Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
BAB II EKSPLORASI ISSUE BISNIS
2.1
Proses Bisnis PT. XYZ
Proses bisnis yang dijalankan PT. XYZ adalah memproduksi biskuit, dan alurnya dapat dilihat pada gambar 2.1.
PROCESS MAPPING PT. XYZ
New Product
New Product Development (NPD)
Distribution
New Product :
Marketing : - Customer Complaint -Customer Satisfaction/ Survey
Sales
Sales Forecast (Distributor Order )
Manufacturing Manufacturing Personnel
Capacity : -Machine
Distributor Stock
-Labour
Finish Good Stock (N)
P ay to
Warehouse
Order to Factory Fix : N Tent. : N+1
New Product : Release
Master Production Schedule
Purchase Order
Stock Status RM/PM
Material Requirement Planning
- Training Personel - Recruitment
Formulir FG
Research & Development Export Order (N+1)
$
Payroll
Standard Process - Control Chart Bill Of Material
$
$
Packaging Purchase Order & Delivery Shedule
$
Engineering
Purchase Request Purchasing
Weekly Production Planning
- Suplier Audit - Suplier Evaluation
Creaming Process Baking Process
1. Prev. Maintenance 2. Service Equipment 3. Industrial Safety 4. Process $ Productivity Improvement
Schedule Delivery Supplier s
Inggredient Preparation
NO Incoming Inspections OK?
RM/PM Delivery Note
Forming Process
RMI/ RPI
Yes Inventory
Invoice
Sugar Grinder Mixing Process
Quality Assurance - Suplier Audit - Food Safety Audit
Receiving Report Biscuits Recycling
RMS RMU/ PMU
$ $ $
Accounts Payable
$
Accounting
Process Inspection
Accounts Receivable
Gambar 2.1 Proses Bisnis PT. XYZ
2.1.1 Proses Produksi PT. XYZ Proses produksi biskuit itu sendiri meliputi beberapa tahap antara lain: 1. Inggredient Preparation Proses ini meliputi penyaringan, pemeriksaan, penimbangan, dan menyiapkan bahan baku dalam satu tempat untuk setiap batch. Pada tahap awal adalah menyiapkan komposisi bahan dengan cara penimbangan sesuai dengan komposisi yang ditetapkan. Pengawasan mutu tahap ini
13
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
dilakukan dengan menganalisa material dari sisi : organoleptik, kadar air, alveograph, pH, brix, bilangan peroksida, serta kuantitas dari komponen bahan baku pada setiap pengiriman. 2. Mixing Pencampuran
semua
ingredient
untuk
membuat
adonan
biskuit.
Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah : formula, urutan mixing, waktu, suhu, rest time, pH washing untuk setiap batch. 3. Resting Time Penyimpanan adonan untuk mencapai kestabilan. 4. Cutting/Moulding Pencetakan adonan biskuit. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah : berat adonan, topping, dan milk wash untuk setiap 15 menit. 5. Baking Pemanggangan biskuit di oven. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah: organoleptik, berat biskuit, panjang, tebal, diamater, kadar air, dan oil spray untuk setiap 15 ~ 30 menit. 6. Cooling Proses pendinginan biskuit untuk mencegah kondensasi saat pengemasan. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah: temperatur, dan kondensasi untuk setiap batch. 7. Creaming Pemberian krim pada biskuit, khusus untuk jenis sandwich. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah: organoleptik, berat krim, warna, suhu, pH, ketebalan untuk setiap batch. 8. Packaging Pengemasan biskuit dengan kemasan primer, sekunder maupun tersier. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah : breakage, jumlah biskuit, berat biskuit, sealing, kode, dan pallet, sliding, khusus untuk biskuit
14
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
jenis sandwich pengawasan mutu tersebut diikuti dengan pisa tower, cream centering dilakukan sesuai instruksi kerja dari formulir yang digunakan. 9. Warehousing Penyimpanan dan pengiriman biskuit dari gudang ke distributor atau konsumen.
Sedangkan alur pembuatan biskuit dapat dilihat pada gambar 2.2.
Production Process
Ingredient Preparation
Mixing
Resting Time
Cutting/Moulding
Baking
Cooling
Creaming
Packaging
Distribution Gambar 2.2 Proses Produksi Biskuit
15
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
2.1.2 Manajemen rantai pasok PT. XYZ
Investasi penambahan jalur produksi yang menjadi pembahasan utama penelitian proyek akhir ini merupakan landasan atau pijakan dasar bagi strategi proses pengembangan bisnis di masa mendatang. Proses investasi yang berkaitan dengan Strategi Manajemen Rantai Pasok ditampilkan pada gambar 2.3 berikut ini.
Supply Chain Management – A Close loop Process Strategy Customers
Historical
Sales & Marketing
Events/Activities/Seasons
Forecast System/IT
Customer Service Order Administration
Master Schedule
Supplier Management
MRP
Procurement
Capex Production Planning & Control
Capacity & Manpower Planning HR
Industrial Planning/PPIC Production Logistics Shipping
Warehousing
Warehousing Posisi Proyek Akhir Dalam Proses Bisnis
Gambar 2.3 Strategi Proses Manajemen Rantai Pasok
2.1.3 Proses Bisnis Pendukung
Proses bisnis pendukung yang ada di PT. XYZ meliputi berbagai bidang antara lain: •
Infrastruktur Perusahaan Perusahaan menyediakan dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian persyaratan mutu dan keamanan produk.
16
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
Infrastruktur tersebut meliputi gedung, ruang kerja, dan sarana pendukung, peralatan proses, dan jasa-jasa pendukung diantaranya: transportasi dan komunikasi. Disamping itu perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk memastikan kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan dan lingkungan .
•
Teknologi Teknologi pembuatan biskuit dilakukan secara in line, mulai dari forming sampai area packaging, sehingga diperoleh effisiensi dan produktivitas yang tinggi. Sedangkan teknologi informasi yang digunakan sudah terintegrasi, dimana setiap transaksi akan ter update secara real time.
•
Riset dan Pengembangan Menyediakan pendukung ilmiah yang dibutuhkan untuk kredibilitas argumentasi perusahaan terhadap kesehatan dan nutrisi.
Membantu inovasi produk, mengenali dan mengembangkan proses dan bahan yang membuat suatu perbedaan yang nyata bagi konsumen.
Memisahkan produk PT. XYZ sedemikian rupa, sehingga sulit bagi pesaing untuk meniru.
•
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan menetapkan personil yang melakukan pekerjaan dan mempengaruhi mutu serta keamanan pangan harus kompeten atas dasar pendidikan, ketrampilan, dan pengalaman yang memadai, dengan cara menyediakan pelatihan dan kegiatan lain untuk memenuhi kompetensi karyawan dan mengevaluasi efektifitas dari pelatihan yang telah dilakukan. 17
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
2.2
Analisa Situasi
Industri biskuit mengalami pertumbuhan yang sangat baik, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pasar biskuit di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah nya sudah mencapai 328,800 ton, padahal pada tahun 2002 hanya berjumlah 216,842 ton saja. Pertumbuhan ini didorong oleh telah diterimanya biskuit sebagai makanan tambahan, dan peningkatan daya beli masyarakat terhadap produk biskuit, sehingga pengembangan industri ini menjadi suatu tujuan yang ingin dicapai oleh produsen biskuit.
2.2.1 Suplai dan Demand
Suplai dan demand biskuit merupakan aspek pasar yang harus dianalisa untuk mengidentifikasi kesempatan pengembangan usaha PT. XYZ di Indonesia. Peningkatan dari tahun ke tahun mendorong perusahaan ini untuk terus melakukan perbaikan berkesinambungan (continuos improvement) untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage), serta memperbesar peredaran jumlah suplai biskuit yang diproduksi oleh PT. XYZ di Indonesia. Dalam pembahasan proyek akhir ini , jumlah proyeksi suplai dan demand tersebut ditentukan melalui metode peramalan trend.1
2.2.1.1 Suplai Biskuit PT. XYZ
Jumlah suplai biskuit PT. XYZ menunjukkan pangsa pasar (market share) yang telah dicapai perusahaan tersebut. Dengan mengetahui jumlah suplai biskuit pada masa lalu dan sekarang, PT. XYZ dapat memproyeksikan potensi suplai yang masih dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Suplai biskuit yang diproduksi oleh PT. XYZ mengalami peningkatan, yang semula hanya berjumlah 21,738 ton pada tahun 2002 sampai mencapai 57,000 1
Suratman, 2001, Studi Kelayakan proyek: Teknik dan Penyusunan Laporan, Edisi Pertama J & J Learning
18
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
ton pada tahun 2006. Peningkatan yang terjadi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 27.34%.
Pertumbuhan ini mendasari PT. XYZ untuk melakukan
ekspansi usahanya di Indonesia.
Pertumbuhan suplai biskuit PT. XYZ dan proyeksinya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Produksi Biskuit/Tahun PT. XYZ
90.000 80.000 70.000
57.000
(Ton)
60.000
45.392
50.000 40.000
Produksi Biskuit/Tahun
35.820 26.502
30.000 21.738 20.000 10.000 0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Proyeksi Produksi Biskuit/Tahun
Tahun
Gambar 2.4 Suplai Biskuit PT. XYZ
2.2.1.2 Demand Biskuit PT. XYZ Demand saat ini sering dapat dikumpulkan dari catatan statistik, sedangkan
untuk
masa
yang
akan
datang
perlu
diadakan
proyeksi
dengan
menggunakan berbagai variabel saat ini. Hal ini dinamakan metode peramalan yang dilakukan dengan runut waktu (time series). Dari peramalan demand dapat dilihat masih ada potensi pasar dan masih membuka peluang bagi PT. XYZ untuk terus meningkatkan pangsa pasar nya di Indonesia.
19
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
Demand biskuit produksi PT. XYZ pada tahun 2007 sebesar 57,000 ton, dan
proyeksi di tahun 2008 adalah 64,568 ton. PT. XYZ membagi demand tersebut ke dalam berbagai bentuk SKU (Stock Keeping Unit) sebagai bentuk penerapan strategi marketing mix.
Demand ini diperoleh dengan cara peramalan yang menggunakan masukan
data masa lalu (historical), customer service, musim (season), data sekunder yang diperoleh oleh Divisi Sales dan Marketing, dan menjadi target yang harus dipenuhi oleh Divisi Sales.
Manajemen PT. XYZ menyusun demand tahunan ke dalam 4 triwulan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah evaluasi terhadap penjualan yang sudah dicapai, dan melakukan review setiap triwulan. Demand biskuit produksi PT. XYZ dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Demand Biskuit PT. XYZ
DEMAND
Satuan: Ton Produk
Q1 2007
Q2 2007
Q3 2007
Q4 2007
Q1 2008
Q2 2008
Q3 2008
Q4 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total demand
7,100 1,420 180 225 1,462
9,425 1,371 1,030
7,920 373 1,227
6,555 112 1,288
6,843 2,374 0
8,663 3,007 0
9,560 3,318 0
6,634 2,301 0
1,571 242 1,088 750 25 990 16,490
1,787 275 1,238 750 75 1,470 15,114
1,679 259 1,163 750 75 1,364 13,245
648 2,158
819 2,733
905 3,018
628 2,091
648 43 1,470 14,184
819 55 1,364 17,460
905 61 1,470 19,237
628 41 1,364 13,687
1,013 750 25 12,175
Sumber: Demand Dept. PT. XYZ, Divisi Sales
2.2.2 Pertumbuhan (Growth)
Pertumbuhan pasar biskuit dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Data pasar biskuit yang digunakan pada pembahasan proyek akhir ini
20
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
merupakan data sekunder, yaitu data yang pengumpulan, pencatatan dilakukan oleh pihak ketiga. Di lain pihak proyeksi pasar biskuit di masa yang akan datang
menggunakan trend peningkatan yang terjadi pada
industri tersebut dengan asumsi ekspor dan impor biskuit adalah tetap.
Pasar biskuit terus bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan sekitar 10%.2 Dengan tingkat pertumbuhan sebesar itu, maka pasar biskuit dapat diproyeksikan mencapai sekitar 361,680 pada tahun 2007, dan 397,850 pada tahun 2008. Pertumbuhan pasar biskuit yang terjadi di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pasar Biskuit di Indonesia 500,000
(Ton)
400,000 300,000
328,800 287,774 237,038250,810 216,842
Pasar Biskuit di Indonesia Proyeksi Pertumbuhan Pasar Biskuit
200,000 100,000 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun Gambar 2.5 Proyeksi Pertumbuhan Pasar Biskuit di Indonesia 2.2.3 Potensi Pasar
Potensi pasar biskuit merupakan peluang yang masih dapat diraih oleh para pemain yang bergerak pada industri ini. Dengan tingkat pertumbuhan pasar 2
http://www.businessreview.co.id, 2007
21
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka diperoleh potensi pasar biskuit sebesar 32,880 ton pada tahun 2007 dan 36,168 ton pada tahun 2008. Jumlah ini menarik minat manajemen PT. XYZ untuk ikut merebut potensi pasar tersebut.
2.2.4 Posisi kompetisi
Untuk dapat memenangkan persaingan di dalam kelompok industri, perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage). PT. XYZ mencapai keunggulan dengan menghasilkan produk biskuit bernutrisi yang terjangkau (affordable), penerapan strategi marketing mix, melakukan inovasi, serta pendistribusian yang merata. Hal ini mendorong diterimanya biskuit produksi PT. XYZ oleh seluruh lapisan masyarakat.
Keunggulan kompetitif akan membedakan perusahaan dari kompetitornya dalam hal bagaimana meraih sukses yang menyebabkan perusahaan mempunyai prestasi yang jauh lebih dari pada kompetitornya. Prestasi yang diraih oleh PT. XYZ adalah dapat mengimbangi persaingan pasar biskuit di Indonesia, walaupun perusahaan ini relatif baru beroperasi sendiri, setelah memisahkan diri dari rekanan di Indonesia.
Kompetisi pada industri biskuit terjadi dengan sangat ketat, karena pasar biskuit ini memiliki daya tarik besar. PT. XYZ sebagai salah satu produsen biskuit hanya menguasai 15,4 % pangsa pasar dari sisi volume. Pesaing utama yang menguasi pasar biskuit masih di pegang oleh Khong Guan. Perusahaan tersebut sudah lama memimpin pasar biskuit di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi PT. XYZ untuk mengungguli pesaingnya agar dapat menguasai pasar biskuit di Indonesia. .
22
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
Posisi kompetisi pasar biskuit pada saat ini dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.
Posisi Kompetisi
35.0% 31.5%
Volume Share
30.0% 25.0% 20.0% 15.4%
15.0% 10.0%
8.1%
5.0%
17.7% 9.5%
7.9%
9.9%
0.0% Universal
Interbis
Indofood
Sejahtera
PT. XYZ
Khong
Ultra Prima
Guan
Abadi
Mayora
Others
Perusahaan
Sumber: Nielsen National Grocery 50% SD Volume Share to Total Biscuit
Gambar 2.6 Posisi Kompetisi
2.3
Akar Masalah
Permasalahan yang timbul untuk mengimbangi pertumbuhan pasar adalah keterbatasan dari kapasitas terpasang jalur produksi biskuit di PT. XYZ, sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menambah suplai biskuit, sedangkan demand dan pertumbuhan pasar sangat besar.
2.3.1 Utilisasi Kapasitas (Capacity Utilization)
Kapasitas produksi memberikan gambaran atas keluaran (output) produksi yang dapat dicapai oleh jalur produksi. Besar kapasitas produksi merupakan parameter penting untuk dipakai sebagai masukan perhitungan aspek finansial.
23
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
Kapasitas tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: a) Kapasitas design Kapasitas design adalah kapasitas menurut rancangan design engineering, yaitu maksimum output yang dapat dicapai menurut perhitungan. Kapasitas design PT. XYZ adalah 64,000 ton per tahun. b) Kapasitas efektif Kapasitas efektif adalah kapasitas yang sesungguhnya setelah memasukkan parameter-parameter seperti faktor servis, pemeliharaan, dan kondisi-kondisi lain yang dihadapi dalam operasi. Kapasitas efektif PT. XYZ adalah 57,600 ton per tahun, artinya PT. XYZ sudah melakukan utilisasi terhadap jalur produksi yang ada sebesar 90%. Utilisasi kapasitas jalur produksi yang terpasang di PT. XYZ dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 2.2 Utilisasi Kapasitas Produksi PT. XYZ Periode
Q1 2007
Q2 2007
Q3 2007
Q4 2007
Q1 2008
Q2 2008
Q3 2008
Q4 2008
Kapasitas Design
12,160
17,280
17,280
17,280
12,160
17,280
17,280
17,280
Kapasitas Efektif
10,944
15,552
15,552
15,552
10,944
15,552
15,552
15,552
Demand
12,175
16,490
15,114
13,245
14,184
17,460
19,237
13,687
-1,231
-938
438
2,307
-3,240
-1,908
-3,685
1,865
-10%
-5%
3%
13%
-27%
-11%
-21%
11%
Kapasitas Tersedia (ton) Kapasitas Tersedia (%)
Dari utilisasi kapasitas produksi diatas, dapat dilihat bahwa pada dasarnya PT. XYZ akan memiliki kekurangan kapasitas produksi sebesar 6,968 ton pada tahun 2008 agar dapat memenuhi demand yang sudah direncanakan.
2.3.2 Penambahan Kapasitas yang Dibutuhkan
Skala operasi merupakan kuantitas unit produk yang seharusnya dihasilkan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka untuk mencapai optimalisasi
24
Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting
keuntungan, maka konsep yang digunakan dalam menentukan skala operasi adalah bergantung pada kemungkinan perkembangan pangsa pasar yang dapat diraih dan kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan.
Pertumbuhan pangsa pasar biskuit yang terjadi menunjukkan bahwa pada saat ini PT. XYZ mengalami kekurangan kapasitas, oleh karena itu harus diatasi dengan penambahan jumlah produksi biskuit. Dengan kekurangan kapasitas sebesar 6,968 ton, maka penambahan yang harus dilakukan ditetapkan sebesar 8,000 ton per tahun atau 22,12% dari total potensi pasar yang ada. Hal ini dilakukan karena: 1. Harus memiliki cadangan (buffer) untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan pasar. 2. Dapat menggunakan panjang oven minimum yang ada yaitu: 30 meter sehingga tidak mengeluarkan biaya investasi yang sangat besar. 3. Dapat meningkatkan (upgrade) kapasitas oven, apabila diperlukan di kemudian hari.
25