30
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang
Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang terdiri dari enam stasiun kerja yang meliputi mesin round table, mesin filler, mesin hopper, mesin capper, mesin inductor, serta tempat pengepakan.
31
Berikut ini akan dijelaskan fungsi-fungsi mesin yang ada di lini produksi : •
Mesin round table berfungsi sebagai tempat botol-botol kosong yang diletakkan pada awal lini produksi. Botol-botol kosong tersebut berputar dan kemudian dengan cara manual diarahkan oleh operator masuk ke dalam conveyor yang menggerakkan botol menuju stasiun kerja selanjutnya sampai akhir lini produksi.
•
Mesin filler berfungsi melakukan pengisian oli ke dalam botol kosong secara otomatis. Prinsip kerja mesin ini menggunakan alat-alat pneumatika dengan sensor komputer yang mengatur jumlah pengisian oli ke dalam botol.
•
Mesin hopper berfungsi untuk menyalurkan tutup botol oli kepada botol yang telah terisi oli.
•
Mesin inductor berfungsi untuk merekatkan alumunium foil yang terdapat pada tutup botol untuk melakukan penyegelan.
32
4.1.2
Layout Pada Stasiun Kerja Mesin Hopper Stasiun Kerja mesin Hopper terdiri dari dua bagian yaitu :
-
Mesin Hopper
-
Alat bantu berupa tangga yang terbuat dari besi yang digunakan operator dalam melakukan pekerjaan stasiun kerja ini.
Gambar 4.2 Layout Mesin Hopper Gambar di atas menunjukkan layout mesin hopper pada saat ini. Terdapat tangga yang berfungsi sebagai alat bantu operator untuk memasukkan tutup botol ke mesin hopper. Tangga tersebut terbuat dari pelat besi yang terdiri dari tiga buah anak tangga.
33
Gambar 4.3 alat bantu tampak depan
Gambar 4.4 alat bantu tampak samping
Dari gambar diatas dapat diketahui ukuran stasiun kerja beserta alat Bantu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Tinggi mesin hopper terhadap lantai adalah 2,3 meter. Sedangkan ukuran alat bantu yang digunakan operator berukuran panjang 82 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 103 cm, dimana operator berdiri pada anak tangga ke tiga dengan ketinggian 85 cm terhadap lantai.
4.1.3
Posisi Kerja Operator Sekarang Pada saat mengoperasikan mesin Hopper operator berdiri pada anak
tangga ketiga untuk menuangkan tutup botol ke dalam mesin Hopper seperti yang terlihat pada gambar 4.5.
34
Gambar 4.5 Posisi Operator Sekarang Gambar di atas menunjukkan posisi pekerja yang kurang ergonomis. Operator berdiri pada anak ke tiga dengan ketinggian 85 cm. Sedangkan tinggi mesin hopper adalah 2.3 meter terhadap lantai. Dengan demikian terdapat jarak 1.45 m antara anak tangga ke ketiga terhadap mesin hopper. Posisi ini kurang ergonomis bagi operator. Jika dilakukan dengan secara periodik, tentu ini akan menyebabkan ketidaknyaman pada operator. Disamping itu, keadaan lantai yang licin membuat operator memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam melakukan mobilitas pada lini produksi. Untuk mengetahui bagian-bagian tubuh yang sering dikeluhkan oleh pada pekerja, maka dilakukan penelitian terhadap beberapa operator mesin hopper. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner Nordic Body Map, yaitu kuesioner yang berisi jawaban “ya” atau “tidak” yang diisi sebelum dan sesudah bekerja. Jawaban ini mengindikasikan ada atau tidaknya keluhan pada bagian-bagian tubuh pekerja serta bertujuan mengidentifikasikan bagian tubuh yang sering dikeluhkan akibat bekerja.
35
Pekerja yang diteliti adalah 8 orang pekerja dari stasiun kerja mesin hopper selama 1 minggu (6 hari kerja) yang terbagi dalam dua shift yakni 4 orang pada masingmasing shift.
4.1.4 Pengambilan data dengan kuisioner nordic body map Hasil pengolahan dengan kuesioner Nordic Body Map dapat dilihat pada tabel 4.9. Hasil dari kuesioner ini adalah persentase jumlah keluhan yang dialami pekerja selama hari pengamatan. Perhitungan nilai persentase untuk tiap-tiap bagian tubuh ini didapat dari : jumlah “ya” keseluruhan / (jumlah pekerja yang diamati x total hari pengamatan). Sebagai contoh, pada bagian leher (kode A) memiliki grand total “ya” sebesar 6. Persentase keluhan dari bagian leher didapat dari (6/(8 x 6)) x 100% = 6/48x 100% = 12.5 % ≈ 13%
36
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kuisioner Nordic Body Map No.
Keluhan (lelah, nyeri, sakit) yang dialami
total "ya" pekerja1 (Agus)
total "ya" pekerja2 (Rahman)
total "ya" pekerja3 (Omar)
total "ya" pekerja4 Maman
total "ya" pekerja5 Llendra
total "ya" pekerja6 Indra
total "ya" pekerja7 Jjoko
total "ya" pekerja8 Syamsul
grand total "ya"
persentase
A
Keluhan pada leher
1
0
1
1
1
1
1
0
6
13%
B
Keluhan pada bahu kiri
4
2
2
1
1
2
1
2
15
31%
C
Keluhan pada bahu kanan
1
2
2
1
1
1
1
1
10
21%
D
Keluhan pada lengan atas bagian kiri Keluhan pada punggung
1
0
0
1
0
1
1
2
6
13%
5
4
4
4
4
5
4
5
35
73%
1
1
1
0
1
1
2
1
8
17%
G
Keluhan pada lengan atas bagian kanan Keluhan pada panggul
1
1
0
1
1
1
7
15%
Keluhan pada pantat
0
1 0
1
H
1
0
0
0
0
0
1
2%
I
Keluhan pada siku kiri
1
1
1
1
1
0
1
0
6
13%
J
Keluhan pada siku kanan
2
2
1
1
2
1
2
1
12
25%
K
Keluhan pada lengan bawah bagian kiri Keluhan pada lengan bawah bagian kanan Keluhan pada pergelangan tangan kiri Keluhan pada pergelangan tangan kanan Keluhan pada tangan bagian kiri Keluhan pada tangan bagian kanan Keluhan pada paha kiri
2
1
1
1
1
1
1
1
9
19%
1
1
1
1
0
0
1
1
6
13%
0
2
0
0
0
0
0
0
2
4%
1
1
0
0
0
0
0
0
2
4%
0
0
0
0
0
0
1
1
2
4%
1
0
3
0
0
0
0
1
5
10%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
E F
L M N O P Q
37
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kuisioner Nordic Body Map (Lanjutan) R
Keluhan pada paha kanan
0
2
0
0
0
0
1
0
3
6%
S
Keluhan pada lutut kiri
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
T
Keluhan pada lutut kanan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
U
Keluhan pada betis kiri
0
1
0
0
0
0
0
0
1
2%
V
Keluhan pada betis kanan
0
1
0
0
0
0
0
0
1
2%
W
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
Y
Keluhan pada pergelangan kaki kiri Keluhan pada pergelangan kaki kanan Keluhan pada kaki kiri
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
Z
Keluhan pada kaki kanan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
X
Sumber : Pengambilan Data Operator Di PT. Federal Karyatama
Dari hasil kuisioner di atas didapatkan jumlah keluhan terbesar terdapat pada bagian tubuh E (Punggung) dengan 73%, disusul B (Bahu Kiri) dengan 31%, J (Siku Kanan) dengan 25%, dan E (Bahu Kanan) dengan 21%.
38
Grafik di bawah ini menunjukkan persentase keluhan dari hasil jawaban kuisioner Nordic body map. Banyaknya responden berjumlah delapan orang. Jumlah responden
80% 73% 70%
60%
persentase total
50%
Series1
40% 31% 30% 25% 21% 19%
20%
17% 15%
13%
13%
13%
13% 10%
10%
6% 4% 4% 4% 2%
2% 2% 0%
0% 0%
0% 0% 0% 0%
0% A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
bagian tubuh
Gambar 4.6 Grafik Persentase Total Keluhan Nordic Body Map Operator Dari hasil kuisioner di atas didapatkan jumlah keluhan terbesar terdapat pada bagian tubuh E (Punggung) dengan 73%, disusul B (Bahu Kiri) dengan 31%, J (Siku Kanan) dengan 25%, dan E (Bahu Kanan) dengan 21%.. Langkah selanjutnya adalah melakukan simulasi posisi kerja operator menggunakan software mannequin pro pada gambar dibawah ini.
39
4.1.5 Pengukuran Momen Postur Tubuh dengan Program Mannequin Pro Penggunaan program ini yaitu untuk mengetahui berapa besar momen gaya bagian-bagian tubuh tertentu akibat beban postural. Dengan mengetahui momenmomen tersebut, bagian tubuh yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan akibat postur dapat diidentifikasi. Postur simulasi tersebut dapat dilihat pada gambargambar berikut.
Gambar 4.7 Simulasi posisi tubuh tampak samping menggunakan mannequin pro
Gambar 4.8 Simulasi posisi tubuh tampak depan menggunakan mannequin pro
40
Setelah mensimulasikan posisi tubuh yang diinginkan, maka dilakukan perhitungan momen gaya yang terdapat pada bagian operator dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada mannequin pro.
Gambar 4.9 hasil perhitungan momen gaya Dari hasil perhitungan dapat diketahui besar momen yang terdapat pada masing-masing bagian tubuh. Kepala memiliki besar momen sebesar 1,6 LbF.in. Leher memiliki momen sebesar 7,2 LbF.in. Bahu kiri memiliki momen sebesar 43,7 LbF.in. Siku kiri memiliki momen sebesar 8,6 LbF.in. Pergelangan tangan kiri memiliki momen sebesar 3 LbF.in. Bahu kanan memiliki momen sebesar 10,8 LbF.in. Siku kanan memiliki momen sebesar 15,7 LbF.in. Pergelangan tangan kanan memiliki momen sebesar 2,2 LbF.in. Punggung memiliki momen sebesar 136,1
41
LbF.in. Pinggang kiri memiliki momen tubuh sebesar 9,5 LbF.in. Lutut kiri memiliki momen tubuh sebesar 1,8 LbF.in. Pergelangan kaki kiri memiliki momen sebesar 1,8 LbF.in. Pinggang kanan memiliki momen tubuh sebesar 9,7 LbF.in. Lutut kanan memiliki momen tubuh sebesar 2,2 LbF.in. Pergelangan kaki kanan memiliki momen sebesar 2,9 LbF.in. Momen terbesar ternyata terdapat pada bagian punggung yaitu sebesar 136,1 LbF.in. Jika kita konversikan satuan momen ke dalam bentuk Newton meter (Nm), maka besar momen akan setara dengan 15.38 Nm. (1 LbF.in = 0.113 Nm)
4.1.6 Peta Aliran Proses Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Semua kegiatan kerja yang dilakukan operator akan dipetakan untuk dianalisa jarak dan waktu yang ditempuh dalam melakukan pekerjaan pada stasiun kerja mesin hopper.
42
PETA ALIRAN PROSES PADA WS MESIN HOOPER Pekerjaan No. Peta Dipetakan oleh
Ringkasan Kegiatan
Sekarang Usulan
Operasi
2
Pemeriksaan
1
Transportasi
5
Beda
: Pengoperasian Mesin Hopper : 01 : Mahargian Maulidi
sekarang
usulan
Tanggal di petakan :1 Juni 2007
Menunggu Penyimpanan
Jarak Total
12m
Uraian Kegiatan Mengambil satu karung yang berisi tutup botol Membuka karung yang berisi tutup botol Membawa dengan beban tutup botol menuju mesin hooper Menaiki tangga dengan beban
Catatan
1m
Membawa karung kosong menuju tempat tutup botol
3s
2s
4.5m
5s
1m
3s
Menuangkan karung kepada mesin Hopper Inspeksi Menuruni tangga tanpa beban
Analisa
Analisa
Lambang
4s 2s
1m
4.5m
3s
4s
Gambar 4.10 Peta Aliran Proses
43
Peta aliran proses pada gambar 4.10 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Operator mengambil karung yang berisi tutup botol yang terletak di samping mesin round table sejauh 1 meter. 2. Operator membuka karung yang berisi tutup botol untuk dituangkan ke mesin hopper. 3. Operator membawa karung seberat 5 kg menuju mesin hopper sejauh 4,5 meter. 4. Operator menaiki alat bantu berupa tangga setinggi +1 meter 5. Operator menuangkan karung yang berisi tutup botol ke dalam mesin hopper. 6. Operator melakukan inspeksi apakah tutup botol ada yang terjatuh atau tidak. 7. Operator menuruni alat bantu berupa tangga setinggi +1 meter 8. Operator mengembalikan karung yang sudah kosong menuju tempat semula.
Hasil pemetaan aliran proses pada stasiun kerja mesin hopper menunjukkan dua kegiatan operasi, satu kegiatan pemeriksaan, dan lima kegiatan transportasi dengan jarak total yang ditempuh operator pada saat bekerja pada statiun kerja ini berjarak 12 m. Waktu yang dicatat dalam satu kali pengerjaan rata-rata sekitar 25 detik. Dari hasil pemetaan, kegiatan pada stasiun kerja ini didominasi oleh kegiatan transportasi.
44
4.2. Perbaikan dan Usulan 4.2.1 Layout Usulan Pada Stasiun Kerja Mesin Hopper
Gambar 4.11 Layout usulan Gambar di atas merupakan layout usulan pada stasiun kerja mesin hopper di mana alat bantu yang digunakan berupa alat otomatis untuk menaikkan tutup botol menuju mesin hopper. Ini memungkinkan operator untuk menghilangkan beberapa gerakan dalam melakukan pekerjaan. Untuk itu akan dibahas lebih lanjut dibawah ini.
45
4.2.2
Posisi Kerja Operator Usulan Dengan menggunakan software mannequin pro, posisi kerja usulan akan
disimulasikan dan akan dilakukan perhitungan momen yang terdapat pada bagian tubuh.
Gambar 4.12 posisi usulan operator Gambar di atas menunjukkan posisi usulan operator pada saat pengerjaan di stasiun kerja mesin hopper yang disimulasikan menggunakan mannequin pro . Posisi kedua lengan operator membentuk sudut + 450 terhadap tubuh, dengan punggung yang relatif lebih tegak dari posisi sebelumya. Setelah disimulasikan, maka akan dilakukan perhitungan momen yang bekerja pada tubuh dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada sofware mannequin pro sebagai berikut.
46
Gambar 4.13 hasil perhitungan momen gaya usulan Dari hasil perhitungan dapat diketahui besar momen yang terdapat pada masing-masing bagian tubuh. Kepala memiliki besar momen sebesar 1,9 LbF.in. Leher memiliki momen sebesar 12 LbF.in. Bahu kiri memiliki momen sebesar 16 LbF.in. Siku kiri memiliki momen sebesar 14,5 LbF.in. Pergelangan tangan kiri memiliki momen sebesar 3,6 LbF.in. Bahu kanan memiliki momen sebesar 16 LbF.in. Siku kanan memiliki momen sebesar 15,6 LbF.in. Pergelangan tangan kanan memiliki momen sebesar 2 LbF.in. Punggung memiliki momen sebesar 68,8 LbF.in. Pinggang kiri memiliki momen tubuh sebesar 9,5 LbF.in. Lutut kiri memiliki momen tubuh sebesar 1,8 LbF.in. Pergelangan kaki kiri memiliki momen sebesar 1,8 LbF.in. Pinggang kanan memiliki momen tubuh sebesar 9,7 LbF.in. Lutut kanan memiliki
47
momen tubuh sebesar 2,2 LbF.in. Pergelangan kaki kanan memiliki momen sebesar 2,9 LbF.in. Dari hasil perhitungan, momen yang terdapat pada punggung turun dari 136.1 LbF.in menjadi 68.8 LbF.in.
4.2.3 Peta Aliran Proses Usulan Peta aliran proses usulan ini akan memetakan kegiatan kerja pada stasiun kerja mesin mesin hopper menggunakan alat bantu usulan. Dengan alat bantu usulan ini, dapat dimungkinkan untuk mengurangi gerakan-gerakan yang kurang efisien. Berikut adalah pemetaan kegiatan usulan pada stasiun kerja mesin hopper
48
PETA ALIRAN PROSES PADA WS MESIN HOOPER Pekerjaan No. Peta Dipetakan oleh
Ringkasan Kegiatan
Sekarang Usulan
Operasi
2
Pemeriksaan
1
Transportasi
3
Beda
: Pengoperasian Mesin Hopper : 01 : Mahargian Maulidi
sekarang
usulan
Tanggal di petakan :20 Juni 2007
Menunggu Penyimpanan
6m
Mengambil satu karung yang berisi tutup botol Membuka karung yang berisi tutup botol Membawa dengan beban tutup botol menuju mesin capraiser
1m
Bagaimana
Catatan
Apa Dimana Kapan Siapa
Uraian Kegiatan
Analisa
Analisa
Bagaimana
Lambang
JArak Jumlah Waktu Apa Dimana Kapan Siapa
Jarak Total
3s
2s
2.5m
Menuangkan karung kepada mesin Hopper
3s
3s
Inspeksi
2s
Membawa karung kosong menuju tempat tutup botol
2.5m
3s
Gambar 4.14 Peta Aliran Proses Usulan Peta aliran proses pada gambar 4.14 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Operator mengambil karung yang berisi tutup botol yang terletak di samping mesin round table sejauh 1 meter. 2. Operator membuka karung yang berisi tutup botol untuk dituangkan ke mesin hopper.
49
3. Operator membawa karung seberat 5 kg menuju mesin hopper sejauh 2,5 meter. 4. Operator menuangkan karung yang berisi tutup botol ke dalam mesin hopper. 5. Operator melakukan inspeksi apakah tutup botol ada yang terjatuh atau tidak. 6. Operator mengembalikan karung yang sudah kosong menuju tempat semula sejauh 2.5 meter.
50
4.2.4 Alat Bantu Usulan Alat Bantu yang diusulkan merupakan suatu alat yang dapat mengalirkan tutup botol menuju mesin hopper secara otomatis. Alat ini terdiri dari 1.
Motor listrik
2.
Conveyor belt
3.
Keranjang (tempat tutup botol dituangkan)
4.
Pelat alumunium
5.
Tiang penyangga
Penggunaan data anthropometri dalam perancangan alat ini lebih difokuskan pada bagian keranjang. Ini disebabkan oleh tata kerja yang dilakukan oleh operator nantinya akan terfokus pada bagian alat bantu ini. Spesifikasi ukuran alat bantu usulan dibuat berdasarkan ukuran tubuh manusia agar memliki kondisi yang nyaman untuk bekerja. Data anthropometri yang digunakan untuk perancangan alat bantu usulan adalah data antrhropometri orang Indonesia, agar dapat mencakup populasi pekerja. Data antropometri dan persentil yang digunakan untuk dimensi alat bantu usulan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2. Data Anthropometri dan Persentil untuk Alat Bantu Usulan Data Anthropometri Tinggi siku berdiri Sumber : Nurmianto, 1996
Fungsi Tinggi Keranjang
Persentil 5%
Alasan persentil Pekerja yang pendek maupun tinggi dapat menggunakan meja
51
Tabel 4.3. Data Anthropometri untuk Alat Bantu Usulan Data Anthropometri
5%
xbar
Tinggi siku berdiri
932
1003 1074
95% Persentil 5%
Dimensi (mm) 932
Sumber : Nurmianto, 1996
Tabel 4.4. Data Anthropometri untuk Alat Bantu Usulan Data Anthropometri
5%
xbar
95% Persentil
Lebar Bahu
382
424
466
5%
Dimensi (mm) 382
Sumber : Nurmianto, 1996
Penentuan spesifikasi meja kerja adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Keranjang Tinggi meja ditentukan oleh tinggi siku berdiri, persentil yang digunakan adalah 5% yaitu 932 mm. Menurut Nurmianto, tinggi meja kerja yang baik untuk posisi berdiri adalah 5 cm di bawah siku. Saya menganalogikan tinggi meja sebagai tinggi keranjang sehingga tinggi alat bantu untuk pengerjaan operator : 932 mm – 50 mm = 882 ~ 880 mm.
2. Lebar Keranjang Persentil yang digunakan untuk menentukkan lebar keranjang adalah 5% yaitu 382mm. Untuk mempermudah pengukuran, maka lebar keranjang dibulatkan menjadi 400 mm.
52
Gambar 4.15 Alat Bantu Usulan Tampak Samping
Gambar 4.16 Alat Bantu Usulan Tampak Isometric
53
Gambar 4.17. Simulasi Postur Tubuh Stasiun Kerja Mesin Hopper Usulan Gambar diatas menunjukkan simulasi postur tubuh operator pada saat melakukan pekerjaan dengan alat bantu. Terlihat posisi tubuh operator lebih seimbang daripada sebelumnya. Alat bantu ini jelas meningkatkan keselamatan kerja bagi operator karena pada sebelumnya operator harus menaiki tangga untuk melakukan kerja pada WS ini. Sedangkan dengan alat bantu ini, operator cukup berjalan saja menuju keranjang tanpa harus menaiki tangga.
54
4.2.5. Analisa 4.2.5.1 Perbandingan Momen Tubuh Pekerjaan Sekarang dengan Usulan Perbaikan Perbandingan nilai momen tubuh antara kondisi kerja sebelum perbaikan dengan kondisi perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini.
Tabel 4.5. Perbandingan Momen Tubuh Sendi
Kepala Leher bahu kiri siku kiri pergelangan tangan kiri bahu kanan siku kanan pergelangan tangan kanan punggung Pinggang kiri lutut kiri pergelangan kaki kiri Pinggang kanan lutut kanan pergelangan kaki kanan
Momen sebelum Perbaikan
Momen usulan
1.6 7.2 43.7 8.6 3 10.8 15.7 2.2 136.1 9.5 1.8 2.7 9.7 2.2 2.9
1.9 12 16 14.5 3.6 16 15.6 2 68.8 9.5 1.8 2.7 9.7 2.2 2.9
55
160
140
136.1
120
Momen
100
80 68.8 60 43.7
16 10.8
1.8
iri
ka na n n
ka na n n
ta ng a
si ku
ka na n
2.2 2
pe rg
pe rg el an ga
ki ri n ta ng a
ba hu
ki ri pe rg
el an ga n
si ku
u
ki ri
er ba h
le h
a ke pa l
9.7
9.5
3.6 3
1.9 1.6
0
15.7 15.6 2.7
2.2
2.9
ka ki ki pi ri ng ga ng ka na n lu pe tu rg tk el an an an ga n ka ki ka na n
14.5 8.6
lu tu tk
16
12 7.2
el an ga n
20
pu ng gu ng pi ng ga ng ki ri
40
bagian Tubuh
4.18 Gambar Grafik Perbandingan Momen Tubuh Momen tubuh terbesar terdapat pada bagian punggung terutama pada bagian Grafik menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan dari momen tubuh bagian punggung dari 136,1 Lbf.in ke 68,8 Lbf.in (sekitar 49%) pada posisi berdiri. Jika kita konversikan ke dalam satuan newton meter (Nm), maka besar momen pada bagian punggung menjadi 7.77 Nm. Hal ini menunjukkan bahwa postur tubuh pada posisi usulan diperkirakan dapat mengurangi beban atau tekanan pada bagian punggung yaitu tempat ditemukannya keluhan terbesar pada pekerjaan.
56
4.2.5.2 Perbandingan Peta Aliran Proses Sebelum Dan Setelah perbaikan Setelah dibandingkan dengan peta proses sebelumnya, dapat diketahui bahwa terjadi pengurangan jenis kegiatan pada stasiun kerja mesin hopper dari total 8 kegiatan menjadi 6 kegiatan atau turun sekitar 25%. Jarak tempuh total operator turun 50% dari 12 meter menjadi 6 meter. Waktu total pengerjaan pada stasiun kerja mesin hopper turun sekitar 36 % dari rata-rata 25 detik menjadi 16 detik.