ANALISA PENILAIAN BISNIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS, TBK. FITRA RAMADINA Universitas Bina Nusantara , Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:
[email protected] Dosen Pembimbing: Yen Sun, S.E., M.Buss
ABSTRAK Objek dari penelitian adalah PT Siloam International Hospitals, Tbk. karena perusahaan ini baru saja melakukan IPO pada 12 September 2013. Tujuan dari penelitian adalah menilai bisnis dan menganalisis nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals, Tbk. saat melakukan IPO pada 12 September 2013, apakah undervalued atau overvalued. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Dalam melakukan penilaian bisnis dan analisis laporan keuangan digunakan analisis SWOT, Five Forces Porter, PESTLE, rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio), rasio aktivitas (inventory turnover, average collection period, AP turnover, dan total assets turnover), rasio hutang (debt to total assets ratio, times intertest earned, dan debt to equity ratio), serta rasio profitabilitas (profit margin, EPS, ROA, dan ROE). Untuk menganalisis nilai intrinsik digunakan metode FCFF, PER, dan PBV. Hasilnya perusahaan memiliki banyak kekuatan dan strategi untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk mengantisipasi dan menghindari kelemahan serta ancaman. Analisis laporan keuangan perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang cukup baik, kecuali pada rasio hutang, perusahaan memiliki hutang yang sangat besar. Penilaian intrinsik saham dengan metode FCFF, PER, dan PBV masing-masing bernilai Rp(8,879.89), Rp25,061.36, dan Rp787,94. Nilai tersebut lalu dibandingkan dengan harga saham saat IPO yaitu Rp9.000. Sehingga dapat disimpulkan nilai intrinsik saham perusahaan dengan metode FCFF dan PBV dinilai overvalued, sedangkan dengan metode PER dinilai undervalued. (FR) Kata Kunci: penilaian bisnis, analisis nilai intrinsik saham, IPO
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu aset terpenting bagi hidup manusia. Dengan tubuh yang sehat manusia dapat menjalankan seluruh aktivitasnya sehari-hari. Karena itulah keberadaan dari klinik maupun rumah sakit sangat penting dan saat ini banyak rumah sakit dan klinik terkemuka membuka cabangnya di berbagai lokasi. Saat rumah sakit ingin melakukan ekspansi, mereka akan membutuhkan modal untuk melakukan usaha tersebut. Untuk rumah sakit swasta, tentu saja permodalan akan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah karena, sebagai organisasi non-profit, rumah sakit tidak dapat diperlakukan seperti perusahaan biasa yang mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tapi di sisi lain, kebutuhan akan rumah sakit yang memiliki kualitas layanan dan peralatan yang baik sangat dibutuhkan apalagi di negara yang luas dan memiliki penduduk yang banyak seperti Indonesia membuat rumah rakit yang memiliki kualitas tersebut untuk berekspansi agar dapat melayani masyarakat lebih luas. Keuntungan tentu saja tetap harus didapatkan agar rumah sakit dapat menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. Menurut data Riset Fasilitas Kesehatan tahun 2011, hanya ada sembilan provinsi yang memiliki Rumah Sakit Umum kelas A. Bahkan menurut data Kementrian Kesehatan pada 1 Januari 2014, dari 2.228 rumah sakit yang ada, ada 620 rumah sakit yang belum terakreditasi. Belum lagi jumlah puskesmas yang memiliki pelayanan gawat darurat 24 jam, hanya sekitar 18,6% dari 9.005 puskesmas yang memiliki layanan tersebut. Tentu saja kondisi ini sangat memprihatinkan tetapi dapat pula menjadi peluang bagi pelaku industri kesehatan seperti rumah sakit swasta agar dapat membuka cabang di daerah. Kemajuan teknologi dalam hal peralatan kesehatan menjadikan rumah rakit berlomba untuk menggunakannya untuk menjamin pelayanan pasien. Untuk menyediakan peralatan tersebut tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi biaya untuk merawat dan perbaikan saat terjadi kerusakan. Karena itulah diperlukan sumber dana dari luar perusahaan agar infrastruktur dan fasilitas dengan teknologi terkini dapat dimiliki oleh rumah sakit. Dalam hal ini, hanya ada beberapa rumah sakit yang mendapatkan tambahan modal dengan menerbitkan sejumlah saham. Rumah sakit tersebut yaitu Mayapada Hospital (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.), Omni Hospital (PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk.), dan Siloam Hospital (PT Siloam International Hospitals Tbk.). Dalam menerbitkan saham, tentu saja perusahaan mempertimbangkan apakah nantinya sahamnya akan dibeli oleh para investor sehingga mereka akan memperoleh tambahan modal. Di sisi investor, tentu saja mereka akan mempertimbangkan sebelum menginvestasikan uang mereka apakah sebuah perusahaan akan memberikan imbalan yang cukup besar. Selain itu, pertimbangan risiko juga mempengaruhi keputusan investor, apakah saat harga saham turun, jumlah kerugian akan cukup besar atau tidak. Apalagi jika perusahaan tersebut ada di bidang kesehatan yang pada dasarnya merupakan organisasi non-profit yang bertugas melayani seluruh masyarakat tanpa memperhatikan latar belakang dan status ekonomi. Dalam hal menganalisis nilai perusahaan dan nilai intrinsik saham, penulis memilih PT Siloam International Hospitals Tbk. sebagai objek penelitian karena perusahaan ini baru saja melakukan initial public offering (IPO) pada tanggal 12 September 2013 dengan kode SILO. Dalam berita yang diterbitkan dalam situs resmi perusahaan dan situs berita lain, saham perusahaan ini sangat diminati oleh investor sehingga mengalami kelebihan permintaan sebanyak 3,9 kali dari 156,1 juta lembar saham biasa dengan harga nominal Rp 100 per lembar saham pada harga penawaran Rp 9.000 per lembar saham dan sejak tanggal 18 Februari 2014, harga saham terendah selalu berada di atas Rp 10.000. Data ini dapat menjadi indikasi bahwa harga saham PT Siloam International Hospitals Tbk. pada saat IPO mengalami undervalued, walaupun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah benar harga saham perusahaan saat IPO terlalu rendah. Sudah banyak penelitian mengenai penilaian bisnis dan estimasi nilai intrinsik yang telah dilakukan oleh para ahli. Metode yang digunakan juga sangat beragam. Seperti penelitian oleh Chemmanur dan Krishnan (2012) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh reputasi perusahaan penjamin emisi terhadap nilai intrinsik saham saat IPO. Data diambil dari Securities Data Company (SDC) Platinum New Issues yang mengambil sampel 3.737 IPO yang terjadi di tahun 1980 sampai dengan 2000. Hasilnya, nilai saham yang didukung oleh perusahaan penjamin emisi bereputasi tinggi saat IPO lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang didukung oleh perusahaan penjamin bereputasi rendah. Secara keseluruhan, penelitian ini mendukung hipotesis kekuatan pasar dan menolak hipotesis sertifikasi, yang menunjukkan bahwa peran penjamin emisi efek adalah untuk memperoleh nilai tertinggi saat IPO.
Fernández, Pablo (2007) meneliti tentang kesalahan yang umum dilakukan dalam melakukan penilaian bisnis. Dalam makalahnya dijelaskan bahwa ada empat metode yang umum digunakan dalam menilai perusahaan yaitu balance sheet-based methods, income statement-based methods, mixed methods, dan cash flow discounting-based methods. Metode yang secara konseptual benar adalah metode cash flow discounting. Secara singkat, peneliti mengomentari metode lain yang walaupun secara konseptual salah tetapi terus digunakan. Pada akhir makalah, peneliti merangkum kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan di lebih dari seribu perhitungan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian lainnya oleh Fernández, Pablo (2006) dilakukan penelitian terhadap penilaian bisnis menggunakan 10 metode cash flow discounting untuk melihat apakah hasil dari perhitungan menggunakan kesepuluh metode tersebut memberikan hasil yang sama atau tidak. Kesepuluh metode yang digunakan yaitu free cash flow, equity cash flow, capital cash flow, adjusted present value, business’s risk adjusted free cash flow and equity cash flow, risk-free rate-adjusted free cash flow and equity cash flow, economic profit, dan economic value added. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa penilaian bisnis dengan menggunakan 10 metode discounted cash flow selalu memberikan hasil yang sama. Penelitian ini juga menjelaskan sembilan teori (Nocost-of-leverage, Modigliani and Miller (1963), Myers (1974), Miller (1977), Miles and Ezzell (1980), Harris and Pringle (1985), Damodaran (1994), With-cost-of-leverage, dan Practitioners method) yang berbeda untuk melakukan penilaian bisnis. Hasil penilaian bisnis dari sembilan teori tersebut berbeda karena disebabkan oleh perhitungan value of tax shield (VTS). Dan dari sembilan teori, teori Modigliani and Miller (1963) dan teori Myers (1974), memberikan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisa Penilaian Bisnis PT Siloam International Hospitals, Tbk.” agar dapat menilai kewajaran harga saham dan menilai bisnis perusahaan. Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan dengan ruang lingkup penilaian bisnis perusahaan dilakukan melalui analisis SWOT, analisis Five Forces Porter, dan analisis PESTLE untuk menilai aspek non keuangan. Selain itu penulis juga menghitung rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang, serta rasio profitabilitas perusahaan. Sedangkan penilaian harga saham dilakukan dengan metode free cash flow to the firm (FCFF), price to earnings ratio (PER), dan price to book value (PBV). Dalam melakukan analisis bisnis, perhitungan rasio-rasio keuangan, dan penilaian nilai intrinsik saham, penulis menggunakan data laporan keuangan PT Siloam International Hospitals Tbk. tahun 2010-2012, prospektus awal penawaran saham perusahaan, serta histori harga saham perusahaan pembanding dan IHSG periode 11 Januari 2013 sampai dengan 30 Agustus 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis nilai bisnis PT Siloam International Hospitals Tbk. secara kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT, analisis Five Forces Porter, dan analisis PESTLE. Selain itu, analisis juga akan dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang, serta rasio profitabilitas perusahaan. 2. Menganalisis nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals Tbk. dengan menghitung free cash flow to the firm (FCFF), price to earnings ratio (PER), dan price to book value (PBV).
1. 2.
3.
Manfaat dari penelitian: Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi untuk PT Siloam International Hospitals Tbk., apakah investasi mereka pada perusahaan dapat menguntungkan. Bagi perusahaan, dapat menjadi masukan bagi PT Siloam International Hospitals Tbk. agar dapat meningkatkan performanya berdasarkan analisis kualitatif (SWOT, Porter, dan PESTLE) maupun analisis kuantitatif (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio profitabilitas, FCFF, PER, dan PBV). Bagi akademisi, dapat menjadi tambahan referensi dalam melakukan penelitian untuk masalah penilaian bisnis dan estimasi nilai intrinsik saham.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data laporan keuangan tahunan dan prospektus awal penawaran saham PT Siloam International Hospitals Tbk. selama periode 2010-2012 dari aspek bisnis non keuangan, menggunakan metode SWOT, Porter, dan PESTLE. Dari aspek bisnis keuangan dengan menghitung rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang, dan rasio profitabilitas. Serta dari aspek keuangan menggunakan metode FCFF, PER, dan PBV. Karakteristik dari penelitian ini adalah:
1. 2. 3. 4. 5.
Jenis penelitian adalah riset eksplorasi Dimensi waktu dalam penelitian adalah urutan waktu (time series) Lingkungan riset adalah lingkungan riil (field research) Metode pengumpulan data adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan PT Siloam International Hospitals Tbk. periode 2010-2012 dan prospektus awal penawaran saham yang diperoleh dari situs resmi perusahaan dan Bursa Efek Indonesia Unit analisis adalah PT Siloam International Hospitals Tbk.
PEMBAHASAN Analisis SWOT Analisis SWOT mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Pengaruh ini dapat berupa potensi dan dapat pula berupa kekurangan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengidentifikasi pengaruh-pengaruh tersebut, perusahaan dapat mengetahui potensi apa saja yang dimiliki dan memanfaatkan potensi tersebut serta mengatasi kekurangan-kekurangan agar dapat bersaing dengan kompetitor. Dalam mengidentifikasinya, penulis akan menguraikan kondisi lingkungan industri kesehatan sehingga dapat menyimpulkan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dapat dirumuskan strategi yang tepat dengan menggunakan diagram SWOT. Hasil dari analisis diagram SWOT akan menjabarkan apakah strategi yang digunakan oleh PT Siloam International Hospitals Tbk. tepat untuk memaksimalkan potensi untuk meraih keuntungan dan minimalisir kelemahan agar dapat bertahan dalam persaingan.
Tabel 1: Diagram SWOT INTERNAL FACTORS EXTERNAL FACTORS
STRENGTH 1. Memperkuat dan mengembangkan posisi
OPPORTUNITIES
memimpin di pasar layanan kesehatan Indonesia dengan: meningkatkan jumlah tempat tidur secara signifikan di seluruh jaringan rumah sakit perusahaan dengan sistematis dan efektif, merintis model rumah sakit modular, mengidentifikasi pasar yang belum terlayani, membangun atau mengakuisisi rumah sakit baru, memperluas dan meningkatkan fasilitas yang sudah ada, agar layanan klinis yang disediakan memenuhi kebutuhan pasar tersebut. 2. Mendorong efisiensi operasional dengan teknologi canggih, yang mendukung sistem keuangan dan administrasi sambil tetap mengacu pada prosedur standar internasional dan praktik klinis, melalui: • Perusahaan menggunakan beberapa sistem informasi terdepan untuk menggambarkan rincian semua transaksi dalam jaringan usahanya, seperti : sistem informasi laboratorium, sistem keuangan, radiologi, pengarsipan gambar, sistem komunikasi, sistem informasi manajemen gedung, sistem informasi HRD dan sistem pembelian. • Semua rumah sakit perusahaan terhubung dalam satu jaringan bandwith dan server yang melayani 24 jam. Ini penting untuk mendukung
WEAKNESS 1. Terus merekrut, mempertahankan dan
memberi insentif bagi tenaga medis handal. Perusahaan percaya perusahaan menawarkan lingkungan kerja yang menarik dengan nama merek berkualitas, layanan kesehatan spesialis yang berkualitas tinggi, aliran pasien yang berkelanjutan, fasilitas dan sistem berkelas dunia, pelatihan berkelanjutan, otonomi dokter, serta peluang untuk mengembangkan karir pribadi. Perusahaan mengadopsi sejumlah strategi pengadaan Sumber Daya Manusia yaitu: • merekrut teknisi keperawatan dan kesehatan berkualitas dari negaranegara ASEAN dan India, serta melatih sejumlah dokter dan perawat dari UPH setiap tahun sebagai bagian dari UPHMS • mendirikan supply pool lulusan medis melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi regional terkemuka. • menawarkan Beasiswa bagi dokter berpotensi tinggi sebagai insentif
layanan darurat atau Call Center agar dapat merespon dengan cepat dan diandalkan. • Melakukan pengkinian sistem, sehingga dapat memiliki sistem data base rekam medis terpusat (memungkinkan manajemen pasien terintegrasi, memonitor dan menganalisa biaya pada tiap tingkatan layanan).
THREATS
untuk bekerja bagi perusahaan. • membuka sekolah kesehatan profesional yang terafiliasi pada tahun 2014 untuk pelatihan teknisi kesehatan, seperti apoteker dan ahli radiologi. • mendirikan SDPDP (Siloam Dotors Partnership Development Program) untuk menarik dan mempertahankan dokter-dokter spesialis bekerja di rumah-rumah sakit Perseroan. 2. Membayarkan hutang kepada perusahaan induk dengan dana yang berasal dari IPO pada tanggal 12 September 2013. 1. Mendapat marjin yang lebih tinggi dalam 1. Mengembangkan model hub and memberikan layanan spesialis, dan spoke, yang efektif memperluas mengembalikan tren perjalanan medis ke luar layanan spesialis, mengembalikan negeri agar tetap di Indonesia. migrasi medis domestik, 2. Menerapkan model layanan klinis holistik dan memberikan diagnosa ahli secara perbaikan kualitas berkesinambungan, dengan real time, mengurangi biaya bagi cara : pasien maupun perusahaan dan mengatasi kekurangan pasokan • menyediakan layanan kesehatan yang inovatif, spesialis berkualitas tinggi. komprehensif dan terpadu pada seluruh pilihan perawatan (primer, sekunder atau tersier hingga 2. Mendukung operasi klinis dengan penelitian yang teratas dan fasilitas kuartener), dengan standar kualitas yang tinggi akademik untuk memberikan dan aturan klinis yang ketat; pelayanan prima. Perusahaan secara • menyediakan dan melatih tenaga medis bekerja aktif berkolaborasi dengan penyedia sama dengan UPH Medical Services (dilatih di layanan medis internasional serta RSUS dan rumah sakit tersier lain seperti universitas dan lembaga penelitian SHLV); lokal. Perusahaan bekerja sama • menyediakan layanan terintegrasi untuk dengan Universitas Pelita Harapan masyarakat berpenghasilan rendah (RSUS) dan (UPH) dan Mochtar Riady Institute menjadi model kemitraan publik-swasta yang of Nanotechnology. Inilah satuberhasil; satunya organisasi kesehatan di • mendirikan Centers of Excellence di beberapa Indonesia yang dipercaya untuk rumah sakit Perseroan, sehingga menjadi menyatukan operasi klinis dengan rujukan untuk bidang-bidang khusus; hasil penelitian teratas dan fasilitas • mempekerjakan dokter yang sangat khusus akademis. Perusahaan juga telah untuk layanan kuartener dan menjalin menandatangani nota kesepahaman kemitraan dengan berbagai lembaga kesehatan dengan Fakultas Kedokteran internasional untuk benchmark. Contohnya Universitas Hasanuddin, Singhealth adalah dibukanya Mochtar Riady – Singapura dan 10 Fakultas Comprehensive Cancer Center (MRCCC) yang Kedokteran dan Sekolah merupakan RS pertama di Indonesia dengan Keperawatan di Indonesia untuk fasilitas pengobatan nuklir terintegrasi dan pendidikan lanjutan maupun penggunaan “gamma knife” dan penelitian medis. • menjadi pionir penggunaan teknologi paling mutakhir untuk pelayanan kuartener; layanan darurat, penerapan “hub and spoke” dan sistem “tele-medicine.”
Analisis Five Forces Porter Analisis Five Forces Porter digunakan untuk melihat lima kekuatan industri yang dapat mempengaruhi strategi perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan kompetitor dalam industri yang sama. Lima kekuatan yang dianalisis ini dapat menunjukkan tingkat persaingan dalam industri rumah sakit, apakah tinggi, sedang, atau rendah. Setelah mengetahui tingkat persaingan yang ada dalam industri rumah sakit, penulis akan menganalisis strategi-strategi yang telah dilakukan oleh PT Siloam International Hospitals Tbk.
Analisis ini akan menyimpulkan apakah strategi-strategi yang dimiliki PT Siloam International Hospitals Tbk. mampu menghadapi kompetitornya. Tabel 2 Tingkat Kekuatan Untuk Industri Rumah Sakit Kekuatan Persaingan dengan kompetitor
Tingkat Kekuatan High
√ √ √
Daya tawar pemasok Daya tawar konsumen
Low
√
Potensi masuknya pesaing baru Potensi pengembangan produk pengganti
Medium
√
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa kekuatan yang dimiliki oleh industri rumah sakit cukup tinggi. Tingginya kekuatan berpengaruh pada tingginya persaingan yang harus dihadapi PT Siloam International Hospitals Tbk. Agar dapat menghadapi persaingan tersebut maka Siloam Hospitals melakukan strategi kompetitif agar dapat mengungguli kompetitornya. Strategi-strategi yang dilakukan PT Siloam International Hospitals Tbk. dalam menghadapi kekuatan industri adalah: 1. Menambah jumlah tempat tidur di setiap rumah sakit, membangun rumah sakit baru, mengakuisisi rumah sakit yang sudah ada, meningkatkan fasilitas yang sudah ada, menggunakan peralatan medis tercanggih, serta bekerja sama dengan universitas untuk mendapatkan tenaga medis dengan kemampuan baik agar dapat bersaing dengan rumah sakit lain. 2. Menjalin kerja sama dengan dokter swasta ataupun klinik agar dapat merujuk pasien mereka ke Siloam Hospitals untuk kegunaan jasa tersier atau kuarterner yang tidak dapat disediakan oleh rumah sakit lainnya. 3. Menjalin kemitraan dengan bank untuk menawarkan promosi dan diskon kepada pengguna kartu kredit. Fasilitas yang diberikan seperti pembayaran angsuran, paket medical check-up, program diskon dan voucher. 4. Untuk mempertahankan pelanggan, Siloam menyediakan artikel dan konten mengenai kesehatan secara gratis melalui website dan jaringan media sosial lainnya, selain mengirimkan promosi kesehatan melalui SMS maupun email kepada pasien-pasien perusahaan. Program “My Siloam Card” dibuat untuk menawarkan manfaat kepada pasien, seperti diskon untuk pelayanan di rumah sakit, serta promosi untuk harga kamar hotel dan restoran yang dimiliki grup perusahaan. 5. Untuk menjaring pasien kelas menegah ke bawah, Siloam membuka rumah sakit umum berbiaya rendah yang dilayani oleh dokter-dokter rumah sakit Siloam dan mahasiswa kedokteran dari Universitas Pelita Harapan. Layanan di rumah sakit ini diberikan kepada pasien berpenghasilan rendah dan yang hanya diasuransikan oleh pemerintah. 6. Dari sisi pemasok obat-obatan Siloam mengoperasikan sistem pengadaan terpusat untuk menjaga dan memanfaatkan lokasi rumah sakit yang tersebar di Indonesia secara baik dan mencapai skala ekonomis. Untuk sebagian besar pemesanan obat dari pemasok utama, PT Siloam International Hospitals Tbk. telah menegosiasikan supaya beberapa rumah sakit bisa menempatkan pemesanan secara langsung, sehingga perusahaan dapat mempertahankan harga sekaligus memanfaatkan economies of scale. Penempatan pemesanan secara langsung ini oleh rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya kepada pemasok membantu untuk menghindari pemesanan ganda dan membuat proses pemesanan lebih efisien.
Analisis PESTLE Dalam analisis PESTLE ini akan dijabarkan mengenai faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri kesehatan, terutama rumah sakit, yaitu faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan. 1. Politik
a) Adanya Jaminan Sosial Kesehatan yang mewajibkan rumah sakit untuk menerima pasien
2.
3.
4.
5.
6.
dari semua kalangan. Nantinya pemerintah akan membayarkan biaya berobat dari pasien pemegang jaminan kesehatan. b) Pergantian pemerintahan terkadang menyebabkan berubahnya kebijakan pemerintah dalam hal peraturan yang harus diikuti perusahaan. Ekonomi a) Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5.78% dibandingkan dengan tahun 2012 dengan peningkatan di sektor jasa sebanyak 5.46%. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi peningkatan pendapatan di perusahaan industri kesehatan. b) Tingkat inflasi yang akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan. Inflasi akan mempengaruhi harga obat-obatan dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Sosial a) Tanggung jawab sosial perusahaan untuk melayani pasien yang berpenghasilan kecil dan tidak mampu. b) Perubahan gaya hidup dan urbanisasi menyebabkan peningkatan pada penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seperti jantung, stroke, dan kanker. Hal ini berpengaruh pada peningkatan permintaan perawatan tersier (rawat konsultasi spesialis, rawat jalan, pengobatan lanjut, dan bedah kompleks) serta perawatan kuarterner (bedah kompleks risiko tinggi dan cangkok organ). Teknologi a) Perkembangan teknologi alat-alat kesehatan mengharuskan pelaku industri untuk berinvestasi pada pembelian dan perawatan alat kesehatan terbaru dan tercanggih agar dapat meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Hukum a) Penerapan Good Corporate Governance di perusahaan berdasarkan peraturan yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. b) Kementrian Keuangan menetapkan bahwa perusahaan diharuskan membayarkan pajak penghasilan sebesar 25% setiap tahunnya. Lingkungan a) Salah satu syarat dalam mendirikan rumah sakit adalah bangunan rumah sakit memenuhi standar lingkungan sehat yang atur dalam undang-undang.
Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan untuk PT Siloam International Hospitals Tbk. dilakukan untuk periode 2011 dan 2012 dan dibandingkan dengan perusahaan pembanding dari industri rumah sakit yang telah terdaftar di bursa efek yaitu Mayapada Hospital (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, kode SRAJ) dan Omni Hospital (PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk., kode SAME). Sebagai catatan, pada tahun 2012 PT Siloam International Hospitals Tbk. dan PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk. belum melakukan IPO sehingga hasil dari perhitungan analisis laporan keuangan dapat mengalami banyak perubahan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis rasio-rasio yang umum digunakan dalam menganalisis bisnis perusahaan. Tabel 3 Perhitungan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Current Ratio
Quick (Acid-Test) Ratio
Inventory Turnover
Perusahaan SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata
2011 1.7279 0.7161 0.2956 0.9132 1.5152 0.3684 0.2373 0.7070 24.5728 6.6667 18.4991 16.5795
2012 1.7066 0.2443 0.2837 0.7449 1.425 0.204 0.2236 0.6175 22.4937 8.4463 17.9127 16.2842
Average Collection Period
Account Payable Turnover
Total Assets Turnover
Debt Ratio
Times Interest Earned
Debt to Equity
Profit Margin
Earning per Share
Return on Assets
Return on Equity
SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata SILO SRAJ SAME Rata-rata
45.0712 12.9478 31.9527 29.9906 9.1612 14.4076 7.1749 10.2479 1.1321 0.1938 0.7977 0.7079 83.91% 24.85% 101.34% 70.03% 7.4941 1.3377 1.228 3.3533 522% 33% -7585% -2343% 3.01% 2.77% -5.05% 0.24% 43.74 0.9 -12.19 10.8167 3.41% 0.54% -4.02% -0.03% 21.17% 0.71% 301.25% 107.71%
39.2879 18.3593 28.7669 28.8047 9.9798 5.1387 7.6407 7.5864 1.1273 0.1573 0.9302 0.7383 84.58% 47.10% 93.39% 75.02% 10.6525 1.449 2.3744 4.8253 548% 89% 1413% 683% 2.91% 0.24% 8.60% 3.92% 50.46 0.86 23.27 24.8633 3.28% 0.38% 8.00% 3.89% 21.24% 0.72% 121.05% 47.67%
Analisis Nilai Intrinsik Saham Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam menganalisis nilai intrinsik saham adalah metode FCFF, Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung dengan metode FCFF adalah: 1. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang terdiri dari : a) Menghitung Cost of equity (Ks) dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) b) Menghitung Cost of debt (Kd) dengan pendekatan Damodaran Spreadsheet c) Menghitung Tax Rate, proporsi hutang (Wd), dan proporsi modal (Ws) 3. Memasukkan komponen-komponen FCFF 4. Mengestimasikan komponen FCFF tahun 2013 dengan cara forecasting 5. Menghitung FCFF tahun 2013 6. Menghitung Value of Firm
7. Menghitung Total equity 8. Menghitung nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals Tbk. dan membandingkan dengan harga saham perdana saat IPO. Pendekatan lain yang juga biasa digunakan oleh investor untuk mengestimasi harga wajar saham adalah Price Earning Ratio (PER). Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung PER perusahaan yang akan digunakan untuk menghitung estimasi harga saham. Untuk memperoleh PER perusahaan, penulis menggunakan rata-rata PER yang dihitung dari perusahaan dengan industri sejenis. Perusahaan yang digunakan sebagai pembanding adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan PT Siloam International Hospitals Tbk., yaitu Mayapada Hospital (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, kode SRAJ). Penulis menghitung nilai PER dengan membagi rata-rata harga saham periode 11 April 2011 sampai dengan 28 Desember 2012 dengan nilai earning per share yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan tahun 2012. Pendekatan terakhir yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV) method. Sama halnya seperti Price Earning Ratio, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung PBV tahun 2013 dari perusahaan pembanding. Perusahaan pembanding yang digunakan sama dengan penghitungan PER, yaitu Mayapada Hospital (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, kode SRAJ). Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung book value per share masing-masing perusahaan. Book value per share diperoleh dengan cara membagi common shareholder’s equity dengan number of common stock shares outstanding. Hasil dari perhitungan nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals Tbk. tahun 2013 dengan metode FCFF, PER, dan PBV dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4 Penilaian Perhitungan Metode FCFF, PER, dan PBV
Nilai Intrinsik Harga Saham Saat IPO Penilaian
FCFF Rp (8,879.89) Overvalued
PER Rp 25,061.36 Rp 9000 Undervalued
PBV Rp 787,94 Overvalued
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis SWOT, dapat diketahui aspek-aspek yang dimiliki PT Siloam International Hospitals Tbk. sebagai berikut: a. Perusahaan memiliki kekuatan sebagai grup rumah sakit swasta terbesar di Indonesia dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidur terbanyak. Perusahaan juga telah menggunakan peralatan kedokteran tercanggih serta memiliki layanan gawat darurat sesuai dengan standar American Collage of Emergency dan Australasian Collage of Emergency. b. Kelemahan yang dimiliki perusahaan di antaranya adalah kesulitan merekrut tenaga medis yang berkualitas, kesulitan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru, dan proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas yang cukup besar sebelum melakukan IPO. c. Siloam Hospitals memiliki peluang sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang memperoleh pengakuan dari Joint Commission International tahun 2007 untuk melayani kebutuhan layanan pengobatan tersier dan kuarterner. Perkembangan ekonomi Indonesia menyebabkan kalangan menengah mencari layanan kesehatan dengan kualitas internasional. d. Perusahaan menghadapi banyak ancaman tidak hanya dari rumah sakit di Indonesia tetapi juga rumah sakit lain di Asia Tenggara. Selain itu, izin untuk melakukan pendirian rumah sakit baru juga cukup sulit untuk didapatkan serta kemungkinan tuntutan malpraktek dari pasien. 2. Berdasarkan analisis Five Forces Porter, ada banyak hambatan bagi PT Siloam International Hospitals Tbk., di antaranya adalah: a. Dalam persaingan dengan kompetitor, perusahaan menghadapi kompetitor dari dalam dan luar negeri.
b. Kemungkinan munculnya kompetitor baru tidak cukup besar. Karena sulitnya memperoleh izin untuk mendirikan rumah sakit baru di Indonesia.
c. Hambatan dari produk pengganti cukup besar karena banyaknya klinik kecil dan
3.
4.
5.
pengobatan alternatif yang bermunculan. Hal ini membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk berobat selain di rumah sakit. d. Pemasok obat-obatan memiliki daya tawar yang cukup rendah karena perusahaan memiliki banyak pilihan untuk menggunakan obat yang produksi oleh banyak perusahaan. Tetapi, dalam hal daya tawar pemasok peralatan medis yang canggih, daya tawar mereka cukup tinggi karena tidak semua perusahaan dapat memproduksi peralatan tersebut. e. Konsumen mempunyai daya tawar yang cukup tinggi karena banyaknya pilihan mereka akan layanan kesehatan. Pasien dapat memilih layanan sesuai dengan pandangan mereka akan berbagai penyedia jasa kesehatan. Berdasarkan analisis PESTLE, ada banyak faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi industri rumah sakit di Indonesia, yaitu: a. Aspek politik seperti adanya peraturan pemerintah untuk menerima pasien dari semua kalangan melalui Jaminan Sosial Kesehatan. Selain itu, pergantian pemerintahan terkadang menyebabkan berubahnya peraturan yang harus diikuti perusahaan. b. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu positif dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan. Di lain pihak, inflasi akan mempengaruhi biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memperoleh peralatan kesehatan dan obat-obatan. c. Dalam aspek sosial, perubahan gaya hidup menyebabkan peningkatan jumlah pasien penyakit tidak menular. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan untuk melakukan tanggung jawab sosialnya dengan membantu pasien dari kalangan tidak mampu. d. Aspek teknologi memaksa perusahaan untuk terus memperbarui peralatan kesehatan dan sistem informasi yang mereka gunakan agar dapat bersaing dengan kompetitor serta melayani pasien dengan lebih baik. e. Aspek hukum seperti adanya peraturan pemerintah yang mengatur penerapan GCG bagi perusahaan serta peraturan perpajakan. f. Dalam aspek lingkungan, perusahaan diwajibkan untuk memenuhi standar lingkungan sebagai salah satu syarat dalam pendirian rumah sakit. Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan digunakan analisis rasio rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio profitabilitas. Hasil penilaian dengan analisis likuiditas, menggunakan current ratio dan quick ratio, perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang cukup baik. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancar mereka dengan menggunakan aset lancar serta dapat memenuhi kewajiban lancar dengan menggunakan set lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Melalui analisis rasio aktivitas dengan menghitung inventory turnover, average collection period, AP turnover, dan total assets turnover, perusahaan dinilai baik karena rasio perusahaan hampir selalu berada di atas rasio rata-rata industri. Analisis rasio hutang dengan menggunakan debt to total assets ratio, times intertest earned, dan debt to equity ratio, menunjukkan bahwa kondisi hutang perusahaan terhadap aset dan hutang terhadap ekuitas cukup mengkhawatirkan dikarenakan jumlah hutang perusahaan yang cukup besar. Namun untuk perhitungan times intertest earned, perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dengan baik dan perusahaan berada dalam kondisi sehat. Hal ini ditunjukkan dengan rasio TIE yang berada jauh di atas rata-rata industri. Dengan analisis profitabilitas melalui metode perhitungan profit margin, ROA, dan ROE perusahaan memiliki rasio di bawah rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan kondisi profitabilitas perusahaan kurang baik. Namun dalam hal rasio EPS, kinerja perusahaan sangat baik karena EPS perusahaan lebih besar dua sampai dengan tiga kali lebih besar dari rata-rata. Hasil penilaian terhadap nilai intrinsik saham yang dilakukan terhadap PT Siloam International Hospitals Tbk. dengan metode FCFF, dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik atau estimasi nilai saham PT Siloam International Hospitals Tbk. tahun 2013 yang diperoleh adalah sebesar Rp(8,879.89)/lembar. Dapat disimpulkan bahwa harga saham PT Siloam International Hospitals Tbk. dinilai overvalued. Harga saham perusahaan dikatakan overvalued karena nilai intrinsik saham lebih kecil daripada nilai pasar saham tersebut pada saat IPO. Hal ini terutama disebabkan oleh nilai capital expenditure perusahaan yang
sangat besar. Perusahaan banyak melakukan pembangunan rumah sakit baru dan akuisisi yang menyebabkan arus kas yang mengalir ke perusahaan menjadi negatif. 6. Berdasarkan perhitungan nilai intrinsik saham dengan metode PER, diperoleh estimasi nilai saham sebesar Rp25,061.36/lembar. Dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals Tbk. tahun 2013 dinilai undervalued. Harga saham perusahaan dikatakan undervalued karena nilai intrinsik saham lebih besar daripada nilai pasar saham tersebut pada saat IPO. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh nilai kapitalisasi perusahaan pembanding yang lebih kecil dari pada PT Siloam International Hospitals Tbk. 7. Dengan penilaian intrinsik saham metode PBV, dihasilkan estimasi nilai saham sebesar Rp787,94/lembar. Dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals Tbk. tahun 2013 dinilai overvalued. Harga saham perusahaan dikatakan overvalued karena nilai intrinsik saham lebih kecil daripada nilai pasar saham tersebut pada saat IPO. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh nilai kapitalisasi perusahaan pembanding yang lebih kecil dari pada PT Siloam International Hospitals Tbk. 8. Berdasarkan ketiga metode yang digunakan dalam menghitung nilai intrinsik saham PT Siloam International Hospitals Tbk. tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa harga saham PT Siloam International Hospitals Tbk. pada saat melakukan Initial Public Offering pada 12 September 2013 bernilai overvalued. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan dengan metode FCFF dan PBV nilai intrinsik saham lebih kecil dari pada nilai pasar saham saat IPO. Berdasarkan pembahasan yang telah diungkapkan, menghasilkan saran yakni: 1. Bagi PT Siloam International Hospitals Tbk. agar dapat meningkatkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk mengantisipasi dan menghindari kelemahan serta ancaman, memahami kondisi makro ekonomi, dan menggunakan faktor kunci keberhasilan untuk mengembangkan strategi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Misalnya dengan: a. Melakukan studi banding ke rumah sakit di luar negeri agar dapat meningkatkan layanan kepada pasien sehingga pasien lebih memilih untuk berobat di Indonesia dari pada di luar negeri. b. Melalui pusat riset layanan dan riset kanker di Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre, perusahaan dapat melakukan riset dalam pengobatan kanker dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan jamu yang melimpah di Indonesia. Selain itu perusahaan dapat menggunakan teknologi terbaru dalam pendeteksian kanker dengan menggunakan 3D Scan.
2. Bagi para investor, jika saham bernilai overvalued maka sebaiknya saham dijual. Seperti
3.
saham PT Siloam International Hospitals Tbk. ini yang overvalued berdasarkan evaluasi dengan metode FCFF dan PBV. Namun masih perlu evaluasi lebih lanjut dengan metode lain untuk memastikan apakah nilai saham PT Siloam International Hospitals Tbk. benar overvalued. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan data-data yang lebih spesifik dan memperluas rentang waktu yang digunakan. Serta menggunakan metode penilaian yang lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat baik untuk penilaian saham maupun penilaian bisnis dan analisis laporan keuangan perusahaan.
REFERENSI Berita Satu. http://www.beritasatu.com/emiten/137604-diminati-investor-ipo-siloam-kelebihanpermintaan-39-kali.html. Diakses tanggal 21 Maret 2014. Chemmanur, Thomas J., Karthik Krishnan. (2012). Heterogeneous Beliefs, IPO Valuation, and the Economic Role of the Underwriter in IPOs. Financial Management. Winter 2012: 769 - 811 Departemen Kesehatan. http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/report/report_by_catrs_2013.php. Diakses tanggal 21 Maret 2014. Fernández, Pablo. (2006). Valuing Companies By Cash Flow Discounting: Ten Methods and Nine Teories. IESE Working Paper. 451. Fernández, Pablo. (2007). Company Valuation Methods, The Most Common Errors In Valuations. IESE Working Paper. 449. Gitman, Lawrence J., Chad J. Zutter. (2012). Principles of Managerial Finance (13th Edition). Essex: Pearson Education Limited. Habib, Arief. (2008). Kiat Jitu Peramalan Saham: Analisis dan Teknik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Halim, Venny. (2013). Penilaian Bisnin dan Estimasi Nilai Intrinsik Saham PT. Waskita Karya (PERSERO) Tbk Pada Saat Initial Public Offering (IPO). Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara. Harjito, D. Agus, Martono. (2013). Manajemen Keuangan (Edisi ke 2). Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Indonesia Stock Exchange. http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx. Diakses 14 Maret 2014. Investor Dialy. http://www.investor.co.id/home/kondisi-rumah-sakit-dan-puskesmas-di-indonesiamemprihatinkan/75086. Diakses tanggal 21 Maret 2014. Jeffrey. (2012). Penilaian Bisnis Dengan Menggunakan Laporan Keuangan Pada PT. Gudang Garam, Tbk Tahun 2006-2010. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara. Kotler, Philip & Kevin L. Keller. (2009). Marketing Management (13th edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk. (2013). Laporan Keuangan Tahunan. http://www.idx.co.id. Diakses tanggal 5 Juni 2014. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (2013). Laporan Keuangan Tahunan. http://www.idx.co.id. Diakses tanggal 5 Juni 2014. PT Siloam International Hospitals Tbk. (2013). http://siloamhospitals.com/. Diakses tanggal 5 Juni 2014. PT Siloam International Hospitals Tbk. (2013). Propektus PT Siloam International Hospitals Tbk, Jakarta: PT Siloam International Hospitals Tbk. Republik Indonesia. (2007). Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sekretariat Negara. Jakarta. Siloam Hospitals. http://www.siloamhospitals.com/content/siloam-successfully-concludes-us10billion-ipo-midst-volatile-market. Diakses tanggal 21 Maret 2014. Weygant, Jerry J., Kieso, Donald E.& Kimmel, Paul D. (2011). Financial Accounting (IFRS edition). United States : John Wiley & Sons, Inc. Yahoo Finance. (2014). ^JKSE Historical Price. http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^JKSE+Historical+Prices. Diakses 27 Juni 2014. Yahoo Finance. (2014).
[email protected] Historical Price. http://finance.yahoo.com/q/
[email protected]+Historical+Prices. Diakses 27 Juni 2014.
RIWAYAT HIDUP Fitra Ramadina, lahir di kota Jakarta, 11 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.