BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah dan rencana kerja, pendanaan serta prakiraan maju. RKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan yang merujuk pada Visi-Misi Daerah Kabupaten Banggai sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Tahun 2011-2016. Hal ini dimungkinkan, karena rencana program dan kegiatan untuk Tahun 2014 yang ada dapat disinkronisasikan dengan rancangan Renja SKPD dan hasil dari Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Penyusunan
RKPD
Kabupaten
Banggai
Tahun
2014
juga
memperhatikan keselarasan dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014, dengan melakukan pendekatan Top-down bahwa penyusunan RKPD Kabupaten Banggai diharapkan antara lain; bersinergi dengan RKP dan Rencana Kerja Kementrian / Lembaga; bersinergi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah; serta bersinergi dan komitmen dengan Pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs), pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) dan sebagainya. Penyusunan RKPD Kabupaten Banggai diawali dengan perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Banggai, untuk memberikan panduan kepada seluruh SKPD kabupaten menyusun Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif. Dengan demikian, dokumen rancangan akhir RKPD Kabupaten RKPD Kabupaten Banggai 2014
1
Banggai Tahun 2014 yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Bupati menjadi landasan penyusunan KUA dan PPAS serta penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2014.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan a.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); c.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang
Nasional
(RPJPN)
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); e.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Negara, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
RKPD Kabupaten Banggai 2014
2
f.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); h. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); i.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
j.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013;
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; l.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 06 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009 Nomor 6);
m. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 9 Tahun 2008 tentang Kewenangan Kabupaten Banggai (Lembaran Daerah Kabupaten Banggai
RKPD Kabupaten Banggai 2014
3
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Nomor 47); n. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Banggai (Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2009 Nomor 29); o. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2011 Nomor 20); tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Nomor 92; p. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2012 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 99).
1.3.
Hubungan Antar Dokumen Untuk sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional dan daerah penyusunan RKPD ini memperhatikan dokumen perencanaan lainnya yang relevan, seperti Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014, serta RKPD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014. Substansi dan mekanisme penyusunan RKPD Tahun 2014 ini mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang perumusannya didasarkan pada hasil analisis evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak di tingkat nasional serta rencana kerangka ekonomi makro daerah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
4
RKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014 menjadi acuan dalam perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Tahun 2014.
Bagan 1 Bagan Alir Hubungan antara Penyusunan Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah
1.4. Sistematika Dokumen RKPD BAB I
Pendahuluan Menguraikan Tentang : Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar Dokumen, Sistematika Dokumen RKPD, serta Maksud dan Tujuan
BAB II
Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan menguraikan tentang : Gambaran Umum Kondisi Daerah, Aspek Geografis dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, Aspek Daya Saing Daerah, Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun
Berjalan dan Realisasi
RPJMD, Permasalahan Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Banggai 2014
5
BAB III
Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah menguraikan tentang : Arah Kebijakan Ekonomi Daerah, Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Prakiraan Tahun 2012, Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013 dan 2014, Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan, Arah Kebijakan Pendapatan Daerah,
Arah Kebijakan Belanja Daerah,
Arah Kebijakan
Pembiayaan Daerah BAB IV
Prioritas
dan
Sasaran
tentang:
Tujuan
dan
Pembangunan Sasaran
Daerah
Pembanguna,
menguraikan dan
Prioritas
Pembangunan BAB V
Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah menguraikan tentang rekapitulasi program dan rencana pendanaan
BAB VI
Penutup
menguraikan
kesimpulan
tentang
kaidah-kaidah
pelaksanaan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam RKPD 2014
1.5. Maksud Dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014 adalah untuk memberi arah bagi pencapaian sasaran pembangunan melalui penetapan prioritas program dan kegiatan sebagai agenda tahunan dalam mencapai visi dan misi pembangunan Kabupaten Banggai. Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1.
Menjadi pedoman perencanaan pembangunan daerah untuk mencapai sasaran pembangunan jangka menengah lima tahun yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Tahun 2011-2016.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
6
2.
Memberi penajaman orientasi terhadap berbagai program dan kegiatan dalam
rangka
masyarakat
mewujudkan
Kabupaten
komitmen
Banggai
pemerintah
dalam
daerah
pembangunan
dan untuk
mewujudkan visi pembangunan lima tahun. 3.
Memberi rancangan kerangka ekonomi makro yang memuat gambaran kondisi ekonomi yang memuat gambaran ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah.
4.
Penanganan prioritas pembangunan dan program pembangunan dari setiap SKPD yang memuat program-program yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun 2014.
5.
Perencanaan pembangunan tahunan daerah yang bersumber dari sinkronisasi dan harmonisasi program pembangunan baik yang bersumber dari APBD, APBN maupun bantuan pembangunan yang lainnya.
6.
Menjadi pedoman bagi penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun 2014.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
7
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.
Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Banggai merupakan salah satu Daerah Otonom yang masuk dalam cakupan wilayah Propinsi Sulawesi Tengah, Daerah Kabupaten Banggai resmi berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 (Lembaran Negara RI Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1822) tanggal 1 April 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi, selajutnya dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 (Lembaran Negara RI Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3900), tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan maka secara yuridis wilayah Kabupaten Banggai telah terpisah dengan Kabupaten Banggai Kepulauan.
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI KABUPATEN BANGGAI 2.1.1 Karakteristik Wilayah Kabupaten Banggai Kabupaten Banggai dengan Ibukotanya Luwuk, secara administratif terdiri atas 23 Kecamatan, 46 Kelurahan dan 291 Desa. secara geografis terletak antara 122023’-124020’ Bujur Timur dan 0030’-2020’ Lintang Selatan memiliki Luas wilayah daratan ± 9.672,70 Km² atau sekitar 14,22 % dari luas Propinsi Sulawesi Tengah dan luas laut 20.309,68 Km² dengan garis pantai sepanjang 613,25 Km. Adapun batas wilayah Kabupaten Banggai sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini. - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Morowali.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
8
Gambar 2.1 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Banggai
Secara Administratif wilayah Kabupaten Banggai adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Banggai NO
KECAMATAN
LUAS
% Luas
Jumlah
(Km²)
Wilayah
Desa/Kelurahan
1.
Toili
761,31
7,87
25
2.
Toili Barat
993,67
10,27
17
3.
Moilong
312,06
3,23
16
4.
Batui
843,39
8,72
13
5.
Batui Selatan
456,52
4,72
10
6.
Bunta
637,44
6,59
22
7.
Nuhon
1.107,00
11,44
20
8.
Simpang Raya
185,25
1,92
12
9.
Kintom
413,1
4,27
14
10.
Luwuk
117,94
1,22
10
RKPD Kabupaten Banggai 2014
9
11.
Luwuk Timur
LUAS (Km²) 216,30
12.
Luwuk Utara
208,69
2,16
11
13.
Luwuk Selatan
152,39
1,58
10
14.
Nambo
170,00
1,76
11
15.
Pagimana
899,05
9,29
33
16.
Bualemo
862,00
8,91
20
17.
Lobu
196,73
2,03
10
18.
Lamala
283,76
2,93
12
19.
Masama
231,64
2,39
14
20.
Mantoh
162,90
1,68
10
21.
Balantak
158,25
1,64
13
22.
Balantak Selatan
121,49
1,26
11
23.
Balantak Utara
181,82
1,88
10
NO
KECAMATAN
% Luas Wilayah 2,24
Jumlah Desa/Kelurahan 13
Sumber Data : KDA 2012 dan Bagian Adm. Pemerintahan
a. Topografi Kondisi topografi Kabupaten Banggai didominasi oleh kawasan perbukitan dengan kategori kemiringan lereng curam (25-40%) – sangat curam (>40%) sebesar ±395.094,96 Ha atau sekitar ±40.83% dari luas wilayah. Sedangkan untuk kemiringan lereng yang termasuk kategori landai – agak curam – curam (15-25%) sebesar ±213,856.75 Ha atau sekitar 22,10% dari luas wilayah. Kemiringan lereng yang termasuk kategori datar – landai (8-15%) seluas ±167,901.22 Ha atau sekitar 17,35% dari luas wilayah. Terakhir, yang termasuk kategori sangat datar (0-8%) seluas ±190,874.07 Ha atau sekitar 19,72% dari luas wilayah. Berdasarkan kondisi topografi tersebut, dapat diketahui bahwa lahan datar di Kabupaten Banggai terbatas sehingga lahan yang dapat dijadikan kawasan budidaya juga menjadi terbatas. b. Morfologi Kondisi morfologi Kabupaten Banggai memiliki keanekagaraman kondisi alam, dimana terdapat pegunungan, sungai-sungai yang masih sangat jernih serta pulau-pulau kecil yang tersebar mengelilingi wilayah RKPD Kabupaten Banggai 2014
10
kabupaten. Desa-desa di Kabupaten Banggai pada umumnya terletak pada ketinggian kurang dari 500 m di atas permukaan laut dengan bentuk permukaan tanah didominasi oleh daratan dan perbukitan. Pada desa tersebut terdapat juga pegunungan, namun dengan jumlah persentase
yang
lebih kecil dibandingkan dengan daratan dan
perbukitan. Desa yang terletak pada ketinggian 500 – 700 m di atas permukaan laut, pada umumnya didominasi oleh bentuk permukaan tanah yang terdiri dari perbukitan atau pegunungan. Sedangkan untuk desa yang terletak pada ketinggian lebih besar dari 700 m di atas permukaan laut, pada umumnya memiliki bentuk permukaan tanah yang didominasi oleh pergunungan.
Tabel 2.2. Gunung di Kabupaten Banggai No
Nama Gunung
Tinggi (m)
Lokasi
1
Tumpusung
1.164
Bunta
2
Lontio
1.071
Bunta
3
Bungku Ulitan
1.221
Lamala
4
Balantak
1.512
Balantak
5
Tompotika
1.590
Bualemo
6
Bulutumpu
2.401
Pagimana
7
Bohotan
1.680
Pagimana
8
Balean
1.468
Pagimana
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
c. Fisiografi dan Geologi Berdasarkan kondisi Fisiografi dan Geologi, batuan di Kabupaten Banggai terdiri atas batuan-batuan berumur sangat tua yang terdiri dari kompleks ofiolit berumur Mesozoikum, batuan sedimen berumur Tersier, batuan terumbu koral yang terangkat, dan endapan aluvial yang paling muda. Kondisi jenis tanah di Kabupaten Banggai didominasi oleh jenis litolit dan podsolic yang masing-masing 32,25 % dan 35,03 %dari jumlah keseluruhan wilayah Kabupaten Banggai. RKPD Kabupaten Banggai 2014
11
Tabel 2.3. Jenis Tanah di Kabupaten Banggai No
Jenis Tanah
Luas (Ha)
Persentase (%)
1.
Litolit
311.985
32,25
2.
Litosol
5.244,50
0,54
3.
Latosol
122.946,10
12,71
4.
Podsolic
338.834,10
35,03
5.
Grumosol
33.098,40
3,42
6.
Alluvial
33.456,80
2,46
7.
Mediteran
108.484,40
11,21
8.
Tidak ada data
13.220,70
1,36
Sumber Data : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
d. Hidrologi Secara Hidrologis Kabupaten Banggai dialiri 9 buah sungai besar. Sungai-sungai ini merupakan sumber air baku yang dimanfaatkan secara langsung di wilayah perdesaan dan sumber air PAM yang sudah diolah untuk Kota Luwuk. Untuk itu, keberdaan sungai-sungai ini nantinya dilindungi melalui penerapan kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai. Selain air permukaan, Kabupaten Banggai juga memiliki potensi air bawah tanah, dalam bentuk Cekungan Air Tanah., yaitu Cekungan Air Tanah (CAT) lintas Kabupaten CAT Topo dan dalam Kabupaten CAT Tomeang, CAT Luwuk, dan CAT Sobol. Kabupaten Banggai memiliki Daerah Irigasi (DI) yang terdiri atas kewenangan Pusat, Kewenangan Propinsi serta DI Kabupaten dan irigasi Desa. Gambaran kondisi hiodrologis Kabupaten Banggai dapat di lihat pada tabel berikut:
RKPD Kabupaten Banggai 2014
12
Tabel 2.4. Kondisi Hidrologis Kabupaten Banggai
No 1
2
3
4
Volume
Uraian WS (BongkaMentawa) Bendung
Cekungan Air Tanah (CAT)
Daerah Irigasi (DI)
Jumlah
Panjang, Luas/Q1/Q2
Daerah Aliran Sungai (DAS)
67
1130,6 Km
Nasional
3
9.962 Ha
Propinsi
10
15.787 Ha
CAT Propinsi
CAT Topo
236
17
CAT Tomeang
96
2
96
2
CAT Sobol
64
1
Kewenangan Pusat
3 DI
-
9961.71 Ha
Kewenangan Propinsi
9 DI
-
13.315,67 Ha
Kewenangan Kabupaten
36 DI
-
10.585,47 Ha
DI Desa
7 DI
-
1.349 Ha
7070,73 Km²
CAT
CAT Kabupaten
Luwuk
Sumber Data : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
Tabel 2.5. Nama, Panjang Sungai dan Luas Daerah Alirannya di Kabupaten Banggai Nama Sungai
Panjang(Km)
Luas Daerah Aliran(Ha)
01
Balingara
142,50
52 500
02
Bunta
121,50
24 800
03
Toima
107,25
10 400
04
Lobu
160,50
21 850
05
Mentawa
142,50
26 350
06
Minahaki
382,50
67 875
07
Sinorang
142,00
28 000
08
Kalumbangan
55,25
167 175
09
Kintom
21,50
5 600
Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
13
e. Iklim Kondisi iklim di Kabupaten Banggai dapat di gambarkan : Rata-rata curah hujan selama kurun waktu 2007-2011 yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk di Kabupaten Banggai berkisar antara 77,8 – 190,6 mm. Dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April sampai Juli, sedangkan curah hujan yang terendah terdapat pada bulan Agustus sampai Februari. Rata-rata hari hujan 14-18 hari perbulan. Beberapa kondisi ekstrim terjadi yaitu curah hujan tertinggi pada Tahun 2010 pada bulan Desember (284,9 mm) dan tahun 2011 terjadi pada bulan Februari (303,9 mm). Suhu udara maksimum rata-rata selang 2007-2011 tercatat 29,6 ͦ C 33,1 ͦ C, Suhu udara minimum 21,7 ͦ C - 24,8 ͦ C. Suhu maksimum yang pernah terjadi yaitu pada bulan Februari 2010 (36,0 ͦC). Sedangkan suhu minimum yang pernah terjadi yaitu Bulan Mei dan Nopember 2010. Suhu udara rata-rata pada stasiun Metereologi Bubung Luwuk tahun 2007-2011 adalah 26,8 ͦC-28,2 ͦ C.
Tabel 2.6. Jumlah Curah Hujan pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk Menurut bulan (mm) tahun 2007 -2011 Bulan/Month
2007
2008
2009
2010
2011
01
Januari/January
40
82
232
55,2
121,8
02
Februari/February
63
163
91
3,4
303,9
03
Maret/March
15
170
24
96,0
74,5
04
April/April
196
198
164
119,6
164,6
05
Mei/May
149
182
74
200,9
114,6
06
Juni/June
149
163
20
148,2
124,6
07
Juli/July
235
466
57
130,4
228,5
08
Agustus/August
138
338
49
181,8
59,4
09
September/September
20
94
12
87,7
122,5
10
Oktober/October
14
110
88
86,5
22,7
11
Nopember/November
74
196
68
65,3
65,9
12
Desember/December
129
125
54
284,9
95,0
Rata-rata/Average
113
190,6
77,8
121,6
124,8
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
14
Kelembaban udara di Kabupaten Banggai cukup tinggi selama lima tahun dari tahun 2007-2011 dengan rata-rata 74,9 – 79,7 %. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari tahun 2007-2011 adalah 53,3% - 63%. f. Penggunaan Lahan Berdasarkan arahan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, pola ruang di kategorikan atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Gambarannya adalah sebagai berikut: Tabel 2.7. Pola Ruang Wilayah Kabupaten Banggai No
Fungsi Kawasan
Luas (Ha)
I. Kawasan Lindung Hutan Suaka Alam, Hutan Pelestarian Hutan Lindung
23.726 169.669,00
II. Kawasan Budidaya Hutan Hutan Produksi Terbatas
309.113,00
Hutan Produksi Tetap
58.526,00
Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
52.529,00
III. Non Kawasan Hutan Areal Penggunaan Lain
329.990,00
Sumber : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
Berdasarkan tabel di atas, luas hutan di Kabupaten Banggai adalah 610.563 Ha, yang terdiri atas hutan lindung dan hutan produksi sebagai kawasan budidaya hutan, sedangkan pemanfaatan kawasan budidaya non kawasan hutan di arahkan untuk kawasan peruntukan pertanian, perikanan, pertambangan, peruntukan industry, permukiman dan pariwisata. Penggunaan lahan di Kabupaten Banggai, selain kawasan hutan di gambarkan dalam tabel sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
15
Tabel 2.8. Penggunaan lahan di Kabupaten Banggai Tahun 2011 No
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
1.
Sawah
16.800
2.
Pemukiman
30.815
3.
Tegalan
63.672
4.
Perkebunan
95.212
5.
Kebun campuran
91.268
6.
Hutan
7.
Semak/alang-alang
8.
Perairan
3.898
9.
Lain-Lain
83.792
10.
Jumlah
610.563 23.349
967.270
Sumber : Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012
g. Pusat Kegiatan Berdasarkan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, sistem perkotaan/pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Banggai adalah meliputi Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) Pusat kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Kawasan Promosi (PPKp) atau Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Rincian sistem perkotaan dan pusat-pusat kegiatan di maksud di sajikan dalam tabel berikut : Tabel 2.9. Sistem Perkotaan/Pusat-pusat Kegiatan Kabupaten Banggai No
Nama Pusat Kegiatan
1.
PUSAT KEGIATAN NASIONAL PROMOSI (PKNp)
2.
PUSAT KEGIATAN LOKAL (PKL)
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Nama Kota / Perkotaan Luwuk, yang meliputi wilayah perkotaan di Kecamatan: - Luwuk - Luwuk Selatan - Luwuk Utara - Nambo - Luwuk Timur - Cendana Pura (Kecamatan Toili) - Toili (Kecamatan Moilong)
16
No
Nama Pusat Kegiatan
3.
PUSAT KEGIATAN LOKAL PROMOSI (PKLp)
4.
PUSAT PELAYANAN KAWASAN (PPK)
Nama Kota / Perkotaan -
PUSAT PELAYANAN KAWASAN PROMOSI (PPKp)/ PUSAT PELAYANAN LINGKUNGAN (PPL) Sumber : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
5.
-
Batui, Kecamatan Batui Pagimana¸Kecamatan Pagimana Bunta, Kecamatan Bunta Tangeban,Kecamatan Masama Sindang Sari, Kecamatan Toili Barat. Sinorang, Kecamatan Batui Selatan Kintom, Kecamatan Kintom Balantak, Kecamatan Balantak Tongke, Kecamatan Balantak Selatan Bualemo,Kecamatan Bualemo Lobu, Kecamatan Lobu Rantau Jaya, Kecamatan Simpang Raya. Tomeang, Kecamatan Nuhon Bonebakal, Kecamatan Lamala Sobol, Kecamatan Mantoh Teku, Kecamatan Balantak Utara
h. Wilayah Pengembangan Berdasarkan arahan Tata Ruang Wilayah Kab. Banggai Tahun 20122032 wilayah pengembangan Kabupaten Banggai terdiri atas: Tabel 2.10. Wilayah Pengembangan di Kabupaten Banggai No 1.
Nama Wilayah Pengembangan Wilayah Pengembangan Timur (WP I)
Cakupan Wilayah -
2.
Wilayah Pengembangan Tengah (WP II)
-
-
-
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Kecamatan Bualemo Kecamatan Balantak Kecamatan Balantak Selatan Kecamatan Balantak Utara Kecamatan Mantoh Kecamatan Masama Kecamatan Lamala Kecamatan Pagimana Kecamatan Luwuk Kecamatan Luwuk Selatan Kecamatan Luwuk Utara Kecamatan Luwuk Timur Kecamatan Nambo
17
No
Nama Wilayah Pengembangan
Cakupan Wilayah
3.
Wilayah Pengembangan Utara (WP III)
-
Kecamatan Nuhon Kecamatan Simpang Raya Kecamatan Bunta Kecamatan Lobu
4.
Wilayah Pengembangan Selatan (WP IV)
-
Kecamatan Toili Barat Kecamatan Toili Kecamatan Moilong Kecamatan Batui Kecamatan Batui Selatan Kecamatan Kintom
Sumber : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
i. Kawasan Strategis Kabupaten Dalam arahan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, terdapat beberapa kawasan Strategis di Kabupaten Banggai yang terdiri atas Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi dan kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kriteria dan Isu Penanganan Kawasan Strategis Kabupaten Banggai adalah sebagaimana di gambarkan dalam tabel berikut : Tabel 2.11. Kawasan Strategis di Kabupaten Banggai dan Arahan Penanganannya No
Kawasan Strategis
1.
Kepentingan Ekonomi
KSK - KSK Kota Luwuk
Kriteria
Isu Penanganan
- Pusat Pemerintahan Kabupaten, sekaligus sebagai PKNp - Meliputi perkotaan Luwuk, Luwuk Utara, Luwuk Selatan Luwuk Timur dan Nambo
- Peningkatan Fungsi Kawasan sebagai pusat pemerintahan. - Penguatan Status PKNp - Pembangunan Infrastruktur perkotaan
- Sebagai pusat koleksi, distribusi dan pintu keluar masuk dari dan ke wilayah Kabupaten Banggai
RKPD Kabupaten Banggai 2014
18
No
Kawasan Strategis
RKPD Kabupaten Banggai 2014
KSK
Kriteria
Isu Penanganan
- KSK Koridor Kota Luwuk – Kota Bonebakal
- Kawasan yang di prioritaskan penanganan nya untuk mendorong perekonomian - Di dorong untuk menjadi pusat pengembangan Wilayah Kepala Burung (Tangeban – Bonebakal)
- Penataan dan penanganan kawasan Teluk Lamala - Penataan Kawasan Industri sedang - Penataan Kawasan Hutan Mangrove - Pembangunan kawasan minapolitan - Pengembangan Ekowisata dan wisata alam - Optimalisasi potensi perkebunan - Optimalisasi potensi pertambangan - Pencadangan pertanian lahan basah
- KSK Koridor Pantai Timur (Balantak dan sekitarnya)
- Kawasan yang di prioritaskan penanganannya karena relatif tertinggal
- Gerbang Kabupaten Banggai dari sisi laut terhadap kota Banggai (Ibu Kota Calon Kabupaten Banggai Laut) - Pengembangan wisata alam (khususnya pulau dua) - Optimalisasi potensi perikanan dan kelautan - Optimalisasi potensi perkebunan - Optimalisasi potensi pertanian lahan kering - Pembangunan infrstruktur dasar dan wilayah.
- KSK Koridor Pantai Selatan (Batui Selatan – Toili – Moilong – Toili Barat)
- Kawasan cepat tumbuh
- Meliputi Kecamatan Balantak, Balantak Utara,Balantak Selatan dan Kecamatan Mantoh
- Kawasan pertanian lahan basah - Kawasan Pertambangan
- Merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan. - Optimalisasi potensi pertambangan - Pengembangan Agribisnis - Pengembangan industri sedang (Kelapa sawit serta komoditas pertanian/perkebunan lainnya) - Optimalisasi potensi Perikanan dan Kelautan - Pengembangan wisata alam - Pengembangan Wilayah Perbatasan dengan Kabupaten Morowali.
19
No
Kawasan Strategis
KSK - KSK Koridor Kintom – Batui
Kriteria - Merupakan Kawasan Industri Besar (UsoTangkiang) - Merupakan kawasan pelabuhan
- KSK Kawasan kurang berkemban g diKecamat an Bunta, Simpang Raya, Nuhon, Pagimana, Lobu dan Bualemo, serta pulaupulau kecil.
2.
Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan Hutan Lindung Luwuk
- Merupakan hinterland yang kurang berkembang di kecamatan Bunta, simpang raya,Nuhon, Pagimana, Lobu dan Bualemo - Gerbang Kabupaten Banggai jalur darat (Kecamatan Nuhon)
Isu Penanganan - Penataan Kawasan Industri Uso – Tangkiang) - Penataan perkotaan kintom dan Batui. - Pengembangan infrstruktur pendukung kawasan
- Pengembangan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-Una - Pengembangan Agrowisata - Pencadangan areal pertanian lahan Basah - Kawasan pertanian pangan berkelanjutan - Pengembangan pertanian lahan kering dan perkebunan. - Pengembangan Kawasan perdesaan
- Pulau-pulau kecil diwilayah Kabupaten Banggai
- Penanganan Pulau-pulau kecil diwilayah Kabupaten Banggai
- Kawasan yang potensial menimbulkan masalah fisik, lingkungan dan kebencanaan, utamanya terhadap kota Luwuk.
- Rehabilitasi dan revitalisasi fungsi lindung kawasan.
- Penyediaan infrastruktur dasar dan wilayah
- Penetapan regulasi yang ketat untuk pengendaliannya. - Penetapan sebagai hutan wisata dan pendidikan/ penelitian.
- Sebagai kawasan resapan air kota Luwuk
Sumber : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Banggai Kabupaten Banggai adalah Kabupaten yang kaya dengan kandungan sumber daya alam, baik pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan serta pertambangan mineral dan gas bumi. Kekayaan alam ini merupakan potensi untuk pengembangan wilayah Kabupaten Banggai kedepan. Uraiannya adalah sebagai berikut: RKPD Kabupaten Banggai 2014
20
a. Pertanian / Perkebunan Berdasarkan peranan sektoral perekonomian Kabupaten Banggai sampai saat ini masih di dominasi sektor pertanian sebagai motor penggerak utama perekonomian daerah, selain itu sektor ini pula yang menjadi sumber utama mata pencaharian penduduk dengan menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 51,72% dari jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja di semua sektor perekonomian. Kabupaten Banggai merupakan salah satu sentra pertanian di Sulawesi Tengah terutama dari tanaman padi dan palawija, Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana arahan RTRW adalah sebagaimana tabelberikut :
Tabel 2.12. Kawasan Peruntukan pertanian di Kabupaten Banggai No 1.
Nama Kawasan
Luas (Ha)
Komoditas
Lokasi (Kec.)
KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN Kawasan Pertanian lahan Basah
± 35.865,60
- Padi sawah
-
2.
Batui Batui Selatan Bualemo Bunta Simpang Raya Lamala Luwuk Timur Masama Nuhon Pagimana Toili Moilong Toili Barat
KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN Kawasan Pertanian lahan Basah
RKPD Kabupaten Banggai 2014
± 35.865,60
- Padi sawah
Batui Batui Selatan Bualemo Bunta Simpang Raya - Lamala
-
21
No
Nama Kawasan
Kawasan Pertanian Lahan Kering
2.
Luas (Ha)
± 937.234
KAWASAN PERTANIAN HORTIKULTUR A
3.
KAWASAN PERKEBUNAN
4.
KAWASAN PETERNAKAN
Komoditas
-
- Luwuk Timur - Masama - Nuhon - Pagimana - Toili - Moilong - Toili Barat
-
Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah - Kacang Hijau - Ubi Kayu - Ubi Jalar
- Tersebar di wilayah Kabupaten Banggai
- Horti Sayuran
- Tersebar di wilayah Kabupaten Banggai
- Horti Buah : Durian, Rambutan, manga, pisang, jeruk, salak ± 210.984
Lokasi (Kecamatan)
- Kelapa Dalam - Kelapa Sawit - Kopi - Cengkeh - Jambu Mente - Kakao - Panili - Kemiri
- Tersebar di wilayah Kabupaten Banggai
- Sapi, Kambing, Babi dan Unggas
- Tersebar di beberapa Kecamatan Kabupaten Banggai
Sumber : RTRW Kab. Bangai 2012-2032
b. Kehutanan Kabupaten Banggai memiliki potensi hasil hutan yang cukup banyak, hal ini dapat di lihat dari luasan hutan di Kabupaten Banggai, berdasarkan peta penunjukan kawasan hutan dan perairan Propinsi Sulawesi Tengah mencapai = ± 610.563 Ha, yang terdiri atas : KSA dan KPA = 23.726 Ha (2,52%), Luasan Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Banggai = 169.669 Ha atau 18,04 % dari total luas hutan. Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 309.113 Ha (32,86%), Hutan Produksi Tetap (HP) RKPD Kabupaten Banggai 2014
22
seluas ± 55.526 ha (5,90%) dan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) seluas ± 52.529 ha (5,58% dari luas hutan Kabupaten Banggai). c. Perikanan dan kelautan Kabupaten Banggai memiliki luas wilayah laut ± 20.309,68 Km², berada di Zona II Teluk Tomini dan Zona III Teluk Tolo. Panjang garis pantai Kabupaten Banggai ± 613,25 Km. Potensi Lestari perikanan laut yang di miliki yaitu ± 48.621,1 ton pertahun yang terdiri atas ikan pelagis ± 39.387,9 ton/tahun dan ikan Domersal ± 9.239,2 Ton/tahun. Kabupaten Banggai juga memiliki Areal Pertambakan yaitu seluas ± 8.825 Ha, jenis yang di budidayakan yaitu udang windu (eksport USA, Uni Eropa dan Asia), Vannamei dan Ikan Bandeng. Sedangkan untuk areal Kolam Air tawar seluas ± 260 Ha untuk budidaya ikan mas dan ikan nila. Untuk Budidaya laut potensi yang ada seluas ± 6.396 Ha, yang baru di manfaatkan ± 78.800 m² untuk budidaya rumput laut (± 44.750 m²), budidaya kerapu/keramba apung (± 430 m²), kepiting Bakau (± 30.300 m²) dan budidaya mutiara. Sebagian besar wilayah kabupaten Banggai berada di wilayah pesisir, olehnya itu Desa yang ada di dominasi oleh Desa pesisir sejumlah 131 Desa (Data sebelum pemekaran) dengan 14.067 Rumah tangga perikanan. Kabupaten Banggai memiliki 72 buah pulau yang tersebar di beberapa Kecamatan, dengan rincian sebagai berikut:
2
Pulau berpenghuni,
70 Pulau tidak berpenghuni
33 Pulau telah memiliki nama, dan
39 Pulau belum memiliki nama
RKPD Kabupaten Banggai 2014
23
d. Pertambangan Kabupaten Banggai memiliki potensi pertambangan yang cukup melimpah terdiri dari bahan tambang Minyak dan Gas Bumi, Bahan Tambang Mineral Logam, seperti Nikel dan emas dan bahan tambang mineral non logam atau bahan galian non logam (galian C). Uraiannya adalah sebagai berikut: 1) Minyak dan Gas Bumi. Kabupaten Banggai memiliki Potensi minyak dan gas bumi yang terdapat di Blok Senoro seluas ± 6.100 Ha, dengan cadangan gas alam
terbukti
1,532
TCF
(Triliun
Kaki
Kubik),
cadangan
Kemungkinan 1.051 TCF, cadangan harapan 1.083 TCF, dan Blok Matindok
yang memiliki 6 lapangan Gas yaitu Maleo Raja,
Sukamaju, Donggi, Mentawa dan lapangan Gas Minahaki. Blok senoro di kelola oleh JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi (PMTS) dan Blok Matindok yang di kelola oleh Pertamina Pengembangan Gas Matindok (PPGM). Dari
Lapangan
Donggi
dan
Matindok
diperkirakan
akan
menghasilkan gas sebesar 105 MMSCFD yang akan dialokasikan untuk PT PLN (20 MMSCFD) dan PT DS LNG (85 MMSFD). Sedangkan untuk Wilayah Kerja Tomori akan dikembangkan Lapangan Senoro yang berpotensi mengahsilkan 300 MMSFD dan Lapangan Cendanapura yang berpotensi menghasilkan 10 MMSFD yang mana gas tersebut akan dialokasikan untuk PT. Panca Amara Utama (55 MMSFD). PT PLN ( 5 MMSFD) dan PT DS LNG (250 MMSFD). Saat ini sedang di bangun Kilang Gas Alam Cair DS – LNG di Desa Uso Kecamatan Batui, yang di rancang berkapasitas 2 juta ton pertahun dan mulai berproduksi 2014, dan akan merupakan kilang LNG Ke empat di Indonesia.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
24
2) Potensi Bahan Galian Kandungan mineral diperut bumi Kabupaten Banggai, menyimpan potensi untuk bisa dimanfaatkan secara optimal. Kekayaan alam yang terserak dibeberapa titik itu terdiri dari potensi kekayaan alam yang strategis dan vital, termasuk juga yang mengandung potensi energi. Beberapa bentuk potensi kekayaan mineral yang terkandung diperut bumi Kabupaten Banggai, antara lain adalah : Emas ; terdapat di Kecamatan Toili, Toili Barat, Moilong, dan Simpang Raya. Jenis emas ini merupakan emas sekunder yang terdapat pada endapan alluvial (pasir, lempung dan kerakal) di sekitar lembah dan sungai kecil, belum di temukan kandungan emas primer. Nikel ; Tersebar di Kecamatan Luwuk Timur, Kecamatan Pagimana, Kecamatan Bunta, Kecamatan Bualemo dan Kecamatan Toili, dengan potensi : − Blok Siuna Kecamatan pagimana luas areal prospek ± 3.400 Ha − Blok Pagimana Bunta luas areal prospek ± 2.000 Ha − Blok Balingara luas areal prospek ± 2000 Ha − Blok Toili luas areal prospek ± 2.800 Ha. Biji Besi ; lokasi Kecamatan Luwuk Selatan dan Kecamatan Kintom, namun sementara keberadaan galian ini belum di inventarisasi baik penyebaran wilayah, lokasi cebakan maupun jumlah cadangan. Granit ; Terdapat di kecamatan Pagimana, belum bisa di pastikan berapa besar cadangan yang ada. Pasir dan Batu ; terdapat di hampir semua sungai di wilayah Kabupaten Banggai yang tersebar di bebarapa Kecamatan.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
25
Batu Gamping ;Hampir seluruh wilayah di Kabupaten Banggai didominasi oleh jenis bebatuan ini. Pada beberapa wilayah telah diolah secara tradisional untuk keperluan lokal. Marmer ; terdapat di Desa Salodik, Desa Lauwon, Desa Bantayan dan Desa Minangandala. Gabro ;
Desa Siuna Kecamatan Pagimana, Desa Bantayan
Kecamatan Luwuk Timur, dan Desa Nanganangaon Kecamatan Bunta. Tanah urug ; tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banggai. e. Potensi Energi Beberapa sumber daya energi yang tersedia di Kabupaten Banggai yang belum dimanfaatkan secara optimal dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber daya energi yang berdaya guna tinggi adalah sebagai berikut : Energi Surya. Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun meteorologi Bubung Luwuk, penyinaran matahari di Kabupaten Banggai memiliki intensitas rata-rata sebesar 53-96 %. Dengan demikian potensi energi surya di Kabupaten Banggai memiliki prospek untuk dikembangkan. Energi Air. Di daerah Kabupaten Banggai terdapat jenis pasang surut prevaling diurnal, yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi permukaan yang berbeda. Kecepatan arus rata-rata 2,0 knot ke arah utara pada bulan Januari, Maret, Juli dan Oktober. Sementara angin yang berhembus kearah Selatan terjadi di bulan April, Juni, November dan Desember. Dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,1 – 1,2 M (Dishidros, 1997). Selain potensi arus laut ini terdapat pula potensi sungai-sungai yang meiliki debit air yang cukup untuk dikembangkan menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber daya energi listrik, seperti PLTM Hanga-hanga dan PLTM Hek. RKPD Kabupaten Banggai 2014
26
Energi Angin. Kekuatan angin yang cukup stabil dengan arah yang tetap memungkinkan untuk dikembangkannya Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Angin bertiup dari Phlipina dengan kecepatan angin ratarata di Kabupaten Banggai yang berkisar 3-6 knot dengan arah angin terbanyak beradius 2700, memungkinkan digunakannya kincir angin sebagai alat pendukung Energi Listrik Tenaga Angin. Dengan didukung perbedaan suhu maksimum antara siang dan malam sehingga terjadi tiupan angin yang silih berganti dari daratan dan lautan memungkinkan daerah Kabupaten Banggai berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah pengembangan listrik dengan tenaga angin. f.
Pariwisata Kabupaten Banggai memiliki potensi wisata yang cukup beragam yang dapat di jadikan sebagai obyek dan daya tarik wisata, utamanya wisata alam.Jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Banggai di tahun 2011 (Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012) tercatat :wisatawan asing = 315 orang dan wisatawan domestik = 215.200 orang. Gambaran potensi dan obyek wisata/dayak tarik wisata yang ada di Kabupaten Banggai, berdasarkan data tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 2.13. Potensi Obyek dan daya Tarik Wisata Kabupaten Banggai No 1.
Kecamatan Luwuk
Obyek Wisata
Potensi
Permandian Salodik (Wisata Alam)
Air terjun
Permandian Sandakan (Wisata Alam)
Keindahan alam
Air terjun hanga-hanga (Wisata Alam)
Air terjun
Air Terjun Nambo (Wisata Alam)
2.
Toili Barat
Pantai Kilo 5 (Wisata Pantai)
Pasir Putih
Pantai Boli’I (Wisata Pantai)
Pasir Putih
Danau Makapa (Wisata Alam) Pantai Pandan Wangi (Wisata Pantai)
3.
Balantak
Permandian Dondo (Wisata Alam) Pulau Dua (Wisata Bahari)
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Pasir Hitam
Pasir Hitam dan
27
No
Kecamatan
Obyek Wisata
Potensi terumbuh karang
4.
Batui
Bangkiriang (Wisata Alam)
5.
Pagimana
Air Panas Uwedaka (Wisata Alam)
6.
Nuhon
Pantai Hek Permai (Wisata Pantai)
Pasir Putih, dan terumbu karang
7.
Toili
Pantai Tou (Wisata Pantai)
Pasir Hitam, dan terumbuh karang
8.
Masama
Pantai Cemerlang (Wisata Pantai)
Pasir putih
Gua Wira (OW Minat Khusus) Sumber : RPJM Daerah Kab. Banggai 2011-2016
Stalagit, Stalagmit
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Banggai Berdasarkan dokumen teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, potensi bencana alam di Kabupaten Banggai terdiri atas : a.
Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari kerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini terletak pada zona “triple junction”, yaitu daerah yang terletak pada pertemuan tiga pertemuan lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Pertemuan ketiga lempeng utama dunia di Indonesia timur ini bersifat konvergen, sehingga ketiganya bertumbukan secara relatif mengakibatkan Daerah Banggai sebagai salah daerah yang memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia. Potensi gempa Bumi di Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut : Kerawanan tinggi. Daerah kerawanan tinggi bencana gempabumi di Kabupaten Banggai adalah kawasan pesisir Kecamatan Batui dan Toili, sebagian pesisir Kecamatan Bunta, hampir seluruh pesisir Kecamatan Bualemo, sebagian pesisir Kecamatan Balantak,sebagian pesisir Kecamatan Lamala dan sebagian pesisir Kecamatan Luwuk bagian timur. Kerawanan rendah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
28
Kawasan perbukitan merupakan zona dengan tingkat kerawanan rendah karena pada kawasan ini gelombang gempabumi tidak akan mengalami resonansi getaran saat terjadi gempabumi. Hampir keseluruhan wilayah Banggai mempunyai kerawanan rendah, jauh lebih
besar
angka
/
luasannya
dibandingkan
wilayah
yang
mempunyai kerawanan tinggi. b. Kawasan Rawan bencana Gerakan Tanah (Longsor) Berdasarkan hasil analisis, daerah rawan longsor di Kabupaten Banggai terdiri atas : Daerah rawan longsor kelas rendah menyebar merata di seluruh Kabupaten Banggai yaitu di Kecamatan Toili, Kintom, Batui, Bunta, Luwuk, Bualemo, Lamala, Balantak, terutama pada wilayah yang berada pada pinggir perairan. Kelas kerawanan sedang berada pada semua wilayah Banggai dengan dominasi di Kecamatan Toili, Batui, Bunta, Kintom, dan Pagimana. Kelas kerawanan tinggi sangat dominan di Kecamatan Bunta dan Pagimana, dan sedikit di Kecamatan Toili, Batui, Kintom, Bualemo, Lamala, Luwuk, dan Balantak. c.
Kawasan Rawan Banjir Berdasarkan analisis faktor penyebab banjir dapat ditentukan persebaran
daerah
rawan
banjir
secara
keruangan
terutama
terkonsentrasi pada wilayah dataran dan cekungan yang sebagian besar berasosiasi dengan wilayah dataran aluvial dan diwilayah kepesisiran. Sebaran daerah dengan tingkat kerawanan tinggi terdapat pada Kecamatan Toili Barat, Toili dan Moilong, Batui dan Bunta, Pesisir utara dan pantai Bunta, Jalur Luwuk-Lamala, dan Pesisir Poh-Pagimana. Wilayah tersebut terdapat dataran yang luas dengan aliran sungai yang besar dan mempunyai dataran aluvial yang luas. Di daerah kecamatan lainnya tidak terdapat daerah kerawanan tinggi, karena tidak ada aliran RKPD Kabupaten Banggai 2014
29
sungai yang besar sehingga luas DAS-nya sempit dan tidak ada dataran yang luas. Kawasan sedang meliputi sebagian kecil Kecamatan Pagimana, Kintom, Luwuk, Bualemo, Balantak dan Lamala. Sedangkan untuk Kawasan rendah tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Banggai. d. Kawasan rawan bencana Abrasi Kawasan rawan abrasi tersebar di seluruh wilayah pesisir Kabupaten Banggai.
e.
Kawasan Rawan Bencana Erosi Permukaan dan Erosi Sungai. Meliputi wilayah aliran sungai di DAS Bongka – Mentawa.
f.
Kawasan Rawan Bencana Tsunami Kawasan rawan bencana Tsunami di Kabupaten banggai terdiri atas: - Potensi rendah:
Hampir seluruh wilayah pesisir Kab.Banggai
- Potensi sedang:
Tersebar di sebagian pesisir Kecamatan Bunta, Toili, Toili Barat, Moilong, Batui, Batui Selatan, Bualemo dan Lamala.
- Potensi Tinggi:
Pesisir Batui-Toili, pesisir utara pantai Bunta, Jalur Luwuk – Lamala, pesisir Poh – Pagimana dan Pantai Bualemo.
2.1.4 Kondisi Demografi Kabupaten Banggai Jumlah penduduk Kabupaten Banggai dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan,
meskipun
laju
pertumbuhannya
dapat
di
kendalikan. Berdasarkan Data Statistik Kependudukan Sulteng 2013, Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2012 mencapai 334.561 jiwa, meningkat dari tahun 2011 (329.609 jiwa). RKPD Kabupaten Banggai 2014
30
Grafik 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Banggai
Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata rata rata pertahun pada tahun 2007 2007-2011 adalah 3,40 %, dengan kepadatan penduduk 35 jiwa/km². Laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan yaitu dari 1,88 % pertahun selama periode 1990-2000 2000 menjadi 1,76 % pertahun selama periode 2000 2000-2010. Gambaran perkembangan penduduk di Kabupaten Banggai berdasarkan jenis kelamin, dapat di lihat pada gambar berikut : Grafik 2.2 Penduduk Kabupaten Banggai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008-2012 2012 163.998
2012
170.563 161.185
2011
168.424 158.260
2010
165.366 156.024
2009
160.384 154.305 157.379
2008 145.000
150.000
155.000
Perempuan
160.000
165.000
170.000
175.000
Laki-Laki Laki
Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
31
Berdasarkan perkotaan dan perdesaan, distribusi penduduk Kabupaten Banggai dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 2.14. 2.14 Penduduk kabupaten Banggai berdasarkan Wilayah perkotaan dan perdesaan tahun 2012 Perdesaan/Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Rasio
Perkotaan
37.879
37.970
75.849
99,76
Perdesaan
133.074
125.638
258.712
105,92
Total
170.953
163.608
334.561
104,49
Sumber : Statistik Kependudukan Sulteng 2013
Sebaran penduduk berdasarkan kecamatan di Kabupaten Banggai tahun 2012 adalah sebagaimana gambar berikut : Grafik 2.3 Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Banggai Tahun 2012 NAMBO MANTOH LUWUK UTARA LUWUK SELATAN BALANTAK UTARA BALANTAK SELATAN BALANTAK MASAMA LAMALA LOBU BUALEMO PAGIMANA LUWUK TIMUR LUWUK KINTOM SIMPANG RAYA NUHON BUNTA BATUI SELATAN BATUI MOILONG TOILI BARAT TOILI
7.866 6.976 15.917 21.300 4.098 4.588 5.483 10.866 5.928 3.416 17.547 22.988 10.907 35.046 9.776 14.047 18.498 18.902 13.279 15.223 18.716 21.420 31.783 -
5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000
Sumber: r: BPS Kabupaten Banggai 2013*
RKPD Kabupaten Banggai 2014
32
Berdasarkan sebarannya, jumlah penduduk terbanyak diKabupaten Banggai terdapat di Kecamatan Luwuk sebagai Ibu Kota Kabupaten = 35.046 jiwa, Kecamatan Toili = 31.783 jiwa di urutan kedua dan di urutan ketiga terbayak adalah kecamatan Pagimana = 22.988 jiwa, sedangkan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Lobu = 3.416 jiwa. Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Banggai dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.15. Jumlah Penduduk menurut kelompok Umur dan Jenis kelamin di Kabupaten Banggai Tahun 2012 Kelompok Umur Age Group
Laki-Laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
<5
17.851
16.534
34.385
5–9
19.415
18.357
37.772
10 – 14
17.047
16.003
33.050
15 – 19
14.137
13.531
27.668
20 – 24
13.625
13.382
27.007
25 – 29
15.181
15.357
30.538
30 – 34
14.502
14.213
28.715
35 – 39
13.729
13.103
26.832
40 – 44
11.266
10.839
22.105
45 – 49
9.364
6.690
18.054
50 – 54
7.746
7.180
14.926
55 – 59
5.912
5.217
11.129
60 – 64
4.211
4.164
8.375
65 +
6.968
7.038
4.006
Jumlah / Total
170.953
163.608
334.561
Sumber data : KAbupaten Banggai Dalam Angka 2012
Jika di lihat data pada tabel di atas, polanya membentuk piramida yang menggambarkan struktur yang di dominasi penduduk muda usia<5 tahun sampai 45 tahun. Hal ini menunjukan bahwa fertilitas merupakan faktor yang mempengaruhi struktur penduduk.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
33
Grafik 2.4 Jumlah Penduduk kabupaten Banggai Berdasarkan Agama 300000 257683
250000 200000 150000 100000 46114
50000
6168
19248 396
0 ISLAM
KRISTEN
KATOLIK
HINDU
BUDHA
Berdasarkan agama (data tahun 2011), penduduk Kabupaten Banggai terdiri atas : Penduduk beragama Islam 78,18 %, Kristen = 13,99 %, Katolik = 1,87 %, Hindu = 5,84% dan pemeluk agama Budha = 0,12%. Secara garis besar ringkasan indikator kependudukan Kabupaten Banggai Tahun 2012 tergambar sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.16. 2.16 Indikator Kependudukan Kabupaten bupaten Banggai Tahun 2011 Uraian
2009
2010
2011
2012
318.408
323.626
329.609
334.561
1,52
2,28
1,85
1,48
33
33
34
34
Seks Ratio (L/P) %
102,79
104,49
104,49
104.01
Jumlah Rumah Tangga
79.974
81.226
82.727
-
3,96
3,98
3,98
-
Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²)
Rata-rata rata ART (Jiwa/Ruta)
% Penduduk Menurut kelompok Umur 0-14 14 tahun
26,76
31,45
31,46
31,45
15-64 64 Tahun
68,20
64,35
64,35
64,37
>65 Tahun
5,05
4,20
4,20
4,18
Sumber Data : KDA 2012 dan Statistik Daerah Kab. Banggai 2012, di olah kembali
RKPD Kabupaten Banggai 2014
34
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN BANGGAI Aspek kesejahteraan masyarakat menguraikan tentang tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banggai, yang terdiri dari uraian tentang fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olah raga. 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di lakukan terhadap indikator antara lain: pertumbuhan PDRB, Laju Inflasi, PDRB perkapita, prosentase penduduk di atas garis kemiskinan dan angka kriminalitas yang tertangani. a.
Pertumbuhan PDRB Kondisi
perekonomian
Kabupaten
Banggai
terusmengalami
peningkatan dan kemajuan yang berarti pada tahun 2012, halini ditunjukan dari dari peningkatan PDRB Atas dasar Harga Berlaku yangmencapai
6.482.465
juta
rupiah
meningkat
dibandingkan
tahunsebelumnya 5.151.011 juta rupiah. Untuk PDRB atas dasar harga konstan2000 selama tahun 2012 mencapai 2.737.508 juta rupiah mengalamipeningkatan pula dari tahun sebelumnya 2.347.974 juta rupiah.
2.737.508
6.482.465 2.347.974
5.151.011 2.048.135
3.414.639
1.816.718
3000000
1.663.439
4000000
1.542.888
5000000
2.368.305
6000000
2.848.872
7000000
4.165.996
Grafik 2.5 PDRB Kabupaten BanggaiTahun 2007 2007-2012 (juta Rupiah)
2000000 1000000 0 2007
2008
2009
ADH Berlaku
RKPD Kabupaten Banggai 2014
2010
2011
2012
ADH Konstan 2000
35
PDRB Perkapita Tahun ahun 2012 Kabupaten Banggai berdasarkan harga berlaku mencapai Rp. 19.376.032 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp. 15.627.642.- PDRB Perkapita Harga Konstan juga menunjukkan peningkatan dari Rp. 7.123.515 meningkat menjadi Rp. 8.182.389.8.182.389.
19.376.032 8.182.389
6.328.710
7.123.515
12.872.871 5.695.346
10.704.767
9.075.615
5.299.196
10000000
4.996.196
15000000
7.668.961
20000000
15.627.642
Grafik 2.6 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Banggai Tahun 2007 – 2012 (Rupiah)
5000000 0 2007
2008
2009
ADH Berlaku
2010
2011
2012
ADH Konstan 2000
Sumber : BPS Kab. Banggai 2013*
Adapun persentase pertumbuhan PDRB Perkapita berdasarkan harga Konstan 2000 dan Harga Berlaku dapat di dilihat sebagaimana gambar berikut : Grafik 2.7 Pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Banggai HArga Berlaku dan Harga Konstan 2000 tahun 2007 2007-2012 30 Pertumbuhan PDRB Perkapita HB
Pertumbuhan PDRB Perkapita HK
25 23,99
20 20,25 18,34
15
21,4
17,95
14,86
10 11,43
11,12
5
5,55
6,07
2007
2008
12,56
7,48
0
RKPD Kabupaten Banggai 2014
2009
2010
2011
2012
36
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai tahun 2011 sebesar14,64 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 12,74persen, dan naik menjadi 16,59% di tahun 2012. Grafik 2.8 Trend Pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Tahun 2009 2009-2012 18 16 16,59
14 14,64
12
12,74
10 8 6
9,21 7,81
4 2 0
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber :BPS, PDRB Kabupaten/Kota Sulteng 2008 2008-2012
Pertumbuhan ekonomi ini jauh di atas rata rata-rata pertumbuhan ekonomi
Propinsi
Sulawesi
Tengah
tahun
2012
(9,27%)
dan
pertumbuhan ekonomi nasional (6,23%). Grafik 2.9 Trend Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah Tahun 2009 2009-2012 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
9,16
9,27
7,8
7,9
6,2
6,46
6,23
2010
2011
2012
8,75 7,71
8,35
4,63
2009
2013
Jika di lihat berdasarkan pertumbuhan masing masing-masing sektor, di Tahun 2012 pertumbuhan Sektor Bangunan/Konstruksi = 49,36% meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 45,63%, kemudian di susul sektor pertambangan dan penggalian yaitu 35,54%. Hal ini berbeda RKPD Kabupaten Banggai 2014
37
dengan tahun sebelumnya, di tahun 2011 pertumbuhan terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yaitu 55,81%, sementara sektor bangunan di urutan kedua (45,63%). Tabel 2.17. Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan harga konstan tahun 2012* NO
SEKTOR Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restauran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa Rata-rata pertumbuhan
PERTUMBUHAN HB (%) HK 2000 (%) 17,68 9,43 42,37 35,54 17,24 8,08 27,44 15,82 58,26 49,36 22,26 11,04 40,21 34,43
30,62 25,56
24,22 25,85
15,59 16,59
Sumber : BPS Kab. Banggai 2012*
Tabel 2.18. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Banggai SEKTOR
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restauran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, sewa & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2008 Rp
2009 %
2010
Rp
%
Rp
54.57 1,076,971
2011 %
913,351
54.91
991,305
20,875
1.25
23,112
1.27
36,191
1.77
121,475
7.30
133,305
7.34
145,034
8,161 93,834
0.49 5.64
9,158 101,534
0.50 5.59
152,743
9.18
167,966
81,288
4.89
75,552 196,159
4.54 11.79
Rp
52.28 1,174,268
2012 %
Rp
%
50.0
1,284,993
46.94
56,388
2.40
76,431
2.79
7.08
156,662
6.67
169,282
6.18
10,357 142,853
0.51 6.97
11,755 208,038
0.50 8.86
13,614 310,733
0.50 11.35
9.25
184,779
9.02
204,463
8.71
227,034
8.29
97,771
5.38
120,892
5.90
153,582
6.54
200,651
7.33
83,934 208,634
4.62 11.48
101,101 4.94 229,958 11.2277
124,336 258,482
5.30 11.01
155,987 298,786
5.70 10.91
Sumber : BPS Kab. Bangai 2013
Berdasarkan
peranan
sektoral
perekonomian
Kabupaten
Banggaisampai saat ini masih didominasi sektor pertanian sebagai RKPD Kabupaten Banggai 2014
38
motorpenggerak utama perekonomian daerah, di mana peranannya cenderungsemakin melemah dari tahun ke tahun. Hal ini seiring menurunnyaperanan subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan,kehutanan dan perikanan. Tabel 2.19. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB tahun 2007-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) NO
SEKTOR Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restauran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, sewa & Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB
2008 Rp
%
1,521,520 53.41
2009 Rp 1,800,686
%
2010 Rp
2011 %
52.73 2,100,856 50.43
Rp
2012 %
Rp
%
2,457,349
47.71
2,891,866
44.61
32,905
1.16
39,055
1.14
64,300
1.54
103,514
2.01
147,374
2.27
219,839
7.72
260,416
7.63
309,321
7.42
361,279
7.01
423,566
6.53
13,380 189,745
0.47 6.66
15,959 223,565
0.47 6.55
19,987 336,103
0.48 8.07
25,087 518,550
0.49 10.07
31,971 820,665
0.49 12.66
267,599
9.39
322,891
9.46
387,410
9.30
465,698
9.04
569,360
8.78
131,447
4.61
177,043
5.18
239,999
5.76
330,477
6.42
463,361
7.15
142,571 5.00 329,866 11.58 2,848,872
172,098 402,926 3,414,639
5.04 11.80
221,580 5.32 486,440 11.68 4,165,996
292,848 596,209 5,151,011
5.69 11.57
393,675 740,627 6,482,465
6.07 11.43
Sumber : BPS Kabupaten Banggai 2013
Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai. Peranan sektor pertanian tahun 2012 mencapai 44,61 persen dari total PDRB Kabupaten Banggai menurun dibandingkan tahun sebelumnya 47,71 persen. Sedangkan sektor Konstruksi/bangunan berada di urutan kedua dengan peranan sebesar 12,66 %, sektor jasa-jasa berada di urutan ketiga dengan peranan sebesar 11,43%. Menurunnya peranan sektor pertanian secara tidak langsung berdampak terhadap perubahan peranan sector sector lainnya. Prospek perekonomian Kabupaten Banggai pada masa mendatang menunjukan semakin membaik seiring dengan peningkatan investasi baik oleh PMA dan PMDN dengan menggali berbagai potensi RKPD Kabupaten Banggai 2014
39
sumber daya alam yang ada. Berbagai kondisi yang ada seperti eksplorasi tambang minyak dan gas bumi yang secara langsung nantinya memberikan nilaitambah terhadap perekonomian daerah, demikian pula sektor-sektorlainnya sektor sektorlainnya seperti perkebunan, perikanan, kehutanan, perdagangan dan lainnya. b. Laju Inflasi Tingkat inflasi merupakan tolok ukur kestabilan perekonomian daerah. Tingkat inflasi Kabupaten Banggai selama periode 2006 – 2011 menunjukan perkembangan yang fluktuatif. Laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,85 %, kemudian turun menjadi 7,74 % di tahun 2010 dan berdasarkan hitungan sementara naik menjadi 7,94 % di tahun 2011. Grafik 2.10 Grafik Trend laju Inflasi di kabupaten Banggai Tahun 200 2006 -2011 12 10
10,85 10,11
8
8,69
6
7,12
7,74
7,94
2010
2011*
4 2 0
2006
2007
2008
2009
Sumber ; Statistik daerah Kab. Banggai 2012
c.
PDRB per kapita PDRB Perkapita Tahun 2011 Kabupaten Banggai berdasarkan harga berlaku mencapai 19.376.032 rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 15.627.642rupiah. PDRB Perkapita harga konstan juga menunjukan peningkatan dari 8.182.389 rupiah meningkat menjadi 7.123.515 rupiah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
40
8.182.389
19.376.032 7.123.515
15.627.642 6.328.710
12.872.871 5.695.346
10000000
5.299.196
15000000
9.075.615
20000000
10.704.767
Grafik 2.11 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten ba banggai Tahun 2007 – 2011 (Rupiah)
5000000 0 2008
2009 ADH Berlaku
2010
2011
2012
ADH Konstan 2000
Sumber : BPS Kab. Banggai 2013
Jika dilihat berdasarkan capaian PDRB perkapita Kabupaten/Kota se Sulawesi tengah tahun 2011, maka capaian Kabupaten Banggai berada di urutan ke 6, yang tertinggi adalah Kabupaten Morowali (21,85 juta rupiah) dan terendah adalah Kabupaten Tojo Una Una-Una (9,80 juta Rupiah). Grafik 2.12 Capaian PDRB Perkapita Kabupaten Kota se Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD propinsi Sulteng 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
41
d. Kemiskinan Kemiskinan
merupakan
kondisi
kehidupan
yang
serba
kekurangan yang di alami seseorang yang pengeluaran perkapitannya selama sebulan tidak cukup untuk memenuhi standar hidup minimum. 1)
Presentasi Penduduk di atas garis kemiskinan Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk
kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan
konsumsi pangan
dan
non
pangan
yang
dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Selama tahun 2007-2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banggai mengalami penurunan, dimana tahun 2007 jumlah penduduk miskin sebanyak 52,90 ribu jiwa (17,28%) turun menjadi 51,53 ribu jiwa (16,70%) di tahun 2008. Pada tahun 2009 penduduk miskin kembali turun menjadi 45,33 ribu jiwa (14,60%), di tahun 2010 dan 2011 dapat di tekan dan di entaskan menjadi masing-masing 39,1 ribu jiwa (12,07%) dan 37,19 ribu jiwa (11,25%). Dengan demikian selama tahun 2007 s/d tahun 2011 penduduk miskin yang dapat di entaskan sebanyak 15,71 ribu jiwa (6,03%). Tabel 2.20. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentasie Penduduk Miskin Kabupaten Banggai Tahun 2007-2011 Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
160.117
185.738
207.199
227.124
313.479
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
52,90
51,53
45,33
39.1
37,19
Penduduk Miskin (%)
17,28
16,70
14,60
12.07
11,25
Garis kemiskinan(Rp)
Sumber : Statistik Daerah kab. Banggai 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
42
Presentase penduduk miskin Kabupaten Banggai tahun 2011 adalah sebesar 11,25%. Trendnya menurun dari tahun ketahun sebagaimana gambar berikut. Grafik 2.13 Perkembangan Tingkat kemiskinan di Kab Kab. Banggai Tahun 2005-2011 60000
49.800
53.900
52.900
40000 30000
16,27
40
51.500 45.300
50000 18,52
17,28
16,7
14,6
39.072
37.192
12,07
11,25
20000
30 20 10
10000 0
0 2005
2006
2007
2008
Jumlah Penduduk miskin
2009
2010
2011
Tingkat kemiskinan
Sumber : Statistik Daerah kab. Banggai 2012, data diolah kembali
Jika di bandingkan dengan angka kemiskinan nasional dan propinsi Sulawesi Tengah, maka angka kemiskinan Kabupaten Banggai berada di bawah angka kemiskinan nasional (12%) dan jauh di bawah angka kemiskinan Propinsi Sulawesi Tengah (15,83%). Sedangka Sedangkan berdasarkan sebaran kemiskinan menurut kabupaten/kota di wilayah propinsi Sulawesi Tengah, angka kemiskinan Kabupaten Banggai berada di urutan kedua terendah sesudah kota Palu. Grafik 2.14 Presentase Penduduk Miskin Menurut kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah ngah tahun 2011
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng tahun 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
43
Selanjutnya untuk program-program program program kemiskinan di kabupaten Banggai, terdapat 118.167 jiwa individu sasaran dan 28.378 KK Rumah tangga sasaran. Grafik 2.15 Jumlah Masyarakat Miskin (Rumah Tangga dan Individu sasaran) menurut kabupaten/Kota di propinsi Sulawesi Tengah tahun 2012
Sumber : Forkom Bappeda Sulteng 2013
2)
Kriminalitas (Angka Kriminalitas yang tertangani) Keamanan,
merupakan
salah
ketertiban satu
dan
prioritas
penanggulangan untuk
kriminalitas
mewujudkan
stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang ditangani merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
44
Tabel 2.21. Angka Kriminalitas dan Jumlah DemonstrasiDi Kabupaten Banggai Tahun 2007 - 2010 URAIAN
SIFAT DATA
SATUAN
2007
2008
2009
2010
1.625
1.438
1.437
1788
Perkara
A. HUKUM 1. Jumlah Kasus pelanggaran hukum a. Jumlah Perkara dilaporkan 1. Pidana 2. Perdata 3. Lalu Lintas
-
-
-
-
Perkara
67
77
87
112
Perkara
1.405
1.285
1.211
1.607
Perkara
-
-
-
-
Perkara
b. Jumlah perkara terselesaikan 1. Pidana 2. Perdata B. KEAMANAN & KETERTIBAN MASYARAKAT 1. Jumlah Kriminalitas
Kasus
a. Uang Palsu
-
-
-
-
Kasus
b. Pembunuhan
1
2
c. Perkosaan
8
3
4
2
Kasus
3
11
Kasus
d. Perjudian
15
23
4
8
Kasus
e. penganiayaan berat
-
-
1
-
Kasus
f. Ranmor
9
3
7
31
Kasus
g. Narkotika
2
4
2
4
Kasus
h. Unjuk Rasa
17
11
26
25
Kasus
1
-
-
-
Kasus
a. Bidang Politik
3
-
5
5
Kasus
b. Ekonomi
4
5
7
4
Kasus
1
-
-
Kasus
2. Kasus pertikaian Antar Warga a. Antar Wilayah Desa 3. Unjuk Rasa
4. Kasus Pemerintahan Umum a.Jumlah kasus korupsi yang 2 tertangani Sumber : RPJM Daerah Kab. Banggai 2011-2016
2.2.2
Fokus Kesejahteraan Sosial Fokus Kesejahteraan sosial di ukur melalui indikator-indikator
Angka Melek Huruf (AHM), angka rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), angka pendidikan yang di tamatkan, Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Kelangsungan Hidup bayi (AKHB), dan Angka Usia Harapan Hidup, RKPD Kabupaten Banggai 2014
45
a.
Pendidikan 1)
Angka Melek Huruf Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun
keatas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin dan lainnya. AHM
di
gunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
program
pemberantasan buta huruf, terutama di daerah perdesaan. AHM juga menunjukan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta dapat menggambarkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menterap informasi dari berbagai media. Perkembangan Angka melek Huruf di Kabupaten Banggai selang tahun 2007 – 2011menunjukan trend peningkatan walaupun tidak siginifikan sebagaimana gambar berikut : Grafik.16 Angka Melek huruf dan Angka Buta Huruf di Kabupaten Banggai Tahun 2011 120 100 95,45
94,3
95,94
95,94
95,96 80 60 40
5,7
4,55
4,06
4,06
4,04
2007
2008
2009
2010
2011
20 0
AMH Kabupaten Banggai
Angka Buta Huruf
Sumber Data : Statistik daerah Kabupaten Banggai 2012
Berdasarkan gambar ini terlihat bahwa penduduk yang dapat membaca dan menulis di Kabupaten Banggai yang di lihat dari Angka Melek Huruf, mengalami perkembangan positif selang Tahun 2007 – 2011,walaupun trend peningkatannya tidak terlalu signifikan yaitu = 1,66 RKPD Kabupaten Banggai 2014
46
selama lima tahun. Hal ini tentunya berbarengan dengan menurunnya jumlah penduduk yang buta huruf yaitu 4,04 % pada tahun 2011. Grafik 2.17 Posisi dan Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber Data : RKPD Propinsi Sulawesi Tengah 2013
Bila di bandingkan dengan persentase Angka Melek Huruf rata rata-rata penduduk Sulawesi Tengah (Gambar2.19) pada tahun 2011, Kabupaten Banggai (95,96%) berada diperingkat 7 dari 11 kabupaten/Kota, di atasangka rata-rata rata Propinsi yaitu aitu 96,12%, dan di atas rata rata-rata Nasional = 92,91%. 2)
Angka Rata-Rata Rata Lama Sekolah Angka Rata-rata Rata rata lama Sekolah adalah angka yang menunjukkan
lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir(TPT). Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Gambaran rata-rata rata rata lama sekolah penduduk Kabupaten Banggai usia 15 tahun keatas adalah adalah sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
47
Grafik 2.18 Angka Rata-Rata Rata Rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Banggai
8
7,95
7,97
7,9 7,8
7,75 7,69
7,7 7,59 7,6 7,5 2007
2008
2009
2010
2011
Rata-Rata Rata Lama Sekolah Kab. Bangai (tahun)
Sumber RPJM Daerah Kab. Banggai 2011-2016, 2011 2016, di olah kembali
Rata-rata Rata rata lama sekolah penduduk kabupaten Banggai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Terjadi penurunan pada tahun 2008 dari 7,69 menjadi 7,59 tahun, sedangkan untuk tahun 2010 dan 2011 meningkat masing-masing masing masing menjadi 7,95 dan 7,97 tahun. Artinya bahwa rata-rata rata penduduk Kabupaten Banggai usia 15 tahun keatas bersekolah selama 7,97 atau 8 tahun atau atau secara rata rata-rata baru menamatkan pada tingkatan Sekolah Dasar, dan hanya sampai kelas II jenjang pendidikan SLTP. Dengan demikian program wajib belajar Sembilan tahun perlu untuk di tingkatkan. Jika di bandingkan dengan rata-rata rata rata lama sekolah penduduk di propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai berada pada urutan ke 6 (enam) dari 11 Kabupaten/Kota, angka ini juga berada di bawah rata rata-rata Propinsi (8,03 tahun) dan sedikit di atas rata rata-rata nasional (7,90 tahun).
RKPD Kabupaten Banggai 2014
48
Grafik 2.19 Posisi dan perbandingan Angka Rata-Rata Rata Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Sulteng 2013
3)
Angka Partisipasi Murni Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia
antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Banggai berdasarkan data tahun 2010 adalah sebagaimana gambar berikut : Grafik 2.20 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Banggai Tahun 2011
46,99 61,74
SULTENG
89,99 54,65 69,04
BANGGAI
90,55
SMA/SMK/MA
SMP/MTS
SD/MI
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
49
Gambar di atas memperlihatkan bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) untuk jejang pendidikan SD/MI/Paket A di Kabupaten Banggai Tahun 2010 masih di bawah 100 %. Pola umum terjadi, di mana jenjang pendidikan SD/MI mempunyai angka partisipasi yang tinggi, dan semakin rendah partisipasinya pada jenjang yang lebih tinggi. Grafik 2.21 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI Kabupaten/Kota si Sulawesi Tengah tahun 2011
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng 2013
Grafik 2.22 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Sulteng 2013
APM Kabupaten Banggai pada semua jenjang pendidikan lebih tinggi dari rata-rata rata rata APM Propinsi Sulteng. Untuk jenjang pendidikan SD/MI/Paket A, kabupaten Banggai berada pada urutan 6 (enam) yaitu RKPD Kabupaten Banggai 2014
50
sebesar 90,55%, Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTS/Pak SMP/MTS/Paket B, APM Kabupaten Banggai berada di urutan 2 (dua) dan masih di atas rata-rata rata Propinsi. Untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C APM Kabupaten Banggai (54,65%) di urutan 2 (dua) propinsi. Grafik 2.23 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Sulteng 2013
Grafik 2.244 Perkembangan Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Banggai Tahun 2005-2011 120 100 80
92,86
91,34
62,65
60
91,2
62,24
92,5
56,39
96,33
95,45
59,21
61,47
90,56
69,04
69,97 54,66
40 41,49
37,98
39,73
37,27
2005
2006
2007
2008
20
43,21
39,04
0
APM SD/MI
APM SMP/MTS
2009
2010
2011
APM SMA/SMK/MA
Sumber : BPS data di oleh kembali
RKPD Kabupaten Banggai 2014
51
Secara umum, sesungguhnya Angka Partisipasi Murni (APM) pada seluruh jenjang pendidikan di Kabupaten Banggai trendnya fluktuatif tapi cenderung naik dari tahun ketahun APM SMP/MTS dan SMA/SMK/MA sejak tahun 2009 cenderung menunjukan peningkatan. 4)
Angka Partisipasi Kasar (APK) APK adalah perbandingan jumlah sisw siswa pada tingkat pendidikan
SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia
yang
berkaitan
dengan
jenjang
pendidikan
tertentu.APK
menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat at pendidikan. Angka Partisipasi Kasar Penduduk Kabupaten Banggai pada semua jenjang pendidikan menunjukan trend peningkatan, walaupun pada tahun 2009 APK SMP/MTS mengalami penurunan dari 82,98% di tahun 2008 menjadi 72,02%, dan APK SD/MIturun menjadi 103 103,11% di tahun 2011, dari 114,57% pada tahun 2010. Grafik 2.25 Perkembangan rkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Banggai 120 80 40 0 2007
2008
2009
2010
2011
SD/MI
2007 98,17
2008 98,12
2009 99,34
2010 114,57
2011 103,11
SMP/MTs
77,34
78,15
82,98
72,02
95,85
SMU/SMK/MA
47,16
47,13
49,17
60,95
74,22
Sumber : data BPS di olah 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
52
Jika di lihat berdasarkan perbandingan capaian APK SD/MI di Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2011, capaian Kabupaten Banggai sudah cukup baik, yaitu berada di urutan ke 6 (103,11%) dan di bawah capaian APK Propinsi Sulteng (103,13%). Grafik 2.26 Capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI di Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng 2013
Sedangkan untuk capaian APK SMP/MTS Kabupaten/Kota se sulteng, Kabupaten Banggai berada di urutan kedua (95,85%) sesudah Poso, melebihi APK propinsi (84,94%). Grafik 2.27 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTS Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
53
Selanjutnya untuk capaian APK SMA/SMK/MA, Kabupaten Banggai berada di urtan ketiga (74,22%) setelah Kabupaten poso dan Kota palu. Grafik 2.28 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng 2013
Gambaran perkembangan APK Kabupaten Banggai Tahun 2005 20052011 sebagaimana tabel 2.31 menunjukan bahwa APK SMA/SMK/MA menunjukan trend yang terus naik dan meningkat, sementara untuk APK SMP/MTS sangat fluktuatif, sedangkan APK cenderung stabil di atas 100 Grafik 2.29 29 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Banggai Tahun 2005 2005-2011 140 120 100
111,1
109,8
110,48
87,37
114,58 103,12
66,12
95
60 40
121,18
87,4
80,25
80
110,49
72,01
74,23
70,55 51
52,92
53,62
2007
2008
95,84
60,92
40,16
20 0 2005
2006 APK SD/MI
APK SMP/MTS
2009
2010
2011
APK SMA/SMK/MA
Sumber : BPS data di oleh kembali
RKPD Kabupaten Banggai 2014
54
5)
Angka Pendidikan yang di tamatkan (APT) APT merupakan persentase jumlah penduduk, baik yang masih
sekolah ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan. APT bermanfaat untuk menunjukkan pencapaian pembangunan pendidikan
di
suatu
daerah,
juga
berguna
untuk
melakukan
perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. Berdasarkan data tahun 2011 terlihat bahwa tingkat pendidikan yang di tamatkan penduduk Kabupaten Banggai usia 10 tahun keatas dominan di tingkat pendidikan SD = 32,39%, persentase yang tidak/belum tamat SD juga masih tinggi yaitu 25,59% dan terdapat penduduk yang tidak/belum pernah sekolah. Grafik2.30 Persentase penduduk 10 Tahun keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang di Tamatkan Tahun 2011 Tidak/belum pernah sekolah Tidak/BelumTamat SD
32,39 25,59
SD
18,24 SMP
12,3
2,58
1,09 0,6
3,41
SMA
3,8
SMK DI/DII
Sumber : BPS Data di olah 2013
b. Kesehatan 1)
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka Kelangsungan Hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup
sampai dengan usia 1 tahun, yang di lihat berdasarkan jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (AKB). RKPD Kabupaten Banggai 2014
55
Grafik 2.31 Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2007 2007-2011 140 120
124
100 86
80
82
60
52
52
7
8
8
2010
2011
2012
40 20
21
15
13
2008
2009
0 2007
JML KASUS
46
AKB
Sumber : Profil kesehatan Dinkes 2012
AKB cenderung memperlihatkan trend yg menurun, sebagai dampak dari hasil pelaksanaan pembangunan di segala bidang termasuk pemerataaan pelayanan kesehatan sampai ke daerah daerah-daerah terpencil, pemukiman baru dan daerah perbatasan serta ditunjang dengan program penempatan bidan di desa. Tabel 2.22. 2.22 Angka Kelangsungan elangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Banggai Tahun 2012 Jumlah Kematian Bayi Usia 1 Tahun Kebawah
Jumlah Kelahiran Hidup
AKB
AKHB
46
6080
8
992
Sumber : BPS data di olah 2013
Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Banggai berdasarkan data tahun 2012 sudah cukup tinggi, yaitu 992 yang artinya bahwa per 1.000 kelahiran terdapat 992 bayi yang memiliki probabilitas hidup sampai dengan usia 1 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) ber berada jauh di bawah rata-rata rata rata nasional dan Propinsi (AKB = 60, Tahun 2011). Namun demikian program imunisasi, pencegahan penyakit menular RKPD Kabupaten Banggai 2014
56
pada anak, program penerangan gizi dan pemberian makanan sehat untuk ibu hamil dan anak tetap harus di galakkan. Grafik 2.32 Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Banggai Tahun 2011 8
8 7 7 6
5 5 4
4
4
3
0
1
0
0
0
0 HUNDUHON
1
3
2 1
1
TOILI II
2
TANGEBAN
1
3
SINORANG
2
2
BONEBAKAL
3
TOILI III
TOILI II
BATUI
KINTOM
K.BARU
SIMPONG
MANTOH
BALANTAK
BUALEMO
LOBU
PAGIMANA
TOIMA
BUNTA
NUHON
SAITI
0
Sumber : Profil Kesehatan Dinkes Banggai 2012
2)
Angka Usia Harapan Hidup Angka Usia Harapan Hidup idup merupakan alat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Usia Harapan Hidup penduduk kabupaten Banggai terus mengalami peningkatan sejak sensus tahun 1971 = 47,7 tahun menjadi 65,5 tahun pada tahun 2000 dan berdasarkan hasil sensus tahun 2010 menjadi 68,49 tahun, lebih tinggi dari rata rata-rata Usia Harapan Hidup penduduk Sulawesi Tengah. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan di bidang kesehatan telah memberi dampak positif pada perbaikan umur hipotesis yang makin panjang, di samping telah meningkatnya kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
57
Grafik 2.33 Perkembangan kembangan Angka Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Banggai Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk. 80 70
59,8
60
65,5
68,49
2000
2010
52,2
47,7
50 40 30 1971
1980
1990
Angka Usia Harapan Hidup Sumber : Profil Kesehatan Dinkes Banggai 2012
3)
Presentasi Balita Gizi Buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam
kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO. Grafik 2.34 Perkembangan Gizi Balita di Kabupaten Banggai Tahun 2010 2010-2012 100 80
87,01
81,77
80,5
60 40 14,4 20
3,8
1,3
13,67 2,29
2,2
1,78
9,81
1,4
0 2010 GIZI LEBIH
2011 GIZI BAIK
GIZI KURANG
2012 GIZI BURUK
Sumber : Profil Kesehatan Dinkes Banggai 2012
Perkembangan gizi balita di Kabupaten Banggai selang tahun 2010 – 2012, cenderung menunjukan peningkatan. Balita dengan Gizi lebih tercatat 1,78% pada tahun 2012, smentara balita dengan gizi baik meningkat menjadi 87,01% dari tahun 2011 (81,77%). Namun demikian masih di temukan balita dengan Gizi kurang = 9,81% dan gizi buruk = 1,4% di tahun 2011. RKPD Kabupaten Banggai 2014
58
2.2.3
Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait erat
dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Grup
kesenian
di
Kabupaten
banggai
sesungguhnya
telah
berkembang dengan pesat dan beragam, beberapa sanggar dan kelompok seni tumbuh dengan baik. Masalahnya adalah data yang berkaitan dengan jumlah kelompok/ sanggar seni di maksud sangat terbatas. Data dinas pariwisata kabupaten Banggai
tahun 2010 tercatat 1 sanggar seni yang
tersebar di beberapa Kecamatan. Perkembangan seni dan budaya di kabupaten banggai dapat di lihat di tabel berikut. Tabel 2.23. Seni Dan Budaya Di Kabupaten BanggaiTahun 2010
Sarana Penyelenggaraa n Festival Seni dan Budaya
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Jumlah Grup Kesenian
Jumlah Gedung Kesenian
Penyelengg araan Festival Seni dan Budaya
Nuhon
1
-
-
-
-
Bunta
1
-
-
-
1
Simpang Raya
1
-
-
-
-
Lobu
1
-
-
-
2
Pagimana
1
-
-
-
3
Bualemo
1
-
-
-
1
Balantak
1
-
-
-
1
Balantak Selatan
1
-
-
-
-
Lamala
1
-
-
-
2
Kecamatan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
59
Masama
1
-
-
-
2
Luwuk Timur
1
-
-
-
-
Luwuk
4
1
-
1
9
Kintom
1
-
-
-
4
Batui
1
-
-
-
3
Batui Selatan
1
-
-
-
-
Moilong
1
-
-
-
-
Toili
1
-
-
-
-
Toili Barat
1
-
-
-
-
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Banggai Tahun 2011 Sarana dan prasarana olah raga di kabupaten banggai juga masih terbatas, dan belum memenuhi standar yang di persyaratkan oleh masing masingmasing cabang olah raga. Berdasarkan data BPS tahun 2011, fasilitas olah raga di Kabupaten Banggai yang tersebar di 23 wilayah Kecamatan adalah sebagaimana di tunjukan pada gambar berikut. Grafik 2.35 Jumlah Lapangan Olah raga di Kabupaten Banggai Tahun 2011 300
267 250
205 200 150 100
51 18
50
4
0 Sepak Bola/Futsal
Volly Ball
Tenis Lapangan
Bulu Tangkis
Basket
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM KABUPATEN BANGGAI Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik m maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan RKPD Kabupaten Banggai 2014
60
kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Analisis aspek pelayanan umum meliputi fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan. 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib a.
Pendidikan Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang di harapkan yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memeiliki karakter dan budi pekerti. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan antara lain dapat
di
lihat
melalui
indikator
Angka
Partisipasi
Sekolah,
ketersediaan gedung sekolah sekolah, rasio guru/murid, rasio guru/murid perkelas rata-rata. 1)
Angka Partisipasi Sekolah SD/MI dan SMP/MTS Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan pennyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. APS di hitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Singkatnya APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Jika di lihat berdasarkan program pendidikan Dasar 9 Tahun, besarnya persentasi partisipasi sekolah penduduk usia 712 tahun dan 13-15 tahun, menunjukan partisipasi yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat di lihat berdasarkan data tahun 2010 sebagaimana tabel berikut:
RKPD Kabupaten Banggai 2014
61
Tabel 2.24. Persentase Partisipasi Sekolah Penduduk Berumur 7-12 dan 13 -15 Tahun di kabupaten Banggai Tahun 2009-2010
Kabupaten/Kota
7-12 Tahun
13-15 Tahun
2009
2010
2009
2010
Banggai
96,88
98,17
79,11
77,34
Sulteng
97,12
96,82
80,74
80,59
Sumber : Statistik daerah Kab. Banggai 2012
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa untuk partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Banggai usia 7-12 tahun meningkat menjadi 98,17 % sehingga melampaui rata-rata propinsi. Namun demikian untuk penduduk usia 13-15 tahun, partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Banggai lebih rendah dari rata-rata Propinsi. Tabel diatas juga menunjukan bahwa masih terdapat 22,66% penduduk usia 13-15 tahun yang tidak berada di bangku sekolah. 2)
Ketersediaan Gedung Sekolah Ketersediaan sekolah di Kabupaten Banggai berdasarkan jenjang pendidikan selama tahun 2007 – 2011 dapat di gambarkan sebagai berikut: Tabel 2.25. Ketersediaan Gedung Sekolah di Kabupaten Banggai Tahun 2007-2011 Jenjang Pendidikan
2007
2008
2009
2010
2011
SD/MI Negeri
328
338
340
340
341
Swasta
13
44
32
34
38
SMP/MTs Negeri
39
50
51
51
72
Swasta
20
40
48
47
48
SMU/SMK/MA Negeri
21
24
25
24
Swasta
24
24
28
48
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
62
3)
Rasio Guru Murid Rasio guru terhadap murid di Kabupaten Banggai di gambarkan sebagai berikut: Tabel 2.26. Rasio Guru dan Murid Berdasarkan jenjang Pendidikan di Kabupaten Banggai tahun 2007-2011 Jenjang Pendidikan
2007
2008
2009
2010
2011
SD/MI Jumlah Guru
2.780
3.665
3.385
2.871
2.643
Jumlah Murid
42.420
47.386
48.139
57.127
56.863
Rasio
65,54
77,34
70,32
50,26
46,48
SMP/MTs Jumlah Guru
1.164
1.376
1.460
1.521
1.678
Jumlah Murid
11.777
14358
16.468
19.165
18.193
Rasio
98,84
95,84
88,65
79,36
92,23
SMA/SMK/MA Jumlah Guru
1.069
896
1.046
1.303
Jumlah Murid
10.509
12.366
12.811
13.976
Rasio
101,72
72,46
81,65
93,23
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012, di olah kembali
4) Angka Putus Sekolah Angka putus sekolah penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun di Kabupaten Banggai di gambarkan sebagai berikut : Tabel 2.27. Jumlah dan Persentasi Putus Sekolah Penduduk Usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun di Kabupaten Banggai Tahun 2011/2012
Usia
Jumlah Putus Sekolah Laki- Perempuan Jumlah Laki 153 151 304
Persentase putus sekolah Laki- Perempuan Jumlah laki 0,66 0,64 0,65
7-12 tahun 13-15 1.465 647 2.111 17,23 Tahun Sumber: Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
8,36
13,01
63
b. Kesehatan Perkembangan pembangunan kesehatan dapat di lihat dari beberapa aspek atau indicator yaitu antara lain Rasio posyandu persatuan balita,
rasio
puskesmas,
poliklinik
dan puskesmas
pembantu, rasio rumah sakit persatuan penduduk, serta rasio dokter dan tenaga medis persatuan penduduk. 1)
Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) persatuan Balita Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa) esa) dan sebagainya. Garafik rafik 2.36 Jumlah Posyandu di Kabupaten Banggai Tahun 2008 2008-2012 400
392
380 360 349
340
355
356
356
356
2007
2008
2009
2010
320 2006
2011
JUMLAH POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKMB yang paling dikenal
masyarakat.
Untuk
memantau
perkembangannya
Posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Tahun 2011 jumlah Posyandu sebanyak 392 buah. Tahun 2011 rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 1,2 atau rata – rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 1 Posyandu. Polindes
merupakan
salah lah
satu
bentuk
peran
serta
masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Tahun RKPD Kabupaten Banggai 2014
64
2011 jumlah Poskesdes di Kabupaten Banggai sebanyak 285 buah yang tersebar di 18 Kecamatan. Pos obat desa (POD) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat. Pos obat desa ini juga dikelompokan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pos obat desa pratama, madya, purnama dan mandiri. Pada tahun 2010 jumlah pos obat desa yaitu 138 buah, dengan rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,6. 2)
Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Puskesmas Pembantu Distribusi Puskemas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Jumlah Puskesmas sebanyak 22 unit pada tahun 2012, dengan rincian 12 Puskesmas perawatan dan 10 Puskesmas non perawatan, untuk Pustu sebanyak 104 pustu. Dengan rata-rata ratio Puskesmas tehadap 100.000 penduduk 6,9 per 100.000. Ini berarti pada periode tahun 2012 setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 7 unit Puskesmas. Sedangkan rasio pustu terhadap Puskesmas adalah 5 : 1 artinya bahwa setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 5 pustu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Di tahun 2011 jika dilihat rasio Puskesmas Pembantu per 100.000 penduduk maka Kabupaten Banggai berada diatas ratarata nasional yakni 34,7 per 100.000 penduduk (Nasional = 10,5 per 100.000 penduduk). Sedangkan untuk Puskesmas Keliling berjumlah
23
dengan
rasio
Puskesmas
Keliling
terhadap
Puskesmas berada pada rata-rata rasio secara nasional yakni sebesar 1,04 (Nasional = 0,8).
RKPD Kabupaten Banggai 2014
65
Grafik 2.37 Jumlah Puskesmas dan Rasio Terhadap 100.000 penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2008 2008-2011 22
7,8
22
22
25
20 18
20
18
7,3
6,9 6,8
6,3
6,9
6,9
6,5 6,1
15 10
6
5
5,8
0 2006
2007
2008
JUMLAH PUSKESMAS
2009
2010
2011
RASIO PER 100.000 PENDUDUK
Sumber : Profil kesehatan Kab. Banggai 2012
3) Pelayanan Rumah Sakit Rumah sakit merupakan sarana pelayanan
kesehatan
rujukan. Di Kabupaten Banggai terdapat satu rumah sakit tipe C yang dikelola pemerintah Kabupaten yaitu BRSUD Luwuk. Tahun 2011.Jumlah kunjungan BRSUD Luwuk sebesar 20.189 kunjungan terdiri dari 11.601 kunjungan rawat jalan dan 8.588 kunjungan rawat inap. Jadi persentase penduduk kabupaten Bang Banggai yang memanfaatkan pelayanan kesehatan RSUD adalah 3,5 % rawat jalan dan 2,6 % rawat inap. Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan Rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. B Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur ((Bed Occupancy Rate / BOR), rata-rata rata lama hari perawatan ((Length of stay/LOS), rata-rata rata rata selang waktu pemakaian tempat tidur ((Turn Over Interval / TOI), persentase pasien keluar yang meninggal ((Gross Death Rate RKPD Kabupaten Banggai 2014
66
/ GDR), dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (Neth Death Rate / NDR). Grafik 2.3 2.38 Jumlah Tempat Tidur di BRSUD Luwuk Kabupaten Banggai Tahun 2006 2006-2011 250
214
202 200 150
136
144
136
136
57,8
61,9
68,7
69,4
2006
2007
2008
100 50
48,7
49,1
2010
2011
0 2009
Jumlah Tempat Tidur BRSUD Luwuk
BOR
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Banggai 2011
Angka Bed Occupancy Rate ideal yang diharapkan adalah antara 60% sampai dengan 85%. Berdasarkan data Rekam Medik RSUD Luwuk tahun 2011 penggunaan tempat tidur di RSUD Luwuk 49,1 % dengan jumlah tempat tidur 214 buah, ini menggambarkan bahwa pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit mengalami penurunan dan belum mencapai angka yang ideal, dengan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur 4,2 hari ( terdapat selang waktu 4,2 hari tempat tidur tidak te terisi). Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6 – 9 hari. Ratarata lama perawatan pada RSUD Luwuk pada tahun 2011 sebesar 4,0 hari,ini berarti bahwa angka LOS RSUD Luwuk lebih rendah dari angka standar LOS nasional. Angka kematian umum (GDR) RSUD Luwuk p pada tahun 2011 sebesar 40,0%, Ini berarti angka GDR RSUD Luwuk masih dalam batasan ideal yaitu 45/1000 pasien.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
67
4) Rasio Dokter dan Tenaga Medis Persatuan Penduduk Pada tahun 2011 di Kabupaten Banggai, jumlah tenaga kesehatan (medis, perawat dan bidan, farmasi, gizi, teknisi medis, sanitasi serta kesehatan masyarakat) adalah 910 tenaga, tersebar di unit-unit pelayanan kesehatan yakni Puskesmas (termasuk pustu dan polindes), rumah sakit, institusi Akper/Diknakes, Dinas Kesehatan dan Sarana Kesehatan Lain. Tabel 2.28. Tenaga Kesehatan di Kabupaten Banggai Menurut jenisnya Tahun 2011
JUMLA H
%
RASIO NAKES PER 100.000 PENDUDUK
STANDAR T
NO
JENIS TENAGA
1.
Dokter Umum
43
4,73
12,1
40
2.
Dokter Gigi
10
1,10
2,7
11
3.
Dokter Spesialis
10
1,10
3,3
6
4.
Perawat
390
42,86
110,0
117
5.
Bidan
279
30,66
85,0
100
6.
Apoteker
21
2,31
8,0
10
7.
Ass. Apoteker
8
0,88
8,0
30
8.
Kesmas
67
7,36
11,8
40
9.
Sanitarian
41
4,51
8,2
40
10.
Nutrisionis/Ahli Gizi
22
2,42
6,0
22
11.
Teknis Medis
19
2,09
4,5
Jumlah
910
100
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Banggai 2011
Gambar
sebelumnya
menunjukkan
bahwa
terjadi
penurunan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Banggai dari 1.063 tenaga kesehatan tahun 2010 menjadi 910 tenaga tahun 2011 hal ini dimungkinkan karena ada data yang under reported ataupun proses mutasi dari tenaga kesehatan.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
68
c. Keluarga Berencana dan keluarga Sejahtera Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat di ketahui dari beberapa indikator seperti pencapaian peserta KB baru dan cakupan KB aktif Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). Perkembangan pelaksanaan Program KB di kabupaten Banggai dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 2.29. 2.29 Rasio Akseptor KB dan Cakupan Peserta KB Aktif di Kabupaten Banggai Tahun 2007 2007-2011 Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah pasangan usia subur
57.682
60.145
64.008
64.626
75.002
Target
42.209
42.977
47.868
50.432
70.008
Akseptor aktif
17.085
52.199
49.691
50.268
58.350
Persentase Akseptor Aktif Terhadap target
40,40
121,46
103,81
99,67
83,35
Persentase Akseptor Aktif terhadap PUS
29,62
86,79
77,63
77,78
77,80
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
Berdasarkan alat kontrasepsi yang di gunakan, dominan peserta KB menggunakan suntikan (52%) kemudian Pil KB (32%), sebagaimana gambar berikut: Gambar 2.2 Penggunaan Alat Kontrasepsi oleh Peserta KB di Kabupaten Banggai Tahun 2011
Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 201
RKPD Kabupaten Banggai 2014
69
d. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pada tahun 2011 di Kabupaten Banggai terdapat sebanyak 223 koperasi, dengan rincian koperasi aktif = 140 dan tidak aktif = 83. Beberapa jenis koperasi yang mempunyai jumlah cukup dominan di Kabupaten Banggai antara lain Koperasi Serba Usaha = 47 unit, Koperasi Unit Desa (KUD) = 42 unit, Koperasi Pegawai negeri = 42 unit, Koperasi wanita = 17 unit, koperasi Buruh/Karyawan= 16 Unit dan koperasi pertanian = 13 unit. Kondisi Perkoperasian di Kabupaten Banggai dapat di simak pada tabel berikut : Tabel 2.30. Kondisi Perkoperasian di Kabupaten Banggai Tahun 2009 – 2011
URAIAN
2009
2010
2011
Koperasi
212
214
223
Anggota
36.896
37.906
40.002
Modal Sendiri (juta Rp.)
24.476
25.070
17.540
Modal Luar (juta Rp.)
30.634
29.039
18.955
Volume usaha (juta Rp.)
21.160
69.284
37.588
993
2.482
2.606
SHU (juta Rp.)
Sumber : Sulawesi tengah Dalam Angka 2012 &Statistik daerah Kab. Banggai 2012
Total Modal yang berhasil di himpun pada tahun 2011 sebesar 36.495 juta rupiah yang di dominasi oleh KUD sebesar 14.530 juta rupiah. Sisa Hasil Usaha (SHU) terbesar di hasilkan oleh Koperasi Buruh/karyawan sebesar 552 juta rupiah, koperasi serba usaha 361 juta rupiah, KPN = 205 juta rupiah, sedangkan koperasi lainnya memperoleh SHU di Kisaran 100 juta rupiah atau kurang.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
70
e.
Ketenagakerjaan Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami
perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun 2011, di Kabupaten Banggai terdapat 228.331 penduduk usia kerja, yang terdiri atas 116.275 Laki-laki dan 112.056 perempuan. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan
kerja.
Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja
(TPAK)
merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. TPAK Kabupaten Banggai pada tahun 2011 sebesar 73,08 %. Tabel 2.31. Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Banggai Tahun 2010-2011 No
1
2
Uraian
Tahun 2010
Tahun 2011
L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
101.082
63.250
164.332
102.099
64.755
166.854
a. Bekerja
97,01
96,23
96,71
97,78
93,00
95,92
b. Pengangguran
2,99
3,77
3,29
2,22
7,00
4,08
14.891
48.290
63.181
14.176
47.301
61.447
1) Sekolah
31,65
10,63
15,58
24,01
7,42
11.24
2) Mengurus RT
40,66
84,99
74,54
36,29
84,06
73.04
3) Lainnya
27,69
4,39
9,88
39,69
8,53
15,71
115.973
111.540
227.513
116.275
112.056
228.331
ANGKATAN KERJA
BUKAN KERJA
ANGKATAN
3.
Penduduk usia Kerja
4.
TPAK (tingkat partisipasi angkatan kerja)
72,23
73,08
TPT (tingkat pengangguran terbuka)
3,29
4,08
5.
Sumber: Hasil Analisis data BPS Kabupaten Banggai 2012
Penduduk yang bekerja berdasarkan data tahun 2011 sejumlah 160.051 (95,92%), naik dari tahun 2010 = 158.925 (96,71%) dan pengangguran tahun 2011 mencapai 6.803 jiwa.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
71
Grafik 2.39 39 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, penduduk Bekerja dan Tingkat Pengangguran di kabupaten Banggai Tahun 2009-2011 2011 96,71
96,03
100
72,23
80
95,92
92,47
73,08
72,23
60 40 3,97
20
7,53
4,08
3,29
0 2009 TPAK
2010
2011
Penduduk Bekerja
2012*
Tingkat Pengangguran
Sumber: BPS Data di olah kembali 2013
Tingkat
pengangguran
terbuka
di
Kabupaten
Banggai
cenderung meningkat, tahun 2012 mencapai 7,53 % dan merupakan yang tertinggi di Sulawesi Tengah. Hal ini merupakan anomaly dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai tahun 2012 yang mencapai 16,59%. Grafik 2.400 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota se Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 (Agustus)
Sumber : Paparan Ka Bappeda Propinsi Forkom Bappeda 2013
Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di sector pertanian (A) masih mendominasi pasar kerja di Kabupaten Banggai dengan presentasi sekitar 51,72 % pada tahun RKPD Kabupaten Banggai 2014
72
2011, yang di ikuti sector manufaktur (M) dengan persentasi sebesar 36, 11 %. Sementara pekerja di sector jasa jasa-jasa (S) sebanyak 12,17 %. Upah Minimum Propinsi (UMP) Sulawesi Tengah terus mengalami peningkatan selama periode 2009-2011, 2009 2011, meningkat dari Rp. 720.000 menjadi Rp. 827,5 ribu perbulan. Grafik 2.411 Lapangan Kerja Utama tama Penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2009-2012 2012 60
55,55
52,03
51,72
50 40
36,57
32,7
36,11
30 11,75
20
11,41
12,17
10 0 2009 Bekerja di Sektor Pertanian (A)
2010
2011
Bekerja di sektor manufaktur (M)
Bekerja di Sektor Jasa (S)
Sumber : Statistik Daerah Kab. Banggai 2012
Berdasarkan data Sakernas 2011, lapangan kerja utama penduduk Kabupaten Banggai usia 15 tahun keatas adalah dominan di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan dan perikanan = 51,72 %, Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel = 13,44 %, Public Service = 11,64 %, Industri pengolahan = 8,37 %, angkutan, pergudangan dan komunikasi = 6,78%. f.
Perumahan Capaian pembangunan perumahan di Kabupaten Banggai
dapat di lihat antara lain melalui indikator Akses rumah tangga terhadap air bersih dan listrik.Salah listrik. h satu indikator rumah sehat menurut Badan Kesehatan dunia (WHO) adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai perkapita 10 m² atau lebih. Sebanyak 98,14 % rumah tangga di kabupaten Banggai tinggal di rumah dengan luas lantai dimaksud. RKPD Kabupaten Banggai 2014
73
Tabel 2.32. Statistik Perumahan di Kabupaten Banggai Uraian
2008
2009
2010
Rumah dengan Luas lantai < 10 m² (%)
1,94
3,58
1,86
Rumah menurut kualitas perumahan (%) Lantai bukan tanah
85,26
87,96
82,01
Atap layak
75,83
76,35
77,25
Dinding permanen
45,78
47,18
43,51
Listrik
89,91
89,90
87,63
Air bersih
86,12
77,20
81,72
Air kemasan dan ledeng
19,49
25,96
27,87
WC Leher angsa
83,60
77,52
81,15
Tangki Septik
53,63
54,93
58,22
Jarak sumber air ke WC < 10 m
37,09
46,41
34,82
Sumber : Statistik Daerah Kab. Banggai 2012
Presentasi rumah di kabupaten Banggai yang menggunakan listrik cukup tinggi yakni 87,63 %, rumah dengan lantai bukan tanah sebanyak 82,01 %. Sedangkan presentasi rumah dengan fasilitas air bersih sebanyak 81,72 %. Grafik 2.42 Rumah Tangga Yang Mempunyai Akses Terhadap Air Bersih diKabupaten Banggai Tahun 2008-2010 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
86,12 77,22
25,96
81,72
27,87
16,45
2008
2009
2010
Rumah Tangga dengan Sumber Air Bersih (%) Rumah Tangga dengan Sumber Air kemasan, isi Ulang dan Ledeng (%)
Sumber : Profil daerah Kab. Banggai 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
74
g.
Sosial Capaian kinerja pembangunan di bidang sosial di Kabupaten Banggai dapat di gambarkan sebagai berikut : Tabel 2.33. Perkembangan Pembangunan di Bidang Sosial di kabupaten Banggai Tahun 2011 URAIAN
2011
TEMPAT IBADAH : Masjid
497
Mushola
143
Gereja (kristen)
254
Gereja katolik
32
Pura
59
Vihara
3
ANAK TERLANTAR YANG DI BINA
70
PENDERITA CACAT Tuna Netra
414
Tuna Runggu
814
Cacat Tubuh
731
Cacat mental
483
Cacat Ganda
389
Penderita Penyakit kronis
221
PANTIASUHAN Jumlah Panti
15
Anak Asuh
199
PEMBINAAN DAN PELAYANAN SOSIAL Fakir Miskin
150
Penderita cacat mental
2
Anak bermasalah sosial
1.154
Sumber : Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012
h. Penanaman Modal Kondisi daerah Kabupaten Banggai terkait urusan penanaman modal salah satunya dapat di lihat melalui indikator umlah investor berskala Nasional dalam bentuk PMDN dan PMA yang menanamkan investasinya di Kabupaten Banggai. Data Tahun RKPD Kabupaten Banggai 2014
75
2011 menggambarkan terdapat 23 Investor PMDN dan 6 Investor PMA, sementara data besaran nilai investasi belum tersedia. Tabel 2.34. Jumlah Investor PMDN/PMA di Kabupaten Banggai Nama Perusahaan (PMA/PMDN)
Lokasi
Jenis
PMDN PT. Banggai Sentral Shrimp
Kecamatan Batui Desa Sisipan
Budidaya Udang Vanammei
PT. Sentral Sari Windu
Kec. Nuhon Desa Balanga
Budidaya Udang Vanammei
PT. Yeros Ocean Shrimp
Kecamatan Bualemo Desa Toiba
-
PT. KLS
Jl. Samratulangi No.98 Luwuk
Kelapa Sawit
PT.Sawindo Cemerlang
Kecamatan Batui
Kelapa Sawit
PT. Wiramas Permai
Kecamatan Bualemo
Kelapa Sawit
PT. Dai Han Idah
Desa Kayutanyo Kec.Luwuk Timur
Kayu Gergajian Kayu Olahan
CV. Leran
Desa Mantawa Kec.Toili Barat
Kayu Gergajian Kayu Olahan
PK. Akar Indah
Desa Longkoga Timur Kec. Bualemo
Kayu Gergajian Kayu Olahan
PT. Anugerah Tompira Nikel
Kecamatan Masama
Nikel
PT.Anugerah Sumber Bumi
Kecamatan Bualemo
Nikel
PT.Billy Indonesia
Kecamatan Bualemo
Nikel
PT. Penta Dharma Karsa
Desa Siuna
Nikel
PT. Aneka Nusantara
Kecamatan Bunta
Nikel
RKPD Kabupaten Banggai 2014
76
Internasional Nama Perusahaan (PMA/PMDN)
Lokasi
Jenis
PT. Bumi Gemilang Perdana
Kecamatan Toili Barat
Nikel
PT. Anugerah Sakti Utama
Kecamatan Pagimana
Nikel
PT. Banggai Gravelindo Nusantara
Sungai Batui Desa Honbola
Tambang Pasir, Batu
PT. Mario Teknikatama
Sungai Sinorang Desa Gori-gori
Tambang Pasir, Batu
PT. Antariksa Karya Utama
Sungai Toili Desa Samalore
Tambang Pasir, Batu
PT. Banggai Energi Utama
Luwuk
Tambang Batu
PT. Anugerah Jaya Konstruksi
Sungai Uso Desa Uso
Tambang Pasir, Batu
PT. Kurnia Luwuk Sejati
Toili
Minyak Kelapa Sawit (CPO)
PT. Multi Nabati (Bimoli)
Km5 Jl. Tadulako
Minyak Kelapa PMA
PT. LNG Energi
Luwuk
Gas
PT. Donggi Senoro LNG
Desa Uso Kec. Batui
Gas
PT. Dirmantara Dulan Indonesia
Luwuk
-
PT. GO Bimines Sulawesi
-
PT. Mining Service
Luwuk
-
Imc Mining
Luwuk
-
Sumber : SKPD Terkait dan Bappeda, Data diolah
RKPD Kabupaten Banggai 2014
77
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan a. Pertanian Adapun gambaran produksi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Banggai pada Tahun 2011 adalah sebagaimana Tabel berikut : Tabel 2.35. Luas Panen, Produksi dan Produktifitas tanaman Bahan Makanan menurut Komoditi di Kabupaten Banggai Tahun 2012 Komoditi
2009
2010
2011
2012
luas panen (ha)
33.726
36.63
38.610
37.759
produksi (ton)
175.972
157.633
180.100
172.317
luas panen (ha)
1.326
1.444
1.800
1.778
produksi (ton)
4.27
4.286
5.378
1.828
luas panen (ha)
3.556
2.464
2.366
3.634
produksi (ton)
1.210
8.81
8.532
13.692
luas panen (ha)
815
817
1.771
1.604
produksi (ton)
934
1.056
2.758
2.677
luas panen (ha)
1.159
1.014
857
742
produksi (ton)
1.774
1.775
1.513
1.424
luas panen (ha)
260
275
328
347
produksi (ton)
166
237
276
291
luas panen (ha)
177
172
202
262
produksi (ton)
3.635
3.125
3.831
5.065
luas panen (ha)
112
140
175
188
produksi (ton)
1.416
1.484
1.883
2.012
PADI SAWAH
PADI LADANG
JAGUNG
KACANG KEDELAI
KACANG TANAH
KACANG HIJAU
UBI KAYU
UBI JALAR
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012 dan Dinas Pertanian Kab. Banggai 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
78
Komoditas tanaman perkebunan adalah merupakan tanaman perdagangan yang cukup strategis di Kabupaten Banggai, karena tidak saja merupakan sumber penghasilan devisa disektor pertanian, tetapi lebih penting lagi adalah rangkaian kegiatan produksinya termasuk pengusahaan dan pemasarannya dapat menciptakan lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Grafik 2.433 Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Banggai Tahun 2012 (kw/Ha)
8,9
Kacang Hijau
16,69
Kacang Kedelai
19,19
Kacang Tanah
107,03
Ubi Jalar
193,31
Ubi Kayu 37,68
Jagung
24,23
Padi Ladang
45,64
Padi Sawah 0
50
100
150
200
Sumber : Sulawesi Tengah Dalam Angka 2013
Tanaman Perkebunan yang ada di Kabupaten Banggai didominasi oleh tiga komoditi yaitu kelapa sawit, kelapa, dan kakao. Disamping tiga komoditi tersebut juga ditanam jenis jenis-jenis tanaman perkebunan lainnya seperti Jambu mente, kopi, vanili, pala, lada sudah mulai diusahakan diusahakan rakyat secara kecil kecil-kecilan dan tidak merata, meskipun demikian jika melihat dari luas dan produksinya, umumnya tanaman tersebut mengalami peningkatan, walaupun ada beberapa jenis tanaman perkebunan mengalami penurunan baik dari segi luas areal maupun mau produksinya.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
79
Tabel 2.36. Komoditi Perkebunan di Kabupaten Banggai Tahun 2011 2010 Komoditi Kelapa Kelapa Sawit Kopi Cengkeh
2011
Luas Panen
Produksi
Luas Panen
Produksi
(Ha)
(Ton)
(Ha)
(Ton)
62.620,39
28.344,77
53.938
46.539
7.514,14
70.719,55
9.473
131.497
507,60
115,8
815
301
1.621,62
518,66
2.673
360
2010 Komoditi Kapuk
2011
Luas Panen
Produksi
Luas Panen
Produksi
(Ha)
(Ton)
(Ha)
(Ton)
59,45
26,92
57,5
47,9
4.124,03
1.585,99
3.554
1.349
Kakao
44.803,85
13.731,94
46.317
20.354
Panili
357,85
1,50
351
16
1.325,30
4.603,77
741
312,02
Lada
22,60
6,23
30
2,8
Pala
37,00
5,60
126
11,3
Aren
140,00
7,85
256,0
645,6
Jarak
195,50
125,60
67,5
49,5
Wijen
61,00
9,00
119,0
94,5
Sagu
352,25
66,83
589
172
Jambu Mente
Kemiri
Sumber : Dinas Perkebunan Kab,Banggai 2012
Produksi perkebunan di Kabupaten Banggai yang sangat menonjol adalah tanaman kelapa sawit Perkebunan Besar dengan produksi 204.836 ton pada tahun 2010 dan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat ( Plasma ) dengan produksi 131.497 ton. Tabel 2.37. Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Banggai Tahun 2006–2010 Kelapan Dalam No
Tahun
1. 2. 3.
Kelapa Sawit
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
2010
1.621
2.032
33.108
204.836
2009
1.083
3.525
27.173
36.359
2008
Tdk ada data
Tdk ada data
13.020
15.600
RKPD Kabupaten Banggai 2014
80
Kelapan Dalam No
Tahun
4. 5.
Kelapa Sawit
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
2007
636
134
13.316
18.263
2006
538
65
8.664
32.704
Sumber : Dinas Perkebunan Kab. Banggai 2013
Potensi Ternak di Kabupaten Banggai terdiri atas ternak Besar, ternak kecil dan unggas yang tersebar hampir di seluruh wilayah
Kabupaten
Banggai.
Gambaran
potensinya
adalah
sebagaimana pada Tabel berikut. Tabel 2.38. Populasi Ternak Menurut Jenisnya Di Kabupaten Banggai Tahun 2007-2012(Ekor) No 1.
Jenis Ternak
2008
2009
2010
2011
41,256
42,819
43,755
51,404
59.792
243
249
272
265
265
40,488
42,154
24,301
30,313
41.603
-
-
-
-
-
40,897
43,172
44,045
51,288
66.808
132,141
34,431
344,989
614,126
-
- Ayam Buras
365,826
389,222
217,923
540,084
Itik
93,274
105,252
163,528
385,061
Ternak Besar - Sapi - Kuda
2.
3.
2012*
Ternak Kecil -
Kambing
-
Domba
-
Babi
Unggas -
-
Ayam Ras
909.629 570.013
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Banggai (Bidang Peternakan) 2012
b. Perikanan dan Kelautan Sebagian besar wilayah Kabupaten Banggai berada di pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan Teluk Tolo dan Teluk Tomini, olehnya itu sektor perikanan menjadi salah satu prioritas andalan dalam pembangunan daerah karena memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya Rumah
RKPD Kabupaten Banggai 2014
81
Tangga perikanan (Nelayan) di Kabupaten Banggai, di mana pada tahun 2011 sejumlah 14.067. Budidaya perikanan tambak di Kabupaten Banggai memiliki luasan = 751,2 Ha, dengan jenis budidaya Udang vaname, udang windu, dan bandeng, sedangkan untuk budidaya perikanan kolam luas = 45,84 Ha dengan jenis budidaya antara lain ikan Mas, ikan nila, dan lele dumbo. Tahun 2011 tercatat produksi perikanan kolam = 32.550 Kg. Berkaitan dengan perahu penangkap ikan, gambarannya dapat di rinci sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.39. Jumlah Perahu Penangkap Ikan di Kabupaten Banggai Tahun 2011 Jenis perahu
Jumlah
Perahu Tak bermotor Jukung
1.737
Perahu
2.824
Kapal/Perahu Motor Motor Tempel
4.209
Kapal Motor
1.005
Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012
Gambaran produksi perikanan dan kelautan di Kabupaten Banggai dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 2.40. Produksi Perikanan Menurut Jenis Usaha di Kabupaten Banggai Tahun 2008-2012 Jenis Usaha Perikanan Baronang Belut Benur Bobara
RKPD Kabupaten Banggai 2014
2008
2009
2010
2011
2012
1.500
1.700
3.600
3.960
4.356
115
119
10.748
10.784
11.107
45.750.000
57.000.000
27.000.000
32.400
34.668
4.250
5.100
6.050
6.655
7.321
82
Jenis Usaha Perikanan
2008
2009
2010
2011
2012
Cumi-cumi
16.750
1.921
8.360
9.196
10.116
Ekor Kuning
16.350
17.300
16.628
18.291
19.755
140.200
141.200
700.699
285,929
314.522
Ikan Asin Campuran
6.200
6.100
6.391
6.710
7.182
Ikan Asin Katambak
275
250
286
329
368
Ikan Campuran
1.920
1.673
94.874
193.670
213.037
Ikan Dasar Segar
12.500
13.751
147.278
109.272
120.120
105
210
11.020
-
-
230.640
237.560
242.311
Gurita
Ikan Hias Ikan Layang Beku Ikan Sardin
210.500 345
570
570
616
665
2.430
2.130
2.670
2.857
3.143
Japing-japing
520.500
470.000
470.000
484.100
498.623
Kadompe
650.000
720.000
720.000
777.600
832.032
Kakap
25.000
27.000
115.000
124.200
132.894
Katambak
12.500
470
16.687
18.356
20.008
Kepala Ikan
16.750
1.200
18.015
54.115
59.527
5.260
4.929
16.221
-
-
345
215
11.131
11.910
12.505
325.400
271.865
594.534
612.370
642.988
Ikan Layang Kering
-
-
440
458
471
Lele
-
360
394
401
414
260.500
608.200
16.699
17.533
18.761
215
271
286
301
309
Lolosi
10.240
9.790
63.170
67.592
70.971
Nener
2.456.500
2.385.717
3.504.600
3.679.830
3.937.418
315
360
460
483
517
28.450
25.700
14.687
16.155
16.256
3.560
2.300
12.776
14.309
16.455
20.400
27.258.200
15.600.000
16.068
16.710
325.000
386.000
391.300
410.865
423.191
Suntung
5.250
4.700
7.700
8.162
8.896
Tenggiri
11.300
14.700
21.300
22.791
24.842
Ikan Teri Kering
Kepiting Kerapu Hidup Lajang
Lobster Lolak (bia-bia)
Rajungan Roa Roa kering Rumput Laut Solisi
RKPD Kabupaten Banggai 2014
83
Jenis Usaha Perikanan Teripang
2008
2009
2010
2011
2012
1.750
2.541
4.772
5.011
5.662
325.000
382.900
369.200
391.352
403.092
12.470
2.000
33.750
52.352
53.922
Udang windu
403.000
604.720
184.00
33.912
92,724
Udang Vannamei
525.000
604.270
2.058.000
258.149
283.963
Tepung Ikan
-
-
-
3.296
3.527
Filet Beku
-
-
-
59.594
63.765
Tongkol/deho Tuna
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Banggai Tahun 2012
c. Kehutanan Gambaran produksi hasil Hutan di Kabupaten Banggai dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 2.41. Produksi Hasil Hutan Kayu Kabupaten Banggai Tahun 2012
No.
1.
2.
3.
Kelompok Jenis Kayu
Jumlah Batang
Volume (m3)
Kelompok Meranti
4.365
2.794,91
-
Kayu Bulat
1.110
1.511,75
-
Kayu Bulat kecil
3.255
1.283,16
19.907
14.166,91
Kelompok Rimba Campuran -
Kayu Bulat
6.509
8.566,96
-
Kayu Bulat Kecil
13.398
5.599,95
737
587,15
Kelompok Kayu Indah -
Kayu Bulat
351
392,22
-
Kayu Bulat Kecil
386
194,93
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Banggai Tahun 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
84
d. Industri Sektor industri di Kabupaten Banggai bergerak dalam bidang industri
besar,
industri
tangga.Pengelompokan
kecil
tersebut
dan
industri
semata-mata
rumah
didasarkan
atas
banyaknya pekerja di perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan industri besar mempunyai pekerja seratus orang atau lebih, perusahaan
yang
mempunyai
pekerja
20
sampai
99
orang
dikategorikan sebagai industri sedang, antara 5 sampai 19 orang perusahaan kecil, sedang yang mempunyai pekerja kurang dari lima orang dikategorikan sebagai industri rumah tangga.Berdasarkan konsep tersebut di atas maka perusahaan yang ada di Kabupaten Banggai masih termasuk kategori perusahaan industri kecil dan industri rumah tangga. Adapun jenis-jenis industri dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.42. Jumlah Usaha Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri di Kabupaten Banggai Tahun 2012 JENIS INDUSTRI
KODE
2011
INDUSTRI
2012
Industri Makanan
10
102
354
108
365
Industri Minuman
11
15
51
76
81
Industri Pakaian Jadi
14
63
132
79
163
16
43
373
43
373
18
34
77
53
106
23
37
408
41
416
31
59
203
100
287
Industri Kayu, Barang dari kayu dan Gabus (tidak Termasuk furniture) dan Barang anyaman dari bamboo, rotan dan sejenisnya Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman Industry barang galian bukan logam Industri Furniture
RKPD Kabupaten Banggai 2014
85
Industri Pengolahan Lainnya
32
21
48
21
48
33
141
310
161
340
Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan Sumber : BPS, Kabupaten Banggai Dalam Angka (KDA) Tahun 2012
e. Pertambangan Pada
tahun
kabupaten telah
2011, Banggai
menghasilkan
150000 104.646 100000
50.000 ton biji nikel
50000
50.000
51.900
yang terdapat di titik 0
eksplorasi Kecamatan masama,
189.000
200000
32.600 2007
2008
kecamatan
2009
2010
2011
Produksi nikel (ton)
Toili Barat , Bunta dan Pagimana (Statistik daerah Kab. Banggai 2012). f. Perdagangan Gambaran kondisi daerah terkait dengan urusan perdagangan dapat di gambarkan sebagai berikut : Tabel 2.43. Perusahaan Perdagangan, Banyaknya SIUP dan Banyaknya Perusahaan yang terdaftar di Kabupaten Banggai Tahun 2011 Uraian
Jumlah
Perusahaan Perdagangan/SIUP Perdagangan besar
13
Perdagangan Menengah
50
Uraian Perdagangan Kecil
Jumlah 404
Perusahaan yang Terdaftar Perusahaan Terbatas
24
Perusahaan Komanditer
118
Perorangan (PO)
320
Koperasi
8
SPBU
7
Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
86
Perusahaan
perdagangan
di
Kabupaten
Banggai
terdiri
atas
perusahaan perdagangan besar, menengah dan kecil. Gambarannya adalah sebagai berikut :
2.45 Grafik 2.4 Jumlah Usaha Perdagangan di Kabupaten Banggai Tahun 2008-2010 2010
500
415
401
400
264
300 200 100
48
29 56
2008
2009
20
55
21
0
Perdagangan Besar
2010
Perdagangan menengah
Perdagangan Kecil
Sumber: Statistik daerah Kab. Banggai 2012
2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan, dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi lainnya, domestik, atau internasional. Aspek daya saing daerah terdi terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi, dan sumber daya manusia. 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Pengeluaran Konsumsi rumah Konsumsi RT Per Kapita)
tangga
perkapita
(Angka
Kesejahteraan penduduk salah satu satunya dapat di ukur melalui tingkat pendapatan. Secara umum selama tahun 2011 tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Banggai berada pada kisaran 200.000-749.999. 200.000 749.999. Sekitar 36,88 % pengeluaran penduduk Kabupaten RKPD Kabupaten Banggai 2014
87
Banggai berada antara 300.000 sampai 499.999, ssekitar 24,25 % pengeluaran penduduk antara 500.000 sampai 749.999 dan sekitar 18,67 % antara 200.000 sampai 299.999. Grafik 2.466 Presentasi Penduduk menurut Pengeluaran Per kapita Sebulan di Kabupaten Banggai tahun 2011 36,88
40 35 30 25 20 15 10 5 0
24,25 18,67 7,37
5,81
6,18
0,84
0
Sumber : Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012
Tingkat kesejahteraan dapat juga di amati berdasarkan presentase pengeluaran yang di alokasikan untuk Non makanan, di mana
semakin tinggi presentasi pengeluaran non makanan dapat
mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan. Grafik 2.477 Presentasi Penduduk menurut Pengeluaran untuk makanan dan Non Makanan Per kapita Sebulan di Kabupaten Banggai Tahun 2011 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
39,42
Makanan
Non Makanan
26,18 22,79
19,32
16,04
15,34
21,03 14,52
5,23
11,94 1,67 2,33
1,81
1,56
0,51
0,3
Sumber : Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
88
Gambar
di
atas
menunjukan
bahwa
sekitar
56,04
%
pengeluaran non makanan berada di bawah 150.000. ini berarti pengeluaran penduduk masih di dominasi oleh pengeluaran makanan. yang berada di antara 150.000 sampai 499.999. modus tingkat pengeluaran makanan penduduk Kabupaten Banggai berada di kisaran 200.000-299.999 yaitu 39,42%. Sekitar 22,79 % konsumsi makanannya di kisaran 150.000 sampai 199.999 dan sekitar 19,32 % memiliki konsumsi makanan antara 300.000 sampai 499.999. b. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang dapat di gunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu kewaktu dan di harapkan petani mengalami surplus (pendapatan melebihi pengeluaran = NTP > 100). Perkembangan Nilai Tukar petani (NTP) di Kabupat Banggai selama Periode 2008 -2011 cenderung fluktuatif, yakni dari 97,90% tahun 2008, meningkat menjadi 98,88% pada tahun 2009, mengalami kembali penurunan menjadi 97,63% di tahun 2010, kemudian meningkat kembali menjadi 98,00 pada tahun 2011. Grafik 2.48 Perkembangan NTP Kabupaten Banggai Tahun 2008-2011 99
98,88
98,5 98
98
97,9 97,63
97,5 97 2008
2009
2010
2011
Sumber : BPS data di olah kembali 2013
Jika di bandingkan dengan NTP Sulawesi Tengah, NTP Kabupaten Banggai tahun 2011 masih berada di bawah NTP Sulawesi Tengah RKPD Kabupaten Banggai 2014
89
yaitu 98,00% berbanding 98,86 % sedangkan untuk tahun 2012 Nilai Tukar Petani Kabupaten Banggai = …… Grafik 2.49 49 Perkembangan Nilai Tukar Petani Propinsi Sulawesi Tengah STahun 2010--2012
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng 2013
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaannya (availability) untuk mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sector di daerah dan antar wilayah. 1) Infrastruktur Jalan Jaringan jalan yang baik memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu w wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin di capai tanpa ketersediaan infrastruk infrastruktur jalan yang baik dan memadai. Gambaran infrastruktur jalan di kabupaten Banggai di gambarkan dalam tabel berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
90
Tabel 2.44. Infrastruktur jalan di Kabupaten Banggai tahun 2010-2012 Uraian (Km/Unit)
2010 Status Jalan : - Nasional 207,30 - Propinsi 582,20 - Kabupaten 1.126,60 - Desa 1.107,20 - Non Status Jenis Permukaan Jalan : - Aspal 1.218,90 - Kerikil 1.455,90 - Tanah 348,50 Kondisi jalan: - Baik 371,90 - Sedang 44,80 - Rusak 352,80 - Rusak Berat 1.150,80 - Belum Tembus 203,00 Jembatan ; - Panjang 2.520,50 - jumlah 235 Sumber : Dinas Bimair kab. Banggai 2013
Tahun 2011
2012
190,51 537,93 1.178,46 1.329,03 -
190,51 537,93 1,178,46 1.329,03 -
1.498,44 1.143,80 593,69
1.498,44 1.143,80 93,69
498,60 1.022,13 1.165,70 549,50 -
498,60 1.022,13 1.165,70 549,50 -
2.536,10 235
2.536,10 235
Total panjang jalan di Kabupaten Banggai tahun 2012 adalah 3.235,93 Km, yang terdiri atas jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten Banggai (jalan kabupaten + Desa) = 2.507,49 Km dan selebihnya adalah jalan Nasional (190,51 Km) dan Jalan Propinsi (537,93 Km), dengan kelas jalan IIIc. Berdasarkan
SK
Gubernur
Sulawesi
Tengah
Nomor:
567/KPTS/M/2001, perihal ruas jalan strategis nasional, panjang jalan strategis Nasional di kabupaten Banggai = 132,37 Km, yang terdiri atas ruas Luwuk-Batui = 38,59 Km, batui-Toili = 41,78 Km dan Ruas Toili – rata = 52,00 Km. Berdasarkan jenis permukaannya di rinci panjang
jalan
Kabupaten di Kabupaten Banggai tahun 2012 sebagaimana gambar berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
91
Grafik 2.50 Jalan Kabupaten Menurut Permukaan Jalan di Kabupaten Banggai Tahun 2012 (Km/%)
Sumber : Statistik Perhubungan Sulteng 2013
Berdasarkan gambar diatas terlihat bashwa sebagian besar jalan Kabupaten belum di aspal (69,29%) masih berupa jalan kerikil dan jalan tanah, sedangkan jalan yang telah di aspal baru mencapai 770 Km (30,71%) Grafik 2.51 Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten di Kabupaten Banggai Tahun 2012
Sumber : Statistik Perhubungan Sulteng 2013
Jalan kabupaten dengan kondisi baik di Kabupaten Banggai sangat sedikit, yaitu 360,5 km atau 14,38 %, selebihnya jalan Kabupaten berada dalam kondisi sedang (31,47%), rusak (37,87%) dan rusak berat (16,28%). RKPD Kabupaten Banggai 2014
92
2) Kondisi jaringan Irigasi Jaringan irigasi di Kabupaten Banggai terdiri atas jaringan irigasi kewenangan pusat, kewenangan propinsi dan Kewenangan Kabupaten, dengan luasan wilayah pelayanan fungsional = 20. 20.809,73 Ha dan potensial = 35.967,10 Ha. Grafik 2.52 Jaringan irigasi di Kabupaten Banggai Tahun 2012
13315,67
15000
10619,97
9961,71 10000
6254,76
7467,62
6056,35 2069,75 1031
5000 0
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN IRIGASI DESA PUSAT PROPINSI KABUPATEN POTENSIAL (HA)
FUNGSIONAL (HA)
Sumber : Statistik Perhubungan Sulteng 2013
3) Transportasi Darat Keadaan sektor transportasi darat di Kabupaten Banggai di gambarkan dalam tabel berikut : Tabel 2.45. 2.45 Pengujian kendaraan Bermotor di Kabupaten Banggai Tahun 2009-2011 2011 URAIAN
2009
Kendaraan Bermotor Wajib Uji Mobil Penumpang 280 Bus 1.192 Truck 1.335 Traktor 5 Pick Up 818 Kendaraan Umum/Bukan Umum wajib Uji Umum 1.538 Bukan Umum 2.092 Kendaraan Bermotor yang di Uji Mobil Penumpang 251 Bus 842 RKPD Kabupaten Banggai 2014
2010
2011
313 1.125 1.364 5 921
342 1.148 1.425 7 1.023
1.468 2.361
1.480 2.465
313 1.125
342 1.148 93
Truck 1.525 Traktor 7 Pick Up 1.031 Kendaraan Umum/Bukan Umum yang di Uji Umum 1.555 Bukan Umum 2.101
1.364 6 921
1.425 7 1.023
1.469 2.361
1.480 2.465
Sumber : Kabupaten dalam Angka 2012
Berkaitan dengan kelancaran arus transportasi darat, di Kabupaten Banggai hingga tahun 2012 ini terdapat 6 terminal penumpang, 1 (satu) unit terminal penumpang tipe B, yang melayani Angkutan Kota Dalam Propinsi dan Angkutan perdesaan, serta 6 (enam) terminal tipe C yang melayani angkutan perdesaan. Lokasi Eksisting terminal penumpang angkutan darat sebagaimana di maksud di gambarkan dalam tabel berikut : Tabel 2.46. Terminal Penumpang Angkutan darat di Kabupaten Banggai Nama Terminal
Tipe
Lokasi
Terminal Penumpang Eksisting Terminal Biak
B
Kecamatan Luwuk Utara
Terminal Tanjung Tuwis
C
Kecamatan Luwuk Selatan
Terminal Bunta
C
Kecamatan Bunta
Terminal Batui
C
Kecamatan Batui
Terminal Pagimana
C
Kecamatan Pagimana
Terminal Rusa Kencana
C
Kecamatan Toili
Terminal Biak
A
Terminal Tanjung Tuwis
B
Terminal Lamala
C
Terminal Balantak
C
Terminal Bualemo
C
Terminal makapa
C
Kecamatan Luwuk Utara Kecamatan Luwuk Selatan Kecamatan Lamala Kecamatan Balantak Selatan Kecamatan Bualemo Kecamatan Toili Barat
Rencana Pengembangan
Sumber : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
Trayek angkutan barang dan angkutan penumpang di Kabupaten Banggai adalah sebagaimana di gambarkan dalam tabel di bawah ini. RKPD Kabupaten Banggai 2014
94
Tabel 2.47. Trayek Angkutan Barang dan Angkutan penumpang di Kabupaten Banggai No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Trayek Angkutan Barang Luwuk – Bunta Luwuk – Pagimana Luwuk – Batui Luwuk – Toili Luwuk – Toili Barat
Trayek Angkutan Penumpang Luwuk – Balantak PP Luwuk – Bualemo PP Luwuk – Bunta PP Luwuk – Pagimana PP Luwuk – Batui PP Luwuk – Toili PP Luwuk – Makapa PP Luwuk – Tangeban PP Luwuk – Lamala PP
Sumber : RTRW Kab. Banggai 2012-2032
Jumlah perusahaan angkutan Truk dan perusahaan Bis Umum di kabupaten Banggai adalah sebagai berikut : Tabel 2.48. Banyaknya Perusahaan Angkutan Truk dan Perusahaan Bis Umum di Kabupaten Banggai Tahun 2011 No
Uraian
1.
Perusahaan Bis Umum
2.
Perusahaan Angkutan Truk
Jumlah Perusahaan 8
Jumlah Armada 603
Daya Angkut (Kg) 692
301
1.425
6.000
Sumber : Sulawesi tengah Dalam Angka 2012
4) Transportasi Laut Sebagai Kabupaten pesisir, sarana transportasi laut menjadi salah satu moda yang di gunakan masyarakat Kabupaten Banggai. Untuk menunjang transportasi ini, di Kabupaten Banggai terdapat sistem jaringan transportasi laut yang terdiri atas pelabuhan pengumpul dan pengumpan lokal, sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
95
Tabel 2.49. Kondisi Eksisting Jaringan Transportasi Laut di Kabupaten Banggai No.
Nama
Lokasi
Pelabuhan
Kapasitas Dermaga
Dimensi
1000 DWT 1000 DWT 1000 DWT 1000 DWT
150 x 12 m 88 x 12 m 70 x 8 m 70 x 8 m
Pelabuhan Pengumpul (Nasional) 1. 2. 3. 4.
Luwuk Tangkiang Bunta Pagimana
Kecamatan Luwuk Kecamatan Kintom Kecamatan Bunta Kec. Pagimana
Pelabuhan Pengumpan Lokal 1.
Pelabuhan Rakyat
Kecamatan Luwuk
2.
Mini Port mendono
Kecamatan Kintom
Sumber : RTRW Kabupaten Banggai 2012-2032
Banyaknya kapal yang datang dan berangkat di kabupaten banggai pada tahun 2012 yaitu sejumlah 2.550 kapal di pelabuhan Luwuk, yang terdiri atas 2.545 pelayaran dalam negeri dan 5 unit pelayaran luar negeri, sedangkan kapal datang dan berangkat di pelabuhan pagimana 605 kapal, dan pelabuhan Bunta 80 kapal. Grafik 2.53 Banyaknya Kapal Laut yang Datang dan Berangkat Menurut Pelabuhan di Kabupaten Banggai Tahun 2007-2012
Sumber : Statistik Perhubungan Sulteng 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
96
Untuk penumpang yang naik dan turun berdasarkan pelabuhan di Kabupaten banggai tahun 2012, di pelabuhan luwuk mencapai 121.108 penumpang naik dan 114.914 penumpang yang turun. Pelabuhan lainnya dapat di lihat pada gambar berikut. Grafik 2.54 Banyaknya Penumpang yang Naik dan Turun Menurut Pelabuhan di Kabupaten Banggai Tahun 2007-2011
Sumber : Statistik perhubungan Sulteng 2013
Sedangkan untuk jumlah barang yang di muat dan di bongkar berdasarkan pelabuhan di kabupaten Banggai adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.50. Jumlah Bongkar Muat Barang Berdasarkan Pelabuhan di Kabupaten Banggai Tahun 2008-2012 Pelabuhan
2008
Bongkar Muat
1.611 47.446
Bongkar Muat Bongkar Muat
2009
2010
2011
2012
30.667 Pagimana
750 44.376
47.268
792 5.506.125
4.437 1.848
4.416 8.178 Luwuk
5.998 4.984
9.711 8.560
9.285 34.337
195.507 178.616
254.094 246.635
274.273 232.487
351.966 323.057
114.914 121.108
Bunta
Sumber : Dalam Angka 2012 dan Statistik Perhubungan Sulteng 2013
RKPD Kabupaten Banggai 2014
97
5) Transportasi Udara Kabupaten Banggai memiliki Bandara Syukuran Aminudin Amir Bubung Luwuk, saat ini panjang landasan mencapai 1.850m, yang bisa di darati oleh pesawat jenis Boeing Boeing-737. Pegembangan Bandara saat ini sedang di lakukan yaitu antara lain penambahan panjang landasan = 400 m, sehingga akan menjadi 2.250m. Hal lainnya adalah penambahan dan pembangunan Fasilitas Keselamatan Operasi penerbangan. Saat ini bandara SA Amir dilayani oleh 3 operator penerbangan yaitu Wings Air dan Sriwijaya Air dengan rute penerbangan Luwuk - Makassar pp setiap hari dan Express air rute Luwuk-Palu Luwuk pp, Luwuk-Manado Manado pp 3 kali dalam seminggu. Jumlah pesawat datang dan berangkat ta tahun 2012 adalah 1148 orang. Sementara Penumpang yang
tiba di tahun 2012 sejumlah
74.646 orang, berangkat = 72.622
1200 1000 800 600 400 200 0
BERANGKAT
1051
1148
676 542
524
679
545
455
2008
80000 60000 40000 20000 0
1148
1051
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
BERANGKAT
18910
31124
44960
55177
72622
TIBA
29116
30157
43460
52255
74646
21
6
1175
3068
TRANSIT
Grafik 2.55 Jumlah Penumpang di Bandara SA Amir Tahun 2008-2012 2008 Sumber : statistic perhubungan Sulteng 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
98
Tabel 2.51. Jumlah Bongkar Muat Barang dan Bagasi di Bandara SA Amir Luwuk tahun 2008-2012 Bongkar/Muat
2008
2009
2010
2011
2012
Barang Bongkar 74.996 59.796 Muat 72.549 83.426 Bagasi Bongkar 160.547 315.961 Muat 134.401 312.017 Sumber : Statistik Perhubungan Sulteng 2012
137.917 140.788
137.654 199.388
443.640 421.482
554.216 483.635
272.447 322.923
6) Ketersediaan Air bersih Penyediaan air bersih di Kabupaten Banggai untuk wilayah perkotaan di lakukan Oleh PDAM, yaitu pada 8 wilayah Kecamatan, sementara
untuk
wilayah
perdesaan
di
lakukan
melalui
program/kegiatan air bersih perdesaan dan air bersih perkotaan oleh Dinas Cipta Karya dan tata Ruang Kabupaten Banggai.
Tabel 2.52. Pelayanan Air Bersih oleh PDAM Kabupaten Banggai Tahun 2007-2011 URAIAN
2007
2008
2009
2010
2011
Pelanggan Rumah Tangga
11.755
12.154
12.934
13.217
13.446
Sosial
281
283
319
312
314
Instansi pemerintah
261
265
295
310
312
Niaga
637
620
789
879
881
Industri
15
45
13
13
17
Pelabuhan
7
6
7
7
7
12.956
13.373
14.357
14.738
14.977
Jumlah
Produksi Dan Distribusi Produksi
5.921.043
5.564.666
6.404.256
6.744.945
6.129.926
Distribusi
5.892.524
5.542.422
6.364.730
6.732.661
6.109.402
Yang di Jual
4.004.392
1.199.005
4.404.327
4.442.577
4.466.535
Kehilangan Air Air Yang Hilang % Kehilangan Air
1.888.132
1.574.628
2.025.403
2.290.084
1.642.939
32,04
28,41
31,63
34,01
26,89
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
RKPD Kabupaten Banggai 2014
99
Jumlah pelanggan PDAM selama tahun 2007-2011 menunjukan trend peningkatan, di mana tahun 2011 mencapai 13.446 pelanggan, diharapkan ekuivalen dengan tingkat ketersediaan dan akses Rumah Tangga terhadap air bersih. Namun demikian di tahun 2011 juga terjadi penurunan kapasitas produksi (6.129.926 m³) dan distribusi (6.109.402m³). selain itu persentasi air yang hilang juga masih cukup tinggi, yaitu 26,89%. 7) Infrastruktur Ketenagalistrikan Gambaran pelayanan PLN Cabang Luwuk selang tahun 20072011 adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.53. Pelayanan PLN Cabang Luwuk Kabupaten Banggai Selang Tahun 2007-2011 URAIAN
2007
2008
2009
2010
2011
383
389
-
370
383
37.277
37.867
-
37.174
43.339
VA Tersambung
29.809.700
31.032.500
-
31.809.150
37.812.087
Produksi (Kwh)
54.444.562
61.741.300
59.173.699
67.796.049
82.846.711
Daya terpasang (Kw)
22.776
17.860
14.350
33.158
25.708
Daya Mampu (Kw)
15.930
12.032
8.779
15.788
19.877
48.114.539
59.044.063
54.249.374
68.265.588
75.183.240
Gardu Pelanggan
Didistribusikan (Kw)
Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012
Saat ini kebutuhan listrik di Kabupaten Banggai belum tercukupi, untuk itu rencana pengembangan telah di lakukan yaitu dengan mengembangkan PLTD Eksisting yang selama ini telah beroperasi, pengembangan PLTMH, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan pengembangan Pembangkit Listrik tenaga Gas (PLTG). Terdapat 6 PLTD dan 4 PLTM di Kabupaten Banggai yang saat ini beroperasi. Kapasitas PLTD saat ini yaitu Daya terpasang = 20.055 KW dan daya mampu 15.539 KW, sedangkan untuk PLTMH Daya terpasang = 6.852 dan daya mampu = 5.250.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
100
Tabel 2.54. Jumlah dan Kapasitas PLTD di kabupaten Banggai 2012 No
Pembangkit
Lokasi
Daya Terpasang (KW)
Daya Mampu (KW)
PLTMH 1.
Hanga-Hanga
Kecamatan Luwuk
1.600
850
2.
Kalumpang
Kecamatan Luwuk
1.200
1.100
3.
Hanga-Hanga I
Kecamatan Luwuk
2.552
2.100
4.
Hek
Kecamatan Bunta
1.500
1.200
6.852
5.250
11.636
9.950
540
520
200
184
901
700
5.000
3.900
268
220
1.510
1.065
20.055
16.539
Jumlah PLTD 1.
Luwuk
Kecamatan Luwuk
2.
Balantak
3.
Sobol
Kecamatan Balantak
4.
Kecamatan Mantoih
Bualemo
5.
Toili
Kecamatan Bualemo
6.
Toima
Kecamatan Moilong
7.
Bunta
Kecamatan Bunta Kecamatan Bunta
Jumlah Sumber : Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012
8) Ketersediaan Restoran Kabupaten Banggai khususnya Kota Luwuk sebagai Ibu Kota Kabupaten, mencapai kemajuan yang sangat pesat dalam hal pertumbuhan rumah makan dan restoran. Beberapa Rumah makan, kafe ataupun restoran yang selama ini hanya ada di kota-kota besar telah hadir di kota luwuk, seperti Kentucky Fried Chiken (KFC), california Fried Chiken (CFC), Double Deep, bakso kepala Sapi, dan lainnya. Selain itu beberapa café dan resto serta rumah bernyanyi seperti NAV karaoke telah ada. Selain restoran modern sebagaimana di atas, tersebar juga rumah-rumah
makan
dan
warung-warung
kaki
lima
yang
menyediakan makanan dan menú khas tradisional.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
101
Gambaran Jumlah rumah makan/restoran yang ada di kabupaten banggai berdasarkan data BPS (Sulawesi Tengah dalam Angka 2012) yaitu sebagai berikut : Rumah makan/Restoran Jumlah meja Jumlah kursi
= 39 = 261 = 1.176
9) Ketersediaan penginapan Potensi wiwsata Kabupaten Banggai mesti di dukung dengan ketersediaan hotel dan akomodasi lainnya seperti penginapan yang memadai dan nyaman. Terjadi peningkatan jumlah hotel dan akomodasi lainnya dari tahun ke tahun, di mana tahun 2012 jumlah hotel/penginapan mencapai 50 unit, dengan jumlah kamar = 538 unit dan jumlah tempat tidur = 998 unit. Gambaran ketersediaan penginapan di maksud dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 2.55. Banyaknya Hotel Akomodasi Lainnya, Kamar, Tempat Tidur dan Tamu di Kabupaten Banggai Tahun 2007-2011 URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
Hotel
31
33
40
41
50
Kamar
373
367
436
442
638
Tempat Tidur
605
620
732
748
998
17.465
15.820
24.878
30.895
98
280
63
16
Domestik
1,53
1,46
Mancanegara
1,44
1,10
Tingkat hunian kamar (%)
23,62
26,87
Tamu : Domestik Mancanegara Rata-rata lama Menginap (Malam) :
Sumber data : KDA 2012 dan Statistik Daerah Kab. Banggai 2012
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi Kabupaten Banggai merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sulawesi Tengah yang kemanan dan ketertiban masyarakatnya relatif RKPD Kabupaten Banggai 2014
102
stabil, aman dan terkendali serta stabilitas politiknya kondusif. Hal ini menjadikan iklim investasi relatif kondusif dan menjanjikan. Berdasarkan data tahun 2010, pada tabel 2.20 (Bab II halaman 39), jumlah kasus pelanggaran pidana yang terjadi yaitu 1.788 perkara telah di selesaikan sejumlah 1.607 kasus (89,88%). Sedangkan jumlah kriminalitas yang terjadi = 81 kasus, unjuk rasa 9 kasus dan pertikaian antar warga 1 kasus. Penanganan
berbagai
pelangaran
hukum
yang
terjadi
menunjukan komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan iklim yang kondusif bagi masuknya investasi di daerah. Selain itu untuk menciptakan kemudahan perizinan, di Kabupaten Banggai telah di bentuk Badan Pengelolaan Perizinan Terpadu (BPPT) sejak tahun 2007, yang bertugas melayani berbagai jenis perizinan di Kabupaten Banggai. 2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia merupakan modal utama pembangunan daerah, olehnya itu kualitas sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan
pembangunan
daerah,
sekaligus
menjadi
tujuan
pembangunan daerah. Beberapa indikator dapat di gunakan untuk mengukur kualitasnya yaitu : a. Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3) Kualitas SDM berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja, sementara
kualitas
tenaga
kerja
di
tentukan
oleh
tingkat
pendidikannya. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang di tamatkan penduduk di suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjannya. Rasio lulusan S1,S2,S3 penduduk di Kabupaten Banggai dapat di lihat pada tabel berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
103
Tabel 2.56. 2.56 Rasio Lulusan S1,S2 dan S3 di kabupaten Banggai Tahun 2008-2011 2011 No
Uraian 2007 2008 2009 2010 Jumlah Lulusan 1 1264 1425 3946 S1,S2,S3 316.408 323.626 2 Jumlah penduduk 305.897 311.684 Rasio Lulusan S1,S2,S3 3 4,05 4,5 12,2 per 1000 Sumber : Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012, data di olah kembali
2011 1736 329.609
5,3
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rasio lulusan S1,S2 dan S3 di Kabupaten Banggai tahun 2011 adalah 5,3 persen poin ini menunjukan bahwa terdapat 5 orang sarjana per 1000 penduduk atau per 1000 tenaga kerja. Rasio ini sesungguhnya masih bisa bertambah, jika data lulusan setiap tahun dari tiga Perguruan Tinggi di Kabupaten Banggai yaitu Untika, Unismuh dan AMIK Nurmal Luwuk yang mengasuh program sarjana di cover dalam data sstatistik. Sementara berdasarkan data dalam RKPD Sulteng 2013, rasio lulusan S1,S2,S3 di Kabupaten BAnggai tahun 2011 lebih rendah yaitu 3,01 dan berada di urutan ke 8 dari seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah. Grafik 2.566 Perkembangan Rasio Lulusan S1,S2,S3 di Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber: RKPD Propinsi Sulteng 2013.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
104
b. Rasio ketergantungan Untuk melihat seberapa besar ketergantungan penduduk usia non produktif terhadap usia produktif salah satunya dapat di lihat dari indikator persentase dependency ratio atau rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukan semakin rendahnya endahnya beban yang di tanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan penduduk di Kabupaten Banggai selama periode 2007-2011 2007 2011 dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 2.57. 2.57 Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2007-2012 2012 No
Uraian
2007
Jumlah Penduduk usia 93.114 < 15 Tahun Jumlah 2 Penduduk usia 14.978 > 64 Tahun Jumlah 108.092 3 Penduduk usia Tidak Produktif Jumlah 197.805 4 Penduduk Usia 15-64 Tahun Rasio 5 Ketergantungan 54,64 (3)/(4) Sumber : BPS di olah Kembali 2013 1
2008
2009
2010
2011
83.394
84.658
101.770
101.278
15.731
15.974
13.588
13.985
99.125
100.632
115.358
115.263
212.559
215.776
208.268
214.346
46,63
46,64
55,38
53,77
Grafik 2.5 2.57 Trend Rasio Ketergantungan Penduduk di Kabupaten Banggai Tahun 2007-2012 2012 58 56 54 52 50 48 46 44 42
55,38
54,64
2007
RKPD Kabupaten Banggai 2014
53,77
46,63
46,64
2008
2009
2010
2011
105
Berdasarkan
tabel
dan
gambar
diatas,
trend
rasio
ketergantungan penduduk sangat fluktuatif. Di tahun 2009 = 46,64 meningkat menjadi 55,38, kemudian kembali turun di tahun 2011 menjadi 53,77%. Angka ini mengindikasikan bahwa beban yang di tanggung oleh
penduduk yang produktif untuk membiayai
penduduk yang belum produktif semakin tinggi. Data berbeda di sajikan dalam gambar 2.59 terlihat bahwa jika di bandingkan dengan Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Rasio ketergantungan Penduduk diKabupaten Banggai tahun 2011 berada di urutan keempat , tertinggi kabupaten Buol dan terendah kota Palu. Tabel 2.58. 2.58 Rasio Ketergantungan Penduduk di Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah Tahun 2011
Sumber : RKPD Propinsi Sulteng Tahun 2013
c. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat di tunjukan dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Mencermati perkembangan IPM Kabupaten
Banggai
RKPD Kabupaten Banggai 2014
setiap
tahun, tahun,
kemajuan
yang
di
capai 106
tidaklah terlalu signifikan. Angka IPM kabupaten Banggai hanya mengalami sedikit peningkatan, dari 71,35 pada tahun 2010 menjadi 71,84 pada tahun 2011. Lambatnya kenaikan IPM ini dapat di pahami karena investasi di bidang pendidikan dan kesehatan khususnya terhadap indikator penyusunan IPM terlihat secara nyata dalam jangka panjang. Gambar 2.59 59 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Banggai Tahun 2006-2011 2011 72,5 72 71,5
71,84
71
71,35
70,5
70,87
70 70,21
69,5 69 68,5
69,09
69,33
68 67,5
2206
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber : BPS Sulteng 2013
Grafik 2.600 Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah Tahun 2011
76,92
Palu Banggai Morowali Poso Donggala Buol Tojo Una-una Parigi Moutong Toli-toli Banggai Kepulauan Sigi
71,84 71,47 70,71 70,32 70,27 69,28 69,28 69,25 68,28 68,16 62
64
66
68
70
72
74
76
78
Sumber: BPS, IPM Kabupaten/Kota se Prov. Sulteng Tahun 2011 2011.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
107
Selanjutnya dilihat dari capaian IPM kabupaten/kota se Sulawesi Tengah tahun 2011, maka capaian tertinggi berada di Kota Palu dengan nilai IPM sebesar 76,92, menyusul Kabupaten Banggai dengan nilai IPM sebesar 71,84 dan Kabupaten Morowali dengan nilai IPM sebesar 71,47. Sedangkan nilai IPM terendah berada di Kabupaten Sigi yaitu sebesar 68,16. Berdasarkan analisis terhadap seluruh aspek kondisi umum daerah yang meliputi karakteristik wilayah dan potensi daerah, Aspek kesejahteraan Masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah, maka dapat di gambarkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten Banggai sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 2.58. Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2006-2011 No
1.
Aspek/Fokus/Bidang/ Urusan Pembangunan 2006 Daerah KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2007
2008
Capaian Kinerja 2009 2010
2011
2012
16,59
Kesejahteraan dan Pemerataan ekonomi Pertumbuhan PDRB Laju Inflasi PDRB Perkapita (juta rupiah) Garis kemiskinan (Rp) Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) % Penduduk Miskin Kesejahteraan Sosial
7,81 10,11 9,07
9,21 10,85 10,70
12,74 7,74 12,87
14,64 7,94* 15,63
160.117 52,90
185.738 51,53
207.199 45,33
227.124 39,1
313,479 37,19
17,28
16,7
14,6
12,07
11,25
94,3
95,45
95,94
95,94
95,96
5,7 7,69
4,55 7,59
4,06 7,75
4,06 7,95
4,04 7,97
91,34 69,97 37,98
91,2 62,24 39,73
92,5 56,39 37,27
96,33 59,21 43,21
95,45 61,47 39,04
90,55 69,04 54,65
109,8 87,37 40,16
98,17 77,34 47,16
98,12 78,15 47,13
99,34 82,98 49,17
114,57 72,02 60,95
103,11 95,85 74,22
8,69
18,52
7,12
19,38
Pendidikan : Angka melek Huruf (AMH) Angka Buta Huruf Rata-rata Lama sekolah Angka Partisipasi Murni (APM) : SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA Angka Partisipasi Kasar SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA Kesehatan :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
108
Kasus kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) Angka kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup Jumlah Kelahiran hidup Angka kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka Usia Harapan Hidup Balita Gizi Lebih Balita Gizi baik Balita Gizi kurang Balita Gizi Buruk No
2.
124
86
82
52
52
46
21
15
13
7
8
8
6.080 992 68,49
Aspek/Fokus/Bidang/ Urusan Pembangunan 2006 Daerah ASPEK PELAYANAN UMUM
2007
1,3 80,5 14,4 3,8
2,29 81,77 13,67 2,2
1,78 87,01 9,81 1,4
Capaian Kinerja 2008 2009 2010
2011
2012
Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah (per 1.000 penduduk usia sesuai jenjang Pendidikan) SD/MI (7-12 tahun) SMP/MTS (13-15 Tahun) Rasio guru murid SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA Angka Putus Sekolah SD/MI (7-12 tahun) SMP/MTS (13-15 Tahun) SD/MI (7-12 tahun) % SMP/MTS (13-15 Tahun) %
65,54 98,84
77,34 95,84 101,72
96,88 79,11
98,17 77,34
70,32 88,65 72,46
50,26 79,36 81,65
46,48 92,23 93,23 304 2.111 0.65 13,01
Kesehatan : Jumlah Posyandu Rasio Posyandu perdesa/Kel Jumlah Puskesmas Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk Rasio Puskesmas Pembantu per 100.000 penduduk Jumlah tempat Tidur RSUD Bad Ocupancy Ratio (BOR) Rata-rata lama perawatan di RSUD (hari) Angka kematian Umum Jumlah Tenaga Kesehatan : Dokter Umum Dokter Gigi
RKPD Kabupaten Banggai 2014
349
355
356
356
356
392 1,2
18 6,1
18 6,0
20 6,5
22 6,9
22 6,9
22 6,9 34,7
136
144
136
136
202
214
57,8
61,9
68,7
69,4
48,7
49,1 4,0 40,0 910 43 10
109
Dokter Spesialis
10
Perawat
390
Bidan
279
Apoteker
21
Ass. Apoteker
8
Kesmas
67
Sanitarian
41
Nutrisionis/Ahli Gizi
22
Tenaga medis
19
Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk: Dokter Umum
12,1
Dokter Gigi
2,7
Dokter Spesialis
3,3
Perawat
110,0
Bidan
85,0
Apoteker
8,0
Ass. Apoteker
8,0
Kesmas No
11,8
Aspek/Fokus/Bidang/ Urusan Pembangunan Daerah Sanitarian
2006
2007
Capaian Kinerja 2008 2009 2010
2011 8,2
Nutrisionis/Ahli Gizi
6,0
Tenaga Medis
4,5
Keluarga Berencana Pasangan Usia Subur Target Akseptor Aktif % Akseptor Aktif % akseptor aktif terhadap PUS
2012
57.682 42.209 17.085 40,40 29,62
60.145 42.977 52.199 121,46 86,79
64.008 47.868 49.691 103,81 77,63
64.626 50.432 50.268 99,67 77,78
75.002 70.008 58.350 83,35 77,80
Koperasi : Jumlah Koperasi
212
214
223
Anggota
36.896
37.906
40.002
Modal Sendiri (juta Rp)
24.476
25.070
17.540
Modal Luar (juta Rp.)
30.634
29.039
18.955
Volume Usaha (juta Rp.)
21.160
69.284
37.588
993
2.482
2.606
164.332
166.854
SHU (juta Rp) Ketenagakerjaan ANGKATAN KERJA c. Bekerja
96,03
96,71
95,92
d. Pengangguran
3,97
3,29
4,08
63.181
61.447
5) Sekolah
15,58
11.24
6) Mengurus RT
74,54
73.04
7) Lainnya
9,88
15,71
BUKAN KERJA
ANGKATAN
RKPD Kabupaten Banggai 2014
92,47
110
Penduduk usia Kerja
227.513
228.331
72,23
73,08
3,29
4,08
55,55
52,03
51,72
32,7
36,57
36,11
11,75
11,41
12,17
72,23
TPAK (tingkat partisipasi angkatan kerja) TPT (tingkat pengangguran terbuka) Bekerja di sektor pertanian (A) Bekerja di sektor Manufaktur (M) Bekerja di sektor Jasa (S)
7,53
Perumahan :
No
Rumah dengan Luas lantai < 10 m² (%) Rumah menurut kualitas perumahan (%) Lantai bukan tanah
1,94
3,58
1,86
85,26
87,96
82,01
Atap layak
75,83
76,35
77,25
Dinding permanen
45,78
47,18
43,51
Listrik
89,91
89,90
87,63
Air bersih
86,12
77,20
81,72
Air kemasan dan ledeng
19,49
25,96
27,87
Aspek/Fokus/Bidang/ Urusan Pembangunan Daerah WC Leher angsa
Capaian Kinerja 2008 2009 2010
2006
2007
83,60
77,52
81,15
Tangki Septik
53,63
54,93
58,22
Jarak sumber air ke WC <
37,09
46,41
34,82
2011
2012
10 m 3.
Aspek Daya Saing Daerah Fokus kemampuan Ekonomi daerah Pengeluaran Konsumsi rumah tangga perkapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita) <100.000 100.000-149.999
0 0.84
150.000-199.999
5.81
200.000-299.999
18.67
300.000-499.999
36.88
500.000-749.999
24.25
750.000-999.999
7.37
1.000.000+
6.18
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita <100.000
26.18
100.000-149.999
15.34
150.000-199.999
14.52
200.000-299.999
16.04
300.000-499.999
19.32
500.000-749.999
5.23
RKPD Kabupaten Banggai 2014
111
750.000-999.999
1.81
1.000.000+
1.56
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita <100.000
1.67
100.000-149.999 150.000-199.999
11.94 22.79
200.000-299.999
39.42
300.000-499.999
21.03
500.000-749.999
2.33
750.000-999.999
0.51
1.000.000+
0.3
Nilai Tukar Petani (NTP)
97.9
98.88
97.63
98.0
Infrastruktur Jalan Status Jalan :
No
-
Nasional
-
Propinsi
582,20
537,93
537,93
-
Kabupaten
1.126,60
1.178,46
-
Desa
1.107,20
1.329,03
-
Non Status
-
-
1,178,4 6 1.329,0 3 -
Aspek/Fokus/Bidang/ Urusan Pembangunan Daerah Jenis Permukaan Jalan :
207,30
2006
2007
2008
Capaian Kinerja 2009 2010
190,51
190,51
2011
2012
-
Aspal
1.218,90
1.498,44
-
Kerikil
1.455,90
1.143,80
-
Tanah
348,50
593,69
1.498,4 4 1.143,8 0 93,69
371,90
498,60
498,60
Kondisi jalan: -
Baik
-
Sedang
44,80
1.022,13
-
Rusak
352,80
1.165,70
-
Rusak Berat
1.150,80
549,50
1.022,1 3 1.165,7 0 549,50
-
Belum Tembus
203,00
-
-
2.520,50
2.536,10
235
235
2.536,1 0 235
Jembatan ; -
Panjang
-
jumlah
Fokus Sumber daya Manusia Rasio Lulusan S1,S2,S3 per 1.000 penduduk Rasio ketergantungan IPM
RKPD Kabupaten Banggai 2014
69.09
54.64 69.33
4.05
4.5
12.2
5.3
46.63 70.21
46.64 70.87
55.38 71.35
53.77 71.84
112
2.5. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Sebelumnya Tujuan evaluasi kinerja RKPD sampai tahun 2012 antara lain untuk menilai/ mengidentifikasi program dan kegiatan yang belum terealisasikan atau belum terlaksana 100% (seratus persen) untuk diusulkan lagi pada penyusunan RKPD Tahun 2014. Dari hasil evaluasi ini dapat dicermati sejauh mana pencapaian program dan kegiatan serta faktor-faktor apa saja yang menghambat atau mendorong capaian program/ kegiatan. Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.51. Secara umum, realisasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2012 secara keseluruhan mendekati/mencapai tingkat 100% dan hai ini mengindikasikan capaian kinerja pemerintah daerah yang sudah cukup baik.
Tabel 2.59. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kab. Banggai Berdasarkan Anggaran Perubahan Tahun 2012 No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan
1 1 01
WAJIB Pendidikan Program pendidikan anak usia dini Program wajib belajar sembilan tahun Program pendidikan menengah Program pendidikan non formal Program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga pendidikan Program manajemen pelayanan pendidikan Kesehatan Kesehatan Program obat dan pembekalan Program upaya kesehatan masyarakat Program Pengawasan Obat dan Makanan
02 02.01
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
100 % 81,97 %
SKPD Penanggung jawab Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
80,69 % 100 % 98,70 %
100 %
97,92 % 56,47 %
Dinas Kesehatan
100 %
113
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat Program pengembangan lingkungan sehat Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan wabah Program standarisasi pelayanan kesehatan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
02.02
03
Rumah Sakit Umum Daerah Program upaya kesehatan masyarakat Program standarisasi pelayanan kesehatan Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paruparu/ rumah sakit mata Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum Program pembangunan jalan dan jembatan Program pembangunan turap/ talud/ bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012 93,00 %
SKPD Penanggung jawab
98,40 % 98,51 % 99,96 %
100 % 99,96 %
100 %
95,51 %
BRSUD
83,41 % 90,16 %
99,22 %
85,42 %
96,34 % Dinas Bina Marga dan 99,72 % Pengairan 99,50 % 114
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program pengendalian banjir Program pengaturan jasa konstruksi Program tanggap darurat jaringan irigasi, sungai dan pantai Program inspeksi jaringan irigasi, sungai dan pantai Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program pembangunan infrastruktur perdesaan Program pembangunan infrastruktur perkotaan Program perencanaan infrastruktur perdesaan dan perkotaan Program pengaturan jasa konstruksi
Tingkat realisasi Tahun 2012 99,83 % 76,13 % 95,36 %
93,85 % 99,62 % 70,17 % 98,47 % 99,54 %
96,97 %
Program perencanaan umum
05.
99,64 100 100
99,28 100
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
99,84
Program areal pemakaman
99,00
% % %
%
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
% % %
Penataan Ruang Program perencanaan tata ruang
06.
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
99,94 %
Perumahan Program pengembangan system informasi/data
SKPD Penanggung jawab
Program pengendalin pemanfaatan ruang Perencanaan Pembangunan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
100
%
99,90 %
BAPPEDA 115
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program pengembangan data/ informasi Program kerjasama pembangunan Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan ekonomi Program perencanaan pembangunan sosial budaya Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Perhubungan Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ Program peningkatan pelayanan angkutan Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas Program peningkatan kelaiakan pengoperasian kendaraan bermotor
07
Tingkat realisasi Tahun 2012 18,89 % 33,91 % 91,49 %
99,97 49,44 89,46 98,99 73,52
82,10
99,31
% % % % %
%
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
%
64,41 89,11 100 99,84
% % %
Lingkungan Hidup Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 97,68 08
SKPD Penanggung jawab
Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Program perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam
RKPD Kabupaten Banggai 2014
99,98 100
% %
BPLH
%
116
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Program Penataan Ruang Terbuka Hijau
09
11
Kependudukan dan Catatan Sipil Program penataan administrasi kependudukan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan
12
Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana Program kesehatan reproduksi remaja Program pelayanan kontrasepsi
13
100
99,92
SKPD Penanggung jawab
%
%
100 %
Pertanahan Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan
10
Tingkat realisasi Tahun 2012
%
100
Sekretariat Daerah
%
%
Dinas Kependuduka n & Capil
100 %
Badan Pemberdayaa n Perempuan & Kb
99,22
100
99,98
99,37 100 100
Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
100
Program keluarga sejahtera
100
%
%
% % %
% %
Sosial
RKPD Kabupaten Banggai 2014
117
No
13.01
14
15
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Sosial Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma Program pembinaan panti asuhan/jompo Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan social Program Pelestarian Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan dan Kesetiakawanan Sosial Program Peningkatan Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial Bagi PMKS Sosial Program Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Tenaga Kerja Program pengendalian pelaksanaan program Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Program peningkatan kesempatan kerja Program perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan Koperasi dan UKM Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab Dinas Sosial
99,77 % 99,87 % 100 % 100 % 99,74 %
100 % 100 %
99,78 %
Badan Penanggulang an Bencana Daerah
99,44 %
98,70 % %
Dinas Nakertrans
99,83 % 100 % 99,97 %
99,59 %
100 %
Dinas Koperasi dan 118
No
16
17
18.
19.
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil dan menengah Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Penanaman Modal Program peningkatan prmosi dan kerjasama investasi Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Kebudayaan Program pengembangan nilai budaya Program pengelolaan kekayaan budaya Program pengelolaan keragaman budaya Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya Pemuda dan Olahraga Progam peningkatan peran serta kepemudaan Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri Program pengembangan kawasan kebangsaan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program pendidikan politik masyarakat Program pencegahan dini dan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab UKM
100 %
99,97 % 99,97 % BAPPEDA 99,98 % %
98,18 %
Dinas Kebudayan & Pariwisata
99,84 % 99,97 % 99,16 % DISPORA 100 % 100 % 30,00 % Badan Kesbang dan Linmas 99,86 %
90,50 % 100 % 100 % 119
No
19.02
20
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan penanggulangan korban bencana alam Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program Pemberdayaan Fakir Miskin , Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program penataan peraturan perundang-undangan Program penataan daerah otonomi baru Program perlindungan potensi sumber daya alam Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab
99,82 %
KANTOR SAT POL-PP
99,87 %
Sekretariat Daerah 99,86 %
98,70 %
99,96 %
99,84 % 99,13 % 98,12 % 99,86 % 100 %
100 % 99,98 %
88,67 %
Sekretariat DPRD 120
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program pembinaan dan fasilitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program pengelolaan barang daerah
20.06
20.07
20.08
20.09
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program peningkatan dan pengembangan pelayanan perizinan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan KDH Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program pembinaan dan pengembangan aparatur daerah Program pembinaan dan pengembangan aparatur Otonomi Daerah, Pemerintahan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab
100 %
DPPKAD 89,53 %
95,96 % 42,81 % 100 % 94,90 %
BPPT 99,21 % 99,43 % 97,19 % INSPEKTOR AT
99,73 % BKD
100 % 100 % 88,98 % Badan Diklat 121
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Umum, Administrasi Keuangan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program pengembangan dan pemanfaatan hasil LITBANG dan IPTEK Program Peningkatan Riset dan Pengembangan Ekonomi Pembangunan (Ekbang)
20.10
21
22
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program pembinaan dan pengembangan aparatur Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan Program pengembangan system informasi/data Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Program Penguatan Kelembagaan PUG dan Anak Program penanganan kemiskinan Program pemanfaatan SDA dan pengelolaan sarana air bersih Program peningkatan TTG di bidang mutu pendidikan menuju keunggulan kompetitif dalam
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab
99,94 %
99,86 %
99,97 % Sekrtariat Korpri 99,26 %
100 % 100 %
100 %
Badan Ketahanan Pangan BPMPD
99,21 % 88,05 % 79,01 % 100 % 93,03 % 100 %
99,86 % 122
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan persaingan lokal, regional dan global Program Peningkatan Kesejahteraan Aparat Desa Program Peningkatan Kompetensi Kelembagaan Masyarakat
23
24
STATISTIK Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah
Tingkat realisasi Tahun 2012
100 % 98,02 %
BAPPEDA 99,97 % %
KEARSIPAN Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah 99,93 % KEARSIPAN Program perbaikan sistem administrasi kearsipan Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
25
26
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Program kerjasama informasi dan media massa Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program kerjasama informsi dan media massa
100 % 100 %
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
100 %
76,42 % Sekretariat Daerah 99,99 % 100 %
PERPUSTAKAAN
- % 01
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Dinas perhub, kom. & informatika
Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan 2
SKPD Penanggung jawab
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
PILIHAN Pertanian
RKPD Kabupaten Banggai 2014
123
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan)
02.
Pertanian Program perencanaan umum Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan penerapan teknologi petemakan Pertanian Program peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Pertanian Program peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan Kehutanan Program potensi sumber daya hutan Program rehabilitasi hutan dan lahan Program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan Program pengukuhan &
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012 99,17 %
92,86 %
SKPD Penanggung jawab Badan Ketapang
Dinas Pertanian
95,93 % 100 % 93,79 % 100 % 99,22 % 99,78 % %
Dinas Perkebunan
99,71 % 95,63 % 99,96 % 99,96 % BP4K 88,10 % 95,00 % 100 % 99,04 % 98,63 %
Dinas Kehutanan
99,55 % 99,90 % 96,70 % 124
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan pemantapan kawasan hutan Program perencanaan dan pengembangan kehutanan Pertambangan Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Program pengembangan dan pembinaan dan pengawasan / pengendalian distribusi Bahan bakar Minyak (BBM) Pariwisata Program pengembangan pemasaran pariwisata Program Pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan kemitraan Kelautan dan Perikanan Program perencanaan umum Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan Program pengembangan budidaya perikanan Program pengembangan perikanan tangkap Program optimalisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan Program Pengelolaan Kawasan Teluk Tomini Secara Terpadu dan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab
99,94 %
97,82
Dinas Pertambangan Dan Energi %
99,97 %
99,00 %
99,99 % Dinas 91,92 % Kebudayaan dan Pariwisata % 99,91 % 98,95 % Dinas Kelautan dan % Perikanan 100 99,05 %
99,35 % 99,96 % 79,48 % 97,88 % 99,32 % 125
No
Urusan/Bid. Urusan Pemerintah Daerah & Program/Kegiatan
Tingkat realisasi Tahun 2012
SKPD Penanggung jawab
Berkelanjutan Perdagangan Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Perindustrian Program pengembangan industri kecil dan menengah Transmigrasi Program pengembangan wilayah transmigrasi Program transmigrasi lokal Program transmgrasi regional
Dinas Perindag 97,26 % 100 % 99,90 %
100 % %
97,63 100 % 98,66 %
Dinas Nakertrans
Sumber : LKPJ 2012
2.6. Permasalahan Pembangunan Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/ kegagalan kinerja pembangunan daerah di masa lalu, khususnya yang berhubungan
dengan
kemampuan
manajemen
pemerintahan
dalam
memberdayakan kewenangan yang dimilikinya. Permasalahan yang cukup krusial yang berhubungan dengan kinerja pembangunan daerah di Kabupaten Banggai diantaranya adalah belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang memenuhi asas bersih dan baik (Clean Government and Good Governance). Hal ini menimbulkan keterlambatan pertumbuhan dan mempersulit ruang gerak masyarakat dalam mengembangkan potensi ekonominya.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
126
Secara umum, isu-isu strategis yang merupakan permasalahan di Kabupaten Banggai dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Masih belum optimalnya kualitas pelayanan publik. Dalam hal ini yang dimaksudkan pelayanan publik adalah pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, penanganan kemiskinan, penanganan infrastruktur. • Masalah pelayanan pendidikan di Kabupaten Banggai ditandai dengan belum optimalnya angka partisipasi sekolah di semua jenjang pendidikan, rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sekolah, belum optimalnya usaha peningkatan kualitas guru dan pengelola sekolah, serta masih lemahnya akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan. • Masalah pelayanan kesehatan ditandai oleh beberapa indikasi antara lain masih belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan, kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan serta minimnya sarana dan prasarana kesehatan. Selain itu akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, dan belum adanya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat. • Dalam hal penanganan kemiskinan, beberapa masalah pokok yang perlu penanganan serius antara lain kerawanan pangan dan masalah kurang gizi dan rendahnya kemampuan daya beli masyrakat; terbatasnya akses atas kebutuhan dasar terutama pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; belum maksimalnya pelaksanaan sistem perlindungan sosial yang memadai; serta rendahnya perluasan kesempatan kerja dan berusaha. • Masalah yang dihadapi dalam penanganan infrastruktur meliputi masalah dalam sarana dan prasarana transportasi darat, udara dan laut, telekomunikasi, ketenagalistrikan, energi, sumber daya air, perumahan,
irigasi,
pelayanan
air
minum,
dan
penyehatan
lingkungan serta dasilitas infrastruktur penunjang pariwisata. Selain RKPD Kabupaten Banggai 2014
127
itu masih terdapat kesenjangan pembangunan karena investasi ekonomi masih cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. 2) Masih belum optimalnya penanganan masalah untuk pengembangan ekonomi daerah. Masalah yang merupakan isu utama dalam pengembangan ekonomi daerah antara lain: • Masih rendahnya pendapatan daerah dan masih terbatasnya kontribusi pendapatan daerah terhadapa APBD. Kondisi keuangan pemerintah daerah masih didominasi sumber-sumber dana yang berasal dari pemerintah pusat. • Belum optimalnya pelaksanaan manajemen pemerintahan (tata kelola pemerintahan) yang berbasis kinerja serta belum optimalnya profesionalisme aparatur dan penataan kelembagaan pemerintah daerah. • Masih terbatasnya usaha pengembangan agrobisnis dan agroindustri, meskipun Kabupaten Banggai memiliki berbagai potensi sumber daya alam di sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar dalam perekonomian daerah. • Masih terbatasnya pengembangan koperasi, UMKM dan dunia usaha. Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan sentra-sentra ekonomi yang berbasis kerakyatan, pengembangan koperasi, UMKM dan dunia usaha mutlak dilakukan. Permasalahan yang dihadapi untuk mengembangkan sektor ini adalah masih banyaknya tenaga kerja dengan kualitas SDM yang rendah, masih terdapatnya kebijakan yang membebani dunia usaha, masih terbatasnya modal yang dimiliki, serta masih terbatasnya pemasaran produk-produk usaha. • Belum optimalnya pengembangan sektor pariwisata. Meskipun Kabupaten Banggai memiliki potensi wisata alam dan wisata budaya yang cukup menarik, namun pengembangan sektor pariwisata masih menghadapi berbagai kendala, seperti minimnya daya dukung RKPD Kabupaten Banggai 2014
128
infrastruktur bagi pengembangan sektor pariwisata, dan masih kurangnya SDM yang berkualitas di sektor pariwisata. • Masih
terdapatnya
kesenjangan
pembangunan
antar
wilayah
kecamatan dan antar desa. Kesenjangan pembangunan dapat menimbulkan kerawanan sosial dan politik yang disebabkan oleh adanya ketimpangan dan rasa ketidakadilan, yang dapat menghambat pelaksanaan pembangunan di wilayah-wilayah yang masih tertinggal dan wilayah-wilayah yang masih kurang memiliki akses terhadap sumber-sumber ekonomi. • Masih terbatasnya kualitas SDM yang ada. Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah tingkat pendidikan masyarakat yang semakin memadai namun kurang memiliki kompetensi. Selain itu derajat kesehatan masyarakat secara umum masih belum meningkat. • Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pemanfaatan sumber daya alam masih kurang memperhatikan fungsi
kelestarian
lingkungan
hidup
dan
eksistensi
kesinambungannya. Mencermati permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengupayakan tercapainya Visi-Misi pembangunan daerah periode tahun 2011-2016 diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melakukan pemerataan pembangunan di setiap kecamatan, kelurahan dan desa. 2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di setiap desa yang sangat tertinggal. 3) Memperbaiki akses masyarakat lokal pada sumber daya ekonomi. 4) Meningkatkan mutu pelayanan birokrasi kepada masyarakat. 5) Menghormati dan membangun hak-hak kebudayaan lokal.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
129
BAB III RANCANGAN KERANGKA KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
A.
ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten Banggai selain dipengaruh oleh pertumbuhan ekonomi yang berasal dari luar tetapi sesungguhnya merupakan proses akumulasi kinerja pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Untuk memperjelas kajian kondisi perekonomian daerah disajikan data-data pendukung paling tidak lima tahun terakhir, agar memberikan gambaran yang cukup
komprehensif
terhadap
pergerakan
pertumbuhan
ekonomi
daerah
sebenarnya. Untuk keperluan analisis penyajian data diambil basis data dari tahun 2008 sampai tahun 2012 sehingga cerminan pergerakan kondisi ekonomi baik dilihat dari pertumbuhan ekonomi total, sektoral struktur ekonomi, inflasi, pertumbuhan PDRB Per Kapita, pengangguran maupun kemiskinan daerah.
1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kondisi ekonomi daerahpada tahun 2011 dan tahun 2012 merupakan akumulasi pergerakan perekonomian daerah dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Sasaran Utama Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2008-2012
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
2008
2009
7,81
9,21
Laju Inflasi 14,48 Pertumbuhan PDRB 6,07 Per Kapita Pengangguran 5,38 Kemiskinan 12,07 Sumber : Publikasi BPS Kabupaten Banggai
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Tahun (%) 2010
2011
2012
12,74
13,34
16,59
7,28 7,48
7,70 11,12
7,94 12,56
8,19 13,59
4,81 12,07
4,23 12,07
4,08 11,25
7,53 10,12
130
Berdasarkan
tabel
3.1 pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Banggai
menunjukkan pergerakan pertumbuhan yang cukup pesat bergerak dari angka 7,81 % tahun 2008 meningkat menjadi 16,59 % tahun 2013 artinya dalam kurun waktu lima tahun peningkatan pertumbuhannya bergerak dua kali lipat. Hal ini tentu dapat dimaklumi dengan adanya kegiatan pertambangan dibidang minyak dan gas bumi, serta pertambangan umum lainnya. Laju inflasi daerah bergerak dari angka yang cukup tinggi di tahun 2008 sebesar 14,48 % menurun ditahun-tahun berikutnya kemudian meningkat lagi menjadi 8,19 % di tahun 2012, artinya sejak tahun 2009 kondisi inflasidapat ditekan sedemkian rupa sehingga pergerakan inflasi tetap terkendali dibawah dua digit sampai tahun 2012. Pertumbuhan PDRB Per Kapita meningkat cukup besar dari angka 6,07 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 13,59 % pada tahun 2012, dengan demikian pergerakan pertumbuhan PDRB Per Kapita peningkatannya hampir tiga kali lipat. Hal ini menggambarkan tingkat produksi rata-rata masyarakat meningkat sebagai cerminan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran masih memprihatinkan, karena angkanya sangat fluktuatif dimana kondisi pada tahun 2008 cukup tinggidengan angka 5,38 % dan terus mengalami penurunan, namun pada tahun 2012 angka tersebut melonjak tajam menjadi 7,53 %. Sesungguhnya ini dapat dipahami karena awalawal kontruksi kilang LNG cukup banyak lowongan kerja terbuka serta dapat diserap oleh kesempatan kerja yang tersedia. Tapi seiring berjalannya waktu berbagai pekerjaan konstruksi mulai selesai sehingga tenaga kerja lapangan yang berasal dari luar tidak kembali lagi namun menunggu lowongan kerja lain yang mungkin timbul dari industri ikutan yang saat ini baru mulai proses perekrutan kembali tenaga kerja. Angka kemiskinan kita termasuk kategori yang masih terlalu tinggi sekitar 11,25 %atau sekitar 37.081 jiwa pada tahun 2011. Dilihat dari sisi persentase memang terjadi penurunan angka kemiskinan dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi ditingkat Provinsi Sulawesi Tengah Kabupaten Banggai berada pada peringkat kedua setelah Kabupaten Parimo.Untuk itu diperlukan kerja keras
RKPD Kabupaten Banggai 2014
131
dan upaya-upaya yang terintegrasi dari Pemerintah Kabupaten Banggai agar pengurangan angka kemiskinan dapat dilakukan tepat sasaran. Terdapat hal yang menarik bila kita melihat angka pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan PDRB Per Kapita yang cukup pantastis,artinya kita akan merasakan bahwa pergerakan pertumbuhan telah berada pada jalur yang benar dan tepat. Tetapi bila kita menginginkan agar pertumbuhan ekonomi daerah berkualitas maka pertumbuhan tadi harus mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
Kenyataannya angka-angka pertumbuhan
yang baik itu belum sanggup mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, ini menyadarkan kita semua bahwa pertumbuhan itu belum dinikmati secara merata oleh masyarakat Kabupaten Banggai. Bila dicermati nilai total PDRB Kabupaten Banggai berdasarkan harga berlaku menunjukkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.848.872 juta, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menjadi Rp.6.482.465 juta pada tahun 2012. Sedang berdasarkan harga konstan nilai PDRB Kabupaten Banggai tahun 2008 sebesar Rp.1.663.439 juta meningkat menjadi Rp.2.737.508 juta pada tahun 2012. Sedang PDRB Per Kapita meningkat dari Rp. 5.299.196 tahun 2008 menjadi Rp.8.305.295 tahun 2012, dan diuraikan dalam tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 PDRB Kabupaten Banggai dan PDRB Per Kapita Tahun 2008-2012
Indikator
2008 2.484.872 1.633.439 5.299.196
2009 2.414.639 1.816.718 5.695.346
PDRB HB (Juta) PDRB HK (Juta) PDRB Per Kapita Sumber : Publikasi BPS Kabupaten Banggai
Tahun 2010 4.165.996 2.048.135 6.328.710
2011 5.151.011 2.347.974 7.123.515
2012 6.482.465 2.737.508 8.305.295
Perubahan pertumbuhan nilai PDRB harga berlaku dalam lima tahun terakhir menujukkan perubahan yang cukup signifikan, yaitu lebih dua kali lipat dari nilai sebelumnya. Sedang berdasarkan harga konstan perubahannya mencapai angka 1,5 kali. Untuk itu disajikan pergerakan pertumbuhan nilai PDRB Kabupaten Banggai baik total maupun sektoral dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
132
Tabel 3.3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banggai Menurut Lapangan Usaha ADHK Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian, Perikanan & Kehutanan
6,92
8,53
8,64
9,03
9,43
Pertambangan & Penggalian
20,58
10,71
56,59
55,81
35,94
Industri Pengolahan
6,66
9,74
8,80
8,02
8,06
Listrik, Gas & Air Bersih
9,45
12,20
13,10
13,50
15,82
Bangunan
8,06
8,21
40,69
45,63
49,36
Perdagangan, Hotel & Restoran
8,39
9,97
10,01
10,66
11,04
Pengangkutan dan Komunikasi
18,47
20,28
23,66
27,04
30,65
Keuangan dan Jasa Perusahaan
9,22
11,09
20,45
22,98
25,46
Jasa
6,35
6,36
10,22
12,40
15,59
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Pergerakan pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Banggai sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan range sebagai berikut : a. Sektor lapangan usaha yang pertumbuhannya bergerak positif dengan rerata pertumbuhan diatas 15 % sampai tahun 2012 meliputi sektor bangunan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa dan sektor listrik, gas dan air bersih. b. Sektor lapangan usaha yang pertumbuhannya bergerak positif dengan nilai pertumbuhan rerata diatas 10 %, yaitu sektor perdagangan hotel dan restoran. c. Sektor lapangan usaha yang pertumbuhannya bergerak positif dengan nilai pertumbuhan rerata diatas 5 %, yaitu sektor pertanian, perikanan dan kehutanan serta sektor industri penglohan. Hal ini mencerminkan bahwa pergerakan pertumbuhan yang cukup pesat sesungguhnya berada disektor sekunder dan tersier. Hal yang perlu diwaspadai adalah pergerakan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tidak serta merta mendorong pertumbuhan sektor pertanian,
RKPD Kabupaten Banggai 2014
133
perikanan dan kehutanan, artinya bahwa pertumbuhan itu belum ikut dinikmati langsung oleh sektor hulu. Disisi lain kondisi kita menunjukkan bahwa lebih dari 40 % kontribusi PDRB berasal dari sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, dimana tenaga kerja yang berkecimpung didalam sektor tersebut hampir mencapai angka 70 %. Struktur ekonomi daerah menggambarkan sektor-sektor mana saja yang memberikan kontribusi didalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai. Untuk melihat hal tersebut disajikan pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Struktur Ekonomi Daerah ADH Berlaku Tahun 2008-2012 Tahun Lapangan Usaha 2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian, Perikanan & Kehutanan
53,41
52,73
50,43
47,71
44,61
Pertambangan & Penggalian
1,16
1,14
1,54
2,01
2,27
Industri Pengolahan
7,72
7,63
7,42
7,01
6,53
Listrik, Gas & Air Bersih
0,47
0,47
0,48
0,49
0,49
Bangunan
6,66
6,55
8,07
10,07
12,66
Perdagangan, Hotel & Restoran
9,39
9,46
9,30
9,04
8,78
Pengangkutan dan Komunikasi
4,61
5,18
5,76
6,42
7,15
Keuangan dan Jasa Perusahaan
5,00
5,04
5,32
5,69
6,07
Jasa-Jasa
11,58
11,80
11,68
11,57
11,43
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kontribusi pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan pergerakannyadisajikan pada tabel 3.5 diatas sebagai berikut : a. Sektor-sektor
lapangan
usaha
dengan
peran
pembentukan
PDRB
menunjukkan peningkatan meliputi sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan dan jasa perusahaan.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
134
b. Sektor-sektor
lapangan
usaha
dengan
peran
pembentukan
PDRB
menunjukkan penurunan meliputi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa. c. Sektor-sektor lapangan usaha dengan peran pembentukan lebih dari sepuluh persen, yaitu sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Sedang kontribusi pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut lapangan usaha dari tahun 2008 sampai tahun 2012 menunjukkan pergerakan yang disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3.5 Struktur Ekonomi Daerah ADH Konstan Tahun 2008-2012 Tahun
Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian, Perikanan & Kehutanan
54,91
54,57
52,58
50,01
46,94
Pertambangan & Penggalian
1,25
1,27
1,77
2,40
2,79
Industri Pengolahan
7,30
7,34
7,08
6,67
6,18
Listrik, Gas & Air Bersih
0,49
0,50
0,51
0,50
0,50
Bangunan
5,64
5,59
6,97
8,86
11,36
Perdagangan, Hotel & Restoran
9,18
9,25
9,02
9,71
8,29
Pengangkutan dan Komunikasi
4,89
5,38
5,90
6,54
7,33
Keuangan dan Jasa Perusahaan
4,54
4,62
4,94
5,30
5,70
Jasa-Jasa
4,67
4,54
4,40
4,34
4,30
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kondisi tabel 3.5 diatas dimana struktur ekonomi daerah atas dasar harga konstan secara umum dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sektor-sektor
lapangan
usaha
dengan
peran
pembentukan
PDRB
menunjukkan peningkatan meliputi sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan dan jasa perusahaan. b. Sektor-sektor
lapangan
usaha
dengan
peran
pembentukan
PDRB
menunjukkan penurunan meliputi sektor pertanian, perikanan dan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
135
kehutanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa. c. Sektor-sektor lapangan usaha dengan peran pembentukan lebih dari sepuluh persen, yaitu sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, dan sektor bangunan.
Kondisi Keuangan Daerah yang tergambarkan dari sajian perkembangan data-data APBD Kabupaten Banggai kurun waktu sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Banggai 2014
136
Tabel 3.6 Perkembangan APBD Kabupaten Banggai Tahun Anggaran 2008 s/d Tahun 2012
No. 4.
Uraian PENDAPATAN DAERAH
4.1 4.1.1 4.1.2 4.1.3
PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Dipisahkan 4.1.4 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 4.2 4.2.1 4.2.2 4.2.3
DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
4.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.3.4 4.3.5
RKPD Kabupaten Banggai 2014
2008 579.758.245.290
2009 611.057.390.465
Tahun 2010 661.542.005.232
17.725.371.790 3.356.450.000 6.362.627.500 393.750.000
22.610.993.465 4.702.950.000 10.107.911.025 752.216.440
21.466.400.000 5.288.650.000 11.093.500.000 1.092.000.000
28.806.721.000 7.704.068.000 15.252.403.000 1.664.000.000
40.255.000.000 11.075.000.000 22.825.000.000 1.105.000.000
7.432.544.290
7.047.916.000
3.992.250.000
4.186.250.000
5.250.000.000
524.302.450.000 29.763.870.000 431.119.508.000 63.419.000.000
522.182.633.000 30.649.840.000 437.501.793.000 54.031.000.000
553.578.982.600 30.600.000.000 474.875.782.600 48.103.200.000
598.310.127.000 29.669.310.000 504.385.617.000 64.255.200.000
670.973.576.181 29.218.037.181 580.225.459.000 61.530.080.000
37.730.423.500
66.263.764.000
86.496.622.632
146.073.804.340
120.606.087.105
3.000.000.000 7.500.000.000
10.076.500.000
11.100.000.000
12.926.000.000
21.846.198.105
26.894.800.000
51.265.264.000
71.402.634.132
130.153.815.840
95.546.431.000
335.623.500
4.922.000.000
3.993.988.500
2.993.988.500
3.213.458.000
2011 773.190.652.340
2012 831.834.663.286
137
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
579.758.245.280
611.057.390.465
661.542.005.232
773.190.652.340
831.834.663.286
BELANJA DAERAH
670.615.403.851
681.405.203.965
710.270.926.923
827.845.359.822
914.951.963.690
BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten dan Pemerintah Desa 5.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten dan Pemerintah Desa dan Partai Politik 5.1.8 Belanja Tidak Terduga
347.532.344.878 318.957.568.078 810.000.000 3.209.230.000 13.455.546.800 -
382.411.816.379 338.306.328.579 1.050.000.000 14.886.065.800 9.869.122.000 17.800.300.000
447.453.637.235 407.508.759.735 894.090.000 14.310.660.500 5.850.662.000 11.514.465.000
502.234.350.536 450.751.568.478 564.000.000 19.529.416.217 6.609.191.181 11.455.000.000
583.757.904.753 529.620.562.880 316.296.000 11.192.501.798 3.898.000.000 13.599.535.000
10.082.000.000
-
7.075.000.000
13.025.174.660
17.164.374.000
1.000.000.000
500.000.000
300.000.000
300.000.000
7.966.635.075
5.2 5.2.1 5.2.2 5.2.3
BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
323.083.058.973 20.393.670.000 113.630.063.833 189.059.325.140
298.993.387.586 7.877.325.500 103.289.710.242 187.826.351.844
262.817.298.688 5.447.078.500 92.653.180.021 164.717.031.167
325.611.009.286 6.692.969.000 135.744.752.448 183.173.287.838
331.194.058.937 6.472.398.000 142.473.014.113 182.248.646.824
JUMLAH BELANJA DAERAH
670.615.403.851
681.405.203.965
710.270.926.923
827.845.359.822
914.951.963.690
SURPLUS / (DEFISIT)
(90.857.158.561) (70.347.813.500) (48.728.921.691) (54.654.707.482) (83.117.300.403)
5. 5.1 5.1.1 5.1.2 5.1.3 5.1.4 5.1.5 5.1.6
RKPD Kabupaten Banggai 2014
138
6.
PEMBIAYAAN DAERAH
90.857.158.561
70.347.813.500
48.728.921.691
54.654.707.482
83.117.300.403
6.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelum (SiLPA) Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah
93.857.158.561
73.897.813.500
50.726.705.251
56.822.105.042
86.319.099.430
92.357.158.561
70.897.813.500
47.726.705.251
55.247.105.953
85.819.099.430
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
93.857.158.561
73.897.813.500
50.726.705.251
56.822.105.042
86.319.099.430
PENGELEUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah
3.000.000.000
3.550.000.000
1.997.783.560
2.167.397.560
3.201.799.027
550.000.000
1.497.783.560
497.783.560
2.000.000.000
3.000.000.000
3.000.000.000
500.000.000
1.699.614.000 -
701.799.027 500.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
3.000.000.000
3.550.000.000
1.997.783.560
2.167.397.560
3.201.799.027
6.1.1 6.1.2 6.1.3 6.1.4 6.1.5 6.1.6
6.2 6.2.1 6.2.2 6.2.3 6.2.4
RKPD Kabupaten Banggai 2014
1.500.000.000 -
-
3.000.000.000 -
3.000.000.000 -
3.000.000.000 -
3.000.000.000 -
139
PEMBIAYAAN NETTO
90.857.158.561
70.347.813.500
Sisa Lebih Pembiayaan Daerah Tahun Berjalan Sumber : APBD Kabupaten Banggai Tahun Anggaran 2008 s/d Tahun Anggaran 2012 7
RKPD Kabupaten Banggai 2014
48.728.921.691 -
54.654.707.482 -
83.117.300.403 -
140
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa pendapatan daerah dari tahun 2008 sebesar Rp. 579 milyar lebih meningkat menjadi Rp. 831 milyar lebih pada tahun 2012 dengan tingkat memandirian pendanaan pembangunan senilai 3,06 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 4,84 % tahun 2012, yang diukur dari ratio pendapatan asli daerah dengan total pendapatan. Disisi lain tingkat ketergantungan pendanaan pembangunan masih rata-rata diatas 75 % selang tahun 2008 sampai tahun 2012 yang bersumber dari Pemerintah Pusat. Belanja daerah pada tahun 2008 sebesar Rp. 670 milyar lebih, meningkat menjadi Rp. 914 milyar lebih pada tahun 2012, dengan komposisi atau proporsi belanja tidak langsung yang terus meningkat dari angka 51,82 % pada tahun 2008 menjadi 63,80 % pada tahun 2012, dengan demikian komposisi belanja langsung terus mengalami penurunan dari angka 48,18 % pada tahun 2008 menjadi 36,20 % pada tahun 2012. Untuk meningkatkan kualitas belanja makaPemerintah Kabupaten menganut prinsip penganggaran defisit artinya besaran belanja diperbesar yang nantinya akan ditutupi dari pembiayaan. Hal ini tentu masih memerlukan kerja keras didalam meningkatkan kualitas pendanaan pembangunan daerahdimana sesuai ketentuan proporsi defisit terhadap total belanja maksimum % sedang kondisi yang sampai tahun 2012 masih berada pada angka 9,08 % walaupun pada tahun 2010 dan tahun 2011 angka tersebut telah dapat diturunkan mendekati 6 % yaitu 6,68 % untuk tahun 2010 dan tahun 2011 senilai 6,60 %. Kualitas belanja publik yang selama ini ditentukan dari proporsi belanja modal terhadap total belanja juga masih perlu keras sekali karena komposisi modal terhadap total belanja dalam APBD terus mengalami penurunan dari angka 28,19 % pada tahun 2008 menurun terus dan tahun 2012 menjadi 19,92 %, dan dikhawatirkan semakin menurun bila kondisi ekonomi dunia tidak semakin membaik apalagi diikuti dengan penyesuaian berbagai komoditi yang ikut menentukan kuantitas dan kualitas belanja modal, misalnya semen, besi dan bahan penunjang konstruksi lainnya akibat kenaikan biaya tranportasi yang disebabkan kenaikan bahan bakar minyak. Ketentuan untuk proporsi belanja modal tersebut terhadap total belanja daerah diharapkan minimal 30 %, dan setelah melihat proporsi diatas maka kita semua masih harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja pendapatan daerah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
141
Eksersais untuk ini masih dibutuhkan lebih kurang 11 % dana tambahan agar proporsi belanja modal mencapai 30 % dengan asumsi pengeluaran belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan daerah relatif tetap. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Banggai tidak hanya berharap terus dari ketergantungan sumber pendanaan dari pemerintah pusat tetapi kita semua dituntut untuk meningkatkan kinerja pendapatan asli daerah utamanya SKPD pengelola pendapatan asli daerah. Selain Pemerintah Kabupaten secara keseluruhan dituntut meningkat sumber-sumber pendanaan baru yang tidak mengganggu fiskal daerah tetapi dapat meningkatkan perekonomian daerah melalui kerjasama investasi serta mendorong terus kebijakan investasi didaerah melalui kemudahan dan kepastian berinvestasi. Sumber-sumber pembiayaan daerah yang mungkin dapat dikreasikan adalah obligasi daerah walaupun aturan perundang-undangannya telah ada namun petunjuk teknis terhadap hal tersebut sampai saat ini belum keluar sehingga daerah belum dapat memanfaatkan skim pendanaan seperti ini. Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah pengendalian tingkat inflasi didaerah dan pengendalian kegiatan ekonomi illegal yang dapat merugikan negara maupun daerah termasuk masyarakat yang menerima dampak negatif kegia ekonomi illegal tersebut.
2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2013 dan tahun 2014 tidak hanya diakibatkan oleh peningkatan kinerja perekonomian daerah yang berasal dari internal faktor semata, tetapi dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, nasional, regional provinsi dan perekonomian daerah tetangga. Arah
kebijakan
ekonomi
daerah
ditujukan
untuk
mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu pergerakan pertumbuhan ekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, nasional dan regional sulawesi yang terjadi beberapa tahun terakhir, saat ini dan perkiraan kondisi ekonomi tahun mendatang. Selain itu kondisi ekonomi daerah ditunjukkan oleh kemampuan kinerja ekonomi daerah yang berasal dari internal faktor. Secara umum kondisi ekonomi global menunjukkan “Proses pemulihan ekonomi dunia berjalan lambat” terutama bagian benua Eropa dimana proses
RKPD Kabupaten Banggai 2014
142
pemulihannya diperkirakan masih membutuhkan waktu dua tahun lagi. Disisi lain kondisi ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang kuat menghadapi ketidak pastian ekonomi global.
Tabel 3.7 Pertumbuhan GDP Indonesia Cenderung Stabil Lima Tahun Terakhir
Sumber : Paparan Menteri PPN pada Musrenbang Provinsi Sulawesi Tengah 2013 Kondisi
diatas
membawa
Negara
Indonesia
menghadapi
isu
pembangunan nasional yang harus tetap dijaga, yaitu “Menyeimbangkan antara pencapaian sasaran penanggulangan kemiskinan dan mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi “ dimana keseimbangan tersebut dapat terjaga bila terjadi peningkatan kesempatan kerja, employment creation dan pengurangan
kemiskinan
dengan
kemampuan
menjaga
momentum
pertumbuhan ekonomi 6 %. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 diarahkan untuk “Memantapkan Perekonomian Nasional bagi Peningkatan Kesejahteraan yang Berkeadilan” dengan unsur-unsur pokok tema meliputi 1) Pemantapan Perekonomian Nasional melalui peningkatan daya saing, peningkatan ketahanan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan
ekonomi
yang
inklusif;
2)
Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan melalui pembangunan sumber daya manusia, penurunan kemiskinan dan pengangguran, mitigasi bencana dan peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya; 3) Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik melalui membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi, dan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
143
memantapkan penegakan hukum, pertahanan dan pelaksanaan Pemilu Tahun 2014. Sasaran utama Rencana Kerja Pemerintah pada tahun 2014 terhadap beberapa indikator ekonomi nasional, yaitu pertumbuhan ekonomi 6,8 – 7,2 %, inflasi 4,5 ± 1 %, pengangguran 5,0 – 6,0 % dan kemiskinan 8,0 – 10,0 %, selengkapnya perbandingan sasaran utama tahun 2013 dan tahun 2014 disajikan pada tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.8 Sasaran Utama Indikator Ekonomi Nasional RKP 2014
2013 Indikator
2014
TARGET RPJM
TARGET 2013**
TARGET RPJM
TARGET RKP
STATUS
Pertumbuhan Ekonomi
6,7 - 7,4 %
6,8 %
7,0%-7,7%
6,8 – 7,2 %
2
Inflasi
3,5 – 5,5 %
4,9 %
3,5 – 5,5 %
4,5 + 1 %
1
Pengangguran
6,0 - 6,6 %
5,8 – 6,1 %
5%-6%
5,0 – 6,0 %
1
Kemiskinan
9,5 -10,5 %
9,5 – 10,5 %
8%-10%
8,0 –10,0 %
2
** = Target APBN 1 = Sudah tercapai atau On Track/On trend, 2 = Perlu Kerja Keras Sumber : Paparan Menteri PPN pada Musrenbang Provinsi Sulawesi Tengah 2013
Untuk tingkat Provinsi Sulawesi Tengah tema pembangunan diarahkan untuk “Memperkuat Ekonomi Daerah melalui Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif” dengan Prioritas Pembangunan Daerah, yaitu 1) Pendidikan dan Kesehatan, 2) Pengentasan Kemiskinan, 3) Revitalisasi Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan, 4) Iklim Investasi dan Iklim Usaha, 5) Peningkatan Infrastruktur dan Energi, 6) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, 7) Pembangunan Hukum dan Ketertiban dan 8) Lingkungan Hidup
dan
Pengelolaan
Bencana.
Prioritas
Pembangunan
tersebut
dikonektivitaskan dengan arahan nasional untuk Sulawesi meliputi 1)
RKPD Kabupaten Banggai 2014
144
Memperkuat pertumbuhan pusat ekonomi dengan mendorong penciptaan lapangan kerja sektoral dimana saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian dan jasa, 2) Penguatan Konektivitas Koridor Ekonomi Sulawesi melalui pengembangan pertanian tanaman pangan dan pengembangan kegiatan ekonomi migas, 3) Pengurangan Kemiskinan dimana tingkat kemiskinan Sulawesi Tengah sebesar 15,4 % dan masih berada diatas rata-rata nasional 11,96 %.
Tabel 3.9 Sasaran Utama Indikator Ekonomi Provinsi Sulteng RKPD 2014
2013 Indikator
2014
TARGET RPJMD
TARGET RKPD
TARGET RPJMD
TARGET RKPD
STATUS
Pertumbuhan Ekonomi
8,35 %
9,5 %
8,90 %
9,79 %
1
Inflasi
5,90 %
5,58 %
5,75 %
5,32 %
1
Pengangguran
4,11 %
3,00 %
4,01 %
2,00 %
2
Kemiskinan
11,79 %
13,54 %
10,46 %
12,43 %
2
1 = Sudah tercapai atau On Track/On trend, 2 = Perlu Kerja Keras Sumber : RKPD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 dan Paparan Kepala Bappeda Provinsi pada Musrenbang Provinsi Sulawesi Tengah 2013
Dalam upaya untuk mencapai kondisi tersebut maka kebijakan ekonomi daerah
diarahkan
pada:
Peningkatan
investasi
dan
ekspor
untuk
menggerakkan sektor riil, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang
berkualitas,
yaitu
pertumbuhan
ekonomi
yang
dapatmenurunkan angka kemiskinan dan pengangguran melalui peningkatan kesempatan
kerja
serta
peningkatan
pendapatan
masyarakat
dengan
mendorong peningkatan investasi, menyiapkan infrastruktur yang memadai, serta memperkuat sektor agribisnis dan kelautan, disertai upaya-upaya pengendalian inflasi didaerah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
145
Tantangan ekonomi daerah Kabupaten Banggai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sangat tergantung dari kondisi eksisting ekonomi daerah saat ini dengan kondisi eksternal ekonomi yang tidak saja dipengaruhi oleh kondisi ekonomi daerah tetangga, tetapi turut ditentukan oleh kondisi ekonomi provinsi Sulawesi Tengah, Nasional bahkan global.
Tabel 3.10 Proyeksi Sasaran Utama Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2013-2015
Indikator
Tahun (%) 2013
2014
2015
Pertumbuhan Ekonomi
17,67
18,85
20,12
Laju Inflasi
7,54
6,35
5,16
Pertumbuhan PDRB Per Kapita
15,65
20,22
23,62
Pengangguran
5,28
4,63
3,99
Kemiskinan
10,10
9,63
9,16
Sumber : Diolah Kembali dari Publikasi BPS Kabupaten Banggai Proyeksi sasaran utama beberapa indikator ekonomi daerah tahun 2013 sampai tahun 2015diuraikan sebagai berikut : a. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat mencapai angka 17,67 % pada tahun 2013, dan diprediksikan untuk tahun 2014 mencapai angka 18,85 % dan tahun 2015 kondisinya ditargetkan mencapai angka 20,12 %. Prediksi pertumbuhan tersebut diatas memang relatif optimistis karena pada tahun 2014 dan tahun 2015 menjadi awal beroperasinya Kilang LNG di Desa Uso, sehingga diprediksikan juga terdapat industri ikutan yang mulai melakukan persiapan untuk mendukung industri utama. b. Untuk tetap mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi yang berkualitas laju inflasi diharapkan dapat ditekan dari prakiraan nilainya tahun 2013 sebesar 7,54 % didorong terus agar dapat diturunkan menjadi 6,35 % tahun 2014 dan 5,16 % tahun 2015 mendatang. c. Pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, diharapkan mendorong peningkatan pertumbuhan PDRB Per Kapita meningkat juga senilai 15,65 % tahun 2013 dan meningkat menjadi 20,22 % tahun 2014 serta meningkat lagi menjadi 23,62 % tahun 2015.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
146
d. Pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan ini diharapkan menjadi pemicu kesempatan kerja dan kesempatan berusaha sehingga diharapkan dapat menampung pertumbuhan tenaga kerja yang setiap tahun bertambah. Untuk itu diharapkan tingkat pengangguran pada tahun 2013 sebesar 5,28 % yang masih cukup tinggi, dapat dikurangi menjadi 4,63 % pada tahun 2014 dan menurun lagi menjadi 3,99 % tahun 2015. e. Tingkat kemiskinan secara relatif masih cukup tinggi dari angka 10,10 % tahun 2013 dilakukan berbagai upaya-upaya penanggulangan sehingga tahun 2014 persentasenya berkurang menjadi 9,63 % dan pada tahun 2015 angkanya menjadi 9,16 %. Pengurangan ini tentunya tidak dapat dilakukan secara drastis mengingat pergerakan perubahan orientasi pekerjaan yang saat ini masih disektor pertanian sedang lapangan kerja yang tersedia pada umumnya disektor industri pendukung migas. Pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Banggai digambarkan dalam tabel 3.11 berikut : Tabel 3.11 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013-2015 Lapangan Usaha Pertanian, Perikanan & Kehutanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Sumber : BPS Kabupaten Banggai ‘* = Data sementara
2013 * 10,51 36,72 9,12 16,91 50,50 12,11 31,77 25,56 16,66
Tahun (%) 2014 ** 11,67 38,09 10,25 18,11 51,79 13,26 33,04 27,77 17,79
2015 ** 12,91 39,71 11,44 19,43 53,26 14,50 34,46 29,10 19,01
‘** = Data sangat sementara
Secara umum pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Banggai dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan kondisi ; a.
Pertumbuhan ekonomi sektoral menurut lapangan usaha yang memiliki kecenderungan
bertumbuh
meningkat
dengan
prakiraan
tingkat
pertumbuhan diatas rata-rata 30 % meliputi sektor bangunan, sektor
RKPD Kabupaten Banggai 2014
147
pertambangan
dan
penggalian
serta
sektor
pengangkutan
dan
komunikasi. b.
Pertumbuhan ekonomi sektoral menurut lapangan usaha yang memiliki kecenderungan bertumbuh tetapi pertumbuhannya hanya rata-rata diatas 20 % meliputi sektor keuangan dan jasa perusahaan.
c.
Pertumbuhan ekonomi sektoral menurut lapangan usaha yang memiliki kecenderungan bertumbuh diatas rata-rata 10 % meliputi sektor listrik , gas dan air bersih, sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan serta sektor
industri
pengolahan. d.
Bila prediksi pertumbuhan ekonomi sektoral diatas dapat diwujudkan atau paling tidak mendekati angka prediksi, kemudian diikuti kemampuan mengendalikan laju inflasi, pengurangan pengangguran dapat ditekan serta pengurangan angka kemiskinan yang relatif konstan, yang disertai alokasi belanja daerah yang lebih pro job, pro poor dan pro rakyatsehingga menambah daya dorong peningkatan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan PDRB Per Kapita masyarakat.
B.
ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Arah kebijakan keuangan daerah sesungguhnya ditentukan oleh sumbersumber pendapatan daerah serta arahan penggunaan masing-masing sumber pendapatan daerah yang terkait. Untuk menjelaskan arah kebijakan keuangan daerah dapat dilihat dari proyeksi keuangan daerah tahun 2014 dan prakiraan keuangan daerah tahun 2015, kerangka pendanaan pembangunan daerah yang meliputi belanja tidak langsung, belanja langsung dan pembiayaan pembangunan disertai arah kebijakan sumber pendapatan dan arah kebijakan belanja daerah.
1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Proyeksi keuangan daerah pada tahun 2014 dan tahun 2015 tergambarkan dari data-data kondisi keuangan daerah beberapa tahun sebelumnya. Untuk melihat kondisi keuangan daerah saat ini dan dua tahun kedepan melalui tabel
RKPD Kabupaten Banggai 2014
148
3.12 dan tabel 3.13 dibawah ini disajikan proyeksi pendapatan daerah dan prakiraan pendapatan daerah tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 3.12 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2014 dan Prakiraan Tahun 2013 Tahun No. 4.
Uraian
2013
PENDAPATAN
2014
2015
945.957.603.562 1.050.647.514.426 1.160.395.248.900
DAERAH 4.1
PENDAPATAN
ASLI
47.975.000.000
48.042.810.600
50.906.691.820
4.1.1 Pajak Daerah
16.075.000.000
16.878.750.000
17.722.687.500
4.1.2 Retribusi Daerah
26.750.000.000
25.422.860.600
26.694.003.630
1.000.000.000
1.383.700.000
1.914.625.690
4.150.000.000
4.357.500.000
4.575.375.000
811.647.278.524
889.397.754.376
974.752.565.214
32.227.777.524
35.450.555.276
38.995.610.800
4.2.2 Dana Alokasi Umum
711.134.461.000
782.247.907.100
860.472.697.810
4.2.3 Dana Alokasi Khusus
68.285.040.000
71.699.292.000
75.284.256.600
4.3
86.335.325.038
113.206.949.450
134.735.991.866
DAERAH
4.1.3 Hasil
Pengelolaan
Keuangan Daerah Yang Dipisahkan 4.1.4 Lain-Lain
Pendapatan
Daerah Yang Sah 4.2
DANA PERIMBANGAN
4.2.1 Dana
Bagi
Hasil
Pajak/Bukan Pajak
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
4.3.1 Hibah
-
-
-
4.3.2 Dana Darurat
-
-
-
4.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari
17.113.038.038
22.246.949.550
25.583.991.870
69.222.287.000
90.960.000.000
109.153.000.000
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 4.3.4 Dana
Penyesuaian
dan
Otonomi Khusus 4.3.5 Bantuan Keuangan dari
-
-
-
Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Total Pendapatan
945.957.603.562 1.050.647.514.450 1.160.395.248.900
Sumber : Diolah dari APBD Kabupaten Banggai
RKPD Kabupaten Banggai 2014
149
Tabel 3.13 Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun 2014 dan Prakiraan Tahun 2013 Tahun No.
Uraian
2013
6.
PEMBIAYAAN DAERAH
6.1
PENERIMAAN
2014
17.000.000.000 19.0000.000.000
2015
7.300.000.000
7.050.000.000
11.000.000.000 10.750.000.000
PEMBIAYAAN DAERAH 6.1.1 Sisa
Lebih
18.000.000.000
10.000.000.000
9.750.000.000
6.1.2 Pencairan Dana Cadangan
-
-
-
6.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan
-
-
-
Pinjaman
-
-
-
Kembali
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
-
-
-
Anggaran
Perhitungan
Daerah
Tahun
Sebelumnya (SiLPA)
Daerah Yang Dipisahkan 6.1.4 Penerimaan Daerah 6.1.5 Penerimaan Pemberian Pinjaman 2.1.6 Penerimaan Piutang Daerah Sumber : Prakiraan APBD Kabupaten Banggai
Besaran prakiraan pendapatan daerah tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 945.957.603.563,- yang bersumber dari PAD sebesar Rp. 47.975.000.000, dana perimbangan senilai Rp. 811.647.278.524,- dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp.86.335.325.038,- sedang penerimaan pembiayaan daerah sebesar Rp. 19.000.000.000,-, dengan demikian dana yang siap untuk dibelanjakan sebesar Rp. 964.957.603.562,-. Untuk proyeksi dana yang siap dibelanjakan tahun 2014 sebesar Rp. 1.061.546.717.700,- yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah Rp. 48.042.810.600,- , Dana Perimbangan Rp. 889.297.907.100,-, Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp.113.206.000.000,dan Penerimaan Pembiayaan Daerah senilai Rp.11.000.000.000,-. Sedang proyeksi pendanaan untuk medium term expenditure framework (MTEF) tahun 2015 sebesar Rp.1.160.395.248.900,- yang terdiri dari proyeksi Pendapatan Asli
Daerah
(PAD)
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Rp.50.906.691.820,-,
Dana
Perimbangan
senilai 150
Rp.947.752.565.214,-,
Lain-Lain
Pendapatan
Daerah
Yang
Sah
Rp.134.735.991.866,- dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Rp.10.750.000.000,-. Kondisi
pendapatan
diatas
semakin
menunjukkan
bahwa
tingkat
ketergantungan kita terhadap dana perimbangan dari pemerintah pusat sangat tinggi sehingga terganggunya penerimaan negara akan turut mempengaruhi penerimaan pendapatan daerah. Proporsi tingkat ketergantungan pendanaan pembangunan daerah tahun 2013 diperkirakan sebesar 85,80 %, tahun 2014 senilai 84,65 % dan tahun 2015 diproyeksikan masih 84,00 %. Berdasarkan tabel 3.12 dan tabel 3.13, maka kerangka pendanaan pembangunan daerah yang terdiri dari belanja tidak langsung, belanja lansung dan pengeluaran pembiayaan daerahsebagaimana digambarkan pada tabel 3.14 dan tabel 3.15 sebagai berikut :
Tabel 3.14 Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2014 dan Prakiraan Tahun 2013 Tahun No.
Uraian
2013
5.
BELANJA DAERAH
5.1
BELANJA
2014
2015
962.957.603.562 1.057.846.717.700 1.167.445.248.900
TIDAK 607.138.782.002
675.209.994.525
751.576.085.757
562.952.086.911
627.908.075.019
696.878.967.603
-
-
-
316.296.000
347.925.600
465.711.680
5.1.4 Belanja Hibah
2.490.000.000
3.500.000.000
3.900.000.000
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial
4.037.400.000
5.000.000.000
6.322.233.000
23.092.083.091
23.092.083.091
27.040.674.412
13.950.916.000
14.861.910.814
16.268.499.062
LANGSUNG 5.1.1 Belanja Pegawai 5.1.2 Belanja Bunga 5.1.3 Belanja Subsidi
5.1.6 Belanja Kepada
Bagi
Hasil Provinsi/
Kabupaten/Kota
dan
Pemerintah Desa 5.1.7 Belanja Keuangan
Bantuan Kepada
Provinsi/ Kabupaten/Kota
dan
Pemerintah Desa
RKPD Kabupaten Banggai 2014
151
5.1.8 Belanja Tidak Terduga
300.000.000
500.000.000
700.000.000
355.818.821.560
382.636.723.175
415.869.163.143
7.341.225.750
8.075.348.325
8.399.476.700
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
170.337.428.431
178.854.297.752
188.150.634.743
5.2.3 Belanja Modal
178.140.169.379
195.707.077.098
219.319.051.700
5.2
BELANJA LANGSUNG
5.2.1 Belanja Pegawai
Total Belanja
962.957.603.562 1.057.846.717.700 1.167.445.248.900
Sumber : Diolah dari APBD Kabupaten Banggai Tabel 3.15 Proyeksi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun 2014 dan Prakiraan Tahun 2013 Tahun No. 6.2
Uraian
2013
PENGELUARAN
2014
2015
2.000.000.000
3.700.000.000
3.700.000.000
Dana
-
-
-
6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
1.000.000.000
2.500.000.000
2.500.000.000
-
-
-
1.000.000.000
1.200.000.000
1.200.000.000
PEMBIAYAAN DAERAH 6.2.1 Pembentukan Cadangan Pemerintah Daerah 6.2.3 Pembayaran Pokok Utang 6.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 7.
Sisa
Lebih
Pembiayaan
-
-
-
Anggaran Tahun Berkenaan Sumber : APBD Kabupaten Banggai Berdasarkan kedua tabel diatas menunjukkan bahwa rerata setiap tahun anggarannya proporsi belanja tidak langsung masih menyedot sumber-sumber pendanaan yang ada. Prakiraan proporsi belanja tidak langsung untuk tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 607.138.782.002,-(63,05 %), tahun anggaran 2014 senilai Rp.675.209.994.525,- (63,85 %) dan tahun anggaran 2015 sebesar Rp.751.576.085.758,- (64,38%). Sedang proporsi untuk belanja langsung tahun anggaran 2013 senilai Rp.355.818.821.560,- (36,95%), tahun anggaran 2014 sebesar Rp.382.636.723.175,- (36,17 %) dan tahun anggaran 2015 senilai Rp.415.869.163.143,- (35,62 %). Disisi lain pengeluaran pembiayaan daerah
RKPD Kabupaten Banggai 2014
152
dilakukan efektivitas pendanaannya sehingga untuk tahun anggaran 2013 hanya sebesar Rp. 2.000.000.000,- meningkat menjadi Rp.3.700.000.000,- tahun 2014 dan nilainya tetap seperti tahun 2014 untuk tahun 2015.Oleh karena itu untuk efektivitas penggunaan sumber dana pembangunan daerah diperlukan arah kebijakan keuangan daerah sebagai pedoman penggunaannya.
2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah a. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan
Pendapatan
Daerah
yang
dianggarkan
dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dilakukan dengan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya yang diatur peraturan perundangan. Arah kebijakan pendapatan daerah akan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 yang setiap tahun diterbitkan. Bila terdapat hal-hal yang bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri akan disesuaikan didalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2014.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Perkiraan penerimaan PAD tahun 2014 merujuk pada kondisi perekonomian
daerah
tahun-tahun
sebelumnya,
prakiraan
pertumbuhan ekonomi tahun 2014 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya. b) Terdapat dua sumber penerimaan PAD tahun 2014 yang sebelumnya ditempatkan pada sumber penerimaan pendapatan daerah bagian dana perimbangan akan dialihkan menjadi PAD pada pos pajak daerah, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
153
c) Pengenaan tarif dan non tarif terhadap sumber-sumber penerimaan PAD tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha. d) Dilarang menganggarkan sumber-sumber penerimaan PAD yang bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, walaupun Peraturan Daerahnya belum dicabut. e) Penerimaan atas jasa pelayanan kesehatan masyarakat yang dananya bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang diterima oleh SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan PPK-BLUD dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan. f) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah lainnya, harus rasional dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sesuai dengan tujuan penyertaaan modal dimaksud. Konsepsi rasional dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan : 1) Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba (profit oriented) adalah selain menjamin kelangsungan dan pengembangan usaha, juga mampu menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka meningkatkan PAD. Dalam konteks ini perusahaan daerah antara lain PT. Banggai Sakti, PT. Banggai Sejahtera, dan PT. Banggai Citra Energi. 2) Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum (publik service oriented) adalah mampu menjamin kelangsungan dan pengembangan usaha. Dalam konteks ini perusahaan daerah antara lain PD Air Minum. g) Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
154
lain-Lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek pendapatan Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat Penerima. h) Penerimaan Bunga atau jasa giro daridana cadangan dianggarkan pada
akun
pendapatan,
kelompok
pendapatan
PAD,
jenis
pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan Bunga Dana Cadangan, rincian obyek pendapatan Bunga Dana Cadangan sesuai peruntukkannya. i)
SKPD Pengelola Pendapatan Asli Daerah, diharapkan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan yang dikelolanya agar target PAD dapat dicapai.
2) Dana Perimbangan Penganggaran
pendapatan
daerah
yang
bersumber
dari
dana
perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak yang terdiri atas DBHPajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) selain PBB Perkotaan dan Perdesaan, DBH-Pajak Penghasilan (DBH-PPh) dan DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) dialokasikan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2014. Apabila Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum ditetapkan penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Sementara DBH Pajak Tahun Anggaran 2013. b) Penganggaran Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA) yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBH-Pertambangan Umum, DBHPerikanan,
DBH-Minyak
dialokasikan
sesuai
dan
Peraturan
Gas
Bumi,
Menteri
DBH-Panas
Keuangan
Bumi
mengenai
Perkiraan Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran 2014. Apabila Peraturan
Menteri
penganggaran
Keuangan
pendapatan
dari
dimaksud DBH-SDA
belum
ditetapkan,
didasarkan
pada
Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi DBH-SDA Tahun
RKPD Kabupaten Banggai 2014
155
Anggaran 2013, dengan mengantisipasi kemungkinan tidak stabilnya harga dan produksi minyak/lifting (minyak dan gas bumi) tahun 2014. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut ditetapkan setelah Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan,
maka
Pemerintah
Kabupaten
Banggai
harus
menyesuaikan alokasi DBH dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. c) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan Presiden tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota tahun Anggaran 2014. Dalam hal Peraturan Presiden tersebut belum ditetapkan setelah Peraturan Daerah tentang APBD tahun Angggaran 2014 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DAU dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD Kabupaten Banggai, untuk selanjutnya ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Kabupaten Banggaitidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. d) Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Dana Khusus (DAK) Tahun 2014. Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum ditetapkan, maka penganggaran DAK didasarkan pada alokasi DAK daerah kabupaten/kota tahun anggaran 2014 yang diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan atau Surat Edaran Menteri
RKPD Kabupaten Banggai 2014
156
Keuangan setelah Rancangan Undang-undang tentang APBN Tahun Anggaran 2014 disetujui bersama antara Pemerintah dan DPR-RI. 3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Penganggaran Dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) dialokasikan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014. Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum
ditetapkan,
maka
penganggaran
Dana
BOS
tersebut
didasarkan pada alokasi Tahun Anggaran 2013. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut
diterbitkan setelah Peraturan Daerah
tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka Pemerintah Kabupaten
Banggai
harus
menyesuaikan
alokasi
Dana
BOS
dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014
atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah
Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. b) Penganggaran Dana Insentif Daerah (DID) dialokasikan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Insentif Daerah tahun Anggaran 2014. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai harus menyesuaikan alokasi DID dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Angaran 2014. c) Penganggaran DanaPenyesuaian Lainnya dan Dana Transfer Lainnya dialokasikansesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penyesuaian Lainnya dan Dana Transfer Lainnya Tahun Anggaran 2014. Apabila Peraturan Menteri
RKPD Kabupaten Banggai 2014
157
Keuangan tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun 2014 ditetapkan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai harus menyesuaikan alokasi Dana Penyesuaian Lainnya dan Dana Transfer Lainnya dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. d) Penganggaran pendapatan kabupaten yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah didasarkan pada alokasi belanja bagi hasil pajak dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2014. Dalam hal Penetapan APBD Kabupaten Banggai Tahun Anggaran 2014 mendahului Penetapan APBD Provinsi Sulwesi Tengah Tahun Anggaran 2014, penganggarannya didasarkan pada alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2013dengan memperhatikan realisasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2012, sedang bagian Pemerintah Kabupaten Banggai yang belum direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akibat pelampauan target tahun anggaran 2013, ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. e) Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima dari Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Tengah
atau
Pemerintah
Kabupaten/Kota Lain dianggarkan dalam APBD Penerima Bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD Pemberi Bantuan. Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan tersebut diterima setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka Pemerintah Kabupaten Banggai harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014
RKPD Kabupaten Banggai 2014
158
atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014.Dalam hal bantuan keuangan tersebut diterima setelah penetapan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014, maka bantuan keuangan tersebut ditampung dalam LRA Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah atau Pemerintah Kabupaten/Kota Penerima Bantuan. f) Penganggaran penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud. Untuk kepastian penerimaan hibah yang bersumber dari Pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan pada perjanjian hibah antara Kepala Daerah/Pejabat yang diberi kuasa selaku pemberi dengan Kepala Daerah/Pejabat yang diberi kuasa selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga selaku pemberi dengan Kepala Daerah/Pejabat yang diberi kuasa selaku penerima. Dari aspek teknis penganggaran, penerimaan tersebut diatas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dan diuraikan kedalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening berkenaan. g) Dalam hal Pemerintah Kabupaten Banggai memperoleh dana darurat dari APBN dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah, dan diuraikan kedalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan dana darurat.
b. Arah Kebijakan Belanja Daerah Belanja daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten yang terdiri dari urusan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
159
wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundangundangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Banggai menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud,
ditinjau
dari
aspek
indikator,
tolok
ukur
dan
target
kinerjanya.Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, maka berbagai hal yang terkait dengan RKPD Kabupaten Banggai dilakukan penyesuaian terhadap materi yang terkait dengan perencanaan anggaran tahun 2014 selanjutnya didalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Kabupaten Banggai Tahun 2014 harus dipedomani.
1) Kebijakan Belanja Tidak Langsung Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Belanja Pegawai (1) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan
dengan
ketentuan
perundang-undangan
serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
160
(2) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2014 atau diatur lain oleh peraturan perundang-undangan. (3) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan. (4) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang dibebankan pada APBD berpedoman pada UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan jaminan kesehatan bagi PNSD diluar cakupan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan. (5) Penganggaran memperhatikan
Tambahan kemampuan
Penghasilan keuangan
PNSD daerah
harus dengan
persetujuan DPRD Kabupaten Banggai sesuai amanat pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan Peraturan Kepala Daerah sebagaimana diatur Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. (6) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (7) Dalam hal tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD dianggarkan dalam APBN Tahun
RKPD Kabupaten Banggai 2014
161
Anggaran 2014 pada dana transfer ke daerah, tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD dimaksud
dianggarkan
dalam
APBD
pada
jenis
belanja
pengawai, dan diuraikan obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan. b) Belanja Bunga Apabila Pemerintah Kabupaten Banggai belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang agar menganggarkan pembayarannya dalam APBD Tahun Anggaran 2014. c) Belanja Subsidi Belanja subsidi hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Sebelum belanja subsidi tersebut dianggarkan dalam APBD harus terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar diketahui besaran subsidi yang akan diberikan, tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. d) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Tatacara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD Kabupaten Banggai harus mempedomani peraturan Kepala Daerah yang telah disesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan di bidang hibah dan bantuan sosial. e) Belanja Bagi Hasil Pajak Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan
Provinsi
Sulawesi
Tengah
kepada
Pemerintah
Kabupaten Banggai atau pendapatan Pemerintah Kabupaten Banggai kepada Pemerintah Desa harus mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tatacara penganggaran dana bagi hasil
RKPD Kabupaten Banggai 2014
162
tersebut harus memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah tahun anggaran 2014, sedangkan pelampauan target tahun anggaran 2013 yang belum direalisasikan kepada Pemerintah Kabupaten Banggai atau Pemerintah Desa ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Kabupaten Banggai tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk Pemerintah Kabupaten Banggai dalam APBD harus diuraikan kedalam daftar nama kabupaten/desa selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil sesuai rekening berkenaan. f) Belanja Bantuan Keuangan (1) Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Tengah
atau
Pemerintah
Kabupaten Banggai dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada Pemerintah daerah lainnya dan kepada pemerintah desa yang
didasarkan
pada
pertimbangan
untuk
mengatasi
kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintah Kabupaten Banggai yang tidak tersedia alokasi dananya, sesuai kemampuan
keuangan
masing-masing
daerah.
Pemberian
bantuan keuangan dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dengan menggunakan formula antara lain, pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan luas wilayah yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian kinerja program prioritas Pemerintah
Kabupaten
Banggai/Desa
penerima
bantuan
keuangan sesuai kewenangan penerima bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi bantuan.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
163
(2) Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian belanja nama partai politik penerima
bantuan
keuangan.
Besaran
penganggaran,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman pada peraturan perundang-undangan dibidang bantuan keuangan kepada partai politik. (3) Pemerintah
Kabupaten
Banggai
menganggarkan
bantuan
keuangan kepada pemerintah desa paling sedikit 10 % dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten Banggai yang terdiri dari Dana Alokasi Umum dan Bagi Hasil (Pajak, terdiri dari PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 dan Sumber Daya Alam, terdiri dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi dan pertambangan panas bumi) setelah dikurangi belanja pegawai.Bantuan keuangan ini merupakan Alokasi Dana Desa (ADD) sesuai Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Selain itu Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Tengah
dan
Pemerintah
Kabupaten Banggai dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada Pemerintah Desa dalam rangka percepatan pembangunan desa sesuai kemampuan keuangan daerah. (4) Sistem
dan
prosedur
penganggaran,
pelaksanaan
dan
pertanggungjawaban belanja bantuan keuangan ditetapkan dalam
peraturan
kepala
daerah,
dengan
memperhatikan
ketentuan Pasal 47 dan Pasal 133 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan peraturan perundang-undangan lainnya. (5) Dari aspek teknis penganggaran dalam APBD pemberi bantuan keuangan harus diuraikan daftar nama pemerintah daerah/desa
RKPD Kabupaten Banggai 2014
164
selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan keuangan sesuai kode rekening berkenaan. g) Belanja Tidak Terduga Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun anggaran 2013 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksikan sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang,
seperti
kebutuhan
tanggap
darurat
bencana,
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2014, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.
2) Kebijakan Belanja Langsung Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Banggai memperhatikan hal-hal berikut : a) Alokasibelanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja (ASB), dan standar satuan harga. ASB dan standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKAPPKD.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
165
b) Belanja Pegawai (1) Dalam
rangka
penganggaran
meningkatkan honorarium
bagi
efisiensi PNSD
anggaran dan
daerah,
Non
PNSD
memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektivitas pelaksanaan kegiatan dimaksud. Dalam satu kegiatan tidak diperkenankan hanya teruraikan kedalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium Non PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan, termasuk honorarium narasumber/tenaga ahli dari luar instansi pelaksanaan kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. c) Belanja Barang dan Jasa (1) Alokasi untuk pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarakan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan dan besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah (2) Penganggaran
uang
untuk
diberikan
kepada
pihak
ketiga/masyarakat hanya diperkenankan untuk penganggaran hadiah
pada
kegiatan
yang
bersifat
perlombaan
atau
penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa
sesuai kode
rekening berkenaan. (3) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
166
fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2013. (4) Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap)
yang
akan
diserahkan
atau
dijual
kepada
pihak
ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa. Belanja barang/jasa yang akan diserahkan
kepada
pihak
ketiga/masyarakat
pada
tahun
anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan. (5) Mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. (6) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan Pemerintah Kabupaten Banggai. Hasil kunjungan kerja dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan
perundang-undangan.
Khusus
penganggaran
perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 tahun2005 tentang Perjalanan Ke Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota DPRD. Sedang untuk Perjalanan Dinas Dalam Negeri mempedomani Peraturan Bupati Banggai Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
167
(7) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis
atau
sejenisnya
yang
terkait
dengan
pengembangan sumber daya manusia Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pejabat/Staf Pemerintah Kabupaten Banggai, yang penyelenggaraannya di luar daerah harus dilakukan sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya guna pencapaian efektivitas penggunaan anggaran daerah. Dalam rangka orientasi dan pendalaman tugas Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Banggai agar berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. (8) Penganggaran
untuk
penyelenggaraan
kegiatan
rapat,
pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik Pemerintah Kabupaten Banggai. (9) Dalam rangka mengantisipasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang akan menjadi kewenangan daerah paling lambat 1 Januari 2014 menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kabupaten Banggai memprioritaskan penganggaran untuk program dan kegiatan pengalihan dimaksud, baik dari aspek regulasi, kelembagaan, pendataan, sistem, stndar pengelolaan, dan pengembangan sumber daya manusia serta penyiapan sarana dan prasarana maupun faktor lain yang terkait dengan pengalihan PBB-P2. d) Belanja Modal (1) Pemerintah Kabupaten Banggai sedapat mungkin memenuhi standar pengalokasian belanja modal sebesar 30 % dari belanja
RKPD Kabupaten Banggai 2014
168
daerah, sesuai ketentuan amanat Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014. (2) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik Pemerintah Kabupaten Banggai, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah dan
memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006. Khusus penganggaran untuk pembangunan
gedung
dan
bangunan
milik
daerah
memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. e) Surplus/Defisit APBD (1) Surplus atau defisit APBD adalah selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah. (2) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaan surplus tersebut
diutamakan
untuk
pembayaran
pokok
utang,
penyertaan modal (investasi daerah), pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan
belanja
peningkatan
jaminan
sosial
tersebut
diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut. (3) Dalam hal APBD diperkirakan defisit Pemerintah Kabupaten Banggaimenetapkan penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut, yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
tahun
anggaran
sebelumnya,
pencairan
dana
cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
RKPD Kabupaten Banggai 2014
169
penerimaan pinjaman dan/atau penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang. (4) Pemerintah Kabupaten Banggai wajib mempedomani penetapan batas maksimal defisit APBD Tahun Anggaran 2014 yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan melaporkan posisi suplus/defisit APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester Tahun Anggaran 2014.
c. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah 1) Kebijakan Penerimaan Pembiayaan a) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada perhitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2013 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2014 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapaianya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2013. b) Dalam
menetapkan
anggaran
penerimaan
pembiayaan
yang
bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan daerah tentang pembentukkan dana cadangan. c) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. d) Pemerintah Kabupaten Banggai dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan dibidang pinjaman daerah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
170
e) Masa penghapusan piutang PBB-P2 sebagai konsekuensi pengalihan pengelolaan PBB-P2 menjadi PAD, berpedoman pada UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009.
2) Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan a) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banggai dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima. b) Penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Banggai pada badan usaha milik daerah dan atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal. Dalam hal Pemerintah Kabupaten Banggai akan menambah jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal, Pemerintah Kabupaten Banggai melakukan perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut. c) Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD
dimaksud
dapat
lebih
berkompetisi,
tumbuh
dan
berkembang. Khsusu untuk BUMD sektor perbankan, Pemerintah
RKPD Kabupaten Banggai 2014
171
Kabupaten Banggai dapat melakukan penambahan penyertaan modal dimaksud guna memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagaimana dipersyaratkan oleh Bank Indonesia. d) Untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM), Pemerintah Kabupaten Banggai dapat melakukan penyertaan modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. e) Pemerintah Kabupaten Banggai dapat melakukan penambahan penyertaan modal guna meningkatkan kualitas, kuantitas dan kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat, agar pemenuhan target pelayanan air perpipaan diwilayah perkotaan sebanyak 80% dan diwilayah perdesaan
sebanyak 60 % sesuai target Millenium
Development Goals (MDG’s) tahun 2015 dapat tercapai. f) Bila Pemerintah Kabupaten Banggai menganggarkan dana cadangan, maka harus menetapkan terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan yang harus dianggarkan. g) Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
3) Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan a) Pemerintah Kabupaten Banggai harus melakukan pengendalian batas maksimal defisit APBD Tahun Anggaran 2014 dengan berpedoman pada penetapan batas maksimal defisit APBD yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. b) Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, Pemerintah Kabupaten Banggai harus
RKPD Kabupaten Banggai 2014
172
memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan yang telah dianggarkan dan/atau pengeluaran pembiayaan. c) Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, Pemerintah Kabupaten Banggai melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
Ketentuan yang lebih teknis dan hal-hal khusus lainnya yang perlu diperhatikan
dalam
penyusunan
APBD
Tahun
Anggaran
2014
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, termasuk halhal yang perlu ditindak lanjuti dengan regulasi dalam bentuk peraturan perundangan ditingkat daerah.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
173
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Banggai Tahun 2014 dibuat berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2013 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD Tahun 2011-2016, serta identifikasi isu strategis dan masalah mendesak di tingkat daerah dan nasional beserta kerangka pendanaannya. Perumusan ini juga memperhatikan usulan SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun 2014.
4.1.
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Berdasarkan visi-misi pembangunan yang terdapat dalam dokumen RPJMD Kabupaten, maka tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Banggai dapat dijelaskan seperti tabel berikut ini. Tabel 4.1. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan VISI
Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No. 1.
Misi Misi 1: Mewujudkan pembangunan ekonomi daerah melalui optimalisasi potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Tujuan 1: Meningkatkan pengelolaan potensi ekonomi lokal yang mendukung perekonomian daerah.
Sasaran 1.
2.
3.
Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan.
4.
Meningkatnya produksi dan pengolahan hasil kelautan dan perikanan. Meningkatnya kontribusi sektor industri.
5.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Terciptanya pemerataan investasi secara bertahap sesuai dengan potensi wilayah dan potensi sumber daya alam. Meningkatnya produktivitas sektor pertanian.
174
VISI Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No.
Tujuan
Misi
Sasaran 6.
7.
Tujuan 2: Meningkatkan kapasitas pasar, koperasi dan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM);
8.
Meningkatnya kontribusi sektor jasa.
1.
Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan.
2.
Meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah. Menguatnya kemitraan antara koperasi dan UMKM dengan BUMD dan pengusaha besar. Meningkatnya fasilitas pendukung kegiatan sektor informal
3.
4.
Tujuan 3 : Penanganan pengangguran dan kemiskinan berbasis pengembangan ekonomi.
2.
Misi 2: Mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan transparan dengan melaksanakan prinsipprinsip Good Governance and Clean Government
Tujuan 1 : Meningkatkan perencanaan yang transparan, partisipatif, responsif, demokratis, visioner dan profesional.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Meningkatnya eksplorasi dan eksploitasi potensi pertambangan. Meningkatnya kontribusi sektor keuangan.
1.
2.
Menurunnya jumlah pengangguran melalui upaya peningkatan kesempatan kerja dan berusaha. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
3.
Menurunnya angka kemiskinan.
1.
Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah
2.
Meningkatnya ketersediaan data dan informasi pembangunan daerah yang dapat diakses oleh publik.
175
VISI Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No.
Tujuan
Misi
Tujuan 2 : Meningkatkan kelembagaan dan regulasi yang efisien dan efektif, responsif, profesional, akuntabel, visioner dan transparan.
Tujuan 3 : Mengembangkan kerjasama.
Sasaran 3.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
1.
Meningkatnya kinerja pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan
2.
Terselenggaranya pelayanan administrasi publik yang efisien dan efektif.
3.
Terbentuknya unit pengelola pengaduan masyarakat terhadap pelayanan publik.
1.
Meningkatnya kegiatan kerjasama dalam pembangunan daerah Meningkatnya kerjasama antar daerah, khususnya dalam rangka penguatan kebersamaan pengelolaan ekonomi kawasan perbatasan. Meningkatnya koordinasi antar pemerintah daerah untuk menciptakan sinergitas kebijakan pembangunan daerah kabupaten, provinsi dan nasional.
2.
3.
3.
Misi 3 : Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar dan kewilayahan untuk meningkatkan
Tujuan 1 : Mengembangkan infrastruktur dasar dan kewilayahan
RKPD Kabupaten Banggai 2014
1.
Meningkatnya fungsi dan layanan jalan dan jembatan
2.
Meningkatnya keandalan irigasi dan perlindungan sumber daya air.
176
VISI Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No.
Tujuan
Misi standar kualitas hidup masyarakat yang layak dan sejahtera serta mendukung pembangunan ekonomi
Sasaran 3.
4.
5.
Tujuan 2 : Mengelola pengendalian lingkungan hidup
6.
Meningkatnya kapasitas pelayanan sumber dan energi kelistrikan
1.
Meningkatnya kualitas pengelolaan lingkungan hidup Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi dan rehabilitasi, serta dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Menguatnya sistem pengendalian dan pengawasan yang terpadu dan terintegrasi antar sektor dalam pelestarian lingkungan hidup.
2.
3.
Tujuan 3 : Mengoptimalkan proses penyelenggaraan penataan ruang
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Meningkatnya kualitas dan kuantitas fasilitas dasar perumahan dan permukiman seperti, pelayanan drainase, sanitasi dan air bersih, persampahan serta pengendalian banjir Meningkatnya fungsi dan layanan sarana dan prasarana perhubungan Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana komunikasi dan informasi.
1.
Meningkatnya kualitas proses penyelenggaraan penataan ruang yang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
177
VISI Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No.
Tujuan
Misi
Sasaran 2.
3.
4.
Misi 4 : Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, terampil dan berakhlak mulia
Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
1.
2.
3.
4.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Peningkatan peran kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang Meningkatnya kualitas penataan ruang wilayah perdesaan, perkotaan dan kawasan-kawasan strategis tertentu. Meningkatnya pemerataan dan perluasan akses pendidikan Peningkatan kualitas manajemen pelayanan pendidikan. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dan kepustakaan. Meningkatnya kualitas/kompetensi guru dan pemerataan penyebarannya di seluruh wilayah sesuai kelayakan rasio guru-murid. Meningkatnya pelayanan pendidikan luar sekolah. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana layanan kesehatan. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dan lingkungan sehat. Meningkatnya kualitas penanganan kesehatan Ibu, Balita, Batita dan Bayi baru lahir.
178
VISI Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No.
Tujuan
Misi
Tujuan 3 : Mendorong kegiatan olahraga, dan peran pemuda dalam pembangunan
Sasaran 5.
Meningkatnya kualitas pencegahan, pemberantasan dan penanganan penyakit menular dan wabah.
1.
Meningkatnya kualitas dan peran pemuda dalam pembangunan. Meningkatnya kesadaran pentingnya berolahraga.
2. 3.
4.
5.
Misi 5 : Mengembangkan nilainilai sosial dalam kebijakan publik yang konstruktif dan dinamis sebagai dasar menuju harmonisasi pelaksanaan pembangunan
Tujuan 1: Meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan pembangunan
5.
Meningkatnya prestasi olah raga pada kompetisi olah raga pada tingkat regional dan nasional.
1.
Meningkatnya kesempatan dan kebebasan berorganisasi.
2.
Meningkatnya peran aktif dan kerja sama antar organisasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
3.
Tujuan 2: Mengembangkan pengarusutamaan (mainstreaming) jender dan anak.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
Terciptanya iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam mengaktualisasikan potensi, bakat dan minat dalam bidang olahraga. Meningkatnya sarana dan prasarana kegiatan pemuda dan olahraga.
Meningkatnya dukungan dan pembinaan terhadap organisasi sosial kemasyarakatan.
1.
Meningkatnya peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
2.
Meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan
179
VISI Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Sentra Ekonomi Produktif yang Berbasis Kerakyatan pada Tahun 2016 No.
Tujuan
Misi
Tujuan 3: Mengembangkan potensi dan ketahanan sosial dan budaya.
Sasaran 3.
Meningkatnya pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
1.
Meningkatnya kualitas budaya lokal dengan memperhatikan berbagai bentuk kearifan lokal. Meningkatnya kegiatan budaya sebagai pendorong kemajuan pariwisata
2.
Tujuan 4: Mengembangkan nilai keagamaan dan kepedulian sosial.
3.
Menurunnya kerawanan sosial dan meningkatnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
4.
Meningkatnya kemampuan penanganan dan penanggulangan bencana alam dan mitigasi bencana.
1.
Meningkatnya kerukunan antar umat beragama
2.
Meningkatnya kualitas ketakwaan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Meningkatnya kebersamaan dan kesetiakawanan sosial.
3.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
180
4.2.
Prioritas Pembangunan Prioritas
pembangunan
Kabupaten
Banggai
disusun
dengan
mempertimbangkan keselarasan dengan prioritas pembangunan nasional, serta prioritas pembangunan daerah Sulawesi Tengah. Tema dari RKP 2013 adalah “Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat”. Dengan demikian pada tahun 2014 Pemerintah bertekad untuk memanfaatkan momentum penguatan perekonomian domestik dengan memusatkan upaya peningkataan dan perluasan kesejahteraan rakyat. Prioritas pembangunan daerah Kabupaten Banggai dirumuskan mengingat sinergitas
dengan
prioritas
pembangunan
nasional.
Adapun
prioritas
pembangunan nasional sesuai dengan RPJMN 2010-2014 meliputi 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas lainnya sebagai berikut: (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, (2) Pendidikan, (3) Kesehatan, (4) Penanggulangan Kemiskinan, (5) Ketahanan Pangan, (6) Infrastruktur, (7) Iklim Investasi dan Iklim Usaha, (8) Energi, (9) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, (10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik,(11) Kebudayaan Kreatifitas dan Inovasi Teknologi (12) Bidang Politik, Hukum dan Keamanan lainnya, (13) Bidang Perekonomian lainnya, dan (14) Bidang Kesejahteraan Rakyat lainnya. Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Banggai tahun 2014 merupakan tindak lanjut prioritas pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2011-2016, dengan memperhatikan Visi dan Misi dari Bupati. Secara umum, agenda prioritas pembangunan Kabupaten Banggai periode 2011 -2016 adalah sebagai berikut: 1) Hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi kehidupannya. Hal ini dapat dilakukan dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banggai dengan memunculkan sentra-sentra ekonomi produktif bagi masyarakat, terutama di daerah perdesaan. Hal ini akan membuka kesempatan kerja yang sangat besar, apalagi jika didukung oleh pembangunan infrastruktur yang memadai. 2) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman, perlindungan hukum dan keadilan.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
181
Hal ini akan dilakukan melalui proses penegakan hukum yang benar dan melakukan tata kelola pemerintahan daerah yang baik. 3) Hak rakyat untuk memperoleh atas kebutuhan hidup (sandang, pangan dan papan) yang terjangkau. Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dasar bagi seluruh masyarakat Banggai, maka dilakukan usaha-usaha untuk mempermudah akses masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Banggai. Pemerintah akan melakukan kontrol untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok, di samping menyediakan kemudahan fasilitas untuk kebutuhan perumahan yang sehat dan terjangkau. 4) Hak rakyat dalam mendapatkan pendidikan gratis. Hal ini merujuk pada kabupaten-kabupaten yang ada di Indonesia, sebagian sudah melaksanakan program pendidikan gratis yang walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya gratis. Dengan adanya pendidikan gratis, diharapkan seluruh anak usia sekolah dapat melangsungkan pendidikannya, sehingga angka partisipasi sekolah dapat tercapai secara optimal di seluruh Kabupaten Banggai. 5) Hak rakyat untuk memperoleh kesehatan gratis melalui jaminan sosial kesehatan (Jamsoskes) yang akan dilakukan di Kabupaten Banggai secara transparan dan akuntabel. Untuk pelaksanaannya perlu diupayakan agar pendanaannya tidak tumpang tindih dengan Jamkesmas. Jamsoskes dimaksudkan agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang tidak membebani masyarakat, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. 6) Hak rakyat untuk mendapatkan pengurusan KTP gratis. Hal ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan kepemilikan tanda pengenalan diri bagi setiap anggota masyarakat secara gratis, sehingga mendorong setiap penduduk yang telah memenuhi syarat untuk memiliki tanda pengenal. Dengan demikian pendataan masyarakat pun dapat lebih akurat dan tertib. 7) Hak rakyat untuk mendapatkan kemudahan pengurusan tanah/kepengurusan tanah gratis.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
182
Hal ini untuk meningkatkan jumlah kepemilikan tanah yang dipunyai masyarakat dengan status kepemilikan yang jelas dan sah. Dengan kepemilikan tanah yang sah, kemungkinan terjadinya konflik masalah pertanahan dapat dikurangi, sehingga turut mendukung iklim sosial dan keamanan yang kondusif bagi investasi di daerah. 8) Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam politik, dan berinovasi dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Banggai. Hal ini untuk mendorong dan menumbuhkan partisipasi masyarakat di dalam proses politik dan proses perencanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Banggai. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam proses politik dan perencanaan pembangunan daerah dapat turut menjamin keberhasilan pelaksanaan program-program pembangunan. 9) Hak rakyat untuk dapat mengikuti proses pengangkatan CPNSD yang adil dan transparan, dengan mempertimbangkan faktor kompentensi dan keterwakilan rayon. Untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa proses penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) telah dilakukan secara transparan dan akuntabel, pemerintah daerah akan meningkatkan akses dan kepastian dalam proses penerimaan CPNSD. Hal ini turut mendukung usaha untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
RKPD Kabupaten Banggai 2014
183
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH DAERA Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Pembangunan Kabupaten Banggai Tahun 2014 mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (2014) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakilii aspirasi dan kepentingan masyarakat, sehingga diuraikan dari program dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat. Mengenai penyajian Matriks Rencana Program dan Kegiatan yang digunakan mengacu kepada (i) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; (ii) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan. Uraian Rencana Program dan Kegiatan disajikan dalam matriks Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dapat dilihat dalam Buku II Dokumen RKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014.
Adapun rekapitulasi rencana kerja dan pendanaan SKPD
Kabupaten Banggai Tahun 2014 dapat dilihat dalam Tabel 5.1 berikut ini. Untuk rencana kerja SKPD tahun 2014 diperkirakan meliputi 635 program dengan total pendanaan sejumlah Rp. 445.183.738.473. Tabel 5.1. Rekapitulasi Rencana Program dan Pendanaan SKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014
NO
SKPD
JUMLAH PAGU
JUMLAH PROGRAM
1.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
Rp
45.454.990.000
12
2.
Dinas Kesehatan
Rp
20.750.000.000
13
RKPD Kabupaten Banggai 2014
184
3.
Badan Rumah Sakit Umum Daerah
Rp
20.850.159.479
9
4.
Dinas Bina Marga dan Pengairan
Rp 118.043.850.000
16
5.
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Rp
36.552.500.000
37
6.
BAPPEDA
Rp
16.603.006.180
16
7.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Infromatika
Rp
7.498.002.400
8
8.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rp
3.919.404.000
11
9.
Dinas Kependudukan & Capil
Rp
2.000.000.000
5
10.
Badan Pemberdayaan Perempuan & KB
Rp
7.717.850.000
4
11.
Dinas Sosial
Rp
10.630.656.032
12
12.
Badan Pelaksana Penanggulanan Bencana Daerah
Rp
483.069.494
8
13.
Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Rp
1.800.000.000
7
14.
Dinas Koperasi & UKM
Rp
7.066.725.800
8
15.
Dinas Kebudayaan & Pariwisata
Rp
7.750.000.000
10
16.
Badan Kesbang, Politik & Linmas
Rp
2.925.880.900
9
17.
Kantor Satuan Pol-PP
Rp
1.276.914.350
8
18.
Sekretariat Daerah Kab.Banggai
Rp
19.500.000.000
33
19.
Sekretariat DPRD Kab.Banggai
Rp
13.418.477.962
7
20.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah
Rp
17.581.757.598
10
21.
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Rp
3.340.650.000
11
22.
Inspektorat
Rp
3.241.410.926
7
23.
Badan Kepegawaian Daerah
Rp
2.529.000.000
5
24.
Badan DIKLAT
Rp
6.738.212.220
5
25.
Sekretariat Korpri
Rp
1.376.088.700
7
26.
Kecamatan Nuhon
Rp
1.633.218.153
6
27
Kecamatan Bunta
Rp
180.000.000
3
28
Kecamatan Pagimana
Rp
206.727.200
3
29
Kecamatan Bualemo
Rp
190.000.000
5
RKPD Kabupaten Banggai 2014
185
30
Kecamatan Balantak
Rp
224.471.000
3
31
Kecamatan Lamala
Rp
160.000.000
5
32
Kecamatan Masama
Rp
163.515.000
4
33
Kecamatan Luwuk Timur
Rp
229.225.000
4
34
Kecamatan Luwuk
Rp
180.000.000
4
35
Kecamatan Kintom
Rp
152.103.600
4
36
Kecamatan Batui
Rp
171.600.000
4
37
Kecamatan Toili
Rp
131.650.420
3
38
Kecamatan Toili Barat
Rp
172.023.000
3
39
Kecamatan Simpang Raya
Rp
212.265.500
5
40
Kecamatan Lobu
Rp
168.000.000
3
41
Kecamatan Moilong
Rp
250.000.000
4
42
Kecamatan Batui Selatan
Rp
170.000.000
4
43
Kecamatan Balantak Selatan
Rp
229.990.800
4
44
Kecamatan Nambo
Rp
180.000.000
4
45
Kecamatan Luwuk Selatan
Rp
150.257.311
4
46
Kecamatan Luwuk Utara
Rp
150.000.000
4
47
Kecamatan Balantak Utara
Rp
19.360.000
3
48
Kecamatan Mantoh
Rp
156.506.198
4
49
Kelurahan Luwuk
Rp
63.525.001
4
50
Kelurahan Soho
Rp
62.457.296
4
51
Kelurahan Bungin
Rp
69.855.720
4
52
Kelurahan Baru
Rp
75.570.550
4
53
Kelurahan Simpong
Rp
78.732.500
2
54
Kelurahan Maahas
Rp
64.004.161
4
55
Keluarahan Kilongan
Rp
69.581.050
4
56
Kelurahan Nambo Padang
Rp
82.657.920
4
57
Kelurahan Nambo Lempek
Rp
87.477.100
3
RKPD Kabupaten Banggai 2014
186
58
Kelurahan Hanga-hanga
Rp
74.215.550
4
59
Kelurahan Lontio
Rp
93.350.880
4
60
Kelurahan Mendono
Rp
102.216.455
4
61
Kelurahan Batui
Rp
80.640.450
4
62
Kelurahan Bugis
Rp
64.257.050
4
63
Kelurahan Balantang
Rp
83.415.000
4
64
Kelurahan Tolando
Rp
62.659.600
3
65
Kelurahan Sisipan
Rp
64.150.570
4
66
Kelurahan Balantak
Rp
43.979.000
4
67
Kelurahan Pagimana
Rp
63.924.300
4
68
Kelurahan Basabungan
Rp
65.000.000
3
69
Kelurahan Pakowa
Rp
63.984.800
4
70
Keluahan Bunta I
Rp
74.885.650
4
71
Kelurahan Bunta II
Rp
69.999.985
4
72
Kelurahan Karaton
Rp
68.500.000
3
73
Kelurahan Kilongan Permai
Rp
89.380.420
4
74
Kelurahan Tanjung Tuwis
Rp
85.297.620
4
75
Kelurahan Kintom
Rp
64.125.160
4
76
Kelurahan Lamo
Rp
74.606.450
4
77
Kelurahan Bakung
Rp
64.529.300
4
78
Kelurahan Cendana
Rp
91.973.055
4
79
Kelurahan Dale-dale
Rp
36.099.042
3
80
Kelurahan Salabenda
Rp
89.270.000
4
81
Kelurahan Keleke
Rp
63.525.000
4
82
Kelurahan Bungin Timur
Rp
85.404.820
4
83
Kelurahan Mangkio Baru
Rp
82.400.000
3
84
Kelurahan Bukit Mambual
Rp
63.525.000
4
85
Kelurahan Tombang Permai
Rp
63.525.000
4
RKPD Kabupaten Banggai 2014
187
86
Kelurahan Kompo
Rp
93.772.150
4
87
Kelurahan Jole
Rp
77.099.128
4
88
Kelurahan Hanga-hanga Permai
Rp
87.153.444
4
89
Kelurahan Nambo Bosaa
Rp
84.335.700
4
90
Kelurahan Nambo Lempek Baru
Rp
47.949.000
4
91
Kelurahan Mondonun
Rp
87.016.700
4
92
Kelurahan Lontio Baru
Rp
81.675.000
4
93
Kelurahan Kalaka
Rp
81.881.000
4
94
Kelurahan Talang Batu
Rp
63.525.001
4
95
Badan Ketahanan Pangan
Rp
8.319.000.000
3
96
BPMPD
Rp
4.329.897.251
7
97
Kantor Perpustakaan Kearsipan & Dokumentasi
Rp
1.500.000.000
5
98
Dinas Pertanian
Rp
10.583.138.710
13
99
Dinas Perkebunan
Rp
4.261.584.714
8
100
Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan
Rp
3.163.500.000
8
101
Dinas Kehutanan
Rp
6.270.614.317
12
102
Dinas Pertambangan dan Energi
Rp
6.622.708.860
10
103
Dinas Kelautan dan Perikanan
Rp
4.946.385.400
12
104
Dinas Perindustrian & Perdanganan
Rp
8.270.281.500
13
Rp 445.183.738.473
635
JUMLAH
RKPD Kabupaten Banggai 2014
188
BAB VI PENUTUP Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Banggai Tahun 2014 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Tahun 2011-2016 RKPD ini memiliki kedudukan yang strategis. Untuk mencapai hasil yang optimal dari pelaksanaan RKPD ini, diperlukan keterlibatan seluruh pihak dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan programprogram pembangunan tahun 2014. Dalam rangka menjamin terlaksananya kegiatankegiatan program pembangunan, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut : 1. Seluruh SKPD berkewajiban untuk melaksanakan program-program dan kegiatankegiatan yang sudah ditetapkan dalam RKPD 2014, dengan memperhatikan sinergitas antar kegiatan. 2. Peran serta masyarakat perlu terus didorong untuk berperan secara maksimal dalam perencanaan dan ikut mengawasi pelaksanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat ini juga turut difasilitasi dalam acara proses penyusunan rencana pembangunan dengan cara melibatkan mereka pada kegiatan Musrenbang RKPD. 3. Setiap SKPD harus menyusun RENJA , sebagai dasar pelaksanaan rencana kegiatan Tahun 2014, dan melakukan pengawasan serta pengendalian pelaksanaannya serta melaporkannya kepada Kepala Bappeda Kabupaten Banggai setiap 3 (tiga) bulan sekali. 4. Untuk menjamin konsistensi, sinergitas, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan RKPD Tahun 2014, Bappeda Kabupaten Banggai diharapkan secara aktif melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan RKPD Tahun 2014 serta menghimpun dan menganalisis laporan 3 (tiga) bulan pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dari masingmasing SKPD dan hasilnya disampaikan kepada Bupati Kabupaten Banggai.
RKPD RKPD Kabupaten Banggai 2014
189
Dengan memperhatikan kaidah pelaksanaan RKPD tersebut di atas, RKPD Kabupaten Banggai Tahun 2014 diharapkan dapat menjadi instrumen yang efektif bagi pemerintah daerah Kabupaten Banggai untuk meningkatkan kinerja dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan untuk mencapai tujuan perencanaan strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Banggai yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banggai.
RKPD RKPD Kabupaten Banggai 2014
190