Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun 2013 menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun 2013, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan (2014) sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan. 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografis Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ s/d 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ s/d 113°30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Gili Ketapang dengan luas wilayah 0,6 km². Kabupaten
Probolinggo
terletak
di
lereng
gunung-gunung
yang
membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 - 2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas : a).
Pemukiman
: 147,74 km²
b).
Persawahan
: 373,13 km²
c).
Tegal
:
513,80 km²
d).
Perkebunan
:
32,81 km²
e).
Hutan
: 426,46 km²
f).
Tambak/Kolam
:
g).
Lain-lain
: 188,23 km²
13,99 km²
Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1.sebagai berikut : Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan No.
Kecamatan
Luas (Ha)
Persen (%)
1.
Sukapura
10.208,53
6,02
2.
Sumber
14.188,13
8,36
3.
Kuripan
6.674,76
3,94
4.
Bantaran
4.212,83
2,48
5.
Leces
3.680,97
2,17
6.
Tegalsiwalan
4.173,56
2,46
7.
Banyuanyar
4.569,63
2,69
8.
Tiris
16.566,69
9,77
9.
Krucil
20.252,66
11,94
10.
Gading
14.684,64
8,66
11.
Pakuniran
11.385,00
6,71
12.
Kota Anyar
4.258,00
2,51
13.
Paiton
5.327,94
3,14
14.
Besuk
3.503,63
2,06
15.
Kraksaan
3.779,75
2,23
16.
Krejengan
3.442,84
2,03
17.
Pajarakan
2.134,35
1,26
18.
Maron
5.139,27
3,03
19.
Gending
3,.61,48
2,16
20.
Dringu
3.113,54
1,84
21.
Wonomerto
4.566,84
2,69
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
No.
Kecamatan
Luas (Ha)
Persen (%)
22.
Lumbang
9.271,00
5,46
23.
Tongas
7.795,20
4,61
24.
Sumber Asih
3.025,41
1,78
169.616.65
100%
Jumlah
Sumber :Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2013
Letak geografis daerah berbatasan dengan : -
Utara
:
-
Timur :
Kabupaten Situbondo
-
Barat
Kabupaten Pasuruan
-
Selatan :
:
Selat Madura
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember
Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo. 2.1.1.2. Topografi Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu : a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro. 2.1.1.3. Hidrologi Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 3
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun. Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Probolinggo No.
Nama Sungai
Baku
Panjang
Lebar
Debit Air
(Km)
(M)
(Minimum)
Lahan (Ha)
1
K. Rondoningo
95,20
26,00
± 200
3.36
2
K. Pandan Laras
43,50
26,00
± 1.300
2.85
3
K. Kertosono
39,70
25,00
± 100
570.00
4
K. Kandang Jati
8,00
8,00
± 100
507.00
5
K. Besuk
13,20
8,00
± 100-200
173.00
6
K. Jabung
20,50
8,00
± 300
465.00
7
K. Pancarlagas
85,70
50,00
± 200
3.30
8
K. Legundi
12,50
6,00
-
-
9
K. Paiton
18,00
20,00
± 100
454.00
10
K. Kresek
24,50
25,00
± 100
786.00
11
K. Taman
24,10
12,00
± 5-10
240.00
12
K. Curah Manjangan
5,00
9,00
± 50
34.00
13
K. Klumprit
12,50
12,00
± 50
53.00
14
K. Lumbang/Bayeman
17,50
13,00
± 75
125.00
15
K. Blibis
20,00
15,00
-
-
16
K. Blabo
10,00
10,00
± 50
213.00
17
K. Besi
15,50
15,00
± 5-10
183.00
18
K. Patalan
22,50
18,00
± 50
72.00
19
K. Kedung Galeng
38,00
35,00
± 100
564.00
20
K. Banyubiru
11,00
18,00
± 300
697.00
21
K. Gending
20,00
20,00
± 300
-
22
K. Klaseman
11,00
15,00
± 100-200
-
23
K. Pekalen
35,10
35,00
± 3.300
6.98
24
Afour Bujel
2,00
5,00
-
-
25
K. Lawean
16,70
25,00
± 200
369.00
Sumber
: Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Selain sungai di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran Duwas dan Ranu Gedong yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris, sedang lokasi desanya dapat dilihat pada Tabel. 2.3. berikut : Tabel. 2.3 Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo No 1. 2.
Luas
Nama Danau
Lokasi
(Ha)
Ranu Segaran*
30.000
Ranu Agung*
Desa Segaran, Kec. Tiris
20.813 Desa Ranuagung, Kec. Tiris
Segaran Agung Ranu Segaran
3.
Duwas*
23.000 Desa Tlogoargo, Kec. Tiris
4.
Ranu Merah*
18.000 Desa Andungsari, Kec. Tiris
5.
Ranu Gedang*
10.000 Desa Andung Sari, Kec. Tiris
Ranu Citakan*
- Desa Andung Sari, Kec. Tiris
Ranu Kembar*
- Desa Andung Sari, Kec. Tiris
Ranu Bintaro*
- Desa Andung Sari, Kec. Tiris
6.
Danau Ronggojalu
Sumber
2.5 Kecamatan Tegalsiwalan
: Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2013
Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor
yang
merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian
untuk
kebutuhan
air
minum
dan
sebagian
besar
lainnya
diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan. Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah < 60 m.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
2.1.1.3. Klimatologi Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan Juli hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan November hingga bulan Juni. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada
bulan Desember sampai
dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2013 berkisar antara 1.100–1.700 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.700–5.700 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan
sebesar
24,211 mm/hari. Jumlah
curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41 hari. Suhu udara beragam ratarata antara 27C hingga 32C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5C hingga 15C. 2.1.1.4. Jenis Tanah Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika. Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol. 2.1.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha) No
Peruntukan
Luas
Persen
1.
Hutan
55.796,68
32,89
2.
Tegal
52.801,95
31,13
3.
Sawah
38.509,00
22,70
4.
Perkampungan/Permukiman
12.904,04
7,60
5.
Perkebunan Swasta/Rakyat
2.009,30
1,18
6.
Tanah Rusak/Padang Rumput
2.413,96
1,42
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 6
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
No
Peruntukan
Luas
Persen
7.
Tambak
1.320,06
0,77
8.
Kebun Campur
1.186,57
0,69
9.
Industri
866,56
0,51
10.
Hutan Rakyat
625,32
0,37
11.
Danau/Rawa
138,00
0,08
12.
Lain-lain
1.045,36
0,66
169.616,80
100
Jumlah
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari
tabel
2.4
terlihat
bahwa
peruntukan
lahan
di
Kabupaten
Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89 %), tegalan (31,13 %), serta persawahan (22,70 %). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2029, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Luas Kawasan Budidaya (Ha) No
Kawasan Budidaya
Luas Kawasan
Persen
1.
Kawasan Hutan Produksi
28.829,10
17,00
2.
Kawasan Pertanian & Peternakan
40.081,07
23,63
3.
Kawasan Perkebunan
38.649,00
22,79
4.
Kawasan Perikanan
3.227,00
1,90
5.
Kawasan Pariwisata
1.700,00
1,00
6.
Kawasan Permukiman
18.248,00
10,76
7.
Kawasan Perindustrian
3.272,00
1,93
8.
Kawasan Pertambangan
10,00
0,01
9.
Kawasan Khusus
1.550,00
0,91
135.566,17
79,93
169.616,80
100
10.
Luas Kawasan Budidaya Jumlah
Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
2.1.1.6. Yang
Kawasan Lindung dimaksud
dengan
kawasan
lindung
adalah
kawasan
yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 7
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Luas Kawasan Lindung No
Jenis Kawasan Lindung
1.
Kawasan Suaka Alam
2.
Hutan Lindung
3. 4.
Luas Kawasan
Persen
5.859,50
16,25
25.998,53
72,08
Sempadan Sungai
3.585,00
9,94
Sempadan Pantai
625,00
1,73
Jumlah
36.068,03
100
Sumber :RTRW Kabupaten Probolinggo
2.1.1.7.
Kawasan Rawan Bencana
Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan. Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan bencana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut: a. Letusan Gunung Berapi Gunung mempunyai
Bromo potensi
merupakan disamping
gunung sebagai
berapi obyek
yang wisata,
masih juga
aktif dapat
menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo. Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo. b. Gerakan Tanah (Longsor) Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kabupaten Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris. c. Banjir Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 9
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
d. Daerah Rawan Abrasi Pantai Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai. Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat dominan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan
penting
dalam
menciptakan
ketahanan
pantai
adalah
keberadaaan hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut. Dari beberapa hal di atas, maka deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapatkan distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan
Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan
dan Paiton. Tabel 2.7 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah No.
Kemiringan
Luas Kawasan (Ha)
Persen
1
0-2%
48.070,55
28,34
2
2 – 15 %
41.721,36
24,59
3
15 – 40 %
20.968,52
12,36
4
> 40 %
58.856,22
34,69
Jumlah
169.616,65
100
Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013 (Diolah)
Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %). 2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo, penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu:
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 10
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, dan Industri guna mendukung pengembangan wilayah barat. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber.
Jalur Pariwisata Nasional - Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Tongas.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan kawasan strategis bagian barat ini diarahkan pada pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata dan industri. b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan
kawasan
pusat-pusat
pelayanan.
Pengembangan
kawasan
ini
merupakan prioritas pengembangan karena kawasan sistem perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo. c. Prioritas III : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, dan Industri guna mendukung pengembangan wilayah timur. Wilayah
Kabupaten
Probolinggo
bagian
timur
mempunyai
potensi
pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading.
Kawasan wisata Pegunungan Argopuro/Dataran Tinggi Hyang, arung jeram Sungai Pekalen,
Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten
Probolinggo
bagian
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
timur
merupakan
prioritas
III
II / 11
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
pengembangan.
Sama
pengembangan
kawasan
halnya
dengan
strategis
kawasan
bagian
timur
bagian ini
timur,
diarah
pada
pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata dan industri. d. Prioritas IV: Pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut di sekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. Potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh
sentra-sentra
pengolahan
tetapi
potensi
perikanan
kurang
diperhatikan terutama untuk perikanan laut, sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak di sekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih fungsi ke industri, permukiman dan perdagangan. Oleh karena itu pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa pengembangan sentra-sentra
perikanan
sangat
diperlukan
dan
menjadi
prioritas
pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi:
Pengembangan
kawasan
tambak
di
sekitar
Kecamatan
Tongas,
Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton.
Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton.
2.1.2 Aspek Demografi Menurut hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 tercatat 1.191.784 jiwa, yang tersebar di 24 kecamatan. Dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 589.556 jiwa dan perempuan 602.228 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Tiris sebanyak 72.952 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 20.588 jiwa sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.8 dibawah ini : Tabel. 2.8 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil registrasi Tahun 2013 KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
SUKAPURA SUMBER KURIPAN BANTARAN LECES BANYUANYAR TIRIS KRUCIL
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
10,176 12,996 15,385 21,486 29,894 27,914 36,617 30,502
10,412 13,348 16,259 22,711 30,389 29,000 36,335 29,763
JUMLAH 20,588 26,344 31,644 44,197 60,283 56,914 72,952 60,265
II / 12
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
GADING PAKUNIRAN KOTAANYAR PAITON BESUK KRAKSAAN KREJENGAN PAJARAKAN MARON GENDING DRINGU TEGALSIWALAN SUMBERASIH WONOMERTO TONGAS LUMBANG
27,167 22,664 18,776 34,343 24,533 34,692 20,467 17,151 33,403 21,306 27,340 18,152 32,154 22,551 33,967 15,920
JUMLAH
27,456 23,346 19,521 34,236 25,801 35,233 20,987 17,494 34,314 21,707 27,311 19,204 32,518 23,255 35,047 16,581
589,556
602,228
54,623 46,010 38,297 68,579 50,334 69,925 41,454 34,645 67,717 43,013 54,651 37,356 64,672 45,806 69,014 32,501
1,191,784
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
2.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.9 Besarnya Nilai IPM dan Komponennya Indeks
2010
2011
2012
2013**
Indeks Kesehatan
60,22
60.70
61,17
61,46
Indeks Pendidikan
64.98
66.52
66,82
67,15
Indeks Daya Beli
63.79
64.29
65,09
65,76
IPM
62.99
63.84
64,35
64,79
Sumber : BPS Propinsi Jatim ** Angka Sementara
Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.10 Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu di Kabupaten Probolinggo Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012 Jumlah Rumah Tangga KECAMATAN SUKAPURA SUMBER KURIPAN BANTARAN LECES
Kelompok
Kelompok
Kelompok
1
2
3
806 1.670 2.559 1.629 1.571
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
761 1.389 1.664 1.873 1.964
724 1.377 1.587 2.518 3.141
JUMLAH 2.291 4.436 5.810 6.020 6.676
II / 13
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Jumlah Rumah Tangga KECAMATAN
Kelompok
Kelompok
Kelompok
1
2
3
TEGALSIWALAN BANYUANYAR TIRIS KRUCIL GADING PAKUNIRAN KOTAANYAR PAITON BESUK KRAKSAAN KREJENGAN PAJARAKAN MARON GENDING DRINGU WONOMERTO LUMBANG TONGAS SUMBERASIH Jumlah Total
JUMLAH
1.706 3.393 4.855 5.284 3.784 3.444 4.401 3.783 3.178 2.930 2.955 1.537 4.543 2.149 1.709 1.860 1.896 4.001 2.841
1.569 2.825 3.899 2.944 2.549 2.106 1.748 2.833 2.710 2.354 1.950 1.370 3.631 1.872 1.762 1.862 1.807 3.385 2.655
1.769 2.647 3.936 1.965 2.472 1.606 1.217 2.294 2.782 2.453 2.017 1.588 3.157 1.779 2.069 1.857 2.170 3.409 2.947
5.044 8.865 12.690 10.193 8.805 7.156 7.366 8.910 8.670 7.737 6.922 4.495 11.331 5.800 5.540 5.579 5.873 10.795 8.443
68.484
53.482
53.481
175.447
Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Dalam
sub
bab
ini
akan
dijelaskan
mengenai
capaian
kinerja
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial. A. PDRB Dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir peningkatan PDRB Kabupaten Probolinggo baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan
menunjukkan
perkembangan
yang
cukup
baik.
Hal
ini
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 11,834.2 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 13,196.2 Milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896.3 Milyar, pada tahun 2011 sebesar Rp. 16,761.96 Milyar, pada tahun 2012 sebesar Rp. 18,865.23 Milyar dan pada tahun 2013 (angka sementara)
sebesar
Rp.
21,368.68
Milyar.
Kenaikan
PDRB
ini
mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro khususnya produksi barang dan jasa mengalami peningkatan. Pencapaian PDRB Kabupaten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecil/wirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 14
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
B. Pertumbuhan Ekonomi Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, artinya kondisi perekonomian
di
Kabupaten
Probolinggo
tetap
dapat
memberikan
pertumbuhan yang positif. Mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan yaitu sebesar 5,72% pada tahun 2009, sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 6,19%. Adapun pertumbuhan ekonomi
Kabupaten
Probolinggo tahun 2011 sebesar 6,23%, pada tahun 2012 sebesar 6,55% dan pada tahun 2013 (angka sementara) sebesar 6,58%. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2009 2013 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini : Grafik 2.1
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kab.Probolinggo (%) 8 6.3 6.19
7 5.72 5.48
6
6.23 5.93
6.55
6.58 6.28
5.63 Pertumbuhan Ekonomi
5
4
Inflasi
3 2 1
0 2009
2010
2011
2012
2013**
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur ** Angka Sementara
C. PDRB Per Kapita Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui dengan
pertumbuhan pendapatan
kemajuan
sektor
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
daerah
ekonomi adalah
dalam
PDRB
hubungannya
per kapita
yang
II / 15
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi tersebut
oleh
harga
tidak dapat
barang/jasa. Namun demikian gambaran
langsung dijadikan
sebagai ukuran peningkatan
ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi
sangat
dominan
baik
dalam
pembentukan
PDRB
maupun
pendapatan regional. Adapun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2009 adalah sebesar Rp. 11.022.140,09,-, Tahun 2010 sebesar Rp. 12.336.674,37,- sedangkan pada Tahun 2011 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 13.818.944,20,-, pada tahun 2012 sebesar Rp. 15.466.340,56,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 17.290.777,98,- (angka sementara). D. Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi. Pada tahun 2009 inflasi Kabupaten Probolinggo sebesar 5,48 kemudian meningkat
pada
tahun
2010
menjadi
sebesar
6,30%
antara
lain
diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan
panen
menyebabkan
penurunan
kualitas
dan
kuantitas.
Sedangkan pada tahun 2011 inflasi tercatat sebesar 5,93%, pada tahun 2012 sebesar 5,62 % dan pada tahun 2013 (angka sementara) 6,28 %. Tabel 2.11 Inflasi Kabupaten Probolinggo 2009 – 2013 (%) Sektor PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAG, HOTEL, RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEU. PERSEWAAN DAN JASA PERUSH
2009
2010
2011
2012
2013**
6,74
6,43
8,28
8,47
6,64
3,45
3,47
5,17
4,13
3,33
6,34
8,41
6,52
6,49
5,69
1,06
2,54
1,11
1,17
2,29
5,14
7,61
7,50
2,80
7,28
4,05
5,11
3,44
2,79
6,30
2,96
2,91
1,24
1,66
6,23
4,25
5,05
4,66
4,88
5,71
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 16
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
JASA-JASA
INFLASI KAB. PROBOLINGGO
6,20
4,97
5,32
5,38
4,41
5,48
6,30
5,93
5,62
6,28
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur * Angka Sementara
E. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh
pendidikan
kebutuhan
dan
dasar,
pekerjaan.
ataupun
Kemiskinan
sulitnya
merupakan
akses
terhadap
masalah
global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk: 1.
Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan;
2.
Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah;
3.
Menentukan
target
penduduk
miskin
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki posisi mereka. Angka
Kemiskinan
di
Kabupaten
Probolinggo
secara
resmi
menggunakan data Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Kelompok 1 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah di Indonesia) sejumlah 68.484 KK, RT Kelompok 2 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 11% - 20% terendah di Indonesia) sejumlah 53.482 KK dan RT Kelompok 3 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 21% - 30% terendah di Indonesia) Kabupaten
Probolinggo
sejumlah 53.481 KK, sehingga jumlah RTS di adalah
175.447
KK.
Dokumen
Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabupaten Probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Tahap pertama (2010-2012) diprioritaskan pada sektor yang mampu menjadi
landasan
dalam
memerangi
kemiskinan,
peningkatan
kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan. Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 17
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Tahap kedua (2012-2014) diprioritaskan pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan
kerja,
pemberdayaan
masyarakat
pada
arus
mikro,
pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah.
Tahap ketiga (2014-2015) dititikberatkan pada kegiatan yang bersifat monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
tahun-tahun
sebelumnya. Tabel 2.12 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Tahun 2008 – 2012 No.
Uraian 2008 2009 Jumlah Penduduk 1 305,07 280,10 Miskin (000) Jumlah Penduduk 2 29,23 27,69 Miskin (%) Garis Kemiskinan 3 178.717 225.151 (Rp/Kap/Bln) Sumber : BPS Jawa Timur ** Angka Sementara
2010
2011
2012
276,60
259,23
245,88
25,22
23,48
22,1
255.757
280.101
306.762
Adapun jumlah pengangguran dan angkatan kerja di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.13 TPT Kabupaten Probolinggo No.
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013**
1
Pengangguran
15.686
12.190
18.218
12.356
20.211
2
Angkatan Kerja
604.247
603.228
569.592
623.537
608.278
3
TPT
2,60
2,02
3,20
1,98
3,32
Sumber : BPS Jatim ** Angka Sementara
F. Angka Kriminalitas Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah
satu
prioritas
pemerintahan
dalam
terutama
di
mewujudkan daerah.
stabilitas
penyelenggaraan
Pemerintahan
daerah
dapat
terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman
kepada
masyarakat,
menjaga
ketertiban
dalam
pergaulan
masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Data mengenai perkembangan angka
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 18
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
kriminalitas pada tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel 2.14. sebagai berikut : Tabel 2.14 Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2009 - 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Uraian Perjudian Pembunuhan Penipuan Narkoba Pencurian biasa Penadahan Penculikan Ganda Uang Aniaya Biasa Pemerasan KDRT Cabul Perkosaan Perampasan Jumlah
Satuan
2009
2010
2011
Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus
93 4 45 31 44 9 5 6 15 1 8 5 266
121 9 44 39 32 13 0 0 79 42 13 7 10 4 413
80 5 75 36 53 15 0 1 70 42 30 6 5 6 424
2012 55 7 48 33 13 125 4 27 6 15 2 335
2013 86 4 61 37 14 4 3 17 2 26 2 3 2 265
Sumber : Polres Probolinggo tahun 2013
Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo
5 tahun
terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.15 berikut ini: Tabel 2.15 Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2009 – 2013 Aspek Kesejahteraan Masyarakat No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja 2009
2010
2011
2012
2013
SKPD Penanggung Jawab
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
PDRB ADHB
1.2
Laju inflasi
1.3
PDRB per kapita
13,196,22 14.896,38 16.761,96 M M M
18.865,23 M
21.368,68 M **
BPS
5,48
6,30
5,93
5,63
6,28 **
BPS
11,02 jt
12,34 jt
13,82 jt
15,47 jt
17,29 jt **
BPS
82,94
85,94
Dinas Pendidikan
Fokus Kesejahteraan Sosial 1 1.1
Pendidikan Angka melek huruf
77.97
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
82,06
81,73
II / 19
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
1.2
Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA)
1.3
Angka partisipasi kasar
1.3.1
1.3.2
1.3.3 1.4 1.4.1
1.4.2
1.4.3
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
12,97
12,78
12,17
12,09
12,03
Dinas Pendidikan
98,63
98,77
98,91
99,05
99,20
Dinas Pendidikan
79,88
80,16
80,44
80,72
81,37
Dinas Pendidikan
51,75
52,11
52,47
52,83
53,47
Dinas Pendidikan
81,82
82,18
82,52
82,87
83,04
Dinas Pendidikan
66,42
67.69
67,96
68,23
69,37
Dinas Pendidikan
27,37
28,09
28,97
29,05
31,58
Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C
2
Kesehatan
2.1
Angka kelangsungan hidup bayi per 1000 KH
2.2 2.3
993,53
987,31
988,29
987,57
988,96
Dinas Kesehatan
Angka usia harapan hidup
60,85
61,13
61,42
61,70
61,87 **
Dinas Kesehatan
Persentase balita gizi buruk
2,23
3,36
2,3
2,8
2,21
Dinas Kesehatan
3 3.1
Ketenagakerjaan Rasio penduduk yang bekerja
0,974
0,979
0,968
0,980
0,967
Disnakertrans
Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1
Kebudayaan
1.1
Jumlah Grup Kesenian
1.2
Jumlah Gedung
62
73
83
90
98
Disbudpar
0
0
0
0
3
Disbudpar
2
Olah raga
2.1
Jumlah klub olahraga
2.2.
Jumlah gedung olahraga
82
88
98
117
133
Kanpora
1
1
1
1
1
Kanpora
2.1.5 Aspek Pelayanan Umum Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini: Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 20
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Tabel 2.16 Data Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2009 – 2013 Aspek Pelayanan Umum No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja Satuan
2009
2010
2011
2012
2013
SKPD Penanggungja wab
ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1
Pendidikan
1.1
Pendidikan dasar
1.1.2
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah
%
1.1.3
Rasio Guru terhadap murid
1.1.4
Rasio guru/murid per kelas rata rata
1.3
Fasilitas Pendidikan:
1.3.1
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
1.3.2
Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
1.4
Pendidikan Anak Usia Dini
1.4.1
Rasio Juml Siswa Paud/Juml Anak usia 2- 4 Tahun
1.5
Angka Putus Sekolah
1.5.1
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
1.5.2
1.5.3
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
119,45
119,20
119,18
119,25
119,47 Diknas
1:…
1:8
1:8
1:7
1:10
1:10 Diknas
1:….
22
21
23
24
23 Diknas
%
86,47
85,79
85,95
87,54
93,43 Diknas
%
70,69
71,44
71,69
71,94
72,19 Diknas
%
21,83
22,58
22,83
23,04
23,29 Diknas
%
0,051
0,09
0,02
0,041
0,06 Diknas
%
2,24
2,11
0,023
1,93
0,16 Diknas
%
1,02
0,97
0,03
0,72
0,48 Diknas
1.6
Angka Kelulusan
1.6.1
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
%
94,97
99,54
99,99
99,98
100 Diknas
1.6.2
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
%
97,34
98,95
98,78
98,98
98,88 Diknas
1.6.3
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
%
98,17
98,65
98,68
98,86
99,73 Diknas
1.6.4
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
%
80,21
80,73
91,85
92,17
95,71 Diknas
1.6.5
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
%
69,80
70,08
70,98
71,24
86,44 Diknas
1.6.6
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
%
56,17
57,64
57,89
58,06
60,61 Diknas
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 21
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
2
Kesehatan
2.1
Rasio posyandu per satuan balita
2.2
/1.000
13,55
14,43
14,43
14,43
14,43
Dinkes
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
/100.000
0,0121
0,0120
0,0121
0,0449
0,0450
Dinkes
2.3
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
/100.000
0,046
0,045
0,055
0,055
0,053
Dinkes
2.4
Rasio dokter per satuan penduduk
/100.000
0,057
0,063
0,05
0,05
0,05
Dinkes
2.5
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
/100.000
0,073
0,085
0,087
0,087
0,087
Dinkes
2.6
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
%
86,66
60,59
80,61
97,53
112,94
Dinkes
2.7
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
94,68
97,50
97,37
87,23
87,11
Dinkes
2.8
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
%
91,52
95,45
92,73
98,79
97,88
Dinkes
2.9
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
%
100
100
100
100
100
Dinkes
2.10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
%
81,62
73,38
85,27
80,12
72,65
Dinkes
2.11
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
%
100
100
100
100
100
Dinkes
2.12
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
%
100
198,34
5,80
5,38
3,53
Dinkes
2.13
Cakupan kunjungan bayi
%
89,66
93,81
97,19
96,77
98,25
Dinkes
3
Pekerjaan Umum
3.1
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
3.2
Rasio Jaringan Irigasi
3.3
Jumlah tempat ibadah
3.4
Persentase rumah tinggal bersanitasi
3.5
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
3.6
Rasio permukiman layak huni
3.7
Panjang jalan dilalui Roda 4
%
Buah %
%
82.44
68.26
74,62
73,10
77,07
DPU Bina Marga
22,50
22,50
-
18,67
18,67
DPU Pengairan
9,927
9,579
9,925
9,945
9,930 Bagian Kesra
45%
45%
46%
52,45
55,59
0,788 0,86 m3/th m3/th
0,86 m3/th
DPU Ciptakarya
0,86 0,14 m3/th BLH m3/th DPU Ciptakarya DPU 785,819 Binamarga
38%
38%
38%
-
Km
785,819
785,819
785,819
785,819
3.8
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)
km
86,972
92,836
91,230
86,635
109,188
DPU Binamarga
3.9
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
%
90,42
86,38
90,56
89,76
-
DPU Binamarga
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
-
II / 22
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
3.10
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
km
56,375
56,375
56,375
56,375
56,375
DPU Binamarga
3.11
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
km
4,791
5,312
6,342
7,858
-
DPU Binamarga
3.12
Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar
%
0,054
0,052
0,051
0,051
0,050
3.13
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
km
12,124
15,233
18,671
23,575
-
3.14
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
%
92,00
92,00
92,00
92,00
4
Perumahan
4.1
Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM)
%
66,95
83,01
87,44
85,92
87,87
4.2
Rumah tangga pengguna listrik
%
84,38
83,97
83,55
83,76
-
4.3
Rumah tangga ber-Sanitasi
%
45%
36%
-
59,03
59,38
4.4
Rumah layak huni
%
65%
65%
-
93,42
93,88
5
Penataan Ruang
5.1
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
5.2
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
6
Perencanaan Pembangunan
6.1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
6.2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
6.3
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
6.4
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
7
Perhubungan
7.1
Rasio ijin trayek
7.2
Jumlah uji kir angkutan umum
7.3
DPU Pengairan DPU Binamarga
92,30 DPU Pengairan
DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya
-
-
-
3,44
9,46
DPU Ciptakarya
0,16
0,14
0,14
0,15
0,15
DPU Ciptakarya
%
747/jml pnduduk
404/jml pnduduk
250/jml pnduduk
103/jml pnduduk
Buah
1.195
1.287
1.392
1.502
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Buah
3
3
3
3
7.4
Angkutan darat
Buah
5.368
5.547
5.756
5.980
6.196
Dinas Perhubungan
7.5
Kepemilikan KIR angkutan umum
Buah
1.195
1.287
1.392
1.502
1.914
Dinas Perhubungan
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
111/jml Dinas pnduduk Perhubungan Dinas 1.914 Perhubungan 3 Dinas Perhubungan
II / 23
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
7.6
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
Jam
7.7
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
7.8
Pemasangan Rambu-rambu
8
Lingkungan Hidup
8.1
15 menit
10 menit
10 menit
10 menit
15 menit
Dinas Perhubungan
Rp
41.000
41.000
41.000
41.000
90,000
Dinas Perhubungan
%
100%
100%
100%
100%
100%
Dinas Perhubungan
Persentase penanganan sampah
%
0,788
1.38
1,58
1,58
8.2
Persentase Penduduk berakses air minum
%
11,222
11,819
-
-
8.3
Pencemaran status mutu air
40
59,10
82,60
83,3
32 BLH
8.4
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
100
100
100
100
100 BLH
8.5
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0.60
0,77
0.8
0,78
0,04 BLH
8.6
Penegakan hukum lingkungan
%
100
100
85
66,6
100 BLH
9
Pertanahan
9.1
Penyelesaian izin lokasi
%
100
100
100
100
100
10
Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1
Rasio bayi (penerbitan) berakte kelahiran
47,207
19,700
11,901
11,642
17,518
10.2
Kepemilikan (penerbitan) KTP
20,78
13,18
12,62
77,79
10.3
Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten
11
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
3,939
3,939
3,939
14,5
14,7 BPP & KB
11.2
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
%
29,6
32,7
35,6
37,9
38,6 BPP & KB
11.3
Rasio KDRT
%
0,81
0,81
1,11
1,58
1,33 BPP & KB
11.4
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
%
3,04
3,07
3,07
3,09
2,85 BPP & KB
11.5
Partisipasi angkatan kerja perempuan
%
27
19,61
16,65
21,04
22,5 BPP & KB
11.6
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
65
77
96
96
96 BPP & KB
12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1
Rata-rata jumlah anak per keluarga
%
79,68
110,78
105,82
80,96
81,22 BPP & KB
12.2
Rasio akseptor KB
%
14,76
14,76
17,20
16,74
16,67 BPP & KB
12.3
Cakupan peserta KB aktif
%
72,94
72,95
75,64
73,39
75,54 BPP & KB
%
Org % Ada/Tida k
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
Ada
Ada
Ada
Ada
0,37 BLH - PU Cipta Karya
Kantor Perijinan
Dispenduk capil
Dispenduk 88,68 capil Dispenduk capil Ada
II / 24
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
12.4
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
13
Sosial
13.1
%
54,64
54,64
59,27
47,92
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
67
82
96
102
122 Dinsos
13.2
Total PMKS (yg memperoleh bantuan sosial)
3%
3,47%
3,62%
3,71%
17,20% Dinsos
13.3
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
0,0042
0,0059
0,0058
0,0058
0,18 Dinsos
14
Ketenagakerjaan
14.1
Angka angkatan kerja
604.247
603.228
569.592
623.537
608.278 Disnakertrans
14.2
Tingkat partisipasi angkatan kerja
%
74,08
73,28
70,02
75,31
72,84 Disnakertrans
14.3
Pencari kerja yang terdaftar
Jiwa
7,138
3,657
3,445
3,025
3.677 Disnakertrans
14.4
Tingkat pengangguran terbuka
%
2,60
2,02
3,20
1,98
3,32 Disnakertrans
14.5
Keselamatan dan Perlindungan
%
-
24,79
32,34
33,66
9 Disnakertrans
15
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1
Persentase koperasi aktif
%
37
50
64,70
70,50
15.3
Usaha Mikro dan Kecil
%
4,81
4,90
5,10
5,60
16
Penanaman Modal
16.1
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
16.2
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
17
Kebudayaan
17.1
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
17.2
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
18
Kepemudaan dan Olahraga
18.1
Jiwa
57,99 BPP & KB
75 Dinkop dan UKM 6 Dinkop dan UKM
Kantor 15 Perijinan dan Penanaman Modal Kantor 90.342 M Perijinan dan Penanaman Modal
22
21
22
12
52.840 M
52.921 M
52.936 M
53.751 M
Kali
8
12
17
19
20 Disbudpar
Buah
0
0
0
0
3 Disbudpar
Jumlah organisasi pemuda
1.057
1.081
1.096
1.014
1.042 Kanpora
18.2
Jumlah organisasi olahraga (kab/kecamatan)
63
63
63
66
66 Kanpora
18.3
Jumlah kegiatan kepemudaan
10
10
10
10
11 Kanpora
18.6
Lapangan olahraga
64
65
65
65
24 Kanpora
19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (jumlah orsospol)
1
1
4
4
4 Bakesbangpol
19.2
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
18
19
2
2
2 Bakesbangpol
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 25
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
20
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Rasio
1.91
2.22
3.46
3,35
20.2
Jumlah Linmas
Orang
15.869
15.439
15.990
18.584
13.615 Bakesbangpol
20.3
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
Rasio
15,27
14,62
14,62
14,1
17,83 Bakesbangpol
20.4
Pertumbuhan ekonomi
%
5.72
6.19
6,23
6,55
20.5
Kemiskinan (RTM)
KK
112.095
112.095
112.095
-
20.6
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
Ada/Tdk
Ada
Ada
Ada
Ada
20.7
Penegakan PERDA
%
100
100
100
100
20.8
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
15.869
15.439
15.990
18.584
20.9
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
%
-
10,39
10,39
10,39
20,78
Kantor Satpol PP
20.10
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
%
92.30
97.23
97.23
97.5
97.5
Bagian Pemerintahan
20.11
Sistim Informasi Manajemen Pemda
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Bagian Kominfo
21
Ketahanan Pangan
21.1
Ketersediaan pangan utama
22
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1
LPM Berprestasi
Klp
3
3
3
3
3 Bapemas
22.
Kelompok LPM
Klp
330
330
330
330
330 Bapemas
22.2
PKK aktif
%
100
100
100
100
100 Bapemas
22.3
Posyandu aktif
%
100
100
100
100
100 Bapemas
22.4
Kader Posyandu Aktif
%
88
88
93,13
93,13
93,13 Bapemas
22.5
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
%
10,26
10,49
10,53
10,67
10,70 Bapemas
23
Statistik
23.1
Buku ”kabupaten dalam angka”
ADA
ADA
ADA
ADA
23.2
Buku ”PDRB kabupaten”
ADA
ADA
ADA
ADA
24
Kearsipan
24.1
Pengelolaan arsip secara baku/ Laporan data Kearsipan (SKPD)
%
55
68
73
76
81
Kantor Arsip daerah
24.2
Peningkatan SDM pengelola kearsipan (SKPD)
orang
30
48
77
82
85
Kantor Arsip daerah
Orang
Ada/Tdk
Ton
Ada/Tida k Ada/Tida k
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
173,287
177,053
179,498
3,22
Kantor Satpol PP
Bid. Ekonomi Bappeda Bid. Ekonomi Bappeda Kantor Perijinan dan Ada Penanaman Modal Kantor Satpol 100 PP
6,58
13.615 Bakesbangpol
191,391 BKP & PPP
183,802
Bid. Dalap Bappeda Bid. Dalap ADA Bappeda ADA
II / 26
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
25
Komunikasi dan Informatika
25.1
Jumlah surat kabar nasional/lokal
Buah
10
10
10
12
12 Bagian Kominfo
25.2
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Buah
14
12
9
11
11 Bagian Kominfo
25.3
Web site milik pemerintah daerah
Buah
1
1
1
1
1 Bagian Kominfo
25.4
Pameran/expo
Kali
1
1
1
1
1 Bagian Kominfo
26
Perpustakaan
26.1
Jumlah perpustakaan (sekolah/Ponpes/Desa)
Buah
132
227
259
265
26.2
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
Orang
47.037
62.789
31.463
10.035
26.3
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Buku
5.350
3.229
2.426
2.366
Kantor 257 Perpustakaan daerah Kantor 9.023 Perpustakaan daerah Kantor Perpustakaan 2.646 daerah
Fokus Layanan Urusan Pilihan 1
Pertanian
1.1
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
%
56,83
56,50
51,40
55,00
54,03 Diperta/Dibu nhut
1.2
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB ADHK
%
36,10
35,09
33,77
32,49
31,25** Diperta/Dibu nhut
1.3
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB ADHK
%
21,56
20,71
19,78
18,86
17,95** Diperta/Dibu nhut
1.4
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB ADHK
%
4.34
4,25
4,10
3,99
3,73** Dibunhut
1.5
Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB ADHK
%
4,23
4,21
4,08
3.45
3,82** Disnak
1.6
Cakupan bina kelompok petani
%
39.40
42.68
57.30
-
23 Diperta
2
Kahutanan
2.1
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
6.06
9.79
49.10
25,00
10 Disbunhut
2.3
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ADHK
%
1,16
1,12
1,08
1,11
1,04** Disbunhut
3
ESDM
3.1
Pertambangan tanpa ijin
%
15
45
38
55
4
Pariwisata
4.1
Kunjungan wisata
76.840
87.028
183.979
194.940
270.258 Disbudpar
4.2
Kontribusi sektor pariwisata (hotel) terhadap PDRB ADHK
%
0.41
0.41
0.41
0.43
0,47** Disbudpar
5
Kelautan dan Perikanan
5.1
Produksi perikanan
%
100,19
102,01
100,93
103,19
Orang
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
0 PU Pengairan
Dinas 104,84 Perikanan dan Kelautan
II / 27
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Dinas 19,34 Perikanan dan Kelautan Dinas 31,34 Perikanan dan Kelautan Dinas 3,5 Perikanan dan Kelautan
kg/kapita /th
17,91
18,23
18,75
19,13
Cakupan bina kelompok nelayan
%
33,33
37,50
68,00
39,34
5.4
Produksi perikanan kelompok nelayan
%
9,6
9,5
12,10
13,90
6
Perdagangan
6.1
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB ADHK
%
20,9
21,78
22,56
24,84
24,03** Disperindag
6.2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
0.8
0.9
0.9
0.9
0.98 Disperindag
7
Perindustrian
7.1
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB ADHK
%
18.25
17.98
18.01
19.23
18,17** Disperindag
7.2
Pertumbuhan Industri.
%
4.18
4.17
4.65
6.41
7.06 Disperindag
7.4
Cakupan bina kelompok pengrajin
0.8
0.10
0.12
0.12
0.18 Disperindag
8
Ketransmigrasian
8.1
Transmigran swakarsa
0
71,03
0
0
5.2
Konsumsi ikan
5.3
%
0 Disnakertrans
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.17. berikut ini: Tabel 2.17 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2009 – 2013 Aspek Daya Saing Daerah No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja 2009
2010
2011
2012
2013
SKPD penanggungjawab
ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
54,22
58,58
57,56
55,59
-
BPS
1.2
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
45,78
41,42
42,44
44,41
-
BPS
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 28
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
2
Pertanian
2.1
Nilai tukar petani
98,19
98,74
102,62
103,28
104,85
Diperta
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1
Perhubungan
1.1
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
1.2
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun
2
Penataan Ruang
2.1
Ketaatan terhadap RTRW
2.2
Luas wilayah produktif
2.3
Luas wilayah industri
2.4
0,175
0,108
0,192
0,175
0,160 Dinas Perhubungan
53.220
58.100
38.100
38.750
39.100 Dinas Perhubungan
100
100
100
100
100
139,079. 139,079.8 139,079.8 8
139,079. 8
DPU CIPTA KARYA
139,079.8 Disperta
79.006
79.006
79.006
79.006
-
DPU CIPTA KARYA
Luas wilayah kebanjiran
1.461,07
1.461,07
1.461,07
1.461,07
-
DPU PENGAIRAN
2.5
Luas wilayah perkotaan
4.715,23
4.715,23
4.715,23
4.715,23
4.715,23
3
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
3.3
Jenis, kelas, dan jumlah
3.3.1
Restoran
3.3.2
Rumah Makan
3.4
Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel
3.4.1
DPU CIPTA KARYA
5
7
2
14
13 Dispenda
76
60
69
55
31 Dispenda
Hotel Melati Satu
2
2
10
12
10 Dispenda
3.4.2
Hotel Melati Dua
4
4
4
5
4 Dispenda
3.4.3
Hotel Melati Tiga
10
11
2
3
4 Dispenda
3.5
Jenis, Kelas Jumlah Reklame
3.5.1
Reklame Papan / Billboard / Videotron / Megatron
303
290
269
321
324 Dispenda
3.5.2
Reklame Kain
92
98
85
67
84 Dispenda
3.6
Jenis dan Jumlah Air Tanah
3.6.1
Air Tanah
70
80
90 Dispenda
3.7
Jenis dan Jumlah Parkir
3.7.1
Parkir
3.8
Jenis dan Jumlah Hiburan
3.8.1
Hiburan Permanen
3.8.2
Hiburan Insidentil
4
Lingkungan Hidup
4.1
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
5
Komunikasi dan Informatika
5.1
Rasio ketersediaan daya listrik
-
-
8
8
9
11
12 Dispenda
8
8
11
11
13 Dispenda
42
50
19
21
46 Dispenda
66,95
83,01
87,44
67,61
1: 3.188,8
1: 1.274,37
1: 1.154,7
-
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
70,52 PU Ciptakarya
- PLN
II / 29
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
5.2
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
84,38
83,97
83,55
83,76
- PLN
Fokus Iklim Berinvestasi 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.4
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
1.4.1
Pajak Daerah
1.4.2
Retribusi Daerah
1.5
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
6
7
7
9
9 Dispenda
26
26
23
29
29 Dispenda
1
3
4
4
5
Kantor Perijinan dan Penanaman Modal
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2013, maka berikut adalah kesimpulan hasil evaluasi program dan kegiatan berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Probolinggo Tahun 2013, yaitu : 1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. a. Pertanian Berdasarkan data dari Dinas Pertanian pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi naik dibandingkan tahun 2011 mencapai 316.423 ton sedangkan sebelumnya hanya 309.069 ton atau naik 2,38%. Pada tahun 2013 jumlah produksi padi mencapai 329.391 ton atau naik 4,10% dari tahun 2012. Produksi jagung tahun 2012 mencapai 322.921 ton atau naik 0,73% dari tahun 2011 dan pada tahun 2013 produksi jagung mencapai 294.977 ton atau turun 8,65%. Sedangkan untuk produksi kedelai cenderung turun dari tahun ke tahun dimana produksi tahun 2012 mencapai 634 ton atau turun 28,92% dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 892 ton dan pada tahun 2013 juga turun 47,79% atau menjadi 331 ton. Untuk produksi ubi kayu juga cenderung turun dari tahun ke tahun dimana produksi tahun 2012 mencapai 117.888 ton atau turun 0,87% dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 118.918 ton dan pada tahun 2013 juga turun 0,66% atau menjadi 117.111 ton. Produksi jagung, kedelai dan ubi kayu cenderung menurun setiap tahunnya dikarenakan kalah bersaing dengan padi sehingga banyak petani yang beralih menanam padi dan juga karena anomali cuaca. Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 30
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Manfaat kegiatan telah dapat dirasakan oleh petani maupun masyarakat luas yaitu ketersediaan bahan makanan pokok, harga jual ditingkat petani
relatif
stabil,
meningkatnya
pola
konsumsi
masyarakat,
meningkatnya kelembagaan petani serta pengetahuan dan keterampilan petani. b. Peternakan Pada
tahun
2013,
menurut
data
Dinas
Peternakan
Kabupaten
Probolinggo menunjukkan bahwa pencapaian produksi dan produktifitas ternak sangat berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan indikator sasaran atau target yang telah ditetapkan secara signifikan dapat dicapai diantaranya: peningkatan produksi telur dari 1.300.122 ton menjadi 1.346.858 ton (naik 3,59%), susu dari 9.967.424 liter menjadi 8.990.075 liter (turun 9,81%), daging dari 5.949.249 kg menjadi 3.971.620 kg (turun 33,24%), sapi potong dari 296.867 ekor menjadi 239.564 ekor (turun 19,30%), sapi perah dari 8.888 ekor menjadi 7.399 ekor (turun 16,75%), kambing dari 47.141 ekor menjadi 48.812 ekor (naik 3,54%) dan domba dari 73.178 ekor menjadi 65.405 ekor (turun 10,62%), ayam buras dari 998.115 ekor menjadi 987.968 ekor (turun 1,02%) serta ayam ras dari 487.634 ekor menjadi 476.683 ekor (turun 2,25%). c. Perikanan Pada tahun 2013 terjadi kenaikan produksi sebesar 22,02% dari 3.882,43 ton menjadi 4.737,33 ton pada produksi perikanan air payau bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi perikanan air tawar naik 4,12% dari 437,91 ton menjadi 455,56 ton dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi budidaya laut mengalami penurunan sebesar 15,77 % dari 317,09 ton menjadi 267,64 ton
dari
tahun sebelumnya. Pada produksi pengolahan naik sebesar 1,71% dari 3.444,28 ton menjadi 3.503,17 ton. Untuk produksi penangkapan laut meningkat
sebesar
dibandingkan
0,8%
dengan
dari
tahun
9.588,4
ton
sebelumnya.
menjadi Untuk
9.665,2
konsumsi
ton ikan
perkapita naik sebesar 1,52% dari 19,13 kg/kapita/tahun menjadi 19,42 kg/kapita/tahun. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : -
Pembinaan dan pendampingan pengembangan kapasitas kelembagaan petani.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 31
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
-
Bantuan modal usaha bagi kelompok lumbung pangan.
-
Mengadakan penelitian tentang pola konsumsi pangan masyarakat untuk menentukan kebijakan di masa yang akan datang.
-
Mengadakan penelitian untuk penyusunan perumusan kebijakan penanganan daerah rawan pangan dengan penerapan Sistem Desa Mandiri Pangan.
-
Memasyarakatkan pemanfaatan bahan pangan lokal non beras baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk pengembangan usaha.
-
Memasyarakatkan penganekaragaman menu berbasis 3B (Beragam, bergisi, dan Berimbang) untuk menuju hidup sehat dan berkualitas.
-
Sosialisasi pola pangan berbasis 3 B (beragam, bergizi dan berimbang) dan diversifikasi pangan.
-
Perlu adanya terapan teknologi baik melalui sosialisasi maupun bantuan
langsung
pengolahan
mesin-mesin
produksi
(pasca
pengolahan
panen)
dalam
tanah,
irigasi
dan
rangka
peningkatan
mutu/kualitas bahan baku. -
Perlunya
Peningkatan
SDM
Penyuluh
baik
kuantitas
maupun
kualitasnya. 2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Otimalisasi Sektor Riil a. Volume Usaha Koperasi Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo, volume usaha koperasi pada tahun 2013 mencapai sebesar Rp 228.693.000.000,00. Revitalisasi pemeliharaan,
pasar perawatan
daerah
yang
kebersihan,
mencakup
kualitas
sarana
rehabilitasi, prasarana,
keamanan dan ketertiban terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada dapat melayani masyarakat lebih profesional. b. Nilai Investasi Sektor Industri. Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai investasi industri, dengan melaksanakan program dan
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 32
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
kegiatan dalam rangka peningkatan investasi dimaksud, pada tahun 2013 nilai investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo mencapai $
9.026.365.000
dan
Rp.
868.312.900.000.
Selanjutnya
tujuan
pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaran–sasaran yang tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya. 3. Sasaran
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
dan
Peningkatan
Investasi. Dalam hal peningkatan rasio jalan yang baik
pada tahun 2013
belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan karena baru tercapai 98%, sedangkan untuk jembatan yang baik melampaui target yang ditetapkan yaitu 103 %. Hal ini disebabkan beberapa faktor kendala yaitu keterbatasan dana dan kondisi iklim (bencana) yang merupakan salah satu faktor belum tercapainya target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2013 Dinas PU Bina Marga telah dapat mengurangi kondisi jalan rusak menjadi kondisi jalan sedang melalui kegiatan pembangunan jalan dan jembatan, rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dan peningkatan jalan dan jembatan. Sedangkan untuk Dinas PU Pengairan pada tahun 2013 untuk beberapa indikator telah berhasil mencapai target yang ditentukan bahkan melampaui, yaitu jaringan irigasi utama sebesar 100 % dan perbaikan sungai mencapai 109 %. Untuk jaringan irigasi pedesaan mengalami penurunan sebesar 8,58 %. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Melaksanakan penjadwalan pelaksanaan proyek sedini mungkin dalam setiap tahun anggaran dan memacu pelaksanaan proyek yang berlokasi pada dataran tinggi guna mengantisipasi datangnya musim penghujan dan mengkoordinasikan kepada instansi yang terkait untuk melakukan pembinaan terhadap pelaksanan pekerjaan. - Melaksanakan
pengawasan
dengan
menggunakan
jasa
konsultan
pengawas guna lebih mengefektifkan peningkatan kualitas pelaksanaan proyek. - Melibatkan dan meningkatkan SDM dengan dibekali lebih dahulu diklatdiklat/kursus-kursus yang ditujukan pada peningkatan profesionalisme sumber daya manusia. - Memberikan sosialisasi kepada masyarakat petani / HIPPA / GHIPPA
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 33
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
dalam
hal
operasi
dan
pengenalan/pemahaman
pemeliharaan
jaringan
irigasi
serta
bangunan irigasi dengan mengikut sertakan
dalam program diklat/ kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. Selain itu memberikan himbauan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam memelihara bangunan dan saluran irigasi. 4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana Pencapaian sasaran dapat dikatakan berhasil karena beberapa indikator sasaran telah melampaui target yg ditetapkan, diantaranya peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran air yang mencapai 138 %, peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran udara mencapai 116 %, peningkatan rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk mencapai 101%. Pencapaian terus dipertahankan dengan upaya-upaya sebagai berikut: - Membina dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui CSR perusahaan. - Mengendalikan kegiatan eksploitasi sumber daya alam melalui perijinan dan pengawasan. - Menumbuhkembangkan
ketanggapsegeraan
masyarakat
untuk
melakukan pengawasan sosial. - Meningkatkan responsibilitas aparat Pemerintah Kabupaten terhadap laporan/pengaduan
masyarakat
dalam
melaporkan
terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dalam waktu 24 jam. - Upaya
pencegahan
perijinan
bidang
dampak lingkungan
lingkungan hidup
hidup,
dan
melalui
penaatan
Penyusunan
dokumen
pengelolaan lingkungan hidup (AMDAL/ UKL dan UPL). - Upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, melalui penegakan
hukum
bidang
lingkungan
hidup
dan
pemantauan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. - Upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup, meliputi Penyelamatan sumber mata air dan Pemulihan ekosistem pantai. - Upaya pengembangan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup, melalui Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 34
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan. a. Persentase penurunan kematian bayi adalah sebesar 19,23 % dimana pada tahun 2012 adalah 12,43 per 1.000 kelahiran dan pada tahun 2013 kematian bayi mencapai 10,04 per 1.000 kelahiran. b. Angka kematian ibu 81,07 per 100.000 KH (2012) menjadi 65,92 per 100.000 KH (2013) atau turun 18,69%. c. Penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan belum berhasil mencapai target pada tahun 2013 yaitu dari 60 % hanya tercapai 26,2 %. d. Angka Pemanfaatan tempat tidur dalam satuan waktu tertentu (BOR) di RSUD Waluyo Jati Kraksaan realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 61,63 % meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 57,57 %. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 31,68 % turun dari tahun 2012 yang mencapai 38,96 %. e. Rata-rata Lama Dirawat atau ALOS di RSUD Waluyo Jati Kraksaan realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 3,06 hari turun dari tahun 2012 yang mencapai 3,19 hari. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 3,30 hari turun dari tahun 2012 yang mencapai 3,35 hari. f.
Frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) di RSUD Waluyo Jati Kraksaan menunjukkan bahwa realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 72,88 kali meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 66,03 kali. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 40,49 kali meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 40 kali.
g. Angka Kematian Bersih (Netto Death Rate/NDR) di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada tahun 2013 adalah 13,31 promil (standar Depkes tahun 2005 : ≤ 25 promil) turun dari tahun 2012 yang mencapai
15,02
promil. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 12,20 promil turun dari tahun 2012 yang mencapai 22,38 promil. h. Angka Kematian Kasar (Gross Death Rate/GDR) di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada tahun 2013 adalah 32,53 promil (standar Depkes Tahun 2005 ≤ 45 promil) turun dari tahun 2012 yang mencapai 34,60 promil. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 17,08 promil meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 10,03 promil.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 35
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
i.
PUS yang menjadi peserta KB aktif tercapai dari target 70% menjadi 97,8% atau tercapai 104,84%.
j.
Persentase jumlah perempuan terlatih pada tahun 2012 adalah 100%. Dimana rata-rata yang direncanakan ikut pelatihan adalah 30 orang dan yang terealisasi untuk dilatih adalah 30 orang. Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan menjahit, bordir, tata rias dsb.
k. Persentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak tercapai dari target 60% menjadi 60,5% atau tercapai 100,83%.. l.
Persentase peningkatan peran kader perempuan capaiannya adalah 100% sehingga telah dapat melampaui target tahun 2013.
m. Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2012 APM SD 82,87%; APM SMP 68,23% dan APM SMA 29,05%. Sedangkan pada tahun 2013 APM SD 83,04%; APM SMP
69,37%
dan APM SMA
31,58%. Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah untuk tingkat SD adalah 1: 119, untuk tingkat SMP rasionya 1: 36 dan tingkat SMA rasio siswa per jumlah sekolah 1:76 Upaya yang terus akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian target antara lain: -
Peningkatan jumlah kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai secara bertahap.
-
Penambahan tenaga kesehatan secara bertahap dan mengoptimalkan tenaga yang ada .
-
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan teknis.
-
Meningkatkan kemitraan antara bidan dan dukun bayi, melakukan kegiatan swadaya serta pelaksanaan Audit Maternal Perinatal non medis di Kecamatan.
-
Peningkatan deteksi dini balita gizi buruk melalui peran aktif kader posyandu di pedesaan dan
meningkatkan kapasitas kelembagaan
posyandu serta dukungan sektor-sektor terkait. -
Memberdayakan tokoh agama, tokoh masyarakat dan sektor-sektor terkait
dalam penyebarluasan informasi dan promosi kesehatan
tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat pada kelompokkelompok potensial,. -
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam program Desa Siaga dan Rumah Tangga Sehat.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 36
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
-
Penerapan sangsi terhadap pengedar garam tidak beryodium.
-
Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) melalui peran aktif Tim Pangan dan Gizi (TPG) mulai dari Tingkat Kecamatan sampai Kabupaten.
-
Pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin non kuota jamkesmas
pusat
melalui
dana
pendamping
jamkesmas
APBD
Kabupaten. -
Pembangunan TK Negeri di Kecamatan dan pendirian SMK di masingmasing Kecamatan untuk memenuhi rasio SMK : SMA = 60 : 40.
-
Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk peningkatan kualifikasi pendidikan guru.
-
Peningkatan pengembangan kompetensi tenaga tutor.
-
Dilaksanakan kegiatan-kegiatan kampanye pendidikan.
-
Mendirikan perpustakaan sekolah dan meningkatkan minat baca siswa.
-
Meningkatkan
kualitas
dan
kuantitas
sarana
dan
prasarana
perpustakaan keliling (sepeda motor dan mobil perpustakaan). -
Meningkatkan kualitas SDM aparatur Perpustakaan melalui Diklat Teknologi Informatika.
-
Menerapkan kebijakan atau regulasi pemerintah Kabupaten Probolinggo yang dapat meningkatkan akses dan partisipasi perempuan dalam memberdayakan ekonomi keluarga, memberikan latihan ketrampilan, magang, bimbingan usaha dan bantuan modal.
-
Melakukan
penyadaran
kepada
masyarakat
dengan
memberikan
penyuluhan, penyebaran informasi lewat media elektonik, leaflet dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin berkurang. -
Melakukan advokasi pada pengambil kebijakan dan perencana sehingga program dan kegiatan yang responsive gender lebih besar.
-
Melakukan
advokasi
kepada
instansi
terkait
khususnya
bagian
perencanaan dan keuangan untuk memberikan dukungan dana, sarana dan
prasarana
yang
memadai
sehingga
perlindungan
terhadap
perempuan dan anak optimal. -
Memberikan advokasi kepada pemerintah desa serta memberikan tambahan kesejahteraan kepada kader.
-
Diadakan sosialisasi terhadap program.
-
Perlu peningkatan kegiatan KIE pada masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 37
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
-
Perlu adanya pembekalan khusus kepada kepala desa.
-
Diberi penghargaan yang memadai dan adanya pancingan didalam setiap
-
pelayanan KB.
Permintaan droping ke propinsi disamping usulan didalam pengadaan barang.
6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran a. Penurunan
jumlah
Keluarga
Pra
sejahtera
pada
tahun
2013
berdasarkan data Dinas Sosial sebesar 10,07% dari tahun sebelumnya; b. Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial sebesar 18% dari tahun sebelumnya; c. Persentase jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dibina (mendapat bantuan) menurut data Dinas Sosial sampai dengan tahun 2013 adalah 17,20%. d. Tingkat kesempatan kerja yaitu perbandingan antara tenaga kerja tertampung dibanding jumlah angkatan kerja adalah 96,68%. e. Upah Minimum Kabupaten (UMK) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa UMK telah meningkat dari Rp 814.000 per bulan menjadi Rp 1.198.600 per bulan. f. Jumlah transmigran terkirim sebanyak 9 KK/23 jiwa dengan tujuan ke UPT Tando Allo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : -
Penanganan secara berkala kepada para PMKS.
-
Mengoptimalkan tugas dan fungsi PSM/TKSK dan Karang Taruna yang ada di wilayah dalam usaha kesejahteraan sosial.
-
Mengajukan tambahan dana sehingga dapat menangani permasalahan yang ada.
-
Perlunya
wadah
untuk
menampung
permasalahan-permasalahan
sosial. -
Peningkatan
kemampuan,
pendidikan
dan
keterampilan
kepada
Keluarga Binaan Sosial (KBS). -
Koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur maupun daerah penerima transmigran di luar Pulau Jawa.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 38
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
Mengadakan kerjasama dengan kabupaten penerima transmigran di
-
luar Pulau Jawa. 7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Rata-rata capaian program dan kegiatan dapat dikatakan berhasil, hal ini seiring pencapaian sasaran dalam RPJMD berikut ini: a. Persentase peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana aparatur telah dapat mencapai 100% karena target jumlah aset bergerak dan tak bergerak telah sesuai dengan target begitu juga pemeliharaannya. b. Persentase ketepatan laporan pelaksanaan pembangunan mencapai 100% sehingga telah dapat mencapai target. c. Persentase penyelesaian kegiatan sesuai waktu dan mutu yang direncanakan penyampaian kegiatan sesuai waktu dan administrasi yang direncanakan telah tercapai 100%. d. Persentase tingkat kelengkapan administrasi kearsipan tercapai 100% penataan dan pemberkasan telah dapat dilaksanakan pada tahun ini. e. Persentase tingkat penerapan teknologi informasi & tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat dalam administrasi kearsipan tercapai 100%. f.
Penerbitan Akta kelahiran pada tahun 2013 sebanyak 17.518 lembar terdiri dari kelahiran umum sebanyak 5.481 lembar dan kelahiran terlambat sebanyak 12.037 lembar.
g. Penerbitan Akta Perkawinan pada tahun 2013 sebanyak 132 lembar terdiri dari 66 lembar akta perkawinan suami dan 66 lembar akta perkawinan istri. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Meningkatkan intensitas sosialisasi permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA. 2012, PMK Nomor 64/PMK.05 Tahun 2011 perubahan atas PMK Nomor 97/PMK.05/2010 Tentang
Pedoman
Perjalanan
Dinas
Keluar
Negeri
bagi
Pejabat
Negara/Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak tetap serta standart biaya umum TA. 2012 berdasarkan PMK Nomor 84/02 Tahun 2011.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 39
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
- Penyempurnaan database kependudukan yang dimiliki penduduk. - Dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal kedepan diharapkan masing-masing Satker agar melaporkan kegiatannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mengupayakan lebih serius untuk peningkatan kualitas SDM dan pembinaan serta pengawasan melekat guna peningkatan prestasi yang lebih baik dari tahun yang lalu. - Intensitas
rapat
koordinasi
dengan
SKPD
yang
membutuhkan
pengadaan barang dan jasa. - Meningkatkan intensitas pendataan dan sertifikasi aset daerah. - Meningkatkan
sosialisasi
kepada
SKPD
tentang
mekanisme
perencanaan kebutuhan dan pengelolaan aset daerah. - Mengkaji kembali dasar hukum pengelolaan aset daerah. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan pemungutan atas obyek pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya. - Melakukan koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat untuk penerbitan petunjuk pelaksanaannya. - Melakukan pendampingan SKPD dalam penyusunan Neraca; - Melakukan koordinasi dengan Propinsi Jawa Timur baik sebelum maupun sesudah juknis pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan penyerapan dananya. - Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. 2.3 Permasalahan Pembangunan 2.3.1 Meningkatnya
Ketahanan
Pangan
Melalui
Optimalisasi
Produksi
Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Dalam upaya meningkatkan Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, masih menghadapi banyak kendala, diantaranya : 1. Anomali cuaca yang tidak menentu, 2. Terdapatnya daerah yang mengalami gagal panen, 3. Sarana produksi masih terbatas, 4. Serangan OPT pada tanaman perkebunan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 40
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
5. Banyaknya virus yang menjangkit pada hewan ternak. 2.3.2 Peningkatan Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Sektor Riil. Dalam upaya meningkatkan Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Sektor Riil, masih menghadapi banyak kendala, diantaranya : 1.
Belum optimalnya jaringan promosi sebagai sarana pengembangan investasi/penanaman modal;
2.
Belum optimalnya pelayanan dan rendahnya kepastian hokum dalam investasi/penanaman modal;
3.
Kurangnya insentif investasi dan keterbatasan infrastrukutr serta rendahya kualitas SDM.
4.
Kualitas SDM yang relatif masih rendah yang tercermin kurangnya produktivitas tenaga kerja;
5.
Masih rendahnya penerapan standarisasi untuk produk-produk industri manufaktur;
6.
Lemahnya akses UMKM kepada sumber daya produktif, yaitu permodalan, teknologi, informasi dan pasar;
7.
Masih banyaknya koperasi yang dinilai belum sehat, terlihat bahwa koperasi di Kabupaten Probolinggo memiliki kecenderungan adanya peningkatan anggota dan jumlah simpanan, tetapi omset volume usahanya mengalami penurunan;
8.
Masih rendahnya produktivitas UMKM dan koperasi, karena kualitas Sumber Daya Manusia UMKM dan koperasi masih rendah, rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM dan terbatasnya sarana prasarana operasional dan modal usaha;
9.
Minimnya sarana dan prasarana perdagangan yang memadai.
2.3.3 Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perekonomian Daerah Beberapa
Kendala
utama
dari
pembangunan
infrastruktur
baik
infrastruktur transportasi, perumahan dan permukiman, pengairan di kabupaten Probolinggo antara lain: 1.
Kondisi prasarana jalan sebagian besar masih perlu penanganan / pemeliharaan;
2.
Banyaknya prasarana jalan dan jembatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.;
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 41
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
3.
Belum terpadunya pembangunan prasarana jalan dengan sistem jaringan transportasi jalan, penataan kelas jalan dan terminal serta pola pelayanan distribusi angkutan jalan;
4.
Kondisi kualitas dan kuantitas sarana pelayanan angkutan umum masih terbatas.
5.
Terbatasnya
kemampuan
penyediaan
prasarana
dan
sarana
perumahan; 6.
Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan Pemerintah;
7.
Pelayanan kualitas
air
bersih
pengelolaan
meningkatnya
tingkat
belum
optimal,
pelayanan
disebabkan
air
kebocoran
minum
dan
rendahnya
oleh
tingkat
PDAM,
pendapatan
masyarakat rendah serta terbatasnya jaringan pipa; 8.
Relatif masih tingginya penggunaan jamban terbuka;
9.
Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan efisien;
10. Mulai menurunya kondisi prasarana drainase; 11. Menyempitnya lahan ruang hijau terbuka; 12. Penerangan jalan umum masih kurang; 13. Meningkatnya kebutuhan air bagi masyarakat; 14. Menurunnya kemampuan penyediaaan air; 15. Lemahnya koordinasi, kelembagaan dan tata laksana. 2.3.4 Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Permasalahan yang dihadapi dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Alam, yaitu : 1.
Adanya
kecenderungan
peningkatan
pencemaran
lingkungan
Hidup; 2.
Semakin rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut, abrasi pada panjang pantai dan hutan Mangrove akan mengancam potensi sumber daya pesisir dan perikanan laut;
3.
Belum optimalnya pendayagunaan potensi kelautan;
4.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan;
5.
Adanya keterbatasan data dan informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 42
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
2.3.5 Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan Permasalahan yang masih dihadapi Kabupaten Probolinggo yang terkait dengan bidang pendidikan dan kesehatan, antara lain : 1.
Partisipasi masyarakat mengikuti pendidikan cenderung menurun;
2.
Rendahnya kualitas fasilitas pelayanan pendidikan khususnya SD/MI;
3.
Kualitas pendidikan masih rendah dan belum memenuhi standart kompetensi;
4.
Angka melek huruf masih relatif rendah;
5.
Rendahnya cakupan pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
6.
Anggaran pendidikan masih belum mencukupi.
7.
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS);
8.
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan dan permukiman;
9.
Belum
optimalnya
kualitas
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan; 10. Rendahnya status kesehatan masyarakat; 11. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang
tidak
merata. 2.3.6 Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengganguran di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, diantaranya: 1.
Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;
2.
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat, fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya;
3.
Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan prasarana pelatihan kerja;
4.
Banyaknya tenaga kerja yang bekerja dilapangan usaha yang kurang produktif;
5.
Lemahnya partisipasi masyarakat dalam perumusan pelaksanaan kebijakan/program di wilayahnya terutama wilayah perdesaan.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 43
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015
2.3.7 Peningkatan kualitas pelayanan publik, dan pelaksanaan otonomi daerah. Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Probolinggo, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu : 1.
Belum diberlakukannya standar pelayanan minimal (SPM) di instansi pemerintah;
2.
Belum optimalnya peningkatan kapasitas SDM Aparatur;
3.
Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal;
4.
Perencanaan pembangunan daerah belum optimal;
5.
Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan publik;
6.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo
II / 44