BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1
Pengumpulan Data
4.1.1
Penggantian Komponen Dies dan Mesin
Dengan adanya beberapa perubahan desain menjadi dies monoblok, maka besarnya biaya – biaya komponen dibagi menjadi empat bagian : 1. Pembuatan short sleeve Biaya pembuatan short sleeve diambil dari biaya pembuatan di subcont sesuai pesanan. Ada 3 model yang dibuat untuk dies Cylinder comp, L crank case, dan R crank case. 2. Pembuatan plunger sleeve Biaya pembuatan plunger sleeve diambil dari biaya pembuatan di subcont sesuai pesanan. Ada dua macam plunger sleeve yang dibuat yaitu untuk mesin 350 ton ( dia 65 ) dan mesin 650 ton ( dia 75 ). 3. Modifikasi body dies Modifikasi body dies dilakukan di workshop DMD. Biaya manufaktur dihitung dari lamanya proses pekerjaan ( jam ) dikalikan dengan biaya permesinan per jam ( sudah ada standar biaya mesin per jam ). 4. Modifikasi cavity
38
Dengan perubahan model menjadi monoblok, maka cavity juga mengalami perubahan. Biaya manufaktur dihitung dari lamanya proses pekerjaan ( jam ) dikalikan dengan biaya permesinan per jam ( sudah ada standar biaya mesin per jam ). Untuk itu biaya yang harus dikeluarkan untuk memodifikasi dies tipe KWB/KWW untuk empat tipe komponen / part sebanyak 16 dies per tipe part untuk menunjang kebutuhan produksi tahun 2009 dijabarkan sebagai berikut : 1. Lama proses pengerjaan machining body dan cavity (di mesin OKK 600) : -
L crank case KFM selama 23 jam.
-
R crank case KFM/ KEV selama 23 jam ( diasumsikan sama dengan L crank case KFM, karena secara dimensi sama ).
-
Cylinder comp KFM selama 12.5 jam.
2. Biaya permesinan per jam sebesar Rp. 268.950,00. ( berdasarkan data cost machining DMD ). Tabel 4.1 Biaya Modifikasi Monoblok pada Dies Tipe KWB / KWW No
Mesin
Jml
Injeksi
Dies
Harga /pce
Total
16
Rp.3.150.000,00
Rp.50.400.000,00
16
Rp.6.185.850,00
Rp.98.973.600,00
16
Rp.3.150.000,00
Rp.50.400.000,00
16
Rp.6.185.850,00
Rp.98.973.600,00
16
Rp.1.440.000,00
Rp.23.040.000,00
- Modif dies 16 KWB/KWW Total biaya modifikasi dies dan penggantian short sleeve
Rp.3.361.875,00
Rp.53.790.000,00
1 2 3
Dies Tipe
L crank case KWB/KWW R crank case KWB/KWW Cyl Comp
Kebutuhan
- Short sleeve
650 ton
- Modif dies - Short sleeve
650 ton
- Modif dies - Short sleeve
350 ton
Rp.375.577.200,00
39
Data di atas menunjukkan modifikasi pada dies yang meliputi penggantian die sleeve menjadi short sleeve, modifikasi body, modifikasi cavity. Sedangkan penggantian komponen plunger sleeve terdapat pada mesin yang akan ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Biaya Penggantian Komponen Mesin No 1
-
Kebutuhan
Mesin
Jml Mesin
Harga /pce
Total Harga
Plunger Sleeve
650 ton
12
Rp. 6.800.000,00
Rp. 81.600.000,00
350 ton 6 Rp. 5.050.000,00 Total biaya penggantian komponen mesin
Rp.30.300.000,00 Rp.111.900.000,00
Jadi biaya total yang harus dikeluarkan untuk memodifikasi dies L crank case KWB/KWW, R crank case KWB/KWW, dan Cylinder Comp KWB/KWW supaya bisa digunakan untuk produksi adalah sebesar Rp. 487.477.200,00. Biaya investasi di atas dibuat untuk mengurangi waktu yang terbuang pada saat penggantian dies di mesin injeksi. Dengan adanya improvement dari konstruksi dies tersebut diharapkan diperoleh penghematan. 4.1.2
Data Produksi KWB/KWW
Berdasarkan data forecast produksi tahun 2009, maka bisa diambil data penggantian dies model KWB/KWW dari 3 plant dalam kondisi ideal selama periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009. Data produksi untuk L crank case KWB/KWW, R crank case KWB/KWW, Cylinder comp KWB/KWW.
40
Tabel 4.3 Produksi KWB/KWW Plant 1
Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 09 Mei 09 Jun 09 Jul 09 Agst 09 Sept 09 Okt 09 Nov 09 Des 09 Sub total
NF110TD KWW 4.600 2.100 3.300 10.000
Plant 2
Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 09 Mei 09 Jun 09 Jul 09 Agst 09 Sept 09 Okt 09 Nov 09 Des 09 Sub total
26.950 29.700 31.900 31.900 28.200 31.850 38.350 39.150 23.200 31.900 29.000 29.000 371.100
Plant 3
Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 09 Mei 09 Jun 09 Jul 09 Agst 09 Sept 09 Okt 09 Nov 09 Des 09 Sub total
6.900 4.025 2.300 2.875 18.000 18.200 5.400 5.400 3.200 1.200 550 550 68.600
PLANT
Bulan
NF110TC KWW 20.700 17.325 18.700 18.150 42.600 46.150 48.750 51.800 29.600 26.400 26.00 28.600 374.775
NF110DX KWW
NF110SP KWB
34.100 30.800 28.600 28.600 34.800 36.400 33.150 35.100 20.800 28.600 26.000 26.000 362.950 24.150 25.875 27.600 28.175 10.800 13.000 6.750 7.425 5.200 12.000 11.000 11.000 182.975
5.750 5.750 5.750 5.750 7.200 7.800 7.425 7.425 3.600 4.800 4.950 4.950 71.150 Total Produksi
1.441.550
41
4.1.3
Aplikasi Sistem Monoblok
Percobaan aplikasi sistem monoblok dilakukan pada dies tipe L crank case KFM, R crank case KFM, dan Cylinder Comp KFM selama periode Januari 2008 – Desember 2008. Dimana untuk engine tipe KFM pada akhir 2008 sudah off model, namun konstruksi dies tipe KFM dengan KWB/KWW hampir sama. Berikut ini data hasil pengamatan penyetingan dies di mesin injeksi antara dies tipe Die Sleeve dengan dies tipe Monoblok. Tabel 4.4 Pengamatan Waktu Bongkar Pasang Dies ke Mesin Injeksi KFM No
Activitas
TIPE DIES KFM L
KEVF R
CRANK
CRANK
CASE
CASE
CYL COMP
Current Condition ( Tipe Die Sleeve ) Pasang Dies 1 Transfer dies fix ke mesin 2 Pasang dies fix ke mesin 3 Tighening clamp dies fix + baut pengikat plate 4 Transfer hoist ke area HPDCM 5 Transfer dies Move ke mesin 6 Pasang dies move ke mesin 7 Tighening clamp dies move + baut pengikat 8 Pasang selang core + Limit Switch System Sub total (detik) Lepas Dies 1 Lepas selang core + Limit Switch System + 2 Buka clamp dies fix 3 Angkat die fix dari mesin + transfer dies fix ke 4 Buka clamp dies Move 5 Angkat die move dari mesin + transfer dies Sub total (detik) Total (Detik) Monoblok sistem Pasang Dies 1 Transfer dies fix+ move ke mesin
322 370 445 216 322 370 445 378 2868
245 370 445 216 245 370 445 378 2714
245 370 445 216 245 370 445 378 2714
255 278 245 278 245 1301 4169
255 278 245 278 245 1301 4015
255 278 245 278 245 1301 4015
388
388
42
2 3 4
Pasang dies fix+ move ke mesin Tighening clamp diesfix + move + baut Pasang selang core + Limit Switch System
1 2 3 4 5 6 7 8
Transfer dies fix ke mesin Pasang dies fix ke mesin Tighening clamp dies fix + baut pengikat plate Transfer hoist ke area HPDCM Transfer dies move ke mesin Pasang dies move ke mesin Tighening clamp dies move + baut pengikat Pasang selang core + Limit Switch System Sub total (detik)
0 322 370 445 216 322 370 445 378 2868
Lepas Dies 1 Lepas selang core + Limit Switch System + 2 Buka clamp dies fix + move 3 Angkat die fix + move dari mesin + transfer Sub total (detik) Total (Detik)
255 326 288 869 3737
448 600 366 1802
448 600 366 1802
1802
1802
255 326 288 869 2671
255 326 288 869 2671
4.2 Pengolahan Data 4.2.1
Perkiraan Penggantian Dies
Dengan diketahuinya jumlah produksi selama tahun 2009, maka dapat diambil perhitungan penggantian dies. Adapun penggantian dies dari atas mesin dalam kondisi normal untuk semua tipe berdasarkan dari dua kondisi, yaitu : 1. Perventive dies, dilakukan setiap dies mencapai 10.000 shoots. 2. Penggantian dies, dilakukan apabila dies sudah mencapai life time produksi yaitu sebanyak 100.000 shoots ( standar yang ditentukan perusahaan ). Total ganti dies dari 3 plant dengan asumsi kondisi ideal :
43
Tabel 4.5 Tabel Penggantian Dies KWB / KWW per Part ( Kondisi Ideal ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari 09 Februari 09 Maret 09 April 09 Mei 09 Juni 09 Juli 09 Agustus 09 September 09 Oktober 09 November 09 Desember 09
Plant I
Plant II
Plant III
Total / bln
3 2 2 2 4 5 5 5 3 3 3 3
6 6 6 6 6 7 7 7 4 6 6 6
4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 2
13 12 12 12 14 16 14 14 8 11 11 11
4.2.2 Perhitungan Pendapatan Selama Setahun dengan Sistem Monoblok Perhitungan besarnya pendapatan yang diperoleh kembali dengan sistem monoblok yang diakibatkan efisiensi waktu seting ( bongkar pasang ) dies dengan asumsi kondisi ideal. Di bawah ini ditunjukkan perhitungan pendapatan yang bisa diperoleh dengan menggunakan sistem monoblok. Benefit diperoleh dari banyaknya part yang bisa diproduksi di dalam selisih waktu bongkar pasang dies di mesin injeksi antara dies tipe die sleeve dengan dies tipe monoblok.
Tabel 4.6 Perbandingan Produksi Dies Tipe Die Sleeve dan Monoblok No
Bulan
Dies Tipe KWB / KWW Cyl Comp
L crank case
R crank case
1
Januari 09
13
13
13
2
Februari 09
12
12
12
3
Maret 09
12
12
12
4
April 09
12
12
12
5
Mei 09
14
14
14
6
Juni 09
16
16
16
7
Juli 09
14
14
14
8
Agustus 09
14
14
14
9
September 09
8
8
8
10
Oktober 09
11
11
11
11 12
November 09 Desember 09
11 11
11 11
11 11
144
144
144
Grand Total Ganti Dies
DETAIL PRODUKSI 1
Price Part
IDR 32.778,00
IDR 52.673,00
IDR 39.837,00
2
Cycle time (detik )
60
60
55
3
Waktu setting Non Monoblok (detik)
4,169
4,015
4,015
4
Waktu setting Monoblok (detik)
3,737
2,671
2,671
Selisih Waktu Setting
432
1,344
1,344
TOTAL NILAI PRODUK 1
Non Monoblok
IDR 334.932.782,38
IDR 517.777.009,75
IDR 427.490.847,00
2
Monoblok
IDR 300.226.387,09
IDR 344.453.896,15
IDR 284.390.548,53
EFISIENSI / ADDED VALUE Penghematan 1 tahun
IDR 34.706.395,30
IDR 173.323.113,60
IDR 143.100.298,47
2
Prosentase
10 %
33 %
33 %
3
Rata –rata Penghematan
26 %
4
Total Penghematan
IDR 351.129.807,37
44
1
45
4.2.3
Konsep Dies Tipe Monoblok pada Dies Tipe KWB / KWW
Penggantian / modifikasi dies dari tipe die sleeve menjadi tipe monoblok memerlukan beberapa perubahan pada dies itu sendiri maupun pada mesin injeksi die casting. Dies yang dimodifikasi yaitu tipe KWB / KWW dengan 3 jenis dies yaitu : L crank case, R crank case, dan Cylinder comp. Berikut ini dilampirkan point perubahan pada dies – dies tersebut. Berikut ini gambaran perubahan desain untuk dies dari tipe die sleeve menjadi tipe monoblok. 1. Dies tipe L crank case KWB / KWW :
Gambar 4.1 Perubahan Dies L crank case KWB/KWW
46
2. Dies tipe R crank case KWB / KWW :
Gambar 4.2 Perubahan Dies R crank case KWB/KWW 3. Dies tipe Cyl Comp KWB / KWW :
Gambar 4.3 Perubahan Dies Cylinder Comp KWB/KWW
47
4.2.4
Arsitektur Dies Tipe Monoblok pada Dies Tipe KWB / KWW
1. L crank case KWB/KWW : No Komponen 1 Body Fix
2
Cavity Fix
3
Sleeve
Current Type ( Die Sleeve )
Monoblok
48
2. R crank case KWB/KWW No Komponen 1 Body Fix
2
Cavity Fix
3
Sleeve
Current Type ( Die Sleeve )
Monoblok
49
3. Cylinder Comp KWB/KWW No Komponen 1 Body Fix
2
Cavity Fix
3
Sleeve
Current Type ( Die Sleeve )
Monoblok
50
4. Perubahan Plunger sleeve sebagai komponen mesin : No Komponen 1 Plunger sleeve (konstruksi general untuk mesin 650 tons dan 350 tons)
Current Type ( Die Sleeve )
4.3
Analisa Data
4.3.1
Analisa DFM ( Design For Manufacture )
Monoblok
4.3.1.1 Memperkirakan Biaya Perakitan Untuk mengetahui waktu setting dies di mesin, dilakukan pengamatan pemasangan dies. Ini dilakukan untuk membandingkan waktu setting dies di mesin sekaligus menghitung banyak langkah pemasangan dan penurunan dies dari mesin injeksi. Sebagai bahan analisa, dilakukan trial pada dies model KFM yang sedang berjalan untuk produksi. Secara konstruksi keseluruhan dari 3 tipe tersebut sama dengan model KWB/KWW. Secara teknis bisa mewakili sebagai bahan study untuk kelayakan dies monoblok model KWB/KWW saat digunakan produksi nantinya.
51
Pada dies tipe monoblok pemasangan dies ke mesin injeksi bisa dilakukan sekaligus dimana dies dalam kondisi terasembilng. Hal ini yang menyebabkan waktu setting menjadi lebih cepat. Pada dies konstruksi lama ( tipe die sleeve ), dies dipasang ke mesin injeksi fix dies terlebih dahulu kemudian move die. Hal ini disebabkan memerlukan penempatan posisi yang agak sulit antara lubang die sleeve di dies dengan plunger sleeve di mesin. Selain itu suaian antara lubang die sleeve dengan step di plunger sleeve mempunyai suaian presisi. Sehingga diperlukan posisi pemasangan yang tidak bisa sembarangan. Berikut ini ditunjukkan perbandingan urutan pemasangan dies ke mesin injeksi secara garis besar :
LUBANG DIE SLEEVE
dipasangkan LUBANG PLUNGER
Gambar 4.4 Pemasangan Die Sleeve ke Plunger Sleeve
52
Tabel 4.7 Urutan Pemasangan Dies di Mesin Injeksi Urutan Pemasangan Dies di Mesin No
Tipe Die Sleeve
Tipe Monoblok
1 2
Transfer fix die ke mesin dengan craine Posisikan arah fix die vertikal.
Transfer die yang terassy ke mesin. Posisikan langsung vertikal.
3
Setelah kira – kira sesumbu dengan plunger sleeve, dorong.
Kencangkan baut klamping fix
Kencangkan baut klamping fix die.
Dorong platen move dan kencangkan baut klamping move
Transfer move die ke mesin dengan craine.
Lepas craine, cek dengan maju mundurkan platen mesin.
4 5 6
Posisikan move die ke fix die dengan acuan satu sumbukan guide pin dan guide bush.
7
Dorong posisi move sampai posisi move rapat dengan fix.
8
Kencangkan baut klampiing move.
9
Lepas craine, cek dengan maju mundurkan platen mesin.
Berikut ini ditunjukkan perbandingan pemasangan dies di mesin antara tipe die sleeve dengan tipe monoblok.
FIX
MOVE
DIE
MESIN
Dies Tipe Die Sleeve
DIE
MESIN
Dies Tipe Monoblok
53
Gambar 4.5 Pemasangan Dies ke Mesin Injeksi Dari gambar di atas terlihat bahwa penyetingan dies tipe monoblok di mesin injeksi memerlukan langkah yang lebih sedikit ( 10 langkah ) dan waktu bongkar pasang yang lebih cepat dibandingkan tipe Die Sleeve ( 13 langkah ). Berikut ini efisiensi yang didapat dari waktu bongkar pasang dies di mesin injeksi berdasarkan tabel 4.4 : Tabel 4.8 Efisiensi Waktu Setting dies No 1 2 3
Waktu Setting ( detik ) Die Sleeve Monoblok
Dies Cyl Comp L crank case R crank case
4169 4015 4015
3737 2671 2671
Efisiensi 10% 33% 33%
WAKTU SETTING
Waktu ( detik )
5000 4000 3000
Die Sleeve
2000
Monoblok
1000 0 1
2
3
Tipe Dies
Grafik 4.1 Efisiensi Waktu Setting Dies Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan, waktu penyetingan dies di mesin dapat dipersingkat. Efisiensi proses yang didapat sebesar : -
L crack case adalah sebesar 33 %.
-
R crank case adalah sebesar 33 %.
54
-
Cylinder comp adalah sebesar 10 %.
Dengan adanya penghematan waktu setting, maka produktivitas pun dapat meningkat yaitu berbanding lurus dengan jumlah produksi part per satuan waktu. Besarnya biaya mesin per jam untuk mesin injeksi die casting adalah : -
Mesin 350 Ton untuk Cyilinder comp = Rp. 339.000,00 / jam.
-
Mesin 650 Ton untuk L dan R crank case = Rp. 486.000,00 / jam.
Dari biaya mesin per jam di atas, besarnya biaya pemasangan ke mesin untuk dies tipe monoblok adalah : -
Cyl Comp : (2868 detik/3600) x Rp. 339.000,00 = Rp. 270.070,00
-
L crank case : (1802 detik/3600) x Rp. 486.000,00 = Rp. 243.270,00
-
R crank case : (1802 detik/3600) x Rp. 486.000,00 = Rp. 243.270,00
4.3.1.2 Analisis
Penggantian
Komponen
Terhadap
Life
Time
yang
Mempengaruhi Cost per Shoot. Perubahan / modifikasi dies dari tipe die sleeve menjadi tipe monoblok bertujuan sebagai suatu improvement dimana dapat mengurangi biaya, baik biaya produksi maupun waktu yang menimbulkan biaya. Untuk itu kita harus lakukan analisa secara teknis bagaimana konstrusi die sleeve diubah menjadi monoblok. 1. Perubahan Plunger Sleeve Plunger sleeve merupakan komponen yang terpasang pada mesin injeksi die casting tipe cold chamber. Dalam pembahasan ini plunger sleeve dibuat untuk dua ukuran yaitu mesin 350 ton dan mesin 650 ton.
55
Untuk pembuatan plunger sleeve yang baru memerlukan biaya yang lebih besar. Hal ini dikarenakan adanya penambahan panjang dan profil serta ring untuk pendingin. Tapi plunger sleeve hanya dibuat satu untuk satu mesin dan bisa diaplikasi untuk semua tipe dies yang menggunakan mesin tersebut dan sudah diubah menjadi tipe monoblok. Berikut ini data trial dies tipe monoblok di mesin 350 ton dan 650 ton dalam periode 1 semester : Tabel 4.9 Perbandingan Life Time Plunger Sleeve Lifetime plunger No
Machine
Ø
Harga plungersleeve
Die
IDR/shots Die
Monoblok
Die Sleeve
Monoblok
Sleeve
Sleeve
Monoblok
1
T350C
65
21000
31000
Rp4.800.000
Rp5.050.000
228.57
162.90
2
T650C
75
21000
31000
RP6.300.000
Rp6.800.000
300.00
219.35
Cost
COST PER SHOOT IDR 350.00 IDR 300.00 IDR 250.00 IDR 200.00 IDR 150.00 IDR 100.00 IDR 50.00 IDR 0.00
Die Sleeve Monoblok
1
2 Tipe
Grafik 4.2 Perbandingan Cost per Shoot Plunger Sleeve
56
Dari data hasil percobaan yang ditunjukkan di atas diambil data rata – rata penggunaan plunger sleeve, terlihat jelas bahwa life time dari plunger sleeve tipe monoblok lebih lama dibanding tipe die sleeve ( current type ). Efisiensi life time yang didapat adalah sebagai berikut : -
Plunger Sleeve Ø 65 didapat sebesar 47,5 %
-
Plunger Sleeve Ø 75 didapat sebesar 47,5 %
Meskipun secara harga pembelian lebih mahal, namun harga per part menjadi lebih murah dengan tipe monoblok. Life time short sleeve yang lebih lama disebabkan karena tidak adanya step sepanjang pergerakan plunger tip yang cepat menyebabkan baret. 2. Plunger Tip Untuk mesin 350 ton menggunakan plunger tip ukuran Ø 65 sedangkan mesin 650 ton menggunakan plunger tip ukuran Ø 75. Plunger tip bentuknya common bisa diaplikasi pada plunger sleeve untuk tipe die sleeve maupun untuk tipe monoblok. Berikut ini data penggunaan plunger tip untuk tipe die sleeve maupun monoblok dalam periode satu semester : Tabel 4.10 Perbandingan Life Time Plunger Tip Lifetime plunger tip No
Machine
Ø
Harga plunger tip
Die Sleeve
IDR/shots Die
Monoblok
Die Sleeve
Monoblok
Sleeve
Monoblok
1
T350C
65
5000
7000
Rp342.000
Rp342.000
68.4
48.86
2
T650C
75
5000
7000
Rp400.000
Rp400.000
80
57.14
57
COST PER SHOOT 100
Cost
80 60
Die Sleeve
40
Monoblok
20 0 1
2 Tipe
Grafik 4.3 Perbandingan Cost per Shoot Plunger Tip Dari data hasil percobaan yang ditunjukkan di atas diambil data rata – rata penggunaan plunger tip, terlihat bahwa life time dari plunger tip yang dipakai pada plunger sleeve untuk tipe monoblok lebih lama dibanding yang dipakai pada plunger sleeve tipe die sleeve ( current type ). Efisiensi life time yang didapat adalah sebagai berikut : -
Plunger Sleeve Ø 65 didapat sebesar 40 %
-
Plunger Sleeve Ø 75 didapat sebesar 40 %
Life time plunger tip yang lebih lama berdasarkan analisa disebabkan karena tidak adanya step sepanjang pergerakan plunger tip yang cepat berpotensi menyebabkan baret. 3. Perubahan Die Sleeve Die sleeve merupakan komponen yang merupakan pintu masuknya alumunium cair yang diinjeksikan oleh mesin injeksi ke dalam dies.
58
Modifikasi sistem monoblok merubah sebagian die sleeve menjadi berada pada plunger sleeve. Bentuk dari short sleeve ini menjadi lebih sederhana dan pembuatannya lebih murah. Dari model short sleeve ini tidak terjadi gesekan dari plunger tip sehingga tidak terjadi baret. Berikut gambar yang menjelaskan perubahan tersebut : Dari hasil percobaan selama satu semester, kemudian diambil rata – rata jumlah shoot yang diperoleh dari setiap tipe dies, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.11 Perbandingan Life Time Sleeve Lifetime short sleeve
Average
Harga short sleeve
IDR/Shots
No Nama Dies
Die
Mono
Type
Sleeve
blok
Die Sleeve
Die
Mono
Mono blok
Sleeve
blok
1
L CC
KFM
40.000
100.000
Rp9.450.000
Rp3.150.000
236.25
31.50
2
R CC
KFM
40.000
100.000
Rp9.450.000
Rp3.150.000
236.25
31.50
3
Cyl Comp
KFM
40.000
100.000
Rp2.750.000
Rp1.440.000
68.75
14.40
COST PER SHOOT 250
Cost
200 150
Die Sleeve
100
Monoblok
50 0 1
2 Tipe
Grafik 4.4 Perbandingan Cost per Shoot Sleeve
3
59
Dari data hasil percobaan yang ditunjukkan di atas, dapat dilihat adanya penggunaan short sleeve lebih lama, bisa memenuhi life time dari dies tersebut ( Life time dies yang ditentukan perusahaan untuk dies adalah selama 100.000 shoot ). Efisiensi life time yang didapat adalah sebagai berikut : -
Short sleeve tipe L crank case sebesar 150 %.
-
Short sleeve tipe R crank case sebesar 150 %.
-
Short sleeve tipe Cylinder comp sebesar 150 %.
Berdasarkan analisa, life time menjadi lebih lama dikarenakan tidak terjadinya gesekan antara short sleeve dengan plunger tip. 4.3.2
Analisis Kelayakan Finansial
Dari data biaya untuk modifikasi dies tipe monoblok, dapat dilakukan perhitungan Present Worth (PW) atau Net Present Value (NPV), Payback Period, dan Internal Rate of Return (IRR) dalam memutuskan apakah tingkat pengembalian internal yang dihitung cukup atau tidak untuk membenarkan investasi yang ditujukan untuk pengurangan biaya akibat waktu setting. Berikut ini ditentukan batasan – batasan untuk menghitung analisa kelayakan ekonomis : -
MARR ( Minimum Atractive Rate of Return ) :
12% (sebelum pajak)
-
N ( Periode )
:
2 tahun
-
Investasi
:
Rp. 487.477.200,00
-
Nilai sisa
:
0
-
Didapat kembali (Berdasarkan table 4.6)
:
Rp. 351.129.807,37
60
-
Biaya perawatan per tahun 5% dari investasi :
Rp. 24.373.860,00
4.3.2.1 Perhitungan Net Present Value ( NPV) Investasi
untuk
487.477.200,00.
modifikasi
Sedangkan
kas
dies
menjadi
masuk
tipe
bersih
monoblok
setiap
tahun
adalah
Rp.
sebesar
Rp.
326.755.947,37. Periode n : 2 tahun, dengan arus pengembalian i : 12 %. Perhitungan Net Present Value dengan menggunakan rumus NPV disajikan pada Tabel 4.12 T
Ct
t =1
(1+ i )
NPV = ∑
t
− Co
Tabel 4.12 Perhitungan Net Present Value Akhir dari tahun, n
( C )t
0
( Co )t
(1+i)t
487.477.200,00
1
A (C )t (1 + i ) t
NPV=A-B
487.477.200,00
1
326.755.947,37
1,12
291.746.381,58
2
326.755.947,37
1,25
260.487.840,70
Total
B (Co)t (1 + i ) t
552.234.222,28
487.477.200,00
64.757.022,28
Dari perhitungan pada tabel 4.12 di atas, diperoleh besarnya NPV yaitu sebesar Rp. 64.757.022,28.
Diketahui bahwa nilai sekarang penerimaan – penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi atau NPV-nya positif (NPV>0), maka investasi tersebut menguntungkan sehingga bisa diterima.
61
4.3.2.2 Analisis Internal Rate of Return
Perhitungan Internal Rate of Return dilakukan dengan menggunakan rumus dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan – penerimaan kas bersih di masa mendatang, sebagai berikut : n
(C )t
∑ (1 + i) t −0
t
− (Cf ) = 0
Rp.326.755.947,37 Rp.326.755.947,37 + − Rp.487.477.200,00 = 0 (1 + i )1 (1 + i ) 2 Rp.326.755.947,37 Rp.326.755.947,37 + = Rp.487.477.200,00 (1 + i )1 (1 + i) 2 Untuk menghitung perhitungan menggunakan table Pemajemukan Diskrit, dengan membagi pengeluaran kas awal dengan aliran kas masuk setiap tahun yaitu : Rp. 487.477.200,00 : Rp. 326.755.947,37 = 1,49. Berdasarkan table bunga diskret, nilai yang paling mendekati adalah i = 20% dan i = 25%. Tabel 4.13 Perhitungan Internal Rate of Return Tingkat Bunga
Selisih
Discount
Aliran Kas
PV
20%
factor 1.5278
RP.326.755.947,37
Rp.499.217.736,39
25%
1.4400
RP.326.755.947,37
Rp.470.528.564,21
5%
Rp.28.689.172,18
Untuk menghitung tingkat suku bunga ( i ) digunakan interpolasi sebagai berikut :
62
Rp.499.217.736,39 − Rp.487.477.200,00 Rp.11.740.536,39 X 5% = X 5% = 2,046161583 Rp.28.689.172,18 Rp.28.689.172,18
IRR ( i ) = 20% + 2,046161583% = 22,046161583% 4.3.2.2 Analisis Payback Period
Analisis ini mencoba mengukur seberapa cepat titik impas atau investasi bisa kembali. Satuan yang dipakai satuan waktu. Kalau periode payback lebih pendek dari yang ditentukan, maka investasi dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama maka investasi tidak menguntungkan. Karena metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas, perhitungan analisis untuk investasi modifikasi dies monoblok adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Perhitungan Payback Period Tahun
Cash Flow
(P/F12%n)
PV
Komulatif (PV)
0
-487.477.200,00
1,000
-487.477.200,00
-487.477.200,00
1
326.755.947,37
0,8929
291.760.385,41
-195.716.385,41
2
326.755.947,37
0,7972
260.489.841,24
552.250.226,65
Present Value akan mencapai
487.477.200,00
Present Value pada tahun ke-1
487.477.200,00 – 291.760.385,41 = 165.716.814,59
Proporsi dari present value
pada sekitar tahun ke-2
= 165.716.814,59 : 260.489.841,24 = 0,636173809
Maka Payback period-nya selama : 1,64 tahun
63
4.3.2.3 Perhitungan dan Analisis Profitability Index
Dari data – data dan analisis yang sudah dilakukan di atas bisa dihitung indeks profitabilitasnya. Berikut ini perhitungan indeks profitabilitas : Tabel 4.15 Perhitungan Profitability Index Tahun
Cash Flow
(P/F12%n)
PV
0
-487.477.200,00
1,000
-487.477.200,00
1
326.755.947,37
0,8929
291.760.385,41
2
326.755.947,37
0,7972
260.489.841,24
Total nilai sekarang dari penerimaan di masa datang (PV tahun ke-1 + PV tahun ke-2) = Rp. 291.760.385,41 + Rp. 260.489.841,24 = Rp. 552.250.226,65 n
Pr ofitabilityIndex =
(C )
∑ (1 + i) t =0 n
t
(Co)
∑ (1 + i) t =0
t
PV cash inflow PV cash outflow (investasi) Profitability Index
552.250.226,65 487.477.200,00 =
552.250.226,65 = 1,13 487.477.200,00
Pada perhitungan di atas diperoleh nilai indeks profitabilitasnya sebesar 1,13 lebih besar dari satu, maka investasi untuk modifikasi dies monoblok tipe L crank case KWB/KWW, R crank case KWB/KWW, Cyilinder Comp KWB/KWW dikatakan menguntungkan.