94
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1
Pengumpulan Data Didalam Proses Pengolahan data dan analisa untuk pemecahan permasalahan yang terjadi didalam bagian Bleaching, Dyeing, finishing PT. Mulia Knitting Factory sebagai langkah awal analisis adalah pengumpulan data untuk menunjang analisa pemecahan masalah – masalah yang terdapat dalam sistem proses pemutihan tersebut.
4.1.1
Operation Process Chart Bagian Pemutihan Bleaching, Dyeing, Finishing Di dalam pengumpulan data, terdapat beberapa hal pendukung bagi peneliti untuk mengolah data, salah satunya adalah peta proses operasi yang berfungsi sebagai langkah awal mengetahui keseluruhan alur proses yang ada.
95
Gambar 4.1 Operation Process Chart Bagian BDF Pemutihan Sumber: hasil observasi dan brainstorm dengan perusahaan
96
4.1.2
Penentuan Prioritas Pemilihan Kriteria Subbagian dibagian Bleaching, Dyeing, and Finishing yang akan Diselesaikan dengan Metode ABC Dikarenakan ruang lingkup dari bagian BDF yang sangat luas, maka penulis melakukan pengkategorian 3 subbagian BDF ke dalam tingkatan klasifikasi untuk mempersempit ruang lingkup penyelesaian permasalahan yang ada dan juga
memprioritaskan subbagian terpenting yang harus
diselesaikan terlebih dahulu, Berikut ini hasil pengumpulan data berdasarkan data dari bagian penjualan dan juga bagian arsip produksi di BDF: Tabel 4.1 Rekapitulasi Demand Produksi tahun 2007 Bagian BDF Bulan
Bagian kain putih
Bagian Kain warna
Bagian kain stripper
Januari
74,085.13
60,282.75
10,943.60
Februari
65,510.69
40,295.48
1,121.28
Maret
80,100.42
45,159.13
11,421.50
April
77,923.29
47,638.57
11,876.46
Mei
73,404.83
66,635.65
13,836.40
Juni
72,169.08
73,045.26
11,463.51
Juli
118,462.84
94,614.35
16,401.11
Agustus
111,916.17
79,615.51
18,703.25
September
108,308.06
36,985.12
11,876.88
76,047.72
21,663.68
10,732.16
November
118,001.46
43,368.09
14,020.10
Desember
76,673.82
56,261.09
10,081.28
Sum
1,052,603.51
665,564.68
142,477.53
Avg
87,716.96
55,463.72
11,873.13
Oktober
Sumber : Data Internal PT. MKF
97
Tabel 4.2 Rekapitulasi data Harga Jual Kain Jenis Benang S/K 20s combed S/K 20s combed Stripper 16s/20s
Keterangan Warna Putih berwarna sedang single Knit stripper
Harga Benang $ 5.4 6 8.25
Sumber : Data Internal PT. MKF Dibawah ini merupakan hasil pengolahan data klasifikasi ABC menggunakan software Quantitative Management (QM).
Gambar 4.2 Hasil Perhitungan ABC Analysis Dengan Software QM Dilihat dari hasil perhitungan didapat bahwa bagian produksi yang harus di perhatikan terlebih dahulu dan difokuskan adalah bagian pemutihan di BDF secara menyeluruh karena bagian produksi pewarnaan putih terdapat di kategori klasifikasi B dan merupakan kategori dengan prioritas produksi permintaan terbanyak sepanjang tahun 2007.perusahaan mengkategorikan
98
dalam B karena perushaan masih merasakan bahwa kualitas dari produk mereka masih jauh dari hasil yang diharapkan untuk bersaing, sehingga perusahaan bekerja keras dalam peningkatan kualitas melalui kuantitas maupun kualitas produksi. 4.1.3
Diagram Fishbone (cause and effect) Terhadap Permasalahan Antrian di Bagian BDF PT. Mulia Knitting Factory Berdasarkan observasi di lapangan dan wawancara dengan kepala bagian, banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya antrian dalam proses pemutihan di bagian BDF, adapun permasalahan tersebut adalah :
Gambar 4.3 Fishbone diagram penyebab terjadinya antrian Sumber: hasil observasi dan brainstorm dengan perusahaan
99
4.1.4
Pengujian Distribusi Data dan Parameter Estimation
4.1.4.1 Uji Distribusi Data dan Parameter Estimation Jumlah Kedatangan troli menuju mesin sentrifugal Pada dasarnya untuk menghitung dan memodelkan sistem antrian serial ini, diperlukan uji distribusi data untuk mengetahui pola distribusi dari data jumlah kedatangan sistem antrian troli terhadap setiap mesin yang sudah dikumpulkan sebelumnya, maka dicoba untuk dilakukan pengujian uji kebaikan suai (Goodness of Fit Test) dengan cara manual (KolmogorovSmirnov) dan juga menggunakan bantuan program minitab 14.0 (Anderson Darling). Berikut ini adalah perhitungan uji distribusinya:
1) Dengan Bantuan Stat-fit Promodel 4.0 (Anderson Darling) Uji Anderson darling Uji dilakukan dengan taraf nyata sama dengan 0.05.
100
Probability Plot of C1 Normal 99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
1.5 4.005 56 17.423 <0.005
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-10
-5
0
5
10
C1
Gambar 4.4 Hasil Uji Anderson Darling Jumlah Kedatangan pada mesin sentrifugal Karena Nilai Nilai Signifikasi Anderson darling lebih besar dari taraf nyata (P-value)yaitu 17.423 > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data jumlah kedatangan tersebut berdistribusi Poisson.
2) Dengan Hitungan Manual (Kolmogorov-Smirnov) a) Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif digunakan untuk menghitung parameter dari distribusi data yang akan dihipotesiskan.
101
•
Rata-Rata (Mean) Mean =
‡”Xi N
=
84 = 1.5 56
b) Uji Hipotesa (Kolmogorov-Smirnov) •
H0 = Data Jumlah Kedatangan mengikuti Distribusi Poisson H1 = Data Jumlah Kedatangan tidak mengikuti Distribusi Poisson Taraf Nyata = 0.05 Perhitungan Densitas Poisson (Dn max)
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Densitas Poisson Jumlah Kedatangan Probabilitas kumulatif sampel(Sn(x) )
number of event kedatang an(mi)
frekuensi kemuncu lan(fi)
probabilitas kemunculan
0
49
0.875
0
0
0.8750
0.223
0.652
12
7
0.125
84
1008
1.0000
1.000
0.000
56
1
84
1008 D(densitas)-max =
0.652
total
mi2fi
mifi
X-bar=
1.5
distribusi kumulatif hipotesis(F(x)) poisson
F(x ) S n (x ) i i
Contoh Perhitungan Frekuensi distribusi kumulatif hipotesis poisson menggunakan excel 2007 sebagai berikut :
102
Data 0
Gambar 4.5 Hasil distribusi kumulatif Fungsi Poisson menggunakan Excel 2007 Maka D n (0) = f (xi)
Sn ( xi) = 0.875
0.223 = 0.652
Data 12
Gambar 4.6 Hasil distribusi kumulatif Fungsi Poisson menggunakan Excel 2007
103
Maka D n (0) = f (xi)
Sn ( xi) = 1.000
1.000 = 0.000
Jadi Dn Max = Max (Dn ) = 0.652 •
Perhitungan Densitas Poisson Tabel Dimana N = 56 dan α = 0.05 Maka Densitas Poisson Tabel : Dn Tabel =
1.36
n (Sumber: Appendix, White 1975 “Tabel Nilai Kritis D Maksimum absolute antara sampel dan populasi distribusi kumulatif), Dn Tabel = •
1.36 56
= 0.182
Kesimpulan Dn Hitung < Dn Tabel ¨ 0.652 > 0.182 Kesimpulan : D max hitung lebih besar dari D tabel , maka simpulkan tolak Ho dan simpulkan data tidak mengikuti distribusi poisson pada perhitungan metode kolmogorov-smirnov, Tetapi dengan menggunakan uji normalitas
minitab Anderson
darling, maka didapat hasil nilai AD lebih besar dari P value, maka simpulkan data yang ada dapat dikatakan berdistribusi poisson.
104
Menurut Harrel (2000, p125) mengatakan bahwa distribusi poisson berhubungan erat dengan distribusi eksponensial. Dimana hubungan itu dinyatakan dengan jika tingkat atau jumlah kedatangan berdistribusi poisson maka dapat dikatakan interval waktu kedatangan berdistribusi eksponensial. Atau dengan kata lain nilai rata-rata distribusi eksponensial adalah kebalikan dari tingkat poisson. Berdasarkan perhitungan diatas rata-rata jumlah kedatangan Troli menuju mesin sentrifugal adalah adalah 1.5 troli tiap 60 menit yang berdistribusi poisson. Maka dengan pendekatan diatas maka dapat ditentukan rata-rata interval waktu kedatangan barang menuju sistem pelayanan sentrifugal adalah 40 menit yang berdistribusi eksponensial. Untuk menguji pola distribusi data waktu pelayanan mesin sentrifugal terhadapan troli, didalam ini digunakan perhitungan dengan menggunakan software Stat-fit Promodel 4.0 dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorv-Smirnov dan Anderson-Darling sebagai pembanding , berikut hasil perhitungan dari data yang dikumpulkan:
105
Tabel 4.4 Data Waktu Pelayanan Mesin Sentrifugal No 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 total average
waktu siklus(detik) 1,298.292 1,629.594 1,538.100 2,319.000 1,221.840 1,795.980 1,587.966 1,972.914 1,741.656 1,238.280 2,919.000 2,077.722 1,792.200 2,192.400 2,552.160 1,538.880 2,191.002 1,654.140 2,079.480 1,301.040 1,895.520 1,767.372 1,246.590 1,550.760 1,717.422 1,414.020 1,792.020 1,464.390 1,643.172 3,191.484 2,432.658 2,328.222 2,100.906 2,235.522 1,110.132 2,897.058 2,177.820 1,317.828 1,595.640 1,580.802 74,100.984 18,525.246
waktu siklus (menit) 21.638 27.160 25.635 38.650 20.364 29.933 26.466 32.882 29.028 20.638 48.650 34.629 29.870 36.540 42.536 25.648 36.517 27.569 34.658 21.684 31.592 29.456 20.777 25.846 28.624 23.567 29.867 24.407 27.386 53.191 40.544 38.804 35.015 37.259 18.502 48.284 36.297 21.964 26.594 26.347 1,235.016 30.8754
Xi 21.638 27.160 25.635 38.650 20.364 29.933 26.466 32.882 29.028 20.638 48.650 34.629 29.870 36.540 42.536 25.648 36.517 27.569 34.658 21.684 31.592 29.456 20.777 25.846 28.624 23.567 29.867 24.407 27.386 53.191 40.544 38.804 35.015 37.259 18.502 48.284 36.297 21.964 26.594 26.347 1,235.016
Xi2 468.212 737.660 657.153 1,493.823 414.692 895.984 700.454 1,081.219 842.602 425.927 2,366.823 1,199.147 892.217 1,335.172 1,809.311 657.820 1,333.469 760.050 1,201.177 470.196 998.054 867.668 431.663 668.016 819.316 555.403 892.038 595.677 750.004 2,829.325 1,643.840 1,505.727 1,226.057 1,388.211 342.331 2,331.374 1,317.472 482.409 707.241 694.149 40,789.083
Sumber : Hasil pengamatan menggunakan stopwatch di kelompok mesin Sentrifugal
106
Hasil pengolahan data dengan Software Stat-fit Promodel 4.0
Gambar 4.7 Hasil Uji Anderson Darling dengan Stat-fit Waktu Pelayanan mesin sentrifugal Uji Anderson-Darling Uji dilakukan dengan taraf nyata sama dengan 0.05. Karena nilai signifikansi AD lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.075 > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data waktu persiapan tersebut berdistribusi eksponensial dengan mean = 30.875 menit.
107
4.1.4.2 Uji Distribusi Data dan Parameter Estimation Jumlah Kedatangan troli menuju Mesin Kipas 4.1.4.2.1 Dengan Hitungan Manual (Kolmogorov-Smirnov) a. Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif digunakan untuk menghitung parameter dari distribusi data yang akan dihipotesiskan. •
Rata-Rata (Mean) Mean =
‡”Xi = 311 = 6.22 N
50
b. Uji Hipotesa (Kolmogorov-Smirnov) •
H0 = Data Jumlah Kedatangan mengikuti Distribusi Poisson H1 = Data Jumlah Kedatangan tidak mengikuti Distribusi Poisson Taraf Nyata = 0.05 Perhitungan Densitas Poisson (Dn max)
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Densitas Poisson Jumlah Kedatangan number of event kedatangan( mi)
frekuensi kemunculan( fi)
probabilita s kemuncul an
5
15
0.300
75
375
0.3000
0.411
0.111
6
17
0.340
102
612
0.6400
0.571
0.069
7
11
0.220
77
539
0.8600
0.713
0.147
8
6
0.120
48
384
0.9800
0.824
0.156
9
1
0.020
9
1.0000
0.900
0.100
50
1
311 Xbar=
81 199 1
D(densitas)-max =
0.156
Total
2
mifi
mi fi
6.22
Probabilitas kumulatif sampel(Sn(x))
distribusi kumulatif hipotesis(F(x)) poisson
F(x ) S n (x ) i i
108
•
Perhitungan Densitas Poisson Tabel Dimana N = 50 dan α = 0.05 Maka Densitas Poisson Tabel : Dn Tabel =
1.36
n (Sumber: Appendix, White 1975 “Tabel Nilai Kritis D Maksimum absolute antara sampel dan populasi distribusi kumulatif), Dn Tabel = •
1.36 50
= 0.192
Kesimpulan D n Hitung < D n Tabel ¨ 0.156 < 0.192 Kesimpulan : D max hitung lebih kecil dari D tabel , maka simpulkan trima Ho mengikuti distribusi poisson pada perhitungan metode kolmogorov-smirnov,
Menurut Harrel (2000, p125) mengatakan bahwa distribusi poisson berhubungan erat dengan distribusi eksponensial. Dimana hubungan itu dinyatakan dengan jika tingkat atau jumlah kedatangan berdistribusi poisson maka dapat dikatakan interval waktu kedatangan berdistribusi eksponensial. Atau dengan kata lain nilai rata-rata distribusi eksponensial adalah kebalikan dari tingkat poisson. Berdasarkan perhitungan diatas rata-rata jumlah kedatangan Troli menuju mesin kipas adalah 6.22 troli tiap 60 menit yang berdistribusi poisson. Maka dengan pendekatan diatas maka dapat ditentukan
109
rata-rata interval waktu kedatangan barang menuju sistem pelayanan sentrifugal adalah 9.64 menit yang berdistribusi eksponensial. Untuk menguji pola distribusi data waktu pelayanan mesin kipas terhadap troli, didalam ini digunakan perhitungan dengan menggunakan software Stat-fit Promodel 4.0 dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Anderson-Darling sebagai pembanding , berikut hasil perhitungan dari data yang dikumpulkan:
110
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pelayanan Mesin Kipas No 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 40.000 total average
waktu siklus(detik) 1,084.1 2,254.9 970.9 4,931.8 2,722.4 1,641.9 1,471.2 1,581.9 5,885.8 1,351.2 3,664.6 2,424.9 960.0 2,122.1 969.0 1,254.3 2,281.1 1,642.1 1,401.6 1,550.9 1,947.6 2,541.6 2,435.8 1,281.6 2,889.0 1,172.5 3,560.6 2,301.9 5,125.6 1,162.1 1,651.0 1,380.0 1,521.9 1,401.6 4,718.4 1,461.9 2,355.9 1,924.4 1,433.0 1,418.6 85,851.420 2,146.286
waktu siklus (menit) 18.068 37.582 16.182 82.197 45.374 27.365 24.519 26.365 98.097 22.520 61.077 40.415 16.000 35.369 16.150 20.904 38.018 27.369 23.360 25.848 32.459 42.359 40.597 21.360 48.150 19.541 59.343 38.365 85.427 19.369 27.517 23.000 25.366 23.359 78.639 24.365 39.265 32.074 23.883 23.643 1,430.857 35.771
Xi 18.068 37.582 16.182 82.197 45.374 27.365 24.519 26.365 98.097 22.520 61.077 40.415 16.000 35.369 16.150 20.904 38.018 27.369 23.360 25.848 32.459 42.359 40.597 21.360 48.150 19.541 59.343 38.365 85.427 19.369 27.517 23.000 25.366 23.359 78.639 24.365 39.265 32.074 23.883 23.643 1,430.857
Xi2 326.453 1,412.429 261.854 6,756.281 2,058.764 748.865 601.191 695.087 9,622.982 507.159 3,730.351 1,633.356 256.000 1,250.966 260.829 436.986 1,445.338 749.062 545.666 668.093 1,053.613 1,794.319 1,648.116 456.250 2,318.374 381.862 3,521.615 1,471.866 7,297.721 375.139 757.180 529.000 643.409 545.662 6,184.124 593.653 1,541.725 1,028.709 570.398 558.987 67,239.433
Sumber : Hasil pengamatan menggunakan stopwatch di kelompok mesin Kipas
111
Hasil pengolahan data dengan Software Stat-fit Promodel 4.0
Gambar 4.8 Hasil Uji Anderson Darling dengan Stat-fit Waktu Pelayanan Mesin Kipas
112
Uji Anderson-Darling Uji dilakukan dengan taraf nyata sama dengan 0.05. Karena nilai signifikansi AD lebih besar dari taraf nyata yaitu 2.49 > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data waktu persiapan tersebut berdistribusi eksponensial dengan mean = 35.771 menit.
4.1.4.3 Uji Distribusi Data dan Parameter Estimation Jumlah Kedatangan troli menuju Mesin Dryer
4.1.4.3.1
Dengan Hitungan Manual (Kolmogorov-Smirnov) a. Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif digunakan untuk menghitung parameter dari distribusi data yang akan dihipotesiskan. •
Rata-Rata (Mean) Mean =
‡”Xi = 216 = 4.32 N
50
b. Uji Hipotesa (Kolmogorov-Smirnov) •
H0 = Data Jumlah Kedatangan mengikuti Distribusi Poisson H1 = Data Jumlah Kedatangan tidak mengikuti Distribusi Poisson Taraf Nyata = 0.05 Perhitungan Densitas Poisson (Dn max)
113
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Densitas Poisson Jumlah Kedatangan Probabilitas kumulatif sampel(Sn(x))
number of event kedatangan(mi)
frekuensi kemunculan(fi)
probabilitas kemunculan
3
4
0.080
12
36
0.0800
0.374
0.294
4
30
0.600
120
480
0.6800
0.567
0.113
5
12
0.240
60
300
0.9200
0.733
0.187
6
4
0.080
24
144
1.0000
0.853
0.147
50
1
216
960
X-bar=
4.32
D(densitas)-max =
0.294
Total
•
mifi
mi2fi
distribusi kumulatif hipotesis(F(x)) poisson
F(x ) S n (x ) i i
Perhitungan Densitas Poisson Tabel Dimana N = 50 dan α = 0.05 Maka Densitas Poisson Tabel : Dn Tabel =
1.36
n (Sumber: Appendix, White 1975 “Tabel Nilai Kritis D Maksimum absolute antara sampel dan populasi distribusi kumulatif), Dn Tabel = •
1.36 50
= 0.192
Kesimpulan Dn Hitung < Dn Tabel ¨ 0.294 > 0.192 Kesimpulan : D max hitung lebih besar dari D tabel , maka simpulkan tolak Ho dan simpulkan data tidak mengikuti distribusi poisson pada perhitungan metode kolmogorov-smirnov,
114
•
Perhitungan menggunakan software statfit terhadap waktu kedatangan kelompok mesin Dryer
Gambar 4.9 Hasil Uji Anderson Darling Dengan Stat-fit Waktu Kedatangan Mesin Dryer
115
Tetapi dengan menggunakan uji normalitas
minitab Anderson
darling, maka didapat hasil nilai AD lebih besar dari P value, maka simpulkan data yang ada dapat dikatakan berdistribusi poisson. Menurut Harrel (2000, p125) mengatakan bahwa distribusi poisson berhubungan erat dengan distribusi eksponensial. Dimana hubungan itu dinyatakan dengan jika tingkat atau jumlah kedatangan berdistribusi poisson maka dapat dikatakan interval waktu kedatangan berdistribusi eksponensial. Atau dengan kata lain nilai rata-rata distribusi eksponensial adalah kebalikan dari tingkat poisson. Berdasarkan perhitungan diatas rata-rata jumlah kedatangan Troli menuju mesin Dryer adalah 4.32 troli tiap 60 menit yang berdistribusi poisson. Maka dengan pendekatan diatas maka dapat ditentukan rata-rata interval waktu kedatangan barang menuju sistem pelayanan Dryer adalah 13.88 menit yang berdistribusi eksponensial. Untuk menguji pola distribusi data waktu pelayanan mesin kipas terhadap troli, didalam ini digunakan perhitungan dengan menggunakan software Stat-fit Promodel 4.0 dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Anderson-Darling sebagai pembanding , berikut hasil perhitungan dari data yang dikumpulkan:
116
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Pelayanan Mesin Dryer No
waktu siklus(detik)
waktu siklus (menit)
Xi
Xi2
1.000
7,653.3
127.555
127.555
16,270.278
2.000
7,829.7
130.495
130.495
17,028.945
3.000
2,121.6
35.360
35.360
1,250.330
4.000
3,180.6
53.010
53.010
2,810.060
5.000
6,017.9
100.298
100.298
10,059.689
6.000
1,701.1
28.351
28.351
803.779
7.000
6,051.4
100.856
100.856
10,171.933
8.000
2,625.8
43.764
43.764
1,915.288
9.000
8,196.0
136.600
136.600
18,659.560
10.000
1,431.1
23.851
23.851
568.870
11.000
3,638.0
60.633
60.633
3,676.361
12.000
1,762.1
29.368
29.368
862.479
1.000
1,740.5
29.009
29.009
841.522
2.000
2,482.4
41.373
41.373
1,711.725
3.000
1,007.6
16.794
16.794
282.038
4.000
4,041.9
67.365
67.365
4,538.043
5.000
3,014.9
50.248
50.248
2,524.862
6.000
3,376.4
56.273
56.273
3,166.651
7.000
2,551.8
42.530
42.530
1,808.801
8.000
1,581.4
26.357
26.357
694.691
9.000
7,492.9
124.882
124.882
15,595.514
10.000
1,306.4
21.773
21.773
474.064
11.000
1,596.5
26.608
26.608
707.986
12.000
2,342.2
39.036
39.036
1,523.809
1.000
3,095.8
51.597
51.597
2,662.250
2.000
7,281.9
121.365
121.365
14,729.463
3.000
1,389.1
23.151
23.151
535.969
117
4.000
2,553.5
42.558
42.558
1,811.183
5.000
3,166.0
52.767
52.767
2,784.356
6.000
11,358.7
189.312
189.312
35,839.033
7.000
6,639.5
110.658
110.658
12,245.193
8.000
4,494.0
74.900
74.900
5,610.010
9.000
1,171.8
19.530
19.530
381.421
10.000
1,908.6
31.810
31.810
1,011.876
11.000
1,811.8
30.196
30.196
911.798
12.000
2,121.9
35.365
35.365
1,250.683
1.000
2,929.1
48.818
48.818
2,383.197
2.000
2,901.9
48.365
48.365
2,339.173
3.000
6,403.4
106.724
106.724
11,390.012
4.000
8,933.3
148.888
148.888
22,167.637
total
152,903.580
2,548.393
2,548.393
236,000.533
average
38,225.895
637.098
Sumber : Hasil pengamatan menggunakan stopwatch di kelompok mesin Dryer Hasil pengolahan data dengan Software Stat-fit Promodel 4.0
118
Gambar 4.10 Hasil Uji Anderson Darling dengan Stat-fit Waktu Pelayanan mesin Dryer Uji Anderson-Darling
119
Uji dilakukan dengan taraf nyata sama dengan 0.05. Karena nilai signifikansi AD lebih besar dari taraf nyata yaitu 2.49 > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data waktu persiapan tersebut berdistribusi eksponensial dengan mean = 35.771 menit.
4.1.4.4 Uji Distribusi Data dan Parameter Estimation Jumlah Kedatangan troli menuju Mesin Tube-tex 4.1.4.4.1
Dengan Hitungan Manual (Kolmogorov-Smirnov) c. Statistika Deskriptif Statistika
Deskriptif
digunakan
untuk
menghitung
parameter dari distribusi data yang akan dihipotesiskan. •
Rata-Rata (Mean) Mean =
‡”Xi = 249 = 4.98 N
50
d. Uji Hipotesa (Kolmogorov-Smirnov) •
H0 = Data Jumlah Kedatangan mengikuti Distribusi Poisson H1 = Data Jumlah Kedatangan tidak mengikuti Distribusi Poisson Taraf Nyata = 0.05 Perhitungan Densitas Poisson (Dn max)
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Densitas Poisson Jumlah Kedatangan
120
Probabilitas kumulatif sampel(Sn(x))
F(x ) S n (x ) i i
number of event kedatangan(mi)
frekuensi kemunculan(fi)
probabilitas kemunculan
4
16
0.320
64
256
0.3200
0.444
0.124
5
19
0.380
95
475
0.7000
0.444
0.256
6
15
0.300
90
540
1.0000
0.619
0.381
50
1
249
1271
X-bar=
4.98
D(densitas)-max =
0.256
total
•
mifi
mi2fi
distribusi kumulatif hipotesis(F(x)) poisson
Perhitungan Densitas Poisson Tabel Dimana N = 50 dan α = 0.05 Maka Densitas Poisson Tabel : Dn Tabel =
1.36
n (Sumber: Appendix, White 1975 “Tabel Nilai Kritis D Maksimum absolute antara sampel dan populasi distribusi kumulatif), Dn Tabel = •
1.36 50
= 0.192
Kesimpulan Dn Hitung < Dn Tabel ¨ 0.256 > 0.192 Kesimpulan : D max hitung lebih besar dari D tabel , maka simpulkan tolak Ho dan simpulkan data tidak mengikuti distribusi poisson pada perhitungan metode kolmogorov-smirnov,
121
•
Perhitungan menggunakan software statfit terhadap waktu kedatangan kelompok mesin Tube-tex
Gambar 4.11 Hasil Uji Anderson Darling dengan Stat-fit Waktu Kedatangan Mesin Tube-tex
122
Tetapi dengan menggunakan uji normalitas
minitab Anderson
darling, maka didapat hasil nilai AD lebih besar dari P value, maka simpulkan data yang ada dapat dikatakan berdistribusi poisson. Menurut Harrel (2000, p125) mengatakan bahwa distribusi poisson berhubungan erat dengan distribusi eksponensial. Dimana hubungan itu dinyatakan dengan jika tingkat atau jumlah kedatangan berdistribusi poisson maka dapat dikatakan interval waktu kedatangan berdistribusi eksponensial. Atau dengan kata lain nilai rata-rata distribusi eksponensial adalah kebalikan dari tingkat poisson. Berdasarkan perhitungan diatas rata-rata jumlah kedatangan Troli menuju mesin Tube-tex adalah 4.98 troli tiap 60 menit yang berdistribusi poisson. Maka dengan pendekatan diatas maka dapat ditentukan rata-rata interval waktu kedatangan barang menuju sistem pelayanan sentrifugal adalah 12.04 menit yang berdistribusi eksponensial. Untuk menguji pola distribusi data waktu pelayanan mesin Tube-tex terhadap troli, didalam ini digunakan perhitungan dengan menggunakan software Stat-fit Promodel 4.0 dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Anderson-Darling sebagai pembanding , berikut hasil perhitungan dari data yang dikumpulkan:
123
Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Pelayanan Mesin Tube-tex No 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 1.000 2.000 3.000 4.000 total average
waktu siklus(detik) 2,642.9 4,810.9 9,620.4 5,419.9 5,982.8 2,182.6 5,073.9 2,844.0 7,684.8 8,896.3 4,248.0 4,559.7 5,850.4 3,690.0 1,819.1 2,637.1 5,406.7 3,810.0 5,633.9 2,321.5 5,706.7 4,513.9 7,526.4 9,033.0 2,375.2 3,855.0 5,007.4 2,992.6 3,855.4 2,389.0 2,702.1 4,833.8 5,902.1 2,329.0 3,949.9 3,958.8 3,074.9 3,654.7 5,640.7 4,311.2 182,746.500 45,686.625
waktu siklus (menit) 44.049 80.181 160.340 90.332 99.714 36.376 84.565 47.400 128.080 148.271 70.800 75.995 97.506 61.500 30.319 43.952 90.111 63.500 93.898 38.692 95.111 75.231 125.440 150.550 39.586 64.250 83.456 49.876 64.257 39.816 45.035 80.564 98.368 38.817 65.831 65.980 51.249 60.912 94.011 71.854 3,045.775 76.1444
Xi 44.049 80.181 160.340 90.332 99.714 36.376 84.565 47.400 128.080 148.271 70.800 75.995 97.506 61.500 30.319 43.952 90.111 63.500 93.898 38.692 95.111 75.231 125.440 150.550 39.586 64.250 83.456 49.876 64.257 39.816 45.035 80.564 98.368 38.817 65.831 65.980 51.249 60.912 94.011 71.854 3,045.775
Xi2 1,940.314 6,428.993 25,708.916 8,159.870 9,942.882 1,323.213 7,151.239 2,246.760 16,404.486 21,984.289 5,012.640 5,775.240 9,507.420 3,782.250 919.242 1,931.778 8,119.992 4,032.250 8,816.834 1,497.071 9,046.102 5,659.703 15,735.194 22,665.303 1,567.051 4,128.063 6,964.904 2,487.615 4,128.962 1,585.314 2,028.151 6,490.558 9,676.263 1,506.759 4,333.721 4,353.360 2,626.460 3,710.272 8,838.068 5,162.997 273,380.502
Sumber : Hasil pengamatan menggunakan stopwatch di kelompok mesin Dryer
124
Hasil pengolahan data dengan Software Stat-fit Promodel 4.0
Gambar 4.12 Hasil Uji Anderson Darling dengan Stat-fit Waktu Pelayanan Mesin Dryer
125
Uji Anderson-Darling Uji dilakukan dengan taraf nyata sama dengan 0.05. Karena nilai signifikansi AD lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.438 > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data waktu persiapan tersebut berdistribusi eksponensial dengan mean = 76.14 menit.
4.2
Antrian Pada sistem Antrian Serial-k
di Bagian Bleaching, dyeing,
finishing PT. Mulia Knitting Factory. Pada dasarnya, antrian model serial-k
merupakan sistem antrian
kombinasi dimana setiap stasiun kerja saling mempengaruhi waktu kedatangan dan kepergiannya terhadap stasiun kerja yang lain. Dalam penyelesaian kepadatan antrian troli yang terjadi di bagian BDF ini, dilampirkan perhitungan yang sesuai dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi perusahan secara umum.
4.2.1
Perhitungan antrian Pada Sistem Pelayanan dan kedatangan terhadap mesin Hospel dari bagian Knitting Model antrian yang terjadi pada sistem di stasiun kerja mesin hospel adalah menggunakan model (M/D/C) : (GD/∞/∞), dimana situasi yang terjadi didalam sistem ini adalah bahwa ke 12 mesin memiliki pelayanan yang konstan (deterministic) dimana setiap mesin melayani 1 troli kain seberat ±130 kg selama 8 jam.
126
Untuk kedatangan troli dari bagian Knitting sendiri menggunakan sistem penjadwalan yang ditetapkan untuk tiap mesin dari perusahaan, sehingga setiap kedatangan troli terjadi setelah 8 jam proses dan dapat diartikan bahwa, tidak terjadi antrian di bagian sistem stasiun ini. Dimana: - Banyak unit troli yang mengantri dalam antrian: Lq = 0 - Banyak unit troli yang mengantri dalam sistem: Wq= 0 - Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam antrian Ls = 0 - Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam sistem Ws = 0
4.2.2
Perhitungan antrian Pada Sistem Pelayanan dan kedatangan terhadap mesin Sentrifugal dari mesin Hospel Berdasarkan pola diatribusi yang ada, model antrian yang terjadi di stasiun pelayanan dan kedatangan mesin sentrifugal adalah (M/M/C) : (GD/∞/∞)
Dimana : Rata-rata waktu kedatangan ke sentrifugal
= 1.5 unit / jam
Rata-rata waktu pelayanan mesin sentrifugal = 30.875 menit
127
60menit 40menit λ = 1.5unit / jam λ=
60menit 30.875menit μ = 1.94unit / jam μ=
Traffic intensity ( ρ )
λ c.μ 1.5unit / jam ρ= 3x1.94unit / jam ρ = 0.258 ρ=
ρ <1
Dilihat dari traffic intensitas dari Workstation kerja mesin sentrifugal terjadi antrian dengan probabilitas kepadatan dialami sistem sebesar 0,258 dalam sistem pelayanan kelompok mesin sentrifugal
128
Probabilitas antrian kosong dalam sistem : c −1 ⎡ (c.ρ) c (c.ρ) n ⎤ +∑ P0 = ⎢ ⎥ ⎣ c!(1 − ρ) n =0 n! ⎦
−1
c −1 ⎡ (3.0.258) 3 (3.0.258) 0 (3.0.258)1 (3.0.258) 2 ⎤ P0 = ⎢ +∑ + + ⎥ 0! 1! 2! ⎣ 3!(1 − 0.258) n =0 ⎦
⎡ (0.774) 3 c −1 (0.774) 0 (0.774)1 (0.774) 2 ⎤ P0 = ⎢ +∑ + + ⎥ 0! 1! 2! ⎦ ⎣ 3!(0.742) n =0
−1
−1
P0 = [0.104 + 1 + 0.774 + 0.2995]
−1
P0 = [2.1775]
−1
P0 = 0.4592 Banyak unit troli yang mengantri dalam antrian: ⎡ ρ(c.ρ) c P0 ⎤ Lq = ⎢ 2 ⎥ ⎣ c!(1 − ρ) ⎦ 0.258(3x 0.258) 2 x 0.4592 Lq = 3!(1 − 0.258) 2 0.05493 Lq = 3.30338 Lq = 0.0166unit troli Banyak unit troli yang mengantri dalam sistem: Ls = L q +
λ μ
1.5 1.94 Ls = 0.78979unit troli
Ls = 0.0166 +
Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam antrian:
129
Wq =
(c.ρ) c P0 c!.c.μ(1 − ρ) 2
(3.0.258) 3 0.4592 3! x3x1.94unit / jam(1 − 0.258) 2 0.2129 Wq = 19.22569 Wq = 0.01107 jam
Wq =
Waktu yang dihabiskan / diperlukan untuk menunggu dalam sistem: Ws = w q +
1 μ
Ws = 0.01107 jam +
1 1.94
Ws = 0.526537 jam Probabilitas terjadi delay dalam antrian sistem: D=
(c.ρ) c P0 c!.(1 − ρ)
(3.0.258) 3 0.4592 3! x (1 − 0.258) 0.2129 D= 4.452 D = 0.04782 D=
4.2.3
Perhitungan antrian Pada Sistem Pelayanan dan kedatangan terhadap mesin Kipas dari mesin Sentrifugal
Model antrian pada kelompok mesin ini adalah (M/M/c) : (GD/∞/∞) Dengan c = 2 server
130
Rata-rata waktu kedatangan ke kipas
= 6.22 unit / jam dengan
mengikuti distribusi poisson Karena poisson ≈
1 jam , maka : exp
1jam 6.22unit / jam = 9.6463menit / unit =
Rata-rata waktu pelayanan mesin kipas
= 35.771 menit
60menit 9.6463menit λ = 6.22unit / jam λ=
60menit 35.771menit μ = 1.677unit / jam μ=
Traffic intensity ( ρ ) λ c.μ 6.22unit / jam ρ= 2 x1.677unit / jam ρ = 1.8545 ρ >1
ρ=
Terjadi antrian dalam sistem pelayanan kelompok mesin kipas sangat tinggi intensitasnya dilihat dari traffic intensitynya bila menggunakan 2 server mesin kipas.
131
Penambahan Server menjadi 3 server (c = 3) λ c.μ 6.22unit / jam ρ= 3x1.677unit / jam ρ = 1.236 ρ >1 ρ=
Terjadi antrian dan kepadatan antrian akibat ketidak mampuan server dalam mengatasi dan melayani dilihat dari traffic intensitynya bila menggunakan 3 server mesin kipas. Penambahan Server menjadi 4 server (c = 4) λ c.μ 6.22unit / jam ρ= 4 x1.677unit / jam ρ = 0.927 ρ <1
ρ=
Terjadi antrian dalam sistem pelayanan kelompok mesin kipas tetapi masih dapat diatasi jika menggunakan 4 server.
132
Probabilitas antrian kosong dalam sistem: c 1 (c.ρ) c (c.ρ) n P0 = + ‡” c!(1 ρ) n = 0 n!
1
(4 x 0.927) 4 c 1 (4 x 0.927) 0 (4x 0.927)1 (4x 0.927) 2 (4x 0.927) 3 P0 = + ‡” + + + 4!(1 0.927) n = 0 0! 1! 2! 3! (3.708) 4 c 1 (3.708) 0 (3.708)1 (3.708) 2 (3.708)3 P0 = + ‡” + + + 4!(0.073) n = 0 0! 1! 2! 3! P0 = [107.901 + 1 + 3.708 + 6.875 + 8.497] 1 P0 = 0.00781 Banyak unit troli yang mengantri dalam antrian: ⎡ ρ(c.ρ) c P0 ⎤ Lq = ⎢ 2 ⎥ ⎣ c!(1 − ρ) ⎦ 0.927(4 x 0.927) 2 x 0.00781 Lq = 4!(1 − 0.927) 2 1.402 Lq = 0.1279 Lq = 10.962unit troli Banyak unit troli yang mengantri dalam sistem: Ls = L q +
λ μ
6.22 1.677 Ls = 14.671unit troli Ls = 10.962 +
1
1
133
Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam antrian: Wq =
(c.ρ) c P0 c!.c.μ(1 − ρ) 2
(4x 0.927) 4 0.00781 4! x 4x1.677unit / jam(1 − 0.927) 2 1.476 Wq = 0.8579 Wq = 1.72 jam Wq =
Waktu yang dihabiskan / diperlukan untuk menunggu dalam sistem: Ws = w q +
1 μ
Ws = 1.72 jam +
1 1.677
Ws = 2.316 jam Probabilitas terjadi delay didalam sistem: D=
(c.ρ) c P0 c!.(1 − ρ)
(4.0.927) 4 0.00781 4! x (1 − 0.927) 1.476 D= 1.752 D = 0.842 D=
4.2.4
Perhitungan antrian Pada Sistem Pelayanan dan kedatangan terhadap mesin Dryer dari mesin Kipas
Model antrian pada kelompok mesin ini adalah :
134
(M/M/1) : (GD/∞/∞) dengan 6 lini proses Rata-rata waktu kedatangan ke Dryer
= 4.32 unit / jam dengan
mengikuti distribusi poisson Karena poisson ≈
1 jam , maka : exp
1jam 4.32unit / jam = 13.889menit / unit =
Rata-rata waktu pelayanan mesin Dryer
= 63.71 menit
Dikarenakan terdapat 6 lini proses mampu memproses 1 troli kain dengan ukuran lebar kain model rib 1x1, 1x2, 2x2 , maka ; ≈63.71 menit/6 = 10.6183 menit/ unit troli
60menit 13.889menit λ = 4.32unit / jam λ=
60menit 10.6183menit μ = 5.6506unit / jam μ=
Traffic intensity ( ρ ):
135
λ μ 4.32unit / jam ρ= 5.6506unit / jam ρ = 0.7645 ρ <1
ρ=
Terjadi antrian dalam sistem pelayanan kelompok mesin Dryer Probabilitas antrian kosong dalam sistem: P0 = 1 − ρ P0 = 1 − 0.7645 P0 = 0.2355 Banyak unit troli yang mengantri dalam antrian: Lq =
ρ2 1− ρ
0.7645 2 1 − 0.7645 0.5845 Lq = 0.2355 L q = 2.4819unit Lq =
Banyak unit troli yang mengantri dalam sistem ρ 1− ρ 0.7645 Ls = 1 − 0.7645 0.7645 Ls = 0.2355 L s = 3.246unit Ls =
136
Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam antrian: ρ μ(1 − ρ) 0.7645 Wq = 5.6506x (1 − 0.7645) Wq = 0.5745 jam Wq =
Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam sistem: Ws =
1 μ (1 − ρ )
1 5.6506 x(1 − 0.7645) Ws = 0.7515 jam Ws =
Probabilitas terjadinya delay didalam sistem antrian: D=ρ D = 0.7645
4.2.5
Perhitungan antrian Pada Sistem Pelayanan dan kedatangan terhadap mesin Tubetex dari mesin Dryer
Model antrian (M/M/c) : (GD/∞/∞) Dengan c = 3 server Rata-rata waktu kedatangan ke fortress mengikuti distribusi poisson
= 4.98 unit / jam dengan
137
Karena poisson ≈
1 jam , maka : exp
1jam 4.98unit / jam = 12.048menit / unit =
Rata-rata waktu pelayanan mesin fortress
= 76.144 menit
60menit 12.048menit λ = 4.98unit / jam λ=
60menit 76.144menit μ = 0.7879unit / jam μ=
Traffic intensity ( ρ ): λ c.μ 4.98unit / jam ρ= 3x 0.7879unit / jam ρ = 2.1069 ρ=
ρ >1
Terjadi antrian dan kepadatan antrian akibat ketidak mampuan server dalam mengatasi dan melayani dalam sistem pelayanan kelompok mesin fortress sehingga tidak dapat diselesaikan dilihat dari traffic intensitynya bila menggunakan 3 server mesin fortress.
138
Penambahan Server menjadi 4 server (c = 4) λ c.μ 4.98unit / jam ρ= 4x 0.7879unit / jam ρ = 1.58015 ρ=
ρ >1 Terjadi antrian dalam sistem pelayanan kelompok mesin fortress sangat tinggi intensitasnya dilihat dari traffic intensitynya bila menggunakan 4 server mesin fortress.
Penambahan Server menjadi 5 server (c = 5): λ c.μ 4.98unit / jam ρ= 5x 0.7879unit / jam ρ = 1.26412 ρ=
ρ >1 Terjadi antrian dan kepadatan antrian akibat ketidak mampuan server dalam mengatasi dan melayani dilihat dari traffic intensitynya bila menggunakan 5 server mesin fortress.
139
Penambahan Server menjadi 6 server (c = 6) λ c.μ 4.98unit / jam ρ= 6 x 0.7879unit / jam ρ = 1.053433 ρ=
ρ >1 Terjadi antrian dan kepadatan antrian akibat ketidak mampuan server dalam mengatasi dan melayani dari traffic intensitynya bila menggunakan 6 server mesin fortress dan Belum dapat diatasi.
Penambahan Server menjadi 7 server (c = 7): λ c.μ 4.98unit / jam ρ= 7 x 0.7879unit / jam ρ = 0.90294 ρ=
ρ <1 Terjadi antrian dalam sistem pelayanan kelompok mesin fortress dilihat dari traffic intensitynya dimana sistem didalam kelompok mesin tidak mengalami offerload, tetapi masih dapat diperhitungkan dan diatasi .
140
Probabilitas antrian kosong dalam sistem
c 1 (c.ρ) c (c.ρ) n P0 = + ‡” c!(1 ρ) n = 0 n!
1
(7 x 0.90294) 0 (7 x 0.90294)1 (7 x 0.90294) 2 (7 x 0.90294) 3 + + + (7 x 0.90294) 7 c 1 1! 2! 3! 0! P0 = + ‡” 4 5 6 7!(1 0.90294) n = 0 (7 x 0.90294) (7 x 0.90294) (7 x 0.90294) + + + 4! 5! 6! P0 = [823.8112 + 1 + 4.92058 + 12.106 + 19.856 + 24.426 + 24.038 + 19.7136] 1 P0 = [929.87138] 1 P0 = 0.00107542
Banyak unit troli yang mengantri dalam antrian: ⎡ ρ(c.ρ) c P0 ⎤ Lq = ⎢ 2 ⎥ ⎣ c!(1 − ρ) ⎦ 0.90294(7 x 0.90294) 7 x 0.00107542 Lq = 7!(1 − 0.90294) 2 391.32314 Lq = 47.480 Lq = 8.24185unit troli Banyak unit troli yang mengantri dalam sistem: Ls = L q +
λ μ
4.98 0.7879 Ls = 14.5624unit troli Ls = 8.24185 +
1
141
Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam antrian: Wq =
(c.ρ) c P0 c!.c.μ(1 − ρ) 2
(7 x 0.90294) 4 0.00107542 7! x 7 x 0.7879unit / jam(1 − 0.90294) 2 433.388 Wq = 261.867 Wq = 1.65499 jam
Wq =
Waktu yang dihabiskan/diperlukan untuk menunggu dalam sistem Ws = w q +
1 μ
1 0.7879 Ws = 2.9241894 jam Ws = 1.65499 jam +
Probabilitas terjadi delay didalam sistem : D=
(c.ρ) c P0 c!.(1 − ρ)
(7 x 0.90294) 4 0.00107542 7! x (1 − 0.90294) 1.71635 D= 489.1824 D = 0.0035086 D=
142
4.2.6
Rekapitulasi Perhitungan Total Antrian Unit Troli dan Total Waktu Menunggu Troli Dalam Sistem Antrian Serial – k di Bagian Pemutihan BDF PT. Mulia Knitting Factory.
Tabel 4.11 Operating Characteristic dari keseluruhan operasi di bagian pemutihan
Hospel Ls Lq Ws Wq Po D
0 0 0 0 1 0
Workstation Sentrifugal Kipas Dryer Tube-tex 0.78979 14.67 3.246 14.5624 0.0166 10.962 2.4819 8.24185 0.526537 2.316 0.7515 2.92418 0.01107 1.72 0.5745 1.65499 0.4592 0.00781 0.2355 0.001075 0.04782 0.842 0.7645 0.003508
Probabilitas keseluruhan sistem kosong adalah :
Po = PaoPboPcoPdo Po = 9.0793E − 07
Total keseluruhan unit troli didalam antrian sistem : Ltotal = La + Lb + Lc + Ld + Le Ltotal = 33.26819 unit troli
143
4.3
Analisa Fishbone Diagram Permasalahan yang Menyebabkan Antrian Troli Didalam Sistem Pemutihan BDF
Material Handling
Tidak ada buffer sementara
Man Power
Variasi Bentuk troli Troli kain kering Troli kain basah
Perbedaan kemampuan SDM
Jumlah SDM (operator) dalam pabrik
Bentuk troli Jumlah troli
Interaksi man-machine
Terjadi antrian disetiap kelompok mesin Umur mesin
Perbedaan komposisi kimia pewarna
Rip 1x1 Rip 2x1
Komposisi pewarna Jenis bahan baku
Lebar kain
Jumlah mesin Antrian troli yang belum teratur Variasi waktu Proses mesin
Maintenance Prosedur maintenance
Berat bahan baku benang
Ukuran bahan baku Penjadwalan rotasi Karyawan tidak teratur
Material Perbedaan shift kerja antar mesin
Machine
Pembagian total jumlah troli yang tidak teratur
Method
Gambar 4.13 Fishbone diagram penyebab terjadinya antrian Sumber: hasil observasi dan brainstorm dengan perusahaan
Dari hasil tinjauan di bagian produksi BDF , faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya antrian troli disetiap kelompok mesin (workstation) adalah :
144
1. Material Permasalahan yang dihadapi dari penyebab material terhadap antrian troli adalah perbedaan ukuran jenis bahan baku dimana jenis bahan baku rib 1x1, 1x2 dan 2x2 memiliki berat material dan juga panjang material yang berbeda dan juga dari perbedaan masing-masing jenis benang yaitu combed 16s hingga ukuran combed 40s yang mengakibatkan adanya perbedaan waktu proses antar tiap muatan troli kain. material benang hasil combed 16s lebih lama diproses dibanding ukuran bahan benang lainnya dikarenakan semakin kecil nomor ukuran jenis benang, maka semakin besar ukuran diameter benang tersebut. 2. Man power Permasalahan pada manusia maupun sumber daya terletak pada kurangnya pelatihan terhadap sistem kerja dan juga proses sehingga sumber daya yang ada, kurang mampu mengefektifkan kemampuannya. Permasalahan yang timbul juga dengan adanya rotasi pegawai
dan
operator
yang
terus
menerus
untuk
menghilangkan kejenuhan terhadap pekerjaan menjadikan adanya pemborosan sedikit terhadap waktu dikarenakan pegawai mesti menyesuaikan kembali kemampuannya, serta
145
adanya keterbatasan sumber daya sehingga adanya beberapa karyawan subkontrak yang dipekerjakan, mengakibatkan perbedaan kemampuan antara pegawai tetap dan subkontrak. 3. Metoda Permasalahan pada metoda terdapat pada belum adanya jalur antrian troli yang pasti terhadap setiap kelompok mesin sehingga terlihat tumpukan troli yang padat dan semrawut yang mengakibatkan terjadi bootleneck disetiap kelompok mesin. Perbedaan jumlah troli dan pengelompokan jumlah troli diantar kelompok mesin juga menjadi faktor utama adanya antrian. Keterbatasan troli maupun pemakaian troli yang tidak teratur mengakibatkan terjadinya penumpukan didalam kelompok mesin dimana kain yang telah diproses harus menunggu untuk diangkut troli kosong menuju kelompok mesin berikutnya. 4. Mesin Terdapat 3 permasalahan yang ada dalam bagian mesin ini, pertama adalah perbedaan umur mesin, hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan mesin pada tiap kelompok mesin. permasalahan kedua mengenai umur mesin yang terlalu tua terbukti lebih membutuhkan waktu
146
ekstra unutk menyelesaikan pelayanan proses kain dibanding mesin baru maupun yang belum terlalu tua Jumlah mesin atau selanjutnya disebut sebagai server amat memberikan pengaruh signifikan terhadap output proses yang ada dan juga mempengaruhi tingkat pelayanan terhadap antrian kedatangan dan kepergian troli. 5. Material handling Dari
pengaruh
material
handling
sendiri
menunjukkan bahwa adanya pertimbangan penambahan unit troli dan juga adanya variasi bentuk troli untuk kain kering dan basah memberikan pengaruh lebih terhadap terjadinya antrian.
4.4
Analisa tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan tiap workstation mesin dengan pendekatan metode antrian serial-k
4.4.1
Analisa tingkat kedatangan dan pelayanan kelompok mesin sentrifugal
Dari perhitungan dan pengolahan data didapatkan hasil bahwa dalam sistem tersebut setiap satu jamnya 1 operator dan 1 mesin (server) sentrifugal dapat melayani sebanyak 1.94 unit troli kain berukuran kurang lebih 130kg. Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kedatangan dan pelayanan, serta mempertimbangkan adanya hubungan interaksi antara kelompok mesin hospel
147
yang menggunakan metode penjadwalan
dapat dilihat bahwa tingkat
kedatangan yang didapat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat pelayanan. Sistem pelayanan 1 server sentrifugal rata-rata dimasuki oleh 1.5 unit setiap jamnya, namun setiap mesin sentrifugal
dapat melayani 1.94 unit setiap
jamnya. Tentu setiap menitnya jumlah unit di antrian yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari setiap server snetrifugal akan semakin kecil. Melalui hasil pengamatan yang ada, didapat data bahwa setiap mesin hospel memiliki tingkat proses pelayanan dengan sebaran deterministik selama 8 jam tiap pelayanan, yang arttinya bahwa setiap 8 jam, 12 troli kain hasil dari 12 mesin hospel akan keluar dari sistem pelayanan menuju sistem pelayanan kelompok mesin sentrifugal.
Dengan kata lain, kemampuan
proses sentrifugal diberi waktu sebesar 8 jam selanjutnya untuk memproses 12 troli kain ukuran 130kg hingga pada saat kedatangan 12 troli kain 8 jam berikutnya. Namun tentu saja λ dan μ tidak akan berubah. Karena merupakan variabel yang tidak berhubungan dengan banyaknya server dalam sistem tersebut. Hal yang mempengaruhi λ berasal dari populasi terpanggil di luar sistem, jumlah server tidak akan mempengaruhi jumlah unit yang memasuki sistem untuk mendapatkan pelayanan. Sedangkan untuk μ, tidak jauh berbeda dengan λ, μ merupakan variabel yang juga tidak ditentukan oleh banyaknya server. Melainkan lebih cenderung ditentukan oleh masing-masing server. Walaupun jumlah server
148
ditambah, namun μ tidak akan berubah, karena μ adalah banyaknya pelayanan yang dapat dilakukan masing-masing server dalam satu menitnya. Sehingga jelaslah bahwa λ dan μ tidak dipengaruhi oleh banyaknya server. Hal terjadinya antrian dalam sistem tersebut telah dibuktikan melalui perhitungan untuk mencari pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ). Apabila dalam sistem tersebut ρ yang dihasilkan adalah ρ > 0, maka dalam sistem tersebut diperkirakan akan terjadi antrian. Sedangkan bila ρ ≤ 0 maka dalam sistem tersebut diperkirakan terjadi antrian tetapi masih dapat untuk diatasi . Berdasarkan perhitungan pendayagunaan fasilitas pelayanan, didapatkan hasil ρ < 1 dengan 3 server mesin sentrifugal dan 3 operatornya, yang berarti di dalam sistem tidak terdapat antrian yang tidak dapat diselesaikan dalam selang waktu 8 jam.
Untuk pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ), hal
tersebut dipengaruhi oleh banyaknya jumlah server. Makin banyak jumlah server maka makin kecil ρ. Karena ρ berbanding terbalik dengan jumlah server. Dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa untuk jumlah server sama dengan 3, ρ didapatkan sebesar 0.258, selain dipengaruhi oleh jumlah server, ρ juga dipengaruhi oleh μ dan λ. Makin kecil λ dibandingkan dengan μ, maka ρ akan semakin kecil pula. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh jarak masingmasing kedatangan unit dari satu dengan yang lainnya dan juga dipengaruhi oleh kemampuan mesin dalam menjalankan proses operasinya. Makin cepat pelayanan proses mesin dapat menyelesaikan pekerjaan setiap satu unitnya, dan makin lama jarak kedatangan satu unit dengan unit berikutnya maka ρ
149
akan semakin kecil. Dan kemungkinan terjadinya antrian akan semakin sedikit. Dengan efektifnya 3 server dalam pelayanan kelompok mesin sentrifugal maka perusahaan tidak perlu menambah jumlah mesin ini dimana, dilihat bahwa panjang antrian dalam sistem dalam setiap jamnya adalah 0.78979 unit dimana jumlah antrian dalam antrian sebesar 0.0166 unit setiap jamnya,antrian ini ini dapat dikendalikan karena probabilitas terjadinya delay dalam pelayanan sistem sebesar 0.047 <1.
4.4.2
Analisa tingkat kedatangan dan pelayanan kelompok mesin kipas
Pada perhitungan tingkat kedatangan (λ) pada workstation mesin kipas dengan 2 server, didapatkan angka sebesar 6.22 unit, angka ini menunjukan bahwa banyaknya jumlah kedatangan dalam suatu sistem per jam adalah sebesar 6.22, dengan kata lain terdapat 6.22 unit troli seberat 130kg pada setiap jamnya yang masuk ke dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan dari antar 2 server mesin kipas. Yang dimaksud dengan tingkat pelayanan adalah banyaknya unit yang dapat dilayani setiap menitnya. Dari perhitungan didapatkan hasil bahwa dalam sistem tersebut setiap satu jamnya mesin kipas dapat melayani sebanyak 1.677 unit. Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kedatangan dan pelayanan, dapat dilihat bahwa tingkat kedatangan yang didapat lebih besar dibandingkan dengan tingkat pelayanan. Sistem pelayanan kelompok
150
mesin kipas rata-rata dimasuki oleh 6.22 unit troli kain setiap jamnya, tetapi secara nyata server kipas hanya dapat melayani 1.677 unit setiap jamnya. Tentu setiap jamnya jumlah unit di antrian yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari sistem akan semakin bertambah besar ditambah dengan kepergian troli yang berasal dari kelompok mesin sentrifugal menuju pelayanan kelompok mesin kipas. Apabila efisiensi kerja dalam sistem tersebut tidak diperbaiki baik dari sisi penambahan mesin , maka yang akan terjadi kedepannya adalah bottle neck dan idle time yang cukup signifikan. Bottle neck yang terjadi merupakan penumpukan antrian troli kain yang ingin ditangani oleh mesin kipas dan idle time yang terjadi adalah waktu mengganggur pada kelompok mesin Dryer selanjutnya yang mempunyai waktu pelayanan dengan 6 lini pelayanan lebih singkat dibanding waktu pelayanan server mesin kipas dimana waktu kepergian atau keluar sistem mesin kipas lebih lama. Banyak waktu yang terbuang akibat menunggu. Dalam hal ini menyebabkan kerugian dalam perusahaan, biaya produksi menjadi meningkat akibat ketidak-efisienan proses pengeringan 2 mesin kipas. Alternatif yang diberikan dengan ditambahkan server pada sistem tersebut, kemungkinan besar panjang antrian akan berkurang bahkan dalam sistem tersebut tidak akan terjadi antrian sama sekali. Namun tentu saja λ dan μ tidak akan berubah. Karena merupakan variabel yang tidak berhubungan dengan banyaknya server dalam sistem tersebut. Hal yang mempengaruhi λ
151
berasal dari populasi terpanggil di luar sistem, jumlah server tidak akan mempengaruhi jumlah unit yang memasuki sistem untuk mendapatkan pelayanan. Sedangkan untuk μ, tidak jauh berbeda dengan λ, μ merupakan variabel yang juga tidak ditentukan oleh banyaknya server. Melainkan lebih cenderung ditentukan oleh masing-masing server. Walaupun jumlah server ditambah, namun μ tidak akan berubah, karena μ adalah banyaknya pelayanan yang dapat dilakukan masing-masing server dalam satu menitnya. Sehingga jelaslah bahwa λ dan μ tidak dipengaruhi oleh banyaknya server. Hal terjadinya antrian dalam sistem tersebut telah dibuktikan melalui perhitungan untuk mencari pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ). Apabila dalam sistem tersebut ρ yang dihasilkan adalah ρ > 0, maka dalam sistem tersebut diperkirakan akan terjadi antrian. Sedangkan bila ρ ≤ 0 maka dalam sistem
tersebut
diperkirakan
akan
lancar.
Berdasarkan
perhitungan
pendayagunaan fasilitas pelayanan, didapatkan hasil ρ > 1, yang berarti di dalam sistem terdapat antrian. Tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki efisiensi sistem, salah satunya adalah dengan menambah jumlah server. Karena pada sistem sebelumnya, jumlah server (operator) yang digunakan pada Stasiun Kerja mesin kipas hanyalah sebanyak dua server (2 operator dan 2 mesin). Untuk pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ), hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya jumlah server. Makin banyak jumlah server maka makin
152
kecil ρ. Karena ρ berbanding terbalik dengan jumlah server. Dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa untuk jumlah server sama dengan 2, ρ didapatkan sebesar 1.8545, dimana terjadi kepadatan yang sangat padat dalam sistem tersebut sehingga sistem tidak dapat mengatasi antrian yang terjadi sedangkan untuk jumlah server sama dengan 3 dan 4, secara berurutan adalah 1.236 dan 0.927. Selain dipengaruhi oleh jumlah server, ρ juga dipengaruhi oleh μ dan λ. Makin kecil λ dibandingkan dengan μ, maka ρ akan semakin kecil pula. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh jarak masing-masing kedatangan unit dari satu dengan yang lainnya dan juga dipengaruhi oleh kemampuan mesin dalam memproses kain dari troli dalam menjalankan tugasnya. Makin cepat mesin dapat menyelesaikan pekerjaan setiap satu unitnya, dan makin lama jarak kedatangan satu unit dengan unit berikutnya maka ρ akan semakin kecil. Dan kemungkinan terjadinya antrian akan semakin sedikit dan sistem tidak mengalami offer load capacity. Dapat dilihat dari hasil perhitungan tersebut makin banyak jumlah server maka ρ akan semakin kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi Po, Lq dan Wq dalam sistem tersebut. Makin kecil pendayagunaan fasilitas pelayanan, maka makin besar kemungkinan antrian dalam suatu sistem adalah semakin kecil bahkan kosong atau tidak terjadi antrian, maka jumlah kedatangan barang yang membentuk antrian dan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menunggu dalam barisan semakin kecil.
153
Seperti analisa sebelumnya, hal yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sistem agar tidak terjadi antrian adalah dengan menambah jumlah server pada sistem, yaitu menambah jumlah operator dan mesin pada kelompok mesin kipas. Walaupun kita juga dapat mengatasinya dengan memperbaiki keterampilan operator dan keadaan mesin, namun hal tersebut akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan menambah server baru. Belum lagi jumlah server hanya 2 sehingga secara otomatis dalam perbaikan keterampilan operator tersebut, sistem harus dihentikan atau mencari operator pengganti. Hal tersebut tentulah tidak efektif. Sehingga diambil keputusan bahwa cara yang terbaik adalah dengan menambah jumlah operator serta mesin kipas. Jumlah operator yang ditambahkan disesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan sistem agar tidak terjadi antrian seperti sebelumnya tetapi mempertimbangkan keadaan sistem sebelum dan sesudahnya. Berdasarkan hasil yang didapat dari perhitungan ρ, dua server (operator) sudah cukup untuk membuat tidak terdapat antrian di dalam sistem. Namun walaupun begitu, probabilitas dalam suatu sistem tidak terdapat kedatangan untuk mendapatkan pelayanan (Po) akan semakin besar jika jumlah server (operator) ditambah; begitu pula jumlah kedatangan unit setiap menitnya yang dapat menyebabkan adanya antrian (Lq) pun akan semakin kecil dengan bertambahnya jumlah server. Makin bertambahnya jumlah server juga mempengaruhi banyaknya waktu yang dibutuhkan sebuah unit
154
dari memasuki sistem hingga mendapatkan pelayanan (Wq). Hal ini disebabkan karena makin banyak jumlah server maka makin cepat jumlah unit yang dapat dilayani setiap menitnya.
4.4.3
Analisa dampak penambahan server mesin kipas terhadap kelompok mesin sentrifugal melalui pendekatan antrian serial-k
Penambahan server menjadi 3 server pada kelompok mesin kipas diperlukan, walau dilihat dari perhitungan bahwa hal ini masih akan menimbulkan antrian. Adanya 3 server ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam pemenuhan produksi dan mempercepat alur kepergian dari kelompok mesin kipas menuju mesin Dryer .
Gambar 4.14 Hubungan timbal balik antar stasiun kerja Sumber : Hasil pengamatan Ditinjau dari hasil perhitungan yang membutuhkan 4 server dalam mengatasi antrian dalam kelompok mesin kipas sendiri, hasilnya akan sangat optimal terhadap kelompok mesin kipas sendiri, tetapi akan mempengaruhi
155
keadaan kelompok mesin sentrifugal dimana akan terjadi idle time dari mesin yang sangat besar, hal ini dikarenakan dalam keadaan normal, 3 server mesin sentrifugal dalam selang waktu 8 jam mampu menyelesaikan 5.82 unit troli/jam dengan asumsi 24 troli yang datang dari mesin hospel secara berurutan 24 troli dengan penambahan kadar air dilayani selama = 24 / 5.82 = 4.124 jam hal ini menimbulkan idle selama = 8 jam – 4.124 jam = 3.87 jam dalam keadaan mesin berjalan normal. Apabila ditambahkan satu server kembali terhadap kelompok mesin kipas. Dimana selama 8 jam 2 server kipas mampu melayani = 1.677 unit/jam x 8 jam = 13.41 unit troli asumsi mesin normal dan konsisten maka akan terjadi peningkatan idle time yang lebih besar apda mesin sentrifugal akibat kemampuan pelayanan mesin kipas yang bertambah, dan juga menambah antrian pada mesin Dryer secara khusus Upaya meniadakan antrian adalah dengan menambah server pada sistem pelayan kipas dengan penambahan 1 server sehingga terdapat 3 server mesin kipas dalam pelayanan.
4.4.4
Analisa tingkat kedatangan dan pelayanan kelompok mesin Dryer
Dari perhitungan dan pengolahan data didapatkan hasil bahwa dalam sistem tersebut setiap satu jamnya dan 1 mesin (server) Dryer dengan 6 lini dapat melayani sebanyak 1.677 unit troli kain berukuran kurang lebih 130kg. Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kedatangan dan pelayanan, serta mempertimbangkan adanya hubungan interaksi antara kepergian kelompok
156
mesin kipas menuju mesin Dryer dapat dilihat bahwa tingkat kedatangan yang didapat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat pelayanan. Sistem pelayanan 1 lini mesin Dryer rata-rata dimasuki oleh 4.32 unit troli kain setiap jamnya, namun setiap 1 lini mesin Dryer dapat melayani 1.677 unit setiap jamnya. Tentu setiap menitnya jumlah unit di antrian yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari setiap lini server Dryer akan semakin kecil. Namun tentu saja λ dan μ tidak akan berubah. Karena merupakan variabel yang tidak berhubungan dengan banyaknya server dalam sistem tersebut. Hal yang mempengaruhi λ berasal dari populasi terpanggil di luar sistem, jumlah server tidak akan mempengaruhi jumlah unit yang memasuki sistem untuk mendapatkan pelayanan. Sedangkan untuk μ, tidak jauh berbeda dengan λ, μ merupakan variabel yang juga tidak ditentukan oleh banyaknya server. Melainkan lebih cenderung ditentukan oleh masing-masing server. Walaupun jumlah server ditambah, namun μ tidak akan berubah, karena μ adalah banyaknya pelayanan yang dapat dilakukan masing-masing server dalam satu menitnya. Sehingga jelaslah bahwa λ dan μ tidak dipengaruhi oleh banyaknya server. Hal terjadinya antrian dalam sistem tersebut telah dibuktikan melalui perhitungan untuk mencari pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ). Apabila dalam sistem tersebut ρ yang dihasilkan adalah ρ > 0, maka dalam sistem tersebut diperkirakan akan terjadi antrian. Sedangkan bila ρ ≤ 0 maka dalam sistem tersebut diperkirakan terjadi antrian tetapi masih dapat untuk diatasi .
157
Berdasarkan perhitungan pendayagunaan fasilitas pelayanan, didapatkan hasil ρ < 1 dengan 6 lini server mesin Dryer, yang berarti di dalam sistem tidak terdapat antrian yang tidak dapat diselesaikan dalam selang waktu 8 jam waktu kerja.
Untuk pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ), hal tersebut
dipengaruhi oleh banyaknya jumlah server. Makin banyak jumlah server maka makin kecil ρ. Karena ρ berbanding terbalik dengan jumlah server. Dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa untuk jumlah server sama dengan 3, ρ didapatkan sebesar 0.7645, selain dipengaruhi oleh jumlah server, ρ juga dipengaruhi oleh μ dan λ. Makin kecil λ dibandingkan dengan μ, maka ρ akan semakin kecil pula. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh jarak masing-masing kedatangan unit dari satu dengan yang lainnya dan juga dipengaruhi oleh kemampuan mesin dalam menjalankan proses operasinya. Makin cepat pelayanan proses mesin dapat menyelesaikan pekerjaan setiap satu unitnya, dan makin lama jarak kedatangan satu unit dengan unit berikutnya maka ρ akan semakin kecil. Dan kemungkinan terjadinya antrian akan semakin sedikit dimana probabilitas fasilitas yang digunakan kurang dari 1. Dengan efektifnya 6 server dalam pelayanan kelompok mesin sentrifugal maka perusahaan tidak perlu menambah jumlah mesin ini dimana, dilihat bahwa panjang antrian dalam sistem dalam setiap jamnya adalah 3.246 unit dimana jumlah antrian dalam antrian sebesar 2.4819 unit setiap jamnya,antrian ini ini dapat dikendalikan karena probabilitas terjadinya delay dalam pelayanan sistem sebesar 0.7645 <1.
158
Dengan kecukupan 1 mesin Dryer dalam melayani troli kain yang datang dari kelompok mesin kipas, maka tidak perlu ditambah server, dan juga menimbang harga mesin Dryer yang cukup mahal menyentuh angka 1.5 milliar rupiah.
4.4.5
Analisa dampak penambahan server mesin kipas terhadap kelompok mesin Dryer melalui pendekatan antrian serial-k
Dengan penambahan alternatif server menjadi 3 hingga 4 server pada kelompok mesin kipas memberikan dampak serius pada kinerja mesin Dryer dengan 6 limi produksinya. Adanya 3 hingga 4 server ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan apabila ditinjau dari sudut pandang produksi dalam pemenuhan produksi dan mempercepat alur kepergian dari kelompok mesin kipas menuju mesin Dryer , tetapi apabila dikaitkan pada mesin Dryer sendiri, akan menjadi masalah serius bagi perusahaan. karena keterbatasan kemampuan sistem mesin Dryer dalam melayani tambahan kapasitas output dari 3 hingga 4 server kelompok mesin kipas yang diusulkan
159
Gambar 4.15 Hubungan timbal balik antar stasiun kerja Sumber : Hasil pengamatan Ditinjau dari hasil perhitungan yang ada, perusahaan tidak hanya terpatok pada analisa dari penambahan mesin kipas sendiri. Secara perhitungan kuantitatif dari kapasitas yang dihasilkan oleh 3 server mesin kipas adalah = 1.667 unit/jam x 3 server = 5.001 unit / jam dalam selang waktu 8 jam (1 shift kerja) mampu menghasilkan = 8jam x 5.001 unit/jam = 40 unit dalam 8 jam dalam kapasitasnya pada proses normal, kemampuan mesin hospel memproduksi adalah 24 unit troli / 8 jam dengan penambahan kadar air. Traffic intensity dari 3 server mesin kipas adalah 1.236 dan sangat padat keadaaan dalam sistem apabila tidak memperhitungkan selang waktu 8 jam produksi seperti pada mesin sentrifugal. Kemampuan Dryer dalam mengolah 6 troli kain adalah = 5.6505 unit/jam dalam 6 lini, dimana untuk 24 troli dibutuhkan waktu =24 : 5.6505 unit/jam = 4.24 jam dalam asumsi keadaan mesin dan kondisi operator
160
normal. Mesin Dryer masih dapat mengatasi penambahan 1 server mesin kipas tanpa mengalami offerload capacity
4.4.6
Analisa tingkat kedatangan dan pelayanan kelompok mesin Tube-tex
Untuk kelompok mesin tube-tex sendiri, Pada perhitungan tingkat kedatangan (λ) pada workstation mesin tube-tex dengan 3 server, didapatkan angka sebesar 0.7879 unit, angka ini menunjukan bahwa banyaknya jumlah kedatangan dalam suatu sistem per jam adalah sebesar 0.7879, dengan kata lain terdapat 0.7879 unit troli seberat 130kg pada setiap jamnya yang masuk ke dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan dari antar 3 server mesin tube-tex. Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kedatangan dan pelayanan, dapat dilihat bahwa tingkat kedatangan yang didapat lebih besar dibandingkan dengan tingkat pelayanan secara signifikan. Sistem pelayanan kelompok mesin tube-tex rata-rata dimasuki oleh 4.98 unit troli kain setiap jamnya, tetapi secara nyata server tube-tex hanya dapat melayani 0.7879 unit setiap jamnya. Tentu setiap jamnya jumlah unit di antrian yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari sistem akan semakin bertambah besar ditambah dengan kepergian troli yang berasal dari kelompok mesin Dryer menuju pelayanan kelompok mesin tube-tex. Apabila efisiensi kerja dalam sistem tersebut tidak diperbaiki baik dari sisi penambahan mesin , maka yang akan terjadi kedepannya adalah bottle neck dan idle time yang cukup signifikan.
161
Bottle neck yang terjadi merupakan penumpukan antrian troli kain yang ingin ditangani oleh mesin tube-tex dan idle time yang terjadi adalah waktu mengganggur pada bagian ricieving bahan setengah jadi troli yang keluar dari selanjutnya dari mesin tube-tex, banyak waktu yang terbuang akibat menunggu. Dalam hal ini menyebabkan kerugian dalam perusahaan, biaya produksi menjadi meningkat akibat ketidak-efisienan proses penormalan struktur kain ini. Hal terjadinya antrian dalam sistem tersebut telah dibuktikan melalui perhitungan untuk mencari pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ). Apabila dalam sistem tersebut ρ yang dihasilkan adalah ρ > 0, maka dalam sistem tersebut diperkirakan akan terjadi antrian yang padat akibat ketidak mampuan sistem dalam melayani unit kedatangan troli. Sedangkan bila ρ ≤ 0 maka dalam sistem tersebut diperkirakan akan lancar. Berdasarkan perhitungan pendayagunaan fasilitas pelayanan, didapatkan hasil ρ > 1, yang berarti di dalam sistem terdapat antrian. Tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki efisiensi sistem, salah satunya adalah dengan menambah jumlah server. Karena pada sistem sebelumnya, jumlah server (operator) yang digunakan pada Stasiun Kerja mesin tube-tex hanyalah sebanyak 3 server (3 operator dan 3 mesin). Untuk pendayagunaan fasilitas pelayanan (ρ), hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya jumlah server. Makin banyak jumlah server maka makin kecil ρ. Karena ρ berbanding terbalik dengan jumlah server. Dapat dilihat dari
162
hasil perhitungan bahwa untuk jumlah server sama dengan 3, ρ didapatkan sebesar 2.1065, dimana terjadi kepadatan yang sangat padat dalam sistem tersebut sehingga sistem tidak dapat mengatasi antrian yang terjadi sedangkan untuk jumlah server sama dengan
4,5,6 dan 7, secara berurutan adalah
1.58015, 1.26412,dan 1.053 . Selain dipengaruhi oleh jumlah server, ρ juga dipengaruhi oleh μ dan λ. Makin kecil λ dibandingkan dengan μ, maka ρ akan semakin kecil pula. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh jarak masing-masing kedatangan unit dari satu dengan yang lainnya dan juga dipengaruhi oleh kemampuan mesin dalam memproses kain dari troli dalam menjalankan tugasnya. Makin cepat mesin dapat menyelesaikan pekerjaan setiap satu unitnya, dan makin lama jarak kedatangan satu unit dengan unit berikutnya maka ρ akan semakin kecil. Dan kemungkinan terjadinya antrian akan semakin sedikit dan sistem tidak mengalami offer load capacity. Dapat dilihat dari hasil perhitungan tersebut makin banyak jumlah server maka ρ akan semakin kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi Po, Lq dan Wq dalam sistem tersebut. Makin kecil pendayagunaan fasilitas pelayanan, maka makin besar kemungkinan antrian dalam suatu sistem adalah semakin kecil bahkan kosong atau tidak terjadi antrian, maka jumlah kedatangan barang yang membentuk antrian dan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menunggu dalam barisan semakin kecil. Seperti analisa sebelumnya, hal yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sistem agar tidak terjadi antrian adalah dengan
163
menambah jumlah server pada sistem, yaitu menambah jumlah operator dan mesin pada kelompok mesin kipas. Walaupun kita juga dapat mengatasinya dengan memperbaiki keterampilan operator dan keadaan mesin, namun hal tersebut akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan menambah server baru. Belum lagi jumlah server hanya 3 sehingga secara otomatis dalam perbaikan keterampilan operator tersebut, sistem harus dihentikan atau mencari operator pengganti. Hal tersebut tentulah tidak efektif. Sehingga diambil keputusan bahwa cara yang terbaik adalah dengan menambah jumlah operator serta mesin tube-tex. Jumlah operator yang ditambahkan disesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan sistem agar tidak terjadi antrian seperti sebelumnya tetapi mempertimbangkan keadaan sistem sebelum dan sesudahnya. Berdasarkan hasil yang didapat dari perhitungan ρ, dua server (operator) sudah cukup untuk membuat tidak terdapat antrian di dalam sistem. Namun walaupun begitu, probabilitas dalam suatu sistem tidak terdapat kedatangan untuk mendapatkan pelayanan (Po) akan semakin besar jika jumlah server (operator) ditambah; begitu pula jumlah kedatangan unit setiap menitnya yang dapat menyebabkan adanya antrian (Lq) pun akan semakin kecil dengan bertambahnya jumlah server. Makin bertambahnya jumlah server juga mempengaruhi banyaknya waktu yang dibutuhkan sebuah unit dari memasuki sistem hingga mendapatkan pelayanan (Wq). Hal ini
164
disebabkan karena makin banyak jumlah server maka makin cepat jumlah unit yang dapat dilayani setiap menitnya.
4.4.7
Analisa dampak penambahan server mesin Tube-tex terhadap output produksi melalui pendekatan antrian serial-k
Penambahan server menjadi 7 server pada kelompok mesin tube-tex diperlukan apabila melihat dalam hasil perhitungan, tetapi walau dilihat dari perhitungan bahwa hal ini tetap masih akan menimbulkan antrian. Adanya 7 server ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam pemenuhan produksi dan mempercepat alur kepergian dari kelompok mesin tube-tex menuju bagian recieving , tetapi juga harus dilihat dari proses pendahulunya yang bersifat bias (fuzzy front-end) dimana dengan penambahan 1 server di dalam kelompok mesin server tube-tex akan member dampak yang sangat besar.
Gambar 4.16 Hubungan timbal balik antar stasiun kerja Sumber : Hasil pengamatan
165
Analisa penambahan mesin didalam server tube-tex menjadi 4 server dapat meningkatkan kecepatan output produksi dari yang awal = 3 server x 0.7879 unit/ jam = 2.3637 unit/jam menjadi = 3.1516 unit troli perjam, dalam 8 jam dapat dihasilkan = 25.2128 unit troli dengan tanpa adanya penambahan kadar air dalam troli kain setelah keluar dari mesin uap panas Dryer dengan output sebesar = 5.6506 unit/jam x 8 jam = 45.2048 unit per 8 jam maka apabila penambahan 7 server akan memenuhi target produksi sebesar = 44.1224 unit per 8 jam. Tetapi pertimbangan kuantitatif dari 7 server ini dimungkinkan memberikan beban berat bagi pengadaan mesin yang terlalu banyak di bagian tube-tex bagi perusahaaan dikarenakan rata-rata hasil produksi per shift dari keadaan riil produksi bulan april 2008 rata-rata sebesar 1105 kg, dimana output ini memiliki perbandingan dengan input hospel sebesar 1560 kg = 1 : 3/2 , sehingga penambahan mesin di workstation terakhir ini berdasarkan kebijakan hasil output yang diinginkan oleh perusahaan kembali mengingat setiap penambahan mesin di bagian proses terakhir ini, akan sangat berpengaruh terhadap produksi kain dari awal produksi kelompok mesin hospel sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan pengadaan mesin hospel pada saat penambahan mesin tube-tex dan operator mesin tube-tex sendiri.