Alat Pengaman Bendabenda Langka Pada Museum Nama Npm Jurusan Pembimbing
: SUTAKIM : 22109073 : Sistem Komputer : Jonifan, Drs., MM.
LATAR BELAKANG • Indonesia adalah negara terkenal dengan barang - barang peningglan bersejarahnya, mulai dari zaman kerajaan hingga zaman penjajahan. Semua barang – barang tersebut dikelolah oleh pemerintah dan disimpan di dalam museum. • Akan tetapi museum yang ada saat ini masih kurang terjamin tingkat keamanannya, hal itu terbukti dari kasus pencurian yang sering terjadi di 5 tahun terakhir ini. • Oleh sebab itu maka diperlukanlah sebuah alat yang berbasis mikrokontroler AT89S51 yang dilengkapi dengan sensor PIR dan LDR, untuk memudahkan para penjaga museum/satpam dalam bekerja di malam hari.
BATASAN PERMASALAHAN • LDR 1, sebagai switch yang akan aktif di malam hari. • Sensor PIR, akan aktif jika terdeteksi manusia, dan mengaktifkan buzzer serta LED. • LDR 2, sebagai sensor yang aktif jika terkena cahaya dari nyala LED, dan mengaktifkan jeruji otomatis.
TUJUAN PENULISAN Pembuatan alat ini bertujuan agar penulis dapat merancang, membuat dan mengembangkan alat kemanan untuk museum dan memberikan pemahaman mengenai rangkaian alat tersebut
METODE PENELITIAN • Studi Pustaka Materi di dapat melalui buku dan website • Eksperimen Membuat alat, lalu meneliti dan menguji alat tersebut
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan : (latar belakang, batasan masalah, tujuan, metode penelitian). BAB II Landasan Teori : (teori tentang komponen). BAB III Analisa dan Cara Kerja : (penjelasan cara kerja alat dan anlisa alat). BAB IV Penutup : (kesimpulan dan saran)
GAMBARAN UMUM Adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengamankan museum dari kasus pencurian, yang dilengkapi dengan switch peka cahaya dan 2 buah sensor, yaitu sensor pendeteksi manusia dan sensor peka cahaya.
PERANCANGAN SECARA BLOK DIAGRAM INPUT • Switch Peka Cahaya • Sensor PIR • LDR
PROSES • AT 89S51
OUTPUT • Buzzer • LED • Motor DC
PERANCANGAN SECARA DETAIL INPUT A. Switch Peka Cahaya sbg Aktifator Input. Rangkaian bekerja pada keadaan gelap/malam hari, hal itu dipengaruhi oleh keadaan saturasi Transistor NPN
B. LDR / Sensor Peka Cahaya (p0.0) Jika LDR terkena cahaya maka rangkaian akan aktif, karena input pada IC LM324 positif bertegangan lebih besar dari pada input negatif (inverting).
C. Sensor PIR (p0.1) Sensor Ini bekerja, jika sensor mendeteksi adanya keberadaaan manusia melalui pancaran sinar inframerah pada suhu tubuh manusia.
D. Switch NO (p0.2 & p0.3) Berfungsi untuk menghentikan putaran motor. p0.2 putaran motor CW p0.3 putaran motor CCW
PROSES Menggunakan IC Mikrokontroler AT 89S51, dengan bahasa pemrograman Assambler. Untuk menghasilkan clock pada mikrokontroler AT89S51 maka diperlukan sebuah XTAL dan kapasitor yang dihubungkan pada XTAL 1 di pin 19 dan XTAL 2 di pin 18
OUTPUT
Terdiri dari 4 Outputan yang dipakai: Buzzer - p1.0 yang akan mengeluarkan suara jika sensor PIR mendeteksi keberadaan manusia. LED - p1.1 LED akan menyala secara bersamaan oleh bunyi buzzer yang diakibatkan oleh terdeteksinya manusia oleh sensor PIR. Motor DC - p1.2 (untuk putaran CW) p1.3 (untuk putaran CCW) motor DC akan berputar secara CW atau CCW jika LDR yang berada di bawah benda terkena cahaya oleh LED
PENGISIAN PROGRAM Untuk pengisian program diperlukan 2 software komputer yaitu : 1. MIDE-51 untuk menuliskan listing program dalam format .HEX 2. ` SPI-Flash Programmer 3.7. untuk download program dari komputer ke mikrokontroler
KESIMPULAN Dari hasil perancangan alat pengaman benda-benda langka pada museum, alat tersebut akan aktif hanya pada malam hari, kemudian alat pengaman bendabenda langka pada museum dapat mengeluarkan output berupa cahaya dari LED dan suara dari buzzer, yang diakibatkan oleh terdeteksinya manusia oleh sensor PIR, selanjutnya jika LDR terkena cahaya dengan cara memindahkan benda-benda di museum, maka jeruji otomatis yang dikendalikan oleh IC L293D akan menutup
SARAN Pengembangan sistem pengaman benda-benda langka pada museum, sebaiknya menggunakan mikrokontroler ATmega8535 karena mikrokontroler ATmega8535, menggunakan bahasa pemrograman C yang dapat dimengerti oleh kebanyakan orang, selanjutnya juga dilengkapi dengan fasilitas kamera CCTV, dengan proses sistem yang akan terus merekam keadaan di dalam museum, lalu menyimpannya di dalam media penyimpanan komputer dan ditampilkan di layar monitor, hal tersebut dapat membantu para penjaga untuk memantau keadaan di dalam ruangan museum, melalui layar monitor.