BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
Pada bab ini akan diawali dengan pembahasan sejarah mengenai PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk mulai dari awal mulai berdirinya PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA sampai dengan terbentuknya beberapa divisi-divisi yang berfungsi sebagai pembagian kerja untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggannya. Dari divisi-divisi inilah yang akhirnya terbentuk sebuah divisi yang dinamakan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI yang menanggulangi masalah penggunaan jaringan telekomunikasi yang menggunakan jaringan selular CDMA. Selain membahas mengenai sejarah PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI, pada bab ini kami juga membahas mengenai teknologiteknologi yang sedang berjalan pada saat ini. Teknologi inilah yang sekarang berkembang dan banyak terjadi perubahan yang cukup pesat yang dilakukan perusahaan ini. Misalnya saja perubahan sistem E1 menjadi sistem berbasis IP yang menggunakan teknologi CDMA 2000 1X yang berfungsi sebagai sistem pengatur jaringan komunikasi yang ada di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI. Ada juga perubahan yang lain berupa perubahan perangkat BTS yang masih menggunakan sistem E1 menjadi BTS yang berbasis IP dengan menggunakan teknologi CDMA 2000 1X.
35
36
3.1
Riwayat Perusahaan 3.1.1 Tahun berdiri, Bidang usaha, dan Alamat Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk. (untuk selanjutnya disebut PT. Telkom) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta. PT. Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar 48,81%. Sebagian besar ke-pemilikan saham publik (45,58%) dimiliki oleh investor asing, dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri. PT. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel). TelkomFlexi merupakan salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, tbk. Produk ini lebih dikenal dengan nama "Flexi" . Saat ini operasionalnya dikelola melalui salah satu Divisi di Telkom, yaitu Divisi Fixed Wireless Network (DIV FWN). Akan tetapi setelah dilakukan transformasi di PT Telekomunikasi Indonesia, per tanggal 1 Juli 2009, operasional dari FLEXI ini dikelola oleh Divisi Telkom Flexi (DTF). Flexi menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 1X, dan berlisensi sebagai Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel. Sampai posisi saat ini, Flexi masih menjadi operator terbesar
37
dalam layanan FWA di Indonesia. Sehingga Flexi membutuhkan adanya network monitoring system yang dapat memberikan informasi secara detil dan secara periodik, dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meramalkan tren yang digunakan untuk mengambil keputusan bisnis. PT. TELKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DIVISI TELKOM FLEXI NETWORK SERVICE REGIONAL II JAKARTA beralamat di Gedung STO Gambir Jalan Medan Merdeka Selatan No. 12 Jakarta Pusat 02139841788.
3.2
Visi dan Misi Visi dari PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk adalah “To become a leading Telecommunication, Information, Media & Edutainment (TIME) Player in the Region.” Misi dari PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk antara lain: 1. To Provide TIME Services with Excellent Quality & Competitive Price. 2. To be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation.
3.3
Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Secara garis besar PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk berstuktur organisasi sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : Tanri Abeng, MBA Komisaris : Bobby A. A. Nazief
38
Komisaris : Mahmuddin Yasin Komisaris Independen : P. Sartono Komisaris Independen : Arif Arryman Direksi Direktur Utama : Rinaldi Firmansyah Direktur Keuangan : Sudiro Asno Direktur Human Capital & General Affair : Faisal Syam Direktur Konsumer : I Nyoman G. Wiryanata Direktur Network & Solution : Ermady Dahlan Direktur Enterprise & Wholesale : Arief Yahya Direktur Compliance & Risk Management : Prasetio Chief Information Technology : Indra Utoyo Divisi Telkom Flexi General Manager : Erikson Sianipar Manager Operational & Maintenance : M. Arif Wibowo Assistant Manager VAS (Value Added Service) : Arif Rosy Officer Data Messaging : Renni Kusumawardani Wewenang dari Manager Operational & Maintenance, Assistan Manager VAS, dan Office Data Messaging antara lain: - Operational dan pemeliharaan core network (BTS, BSC, MSC, HLR) - Operational dan pemeliharaan VAS network (MLS, PDSN, AAA) - Analisa dan evaluasi performance jaringan
39
3.4
Tata Laksana/Prosedur yang Sedang Berjalan Berikut ini adalah sistem yang sedang berjalan pada PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DIVISI TELKOM FLEXI untuk memonitoring trafik BTS-IP. BTS-IP monitoring menggunakan terminal pada Linux Fedora 13 dapat dilihat pada halaman Lampiran L1. 3.4.1 Topologi Jaringan Fisik Untuk mencukupi kebutuhan seluruh pelanggan Flexi yang sangat besar, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI mengimplementasikan topologi jaringan yang menggunakan teknologi CDMA 2000 1X. Berikut ini gambaran jaringan physical berdasarkan device yang terkoneksi antar device:
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Teknologi CDMA 2000 1X
40
Ini merupakan gambar sederhana dari topologi jaringan Telkom Flexi yang memperlihatkan jalur komunikasi selular sehingga user dapat berkomunikasi dengan user yang lainnya secara lancar. Di sini dijelaskan secara singkat topologi jaringan yang ada pada Telkom Flexi, tetapi kami hanya berfokus dari MLS sampai BTS-IP dikarenakan kebutuhan yang belum memadai oleh perusahaan dalam melakukan monitoring trafik jaringannya. MLS (Multi Layer Switch) merupakan suatu perangkat jaringan yang berfungsi sebagai penghubung dari beberapa perangkat jaringan juga sekaligus dapat mengirimkan data keperangkat-perangkat jaringan yang terhubung. Telkom Flexi menggunakan MLS dikarenakan MLS dapat bekerja pada lapisan OSI Layer 2 seperti biasa switch jaringan dan menyediakan fungsi tambahan yang lapisan OSI Layer 3 seperti routing dalam satu perangkat. Pada saat melakukan komunikasi selular terutama pada user yang menggunakan layanan Flexi, MLS berguna sebagai penghubung komunikasi antara satu user dengan user yang lain dengan cara mencari lokasi BTS-IP yang terdekat dari user yang dituju. Selain itu MLS juga berguna sebagai penghubung kepada BSC dan PCF saat melakukan pengiriman paket berupa data dan voice. Paket-paket tersebut selanjutnya akan dikirim ke metro ethernet dimana metro ethernet tersebut berfungsi sebagai pemisah antar BTS-IP yang dilakukan berdasarkan VLAN. Dari metro ethernet tersebut paket akan dikirim ke BTS-IP terdekat terhadap user yang dituju.
41
3.5
Permasalahan yang Dihadapi Setelah
mengetahui
sistem
yang
sedang
berjalan
pada
PT.
TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI dengan melakukan wawancara dengan pihak yang terkait, maka didapat beberapa poin mengenai masalah yang dihadapi oleh PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI adalah kebutuhan pelanggan akan telekomunikasi yang murah, jernih dan realtime merupakan hal-hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap provider telekomunikasi. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI memiliki lebih dari 35.000 BTS yang tersebar di seluruh Nusantara, dimana BTS tersebut menggunakan sistem E1. Sayangnya dengan pertumbuhan pelanggan Telkom Flexi yang sangat pesat, BTS-BTS tersebut tidak lagi dapat secara optimal digunakan mulai dari teknologi yang sudah tertinggal sampai biaya yang tidak lagi relevan dengan hasil yang didapatkan. PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI memilih untuk migrasi keperangkat yang dapat meningkatkan kualitas dan mutu komunikasi yang diberikan kepada pelanggan serta lebih memudahkan proses monitoring. Atas dasar itulah PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI memilih lebih menggunakan BTS berbasis IP dibandingkan BTS yang masih menggunakan sistem E1. Akan tetapi, setelah migrasi BTS yang menggunakan sistem E1 ke BTS berbasis IP masih menggunakan konsole pada linux untuk memonitoring trafiknya,
42
dimana konsole tersebut tidak dapat memonitor secara periodik dan tidak menyimpan history trafik yang sudah terjadi.
3.6
Pemecahan Masalah Dari permasalahan yang ada, maka pemecahan yang disarankan adalah dengan mengimplementasikan network monitoring system CACTI-0.8.7g agar dapat mempermudah proses monitoring pada BTS berbasis IP di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI. Alasan untuk
memilih Cacti-0.8.7g karena Cacti open source sehingga
dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Beberapa masalah yang dialami PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI untuk monitoring BTS berbasis IP yang dapat terselesaikan dengan mengimplementasikan CACTI-0.8.7g: • Trafik komunikasi inbound dan outbound dari MLS ke BTS-IP dapat dimonitor secara periodik dan history trafik yang terjadi tersimpan secara otomatis. • Dapat mengetahui bandwidth yang digunakan oleh setiap BTS-IP sehingga dapat disimpulkan kebutuhan bandwidth optimal pada setiap BTS-IP. •
Meramalkan tren sehingga dapat membantu perusahaan untuk mengambil keputusan bisnis.