PENILAIAN BISNIS PT. KALBE FARMA, TBK PERIODE 2008-2010 Viriya Sari Kwara (Binus University, Jl. Syahdan No. 9 Kemanggisan – Jakarta Barat, 11480, 021-5345830,
[email protected])
Yen Sun (Binus University, Jl. Syahdan No. 9 Kemanggisan – Jakarta Barat, 11480, 021-5345830,
[email protected])
ABSTRACT The purpose of this research is to evaluate the business performance of one of the largest pharmaceutical company in South East Asia: PT. Kalbe Farma, Tbk, based on non financial and financial aspect. Evaluation on non financial aspect will use SWOT analysis, PORTER analysis, PESTLE analysis, Shareholder analysis, Mendelow Matrix analysis, Critical Success Factor (CSF) analysis, and Good Corporate Governance (GCG) analysis. Evaluation on financial aspect will use horizontal and vertical analysis, ratio analysis, average ratio of competitor, accounting analysis, and bankruptcy prediction analysis. The approach of this research is based on qualitative method using secondary data obtained indirectly from the company website. The result of this research show that: based on non financial and financial aspect, PT. Kalbe Farma, Tbk has a good business strategy and financial performance, and can be a good choice for investors, creditors, and the others interested parties to invest in. It is expected that PT. Kalbe Farma, Tbk would be able to keep improving their performance in both non financial and financial aspect. Keywords: business valuation, non financial performance, and financial performance. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja bisnis dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yaitu: PT. Kalbe Farma, Tbk dari aspek nonkeuangan dan keuangan. Dari aspek non-keuangan, digunakan analisis SWOT, analisis Porter, analisis PESTLE, Shareholder analysis, Mendelow Matrix analysis, Critical Success Factor (CSF) analysis, dan Good Corporate Governance (GCG) analysis. Sedangkan dari aspek keuangan, digunakan analisis horizontal dan vertikal, analisis rasio, analisis rasio rata-rata kompetitor, analisis akuntansi, dan analisis prediksi kebangkrutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari website perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek non-keuangan dan keuangan, PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki strategi bisnis dan kinerja keuangan yang baik, serta layak untuk dijadikan sebagai pilihan yang tepat bagi para investor, kreditor, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi terhadap perusahaan. Diharapkan agar PT. Kalbe Farma, Tbk dapat terus meningkatkan kinerjanya baik dari aspek non-keuangan maupun keuangan. Kata kunci: penilaian bisnis, aspek non-keuangan, dan aspek keuangan.
PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat dimana setiap perusahaan saling berlomba dan berusaha untuk memberikan kinerja terbaik kepada publik guna meningkatkan daya saing dalam menghadapi para kompetitor yang semakin bertambah. Terdapat banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan seperti: para pemilik perusahaan, manajer dari perusahaan yang bersangkutan, para kreditor dan investor, bankers, pemerintah di mana perusahaan berdomisili, buruh, serta pihak-pihak lainnya yang terkait, sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk menilai kinerja perusahaan. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari dua aspek yaitu: aspek non-keuangan (non financial performance) dan aspek keuangan (financial performance). Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara berkembang, maka selain faktor ekonomi dan lingkungan, faktor kesehatan juga mengambil peran penting dalam tahap pembangunan nasional. Kesehatan merupakan hal terpenting dalam proses pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia. Akan tetapi menurut Pramesti, O. L. dan Mahadi, T., dikatakan bahwa industri farmasi di Indonesia masih tertinggal dengan kemajuan industri farmasi di luar negeri yang disebabkan karena masih banyaknya penelitian berbasis kimiawi dan bioteknologi yang belum dikembangkan dan bahan sintetik obat-obat kimia di Indonesia yang masih banyak diimpor dari luar negeri atau sekitar 80%. Selain itu, dengan adanya globalisasi juga berdampak pada banyaknya obat-obatan luar seperti: obat herbal dan ramuan China yang masuk ke Indonesia. Dengan adanya kondisi-kondisi di atas, penulis tertarik untuk menggunakan salah satu perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian dalam menilai strategi bisnis dan kinerja keuangannya. Pertimbangan lain yang mendorong penulis untuk memilih perusahaan farmasi sebagai objek dalam penelitian adalah bahwa perusahaan farmasi dapat dikatakan sebagai perusahaan yang memiliki periode jangka panjang (long term period) untuk terus bertahan dan berkembang dalam industri barang konsumsi. Hal ini didukung juga dengan pernyataan dari Maradona, S. yang mengatakan bahwa pangsa pasar farmasi di Indonesia akan terus meningkat hingga tahun 2015 yang dikarenakan meningkatnya biaya kesehatan masyarakat dan jumlah populasi yang besar di Indonesia, sehingga cukup potensial untuk menggali lebih dalam pangsa pasar farmasi yang diiringi pula dengan basis produksi yang kuat. Salah satu perusahaan farmasi yang diambil oleh peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah PT. Kalbe Farma, Tbk, dikarenakan PT. Kalbe Farma, Tbk termasuk pada salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara dan terakbar di kawasan ASEAN sejak tahun 2006. Dari data laporan keuangan periode 2008-2010, juga dapat dilihat kondisi yang cukup bagus dimana jumlah penjualan dan laba bersih Kalbe mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu, dari pernyataan yang dikeluarkan oleh Antique juga diketahui bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk akan mengakuisisi sejumlah perusahaan farmasi baik dari dalam maupun luar negeri pada tahun ini, dengan tujuan menjadikan PT. Kalbe Farma, Tbk Go Global khususnya di kawasan Asia Tenggara sebagai langkah ekspansi bisnisnya ke mancanegara.
STUDI PUSTAKA Penelitian mengenai penilaian bisnis ini sudah banyak dilakukan. Penilaian bisnis tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yang ada. Strategi Bisnis Pada PT. Wirapati Garuda Paksi Astini, R. dan Adhiprasetyo, R. (2010) melakukan penilaian bisnis terhadap PT Wirapati Garuda Paksi (WGP), salah satu perusahaan swasta yang bergerak di Bidang Usaha Jasa Pengamanan dan Penyelamatan (BUJPP) dalam penjagaan (guarding). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses formulasi strategi bisnis PT Wirapati Garuda Paksi (WGP) pada tahap masukan (Input Stage), tahap pencocokan (Matching Stage), dan tahap keputusan (Decision Stage), serta memberikan usulan strategi bisnis yang efektif untuk PT Wirapati Garuda Paksi (WGP). Proses perumusan strategi bisnis tersebut dimulai dari tahap masukan (Input Stage), yakni: dengan mengembangkan matriks IFE (Internal Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), dan matriks EFE (External Factor Evaluation). Selanjutnya, pada tahap pencocokan (Matching Stage) yakni: dengan menentukan alternatif strategi yang layak dengan menggunakan matriks SWOT (Strength-WeeknessOpportunities-Threats), matriks SPACE (Strategy Positioning and Action Evaluation), matriks IE (InternalExternal), dan matriks Strategi Besar (Grand Strategy). Dan pada tahap keputusan (Decision Stage) peneliti
merumuskan alternatif strategi yang terbaik dengan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Dari penelitian bisnis yang dilakukan diperoleh kesimpulan akhir bahwa usulan strategi bisnis yang efektif untuk PT. Wirapati Garuda Paksi (WGP) berdasarkan matriks QSPM adalah strategi penetrasi pasar, dimana strategi ini dinilai dapat mengurangi resiko bisnis perusahaan yang timbul akibat adanya perubahan yang signifikan pada lingkungan eksternal perusahaan. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk Prasetiyaningtiyas, S. (2006) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan pada 2 perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi yaitu: PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk periode 20022004. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai dan mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, apakah telah mengalami peningkatan atau sebaliknya sehingga perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan di bidang keuangan, mengingat bahwa saat ini banyak bermunculan perusahaan telekomunikasi yang bersaing ketat untuk memperebutkan pangsa pasar yang sempit. Penilaian kinerja keuangan ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti: rasio dalam aspek likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas yang mana datanya berasal dari laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan, serta menggunakan uji hipotesis Kolmogorov-Smirnov. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: -
Berdasarkan rasio likuiditas dan leverage, kinerja keuangan PT. Indosat, Tbk lebih baik bila dibandingkan dengan PT. Telkom, Tbk.
-
Berdasarkan rasio aktivitas dan profitabilitas, kinerja keuangan PT. Telkom, Tbk lebih baik bila dibandingkan dengan PT. Indosat, Tbk.
-
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test, disimpulkan bahwa dari rasio likuiditas dan profitabilitas, antara PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk memiliki kinerja keuangan yang berbeda secara signifikan. Sedangkan, untuk rasio leverage dan aktivitas, kinerja keuangan antara PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk tidak berbeda secara signifikan.
METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari laporan keuangan tahunan PT. Kalbe Farma, Tbk dan perusahaan kompetitor pada periode 2008-2010. Ruang lingkup penelitian ini berasal dari 2 aspek yaitu: aspek non-keuangan dan keuangan. Dari aspek non-keuangan, digunakan analisis SWOT, analisis Porter, analisis PESTLE, Shareholder analysis, Mendelow Matrix analysis, Citical Success Factor (CSF) analysis, dan Good Corporate Governance (GCG) analysis. Sedangkan dari aspek keuangan dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal dan vertikal, analisis rasio, analisis rasio rata-rata kompetitor, analisis akuntansi, dan analisis prediksi kebangkrutan.
HASIL DAN BAHASAN I.
Analisis Strategi Bisnis 1.
Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threats) Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya peluang dan ancaman yang akan
dihadapi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis dengan para kompetitor dalam industri farmasi di Indonesia. Selanjutnya, kita dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan menggunakan diagram SWOT.
Tabel 1 Diagram SWOT
OPPORTUNITIES
STRENGTHS
WEAKNESS
-Dengan meningkatnya jumlah pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang akan berdampak pada meningkatnya tingkat kebutuhan/konsumsi obat per kapita, maka Kalbe diharapkan untuk dapat menciptakan produk-produk obat baru yang lebih inovatif, yang disesuaikan dengan kebutuhan/konsumsi masyarakat saat ini dengan harga yang relatif terjangkau untuk menciptakan layanan kesehatan secara menyeluruh, serta menambah pendapatan bagi Kalbe.
-Melakukan outsourching terhadap tenaga kerja yang kurang diperlukan dalam perusahaan untuk menciptakan efisiensi.
-Memproduksi lebih banyak lagi obat generik seiring dengan akan dikeluarkannya implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional oleh pemerintah. -Dari kegiatan riset dan pengembangan yang ada, diharapkan agar Kalbe dapat menciptakan produk obat baru yang disesuaikan dengan trentren masalah kesehatan serius yang saat ini sedang dialami oleh masyarakat seperti: HIV Aids, dan lain sebagainya.
THREATS
-Mengingat bahwa hampir 40% dari karyawan Kalbe berasal dari mereka yang memiliki jenjang pendidikan SMA bila dibandingkan dengan S1, maka perusahaan hendaknya memberikan pelatihan atau training yang memadai untuk mencapai kinerja yang maksimal dan agar kegiatan produksi berjalan dengan efektif, yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi Kalbe. -Mengurangi beban operasional perusahaan dan biaya pemasaran/iklan yang berlebihan, mengingat bahwa Kalbe telah memiliki brand yang kuat di Indonesia. Iklan memang perlu dilakukan terutama untuk peluncuran produk baru perusahaan, namun jangan terlalu berlebihan.
-Kalbe diharapkan untuk terus melakukan kerja sama di bidang riset dan pengembangan dengan perusahaan-perusahaan farmasi kelas dunia untuk membantu mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
-Melakukan pembaharuan dengan minuman energi bubuk yang disesuaikan dengan permintaan pasar, dimana saat ini permintaan pasar lebih mengacu kepada minuman isotonik. Hal ini terlihat dari usaha Kalbe yang telah menciptakan berbagai varian/rasa yang berbeda dari produk minuman isotoniknya yaitu: Fatigon Hydro.
-Menciptakan produk-produk baru yang lebih unik dan inovatif daripada produk
-Melakukan efisiensi pada biaya operasional, biaya pemasaran, biaya pemasok,
kompetitor, sehingga produk Kalbe tetap laku di pasaran. Contohnya: membuat produk Kalbe dengan menggunakan bahan-bahan herbal yang saat ini lagi trend di kalangan masyarakat dengan berbagai inovasi dan varian yang berbeda dari produk-produk berbahan herbal yang sebelumnya pernah diproduksi oleh Kalbe seperti: Bintangin, Remufit, JossFit, dan Mensana.
dan lain-lain untuk menghindari tingginya harga jual produk perusahaan yang akan berdampak pada tidak lakunya produk di pasaran. Hal ini dikarenakan kompetitor dapat saja memberikan harga produk yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan harga dari produk Kalbe. Oleh karena itu, efisiensi sangat penting dalam mendukung kegiatan usaha Kalbe.
-Membangun pabrik di daerah yang memiliki tingkat penjualan obat generik paling banyak, yang nantinya diharapkan dapat meringankan biaya distribusi sehingga harga obat generik yang dijual tidak terlalu mahal. -Membuat kode khusus terhadap produk-produk keluaran Kalbe untuk menghindari obat palsu yang mengatasnamakan PT. Kalbe Farma, Tbk. 2.
Analisis Porter Analisis ini dilakukan untuk melihat 5 faktor/kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, dengan tujuan agar perusahaan dapat menciptakan berbagai strategi bisnis agar tidak kalah saing dengan para kompetitor yang bergerak dalam industri yang sama.
Tabel 2 Tingkat Kekuatan Persaingan untuk Industri Farmasi Tingkat Kekuatan
Kekuatan
Low
Persaingan antar perusahaan yang ada dalam industri Ancaman masuknya pemain baru Ancaman adanya produk substitusi Adanya peningkatan kekuatan posisi pembeli Adanya peningkatan kekuatan posisi pemasok
Medium
High
tawar tawar
Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat/kekuatan persaingan dalam industri farmasi cukup tinggi, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai dasar atau pedoman bagi PT. Kalbe Farma, Tbk untuk menerapkan strategi-strategi bisnis yang kompetitif dari para kompetitor.
3.
Analisis PESTLE (Politic, Economy, Social,Technology, Legal, and Environment) Analisis ini dilakukan untuk mengamati faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja dari PT. Kalbe Farma, Tbk secara keseluruhan seperti: faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan.
Tabel 3 Analisis PESTLE Politik
Ekonomi
Sosial
1.Kebijakan UMR yang nantinya berpengaruh terhadap produktivitas yang akan dihasilkan oleh karyawan terhadap perusahaan.
1.Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,3% pada tahun 2010 bila dibandingkan dengan tahun 2009, turut berperan dalam meningkatkan volume penjualan Kalbe yang hampir mencapai Rp 10,2 Triliun.
Dibentuknya sebuah wadah yang bernama Kalbe Berbagi yang berfokus pada 3 kegiatan, yaitu: Akademi Kalbe Berbagi, Klinik Kalbe Berbagi, dan Sarana Kalbe Berbagi, yang memberikan nilai tambah (value added) tersendiri bagi kalbe.
2.Adanya penurunan tarif pajak sebesar 5% dari tarif tertinggi PPH yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah laba kotor Kalbe.
2.Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang stabil dan cenderung menguat di tahun 2010, membuat harga bahan baku menjadi lebih stabil dan berpengaruh pada meningkatnya marjin laba kotor Kalbe.
Teknologi
Hukum
Lingkungan
Adanya kegiatan riset dan pengembangan yang dilakukan oleh Kalbe dalam rangka menciptakan produk farmasi baru untuk memberikan value added bagi para konsumen yang dilakukan oleh SCI dan Innogene Kalbiotech.
1.Adanya peraturan dari Menteri Kesehatan yang mewajibkan industri farmasi untuk memiliki izin usaha dalam kegiatan pembuatan obat dan izin dari BPOM sebelum produk dijual ke pasaran untuk menjamin bahwa produk telah layak untuk dikonsumsi.
1.Pendirian Kalbe Green Data Center yang berdampak pada berkurangnya konsumsi listrik Data Center Kalbe sebanyak 20% dan jumlah beban operasional perusahaan.
2.Setiap tahun Kalbe melakukan evaluasi sistem kompensasi yang terdiri dari gaji dan tunjangan kepada karyawan, dewan komisaris, dan direksi untuk menjamin kesejahteraan karyawan yang akan berpengaruh juga terhadap tingkat produktivitas yang akan dihasilkan bagi perusahaan.
2.Adanya program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), program Teknologi Near Infrared, dan Zero Emission yang bertujuan untuk mencegah pencemaran terhadap air, udara, limbah, dan bahanbahan berbahaya serta beracun, yang akan memberikan value added tersendiri bagi Kalbe.
4.
Shareholder Analysis Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk merupakan salah satu perusahaan farmasi yang menerbitkan jumlah saham terbanyak kepada publik, yang mana kepemilikan atas saham Kalbe terdiri dari 63% pemodal nasional dan 37% pemodal asing. Dari 63% kepemilikan atas pemodal nasional terlihat bahwa Perseroan Terbatas termasuk dalam pemegang saham pengendali yang memiliki saham Kalbe sebanyak 57,11%, sedangkan dewan komisaris, direksi, dan karyawan sebagai pemegang saham minoritas yang memiliki saham Kalbe sebanyak 1,47%, dan sisa saham Kalbe sebesar 4,42% dimiliki oleh koperasi, yayasan, dana pensiun, asuransi, bank, lembaga keuangan, dan reksa dana. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya agency issue terkait dengan return dan tingkat resiko yang diharapkan antara pihak manajemen dan pemegang saham lainnya. Selain itu, yang menjadi fokus dalam analisis ini adalah besarnya jumlah ROE dan dividen yang semakin meningkat dari tahun 2008-2010, yang membuat investor semakin tertarik untuk berinvestasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk.
5.
Mendelow Matrix Analysis Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepentingan dan kekuatan yang dimiliki oleh para stakeholders dalam proses/pengembangan produk perusahaan. Keempat stakeholders tersebut adalah:
6.
o
Konsumen, pemasok bahan baku perusahaan, SDM/tenaga kerja, dan penyalur/distributor produk sebagai key player stakeholders, karena tanpa peran mereka, usaha/bisnis Kalbe tidak akan berlangsung dengan lancar.
o
Pemerintah sebagai keep satisfied stakeholders, yang memiliki wewenang untuk membuat dan merevisi aturan-aturan baru bagi industri farmasi, yang dapat berdampak secara positif maupun negatif bagi perusahaan.
o
Penduduk lokal, kelompok lingkungan, dan media masa/cetak sebagai keep informed stakeholders, yang berkewajiban untuk memberikan informasiinformasi baru dan penting yang berhubungan dengan perusahaan termasuk informasi mengenai produk-produk baru perusahaan kepada masyarakat/publik, yang akan berpengaruh secara secara tidak langsung terhadap image perusahaan.
o
Pemegang saham minoritas dan para analis termasuk dalam kategori minimal effort stakeholders, yang memiliki tingkat kepentingan dan kekuatan yang rendah terhadap perusahaan.
Critical Success Factor (CSF) Analysis Analisis ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu kesuksesan Kalbe hingga saat ini dan menentukan faktor-faktor apa saja yang harus ditingkatkan lagi oleh Kalbe untuk mempertahankan kesuksesan yang telah diraih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah Kalbe memiliki visi dan misi yang jelas, spesifik, dan terstruktur yang diimplementasikan ke dalam bentuk-bentuk strategi bisnis agar kegiatan usahanya berjalan dengan efisien dan efektif. Selain itu, Kalbe juga aktif dalam berbagai kegiatan riset dan pengembangan dengan berbagai mitra lokal dan internasional untuk menciptakan produk-produk farmasi baru yang disesuaikan dengan tren masalah kesehatan saat ini, serta memiliki jaringan distribusi yang luas. Selain itu, dengan adanya akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan besar farmasi Indonesia, semakin memantapkan posisi Kalbe dalam industri farmasi di Indonesia. Namun, ada beberapa hal lain yang perlu ditingkatkan lagi oleh Kalbe untuk mempertahankan kesuksesan yang telah diraihnya seperti: terus melakukan inovasi pada produk perusahaan dan aktif dalam kegiatan riset dan pengembangan untuk menciptakan
produk-produk farmasi baru yang disesuaikan dengan tren masalah kesehatan saat ini, dan mempertahankan strategi pemasaran dengan jaringan distribusinya yang luas. 7.
Good Corporate Governance (GCG) Analysis Penerapan GCG sangat penting dalam pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan, dan efisien yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu dengan diterapkannya GCG, maka dapat meningkatkan daya saing perusahaan terhadap para kompetitor dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Dari analisis yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk telah menerapkan Good Corporate Governance yang baik dalam usahanya. Hal ini terlihat dari: o
Dalam Annual Report-nya, Kalbe juga menyajikan informasi-informasi penting perusahaan secara akurat, tepat waktu, jelas, dan konsisten yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan bisnis.
o
Masing-masing pihak yang terlibat dalam grup Kalbe dituntut untuk bekerja dan bertindak sesuai dengan hak, kewajiban, dan wewenang yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan efektif. Hal ini terlihat dari adanya pembagian tugas dari pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan seperti: dewan komisaris, direksi, komite audit dan anggotanya, komite GCG, audit internal dan eksternal, manajemen resiko, dan sekretaris perusahaan.
o
Tanggung jawab Kalbe yang telah menerbitkan laporan tahunan setiap tahun, yang mana pada tahun 2009 Kalbe telah memperoleh penghargaan peringkat kedua dari Annual Report yang telah diaudit oleh seorang akuntan publik untuk kategori Perusahaan Swasta Terbuka Non-Keuangan dari Bapepam-LK, BEI, BI, Ditjen Pajak, BUMN, IAI, dan KNKG.
o
Kalbe telah menjalankan usaha secara independen, dimana laporan keuangan yang telah diterbitkan oleh perusahaan kepada publik telah diaudit oleh seorang akuntan publik, dan komite audit yang ditunjuk pun telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, dan integritas berdasarkan pada Peraturan Bapepam No.IX.1.5 dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep29/PM/2004.
o
Kalbe juga membagikan dividen secara wajar dan adil kepada para pemangku kepentingan dan mempertanggung-jawabkan kinerjanya secara transparan, wajar, dan benar.
II. Analisis Laporan Keuangan 1.
Analisis Rasio Analisis rasio adalah suatu analisis yang dilakukan oleh para analis untuk menilai perkembangan atas kinerja perusahaan dari tahun ke tahun yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Berikut adalah perbandingan rasio keuangan antara PT. Kalbe Farma, Tbk dengan rasio rata-rata kompetitor yang pada akhirnya dapat menggambarkan kinerja keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk secara keseluruhan bila dibandingkan dengan para kompetitor. Perusahaan kompetitor yang diambil sebagai objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki jumlah asset dan revenue yang setara dengan PT. Kalbe Farma, Tbk yaitu: PT. Tempo Scan Pacific, Tbk, PT. Kimia Farma, Tbk, PT. Darya Varia, Tbk, dan PT. Indofarma, Tbk.
Tabel 4 Perbandingan Rasio PT. Kalbe Farma, Tbk dengan Rasio Rata-Rata Kompetitor Jenis Rasio
PT. Kalbe Farma, Tbk
Rata-Rata Kompetitor
2008
2009
2010
2008
2009
2010
Current Ratio Acid Test Ratio
3,33 x
2,99 x
4,39 x
2,85 x
2,51 x
2,77 x
2,05 x
2,00 x
3,04 x
2,14 x
1,84 x
2,12 x
A/R Turnover Day's Sales in Receivable Inventory Turnover Day's Sales in Inventory
8,68 x 42,03 hari
8,44 x 43,22 hari
8,24 x 44,30 hari
7,40 x 56,45 hari
7,38 x 57,93 hari
7,15 x 62,31 hari
2,69 x 135,88 hari
2,89 x 126,34 hari
3,25 x 112,24 hari
4,68 x 82,07 hari
4,55 x 81,33 hari
4,76 x 80,82 hari
12,85 x 28,40 hari
11,63 x 31,39 hari
10,44 x 34,97 hari
6,44 x 63,50 hari
6,98 x 61,91 hari
6,51 x 64,17 hari
149,52 hari
138,17 hari
121,56 hari
75,02 hari
77,35 hari
78,96 hari
23,83%
26,09%
17,92%
36,55%
37,39%
35,42%
37,52%
39,24%
23,45%
83,27%
68,99%
63,54%
21,63 x
26,52 x
84,46 x
36,81 x
31,82 x
24,32 x
48,29%
49,65%
50,52%
38,22%
38,41%
39,73%
10,48%
11,55%
13,14%
5,91%
4,68%
6,78%
14,51%
17,23%
17,51%
7,94%
7,91%
9,06%
1,45 x
1,49 x
1,51 x
1,41 x
1,47 x
1,51 x
ROA ROE
15,23% 20,17%
17,23% 23,42%
19,89% 26,57%
6,91% 9,25%
6,54% 9,06%
9,58% 13,83%
ROI
23,03%
26,67%
27,42%
10,33%
9,46%
14,39%
Rp 72,00 13,80% Rp 5,52
Rp 97,00 12,89% Rp 13,40
Rp 137,22 18,22% Rp 23,68
Rp 36,52 46,88% Rp 14,72
Rp 39,12 35,50% Rp 41,13
Rp 59,17 26,32% Rp 13,37
2,50%
0,96%
0,77%
6,00%
2,62%
1,93%
Rasio Likuiditas
A/P Turnover Day's Sales in Payable Cash Conversion Cycle Rasio Solvabilitas
Debt Ratio Debt to Equity Ratio Time Interest Earned Ratio Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin Net Profit Margin Operating Income Margin
Total Asset Turnover
Rasio Penilaian Pasar
EPS DPR PER Dividend Yield
Dari rasio-rasio di atas, terlihat bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik bila dibandingkan dengan rasio rata-rata kompetitor dari tahun 2008-2010. Meskipun rasio Inventory Turnover dan Cash Conversion Cycle Kalbe berada di bawah rasio rata-rata kompetitor, namun hal ini lebih disebabkan karena jumlah penjualan Kalbe yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah penjualan produk dari kompetitor sehingga Kalbe membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan penjualan dalam rangka memperoleh arus kas dan lamanya waktu yang diperlukan oleh Kalbe dalam pemulihan atas arus kas masuknya. Sedangkan jika dilihat dari jumlah ROA, ROE, ROI, dan EPS, PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki tingkat pengembalian atas aset, ekuitas, investasi, dan keuntungan atas per lembar saham yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata kompetitor. Namun, jumlah DPR dan Dividend Yield Kalbe berada di bawah rasio rata-rata kompetitor. Hal ini disebabkan karena Kalbe ingin menyisihkan sebagian besar dari jumlah laba yang diperoleh ke dalam saldo akun laba ditahan untuk perputaran usaha di masa depan. 2.
Analisis Akuntansi Analisis akuntansi dilakukan untuk menilai sejauh mana angka-angka akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan dapat mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya, yang mana dalam penerapannya dilakukan dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada metode/kebijakan perushaaan, yang berdampak terhadap jumlah angka pada laporan keuangan perusahaan.
3.
o
Dari tahun 2008-2010, jumlah saham Kalbe yang beredar mengalami penurunan, yang disebabkan karena Kalbe telah melakukan pembelian kembali saham yang beredar (buyback stock) perusahaan sebanyak 2 kali, yang berdampak pada berkurangnya jumlah ekuitas Kalbe.
o
PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki tingkat antisipasi yang tinggi terhadap persediaan usang, mengingat bahwa Kalbe bergerak dalam usaha farmasi dan bahan bakunya yang mudah rusak, yang berpengaruh juga terhadap saldo akhir persediaan bersih Kalbe. Hal ini terlihat dari jumlah persediaan Kalbe yang terus mengalami penurunan dari tahun 2008-2010, yang disebabkan karena Kalbe ingin berproduksi dengan meminimalkan jumlah persediaannya. Selain itu, juga akibat adanya penyisihan atas penurunan nilai persediaan usang perusahaan yang terpengaruh juga oleh adanya penghapusan (write off) atas jumlah persediaan, yang berdampak pada saldo akhir bersih persediaan Kalbe pada periode berjalan.
o
Pada tahun 2008, Kalbe telah memanfaatkan kebijakan Sunset Policy untuk Pajak Penghasilan Badan pada tahun 2001,2004, dan 2006 atas jumlah pajak kurang bayar perusahaan sebesar Rp 629.639.600,00 yang mengakibatkan berkurangnya jumlah laba Kalbe pada tahun tersebut.
Analisis Z-Score Analisis Z-Score dilakukan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan, apakah perusahaan akan going concern di masa depan atau tidak. Analisis ini akan sangat membantu bagi para investor, kreditor, atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam mengambil keputusan bisnis. Sampai saat ini, analisis kebangkrutan yang lebih dikenal dengan nama analisis Z-Score ini masih tetap dipakai oleh para analis yang ingin melakukan analisis terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Z’Score Altman:
Zi= 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,11 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Keterangan Rumus: Zi= Prediktor peluang kebangkrutan X1= Modal kerja bersih/total aset X2= Laba ditahan/total aset X3= Pendapatan sebelum pajak/total aset X4= Ekuitas pemegang saham/total kewajiban X5= Penjualan/total aset
Tabel 5 Analisis Z-Score PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2008-2010 Tahun
2008
2009
2010
Kalbe Farma
4,06
4,11
5,09
Berdasarkan pada perhitungan analisis Z-Score yang dilakukan terhadap PT. Kalbe Farma, Tbk, dapat disimpulkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk berada dalam kategori perusahaan yang sehat (Healthy Company) dan berada di zona aman (Safe Zone), dimana rata-rata Z-Score-nya adalah > 2,90. Bahkan dari tahun 2008-2010, terjadi peningkatan secara terus menerus dari hasil analisis Z-score yang menunjukkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki peningkatan kinerja keuangan yang sangat bagus, yang terlihat juga dari analisis-analisis keuangan yang telah dilakukan sebelumnya.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari aspek nonkeuangan dan keuangan, PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki strategi bisnis dan kinerja keuangan yang sangat baik, serta layak untuk dijadikan sebagai pilihan yang tepat bagi para investor, kreditor, atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi terhadap perusahaan. Diharapkan agar PT. Kalbe Farma, Tbk dapat terus meningkatkan kinerjanya baik dari aspek non-keuangan maupun keuangan.
REFERENSI Antique.
(2011). Kalbe Farma Akuisisi Perusahaan Obat Asing. Retrieved from VivaNews.com:http://bisnis.vivanews.com/news/read/233126-kalbe-farma-akuisisi-perusahaanobat-asing. Diakses tanggal 14 Juli 2011.
Astini, R. dan Adhiprasetyo, R. (2010). Strategi Bisnis Pada PT. Wirapati Garuda Paksi. Jurnal Manajemen Volume 11 No. 1 Maret. Jakarta: Universitas Mercu Buana dan Universitas Bina Nusantara. Chinyio, E. dan Olomolaiye, P. (2010). Construction Stakeholder Management. United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd.
David, F. R. Alih bahasa oleh Sunardi, D. (2009). Manajemen Strategis Konsep (edisi 12). Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta CV. Gibson, C. H. (2009). Financial Reporting & Analysis Using Financial Accounting Information (8th edition). USA: South Western. Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2012). Principles of Managerial Finance. USA: Prentice Hall. Harahap, S. S. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Howell, M. T. (2010). Critical Success Factors Simplified. New York: Taylor and Francis Group, LLC. Komite Nasional Kebijakan Governance Tahun 2006, Tentang Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Maradona, S. (2012). Bisnis Obat-Obatan Ternyata Tumbuh Pesat Di Indonesia. Retrieved from republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/11/11/07/luaoqs-bisnisobatobatan-ternyata-tumbuh-pesat-di-indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2012. Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan (edisi keempat). Yogyakarta: Liberty. Palepu, K. G., Healy, P. M., & Peek, E. (2010). Business Analysis & Valuation (2nd edition). China: South Western Cengange Learning. Pramesti, O. L. (2011). Industri Farmasi Indonesia Masih Tertinggal. Retrieved from nationalgeographic: http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2479/industri-farmasi-indonesia-masih-tertinggal. Diakses tanggal 12 Desember 2011. Prasetiyaningtiyas, S. (2006). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis Volume 4 No. 2 Agustus. Jember: Fakultas Ekonomi. Tandelilin, E. (2010). Portfolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (edisi 1). Yogyakarta: Kanisius.
RIWAYAT PENULIS Viriya Sari Kwara lahir di kota Padang pada 18 Juli 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi dan keuangan pada tahun 2012.