BAB 3 Analisa Sistem Berjalan
3.1 Keterangan Tentang Mayapada Hospital 3.1.1 Sejarah Mayapada Hospital
Mayapada Hospital adalah sebuah rumah sakit yang diprakarsai oleh Mayapada Group melalui Mayapada Healthcare Group (MHG).Mayapada Hospital
mengembangkan
pelayanan
yang
bertaraf
international.
Bekerjasama dengan NHG (National Healthcare Group) Singapura -sebuah institusi yang berpengalaman mengelola rumah sakit-rumah sakit ternama di Singapura seperti National University Hospital (NUH), Tan Tock Seng Hospital, dan John Hopkins Singapura International Medical Center,Mayapada Hospital selalu mengadakan pelatihan untuk meningkatkan standarisasi pelayanan, baik pelatihan administrasi, keperawatan maupun pelatihan kedokteran. Tujuan didirikannnya Mayapada Hospital adalah melayani pasien terutama masyarakat Indonesia agar mendapatkan perawatan dan pelayanan rumah sakit berstandar internasional tanpa harus ke Singapura atau ke luar negeri. Untuk itu Mayapada Hospital telah melakukan penambahan berbagai peralatan yang mutakhir untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Berikut adalah visi dan misi yang menjadi haluan bagi Mayapada Hospital dalam menjalankan tugasnya : Visi •
Menjadi tempat tujuan pelayanan kesehatan yang inovatif dan menyeluruh.
Misi •
Berdedikasi untuk memberikan pelayanan berkualitas, cepat, tepat, efisien dan efektif. 40
41 •
melakukan penelitian, pengembangan terus menerus dengan penuh kasih dan filosofi nilai-nilai kepercayaan.
3.1.2 Pengenalan Manajemen
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (Manajemen Induk Mayapada Hospital) Sumber : Prospektus PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.
42
PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. yang merupakan manajemen induk Mayapada Hospital adalah perusahaan yang mengelola operasi rumah sakit dibawah bendera Mayapada Group dimana dalam mengoperasikan rumah sakit, perusahaan memiliki struktur organisasi mulai dari top level management, middle management hingga low management yang masingmasingnya menjalankan tugas dan wewenang strategis. Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing level manajemen : 1. Dewan Komisaris •
Mengawasi
kerja
dewan
direksi
dalam
rangka
menciptakan kestabilan ekonomi dilingkungan bisnis Mayapada Group. •
Menentukan arah kebijakan bisnis korporasi jangka panjang maupun jangka pendek, serta berhak mengangkat dan memberhentikan anggota dewan direksi.
•
Mengadakan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan menentukan arah pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
2. Dewan Direksi •
Melakukan rapat umum, dalam hal-hal untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib, keadilan
dan kesempatan bagi
semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan agenda,
mengarahkan
diskusi
ke
arah
urutan
konsensus,
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. •
Memainkan komposisi
bagian dari
terkemuka
board
dan
dalam
menentukan
sub-komite,
sehingga
tercapainya keselarasan dan efektivitas. 3. Divisi Medik •
Divisi melakukan kontrol terhadap praktek medis yang dilakukan perawat dan dokter serta mengawasi kode etik medis yang di terapkan di lingkungan rumah sakit.
43
•
Membuat kebijakan terhadap keputusan medis yang di berikan kepada pasien dan rumah sakit secara umum.
4. Divisi Keperawatan •
Melakukan koordinasi dalam menjalankan fungsi-fungsi keperawatan rumah sakit agar dapat berkolaborasi dengan bagian medis lainnya.
•
Malakukan pemilihan tenaga perawat, membuat kerangka kerja keperawatan dan pengawasan terhadap kinerja keperawatan rumah sakit.
5. Divisi Pemeliharaan •
Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas medis yang mendukung operasional rumah sakit.
•
Melakukan pengecekan rutin mengenai manfaat dan dukungan peralatan medis terhadap pelayanan pasien.
•
Memastikan kebutuhan peralatan medis yang digunakan oleh para perawat, dokter dan staff laboratorium dapat berjalan dengan baik.
6. Divisi SDM & Umum •
Melakukan
kontrol terhadap kinerja setiap staff yang
bekerja di Mayapada Hospital dan memastikan suplai yang optimal mengenai dukungan SDM terhadap seluruh area kerja di rumah sakit. •
Menyediakan kebutuhuan yang menjadi kepentingan umum di rumah sakit dan sarana prasarana yang dipakai oleh seluruh staff rumah sakit.
•
Melakukan perekrutan calon tenaga kerja untuk rumah sakit dan melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam mengoptimalkan dukungan SDM di setiap divisi.
44
7. Divisi Hukum •
Melakukan tugas-tugas administrasi yang berkaitan dengan hukum dan membuat kerangka kerja perjanjian bagi pihakpihak yang memiliki kerja sama dengan rumah sakit baik perjanjian jangka pendek maupun jangka panjang.
•
Melakukan lobi hukum untuk membela kepentingan rumah sakit serta memastikan keamanan izin operasional rumah sakit.
8. Divisi Pemasaran •
Menjalankan kegiatan promosi layanan kesehatan yang di miliki rumah sakit kepada masyarakat dalam berbagai bentuk.
•
Melakukan kerja sama dengan pihak-pihak penyelenggara jaminan sosial dan kesehatan baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan.
•
Memastikan pasien mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang sudah dijanjikan.
9. Divisi Keuangan & Akuntansi •
Melakukan tugas-tugas administrasi keungan rumah sakit.
•
Mengelola penyelesaian transaksi jual beli peralatan medis dan peralatan pendukung operasional umum rumah sakit.
•
Melakukan audit keuangan terhadap pemakaian anggaran tahunan rumah sakit.
•
Membuat rancangan keungan anggaran rumah sakit.
10. Divisi manajemen & Sistem Informasi •
Melakukan kegiatan manajerial dalam rangka mengontrol keselarasan kolaborasi kerja antar divisi.
•
Memastikan dukungan sistem informasi untuk operasional rumah sakit dapat bekerja dengan baik.
•
Menyediakan fasilitas IT dan perangkat lunak yang belum ada dan melakukan pengembangan sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan manajerial.
45
11. Divisi Pembelian •
Melakukan pembelian peralatan untuk operasional rumah sakit.
•
Menyelesaikan transaksi pembelian peralatan.
•
Memastikan ketersediaan kebutuhan peralatan pendukung operasional di setiap divisi rumah sakit.
3.2 Analisis Umum Mengenai Bidang Kegiatan Mayapada Hospital
Kegiatan utama Perseroan (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.) adalah bergerak dalam bidang penyelenggaraan rumah sakit. Berdasarkan Surat Keterangan Domisili Usaha No.503/490-EKB/VI/2010 tanggal 14 Juni 2010, Perseroan berkedudukan di Jl. Honoris Raya KV. 6, Modernland, Kel. Kelapa Indah, Kota Tangerang. Ijin Tetap Penyelenggaraan Sakit telah didapat melalui Surat Keputusan Walikota Tangerang No. 445/Kep-350/BPPT/RS.11.2010 tanggal 12 Juli 2010. Serta melalui Keputusan Walikota Tangerang No. 445.2055.DINKES.08.RSU.06.X tanggal 31 Oktober 2008 tentang Perubahan Nama Rumah Sakit dari Rumah Sakit Umum Honoris menjadi Mayapada Hospital, Perseroan mendapatkan izin penyelenggaraan rumah sakit dan mendapatkan persetujuan atas perubahan nama rumah sakit menjadi Mayapada Hospital. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, pada saat ini Perseroan memiliki sebuah rumah sakit bernamaMayapada Hospital (dahulu bernama RS Honoris) yang dibangun ditengah-tengah masyarakat Kotamadya Tangerang terletak di Perumahan Modernland di jalan Raya Boulevard Kav 6, Kotamadya Tangerang Banten. Saat ini Perseroan memiliki bangunan rumah sakit berlantai lima yang dilengkapi dengan 200 tempat tidur, dengan luas total bangunan kurang lebih 14.561m2, diatas tanah seluas 21.425m2 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010. Mayapada Hospital dikategorikan sebagai rumah sakit umum kelas C. Rumah sakit tersebut menyediakan jasa pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perseroan telah memenuhi dan melaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2006, dimana setiap rumah sakit swasta yang mengoperasikan rumah sakit di Indonesia harus menyediakan 10% dari kapasitas
46
tempat tidur perawatan subsidi yang termasuk dalam tempat tidur perawatan kelas III untuk masyarakat kelasmenengah kebawah (tempat tidur subsidi).
3.3 Prospek Usaha dan Resiko Usaha
3.3.1 Prospek Usaha
Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha di bidang penyediaan pelayanan kesehatan memiliki prospek dan potensi yang sangat baik ditunjang oleh faktor-faktor dibawah ini: 1. Di Indonesia masih diperlukan peningkatan fasilitas sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas.Tahun 2009, rasio tempat tidur di Indonesia adalah 115 tempat tidur per 100.000 penduduk. 2. Rasio tempat tidur rumah sakit di negara maju telah mencapai 240 - 415 per 100.000 penduduk ,(Depkes, Biro Pusat Statistik 2008). 3.
Jumlah penduduk Indonesia +/-250 juta jiwa (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia 2010).
4. Tingkat harapan hidup yang tinggi, antara 67-72 tahun (Depkes, Biro Pusat Statistik 2008). 5.
Menurut data dari Singapore Tourism Board dan Malaysia Tourism Board, jumlah orang Indonesia untuk berobat ke Singapura dan Malaysia pada tahun 2008 adalah masing-masing sejumlah 350.000dan 288.000 orang.
6.
Menurut data dari Singapore Tourism Board dan Malaysia Tourism Board, jumlah devisa yang dikeluarkan oleh orang Indonesia untuk berobat ke Singapura dan Malaysia pada tahun 2008 adalah masingmasing sebesar USD 532 juta dan USD 64 juta.
Dalam upaya untuk mengembangkan kegiatan usahanya pada industri yang masih memiliki prospekyang tinggi ini, Perseroan memiliki komitmen atas perkembangan teknologi dan pelayanan kesehatanyang semakin pesat di masa yang akan datang. Salah satu bukti dari komitmen ini adalah dengan mendirikan 5 (lima) center of excellence di Mayapada Hospital, yaitu Tahir Neuroscience
47
Center, MayapadaGastrointenstinal and Liver Center, Mayapada Cardiovascular Center, Mayapada Aesthetic Wellness andOrthopaedic Center, dan Mayapada Oncology Center.
3.3.2 Resiko Usaha
Persaingan yangdihadapi Perseroan akan semakin ketat tidak hanya dengan perusahaan nasional tetapi juga denganperusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, hal ini dapat mengurangi pertumbuhan usaha Perseroan. Risiko usaha lain yang dihadapi Perseroan, antara lain: 1. Risiko Kehilangan Tenaga Medis, Sumber Daya Manusia dan Tenaga Ahli 2. Risiko Malpraktek 3. Risiko Keusangan Peralatan Medis 4. Risiko Teknologi Informasi* 5. Risiko Persaingan Usaha* 6. Risiko Pendanaan 7. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing 8. Risiko Sebagai Induk Perusahaan 9. Risiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah 10. Risiko Kondisi Sosial, Ekonomi, Politik dan Keamanan 11. Risiko Bencana Alam
3.3.2.1 Analisis Permasalahan Dari Segi Bisnis Analisis permasalahan pada penelitian ini mengambil dua point risiko usaha yang menjadi kewaspadaan pihak Mayapada Hospital. Dua point ini adalah Risiko Teknologi Informasi dan Risiko Persaingan Usaha yang merupakan bagian dari analisis permasalahan dari segi bisnis disamping analisis permasalahan dari segi medis.
48
Berikut penjelasan analisis dua point tersebut : 1. Risiko Teknologi Informasi Permasalahan yang berkaitan dengan risiko teknologi informasi pada Mayapada Hospital adalah jika suatu saat data yang ada sekarang sudah tidak bisa lagi memenuhi kubutuhan analisis pihak manajemen. Sifat data yang tidak real time menjadikan analisis yang seharusnya menghasilkan informasi valid malah menjadi jauh dari valid. Dimana hal-hal yang sudah terjadi dan terekam dalam database rumah sakit tidak menjamin memberikan analisis yang tepat
bagi manajamen
dikarenakan sifat data
yang
hanya
menampilkan fakta tanpa ada analisis ilmiah (scientific analysis) didalam data tersebut. Jadi ketika data sudah banyak dikumpulkan, data tersebut hanya dikeluarkan lagi sebagai pertunjukan informasi quantity saja. Sebagai contoh dalam menyatakan jumlah kenaikan atau penurunan pasien berdasarkan penyakit demam berdarah. Selama ini perkiraan jumlah pasien didasarkan pada angka pasien DBD di musim penghujan atau bukan musim penghujan padahal analisis lain bisa ditelusuri dari data riwayat sosial tempat tinggal pasien. Jika dikaitkan dengan scientific analysis artinya sebelum dirilis ke pihak manajemen data harus melewati analisis mendalam menggunakan proses ilmiah dengan mengaitkan satu data dengan data lainnya.
2. Risiko Persaingan Usaha Banyak rumah sakit bertaraf internasional di jabodetabek khususnya Tangerang yang memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi. Pelayanan dengan kualitas tinggi ini mereka buat agar pasien yang memiliki kemampuan finansial lebih tidak memilih untuk berobat keluar negeri melainkan memilih rumah sakit lokal yang memiliki standard kualitas pelayanan yang tidak berbeda dengan sejumlah rumah sakit di luar negeri. Memiliki kualitas tinggi ini bisa dilakukan dengan mendirikan pusat pengobatan, pengadaan alat-alat kesehatan dan mempekerjakan tenaga medis dengan keahlian yang jarang dimiliki tenaga medis lain pada umumnya. Melihat kondisi ini maka
49
penelitian ini berusaha untuk menjawab kebutuhan rumah sakit dalam menyikapi persaingan usaha. Salah satu caranya adalah melakukan peningkatan kemampuan analisis penyakit dalam pelayanan medis. Kemampuan analisis melalui teknik data mining bermanfaat untuk menaikan kepercayaan pasien terhadap rumah sakit dimana melalui bantuan perangkat analitik data mining, para petugas medis bisa secara detail memaparkan kondisi kesehatan pasien sekarang terhadap kemungkinan pasien terkena penyakit jantung. Dari hasil analisis tersebut dapat mem- follow up pasien dengan menawarkan berbagai macam layanan dipusat jantung Mayapada Hospital. Dengan demikian rumah sakit diharapkan dapat bertahan dalam persaingan usaha melalui terobosan dengan melakukan pendekatan pelayanan baru kepada setiap pasiennya.
3.4 Sistem Informasi Mayapada Hospital Yang Digunakan Saat Ini Mayapada Hospital menggunakan sistem informasi rumah sakit yang handal dan terintegrasi. Pada saat ini,Mayapada Hospital bekerja sama dengan WiPro yaitu sebuah perusahaan sistem informasi yang berkantor di India, dimana perusahaan tersebut adalah perusahaan yang berbasis teknologi yang memiliki spesialisasi dalam bidang sistem informasi rumah sakit. Dengan adanya sistem tersebut, perseroan diharapkan dapat menciptakan efisiensi dalam pengelolaan rumah sakit untuk sekarang dan dimasa yang akan datang.
3.5 Identifikasi Masalah 1. Minimnya Informasi Kesehatan Di Masyarakat Mengenai Jantung Koroner Dan Ketidaksiapan Dalam Penanganannya Oleh Pasien Penelitian ini membahas masalah dari kacamata medis yang merupakan masalah utama yakni tingginya angka serangan jantung koroner pada orang dewasa dan minimnya informasi medis yang diberikan dokter kepada pasien pada waktu sedini mungkin mengenai penyakit jantung koroner.
50
Penyakit jantung koroner atau yang disebut dengan Coronary Heart Disease terjadi ketika plak aterosklerisis menumpuk didinding arteri yang mensuplai jantung. Plak ini terutama terbuat dari kolesterol. Akumulasi plak dapat dipercepat oleh merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes (National Heart, Lung, and Blood Institute)U.S Departement of Health and Human Services. Salah satu prosedur medis yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati beberapa kondisi jantung yang ada di pusat jantung Mayapada Hospital adalah dengan Primary Coronary Intervention (PCI) dengan cara kateterisasi jantung,
yaitu dengan
memasukkan tabung flexible panjang dan ring kedalam pembuluh darah dengan cara mengembangkan balon pada titik pembulu yang bertujuan mengetahui tempat terjadinya penyumbatan oleh plak dan melancarkan aliran darah. Pada umumnya rata-rata tindakan PCI melalui kateterisasi ini menghabiskan biaya Rp 40-50 juta untuk cincin (ring) tanpa lapisan obat dan Rp 80 juta untuk cincin berlapis obat. Proses kateterisasi jantung untuk pemasangan awal di Mayapada Hospital sendiri memakan biaya lima puluh juta rupiah (Rp 50.000.000,-) dan jika suatu saat kondisi pasien mengharuskan dirinya memasang ring lagi maka pasien dikenakan biaya ring sebesar dua puluh lima juta rupiah (Rp 25.000.000,-), karena biaya yang besar inilah yang menyebabkan sedikitnya frekuensi pemasangan ring. Menurut pihak rumah sakit tidak jarang terjadi ketidaksepakatan antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien jantung karena biaya yang ditawarkan. Banyak pasien tidak mengetahui biaya perawatan jantung yang besar dikarenakan mereka tidak melakukan persiapan menghadapi kondisi yang mungkin tidak terduga. Dari data pasien kateterisasi yang kami peroleh, baru ada 40 orang yang melakukan pemasangan ring dari Januari 2011 samapai dengan September 2013. (Sumber: Poli Jantung Mayapada Hospital pada lampiran).Namun dalam kondisi lain jika prosedur PCI melalui kateterisasi dengan pemasangan ring sudah tidak bisa lagi menolong pasien maka pilihan terakhir adalah melakukan operasi baypass. Kateterisasi dan operasi baypass adalah pilihan penanganan terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien. Sebagai pendukung bahwa betapa seriusnya masalah penyakit jantung koroner ini bisa dilihat dari sensus nasional tahun 2001
51
menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskuler, termasuk PJK, adalah 26,4%, dan sampai saat ini PJK merupakan penyebab utama kematian, yaitu sekitar 40% kematian laki-laki usia menengah (WHO, 2001; Depkes RI, 2003). Melihat kondisi ini maka kami melakukan wawancara dengan mengambil sample acak sebanyak 20 orang responden terhadap pasien yang pernah memiliki riwayat jantung koroner yang berusia >30 tahun atau salah seorang anggota keluarganya memiliki riwayat penyakit jantung koroner. Pokok pertanyaan yang kami ajukan adalah wawasan pasien mengenai penyakit jantung koroner serta wawasan perawatan untuk penyakit jantung. Data lain yang kami ambil untuk mendukung analisis kami berasal dari penelitian yang dipublikasikan Departemen Kesehatan RI tahun 2012 bahwa minimnya tingkat kepedulian masyarakat dalam memperhatikan pola hidup mereka khususnya mereka yang tinggal diperkotaan atau daerah urban dapat dibuktikan dari data rata-rata kadar kolesterol darah pada daerah urban (212,52 mg/dl) lebih tinggi dari pada daerah rural/ pedesaan (204,71 mg/dl), padahal jika merujuk pada standar normal kolesterol darah adalah dibawah (< 200 mg/dl). Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan hasil penelitian tersebut :
52
Gambar 3.2Rata-rata kadar kolesterol darah berdasarkan daerah rural-urban, Propinsi-propinsi dikepulauan, dan tingkat pendidikan pada daerah rural urban Sumber :Buletin Depkes
Gambar diatas adalah presentasi penelitian yang dibuat oleh DR. dr. Ratna Djuwita Hatma, MPH dari Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat-Universitas
Indonesiayang
berjudul
Sosial
Determinan Dan Faktor Risiko Kardiovaskular. Studi yang membahas mengenai Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini meliputi responden sebanyak 4679 orang yang terdiri dari 2335 (49.9%) orang wanita dan 2334 (50.1%) orang pria. Dengan sebagian besar 74% berumur diantara 40-60 tahun dan sekitar 72% tergolong berpendidikan rendah dimana proporsi mereka yang tinggal di rural/ daerah pedesaan sedikit lebih tinggi dari mereka yang tinggal di urban. Hampir lebih dari 50% responden berasal dari propinsi di pulau Jawa & Bali, 25% dari propinsi di Sumatra, 16% dari propinsi di Kalimantan/ Sulawesi dan hanya 4.8% responden yang berasal dari kepulauan NTT/NTB & Maluku. Sebagian besar sekitar 78% responden mengkonsumsi asupan lemak <3% dari total kalori dan 22% mengkonsumsi asupan lemak >30% dari total kalori. Sekitar 32% dari responden adalah perokok dan 1 % aktifitas fisiknya kurang dan sekitar 13% dikategorikan mengalami stress. Uraian mengenai responden yang diteliti adalah sebagai berikut :
53
Tabel 3.1 Penjelasan Penyebaran Responden Yang Diteliti Sumber : Buletin Depkes
Kesimpulan : Kesimpulan dari identifikasi masalah diatas adalah bahwa pada umumnya masyarakat cenderung memiliki pengetahuan yang minim mengenai faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung koroner. Dan banyak dari mereka belum siap secara psikologi maupun secara materi.
2. Pekerja Medis Membutuhkan Dukungan Analisis Lain Sebagai Masukan Pertimbangan Bagi Analisis Klinisnya Dalam Menunjang Pengambilan Keputusan Klinis Sekaligus Memberikan Informasi Medis Yang Obyektif Kepada Pasien Sistem pengambilan keputusan yang mendukung analisis untuk dokter yang naif dan dokter yang berpengalaman pun bisa menjadi suatu penuntun untuk pengambilan keputusan klinis(Anbarasi, Anupriya, & Inyengar, 2010).
54
Terkait dengan penyataan diatas, masalah utama kedua dari kacamata medis yang ditemukan adalah bahwa dokter/ petugas medis terkadang mencari referensi lain sebagai tambahan pertimbangan untuk mengeluarkan hasul yang tepat. Selama ini pendukung keputusan klinis yang sangat dipercaya di dunia kedokteran berupa hasil tes laboratorium (laboratory test), hasil tes laboratorium bisa berupa photo, video, dan uji zat kimia dalam tubuh. Pada penelitian ini kami menambahkan analisis melalui hasil pengetesan darah dan urin pasien dimana dua zat ini dites kedalam teskimia darah. Walaupun keputusan selalu tetap kembali kepada Decision Maker-nya, tetapi setidaknya ada persentase yang mendukung analisis dokter agar dapat mendekati penyampaian yang obyektif. Artinya penyampaian informasi klinis dapat lebih luas dan mencangkup seluruh informasi yang detail tentang keadaan si pasien. Dari situ kami menilai bahwa agar pihak manajemen dapat mengoptimalkan layanan rumah sakit demi kepentingan persaingan bisnis maka yang harus dilakukan adalah melakukan terobosan dalam bidang medis. Terobosan tersebut adalah dengan mengatasi permasalahan terkait penyakit jantung koroner yaitu memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakit jantung koroner dan menghasilkan keputusan yang obyektif oleh dokter dari pola analisis klinis yang luas. Adapun urutan prioritas permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah : 1. Angka kematian besar yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner tidak lepas dari permasalahan minimnya informasi yang dimiliki pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung sehingga masalahnya berdampak juga pada persiapan pasien secara psikologi maupun secara materi . 2. Keputusan klinis dokter terhadap penyakit jantung dengan informasi minim melahirkan kesimpulan yang kurang obyektif, apalagi jika keputusan tersebut harus dibuat oleh dokter yang naif akan pengalamannya. 3. Jumlah data laboratorium kimia darah yang besar cenderung lebih dimanfaatkan sebagai data kuantitatif untuk keperluan statistik. Sehingga mengancam kehandalan data dimana data harus bersifat real time untuk dapat digunakan sebagai bahan analisis manajemen.
55
4. Manajemen masih menginginkan standar pelayanan yang memuaskan, oleh karena itu masih banyak area pelayanan rumah sakit yang harus dioptimalkan kinerjanya. Hal ini penting untuk menjawab risiko ancaman persaingan bisnis.
3.6 Solusi Pemecahan Masalah Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan perangkat analitikal yaitu data miningdengan merancang Aplikasi Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Orang DewasaBerdasarkan Lab Kimia Darahmelalui prediksi data lab kimia darah pasien dewasa yang memiliki faktor risiko penyakit jantung.Dengan kemampuan ini diharapkan rumah sakit dapat menyediakan informasi yang relevan dan terintegrasi mengenai analisis faktor risiko terhadap penyakit jantung dan dapat menyampaikannya kepada pasien dan diharapkan dapat menurunkan angka kematian daripenyakit jantung koroner. Dan diharapkan manajemen melalui para ahli medisnya dapat memperoleh gambaran pasien secara menyeluruh sebagai dasar untuk membentuk cara analisis yang luas dalam rangka meningkatkan pelayanan yang optimal. Berikut adalah uraian solusi dari setiap point permasalahan pada penelitian ini:
1. Membantu dokter membuat alat penunjang analisis yang dapat menentukan jawaban mengenai faktor risiko penyakit jantung. Sehingga dari analisis tersebut dapat memberikan informasi yang luas terhadap pasien,sehingga pasien dapat lebih hati-hati untuk menjaga pola hidupnya serta lebih siap mengatasi penyakit jantung koroner suatu hari nanti. 2. Membuat Rancangan Aplikasi Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah menggunakan Algoritma Classification Naive Bayes Classifier untuk menghasilkan alat bantu analisis melalui kombinasi yang terdapat pada penyakit jantung berdasarkan data dari kimia darah yang beraneka ragam serta kebutuhan untuk dapat menganalisis dan mengelompokkan penyakit jantung berdasarkan zat yang terkandung dalam kimia darah ke dalam kelas yang telah ditentukan.
56
3. Memanfaatkan data lab kimia darah untuk dianalisis kedalam algoritma classification naive bayes classifier. 4. Mendukung manajemen dengan cara menciptakan perangkat analitikal yang memiliki manfaat bisnis jangka panjang.
57
3.7 Analisis Masalah dengan Fishbone Diagram
Gambar 3.3 Analisis Permasalahan kedalamFishbone Diagram
58
Keterangan Gambar : Analisis permasalahan pada penelitian ini menggunakan diagram sebab-akibat (cause effect diagram) dengan tujuan mempermudah dalam meneliti permasalahan apa atau keadaan yang sedang terjadi di lingkungan operasi Mayapada Hospital. Tujuan lain penggunaan diagram ini agar tujuan utama yang ingin dicapai yaitu “membuat sebuah rancangan aplikasi analisis yang akan digunakan oleh petugasmedis” dapat meng-coverseluruh kebutuhan stakeholder di Mayapada Hospital yang belum terpenuhi. Pada gambar 3.3 di jelaskan bahwa ada empat aspek permasalahan dan kebutuhan yang dibagi kedalam dua sudut pandang yaitu sudut pandang medis yang terdiri dari aspek orang dan lingkungan dan sudut pandang bisnis yang terdiri dari aspek lingkuangan dan sumber daya informasi. Kemudian berangkat dari analisis keempat aspek tersebuta maka di simuplkanlah sebuah solusi yaitu membuat rancangan aplikasi analisis fakto risiko penyakit jantung orang dewasa dengan memanfaatkan data lab kimia darah.
Studi Lanjut Pemecahan Masalah Studi lanjut terhadap pemecahan masalah dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak rumah sakit yakni pada bagian Audit Pengawasan Internal dan bagian Pusat Jantung (Mayapada Cardiovascular Center) diperoleh informasi antara lain:
•
Bagi pihak Manajemen yang diwakili bagian Audit Pengawasan Internal mengatakan bahwa kualitas pelayanan terbaik yaitu dapat memberikan kebutuhan medis semaksimal mungkin bagi pasien. Oleh karena itu didirikanlah Pusat Jantung(Mayapada Cardiovascular Center)yang bertujuan memenuhi kebutuhan perawatan jantung pasien. Pendirian Pusat Jantung ini berdasarkan angka statistik yang deperoleh dari data rekam medis Mayapada Hospital yang menunjukan angka kenaikan data pasien penyakit jantung.Walaupun demikian, pihak manajemen rumah
59
sakit masih sangat membutuhkan data yang dapat menunjukan potensi kenaikan konsultasi dan perawatan pasien jantung di masa yang akan datang. Manajemen menginginkan analisis dari pengolahan data yang berbeda sebab saat ini data yang sudah ada adalah data pasien yang sudah teridentifikasi penyakit jantung pada masa lampau dan sudah melewati satandar internasional tahapan pemeriksaan jantung koroner (pengecekan enzim jantung, EKG, dan keluhan pasien). •
Praktisi medis baik dokter dan perawat mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi khususnya memanfaatkan tumpukan data medis yang pernah tercatat untuk mencari pengetahuan dalam bidang medis masih sangat jarang terutama pada bidang yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner. Mereka mengharapkan agar pencarian pengetahuan melalui data menggunakan bidang ilmu laindapat menambah wawasan mengenai identifikasi penyakit jantung secara dini karena informasi penyakit jantung saait ini masih sangat minim dimasyarakat Indonesia. Kebanyakan masyarakat masih sangat awam memperhatikan gejala yang dapat memicu serangan jantung koroner. Masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol masih dianggap sebagai sebuah subpenyakit yang memiliki lingkup kecil dan memiliki efek yang lama untuk menyebabkan sebuah serangan jantung. Selain itu dokter menginginkan agar ada dukungan teknologi lainnya yang dapat menunjang analisis bagi dokter yang masih muda dan belum cukup pengalaman. Artinya dokter masih membutuhkan banyak referensi analisis. Dari hasil interview dengan pihak praktisi medis, poin yang diambil adalah:
a. Pasien yang datang melakukan pemeriksaan jantung kebanyakan mereka yang berumur diatas 30-40 tahun dan pernah merasakan nyeri yang cukup dahsyat di bagian dada kirinya. b. Pasien yang memiliki penyakit diabetes, hipertensi, dan kolesterol mendapatkan kesimpulan yang terlambat mengenai hasil pemerikasaan penyakitnya, kebanyakan tidak dari dokter jantung. Mereka hanya melakukan pemeriksaan yang sifatnya sementara saja dimana hanya menentukan kondisi mereka pada saat itu.Dimana pada saat itu penyakit
60
bisa dikontrol, tetapi jika tidak ada pemeriksan rutin maka diabetes, hipertensi dan kolesterol dapat muncul lagi. Artinya penyakit-penyakit yang menjadi pemicu utama serangan jantung koroner masih sering dibaikan oleh pasien dengan tidak melakukan gaya hidup yang baik serta menjaga pola makan yang sehat. (Fakta menunjukan bahwa diabetes, hipertensi, dan kolesterol adalah faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung koroner). c. Penyakit jantung merupakan penyakit yang kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari konsumsi makanan, obat-obatan, pola hidup dan bisa karena faktor keturunan (jantung bawaan). Disamping itu juga ada faktor – faktor yang yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. d. Dokter memerlukan dukungan analisis lainnya selain hasil yang dikeluarkan laboratorium. Karena dokter menginginkan pola analisis yang luas dan memiliki sumber yang banyak dengan melalui kajian ilmiah.
Dalam poin-poin prospek usaha yang dikeluarkan manajemen Mayapada Hospital dikatakan pada poin pertama (No 1. Prospek Usaha) bahwa di Indonesia masih diperlukan peningkatan fasilitas sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas.Tahun 2009, rasio tempat tidur di Indonesia adalah 115 tempat tidur per 100.000 penduduk. Ini adalah indikator bahwa peluang untuk dapat menjaring lebih banyak pasien sangat besar, artinya sudah seharusnya rumah sakit dapat mengembangkan teknologi analisis data terbaru melalui penentuan pasien jantung berdasarkan level faktor risikonya. Dimana melalui cara ini pihak rumah sakit dapat menjaring pasien dengan menaruh perhatian terhadap perkembangan kesehatan pasien tersebut agar tetap mau memakai fasilitas layanan kesehatan yang diberikan oleh Mayapada Hospital.
61
Adapun perbandingan pengetahuan yang dimilki stakeholder rumah sakit saat ini terkait dengan faktor risiko jantung koroner pasien dewasa dan Peranan Penerapan Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah
Tabel 3.2 Perbandingan Masalah Sekarang dan Peranan Penerapan Aplikasi Pengetahuan Saat ini terkait dengan Peranan Penerapan Aplikasi Faktor faktor risiko jantung koroner pasien Risiko Analisis Penyakit Jantung dewasa
Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah
Banyak Pasien yang ternyata memiliki Dapat dibuatnya aplikasi data mining faktor risiko jantung koroner tapi tidak yang dapat menggali data kondisi ada informasi yang menyatakan pasien kesehatan pasien beserta faktor risiko tersebut memilik faktor risiko sehingga pasien tersebut menderita risiko jantung tindak lanjut terhadap perawatan pasien koroner. Manfaat bagi pasien adalah sangat minim
memungkinkan
pasien
melakukan
perawatan sedini mungkin berdasarkan hasil penggalian data tersebut. Kurangnya
pengetahuan
pasien Pasien
mendapatkan
pengetahuan
mengenai faktor risiko penyakit jantung mengenai kondisi kesehatannya disertai koroner sehingga permasalah seperti dengan faktor risiko dirinya menderita hipertensi, cholesterol dan gula darah penyakit jantung sehingga diharapkan menjadi isu yang biasa
ada kepedulian dari pasien terhadap kondisi tubuhnya sekarang
Manajemen
membutuhkan
analisis Manajemen
yang
jauh
potensi dalam menganalisis potensi keberadaan
lebih
tentang
memiliki
pengetahuan
keberadaan pasien yang memiliki faktor pasien yang memiliki faktor risiko risiko penyakit jantung di masyarakat
penyakit jantung
62
3.8 Pemakai Yang Akan Menggunakan Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung Orang DewasaBerdasarkan Lab Kimia Darah Setelah aplikasi data mining untuk Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah ini selesai dibuat, selanjutnya aplikasi akan diterapkan pada klinik dokter umum dan dokter penyakit dalam non jantung yang ada di Mayapada Hospital Tangerang. Aplikasi ini tidak dipakai oleh dokter spesialis jantung di Mayapada Cardiovascular Center. Dalam penelitian ini, bagian Mayapada Cardiovascular Center berperan memberikan informasi medis untuk mengarahkan dasar-dasar perancangan aplikasi ini terkait dengan faktor-faktor risiko penyakit jantung pada orang dewasa. Aplikasi ini diterapkan pada klinik dokter umum dan penyakit dalam non jantung karena pertimbangan sebagai berikut : 1. Dokter umum memeriksa penyakit yang menurut sifat dan keadaannya tidak serius (penyakit serius direkomendasikan ke dokter spesialis)namun juga terkadang melakukan pemeriksaan lab kimia darah, dan dengan jenis pemeriksaan penyakit yang beraneka ragam, oleh karena itu dengan penerapan aplikasi ini dokter umum dapat lebih mengintensifkan perawatan pasien terutama tehadap kesehatan pasien mengenai metabolisme tubuhnya kearah faktor risiko penyebab penyakit jantung koroner. 2. Dokter spesialis non jantung juga menganjurkan pemeriksaan laboratorium mengenai kimia darah yang sama untuk mendiagnosis penyakit selain jantung, tetapi tidak untuk melakukan diagnosis jantung. Sehingga data hasil pemeriksaan bisa dipakai juga untuk menganalisis faktor risiko penyakit jantung koroner. 3. Banyak data hasil pemeriksaan laboratorium kimia darah yang dianjurkan oleh dokter umum dan penyakit dalam non jantung memberikan informasi yang belum menyeluruh secara total terhadap kondisi pasien. Artinya informasi yang diberikan terpaut keluhan penyakit pada saat itu saja. 4. Pada dokter umum ada banyak penyakit yang seharusnya tidak perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium tetapi tetap dilakukan pemeriksaan, dengan tujuan untuk menjawab ketakutan psikologis pasien dan memperjelas keraguan dokter terhadap keadaan pasien. Sehingga penjelasan informasi lebih tekonsentrasi untuk membuktikan keadaan metabolisme/ keadaan organ tubuh tertentu saja.
63
Alur dan prosedur pemeriksaan medis yang dilakukan dokter umum dan penyakit dalam non jantung di Mayapada Hospital pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 di bawah ini .
Gambar 3.4 Alur dan prosedur pemeriksaan medis pasien saat ini
Hasil Pengamatan klinik dokter umum/ penyakit dalam non jantung Penjelasan Gambar: 1. Pasien melakukan pendaftaran di klinik dokter umum/ penyakit dalam non jantung di Mayapada Hospital
64
2. Dokter melakukan pemeriksaan medis sesuai prosedur pendaftaran 3. Dokter membuat form anamnesa hasil pemeriksaan yang terdiri dari tindakan medis, diagnosis penyakit, resep obat dan anjuran 4. Dokter memberi resep obat bagi pasien jika pasien tidak melakukan pemeriksaan lagi 5. Jika pasien diperlukan pemeriksaan medis laboratorium maka dokter membuat form pemeriksaan laboratorium 6. Form pemeriksaan diberikan ke bagian laboratorium 7. Bagian laboratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan lab 8. Hasil pemeiksaan lab diberikan kepada dokter yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti Adapun rencana penerapan aplikasi data mining untuk analisis faktor risiko penyakit jantung orang dewasa berdasarkan lab kimia darah terhadap alur dan prosedur pemeriksaan medis yang dilakukan dokter umum dan penyakit dalam non jantung di Mayapada Hospitaldapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini.
65
Gambar 3.5Aplikasi data mining pada alur dan prosedur pemeriksaan medis (klinik dokter umum/ penyakit dalam non jantung)
Penjelasan Gambar: 1. Pasien melakukan pendaftaran di klinik dokter umum/penyakit dalam non jantung di Mayapada Hospital 2. Dokter melakukan pemeriksaan medis sesuai prosedur pendaftaran 3. Dokter membuat form anamnesa hasil pemeriksaan yang terdiri dari tindakan medis, diagnosis penyakit, resep obat dan anjuran 4. Dokter memberi resep obat bagi pasien jika pasien tidak melakukan pemeriksaan lagi 5. Jika pasien diperlukan pemeriksaan medis maka dokter membuat form pemeriksaan laboratorium 6. Form pemeriksaan diberikan ke bagian laboratorium
66
7. Bagian labotratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan lab 8. Hasil pemeiksaan lab diberikan kepada dokter yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti 9. Dokter memasukkan hasil pemeriksaan ke analytical software untuk menentukan faktor risiko jantung 10. Dokter melakukan transfer knowledge mengenai perawatan jantung 11. Dokter memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien tentang potensi penyakit jantung koroner.
3.9 Area kerja Perancangan Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung Orang DewasaBerdasarkan Lab Kimia Darah
Gambar 3.6 Analisis Area Kerja Perancangan Aplikasi
Penjelasan Gambar : Area kerja perancangan Aplikasi Faktor Risiko Analisis Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darah di atas adalah sebuah rangkaian urutan yang menerangkan berubahnya informasi dan data-data mengenai penyakit jantung koroner menjadi knowledge yang diwujudkan kedalam aplikasi. Pada gambar ini ada empat kotak utama yang dibagi menjadi dua area yaitu Kotak 1 dan 2 masuk
67
kedalam Knowledge Discovery Area dan Kotak
3 dan 4 masuk kedalam
Implementation Area. Pada gambar ini dijelaskan bahwa penelitian kami dimulai dari pengumpulan informasi yang diperoleh dari praktisis medis dimana di Kotak 1 kami memahami konsep bagaimana mendiagnosis dan menangani penderita penyakit jantung koroner dari Dokter Spesialis Jantung. Dokter mengatakan bahwa harus ada tiga informasi yang menjelaskan pasien tekena Coronary Heart Diseases yaitu pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) dan Enzim Jantung serta informasi keluhan dari pasien, lalu pada Kotak 2 kami mendalami faktor-faktor risiko penyebab penyakit jantung dan penyakit-penyakit komplikasi yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Pada Kotak 2, kami mengambil data hasil pemeriksaan darah dan urin pasien yang dimasukkan kedalam tiga kelompok pemeriksaan yaitu diabetes, lemak dan ginjal. Setelah itu dilakukan Analisis dan perancangan aplikasi data mining. Selanjutnya pada Kotak 3, aplikasi yang sudah jadi akan digunakan oleh dokter umum untuk menentukan faktor risiko penyakit jantung koroner pada pasien yang melakukan pemeriksaan lab kimia darah, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Lalu pada Kotak 4 adalah tindakan kearah lebih lanjut antara praktisi medis dan dokter mengenai perawatan-perawatan maupun tindakan medis yang diberikan kepada pasien.
3.10Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari bagian Laboratorium Klinik Mayapada Hospitalyang berupa hasil pemeriksaan darah dan urine pasien selama bulan Januari 2011 s/d Oktober 2013. Selanjutnya data tersebut dikonversi kedalam aplikasi pengolahan data yaitu MySql dan selanjutnya disebut sebagai tabel Kimia Darah. Tabel Kimia Darah adalah kumpulan data pasien yang telah melakukan pengecekan darah lanjut dimana didalam pemeriksaan lab darah ada beberapa kategori pemeriksaan kimia yang harus dijalani oleh pasien. Pemeriksaan kimia yang harus dijalani adalah pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, diabetes, lemak, fungsi jantung dimana pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan wajib untuk mengidentifikasi metabolisme dan kerja organ tubuh manusia. Data yang dicatat adalah pemeriksaan khusus yang diminta oleh dokter berdasarkan kebutuhan
68
diagnosis dan dokter menganggap pemeriksaan tersebut penting untuk diketahui agar dapat menunjang diagnosis penyakit dalam yang di derita oleh pasien. Sumber data diperoleh dari file dengan extensi .xls (Microsoft Excel Spreadsheet) (Gambar Sumber data 1 - 3) dimana data ini akan dikonversi kedalam file yang akan digunakan di MySql. Berikut adalah data yang diperoleh dari bagian Laboratorium Kimia Mayapada Hospital :
(Data Lab Kimia Darah, Kolom B-Q) Gambar 3.7 Sumber Data1
69
(Data Lab Kimia Darah, Kolom R-AI) Gambar 3.8 Sumber Data 2
(Data Lab Kimia Darah, Kolom AJ-AM) Gambar 3.9 Sumber Data3
Seluruh data ini berasal dari Laboratorium Klinik Mayapada Hospital dari Januari tahun 2011 hingga Oktober 2013 dimana data terdiri dari 60589 row dan 38 atribut. Data Lab Kimia darah selanjutnya memasuki proses identifikasi atribut. Proses ini menghasilkan satu entitas pemeriksaan pasien di bagian kimia darah dimana atributnya dapat di lihat dalam tabel di bawah ini:
70
Tabel 3.3 Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (Sebelum seleksi ) Atribut
Tipe
Keterangan
Data Hos.
Varchar
number
Merupakan kode pemeriksan yang muncul secara otomatis ketika petugas laboratorium membuat
data
pemeriksaan
laboratorium
kimidarah yang baru untuk satu orang pasien Birthdate
Date
Merupakan tanggal lahir dari pasien
Sex
Varchar
Merupakan Jenis Kelamin Pasien
Request
Int
Merupakan nomor yang dikeluarkan oleh sistem setelah dilakukannya penyimpanan data pasien ke dalam sistem
Coll.Date
Date
Merupakan Tanggal dimana data pasien di simpan di sistem atau bisa dikatakan adalah transaksi yang dilakukan rumah sakit setelah melakukan penyimpanan data pasien ke dalam database
Location
Varchar
Merupakan
Lokasi
komputer
atau
client
dimana petugas laboratorium menginput data pasien Doctor
Int
Merupakan kode dari dokter yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien
GLU
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan gula darah
(glukosa),
dimana
pengertian
dari
glukosa sendiri adalah gula yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga bagi tubuh GLU2J
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan gula darah 2 jam (glukosa2 jam postprandial), pemeriksaan
glukosa
2
jam
postprandial
merupakan pengukuran kadar glukosa dalam darah setelah 2 jam pembebanan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa. Pemeriksaan ini
71
dapat digunakan untuk evaluasi aktivitas insulin di dalam tubuh. CHOL
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan cholesterol dalam darah, cholesterol adalah lemak dalam tubuh yang dihasilkan oleh tubuh dan makanan yang masuk ke dalam tubuh
TRIG
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan trigliserida, trighliserida adalah lemak dalam darahyang merupakan hasil uraian tubuh pada makanan
yang
mengandung
lemak
dan
kolesterol yang masuk ke tubuh dan dibentuk dalam hati HDL
Varchar
HDL merupakan kode untuk hasil pemeriksaan lemak baik (high density lipoprotein)dansering disebut juga lemak baik, yang dapat membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah
LDL
Varchar
merupakan kode untuk hasil pemeriksaan lemak jahat (low density lipoprotein),LDL mempunyai peran utama sebagai pencetus terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah yang mengarah ke serangan jantung, stroke, dan Iain-Iain.
UREA
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Ureum,
Ureum
adalah
hasil
akhir
dari
pemeriksaan metabolisme proteinyaitu berasal dari
asam
amino
yang
telah
dipindah
amonianya didalam hati dan mencapai ginjal CREA
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan creatinin,
yaitu
produk
sisa
dari
hasil
perombakan keratin fosfat yang terjadi di otot dan merupakan zat racun dalam darah UA
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan
72
Asam Urat (uric acid), adalah bahan kimia yang dibuat ketika tubuh memecah zat yang disebut purin TP
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan troponin, tes troponin bertujuan mengukur kadar protein tertentu yaitu tropoin T dan troponin I dalam darah yang dilepaskan ketika otot jantung telah rusak
ALB
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan albumin, Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di
dalam
pembuluh
darah)
dapat
dipertahankan. GLOB
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Globulin, istilah umum untuk menggambarkan satu set enampuluh protein termasuk anti bodi atau gamma globulin dan senyawa protein karbohidrat yang dikenal sebagai glikoprotein
TBIL
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Total Bilirubin, yaitu total dari pigmen kekuningan yang ditemukan dalam empedu, cairan yang dibuat oleh hati
DBIL
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Direct Bilirubin, yaitu menerangkan bilirubin yang langsung larut kedlam darah dan dibuat oleh hati dari bilirubin tidak langsung
SGOT
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase adalah enzim yang terdapat pada hati
73
SGPT
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan Serum Glutamic Transaminase Piruvat adalah enzim yang terdapat pada hati
GGT
Varchar
Merupakan kode hasil pemeriksaan Gamma GT, yaitu enzim yang terjadi didalam sel hati, level tinggi dari enim ini berkaitan dengan minuman alkohol
ALKF
Varchar
Adalah kode untuk hasil pemeriksaan Alkaline fosfate yaitu protein yang ditemukan dalam semua jaringan tubuh termasuk hati, saluran empedu, dan tulang
HBA1C
Varchar
adalah kode untuk hasil pemeriksaan rata-rata tingkat gula darah (glukosa) selama 3 bulan sebelumnya.
CK
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan jumlah protein dalam darah (Creatine Kinase)
CKMB
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan enzim pada otot jantung (cardiac muscle)
LDH
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan laktat
dehidrogenase,
yaitu
memeriksa
seberapa banyak laktat dalam darah TROPK
Varchar
Merupakan kode untuk hasil pemeriksaan creatine, yaitu memeriksa seberapa banyak creatine dalam darah
TROPT
Varchar
Adalah kode pemeriksaan tes Troponin yaitu untuk mengukur kadar protein dalam darah dimana protein ini dilepaskan ketika otot jantung telah rusak, seperti serangan jantung. Semakin besar kerusakan pada jantung maka semakin banyak troponin T dalam darah.
NA
Varchar
Natrium adalah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air,
74
berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi impuls saraf K
Varchar
Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah)
CL
Varchar
Merupakan
elektrolit
bermuatan
negatif,
banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh CA
Varchar
Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani,
dan
dapat
dimanfaatkan
untuk
mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid. MG
Varchar
adalah kode untuk pemeriksaan Magnesium, yaitu bagian dari cairan elektrolit
AMIL
Varchar
Adalah kode untuk pemeriksaan Amilase yaitu enzim yang membantu mencerna karbohidrat, enzim ini diproduksi di pancreas dan kelenjar yang memroduksi air liur
LIPAS
Varchar
Adalah kode untuk pemeriksaan jumlah Lipase dalam darah oleh
yaitu enzim yang dikeluarkan
pankreas
kedalam
usus
kecil
dan
berfungsi membantu menyerap lemak
Dari sumber data tersebut maka yang menjadi standar untuk Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Orang Dewasa Berdasarkan Lab Kimia Darahadalah 16 (enam belas) atribut. Atribut-atribut tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan analisis medis yang dikeluarkan para praktisi medis di Cardiovascular CenterMayapada Hospital (penjelasan dasar pemilhan atribut bisa dilihat di hasil wawancara dari
75
praktisi medis pada Lampiran dan penjelasan Patofisiology ), atribut tersebut adalah Umur, Gender, GLU, GLU2J, CHOL, TRIG, HDL, LDL, UREA, CREA, UA, CK, CKMB, LDH,TROPT, TROPK.Dari 16 (enam belas) atribut tersebut maka dapat ditentukan pasien bisa terkena faktor risiko penyakit jantung atau tidak berdasarkan data lab kimia darah. Tabel 3.4 Atribut terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (Sesudah seleksi ) Tipe Data
Keterangan
Attribut Birthdate
Date
Merupakan tanggal lahir dari pasien
Sex
Varchar
Merupakan Jenis Kelamin Pasien
GLU
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan gula darah (glukosa), dimana
pengertian
dari
glukosa
sendiri adalah gula yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga bagi tubuh GLU2J
Varchar
Merupakan
kode
pemeriksaan
gula
(glukosa2
jam
pemeriksaan
untuk
hasil
darah
2
jam
postprandial),
glukosa
2
jam
postprandial merupakan pengukuran kadar glukosa dalam darah setelah 2 jam pembebanan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa. Pemeriksaan ini dapat
digunakan
untuk
evaluasi
aktivitas insulin di dalam tubuh. CHOL
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan cholesterol dalam darah, cholesterol adalah lemak dalam tubuh yang dihasilkan oleh tubuh dan makanan yang masuk ke dalam tubuh TRIG
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan trigliserida, trighliserida
76
adalah
lemak
dalam
darahyang
merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang masuk ke tubuh dan dibentuk dalam hati HDL
Varchar
HDL merupakan kode untuk hasil pemeriksaan lemak baik (high density lipoprotein)dan sering disebut juga lemak baik, yang dapat membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah
LDL
Varchar
merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan lemak jahat (low density lipoprotein),LDL mempunyai peran utama sebagai pencetus terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah yang mengarah ke serangan jantung, stroke, dan Iain-Iain. UREA
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan Ureum, Ureum adalah hasil
akhir
dari
pemeriksaan
metabolisme proteinyaitu berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya
didalam
hati
dan
mencapai ginjal CREA
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan creatinin, yaitu produk sisa dari hasil perombakan keratin fosfat yang terjadi di otot dan merupakan zat racun dalam darah UA
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan Asam Urat (uric acid), adalah bahan kimia yang dibuat
77
ketika tubuh memecah zat yang disebut purin CK
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan jumlah protein dalam darah (Creatine Kinase) CKMB
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan enzim pada otot jantung (cardiac muscle) LDH
Varchar
Merupakan
kode
untuk
hasil
pemeriksaan
laktat dehidrogenase,
yaitu memeriksa seberapa banyak laktat dalam darah TROPK
Varchar
Merupakan
kode
pemeriksaan
untuk
hasil
creatine,
yaitu
memeriksa seberapa banyak creatine dalam darah TROPT
Varchar
Adalah Troponin
kode yaitu
pemeriksaan untuk
tes
mengukur
kadar protein dalam darah dimana protein ini dilepaskan ketika otot jantung telah rusak, seperti serangan jantung. Semakin besar kerusakan pada jantung maka semakin banyak troponin T dalam darah.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah 16 (enam belas) atribut dan sebagian record yang ada pada tabel Lab Kimia Darah yang didefinisikan kedalam file yang digunakan pada MySql:
78
Gambar 3.10 Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah(Sesudah seleksi ) Sumber : Screenshoot Aplikasi 3.11 Training Data
Training Data diperoleh dari sumber data penentuan yang dinilai paling beresiko terhadap pasien, kelayakan tersebut masih menjadi tanggungjawab pihak dokter maupun petugas laboratorium. Training data tersebut berisi 60589 record, dengan kriteria atribut yang bervariasi.. Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (sesudah seleksi) tersebut kemudian dibagi menjadi 2 (dua) kriteria yaitu Atribut Utama dan Atribut Pendukung. Berikut ini adalah penjelasan dari Atribut di atas: A. Atribut Utama: 1.Fungsi Jantung 1.1 CK 1.2 CKMB 1.3 LDH 1.4 TROPT 2. Lemak 2.1 CHOL
79
2.2 LDL 2.3 HDL 2.4 TRIG 3.Diabetes 3.1 GLU 3.2 GLU2J B. Atribut Pendukung: 4.Fungsi Ginjal 4.1UREA 4.2 CREA 4.3 UA 5.Umur 6.Gender
3.12 Penentuan Class Label
Dari data yang tersedia pada Gambar 3.10 (Atribut yang terdapat pada pemeriksaan lab kimia darah (sesudah seleksi) dan untuk menentukan data-data lab apa saja yang sangat mendukung faktor risiko penyakit jantung koroner, maka berdasarkan informasi yang di terima dari para praktisi medis di Mayapada Hospital maka dianalisislah dan dipertimbangkanlah hal-hal sebagai berikut:(Analisis & Pertimbangan dilakukan bersama Pihak Mayapada Hospital) Patofisiologi Coronary Artery Disease Coronary artery disease (CAD) dikarakterkan oleh ateroklerosis kedalam arteri koroner epikardial. Plak ateroklerotik, tanda ateroklerotik, secara cepat mempersempit arteri koroner dan merusak aliran darah myocardial antegrade (berdasarkan penjelasan dr. Roy Christian Sp.JP, FIHA, Spesialis Penyakit Jantung Mayapada Hospital). CAD adalah proses kronik yang dimulai selama adeloscence (selama remaja) secara perlahan melewati proses hidup, faktor independennya termasuk
keturunan dari keluarga atau
premature CAD, merokok, diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia, gaya
80
hidup berubah-ubah, dan kegemukan. Semua faktor risiko ini mempercepat proses inthalmatory vascular kronis yang akhirnya mewujudkan sebuah serabut plak aterosklerotik. Pada patofisiologi penyakit jantung koroner untuk penelitian ini, yaitu membahas mengenai kelainan pada fungsi jantung, khususnya penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah koroner. Patofisiologi jantung koroner ini membahas mengenai asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat
serta tanda dan gejala yang membuat
kesehatan jantung yang seharusnya normal menjadi abnormal. Ada hubungan antara penyakit jenis lain yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Diabetes melitus, lemak dalam darah dana kestabilan fungsi jantung secara medis (Disebutkan sebagai atribut utama). 1. Diabetes Melitus – Arteri Corona (Fungsi Jantung) Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingkat gula darah tinggi (glukosa) tingkat yang dihsilkan daricacat pada sekresi insulin, atau tindakan atau keduanya. Diabetes melitus, sering disebut sebagai diabetes pertama kali diidentifikasi sebagai penyakit yang berhubungan dengan “air seni manis”, dan kehilangan otot yang belebihan. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) menyebabkan tumpahan glukosa kedalam urin, maka istilahnya kencing manis. Biasanya, kadar glukos darah secara ketat dikontrol oleh insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas. Insuin menurunkan kadar glukosa darah. Ketika gula darah (misalnya, stelah makan makanan), insulin dilepaskan dari pankreas untuk menormalkan kadar glukosa. Pada pasien dengan diabetes, tidak adanya atau produksi tidak mencukupi dari insulin menyebabkan hiperglikemia. Diabetes adalah suatu kondisi medis kronis, yang berarti bahwa meskipun dapat dikontrol, itu berlangsung seumur hidup.
81
2. Lemak - Arteri Corona (Fungsi Jantung) Serangan jantung adalah istilah awam untuk penyumbatan arteri koroner. Penyumbatan ini, yang dokter sebut sebagai oklusi arteri koroner, dapat berakibat fatal, tetapi kebanyakan pasien bertahan. Kematian dapat terjadi ketika oklusi mengarah kedetak jantung yang tidak normal (aritmia berat) atau kematian otot jantung (infark miokard yang luas). Dalam keduasituasi ini, jantung tidak bisa lagi memompa darah secara memadai untuk memasok otak dan organ tubuh lainnya. Hamper semua serangan jantung terjadi pada orang yang memiliki penyakit artei koroner (aterosklerosis koroner).
Bagaimana mendiagnosis sebuah serangan jantung ? Ketika ada nyeri dada yang parah, kecurigaan bahwa serangan jantung sedang terjadi biasanya tinggi. Dan tes dapat dilakukan secara cepat dan akan mengkonfirmasi serangan jantung. Sebuah masalah muncul, bagaimanapun juga, ketika gejala serangan jantung tidak termasuk nyeri dada. Sebuah serangan jantung tidak dicurigai dan tes yang sesuai mungkin tidak dilakukan. Oleh karena itu, langkah awal dalam mendiagnosa serangan jantung adalah menjadi curiga bahwa telah terjadi serangan sehingga tes yang sesuai dapat dilakukan.
Bagaimana penyakit Jantung didiagnosis? Diagnosis penyakit jantung dimulai dengan mendapatkan sejarah (riwayat hidup/ keluarga) bahwa ada potensi untuk penyakit koroner. Faktor risiko perlu dinilai danstratifikasi risiko terjadi. Jenis pengujian yang dianjurkan, jika ada, tergantung pada potensi bahwa gejala pasien benar-benar mewakili angina dan datang dari hati.
3. Ginjal – Fungsi Jantung. Seriring waktu, diabetes dapat menyebabkan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf. Jenis kerusakan adalah hasil dari kerusakan pembuluh kecil, dieferensikan sebagai penyakit mikrovaskuler. Diabetes juga merupakan faktor penting dalam mempercepat pengeraan dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), yang menyebabkan stroke, penyakit jantung
82
koroner, dan penyakit pembuluh darah besar lainnya. Hal ini disebut sebagai penyakit makrovaskular. Diabetes mempengaruhi sekitar 26 juta orang di Amerika Serikat, sementara yang lain 79 juta memberi pradiabetes. Selain iti, diperkirakan tambahan 7 juta orang di Amerika Serikat memiliki diabetes dan bahkan mereka tidak tahu(Rimmerman, 2013). Setelah memahami keterkaitan antara darah dan organ tubuh pada sistem kardiovaskular yang mempengaruhi penyakit jantung koroner maka dibuatlah empat level faktor risiko. Dokter menyarankan agar faktor risiko dikelompokkan
sesuai
dengan
pengelompokan
tingkat
metabolisme
perkembangan penyakit jantung pada umunya yaitu mengikuti level stadium penyakit jantung yaitu dibuat kedalam 4 (empat) kategori. Berikut ini adalah tahapan dalam membuat empat level faktor risiko : 1. Memahami patologi penyakit jantung koroner 2. Menganalisis cardiovascular system secara menyeluruh 3. Mengelompokan data hasil pemeriksaan laboratorium kimia darah kedalam pemeriksaan kimia yang berkaitan dengan cardiovascular disease yaitu fungsi ginjal, diabetes, lemak, fungsi jantung, dan elektrolit. 4. Mengurutkan kelompok hasil pemeriksaan tersebut kedalam frekuensi hasil pemeriksaan yang
abnormal dimana semakin banyak frekuensi
pemeriksan yang abnormal maka dikatakan pasien semakin dekat dengan status abnormal pada sistem cardiovascular-nya dan
status
sistem
cardiovascular pasien dinyatakan sesuai kondisi pada saat hasil pemeriksaan dikeluarkan. 5. Mengelompokan hasil pemeriksaan abnormal kedalam empat level faktor risiko yaitu normal, level 1, level 2, dan level 3. Empat level ini akan ditunjukan kepada pasien sebagai penjelasan dari sudut pandang awam mengenai faktor risikonya terhadap penyakit jantung koroner Dari hasil pertimbangan keterkaitan dan analisis mengenai Diabetes Melitus – Arteri Corona (Fungsi Jantung), Lemak - Arteri Corona (Fungsi Jantung), Ginjal – Fungsi Jantung kemudian ditentukanlah nilai rujuk mana saja dari
83
keterkaitan sistem kardiovaskular yang dianggap abnormal (tidak sesuai dengan nilai rujuk yang seharusnya yaitu normal), maka disimpulkan bahwa Class Label dalam menentukan penyakit Jantung akan dimasukkan kedalam 3 (tiga) kategori yakni: 1. Beresiko Level 1, Jikadari tiga kelompok atribut utama memiliki sekurang-kurangnya satu nilai rujuk yang tinggi, yaitu : a. Fungsi Ginjal UREA 15-39 mg/dl CREA 0.6-1.3 mg/dl UA 2.6 – 6.2 mg/dl b. Diabetes GLU
70-110 mg/dl
GLU2J
100-140 mg/dl
c. Lemak CHOL
< 200 mg/dl *
TRIG
< 200 mg/ dl
HDL > 65 mg/dl LDL < 100 mg/dl Sebagai contoh : Diasumsikan dari ketiga kelompok pemeriksaan, hanya ada salah satu kelompok dimana salah satu jenis pemeriksaannya tinggi yaitu Cholesterol pada Lemak. Pada pemeriksaan lemak di point C tertera kata kunci CHOL untuk pemeriksaan Cholesterol dengan nilai normal/ rujukan < 200 mg/ dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah 200 mg/ dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya jika diatas 200 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Dengan demikian pasien dikatakan Beresiko Level 1.
84
2. Beresiko Level 2, Jika ada dua nilai rujuk yang tinggi diperoleh sekurang- kurangnya dua kelompok pemeriksaan dengan masing-masing kelompok sekurang-kurangnya ada satu jenis pemeriksaan yang tinggi, yaitu : a. Fungsi Ginjal UREA 15-39 mg/dl CREA 0.6-1.3 mg/dl * UA 2.6 – 6.2 mg/dl b. Diabetes GLU
70-110 mg/dl *
GLU2J
100-140 mg/dl
c. Lemak CHOL
< 200 mg/dl *
TRIG
< 200 mg/ dl
HDL > 65 mg/dl LDL < 100 mg/dl Sebagai contoh : Diasumsikan dari ketiga kelompok pemeriksaan, ada dua kelompok dimana sekurang-kurangnya ada dua jenis pemeriksaan yang dikatakan tinggi yaitu Cholesterol pada Lemak dan Creatine pada Fungsi Ginjal. Pada pemeriksaan lemak di point C tertera kata kunci
CHOL untuk pemeriksaan Cholesterol
dengan nilai normal/ rujukan < 200 mg/ dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah 200 mg/ dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya jika diatas 200 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Lalu, Pada pemeriksaan ginjal di point A tertera kata kunci CREA untuk pemeriksaan Creatine dengan nilai normal/ rujukan 0.6-1.3 mg/dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah 0.6 mg/ dl atau diatas 1.3 mg/dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya diantara 0.6-1.3 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Dengan demikian pasien dikatakan Beresiko Level 2.
85
3. Beresiko Level 3, Jika ada nilai rujuk yang tinggi diperoleh dari tiga kelompok pemeriksaan yaitu Fungsi Ginjal, Diabetes, dan Lemak dimana sekurang-kurangnya satu dari masing-masing jenis pemeriksaan ditiga kelompok pemeriksaan tersebut bernilai tinggi dan ditambah Fungsi Jantung. a. Fungsi Ginjal UREA 15-39 mg/dl CREA 0.6-1.3 mg/dl UA 2.6 – 6.2 mg/dl b. Diabetes GLU
70-110 mg/dl
GLU2J
100-140 mg/dl
c. Lemak CHOL
< 200 mg/dl
TRIG
< 200 mg/ dl
HDL > 65 mg/dl LDL < 100 mg/dl d. Fungsi Jantung TROPK
Positive/Negative
TROPT
Positive/Negative
CK
21– 215 U/L
CKMB
25 U/L
LDH
< 200 U/L
Sebagai contoh :
Diasumsikan dari ketiga kelompok
pemeriksaan, ada tiga kelompok dimana sekurang-kurangnya ada dua jenis pemeriksaan yang dikatakan tinggi yaitu Cholesterol pada Lemak dan Creatine pada Fungsi Ginjal. Pada pemeriksaan lemak di point C tertera kata kunci CHOL untuk pemeriksaan Cholesterol dengan nilai normal/ rujukan < 200 mg/ dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah
86
200 mg/ dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya jika diatas 200 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Lalu, Pada pemeriksaan ginjal di point A tertera kata kunci CREA untuk pemeriksaan Creatine dengan nilai normal/ rujukan 0.61.3 mg/dl, artinya jika pasian memiliki hasil pemeriksaan di bawah 0.6 mg/ dl atau diatas 1.3 mg/dl maka pasien dikatakan nomal, tetapi sebaliknya diantara 0.6-1.3 mg/dl maka pasien dikatankan tidak normal. Dan pada kelompok pemeriksaan Diabetes diketahui bahwa
nilai normal/ rujukan
GLU
70-110 mg/dl artinya jika nilai rujuk pasien diatas 10 mg/dl atau
dibawah
70 mg/dl
maka
pasien
dikatakan
tidak
normalDengan demikian pasien dikatakan Beresiko Level 3.Untuk
Beresiko Level 3, jika ditemukan bahwa ada
pemeriksaan jantung yang nilai rujuknya abnormal dari seluruh kelompok pemeriksaan maka pasien dikatakan Beresiko level 3.
3.13 Teknik Data Mining Yang Akan Digunakan Terdapat 2 (dua) teknik data mining yang memiliki tujuan yang sama untuk mengklasifikasikan objek yaitu teknik Classification dan Clustering. Tabel 3.5 di bawah ini menujukan perbandingan antara teknik Classification dan Clustering
menurut (Han & Kamber, Data Mining : Concept and
Techniques Second Edition, 2006).
Tabel 3.5Clustering vs Classification Kondisi Perbandingan
Classification
Clustering
Kebutuhan Penelitian
1. Label
Kelas ada
X
√
X
√
atau terlihat jelas. 2. Bertujuan
untuk
87
menganalisis berdasarkan Label Kelas 3. Bertujuan
untuk
X
√
X
√
mengelompokan berdasarkan Label Kelas 4. Pengelompokan berdasarkan dengan
Training
data
(data
objek
yang
label kelas
nya telah diketahui)
Jadi berdasarkan kondisi kebutuhan penelitian dan sumber data saat ini serta tujuan
dari
penelitian
ini
makadapat
Classification lebih sesuai untuk diterapkan.
disimpulkan
bahwa
metode