47
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
Seperti telah diutarakan di BAB 1 sebelumnya, laporan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas produk SCI Choco Botol 200 [ml] dalam satuan unit cacat, melakukan investigasi terhadap masalah-masalah penyebab unit cacat tersebut, dan memberikan rekomendasi yang diperlukan di PT. INDOMILK. Bab ini akan membahas tentang hasil pengukuran yang diperoleh di lapangan (Sub-Lini Penyortiran), pengolahan, dan teknik analisa data dengan menggunakan metode Six Sigma.
4.1
Pengumpulan Data
Setelah melakukan pengamatan di Sub-Lini Penyortiran, PT. INDOMILK, maka di tahap pengumpulan data ini akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi selama berlangsungnya proses produksi SCI Choco Botol 200 [ml]. Informasi-informasi tersebut, antara lain yaitu diagram IPO, jenis cacat produk, data produksi per bulan Mei 2007 selama lima hari, frekuensi cacat produksi, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan data-data yang diperoleh tersebut, maka tujuan dari laporan ilmiah ini dapat tercapai.
48
4.1.1
Diagram IPO (Input – Process – Output)
Untuk mengetahui lebih detil alur proses dalam pembuatan produk SCI Choco Botol 200 [ml], dapat dilihat melalui diagram IPO sesuai dengan SOP
(Standard Operating Procedure) yang berlaku di PT. INDOMILK. Adapun tahapantahapannya dimulai melalui SCI Mix, yaitu sebagai berikut : Diagram 4.1 : Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI) Mix
PT. INDOMILK SOP Pembuatan Liquid Milk
No. Dokumen : SOP.IM.LIQ.03 Tanggal Dikeluarkan : 01 Desember 2007 No. Revisi :7–0
Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI) Mix FLOW CHART Mulai
Persiapan mesin dan Bahan baku Powder
Input Liquid
Input Stab. + Gula
Pemanasan 1
PARAMETER - Jadwal produksi mingguan dari PPIC. - Formula dari CDL.
- Kesiapan operasional dan sanitasi peralatan. - Bahan baku yang akan digunakan sudah tersedia dan sesuai dengan formula. - Jumlah sesuai formula
- Jumlah sesuai formula. Perbandingan Stabilizer : Gula - Suhu
Agitasi
- Waktu agitasi
Mixing
- Urutan penuangan bahan - Temperatur mixing
A
49
Lanjutan Diagram 4.1 A
Pemanasan 2
N
- Suhu pemanasan
Agitasi
- Waktu agitasi
Inspeksi
- pH
Y Filtrasi
Homogenisasi
N
Inspeksi
- Ukuran filter
- Tekanan homogenizer
- Fat globula
Y Rekomendasi QA
N
Pasteurisasi
Inspeksi
- Suhu dan waktu pasteurisasi - Suhu chilling - Fat, TS, RD, protein, organoleptik, alcohol test.
Y Storage Vat
- Suhu dan waktu aging
Transfer ke SCI Selesai
Selanjutnya dari pengolahan SCI Mix ini akan diteruskan selanjutnya ke tahapan pembuatan SCI. Tahapan- tahapan SCI adalah sebagai berikut :
50
Diagram 4.2 : Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI)
No. Dokumen : SOP.IM.LIQ.03 Tanggal Dikeluarkan : 01 Desember 2007 No. Revisi :7–0
PT. INDOMILK SOP Pembuatan Liquid Milk
Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI) FLOW CHART Mulai
PARAMETER - Jadwal dari PPIC. B
Persiapan Mesin, Raw material, dan Packaging material
-
Mesin dan peralatan sudah siap. Utility semua tersedia SCI Mix sudah tersedia. Packaging material tersedia.
- Ukuran filter.
Filtrasi
-
Homogenisasi dan Pre-Sterilisasi
Penyimpanan di Storage Vat 1 & 2 Blow Molding 1&2 Penyimpanan Botol di Silo 1&2
Homo pressure : 1st Stage, 2nd Stage Temperatur dan waktu Pre-sterilisasi Tekanan Fat Globula
- Agitasi - Temperatur produk, TS, fat, pH, Rd, warna, rasa, suhu, jumlah. - Tekanan angin. - Tekanan dan temperatur chilled water. - Weight, diameter, height, kerataan botol, thickness (S1, S2, S3, dan S4) - Aging botol di Silo.
Unscreambler
Filling & Sealing
N
Pengamatan hasil Sealing dan cek volume
Y C
- Temperatur produk, temperatur dan waktu sealing.
- Cek volum. - Uji kebocoran.
51
Lanjutan Diagram 4.2 C
Loading
-
Temperatur dan waktu sterilisasi. Speed rotor. Temperatur product out. pH, rasa, warna, suhu produk, kondisi botol, kondisi seal.
Labeling & Bottle Coding Line 1 & 2
-
Kode botol terbaca jelas dan utuh. Performance label. Performance visual kode botol. Kesesuaian / kebenaran kode botol.
Shrink Tunnel Heater Line 1 & 2
- Temperatur heater.
Sterilisasi Autoclave A, B, C, dan D
Unloading
Robotic Packing & Coding Carton Line 1&2
Stacking
Karantina 1
D
- Jumlah botol per karton. - Kode karton terbaca jelas dan utuh. - Performance karton dan visual kode karton. - Kesesuaian / kebenaran kode karton.
- Jumlah carton per pallet (150). - Jumlah tumpukan (10).
- Umur produk selama hold untuk karantina (satu minggu).
52
Lanjutan Diagram 4.2 D
N
Sortir
N
- Warna standar. - Produk yang dipisahkan sebagai berikut : Busuk, bocor, fat separasi, warna pucat, menggembung, penyok, mengendap, isi kurang, menggumpal, kena oli, ada benda asing.
Y
- Warna. - Jumlah rejection busuk.
Y
Random Sampling
N Karantina 2
Sortir ulang
Y
- Umur produk selama hold untuk karantina (14 hari).
- Warna standar. - Produk yang dipisahkan sebagai berikut : Busuk, bocor, fat separasi, warna pucat, menggembung, penyok, mengendap, isi kurang, menggumpal, kena oli, ada benda asing.
N Random Sampling
N
- Warna. - Jumlah rejection busuk.
Y Transfer SCI ke Finished Goods
Corrective Action Selesai Keterangan : Sub-Lini Penyortiran yang menjadi area pengamatan penulis ditunjukkan pada alur proses yang berwarna Light Turquoise.
53
Setelah mengetahui alur proses dalam pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml], berikutnya akan diberikan penjelasan umum dari proses SCI di atas. Berikut adalah definisi singkat mengenai proses-proses yang ada :
Agitasi
Adalah proses pengadukan SCI agar memperoleh campuran yang merata dan sesuai standar. Bahan baku yang sudah disediakan dan sudah sesuai dengan formula, diaduk hingga tercampur merata di dalam larutan yang ada pada storage vat. Proses ini memerlukan agitator (semacam baling-baling).
Mixing
Hampir sama dengan proses aging, yang membedakan yaitu pada proses mixing seperti mixer yang berfungsi untuk menghaluskan tapi juga memiliki keterbatasan karena campuran yang diaduk tidak merata. Hal ini disebabkan karena agitatornya tidak seperti proses aging. Di proses ini, urutan penuangan bahan dan temperatur mixing perlu diperhatikan.
Pasteurisasi
Yakni proses pemanasan untuk mematikan sebagian organisme. Proses ini biasanya merupakan tahap pengolahan pertama yang harus dilakukan pada produk susu. Karena sebagian organisme masih hidup, maka setelah proses pasteurisasi harus diikuti cara penyimpanan yang tepat, misalnya pendinginan untuk produk susu.
54
Filtrasi
Bagian penyaringan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam larutan SCI Choco.
Homogenisasi dan Pre-Sterilisasi Homogenisasi adalah proses untuk mendapatkan butir-butir lemak yang seragam
dengan menggunakan alat homogenizer, agar larutan SCI menjadi sama (homogen) dan sesuai dengan standar. Tahapan ini juga merupakan proses sebelum di sterilisasi.
Penyimpanan di Storage Vat
Larutan SCI Choco kemudian ditampung di dalam tangki besar berkapasitas 10.000 [liter]. Disini proses pengadukan / agitasi dilakukan. Parameter yang diperhatikan adalah temperatur produk, pH, fat, warna, rasa, suhu, berat jenis.
Blow Molding
Yaitu proses pembuatan botol kapasitas 200 [ml] dari bijih plastik, yang akan digunakan sebagai wadah SCI Choco. PT. INDOMILK membuat sendiri botol kapasitas 200 [ml] ini dengan menggunakan mesin blow molding berteknologi canggih (memiliki alat cetak 14 buah dalam satu mesin). Berat, diameter, tinggi, kerataan, dan ketebalan botol; merupakan hal yang perlu dicermati.
55
Penyimpanan Botol di Silo
Tempat penampungan botol kapasitas 200 [ml], tanpa agitator. Setelah proses blow molding, biasanya botol yang baru tercetak akan didiamkan selama minimal 2 [jam]
agar menjadi dingin sebelum masuk ke Sub-Lini filling dan sealing. PT. INDOMILK memiliki dua buah Silo yang masing-masing dapat menampung 240.000 botol SCI 200 [ml].
Unscreambler
Yaitu untuk mengatur botol SCI 200 [ml] yang posisinya tidur dari Silo hingga menjadi berdiri sebelum masuk ke Sub-Lini filling dan sealing.
Filling & Sealing
Di tahap ini botol kosong kapasitas 200 [ml] akan diisi dengan cairan susu Indomilk rasa Choco, lalu langsung disealing. Seluruh proses di sini menggunakan mesin yang sudah diprogram (gambar 4.1). Hal-hal yang perlu diperhatikan di sub-lini ini yaitu temperatur produk, temperatur dan waktu sealing, serta sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat steril dan meminimumkan kontak dengan tangan.
Sterilisasi Autoclave
SCI Choco Botol 200 [ml] yang sudah melewati inspeksi terhadap sealing dan volume (gambar 4.2), kemudian akan disterilisasi menggunakan mesin autoclave.
56
Pada proses ini produk SCI tersebut akan mendapatkan perlakuan panas sedemikian rupa sehingga benar-benar bebas dari organisme hidup (termasuk kuman penyakit). Hal-hal yang diperhatikan adalah temperatur dan waktu sterilisasi, temperatur product out, speed rotor, pH, warna, suhu produk, kondisi botol dan seal.
Gambar 4.1 : Pengisian Botol 200 [ml] dengan Larutan SCI Choco Menggunakan Mesin Filler
Gambar 4.2 : Inspeksi Sealing dan Volume SCI Choco Botol 200 [ml]
Labeling & Bottle Coding
Selanjutnya produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan diberikan label dan kode produksi, yang keseluruhannya dilakukan oleh mesin. Performa label dan kode secara visual harus jelas, utuh, dan sesuai/benar.
57
Shrink Tunnel Heater Line
Di line ini, SCI Choco Botol 200 [ml] akan mendapatkan perlakuan panas yang berfungsi untuk lebih menyesuaikan (seakan-akan melekat) label pada tubuh botol.
Robotic Packing & Coding Carton Line
Dengan menggunakan robot, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan dikemas kedalam karton. Setiap karton memuat 24 SCI Choco Botol 200 [ml], lalu karton akan diberi kode produksi yang sesuai dengan kode yang ada di botol SCI (tidak boleh berbeda). Hal-hal yang diperhatikan yakni performa karton, jumlah botol per karton, kode karton secara visual harus jelas, utuh, dan sesuai/benar.
Stacking
Produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang sudah dikemas ke dalam carton, selanjutnya akan ditumpuk di pallet. Banyaknya carton per pallet yaitu 150 dan dibuat menjadi 10 tumpukan. Tiap pallet juga menandakan satu kode produksi (jadi tiap pallet memiliki kode produksi yang berbeda).
Karantina 1
Setelah dimuat dalam bentuk pallet, selanjutnya produk SCI Choco Botol 200 [ml] harus dikarantina selama satu minggu. Gunanya untuk mengetahui produk yang benar-benar tidak layak untuk dikonsumsi, misalnya : busuk, bocor, fat separasi, warna pucat, menggembung, mengendap, dan menggumpal.
58
Sortir
Setelah satu minggu dikarantina, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan diperiksa satu per satu oleh operator. Produk yang dipisahkan sebagai berikut : busuk, bocor, fat separasi, warna pucat, menggembung, penyok, mengendap, isi kurang, menggumpal, kena oli, ada benda asing. Jumlah produk yang ditolak karena busuk, diharapkan < 0,34%.
Random Sampling
Selain disortir, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan dirandom sampling oleh QC. Produk yang ditolak, diharapkan tidak ada sama sekali (product reject = 0).
Karantina 2
Bila jumlah produk yang ditolak karena busuk > 0,34%, maka harus dikarantina kembali selama 14 hari.
Sortir Ulang
Selanjutnya setelah 14 hari, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan disortir ulang. Produk yang dipisahkan masih sama seperti di sortir awal. Kali ini jumlah produk yang ditolak karena busuk, diharapkan < 7,5% (tidak termasuk produk cacat > 0,34% yang sudah disingkirkan terlebih dahulu pada penyortiran awal).
59
Random Sampling Ulang
Masih sama dengan random sampling sebelumnya, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan dirandom sampling ulang oleh QC. Dan diharapkan tidak ada sama sekali produk yang ditolak.
Corrective Action
Perlakuan/tindakan pembenaran di Sub-Lini Penyortiran.
Finished Goods
Produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang sudah memenuhi standar dan siap dikirim ke konsumen.
4.1.2
Aturan Sanitasi
Prosedur sanitasi..21) begitu penting dan sangat diperlukan dalam bidang pengolahan pangan. PT. INDOMILK sebagai salah satu produsen susu bermutu internasional, juga menerapkan prosedur ini. Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi SCI dilakukan dengan sanitasi yang maksimum (harian dan mingguan) di setiap sub-lini. Dan di beberapa sub-lini tersebut, sanitasi maksimum juga akan diperiksa oleh karyawan
..21)
Sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.
60
Quality Control (dapat dilihat pada lampiran). Hal ini untuk tetap menjaga kualitas
dari produk-produk yang dihasilkan dan menambah kepercayaan dari konsumen.
4.1.3
Jenis Cacat Produk
Dari penjelasan diagram IPO di atas (khususnya saat penyortiran), dapat ditemui beberapa jenis cacat pada produk SCI Choco Botol 200 [ml]. Jenit cacat tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu : 1)
Produk cacat (NG) yang benar-benar tidak layak untuk diminum, seperti :
Busuk, menggumpal, warna pucat, mengendap, menggembung, fat separasi, seal atau botol bocor.
2)
Produk cacat masih layak untuk diminum, seperti :
Isi kurang, seal tergores, kena oli, benda asing, label rusak, penyok, kode produksi tidak jelas/miring/letak tidak sesuai.
Untuk jenis cacat kategori pertama ditambah produk yang penyok (kategori kedua), karyawan yang bersangkutan akan membuat laporan harian. Laporan harian dilakukan per shift (PT. INDOMILK menggunakan tiga shift untuk produksinya). Sedangkan untuk kategori kedua, produk-produk yang cacat (kecuali untuk produk botol penyok) tidak dimasukkan dalam laporan harian. Biasanya produkproduk cacat tersebut dikumpulkan terlebih dahulu selama satu bulan yang bersangkutan, lalu nantinya dipilah-pilah lagi; atau PT. INDOMILK memiliki
61
kebijaksanaan tertentu, misalnya dengan menjual produk dibawah harga standar atau sebagai konsumsi minuman para karyawan di jam istirahat/makan. Tabel 4.1 di bawah ini akan menjelaskan beberapa hal mengenai gambaran jenis cacat dari produk SCI Choco Botol 200 [ml]. Keterangannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 : Deskripsi Jenis Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml] JENIS CACAT
Busuk
DESKRIPSI PRODUK CACAT
Botol/seal bocor sehingga menyebabkan SCI Choco mengalami kontaminasi dengan udara luar walaupun hanya sedikit. Kebocoran ini pada awalnya tidak dapat terlihat secara visual, tetapi setelah dikarantina selama seminggu, cairan SCI Choco akan keluar dan menimbulkan bau busuk. Timbulnya bau dan rasa masam diakibatkan oleh aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk, yang juga menghasilkan alkohol dan asam-asam organik hingga menyebabkan susu menjadi berflavor dan beraroma masam (mutu sensoris..22) berubah).
Kemasan
Menggembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan
menggembung
yang memungkinkan mikroba-mikroba pembusuk tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan menggembung.
..22)
Mutu sensoris yaitu warna, aroma, dan rasa khas susu segar.
62
Menggumpal /
Fermentasi
susu
oleh
bakteri
pembusuk
menyebabkan
Mengental
koagulasi..23) dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh
asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental. Mengendap
Sama dengan menggumpal, sehingga menyebabkan tidak stabilnya larutan dan mengakibatkan menurunnya bahan yang tidak dapat larut. Bahan-bahan itu pada mulanya tercampur merata, tetapi jika dibiarkan akan mengendap.
Fat separasi
Memisahnya lemak dari larutan SCI Choco.
Warna pucat
Perubahan
warna
karena
menghilangnya
protein
yang
terkonjugasi dalam larutan SCI Choco. Seal / botol bocor
Secara visual kebocoran ini umumnya sulit dilihat. Produk SCI Choco Botol 200 [ml] dapat diketahui bocor setelah mengalami
proses karantina, karena saat itu SCI Choco akan menjadi busuk. Seal tergores
Adanya goresan pada seal botol SCI Choco 200 [ml], dapat terlihat jelas secara kasatmata. Merupakan cacat kategori kedua.
Penyok
..23)
Jenis cacat produk ini termasuk kedalam kategori kedua dan
Koagulasi adalah perihal menjadi keras atau padat, baik seluruh maupun sebagian cairan sebagai akibat perubahan kimiawi.
63
dimasukkan dalam laporan harian. Adanya lekukan pada SCI Choco Botol 200 [ml] dapat terlihat dengan jelas.
Label rusak
Ditandai
dengan
mengkerutnya
label,
karena
kurang
penyesuaian label terhadap dinding SCI Choco Botol 200 [ml]. Jenis cacat ini termasuk dalam kategori kedua. Adanya benda
Yaitu sisa pemotongan botol SCI Choco saat pemrosesan di
asing
blow molding. Biasanya sisa pemotongan ini terlihat jelas
secara visual karena ukurannya yang besar. Hal ini sangat jarang terjadi dan merupakan jenis cacat produk kategori kedua. Kena oli
Produk cacat ini masih layak untuk dikonsumsi, karena hanya bagian luar dari produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang terkena oli saat proses autoclave.
Isi kurang
Hal ini sangat jarang terjadi. Secara visual produk SCI Choco ini dapat dilihat jelas bahwa isinya kurang dari 200 [ml].
Dari kesemua jenis cacat ini, hanya ada beberapa yang sering terjadi di lini produksi, yaitu busuk (umumnya disebabkan karena seal yang tidak tertutup rapat / botol yang bocor) dan penyok. Kedua jenis cacat ini akan dibahas lebih mendalam dalam BAB 4 ini.
64
4.1.4
Sistem Pengendalian Kualitas Produk
Dalam proses produksi SCI Choco Botol 200 [ml], antara sub-lini yang satu dengan
sub-lini
lainnya
memiliki
hubungan
dan
tidak
bisa
dipisahkan
(berkesinambungan). Sebagai contoh, Sub-Lini Filling dan Sealing tidak dapat beroperasi bila proses di Sub-Lini Blow Molding terhenti, dikarenakan tidak adanya botol 200 [ml] yang dapat diisi dan diseal. Tetapi kondisi seperti itu sangat jarang terjadi, bahkan tidak pernah. Sebab perawatan terhadap semua mesin selalu rutin dilakukan, demi menjamin tetap berlangsungnya proses produksi dan menjaga kualitas produk. Untuk sistem pengendalian kualitas produk, khususnya SCI Choco Botol 200 [ml], PT. INDOMILK menggunakan inspeksi 100% yang dilakukan oleh setiap operator di sub-lini masing-masing secara visual dan menggunakan alat sensor di beberapa sub-lini. Walaupun demikian, kondisi tersebut tidak menjamin adanya produk cacat yang tidak luput dari pengawasan. Selain operator bagian produksi, departemen QC juga melakukan inspeksi. Parameter yang digunakan antara departemen QC dan bagian produksi umumnya berbeda. Pengendalian kualitas terhadap produksi oleh departemen QC meliputi: dimensi, volum, uji kebocoran, larutan, suhu, warna, dan sebagainya (dapat dilihat pada lampiran). Pada Sub-Lini Penyortiran, pengendalian kualitas yang dilakukan oleh departemen QC lebih ketat. Sebagai contoh, seperti telah dijelaskan di bab sebelumnya, bila hasil penyortiran oleh operator produksi untuk jumlah produk yang
65
ditolak karena busuk < 0,34%; tetapi ternyata hasil reject saat dilakukannya random sampling oleh QC lebih besar dari nol (reject > 0), maka produk SCI Choco Botol
200 [ml] tetap tidak bisa dikirim ke finished goods. Inspeksi yang dilakukan QC untuk melakukan random sampling adalah setiap kode. Jumlah sampel yang diperlukan untuk mewakili setiap kali inspeksi sebanyak 5 – 6 [carton].
4.1.5
Data Hasil Sortir SCI Choco
Pada sub-bab ini, data hasil penyortiran SCI Choco Botol 200 [ml] yang akan dipaparkan, bersumber dari laporan harian sortir bulan Mei di PT. INDOMILK selama lima hari, shift ke-1. Pengumpulan data diperoleh melalui survey langsung di lapangan (Sub-Lini Penyortiran). Penulis melakukan pengumpulan data selama lima hari, dikarenakan cukup untuk mewakili setiap proses penyortiran yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena penyortiran berdasarkan kode produksi per pallet. Sedangkan pengambilan data di shift ke-1 saja, yaitu dengan pertimbangan untuk meminimalisasi cacat akibat human error dan beberapa variabel non-teknik lainnya yang dapat menambah jumlah cacat. Berikut ini adalah data-data sortir harian yang diperoleh; dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini, yaitu sebagai berikut :
66
Tabel 4.2 A : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] – Selasa / 01 Mei 2007 – Shift I Kode
Hasil Produksi (Karton)
Hasil Produksi (Botol)
Hasil Sortir (Karton)
Hasil Sortir (Botol)
Jenis Cacat Produk Penyok Busuk
K24-0969C K24-0970D K24-0972B K24-0974D K24-0975A K24-0976B K24-0979A
150 150 150 150 150 150 150
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
149 148 149 149 149 149 149
3.576 3.552 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576
1 3 1 2 2 4 4
12 30 23 12 12 9 19
11 15 0 10 10 11 1
Jumlah
1.050
25.200
1.042
25.008
17
117
58
Sisa
Tabel 4.2 B : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] – Rabu / 02 Mei 2007 – Shift I Hasil Produksi (Karton)
Hasil Produksi (Botol)
Hasil Sortir (Karton)
Hasil Sortir (Botol)
Produk Busuk
Penyok
K24-0992B K24-0993C K24-0994D K24-0995A K24-0996B K24-0997C K25-1001C K25-1002D K25-1004B K25-1005C K25-1006D
150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
149 149 149 149 148 149 149 148 148 148 149
3.576 3.576 3.576 3.576 3.552 3.576 3.576 3.552 3.552 3.552 3.576
2 6 4 3 8 3 1 3 1 2 3
22 18 18 20 25 20 23 42 47 46 21
0 0 2 1 15 1 0 3 0 0 0
Jumlah
1.650
39.600
1.635
39.240
36
302
22
Kode
Jenis Cacat Sisa
Tabel 4.2 C : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] – Kamis / 03 Mei 2007 – Shift I Kode
Hasil Produksi (Karton)
Hasil Produksi (Botol)
Hasil Sortir (Karton)
Hasil Sortir (Botol)
K25-1095A K26-1102D K26-1124B K26-1140B K26-1141C
150 150 150 150 150
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
147 149 149 149 149
3.528 3.576 3.576 3.576 3.576
Jenis Cacat Produk Penyok Busuk 4 1 2 4 2
55 19 16 12 20
Sisa 13 4 6 8 2
67
K26-1143A K26-1145C K26-1146D K26-1147A K26-1148B K26-1151A K26-1152B
150 150 150 150 150 150 150
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
149 149 149 149 149 149 148
3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.552
2 2 1 1 1 2 2
16 13 12 19 6 20 46
6 9 11 4 17 2 0
Jumlah
1.800
43.200
1.637
42.840
24
254
82
Tabel 4.2 D : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] – Jumat / 04 Mei 2007 – Shift I Hasil Produksi (Karton)
Hasil Produksi (Botol)
Hasil Sortir (Karton)
Hasil Sortir (Botol)
Produk Busuk
Penyok
K26-1167A K26-1168B K26-1169C K27-1174D K27-1176B K27-1191B K27-1195D K27-1196A K27-1200B K27-1201D K27-1203B K27-1204D
150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
149 148 149 148 148 149 149 149 149 149 149 149
3.576 3.552 3.576 3.552 3.552 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576
4 3 3 2 2 1 2 7 4 2 2 1
9 30 15 37 40 13 10 11 14 10 18 8
11 15 6 9 6 10 12 6 6 12 4 15
Jumlah
1.800
43.200
1.636
42.840
33
215
112
Kode
Jenis Cacat Sisa
Tabel 4.2 E : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] – Senin / 07 Mei 2007 – Shift I Kode
Hasil Produksi (Karton)
Hasil Produksi (Botol)
Hasil Sortir (Karton)
Hasil Sortir (Botol)
K30-1252D K30-1254B K30-1255C K30-1256D K30-1258B K30-1259C K30-1260D K30-1263C K30-1283C K30-1284D
150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
149 149 149 149 149 149 149 149 149 149
3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576
Jenis Cacat Produk Penyok Busuk 2 2 0 1 3 1 1 3 1 2
13 3 9 19 13 20 13 19 7 13
Sisa 9 19 15 4 8 3 10 2 16 9
68
K30-1286B K30-1287C K30-1288D
150 150 150
3.600 3.600 3.600
148 149 149
3.552 3.576 3.576
6 2 2
34 9 16
8 13 6
Jumlah
1.950
46.800
1.936
46.464
26
188
122
4.2
Pengolahan Data
Pengolahan data akan menggunakan salah satu metode yang digunakan dalam Six Sigma, yaitu konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control). Seperti yang telah diuraikan di BAB 2, metodologi DMAIC ditujukan untuk
memperbaiki proses yang sudah ada. Metodologi ini tidak kaku, dan pendekatannya bervariasi (Brue, 2005:24). Sebagai tahap dasar, data yang telah dikumpulkan dari PT. INDOMILK kemudian akan diolah menggunakan fase Define dan Measure. Adapun langkahlangkah dari masing-masing fase tersebut akan diuraikan di bawah ini.
4.2.1
Fase Define (D)
Dapat dianggap juga sebagai bagian dari persiapan. Pada fase Define, aktivitas dasar yang menunjukkan logika konsep DMAIC Six Sigma, meliputi : 1)
Identifikasi masalah-masalah penting dalam proses produksi;
Dilakukan dengan memetakan proses..24) pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] (dapat dilihat pada sub-bab 4.1.1).
..24)
Pemetaan proses adalah perangkat penting pelengkap yang membantu Anda memahami setiap aspek dari setiap input dan output. Tujuannya adalah untuk mengembangkan gambaran menyeluruh yang akurat mengenai keseluruhan proses (Brue,2005:60).
69
2)
Memilih sebuah proyek untuk mengatasi satu masalah atau lebih dan mendefinisikan parameternya;
Dalam laporan ini, penulis berusaha untuk mengurangi tingkat cacat di PT. INDOMILK dengan menggunakan metode Six Sigma. Adapun latar belakang, rumusan, tujuan, dan ruang lingkup masalahnya; dapat dilihat pada BAB 1 (sub-bab 1.1 – 1.4).
3)
Mengidentifikasikan faktor-faktor vital few.
Menentukan faktor-faktor yang perlu diukur, dianalisa, diperbaiki, dan dikontrol. Dalam hal ini yaitu meminimalisasi banyaknya seal dan botol yang bocor, sebagai penyebab utama timbulnya busuk pada SCI Choco Botol 200 [ml]. Selain itu juga untuk mengurangi SCI Choco Botol 200 [ml] yang penyok. Proses yang menyebabkan sering terjadinya jenis cacat ini, umumnya terjadi di line blow moulding, filling and sealing, dan sterilisasi autoclave. Dapat
dijabarkan melalui persamaan Vital few, yaitu Y = f(x)..25).
Y = Jumlah rejection pada SCI Choco Botol 200 [ml]. f(x) = Meminimalisasi penyok SCI Choco Botol 200 [ml] dan seal / botol yang
bocor.
..25)
Y adalah karakteristik kualitas yang dituju; dan f(x) merupakan variabel kunci dalam proses (Brue,2005:28).
70
4.2.2
Fase Measure (M)
Seperti telah diuraikan garis besarnya pada fase Define, maka di fase Measure akan dibahas mengenai karakteristik Critical To Quality (CTQ)..26) pada
produk atau proses, sistem pengukuran, kapabilitas proses, perhitungan hasil dan tingkat Sigma. Karena data sampel yang diperoleh di lapangan (Sub-Lini Penyortiran SCI Choco Botol 200 [ml]) merupakan data atribut, maka perhitungan awal untuk kasus
ini akan menggunakan Peta Kendali..27) nP (nP Chart). Hal ini untuk mengetahui terkendali (di dalam LCL dan UCL) atau tidaknya (di luar LCL dan UCL) data-data sortir tersebut, yang merupakan perwakilan dari proses produksi sebelumnya di PT. INDOMILK. Melalui pengkuran dengan peta kendali ini, diharapkan penyebab masalah yang sering terjadi dari produk SCI Choco Botol 200 [ml] dapat diketahui. Berdasarkan laporan sortir SCI Choco Botol 200 [ml] yang telah diulas sebelumnya di sub-bab 4.1.5, terlihat bahwa jumlah rejection busuk dihitung dari hasil penyortiran per kode produksi (atau per pallet). Oleh karena itu dalam pembuatan peta kendali nP, semua data akan dirangkum menjadi satu tabel (lihat tabel 4.3). Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah satu contoh perhitungan dalam membuat peta kendali nP menggunakan nrata-rata, yaitu sebagai berikut :
..26)
Critical To Quality (CTQ) yaitu berasal dari Customer’s Voice, dimana pelanggan merasa bahwa karakteristik produk, service atau proses merupakan suatu yang kritikal. ..27) Peta Kendali berfungsi untuk mengetahui penyebab umum (common causes) dan penyebab khusus (special causes) dari suatu produk.
71
Tanggal 01 Mei 2007, Shift ke-1, Kode Produksi K24-0969C Diketahui : Hasil produksi (ni) = 3.600 [botol] _
¾ nrata-rata (n ) =
;
Busuk = 1
;
Penyok = 12
198.000 = 3.600,00 55[kode]
¾ Jumlah Unit Cacat ke-i (Di) = 1 + 12 = 13 ^
¾ Proporsi Cacat (P i ) =
Di _
=
n _
¾ Prata-rata (P) =
13 = 0,0036 3.600,00
0,3367 = 0,0061 55[kode]
¾ Center Line (CL) = 0,0061
⎡ 0,0061(1 − 0,0061) ⎤ ¾ Lower Control Limit (LCL) = 0,0061 − ⎢3* ⎥ = 0,0022 3.600,00 ⎣ ⎦ ⎡ 0,0061(1 − 0,0061) ⎤ ¾ Upper Control Limit (UCL) = 0,0061 + ⎢3* ⎥ = 0,0100 3 . 600 , 00 ⎣ ⎦
Kesimpulan
Dari contoh perhitungan di atas, terlihat bahwa pada proses pembuatan SCI Choco ^
Botol 200 [ml] saat kode produksi K24-0969C, P i berada dalam batas LCL dan UCL (terkendali / in-control). Artinya proses tersebut tidak perlu dicari penyebab masalahnya. Berbeda halnya jika untuk kondisi sebaliknya.
72
73
74
Grafik 4.1 : nP Chart dari Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] nP CHART DENGAN n RATA-RATA
Batas Kontrol
0.0200 0.0150
U
0.0100
L CL
0.0050
LCL 55
52
49
46
43
40
37
34
31
28
25
22
19
16
13
10
7
4
1
0.0000 Fraksi Cacat
Dari nP Chart (grafik 4.1) untuk tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa ada 10 data yang tidak terkendali (out of control). Artinya, berdasarkan data sampel penyortiran yang diambil selama beberapa hari (01 s/d 07 Mei 2007), terdapat masalah di dalam proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml]. Untuk itu tindakan yang perlu diambil adalah mencari dan menganalisa penyebab masalahnya.
4.3
Analisa Data
Sub-bab ini akan membahas tentang analisa penyebab masalah yang signifikan dari produksi SCI Choco Botol 200 [ml]. Berdasarkan grafik nP, terlihat adanya fluktuasi fraksi cacat yang cukup besar. Kondisi ini memerlukan perhatian agar di kemudian hari diharapkan sistem produksi dapat lebih terkendali.
75
4.3.1
Fase Analyze (A)
Tahap ini mencoba memahami mengapa cacat terjadi dan kemudian merinci alasan yang teridentifikasi. Dengan kata lain, mempertanyakan input mana yang mempengaruhi output. Dapat dilakukan dengan mengetahui sigma level dari produksi di PT. INDOMILK, diagram pareto, dan diagram sebab-akibat.
4.3.1.1 Ukuran Sigma Level
Secara matematis perhitungan sigma level untuk produksi SCI Choco Botol 200 [ml], di PT. INDOMILK, menggunakan rumus yang sudah dijelaskan pada subbab 2.2.4. Melalui tabel 4.4, dapat dilihat tingkat Sigma dari setiap kode produksi atau pallet. Berikut ini adalah satu contoh perhitungan dalam menentukan tingkat sigma, yaitu sebagai berikut :
Tanggal 01 Mei 2007, Shift ke-1, Kode Produksi K24-0969C Diketahui : Unit (U) = 3.600 [botol]
;
Defective (D) = 13
;
Opportunity (Op) = 2
¾ TOp = U * Op = 3.600 [botol] * 2 [opportunities] = 7.200 ¾
DPO =
13[defect] D D = = = 0,00180556 [DPO] TOp ( U * Op) 3.600 [botol]* 2 [opportunities]
¾ DPMO = 0,00180556 [DPO] * 1.000.000 = 1.805,56 ¾ Sigma Quality Level = 0,8406 +
29,37 − [2,221* Ln (1.805,56)] = 4,41
76
Tabel 4.4 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml]-Shift I TANGGAL DISORTIR
KODE PRODUKSI
HASIL PRODUKSI
JUMLAH UNIT CACAT
Op
DPO
DPMO
SIGMA LEVEL
<1> 01-05-‘07 01-05-‘07 01-05-‘07 01-05-‘07 01-05-‘07 01-05-‘07 01-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 02-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 03-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07 04-05-‘07
<2> K24-0969C K24-0970D K24-0972B K24-0974D K24-0975A K24-0976B K24-0979A K24-0992B K24-0993C K24-0994D K24-0995A K24-0996B K24-0997C K25-1001C K25-1002D K25-1004B K25-1005C K25-1006D K25-1095A K26-1102D K26-1124B K26-1140B K26-1141C K26-1143A K26-1145C K26-1146D K26-1147A K26-1148B K26-1151A K26-1152B K26-1167A K26-1168B K26-1169C K27-1174D K27-1176B K27-1191B K27-1195D K27-1196A K27-1200B
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
13 33 24 14 14 13 23 24 24 22 23 33 23 24 45 48 48 24 59 20 18 16 22 18 15 13 20 7 22 48 13 33 18 39 42 14 12 18 18
<5> 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
<6> 0,0018056 0,0045833 0,0033333 0,0019444 0,0019444 0,0018056 0,0031944 0,0033333 0,0033333 0,0030556 0,0031944 0,0045833 0,0031944 0,0033333 0,0062500 0,0066667 0,0066667 0,0033333 0,0081944 0,0027778 0,0025000 0,0022222 0,0030556 0,0025000 0,0020833 0,0018056 0,0027778 0,0009722 0,0030556 0,0066667 0,0018056 0,0045833 0,0025000 0,0054167 0,0058333 0,0019444 0,0016667 0,0025000 0,0025000
<7> 1.805,56 4.583,33 3.333,33 1.944,44 1.944,44 1.805,56 3.194,44 3.333,33 3.333,33 3.055,56 3.194,44 4.583,33 3.194,44 3.333,33 6.250,00 6.666,67 6.666,67 3.333,33 8.194,44 2.777,78 2.500,00 2.222,22 3.055,56 2.500,00 2.083,33 1.805,56 2.777,78 972,22 3.055,56 6.666,67 1.805,56 4.583,33 2.500,00 5.416,67 5.833,33 1.944,44 1.666,67 2.500,00 2.500,00
<8> 4,41 4,10 4,21 4,38 4,38 4,41 4,22 4,21 4,21 4,24 4,22 4,10 4,22 4,21 4,00 3,97 3,97 4,21 3,90 4,27 4,30 4,34 4,24 4,30 4,36 4,41 4,27 4,59 4,24 3,97 4,41 4,10 4,30 4,05 4,02 4,38 4,43 4,30 4,30
77
Tabel 4.4 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml]-Shift I (Lanj.) TANGGAL DISORTIR
KODE PRODUKSI
HASIL PRODUKSI
JUMLAH UNIT CACAT
Op
DPO
DPMO
SIGMA LEVEL
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
12 20 9 15 5 9 20 16 21 14 22 8 15 40 11 18 22,04
<5> 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
<6> 0,0016667 0,0027778 0,0012500 0,0020833 0,0006944 0,0012500 0,0027778 0,0022222 0,0029167 0,0019444 0,0030556 0,0011111 0,0020833 0,0055556 0,0015278 0,0025000 0,0030606
<7> 1.666,67 2.777,78 1.250,00 2.083,33 694,44 1.250,00 2.777,78 2.222,22 2.916,67 1.944,44 3.055,56 1.111,11 2.083,33 5.555,56 1.527,78 2.500,00 3.060,61
<8> 4,43 4,27 4,52 4,36 4,69 4,52 4,27 4,34 4,25 4,38 4,24 4,55 4,36 4,04 4,46 4,30 4,24
<1> <2> 04-05-‘07 K27-1201D 04-05-‘07 K27-1203B 04-05-‘07 K27-1204D 07-05-‘07 K30-1252D 07-05-‘07 K30-1254B 07-05-‘07 K30-1255C 07-05-‘07 K30-1256D 07-05-‘07 K30-1258B 07-05-‘07 K30-1259C 07-05-‘07 K30-1260D 07-05-‘07 K30-1263C 07-05-‘07 K30-1283C 07-05-‘07 K30-1284D 07-05-‘07 K30-1286B 07-05-‘07 K30-1287C 07-05-‘07 K30-1288D RATA-RATA
Melihat tabel Sigma Level di atas, berdasarkan data sampel yang diambil dari laporan sortir harian terlihat bahwa proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] hanya mampu hingga level 4,24. Ini menandakan bahwa target untuk mencapai Six Sigma belum tercapai, sehingga diperlukannya aktivitas perbaikan pengendalian
produksi dan kualitas.
4.3.1.2 Diagram Pareto
Proses analisa dengan diagram pareto akan menggunakan data dari kasus yang terjadi di Sub-Lini Penyortiran PT. INDOMILK yang diterima oleh Departemen
78
QC/QA (tabel 4.5). Analisa ini untuk mengetahui seberapa besar jumlah cacat terhadap produk SCI Choco Botol 200 [ml]. Tabel 4.5 : Data Mentah Jumlah Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml] KASUS KETERANGAN JUMLAH Busuk, fat separasi, warna Tidak dapat dikonsumsi. 55 pucat, menggembung, mengendap, menggumpal. Dapat dikonsumsi tapi tidak dijual Penyok. ke masyarakat; hanya untuk 294 kalangan internal sesuai dengan kebijaksanaan PT. INDOMILK. Masih dapat dipasarkan tapi dengan Label rusak. 39 mengganti label baru. Masih dapat dipasarkan tapi dengan Kena oli. 8 membersihkan botol SCI dari oli. Produk SCI Choco Botol 200 [ml] Lain-lain (kode tidak jelas, seal tergores, isi kurang, ada benda yang layak dikonsumsi tapi tidak 36 asing). dijual ke masyarakat; hanya untuk kalangan internal sesuai dengan kebijaksanaan PT. INDOMILK. TOTAL 432
Selanjutnya data mentah di atas akan diolah berdasarkan peringkat, yaitu menyusun dari nilai paling besar hingga paling kecil. Kemudian menghitung komulatif jumlah, persen, dan komulatif persen (dapat dilihat pada tabel 4.6). Tabel 4.6 : Perhitungan Pareto Jumlah Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml] KOMULATIF KOMULATIF KASUS JUMLAH PERSEN (%) JUMLAH PERSEN (%) 294 294 68,056 68,056 55 349 12,731 80,787 39 388 9,028 89,815 8 396 1,852 91,667 Lain-lain 36 432 8,333 100,000 TOTAL 432 100 -
79
Grafik 4.2 : Pareto Jumlah Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml] 432
100% 89,82%
N=432
91,67% 80,79%
324
Jumlah Kasus
75%
68,06%
216
50%
108
25%
0
0%
B
A
C
D Lain-lain
4.3.1.3 Diagram Sebab-Akibat
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik mutu dari suatu produk, maka analisa selanjutnya menggunakan Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram). Dengan diagram ini diharapkan penyebab utama dari cacat SCI Choco Botol 200 [ml] (fungsi Y) dapat ditemukan, sehingga bisa segera diatasi
(diagram 4.3). Setelah dilakukan analisa penyebab masalah untuk produk cacat SCI Choco Botol 200 [ml], maka dalam kasus ini faktor (fungsi x) yang berpengaruh hanya pada faktor Metode, Manusia, dan Material. Pada Diagram Sebab-Akibat di bawah ini, akan terlihat pemberian nomor urut untuk menandakan prioritas dari penyebab masalah yang dominan. Dengan nomor urut ini, akan memudahkan juga dalam melakukan uji korelasi antara sebab dan akibat.
80 Manusia
Mesin Kurangnya tekanan pada kepala botol saat sealing
Kontak tangan operetor dengan SCI sebelum sealing
Keahlian kurang Operator baru (masih training)
Sensor pemotongan kurang baik
Permukaan kepala botol SCI tidak rata
Posisi botol miring saat pemotongan kepala botol di Sub-Lini Blow Molding
Human error
Cacat Busuk dari SCI Choco Botol 200 [ml]
Ekor botol SCI bocor
Posisi botol miring saat pemotongan ekor botol di Sub-Lini Blow Molding
Kecepatan injeksi
Material
Diagram 4.3A : Diagram Sebab-Akibat untuk Cacat Busuk dari SCI Choco Botol 200 [ml]
Metode Pendinginan kurang baik Peletakan botol yang berdekatan saat sterilisasi autoclave Ketebalan botol dibawah standar
Material
Manusia Keahlian kurang Operator baru (masih training)
Penampungan di Silo yang berlebihan
Standar sortir berbeda Human error
Cacat Penyok dari SCI Choco Botol 200 [ml]
Mesin
Diagram 4.3B : Diagram Sebab-Akibat untuk Cacat Penyok dari SCI Choco Botol 200 [ml] 4.3.2
Fase Improve (I)
Setelah melakukan analisa dengan diagram Sebab-Akibat, selanjutnya pada fase Improve akan dilakukan analisis untuk mengkonfirmasikan variabel bebas (f(x))
yang utama dan mengukur efeknya atas variabel tak-bebas (Y). Lalu melakukan perbaikan guna meningkatkan produktivitas dan mengujinya dengan mengambil beberapa sampel.
81
4.3.2.1 Analisis Ragam bagi Klasifikasi Dua-Arah dengan Interaksi
Analisis ini berfungsi untuk mengetahui apakah cacat suatu produk ditentukan oleh penyebab masalah dominan yang sudah dipilih sebagai prioritas utama. Dengan kata lain, apakah faktor x mempengaruhi Y ?! Untuk masalah ini dapat dilakukan pengujian Hipotesis Statistik. Di bawah ini akan disajikan tabel jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml] yang disebabkan oleh penyebab masalah dominan spesifik, khususnya penyok. Data mentahnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 : Pengamatan Jumlah Cacat SCI Choco Botol 200 [ml] dengan 3 Pengulangan METODE (Kolom) FAKTOR (Baris) JUMLAH Penampungan di Silo Sterilisasi Autoclave 12 16 28 L1 17 19 36 16 15 31 20 24 44 Kecepatan L2 21 22 43 Injeksi 19 23 42 28 26 54 L3 25 29 54 23 30 53 JUMLAH 181 204 385 L1 = Lambat ; L2 = Sedang ; L3 = Cepat Tabel 4.8 : Total Pengamatan Jumlah Cacat SCI Choco Botol 200 [ml] METODE (Kolom) FAKTOR (Baris) JUMLAH Penampungan di Silo Sterilisasi Autoclave 45 50 L1 95 Kecepatan 60 69 L2 129 Injeksi 76 85 L3 161 JUMLAH 181 204 385
82
Pengujian Hipotesis Statistik Æ
A)
H0b =
Kecepatan injeksi tidak berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI.
B)
H0k =
Metode tidak berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol.
C)
H0i =
Interaksi antara kecepatan injeksi dan metode tidak berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].
Æ
A)
H1b =
Kecepatan injeksi berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco.
B)
H1k =
Metode berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol.
C)
H1i =
Interaksi antara kecepatan injeksi dan metode berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].
Baris (b) = 3
;
Kolom (k) = 2
;
Pengamatan yang diulang (n) = 3
Æ Tingkat keyakinan peneliti = 95%
α = 100% - 95% = 5% = 0,05
Æ Wilayah kritik
Dari tabel A7 (Lampiran) :
fb > f0.05 [ V1 = 2 ; V2 = 12 ]
Î
fb > 3,89
fk > f0.05 [ V1 = 1 ; V2 = 12 ]
Î
fk > 4,75
fi > f0.05
Î
fi > 3,89
[ V1 = 2 ; V2 = 12 ]
83
Æ Mencari fHitung
Jumlah Kuadrat Total (JKT) JKT = (12 2 + 17 2 + 16 2 + ... + 29 2 + 30 2 ) −
385 2 385 2 = 8.677 − = 442,28 3* 2 *3 b*k*n
Jumlah Kuadrat Bagi Nilai Tengah Baris (JKB) ⎛ 95 2 + 129 2 + 1612 ⎞ 385 2 ⎛ 95 2 + 129 2 + 1612 ⎞ 385 2 ⎟− ⎟− JKB = ⎜ =⎜ = 363,11 ⎜ ⎟ b*k*n ⎜ ⎟ 3* 2 *3 k * n 2 * 3 ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Jumlah Kuadrat Bagi Nilai Tengah Kolom (JKK) ⎛ 1812 + 204 2 ⎞ 385 2 ⎛ 1812 + 204 2 ⎞ 385 2 ⎜ ⎟ ⎟− JKK = − =⎜ = 29,39 ⎜ ⎟ b*k*n ⎜ ⎟ 3* 2 *3 b * n 3 * 3 ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Jumlah Kuadrat Bagi Interaksi (JK) ⎛ 45 2 + 60 2 + ... + 85 2 ⎞ ⎛ 95 2 + 129 2 + 1612 ⎞ ⎛ 1812 + 204 2 ⎞ ⎛ 385 2 ⎞ ⎟ ⎟+⎜ ⎟−⎜ ⎟−⎜ JK (BK ) = ⎜ ⎟ ⎜ b*k*n ⎟ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ n k * n b * n ⎠ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ ⎛ 45 2 + ... + 85 2 ⎞ ⎛ 95 2 + 129 2 + 1612 ⎞ ⎛ 1812 + 204 2 ⎞ ⎛ 385 2 ⎞ ⎟ = 1,78 ⎟+⎜ ⎟−⎜ ⎟−⎜ JK (BK ) = ⎜ ⎟ ⎜ 3* 2 *3 ⎟ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ 3 2 * 3 3 * 3 ⎠ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT − JKB − JKK − JK (BK) = 442,28 − 363,11 − 29,39 − 1,78 = 48
Kuadrat Tengah Nilai Tengah Baris (KTB)
KTB =
JKB 363,11 = = 181,56 b −1 3 −1
Kuadrat Tengah Nilai Tengah Kolom (KTK) KTK =
JKK 29,39 = = 29,39 k −1 2 −1
84
Kuadrat Tengah Interaksi (KT) KT(BK) =
Kuadrat Tengah Galat (KTG) KTG =
JK (BK) 1,78 1,78 = = = 0,89 (b − 1) * (k − 1) (3 − 1) * (2 − 1) 2
JKG 48 48 = = =4 b * k * (n − 1) 3 * 2 * (3 − 1) 12
fHitung KTB 181,56 = = 45,39 KTG 4 KTK 29,39 fk = = = 7,35 KTG 4 KT(BK) 0,89 fi = = = 0,22 KTG 4 fb =
Tabel 4.9 : Analisis Ragam Data Jumlah Cacat SCI Choco Botol 200 [ml] Derajat Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah fHitung Bebas Nilai Tengah Baris 363,11 2 181,56 45,39 Nilai Tengah Kolom 29,39 1 29,39 7,35 Interaksi 1,78 2 0,89 0,22 Galat 48,00 12 4,00 TOTAL 442,28 17 Æ Keputusan
MASUK wilayah kritik, maka TOLAK H0b. Î Kecepatan injeksi berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol.
MASUK wilayah kritik, maka TOLAK H0k. Î Metode berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].
TIDAK MASUK wilayah kritik, maka TERIMA H0i.
85
Î Interaksi antara kecepatan injeksi dan metode tidak berpengaruh terhadap
jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].
Terlihat bahwa kecepatan injeksi dan metode berdasarkan pengujian hipotesis di atas berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml] yang penyok. Sedangkan untuk interaksi antara kecepatan injeksi dan metode tidak berpengaruh.
4.3.2.2 Simulasi Perbaikan
Setelah diketahui adanya hubungan antara Y dan faktor x, maka di bawah ini akan dipaparkan beberapa sampel setelah dilakukannya simulasi perbaikan terhadap proses yang ada (tabel 4.10). Simulasi ini dilakukan untuk mengaplikasikan rencana perbaikan dan pengendalian terhadap produk SCI Choco Botol 200 [ml]. Dalam memperoleh sampel di bawah ini, simulasi perbaikan yang dilakukan berupa perubahan metode dalam penampungan botol di Silo dan juga penempatan posisi antara botol didalam baki ketika proses sterilisasi autoclave. Diharapkan dengan simulasi ini, proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] dapat terkendali (in-control). Berikut ini data sampel yang diambil secara acak dalam beberapa hari.
86
Tabel 4.10 : Simulasi Perbaikan Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] / 04 – 06 Juni 2007 Kode
Hasil Produksi (Karton)
Hasil Produksi (Botol)
Hasil Sortir (Karton)
Hasil Sortir (Botol)
P23-1256A P23-1277B P23-1284A P23-1290C P23-1298C P23-1300A P23-1303D P23-1304A P24-1315D P24-1325B P23-1310C P23-1313B P24-1331D P24-1336A P24-1348A P24-1349B P29-1365A P29-1371C P29-1393A P29-1397A P29-1379C P29-1381A P29-1383C P29-1388D P29-1390B P29-1391C P29-1393A P29-1396D P29-1398B P29-1399C Jumlah
150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 4.500
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 108.000
149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 149 4.470
3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 3.576 107.280
4.3.3
Jenis Cacat Produk Penyok Busuk 2 4 1 6 2 4 1 4 3 3 2 6 1 7 1 3 0 8 2 3 3 4 2 8 1 10 1 10 3 5 1 11 4 7 0 11 3 8 2 7 1 2 1 3 0 4 1 5 2 2 4 8 2 5 2 3 3 3 1 4 52 168
Sisa 18 17 18 19 18 16 16 20 16 19 17 14 13 13 16 12 13 13 13 15 21 20 20 18 20 12 17 19 18 19 500
Fase Control (C)
Dengan mengikuti urutan logis DMAIC dari metode Six Sigma, pada tahap inilah proses diakhiri. Sama seperti fase Measure dan Analyze sebelumnya, fase ini
87
akan mengukur sigma level dan nP Chart dengan n rata-rata dari SCI Choco Botol 200 [ml] berdasarkan tabel 4.10 di atas.
4.3.3.1 Ukuran Sigma Level setelah Perbaikan
Berikut ini adalah ukuran Sigma Level untuk tabel 4.10. Dengan menggunakan rumus dan contoh perhitungan yang sama pada sub-bab 4.3.1.1, rangkumannya dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini. Tabel 4.11 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] setelah Perbaikan TANGGAL DISORTIR
KODE PRODUKSI
HASIL PRODUKSI
JUMLAH UNIT CACAT
Op
DPO
DPMO
SIGMA LEVEL
<1> 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 04-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 05-06-‘07 06-06-‘07 06-06-‘07 06-06-‘07
<2> P23-1256A P23-1277B P23-1284A P23-1290C P23-1298C P23-1300A P23-1303D P23-1304A P24-1315D P24-1325B P23-1310C P23-1313B P24-1331D P24-1336A P24-1348A P24-1349B P29-1365A P29-1371C P29-1393A P29-1397A P29-1379C P29-1381A P29-1383C
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
6 7 6 5 6 8 8 4 8 5 7 10 11 11 8 12 11 11 11 9 3 4 4
<5> 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
<6> 0,0008333 0,0009722 0,0008333 0,0006944 0,0008333 0,0011111 0,0011111 0,0005556 0,0011111 0,0006944 0,0009722 0,0013889 0,0015278 0,0015278 0,0011111 0,0016667 0,0015278 0,0015278 0,0015278 0,0012500 0,0004167 0,0005556 0,0005556
<7> 833,33 972,22 833,33 694,44 833,33 1.111,11 1.111,11 555,56 1.111,11 694,44 972,22 1.388,89 1.527,78 1.527,78 1.111,11 1.666,67 1.527,78 1.527,78 1.527,78 1.250,00 416,67 555,56 555,56
<8> 4.64 4.59 4.64 4.69 4.64 4.55 4.55 4.76 4.55 4.69 4.59 4.49 4.46 4.46 4.55 4.43 4.46 4.46 4.46 4.52 4.84 4.76 4.76
88
Tabel 4.11 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] setelah Perbaikan (Lanj.) TANGGAL DISORTIR
KODE PRODUKSI
<1> <2> 06-06-‘07 P29-1388D 06-06-‘07 P29-1390B 06-06-‘07 P29-1391C 06-06-‘07 P29-1393A 06-06-‘07 P29-1396D 06-06-‘07 P29-1398B 06-06-‘07 P29-1399C RATA-RATA
HASIL PRODUKSI
JUMLAH UNIT CACAT
Op
3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
6 4 12 7 5 6 5 7,33
<5> 2 2 2 2 2 2 2 2
DPO
DPMO
<6> <7> 0.0008333 833,33 0.0005556 555,56 0.0016667 1.666,67 0.0009722 972,22 0.0006944 694,44 0.0008333 833,33 0.0006944 694,44 0,0010185 1.018,52
SIGMA LEVEL
<8> 4.64 4.76 4.43 4.59 4.69 4.64 4.69 4,58
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, terlihat bahwa proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] mencapai rata-rata Sigma Level 4,58 (lebih baik dari sebelumnya). Walaupun target untuk mencapai Six Sigma belum juga tercapai.
4.3.3.2 nP Chart dengan n Rata-Rata setelah Perbaikan
Untuk mengetahui terkendali (in-control) atau tidaknya (out-control) datadata sortir setelah perbaikan berdasarkan tabel 4.12, maka akan digunakan kembali peta kendali nP (grafik 4.3). Diharapkan melalui pengkuran dengan nP Chart ini, proses SCI Choco Botol 200 [ml] terletak di dalam batas kendali.
89
90
Grafik 4.3 : nP Chart dari Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] setelah Perbaikan
nP CHART DENGAN n RATA-RATA SETELAH PERBAIKAN
Batas Kontrol
0.0050
UCL
0.0040 0.0030
CL
0.0020 0.0010 0.0000 29
27
25
23
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
LCL Fraksi Cacat
Berdasarkan nP Chart (grafik 4.3) untuk tabel 4.12 di atas, terlihat bahwa seluruh data terletak dalam batas kontrol (in-control). Hal ini menandakan bahwa proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] setelah perbaikan sudah baik dan stabil, walaupun rata-rata Sigma Level yang dicapai masih di bawah enam.