013 2014 1 78,6
64
Capaian (%) 50 122 86
Rata-rata capaian kinerja sasaran Diterapkannya teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenis dan kualitas produk industry local adalah sebesar 86 % atau Cukup Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, prosentase indsutri kerajinan yang terbina adalah sebesar 64.08 % dari target yang ditetapkan sebesar 52.50 %. Sedangkan IKU dengan indikator jumlah penerapan teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenis dan kualitas produk industry local hanya ada satu yaitu pelatihan penerapan teknologi pengolahan tahu untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan limbah tahu. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Diterapkanya teknologi tepat guna Berwawasan Lingkungan Dalam Rangka Pengembangan Jenis dan Kualitas Produk Industry Local adalah sebagai berikut: a.
Sudah terbentuknya kelompok – kelompok IKM per komoditas sehingga mempermudah dalam akses pembinaan.
b.
Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang cukup dan memadai.
kendala capaian kinerja sasaran Diterapkanya teknologi tepat guna Berwawasan Lingkungan Dalam Rangka Pengembangan Jenis dan Kualitas Produk Industry Local adalah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 59
a. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna. b. Kesadaran pengusaha kecil untuk mengajukan perijinan legal formal usahanya yang masih kurang. 6. Sasaran 6 : Berkembangnya industry pariwisata yang berbasis masyarakat dan budaya local No 1
Indikator Kinerja Utama Prosentase peningkatan jumlah kunjungan wisata Kontribusi PDRB Pariwisata Jumlah promosi budaya Rata – Rata Capaian Kinerja
2 3
Sat
Target 2014
%
10
Realisasi 2013 2014 7 12
juta kel
2.881.763 9
3.198.152 9
Capaian (%) 120
3.408.758 106 9 100 108
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah pada sasaran Berkembangnya industry pariwisata yang berbasis masyarakat dan budaya local adalah sebesar 108 % atau SANGAT BAIK. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 3 IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Berkembangnya industry pariwisata
yang berbasis masyarakat dan budaya local meningkat
melampaui target indikator kinerja daerah , seperti Jumlah kunjungan wisata tahun 2014 sebanyak 1.528.202 wisatawan, melebihi RPJMD sebanyak 1.285.084,60 orang atau 118,92%, serta meningkat dari tahun 2013 sebanyak 1.367.452 wisatawan. Peningkatan sebanyak 160.750 wisatawan atau 10,51 % jumlah kunjungan wisata tersebut terdiri dari1.528.477 wisatawan domestik dan 2.725 wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisata meningkat dikarenakan adanya kegiatan promosi bersama dengan pelaku pariwisata antara lain biro perjalanan dan pengelola obyek wisata swasta serta informasi pariwisata melalui media cetak dan media elektronik.
Jumlah kunjungan wisata ini berdampak
langsung pada peningkatan PendapatanAsli Daerah (PAD), Realisasi PAD retribusi tempat wisata tahun 2014 sebesar Rp. 3.479.361.000,- naik dari realisasi tahun 2013 sebesar Rp. 3.198.152.640,- atau mengalami kenaikan sebesar 8,84%. Penerimaan retribusi dari tempat wisata terinci sebagai berikut : Tabel III.3.f Realisai Penerimaan Retribusi Tempat Wisata No 1
2
3
4
Obyek Wisata Candi Gedong songo Sewa Kios Candi Gedingsongo Kolam Rendamair panas Restribusi kendaraan OW.Gedogsongo Pemandian Muncul Sewa kios OW.Pemandian Muncul Restribusi kendaraan OW.Pemandian Muncul Bukit cinta brawijaya Sewa Kios bukit cinta Restribusi kendaraan OW.Bukit Cinta Museum Palagan
Tahun 2013 2.139.343.500 13.400.000 39.200.000 49.000.000
2014 2.319.170.500 19.200.000 40.990.000 49.200.000
495.944.500 3.070.000 5.190.000
521.902.000 3.600.000 6.600.000
179.659.000 2.750.000 -
192.636.000 4.800.000 11.862.000
159.663.000
165.185.000
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 60
No
Tahun
Obyek Wisata
5 6 7 8 9 10 11 12 13
2013
Restribusi kendaraan OW.Palagan Ambarawa Retribusi tempat Khusus Parkir Wana Wisata Penggaron Wana Wisata air terjun Wana Wisata umbul songo Langen tirto muncul The fountain water park and resto Sewa lahan depot ikan muncul Sewa lapangan olahraga Penerimaan Lainnya Jumlah
-
2014 10.018.000
5.878.080. 9.252.730. 3.039.830. 5.500.000 3.600.000 54.121.000 10.641.000 18.900.000 3.198.152.640,-
5.110.000 2.656.800 6.412.320 470.160 5.500.000 3.600.000 72.030.320 24.265.000 15.550.000 3.479.361.000,-
7. Sasaran 7 : Tumbuhkembangnya kelompok usaha produktif badan usaha milik petani dan lembaga keuangan
mikro
antara
lain
melalui
kemitraan
bisnis
dan
pengembangan
program
tanggungjawab social perusahaan ( corporate social responsibility ) No 1
Indikator Kinerja Utama Jumlah peningkatan kelompok usaha petani melalui program CSR Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat kel
Target 2014 40
Realisasi 2013 2014 40 84
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah adalah sebesar 210 %
Capaian (%) 210 210
atau sangat baik.
Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 3 IKU yang telah melebihi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014 Tumbuh kembangnya kelompok usaha produktif badan usaha milik petani dan lembaga keuangan mikro antara lain melalui kemitraan bisnis dan pengembangan program tanggungjawab social perusahaan (corporate social responsibility) meningkat sebesar 44 kelompok Tani atau 35.8 % dari 234 gapoktan di kabupaten semarang menerima bantuan Dana Bagi hasil cukai hasil tembakau berupa 10 jenis pendukung usaha pertanian senilai Rp. 4.420.635.000,- dan 6 Kegiatan pengembangan bibit unggul pertanian senilai Rp.2.450.000.000,Faktor yang menjadi kendala atau hambatan dalam menumbuhkembangkan kelompok usaha produktif badan usaha milik petani dan lembaga keuangan mikro antara lain melalui kemitraan bisnis dan pengembangan program tanggungjawab social perusahaan (corporate social
responsibility) antara lain : 1. Belum mencukupinya kebutuhan peningkatan kualitas tembakau. 2. Masih rendahnya tingkat kemampuan petani dalam budidaya pertanian dan perkebunan secara intensif. 3. Masih belum memadainya jalan usaha tani mengakibatkan biaya sarana produksi cukup tinggi.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 61
TUJUAN 4 Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan yang efektif efesien dan akuntabel 1. Sasaran 1 : Mantapnya adminsitrasi pemerintahan dalam penerapan informastion communication and technology ( ICT ) melalui electronic government dalam rangka peningkatan kualitas,pemerataan pelayanan public dan pembangunan system data(data base) No 1 2
Indikator Kinerja Utama
Sat
Jumlah ketersediaan sistem informasi manajemen Cakupan jumlah desa dengan akses internet Rata – Rata Capaian Kinerja
%
Target 2014 10
desa
70
Realisasi 2013 2014 10 10 41
Capaian (%) 100
70
100 100
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah adalah sebesar 100 % atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Mantapnya adminsitrasi pemerintahan dalam penerapan informastion communication and technology
(
ICT
)
melalui
electronic
government
dalam
rangka
peningkatan
kualitas,pemerataan pelayanan public dan pembangunan system data ( data base) ditunjukkan dengan ketersediaan 10 sistem informasi manajemen yang merupakan aplikasi yag mendukung aksetabilitas data dan informasi yang lebih valid. Sedangkan terkait pemenuhan akses internet pada desa, tahun 2014 meningkat sebesar 29 desa atau 70,7 % dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 41 desa dan atau 53,5 % dari 208 desa di kabupaten Semarang telah memiliki akses layanan internet. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Mantapnya adminsitrasi pemerintahan dalam penerapan informastion communication and technology ( ICT ) melalui electronic government dalam rangka peningkatan kualitas,pemerataan pelayanan public dan pembangunan system data(data base), adalah sebagai berikut a. Penyediaan infrastruktur dan
jaringan teknologi informasi
yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan akses informasi bagi masyarakat sebagai sarana diseminasi informasi kepada publik b. Pelatihan dan pendidikan teknis bagai aparatur dan Peningkatan Kapasitas penguasan teknologi informasi secara regular dan berkesinambungan 2. Sasaran 2 : Meningkatnya disiplin, kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, sehingga redponsif terhadap perubahan paradigma pemerintahan No 1 2 3
Indikator Kinerja Utama Prosentase aparatur yang sesuai kompetensi jabatannya Prosentase penyelesaian penanganan kasus pelanggaran PNS Prosentase menurunnya kasus
Realisasi 2013 2014 74 74
Capaian (%)
%
Target 2014 100
desa
100
100
100
100
%
0,004
0,008
0,005
80
Sat
74
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 62
No
Indikator Kinerja Utama
Sat
Realisasi 2013 2014
Target 2014
pelanggaran oleh PNS Rata – Rata Capaian Kinerja
Capaian (%) 84,6
Rata-rata capaian kinerja IKU Meningkatnya disiplin, kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, sehingga redponsif terhadap perubahan paradigma pemerintahan adalah sebesar 84,6 % atau BAIK.
Keberhasilan
capaian
kinerja
tersebut
ditunjukkan oleh capaian 2 dari 3 IKU yang telah memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Prosentase penyelesaian penanganan kasus pelanggaran PNS pelanggaran disiplin Pegawai sekitar 100 % atau 9 kasus pelanggaran disiplin oleh PNS Kabupaten Semarang, capai ini menurun apabila dibandingkan dengan kejadian kasus pelanggaran disiplin
yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak 15 kasus, sedangkan untuk
pelanggaran pidana oleh PNS pada tahun 2014 sama seperti tahun 2013 yaitu 0,009 atau 1 orang dengan status sebagai PNS Kabupaten Semarang , selanjutnya kasus pelanggaran PNS yang tertangani oleh BKD adalah sejumlah 9 kasus. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya pembinaan dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja aparatur adalah diterbitkannya PP 53 tahun
2010,PNS telah memahami tentang peraturan disiplin PNS yang telah diatur secara tegas dan eksplisit
di
dalam
peraturan
tersebut,dimana
PP
53
tahun
2010
memuat
tentang
kewajiban,larangan dan jenis hukuman disiplin yang dapat dijtuhkan kepada PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran, mulai dari jenis hukuman disiplin ringan, sedang hingga berat. Meskipun kategori rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah sangat baik, namun, masih terdapat beberapa kendala permasalahan terkait pencapaian sasaran strategis antara lain masih banyak SKPD yang belum melaporkan hukuman disiplin ke Badan Kepegawaian Daerah. Meskipun kategori rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah baik, namun, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Prosentase aparatur yang sesuai kompetensi jabatannya yang capaian kinerjanya sebesar 74% dari target sebesar 100% yang ditargetkan. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut karena pemerintah kabupaten semarang belum menyusun pedoman standar kompetensi jabatan secara menyeluruh namun berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Daerah, penempatan pada 795 jabatan structural dari eselon II sampai eselon V telah memenuhi persyaratan kompetensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan. 3. Sasaran 3 : Meningkatanya kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan satuan kerja perangkat daerah No
Indikator Kinerja Utama
1
Rata Rata skor evaluasi lakip SKPD 2014
Nilai Lakip 2013 = Kategori nilai CC
Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat
Target 2014 CC
Realisasi 2013 2014 C C
Capaian (%) 64
Nilai
41,66 65 64
Rata-rata capaian kinerja IKU Meningkatanya kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan satuan kerja perangkat daerah adalah sebesar 63% dalam kategori Kurang (C) sesuai dengan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 63
standar penilaian LAKIP. Faktor – faktor yang melatarbelakangi tidak tercapainya kinerja sasaran Meningkatanya kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan satuan kerja perangkat daerah,
adalah sebagai
berikut : 1. Masih rendahnya sinergitas dan konsistensi penyusunan dokumen perencanaan SKPD sehingga menyulitkan evaluasi capaian kinerja dalam setiap tahapan pembangunan. 2. Masih lemahnya komitmen pelaksanaan pemerintahan dalam menyusun perencanaan kinerja dengan implementasi manajemen kinerja untuk mencapai visi misi Daerah. 3. Belum adanya keselarasan antara RPJMD, IKU dan LAKIP. Jika dibandingkan dengan target kinerja Rata Rata skor evaluasi lakip SKPD 2013, maka capaian indikator kinerja Rata Rata skor evaluasi lakip SKPD 2014 Kabupaten Semarang sebesar 63% tersebut jauh dibawah standar yang ditargetkan. 4. Sasaran 4 : Terciptanya transparansi dan pelaksanaan pembangunan No 1 2 3
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
Realisasi
Capaian (%)
Jumlah media informasi pembangunan dan pemerintahan Jumlah informasi pembangunan dan pemerintahan yang dimuat dalam media informasi Prosentase SKPD yang aktif menginformasikan pelaksanaan pembangunan Rata – Rata Capaian Kinerja
Media
4
2013 4
2014 4
Kali
2500
2120
2500
100
% %
100
100
100
100
100
100
Rata – rata capaian kinerja pemerintah Kabupaten Semarang dalam mewujudkan Terciptanya transparansi dan pelaksanaan pembangunan melalui penyampaian informasi pembangunan daerah secara transparan pada tahun 2014 adalah sebesar 100 % atau baik ,Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 3 (tiga) indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Jumlah media informasi milik Pemda sejumlah 4 media antara lain website Kabupaten Semarang, Majalah Gema serasi,Majalah Interupsi dan Radio Suara Serasi
, sedangkan
untuk Informasi pembangunan yang dimuat media massa pada tahun 2014 mencapai 2500 kali selanjutnya untuk keterbukaan informasi Pembangunan semua 73 SKPD kabupaten telah secara regular menyampaikan pelaporan capaian kinerja dan kegiatan sehingga bisa diukur progress capaian kinerjanya , Faktor
–
faktor
yang
mendukung
Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan
keberhasilan
capaian
kinerja
sasaran
pemerintahan daerah melalui penyampaian
informasi pembangunan daerah secara transparan adalah sebagai berikut 1.
adanya media informasi dari pemerintah seperti majalah Gema Serasi dan Interupsi, siaran LPPL Radio Suara Serasi Kabupaten Semarang, serta Buletin Perpustakaan Kabupaten Semarang yang berfungsi sebagai jembatan informasi kegiatan pemerintah daerah maupun kegiatan pembangunan pemerintah daerah kepada masyarakat. Melalui
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 64
keberadaan media tersebut, pemerintah berusaha menginformasikan perkembangan maupun kemajuan bahkan proses pembangunan kepada masyarakat. 2. Adanya Informasi pembangunan yang dimuat media massa membuka informasi kepada masyarakat luas akan keberhasilan maupun perkembangan kemajuan pembangunan pemerintah daerah, sehingga selain sebagai media informasi juga sebagai media control masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah 3. Perencanaan Target kegiatan dibuat secara cermat dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada 4. Seluruh kegiatan dilaksanakan secara konsisten sesuai target yang telah direncanakan. 5. Sasaran 5 : Meningkatnya
kemampuan
manajemen
pemerintahan
dan
pembangunan
melalui
perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal No
Indikator Kinerja Utama
Sat
1
Prosentase SKPD yang mengakomodir penganggaran yang responsive gender 2 Prosentase penerapan system pengendalian intern pemerintah R Rata – Rata Capaian Kinerja
Target 2014
% %
Realisasi 2013 2014
Capaian (%)
10,97
10,97
10,97
100
100
83,6
100
100 100
ata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah
dalam mewujudkan Meningkatnya
kemampuan manajemen pemerintahan dan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal adalah sebesar 100 % atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, SKPD yang mengakomodir penganggaran yang responsive gender sebanyak 7 SKPD antara lain Sekretariat Daerah, Badan KB dan PP, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Selanjutnya penerapan system pengendalian intern pemerintah ( SPIP) pada tahun 2014 terdapat 56 entitas atau meningkat 7,69% dibanding tahun 2013 yang sebesar 52 entitas. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya kemampuan manajemen pemerintahan dan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal, adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya pemahaman terhadap implementasi SPIP pada b. Penetapan kebijakankepala daerah terhadap implementasi SPIP c. Peningkatan
kapasitas
melalui
pelatihan
dan
pembinaan
secara
reguler
dan
berkesinambungan d. Peningkatan kapasitas kegiatan
melalui perencanaan dan alokasi penganggaran
terhadap aplikasi responsif gender agar tepat sasaran
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 65
6. Sasaran 6 : Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik meliputi SDM aparatur, system manajemen dan kelembagaan No
Indikator Kinerja Utama
Sat
1 2
Opini BPK terhadap laporan Keuangan daerah Prosentase SKPD yang menerapkan SPM Rata – Rata Capaian Kinerja
opini %
Target 2014 WTP 24,6
Realisasi 2013 2014 WTP WTP 24,6 24,6
Capaian (%) 100 100 100
Rata – rata capaian kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam Meningkatnya disiplin, kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, sehingga responsive terhadap perubahan paradigma pemerintahan pada tahun 2014 adalah sebesar 94,44% atau cukup baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 6 indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, tingkat kedisiplinan, kompetensi dan profesionalisme Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sudah baik. Sedangkan untuk pelaksanaan pelayanan SPM, dari 16 (enam belas) SPM kementerian yang ada, telah diampu oleh 13 SKPD dan 2 Unit Kerja Bagian Pada Sekretariat Daerah dalam pencapaian indicatornya sehingga dari jumlah SPM Kementerian yang harus dilaksanakan telah 100 % dilaksanakan secara penuh dalam pencapaian kinerjanya. Tabel III.4.6 Satuan Kerja dan Unit Kerja Perangkat Daerah Pengampu SPM Kementerian Pada Kabupaten Semarang No
SKPD pengampu
1. 2.
Dinas Kesehatan Dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga Kerja
3. 4 5 6 7
Badan Lingkungan Hidup Satuan Polisi Pamong Praja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Pekerjaan Umum
8
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
9
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
10
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Bagian Pengelolaa Data Elektronik Sekretariat Daerah Kantor Ketahanan Pangan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
11
12 13 14
Bidang Standar pelayanan Minimal
Kesehatan Sosial Ketenagakerjaan Lingkungan Hidup Pemerintahan Dalam Negeri
Perumahan Rakyat Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pendidikan Dasar Kesenian Pekerjaan Umum Penataan Ruang Komunikasi dan Informatika
Ketahanan Pangan Perhubungan Komunikasi dan Informatika Penanaman Modal
Sumber data : Bagian tata Pemerintahan Tahun 2014
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 66
Faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya disiplin, kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, sehingga responsive terhadap perubahan paradigma pemerintahan karena Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang ditentukan. Walau rata-rata capaian kinerja sasaran Meningkatnya disiplin, kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, sehingga responsive terhadap perubahan paradigma pemerintahan sudah terbilang cukup baik, namun ada satu kegiatan yang memiliki capaian kinerja kurang (50%) yaitu Penyelesaian Administrasi Kerugian Daerah. Hal ini disebabkan karena ada beberapa orang yang tidak biasa menyelesaikan administrasi dengan alasan meninggal dunia. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran pada tahun 2013, maka kinerja sasaran tahun 2014 tidak mengalami kenaikan ataupun kemunduran karena target dan realisasi yang di tentukan bernilai sama. 7. Sasaran 7 : Terwujudnya pelayanan masyarakat yang bermutu No
Indikator Kinerja Utama
Sat
1
Prosentase SKPD yang menerapkan standar pelayanan Publik Prosentase SKPD yang memperoleh skor baik penilaian IKM Rata – Rata Capaian Kinerja
%
Target 2014 100
%
100
2
Realisasi 2013 2014 100 100 100
100
Capaian (%) 100 100 100
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah adalah sebesar 100 % atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014,dari 73 SKPD pada pemerintah kabupaten Semarang telah menyusun Standar pelayanan sebagai bentuk jaminan dan kepastian pelayanan pada setiap jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ditetapkan dalam
Undang undang nomor 25 Tahun 2009 meliputi
Dasar hukum pemberian pelayanan,persyaratan pelayanan,sistematika ,mekanisme dan prosedur pelayanan. Dalam dokumen standar pelayanan juga memuat jangka waktu penyelesaian ,biaya tarif yang harus dibayarkan pengguna layanan,jenis produk layanan yang diberikan,sarana prasarana atau fasilitas yang bisa dimanfaatkan, ditunjukan juga kompetensi pelaksana layanan dan prosedur pengawasan internal yang diharapkan mampu memberikan rasa nyaman terhadap kepastian pelayanan yang diberikan. Terkait ketidakpuasan terhadap pemberian layanan, pengguna layanan disediakan fasilitas pengaduan,saran dan masukan guna perbaikan kualitas pelayanan pada masing masing SKPD yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, sehingga seluruh pelaksanaan pelayanan mampu menjadi komitmen bersama aparatur pelayanan dalam memberikan rasa aman,bebas dan percaya. Selanjutnya untuk pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
pendapat
masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dengan membandingkan harapan dan kebutuhan, survey terhadap kepuasan masyarakat bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan pada masing masing SKPD pemerintah Kabupaten semarang.Pada Tahun 2014 73 (tujuh puluh tiga) dari keseluruhan jumlah SKPD pemerintah kabupaten semarang secara berkala telah melaksanakan survey
tersebut sebagai dasar penetapan kebijakan dalam
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 67
peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih efetif,efesien dan profesional sesuai kebutuhan masyarakat. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Komitmen pemerintah kabupaten semarang dalam mengedepankan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan fasilitasi terhadap penetapan prosedur pelayanan sesuai ketentuan dan mengakomodir kriteria yang menjadi kebutuhan masyarakat. 2. Pelaksanaan survey kepuasan terhadap jenis jenis pelayanan yang diberikan oleh SKPD kepada masyarakat sebagai bahan kebijakan dalam memperbaiki kualitas pelayanan. 3. Pengembangan konsep dan inovasi dari bentuk pelayanan publik yang diberikan secara berkesinambungan dengan pelaksanaan evaluasi pada setiap tahapan proses dan prosedur pelayanan untuk lebih meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan SKPD pemerintah Kabupaten Semarang. TUJUAN 5 Menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan investasi 1. Sasaran 1 : Tersedianya Dokumen Tata Ruangan sebagai Acuan Pemanfaatan Ruang No
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
1
Jumlah ketersediaan dokumen penataan ruang Rata – Rata Capaian Kinerja
dok
2
Realisasi 2013 2014 3 -
Capaian (%) 0 -
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Tersedianya Dokumen Tata Ruangan sebagai Acuan Pemanfaatan Ruang adalah sebesar 0 % atau Tidak Berhasil. Capaian kinerja tersebut menunjukan bahwa dengan pada Tahun 2014, penyusunan Dokumen RDTRK yang dilaksanakan melalui Kegiatan : a. Penyusunan dokumen materi teknis Raperda RDTRK Bancak dan peraturan Zonasi b. Penyusunan materi peraturan zonasi Kecamatan Bawen, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Pringapus, dan Kecamatan Tuntang Tidak tercapainya Penyusunan Dokumen RDTRK
yang telah ditetapkan pada tahun 2014
dikarenakan karena terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang, sehingga dengan alasan efesiensi anggaran dan efektifitas penyusunan Peraturan Daerah tentang RTRW karena interval waktunya hampir 5 tahun sehingga kegiatan tersebut ditunda sampai dengan tahun 2015. Sebagai persiapan penyusunan Peraturan daerah tentang RTRW maka upaya perbaikan yang akan dilaksanakan adalah: a.
Meningkatkan koordinasi dalam perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD);
b.
Melakukan review terhadap dokumen RTRW dan peta pendukung;
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 68
c.
Meningkatkan sosialisasi rencana tata ruang daerah dengan membuat instrument sosialisasi yang efektif;
d.
Peningkatan kemampuan personil yang menangani penataan ruang daerah.
2. Sasaran 2 : Meningkatanya pelayana perijinan yang tertib,tepat waktu transparan dan akuntabel No 1 2
Indikator Kinerja Utama Prosentase Jumlah ijin yang diterbitkan Prosentase penerbitan perijinan yang tepat waktu Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat % %
Target 2014 100 100
Realisasi 2013 2014 70 108,6 98 63
Capaian (%) 108,6 63 85.8
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah dalam Meningkatanya pelayana perijinan yang tertib,tepat waktu transparan dan akuntabel adalah sebesar 85.8 % atau baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 (dua) Indikator Kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Permohonan Ijin yang diterbitkan sebanyak 3.258 Ijin meningkat 291 atau 9.8 % dibandingkan dengan capaian 2013 yang hanya 2.967 ijin dengan 46 jenis perijinan
hal ini disebabkan oleh kesadaran
masyarakat dalam mengurus dan memiliki surat ijin kepemilikan dan
dibandingkan dengan
capaian kinerja sasaran pada tahun 2013, maka kinerja sasaran tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,55 % yang capaiannya hanya 3000 ijin dengan, Sebagai gambaran kinerja Rata Rata Hasil survey kepuasan masyarakat adalah 80,60 %. Prosentase penerbitan perijinan yang tepat waktu sebesar 63 % atau sebanyak 3.258 ijin yang diterbitkan capaian tersebut meningkat dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 yang sebesar 2.967 ijin yang diterbitkan, terdiri dari pengajuan ijin konstruksi sejumlah 21 ijin atau menurun sebesar 112 ijin apabila dibandingkan tahun 2013, pengajuan ijin non fasilitas dan Penanaman Modal sejumlah 542 ijin meningkat sebesar 90 ijin apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013, pengajuan ijin Penanaman Modal sebanyak 26 ijin meningkat 8 ijin dibanding tahun 2013 yang sebesar 8 ijin, sedangkan untuk Rasio Bangunan ber IMB sebesar 1,19% atau sekitar 3.035 unit bangunan (IMB th. 2010 sampai th.2014)
dari 254.982 total
jumlah bangunan yang ada di kabupaten semarang , meningkat dibanding capaian 2013 yang sebesar 0,63% selanjutnya Jumlah Pengajuan permohonan IMB pada tahun 2014 sekitar 1.008 permohonan dibanding kan capaian tahun 2013 yang sebesar 846 pemohon capaian tersebut mengalami peningkatan. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Mewujudkan tranparansi Pelayanan perijinan adalah sebagai berikut : a. Kesadaran sebagian masyarakat b. Pembebasan biaya pengurusan sebaian ijin c.
Kemudahan dalam mengurus ijin
d. Adanya fasilitas untuk mempermudah pengurusan/pembuatan ijin e. Pelayanan yang baik sesuai dengan misi, tepat, mudah dan cepat Meskipun kategori rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah sangat baik, namun, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu
jumlah pengajuan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 69
permohonan IMB yang capaian kinerjanya sebesar 1.008 atau hanya 672 %. 3. Sasaran 3 : Meningkatnya keamanan dan budaya tertib masyarakat, penegakan keadilan serta supremasi hukum No
Indikator Kinerja Utama
1 2
Prosentase penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman dan keindahan) Prosentase Penurunan pelanggaran ketertiban Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat dok
Target 2014 88
%
0,102
Realisasi 2013 2014 98 97,12 2,64
0,86
Capaian (%) 110,4 82,35 96,3
Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang dalam Meningkatnya keamanan dan budaya tertib masyarakat, penegakan keadilan serta supremasi hukum pada tahun 2014 adalah sebesar 96,3 % atau sangat baik .Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 1 (satu) indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, pelanggaran K3 yang dapat terselesaikan pada tahun 2014 adalah sebanyak 335 Kasus pelanggaran dari 355 kasus pelanggaran yang ditangani oleh satuan polisi pamong praja atau atau 17 % lebih sedikit dibandingkan kasus pelanggaran yang dapat diseleseaikan pada tahun 2013 yang sebanyak 340 Pelanggaran selanjutnya sebagai upaya peningkatan keamanan dan ketertiban pada masyarakat, melalui peningkatan pelaksanaan koordinasi lintas sektoral yang melibatkan seluruh aspek masyarakat dan aparat pemerintah ternyata hanya mampu menurunkan tingkat pelanggaran ketertiban kabupaten semarang sebesar 0,86 % atau 11 kasus capaian ini menurun dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang bisa ditekan sampai pada angka prosentase 2,64 % dengan 344 kasus pelanggaran hal ini disebabkan oleh : a. Cakupan Wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah Aparat tenaga pengamanan ; b. Keterbatasan Sumber Daya Manuasia yang terdidik dan terlatih ; c.
Keterbatasan alokasi anggaran yang diberikan oleh Pemerintah ternyata memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap kinerja ;
d. Keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia untuk melakukan penegakan Perda dan menciptakan ketentraman serta ketertiban di tengah masyarakat ; e. Kondisi sosial kultural ekonomi serta politik yang berkembang di masyarakat menjadikan persoalan penciptaan ketentraman dan ketertiban umum yg secara lebih spesifik adalah tingginya angka pengangguran, sempitnya lapangan kerja pada sektor formal di nilai mampu memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kondisi ketentraman dan ketertiban. Faktor – faktor yang dapat mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran dalam Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat umum, antara lain : a. Pemerintah bersama lembaga terkait monitoring unjuk rasa oleh beberapa elemen masyarakat untuk mencegah provokasi yang berujung anarkis sebagai deteksi dini jelang Pesta Demokrasi ; b. Menganalisa dan pendalaman akar permasalahan untuk tanggap dan sigap agar konflik tidak
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 70
meluas ; c.
Penanaman nilai Pancasila sebagai rujukan filosofis normatif, politik dan hukum utk penyelesaian soal publik dan krisis sosial politik yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.
4. Sasaran 4 : Tersedianya regulasi dan promosi yang mendukung investasi No 1
Indikator Kinerja Utama
Sat
Jumlah Kebijakan yang mendukung iklim usaha Jumlah promosi yang mendukung investasi Rata – Rata Capaian Kinerja
2
dok
Target 2014 2
%
2
Realisasi 2013 2014 0 4 3
4
Capaian (%) 100 200 150
Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang Dalam Menyediakan regulasi dan Promosi yang mendukung investasi pada tahun 2014 adalah sebesar 150% atau sangat baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, telah ditetapkan kebijakan tentang penanaman modal dan perijinan yang antara lain mengatur tentang penyederhanaan proses pelayanan perijinan, transparansi pelayanan perijinan, peningkatan pelayanan public dan Peningkatan promosi potensi daerah. Dan Untuk lebih mengenalkan potensi di Kabupaten Semarang kepada calon investor yang telah dilakukan antara lain mengikuti pameran/ekspo sebanyak 4 kali, yaitu Kabupaten Semarang Expo, Batam Expo, Bandung Expo dan CJIBF Jakarta Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Menyediakan regulasi dan Promosi yang mendukung investasi adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan evaluasi terhadap kebijakan kebijakan daerah bidang penanaman modal (deregulasi) sehingga sesuai dengan kondisi terkini. 2. Meningkatanya profesionalitas aparatur daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat TUJUAN 6 Mewujudkan infrastruktur pembangunan yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah 1. Sasaran 1 : Tersedianya sarana prasarana transportasi yang berkualitas dan merata No 1 2 3 4
Indikator Kinerja Utama
Sat
Jumlah Angkutan umum yang layak jalan Prosentase pemenuhan sarana prasarana kelengkapan pelayanan terminal angkutan Prosentase ketersediaan rambu rambu lalu lintas Prosentase panjang jalan dalam kondisi baik
dok
Target 2014 430
Realisasi Capaian (%) 2013 2014 923 849 197.44
lokasi
7
6
7
100
buah
686
219
250
36.44
%
65
52,96
66
101,5
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 71
No 5
Indikator Kinerja Utama
Sat
Prosentase Jembatan dalam kondisi baik Rata – Rata Capaian Kinerja
%
Target 2014 70
Realisasi 2013 2014 69
Capaian (%)
73
105 108,08
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah pada sasaran Tersedianya sarana prasarana transportasi yang berkualitas dan merata tahun 2014 adalah sebesar
108,08 %
atau Sangat Baik. Capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 4 IKU Indikator Kinerja yang
sudah dapat memenuhi target dan 1 Indikator Kinerja SKPD belum dapat memenuhi
target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, prosentase pemenuhan sarana prasarana kelengkapan pelayanan terminal angkutan sebanyak 100 % atau meningkat 116 % dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 yang sebanyak 6 Lokasi. Jumlah terminal angkutan sebanyak 7 unit subterminal atau meningkat dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 yang sebanyak 6 unit subterminal. Prosentase ketersediaan rambu – rambu
lalu lintas sebanyak 36.44% atau meningkat 2.75% dibandingkan capaian kinerja tahun
2013 yang sebanyak 33.69%. Jumlah pemenuhan ketersediaan rambu lalu lintas Jumlah sebanyak 250 atau meningkat 14.16% dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 yang sebanyak 219 walaupun belum mampu memenuhi target RPJMD yang sebanyak 686 buah hal ini lebih disebabkan karena pengalihan pengalokasian anggaran untuk prioritas lain. Angkutan umum yang layak jalan sebanyak 1.028 unit atau tetap dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 yang sebanyak 1.028 unit. Jumlah angkutan barang yang memiliki ijin sebanyak 447 atau menurun 4.07% dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 yang sebanyak 466. Jumlah uji kelayakan yang dilayani sebanyak 18.045 atau meningkat 8.2 % dibandingkan capaian kinerja tahun 2013 yang sebanyak 16.673. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Tersedianya Sarana Prasarana Transportasi Yang Berkualitas Dan Merata adalah sebagai berikut : a. Adanya kesadaran dari pemilik angkutan barang dan orang untuk melakukan pengujian kendaraan b. Adanya penambahan kendaraan baru, mutasi masuk dan numpang uji dari daerah lain Faktor – faktor yang menjadi kendala pencapaian kinerja sasaran tersedianya sarana prasarana transportasi yang berkualitas dan merata banyaknya kebutuhan rambu yang belum dapat terpenuhi karena keterbatasan anggaran . 2. Sasaran 2 : Tersedianya jaringan irigasi dan sumber air untuk pertanian No
Indikator Kinerja Utama
1 2
Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik Prosentase lahan pertanian yang teraliri jaringan irigasi Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat % %
Target 2014 65,61 100
Realisasi 2013 2014 26,71 37,83 78,9 80,06
Capaian (%) 57,60 80,06 68,83
Rata-rata capaian kinerja IKU pada sasaran Tersedianya jaringan irigasi dan sumber air LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 72
untuk pertanian pada tahun 2014 adalah sebesar 68,83% atau Kurang Baik. Karena hanya 1 IKU saja yang menjadi faktor keberhasilan capaian kinerja yaitu pada IKU Prosentase lahan pertanian yang teraliri jaringan irigasi adalah sebagai berikut : a. Komunikasi, kerjasama dan koordinasi antara beberapa pihak yang terkait (pemerintah, pelaksana dan warga masyarakat) terhadap program yang dilaksanakan. b. Anggaran yang mencukupi dan fasilitas penunjang yang mendukung. c.
Sumberdaya yaitu ketersediaan staf pelaksana yang cukup memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program.
d. Pelaksana yang komitmen terhadap program sehingga apapun tantangan yang ditemui dapat diatasi. e. Struktur organisasi / pembagian tugas dan fungsi yang sesuai sehingga dapat mendukung pelaksanaan program. Namun masih terdapat indikator kinerja yang belum memenuhi target, Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik mencapai 37,83% di bawah target sebesar 65,61% namun meningkat jika dibandingkan tahun lalu capaiannya 26,71%, hal tersebut dikarenakan masih banyak jaringan irigasi yang belum tertangani dengan baik khususnya perawatan/pemeliharaan. Prasarana irigasi berupa bendung, embung, bangunan air dan saluran. Saluran irigasi terbagi dalam saluran irigasi teknis sepanjang 198.860 meter, saluran irigasi semi teknis sepanjang 416.660 meter dan saluran irigasi sederhana sepanjang250.664 meter. Areal sawah irigasi di Kabupaten Semarang adalah 32.669 Ha yang tersebar pada 666 Daerah Irigasi (DI), sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Daerah Irigasi (DI) Teknis Semi Teknis Sederhana Jumlah
Tabel III.6.a Jenis, Jumlah Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi Tahun 2013 Tahun 2014 Panjang Areal Luas Panjang Areal Luas Jumlah Jumlah Saluran Sawah Saluran Sawah Irigasi DI DI (m) Irigasi (Ha) (m) (Ha) 37 198.860 10.740 37 198.860 10.740 399 426.360 15.721 390 416.660 15.516 239 253.465 6.491 239 250.184 6.413 675 883.535 32.952 666 866.184 32.669
Sumber: Dinas PekerjaanUmum, 2014 Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik sebesar37,83% atau di bawah target sebesar 69,39%, menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 42,00%. Hal ini disebabkan oleh Penggunaan lahan produktif pertanian/irigasi untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan lingkar, perumahandan alih fungsi lahan untuk kawasan terbangun sehingga mengurangi luas sawah irigasi Tabel III.6.b Kondisi Irigasi Tahun 2013 dan 2014 Kondisi Baik Sedang Rusak Jumlah
Capaian 2013 (%) 26,71 58,29 15,00 100,00
(m) 234.456 511.661 131.668 877.785
Realisasi 2014 (m) 327.678 385.966 152.540 866.184
% 37,83 44,56 17,61 100,00
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2014
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 73
Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat mencapai 68,77% melebihi dari target sebesar 65,00% dan meningkat dari capaian tahun lalu sebesar 65,00% hal ini disebabkan oleh Berkurangnya sumber air untuk irigasi sehingga debit air yang ada tidak mencukupi untuk mengaliri sawah, serta beberapa saluran belum dilakukan pemeliharaan dan perbaikan sehingga terjadi kebocoran aliran air. 3. Sasaran 3 : Tersedianya prasarana olahraga, ruang public dan ruang terbuka hijau diperkotaan No
Indikator Kinerja Utama
1
Prosentase penyediaan Luasan Ruang Terbuka Hijau untuk publik Jumlah sarana olahraga Rata – Rata Capaian Kinerja
2
Sat
Target 2014
Realisasi 2013 2014
Capaian (%)
Ha
558,09
492,97
501,4
89,80
unit
19
19
19
100 94,4
Rata – rata capaian kinerja sasaran Tersedianya prasarana olahraga, ruang public dan ruang terbuka hijau diperkotaan pada tahun 2014 adalah sebesar 94,4 % atau Cukup Baik. Kinerja
tersebut ditunjukkan oleh capaian 1 indikator kinerja yang telah dapat memenuhi
target. Luas area ruang terbuka hijau yang mencapai 501,4 Ha atau 89,80% dari target yang ditetapkan. Tidak tercapainya target tersebut adalah karena klasifikasi RTH dari Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 ke Permen PU Nomor 5 Tahun 2008. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/ataumengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam sehingga pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuhtumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya. Sedangkan Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan para pelaku pembangunan,tidak dapat dialihfungsikan serta pemanfaatannya dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah, apabila mengacu pada Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 maka luasan RTH akan menjadi lebih sedikit luasannya. Namun demikian jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013, maka terdapat kenaikan luas area ruang terbuka hijau sebesar 1,72%atau 8,62 Ha
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 74
4. Sasaran 4 : Tersedianya sarana dan prasarana air bersih yang memadai No
Indikator Kinerja Utama
1 2
Prosentase rumah tangga menggunakan air bersih Jumlah instalasi PDAM Rata – Rata Capaian Kinerja
yang
Sat %
Target 2014 83,12
unit
35.640
Realisasi Capaian (%) 2013 2014 79,29 82,9 92,10 31.273
26.723
74,98 83,54
Rata-rata capaian sasaran Tersedianya sarana dan prasarana air bersih yang memadai adalah sebesar 83,54 % atau Cukup Baik. Hal ini ditunjukan bahwa penyediaan sarana air bersih dan optimalisasi sarana air bersih, telah meningkatkan persentase penduduk berakses air minum pada tahun 2014 sebesar 82,91% naik dibanding tahun 2013 sebesar 79,29%, angka ini lebih rendah dari target 2014 yaitu 83,12%. Sedangkan untuk Jumlah Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas PDAM telah mencapai 26.723 atau 74,98 % dari target 35.640 unit pada tahun 2014 yang ditetapkan hal ini disebabkan karena anggaran yang diterima tidak sesuai dengan anggaran tematik yang telah direncanakan. 5. Sasaran 5 : Tersedianya rumah layak huni dan rumah bersanitasi No 1 2
Indikator Kinerja Utama Prosentase rumah tangga layak huni Prosentase rumah tangga bersanitasi Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat % %
Target 2014 78,80 76.23
Realisasi Capaian (%) 2013 2014 73,50 75,58 95,91 47,60 76,88 100,85 98,19
Rata-rata capaian kinerja IKU pada sasaran Tersedianya rumah layak huni dan rumah bersanitasi Tahun 2014 adalah sebesar 98,19 % atau CUKUP BAIK. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan dengan prosentase rumah tangga layak huni pada tahun 2014 sebesar 75,58 % atau 192.715 rumah dari 254.982 jumlah keseluruhan rumah tangga capain ini meningkat 5.304 atau 2,83 % apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 yang terdata sebanyak 187,411 rumah hal ini disebabkan oleh Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih, nyaman dan layak juga dikarenakan oleh kegiatan fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat pada tahun 2014 pada 30 BKM PNPM Perkotaan, 5 Desa PAMSIMAS reguler, 10 desa HIK dan 4 desa HID, Pembangunan perumahan tidak layak huni dilaksanakan melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementrian Perumahan Rakyat dan Program Bantuan Sosial Rumah Tidak LayakHuni (Bansos RTLH) dari Kementrian Sosial dari dana APBN. BSPS TahunAnggaran 2014 dilaksanakan dalam satu tahap meliputi 5 desa di 3 kecamatan sebanyak 849 unit. Untuk program Bansos RTLH dari Kementrian Sosial sebanyak 10 unit di Kecamatan Getasan. Sedangkan untuk Prosentase rumah tangga bersanitasi mencapai 76,88% mengalami kenaikan sebesar 29,28% dari tahun 2013 bahkan melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 75
76,23% hal ini disebabkan adanya Program Lingkungan Sehat Permukiman untuk Tahun 2014 terkait dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dalam terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sarana sanitasi bagi masyarakat miskin dianggarkan 45 lokasi untuk sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin serta terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman di 93 ruas jalan, 30 paket talud, 15 paket saluran, 38 lokasi swakelola 6. Sasaran 6 : Tersedianya saran dan prasarana pengelolaan sampah No
Indikator Kinerja Utama
1
Rasio ketersediaan tempat pembuangan sampah Prosentase Penanganan sampah Rata – Rata Capaian Kinerja
2
Sat
Target 2014 Per 1.000 0.23 penduduk % 79.55
Realisasi 2013 2014 0.23 0.63 79,55
Capaian (%) 273,9
80,96
101,53 187,72
Rata – rata capaian kinerja sasaran Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada tahun 2014 adalah sebesar 187,72 % atau Sangat Baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Persentase penanganan sampah tahun 2014 sebesar 80,96% lebih tinggi dibanding capaian tahun 2013 yang sebesar 79,55%. Capaian tahun 2014 di atas target yang ditetapkan sebesar 79,20% hal ini disebabkan oleh upaya mendorong terciptanya pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup dengan tetap menjaga kelestariannya sesuai dengan Misi ke 6 RPJMD Kabupaten Semarang Tahun 2010-2015 serta untuk mencapai sasaran tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang tahun 2014 melaksanakan pengadaan kontainer sebanyak 8 unit, revitalisasi TPS sebanyak 6 unit dan terlaksananya peningkatan operasional pengangkutan sampah permukiman di 15 Kecamatan dan 112 TPS. Volume sampah yang masuk ke TPA Blondo rata-rata ±121,940 m³/hari se-hingga volume sampah yang diproses di TPA Blondo mencapai ±150.616 m³.Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2014 sebesar 0,66% meningkat dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 0,64%, dan di atas target tahun 2013 yang sebesar 0,23%. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Tersedianya saran dan prasarana pengelolaan sampah adalah sebagai berikut : a.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih, nyaman dan layak huni, sehingga memanfaatkan media pembuangan sampah yang telah disediakan pemerintah.
b.
Tehnologi pengolahan sampah sebagai sarana untuk mengolah sampah sebagai barang tidak berguna menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 76
7. Sasaran 7 : Terpenuhinya kebutuhan energi listrik No 1 2
Indikator Kinerja Utama
Sat
Prosentase Rumah tangga pengguna listrik Jumlah instalasi listrik PLN Rata – Rata Capaian Kinerja
% unit
Realisasi
Target 2014
2013
Capaian (%)
2014
99
98
99
100
253.380
253.380
253.380
100 100
Rata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah pada sasaran Terpenuhinya kebutuhan energi listrik pada tahun 2014 adalah sebesar 100 % atau Sangat Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Prosentase Rumah tangga pengguna listrik telah mencapai 255.140 keluarga terdiri dari 255.043 keluarga pengguna listrik PLN dan 97 keluarga yang menggunakan listrik non PLN. Faktor-faktor
yang
mendukung
keberhasilan
capaian
kinerja
sasaran
Tersedianya
Terpenuhinya kebutuhan energi listrik adalah sebagai berikut : a. Komunikasi, kerjasama dan koordinasi antara beberapa pihak yang terkait (pemerintah, pelaksana dan warga masyarakat) terhadap program yang dilaksanakan. b. Anggaran yang mencukupi dan fasilitas penunjang yang mendukung. c.
Pelaksana yang komitmen terhadap program sehingga apapun tantangan yang ditemui dapat diatasi.
8. Sasaran 8 : Terpenuhinya sarana dan prasarana perdagangan No
Indikator Kinerja Utama
Sat
1
Jumlah pasar tradisional yang memenuhi standar Jumlah pasar modern yang memenuhi standar Rata – Rata Capaian Kinerja
unit
Target 2014 33
unit
95
2
Realisasi Capaian (%) 2013 2014 9 12 36.36 95
89
93.68 65,02
Rata-rata capaian kinerja IKU pada sasaran Terpenuhinya sarana dan prasarana perdagangan Tahun 2014
adalah sebesar 65,02 %
atau KURANG BAIK. Hal tersebut
mencerminkan bahwa pada tahun 2014, pasar tradisional yang memenuhi standar sebanyak 12 unit atau 36 % dari yang ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 33 unit capaian tersebut meningkat 33 % dibandingkan capain 2013 yaitu 9 Unit pasar yang memenuhi standar hal ini disebabkan karena:
a. Bervariasinya kemampuan SDM pengelola pasar dalam menyesuaikan tuntutan perbaikan tata kelola pasar.
b. Dalam proses revitalisasi ada beberapa pedagang yang belum siap untuk direlokasi ke pasar sementara, sehingga mengganggu proses pembangunan.
c. Dalam proses penempatan kembali pedagang pasca revitalisasi pasar sering terjadi perbedaan pendapat antara pedagang dengan pemerintah dalam menata zona jenis dagangan. sedangkan
fasilitas pasar yang berkondisi baik meningkat
sebesar 5.63 %
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 77
dibandingkann capaian tahun 2013 yang hanya 28.57 % . Selanjutnya pasar modern yang memenuhi standar sebanyak 89 unit sama jika dibanding dengan capaian pada tahun 2013. TUJUAN 7 Mewujudkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan tanpa membedakan gender dengan memperhatikan hak-hak anak 1. Sasaran 1 : Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah No
Indikator Kinerja Utama
1
Jumlah usulan pembangunan dalam musrenbang Jumlah kegiatan pembangunan swadaya oleh masyarakat Rata – Rata Capaian Kinerja
2
Sat dok
Target 2014 1.600 4
Realisasi 2013 2014 1.534 1659
Capaian (%) 100,5
4
100
4
100
Rata–rata capaian kinerja pada sasaran Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyrakat dalam proses pembangunan daerah pada Tahun 2014 adalah sebesar 100 % atau Baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 (dua) indikator kinerja bahwa pada tahun 2014 Jumlah usulan pembangunan dalam musrenbang mencapai 1659 atau 100,5% dari target tahun 2014 hal ini tercapai melalui partisipasi masyarakat dalam musrenbang yang yang hadir sebanyak 85 % tingkat kehadiran peserta. Namun dari realisasi 70 % atau 1161 usulan yang terakomodir dalam RKPD pemerintah Kabupaten semarang tahun 2014 bukan merupakan usulan dari masyarakat tetapi merupakan Program/Kegiatan pembangunan yang mengacu pada RPJMD. Sedangkan untuk capaian kegiatan pembangunan swadaya masyarakat pada tahun 2014 tercapai sebanyak 4 kegiatan antara lain : 2.
Sasaran 2 : Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah social dalam proses pembangunan disegala bidang guna peningkatan kualitas hidup No 1 2 3 4
Indikator Kinerja Utama Prosentase Partisipasi angkatan kerja perempuan Prosentase Partisipasi perempuan dilembaga Pemerintah Prosentase Partisipasi perempuan di lembaga swasta Prosentase penurunan angka penyandang masalah kesejahteraan sosial Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat
Target 2014
Realisasi 2013 2014
Capaian (%)
%
60,88
29,00
82,183
135
%
5,44
7,46
7,58
139,33
%
28,18
29,00
36,88
127,17
50
64,5
79,82
159,6
%
138,3
Rata rata capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah sosial dalam proses pembangunan disegala bidang guna peningkatan kualitas hidup tahun 2014 sebesar 138,3 % atau Sangat Baik.
Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Partisipasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 78
angkatan kerja perempuan mencapai 54,656 atau naik 190 % dari capaian tahun 2013 yang hanya terdata sebesar 18.795 orang atau 29% dari 65.488 jumlah tenaga kerja perempuan di Kabupaten Semarang Partisipasi perempuan dilembaga Pemerintah sebanyak 4.963 orang atau bertambah 78 orang dari capaian tahun 2013 yang mencapai 4885 atau 7,46 % dari 65.488 jumlah tenaga kerja perempuan di Kabupaten Semarang Sedangkan Partisipasi perempuan di lembaga swasta sebesar 24.151 orang atau bertambah 5.697 dibanding capaian tahun 2013 yang terdata sebanyak 18.454 28.18% dari 65.488 jumlah tenaga kerja perempuan di Kabupaten Semarang Adapun penurunan jumlah penyandang kesejahteraan masyarakat miskin di kabupaten semarang tahun mencapai 12 % atau sekitar 121.514 orang dari keseluruhan penduduk kabupaten semarang yang terdiri dari 25 klasifikasi PMKS. Tabel III.8.a Data PMKS Kabupaten Semarang JENIS 2012 2013 Anak jalanan (Org) 137 258 Gembel dan pengemis(Org) 72 19 Penderita HIV/AIDS(Org) 12 44 Pecandu Narkoba(Org) 58 212 Fakir Miskin(Org) 186.333 47,615 Bayi Terlantar(Org) 1,509 1,168 Anak Terlantar(Org) 4,940 3,866 Lanjut Usia terlantar(Org) 5,157 6,325 Komunitas adat terpencil(Org) 248 121 Penyandang cacat(Org) 6,440 9,194 Penyandang tuna netra 845 875 Penyandang tuna Wicara rungu(Org) 981 926 Penyandang tuna daksa(Org) 2,800 2,720 Penyandang Tuna grahita(Org) 944 924 Penyandang cacat jiwa(Org) 472 472 Penyandang cacat ganda(Org) 398 308 Pengungsi korban bencana 108 117 Tuna susila(Org) 580 449 Bekas Narapidana(Org) 398 332 Pengidap HIV/AIDS(Org) 44 70 Korban penyalagunaan NAPZA(Org) 212 53 Jumlah 212,688 76,068
2014 84 97 115 21 102.938 887 2540 3392 221 5631 775 902 1744 552 418 147 137 407 276 115 115 121.514
Sumber :Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi tahun 2013
Capaian kinerja penurunan jumlah penyandang kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Semarang terkendala : 1) Kurangnya partisipasi masyarakat, termasuk dunia usaha dalam penanganan PMKS; 2) Masih tingginya ketergantungan PMKS terhadap bantuan sosial dari Pemerintah; 3) Masih terbatasnya Balai Rehabilitasi Sosial yang menampung PGOT (Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar); 4) Masih kurangnya Sumber Daya Manusia Pekerja Sosial di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang. Upaya sebagai alternatif solusi dilakukan dengan: 1) Mengadakan komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang intensif dengan CFCD
(Comunity Forum For Comunication Development) Kabupaten Semarang; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 79
2) Pembinaan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi PMKS agar dapat hidup mandiri; 3) Penambahan Balai Rehabilitasi Sosial atau penambahan kapasitas penampungan PGOT; 4) Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia Pekerja Sosial dan Memberdayakan TKSK (Tenaga Kerja Sukarela Kecamatan) yang ada di setiap kecamatan. Sedangkan dibanding depan penanganan PMKS di kota semarang yang sebanyak 3,548 orang, penanganan PMKS di Kabupaten semarang pada tahun 2014 telah mencapai 47.071 orang. 3. Sasaran 3 : Meningkatnya pemenuhan kebutuhan terhadap hak hak anak melalui sinergitas pemerintah masyarakat dan swasta No
Indikator Kinerja Utama
Sat
Target 2014
Realisasi Capaian (%) 2013 2014
1
Prosentase tenaga kerja dibawah umur
%
0,96
0
0,14
14,58
2
Prosentase penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak Rata – Rata Capaian Kinerja
%
0,03
0,02
0,02
70 42,29
Rata-rata capaian kinerja IKU yang menggambarkan sasaran strategis Pemerintah Daerah terkait Meningkatnya pemenuhan kebutuhan terhadap hak hak anak melalui sinergitas pemerintah masyarakat dan swasta sebesar 42,29 % atau kategori Tidak Baik Rendahnya capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh IKU prosentase capaian penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak yang tidak memenuhi target. Masih rendahnya capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, masih terdapat 108 anak usia 10 – 15 tahun yang bekerja pada sektor informal atau 0,14 % dari 77.134 jumlah keseluruhan usia 10 – 15 tahun. Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terkait arti pentingnya pendidikan pada anak usia sekolah sehingga muncul tenaga kerja dibawah umur yang bekerja di sektor informal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan
untuk penyelesaian pengaduan perlindungan terhadap
KDRT
pada
perempuan dan anak, pada tahun 2014 terdata sebanyak 0,02 % atau 2 Kasus dari keseluruhan 106 kasus yang terjadi yang terdiri dari 41 kasus terhadap anak dan 65 kasus terhadap perempuan
hal ini lebih disebabkan karena Kurangnya SDM yang menangani pendampingan
korban dan kurang efektifnya fasilitasi dalam upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan walaupun pada tahun 2014 tercatat terdapat 25 bantuan dana untuk penyelesaian kasus tersebut, namun sampai pada akhir tahun 2014 terdata baru 2 kasus yang terselesaikan 4. Sasaran 4 : Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan desa dan masyarakat No 1 2 3
Indikator Kinerja Utama
Sat
Jumlah PKK aktif Jumlah Posyandu Aktif Jumlah lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang aktif Rata – Rata Capaian Kinerja
kel kel kel
Target 2014 8001 1400 235
Realisasi 2013 2014 8001 8903 100 1644 235
235
Capaian (%) 111,27 117,42 100 109,56
Rata – rata capaian kinerja dalam Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan desa dan masyarakat adalah sebesar 109,56% atau Sangat Baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 80
oleh
capaian 3 (tiga) indikator kinerja yang telah memenuhi target. Keberhasilan kinerja
tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, jumlah swadaya masyarakat melalui Dana Alokasi Umum Desa, pembangunan infrastruktur dan PNPM mengalami peningkatan. Swadaya masyarakat pada tahun 2014 sebesar 103,95 % atau sangat baik dengan melalui PNPM, DAUD, Infrastruktur. Di tahun 2013 swadaya masyarakat dapat mencapai sebesar 105,95 %, karena pada tahun tersebut ada kegiatan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni. Di kabupaten Semarang jumlah PKK aktif ada 235 yang tersebar di Desa/ Kelurahan sedangkan kelompok binaan ada 8.001 unit. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan desa dan masyarakat adalah sebagai berikut : a. Menciptakan suasana atau iklim yangyang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat; b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Upaya yang dilakukan dengan pemberian input, berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana pendukung, pengembangan lembaga pendanaan, serta pemberian kemudahan akses dan berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya; c.
Melindungi masyarakat melalui pemihakan masyarakat yang lemah.
TUJUAN 8 Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan 1. Sasaran 1 : Diterapkannya teknologi tepat guna dalam upaya pelestarian sumber daya alam
No
Indikator Kinerja Utama 1
Jumlah penerapan tehnologi tepat guna dalam upaya pelestarian SDA Rata – Rata Capaian Kinerja
Target 2014 produk 3 Sat
Realisasi 2013 2014 3 3
Capaian (%) 100
100
Rata-rata capaian kinerja IKU pada sasaran Diterapkannya teknologi tepat guna dalam upaya pelestarian sumber daya alam tahun 2014 adalah sebesar 100 % atau Sangat Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 1 IKU yang
telah dapat
memenuhi target. Indikator Kinerja Utama adalah Jumlah Teknologi tepat guna dalam rangka upaya pelestarian SDA telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, penggunaan teknologi dalam rangka upaya pelestarian SDA mencapai 100 % sesuai target yang telah ditetapkan atau sekitar 30 perusahaan di Kabupaten Semarang. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja Diterapkannya teknologi tepat guna dalam upaya pelestarian sumber daya ala tersebut adalah : a.
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk pengujian kualitas lingkungan.
b.
Fasilitasi penanganan sengketa lingkungan yang berjalan dengan baik.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 81
c.
Penerapan teknologi tepat guna dalam upaya pelestarian SDA mencapai 100% dengan penerapan 3 jenis aplikasi teknologi tepat guna yang antara lain :
d.
Komposter sebagai alat untuk merubah sampah organic menjadi kompos sehingga dapat mengurangi sampah yang diaplikasikan untuk pengolahan sampah rumah tangga
e.
Biopori manual yang difungsikan sebagai resapan air berskala kecil serta memanfaatkan sampah dedaunan yang dimasukkan kedalam lubang sebagai humus yang akan diuraikan oleh cacing dan mikroba
f.
Sumur resapan yang konstruksinya dibuat sebagai bak penampungan air hujan yang berguna untuk mengurangi resiko bahaya banjir. Didalam menerapkan dan mengembangkan serta menyebarluaskan teknologi tepat
guna, perlu memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan. kesimpulan yang didapat bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju. Sedangkan untuk upaya peningkatan penerapan teknologi di kabupaten Semarang bisa ditingkatkan dengan mengimplentasikan inovasi inovasi baru antara lain : a.
Tungku Hemat Energi Industri Kecil Menengah
b.
Unit Pengeringan Bijian, Fanili, Rempah2, Kayu
c.
Unit Destilasi Minyak Atsiri
d.
Unit Ekstraksi Minyak Nabati Sampai dengan tahun 2014, capaian kinerja
rangka upaya pelestarian SDA,
Jumlah teknologi tepat guna dalam
Jumlah Penerapan kerjasama pengelolaan SDA dan
Lingkungan, serta Cakupan Pantauan Pencemaran lingkungan berkisar sebesar 98,50 % dengan demikian maka diperkirakan pada akhir periode RPJMD akan memenuhi target sebesar 100 %. 2. Sasaran 2 : Terwujudnya jejaring kerjasama dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan No 1
Indikator Kinerja Utama Jumlah penerapan kerjasama pengelolaan SDA dan lingkungan Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat obyek
Target 2014 5
Realisasi 2013 2014 5
5
Capaian (%) 100 100
Rata-rata capaian kinerja sasaran Terwujudnya jejaring kerjasama dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan pada tahun 2014 adalah sebesar 100% atau SANGAT BAIK. Indikator Kinerja Utama yaitu Jumlah Penerapan kerjasama pengelolaan SDA dan Lingkungan telah
tercapai 100 % atau sekitar 5 obyek kerjasama
lingkungan serta kerjasama penanganan kerusakan lingkungan telah disepakati bersama. Capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 82
Kabupaten Semarang mencapai target capaian dengan melaksanakan
kerjasama
pengelolaan SDA dan Lingkungan dengan Forum Komunitas Peduli Lingkungan Perusahaan (FKPLP) terhadap 5 Obyek yang diharapkan mampu memberikan dampak perbaikan terhadap kualitas lingkungan hidup,dengan obyek kerjaama yang disepakati antara lain : 1. Pelaksanaan sinkronisasi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah kabupaten dalam perencanaan Daerah. 2. Pelaksanaan Rehabilitasi hutan secara terpadu. 3. pengembangan
kegiatan
usaha
ekonomi
masyarakat
melalui
akselerasi
program
peningkatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta tanaman produktif lainnya. 4. penyusunan rencana pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara berkesinambungan Capaian kinerja sasaran dalam upaya diterapkannya Teknologi Tepat Guna berwawasan lingkungan guna pengembangan jenis dan kualitas produk industry local untuk pelestarian sumber daya alam , pada tahun 2014 memperoleh capaian 100 % atau baik, dengan sasaran strategis pemanfaatan SDA dalam penerapan TTG yang disesuaikan dengan kebutuhan local masyarakat melalui posyantekdes di 19 Kecamatan , dan pelaksanaan Gelar Tehnologi Tepat Guna (TTG). Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian kinerja dari
jumlah
TTG
berwawasan lingkungan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang keseluruhannya memenuhi target. 3. Sasaran 3 : Terkendalinya pengelolaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan No 1 2 3
Indikator Kinerja Utama Prosentase peningkatan jumlah DAS yang terlindungi Prosentase penurunan pertambangan tanpa ijin Cakupan pantauan pencemaran lingkungan Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat %
Target Realisasi 2014 2013 2014 100 100 100
Unit
6
9
%
100
95
Capaian (%) 100
7
116,7
98,06
98,06 104,9
Rata-rata capaian kinerja IKU pada sasaran Terkendalinya pengelolaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan adalah sebesar 104,9 % atau SANGAT BAIK. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 3 IKU yang telah dapat memenuhi target. a. Dari 7 DAS (Daerah Aliran Sungai) yang melewati Kabupaten Semarang telah diupayakan untuk pelestarian lingkungannya dengan cara menertibkan bangunan liar pada sempadan sekitar wilayah aliran sungai. b. Pertambangan tanpa ijin dapat direalisasikan 7 unit, lebih tinggi dari target sebesar 6 unit dan jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan 2 unit dari sebanyak 9 unit. Penutupan kegiatan penambangan tanpa ijin di lokasi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan secara luas dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah. c.
Terkait dengan pengendalian pencemaran lingkungan tercapai 98,06% telah melampaui capaian indikator provinsi yang hanya 96%.
d. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk pengujian kualitas lingkungan.
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 83
Fasilitasi penanganan sengketa lingkungan yang berjalan dengan baik. Sampai dengan tahun 2014, capaian kinerja
Jumlah teknologi tepat guna dalam rangka upaya pelestarian SDA,
Jumlah Penerapan kerjasama pengelolaan SDA dan Lingkungan, serta Cakupan Pantauan Pencemaran lingkungan berkisar sebesar 98,50 % dengan demikian maka diperkirakan pada akhir periode RPJMD akan memenuhi target sebesar 100 %. 4. Sasaran 4 : Terwujudnya konservasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat No 1
Indikator Kinerja Utama Prosentase pengembangan rakyat Rata – Rata Capaian Kinerja
Sat
hutan
%
Target 2014
Realisasi 2013 2014
1,4
2,3
1,4
Capaian (%) 100 100
Rata-rata capaian kinerja sasaran Terwujudnya konservasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat adalah sebesar
100 %
atau Sangat Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut
ditunjukkan oleh capaian 3 (tiga) IKU yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, prosentase pengembangan fungsi hutan rakyat meningkat sebesar. 1,4 % melalui program rehabilitasi hutan yang dilaksanakan pada sekitar 215,7 Ha hutan rakyat atau sekitar 1,4% dibanding dengan tahun 2013 yang hanya sekitar 0.9 % atau sekitar
131,364 Ha
sedangkan untuk kontribusi PDRB pada sector
kehutanan tercapai sebesar Rp.90.000.000 ,- pada tahun 2014. Faktor – faktor untuk mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya konservasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat melalui pelaksanaan Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan serta pembinaan dan penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat sekitar hutan dan daerah aliran sungai mengenai pentingnya konsevasi lahan. Tabel III.8.a POTENSI HUTAN No 1
Uraian (Ha) Hutan Rakyat Hutan Negara : - Hutan Produksi - Hutan Lindung - Cagar Alam
2010 15.734,50
2011 16.059,50
2012 16.059,50
2013 14.596,31
2014 15.412,85
7.611,80 1.593,01 12,00
7.611,80 1.593,01 12,00
7.611,80 1.593,01 12,00
7.611,80 1.593,01 12,00
7.611,80 1.593,01 12,00
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Terjadi penurunan atau kenaikan jumlah luasan area kehutanan karena banyak factor kehidupan maysarakat terkait dengan kebutuhan yang harus di penuhi salah satunya adalah Masih banyak terjadi erosi hutan rakyat yang harus ditangani dengan pengarahan/ penyuluhan kepada masyarakat agar tidak merusak hutan. Dari data tersebut diatas banyak mengalami penurunan terjadi karena luas hutan rakyat masih banyak penebangan pohon usia muda itu terjadi didasari karena didesak kebutuhan keluarga untuk biaya rumah tangga dan lain sebagainya. Tabel III.8.b KONDISI HUTAN No 1 2
Uraian (Ha) Hutan menjadi lahan sawah Hutan menjadi Perumahan
2010 0 0
2011 0 0
2012 0 0
2013 0 0
2014 0 0
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 84
3 4 5
Hutan menjadi lahan Industri Luas Lahan penghijauan Luas lahan Reboisasi
0 1.800 0
0 500 0
0 500 0
0 320 0
0 320 0
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Kondisi hutan menjadi lahan sawah, hutan menjadi perumahan , hutan menjadi lahan industry dan luas lahan reboisasi yang kepemilikannya oleh PT Perhutani Jawa Tengah dinas sudah melakukan pendakatan untuk minta data sampai sekarang belum di penuhi kedapan dinas akan melakukan pendakatan lagi agar data tersebut dipenuhi. Lahan penghijauan yang dibiayai oleh APBD untuk menghijaukan kembali hutan yang sudah rusak maka di gerakan lagi dengan mengadakan program Nasional One Balion Indonesia Tree ( OBIT ) yang dilaksanakan dilapangan dengan penanaman satu orang satu pohon adapun tanaman terdiri dari : Bibit Jati, Sengon dan mahoni dll 5. Sasaran 5 : Meningkatnya penggunaan pupuk organic dalam pengembangan usaha pertanian No 1 2
Indikator Kinerja Utama
Sat
Rata rata Penyediaan pupuk per tahun Prosentase pemenuhan kebutuhan pupuk untuk petani Rata – Rata Capaian Kinerja
ton
Rata-rata
capaian
kinerja
sasaran
Target 2014
2013
2014
13.500
15.000
13.739
101
100
99,1
100
100
%
Realisasi
Capaian (%)
100,5 Meningkatnya
penggunaan
pupuk
organic
dalam
pengembangan usaha pertanian adalah sebesar 101% atau ATAU BAIK. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 5 (lima) IKU yang telah dapat memenuhi target. capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, penyedian pupuk pada setiap masa tanam di tahun 2014 sebesar 13.739 ton dari target 13.500 atau turun 1261 ton ( 0,91%) dari pemenuhan kebutuhan pupuk pada tahun 2013. Sedangkan terkait peningkatan produksi pangan kebutuhan pembangunan sarana JITUT dan Embung dapat terpenuhi 100 % atau 165 unit JITUT dan 5 Unit embung pada target kinerja yang sama. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya penggunaan pupuk organic dalam pengembangan usaha pertanian adalah sebagai berikut : a. Pembinaan dan pengendalian tentang pengelolaan lahan dalam menjaga keseimbangan lahan secara optimal. b. Peningkatan dan pemeliharaan jaringan irigasi sehingga indek tanaman naik. c.
Pemberian bantuan pinjaman modal Aneka Usaha Pertanian secara bergulir untuk penguatan modal usaha.
d. Penyediaan sarana produksi, pupuk, obat dan bibit sebagai usaha dalam meningkatkan produksi pertanian e. Upaya peningkatan Pengetahuan Sikap dan Kemampuan (PSK) petani dan petugas diadakan pelatihan, kaji terap teknologi f.
dilaksanakannya promosi produk unggulan pada tingkat Nasional, Regional dan Lokal serta pengembangan fungsi STA Jetis. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 85
Tabel III.8.c Sarana pengairan pertanian dan perkebunan No 1 2 3
Uraian (Ha) JALUT EMBUNG IRIGASI/JITUT
2010 7 12 39
2011 17 11 54
2012 13 7 131
2013 42 0 72
2014 76 5 89
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Berdasarkan data tersebut diatas berikut merupakan penjelasan dari upaya
Peningkatan
Kinerja produksi pertanian dan perkebunan : 1.
Penggunaan / pembangunan jalan usaha tani yaitu untuk memperlacar pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan dari lahan ke pasar dan pemeliharaan ini sudah diserahkan ke masyarakat atau kelompok tani di hibahkan dan digunakan sesuai dengan fungsinya.
2.
Embung untuk penampungan air guna kelancaran pengairan pertanian dll.
3.
Pembangunan irigasi untuk mempercar pengairan pertanian.
4.
Dari bangunan tersebut diatas sudah dihibahkan semua ke masyarakat atau kelompok tani Tabel III.8.d Alokasi kebutuhan pupuk
No 1 2 3 4
Uraian (ton) Jumlah Kebutuhan Pupuk daerah Jumlah Alokasi pupuk Luas lahan pertanian yang mendapat subsidi pupuk Luas lahan perkebunan yang mendapat subsidi pupuk
2010 0
2011 14.197
2012 13.611
2013 13.274
2014 13.626
0 0
20.200 56,78
24.406 54,44
15.000 53,09
13.739 54,50
23,50
13,54
24,38
24,49
31,06
Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014
Penggunaan pupuk secara berimbang belum di laksanakan di tingkat masyarakat atau kelompok tani. pada tahun 2011 – 2013 banyak pupuk subsidi dari luar daerah masuk di wilayah Kabupaten semarang,
umumnya terjadi di daerah perbatasan. RDKK ( Rencana difinitif
kebutuhan kelompok) yang dibuat oleh kelompok tani belum mencerminkan komodity yang akan di pupuk sehingga alokasi distribusi pupuk kurang mampu mengakomodir kebutuhan pupuk seluruh petani. 6. Sasaran 6 : Terkendalinya pemanfaatan lahan untuk pembangunan ekonomi dan investasi daerah yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Desain Tata Ruang No
Indikator Kinerja Utama
1
Prosentase optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan lahan untuk pembangunan ekonomi Rasio Bangunan ber IMB Rata – Rata Capaian Kinerja
2
Sat Ha
dok
Target 2014
Realisasi 2013 2014
Capaian (%)
45.870
45.190
42.213
92
153
653
636
161 80,96
Rata – rata capaian kinerja sasaran Terkendalinya pemanfaatan lahan untuk pembangunan ekonomi dan investasi daerah yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 86
dan Rencana Desain Tata Ruang pada tahun 2014 adalah sebesar 80,96 % atau Cukup Baik Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 2 indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2014, Capaian rasio bangunan ber-IMB tahun 2014 naik sekitar 2,00%, terhadap tahun 2013, tetapi lebih rendah dari target 72,50 % yang sudah ditetapkan. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perijinan pendirian bangunan dan semakin membaiknya pelayanan IMB yang diberikan pemerintah daerah, baik pada tingkat Kabupaten maupun Kecamatan. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Mewujudkan tranparansi Pelayanan perijinan adalah sebagai berikut : a. Adanya fasilitas untuk mempermudah pengurusan/pembuatan ijin b. Pelayanan yang baik sesuai dengan misi, tepat, mudah dan cepat c.
Luas Wilayah Produktif, lebih rendah dari target karena adanya alih fungsi lahan produktif menjadi pemukiman, jalan tol dan industri, sedangkan Luas Wilayah Industri luas wilayah industri tahun 2014 mencapai 1.721,10 ha, atau 92,78%, lebih rendah dari target tahun 2014 seluas 1.855 ha, dan mengalami peningkatan sekitar 16,5 ha jika dibanding dengan realisasi tahun 2013 seluas 1.705 Ha. Kenaikan ini terjadi karena naiknya kebutuhan lahan untuk industri. Prosentase penerbitan perijinan yang tepat waktu sebesar 63 % atau sebanyak 3.258
ijin yang diterbitkan capaian tersebut meningkat dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 yang sebesar 2.967 ijin yang diterbitkan, sedangkan jumlah jenis perijinan yang dilayani pada tahun 2014 sebanyak jenis meningkat sekitar 29 jenis dibandingkan dengan tahun 2013, kemudian untuk ijin yang diterbitkan prosentasenya mencapai 100 % atau 3.258 ijin meningkat sebesar 91 % atau 291 ijin yang terdiri pengajuan ijin konstruksi sejumlah 21 jin menurun sebesar 112 ijin apabila dibandingkan tahun 2013, pengajuan ijin non fasilitas dan Penanaman Modal sejumlah 542 ijin meningkat sebesar 90 ijin apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013, pengajuan ijin Penanaman Modal sebanyak 26 ijin meningkat 8 ijin dibanding tahun 2013 yang sebesar 8 ijin. Sedangkan untuk Rasio Bangunan ber IMB sebesar 1,19% atau sekitar 3.035 unit bangunan dari 254.982 total jumlah bangunan yang ada di Kabupaten Semarang, meningkat dibanding capaian 2013 yang sebesar 0,63% selanjutnya Jumlah Pengajuan permohonan IMB pada tahun 2014 sekitar 1.008 permohonan dibandingkan capaian tahun 2013 yang sebesar 846 pemohon capaian tersebut mengalami peningkatan. Tabel III.8.e Ijin Mendirikan Bangunan yang diterbitkan Penerbitan IMB BPMPPTSP 19 Kecamatan Jumlah Sumber data BPMPTSP tahun 2014
2013
2014
500 ijin 153 ijin 653 ijin
394 ijin 242 ijin 636 ijin
B. CAPAIAN REALISASI KEUANGAN Dalam rangka mewujudkan sasaran Daerah tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Semarang telah melaksanakan program dan kegiatan yang dibiayai dari APBD Kabupaten Semarang. Anggaran dan realisasi biaya pelaksanaan program per sasaran adalah sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 87
No 1 1
2
3
4
5
6
7 8
Sasaran Daerah /Program 2 Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jumlah Meningkatnya akses kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Jumlah Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah Meningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih Program Pengembangan Lingkungan Sehat Jumlah Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui,anak balita serta anak sekolah dasar Program Perbaikan Gizi Masyarakat Jumlah Terwujudnya norma keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera Program Keluarga Berencana Program Pengembangan Bahan Informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak Program Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR mandiri Pelayanan Kontrasepsi Jumlah Terwujudnya sarana prasarana kesehatan diwilayah selatan Meningkatnya akses pelayanan pendidikan yang berkualitas dan berdayasaing pada semua jenjang pendidikan Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan
Anggaran 3
Realisasi 4
% 5
10,423,067,000
9,752,953,264
10,423,067,000
9,752,953,264
3,554,999,000
3,320,549,908
54,827,826,000
43,027,178,491
58.382.825.000
46.3.47.728.399
34,615,000
10,804,550
844,620,000
824,902,130
879.235.000
835.706.680
198,609,000
124,043,000
198,609,000
124,043,000
62.46
195,251,000
193,276,000
98.99
195,251,000
193,276,000
98.99
2.109.943.000
2.064.887.000
97,8
455.407.000
455.407.000
100
131.000.000
129.900.000
99.16
2.420.000 2.698.770.000
2.420.000 2.652.614.000
100 98.29
464.285.000
381.308.570
41.814.937.000
33.201.286.810
17.107.474.000
8.446.034.050
93.57
79,39
95.05
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 88
No 1
9
10
11
12
13
14
15
Sasaran Daerah /Program 2 Menengah Jumlah Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Luar Biasa Jumlah Tersediannya tenaga pendidikan dan tenaga kependididkan yang memenuhi kompetensi yang memiliki intellengence quotient (daya tangkap),emotional quotient (kecerdasan emosional), spiritual quotient (kecerdasan spiritual) Program Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan Jumlah Tersedianya sekolah sekolah kejuruan yang sinergi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Jumlah Tersediannya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Jumlah Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan dalam pendidikan budi pekerti, budaya dan agama Program Pengembangan Nilai Budaya Program pengelolaan kekayaan budaya Program Perkembangan keragaman Budaya Daerah Jumlah Terwujudnya sentra/klaster usaha skala UMKM dengan
Anggaran 3
Realisasi 4
% 5
59.386.696.000
42.028.629.430
70.77
285.000.000
275.070.150
98.426.000 383.426.000
275.070.150
71.74
1.537.175.000
1.468.595.000
1.537.175.000
1.468.595.000
17.959.046.000
15.727.148.450
17.959.046.000
15.727.148.450
87,57
515.314.000
515.224.000
99.98
515.314.000
515.224.000
99.98
163.006.000,00 0,00
162.588.500,00 0,00
99.74
163.006.000,00 0,00
162.588.500,00 0,00
99.74
270.250.000
270.250.000
77.200.000
74.844.000
163.500.000
163.500.000
510.950.000 410.662.000
508.594.000 406.275.500
95,54
99.54 98.9
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 89
No 1
16
17
18
19
20
21
22
Sasaran Daerah /Program 2 produk khas daerah yang memiliki daya saing Terwujudnya kawasan industri yang menyerap tenaga kerja local Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Jumlah Meningkatnya akses petani terhadap sarana produksi,modal dan pemasaran Penanganan pasca panen dan pengelohan hasil pertanian, Jumlah Terwujudnya diversifikasi usaha pertanian , menuju agrobisnis, agroindustri dan agro wisata dalam rangka meningktkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sector pertanian Peningkatan produksi pangan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian /perkebunan Jumlah Diterapkannya teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenisdan kualitas produk industry local Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Jumlah Berkembangnya industri pariwisata yang berbasis masyarakat dan budaya local Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan Jumlah Tumbuhkembangnya kelompok usaha produktif badan usaha milik petani dan lembaga keuangan mikro antara lain melalui kemitraan bisnis dan pengembangan program tanggungjawab social perusahaan ( corporate social responsibility ) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Jumlah Mantapnya adminsitrasi
Anggaran 3
Realisasi 4
% 5
410.662.000
406.275.500
98.9
80.000.000
78.057.125
80.000.000
78.057.125
196.400.000 205.000.000
186.223.500 180.896.000
401.400.000
367.119.500
732.740.000
720.989.000
732.740.000
720.989.000
98,39
1.222.506.000
1.161.744.534
95
382.813.000
380.926.500
99,5
337.165.000
329.464.600
97,7
1.942.484.000
1.872.165.634
96.38
2.450.000.000
2.355.738.200
2.450.000.000
2.355.738.200
97,57
91.46
96,15
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 90
No 1
23
24
25
Sasaran Daerah /Program 2 pemerintahan dalam penerapan informastion communication and technology ( ICT ) melalui electronic government dalam rangka peningkatan kualitas,pemerataan pelayanan public dan pembangunan system data(data base) Program Pengembangan komunikasi informasi dan media masa Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi Program Optimalisasi pemanfaatan tehnologi informasi Jumlah Meningkatnya disiplin,kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah,sehingga redponsif terhadap perubahan paradigma pemerintahan Program Program penataan Kelembagaan ,Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan aparatur daerah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Perencanaan Program Peningkatan disiplin Aparatur Program peningkatan sarana dan Prasarana aparatur Program Perencanaan Pembangunan Pemerintah daerah Jumlah Meningkatanya kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan satuan kerja perangkat daerah Program Peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan Keuangan Jumlah Terciptanya transparansi dalam pelaksanaan pembangunan Program Peningkatan sarana dan Prasarana Pelayanan Umum Program Kerjasama informasi dan media massa Program Perencanaan Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Anggaran 3
Realisasi 4
% 5
1.074.300.000,-
1.039.109.350,-
135.570.000,-
127.059.580,-
77.448.000,-
66.874.950,-
1.287.318.000
1.233.043.880
145.000.000,-
137.547.000,-
210.000.000,-
152.975.400,-
20.000.000,-
19.905.450,-
172.180.000,-
138.604.000,-
2.386.164.000,-
1.823.390.349,-
73.100.000,-
64.635.000,-
3.066.444.000
2.337.057.199
32.000.000,-
31.999.000,-
32.000.000,-
31.999.000,-
99
121.000.000,-
118.867.500,-
98.24
1.936.480.000,-
1.888.168.813,-
97.51
20.000.000,73.100.000,-
19.905.450,64.635.000,-
99.53 88.42
96.72 93.72 86.35 95,78
94.86
72.85 99.53 80.50 76.42 88.42 77.73
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 91
No 1 26
27
28
29
30
Sasaran Daerah /Program 2 Jumlah Meningkatnya kemampuan manajemen pemerintahan dan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang responsive gender dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal Program Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan anak Program Peningkatan Kualitas hidup dan perlindungan perempuan Jumlah Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik meliputi sdm aparatur,system manajemen dan kelembagaan Program pelayanan administrasi Perkantoran Program Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Perencanaan Jumlah Terwujudnya pelayanan masyarakat yang bermutu Program Program penataan Kelembagaan ,Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan aparatur daerah Program Kerjasama Pembangunan Daerah Jumlah Tersedianya Dokumen Tata Ruangan sebagai Acuan Pemanfaatan Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Jumlah Meningkatanya keamanan dan budaya tertib masyarakat,penegakan keadilan serta supremasi hukum Program Penataan Peraturan Perundang undangan
Anggaran 3 2.182.580.0000
Realisasi 4 2.123.575.763
% 5 97.3
15.000.000,-
14.660.000,-
46.000.000,-
46.000.000,-
65.000.000,-
65.000.000,-
126.000.000
125.660.000
276.032.812.000
240.868.646.113
90,45
276.032.812.000
240.868.646.113
90,45
320.000.000,-
310.830.000,-
35.635.000,-
32.625.000,-
355.635.000,-
343.455.000,-
520.000.000
1.135.000
0,227
520.000.000
1.135.000
0,227
699.000.000,-
645.303.010,-
97.73
100
100 99.73
96,6
92.32
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 92
No 1
31
32
33
34
35
36
Sasaran Daerah /Program 2 Program Penataan Peraturan Perundang undangan Program Penyelesaian perkara peradilan Jumlah Tersedianya regulasi dan promosi yang mendukung investasi Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Jumlah Tersedianya sarana prasarana transportasi yang berkualitas dan merata Program Peningkatan Pelayanan angkutan Program Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan Program Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ Program Pmebangunan sarana dan prasarana perhubungan Jumlah Tersedianya jaringan irigasi dan sumber sumber air untuk pertanian Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Jumlah Tersedianya prasarana olahraga,ruang public dan ruang terbuka hijau diperkotaan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Jumlah Tersedianya sarana dan prasarana air bersih yang memadai Program Lingkungan Sehat Perumahan Jumlah Tersedianya rumah layak huni dan rumah bersanitasi Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
Anggaran 3
Realisasi 4
% 5 96.34
91.000.000,-
87.665.000,-
25.000.000,-
16.192.990,-
815.000.000
749.161.000
91.92
382.500.000
348.032.010
90.9
382.500.000
348.032.010
90.9
303.871.000
219.342.910
72
1.068.871.000
915.406.930
85.64
363.570.000
361.770.000
99,5
320.320.000
286.360.500
89,3
2.301.786.000
2.050.435.059
89
3.960.000.000,-
3.716.100.300,-
93,8
6.414.665.859
92.35
6.945.676.000
64.77
21.964.692.000
20.213.510.784
21.964.692.000
20.213.510.784
92.03
4.450.000.000
3.769.650.000
84,7
419.000.000
405.981.000
96,8
4.869.000.000
4.175.631.000
85.76
24.107.351.000
23.408.692.100
24.107.351.000
23.408.692.100
97,1
90.000.000
72.282.000
80,3
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 93
No 1
Sasaran Daerah /Program 2 Program Pengembangan Perumahan
37
Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Jumlah Terpenuhinya kebutuhan energi listrik Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan,Energi dan Migas Jumlah Terpenuhinya sarana dan prasarana perdagangan Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan Jumlah Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah Program Kerjasama Pembangunan
38
39
40
Anggaran 3 300.000.000
Realisasi 4 275.755.060
% 5 91.9
390.000.000
348.037.060
89.24
7.676.857.000
7.393.480.23 7
7.676.857.000
7.393.480.237
28.322.808.000
28.112.242.376
28.322.808.000
28.112.242.376
1.992.718.000
1.933.212.464
1.992.718.000
1.933.212.464
141.000.000
129.889.600
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi,
140.000.000
133.120.000
Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Peningkatan PartisipasiMasyarakat dalam membangun desa Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
200.000.000
164.369.221
25.000.000
25.000.000
152.733.000
151.663.300
658.733.000
604.042.121
70.000.000
68.280.000
90.000.000
79.503.000
160.000.000
147.783.000
245.902.000
244.032.000
245.902.000
244.032.000
1. 41 2.
Jumlah Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah social dalam proses pembangunan disegala bidang guna peningkatan kualitas hidup Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan
1. 422. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan terhadap hak hak anak melalui sinergitas pemerintah masyarakat dan swasta Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak Jumlah
96,3
99.2
97
91.7
92.36
99,2
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 94
No 1 43
Sasaran Daerah /Program 2 Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan desa dan masyarakat Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan gender Dalam Pembangunan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Jumlah
Terwujudnya jejaring kerjasama dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Jumlah 45 Terkendalinya pengelolaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH program Perlindungan dan Konservasi SDA Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA Jumlah 46 Terwujudnya konservasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH program peningkatan pengendalian pencemaran Jumlah 47 Meningkatnya penggunaan pupuk organic dalam pengembangan usaha pertanian Peningkatan Produksi Pangan Jumlah 48 Terkendalinya pemanfaatan lahan untuk pembangunan ekonomi dan investasi daerah yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Desain Tata Ruang Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Jumlah Jumlah Total
Anggaran 3
Realisasi 4
563.353.000
563.353.000
139.000.000
139.000.000
20.000.000
20.000.000
722.353.000
722.353.000
732.740.000
720.989.000
732.740.000
720.989.000
5.898.906.000
5.810.506.300
5.898.906.000
5.810.506.300
197.000.000
181.920.550
197.000.000
181.920.550
4.420.635.000
4.299.863.000
4.420.635.000
4.299.863.000
26.000.000
24.995.000
120.000.000
92.642.500,
146.000.000 Rp723.735.575.000
117.637.500 Rp 649.316.819.625
% 5
100
44
98,39
98,50
92,34
97,26
80.57 89,7
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 95
Berdasarkan tabel diatas, realisasi keuangan untuk mewujudkan kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang adalah sebesar Rp723.735.575.000 dengan realisasi sebesar Rp.649.316.819.625,23 Tingkat efisiensi penyerapan anggaran tertinggi terjadi pada biaya pencapaian Tujuan I (pertama) pada sasaran ke 4 (empat), yaitu : Meningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih, dari penetapan biaya sebesar Rp 198.609.000 terserap Rp 124.043.000 sehingga efisiensi ada anggaran sebesar 62,46% , sedangkan efisiensi terendah pada biaya pencapaian
Tujuan
7
sasaran
ke
4
(empat)
yaitu
: Meningkatnya
pemberdayaan
kelembagaan desa dan masyarakat, dari penetapan biaya sebesar Rp 722.353.000 terserap Rp 722.353.000 sehingga efisiensi ada anggaran sebesar 100%. .
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
| 96