SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI FARMASI (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk)
SAFITRI ABIDIN
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI FARMASI (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk)
Sebagai salah satu persayaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
disusun dan diajukan oleh
SAFITRI ABIDIN
kepada
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI FARMASI (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk)
disusun dan diajukan oleh
SAFITRI ABIDIN A21112311
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Makassar, 12 Januari 2016
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Hj. Nuraeni Kadir, M.Si NIP 19560315 199203 2 001
DR. ErlinaPakki, MA NIP 19590911 198711 2 001
Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, S.E., M. Agr. NIP 19600503 198601 2 001
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI FARMASI (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) disusun dan diajukan oleh SAFITRI ABIDIN A211 12 311 telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 03 Februari 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan Menyetujui, Panitia Penguji No,
Nama Penguji
Jabatan
Tanda Tangan
1.
Dr. Hj. Nuraeni Kadir, SE.,M.Si
Ketua
1. …………….
2.
Dr. Erlina Pakki, SE.,MA
Sekretaris
2. …………….
3.
Prof. Dr. Hj. Mahlia Muis, SE., M.Si
Anggota
3. …………….
4.
Dr. H. M. Sobarsyah, SE., M.Si
Anggota
4. …………….
5.
Dr. Maat Pono, SE., M.Si
Anggota
5. …………….
Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE.,M.Agr Nip. 19600503 198601 2 001
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Safitri Abidin
NIM
:A21112311
Jurusan/program studi
:Manajemen
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Farma (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsure-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, 12 Januari 2016 Yang membuat pernyataan,
Safitri Abidin
PRAKATA
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap syukur alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, karunia dan anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa peneliti kirimkan kepada Rasulullah Saw, beserta segala orang-orang yang tetap setia meniti jalannya sampai akhir zaman. Skripsi
dengan
judul
”ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI FARMASI (PT KALBE FARMA Tbk, PT KIMIA FARMA Tbk, DAN PT INDOFARMA Tbk)” disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat kedua orangtuaku tersayang, Abidin Lattu dan Waru Lahude terima kasih kalian telah menjadi orangtua yang sabar dalam membesarkan saya, atas kasih sayang yang tulus, perhatian dan pengorbanan yang begitu besar serta doa yang tiada henti dipanjatkan untuk peneliti. Semoga peneliti dapat memberikan yang terbaik untuk kalian. Serta kepada saudara kandung peneliti Kakak Nanna Ardiana Abidin, Kakak Arisal Abidin, Kakak Ariswan Abidin, Kakak Imma Ardiani Abidin, Kakak Arifan Abidin,
dan Kakak Alamsyah Abidin yang telah memberikan semangat kepada peneliti. Ucapan terimakasih juga peneliti berikan kepada:
Bapak Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung, SE., M.S., AK., C.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Ibu Prof. Khaerani, SE., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi, Ibu Dr. Kartini, SE., M.Si., AK. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi, dan Ibu Prof. Dr. Hj. Rahmatiah, SE., M.A. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Ibu Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE, M.Agr selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Bapak Dr. Musran Munizu, SE, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Manajemen, terima kasih atas segala bantuan yang senantiasa diberikan hingga peneliti dapat menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen
Ibu Dr. Hj. Nuraeni Kadir, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Erlina Pakki, MA selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak atas arahan, bimbingan, saran dan waktu yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
Ibu Prof. Dr. Hj. Mahlia Muis, SE, M.Si, Bapak Dr.Maat Pono, SE., M.Si, dan Bapak Dr. H. M. Sobarsyah, SE, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan motivasi dan inspirasi bagi peneliti untuk terus belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ibu Andi Ratna Sari dewi, SE, M.Si selaku penasihat akademik peneliti yang juga telah berperan penting dalam memberikan bantuan baik berupa arahan maupun motivasi kepada peneliti selama menjalankan studi di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas.
Serta Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan, arahan, bimbingan, dan nasihatnya kepada peneliti selama menuntut ilmu di Universitas Hasanuddin.
Segenap Pegawai Akademik, Kemahasiswaan dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassaar. Ibu Saharibulan, Pak Tamsir, Pak Asmari, Pak Ical dan Pak Safar yang selalu membantu dalam pengurusan administrasi.
Sahabat-sahabat yang terus setia menemani, memotivasi dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi Apriliani Kusuma Jaya, Ipa Rukayya, Marganalendra, dan Shinta Nurhidayah.
Sahabat terkasih ‘WAMSIS’ Nurul Rahmi Palangkey, Fadhilah Maulidya, Putri Ayu Lestari, Chairunnisa J, Ina Karlina, dan Hidryana Pratiwi yang selalu mendukung dan ,memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
Teman-teman SU12PLUS yang tiga tahun terakhir telah turut mewarnai hari-hari peneliti selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas.
seluruh
keluarga
besar
Manajemen
“IMMAJ”
(Ikatan
Mahasiswa
Manajemen), FoSEI (Forum Studi Ekonomi Islam), dan HIPMI PT UNHAS (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin) terima kasih atas berbagai pengalaman dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti.
Yulia Dwi Karti yang telah membantu saya dalam menyusun skripsi.
Dan tentunya kepada Angriawan Erlangga Isworo yang dengan tulus memberikan terselesaikan.
motivasi
dan
dukungan
sehingga
skripsi
ini
dapat
Akhir kata, tiada kata yang patut peneliti ucapkan selain doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan ridho dan berkah-Nya atas amalan kita di dunia dan di akhirat. Amin Ya Robbal Alamin. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ABSTRAK Safitri Abidin, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktru Modal Pada Industri Farmasi (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) Dibimbing Oleh Nuraeni Kadir dan Erlina Pakki Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal Pada industry farmasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Debt Asset ratio(DAR), Operating Leverage (OL), Cost of return Earning (CRE), dan Weight Average Cost of Capital (WACC), sedangkan variabel dependen adalah struktur modal. Sampel penelitian ini ada tiga perusahaan besar farmasi yaitu PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk periode 2008-2014. Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis adalah analisis regresi linier berganda dengan uji statistic t, analisis koefisien korelasi ( 𝑅 2 )dan uji statistik F. Hasil penelitian menunjukan , Debt Asset Ratio (DAR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan, Operating Leverage (OL), Cost of return Earning (CRE), dan Weight Average Cost of Capital (WACC) tidak mempunyai pengaruh terhadap Struktur modal . Kata kunci: Struktur Modal, Debt Asset ratio(DAR), Operating Leverage (OL), Cost of return Earning (CRE), dan Weight Average Cost of Capital (WACC)
ABSTRACT Safitri Abidin, Analysis of Factors Affecting capital structure In the Pharmacy Industr ( PT Kalbe Farma Tbk , PT Kimia Farma Tbk , and PT Indofarma Tbk ) Guided by Nuraeni kadir and Erlina Pakki
The objective of this research is to test the factors effect of capital structure at pharmacy industry. Independent variabels in this research are the Debt Asset ratio(DAR), Operating Leverage (OL), Cost of return Earning (CRE), dan Weight Average Cost of Capital (WACC), while the dependent variable in this test is capital structure. Samples are three big companies PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, and PT Indofarma Tbk in 2008-2014. Methods of data analysis used to perform hypothesis testing is linear regression analysis with t test, 𝑅 2 , 𝑎𝑛𝑑 F test. The results of this test show, debt asset ratio (DAR) have a significant effect on capital structure. While, Operating Leverage (OL), Cost of return Earning (CRE), dan Weight Average Cost of Capital (WACC) had no effect on capital structure. Keyword: Capital Strukture, Debt Asset ratio(DAR), Operating Leverage (OL), Cost of return Earning (CRE), and Weight Average Cost of Capital (WACC)
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………….
i
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………….....
iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ……
iv
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ ……
v
HALAMAN PRAKATA ....................................................................... ……
vi
HALAMAN ABSTRAK ………………………………………………………... DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
x xii
DAFTAR TABEL ............................................................................... …….
xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... …….
xvi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... ……. 1.1 Latar Belakang ............................................................... ……. 1.2 Rumusan Masalah .......................................................... ……. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ ……. 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... …….. 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………………..
1 1 5 6 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ …….. 2.1 Landasan teori ................................................................. …….. 2.1.1 Laporan Keuangan .............................................. …….. 2.1.2 Analisis Laporan Keuangan ................................. …….. 2.1.3 Struktur Modal ..................................................... …….. 2.1.3.1 Komponen Struktur Modal ........................ …….. 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal …….. 2.1.4.1 Debt Asset Ratio (DAR) ………………………… 2.1.4.2 Operating Leverage (OL) .......................... …… 2.1.4.2 Biaya Modal Laba Ditahan (CRE) ............. ……... 2.1.4.3 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)……. 2.1.5 Penelitian terdahulu ............................................. ……… 2.2 Kerangka Pikir ................................................................. ……… 2.3 Hipotesis. ......................................................................... ………
9 9 9 11 13 16 17 20 21 21 21 22 22 24
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... ……… 3.1 Objek Penelitian .............................................................. ……… 3.2 Jenis Dan Sumber Data .................................................. ……… 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................... ……… 3.4 Populasi dan Sampel ……………………………………………….
26 26 26 26 27
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian …………………………. 3.6 Metode Analisis Data ………………………………………………. 3.7 Uji Statistik Dasar ............................................................ ……... 3.7.1 Uji Statistik t ........................................................... …….. 3.7.1 Analisi Koefisien Korelasi (𝑅 2) … ............................ ……… 3.7.1 Uji statistik F ........................................................... ……...
27 27 30 30 31 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. ……… 32 4.1 Perkembangan Variabel Penelitian................................... ……… 32 4.1.1 Struktur Modal Pada Industri Farmasi ……………………… 32 4.1.2 Debt Asset Ratio (DAR) Pada Industri Farmasi……………. 33 4.1.3 Operating Leverage (OL) Pada Industri Farmasi ………….. 35 4.1.4 Biaya Modal Laba Ditahan (CRE) Pada Industri Farmasi … 36 4.1.5 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Pada Industri Farmasi ............................................................................ ……… 37 4.2 Hasil Estimasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal 39 4.2.1 PT Kalbe Farma Tbk................................................ ………. 39 4.2.2 PT Kimia Farma Tbk ................................................ ………. 40 4.2.3 PT Indofarma Tbk .................................................... ………. 41 4.3 Intrepretasi Hasil Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal 43 4.3.1 PT Kalbe Farma Tbk................................................ ………. 43 4.3.1.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) ............... ………. 43 4.3.1.2 Pengaruh Operating Leverage (OL) .............. ………. 43 4.3.1.3 Pengaruh Cost of Return Earning (CRE) ...... ………. 44 4.3.1.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC).. 44 4.3.1.5 Uji Statistik Dasar ......................................... ………. 44 4.3.1.5.1 Uji Statistik t ........................................... ………. 44 4.3.1.5.2 Analisis Koefisien Korelasi (𝑅 2) .............. ………. 45 4.3.1.5.3 Uji Statistik F .......................................... ………. 45 4.3.2 PT Kimia Farma Tbk ................................................ ………. 46 4.3.2.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) ............... ………. 46 4.3.2.2 Pengaruh Operating Leverage (OL) .............. ………. 47 4.3.2.3 Pengaruh Cost of Return Earning (CRE) ...... ………. 47 4.3.2.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC).. 47 4.3.2.5 Uji Statistik Dasar ......................................... ………. 48 4.3.2.5.1 Uji Statistik t ........................................... ………. 48 4.3.2.5.2 Analisis Koefisien Korelasi (𝑅 2) .............. ………. 48 4.3.2.5.3 Uji Statistik F .......................................... ………. 49 4.3.3 PT Indofarma Tbk .................................................... ………. 49 4.3.3.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) ............... ………. 49 4.3.3.2 Pengaruh Operating Leverage (OL) .............. ………. 50 4.3.3.3 Pengaruh Cost of Return Earning (CRE) ...... ………. 50 4.3.3.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC).. 51 4.3.3.5 Uji Statistik Dasar ......................................... ………. 51 4.3.3.5.1 Uji Statistik t ........................................... ………. 51 4.3.3.5.2 Analisis Koefisien Korelasi (𝑅 2) .............. ………. 52 4.3.3.5.3 Uji Statistik F .......................................... ………. 52 4.4 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal……… 53 4.4.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) ......................... ………. 53 4.4.2 Pengaruh Operating Leverage (OL) ........................ ………. 54 4.4.3 Pengaruh Cost of Return Earning (CRE) ................. ………. 56
4.4.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC)..
57
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………. 60 5.1 Kesimpulan ....................................................................... ………… 60 5.2 Saran……………………………………………………………………… 61 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..
63
LAMPIRAN…………………………………………………………………………… 65
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1 Nilai Return On Asset Pada 3 Industri Farmasi di Indonesia ................... 4 4.1 Nilai Struktur Modal pada Industri Farmasi Periode 2008-2014............... 33 4.2 Nilai Debt Asset Ratio pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 ........... 34 4.3 Nilai Operating Leverage pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 ...... 35 4.4 Nilai Cost of Return Earning pada Industri Farmasi Periode 2008-2014.. 37 4.5 Nilai Weight Average Cost of Capital pada Industri Farmasi Period 2008-2014............................................................................................... 38 4.6 Hasil Estimasi Melalui Model Least Square (PT Kalbe Farma Tbk) ......... 40 4.7 Hasil Estimasi Melalui Model Least Square (PT Kimia Farma Tbk) ......... 41 4.8 Hasil Estimasi Melalui Model Least Square (PT Indofarma Tbk) ............. 42 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis. ...................................................................... 59
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Halaman Kerangka Pikir .........................................................................
24
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Struktur modal merupakan kombinasi antara bauran segenap pos yang
masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan dengan
struktur keuangan, dimana struktur modal
merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan seluruh hutang (jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri (Dedy 2007 dalam Muhajir dan Triyono 2009). Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2001:225). Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh utang, saham preferen dan saham biasa (Horne dan Wachowicz, 2007:232).Struktur modal juga dapat diartikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2011:216). Hasil kegiatan operasional suatu perusahaan secara konsepsional dipengaruhi oleh keputusan manajemen dalam menetapkan struktur modal. Dengan demikian jika suatu perusahaan beroperasi pada tingkat efisiensi yang sama dalam memperoleh pendapatannya maka kebijakan penetapan sumber pembelanjaan (financial decision) tidak akan menyebabkan perubahan terhadap pencapaian hasil kegiatan operasional. Tetapi sebaliknya, keputusan penetapan sumber dana pada tingkat efisiensi operasional tersebut akan mempunyai keragaman pengaruh terhadap penghasilan perusahaan. Dengan kata lain
2
bahwa penetapan struktur pembelanjaan atau struktur modal yang berbeda akan mempunyai
kekuatan
berlainan
bagi
perubahan
penghasilan
dan
nilai
perusahaan. Keadaan tersebut disebabkan karena setiap perubahan sturuktur modal akan selalu disertai adanya perubahan tingkat rasio finansial. Sisi kanan neraca perusahaan ini identik dengan sumber dana yang diperoleh perusahaan yang menciptakan adanya kewajiban termasuk ekuitas atau modal sendiri. Kewajiban yang tercipta harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak melebihi kekayaan perusahaan. Suatu
perusahaan,
jika
dalam
memenuhi
kebutuhan
dananya
mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Jika kebutuhan dana sudah demikian meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari dalam sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan dananya. Ketergantungan pada pihak luar dan risiko finansial akan makin besar jika perusahaan mengutamakan pemenuhan dana dengan utang. Sebaliknya dengan saham biasa, biaya penggunaan dana yang berasal dari pengeluaran saham baru (cost on new common stock) adalah paling mahal dibandingkan dengan sumber-sumber dana lainnya. Untuk itu, diperlukan ketepatan dalam pengambilan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan perimbangan atau perbandingan yang optimal antara dua unsur modal tersebut, yang merupakan hal yang tidak mudah dilakukan, terutama mengenai unsur hutang. Besarnya jumlah hutang pada struktur
modal
akan
menentukan
tingkat
leverage
perusahaan
yang
bersangkutan, sehingga pada kebanyakan model struktur modal disebutkan
3
bahwa tingkat hutang yang optimal ditentukan dengan mempertimbangkan antara berbagai keuntungan yang diperoleh dengan biaya penggunaan leverage yang bermacam-macam. Adapun penentuan jumlah utang untuk membiayai aset perusahaan ditinjau dari Return On Equity (ROE) dan Return On Asests (ROA). Sama halnya dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia khususnya Industri farmasi yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga mampu memberikan
kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan
penggunaan modal, penetapan sumber dana pada tingkat efisiensi operasional tersebut akan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Seiring perkembangan, industri farmasi tidak hanya mengenai obat dan bahan obat saja, namun telah dikembangkan menjadi beberapa produk seperti makanan dan minuman (food supplement), kosmetik, vitamin dan produk lainnya yang masih berada dalam bauran produk. Tuntutan perkembangan teknologi menunjukan nilai investasi yang harus dikeluarkan sangat besar mencakup bahan baku, promosi, dan distribusi. Faktor produksi seperti tenaga kerja, investasi, dan distribusi untuk penyebaran di seluruh pelosok daerah membutuhkan biaya besar. Kekurangan pendanaan akan berakibat vatal terhadap investasi perusahaan. Jadi sangat penting bagi setiap perusahaan farmasi untuk memperhatikan struktur modal perusahaan. Dengan pengelolaan struktur modal yang tepat, maka akan membantu tercapainya tujuan perusahaan. Berikut Informasi Return On Asset pada 3 Industri Farmasi di Indonesia periode 2011-2014 :
4
Nilai Return On Asset Pada 3 Industri Farmasi di Indonesia Periode 2011-2014 Tabel 1.1 Return On Asset (ROA) Tahun
PT Kimia Farma Tbk 0.096
PT Indofarma Tbk
2011
PT Kalbe Farma Tbk 0.186
2012
0.188
0.099
0.036
2013
0.177
0.087
0.042
2014
0.171
0.079
0.001
0.033
Sumber: IDX, data diolah Dari data di atas bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan aset dan laba dari setiap perusahaan farmasi di Indonesia berbeda-beda bahkan perbedaan nilai yang terlalu signifikan. Seperti kita lihat PT Kalbe Farma memiliki keuntungan yang lebih unggul di banding PT Kimia Farma dan PT Indofarma, begitu pula pada total aset yang dimiliki setiap perusahaan. Adapun jika kita hitung nilai ROA (Return on Asset) setiap perusahaan pada tahun 2011 maka: -
PT Indofarma memiliki tingkat ROA sebesar 3.3 % Berarti, perusahaan hanya mampu menghasilkan Laba Bersih 3.3 % dari total Aset yang digunakan.
-
PT Kimia Farma memiliki tingkat ROA sebesar 9.6 % Berarti, perusahaan hanya mampu menghasilkan Laba Bersih 9.6 % dari total Aset yang digunakan.
-
PT Kalbe Farma memiliki tingkat ROA sebesar 18.6 % Berarti, perusahaan hanya mampu menghasilkan Laba Bersih 18.6 % dari total aset yang digunakan.
5
Adapun beberapa penyebab perusahaan memiliki nilai ROA yang rendah yaitu: Kas Menganggur (idle cash) yang tinggi, artinya banyak Kas perusahaan yang tersimpan, mestinya kas dikelola sedemikian rupa sehingga tidak ada kas yang
menganggur
tanpa
mengorbankan
likuiditas.
Perputaran
Piutang
Perusahaan rendah, artinya terlalu banyak penjualan secara kredit dan proses penagihan tergolong lambat, akibatnya Kas yang terdapat pada pelanggan (dalam bentuk piutang) terlalu tinggi. Dan terlalu banyak aset tetap yang menganggur atau tidak digunakan secara efektif, dengan kata lain perusahaan tidak beroperasi dalam kapasitas yang penuh. Pentingnya struktur modal bagi setiap perusahaan dikarenakan memiliki efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan sehingga manajer keuangan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur modal agar dapat memaksimalkan kemakmuran pemegang saham perusahaan (Yuliani, 2011). Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian
dengan
judul
”Analisis
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) ”
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian
adalah:
6
1. Apakah Debt Asset Ratio mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk)? 2. Apakah Operating Leverage mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) ? 3. Apakah Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Return Earning) mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) ? 4. Apakah Biaya Modal Rata-rata tertimbang (WACC) mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk)?.
1.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui Debt Asset Ratio mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) 2. Untuk mengetahui Operating Leverage mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk). 3. Untuk mengetahui Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Return Earning mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk). 4. Untuk
mengetahui
Biaya
Modal
Rata-rata
tertimbang
(WACC)
mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk).
7
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah referensi dibidang
karya
ilmiah
yang
dapat
mengembangkan
ilmu
pengetahuan. b. Penelitian
ini
menerapkan
merupakan teori
yang
latihan
dan
diperoleh
pembelajaran sehingga
dalam
menambah
pengetahuan, pengalaman dan dokumentasi ilmiah. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan informasi serta gambaran mengenai analisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi struktur modal pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk). b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini.
1.5
Sistematika Penulisan
BAB I
:PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
:TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan teori-teori yang mendasari pembahasan secara detail dan dipergunakan sebagai dasar untuk menganalisis datadata yang diperoleh dari perusahaan yaitu tentang pengertian
8
laporan keuangan, analisis laporan keuangan, arti penting struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, Konsep Leverage, konsep biaya modal, tinjauan penelitian sebelumnya, kerangka pikir dan hipotesis. BAB III
:METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan disajikan tentang berbagai metode penelitian meliputi jenis penelitian, obyek penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktrur modal pada industri farmasi.
BAB V
:PENUTUP Dalam bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran sebagai pertimbangan bagi manajemen perusahaan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Menurut keuangan
Kasmir adalah
(2010:66), Laporan
mendefinisikan
keuangan
pengertian
merupakan
laporan
laporan
yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu. Akan tetapi riil dari laporan keuangan adalah fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan dividen masa depan.
10
Pemakai laporan keuangan meliputi berbagai macam pihak seperti investor dan calon investor, kreditor, pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, karyawan, masyarakat, dan para pemengang saham. Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Manajemen juga berkepentingan terhadap informasi yang disajikan pada laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Prastowo, Juliaty, 2005 : 5) Ada tiga laporan keuangan dasar yang bias digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Neraca memberikan gambaran mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas para pemilik perusahaan untuk periode trertentu. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan bersih dari kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menggabungkan informasi dari neraca dan laporan laba rugi utnuk menggambarkan sumber penggunaan kas selama periode tertentu dalam sejarah hidup perusahaan (Keown, 2004 : 102) Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain
11
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Dua jenis laporan keuangan yang dibuat umumnya oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi (biasanya deilengkapi dengan laporan perubahan modal). Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilakn laba (kinerja) selama periode tertentu. Meskipun neraca dan laporan laba rugi merupakan dua
dokumen
yang
terpisah, akan tetapi keduanya
mempunyai hubungan yan erat dan saling terkait, serta merupakan suatu siklus. Antara laporan neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan dengan suatu laporan yang disebut laporan perubahan modal (laba ditahan yang memberikan mengenai perubahan modal) selama periode tertentu. (Prasotowo, Julianty, 2005 : 03). 2.1.2
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Soemarso (2006:430), Analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Analisis yaitu menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit yang lebih kecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laporan laba, arus kas, dan dana. Dengan menggabungkan dua pengertian ini, maka analis laporan keuangan berarti menguraikan pospos laporan keuangan mejadi unit informas yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu
12
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut S. Munawir (2010: 42) ada dua metode analisis yang dapat digunakan yaitu : 1. Anaslis horizontal, yaitu analsis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehinggga dapat diketahui perkembangannya. 2. Analisis vertical, dilakukan apabila laporan keuangan yang di analsis hanya meliputi satu periode, yaitu dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehuingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja.
Metode analsis horizontal adalah metode analsis yang dilakukan dengan cara membadingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode)
sehingga
kecenderungannya.
dapat
Disebut
diketahui
analisis
perkembangan
horizontal
karena
analisi
dan ini
membandingkan pos yang sama untuk periode berbeda. Teknik analisis yang termasuk pada metode ini antara lain analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor. (Prastowo, Julianty, 2005 : 58).
Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganaslisi laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos
13
yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Teknik analisi yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain analisis presentase per komponen (Common Size), analisis rasio dan analisis impas. (Prastowo, Julianty, 2005 : 59).
Analisis
keuangan
akan
membantu
dalam
menilai
prestasi
manajemen dimasa lalu dan prosepeknya dimasa depan. Dengan menganalsis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai
apakah
manajer
keuangan
dapat
merencanakan
dan
mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu, analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai cukup beralasan (layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit. Sedangkan bagi calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan di masa depan. (Sartono, 2008 : 114).
Dari sudut pandang investor, analsis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan sebagai titik awal utnuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa dimasa depan. (Brigham, Houston, 2010 : 117). 2.1.3
Struktur Modal
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan
sebagai
pembelanjaan
permanen
yang
mencerminkan
perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka
14
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2008:32). Sedangkan menurut Van Horne and Wachowicz (2007:211) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang terdiri dari utang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di dalam mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, di mana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur financial. Struktur financial mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 2008: 30). Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti debt ratio atau leverage ratio yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005: 77). Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan baik secara internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal (internal financing) adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan utang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan utang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru. Terdapat beberapa konsep struktur modal yang dikemukakan oleh para
ahli
untuk
mencapai
struktur
modal
optimal.
Dimulai
dari
15
berkembangnya teori struktur modal awal hingga pendekatan pecking order theory yang banyak digunakan sebagai acuan penelitian saat ini. a. Teori Struktur Modal Awal -
Pendekatan Laba Bersih Menurut pendekatan ini, nilai perusahaan meningkat bila menggunakan hutang semakin banyak.
-
Pendekatan Laba Operasi Bersih Pendekatan ini berasumsi bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan. Bagi investor penggunaan hutang yang besar berarti risiko perusahaan meningkat sehingga cost of equity juga meningkat. Akibatnya, biaya rata-rata modal tidak mengalami perubahan sehingga keputusan struktur modal tidaklah penting.
-
Pendekatan Tradisional Pendekatan ini diasumsikan adanya struktur modal yang optimum dan
perusahaan
dapat
meningkatkan
nilai
totalnya
melalui
penggunaan leverage yang bijaksana. Namun pendekatan tersebut mempunyai batas tertentu, setelah mencapai batas tertentu maka dengan meningkatnya leverage justru akan menurunkan nilai total perusahaan (Riyanto, 2008) b.
Trade-off Theory Dalam model trade-off theory, struktur modal merupakan asumsi dari hasil trade-off antara keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dan biaya agensi yang akan terjadi. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan. Dengan model ini, struktur modal yang optimal dapat
16
ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan penggunaan hutang dengan biaya financial distress dan agency problem (Atmaja, 2008). c.
Pecking Order Theory Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) disebut sebagai Pecking order theory kerena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan
diri
atas
informasi
asimetrik,
suatu
istilah
yang
menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang banyak tentang prospek, risiko, dan nilai perusahaan dari pada pemodal publik. 2.1.3.1 Komponen Struktur Modal Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen (Riyanto, 2008:227) a. Utang Jangka Pendek (Short-Term Debt) Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. b. Utang Jangka Menengah (Intermediate-Term Debt) Utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu atau umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Kebutuhan membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu pihak dan juga sukar untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang dilain pihak. Untuk kebutuhan modal yang tidak begitu besar jumlahnya juga tidak ekonomis untuk dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal.
17
c. Utang Jangka Panjang (Long-Term Debt) Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. 2.1.4
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana perusahaan. Manajer keuangan diharapkan melakukan suatu variasi dalam melakukan pembelanjaan, dalam arti secara bergantian perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari utang atau perusahaan lebih menggunakan modal sendiri (equity), sesuai kondisi perusahaan lebih baik menggunakan sumber dana internal atau eksternal. Oleh karena itu, manajer keuangan di dalam melaksanakan operasi perusahaan perlu berusaha untuk memenuhi sasaran tertentu mengenai perimbangan pendanaan antara lain besarnya utang dan modal sendiri yang tercermin dalam struktur modal perusahaan. Faktorfaktor yang mempengaruhi struktur modal yang dapat diuraikan antara lain (Riyanto, 2008): 1. Tingkat Bunga Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. 2. Stabilitas dari “Earnings” Stabilitas dan besarnya “earnings” yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan yang mempunyai “earnings” yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansiilnya
18
sebagai akibat dari penggunakan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai “earnings” tidak stabil dan “unpredictable” akan menanggung risiko tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk. 3. Susunan dari Aktiva Kebanyakan perusahaan industri di mana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed asset), akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansiil konservatif yang horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. 4. Kadar Risiko dari Aktiva Tingkat atau kadar risiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan, makin besar derajat risikonya. Prinsip aspek risiko menyatakan bahwa apabila ada aktiva yang peka risiko, maka perusahaan harus lebih banyak membelanjai dengan modal sendiri, modal yang tahan risiko, dan sedapat mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing atau modal yang takut risiko. 5. Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, maka dirasakan perlu bagi perusahaan tersebut untuk mengeluarkan beberapa golongan securities secara bersama-sama, sedangkan bagi perusahaan yag membutuhkan
19
modal yang tidak begitu besar cukup hanya mengeluarkan satu golongan securities saja. 6. Keadaan Pasar Modal Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya apabila gelombang meninggi para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam saham. 7. Sifat Manajemen Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. 8. Besarnya Suatu Perusahaan (Ukuran Perusahaan) Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya control dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil di mana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. 9. Stabilitas Penjualan Sebuah perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak utang dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil (Brigham and Houston. 2006:42).
20
10. Risiko Bisnis Risiko bisnis atau risiko inheren dengan operasi risiko jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi risiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya (Brigham and Houston, 2006:7). 11. Leverage Operasi Jika hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan dengan laverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dan menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil (Brigham and Houston, 2008:42). 12. Tingkat Pertumbuhan Jika hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal (Brigham and Houston, 2006:43). 13. Profitabilitas Kita sering mengamati bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang yang relatif sedikit (Brigham and Houston, 2008:43). 14. Pajak Bunga adalah beban yang dapat menjadi pengurang pajak, dan pengurang pajak adalah hal yang sangat berharga bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Semakin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan, semakin besar manfaat yang diperoleh dari utang (Brigham and Houston, 2006:43). 2.1.4.1 Debt Asset Ratio Debt Asset Ratio (DAR) Digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman
21
yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. 2.1.4.2 Operating Leverage Operating Leverage (OL) digunakan untuk mengetahui atau mengukur besarnya pengaruh perubahan Sales terhadap EBIT. Atau kemampuan perusahaan menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh volume penjualan terhadap EBIT. 2.1.4.3 Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Return Earning) Sumber dana yang berasal dari laba ditahan ini juga harus diperhitungkan biayanya. Besarnya biaya atas penggunaan laba ditahan adalah sebesar rate of return dalam saham biasa yang diharapkan
diterima
oleh
pemegang
saham
atau
pemilik
perusahaan. 2.1.4.4 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weight Average Cost of Capital) Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC) adalah biaya modal seluruh sumber dana yang digunakan perusahaan. Biaya Modal yang digunakan untuk kepentingan analisis penganggaran modal adalah biaya modal keseluruhan sumber dana yang digunakan perusahaan, bukan biaya modal sumber dana tertentu yang digunakan untuk membiayai usulan investasi. Kecuali usulan proyek investasi tersebut hanya dibiayai dari satu sumber dana saja.
22
2.1.5
Penelitian Terdahulu Variabel Nama
No
Judul
Penelitian/Metode
Hasil Temuan
(Tahun) Analisis 1.
2.
Ervina (2011)
Fitria Aprilyani (2013)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Farmasi dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.
Variabel dependennya adalah Struktur modal, variabel independennya adalah resiko bisnis (X1), struktur aset (X2), ukuran perusahaan (X3), profitabilitas (X4), pertumbuhan asset (X5)
Pengaruh Profitabilitas Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Persamaan penelitian menggunakan 2 variabel yaitu variable independen terdiri dari (X1) profitabilitas dan (X2) struktur aktiva. Sedangkan variable dependen (Y) struktur modal
Penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian secara parsial variabel resiko bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal. Dan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel resiko bisnis, struktur aset, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan aset secara bersama Penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian secara parsial variabel resiko bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal. Dan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel resiko bisnis, struktur aset, ukuran perusahaan,
23
4.
Meyulinda Aviana Elim dan Yusfarita (2010)
5.
Yuliana dkk (2011)
Penelitian
saat
Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, dan Retun On Assets Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Persamaan penelitian ini adalah menggunakan variabel pertumbuhan penjualan. Persamaan yang lain adalah teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis regresi linier berganda.
Pengaruh Struktur Modal Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Pertanian Di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang Terdaftar Di BEI)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal dan Return on Equity (ROE), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan
ini
mengambil
judul
Analisis
profitabilitas dan pertumbuhan aset secara bersama Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil Penelitian diperoleh hasil bahwa return on equity (ROE) mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
faktor-faktor
yang
mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Farmasi (PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) . Penelitian saat ini dilakukan selama 7 periode tahun 2008-2014. Sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu
dengan
Leverage(OL),
menggunakan
Debt
Asset
Ratio
(DAR),
Operating
Biaya Modal Laba Ditahan (Cost Of Return Earning) dan
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weight Average Cost of Capital). 2.2 Kerangka Pikir Kerangka pikir mempermudah penelitian dalam menguraikan secara sistematis pokok permasalahan dalam penelitian. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
24
Gambar Kerangka Pikir Gambar 2.1
DAR 𝑿𝟏 OL 𝑿𝟐 CRE 𝑿𝟑
Struktur Modal Y
WACC 𝑿𝟒
Dimana X1= DAR (Debt Asset Ratio) X 2= OL (Operating Leverage) X 3= CRE (Cost of Return Earning) X 4= WACC (Weight Average Cost of Capital) Y = Struktur Modal
2.3 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang diajukan adalah: 1. Diduga bahwa dengan Debt Asset Ratio mempengaruhi struktur modal pada Industri Farmasi. 2. Diduga bahwa dengan Operating Leverage mempengaruhi Struktur modal pada Industri farmasi.
25
3. Diduga bahwa dengan Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Return Earning) mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Farmasi 4. Diduga bahwa dengan Biaya Modal Rata-rata tertimbang (Weight Average Cost of Capital) mempengaruhi Struktur modal pada Industri farmasi .
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian ini hanya memiliki dua variable yaitu variabel dependen
yang dinyatakan sebagai variable Y(Struktur Modal) dan variable independen yang selanjutnya dinyatakan sebagai variabel X dimana 𝑋1 total debt to total asset ratio(DAR), 𝑋2 Operating Leverage, 𝑋3 biaya modal laba ditahan (cost of return earning) dan 𝑋4 biaya modal rata-rata tertimbang (weight average cost of capital). Sehubungan dengan objek penelitian tersebut, maka subjek penelitian ini adalah PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.
3.2
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
terdiri dari: a. Data Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan periode 2008-2014 (Neraca dan Laba Rugi) b. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat diukur atau dinilai dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk kata-kata seperti, sejarah singkat perusahaan dan anggapan para ahli dalam teori yang digunakan. 3.3
Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meto dokumentasi,
yaitu dengan membuat salinan atau mengadakan arsip-arsip dan catatan-catatan
27
perusahaan yang ada mengenai laporan keuangan pada PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk Selama periode 2008-2014 untuk mengetahui rasio-rasio keuangannya.
3.4
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industry Farmasi yang
merupakan
perusahaan
besar
yang
ada
di
Indonesia.
Penelitian
ini
menggunakan sampel PT Kimia Farma Tbk, PT Kalbe Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. Adapun kriteria dari penentuan sampel yaitu: - Perusahaan besar yang ada di Indonesia dengan memiliki rata-rata tingkat laba yang tinggi - Data yang tersedia terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) - Memiliki Laporan Keuangan (Annual Report) tahunan periode 2008-2014
3.5
Definisi Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan
perumusan
masalah
dan
model
analisis,
maka
operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel
Definisi
Skala
Pengukuran
Struktur Modal
Mengukur
Rasio
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Rasio
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
perbandingan antara total equity dan total debt rasio total debt
Mengukur sampai
28
to total asset
seberapa besar
ratio(DAR)
perusahaan dibiayai oleh utang
Operating
Mengukur besarnya
Leverage
pengaruh perubahan
Rasio
=
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 − 𝑓𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡 atau
Sales terhadap EBIT % Perubahan EBIT % Perubahan Sales Konsep Biaya Modal Biaya Modal
Besarnya biaya atas
Laba Ditahan
penggunaan laba
(Cost of
ditahan
Rasio
=
Dividen yang dibayarkan + Harga pasar saham
Tingkat
pertumbuhan dividen
Return Earning) Biaya Modal
Biaya modal seluruh
Rata-rata
sumber dana yang
Tertimbang
digunakan
(WACC)
perusahaan
Rasio
Total Jumlah Biaya Modal
3.6 Metode Analisis Data Dalam penelitian penulis menggunakan analisis regresi berganda. Analisis digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) adalah sebagai berikut : Y = a + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐 + 𝒃𝟑 𝑿𝟑 + 𝒃𝟒 𝑿𝟒 + e Keterangan :
29
Y = Struktur Modal (SM)
𝑋1 = Debt Asset Ratio (DAR) 𝑋2 = Operating Leverage (OL) 𝑋3 = Cost of Return Earning (CRE) 𝑋4 = Weight Average Cost of Capital (WACC) a = Konstanta
𝑏1 = Koefisien regresi variable DAR 𝑏2 = Koefisien regresi variable OL 𝑏3 = Koefisien regresi variable CRE 𝑏4 = Koefisien regresi variable WACC e = Faktor kesalahan
1. Total Debt to Total Asset Ratio (DAR) Rasio digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin jelek keadaan keuangan perusahaan karena semakin tinggi pula risiko keuangan yang ditanggung oleh perusahaan (Halim, 2007). 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
(DAR) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 2. Operating Leverage Operating Leverage (OL) digunakan untuk mengetahui atau mengukur besarnya pengaruh perubahan Sales terhadap EBIT. Atau kemampuan perusahaan menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh volume penjualan terhadap EBIT (Halim, 2007). 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠−𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡
𝑂𝐿 = 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠−𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑓𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡, atau
30
% Perubahan EBIT % Perubahan Sales
3. Biaya Modal Laba Ditahan (Cost of Return Earning) Sumber dana yang berasal dari laba ditahan ini juga harus diperhitungkan biayanya. Besarnya biaya atas penggunaan laba ditahan adalah sebesar rate of return dalam saham biasa yang diharapkan diterima oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan. Biaya modal laba ditahan dihitung dengan rumus berikut ini (Halim, 2007). =
Dividen yang dibayarkan + Harga pasar saham
Tingkat pertumbuhan dividen
4. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC) adalah biaya modal seluruh sumber dana yang digunakan perusahaan. Biaya Modal yang digunakan untuk kepentingan analisis penganggaran modal adalah biaya modal keseluruhan sumber dana yang digunakan perusahaan, bukan biaya modal sumber dana tertentu yang digunakan untuk membiayai usulan investasi. Kecuali usulan proyek investasi tersebut hanya dibiayai dari satu sumber dana saja (Halim, 2007)
3.7 Uji Statistik Dasar 3.7.1 Uji Statistik t Uji
digunakan
independen
secara
untuk
mengetahui
sendiri-sendiri
apakah
mempunyai
masing-masing
pengaruh
secara
signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui
apakah
masing-masing
variabel
independen
dapat
31
menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata. Dimana jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Hi diterima (signifikan) dan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Ho diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.
3.7.2 Analisis Koefisien Korelasi(𝑹𝟐 ) Analisis
dilakukan
untuk
mengetahui
besarnya
proporsi
sumbangan pengaruh dari variabel independen (debt asset ratio, operating leverage, cost of return earning, dan weigth average cost of capital) terhadap variabel dependen (Struktur Modal pada Industri Farmasi periode 2008-2014). Semakin besar 𝑅 2 maka semakin kuat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
3.7.3 Uji Statistik F Uji digunakan untuk menguji pengaruh signifikan dengan variable independent secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Dimana jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima atau variabel independen secara bersamasama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%.
BAB IV
32
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan Variabel Penelitian 4.1.1
Struktur Modal Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan
jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Teori struktur modal diasumsikan bahwa perubahan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham baru. Struktur modal sendiri adalah pembelanjaan permanen, di mana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal keseluruhan terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Berikut nilai struktur modal pada industri farmasi (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk):
Tabel 4.1
33
Nilai Struktur Modal pada Industri Farmasi Periode 2008-2014
Struktur Modal Tahun
PT Kalbe
PT Kimia
PT Indofarma Tbk
Farma Tbk
Farma Tbk
(%)
(%)
(%)
2008
0.38
0.53
0.44
2009
0.39
0.57
0.70
2010
0.23
0.49
0.74
2011
0.27
0.43
0.83
2012
0.28
0.44
0.83
2013
0.33
0.52
2014
0.27
0.64
0.84 1.11
Sumber: IDX, Data diolah Kembali Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa nilai yang tertera menjelaskan ukuran relatif utang terhadap ekuitas, semakin besar nilai utang, semakin besar penggunaan utang untuk operasi pembiayaan, relatif
terhadap
pembiayaan
ekuitas.
Jika
nilai
struktur
modal
menunjukkan nilai 0.52 berarti 52% modal yang dimilikinya dibiayai oleh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. 48% modal lainnya bersumber dari modal sendiri.
4.1.2
Debt Asset Ratio(DAR) Pada Industri Farmasi Periode 2008- 2014 Deb Asset Ratio adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset
yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas perusahaan. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan segala kewajiban jangka panjangnya. . Berikut nilai
34
debt asset ratio pada industri farmasi (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk): Tabel 4.2 Nilai Debt Asset Ratio pada Industri Farmasi Periode 2008-2014
Debt Asset Ratio Tahun
PT Kalbe
PT Kimia
PT Indofarma Tbk
Farma Tbk
Farma Tbk
(%)
(%)
(%)
2008
0.24
0.34
0.69
2009
0.26
0.36
0.59
2010
0.18
0.33
0.58
2011
0.21
0.30
0.45
2012
0.22
0.31
0.45
2013
0.25
0.34
0.54
2014
0.21
0.39
0.53
Sumber: IDX, Data diolah Kembali Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa nilai yang tertera menjelaskan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Jika nilai DAR menunjukkan nilai 0.24 berarti 24% aset yang dimilikinya dibiayai oleh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. 76% aset lainnya dibiayai oleh Modal, maka 76% dari total aset mampu untuk membayar hutang.
35
4.1.3
Operating Leverage(OL) Pada Industri Farmasi periode 20082014 Operating
Leverage
ini
membandingkan
pengaruh
pedapatan
(penjualan) terhadap perubahan keuntungan operasional (Operating Income). Adapun kegunaan dari operating leverage adalah leverage operasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Berikut nilai operating leverage pada industri farmasi (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk): Tabel 4.3 Nilai Operating Leverage pada Industri Farmasi Periode 2008-2014
Operating Leverage Tahun
PT Kalbe
PT Kimia
PT Indofarma Tbk
Farma Tbk
Farma Tbk
(%)
(%)
(%)
2008
0.15
0
1.13
2009
1.5
-0.28
0.69
2010
1.52
-5.15
4.26
2011
1.57
4.88
1.79
2012
0.92
-2.58
2.45
2013
0.7
0.15
0.15
2014
0.88
-236.33
2.61
Sumber: IDX, Data diolah Kembali Berdasarkan tabel 4.3 Jika nilai operating leverage sebesar 0.15 maka berpengaruh terhadap penjualan yang naik 1% makan EBIT-nya akan naik sebesar 15%. Semakin besar OL, semakin besar pengaruh
36
kenaikan penjualan terhadap kenaikan EBIT. Operating leverage yang terlalu tinggi akan menyebabkan laba menjadi tidak stabil karena perubahan penjualan akan berpengaruh besar terhadap besarnya laba. disimpulkan bahwa perusahaan dapat mengetahui perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan, sehingga perusahaan dapat mengetahui keuntungan operasi perusahaan.
4.1.4
Biaya Modal Laba Ditahan (Cost Of Return Earning) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing
sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Artinya jika kita utang maka sudah dapat dihitung berapa biaya yang dikeluarkan terkait hutang tersebut. Tetapi umumnya bukan hanya sumber hutang saja perusahaan tersebut menghimpun modal. Bahkan dalam kasus diatas dimungkinkan ada sumber modal lain. Berikut nilai cost of return earning pada industri farmasi (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk):
37
Tabel 4.4 Nilai Cost of Return Earning pada Industri Farmasi Periode 2008-2014
Cost of Return Earning Tahun
PT Kalbe
PT Kimia
PT Indofarma Tbk
Farma Tbk
Farma Tbk
(%)
(%)
(%)
2008
1.6424
0
0.1576
2009
2.2806
-1.3607
0.2263
2010
2.8652
0.8711
0.7992
2011
3.0918
0.7793
0.5017
2012
3.5426
1.4965
0.532
2013
4.2791
1.6067
0.4302
2014
4.4799
4.8089
0.508
Sumber: IDX, Data diolah Kembali Berdasarkan tabel 4.4 disimpulkan bahwa jika nilai menunjukkan angka 0.508, maka 50% adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan akan diterima oleh manajemen atas laba ditahan untuk memberikan penanaman kembali laba ke dalam usaha dan bukan membayarkannya kepada pemegang saham sebagai dividen.
4.1.5
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weight Average Cost of Capital ) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Tingkat biaya menggunakan modal yang harus diperhitungkan oleh
perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan
38
secara keseluruhan perlu menghitung “weight average” dari berbagai sumber dana tersebut. Rata-rata tertimbang biaya modal (weight average cost of capital) adalah laba dari investasi baru dengan risiko rata-rata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual. Berikut nilai weight average cost of capital pada industri farmasi (PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk): Tabel 4.5 Perkembangan Nilai Weight Average Cost of Capital pada Industri Farmasi Periode 2008-2014
Weight Average Cost of Capital Tahun
PT Kalbe
PT Kimia
PT Indofarma Tbk
Farma Tbk
Farma Tbk
(%)
(%)
(%)
2008
2.55
1.22
1.91
2009
2.78
0.94
0.59
2010
3.43
1.01
0.6
2011
3.73
1.36
0.64
2012
3.63
0.69
0.65
2013
3.88
1.73
1.48
2014
3.8
1.17
0.85
Sumber: IDX, Data diolah Kembali Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa jika nilai WACC menunjukkan angka 0.6 berarti sumber dana yang digunakan dalam biaya modal ditetapkan proporsi 6% dari total seluruh sumber dana yang
39
akan digunakan. Dengan mengambil rata-rata tertimbang, kita bisa melihat berapa banyak bunga perusahaan harus membayar untuk setiap dolar yang didanainya. WACC Sebuah perusahaan adalah pengembalian yang diperlukan keseluruhan pada perusahaan secara keseluruhan dan, dengan demikian, sering digunakan secara internal oleh direksi perusahaan untuk menentukan kelayakan ekonomi peluang ekspansi dan merger. Ini adalah tingkat diskonto yang tepat untuk digunakan untuk arus kas dengan risiko yang mirip dengan perusahaan secara keseluruhan.
4.2 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Farmasi (PT.Kalbe Farma Tbk, PT. Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) periode 2008-20144. 4.2.1
PT. Kalbe Farma Tbk Hasil regresi pengaruh debt asset ratio, operating leverage, cost of return earning dan weight average cost of capital terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014 menggunakan program Eviews8 diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
40
Hasil Estimasi Melalui Model Least Square Tabel 4.6
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
X1
1.622556
0.161832
10.02617
0.0098
X2
-0.006529
0.007801
-0.836902
0.4907
X3
-0.000328
0.010492
-0.031252
0.9779
X4
-0.045862
0.022141
-2.071406
0.1741
C
0.106950
0.070504
1.516923
0.2686
R-squared
0.993276
Mean dependent var
0.307143
Adjusted R-squared
0.979829
S.D. dependent var
0.060749
S.E. of regression
0.008628
Akaike info criterion
-6.491806
Sum squared resid
0.000149
Schwarz criterion
-6.530442
Log likelihood
27.72132
Hannan-Quinn criter.
-6.969335
F-statistic
73.86289
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.013402
2.694266
Sumber: Data diolah Hasil regresi pada Tabel 4.6 mengenai pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014: Y= 0.1069 + 1.6225 𝑋1 - 0.0065 𝑋2 - 0.0003 𝑋3 - 0.0458𝑋4 + e
4.2.2
PT. Kimia Farma Tbk Hasil regresi pengaruh debt asset ratio, operating leverage, cost of
return earning dan weight average cost of capital terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 20082014 menggunakan program Eviews8 diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
41
Hasil Estimasi Melalui Model Least Square Tabel 4.7
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
X1
2.376927
0.099781
23.82154
0.0018
X2
0.000770
0.003657
0.210582
0.8527
X3
-0.021986
0.025333
-0.867890
0.4770
X4
0.003140
0.006695
0.468957
0.6853
C
-0.282160
0.037727
-7.478956
0.0174
R-squared
0.996942
Mean dependent var
0.517143
Adjusted R-squared
0.990827
S.D. dependent var
0.073420
S.E. of regression
0.007032
Akaike info criterion
-6.900942
Sum squared resid
9.89E-05
Schwarz criterion
-6.939577
Log likelihood
29.15330
Hannan-Quinn criter.
-7.378471
F-statistic
163.0258
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.006106
2.762676
Sumber: Data diolah Hasil regresi pada Tabel 4.7 mengenai pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014: Y= -0.2821 + 2.3769 𝑋1 + 0.0007 𝑋2 - 0.0219 𝑋3 +0.0031 𝑋4 + e
4.2.3
PT. Indofarma Tbk Hasil regresi pengaruh debt asset ratio, operating leverage, cost of
return earning dan weight average cost of capital terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 2008-2014 menggunakan program Eviews8 diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
42
Hasil Estimasi Melalui Model Least Square Tabel 4.8
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
X1
5.801553
1.066468
5.439969
0.0322
X2
0.000949
0.001809
0.524310
0.6524
X3
0.030236
0.092902
0.325463
0.7757
X4
-0.049791
0.235886
-0.211079
0.8524
C
-1.832379
0.588092
-3.115803
0.0894
R-squared
0.957804
Mean dependent var
1.287143
Adjusted R-squared
0.873411
S.D. dependent var
0.485548
S.E. of regression
0.172755
Akaike info criterion
-0.498078
Sum squared resid
0.059688
Schwarz criterion
-0.536714
Log likelihood
6.743275
Hannan-Quinn criter.
-0.975607
F-statistic
11.34939
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.082612
2.087480
Sumber: Data diolah Hasil regresi pada Tabel 4.8 mengenai pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 2008-2014: Y= -1.8323 + 5.8015 𝑋1 + 0.0009 𝑋2 + 0.0302 𝑋3 -0.04979 𝑋4 + e
43
4.3 Intrepretasi Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Farmasi (PT.Kalbe Farma Tbk, PT. Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) periode 2008-2014 4.3.1
PT. Kalbe Farma Tbk
4.3.1.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) Terhadap Struktur Modal periode 2008-20014 Berdasarkan Tabel 4.6 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Debt Asset Ratio diketahui memiliki nilai koefisien sebesar 1.6225 yang berarti, bahwa setiap kenaikan 1% variabel 𝑋1 (Debt Asset Ratio)) akan berpengaruh positif sebesar 162% terhadap peningkatan variabel Y (Struktur Modal). Selain itu dapat pula diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.0098. Jadi dapat disimpulkan Debt Asset Ratio berpengaruh postif dan signifikan terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014.
4.3.1.2 Pengaruh Operating Leverage(OL) Pada Industri Farmasi periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.6 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Operating Leverage memiliki nilai koefisien sebesar -0.0065 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.4907 sehingga disimpulkan Operating Leverage tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014.
44
4.3.1.3 Pengaruh Cost Of Return Earning (CRE) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.6 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis cost of return earning memiliki nilai koefisien sebesar -0.0003 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.9979 sehingga disimpulkan cost of return earning tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014.
4.3.1.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 . Berdasarkan Tabel 4.6 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Weight average cost of capital memiliki nilai koefisien sebesar -0.0458 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.1741 sehingga disimpulkan weight average cost of capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014.
4.3.1.5 Uji Statistik Dasar Hasil Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Pada PT.Kalbe Farma Periode 2008-2014 4.3.1.5.1 Uji Statistik t Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014 dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0.05) dan degree of freedom (df=n-k=7-5 =2)
45
diperoleh t-tabel sebesar 2.91999. Dari Tabel 4.6
dapat diketahui
bahwa debt asset ratio (X1), secara signifikan memengaruhi struktur modal (Y) dimana t-statisticnya lebih besar daripada t-tabel yaitu 10.02617 > 2.91999 sedangkan operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) secara tidak signifikan memengaruhi struktur modal (Y) karena t-statisticnya kurang dari t-tabel.
4.3.1.5.2 Analisis Koefisien Korelasi(𝑹𝟐 ) Dari hasil regresi pada Tabel 4.6 Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (Y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk periode 2008-2014 diperoleh R2 dengan nilai sebesar 0.993276. Hal ini berarti variabelvariabel independen yaitu, debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) menjelaskan besarnya proporsi sumbangan pengaruh terhadap struktur modal (Y) pada PT Kalbe Farma tbk adalah sebesar 99%. Adapun sisanya pengaruh variabel yang lain dijelaskan diluar model sebesar 1%.
4.3.1.5.3 Uji Statistik F Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen didalam model dapat dilakukan dengan uji F. Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (Y) pada i
46
PT Kalbe Farma Tbk dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0,05) didapatkan Ftabel (df1=k-1=5-1=4 dan df2=n-k=7-5 =2) didapatkan nilai sebesar 9.24 sedangkan dari regresi pada Tabel 4.6 diperoleh F-statistic sebesar 73.86289 Jadi dapat diketahui bahwa hasil estimasi pada Tabel 4.6 lebih besar dari F-tabel yaitu 73.86289 > 9.24
sehingga disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel
debt asset ratio, operating leverage, cost of return earning, dan weight average cost of capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal atau dengan kata lain persamaan ini adalah fit secara keseluruhan.
4.3.2
PT. Kimia Farma Tbk
4.3.2.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) Terhadap Struktur Modal periode 2008-20014 Berdasarkan Tabel 4.7 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Debt Asset Ratio diketahui memiliki nilai koefisien sebesar 2.376 yang berarti, bahwa setiap kenaikan 1% variabel 𝑋1 (Debt Asset Ratio)) akan berpengaruh positif sebesar 237 % terhadap peningkatan variabel Y (Struktur Modal). Selain itu dapat pula diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.0018. Jadi dapat disimpulkan Debt Asset Ratio berpengaruh postif dan signifikan terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014.
47
4.3.2.2 Pengaruh Operating Leverage(OL) Pada Industri Farmasi periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.7 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Operating Leverage memiliki nilai koefisien sebesar 0.0007 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.8527 sehingga disimpulkan Operating Leverage tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014.
4.3.2.3 Pengaruh Cost Of Return Earning (CRE) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.7 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis cost of return earning memiliki nilai koefisien sebesar -0.0219 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.4470 sehingga disimpulkan cost of return earning tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014.
4.3.2.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.7 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Weight average cost of capital memiliki nilai koefisien sebesar 0.0031 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.6853 sehingga disimpulkan weight average cost of capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014.
48
4.3.2.5 Uji Statistik Dasar Hasil Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Pada PT.Kalbe Farma Periode 2008-2014 4.3.2.5.1
Uji Statistik t
Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014 dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0.05) dan degree of freedom (df=n-k=7-5 =2) diperoleh t-tabel sebesar 2.91999. Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa debt asset ratio (X1), secara signifikan memengaruhi struktur modal (Y) dimana t-statisticnya lebih besar daripada t-tabel yaitu 23.82154 > 2.91999 sedangkan operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) secara tidak signifikan memengaruhi struktur modal (Y) karena t-statisticnya kurang dari t-tabel.
4.3.2.5.2
Analisis Koefisien Korelasi(𝑹𝟐 )
Dari hasil regresi pada Tabel 4.7 Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (Y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Kimia Farma Tbk periode 2008-2014
diperoleh R2 dengan nilai sebesar 0.996942. Hal ini
berarti variabel-variabel independen yaitu, debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) menjelaskan besarnya proporsi sumbangan pengaruh terhadap struktur modal (Y) pada PT Kalbe
49
Farma tbk adalah sebesar 99%. Adapun sisanya pengaruh variabel yang lain dijelaskan diluar model sebesar 1%.
4.3.2.5.3
Uji Statistik F
Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen didalam model dapat dilakukan dengan uji F. Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (Y) pada PT Kimia Farma Tbk dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0,05) didapatkan Ftabel (df1=k-1=5-1=4 dan df2=n-k=7-5 =2) didapatkan nilai sebesar 9.24 sedangkan dari regresi pada Tabel 4.7 diperoleh F-statistic sebesar 163.0258 Jadi dapat diketahui bahwa hasil estimasi pada Tabel 4.7 lebih besar dari F-tabel yaitu 163.0258 > 9.24 sehingga disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel debt asset ratio, operating leverage, cost of return earning, dan weight average cost of capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal atau dengan kata lain persamaan ini adalah fit secara keseluruhan.
4.3.3
PT.Indofarma Tbk
4.3.3.1 Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) Terhadap Struktur Modal periode 2008-20014 Berdasarkan Tabel 4.8 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Debt Asset Ratio diketahui memiliki nilai koefisien sebesar 5.8015 yang berarti, bahwa setiap kenaikan 1% variabel 𝑋1 (Debt Asset Ratio)) akan berpengaruh positif sebesar 58 % terhadap peningkatan
50
variabel Y (Struktur Modal). Selain itu dapat pula diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.0322. Jadi dapat disimpulkan Debt Asset Ratio berpengaruh postif dan signifikan terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 2008-2014.
4.3.3.2 Pengaruh Operating Leverage(OL) Pada Industri Farmasi periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.8 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Operating Leverage memiliki nilai koefisien sebesar 0.0009 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.6524 sehingga disimpulkan Operating Leverage tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma
Tbk
periode 2008-2014.
4.3.3.3 Pengaruh Cost Of Return Earning (CRE) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.8 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis cost of return earning memiliki nilai koefisien sebesar -0.0302 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.7757 sehingga disimpulkan cost of return earning tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 2008-2014.
51
4.3.3.4 Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan Tabel 4.8 dengan melihat masing-masing koefisien regresi jenis Weight average cost of capital memiliki nilai koefisien sebesar -0.0497 dan diketahui nilai probabilitasnya kurang dari 5% (0.05) yaitu 0.8594 sehingga disimpulkan weight average cost of capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 2008-2014.
4.3.3.5 Uji Statistik Dasar Hasil Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Pada PT.Kalbe Farma Periode 2008-2014 4.3.3.5.1 Uji Statistik t Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 2008-2014 dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0.05) dan degree of freedom (df=n-k=7-5 =2) diperoleh t-tabel sebesar 2.91999. Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa debt asset ratio (X1), secara signifikan memengaruhi struktur modal (Y) dimana t-statisticnya lebih besar daripada t-tabel yaitu 5.439969 > 2.91999 sedangkan operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) secara tidak signifikan memengaruhi struktur modal (Y) karena tstatisticnya kurang dari t-tabel.
52
4.3.3.5.2 Analisis Koefisien Korelasi(𝑹𝟐 ) Dari hasil regresi pada Tabel 4.8 Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (Y) pada industri farmasi dalam hal ini PT Indofarma Tbk periode 20082014 diperoleh R2 dengan nilai sebesar 0.957804. Hal ini berarti variabel-variabel independen yaitu, debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) menjelaskan besarnya proporsi sumbangan pengaruh terhadap struktur modal (Y) pada PT Kalbe Farma tbk adalah sebesar 95%. Adapun sisanya pengaruh variabel yang lain dijelaskan diluar model sebesar 5%.
4.3.3.5.3 Uji Statistik F Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen didalam model dapat dilakukan dengan uji F. Pengaruh variabel debt asset ratio (X1), operating leverage (X2), cost of return earning (X3) dan weight average cost of capital (X4) terhadap struktur modal (Y) pada PT Indofarma Tbk dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0,05) didapatkan Ftabel (df1=k-1=5-1=4 dan df2=n-k=7-5 =2) didapatkan nilai sebesar 9.24 sedangkan dari regresi pada Tabel 4.8 diperoleh F-statistic sebesar 11.34939 Jadi dapat diketahui bahwa hasil estimasi pada Tabel 4.8 lebih besar dari Ftabel yaitu 11.34939 > 9.24 sehingga disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel debt asset ratio, operating leverage, cost of return earning, dan weight average cost of capital berpengaruh
53
signifikan terhadap struktur modal atau dengan kata lain persamaan ini adalah fit secara keseluruhan.
4.4 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Farmasi (PT.Kalbe Farma Tbk, PT. Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk) periode 2008-2014 4.4.1
Pengaruh Debt Asset Ratio (DAR) Terhadap Struktur Modal periode 2008-20014 Berdasarkan hasil estimasi pada persamaan Struktur modal, debt
asset ratio berpengaruh terhadap struktur modal dengan koefisien regresi pada masing-masing perusahaan sebesar 1.6225 pada PT Kalbe Farma Tbk, 2.3769 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 5.8015 pada PT Indofarma Tbk. Dan melalui uji statistik t sebelumnya diketahui pula dengan taraf keyakinan 95% (α=0.05) t-tabel 2.9199 dan t-statistic pada masingmasing perusahaan sebesar 10.0261 pada PT Kalbe Farma Tbk, 23.8215 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 5.4399 pada PT Indofarma Tbk maka debt asset ratio berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Debt Asset Ratio (DAR) digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Debt Assets Ratio (DAR) adalah digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas
perusahaan.
Tingkat
solvabilitas
perusahaan
adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti
54
perusahaan tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya. Rasio ini menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki rasio hutang yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya. Menurut Darsono (2005), dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa debt asset ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014 terbukti sesuai dengan hasil penelitian melalui hasil regresi.
4.4.2
Pengaruh Operating Leverage(OL) Pada Industri Farmasi periode 2008-2014 Berdasarkan hasil
operating leverage
estimasi
pada
persamaan
Struktur
modal,
berpengaruh terhadap struktur modal dengan
koefisien regresi pada masing-masing perusahaan sebesar -0.0065 pada PT Kalbe Farma Tbk, 0.0007 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 0.009 pada PT Indofarma Tbk. Dan melalui uji statistik t sebelumnya diketahui pula
55
dengan taraf keyakinan 95% (α=0.05) t-tabel 2.9199 dan t-statistic pada masing-masing perusahaan sebesar 10.0261 pada PT Kalbe Farma Tbk, 23.8215 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 5.4399 pada PT Indofarma Tbk, maka operating leverage tidak berpengaruh berpengaruh terhadap struktur modal. Operating leverage merupakan rasio yang menggambarkan "pure profit" yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebut yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Weston dan Brigham (1993:379) menyatakan bahwa operating leverage menunjukkan seberapa besar biaya tetap digunakan dalam operasi perusahaan. Jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah
biaya
tetap,
maka
dikatakan
bahwa
operating
leverage
perusahaan tersebut tinggi. Pada saat tingkat operating leverage yang tinggi, sementara hal-hal lain konstan, menandakan bahwa perubahan yang relatif kecil dalam penjualan akan mengakibatkan perubahan laba operasi
yang
relatif
besar.
Weston
dan
Brigham
(1993:381)
mengemukakan bahwa operating leverage dapat didefinisikan secara lebih tepat sebagai bagaimana pengaruh perubahan volume terhadap laba setelah bunga dan pajak (EBTT). Pengaruh perubahan volume terhadap profitabilitas tersebut diukur dengan Derajat Leverage Operasi (DOL). Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa operating leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan biaya tetap di dalam
56
kegiatan produksi perusahaan yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan aktiva tetap. Penggunaan aktiva tetap dapat memperbesar variabilitas (ketidakpastian) terhadap pendapatan perusahaan di masa yang akan datang, dengan demikian operating leverage berpengaruh negatif terhadap presentase hutang dalam struktur modal. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014 terbukti tidak sesuai dengan hasil penelitian melalui hasil regresi.
4.4.3
Pengaruh Cost Of Return Earning (CRE) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan hasil estimasi pada persamaan Struktur modal, cost of
return earning
berpengaruh terhadap struktur modal dengan koefisien
regresi pada masing-masing perusahaan sebesar -0.0003 pada PT Kalbe Farma Tbk, -0.0219 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 0.0302 pada PT Indofarma Tbk. Dan melalui uji statistik t sebelumnya diketahui pula dengan taraf keyakinan 95% (α=0.05) t-tabel 2.9199 dan t-statistic pada masing-masing perusahaan sebesar 10.0261 pada PT Kalbe Farma Tbk, 23.8215 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 5.4399 pada PT Indofarma Tbk, maka cost of return earning tidak berpengaruh berpengaruh terhadap struktur modal. Biaya penggunaan sumber dana yang berasal dari laba ditahan yang berkaitan erat dengan biaya dari penggunaan saham biasa. Besarnya biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang akan diterima oleh investor sebagai biaya
57
kesempatan ( opportunity cost ). Laba setelah pajak adalah milik para pemegang saham. Pemegang saham obligasi menerima kompensasi berupa pembayaran bunga dan pemegang saham preferen berupa dividen preferen. Seluruh laba yang tersisa setelah bunga dan dividen saham preferen adalah milik pemegang saham biasa. Manajemen dapat membayarkan laba dalam bentuk dividen atua menahan laba untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya kesempatan yang terlibat. Ketika biaya modal laba ditahan (cost of return earning) tidak mampu dalam
membiaya struktur modal, maka perusahaan dapat pula
memanfaatkan
depresiasi.
Depresiasi
biasanya
ditunjukkan
untuk
mengganti aktiva yang telah habis usianya. Tapi bagi perusahaan depresiasi ini merpakan arus kas yang dapat dipergunakan untuk investasi pada aktiva perusahaan (reinvesment). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa cost of return earning berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014 terbukti tidak sesuai dengan hasil penelitian melalui hasil regresi.
4.4.4
Pengaruh Weight Average Cost of Capital (WACC) Pada Industri Farmasi Periode 2008-2014 Berdasarkan hasil estimasi pada persamaan Struktur modal, weight
average cost of capital
berpengaruh terhadap struktur modal dengan
koefisien regresi pada masing-masing perusahaan sebesar -0.0458 pada PT Kalbe Farma Tbk, 0.0031 pada PT Kimia Farma Tbk, dan -0.0497 pada PT Indofarma Tbk. Dan melalui uji statistik t sebelumnya diketahui
58
pula dengan taraf keyakinan 95% (α=0.05) t-tabel 2.9199 dan t-statistic pada masing-masing perusahaan sebesar 10.0261 pada PT Kalbe Farma Tbk, 23.8215 pada PT Kimia Farma Tbk, dan 5.4399 pada PT Indofarma Tbk,
maka cost of return earning tidak berpengaruh berpengaruh
terhadap struktur modal. Tingkat biaya menggunakan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weight average” dari berbagai sumber dana tersebut. Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) adalah laba dari investasi baru dengan risiko ratarata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual. Biaya modal rata-rata atau biaya modal tertimbang (weight average cost of capital) akan berubah apabila ada perubahan struktur modal atau perubahan biaya dari masing-masing komponen modal. Selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen modal masih dapat dipertahankan, maka biaya modal rata-rata tidak akan berubah meskipun ada tambahan modal yang digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap tambahan dana dalam perimbangan modal yang sama dan biaya komponennya juga tetap sama, maka biaya modal dari tambahan modal akan tctap sama dengan biaya modal rata-rata sebelum ada tambahan modal dana. Dengan kata lain biaya modal marginal (marginal cost of capital} tetap sama.
59
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa weight average cost of capital berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014 terbukti tidak sesuai dengan hasil penelitian melalui hasil regresi. Berikut table hasil pengujian hipotesis:
60
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Debt Asset Ratio (DAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014 dengan mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (𝐻 1 diterima). 2. Operating leverage (OL) tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri
farmasi
periode
2008-2014,
hal
ini
dibuktikan
dengan
penggunaan biaya tetap di dalam kegiatan produksi perusahaan yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan aktiva tetap. Penggunaan aktiva tetap dapat memperbesar variabilitas (ketidakpastian) terhadap pendapatan perusahaan di masa yang akan datang, dengan demikian operating leverage berpengaruh negatif terhadap presentase hutang dalam struktur modal (𝐻2 ditolak). 3. Cost of return earning (CRE) tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014, hal ini dibuktikan dengan Biaya penggunaan sumber dana yang berasal dari laba ditahan yang berkaitan erat dengan biaya dari penggunaan saham biasa. Besarnya biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return)
61
dalam saham yang akan diterima oleh investor. Ketika biaya modal laba ditahan (cost of return earning) tidak mampu dalam membiaya struktur modal,
maka
perusahaan
dapat
pula
memanfaatkan
depresiasi.
Depresiasi biasanya ditunjukkan untuk mengganti aktiva yang telah habis usianya. Tapi bagi perusahaan depresiasi ini merpakan arus kas yang dapat
dipergunakan
untuk
investasi
pada
aktiva
perusahaan
(reinvesment) (𝐻3 ditolak). 4. Weight average cost of capital (WACC)
tidak
berpengaruh terhadap
struktur modal pada industri farmasi periode 2008-2014, dengan biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weight average” dari berbagai sumber dana tersebut. Ratarata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) adalah laba dari investasi baru dengan risiko rata-rata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual. (𝐻4 ditolak). 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi peneliti dengan topik sejenis diharapkan untuk melanjutkan penelitian ini dengan menambahkan variabel independen lainnya sehingga mencakup lebih luas lagi dalam penelitiannya. 2. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan Debt Asset Ratio dalam menentukan struktur modal yang optimal karena berdasarkan hasil penelitian ini Debt Asset Ratio berpengaruh terhadap struktur modal.
62
3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas sampel perusahaan yang tidak hanya pada industry farmasi untuk memperkuat hasil penelitian. 4. .Penelitian selanjutnya diharapkan menambah periode yang lebih panjang lagi dalam melakukan penelitian sehingga dapat diperoleh gambaran lebih baik dalam jangka panjang.
63
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Gamajati. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.(online). Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Widyatma (http://repository.widyatma.ac.id, diakses 12 November 2015). Bayu, Septadon P. 2006. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rasio Pertumbuhan dan Return On Asset Terhadap Kebijakan Pendanaan. Jurnal Ekonomi Umrah, (Online), (http://jurnal.umrah.ac.id , diakses 14 November 2015). Bringham, Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Jakarta : Salemba Empat. Dwi, P.D. dan Juliatym R. 2005. Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Fahmi, I. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Halim, A. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Malang: Ghalia Indonesia. Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan, (cetakan kelima), Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Mardiyanto, Handono (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo Martono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia Meyulinda, Aviana Elim. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, dan Retun On Assets Terhadap Struktur Modal pada
64
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. (Online), Vol.10, No. 1, (http://www.ejournal-unisnu.com, diakses 14 November 2015). Sriwardany 2006. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan struktur modal dan dampaknya terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur Tbk. (online) (http:// ojs.unud.ac.id/ , diakses 13 November 2015). Sudana, I Made. (2011) . Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan Praktis. Surabaya: Erlangga Yulianto, Akbar .2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Yuliana, 2011. Pengaruh Struktur Modal Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Pertanian Di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang Terdaftar Di BEI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB (online). (http://jimfeb.ub.ac.id/, diakses 5 November 2015).
65
66
BIODATA Identitas Diri Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat Rumah Telepon Rumah dan Hp Alamat E-mail
: Safitri Abidin : Palopo, 04 Maret 1994 : Perempuan : Jln. We’Cudai No.79 Palopo (Sul-Sel) : 085242511711 :
[email protected]
Riwayat Pendidikan -Pendidikan Formal SD Negeri 370 Lagaligo (2000-2006) SMP Negeri 3 Palopo (2006-2009) SMA Negeri 3 Palopo (2009-2012) Universitas Hasanuddin Makassar (2012-2016) -Pendidikan Nonformal Kursus Bahasa Inggris Riwayat Prestasi -Prestasi Akademik Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Ekonomi tahun 2010 dan 2012 Juara 1 Lomba Akuntansi Se-Sulawesi (Universitas Negeri Makassar) tahun 2011 Juara 2 Lomba Cerdas Cermat Se-Sulawesi(Universitas Hasanuddin) tahun 2011 Pengalaman Organisasi Departemen Keilmuan FoSEI UNHAS(Forum Studi Ekonomi Islam) Anggota HIPMI PT UNHAS Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya
Makassar, 12 Januari 2016
Safitri Abidin