UJIAN TENGAH TRIWULAN (TAKE HOME) MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA (Studi Kasus : PT. Kalbe Farma, Tbk)
Oleh : Rina Sutantie NIM : P056101241.45
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi telah merubah cara berbisnis secara radikal. Penerapan teknologi informasi secara strategis pada dunia usaha memunculkan model bisnis baru yang dikenal dengan e-business. Banyak pakar yang berpendapat bahwa model e-business mampu memberikan beberapa keunggulan kompetitif dalam meningkatkan kinerja organisasi dan keuntungan perusahaan. Penerapan e-business tidak hanya sebagai pendukung transaksi bisnis saja tetapi harus diorientasikan kepada langkah penciptaan nilai tambah dan keuntungan untuk perusahaan. Penerapan e-business dengan beberapa aplikasinya seperti ERP, CRM, SCM, e-commerce memerlukan investasi yang mahal. Tingginya biaya untuk penerapan aplikasi tersebut disebabkan karena teknologi yang ditawarkan tidak hanya sebatas komputerisasi kantor saja tetapi penerapan tersebut juga memerlukan penataan ulang dan penyesuaian seluruh fungsi bisnis (Business Process Reengineering) sehingga menghasilkan proses bisnis baru yang menyeluruh dan terpadu. Kesuksesan e-business sangat ditentukan oleh komitmen perusahaan terhadap peran dan tanggung jawab kepemimpinan dalam e-business, peran cross functional team, dan struktur manajemen sehingga top manajemen perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perubahan teknologi yang cepat, dan mengkomunikasikan nilai e-business ke seluruh organisasi. Pertimbangan utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan agar dapat secara efektif berhasil menerapkan konsep-konsep berbasis TI, seperti ERP, SCM, atau CRM adalah kemauan masing-masing pihak terkait (SDM perusahaan) untuk berubah dalam menghadapi persaingan ketat dan dinamika bisnis yang terjadi belakangan ini. Sektor kesehatan yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang mendapat perhatian besar dari pemerintah merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk dapat diintegrasikan dengan kehadiran teknologi informasi. Salah satunya adalah industri farmasi seperti PT. Kalbe Farma, Tbk.
LANDASAN TEORI
E-Business E-Business adalah penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk mendukung e-commerce, komunikasi dan kerja sama perusahaan dan berbagai proses yang dijalankan melalui Web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para pelanggan serta mitra bisnisnya.
Enterprise Resources Planning (ERP) ERP adalah tulang punggung teknologi dari e-business, sebuah kerangka kerja transaksi keseluruhan perusahaan dengan berbagai hubungan ke pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan distribusi serta keuangan. ERP juga berfungsi sebagai mesin software penting yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan dan menyelesaikan proses lintas fungsi yang dihasilkan.
Customer Relationship Management (CRM) CRM merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dengan para stakeholder maupun shareholder. CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan korporasi dan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat memaksimumkan komunikasi, pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda dengan pelanggan. Konsep penggunaan CRM adalah untuk mengenal, mengetahui dan menggali dari apa yang di harapkan dari seorang pelanggan atau konsumen dari suatu perusahaan. Dengan CRM perusahaan dapat membangun database mengenai pelanggan, yang akan mencatat profil pelanggan seperti jenis kesukaan, pekerjaan dan besarnya penghasilan. Informasi ini akan dipergunakan untuk membangun relasi antara perusahaan dengan pelanggan, disamping antara pelanggan satu dengan yang lainnya.
Supply Chain Management (SCM) SCM adalah sistem antar perusahaan lintas fungsi yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung serta mengelola berbagai hubungan antara beberapa proses bisnis utama perusahaan dan dengan pemasok, pelanggan, serta mitra bisnis. Tujuan SCM adalah untuk menciptakan jaringan yang cepat, efisien, dan berbiaya rendah.
E-Commerce E-commerce merupakan suatu mekanisme berbisnis secara elektronis yang menggunakan sarana jaringan komputer yang saling terhubung. Dalam sistem ecommerce terjadi proses pembelian dan penjualan produk atau jasa melalui teknologi internet antara dua belah pihak. Secara umum, e-commerce memiliki ciri-ciri antara lain: (1) terjadi transaksi antara dua belah pihak, (2) adanya barang, jasa atau informasi yang diperdagangkan dan (3) transaksi dilakukan melalui teknologi berbasis internet (Indrajit, 2001).
PEMBAHASAN
Banyak perusahaan di Indonesia mengunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan. Salah satu contohnya adalah PT. Kalbe Farma, Tbk yang menggunakan aplikasi ERP, SCM, dan CRM pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyebarannya ke berbagai entiti organisasi yang membutuhkannya. Rencana Pengembangan dan Proyek TI yang sedang dilakukan PT. Kalbe Farma, Tbk antara lain : •
Integrasi sistem untuk lima perusahaan farmasi, yakni: PT Kalbe Farma Tbk.; PT Finusol Prima; PT Bifarma Adiluhung; Innogene Kalbiotech Pte. Ltd.; dan PT Dankos Laboratories. Diproyeksikan selesai pada 2009.
•
Masuk ke proyek integrasi sistem TI inti dengan sistem distribusi. Ditargetkan pada 2010, semua perusahaan sudah memiliki sistem TI yang terintegrasi dengan unit distribusi.
•
Mengembangkan layanan procurement menjadi centralized procurement. Jadi pembelian akan diseragamkan, disentralisasi dalam satu tempat.
•
Penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara komprehensif, mengenai produk hingga solusi. Rencana lainnya yang sudah diagendakan adalah mengembangkan layanan
procurement
menjadi
centralized
procurement.
Jadi
pembelian
akan
diseragamkan, disentralisasi pada satu tempat. Tujuannya untuk penghematan. Jika aktivitas pembelian ataupun sistemnya bisa disatukan, volume akan meningkat. Sehingga bargaining power PT. Kalbe farma, Tbk sebagai grup usaha juga bisa meningkat. Rencana lainnya adalah penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara komprehensif, mulai dari produk hingga solusi. Selama ini, penerapan CRM di PT. Kalbe Farma, Tbk masih dalam skala untuk kebutuhan konsumen dan produk tertentu, belum bersifat
korporasi. Berikutnya, sebelum bisa mengarah ke penerapan Radio Frequency Identification (RFID) di masa depan, untuk mengidentifikasi produk PT. Kalbe Farma, Tbk akan menggunakan sistem bar code yang dikombinasi dengan wireless scanner.
Enterprise Resources Planning (ERP) Dalam penerapan ERP terdapat tiga fungsi utama yang merupakan suatu alur berurutan yaitu : 1). Pendukung operasional bisnis, 2). Sebagai alat yang membantu dalam proses pengambilan keputusan, dan 3). Pendukung untuk menentukan strategi yang akan diambil oleh perusahaan. Pada tahun 2000 PT. Kalbe Farma, Tbk mulai menerapkan ERP untuk mendukung bisnis proses yang ada di perusahaannya. PT. Kalbe Farma, Tbk pertama kali menerapkan modul keuangan, manufaktur, dilanjutkan modul distribusi, penjualan dan pemasaran, kemudian penerapan modul manufaktur. Terdapat beberapa alasan mengapa PT. Kalbe Farma, Tbk menerapkan ERP yaitu sesuai dengan cetak biru Teknologi Informasi PT. Kalbe Farma, Tbk hingga 2012: 1. Visi dan misi perusahaan adalah tumbuh bersama teknologi. Keberadaan TI bukan sekadar enabler, tapi harus menjadi akselerator pengembangan bisnis perusahaan. 2. Cetak biru TI yang disusun Grup Kalbe tersebut cukup komprehensif, mulai dari sistem Supply Chain Management (SCM) terintegrasi hingga Customer Relationship Management (CRM). 3. Kebutuhan akan Back Bone System yang kuat dan mampu memberikan informasi yang tepat waktu dan real time. 4. Dankos sebagai anak perusahaan menggunakan teknologi yang dibuat sendiri (in-house development). 5. Adanya kebutuhan untuk melakukan pengintegrasian sistem informasi yang ada di grup Kalbe Farma untuk dapat merumuskan strategi perusahaan dengan tepat. 6. Grup Kalbe berdiri tahun 1966, dimana saat ini mempunyai tiga divisi, yakni farmasi, makanan kesehatan, serta kemasan dan distribusi. Divisi Farmasi mencakup PT Finusol Prima; PT Bifarma Adiluhung; Innogene Kalbiotech Pte.
Ltd.; dan PT Dankos Laboratories. Dankos, yang juga berstatus perusahaan publik, memiliki tiga anak usaha, yakni: PT Hexpharm Jaya Laboratories; PT Bintang Toedjoe; dan PT Saka Farma Laboratories. Divisi Makanan Kesehatan terdiri dari PT Helios Arya Putra dan PT Sanghiang Parkasa; sedangkan Divisi Kemasan dan Distribusi terdiri dari PT Igar Jaya Tbk. (yang juga memiliki dua anak usaha: PT Avesta Pack dan PT Indogravure), dan PT Enseval Putera Megatrading. 7. Grup usaha ini didukung oleh sekitar 12 ribu karyawan, termasuk 2 ribu salesman dan 105 orang staf TI. 8. Sistem integrasi penuh Supply Chain Management. Salah satu proyek yang sudah berjalan adalah integrasi kantor-kantor cabang dengan kantor pusat. Sekarang sudah hampir 100 kantor cabang terintegrasi ke kantor pusat. Cepatnya pengerjaan integrasi jaringan antarkantor dikarenakan PT. Kalbe Farma, Tbk sudah menggunakan solusi akses infrastruktur dari Citrix System. Solusi ini mulai diterapkan pada tahun 2000 untuk mendukung penerapan aplikasi keuangan di kantor pemasaran dan pabrik-pabriknya. Kemudian program lainnya yang mendukung dan meningkatkan kinerja tim penjualannya, PT. Kalbe Farma, Tbk membekali karyawan dengan personal digital assistance (PDA). Tujuan utama memberikan PDA adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan dan efisiensi. Sekitar 2 ribu tenaga salesman atau sekitar 50% sudah dibekali PDA. Dengan perangkat PDA, salesman dapat melakukan order di tempat dan informasi stok barang bisa dipenuhi. Sebelum menggunakan PDA salesman hanya mampu menjangkau 15 gerai, sekarang dengan perangkat PDA para salesman dapat menjangkau lebih dari 20 gerai. Manfaat ERP system di PT. Kalbe Farma, Tbk dapat dilihat dari kecepatan informasi yang dapat disampaikan dari satu bagian ke bagian lainnya. Mampu menambah jam kerja, paling tidak satu jam sehari. Artinya, dalam setahun ada tambahan 240 ribu jam kerja. Manfaat lainnya, PT. Kalbe Farma, Tbk berhasil memangkas lama barang di gudang (inventori) dari 180 hari menjadi 110 hari. Seperti pada saat ada perubahan inventory, sehingga tidak terjadi off-production. Jika dulu “uang mati” di inventori mencapai Rp 1,7 triliun, kini menyusut tinggal Rp 1 triliun. Investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan PDA mencapai Rp 10
miliar. Jadi secara keseluruhan investasi TI yang dikeluarkan PT. Kalbe Farma, Tbk sebesar Rp 30 miliar per tahun. Kemudian laporan konsolidasi bulanan yang tadinya selalu telat 10 hari, kini dipangkas tinggal empat hari. Sebelumnya, laporan baru dapat selesai pada tanggal 10 atau 12 bulan berikutnya, sekarang dapat selesai tanggal 4. Dengan ERP manajemen mendapatkan informasi lebih cepat. Sebelumnya tidak ada yang dapat mengetahui turun-naiknya suatu produk secara detail, saat ini hal tersebut dapat dianalisis. Dengan ERP dapat dilengkapi dengan batch number. Kegunaan batch number ini untuk menelusuri hingga ke bahan baku, jika terjadi masalah dengan produknya. Selain itu, berguna untuk mengakomodasi dan mendeteksi produk yang mendekati kedaluwarsa (first expired first out). Menggunakan Citrix untuk menerapkan secara terpusat berbagai aplikasi di seluruh sistem yang beragam, dapat memperpanjang usia piranti keras dari tiga tahun menjadi lima tahun. Manfaat lainnya adalah makin meningkatnya kepuasan konsumen, kebutuhan informasi antarkantor cabang sudah online, termasuk juga editor dengan bagian produksi. Dalam melakukan penerapan ERP di PT. Kalbe Farma, Tbk terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penerapan ERP tersebut. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua poin penting yaitu: •
Faktor Teknis
1. Proses Penerapan ERP dari Citrix merupakan salah satu tambahan teknologi untuk mendukung sistem ERP supaya aksesnya bisa lebih cepat (Citrix Meta Frame Secure Access Manager). 2. Melalui anak usaha PT. Enseval Putera Megatrading sistem intinya ternyata menggunakan aplikasi dari vendor lain (Oracle). Alasannya, aplikasi itu lebih cocok buat bisnis di bidang distribusi. 3. Memiliki 62 kantor cabang di dalam negeri dan 7 kantor pemasaran di luar negeri 4. Proses membangun jaringan. 5. Pembangunan infrastruktur server dan database. 6. Menyusun proses dukumentsi sistem dan data.
•
Faktor Non Teknis
1. Komitmen karyawan dan manajemen untuk mendukung keberhasilan penerapan ERP tersebut. 2. Proses remapping, dimana bisnis proses yang sudah dimiliki meskipun sudah memiliki aplikasi ERP, harus disempurnakan kembali karena adanya tambahan program aplikasi Citrix dan penggunaan aplikasi dari vendor lain untuk bagian distribusi yang menggunakan Oracle. 3. Perubahan bisnis proses dan penerapan ERP menyebabkan perubahan dalam struktur organisasi dalam hal tambahnya unit-unit kerja baru yang berfungsi untuk mendukung, pemeliharaan, dan pengembangan ERP. 4. Aktivitas “Change Management” dimana untuk mengelola perubahan yang ada pada saat penerapan ERP. Dalam penerapan ERP ini terdapat kendala yang dihadapi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk. Dibawah ini beberapa cara yang dilakukan oleh PT. Kalbe Farma, Tbk dalam mengatasi kesulitan dan kendala yang ditemui dalam proses penerapan ERP tersebut, antara lain; 1. Untuk mendukung peningkatan kualitas SDM di seluruh bagian yang berinteraksi langsung dengan penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi. Secara rutin PT. Kalbe Farma, Tbk memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti pelatihan-pelatihan termasuk juga untuk SDM di kantor-kantor cabang. 2. PT. Kalbe Farma, Tbk mengadakan pertemuan dengan para vendor untuk menyamakan
persepsi
sekaligus
memperoleh
komitmen,
khususnya
menyangkut aspek teknis dan prosedur serta mekanisme penilaian kinerja bagi vendor baru. Parameter yang dikeluarkan oleh masing-masing pabrik, yang sebelumnya tidak tertulis dan bervariasi, mulai saat itu diseragamkan serta dibakukan ke dalam sistem Vendor Performance Management (VPM). 3. PT. Kalbe Farma, Tbk melakukan pendekatan kepada karyawan dan manajemen sebelum menerapkan sistem ERP dengan mengkomunikasikan kelebihan dan kekurangan serta posisi karyawan dan manajer mengenai sistem ERP.
4. Untuk menilai kinerja para vendor, PT. Kalbe Farma, Tbk menggunakan Key Perfomance Indikator (KPI). Pengukurannya didasarkan pada lima parameter, yaitu right delivery, right quality, right quantity, right price dan right service (5R). 5. Melakukan Risk Assesment dengan melakukan pemetaan titik-titik yang dianggap rawan jika terjadi suatu musibah. 6. Membangun sebuah Disaster Recovery Center untuk menghindari kejadiankejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran, gempa bumi, ataupun lainnya dimana sebelumnya telah melakukan kegiatan risk assesment untuk memilih lokasi yang tepat. Integrasi sistem yang dilakukan tersebut idealnya bisa memberikan informasi yang komprehensif mengenai semua aktivitas, baik kepada manajemen, konsumen, maupun prinsipal. Untuk manajemen, diharapkan akan tersaji informasi yang real time, on demand, dan sesuai dengan kebutuhan kapan pun dan di mana pun. Adapun untuk kebutuhan pelanggan, institusi seperti rumah sakit, apotek atau toko perlu dikembangkan portal yang bisa menyediakan informasi mengenai kesehatan sampai fasilitas interaktif (forum atau chat room). Sedangkan untuk prinsipal, perlu disediakan akses laporan (penjualan, inventori, order procurement, status level), baik lewat Web maupun SMS.
Customer Relationship Management (CRM) Pada saat ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan CRM untuk menjalin hubungan dengan pelanggan. Dengan memanfaatkan CRM, perusahaan akan mengetahui apa yang diharapkan dan diperlukan pelanggannya sehingga akan tercipta ikatan emosional yang mampu menciptakan hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta komunikasi dua arah di antara mereka. Dengan demikian kesetiaan pelanggan dapat dipertahankan dan tidak mudah berpindah ke lain produk dan merek. Secara khusus PT. Kalbe Farma, Tbk berusaha memberikan layanan yang sifatnya personal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik sebagai stakeholder maupun shareholder. Dengan demikian diharapkan akan terjalin value chain yang kuat di antara mereka melalui customer
relationship (hubungan dengan pelanggan). Untuk dapat meningkatkan CRM, PT. Kalbe Farma, Tbk tidak segan melakukan investasi yang cukup mahal dan teknologi canggih yang mampu memberikan layanan yang maksimal bagi pelanggan. Saat ini CRM lebih menekankan pada perubahan kebijakan dan prosedur yang didesain untuk meningkatkan sales dan customer retention di berbagai lini perusahaan. Penerapan CRM dalam PT. Kalbe Farma, Tbk mampu mendongkrak penjualan dan meningkatkan hubungan dengan relasi yang paling dasar. Dengan CRM, PT. Kalbe Farma, Tbk mampu mengidentifikasi dokter mana yang proaktif dengan tenaga pemasarnya, mengkalkulasi pendapatan potensial yang diperoleh dari hubungannya dengan para dokter tersebut, menjalin hubungan yang lebih erat dengan para dokter yang merekomendasikan obatnya kepada pasien. Kemudian PT. Kalbe Farma, Tbk mampu meningkatkan usaha pemasaran dengan memanfaatkan database yang ada, termasuk produk atau jasa yang pernah dibeli oleh pelanggan sebelumnya dan informasi mengenai segmentasi pasar lainnya. Perusahaan mampu berkomunikasi dengan pelanggannya melalui website atau email, hal ini berarti bahwa keseluruhan usaha yang dilakukan bukan hanya untuk membidik target tertentu tetapi juga karena biayanya sangat murah. Selain itu, pelanggan juga mudah menjawab dan merespon dengan mudah dan cepat. Keuntungan CRM yaitu dapat mempercepat proses dan memberikan kemudahan bagian sales, marketing dan service personnel dengan informasi pelanggan yang lebih baik dan lengkap. CRM memberi kemudahan pada perusahaan untuk membangun customer relationship dan mengurangi biaya operasional. Di bagian sales, otomatisasi proses penjualan dapat menjadi sangat sederhana. CRM membantu mengurangi siklus penjualan dengan adanya informasi
pelanggan
yang
relevan
dan
tersedia
setiap
saat
sehingga
memungkinkan pekerjaan menjadi lebih efisien. Proses otomatisasi ini juga memungkinkan pihak manajemen untuk mengecek kinerja timnya secara real time dan mengetahui siapa yang benar-benar sedang bekerja dan siapa yang tidak bekerja. Dengan informasi ini, pihak manajemen dapat menyesuaikan alir proses penjualan ke dalam sistem untuk mengurangi bottleneck sehingga diperoleh perkiraan pendapatan dan siklus penjualan yang lebih tepat.
Teknologi yang canggih tidak akan mempunyai arti jika orang-orang yang mengoperasikan teknologi itu tidak dapat memberikan layanan yang berbeda karena dengan perbedaan inilah yang menjadi keunggulan bersaing PT. Kalbe Farma, Tbk.
Supply Chain Management (SCM) PT. Kalbe Farma, Tbk bergantung pada aplikasi Oracle’s Supply Chain Management untuk memperoleh: •
Permintaan dan manajemen promosi perdagangan yang terukur.
•
Kemampuan untuk mengintegrasikan manajemen permintaan kompleks dengan produk baru.
•
Penyesuaian tujuan dan proses melalui fungsi multiple dengan mitra dagang. PT. Kalbe Farma, Tbk memilih Oracle Transportation Management dan
Oracle’s Demantra. Oracle adalah relational database management system (RDBMS) untuk mengelola informasi secara terbuka, komprehensif dan terintegrasi. Oracle Server menyediakan solusi yang efisien dan efektif karena kemampuannya dalam hal sebagai berikut : •
Dapat bekerja di lingkungan client/server (pemrosesan tersebar)
•
Menangani manajemen space dan basis data yang besar
•
Mendukung akses data secara simultan
•
Performansi pemrosesan transaksi yang tinggi
•
Menjamin ketersediaan yang terkontrol
•
Lingkungan yang teraplikasi
KESIMPULAN
Penerapan ERP dalam rangka meningkatkan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi merupakan keunggulan bersaing utama bagi semua perusahaan di masa depan. Faktor kunci kesuksesan dalam penerapan ERP di PT. Kalbe Farma, Tbk adalah pemahaman bisnis proses yang matang, dimana hal ini adalah hal yang mutlak bagi suatu perusahaan dalam menerapkan ERP. ERP tidak dapat diterapkan jika suatu perusahaan tidak memahami bisnis proses yang ada dengan jelas. Faktor selanjutnya adalah faktor kunci kesuksesan implementasi ERP di PT. Kalbe Farma, Tbk yaitu change management yang baik. Suatu penerapan sistem informasi yang baru khususnya ERP akan selalu diikuti dengan adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan tersebut. Change management diperlukan untuk memberikan pelatihan dan pendidikan bagi pengguna yang bersentuhan langsung dengan penerapan suatu sistem yang baru. PT. Kalbe Farma, Tbk yang menggunakan lebih dari satu vendor yaitu Citrix dan Oracle, serta rencana pengembangan IT sesuai cetak biru 2012, perlu diadakan proses pengawasan yang terus menerus dan berkesinambungan. Oleh karena itu kombinasi yang saling mendukung dan saling melengkapi antara proses bisnis dan perkembangan teknologi informasi merupakan tuntutan yang tidak dapat dielakan untuk keberhasilan suatu organisasi bisnis. Intinya pengembangan
dan
pemanfaatan
teknologi
informasi
sangat
membantu
perusahaan untuk menghadapi persaingan global dan memperbesar peluang untuk menuai keuntungan dari internet yang berkembang semakin pesat.
Biaya implementasi ERP yang sangat bervariasi dari ribuan dollar hingga jutaan dollar, serta biaya Business Process Reengineering yang sangat tinggi. 2.
Perangkat keras dan lunak merupakan bagian kecil dari total biaya. Manajemen PT Kalbe Farma menganggarkan US$500.000 untuk sistem dan Rp. 2-3 Miliyar untuk perangkat keras. Ini ditujukan agar keuntungan yang akan diperoleh semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Indrajit, R. E. 2001. E-commerce, Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi: Introduction to Information Systems. Edisi 12. Diterjemahkan oleh: Dewi dan Deny. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Seminar, K. B. 2004. Pembangunan Sistem Informasi dan Penyusunan DSS. Pelatihan Dosen tentang Teknologi Informasi untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor: Fakultas MIPA.
Firdanianty dan Handayani Tutut. Menjaga Rantai Pasokan Raja Farmasi. http://www.swa.co.id/swamajalah/praktik/details.
Liliana. ERP di Indonesia. http://yuvenalia.blog.binusian.org/2009/11/23/erp-diindonesia.
Mohammad B.S., Megaproyek Grup Kalbe Wujudkan Sistem Terintegrasi. http://202.59.162.82/swamajalah/swadigital/details.
http://www.kalbefarma.com/print_version.php?mn=news&detail=19278
www.cintrix.com
www.kalbe.co.id
Tahun 2000 manajemen PT Kalbe Farma masih dalam proses melakukan konsolidasi
internal dan masih dalam proses pengintegrasian setelah merger dengan Dankos danhange management terkait proses pemeliharaan dan pengembangan serta endamping pada saat proses penerapan ERP di PT Kalbe Farma. Resiko yang tinggi Jika terjadi kegagalan dalam implementasi ERP maka akan menimbulkan resiko yang sangat tinggi yang kemudian akan membahayakan bahkan membunuh bisnis yang bersangkutan.
Cara yang dilakukan PT Kalbe Farma dalam menyikapi kendala-kendala yang dihadapi adalah: a. Melakukan Risk Assesment dengan melakukan pemetaan titik-titik yang dianggap rawan ka terjadi suatu musibah. b. b.